KONSERVASI EX SITU Mangifera casturi Kosterm. BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU
IRZAL FAKHROZI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Konservasi Ex Situ Mangifera casturi Kosterm. Berbasis Masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau adalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor,
Juni 2013
Irzal Fakhrozi NIM E351100061
RINGKASAN IRZAL FAKHROZI. Konservasi Ex Situ Mangifera casturi Kosterm. Berbasis Masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Dibimbing oleh AGUS HIKMAT dan DIDIK WIDYATMOKO Konservasi ex situ Mangifera casturi Kosterm. menjadi penting karena keberadaannya di habitat alami sudah dinyatakan punah. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengkonservasi keanekaragaman sumberdaya genetik M. casturi yang masih ada. Koleksi organisme hidup yang dikonservasikan secara ex situ bisa dimanfaatkan untuk penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat serta re-introduksi ke alam liar. Selain itu, melalui kegiatan konservasi ex situ memungkinkan spesies ini menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakat. Kajian terhadap konservasi ex situ M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir selain untuk mengidentifikasi stimulus-stimulus kegiatan konservasi ex situ M. casturi oleh masyarakat, juga bertujuan untuk memetakan penyebaran M. casturi, mengidentifikasi faktor-faktor bio-ekologi, dan menginventarisasi struktur populasi dari M. casturi. Data yang didapat akan sangat berguna untuk merumuskan strategi konservasi ex situ M. casturi berbasis peran serta masyarakat. Penyebaran M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir tidak terlepas dari masuknya masyarakat suku Banjar dari Kalimantan Selatan pada tahun 1860an. Saat ini, populasi M. casturi telah menyebar pada beberapa kecamatan yang ada di Indragiri Hilir, diantaranya Kecamatan Tembilahan Kota, Kecamatan Gaung, Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS), Kecamatan Batang Tuaka, dan Kecamatan Kuindra. Dari data yang didapat diketahui bahwa populasi M. casturi terbanyak ditemukan di Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung. Inventarisasi yang dilakukan di dua kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir menemukan sebanyak 1315 individu M. casturi (1085 ind. di Kecamatan GAS dan 230 ind. di Kecamatan Gaung). Keberhasilan konservasi ex situ M. casturi di daerah ini setidaknya dipengaruhi oleh tiga stimulus. Tiga stimulus tersebut adalah stimulus alami, manfaat, dan stimulus religius. Selain itu, faktor internal dan eksternal yang ada di masyarakat juga mempengaruhi kegiatan konservasi ex situ di masyarakat. Di Kecamatan GAS, konservasi ex situ M. casturi didukung oleh stimulus manfaat sementara di Kecamatan Gaung konservasi ex situ didukung oleh stimulus religius. Analisis komponen utama dilakukan untuk menentukan kemungkinan hubungan antara konservasi ex situ M. casturi dan variabel-variabel pendukung dalam masyarakat. Di kecamatan GAS, upaya konservasi ex situ M. casturi secara signifikan didukung oleh ukuran populasi spesies, kegiatan panen dan pemasaran serta kegiatan pra-tanam. Di kecamatan Gaung, konservasi ex situ spesies ini tidak hanya didukung oleh ukuran populasi, panen dan kegiatan pasar, tetapi juga oleh kegiatan pra tanam, status dan ukuran lahan. M. casturi memiliki nilai ekonomi dan potensi pasar yang menjanjikan untuk dikembangkan sebagai komoditi pertanian yang penting di Indonesia, khususnya di Kabupaten Indragiri Hilir. Kata kunci: Gaung, GAS, konservasi ex situ, Mangifera casturi
SUMMARY IRZAL FAKHROZI. Ex situ Conservation of Mangifera casturi Kosterm. based on community in Indragiri Hilir Regency of Riau Province. Supervised by AGUS HIKMAT and DIDIK WIDYATMOKO. The ex situ conservation of Mangifera casturi Kosterm. is very important because this is an extinct species in the wild. This study is conducted to conserve the diversity of M. casturi genetic resources. The collections of living organisms that are conserved ex situ can be used for many purposes, including research, education and public awareness. In addition, through an ex situ conservation it is possible to use species as a source of economic income for the community. The study of M. casturi in Indragiri Hilir Regency, was to map the distribution of this species, identify its bio-ecological factors, elucidate the population structure and identify stimulus factors in community. The data obtained will be useful to formulate the ex situ conservation strategy of M. casturi based the community participation. The spread of M. casturi in the Indragiri Hilir Regency cannot be separated from the migration of Banjar ethnic of South Kalimantan in the 1860’s. Currently, the population of M. casturi has spread to several districts in Indragiri Hilir Regency, including Tembilahan City district, Gaung district, Gaung Anak Serka district (GAS), Batang Tuaka district, and Kuindra district. The results showed that the populations of M. casturi were mostly found in Gaung and GAS districts. The inventory conducted in the two districts found a total of 1315 individuals of M. casturi. This amount represents the total of 1085 individuals in the GAS district and 230 individuals in the Gaung district. The successful ex situ conservation of this species in this area seemed to be supported by at least three stimulus: natural, benefit, and religious stimulus. However both internal and external factors belonging to the local community values also influenced significantly. In the GAS district, ex situ conservation of M. casturi was mainly supported by benefit stimulus while in the Gaung district the ex situ conservation effort was supported by mainly religious stimulus. The principle component analysis (PCA) was performed to determine possible relationships between the ex situ conservation of M. casturi and the supporting variables within the community. In the GAS district, the ex situ conservation effort of M. casturi was significantly supported by the species population size, harvest and market activites. However pre-planting activities were also important. In the Gaung district, ex situ conservation of the valuable mango was supported not only by the population size, harvest and market activites, but also by pre-planting activites as well as land status and size. Indeed M. casturi has a promising economic value and market potential to be developed as an important agro-commodity in Indragiri Hilir Regency. Keywords: ex situ conservation, extinct in the wild, Indragiri Hilir, Mangifera casturi
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
KONSERVASI EX SITU Mangifera casturi Kosterm. BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU
IRZAL FAKHROZI
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis
: Dr Ir Iwan Hilwan, MS
Judul Tesis : Konservasi Ex Situ Mangifera casturi Kosterm. Berbasis Masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau Nama : Irzal Fakhrozi NIM : E351100061 Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Dr Ir Agus Hikmat, MScF Ketua
Dr Ir Didik Widyatmoko, MSc Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof Dr Ir Ervizal A M Zuhud, MS
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Ujian:
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya dapat menyelesaikan penyusunan tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Dr Ir Agus Hikmat, MScF dan Dr Ir Didik Widyatmoko, MSc selaku dosen pembimbing atas curahan pemikiran, waktu, kesabaran, saran dan arahan serta petunjuk yang diberikan selama bimbingan sehingga penyusunan tesis ini dapat diselesaikan. 2. Dr Ir Iwan Hilwan, MS selaku dosen penguji atas saran yang membangun demi perbaikan tesis ini. 3. Dosen-dosen Pascasarjana Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika atas ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang telah diberikan. 4. Pemerintah Provinsi Riau atas bantuan dana beasiswa pendidikan yang diberikan serta seluruh warga masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir selama penelitian dilakukan. 5. Ayahanda Drs Darman, MM dan IbundaRaja Yurida, Kakakku Engla Syafrida, Abangku Rudy Ariansyah, adik-adikku Metti Handayani dan Dara Arubi serta keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan doanya setiap waktu sampai saat ini. 6. Teman-teman Pascasarjana Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika dan Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan angkatan 2010 atas diskusi dan motivasi-motivasinya. 7. Sekretariat Pascasarjana Program Studi Konservasi BiodiversitasTropika atas bantuan dan dukungan administratif yang telah diberikan. 8. Gina Amalia, SHut atas semangat, dukungan, do’a dan bantuan yang diberikan selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat.
Bogor, Juli 2013
Irzal Fakhrozi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
1.
PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran
1 1 2 3 3 3
2.
TINJAUAN PUSTAKA Bio-ekologi Mangifera casturi Kosterm Nilai Manfaat M. casturi Konservasi Ex situ Persepsi dan Sikap Masyarakat terhadap Konservasi
5 5 7 8 9
3.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Data yang Diperlukan Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data
11 11 11 11 12 13
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Penyebaran M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir Struktur Populasi M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir Bio-ekologi M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir Faktor Stimulus Konservasi Ex Situ M. casturi Strategi Konservasi Ex Situ M. casturi Berbasis Masyarakat
15 15 16 17 19 21 25
5.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran
40 40 40
DAFTAR PUSTAKA
41
LAMPIRAN
44
RIWAYAT HIDUP
81
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Karakteristik fisik dan kimia beberapa spesies Mangifera Jenis data dan variabel yang diukur Skor dan sikap masyarakat pada stimulus ekologi Skor dan sikap masyarakat pada stimulus manfaat Skor dan sikap masyarakat pada stimulus religius Nilai pengaruh dari faktor internal dalam konservasi ex situ M. casturi masyarakat Indragiri Hilir Nilai pengaruh dari faktor eksternal dalam konservasi ex situ M. casturi masyarakat Indragiri Hilir Uji korelasi antar variabel di Kecamatan Gaung Uji korelasi antar variabel di Kecamatan GAS Nilai eigenvalue dan nilai faktor masing-masing variabel konservasi M. casturi di Kecamatan Gaung Nilai eigenvalue dan nilai faktor masing-masing variabel konservasi M. casturi di Kecamatan GAS Penduduk usia 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama dan jenis kelamin di Kabupaten Indragiri Hilir, 2010
8 11 23 24 24 26 28 30 31 31 33 36
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kerangka pemikiaran strategi konservasi ex situ Mangifera casturi di Kabupaten Indragiri Hilir Bunga dan buah M. casturi Koleksi herbarium M. casturi di Herbarium Bogoriensis-LIPI Proses pembentukan persepsi berdasarkan model Litterer Peta Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau Formasi Nipah dan formasi Bakau di sepanjang aliran sungai Indragiri Peta sebaran M. casturi di Kecamatan Gaung dan Gaung Anak Serka Grafik jumlah individu M. casturi pada tingkat semai, pancang, tiang, dan pohon Grafik populasi M. casturi berdasarkan kelas diameter Peta sebaran M. casturi berdasarkan tipe tanah Pohon M. casturi di ladang dan kebun kelapa masyarakat Anak dan pohon M. casturi di depan Kantor Camat Kec. Gaung, Kab. Indragiri Hilir Buah M. casturi yang dimakan tupai dan pohon M. casturi yang berukuran besar Pohon M. casturi yang ditebang dan pohon M. casturi yang sengaja di teres Biplot analisis komponen utama konservasi M.casturi di Kec.Gaung, Kab. Indragiri Hilir Biplot analisis komponen utama konservasi M.casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir Diagram alir konservasi M. casturi berbasis peran serta masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir
4 5 6 9 15 16 17 18 18 20 21 27 28 29 32 34 37
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec.Gaung, Kab. Indragiri Hilir Rekapitulasi jawaban responden terhadap Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) di Kecamatan Gaung Rekapitulasi jawaban responden terhadap Tri-Stimulus Amar Konservasi di Kecamatan Gaung Persentase jawaban pertanyaan IFAS dan EFAS di Kec.Gaung Uji validitas, reliabilitas dan uji likert Tri-Stimulus Amar di Kec. Gaung Rekapitulasi jawaban responden terhadap Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) di Kecamatan Gaung Anak Serka Rekapitulasi jawaban responden terhadap Tri-Stimulus Amar Konservasi di Kec. Gaung Anak Serka Persentase jawaban pertanyaan IFAS dan EFAS di Kec. Gaung Anak Serka Uji validitas, reliabilitas dan uji likert Tri-Stimulus Amar di Kec. Gaung Anak Serka Variabel analisis komponen utama pada Kecamatan Gaung Variabel analisis komponen utama pada Kecamatan Gaung Anak Serka Analisis komponen utama di Kecamatan Gaung Analisis komponen utama di Kecamatan Gaung Anak Serka Analisis regresi Kecamatan Gaung Analisis regresi Kecamatan Gaung Anak Serka
44 56 61 63 65 66 67 69 71 72 73 75 77 78 79 80
ii
3
1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Mangifera casturi Kosterm. merupakan salah satu spesies pohon penghasil buah-buahan yang termasuk ke dalam famili Anacardiaceae. Menurut Kostermans (1993), terdapat sedikitnya 69 spesies Mangifera di dunia. M. casturi memiliki nilai konservasi yang tinggi karena merupakan salah satu spesies Mangifera yang telah punah di alam liar (WCMC 1998). M. casturi merupakan spesies endemik pulau Kalimantan. Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 48 Tahun 1989 tentang Identitas Flora Provinsi, M. casturi ditetapkan menjadi identitas flora Provinsi Kalimantan Selatan. Masyarakat suku Banjar yang menjadi suku mayoritas di Kalimantan Selatan mengenal M. casturi dengan nama daerah pelipisan, kasturi dan cuban. Berdasarkan spesimen herbarium yang dimiliki Herbarium Bogoriense, diketahui bahwa M. casturi terdapat di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah. Konservasi ex situ spesies M. casturi menjadi penting karena keberadaannya di habitat aslinya (konservasi in situ) sudah dinyatakan punah. Konservasi ex situ yang dilakukan bertujuan untuk mengkonservasi keanekaragaman sumber daya genetik yang ada. Konservasi ex situ memungkinkan re-introduksi ke alam liar bisa dilakukan dan koleksi hidup di kebun botani dapat digunakan untuk penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat (Guerrant et al. 2004). Selain itu, aksi konservasi ex situ juga memungkinkan untuk memberi nilai tambah atau sebagai sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat. Konservasi ex situ dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan. Di Indonesia, konservasi ex situ tumbuhan telah dilakukan di beberapa tempat di antaranya adalah kebun raya, arboretum, Balitro, CIFOR, taman buah, taman anggrek, taman bunga, taman obat, Taman Mini Indonesia Indah, dan tempattempat lainnya. Spesies tumbuhan terancam kepunahan dapat dibudidayakan di kebun botani (namun biasanya terlalu kecil skalanya dan terlalu mahal untuk negara berkembang), dalam bank genetik (namun sering tidak layak keragamannya), atau dipindahkan ke negara atau daerah lain yang ekonominya berkembang dengan lebih baik (Kostermans 1993). Bentuk lain konservasi ex situ yang ada dan telah berjalan adalah konservasi spesies dengan melibatkan masyarakat, misalnya konservasi kedawung (Parkia timoriana) oleh masyarakat di Taman Nasional Meru Betiri (Zuhud 2007), pengelolaan hutan kemiri (Aleurites moluccana) di Kabupaten Maros (Suprayitno 2011) dan konservasi ex situ damar mata kucing (Shorea javanica) dalam bentuk hutan rakyat di Pesisir Krui Lampung Barat (Pramono 2000). Bentuk konservasi seperti ini dapat memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat yang melakukannya. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya pasal 4 menyatakan bahwa konservasi sumber daya alam merupakan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah dan masyarakat. Namun, kenyataannya sebagian besar pasal dalam undang-undang ini hanya mengatur tentang peran pemerintah dan cenderung mengabaikan peran masyarakat. Pada Bab IX pasal 37 UU No. 5/1990 disebutkan bahwa peran
2
masyarakat dalam pengelolaan konservasi sumberdaya hayati diarahkan dan digerakkan oleh pemerintah melalui kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna. Peran serta masyarakat dalam kegiatan konservasi baik yang dilakukan secara in situ maupun ex situ sangat diperlukan. Paradigma baru pengelolaan konservasi yang bertumpu pada pendekatan ekosistem dengan basis pelibatan masyarakat telah menjadi model pengembangan konservasi ke depan. Model pengembangan yang menghargai dan mempertimbangkan prakarsa dan kekhasan masyarakat setempat sangat sesuai untuk dikembangkan di Indonesia. Prasyarat terwujudnya konservasi yang berhasil menurut Zuhud (2007) adalah terciptanya sikap dan perilaku masyarakat dan pengelola (pemerintah) yang didorong kuat oleh tri-stimulus amar konservasi, yaitu kristalisasi atau kesatuan utuh dari stimulus alamiah, stimulus manfaat, dan stimulus religius. Dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan konservasi, diharapkan memunculkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap sumberdaya yang dimiliki. Konservasi ex situ M. casturi yang dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir (Provinsi Riau) merupakan contoh keterlibatan masyarakat dalam konservasi spesies terancam kepunahan. Spesies M. casturi diduga ikut masuk ke Kabupaten Indragiri Hilir melalui migrasi yang dilakukan oleh masyarakat Suku Banjar, Kalimantan Selatan pada tahun 1859 ke daerah ini (Ishak 2003). Selain dapat dikonsumsi, M. casturi juga bernilai ekonomi bagi masyarakat yang membudidayakannya. Budidaya M. casturi sudah lama dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir dan diperkirakan telah berlangsung dari generasi-ke generasi, walaupun spesies ini bukan merupakan komoditas budidaya unggulan yang menjadi sumber pendapatan utama masyarakat seperti kelapa. Inisiatif konservasi ex situ M. casturi yang dilakukan oleh masyarakat tentu tidak muncul dengan sendirinya. Kajian terhadap konservasi ex situ M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir yang dilakukan ini bertujuan memetakan penyebaran, inventarisasi struktur populasi, identifikasi faktor-faktor bio-ekologi M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir, identifikasi faktor-faktor pendorong konservasi ex situ M. casturi oleh masyarakat. Data-data tersebut kemudian digunakan untuk menyusun strategi konservasi ex situ M. casturi berbasis peran serta masyarakat. Perumusan Masalah Salah satu spesies tumbuhan Indonesia yang memerlukan upaya pelestarian dan pendayagunaan adalah M. casturi Kosterm. WCMC (1998) mencantumkan M. casturi sebagai salah satu spesies tumbuhan dengan status Extinct in the Wild (punah di alam liar). Saat ini, spesies ini hanya terdapat pada kawasan-kawasan budidaya masyarakat dan kawasan konservasi ex situ seperti kebun raya. Manajemen ex situ di lembaga-lembaga konservasi telah diatur dalam Kepmenhutbun No. 479/Kpts-II/1994 tentang Lembaga Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar. Bahkan untuk pembangunan kebun raya telah diatur secara khusus dalam Peraturan Presiden No. 93 Tahun 2011. Pengelolaan oleh masyarakat baik berupa hutan rakyat maupun bentuk lain, saat ini belum menjadi bagian yang penting dalam pengelolaan keanekaragaman hayati tumbuhan.
3
Kajian ilmiah mengenai konservasi ex situ tumbuhan oleh masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan konservasi tumbuhan yang terintegrasi di Indonesia. Konservasi ex situ yang dilaksanakan di lembaga-lembaga konservasi yang ada telah diatur dengan peraturan-peraturan yang ada. Namun, kegiatan konservasi ex situ yang dilakukan oleh masyarakat di lahan-lahan yang mereka miliki belum dianggap penting, padahal secara kumulatif (keseluruhan) peran dan dampak kegiatan mereka sangat signifikan. Konservasi ex situ M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir (Riau) merupakan salah satu contoh kegiatan konservasi ex situ melalui pelibatan masyarakat yang dapat dikatakan berhasil. Terkait konservasi ex situ M. casturi yang dilakukan oleh masyarakat tersebut ada beberapa pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana penyebaran M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir? 2. Bagaimana populasi M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir? 3. Bagaimana kondisi bio-ekologi M. casturi di daerah ini? 4. Mengapa masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir membudidayakan M. casturi? 5. Bagaimana strategi konservasi ex situ M.casturi di Kabupaten Indragiri Hilir agar tetap berlangsung dan berkembang serta menjadi contoh aksi konservasi ex situ di daerah lain? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memetakan penyebaran M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir. 2. Menginventarisasi struktur populasi M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir. 3. Mengidentifikasi faktor-faktor bio-ekologi M. casturi. 4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menstimulus masyarakat melakukan konservasi ex situ M. casturi. 5. Merumuskan strategi konservasi ex situ M. casturi berbasis peran serta masyarakat. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk membangun strategi konservasi ex situ M. casturi dan konservasi spesies-spesies tumbuhan terancam kepunahan yang ada di Indonesia pada umumnya dengan berpedoman pada paradigma baru pengelolaan konservasi berbasis pelibatan masyarakat. Kerangka Pemikiran Berdasarkan pada latar belakang dan kondisi permasalahan terkait konservasi ex situ M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir maka disusunlah kerangka pemikiran sebagai basis ilmiah untuk melakukan kegiatan penelitian ini (Gambar 1).
-
-
Sosial Budaya - Karekteristik masyarakat - Jumlah penduduk - Tingkat pendidikan - Struktur sosial - Pola demografi lahan - Norma dan aturan yang berlaku - Sejarah penyebaran M.casturi - Kepedulian dan pengetahuan petani
Cognitive Persepsi, pengetahuan, pengalaman, pandangan, keyakinan
Sikap Konservasi Affective Emosi, senang, benci, dendam, sayang, cinta, dan lain-lain
Initiative Kecenderungan bertindak
Tristimulus Amar Pro Konservasi Mangifera casturi Stimulus Manfaat Stimulus Rela-religus Peningkatan pendapatan masyarakat - Kerelaan menjaga dan membudidayakan M. Tingkat ketergantungan masyarakat casturi sebagai salah satu organisme ciptaan Peningkatan kesehatan masyarakat Tuhan (sumber nutrisi dan vitamin) - Aspek budaya (peninggalan leluhur) Status sosial di masyarakat - Kebutuhan keberlanjutan SDAH sesuai dengan karakter bio-ekologinya
Ekonomi - Harga pasar M. casturi - Tingkat produksi M. casturi - Tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya - Luas lahan yang dimiliki
Konservasi Ex situ
Mangifera casturi
Gambar 1 Kerangka pemikiran strategi konservasi ex situ Mangifera casturi di Kabupaten Indragiri Hilir
Konservasi Ex situ Mangifera casturi Di Kab. Indragiri Hilir (Riau) (Kelestarian manfaat ekonomi, ekologis, dan sosial)
Konservasi Insitu
Stimulus Alamiah - Kemampuan teknis masyarakat dalam hal budidaya - Pengetahuan masyarakat tentang M. casturi
Ekologi - Faktor iklim - Faktor geografis - Faktor edafis - Faktor biotik - Inventarisasi (kerapatan, struktur populasi) - Distribusi (sebaran)
Endemik Kalimantan
Extinct in the wild
Peta Sebaran M. casturi di Kab. Indragiri Hilir
2 4
2 TINJAUAN PUSTAKA Bio-ekologi Mangifera casturi Kosterm. Taksonomi dan Morfologi M. casturi termasuk kedalam famili Anacardiaceae. Menurut Kostermans (1993), terdapat sedikitnya 69 spesies Mangifera di dunia. Taksonomi M.casturi seperti yang tercantum dalam WCMC (1998) adalah sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Tracheophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Mangifera Spesies : Mangifera casturi Kosterm. M. casturi merupakan pohon, tinggi lebih dari 25 m dengan tinggi bebas cabang 3-15 m, diameter batang 40-115 cm, kulit batang bagian luar putih abuabu-kecokelatan, tipis, tampak seperti M. indica, merekah, lebar rekahan kulit batang 1-2,5 cm, kulit bagian dalam dan gubal berwarna kuning pucat, kayu cerah berwarna kuning lemon, serta menghasilkan getah (kering berwarna cokelat pucat). Tangkai perbungaan hijau, bunga 4–5 dengan kelopak putih, dan berbentuk piramida. Ranting tidak terlalu menyudut, halus, tidak berbulu. Daun tersebar, tidak berbulu, berbentuk ujung meruncing dengan runcing pendek (Kostermans 1993).
Gambar 2 Bunga dan buah M. casturi M. casturi memiliki batang yang besar dan kekar serta mempunyai banyak cabang. Daun muda berwarna ungu kecoklatan, rangkaian buah dapat mencapai 10 buah. Buah mangga ini berukuran kecil, bila masak berwarna ungu kecoklatan dengan warna daging buah kuning jingga. Tumbuh dengan baik di iklim yang basah. Tahan terhadap Anthracnose dan buahnya jarang di serang kumbang/ulat buah (Kostermans 1993). Terdapat 3 varietas M.casturi yang ada di Indonesia yakni: 1. Kasturi: Masak buah seperti mangga kecil, sedikit pipih, 6 x 4,5-5 x 3,5 – 4,2 cm dengan ujung buah sedikit lengkung, kulit tipis, halus, hijau glossy dengan bintik-bintik gelap ketika buah matang sepenuhnya atau sebagian kulit menghitam,daging buah gelap oranye, sangat manis. Biji batu 5 x 4,5 x 3 cm, endocarp terlihat agak keras, serat tipis pendek (di atas 2 cm), polyembryonic
6
2. Cuban: buah bulat telur atau ellips, 6 - 6.3 x 5 - 5.2 x 4.2 - 4.4 cm, kemerahmerahan, tidak menghitam ketika matang; tebal kulit 2-3 mm, mudah dilepas dari daging buah, daging buah oranye-kuning, berair, berserat, biji batu 4.6 x 3 x 1.4 cm, poly embryonic. 3. Asem pelipisan: buah ellips, pipih, 6–7,2 x 3-5 x 3-4.4 cm, hijau pucat dengan bercak coklat, ada dua varietas asam pelipisan ketika masak berwarna hijau: buah yang tersisa sebagian hijau pada saat matang, dan asam pelipisan masak irang: hitam ketika matang). Daging buah kuning-oranye, berserat, biji batu, 5-7 x 2.5-3 x 1.5-3.4 cm, poly embryonic. Ekologi dan Penyebaran Berdasarkan data herbarium yang dikoleksi pada Herbarium Bogoriensis (LIPI), penyebaran M. casturi (Gambar 3) meliputi Kalimantan Selatan (Banjarmasin, Martapura, Banjar baru Utara, Cempaka, Kampung Bangkal, Kampung Lokahas, Tabalon, Tanjung, Wayau, Haruay, Kampung Sardan, Kandangan, Kampung Padang Batu, Teluk Selong Ulu, Pagar Dalam, Long Selong, Simpur, Pemujahang, Binuang Utara, Karangan Putih), dan juga di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur (Kutai, Tenggarong Sebrang, Kampung Loa Raya). Koleksi yang diambil pada tahun 1986 – 1987 melalui kegiatan Kalimantan Mango Survey yang dilakukan oleh WWF-IBPGR menyebutkan bahwa koleksi tersebut ditemukan pada area hutan sekunder, kebun masyarakat, kebun desa, tepi sungai, pekarangan rumah, dan pinggir sawah. Hingga sekarang, belum di temukan adanya spesies M. casturi di habitat alaminya. M. casturi yang ada saat ini ditemukan di lahan budidaya masyarakat. M. casturi sangat populer di Kalimantan Selatan, terutama di sekitar Banjarmasin dan Kabupaten Martapura. M. casturi merupakan maskot provinsi ini, buahnya lezat, tetapi kurang populer di Pulau Jawa. Satu pohon yang di tanam dari benih dan menjadi koleksi diKebun Raya Bogor telah menghasilkan buah setelah 10 Tahun dan sekarang secara rutin berbuah dua kali setahun (Kostermans 1993). Saat ini, telah di tanam 5 bibit lagi dan telah dikoleksikan di Kebun Raya tertua di Indonesia ini.
Gambar 3 Koleksi M. casturi herbarium bogoriensis
7
Prioritas Konservasi Berdasarkan kriteria IUCN (2010), spesies tumbuhan di bagi kedalam sembilan kelompok, didasarkan pada tingkat penurunan dan ukuran populasi, wilayah distribusi geografis, dan derajat fragmentasi populasi. Sembilan kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1. Punah (EX) – tidak ada individu yang tersisa. 2. Punah di alam (EW) – dikenal hanya bertahan hidup di penangkaran, atau sebagai populasi naturalisasi di luar area geografisnya. 3. Kritis (CR) – risiko kepunahan ekstrim di alam liar dalam waktu dekat. 4. Genting (EN) – risiko kepunahan sangat tinggi di alam liar. 5. Rawan (VU) – risiko kepunahan tinggi di alam liar. 6. Hampir terancam (NT) – kemungkinan menjadi langka dalam waktu dekat. 7. Risiko rendah (LC) – tidak memenuhi syarat untuk kategori resiko punah. Taksa menyebar luas dan melimpah termasuk dalam kategori ini. 8. Data belum mencukupi (DD) – tidak cukup data untuk membuat penilaian risiko kepunahan. 9. Belum dievaluasi (NE) – belum dievaluasi terhadap kriteria. WCMC (1998) mencantumkan M.casturi sebagai salah satu spesies tumbuhan dengan kategori EW/ Extinct in the wild (punah di alam liar). Suatu spesies dikatakan punah di alam liar ketika diketahui hanya ada/bertahan hidup dalam budidaya, di penangkaran atau sebagai populasi naturalisasi di luar area distribusi alaminya. Penentuan status ini, memerlukan survei detail di habitat aslinya dan di habitat – habitat yang diduga spesies tersebut terdapat. Survei dilakukan pada saat yang tepat (diurnal, berkembang biak atau pada tahapan kehidupan penting lainnya, musim, tahunan). Selain M. casturi, spesies Mangifera yang juga tergolong EW adalah M. rubropetala. Di Indonesia terdapat 21 spesies Mangifera yang termasuk kedalam redlist IUCN versi 2.3 tahun 1998, yakni: M. altissima, M. dewildei, M. macrocarpa, M. pajang, M. pedicellata, M. rufocostata, M. similis, M. sumbawaensis , dan M. transversalis dengan status rawan (VU) ; M. blommesteiniidan M. paludosa dengan status genting (EN); M. bullatadan M. lalijiwa dengan status data belum mencukupi (DD); M. caesia, M. foetida, M. gracilipes, M. magnifica, dan M. parvifolia dengan status risiko rendah (LC); M. campnospermoides dengan status kritis (CR); sertaM. casturi dan M. rubropetala dengan status punah di alam liar (EW). Nilai Manfaat M. casturi Salah satu komoditas buah lokal yang dimiliki Indonesia dan belum dikembangkan secara optimal adalah M. casturi. Spesies ini memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, terutama vitamin A dan C. Buah ini sangat disukai oleh masyarakat lokal di daerah Kalimantan. Program pemerintah tentang pengembangan pangan lokal untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat menjadi peluang dan pendorong untuk mengenalkan produk-produk unggulan buah lokal agar lebih dikenal secara luas di Indonesia (Antarlina et al 2005).
8
Buah M. casturi mengandung air cukup tinggi (78,54 – 87,17 %). Berbeda dengan jenis mangga kuini dan hampalam, M. casturi mengandung kadar pati (1,38%) dan gula (2,02%) yang rendah, sehingga mempunyai kalori yang relatif lebih rendah pula (9,56 kal/100gr). Buah ini mengandung vitamin A dan vitamin C cukup tinggi dibandingkan dengan buah mangga lainnya, masing-masing sebesar 6069, 27 IU dan 238,7 mg/100g. Tabel 1 Karekteristik sifat fisik dan kimia beberapa spesies Mangifera Parameter Nisbah P/L Tebal Kulit (mm) Bobot buah (g) Bisa dimakan (%) Kadar Air (%) Pati (% bb) Gula (% bb) Serat kasar (% bb) Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Asam (mgKOH/g) Vitamin A (IU) Vitamin C (mg/100g) Kalori (kal/100g)
Mangifera odorata Mangifera casturi Mangifera sp (Kuini) (Kasturi) (Hampalam) 1,21 - 1,52 1,1 – 4,4 162 – 470 44,62- 64,47 78,61 – 80,30 10,76 11,33 – 11, 52 2,25 – 2,33 1,02 0,15 18,59 2,72 - 3 663,36 36,36 48,41
Sumber Antarlina et al. (2005)
1,25 - 1,53 1,1 - 2,4 57 - 84 45,39 - 66, 86 78,54 - 87,77 1,38 2,02 0,17 - 1,06 0,28 0,04 - 0,44 12,04 4,68 - 5,51 6069, 27 238,7 9, 56
1,18 - 1,55 0,5 - 2,5 167 - 396 61,76 - 71,09 80,30 - 85,24 11,1 11,69 0,29 - 1,15 1,47 - 1,73 0,18 - 0,22 12,78 1,96 - 4,47 667,14 72,47 51,90
Mangifera caesia (Binjai) 1,66 - 1,94 1,0 - 2,3 192 - 316 35,20 - 60,69 78,52 - 86,5 1,4 2,15 1,4 1,0 -1,36 0,2 - 0,38 11, 9 20,36 241,18 310,89 48
Hingga saat ini pemanfaatan M. casturi hanya dikonsumsi dalam bentuk segar di Kabupaten Indragiri Hilir. Berbeda dengan, di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan petani telah mengolah M. casturi menjadi selai pada saat panen raya, itupun untuk konsumsi sendiri. Pengolahan lebih lanjut M. casturi dapat diolah menjadi pasta buah, sari buah, dodol, selai dan sebagainya (Antarlina et al 2005). Konservasi Ex situ Selain konservasi in situ, konservasi keanekaragaman hayati juga dapat dilakukan secara ex situ, yaitu di luar habitat alaminya (Glowka et al 1994). Konservasi ex situ keanekaragaman sumber daya genetik yang masih alami/liar dapat dilakukan dalam berbagai cara. Konservasi ex situ bisa berupa kegiatan penangkaran atau domestifikasi. Spesies yang beragam, teknik pertumbuhan dan fasilitas juga mempengaruhi kegiatan konservasi ex situ yang dilakukan. Kegiatan konservasi ex situ baik hewan ataupun tumbuhan (Glowka et al 1994) diantaranya yaitu: - Bank genetik seperti bank benih, bank lapangan, bank sperma dan ovum - Kultur jaringan invitro tanaman dan koleksi kultur mikroba. - Pengembangbiakan hewan dan propagasi buatan tanaman, yang memungkinkan re-introduksi ke alam liar, dan - Koleksi organisme hidup untuk kebun binatang, akuarium dan kebun botani yang dapat digunakan untuk penelitian, pendidikan dan kesadaran masyarakat.
9
Untuk mendukung kegiatan konservasi in situ, langkah-langkah kegiatan konservasi ex situ dapat dilakukan oleh pihak-pihak terkait (Glowka et al. 1994), termasuk: (a) Memberlakukan upaya-upaya untuk konservasi ex situ komponen-komponen keanekaragaman hayati, sesuai dengan kondisi negara asal komponen tersebut; (b) Memantapkan dan mempertahankan sarana untuk konservasi ex situ dan penelitian pada tanaman, hewan dan mikro-organisme, terutama di negara asal sumber daya genetik; (c) Memberlakukan upaya-upaya untuk pemulihan, rehabilitasi spesies terancam dan re-introduksi ke habitat alami mereka dalam kondisi yang sesuai; (d) Mengatur dan mengelola koleksi sumber daya alam hayati dari habitat alami untuk tujuan konservasi ex situ sehingga tidak mengancam ekosistem dan populasi spesies in situ, kecuali untuk kegiatan ex situ yang diperlukan pada bagian (c) di atas; dan (e) Bekerjasama dalam menyediakan dukungan keuangan dan lainnya untuk konservasi ex situ sebagaimana yang diuraikan pada bagian (a) sampai (d) di atas dan dalam pembentukan dan pemeliharaan konservasi ex situ fasilitas di negara-negara berkembang. Persepsi dan Sikap Masyarakat terhadap Konservasi Menurut terminologi psikologi Lindsay dan Norman (1977) dalam Pujiastuti (2010) menyebutkan bahwa “Perception is the process by which organisms interpret and organize sensation to produce a meaningfull experience of the world”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa persepsi merupakan pandangan akhir seseorang setelah memproses semua input dan sensasi yang diperolehnya melalui panca indera. Persepsi dikatakan sebagai proses selektif untuk membangun kesan dan membuat penilaian. Persepsi yang ada terhadap suatu objek pada setiap orang kadang berbeda. Litterer (1984) dalam Susiatik (1998) membagi mekanisme pembentukan persepsi menjadi 3 yaitu “selectivity”, “interpretation” dan “closure”. Mekanisme tersebut digambarkan seperti pada Gambar 4. Pada akhirnya persepsi yang ada menggiring perilaku dan sikap manusia menurut persepsinya masing-masing.
Gambar 4 Proses pembentukan persepsi berdasarkan model Litterer (1984).
10
Menurut Zuhud (2007) membangun sikap masyarakat pro-konservasi, sepatutnya dilakukan melalui integrasi tiga pendekatan, yaitu (1) membangun sikap “tri stimulus amar pro-konservasi”; (2) menyambungkan dan mengembangkan pengetahuan tradisional masyarakat menjadi pengetahuan modern, yang bersifat adaptif terhadap perkembangan terkini dan (3) mengaktifkan nilai-nilai relegius sebagai stimulus rela dan kuat untuk membangun sikap serta perilaku konservasi. Sikap mengandung banyak pengertian yang disimpulkan menurut Arikunto (2009) dari beberapa pendapat ahli diantaranya adalah: 1. Merupakan kecenderungan yang ada pada seseorang untuk bereaksi. 2. Belum dapat dikatakan mempunyai arti jika belum mewujud dalam perilaku 3. Sesuai dengan isi hati dan keyakinan pemiliknya 4. Menunjukkan arah positif atau negatif dari aspek psikologi 5. Mengandung unsur kognitif, afektif dan psikometrik dan dapat diukur keberadaan serta derajatnya. Unsur sikap mempunyai lima ciri menurut Arikunto (2009) yang mengacu pada Gilbert Sax (1980) yakni : mempunyai arah (direction), mempunyai keluasan, rentangan (pervasiveness), menunjukkan intensitas kekuatan (intensity), bersifat konsisten ajeg (consistent), dan menunjukkan spontanitas (salience). Sikap dan perilaku merupakan sesuatu yang “rumit” dan tidak mudah mengukur variabelnya. Sikap merupakan sesuatu yang kompleks, sedangkan perilaku merupakan “cermin sikap” seseorang walau kadang perilaku bisa dimanipulasi untuk menunjukkan sikap yang baik. Hal-hal yang mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat menurut Arikunto (2009) diantaranya: 1. Pengalaman lingkungan yang dibawa dari keluarga 2. Ajaran agama atau keyakinan yang dianut 3. Masyarakat dan lingkungan sekitar 4. Kepentingan pada saaat individu berprilaku Menurut Zuhud (2007) Tri-Stimulus Amar Pro-konservasi merupakan konsep sistem nilai yang dibagi menjadi tiga kelompok stimulus pro-konservasi, yaitu alamiah, manfaat, dan religius-rela yang merupakan kristalisasi dari nilainilai kebenaran, kepentingan dan kebaikan. Stimulus alamiah merupakan refleksi dari nilai-nilai kebenaran dari alam, kebutuhan keberlanjutan sumberdaya alam hayati sesuai dengan karakter bioekologinya. Stimulus manfaat merupakan refleksi dari nilai-nilai kepentingan untuk manusia (manfaat ekonomi, obat, biologis/ekologis dan lain sebagainya). Stimulus religius-rela merupakan refleksi dari nilai kebaikan terutama ganjaran dari sang pencipta alam, nilai spiritual, nilai agama yang universal, pahala, kebahagiaan, kepuasan batin, kearifan dan budaya/ tradisional, kepuasan batin dan lainnya. Ketiga kelompok stimulus pro-konservasi ini nantinya akan membentuk sikap konservasi dan prilaku yang pro-konservasi untuk mewujudkan konservasi dalam kehidupan sehari-hari.
3 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama empat bulan, dimulai pada bulan Maret hingga Juni 2012 di dua kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau yakni Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung. Kedua kecamatan ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena di lokasi ini terdapat populasi spesies M. casturi dalam jumlah yang cukup banyak dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kurun waktu relatif lama. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta citra Landsat Kabupaten Indragiri Hilir, peta tematik kawasan, peta administrasi pemerintahan, pedoman wawancara, dan kuesioner. Peralatan yang digunakan adalah kamera, Global Positioning System (GPS) type Garmin V, pita ukur, alat ukur tinggi pohon (suunto Instrument KB14/360 R), dan laptop. GPS digunakan untuk menentukan titik koordinat M. casturi (untuk menentukan lokasi penyebaran dan bentuk penyebarannya), kantong plastik, kertas koran, sasak bambu dan alkohol untuk pembuatan herbarium. Perangkat lunak yang digunakan untuk pengolahan data antara lain ArcView 3.2 untuk pengolahan data spasial, MS. Excel 2007 untuk pencatatan dan tabulasi data serta SPSS 16,0 for windows untuk analisis regeresi linear berganda, software Minitab 14 dan PAST 2.14 (Paleontological Statistics) untuk analisis Principle Component Analysis (PCA) atau analisis komponen utama dan model regresi linier berganda. Data yang Diperlukan Variabel yang diamati, metode pengumpulan dan sumber data disajikan pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2
Jenis data, variabel yang diukur serta sumber dan metode pengambilan data M. casturi
Data
Variabel
Data Ekologi Mangifera casturi
Sumber dan metode pengambilan data
Wawancara Koordinat GPS, tinggi pohon, diameter pohon, pengambilan data sejarah penyebaran, luas area penyebaran lapang, analisis spasial Jumlah semai, tiang, pancang, pohon, faktor Pengambilan data Ekologi edafis, iklim, waktu berbunga dan berbuah, lapang dan kajian kerapatan tegakan pustaka Karekteristik bunga, batang, daun, Morfologi M.casturi Kajian pustaka buah,ekologi, status konservasi Data Sosial Budaya Masyarakat Persepsi dan Tingkat pengetahuan masyarakat Wawancara, dan keterlibatan terhadap konservasi M. casturi, bentuk pengamatan d Penyebaran
12
Tabel 2
Jenis data, variabel yang diukur serta sumber dan metode pengambilan data M. casturi (lanjutan)
Data masyarakat dalam konservasi M.casturi Pemanfaatan M. casturi Karekteristik dan demografi penduduk
Variabel keterlibatan masyarakat, jumlah masyarakat yang terlibat, harapan masyarakat, stimulus alamiah, stimulus rela-relagius Bentuk manfaat yang didapat, jumlah pendapatan, stimulus manfaat Jumlah penduduk, agama, budaya,, mata pencaharian, tingkat penghasilan kabupaten Indragiri Hilir
Sumber dan metode pengambilan data di lapangan
Wawancara, Pengamatan Kajian pustaka
Metode Pengumpulan Data Data Ekologi M. casturi Data ekologi M. casturi yang diperlukan dalam penelitian ini sebagian besar dilakukan dengan pengambilan data lapangan. Selain pengambilan data lapangan, data ekologi M. casturi juga diperoleh dengan melakukan wawancara dengan masyarakat dan kajian pustaka. Pengambilan data lapangan dilakukan untuk mendapatkan data penyebaran M. casturi di lapangan. Data penyebaran M. casturi diambil pada kelas umur pohon, tiang dan pancang dimana keberadaannya dilakukan dengan purposive sampling dan koordinat titik keberadaannya dicatat menggunakan GPS. Keberadaan semai, dikaji dengan menginventarisasi keberadaan anakan di bawah tegakan induk. Inventarisasi semai dilakukan sejauh lebar tajuk pohon induk. Data Sosial Budaya Masyarakat Berbeda dengan pengambilan data ekologi M.casturi, pengambilan data sosial budaya masyarakat lebih banyak dilakukan dengan metode wawancara kepada masyarakat. Masyarakat yang dimaksud adalah individu-individu pemilik kebun M. casturi yang memanfaatkan M. casturi baik sebagai tanaman kebun maupun untuk dijual buahnya. Ketika wawancara dengan masyarakat, dilakukan pengamatan lapangan juga dilakukan untuk membantu analisis deskripsi berkaitan dengan sosial budaya masyarakat. Untuk menambah kekayaan data yang ada, data juga diambil melalui kajian pustaka. Wawancara (interview) dilakukan dengan menggunakan kuesioner (semi terstruktur), dimana pertanyaan yang diajukan terarah pada masalah utama yang ditanyakan. Pokok permasalahan yang ditanyakan ditujukan untuk mengetahui kondisi sosial-ekonomi, tri-stimulus amar konservasi (alamiah, manfaat dan relareligius), persepsi dan keterlibatan masyarakat dalam konservasi ex situ M. casturi. Pengambilan responden dilakukan dengan cara purposive sampling dimana responden dipilih dengan karakteristik khusus yaitu sebagai pemilik kebun M. casturi. Jumlah responden yang diambil sebanyak maksimal 30 orang (tergantung pada berapa banyak KK/kepala keluarga yang menanam M. casturi di lahan yang dimiliki) pada tiap kecamatan. Sikap, pendapat, dan persepsi masyarakat, diukur dengan menggunakan skala Likert (Arikunto 2009). Setiap pertanyaan atau pernyataan (variabel
13
penelitian) dihubungkan dengan alternatif jawaban yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkap dengan kata-kata seperti Sangat Setuju (5), Setuju (4), Netral (3), Tidak Setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju (1). Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Kuantitatif Analisis deskriptif kuantitatif merupakan suatu teknik untuk menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Analisis Spasial Analisis spasial digunakan untuk memetakan distribusi sebaran M. casturi yang ditemukan di lapangan. Data lapangan yang berupa titik koordinat M. casturi dari tingkat pancang, tiang, hingga pohon di-overlay dengan peta batas administrasi kecamatan, peta sungai dan peta tanah di kabupaten Indragiri Hilir menggunakan software ArcView version 3.2. Analisis SWOT Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah merumuskan strategi konservasi ex situ M. casturi berbasis peran serta masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini, analisis yang digunakan adalah analisis faktor strategis (Analisis SWOT) yang meliputi analisis faktor internal dan analisis faktor eksternal (Rangkuti 1997). Analisis faktor internal dilakukan dengan menggunakan matrik faktor strategi internal (Internal Strategic Factors Analysis Summary / IFAS), sedangkan analisis faktor eksternal menggunakan matrik faktor strategi eksternal (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary / EFAS). Tahapan penyusunan matrik IFAS dan matrik EFAS , serta analisis SWOT sebagai berikut : a. Penyusunan Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS) : - Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam konservasi M. casturi berbasis masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir dengan metode diskusi (brainstorming), menggunakan informasi lapang yang ada atau penelaahan terhadap pustaka. - Menentukan peringkat masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan berdasarkan pendapat responden, dengan skala 1 – 4 (pengaruh kecil – sedang - besar – sangat besar). - Memberikan bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), Jumlah bobot dari seluruh faktor tidak boleh melebihi nilai 1,0. - Menghitung nilai pengaruh masing-masing faktor dengan cara mengalikan nilai bobot dengan nilai peringkat untuk masing-masing faktor.
14
b. Penyusunan Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS) : - Menentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman dalam konservasi ex situ M.casturi berbasis masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir dengan metode diskusi (brainstorming), informasi lapang yang ada atau penelaahan pustaka. - Menentukan peringkat masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan berdasarkan pendapat responden, dengan skala 1 – 4 (pengaruh kecil – sedang - besar – sangat besar). - Memberikan bobot terhadap masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Jumlah bobot dari seluruh faktor tidak boleh melebihi nilai 1,0. - Menghitung nilai pengaruh masing-masing faktor dengan cara mengalikan nilai bobot dengan nilai peringkat untuk masing-masing faktor. Analisis Korelasi dan Analisis Faktor Analisis korelasi merupakan suatu alat analisis untuk menilai ada tidaknya hubungan antar variabel yang terjadi (Rianse 2009). Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan variabel bebas yang ada. Jika terjadi korelasi antar varibel maka dipilih salah satu varibel yang paling berpengaruh dibandingkan varibel lain. Analisi korelasi dilakukan dengan menggunakan SPSS 16. Analisis faktor dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor strategi internal dan strategi eksternal terhadap konservasi M. casturi yang ada di Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung. Faktor yang dimaksud dalam hal ini adalah kesadaran masyarakat, status dan luas lahan, populasi M. casturi, pemanenan dan pemasaran, pengendalian dan pencegahan hama dan penyakit, perawatan berkala dan kegiatan pra-tanam. Data di analisis dengan principle component analysis (PCA) atau analisis komponen utama dan model regresi linier berganda dengan menggunakan software Minitab 14 dan PAST 2.14 (Paleontological Statistics). Model regresi berganda yang dibangun terdiri dari varibel terikat (Y) dan variabel bebas (X), dimana varibel terikatnya merupakan konservasi M.casturi yang dinilai berdasarkan banyak M.casturi yang ditanam oleh responden (masyarakat). Sedangkan varibel bebasnya terdiri dari kesadaran masyarakat, status dan luas lahan, populasi M. casturi, pemanenan dan pemasaran, pengendalian dan pencegahan hama dan penyakit, perawatan berkala dan kegiatan pra-tanam. Persamaan regresi linear yang akan dibangun adalah sebagai berikut: 𝒀𝟏…𝒏 = 𝒂𝟎 + 𝒂𝟏 𝒙𝟏 + 𝒂𝟐 𝒙𝟐 + 𝒂𝟑 𝒙𝟑 + … + 𝒂𝟕 𝒙𝟕 + ℇ Keterangan: Y (jumlah M.casturi yang ditanam), 1…n (responden ke -1,…,ke – n), 𝑎0 (koefesien regresi), 𝑎𝑖 (Nilai koefesien regresi ke –i), ℇ (Peubah acak), X1 (Kesadaran masyarakat), X2 (Status dan luas lahan), X3 (Populasi M. casturi), X4 ( Pemanenan dan pemasaran), X5 (Pengendalian dan pencegahan hama dan penyakit), X6 (Perawatan berkala), dan X7 (Pra – tanam)
38
4
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Indragiri Hilir resmi menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1965 tanggal 14 Juni 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia No. 49). Kabupaten Indragiri Hilir terletak di pantai timur Pulau Sumatera, merupakan gerbang selatan Provinsi Riau, terdiri atas dataran rendah, rawa-rawa, tanah gambut, serta delta Sungai Indragiri yang bermuara di pantai timur (Ishak 2003). Secara geografis menurut Ishak (2003), daerah ini berada pada 0º36' LU1º07' LS dan antara 102º32' - 104º10 BT (Gambar 5), dengan luas daratan 11.605,97 km² dan perairan 7.207 km² yang berbatasan dengan daerah sebagai berikut : Utara : Kabupaten Pelalawan Selatan : Kabupaten Tanjung Jabung, Provinsi Jambi Barat : Kabupaten Indragiri Hulu Timur : Provinsi Kepulauan Riau
Gambar 5 Peta Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Sebagian besar dari wilayah mencapai (93,31%) Kabupaten Indragiri Hilir 1.082.953,06 ha merupakan dataran rendah. Daerah-daerah ini terdiri atas daerah endapan sungai (aluvial) yang dipenuhi rawa-rawa gambut (peat) dengan ketinggian 0-4 m di atas permukaan laut dengan kelerengan rendah 0-2%. Kawasan ini juga merupakan habitat hutan mangrove dengan perairan payau, sedangkan 6,69% sisanya berupa daerah berbukit-bukit dengan ketinggian 6-35 mdpl yang terdapat di bagian selatan Sungai Reteh (Kecamatan Keritang), yang
16
berbatasan dengan Provinsi Jambi. Dengan ketinggian tersebut, maka pada umumnya daerah ini dipengaruhi oleh pasang surut. Fisiografi dari Kabupaten ini adalah daerah yang terbelah-belah oleh beberapa sungai dan terusan (Gambar 6), sehingga membentuk gugusan pulau-pulau (Ishak 2003).
Gambar 6 Formasi nipah dan formasi bakau sepanjang aliran sungai. Sungai yang terbesar di daerah ini adalah Sungai Indragiri Hilir yang berhulu di pegunungan Bukit Barisan (Danau Singkarak). Sungai Indragiri mempunyai tiga muara di Selat Berhala, yaitu di Desa Sungai Belu, Desa Perigi Raja dan Kuala Enok. Sungai-sungai lainnya adalah Sungai Guntung, Sungai Kateman, Sungai Danai, Sungai Gaung, Sungai Anak Serka, Sungai BatangTuaka, Sungai Enok, Sungai Batang, Sungai Gangsal (yang hulunya bercabang tiga yaitu Sungai Gangsal, Sungai Keritang, Sungai Reteh) Sungai Terap, Sungai Mandah, Sungai Igal, Sungai Pelanduk, Sungai Bantaian, dan Sungai Batang Tumu (Ishak 2003). Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir pada umumnya telah dihuni penduduk dan sebagian diusahakan penduduk menjadi kebun-kebun kelapa, persawahan pasang surut, kebun sagu dan lain sebagainya. Gugusan pulau tersebut meliputi: Pulau Kateman, Pulau Burung, Pulau Pisang, Pulau Bakong, Pulau Air Tawar, Pulau Pucung, Pulau Ruku, Pulau Mas, Pulau Nyiur dan pulaupulau kecil lainnya (Ishak 2003). Penyebaran M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir Penyebaran M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir tidak lepas dari masuknya masyarakat suku Banjar dari Kalimantan Selatan. Pada tahun 1860 an, ketika pada masa pemerintahan Sultan Isa terjadi migrasi besar-besaran orangorang dari Kalimantan Selatan ke wilayah Indragiri Hilir. Migrasi ini terjadi karena dihapuskannnya Kerajaan Banjar oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1859 di Kalimantan Selatan (Ishak, 2003). Masyarakat suku Banjar yang masuk ke Indragiri Hilir diduga juga membawa M. casturi dalam migrasinya di Indragiri Hilir. Hingga saat ini, ± 150 tahun setelah masyarakat Banjar bermigrasi ke Indragiri Hilir populasi M. casturi telah menyebar pada beberapa kecamatan yang ada di Indragiri Hilir, diantaranya Kecamatan Tembilahan Kota, Kecamatan Gaung, Kecamatan GAS, Kecamatan Batang Tuaka, dan Kecamatan Kuindra.
17
Penelitian dilakukan di dua kecamatan yakni Kecamatan Gaung dan Kecamatan GAS di Kabupaten Indragiri Hilir. Dari penelitian yang dilakukan, penyebaran M. casturi menyebar berdasarkan pola penyebaran/pemukiman masyarakat Suku Banjar di dua kecamatan ini (Gambar 7). Hal ini dapat dilihat dari pola penyebaran M. casturi di dua kecamatan ini. Penyebaran M. casturi di Kecamatan GAS (Lampiran 1) lebih mengelompok bila dibandingkan dengan penyebaran M. casturi di Kecamatan Gaung (Lampiran 2) yang lebih menyebar di seluruh wilayah kecamatan. Hal ini di sebabkan karena populasi M. casturi di Kecamatan GAS tersebar pada perkampungan suku Banjar/ kebun-kebun yang dimiliki suku Banjar. Sedangkan di Kecamatan Gaung sendiri, M. casturi tersebar di seluruh kecamatan karena sebagian besar penduduknya merupakan suku Banjar.
Gambar 7 Peta sebaran M. casturi di Kecamatan Gaung dan GAS Struktur Populasi M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir Inventarisasi yang dilakukan di dua Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir menemukan sekitar 1315 individu M. casturi. Jumlah ini merupakan penjumlahan dari 1085 individu di Kecamatan GAS dan 230 individu di Kecamatan Gaung. Dari jumlah individu yang ada sebagian besar merupakan individu semai sebanyak 836 individu atau 63,57 % individu M. casturi. Semai yang ada merupakan semai yang ditemukan di sekitar 73 individu pohon. Keberadaan semai yang ada disebabkan karena ketika buah M. casturi masak dan jatuh, buah ini tidak di ambil/terambil. Sering kali juga semai ditemukan di sekitar halaman rumah masyarakat karena tumbuh tidak sengaja dari biji M. casturi yang dikonsumsi. Dari segi luasan kecamatan, Kecamatan Gaung lebih luas bila dibandingkan dengan Kecamatan GAS. Kecamatan GAS memiliki luas 612,75 km² sedangkan Kecamatan Gaung 1021,74 km². Bila dibandingkan kerapatan M. casturi di dua kecamatan ini, populasi M. casturi di Kecamatan GAS lebih padat
18
dengan kepadatan populasinya 1,77 ind/ km² (2 ind/ km²) sedangkan di Kecamatan Gaung kepadatan populasinya 0,23 ind/ km² (1 ind/ km²).
Gambar 8 Grafik jumlah individu Mangifera casturi pada tingkatan semai, pancang, tiang dan pohon Pohon pelipisan di Kecamatan GAS lebih banyak bila dibandingkan dengan pohon kasturi. Pelipisan ditemukan sebanyak 813 individu dimana 553 merupakan anakan, sedangkan kasturi ditemukan 272 individu dan sebagian besar merupakan anakan yakni 191 individu. Di Kecamatan Gaung sendiri Pelipisan juga ditemukan lebih banyak dari Kasturi. Pelipisan ditemukan sebanyak 123 individu dengan jumlah anakan 58 individu dan kasturi 107 individu dimana 34 diantaranya merupakan anakan. Grafik pertumbuhan berdasarkan kelas umur di dua kecamatan ini tidak sehat. Jumlah semai yang tinggi bila dibandingkan dengan jumlah pancang, tiang dan pohon menunjukkan adanya gangguan dalam hal regenerasi M. casturi di dua Kecamatan ini. Hal ini disebabkan karena pada musim panen, dilakukan pembersihan lahan. Pembersihan lahan ini menyebabkan individu anakan/semai yang ada juga ikut dibersihkan. Hal ini tentu berdampak negatif terhadap populasi M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir karena regenerasi tidak berjalan dengan baik.
Gambar 9 Grafik populasi Mangifera casturi berdasarkan kelas diameter.
19
Berdasarkan grafik kelas diameter menunjukkan bahwa pertumbuhan M. casturi berjalan dengan baik. Tidak terlihat adanya perbedaan yang menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan pada kelas diameter 0,5 – 80,01. Jumlah populasi untuk seluruh kelas diameter M. casturi di Kecamatan GAS lebih banyak di bandingkan dengan jumlah populasi M. casturi di Kecamatan Gaung. Dari grafik yang ditunjukkan, individu M. casturi pada kelas diameter 20 – 30 cm dan 40 – 50 cm lebih banyak dari pada jumlah individu M. casturi pada kelas diameter yang lain. Individu pada kelas diameter ≥ 25 cm biasanya sudah mulai berbuah. Bio - Ekologi M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir M. casturi merupakan buah yang digemari masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir sehingga tidak sulit untuk mencari pasar penjualan buah ini. Musim berbuahnya yang setahun sekali juga mengakibatkan buah ini tidak selalu ada di pasaran. M. casturi mulai berbunga pada bulan September dan berbuah pada bulan Desember – Januari. Siklus yang terjadi setelah masa berbuah habis adalah M. casturi mulai meranggas/menggugurkan daun yang selanjutnya mulai muncul daun/tunas muda. Daun/tunas muda kemudian menjadi dewasa, tak lama kemudian bunga mulai muncul. M. casturi memiliki ukuran buah yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis mangga yang lain. Tekstur daging buah agak kasar dengan rasa manis beraroma khas. Keunggulan M. casturi adalah dari segi aromanya yang khas disukai oleh masyarakat, rasanya manis, berbuah lebat, serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Kelemahannya yaitu dagingnya tipis dan berserat serta memerlukan waktu yang relatif lama untuk berbuah. Penyebaran M. casturi di lokasi penelitian lebih banyak ditemukan pada lokasi-lokasi yang dekat dengan sungai dan anak sungai. Karekteristik Kabupaten Indragiri Hilir yang memiliki banyak anak sungai dan tipe tanah yang sesuai sebagai tempat tumbuh M. casturi. Walaupun demikian, penyebaran M. casturi tidak dipengaruhi oleh aliran sungai. Hewan dan manusialah yang menyebabkan M. casturi tersebar di Kabupaten Indragiri Hilir. Hewan yang berperan dalam penyebaran M. casturi adalah babi, tupai dan kalong, sedangkan oleh manusia, M. casturi ditanam di lahan-lahan yang mereka miliki. Pada umumnya tipe tanah di Kabupaten Indragiri Hilir terdiri atas tanah Organosol (Histosil),yaitu tanah gambut yang banyak mengandung bahan organik. Tanah ini dominan di wilayah Indragiri Hilir terutama daratan rendah diantara aliran sungai. Pada sepanjang aliran sungai umumnya terdapat formasi tanggul alam (natural river leves) yang terdiri dari tanah-tanah Alluvial (Entisol) dan Gleihumus (Inceptisol). Vegetasi alami dari daerah tanah-tanah organosol, alluvial dan gleihumus adalah hutanp ematang, hutan rawa primer, hutan rawa sekunder dan hutan pasang surut (Ishak 2003). Angin yang bertiup sepanjang tahun adalah angin utara dan angin selatan. Pada waktu musim angin utara terjadi musim gelombang, serta air pasang yang cukup tinggi, yang membawa air laut berkadar garam ke hulu sungai, sehingga membawa pengaruh terhadap tingkat kesuburan tanaman-tanaman tertentu yang tidak tahan terhadap kadar air dengan kandungan garam (Ishak 2003). M. casturi tumbuh dengan baik di daerah rawa. Karekteristik ini sesuai dengan karekteristik tanah yang ada di beberapa daerah di Kabupaten Indragiri
20
Hilir. Peta sebaran M. casturi berdasarkan tipologi tanah dapat dilihat pada Gambar 10
Gambar 10 Peta sebaran M. casturi berdasarkan tipe tanah Dari peta tipe tanah yang ada dapat dilihat bahwa M. casturi tersebar pada tipe tanah swamp deposits (tanah rawa). Sebagian besar daerah di Kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan tipe tanah bisa menjadi tempat tumbuh M. casturi. Tempat tumbuh M. casturi di Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung merupakan tanah gambut dengan derajat keasaman (pH) 3,5 – 6. Walaupun tanahnya asam, M. casturi tumbuh baik. Topografi daerah Indragiri Hilir terdiri atas daratan dan perairan yang beriklim tropis basah, curah hujan tertinggi 1300 mm, dan hujan turun antara bulan Oktober sampai Maret setiap tahunnya. Pada musim kemarau kadangkadang hujan tidak turun selama tiga bulan, sehingga menimbulkan kesulitan air bersih, dan masalah pengairan (BPS 2011). M. casturi seperti yang disebutkan oleh Kostermans (1993) hanya ditemukan di kawasan budidaya masyarakat di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir. M. casturi di Kabupaten ini tersebar pada area kebun masyarakat, pekarangan, sawah, tepi sungai, dan di tepi jalan. Survei yang dilakukan Kostermans dan Bompard pada tahun 1985 – 1987 inilah yang kemudian dijadikan sebagai acuan dalam penetapan status kelangkaan M. casturi menurut IUCN. Kegiatan ini merupakan kegiatan survei keanekaragaman mangga di Kalimantan kerjasama antara WWF dan IBPGR (International Board for Plant Genetic Resources). Hasil survei ini kemudian dipublikasikan melalui buku The Mangoes: Their Botany, Nomenclature, Horticulture and Utilisation. Penelitian oleh Kartikawati (2004), menyebutkan bahwa M. casturi dimanfaatkan oleh masyarakat dayak di Pegunungan Meratus, Provinsi Kalimantan Selatan. M. casturi dimanfaatkan sebagai tanaman penghasil buah. M. casturi di kawasan hutan pegunungan Meratus di temukan pada Gunung Penitiranggang Hulu, Penitiranggang Hilir, Gunung Periuk, Gunung Buhul, Gunung Calang, Gunung Datar Alai, dan Gunung Kilai.
21
M. casturi di Kecamatan Gaung dan Kecamatan GAS ditemukan tumbuh berdampingan dengan areal yang dimanfaatkan masyarakat. Pada areal kebun, M. casturi ditemukan di kebun-kebun kelapa, kelapa sawit, dan pinang masyarakat. M. casturi juga ditanam di pinggir sawah dan pinggir jalan yang biasa dilalui masyarakat. Sebagian masyarakat baik di Kecamatan Gaung dan Kecamatan GAS menanam M. casturi di pekarangan rumah sebagai pohon peneduh atau tanaman penghasil buah untuk kebutuhan keluarga. Untuk Anakan M. casturi selain ditemukan di bawah pohon induk, anakan juga banyak di sekitar halaman rumah masyarakat. Hal ini karena buah yang telah dimakan oleh masyarakat bijinya tumbuh dengan baik (tidak sengaja tumbuh untuk ditanam).
Gambar 11 Pohon M. casturi di ladang dan kebun kelapa masyarakat. M. casturi yang ditemukan di Kabupaten Indragiri Hilir merupakan 2 dari 3 sub spesies M. casturi yang ada, yakni kasturi dan asam pelipisan. Menurut masyarakat, rasa buah kasturi lebih enak bila dibandingkan dengan pelipisan. Kasturi memiliki kulit yang lebih tebal bila dibandingkan dengan pelipisan sehingga buah ini lebih tahan lama. Faktor Stimulus Konservasi Ex Situ M. casturi Kabupaten Indragiri Hilir terdiri atas 20 kecamatan dengan 174 desa dan 18 kelurahan. Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Indragiri Hilir sebanyak 662.305 jiwa dengan rata-rata empat orang/rumah tangga. Dilihat dari komposisinya, penduduk laki-laki berjumlah 340.299 jiwa lebih banyak daripada penduduk perempuan 322.006 jiwa. Kepadatan penduduknya adalah 57 jiwa/km², dengan Kecamatan Tembilahan sebagai kecamatan yang paling padat penduduknya 352 jiwa/km² (BPS 2011). Masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir mayoritas beragama Islam. Penduduk aslinya merupakan orang-orang suku Melayu yang merupakan dan telah menetap di daerah ini sejak lama. Seiring berjalannya waktu, komunitas Melayu ini bercampur dengan suku-suku lain dan berasimilasi dengan beragam etnik lain melewati proses kulturasi dan akulturasi dari masa kemasa. Proses pembauran yang terus menerus antar suku menjadikan penduduk disini multi etnik. Suku-suku pendatang di kabupaten ini berasal dari Suku Banjar (Kalimantan), Suku Minang (Sumatra Barat), Suku Bugis dan Makassar (Sulawesi), Suku Jawa, Sunda dan Batak (Ishak 2003). Tradisi dari suku Banjar sebagai suku pendatang di Kabupaten Indragiri Hilir juga kental mempengaruhi tradisi-tradisi islami yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir. Hal ini tak lepas dari peran serta ulama besar yakni Syekh
22
Abdurrahman Siddiq bin Muhammad Afif. Beliau mengabdikan dirinya di Kerajaan Indragiri sebagai Mufti (Penasehat) di kerajaan ini (Ishak 2003). Kuatnya pengaruh islam terhadap suku Banjar juga terdapat dalam seni, pada kisah-kisah, berzanji, zapin, musik rebana, seni hadrah dan lain-lain. Teater Tradisonal Mamanda adalah seni pertunjukan teater tradisional rumpun Melayu yang berasal dari Banjar, Kalimantan Selatan. Teater Mamanda dibawa oleh orang-orang Banjar yang bermigrasi ke Indragiri Hilir pada akhir abad ke-19 (Ishak 2003). Tri-Stimulus Amar Konservasi Ex situ M. casturi Masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan wawancara yang dilakukan tidak mengetahui bahwa M. casturi termasuk spesies tumbuhan yang memiliki nilai konservasi penting untuk dilestarikan. Bisa disimpulkan bahwa spesies ini tetap ada di Kabupaten Indragiri Hilir bukan karena masyarakat menilai bahwa spesies ini harus dilestarikan karena status konservasinya. Akan tetapi lebih kepada faktor lain sehingga masyarakat mau menjaga dan menanam spesies ini tetap ada di lahan-lahan yang mereka miliki. Pada masyarakat suku Dayak Meratus, M. casturi merupakan salah satu spesies yang dimanfaatkan dengan intensitas penggunaan tinggi. M. casturi termasuk salah satu spesies tumbuhan yang perlu dikonservasi di kawasan hutan Pegunungan Meratus. Selain M. casturi, menurut Kartikawati (2004) tumbuhan lain yang perlu dikonservasi di kawasan hutan pegunungan Meratus di antaranya: Shorea acuminata, Shorea javanica, Agathis borneensis, Koompassia malaccensis, Dipterocarpus caudiferus, Calamus manan, Artocarpus lancefolius, Eusideroxylon zwageri, Alyxia reinwadtii, Licuala valida, Baccaurea lanceolata, Eurycoma longifolia, Melia azedirach, Arcangelisia flava, Ficus deltoidea, jenisjenis tumbuhan langka, tumbuhan dengan nilai ekonomi rendah namun mempunyai nilai kegunaan yang tinggi bagi masyarakat, dan jenis tumbuhan yang mempunyai fungsi ekologis. M. casturi di masyarakat Suku Dayak Meratus menjadi salah satu spesies yang menjadi prioritas konservasi dinilai berdasarkan 4 parameter: (1) indeks kepentingan budaya terdiri dari 3 nilai, yaitu : kualitas penggunaan, intensitas penggunaan, dan ekslusivitas penggunaan (2) Penyebaran, (3) status keberadaan dialam (liar, semi domestika, domestika), dan (4) sifat pemanfaatan oleh masyarakat (subsiten, komersial). Dari penelitian yang dilakukan Kartikawati (2004), bagi masyarakat Suku Dayak Meratus M. casturi merupakan makanan sekunder dengan intensitas penggunaan sangat tinggi, spesies tumbuhan yang paling dipilih dalam peran budaya tertentu, penyebaran sangat terbatas, kebaradaannya secara alami jarang dan atau hanya ditemukan pada jarak tempuh yang relatif jauh dari kawasan permukiman, dan memiliki nilai komersial karena masyarakat mendapatkan keuntungan finansial dari penjualan buah M. casturi. Hal ini berbeda dengan masyarakat di Kecamatan Gaung dan Kecamatan GAS. Kegiatan konservasi ex situ yang dilakukan di masyarakat terhadap M. casturi lebih karena aspek budaya sebagai bentuk penghargaan mereka terhadap leluhur/ nenek moyang (stimulus rela-religius) yang menanam dan membawa M. casturi di Kecamatan Gaung dan stimulus manfaat di Kecamatan GAS. Hal ini dapat dilihat dari nilai skor dan sikap masyarakat terhadap tiga stimulus yang dikaji. Sikap dan perilaku secara mendalam dan rinci dilakukan dengan
23
pendekatan stimulus M. casturi yang ada di masyarakat. Stimulus-stimulus yang ada dimasyarakat meliputi stimulus-stimulus Amar (alamiah, manfaat, dan relareligius) dalam Zuhud (2007) yang menjadi dasar untuk mendorong sikap dan aksi konservasi M. casturi. Stimulus alamiah Stimulus alamiah merupakan refleksi dari nilai-nilai kebenaran dari alam, kebutuhan keberlanjutan sumber daya alam hayati sesuai dengan karakter bioekologinya. Untuk mengetahui stimulus alamiah yang ada di masyarakat dikaji dengan menggunakan wawancara terhadap beberapa orang responden di Kecamatan Gaung dan Kecamatan GAS. Secara rinci skor dan sikap masyarakat berdasarkan skala likert pada dua kecamatan yang diteliti untuk stimulus ekologi seperti pada Tabel 3 Tabel 3 Skor dan sikap masyarakat pada stimulus ekologi No 1 2 3 4 5 6 7 8 Ket:
Stimulus ekologi (alamiah) M. casturi tumbuh dengan baik di tanah rawa. M. casturi yang akan berbunga ditandai dengan rontoknya daun dan munculnya daun muda Pelipisan dan kasturi berbeda bentuk dan rasanya Pohon M. casturi berbuah sekali dalam setahun M. casturi yang berbunga banyak didatangi burung dan lebah Buah M. casturi yang masak dimakan kelelawar, tupai dan kalong M. casturi ketika masak jatuh ketanah Bunga M. casturi berwarna kuning kemerahan Total Sangat Setuju (5), Setuju (4), Netral (3), Tidak Setuju dimana sikap (+) = sangat suka atau suka/setuju (≥3,8): suka/ tidak setuju (<3,8)
GAS Skor Sikap 2,9 -
Gaung Skor Sikap 3,5 -
3,7
-
3,1
-
4,1 3,6
+ -
4,1 3,7
+ -
3,8
+
4,0
+
3,8
+
4,0
+
4,5 + 4,5 + 3,7 3,7 3,8 + 3,8 + (2), dan Sangat Tidak Setuju (1). Sikap (-) = tidak suka atau kurang
Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, beberapa pertanyaan bernilai negatif sikap masyarakatnya baik di Kecamatan GAS ataupun Kecamatan Gaung. Sikap masyarakat yang bernilai negatif lebih didasarkan kepada pengetahuan masyarakat masih kurang untuk beberapa stimulus ekologi yang ada. Pengetahuan masyarakat tentang tempat tumbuh yang baik M. casturi, tanda-tanda M. casturi akan berbuah, jangka waktu berbuah M. casturi, dan warna bunga M. casturi. Dari nilai-nilai sikap yang ada dapat dilihat bahwa masyarakat bukan tidak tahu akan tetapi kurang mengetahui akan hal- hal tersebut. Sedangkan untuk total nilai sikap terhadap stimulus ekologi yang ditanyakan sikap masyarakat di kedua kecamatan ini bernilai positif. Pemahaman masyarakat tentang manfaat ekologis M. casturi bagi mahluk hidup lain di kedua kecamatan ini juga baik. Hal ini ditandai dengan sikap (+) masyarakat terhadap 2 pertanyaan stimulus alamiah yakni ”M. casturi yang berbunga banyak didatangi burung dan lebah” dan “buah M. casturi yang masak di makan kelelawar, tupai dan kalong”. Stimulus manfaat Stimulus manfaat merupakan refleksi dari nilai-nilai kepentingan untuk manusia (manfaat ekonomi, obat, biologis/ekologis dan lain sebagainya). Salah satu alasan yang membuat M. casturi tetap ada adalah manfaat yang didapat oleh
24
masyarakat yakni manfaat secara ekonomi. Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir menyukai buah ini karena rasanya yang manis dan khas sehingga buah ini memiliki pasar dan nilai jual yang stabil di pasar-pasar tradisional masyarakat.. Tabel 4 Skor dan sikap masyarakat pada stimulus manfaat No
Stimulus ekonomi (manfaat)
1 2 3
GAS Skor Sikap 4,0 + 3,8 +
Gaung Skor Sikap 4,0 + 4,1 +
Hati senang melihat pohon M.casturi berbunga Pohon M.casturi disiangi ketika mulai berbuah Pohon M.casturi merupakan pohon yang menjadi salah 3,9 + 3,5 satu sumber pendapatan masyarakat 4 Lama Masyarakat memanfaatkan M.casturi 3,9 + 3,8 + + + Total 3,9 3,8 Ket: Sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1) dimana sikap (+) = sangat suka atau suka/setuju (≥3,8): Sikap (-) = tidak suka atau kurang suka/ tidak setuju (<3,8)
Untuk skor dan sikap masyarakat pada stimulus ekonomi di dua kecamatan ini bernilai positif, kecuali sikap masyarakat di Kecamatan Gaung terhadap pernyataan bahwa M. casturi merupakan salah satu komoditas yang menjadi sumber pendapatan masyarakat. Pada beberapa masyarakat di Kecamatan Gaung, mereka memiliki pohon M. casturi untuk kebutuhan sendiri dan tidak untuk diperjual belikan buahnya. Hal ini wajar karena di Kecamatan Gaung, tidak semua masyarakat memiliki pohon M. casturi yang banyak. Masyarakat menanam 1-2 pohon di halaman rumah, ladang ataupun kebun untuk kebutuhan sendiri. Dari total nilai yang ada, baik di Kecamatan Gaung dan Kecamatan GAS memiliki sikap positif untuk stimulus manfaat dari M. casturi. Stimulus rela-religius Stimulus religius - rela merupakan refleksi dari nilai kebaikan terutama ganjaran dari sang pencipta Alam, nilai spiritual, nilai agama yang universal, pahala, kebahagiaan, kearifan dan budaya/tradisional, kepuasan batin dan lainnya. Alasan lain yang mengakibatkan M. casturi hingga saat ini ada di Kabupaten Indragiri Hilir adalah kerelaan sebagian besar masyarakat untuk menjaga tanaman yang ditanam oleh nenek moyang dan mempertahankannya untuk generasi selanjutnya. Akan tetapi hal ini kurang didukung dengan upaya budidaya M. casturi yang intensif oleh masyarakat. Skor dan sikap masyarakat terhadap stimulus rela-religius pada dua kecamatan ini bernilai negatif untuk ”buah yang dipanen ada yang dibudidayakan” hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk menanam/membudidayakan M. casturi masih rendah. Sedangkan untuk pertanyaan lain sikap masyarakat memiliki nilai yang positif. Bila dibandingkan antara dua kecamatan, masyarakat Kecamatan Gaung lebih baik sikapnya dari Kecamatan GAS untuk stimulus rela-religius. Perbandingan sikap dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 5 Skor dan sikap masyarakat pada stimulus rela-religus No 1 2 3
Stimulus rela-religius Pohon ditanam untuk konsumsi anak-cucu Buah yang dipanen ada yang dibudidayakan Pohon ditanam di lahan pribadi
GAS Skor Sikap 3,8 + 2,3 4,0 +
Gaung Skor Sikap 4,0 + 2,4 4,9 +
25
Tabel 5 Skor dan sikap masyarakat pada stimulus rela-religus (lanjutan..) No
Stimulus rela-religius
GAS Skor Sikap
Gaung Skor Sikap
Masyarakat sudah lama mengenal, memanfaatkan & 4,0 + 4,5 + menanam M.casturi + Total 3,5 4,0 Ket: Sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1) dimana sikap (+) = sangat suka atau suka/setuju (≥3,8): Sikap (-) = tidak suka atau kurang suka/ tidak setuju (<3,8) 4
Menurut Zuhud (2007) membangun sikap masyarakat pro-konservasi, sepatutnya dilakukan melalui integrasi tiga pendekatan yaitu (1) membangun sikap “tri stimulus amar pro-konservasi”; (2) menyambungkan dan mengembangkan pengetahuan tradisional masyarakat menjadi pengetahuan modern, yang bersifat adaptif terhadap perkembangan terkini dan (3) mengaktifkan nilai-nilai religius sebagai stimulus rela dan kuat untuk membangun sikap serta perilaku konservasi. Integrasi tiga pendekatan untuk mambangun sikap masyarakat prokonservasi di Kabupaten Indragiri Hilir yang di wakili oleh dua kecamatan di kabupaten ini sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dari stimulusstimulus yang ada, bahwa masyarakat telah memiliki sikap “tri stimulus amar pro-konservasi”, dalam kegiatan konservasi yang telah dilakukan nilai-nilai religius sebagai stimulus rela dan kuat untuk membangun sikap serta perilaku konservasi juga telah muncul dan menjadi stimulus kuat di Kecamatan Gaung. Hanya saja pendekatan pengembangan pengetahuan tradisional masyarakat menjadi pengetahuan modern yang bersifat adaptif terhadap perkembangan terkini belum tampak. Disinilah peran penting pemerintah, perguruan tinggi dan penyuluh pertanian untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Tri-Stimulus Amar Pro-konservasi (Zuhud 2007) merupakan konsep sistem nilai yang dibagi menjadi tiga kelompok stimulus pro-konservasi, yaitu alamiah, manfaat, dan religius-rela yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai kebenaran, kepentingan dan kebaikan. Konsep sistem nilai ini juga bisa diterapkan di Kabupaten Indragiri Hilir, agar M. casturi tetap lestari populasi dan lestari manfaat ekonominya. Dari penelitian yang dilakukan, sikap pro-konservasi M. casturi sebenarnya sudah ada di masyarakat. Akan tetapi, sikap yang ada tidak terlalu kuat. Sikap pro-konservasi yang ada baru pada tahapan sikap menjaga dan memanfaatkan belum pada tahapan meningkatkan populasi M. casturi yang ada. Strategi Konservasi Ex Situ Mangifera casturi Berbasis Masyarakat Analisis SWOT Konservasi ex situ M. casturi oleh masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan dalam bentuk budidaya tanaman di areal-arael yang mereka miliki seperti pekarangan rumah, kebun, pinggir sawah dan daerah-daerah pinggir anak sungai. Konservasi ex-situ yang dilakukan tidak lepas dari faktor-faktor strategis yang mempengaruhi masyarakat dalam hal budidaya yang mereka lakukan. Faktor-faktor yang ada di kelompokkan menjadi dua faktor dominan yakni faktor internal (SW/ kekuatan dan kelemahan) yang ada di masyarakat dan faktor eksternal (OT/ peluang dan ancaman) yang berasal dari luar masyarakat. Faktor-
26
faktor ini kemudian di analisis dengan menggunakan analisis SWOT (strenghts/ kekuatan, weaknesses/kelemahan, opportunities/peluang, dan threats/ancaman). Faktor internal (kekuatan dan kelemahan) Nilai pengaruh internal yang berasal dari masyarakat berupa keinginan dan sikap untuk mendapatkan nilai manfaat konservasi ex situ M. casturi yang mereka lakukan. Selain itu, nilai ini juga dipengaruhi oleh adanya penghargaan masyarakat terhadap warisan (M. casturi) yang dibawa dan ditanam oleh nenek moyang mereka. Nilai-nilai kekuatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 6 Nilai pengaruh dari faktor internal dalam konservasi ex situ M. casturi masyarakat Indragiri Hilir Faktor Internal
Kec. Gaung Anak Serka Bobot Tingkat NP
Kec. Gaung Bobot Tingkat
NP Kekuatan - Kegiatan panen dan pemasaran 0,09 3 0,27 0,09 3 0,27 dilakukan dengan baik - Dorongan yang kuat untuk memperbaiki dan menambah 0,09 4 0,36 0,09 4 0,36 pendapatan - Adanya keinginan dan kesadaran untuk melakukan budidaya M. casturi 0,23 3 0,69 0,23 3 0,69 dengan baik dan benar Kelemahan - Masyarakat tidak melakukan/ tidak 0,14 3 0,42 0,14 2 0,28 tahu kegiatan pra tanam yang baik - Masyarakat tidak melakukan kegiatan 0,09 2 0,18 0,09 3 0,27 perawatan secara berkala - Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan dan 0,14 3 0,42 0,14 4 0,56 pengendalian hama dan penyakit - Tidak adanya bimbingan dari 0,05 4 0,20 0,05 4 0,20 penyuluh pertanian - Tidak adanya kolaborasi antara petani dan pemerintah daerah seperti 0,09 3 0,27 0,09 3 0,27 pemberdayaan dan bantuan modal - Serta tidak adanya lembaga keuangan yang memberikan bantuan 0,05 2 0,10 0,05 2 0,10 permodalan/ kredit lunak - M. casturi lama berbuah/panen 0,05 3 0,15 0,05 3 0,15 Total 1 3,06 1 3,15 Keterangan : 1 (Pengaruh kecil), 2 (Sedang), 3 (Besar), dan 4 (Sangat Besar), NP (Nilai Pengaruh)
Pemanenen dan pemasaran dilakukan dengan baik oleh masyarakat. Buah M. casturi memiliki rasa yang sangat manis dan merupakan buah yang berbuah setahun sekali. Hal ini menyebabkan M. casturi di nanti-nanti waktu berbuahnya, ketika masa panen tiba, buah ini menjadi rebutan anak-anak dan tidak sedikit masyarakat yang mendapatkan pendapatan dari buah ini. Buah yang masak jatuh dengan sendirinya, sehingga petani tidak perlu repot untuk memanjat pohon ini selain tinggi, pohon ini juga memiliki diameter yang besar sehingga sulit dipanjat. Sektor pertanian dan perkebunan di Indragiri Hilir memiliki komoditas utama yakni kelapa dan pinang, saat ini masyarakat mulai menanam kelapa sawit. Hampir sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya dari berkebun kelapa dan pinang, harga jual yang fluktuatif mengakibatkan tidak jarang masyarakat mengalami kesulitan keuangan dan mereka setuju dengan adanya
27
sumber pendapatan lain/ menanam komoditas lain untuk menambah penghasilan. Motivasi ini dapat menjadi kekuatan untuk pengembangan budidaya M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir.
Gambar 12 Anakan M. casturi dan Pohon M. casturi di depan Kantor Camat Kecamatan Gaung Keberadaan M. casturi hingga saat ini tidak lepas dari adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian M. casturi untuk anak cucu, ekonomi, ekologi, dan sosial. Bagi masyarakat, pohon M. casturi yang mereka miliki merupakan pohon yang harus dijaga sebagai warisan nenek moyang. Selain itu pohon ini juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan sangat digemari oleh masyarakat sebagai panganan buah lokal. Keinginan dan kesadaran yang ada di masyarakat untuk melakukan budidaya M. casturi dengan baik dan benar, menjadi faktor penting mewujudkan konservasi ex-situ M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir. Keinginan dan kesadaran masyarakat yang ada memudahkan konservasi yang akan dilakukan. Keinginan dan kesadaran ini tentu tidak lepas dari nilai manfaat baik secara ekonomi, ekologis, dan sosial. Konservasi ex situ M. casturi yang dilakukan oleh masyarakat Indragiri Hilir juga memiliki kelemahan khususnya pada aspek pengetahuan masyarakat tentang budidaya M. casturi. Pada dua kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir yang menjadi lokasi penelitian, terdapat perbedaan tingkat pengetahuan terhadap budidaya M. casturi yang telah dilakukan. Dari hasil wawancara diketahui bahwa masyarakat di Kecamatan GAS, pengetahuan untuk kegiatan pra-tanam yang baik lebih rendah bila dibandingkan dengan masyarakat di Kecamatan Gaung. Sedangkan untuk kegiatan perawatan, masyarakat Kecamatan GAS lebih merawat pohon M. casturi yang mereka punya daripada masyarakat di Kecamatan Gaung. Kekurangan lain yang ada di masyarakat adalah tidak dilakukannya kegiatan pra tanam yang baik seperti adanya seleksi benih, semai dan persiapan lahan. Masyarakat juga tidak melakukan kegiatan perawatan secara berkala (penyiangan, pemupukan). Kegiatan penyiangan baru dilakukan ketika panen tiba. Pembersihan areal dibawah tegakan dilakukan untuk memudahkan dalam pemanenen yang dilakukan. Sedangkan untuk pemupukan sendiri merupakan hal yang jarang dilakukan. Beberapa individu M. casturi yang di pupuk merupakan M. casturi yang ada di tanam di dekat sawah atau kebun masyarakat. Pupuk yang diberikan juga secara tidak disengaja karena pupuk yang diberikan adalah sisa pupuk baik untuk kelapa ataupun padi yang masyarakat tanam.
28
Gambar 13 Buah M. casturi yang dimakan tupai dan pohon M. casturi yang berukuran besar Budidaya M. casturi yang dilakukan masyarakat secara otodidak, pengetahuan didasarkan atas pengalaman dan interaksi yang lama terhadap M. casturi yang ditanam. Tidak adanya bimbingan dari penyuluh pertanian manjadi salah satu faktor penghambat tidak berjalannya budidaya M. casturi secara baik dan profesional di Kab. Indragiri Hilir. Tidak adanya kolaborasi antara petani dan pemerintah daerah seperti pemberdayaan dan bantuan modal serta tidak adanya lembaga keuangan yang memberikan bantuan permodalan/ kredit lunak untuk budidaya M. casturi juga membatasi budidaya M. casturi sebagai komoditas pertanian pendukung selain kelapa dan pinang yang menjadi sumber pencarian masyarakat. M. casturi termasuk spesies mangga yang tahan terhadap hama dan penyakit, dari pengamatan yang dilakukan jarang sekali ditemukan individu yang terserang penyakit ataupun hama. Hama bagi masyarakat baru muncul ketika musim panen tiba di mana M. casturi yang masak disukai oleh kalong, tupai dan babi. Akan tetapi masyarakat tidak terlalu menganggap hal ini sebagai hama yang mengkhawatirkan karena menurut mereka mahluk hidup lain juga berhak menikmati buah (M. casturi) yang telah matang. Bagi masyarakat juga dengan adanya kalong, tupai dan babi membantu penyebaran M. casturi yang ada. Faktor eksternal (peluang dan ancaman) Karakteristik tanah untuk lahan budidaya M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir pada beberapa kecamatan sesuai dan bisa untuk budidaya. M. casturi tumbuh dan berkembang dengan baik di lahan-lahan pertanian dan pekarangan masyarakat. Hanya saja belum ada masyarakat yang benar-benar menjadikan M. casturi sebagai komoditas unggulan pertanian mereka. Lahan yang luas dan masih belum ditanami oleh masyarakat sangat memungkinkan untuk meningkatkan populasi M. casturi yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir. Tabel 7
Nilai pengaruh dari faktor eksternal dalam Konservasi ex situ M. casturi masyarakat Indragiri Hilir
Faktor Eksternal Peluang - Lahan milik pribadi dan relatif luas - Populasi M. casturi masih relatif banyak
Kec. Gaung Anak Serka Bobot Tingkat NP
Bobot
Kec. Gaung Tingkat
NP
0,29
4
1,16
0,29
4
1,16
0,14
3
0,42
0,14
3
0,42
29
Tabel 7
Nilai pengaruh dari faktor eksternal dalam Konservasi ex situ casturi masyarakat Indragiri Hilir (lanjutan..)
Faktor Eksternal
Kec. Gaung Anak Serka Bobot Tingkat NP
Bobot
M.
Kec. Gaung Tingkat
NP Peluang - Tersedia pasar dan harganya relatif 0,29 4 1,16 0,29 4 1,16 stabil - Adanya izin untuk 0,14 4 0,56 0,14 4 0,56 membudidayakan M. casturi Ancaman - Adanya anggapan bahwa M. 0,14 3 0,42 0,14 2 0,28 casturi sebagai hama Total 1,00 3,72 1,00 3,58 Keterangan : 1 (Pengaruh kecil), 2 (Sedang), 3 (Besar), dan 4 (Sangat Besar), NP (Nilai Pengaruh)
M. casturi sangat digemari oleh masyarakat, karena buahnya yang manis dan tidak menimbulkan sakit perut bila mengkonsumsinya dalam jumlah yang banyak mengakibatkan buah ini laris di pasar-pasar tradisonal masyarakat. Di masyarakat Dayak Meratus (Kartikawati, 2004) M. casturi merupakan buah ekslusif dengan intensitas pemanfaatan tinggi. Di Kabupaten Indragiri Hilir, tidak jarang masyarakat datang langsung kerumah petani untuk memperoleh M. casturi ini. Harga jualnya pun relatif tinggi yakni Rp 8000- Rp 15.000/Kg dan relatif stabil karena jumlahnya terbatas dan peminatnya banyak. Penyebaran M. casturi sendiri di Kabupaten Indragiri Hilir hanya ada pada beberapa kecamatan saja. Adanya anggapan bahwa M. casturi mempengaruhi produktivitas kelapa, juga dilontarkan sebagian masyarakat yang di dua kecamatan ini. Masyarakat menganggap tajuk pohon M. casturi yang lebar mempengaruhi produktifitas buah kelapa disekitar pohon M. casturi tersebut. Hal ini tidak jarang dijadikan alasan masyarakat untuk menebang/mematikan M. casturi yang di tanam (Gambar 14). Selain itu, pohon M. casturi yang tinggi dan rimbun juga membuat masyarakat takut untuk menanamnya di halaman rumah karena takut menimpa rumah jika tumbang dan ditambah lagi dengan kondisi tanah rawa sehingga mengakibatkan pohon mudah tumbang bila terkena angin kencang. Ada juga masyarakat yang beranggapan bahwa pohon M. casturi mengundang datangnya kumbang yang sering membuat sarang di tiang-tiang rumah masyarakat.
Gambar 14 Pohon M. casturi yang ditebang dan Pohon M. casturi yang sengaja di teres. Potensi jumlah semai M. casturi yang ada saat ini tentu menjadi peluang untuk budidaya M. casturi di masa mendatang. Potensi semai M. casturi ini tentu sia-sia
30
jika tidak ada tindak lanjut/ usaha dari pemerintah, penyuluh pertanian dan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan budidaya M. casturi. Analisis Korelasi Analisis korelasi dilakukan untuk melihat korelasi antar variabel baik variabel pada faktor internal ataupun eksternal yang mempengaruhi konservasi M. casturi di Kecamatan Gaung. Korelasi yang ada antar variabel di Kecamatan Gaung berbeda dengan Kecamatan GAS dari analisis korelasi yang dilakukan. Korelasi terjadi antara kesadaran masyarakat dengan kegiatan panen dan pemasaran, hal ini menjelaskan kesadaran masyarakat untuk konservasi M. casturi juga dipengaruhi oleh manfaat ekonomi yang mereka dapatkan. Selain itu, korelasi juga terjadi antara luas dan status lahan dengan populasi M. casturi yang ada, populasi M. casturi berkorelasi negatif dengan pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit yang menjelaskan bahwa semakin banyak populasi M. casturi yang masyarakat miliki semakin jarang dilakukan pencegahan hama dan penyakit. Serta kegiatan pra-tanam dan perawatan dengan korelasi yang terjadi memiliki nilai kepercayaan 99%. Korelasi pada selang kepercayaan 95% juga terjadi antara populasi M.casturi dengan pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit, kegiatan pratanam dan perawatan, serta kegiatan panen dan pemasaran dengan perawatan. Hubungan antar variabel di Kecamatan Gaung lebih berkorelasi satu sama lain bila dibandingkan dengan variabel di Kecamatan GAS. Sehingga beberapa variabel bisa dihilangkan untuk menentukan faktor dominan konservasi M. casturi yang dilakukan. Tabel 8 Uji Korelasi antar variabel Kecamatan Gaung X1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
X2 Pearson Correlation
X1 1
X2 -.333 .072 1
X3 .079 .676 .515** .004 1
-.333 Sig. (2-tailed) .072 X3 Pearson Correlation .079 .515** Sig. (2-tailed) .676 .004 ** Pearson Correlation -.268 .346 .557 X4 Sig. (2-tailed) .001 .153 .061 X5 Pearson Correlation .083 -.198 -.476** Sig. (2-tailed) .663 .295 .008 -.400* X6 Pearson Correlation -.113 -.010 Sig. (2-tailed) .553 .960 .028 -.369* X7 Pearson Correlation -.112 -.135 Sig. (2-tailed) .557 .477 .045 **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.01 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed).
X4 .557** .001 -.268 .153 .346 .061 1 -.108 .570 -.435* .016 -.352 .056
X5 .083 .663 -.198 .295 -.476** .008 -.108 .570 1 .239 .204 .225 .233
X6 -.113 .553 -.010 .960 -.400* .028 -.435* .016 .239 .204 1 .877** .000
X7 -.112 .557 -.135 .477 -.369* .045 -.352 .056 .225 .233 .877** .000 1
Analisis korelasi variabel di Kecamatan GAS memperlihatkan bahwa variabel X2 dan X3, X6 dan X7 memiliki korelasi yang signifikan pada selang kepercayaan 95%. Korelasi ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara status dan luas lahan yang dimiliki (X2) dengan banyaknya M. casturi yang ditanam (X3). Begitu juga dengan hubungan yang ada antara kegiatan pra-tanam yang baik (X7) dengan kegiatan perawatan berkala (X6) pada konservasi M. casturi di Kecamatan GAS.
31
Tabel 9 Uji Korelasi antar variabel Kecamatan GAS X1 Pearson Correlation
X1 1
X2 .094 .619 1
X3 -.154 .416 .408* .025 1
Sig. (2-tailed) .094 X2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) .619 Pearson Correlation -.154 .408* X3 Sig. (2-tailed) .416 .025 .284 .107 .183 X4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) .128 .572 .332 .283 -.267 -.073 X5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) .130 .153 .702 Pearson Correlation .041 -.031 -.203 X6 Sig. (2-tailed) .829 .871 .282 Pearson Correlation .099 .038 -.266 X7 Sig. (2-tailed) .601 .844 .156 **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.01 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed).
X4 .284 .128 .107 .572 .183 .332 1 .110 .564 -.144 .446 -.236 .209
X5 .283 .130 -.267 .153 -.073 .702 .110 .564 1 .232 .216 .094 .623
X6 .041 .829 -.031 .871 -.203 .282 -.144 .446 .232 .216 1 .425* .019
X7 .099 .601 .038 .844 -.266 .156 -.236 .209 .094 .623 .425* .019 1
Konservasi M. casturi di Kecamatan GAS antar variabel juga kadang berkorelasi negatif satu sama lain seperti antar variabel pencegahan dan pengendalian penyakit dengan status dan luas lahan. Artinya jika luas lahannya luas masyarakat jarang melakukan pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit. Analisis Komponen Utama Hasil analisis komponen utama yang dilakukan terhadap faktor strategis internal dan eksternal konservasi Mangifera casturi di Kecamatan Gaung menunjukkan bahwa dari 7 variabel bebas yang diuji terhadap konservasi M. casturi dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor komponen utama. Hal ini di indikasikan dengan eigenvalue-nya > 1,4 (nilai jolliffe cut-off : 1,3586). Ketiga komponen baru dapat menjelaskan sebesar 85, 22% (komponen pertama sebesar 50,26%, komponen kedua sebesar 23,56%, dan komponen ketiga sebesar 11,40%) dari variabilitas keseluruhan variabel yang diamati. Perbedaan antar komponen relatif besar (> 10%), hal ini mengindikasikan bahwa tiap komponen memberikan informasi yang berbeda untuk menggambarkan konservasi M. casturi di kecamatan ini. Tabel 10 Nilai eigenvalue dan nilai faktor masing-masing variabel konservasi Mangifera casturi di Kecamatan Gaung PC 1 Eigenvalue 6,829 Proporsi 50,26% Kumulatif 50,26% Variabel 0,192 Kesadaran masyarakat (X1) 0,001 Status dan luas lahan (X2) -0,191 Populasi M. casturi (X3) -0,482 Panen dan pemasaran (X4) 0,127 Pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit (X5) 0,473* Perawatan (X6) 0,675* Pra-tanam (X7) *faktor determinan konservasi M.casturi di Kecamatan Gaung
PC 2 3,200 23,56% 73,82%
PC 3 1,548 11,40% 85,22%
0,560* -0,186 -0,052 0,636* 0,149
-0,178 0,219* 0,503* 0,200 -0,731*
0,219 0,418
0,123 0,286
32
Pada faktor komponen pertama dapat menjelaskan dua variabel yakni perawatan (0,473) serta pra-tanam (0,675). Faktor komponen kedua menjelaskan varian terbesar pada tiga variabel yakni kesadaran masyarakat (0,560) dan panen dan pemasaran (0,636) dan pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit (0,149). Sedangkan faktor komponen ketiga menjelaskan varian terbesar pada variabel status dan luas lahan (0,219), populasi M. casturi (0,503). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada setiap komponen utama yang menjadi matriks komponen (vektor ciri) memiliki variabel yang paling berpengaruh berbeda-beda. Faktor komponen pertama (6,829) memiliki nilai eigenvalue lebih besar daripada nilai faktor komponen kedua (3,200) sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor komponen pertama memiliki nilai pengaruh terhadap konservasi M. casturi di Kecamatan Gaung. Hasil yang diperoleh juga memperlihatkan bahwa ada perbedaan variabel yang mempengaruhi konservasi di Kecamatan Gaung dan Kecamatan GAS. Akan tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan karena variabel yang di uji berada pada komponen pertama dan kedua dari analisis komponen utama yang dilakukan. Hasil analisis komponen utama dengan biplot (komponen 1 dan komponen 2) di peroleh variabel-variabel yang berpengaruh terhadap konservasi M. casturi di Kecamatan Gaung yaitu: kesadaran masyarakat, status dan luas lahan, populasi M. casturi, panen dan pemasaran, pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit, perawatan dan pra-tanam. Hasil analisis komponen utama menunjukan total nilai keragaman yang mampu dijelaskan oleh komponen 1 dan 2 yaitu sebesar 73,82% dan dari hasil tersebut diketahui bahwa variabel yang ada berkorelasi besar terhadap konservasi M. casturi adalah kesadaran masyarakat, kegiatan panen dan pemasaran, status dan luas lahan, populasi M.casturi dan varibel kegiatan pra-tanam. X4
3 5 X1
2,4
7 28
24 11 9 18
X7
1,6 6
X6
Komponen 2 (23,56)
0,8 X5
13
-4
8 2 -3 12 19 27 26
-2
-1
1
X3
2 23
-0,8 10 21
3
4
30 17 16 25
X2 1
-1,6
15
14
22
-2,4
29
20 -3,2
4
-4 Komponen 1 (50,26%)
Gambar 15
Biplot analisis komponen utama konservasi M.casturi di Kecamatan Gaung Peubah determinan yang paling berpengaruh terhadap konservasi M. casturi di Kecamatan Gaung di hasilkan dari analisis regresi linear berganda dengan prosedur stepwise menggunakan software minitab 14. Beberapa variabel sebelumnya telah dihilangkan karena adanya korelasi antar varibel yang diketahui dengan uji korelasi antar variabel. Variabel yang berkorelasi dipilih salah satunya
33
dimana variabel yang memiliki nilai tertinggi adalah variabel yang dipilih. Dari 7 variabel bebas setelah dilakukan uji korelasi variabel yang tersisa tinggal 4 variabel. Dengan 30 responden yang diwawancara, konservasi M. casturi di Kecamatan Gaung model regresi dengan 4 variabel bebas adalah: Y = 3,57 - 0,463 X2 + 1,43 X3 + 0,057 X4 - 0,07 X7 R-Sq = 63,0% R-Sq(adj) = 57,0% Ket
:Y X2 X3 X4 X7
= Konservasi M.casturi = Status dan luas lahan = Populasi M. casturi = Panen dan pemasaran = Pra-tanam
Dari analisis yang dilakukan, model ini dinilai cukup baik untuk menilai faktor dominan konservasi M. casturi di Kecamatan Gaung. Populasi M. casturi menjadi faktor dominan pada konservasi M. casturi yang ada. Sedangkan luas dan status lahan serta kegiatan panen dan pemasaran kegiatan pra-tanam bukan merupakan faktor dominan karena nilai P variabel > 0,05. Analisis komponen utama yang juga dilakukan terhadap faktor strategis internal dan eksternal konservasi Mangifera casturi di Kecamatan GAS. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 7 variabel bebas yang diuji terhadap konservasi M. casturi dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor komponen utama. Hal ini di indikasikan dengan eigenvalue-nya > 1 (nilai jolliffe cut-off : 0,99816). Ketiga komponen baru dapat menjelaskan sebesar 75,08% (komponen pertama sebesar 39,58%, komponen kedua sebesar 24,17%, dan komponen ketiga sebesar 11,33%) dari variabilitas keseluruhan variabel yang diamati. Perbedaan antar komponen relatif besar (> 10%), hal ini mengindikasikan bahwa tiap komponen memberikan informasi yang berbeda untuk menggambarkan konservasi M.casturi di kecamatan ini. Tabel 10 Nilai eigenvalue dan nilai faktor masing-masing variabel konservasi Mangifera casturi di Kecamatan GAS PC 1 3,951 Eigenvalue 39,58% Proporsi 39,58% Kumulatif Variabel 0,119 Kesadaran masyarakat (X1) 0,030* Status dan luas lahan (X2) 0,148* Populasi M. casturi (X3) 0,867* Panen dan pemasaran (X4) 0,028 Pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit (X5) -0,223 Perawatan (X6) -0,400 Pra-tanam (X7) *faktor determinan konservasi M.casturi di Kecamatan GAS
PC 2 2,413 24,17% 63,75%
PC 3 1,131 11,33% 75,08%
0,281* -0,004 -0,174 0,405 0,283
0,261 -0,184 -0,195 -0,193 0,703*
0,455* 0,663*
0,247 -0,516
Pada faktor komponen pertama dapat menjelaskan tiga variabel yakni panen dan pemasaran (0,867), populasi M.casturi (0,148) serta status dan luas lahan (0,030). Faktor komponen kedua menjelaskan varian terbesar pada tiga variabel yakni variabel pra-tanam (0,663), perawatan (0,455) dan kesadaran masyarakat (0,281). Sedangkan faktor komponen ketiga menjelaskan varian terbesar pada variabel pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit (0,703).
34
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada setiap komponen utama yang menjadi matriks komponen (vektor ciri) memiliki variabel yang paling berpengaruh berbeda-beda. Faktor komponen pertama (3,951) memiliki nilai eigenvalue lebih besar daripada nilai faktor komponen kedua (2,413) sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor komponen pertama memiliki nilai pengaruh terhadap konservasi M. casturi di Kecamatan GAS. Hasil analisis komponen utama dengan biplot (komponen 1 dan komponen 2) di peroleh variabel-variabel yang berpengaruh terhadap konservasi M. casturi di Kecamatan GAS yaitu: kesadaran masyarakat, status dan luas lahan, populasi M. casturi, panen dan pemasaran, pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit, perawatan dan pra-tanam. Hasil analisis komponen utama menunjukan total nilai keragaman yang mampu dijelaskan oleh komponen 1 dan 2 yaitu sebesar 63,75% dan dari hasil tersebut di peroleh lima faktor berkorelasi positif dan dua faktor berkorelasi negatif terhadap konservasi M. casturi di Kecamatan GAS. Lima faktor yang berkorelasi positif meliputi; kesadaran masyarakat (X1), status dan luas lahan (X2), populasi M. casturi (X3), panen dan pemasaran (X4), pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit (X5) sedangkan perawatan (X6), pra-tanam (X7) sebagai faktor yang berkorelasi negatif (Gambar 16). 4
3,2 10 X7
2,4 2
Komponen 2 (24,17%)
11
X6
15 20
1,6
X4
17 30 19
X5
X1
0,8
25
4
13 18 -5
-4
8
-3
-2
63 12
X2
-1
1
2
3
23 21 -0,8
29
X3
27 28 22 24
-1,6
7
19 -2,4 14 26
16
5
Komponen 1 (39,58%)
Gambar 16 Biplot analisis komponen utama konservasi M.casturi di Kecamatan GAS Beberapa variabel sebelumnya telah dihilangkan karena adanya korelasi antar varibel yang diketahui dengan uji korelasi antar variabel. Variabel yang berkorelasi dipilih salah satunya dimana variabel yang memiliki nilai tertinggi adalah variabel yang dipilih. Dari 7 variabel bebas setelah dilakukan uji korelasi variabel yang tersisa tinggal 3 variabel. Dengan 30 responden yang diwawancara, konservasi M. casturi di Kecamatan GAS model regresi dari 3 variabel bebas adalah: Y = 4,97 + 0,875 X3 - 0,208 X4 + 0,225 X7 R-Sq = 30,2% R-Sq(adj) = 22,2% Ket
:Y X3 X4
= Konservasi M.casturi = Populasi M. casturi = Panen dan pemasaran
35
X7
= Pra-tanam
Model yang terbangun bukanlah model yang terbaik, hal ini dapat di lihat dari nilai R-Sq dan R-Sq(adj) yang kurang dari 50%. Hal ini dikarenakan sebaran data yang cenderung seragam dari jawaban responden yang muncul. Hal ini menjelaskan bahwa model yang terbangun belum bisa menjelaskan faktor yang paling berpengaruh terhadap konservasi M.casturi di Kecamatan GAS. Strategi Konservasi Ex Situ Berbasis Masyarakat Kegiatan konservasi yang dilakukan saat ini baru pada tahapan pemanfaatan dan penjagaan terhadap budidaya M. casturi yang diwariskan. Dari wawancara yang dilakukan, salah satu alasan yang memengaruhi kurangnya keinginan masyarakat untuk melakukan budidaya adalah pohon M. casturi lama berbuah. M. casturi yang ditanam masyarakat dari biji sehingga mengakibatkan pohon ini lama berbuah. Alasan ini di kemukakan oleh masyarakat Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung. Peran penyuluh pertanian dalam hal budidaya dan agroindustri M. casturi sangat diperlukan. Hal ini disebabkan usaha pertanian masyarakat pada umumnya masih skala kecil, tingkat pengetahuan, dan modal masyarakat juga rendah. Kondisi ini menurut Suryana (2003) mengakibatkan hanya sebagian kecil potensi sumberdaya dapat dimanfaatkan dan ketidak-tepatan penerapan inovasi teknologi menyebabkan penurunan kuantitas maupun kualitas produk yang dihasilkan. Peningkatan pengetahuan masyarakat juga telah dilakukan oleh pemerintah Kabupeten Indragiri Hilir. Saat ini sudah ada 3 perguruan tinggi di Indragiri Hilir, yakni Universitas Islam Indragiri (UNISI), Akademi Kebidanan Puri Husada, dan Sekolah Tinggi Agama Islam (Auliaurrasyidin). Selain itu, pendidikan dasar hingga menengah pun terus ditingkatkan. Berdasarkan data Dinas Pendidikan, saat ini di Kabupaten Indragiri Hilir terdapat 507 Sekolah Dasar, 122 Sekolah Menengah Pertama, 31 Sekolah Menengah Atas, 10 Sekolah Menengah Kejuruan, 29 Raudatul Athfal, 194 Madrasah Ibtidaiyah, 141 Madrasah Tsanawiyah, dan 50 Madrasah Aliah. Bahkan di Universitas Islam Indragiri (UNISI), telah ada Jurusan Pertanian yang tentunya bisa menjadi salah satu lembaga pendidikan lokal yang bisa menunjang kegiatan budidaya M. casturi Kegiatan penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan bagi masyarakat (petani) untuk membuat mereka tahu, mau dan mampu berswadaya melaksanakan upaya peningkatan produksi, pendapatan keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga/ masyarakatnya (Mardikanto 1991). Hal ini penting dilakukan karena penyuluh pertanian merupakan ”ujung tombak” dalam membina petani dan kelompok tani dengan baik menuju penerapan pembangunan pertanian yang baik (Syabrina 2009). Penyuluh pertanian untuk konservasi ex situ M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir wajib adanya untuk membina, membimbing, mengarahkan dan menjadi penghubung antara petani dengan pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga terkait lainnya. Saat ini masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir kurang mendapatkan manfaat optimal dari konservasi M. casturi yang telah mereka lakukan sejak lama. Perlu perbaikan di beberapa aspek yang harus dilakukan agar masyarakat sejahtera dengan konservasi M. casturi yang mereka lakukan. Kedepannya konservasi M. casturi yang dilakukan dapat menjadikan M. casturi sebagai produk pertanian unggulan di Kabupaten Indragiri Hilir. Hal ini memungkinkan dengan potensi M. casturi yang belum dikembangkan secara optimal.
36
Hal ini tentu menjadi peluang usaha dari masyarakat, sehingga laju urbanisasi dapat dikurangi. Perekonomian desa kembali hidup, karena tenaga adanya lapangan kerja baru. Lahan pertanian yang ada tidak lagi terlantar dan dapat terkelola dengan baik. Rekomendasi M. casturi sebagai prioritas spesies budidaya selain untuk tujuan konservasi M. casturi,spesies ini juga memiliki nilai manfaat dan nilai ekonomi yang tinggi dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan M.casturi sebagai spesies untuk agroindustri sesuai dengan budaya masyarakat setempat. M. casturi juga telah dimanfaatkan masyarakat sejak lama, dan M.casturi sendiri sudah beradaptasi dengan lingkungan yang ada sehingga memungkinkan pengggunaan bibit lokal. Hal lain yang menjadikan spesies ini bisa menjadi spesies unggulan karena stimulus-stimulus amar konservasi yang telah ada di masyarakat sejak lama. Peluang usaha ini tentu mendorong berkurangnya jumlah angkatan kerja yang menganggur. Dari data BPS 2011 mayoritas penduduk Kabupaten Indragiri Hilir pada usia kerja 15 tahun keatas bekerja pada bidang pertanian (agriculture) dengan persentase 66,07 %, Industri (8,34%) dan jasa (25,59%), dengan jumlah angkatan kerja 293.791 individu. Jumlah angkatan kerja yang menganggur sebanyak 16.795 individu. Penduduk usia 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama dan jenis kelamin di Kabupaten Indragiri Hilir, 2010 disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Penduduk usia 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama dan jenis kelamin di Kabupaten Indragiri Hilir, 2010 JenisKegiatanUtama I. AngkatanKerja 1. Bekerja - Pertanian - Industri - Jasa 2. Menganggur II. Bukan Angkatan kerja (Sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya) Jumlah Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat Pengangguran terbuka Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hilir 2011
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
198.944 134.644 19.869 44.431 6.888
94.847 59.459 4.628 30.760 9.907
293.791 194.103 24.497 75.191 16.795
29.509
115.130
144.639
235.341 87,46% 3,35
219.884 47,64 9,46
455.225 68,23 5,41
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, baik analisis SWOT, analisis komponen utama, dan analisis korelasi hubungan antar variabel, konservasi M. casturi yang dilakukan saat ini oleh masyarakat di Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung berpotensi untuk di kembangkan lebih lanjut untuk kegiatan pertanian yang lestari. Lestari yang diharapkan dalam hal ini tentu saja lestari semua aspek baik lestari ekologi (kelestarian M. casturi sebagai objek budidaya), lestari manfaat (masyarakat mendapatkan nilai tambah ekonomi dari konservasi M. casturi yang dilakukan) serta lestari secara sosial (kelestarian M. casturi sebagai wujud penghargaan terhadap leluhur yang membawa M. casturi). Hal ini juga ditunjang dengan tri-stimulus amar konservasi yang baik (positif) di masyarakat. Diagram alir pengembangan konservasi M. casturi berbasis peran serta masyarakat di sajikan pada Gambar 17:
Gambar 17.
Bantuan modal
M. casturi lestari
Hidup lebih baik dan sejahtera
Masyarakat makmur dan M.casturi tetap lestari
Populasi M.casturi
Pendapatan masyarakat
Budidaya lebih baik
Pemerintah
- Faktor sarana usaha pertanian yang memadai. - Jaminan tersedianya pasar dan harga yang sesuai - Iklim usaha yang kondusif
Diagram alir konservasi M. casturi berbasis peran serta masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir (Diadopsi dari Asngari (2008)
Bank/ lembaga keuangan
Mau Tahu Mampu memanfaatkan ilmu dan teknologi
- Perubahan perilaku: pengetahuan, sikap/mental, dan keterampilan - Terbangunnya sikap “tri stimulus amar pro- konservasi”
Penyuluh pertanian + Perguruan tinggi
37
38
Budidaya M.casturi sebagai komoditas agroindustri merupakan solusi yang dapat diterapkan selain untuk kelestarian spesies ini, kegiatan budidaya secara baik juga merupakan alternatif peningkatan pendapatan masyarakat. Kegiatan ini tentu tidak akan berjalan optimal tanpa peran serta pemerintah, penyuluh pertanian, lembaga keuangan, peneliti dan perguruan tinggi. Menurut Sinukaban (2012) perkembangan sistem pertanian berkelanjutan di daerah miskin memerlukan keinginan politik (political will), komitmen politik (political commitment), dan kebijakan politik (political action) yang sangat kuat karena perwujudannya memerlukan dukungan berbagai tingkat kebijakan sebagai berikut: 1. Penyuluhan dan pelatihan. Banyak hasil penelitian di lembaga-lembaga penelitian, LIPI, BPPT, dan universitas yang sesungguhnya sudah dapat mendukung sistem pertanian berkelanjutan. Akan tetapi, jumlah dan kemampuan tenaga penyuluh masih sangat kurang sehingga informasi tersebut tidak sampai ke petani. Hal ini juga dirasakan di Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung, kurangnya tenaga dan pengetahuan penyuluh mengakibatkan budidaya M. casturi belum bisa di laksanakan dengan baik. 2. Pengadaan lembaga keuangan atau perkreditan. Pengadaan dan penggunaan pupuk (buatan dan organik), serta pengadaan peralatan pertanian membutuhkan dana yang justru tidak dimiliki oleh petani. 3. Penguasaan dan pemilikan lahan. Untuk poin ini, di Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung tidak menjadi masalah karena masyarakat memiliki tanah sendiri dan relatif luas. 4. Sistem pemasaran hasil. Selama ini pasar M. casturi masih regional Kabupaten Indragiri Hilir (tidak mencakup seluruh kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir), dan harga relatif stabil. Kedepannya perlu adanya sistem pemasaran dan kebijakan penentuan harga yang menguntungkan petani sehingga masyarakat terjamin kesejahteraannya. 5. Pengembangan industri rumah tangga. Pemanfaatan M.casturi masih pada taraf pemanfaatan buah segar. Untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi, produk olahan lanjutan seperti minuman buah segar, ekstraksi vitamin buah M.casturi, selai, dodol, dan produk olahan lainnya bisa dilakukan. Selain menambah nilai ekonominya, buah M. casturi bisa efektif dan efisien pemanfaatannya. 6. Penelitian dan pengembangan. Konservasi M.casturi yang dilakukan oleh masyarakat memiliki kendala salah satunya lamanya M.casturi berbuah jika di tanam dari biji, hal ini menjadi salah satu kelemahan sehingga masyarakat tidak menanam M.casturi. Hal ini perlu menjadi kajian untuk penelitian dan pengembangan sehingga konservasi M.casturi dan manfaat dari spesies ini tetap ada di masyarakat. Pelestarian keanekaragaman hayati menurut Irwan (2007) salah satunya adalah mempertahankan penggunaan tradisional sesuatu jenis dan mengembangkan daya manfaat jenis tersebut melalui peningkatan nilai tambah dengan bantuan teknologi modern. Tindak lanjut dari hal ini di antaranya adalah dengan pemuliaan tanaman ataupun budidaya yang lebih baik dengan peningkatan pengetahuan masyarakat petani. M. casturi sebagai produk domestifikasi masyarakat saat ini belum sepenuhnya di kelola dengan baik dalam hal budidayanya. Pengembangan manfaat dari M. casturi sebagai spesies budidaya
39
unggulan masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir tentunya juga akan melestarikan spesies tersebut. Indonesia sebagai negara yang kaya sumberdaya alam, juga memiliki keragaman etnis yang memiliki kehidupan sosial yang unik dan budaya yang berbeda. Walujo (2011) menyatakan bahwa kebhenikaan suku-suku bangsa yang dipadukan dengan keanekaragaman hayati yang terdapat di berbagai kepulauan Indonesia, maka tidak mengherankan jika tumbuh berbagai sistem pengetahuan tentang alam dan lingkungan. Keragaman sistem pengetahuan lokal ini tergantung pada tipe ekosistem alam dan ekologi budaya masyarakat, iklim terutama curah hujan dan adat istiadat yang dipercaya oleh berbagai kelompok suku di Indonesia. Begitu halnya juga dengan M. casturi bagi masyarakat suku Banjar tidak hanya menjadi maskot Provinsi Kalimantan Selatan, tetapi dalam konservasi ex- situ M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir masyarakat suku Banjar berperan besar terhadap konservasi yang dilakukan.
6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Populasi M. casturi menyebar pada beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir, diantaranya Kecamatan Tembilahan Kota, Kecamatan Gaung, Kecamatan GAS, Kecamatan Batang Tuaka, dan Kecamatan Kuindra. Di Kecamatan GAS populasi M. casturi tersebar mengelompok perkampungan suku Banjar sedangkan di Kecamatan Gaung populasi M. casturi tersebar merata di seluruh kecamatan. 2. Populasi M. casturi sekitar 1315 individu (836 anakan, 46 pancang, 73 tiang dan 360 pohon) dari hasil inventarisasi di dua kecamatan di Kabupaten ini yakni Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung. 3. Populasi M. casturi tumbuh baik didukung oleh kondisi tanah rawa gambut di Kabupaten Indragiri Hilir yang sesuai sebagai tempat tumbuh M. casturi. 4. Konservasi ex situ Mangifera casturi Kosterm. yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Gaung dipengaruhi oleh stimulus rela-religius sedangkan di Kecamatan GAS stimulus manfaat yang lebih berperan. Selain itu, konservasi ex situ M. casturi yang terjadi saat ini juga didukung beberapa variabel diantaranya kesadaran masyarakat, status dan luas lahan, populasi M. casturi, panen dan pemasaran, pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit, perawatan serta kegiatan pra-tanam. 5. Strategi pengembangan Konservasi ex situ Mangifera casturi Kosterm dilakukan dalam bentuk kegiatan budidaya oleh masyarakat. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjadikan M. casturi sebagai salah satu komoditas agroindustri di Kabupaten Indragiri Hilir. Hal ini didukung oleh kondisi lahan sesuai dan luas untuk menanam spesies ini di Kabupten Indragiri Hilir. Selain untuk kelestarian M. casturi, masyarakat juga mendapatkan manfaat dari kegiatan konservasi ex situ M. casturi yang mereka lakukan. Saran 1. Strategi konservasi yang dilakukan tidak lepas dari peran pemerintah dan lembaga-lembaga terkait. Hal ini penting dilakukan untuk memberikan pendampingan dan bantuan agar Konservasi ek-situ Mangifera casturi Kosterm bisa dilaksanakan dan hasil yang didapatkan juga optimal. 2. Perlu kajian keanekaragaman genetik M. casturi yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir dengan M. casturi yang ada di Kalimantan.
41
DAFTAR PUSTAKA [Anonim]. 1990. Undang-undang No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta. [Anonim]. 1994. Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/KptsII/1994 Tentang Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar. Jakarta [Anonim]. 2011. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.93 Tahun 2011 Tentang Kebun Raya. Jakarta. Afifuddin Y. 2006. Penilaian Ekonomi Agroforest Tembawang Di Kabupaten Sintang dan Sanggau Propinsi Kalimantan Barat [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Agussabti. 2002. Kemandirian Petani dalam Pengambilan Keputusan Adopsi Inovasi (Kasus Petani Sayuran di Provinsi Jawa Barat) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Antarlina SS, Izzudin N dan Sudirman U. 2005. Karekteristik Fisik dan Kimia Buah Eksotik Lahan Rawa serta Potensi Pemanfaatannya sebagai Pangan. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Banjarbaru. Di unduh melalui http://balittra.litbang.deptan.go.id/eksotik/Monograf%20-%208.pdf tanggal 30 Juli 2012. Arikunto S. 2009. Manajemen Penelitian. PT. Jakarta (ID): Rineka Cipta Asngari PS. 2012. Peranan Penyuluh Pembangunan untuk Keberhasilan Pembangunan Nasional. Persepektif Ilmu-Ilmu Pertanian. Dewan Guru Besar Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID): Penebar Swadaya. Hlmn 392397. Barchia MF. 2006. Gambut Agroekosistem dan Transformasi Karbon. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Indragiri Hilir. 2011. Indragiri Hilir dalam Angka 2010. BAPPEDA Kabupaten Indragiri Hilir bekerjasama dengan BPS Kabupaten Indragiri Hilir. Campbell RJ. 2007. Kastooree (Mangiferacasturi) as a Graft Interstock for Wild Mangos. Proc. Fla. State Hort. Soc. 120: 15-16. Glowka L, et al. 1994. A Guide to the Convention on Biological Diversity. Environment Policy and Law paper No. 30. Gland, Switzerland (CH): IUCN. Guerrant Jr EO, Havens K, dan Maunder M (editor). 2004. Eksitu Plant Conservation Supporting Species Survival in The Wild. Society for Ecological Restoration International and Center for Plant Conservation. London (UK): Island Press. Irwan DZ. 2007. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas, dan Lingkungan. Jakarta (ID): PT. Bumi Aksara. Ishak H. 2003. Indragiri Hilir Halaman Bermain Malaysia, Hinterland Singapura. BAPPEDA Indragiri Hilir. Riau (ID): CV Bali Intermedia. [IUCN] International Union For the Conservation of Nature and Natural Resources. 2010. IUCN Red List of Threatened Spesies. Version 2010.2.
akses 18 September 2011.
42 Kartikawati SM. 2004. Pemanfaatan Sumberdaya Tumbuhan oleh Masyarakat Dayak Meratus di Kawasan Hutan Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kostermans AJGH, Bompard JM.1993.The Mangoes: Their Botany, Nomenclature, Horticulture and Utilisation. IBPGR and Linnean Society of London. London (UK): Academic Press. Kriyantono R. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai contoh Praktis Riset Media, Public Relatons, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta (ID): Kencana. Lichtfouse E (editor). 2010. Biodiversity, Biofuels, Agroforestry and Conservation Agriculture. London (UK): Springer. Loetsch, F, F. Zohrer, K. E. Haller. 1973. Forest Inventore volume II (English by K F Panzer). Munchen (DE) : BlvVerlagsgesellschaft. Mardikanto T. 1991. Penyuluh Pembangunan Pertanian. Surakarta (ID): Sebelas Maret University Press. Noor M. 2004. Lahan Rawa: Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada. Pramono H. 2000. Ketergantungan Masyarakat terhadap Repong Damar di Pesisir Krui Lampung Barat [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Price MRS, Maunder M, Soore PS. 2004. Ex Situ Support to the Conservationof Wild Populations and Habitats: Lessons from Zoo and Opportunities for Botanic Gardens. Di dalamGuerrantJr EO, Havens K, Maunder M (editor). Eksitu Plant Conservation Supporting Species Survival in The Wild. Society for Ecological Restoration International and Center for Plant Conservation. London (UK): Island Press. Pujiastuti E. 2010. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Hutan Tanaman Rakyat di Kabupaten Sarolangun, Jambi [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. 2010. Spesies Prioritas untuk Konservasi Tumbuhan Indonesia: Seri 1. Arecaceae, Cyatheaceae, Nepenthaceae, Orchidaceae. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis-Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Raven PH. 2004. Foreword. Di dalam Guerrant Jr EO, Havens K, Maunder M (editor). Eksitu Plant Conservation Supporting Species Survival in The Wild. Society for Ecological Restoration International and Center for Plant Conservation. London (UK): Island Press. Rianse U, Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan Aplikasi). Bandung (ID): CV Alfabeta. Ridwan, Sunarto.2009. Pengantar Statistik untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung (ID): CV Alfabeta. Rolston III H. 2004. In Situ and Ex Situ Conservation; Philosophical and Ethical Concern. Di dalam Guerrant Jr EO, Havens K, dan Maunder M (editor). Eksitu Plant Conservation Supporting Species Survival in The Wild. Society for Ecological Restoration International and Center for Plant Conservation. London (UK): Island Press.
43 Sinukaban N. 2008. Membangun Pertanian Menjadi Industri yang Lestari. Persepektif Ilmu-Ilmu Pertanian. Dewan Guru Besar Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID): Penebar Swadaya.Hlmn 68-72. Suprayitno AR. 2011. Model Peningkatan Partisipasi Petani Sekitar Hutan dalam Mengelola Hutan Kemiri Rakyat (Kasus Pengelolaan Hutan Kemiri Kawasan Pegunungan Bulusaraung Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan) [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Suryana A. 2003. Kapita Selekta: Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan Pangan. BPFE-Yogyakarta. Susiatik T. 1998. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Pembangunan Masyarakat Desa Terpadu (PMDHT) di Desa Mojokerto Kecamatan Wirosari Kabupaten Dati II Grobogan Jawa Tengah [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sutisna WP.1993. In Situ Conservation of Indonesia Flora. Strategies for flora conservation in Asia The Kebun Raya Bogor Conference. Prosiding. Suhirman, Geoff Butler, Fuaddini, Jeanine Pfeiffer, Mark Richardson and Suhendar (editors); Kebun Raya Bogor LIPI Bogor, Indonesia. Syabrina E. 2009. Analisis Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di Propinsi Riau [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Wahdah R, Nisa C dan Langai BF. 2003. Karakterisasi Sifat Fisik Buah dan Kandungan Gizi Buah-buahan di Lahan Kering Kalimantan Selatan. Fakultas Pertanian UNLAM-BPTP Kalimantan Selatan, Banjar Baru Walujo EB. 2011. Sumbangan Ilmu Etnobotani dalam Memfasilitasi Hubungan Manusia dengan Tumbuhan dan Lingkungannya. Jurnal Biologi Indonesia. 7(2):375-391. [WCMC] World Conservation Monitoring Centre. 1998. Mangifera casturi. In: IUCN 2011. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2011.2. <www.iucnredlist.org>. Downloaded on 14 December 2011. Zuhud EAM. 2007. Sikap Masyarakat dan Konservasi, suatu Analisis Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.), Sebagai Stimulus Tumbuhan Obat bagi Masyarakat, Kasus di Taman Nasional Meru Betiri [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Spesies
Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
3
3 4 3
15
4 10
3
Anakan
Keliling (cm) 217 198 230 184 233 242 44 20 77 42 88 31 253 83 34 22 201 103 189 37 66 89 79 29 29 26 26 79 142
Diameter (cm) 69,11 63,06 73,25 58,60 74,20 77,07 14,01 6,37 24,52 13,38 28,03 9,87 80,57 26,43 10,83 7,01 64,01 32,80 60,19 11,78 21,02 28,34 25,16 9,24 9,24 8,28 8,28 25,16 45,22
Tinggi (m) TBC TT 2 25 2 25 2 25 3 25 6 30 4 33 2 16 8 2 8 4 10 4 15 2 6 3 35 2 8 10 8 8 35 4 15 6 35 6 4 12 4 20 17 20 8 8 8 8 4 12 4 25
Lebar Tajuk (m) U S T 8 9 8 7 6 8 7 8 7 10 8 9 8 9 10 10 10 9 0 0 0 0 0 0 4 3 5 0 0 0 3 4 5 0 0 0 10 10 10 5 4 5 0 0 0 0 0 0 7 8 9 4 5 4 7 8 9 0 0 0 5 3 4 6 7 6 5 5 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 5 6 6 7 B 10 6 10 10 10 11 0 0 4 0 3 0 10 5 0 0 8 5 7 0 3 6 5 0 0 0 0 4 6
X desimal 103,3403056 103,3404167 103,3403889 103,3408889 103,3410556 103,3408889 103,3407222 103,3407778 103,3408333 103,3409167 103,341 103,3409722 103,3409444 103,3410278 103,3408611 103,3408333 103,3406944 103,3407222 103,3408056 103,34075 103,341 103,3410278 103,3406389 103,3406111 103,3405833 103,3407222 103,3410833 103,3409722 103,3407778
Y desimal 0,178416667 0,1785 0,178583333 0,178527778 0,178861111 0,179222222 0,179222222 0,179194444 0,179138889 0,179111111 0,179222222 0,179638889 0,179972222 0,180166667 0,180138889 0,180111111 0,180611111 0,180666667 0,180638889 0,180861111 0,180888889 0,181111111 0,181138889 0,181138889 0,181111111 0,181222222 0,181138889 0,181111111 0,181638889
Koordinat
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir Ket
44
Spesies
Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan
NO
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
2 7
20 2 3 66 4 33 11
4 23
Anakan
Keliling (cm) 182 292 148 120 167 54 118 87 153 34 24 47 122 75 72 86 261 227 227 258 172 222 270 131 246 257 172 210 173
Diameter (cm) 57,96 92,99 47,13 38,22 53,18 17,20 37,58 27,71 48,73 10,83 7,64 14,97 38,85 23,89 22,93 27,39 83,12 72,29 72,29 82,17 54,78 70,70 85,99 41,72 78,34 81,85 54,78 66,88 55,10
Tinggi (m) TBC TT 7 30 10 35 12 32 8 30 5 30 8 12 6 20 9 15 10 20 12 10 10 12 6 25 6 15 4 15 6 16 10 35 12 35 8 35 18 36 10 30 4 30 3 30 15 25 6 38 10 35 12 30 8 32 10 30
Lebar Tajuk (m) U S T 6 6 8 10 8 10 7 6 7 4 6 7 4 6 7 0 0 0 6 8 9 6 6 6 8 7 6 0 0 0 0 0 0 3 2 3 4 4 6 4 4 4 4 3 4 4 3 3 8 10 9 6 8 10 10 12 10 10 11 10 7 8 8 8 9 8 10 11 10 8 8 8 10 10 10 10 9 10 8 8 8 10 10 9 8 8 7 B 6 9 7 5 6 0 8 7 8 0 0 3 4 4 3 3 8 6 11 12 9 8 10 8 10 10 8 8 6
X desimal 103,34 103,3402778 103,3404722 103,3407222 103,3407222 103,3414444 103,3414167 103,3416389 103,3418889 103,3418056 103,3418056 103,34175 103,3413333 103,3413056 103,3413333 103,3413333 103,3414722 103,3416111 103,3416389 103,3416944 103,3421667 103,3421667 103,3421389 103,3420278 103,3420278 103,3419444 103,3418333 103,3416944 103,3416944
Y desimal 0,181666667 0,181666667 0,181361111 0,181694444 0,181666667 0,183166667 0,183194444 0,18325 0,183305556 0,183277778 0,183277778 0,183305556 0,183222222 0,183333333 0,183361111 0,183444444 0,183722222 0,183694444 0,183694444 0,183833333 0,184055556 0,183972222 0,184027778 0,184111111 0,183972222 0,184166667 0,184305556 0,184083333 0,183972222
Koordinat
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir (lanjutan...) Ket
45
Spesies
Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan
NO
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
2 5 3 3
5
2
3
Anakan
Keliling (cm) 101 98 36 50 68 23 33 15 13 12 44 41 121 96 118 106 46 64 221 88 150 117 273 136 199 200 234 230 138
Diameter (cm) 32,17 31,21 11,46 15,92 21,66 7,32 10,51 4,78 4,14 3,82 14,01 13,06 38,54 30,57 37,58 33,76 14,65 20,38 70,38 28,03 47,77 37,26 86,94 43,31 63,38 63,69 74,52 73,25 43,95 3 15 6 10 2 2 15 10 10 10 10 10
2 2 2 2
5 5 3 4 7 5 12 20 20 20 7 7 30 15 20 22 25 25 25 30 32 30 22
Tinggi (m) TBC TT 6 20 2 3 8 3 8 2 U 4 5 2 2 4 0 0 0 0 0 0 0 3 4 6 5 0 2 7 4 8 8 8 3 8 10 10 7 4
Lebar Tajuk (m) S T 4 6 4 3 2 2 3 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 3 4 4 7 6 6 4 0 0 3 3 8 7 5 4 7 5 6 7 9 8 4 6 6 7 10 9 9 10 8 9 6 4 B 6 8 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 4 5 5 0 3 5 3 6 6 7 3 8 8 9 10 5
Koordinat X desimal Y desimal 103,3412778 0,184194444 103,3401389 0,210666667 103,3400278 0,210611111 103,3400278 0,210611111 103,3405 0,210611111 103,3401389 0,210611111 103,3406944 0,209833333 103,34075 0,2095 103,34075 0,2095 103,3408333 0,209277778 103,34025 0,208888889 103,3399444 0,208916667 103,34 0,208583333 103,3403611 0,205305556 103,3403611 0,205305556 103,3403611 0,205305556 103,3400278 0,20525 103,3400556 0,204916667 103,3410833 0,19525 103,341 0,193416667 103,3407778 0,193055556 103,3407222 0,193 103,3410556 0,192444444 103,34075 0,192361111 103,3406389 0,192277778 103,3408333 0,191388889 103,3410833 0,190555556 103,3410833 0,189555556 103,3407222 0,188972222
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir (lanjutan...) Ket
46
Spesies
Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan
NO
88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116
Anakan
Keliling (cm) 120 91 35 15 139 56 30 23 103 91 60 56 130 36 28 38 96 102 102 48 3 131 38 90 78 59 51 36 66
Diameter (cm) 38,22 28,98 11,15 4,78 44,27 17,83 9,55 7,32 32,80 28,98 19,11 17,83 41,40 11,46 8,92 12,10 30,57 32,48 32,48 15,29 0,96 41,72 12,10 28,66 24,84 18,79 16,24 11,46 21,02
Tinggi (m) TBC TT 4 20 4 20 10 2 3 10 2 8 2 8 2 8 2 12 5 10 3 10 2 10 2 15 3 8 3 8 3 8 2 15 2 15 2 15 2 8 7 3 15 4 3 10 3 10 9 9 10 2 10 U 4 4 0 0 5 0 0 0 4 5 0 0 8 0 0 0 6 6 6 0 0 7 0 3 2 0 0 0 3
Lebar Tajuk (m) S T 4 5 3 4 0 0 0 0 5 4 0 0 0 0 0 0 4 4 2 2 0 0 0 0 7 6 0 0 0 0 0 0 6 6 6 6 6 6 0 0 0 0 6 5 0 0 5 4 4 4 0 0 0 0 0 0 4 4 B 4 4 0 0 3 0 0 0 4 2 0 0 6 0 0 0 7 7 7 0 0 4 0 3 3 0 0 0 3
Koordinat X desimal Y desimal 103,3407222 0,188944444 103,3408056 0,188944444 103,3408056 0,188944444 103,3400833 0,211222222 103,3400556 0,210944444 103,3400556 0,210972222 103,3400556 0,210972222 103,3400556 0,210972222 103,3398611 0,210972222 103,3398333 0,210833333 103,3398056 0,209916667 103,3398056 0,209916667 103,3397778 0,209472222 103,3398056 0,209472222 103,3398056 0,209472222 103,3398056 0,209472222 103,3397778 0,208916667 103,3397778 0,208916667 103,3397778 0,208916667 103,3398333 0,208944444 103,3397778 0,208861111 103,3398333 0,208277778 103,3398333 0,207861111 103,3400556 0,210861111 103,3400833 0,210833333 103,3400556 0,210805556 103,3400556 0,210805556 103,3400278 0,210805556 103,3400278 0,210805556
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir (lanjutan...) Ket
47
Spesies
Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan
NO
117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145
20
3
3
Anakan
Keliling (cm) 35 33 84 34 28 43 109 320 119 191 166 273 170 70 42 102 83 56 203 99 73 126 117 214 108 102 135 109 135
Diameter (cm) 11,15 10,51 26,75 10,83 8,92 13,69 34,71 101,91 37,90 60,83 52,87 86,94 54,14 22,29 13,38 32,48 26,43 17,83 64,65 31,53 23,25 40,13 37,26 68,15 34,39 32,48 42,99 34,71 42,99
Tinggi (m) TBC TT 8 8 2 8 6 6 7 2 20 8 35 4 12 15 30 4 25 8 25 4 25 4 12 4 12 4 13 4 18 4 18 10 35 4 20 3 15 7 20 4 10 8 30 6 20 7 20 9 20 4 20 5 20 U 0 0 4 0 0 0 5 10 5 8 8 9 8 3 3 4 2 2 5 6 6 5 4 8 7 7 3 3 3
Lebar Tajuk (m) S T 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0 0 4 5 11 8 6 4 8 9 7 8 8 7 6 5 2 3 3 2 5 6 4 5 3 3 4 3 5 7 4 3 7 6 3 4 7 9 8 5 6 3 3 4 4 5 4 5 B 0 0 4 0 0 0 6 9 5 7 8 8 7 3 3 3 4 4 5 7 5 7 2 8 4 5 3 3 4
Koordinat X desimal Y desimal 103,3400556 0,210805556 103,3400556 0,210805556 103,3400833 0,21075 103,3400556 0,210694444 103,3400556 0,210694444 103,3404167 0,186166667 103,341 0,186138889 103,3408889 0,186027778 103,3409444 0,185944444 103,3409167 0,185805556 103,3410278 0,185694444 103,3406111 0,185416667 103,3403611 0,185083333 103,3402778 0,185055556 103,3402778 0,185055556 103,3402778 0,184972222 103,341 0,184861111 103,341 0,184861111 103,3410278 0,184583333 103,3406389 0,184416667 103,3402778 0,184416667 103,3401944 0,184111111 103,3399167 0,184111111 103,3399167 0,16925 103,3397778 0,169361111 103,3397778 0,186027778 103,3400556 0,186 103,3410278 0,184472222 103,3410278 0,184194444
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir (lanjutan...) Ket
48
Spesies
Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan
NO
146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174
4 30
3
8
13
2 1
5
49
Anakan
Keliling (cm) 240 272 151 82 118 180 300 43 60 240 150 148 87 210 230 141 124 118 47 410 250 265 143 95 3 146 222 290 285
Diameter (cm) 76,43 86,62 48,09 26,11 37,58 57,32 95,54 13,69 19,11 76,43 47,77 47,13 27,71 66,88 73,25 44,90 39,49 37,58 14,97 130,57 79,62 84,39 45,54 30,25 0,96 46,50 70,70 92,36 90,76
Tinggi (m) TBC TT 10 38 5 40 3 20 5 15 3 20 8 25 4 30 3 10 2 8 5 15 6 20 15 25 3 8 3 20 5 20 4 18 8 20 7 18 2 15 7 25 7 25 10 35 4 15 10 13 3 10 35 7 30 3 35 8 35 U 8 10 4 3 4 5 8 0 2 8 4 5 4 5 7 5 4 4 3 10 8 8 6 4 0 10 11 12 10
Lebar Tajuk (m) S T 8 7 10 8 5 4 4 3 4 3 4 4 9 10 0 0 3 2 7 7 5 4 6 4 5 4 7 6 6 7 5 6 5 4 4 4 4 3 12 8 5 6 6 9 7 4 4 4 0 0 9 8 8 9 12 12 9 9 B 5 9 3 3 4 5 8 0 2 6 4 5 4 7 7 5 4 6 3 9 8 10 5 4 0 10 10 14 9
Koordinat X desimal Y desimal 103,3410278 0,183888889 103,34075 0,183888889 103,34075 0,184138889 103,3411944 0,180472222 103,3412778 0,180305556 103,3412222 0,180055556 103,3413333 0,179972222 103,34125 0,179694444 103,3415556 0,1795 103,3412778 0,179277778 103,3412222 0,179083333 103,3414167 0,179111111 103,3413889 0,179111111 103,34125 0,178861111 103,3413056 0,178694444 103,3412778 0,178583333 103,3413056 0,178277778 103,3414444 0,17825 103,3414444 0,17825 103,3413056 0,177888889 103,3411389 0,193444444 103,3417222 0,19325 103,3411667 0,192916667 103,3411667 0,192833333 103,3411944 0,192555556 103,3413056 0,191916667 103,3411944 0,190694444 103,3411667 0,189694444 103,342 0,189666667
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir (lanjutan...) Ket
49
Spesies
Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan
NO
175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203
8 3
7
55
Anakan
Keliling (cm) 68 68 46 52 232 226 250 68 204 62 68 24 54 66 213 255 14 8 150 46 138 122 71 155 177 116 200 208 205
Diameter (cm) 21,66 21,66 14,65 16,56 73,89 71,97 79,62 21,66 64,97 19,75 21,66 7,64 17,20 21,02 67,83 81,21 4,46 2,55 47,77 14,65 43,95 38,85 22,61 49,36 56,37 36,94 63,69 66,24 65,29
Tinggi (m) TBC TT 7 15 3 14 8 8 15 20 10 38 15 30 7 15 3 30 6 8 9 15 8 10 8 10 8 25 5 30 7 5 7 20 7 3 20 4 20 2 15 2 18 12 25 10 21 3 25 3 30 1 30
Lebar Tajuk (m) S T 5 4 4 5 0 0 0 0 9 7 9 8 8 7 4 3 8 5 0 0 0 3 4 5 0 0 0 0 0 0 5 4 4 10 5 8 10 7 12 0 0 0 0 0 0 7 8 7 0 0 0 5 6 5 5 6 5 3 2 3 4 4 5 8 6 7 4 5 7 8 9 10 8 10 11 10 8 7 U 4 5 0 0 8 10 7 3
B 5 5 0 0 8 8 8 4 7 0 3 0 0 4 6 10 0 0 9 0 7 7 3 4 8 4 8 8 7
Koordinat X desimal Y desimal 103,3411111 0,189333333 103,3411667 0,187888889 103,3411944 0,186972222 103,3412222 0,187 103,3413889 0,1865 103,3415556 0,186527778 103,3415278 0,186222222 103,3411667 0,186472222 103,3415 0,186 103,3415833 0,186 103,3415556 0,185722222 103,3416111 0,185638889 103,3412222 0,185638889 103,3412222 0,185638889 103,3411667 0,186 103,3412778 0,185194444 103,3412778 0,185111111 103,3412778 0,185083333 103,3415556 0,184805556 103,3411389 0,183916667 103,3408056 0,174083333 103,3408056 0,174083333 103,3409444 0,174388889 103,3406111 0,174638889 103,3406389 0,17475 103,3409722 0,174833333 103,3404444 0,17525 103,3405278 0,175194444 103,3403889 0,175222222
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir (lanjutan...) Ket
50
Spesies
Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi
NO
204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232
5 10 10 10
Anakan
Keliling (cm) 142 134 133 118 150 147 92 136 126 65 122 146 140 81 215 228 150 178 153 73 63 73 114 86 166 206 106 144 186
Diameter (cm) 45,22 42,68 42,36 37,58 47,77 46,82 29,30 43,31 40,13 20,70 38,85 46,50 44,59 25,80 68,47 72,61 47,77 56,69 48,73 23,25 20,06 23,25 36,31 27,39 52,87 65,61 33,76 45,86 59,24
Tinggi (m) TBC TT 15 30 6 28 7 28 12 28 10 27 11 28 15 24 6 35 7 35 8 35 6 35 7 33 8 35 14 25 6 30 7 30 2 25 2 30 10 30 10 20 4 18 2 15 10 20 3 20 5 30 2 35 4 20 8 18 4 20 U 8 8 5 5 8 8 7 10 10 10 10 8 8 5 7 7 4 9 4 3 4 3 5 6 8 10 3 4 8
Lebar Tajuk (m) S T 5 6 4 6 4 3 5 4 6 8 7 8 6 7 10 10 10 10 10 10 10 10 8 6 8 7 7 5 8 7 8 8 6 5 10 9 6 7 4 3 3 3 4 3 2 4 4 7 8 7 9 8 4 3 5 6 8 9 B 7 7 2 4 6 7 6 9 9 9 9 8 8 6 6 8 4 10 5 5 4 4 6 5 8 7 5 5 8
Koordinat X desimal Y desimal 103,3405278 0,175388889 103,3406111 0,175361111 103,3406389 0,175388889 103,34075 0,175333333 103,3407222 0,17525 103,3408333 0,175222222 103,3408889 0,175305556 103,3410833 0,175361111 103,3410833 0,175361111 103,3410833 0,175361111 103,3410833 0,175361111 103,3410278 0,175583333 103,34075 0,175777778 103,3408056 0,175777778 103,3410833 0,175888889 103,3409722 0,175888889 103,3405 0,176361111 103,3406389 0,176333333 103,3408611 0,176277778 103,341 0,176277778 103,3410556 0,176416667 103,3409167 0,17675 103,3421667 0,189222222 103,3424167 0,189222222 103,3422778 0,188138889 103,3428333 0,188166667 103,3414444 0,187222222 103,3421944 0,180444444 103,3425 0,180527778
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir (lanjutan...) Ket
51
Spesies
Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan
NO
233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261
Anakan
Keliling (cm) 140 33 37 20 26 11 119 13 15 11 16 114 245 148 107 103 34 55 129 66 102 115 206 196 45 190 68 26 82
Diameter (cm) 44,59 10,51 11,78 6,37 8,28 3,50 37,90 4,14 4,78 3,50 5,10 36,31 78,03 47,13 34,08 32,80 10,83 17,52 41,08 21,02 32,48 36,62 65,61 62,42 14,33 60,51 21,66 8,28 26,11
Tinggi (m) TBC TT 4 18 8 10 10 10 5 8 22 3 4 5 4 10 20 10 30 2 22 2 25 2 25 8 12 8 30 4 20 2 30 2 30 2 30 6 30 10 4 27 4 15 6 8 10 U 8 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 6 10 8 4 4 0 0 6 4 7 7 6 8 0 10 2 0 4
Lebar Tajuk (m) S T 6 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 5 0 0 0 0 0 0 0 0 7 8 9 10 6 4 6 7 6 7 0 0 0 0 6 5 4 5 8 7 8 7 7 6 7 9 0 0 9 10 3 4 0 0 4 4 B 8 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 7 10 7 6 6 0 0 6 4 8 8 6 8 0 8 4 0 4
Koordinat X desimal Y desimal 103,3424444 0,180472222 103,3423056 0,180694444 103,34225 0,180722222 103,34225 0,18075 103,34225 0,18075 103,34225 0,180805556 103,3420833 0,180722222 103,3420278 0,18075 103,3420278 0,18075 103,3420278 0,18075 103,3420278 0,180777778 103,3417778 0,18075 103,3418611 0,180333333 103,3416667 0,180527778 103,3415556 0,180833333 103,3415556 0,180833333 103,3416111 0,180916667 103,3418333 0,180972222 103,3415278 0,180861111 103,3415 0,180861111 103,3413611 0,180833333 103,3413611 0,180833333 103,3413889 0,180638889 103,3413889 0,181083333 103,3414722 0,181194444 103,3415833 0,181222222 103,3418889 0,181166667 103,3416111 0,181111111 103,3414722 0,181777778
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir (lanjutan...) Ket
52
Spesies
Pelipisan Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan
NO
262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290
30
15
Anakan
Keliling (cm) 84 10 136 125 58 116 226 208 56 67 63 72 57 27 81 21 24 182 83 30 20 17 24 156 113 30 94 45 146
Diameter (cm) 26,75 3,18 43,31 39,81 18,47 36,94 71,97 66,24 17,83 21,34 20,06 22,93 18,15 8,60 25,80 6,69 7,64 57,96 26,43 9,55 6,37 5,41 7,64 49,68 35,99 9,55 29,94 14,33 46,50
Tinggi (m) TBC TT 6 10 3 2 20 4 35 0 10 6 20 2 30 4 30 0 8 4 12 6 8 6 9 6 9 0 6 10 15 0 5 0 5 6 25 12 25 0 8 0 8 0 8 0 8 3 25 15 30 0 10 8 20 0 15 4 25 U 4 0 4 5 3 4 6 7 0 2 3 3 3 0 4 0 0 8 3 0 0 0 0 8 8 0 4 0 3
Lebar Tajuk (m) S T 4 4 0 0 4 4 4 5 4 3 5 6 7 6 8 8 0 0 3 3 4 3 4 5 4 3 0 0 3 3 0 0 0 0 8 7 4 3 0 0 0 0 0 0 0 0 8 9 4 6 0 0 3 5 0 0 5 5 B 4 0 4 4 3 7 8 6 0 4 3 3 3 0 5 0 0 9 3 0 0 0 0 8 8 0 4 0 6
Koordinat X desimal Y desimal 103,3415278 0,181861111 103,3415833 0,181805556 103,3416667 0,181805556 103,3416944 0,182 103,3416944 0,182 103,3420278 0,182138889 103,3426944 0,182333333 103,3425833 0,182361111 103,3425833 0,182472222 103,3423889 0,182333333 103,3420833 0,182333333 103,3419167 0,182361111 103,3419167 0,182361111 103,3420278 0,182333333 103,3418333 0,182333333 103,3418333 0,182333333 103,3418333 0,182333333 103,34175 0,182305556 103,3416667 0,182388889 103,3416667 0,182361111 103,3416667 0,182361111 103,3416667 0,182388889 103,3416667 0,182361111 103,3415556 0,182166667 103,3413056 0,182444444 103,3413889 0,1825 103,3409722 0,1825 103,3410833 0,182666667 103,3410278 0,182777778
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir (lanjutan...) Ket
53
Spesies
Pelipisan Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan Kasturi
NO
291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319
3 3 2
34 30 78 30
Anakan
Keliling (cm) 35 160 64 73 39 20 237 181 165 171 216 166 192 84 85 170 250 267 174 175 184 143 173 151 145 150 91 95 249
Diameter (cm) 11,15 50,96 20,38 23,25 12,42 6,37 75,48 57,64 52,55 54,46 68,79 52,87 61,15 26,75 27,07 54,14 79,62 85,03 55,41 55,73 58,60 45,54 55,10 48,09 46,18 47,77 28,98 30,25 79,30
Tinggi (m) TBC TT 0 14 3 25 4 10 3 15 0 8 0 10 6 25 5 29 3 35 3 35 5 30 6 30 6 35 4 15 3 15 3 35 2 35 2 30 4 30 3 30 5 30 8 25 2 25 3 25 4 25 2 20 8 15 6 20 6 35 U 0 8 3 4 0 0 10 8 12 12 10 8 9 2 3 6 6 8 7 5 4 5 4 4 5 6 4 3 10
Lebar Tajuk (m) S T 0 0 4 9 4 4 4 3 0 0 0 0 8 7 7 6 15 14 15 14 13 10 7 8 7 8 2 2 3 4 7 8 6 7 8 6 6 8 8 7 8 5 5 3 5 5 4 5 5 6 6 6 4 5 5 5 9 10 B 0 8 3 5 0 0 9 7 12 12 10 8 8 2 3 8 6 8 7 5 2 5 6 4 4 6 4 5 10
Koordinat X desimal Y desimal 103,3406111 0,182888889 103,3393889 0,183222222 103,33925 0,183194444 103,3391667 0,183194444 103,3396944 0,183361111 103,3395 0,18325 103,3398333 0,18325 103,34 0,183194444 103,3403056 0,183388889 103,3403056 0,183388889 103,3406111 0,183444444 103,3406944 0,183222222 103,341 0,183055556 103,3703056 0,182694444 103,368 0,183777778 103,36575 0,182611111 103,3790278 0,182972222 103,3788611 0,18275 103,3787778 0,182694444 103,3786944 0,182666667 103,3788333 0,182694444 103,3786111 0,182888889 103,3783056 0,182888889 103,3781944 0,182888889 103,3778889 0,182888889 103,3831389 0,182527778 103,3826667 0,182333333 103,3826667 0,182333333 103,3826944 0,182194444
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir (lanjutan...) Ket
54
Spesies
Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Pelipisan Pelipisan Kasturi Pelipisan Pelipisan
NO
320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341
21
6
Anakan
Keliling (cm) 107 121 140 150 125 103 106 155 97 85 150 67 194 130 96 129 76 140 128 173 153 152
Diameter (cm) 34,08 38,54 44,59 47,77 39,81 32,80 33,76 49,36 30,89 27,07 47,77 21,34 61,78 41,40 30,57 41,08 24,20 44,59 40,76 55,10 48,73 48,41
Tinggi (m) TBC TT 10 25 6 35 8 25 8 15 8 20 8 20 9 20 9 20 6 20 3 15 10 30 4 15 8 35 10 25 10 25 8 25 10 15 3 35 10 35 10 35 10 35 10 35
Lebar Tajuk (m) S T 6 5 6 7 8 7 8 8 8 8 5 6 3 5 3 4 3 4 2 3 4 5 2 2 5 6 6 5 5 5 8 6 3 5 8 7 6 8 11 10 10 8 8 9
======
U 4 6 6 8 9 8 5 4 3 3 4 3 6 4 5 6 3 8 8 10 11 10
B 4 6 6 8 6 6 5 4 3 3 4 3 6 4 5 6 3 8 8 10 8 10
Koordinat X desimal Y desimal 103,3826667 0,182055556 103,3828333 0,182305556 103,3829167 0,18225 103,3825 0,182527778 103,3824167 0,182555556 103,3823611 0,182555556 103,3823056 0,182555556 103,3822528 0,182555556 103,3822778 0,182527778 103,3736389 0,182694444 103,3728333 0,181611111 103,3727222 0,181361111 103,3725556 0,180666667 103,3721389 0,180194444 103,3719444 0,180416667 103,3720833 0,183027778 103,372 0,182805556 103,37175 0,183 103,3716111 0,183055556 103,3718611 0,183611111 103,3716944 0,18375 103,3716944 0,18375
Lampiran 1 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kec. Gaung Anak Serka, Kab. Indragiri Hilir (lanjutan...) Ket
55
Spesies
Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
15
Anakan
Keliling (cm) 52 55 34 30 91 61 81 69 99 39 60 59 38 61 80 51 48 47 190 150 122 172 192 183 247 185 157 105 135
Diameter (cm) 16,56 17,52 10,83 9,55 28,98 19,43 25,80 21,97 31,53 12,42 19,11 18,79 12,10 19,43 25,48 16,24 15,29 14,97 60,51 47,77 38,85 54,78 61,15 58,28 78,66 58,92 50,00 33,44 42,99
Tinggi (m) TBC TT 4 8 3 8 3 6 8 0 2 20 3 15 3 15 2 10 3 15 3 10 2 10 3 15 2 10 3 10 2 15 3 20 4 20 3 20 8 35 9 35 6 35 6 35 10 35 10 35 3 35 9 35 6 35 6 20 2 25 U 3 3 2 0 4 4 4 2 3 2 4 4 2 3 3 4 4 4 6 8 9 8 8 8 10 10 8 6 6
Lebar Tajuk (m) S T 3 3 3 3 2 2 0 0 4 5 4 4 5 4 2 3 3 4 2 2 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 7 6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 10 10 10 9 8 7 5 6 5 6 B 3 3 2 0 4 4 4 2 4 2 2 4 2 3 3 3 3 3 6 8 8 8 8 8 10 10 7 7 6
Lampiran 2 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kecamatan Gaung Koordinat X desimal Y desimal 103,3390556 0,103333333 103,3390556 0,103333333 103,3391667 0,103388889 103,3248056 0,119333333 103,3246111 0,119222222 103,3239722 0,119361111 103,3239167 0,119277778 103,3238889 0,119222222 103,3238056 0,119222222 103,3235 0,119472222 103,3235278 0,119472222 103,3226667 0,119333333 103,3227222 0,119638889 103,3225278 0,119777778 103,3225556 0,11975 103,3220278 0,119666667 103,3220278 0,119666667 103,3220278 0,119666667 103,3146111 0,123777778 103,3146111 0,123861111 103,3145556 0,123888889 103,3144444 0,123833333 103,3146944 0,123777778 103,3144167 0,12375 103,3143333 0,12375 103,31425 0,123638889 103,3140278 0,123472222 103,3145556 0,123666667 103,3146389 0,124166667 Ket
56
Spesies
Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi
NO
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
5 8
Anakan
Keliling (cm) 149 150 335 150 73 118 37 121 300 240 220 201 114 93 244 210 25 55 187 215 84 76 96 220 132 118 145 127 129
Diameter (cm) 47,45 47,77 106,69 47,77 23,25 37,58 11,78 38,54 95,54 76,43 70,06 64,01 36,31 29,62 77,71 66,88 7,96 17,52 59,55 68,47 26,75 24,20 30,57 70,06 42,04 37,58 46,18 40,45 41,08
Tinggi (m) TBC TT 2 25 3 16 16 35 9 20 6 15 2 15 2 15 10 15 3 25 2 25 2,5 25 4 25 3 12 4 10 10 25 10 30 0 8 4 12 3 10 4 15 3 12 3 15 4 15 3 25 15 25 8 20 15 28 10 25 10 25 U 7 8 8 4 4 3 4 4 6 6 5 6 4 4 10 6 0 2 8 8 4 3 4 8 8 8 6 4 4
Lebar Tajuk (m) S T 7 6 8 7 8 8 5 6 5 7 4 3 4 6 4 6 6 5 6 6 5 5 6 5 4 4 3 4 8 10 8 4 0 0 2 2 8 8 4 8 4 4 4 3 4 4 6 8 8 8 4 8 4 6 5 4 6 4 B 6 8 8 6 6 3 5 5 6 5 5 5 4 3 9 7 0 2 8 8 4 3 4 8 6 8 6 4 6
Koordinat X desimal Y desimal 103,3144444 0,124777778 103,3140556 0,124888889 103,31375 0,128722222 103,3138333 0,12875 103,3138056 0,128805556 103,3126389 0,128666667 103,3134444 0,130083333 103,3134444 0,130083333 103,3388333 0,097055556 103,3388056 0,097083333 103,3388611 0,097111111 103,3389167 0,097166667 103,3458889 0,099916667 103,3458889 0,099944444 103,3474167 0,112222222 103,3483333 0,11125 103,3485556 0,111361111 103,3473611 0,111722222 103,3478333 0,112833333 103,3480556 0,113 103,348 0,112777778 103,3515833 0,118055556 103,3516944 0,117972222 103,3514167 0,119388889 103,3466667 0,110638889 103,3465833 0,110666667 103,3466944 0,110555556 103,3464167 0,110388889 103,3463889 0,110361111
Lampiran 2 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kecamatan Gaung (lanjutan..) Ket
57
Spesies
Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan
NO
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
5
6
Anakan
Keliling (cm) 116 76 73 76 102 150 224 251 13 71 122 226 35 38 177 71 85 78 150 150 60 70 260 119 127 115 92 95 151
Diameter (cm) 36,94 24,20 23,25 24,20 32,48 47,77 71,34 79,94 4,14 22,61 38,85 71,97 11,15 12,10 56,37 22,61 27,07 24,84 47,77 47,77 19,11 22,29 82,80 37,90 40,45 36,62 29,30 30,25 48,09
Tinggi (m) TBC TT 3 20 5 10 4 15 5 15 3 20 4 22 6 25 4 25 0 5 4 15 3 20 4 35 3 15 4 15 4 25 2 10 2 9 2 8 4 25 4 20 4 15 4 15 3 35 2 25 10 15 11 20 10 20 10 20 2 25 2 6 10 2 2 8 3 5 2 4 7 5 5 8 5 3 5 5 5 6
U 4 2 2 5 4 5 8 10 2 5 9 3 3 8 3 4 3 5 6 4 4 10 5 4 3 4 4 6
2 4 10 3 3 8 3 3 4 4 8 3 3 10 4 3 4 5 5 7
Lebar Tajuk (m) S T 6 5 2 2 4 3 4 3 4 5 6 5 4 8 9 8 3 4 10 3 3 8 3 3 3 4 7 4 4 8 5 3 4 5 5 6
B 5 2 3 2 6 5 8 9
Koordinat X desimal Y desimal 103,3465278 0,110277778 103,3431944 0,105194444 103,3432222 0,105277778 103,3434722 0,1055 103,3435556 0,105416667 103,3482222 0,108083333 103,3478333 0,108361111 103,34775 0,109916667 103,3475833 0,109583333 103,3473611 0,109388889 103,3473611 0,109388889 103,3480556 0,107583333 103,3484167 0,107777778 103,3479722 0,105583333 103,3576944 0,104055556 103,3553333 0,10125 103,3547778 0,100722222 103,3543056 0,099638889 103,3075556 0,086222222 103,3193889 0,080666667 103,3336389 0,078138889 103,3336389 0,078138889 103,34075 0,063166667 103,3405556 0,062972222 103,3357222 0,077388889 103,3355833 0,076888889 103,336 0,076805556 103,336 0,076805556 103,3364167 0,076777778
Lampiran 2 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kecamatan Gaung (lanjutan..) Ket
58
Spesies
Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Kasturi Pelipisan Kasturi Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan
NO
88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116
4 10
4 2 3 5 3
6
4
9
Anakan
Keliling (cm) 129 146 150 280 39 310 160 175 82 125 235 227 220 236 240 75 64 31 23 78 89 83 51 65 32 27 173 200 275
Diameter (cm) 41,08 46,50 47,77 89,17 12,42 98,73 50,96 55,73 26,11 39,81 74,84 72,29 70,06 75,16 76,43 23,89 20,38 9,87 7,32 24,84 28,34 26,43 16,24 20,70 10,19 8,60 55,10 63,69 87,58
Tinggi (m) TBC TT 5 20 2 25 3 20 3 20 2 10 13 35 4 20 5 25 3 10 5 20 4 30 6 30 4 25 6 30 2 30 2 15 3 10 0 8 0 8 10 20 3 20 6 15 5 10 10 20 0 10 0 10 4 15 2 20 2 12 U 7 6 6 8 0 15 4 6 4 6 7 7 8 9 11 2 4 0 0 4 4 4 3 4 0 0 6 7 10
Lebar Tajuk (m) S T 6 7 6 6 6 6 8 8 0 0 12 12 4 4 8 8 4 4 6 6 7 7 6 7 8 4 10 9 12 11 4 4 3 4 0 0 0 0 4 3 5 4 4 4 3 3 4 4 0 0 0 0 6 6 7 6 10 10 B 7 7 6 8 0 14 4 6 4 7 7 7 6 11 11 4 4 0 0 3 4 4 3 5 0 0 6 7 9
Koordinat X desimal Y desimal 103,336 0,077166667 103,3362778 0,077222222 103,33625 0,077333333 103,3381667 0,080777778 103,3398611 0,07925 103,3411111 0,077722222 103,3413611 0,07775 103,3415278 0,077666667 103,34425 0,075222222 103,34275 0,076138889 103,3426111 0,076638889 103,3425556 0,076722222 103,3421667 0,077027778 103,3421667 0,077083333 103,3420833 0,077166667 103,3294167 0,084027778 103,3295833 0,084166667 103,32975 0,084333333 103,3296111 0,06775 103,3300278 0,08475 103,3274444 0,086 103,3279722 0,086388889 103,3281111 0,086638889 103,3297222 0,088722222 103,3298333 0,088638889 103,3298611 0,088611111 103,33525 0,093388889 103,33675 0,095027778 103,33675 0,095166667
Lampiran 2 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kecamatan Gaung (lanjutan..) Ket
59
Spesies
Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Pelipisan Kasturi Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Pelipisan Kasturi Kasturi Pelipisan Pelipisan
NO
117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138
3
Anakan
Keliling (cm) 145 78 80 93 39 129 145 136 140 150 135 133 138 58 81 75 47 72 79 89 128 50
Diameter (cm) 46,18 24,84 25,48 29,62 12,42 41,08 46,18 43,31 44,59 47,77 42,99 42,36 43,95 18,47 25,80 23,89 14,97 22,93 25,16 28,34 40,76 15,92
Tinggi (m) TBC TT 2 15 3 10 4 20 6 20 0 10 10 20 2 15 4 20 8 20 3 20 5 25 2 35 3 35 4 12 2 15 2 15 5 15 5 10 2 14 2 10 2 15 2 8
Lebar Tajuk (m) S T 4 5 2 2 5 5 5 5 0 0 6 6 6 6 5 4 5 4 8 6 6 6 7 7 7 7 0 0 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 6 0 0
======
U 5 2 5 5 0 5 6 5 5 6 6 7 7 0 2 3 3 4 4 5 6 0
B 5 3 5 5 0 5 7 5 5 6 7 8 8 0 2 3 3 3 4 5 6 0
X desimal 103,33675 103,3381389 103,3384444 103,3384444 103,3386944 103,3401667 103,3403333 103,3405278 103,3405278 103,3406389 103,3406944 103,3406389 103,3406389 103,3409444 103,3406944 103,3406111 103,3406111 103,3406389 103,3412222 103,3414722 103,3417222 103,3421389
Lampiran 2 Rekapitulasi Inventarisasi Penyebaran Mangifera casturi di Kecamatan Gaung (lanjutan..) Y desimal 0,095333333 0,096666667 0,096166667 0,096166667 0,096555556 0,095527778 0,095361111 0,095194444 0,095194444 0,095111111 0,095194444 0,095083333 0,095083333 0,095472222 0,096388889 0,096444444 0,096444444 0,096444444 0,096138889 0,096333333 0,095694444 0,095972222
Koordinat
Ket
60
Faktor Strategi Internal (IFAS) R1 Kekuatan 1 Pemanenen dilakukan dengan baik dan benar -1 2 Pemasaran hasil dilakukan dengan baik dan benar -1 Ada keinginan melaksanakan kegiatan budidaya 3 1 M.casturi dengan baik dan benar Adanya dorongan yang kuat untuk memperbaiki 4 atau menambah pendapatan untuk pemenuhan 1 kebutuhan hidup Adanya dorongan yang kuat untuk memiliki 5 1 tabungan Adanya kesadaran bahwa M.casturi harus 6 1 dilestarikan untuk anak cucu Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk 7 -1 kepentingan ekonomi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk 8 1 kepentingan ekologi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk 9 1 kepentingan sosial Kelemahan Melakukan seleksi benih dan persemaian dengan 1 -1 baik dan benar 2 Melakukan persiapan lahan dengan baik dan benar 1 3 Melakukan penanaman dengan tepat, baik dan benar 1 4 Melakukan penyiangan berkala 1 5 Melakukan Pemupukan berkala -1 Melakukan pencegahan, pemberantasan hama dan 6 -1 penyakit Mampu mengidentifikasi tanaman yang terserang 7 1 hama dan penyakit Mampu melakukan kegiatan pencegahan dan 8 -1 pemberantasan hama dan penyakit tanaman 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1 1 -1
1 1 1 -1
-1 -1 -1 -1
-1 -1 -1 -1
1 1 1 -1
1 1 1 -1
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 -1
1
-1 1 -1 1 -1 1 -1 -1
1 -1 1 -1 -1 1 -1 1 -1 1
-1 -1 -1 -1
-1 -1
-1 -1 -1 -1
-1
-1 -1 -1 -1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1
-1
-1 -1
1
1
-1 1 1 -1 1 -1 -1 1
1 1 1 -1
1
1
-1
-1 1 1 -1
1
1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1 1 1 -1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1 1 1 -1
-1 -1 -1 -1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
-1 1 -1 1 -1 1 -1 -1
1 1 1 -1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
-1 -1 -1 -1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
-1
1
1
-1
-1
1
1
1
-1 -1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1
1
1
1
1
1
1 -1 -1 -1 -1 1
1
1
1
1
1 -1 -1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1 1
-1 -1 -1
1
1
1
1
1
1
1 1 -1 1 1 1 1 1
1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1
1 1
1 1 -1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1
-1
-1
-1
1 1 1 1
-1
1
1
-1
1
1
1
1
-1 -1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
-1 -1 -1 -1
1 -1 -1
-1
-1 -1
-1 -1 -1 -1
-1 -1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
-1
-1
-1
1 1 1 1
-1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
-1
1
-1
-1 -1 -1 -1
-1
1
1
-1
1
1
1
1
1 -1
-1
1
-1
1 1 1 -1
-1
1
1
-1
1
1
1
1
1 -1
R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30
Lampiran 3 Rekapitulasi jawaban responden terhadap Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) di Kecamatan Gaung
Ket:
1 1 -1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 -1 -1 1 -1 1 1 -1 1
1 1 1 1 1 1
1 1
1
1
1
1 1 -1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 -1 1 -1 1
1
1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 -1 1
1
1 1 1 1 1
-1
1
1 1 -1 1 1
1
1
1 1 1 1 1
-1
1
1 1 1 1 1
1
1
1 1 1 1 1
1
1
1
1
-1
1
-1 1 1 1 -1 -1 1 1 1 1
1
1
1
1 1 1 1 1
1
1
1 1 1 1 1
1
-1
1
1 1 1 1 1
1
1
-1 1 -1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1
-1 1 -1 1 1
1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1
1
1
1
1
1 1 1 -1 1 1 1 1 1
1
-1 -1 -1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1
-1 -1 -1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1
-1 -1 -1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1 -1 1
-1 -1 -1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1
1
1 1 -1 1 1
1
-1
-1
-1
-1
-1
1
1 1 1 1 1
1
-1
-1
-1
-1
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30
======
R=Responden, (1) H. Aban, (2) Ihat, (3) Ruslan, (4) Ahmad Ridwan, (5) Hajar, (6) Sabirin, (7) Arsad, (8) Kadir, (9) Tono, (10) H. Bani, (11) Juriyah, (12) Darlan, (13) Hadi, (14) Pak Alang, (15) Hamid, (16) Roni, (17) Atak, (18) Taher, (19) Basir, (20) Islah, (21) Masnur, (22) Abdul Patah, (23) Saupi, (24) M. Ali, (25) Abdul Murad, (26) Ogi Riyansah, (27) Arbain S, (28) Busra, (29) Hamzah, (30) Hamsi ====
-1 = Tidak Setuju, 1 = Setuju
Faktor Strategi Internal (IFAS) Adanya penyuluh-penyuluh yang membimbing 9 dan memberdayakan petani 1 Tersedianya kolaborasi antara petani dan 0 pemerintah daerah 1 Terdapat lembaga keuangan yang memberikan 1 bantuan permodalan/kredit lunak 1 Adanya program pemberdayaan dari pemerintah 2 dalam bentuk bantuan modal. 1 M. casturi lama berbuah/panen 3 Faktor Strategi Eksternal Peluang 1 Keberadaan lahan kebun yang cukup luas 2 Lahan yang dimilik merupakan lahan sendiri 3 Jumlah M.casturi yang ditanam cukup banyak 4 Tersedianya pasar untuk menjual M.casturi 5 Nilai jual M.casturi yang layak dan relative stabil Adanya izin yang memperbolehkan petani 6 mengelola kebun M.casturi Ancaman 1 Adanya anggapan bahwa M. casturi sebagai hama
(lanjutan)
Lampiran 3 Rekapitulasi jawaban responden terhadap Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) di Kecamatan Gaung
62
Ket:
4 4 5 3
4
4
5
3
4
4
3 4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
3
5
4
3
4
4
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
3
4
3
5
3
4
4
4
3
4
4
4
4
5
4
5
4
4
3
4
16
4
3
4
3
4
3
5
5
4
4
4
3
4
14 16 16 14 16 18 16 16 15
4
3
4
4
3
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
3
5
3
4
5
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
15
4
4
3
4
17
4
4
5
4
31
4
4
4
4
3
31 29 31 32 34 30 33 31 31 30 33
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
2
4
5
5
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
5
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
4
2
3
3
4
3
4
4
4
2
4
5
4
5
5
4
4
2
4
5
4
5
4
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
3
4
13
3
2
4
4
14
3
3
4
4
13
3
3
3
4
13
3
2
4
4
16
4
4
4
4
17
4
4
5
4
13
3
2
4
4
17
4
4
5
4
17
4
4
5
4
17
4
4
5
4
17
4
4
5
4
15
4
3
4
4
31
4
4
4
3
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
2
4
5
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
2
4
4
4
5
3
4
3
4
111
135
121
119
112
124
93
106
16
4
4
4
4
17
4
4
5
4
15
4
4
3
4
12
3
2
3
4
113
106
122
120
13 461
3
2
4
4
29 28 29 33 28 921
4
4
4
3
4
5
2
2
R=Responden, (1) H. Aban, (2) Ihat, (3) Ruslan, (4) Ahmad Ridwan, (5) Hajar, (6) Sabirin, (7) Arsad, (8) Kadir, (9) Tono, (10) H. Bani, (11) Juriyah, (12) Darlan, (13) Hadi, (14) Pak Alang, (15) Hamid, (16) Roni, (17) Atak, (18) Taher, (19) Basir, (20) Islah, (21) Masnur, (22) Abdul Patah, (23) Saupi, (24) M. Ali, (25) Abdul Murad, (26) Ogi Riyansah, (27) Arbain S, (28) Busra, (29) Hamzah, (30) Hamsi ====
17
4
4
5
4
32 34 32 29 29 30 26 28 33 33 32 29
4
5
4
4
4
5
4
4
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30
1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat Setuju,
Stimulus Ekonomi (manfaat) Hati senang melihat pohon M.casturi 1 berbunga Pohon M.casturi disiangi ketika mulai 2 berbuah Pohon M.casturi merupakan pohon 3 yang menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat Lama Masyarakat memanfaatkan 4 M.casturi Total
Stimulus Ekologi (Alamiah) Masyarakat tahu habitat tempat tumbuh 1 M.casturi Masyarakat tahu waktu berbuah 2 M.casturi Masyarakat tahu perbedaan pelipisan 3 dan kasturi Masyarakat tahu periode berbuah 4 M.casturi M.casturi yang berbunga banyak 5 didatangi burung dan lebah Buah M.casturi yang masak dimakan 6 kelelawar dan kalong 7 M.casturi ketika masak jatuh ketanah Bunga M.casturi berwarna kuning 8 kemerahan Total
Lampiran 4 Rekapitulasi jawaban responden terhadap Tri-Stimulus Amar Konservasi di Kecamatan Gaung
Ket:
4
4
5 5
5
3
4
5
2
4
5
5
2
4
4
5
2
4
4
5
2
4
4
5
2
4
4
5
2
4
4
5
2
4
4
5
2
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
5
3
4
4
5
2
4
5
2
4
5
2
4
16
5
5
2
4
16
5
5
2
4
16
5
5
2
4
16
5
5
2
4
15
5
4
2
4
16
5
5
2
4
16
5
5
2
4
16
5
5
2
4
17
5
5
3
4
15
5
4
2
4
474
134
147
73
120
R=Responden, (1) H. Aban, (2) Ihat, (3) Ruslan, (4) Ahmad Ridwan, (5) Hajar, (6) Sabirin, (7) Arsad, (8) Kadir, (9) Tono, (10) H. Bani, (11) Juriyah, (12) Darlan, (13) Hadi, (14) Pak Alang, (15) Hamid, (16) Roni, (17) Atak, (18) Taher, (19) Basir, (20) Islah, (21) Masnur, (22) Abdul Patah, (23) Saupi, (24) M. Ali, (25) Abdul Murad, (26) Ogi Riyansah, (27) Arbain S, (28) Busra, (29) Hamzah, (30) Hamsi ====
4
5
4
4
15
5
4
5
3
4
15 16 17 16 17 15 16 15 15 15 15 15 15 17 18 17 16 15 15
4
5
4
4
4
3
2
4
4
4
4
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30
1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat Setuju,
Stimulus Rela – Religius Pohon ditanam untuk konsumsi anak1 cucu Buah yang dipanen ada yang 2 dibudidayakan 3 Pohon ditanam di lahan pribadi Masyarakat sudah lama mengenal & 4 menanam M.casturi Total
Lampiran 4 Rekapitulasi jawaban responden terhadap Tri-Stimulus Amar Konservasi di Kecamatan Gaung (lanjutan)
64
Lampiran 5 Persentase jawaban pertanyaan IFAS dan EFAS di Kecamatan Gaung No
Faktor Strategi Internal (IFAS)
22
Pemanenen dilakukan dengan baik dan benar Pemasaran hasil dilakukan dengan baik dan benar Ada keinginan melaksanakan kegiatan budidaya M.casturi dengan baik dan benar Adanya dorongan yang kuat untuk memperbaiki atau menambah pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan hidup Adanya dorongan yang kuat untuk memiliki tabungan Adanya kesadaran bahwa M.casturi harus dilestarikan untuk anak cucu Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan ekonomi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan ekologi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan sosial Melakukan seleksi benih dan persemaian dengan baik dan benar Melakukan persiapan lahan dengan baik dan benar Melakukan penanaman dengan tepat, baik dan benar Melakukan penyiangan berkala Melakukan Pemupukan berkala Melakukan pencegahan, pemberantasan hama dan penyakit Mampu mengidentifikasi tanaman yang terserang hama dan penyakit Mampu melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman Adanya penyuluh-penyuluh yang membimbing dan memberdayakan petani Tersedianya kolaborasi antara petani dan pemerintah daerah Terdapat lembaga keuangan yang memberikan bantuan permodalan/kredit lunak Adanya program pemberdayaan dari pemerintah dalam bentuk bantuan modal. M. casturi lama berbuah/panen
No
Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 2 3 4 5 6 7
Keberadaan lahan kebun yang cukup luas Jumlah M.casturi yang ditanam cukup banyak Lahan yang dimilik merupakan lahan sendiri Tersedianya pasar untuk menjual M.casturi Nilai jual M.casturi yang layak dan relative stabil Adanya izin yang memperbolehkan petani mengelola kebun M.casturi Adanya anggapan bahwa M. casturi sebagai hama
Persentase Jawaban Responden Tidak % Setuju % Setuju
22 20
73,33 66,67
8 10
26,67 33,33
30
100,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
28
93,33
2
6,67
20
66,67
10
33,33
28
93,33
2
6,67
27
90,00
3
10,00
0
0,00
30
100,00
17 18 18 4
56,67 60,00 60,00 13,33
13 12 12 26
83,33 40,00 40,00 86,67
0
0,00
30
100,00
13
43,33
17
56,67
0
0,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
28 93,33 2 6,67 Persentase Jawaban Responden Tidak Setuju % % Setuju 26 86,67 4 13,33 19 63,33 11 36,67 30 100,00 0 0,00 30 100,00 0 0,00 30 100,00 0 0,00 30
100,00
0
0,00
18
60,00
12
40,00
Stimulus Ekonomi (Manfaat)
No
Pohon ditanam untuk konsumsi anak-cucu Buah yang dipanen ada yang dibudidayakan Pohon ditanam di lahan pribadi Masyarakat sudah lama mengenal & menanam M.casturi
1 2 3 4
3,134 3,701 1,702 0,525 3,426 3,650 2,446 2,693
11,443 9,069
0,91 0,86
0,82 0,19 0,39
7,489 1,006 2,208
r-hitung t hitung
4,538
0,65
r-hitung t hitung
0,51 0,57 0,31 0,10 0,54 0,57 0,42 0,45
r-hitung t hitung
Validitas
1,701 1,701 1,701
t tabel
1,701 Validitas
1,701
1,701
t tabel
Tidak diuji Valid Tidak Valid Valid
Validitas
Valid
Valid
Tidak di Uji Valid
Validitas
1,701 Valid 1,701 Valid 1,701 Valid 1,701 Tidak Valid 1,701 Valid 1,701 Valid 1,701 Valid 1,701 Valid Validitas
t tabel
Validitas
0,649
0,462
1,701
1,701
ST SR R
0,512 0,090 0,249
1,701 1,701 1,701
0,246 1,701 Reliabilitas Alpha Korelasi Varian Skor t tabel
ST
ST
T
0,516 1,701 0,490 1,701 0,116 1,701 0,196 1,701 0,299 1,701 0,232 1,701 0,250 1,701 0,410 1,701 Reliabilitas Alpha Korelasi Varian Skor t tabel
CT CT R SR CT CT CT CT
Reliabilitas Alpha Korelasi Varian Skor t tabel
Total 120 73 147 134
113
106
Total 120 122
Total 106 93 124 112 119 121 135 111
4
4
0,82
SD 0,00 0,69
SD 0,73 0,71 0,35 0,45 0,56 0,49 0,51 0,65
3,8 4 0,50 UJI LIKERT Rata-rata Median SD 4,0 4 0,00 2,4 2 0,73 4,9 5 0,31 4,5 4 0,51
3,5
UJI LIKERT Rata-rata Median 3,5 4 3,1 3 4,1 4 3,7 4 4,0 4 4,0 4 4,5 5 3,7 4 UJI LIKERT Rata-rata Median 4,0 4 4,1 4
Ket : Korelasi berdasarkan r hitung 0.8 – 1= (ST) sangat tinggi, 0.6 – 0.79 = (T) tinggi, 0.4 – 0.69 = (CT) cukup tinggi, 0.2 – 0.39 = (R) rendah dan 0 – 0.19 = (SR) sangat rendahLampiran
Stimulus Rela-religius
No
4
3
Hati senang melihat pohon M.casturi berbunga Pohon M.casturi disiangi ketika mulai berbuah Pohon M.casturi merupakan pohon yang menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat Lama masyarakat memanfaatkan M.casturi
Masyarakat tahu habitat tempat tumbuh M.casturi Masyarakat tahu waktu berbuah M.casturi Masyarakat tahu perbedaan pelipisan dan kasturi Masyarakat tahu periode berbuah M.casturi M.casturi yang berbunga banyak didatangi burung dan lebah Buah M.casturi yang masak dimakan kelelawar dan kalong M.casturi ketika masak jatuh ketanah Bunga M.casturi berwarna kuning kemerahan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2
Stimulus Ekologi (Alamiah)
No
Lampiran 6 Uji validitas, reliabilitas dan uji likert Tri-Stimulus Amar di Kecamatan Gaung
66
Faktor Strategi Internal (IFAS) R1 Kekuatan 1 Pemanenen dilakukan dengan baik dan benar -1 2 Pemasaran hasil dilakukan dengan baik dan benar -1 Ada keinginan melaksanakan kegiatan budidaya 3 1 M.casturi dengan baik dan benar Adanya dorongan yang kuat untuk memperbaiki 4 atau menambah pendapatan untuk pemenuhan 1 kebutuhan hidup Adanya dorongan yang kuat untuk memiliki 5 1 tabungan Adanya kesadaran bahwa M.casturi harus 6 1 dilestarikan untuk anak cucu Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk 7 1 kepentingan ekonomi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk 8 1 kepentingan ekologi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk 9 1 kepentingan sosial Kelemahan Melakukan seleksi benih dan persemaian dengan 1 -1 baik dan benar 2 Melakukan persiapan lahan dengan baik dan benar 1 3 Melakukan penanaman dengan tepat, baik dan benar 1 4 Melakukan penyiangan berkala 1 5 Melakukan Pemupukan berkala -1 Melakukan pencegahan, pemberantasan hama dan 6 -1 penyakit Mampu mengidentifikasi tanaman yang terserang 7 1 hama dan penyakit Mampu melakukan kegiatan pencegahan dan 8 -1 pemberantasan hama dan penyakit tanaman 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1
1
1 1
1 1
1
1
1 -1 -1 -1 1 -1 1 -1 1 1 1 1 1 -1 -1 -1
-1 1 1 -1
-1 -1 -1 -1
-1 1 1 -1
-1 1 1 -1
1 -1 1 -1 -1 1 -1 1 -1 1
1 1 1 -1
1
-1 -1
-1
1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1
-1
-1 1 1 1
1
1
1
1 1 1 -1
1
1
-1 1 1 -1 1 -1 -1 1
-1 -1 -1 -1
1
1
1
1
1
1
-1
-1 -1 1 -1
1
1
-1
1
1
1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
-1 -1 -1 -1
1
1
1
1
1
1
1
-1 -1 -1 -1
-1 -1 1 1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1
-1 -1 1 -1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
-1 1 1 1
1
1
1
1
1
1
1 1
-1
1
1
1
1
1
1 -1 -1
1
1
1
1
1 1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1
1
1
1 -1 -1 1
1
1
1
1
1 -1 1 -1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 -1 1 -1 1 1 -1 1 1 1
1 1 1 -1 1 1 -1 -1 1 -1 1 1 1 1 -1 1 1 -1 -1 1 -1 1
-1
-1
-1
-1 1 1 -1
-1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
-1 -1 -1 -1
1 -1 -1
-1
-1 -1
-1 -1 1 -1
-1 -1
1
1
-1
1
1
1
1
-1 -1
-1
-1
-1
-1 -1 1 -1
-1
1
1
-1
1
1
1
1
1 1
-1
1
-1
-1 1 1 -1
-1
1
1
-1
1
1
1
1
-1 -1
-1
1
-1
-1 1 1 -1
-1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30
Lampiran 7 Rekapitulasi jawaban responden terhadap Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) di Kecamatan Gaung Anak Serka
Ket:
1 1 1 1 1 -1 1 1 -1 1
1 1 1 1
1
1
1 1 1 1
1 -1
1
1
1 1 -1 1
1
1
1
1 1 1 1
1
1
1
1
1
1
1 -1 1 1 1 -1 1 1
1
1
1 1 1 1
-1 1
1
1
1 1 1 1
1
1
1
1 1 1 1
1
1
1
-1
1
1
-1 1 1 1 -1 -1 1 1
1
1
1
1 1 1 1
-1
1
1
1 1 1 1
1
1
1
1 1 1 1
1
1 1 -1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
1
1
1 1 -1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
-1
1 1 -1 1
1 1 1 1
1
1 1 -1 1
1 1 -1 1
1
1 1 1 1
1
1
1
1
1 1 1 -1 1 1 -1 1 1
1
-1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1
-1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1
-1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1 -1
-1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1
1
1
1 1 1 1
1
-1
-1
-1
-1
-1
1
1
1 1 1 1
1
-1
-1
-1
-1
1
1
1
1 1 1 1
1
-1
-1
-1
-1
1
1
1
1 1 1 1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
1
1
1 1 1 1
1
-1
-1
-1
-1
1
1
1
1 1 1 1
1
-1
-1
-1
-1
-1
1
1
1 1 1 1
-1
-1
-1
-1
-1
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30
R=Responden, (1) Arbain, (2)Yusran, (3) Nurdin, (4) Halel, (5) Maskur, (6) Ahmad, (7) Masdari, (8) Duprani, (9) Bahrain, (10) Abdul Mu’in, (11) Junaidi, (12) Ridwan, (13) Tabrani, (14) Hamdi, (15) Abdul Hadi, (16) Fahrulrozi, (17) Arifin, (18) Amat, (19) Masrah, (20) Rajuli, (21) Ramli, (22) Mahlan, (23) Muklis, (24) Tarmizi, (25) Rusli, (26) Sripul Masri, (27) Musa, (28) Supriyanto, (29) Arif, (30) Syahdan ====
-1 = Tidak Setuju, 1 = Setuju
Faktor Strategi Internal (IFAS) Adanya penyuluh-penyuluh yang membimbing 9 dan memberdayakan petani Tersedianya kolaborasi antara petani dan 10 pemerintah daerah Terdapat lembaga keuangan yang memberikan 11 bantuan permodalan/kredit lunak Adanya program pemberdayaan dari 12 pemerintah dalam bentuk bantuan modal. 13 M. casturi lama berbuah/panen Faktor Strategi Eksternal Peluang 1 Keberadaan lahan kebun yang cukup luas 2 Lahan yang dimilik merupakan lahan sendiri 3 Jumlah M.casturi yang ditanam cukup banyak 4 Tersedianya pasar untuk menjual M.casturi Nilai jual M.casturi yang layak dan relative 5 stabil Adanya izin yang memperbolehkan petani 6 mengelola kebun M.casturi Ancaman Adanya anggapan bahwa M. casturi sebagai 1 hama
Lampiran 7 Rekapitulasi jawaban responden terhadap Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) di Kecamatan Gaung Anak Serka (lanjutan)
68
4 4 4 4 4 4 4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
3
3
5
3
4
3
4
4
2
4
5
3
4
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
4
5
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
3
5
4
3
4
4
3 4
4
3 4
4
4 4
4 4
4
16
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
16
4
4
2
4
3
3
4
4
3
4
17 14 16 15 13 16 14 15 15
3
4
4
4
4
4
5
4
4
5
3
4
4
4
4
2
3
5
3
4
4
4
4
3
4
5
4
3
3
4
4
3
4
5
4
3
3
4
3
2
4
4
4
4
4
4
3
3
16
4
4
4
4
16
4
4
4
4
16
4
4
4
4
16
4
4
4
4
16
4
4
4
4
29 30 30 30 28 30
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
31 30 30 29 28 32 30 30 28 31
2
3
14
4
3
3
4
31
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
3
3
5
4
4
3
4
3
3
3
5
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
14
4
2
4
4
17
4
5
4
4
16
4
4
4
4
16
4
4
4
4
17
4
5
4
4
14
4
4
2
4
32 32 29 30 26 30
4
4
4
4
4
5
4
3
17
4
5
4
4
31
4
4
4
3
4
5
3
4
16
4
4
4
4
31
4
5
4
4
3
4
4
3
16
4
4
4
4
31
4
5
3
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
5
4
4
4
4
4
3
3
5
4
3
4
4
4
2
112
134
114
115
108
122
111
86
15
3
4
4
4
16
4
4
4
4
16
4
4
4
4
117
116
113
120
15 466
4
3
4
4
30 32 32 29 902
4
4
4
4
3
4
4
3
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30
Ket: 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat Setuju, R=Responden, (1) Arbain, (2)Yusran, (3) Nurdin, (4) Halel, (5) Maskur, (6) Ahmad, (7) Masdari, (8) Duprani, (9) Bahrain, (10) Abdul Mu’in, (11) Junaidi, (12) Ridwan, (13) Tabrani, (14) Hamdi, (15) Abdul Hadi, (16) Fahrulrozi, (17) Arifin, (18) Amat, (19) Masrah, (20) Rajuli, (21) Ramli, (22) Mahlan, (23) Muklis, (24) Tarmizi, (25) Rusli, (26) Sripul Masri, (27) Musa, (28) Supriyanto, (29) Arif, (30) Syahdan ====
Stimulus Ekonomi (manfaat) Hati senang melihat pohon M.casturi 1 berbunga Pohon M.casturi disiangi ketika mulai 2 berbuah Pohon M.casturi merupakan pohon 3 yang menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat Lama Masyarakat memanfaatkan 4 M.casturi Total
Stimulus Ekologi (Alamiah) Masyarakat tahu habitat tempat tumbuh 1 M.casturi Masyarakat tahu waktu berbuah 2 M.casturi Masyarakat tahu perbedaan pelipisan 3 dan kasturi Masyarakat tahu periode berbuah 4 M.casturi M.casturi yang berbunga banyak 5 didatangi burung dan lebah Buah M.casturi yang masak dimakan 6 kelelawar dan kalong 7 M.casturi ketika masak jatuh ketanah Bunga M.casturi berwarna kuning 8 kemerahan Total
Lampiran 8 Rekapitulasi jawaban responden terhadap Tri-Stimulus Amar Konservasi di Kecamatan Gaung Anak Serka
Ket:
4
4
4 4
4
2
4
4
2
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
2
3
4
4
3
4
4
4
2
4
4
2
4
4
2
3
14
4
4
2
4
14
4
4
2
4
14
4
4
2
4
14
4
4
2
4
14
4
4
2
4
14
4
4
2
4
14
4
4
2
4
17
4
4
4
5
15
4
4
3
4
12
4
4
2
2
424
120
120
69
115
R=Responden, (1) Arbain, (2)Yusran, (3) Nurdin, (4) Halel, (5) Maskur, (6) Ahmad, (7) Masdari, (8) Duprani, (9) Bahrain, (10) Abdul Mu’in, (11) Junaidi, (12) Ridwan, (13) Tabrani, (14) Hamdi, (15) Abdul Hadi, (16) Fahrulrozi, (17) Arifin, (18) Amat, (19) Masrah, (20) Rajuli, (21) Ramli, (22) Mahlan, (23) Muklis, (24) Tarmizi, (25) Rusli, (26) Sripul Masri, (27) Musa, (28) Supriyanto, (29) Arif, (30) Syahdan ====
4
4
2
4
13
4
4
4
2
4
15 14 14 14 14 14 13 16 14 16 13 14 14 14 14 13 15 14 14
4
4
2
4
4
2
3
4
4
4
4
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30
1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat Setuju,
Stimulus Rela – Religius Pohon ditanam untuk konsumsi anak1 cucu Buah yang dipanen ada yang 2 dibudidayakan 3 Pohon ditanam di lahan pribadi Masyarakat sudah lama mengenal & 4 menanam M.casturi Total
Lampiran 8 Rekapitulasi jawaban responden terhadap Tri-Stimulus Amar Konservasi di Kecamatan Gaung Anak Serka (lanjutan)
70
Lampiran 9 Persentase jawaban pertanyaan IFAS dan EFAS di Kecamatan Gaung Anak Serka No
Faktor Strategi Internal (IFAS)
22
Pemanenen dilakukan dengan baik dan benar Pemasaran hasil dilakukan dengan baik dan benar Ada keinginan melaksanakan kegiatan budidaya M.casturi dengan baik dan benar Adanya dorongan yang kuat untuk memperbaiki atau menambah pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan hidup Adanya dorongan yang kuat untuk memiliki tabungan Adanya kesadaran bahwa M.casturi harus dilestarikan untuk anak cucu Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan ekonomi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan ekologi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan sosial Melakukan seleksi benih dan persemaian dengan baik dan benar Melakukan persiapan lahan dengan baik dan benar Melakukan penanaman dengan tepat, baik dan benar Melakukan penyiangan berkala Melakukan Pemupukan berkala Melakukan pencegahan, pemberantasan hama dan penyakit Mampu mengidentifikasi tanaman yang terserang hama dan penyakit Mampu melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman Adanya penyuluh-penyuluh yang membimbing dan memberdayakan petani Tersedianya kolaborasi antara petani dan pemerintah daerah Terdapat lembaga keuangan yang memberikan bantuan permodalan/kredit lunak Adanya program pemberdayaan dari pemerintah dalam bentuk bantuan modal. M. casturi lama berbuah/panen
No
Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 2 3 4 5 6 7
Keberadaan lahan kebun yang cukup luas Jumlah M.casturi yang ditanam cukup banyak Lahan yang dimilik merupakan lahan sendiri Tersedianya pasar untuk menjual M.casturi Nilai jual M.casturi yang layak dan relative stabil Adanya izin yang memperbolehkan petani mengelola kebun M.casturi Adanya anggapan bahwa M. casturi sebagai hama
Persentase Jawaban Responden Tidak Setuju % % Setuju 20 21
66,67 70,00
10 9
33,33 30,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
21
70,00
9
30,00
30
100,00
0
0,00
29
96,67
1
3,33
0
0,00
30
100,00
4 14 24 4
13,33 46,67 80,00 13,33
26 16 6 26
86,67 53,33 20,00 86,67
0
0,00
30
100,00
15
50,00
15
50,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
0
0,00
30
100,00
24 80,00 6 20,00 Persentase Jawaban Responden Tidak % % Setuju Setuju 28 93,33 2 6,67 21 70,00 9 30,00 30 100,00 0 0,00 30 100,00 0 0,00 30 100,00 0 0,00 30
100,00
0
0,00
21
70,00
9
30,00
0,28 0,41 0,20 0,05 0,57
Masyarakat tahu periode berbuah M.casturi
M.casturi yang berbunga banyak didatangi burung dan lebah
Buah M.casturi yang masak dimakan kelelawar dan kalong
M.casturi ketika masak jatuh ketanah
Bunga M.casturi berwarna kuning kemerahan
Stimulus Ekonomi (Manfaat)
Hati senang melihat pohon M.casturi berbunga
4
5
6
7
8
No
1
3,687
0,272
1,103
2,364
1,568
5,140
2,669
Tidak di Uji Tidak di Uji
0,78
Buah yang dipanen ada yang dibudidayakan
Pohon ditanam di lahan pribadi
Masyarakat sudah lama mengenal & menanam M.casturi
3
4
1,701
Valid
1,701
1,701
1,701
1,701
1,701
1,701
1,701
1,701
Reliabilitas Alpha
0,196
0,249
0,160
0,139
0,240
0,262
0,210
0,249
1,701
1,701
1,701
Reliabilitas Alpha
0,090
0,382
0,379
T
T
0,272
0,272
1,701
1,701
Korelasi Varian Skor t tabel
R
ST
T
Korelasi Varian Skor t tabel
CT
SR
R
CT
R
T
CT
R
Korelasi Varian Skor t tabel
Reliabilitas Alpha
120
120
69
115
Total
117
116
113
120
Total
112
134
114
115
108
122
111
86
Total
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4,0
4,0
2,3
3,8
4
4
2
4
Rata-rata Median
UJI LIKERT
3,9
3,9
3,8
4,0
Rata-rata Median
UJI LIKERT
3,7
4,5
3,8
3,8
3,6
4,1
3,7
2,9
Rata-rata Median
UJI LIKERT
Ket : Korelasi berdasarkan r hitung; 0.8 – 1= (ST) sangat tinggi, 0.6 – 0.79 = (T) tinggi, 0.4 – 0.69 = (CT) cukup tinggi, 0.2 – 0.39 = (R) rendah dan 0 – 0.19 = (SR) sangat rendah
6,57
1,701
Valid
2
6,573
t tabel
0,78
Validitas
Tidak Valid
Valid
Pohon ditanam untuk konsumsi anak-cucu
Validitas
1,701
1,701
Valid
1
1,556
0,28
r-hitung t hitung
6,978
0,80
1,701
Tidak di Uji
Validitas
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Validitas
Stimulus Rela-religius
5,589
0,73
t tabel
Validitas
1,701
1,701
1,701
1,701
1,701
1,701
1,701
1,701
t tabel
Validitas
No
4
3
Pohon M.casturi disiangi ketika mulai berbuah Pohon M.casturi merupakan pohon yang menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat Lama Masyarakat memanfaatkan M.casturi
0,70
Masyarakat tahu perbedaan pelipisan dan kasturi
3
2
0,45
Masyarakat tahu waktu berbuah M.casturi
2
1,974
r-hitung t hitung
0,35
Masyarakat tahu habitat tempat tumbuh M.casturi
1
r-hitung t hitung
Stimulus Ekologi (Alamiah)
No
Lampiran 10 Uji validitas, reliabilitas dan uji likert Tri-Stimulus Amar di Kecamatan Gaung Anak Serka
0,00
0,00
0,65
0,53
SD
0,31
0,63
0,63
0,00
SD
0,45
0,51
0,41
0,38
0,50
0,52
0,47
0,51
SD
X5
X4
X3
X2
X1
No
Keberadaan lahan kebun yang cukup luas Lahan yang dimilik merupakan lahan sendiri Populasi M. casturi masih relatif banyak Kegiatan panen dan pemasaran dilakukan dengan baik Pemanenen dilakukan dengan baik dan benar Pemasaran hasil dilakukan dengan baik dan benar Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit Melakukan pencegahan, pemberantasan hama dan penyakit Mampu mengidentifikasi tanaman yang terserang hama dan penyakit
Variabel Kesadaran untuk melakukan konservasi ex situ M. casturi Ada Keinginan Melaksanakan Kegiatan Budidaya M.casturi dengan baik dan benar Adanya kesadaran bahwa M.casturi harus dilestarikan untuk anak cucu Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan ekonomi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan ekologi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan social Lahan milik pribadi dan relatif luas
1 -1 1 1 -1 1
-1 1 -1 1
1
1
2
2
1
1
2
2
1
1
2
2
1
1
3 1
5
1
1
2
1 1 1
2
1
1
1
1
1
2
1 1 1
2
1
1
1
1
1
2
1 1 1
2
1
1
1
1 -1 1
1
5
1
1
3
1
1
3
1
1
3
1
1
3
1
1
5
0
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1 -1 -1 -1 -1 1
1
1
5
1
1
2
1 -1 -1 -1 -1 1
1 -1 -1 -1 -1 1
2 -2 -2 -2 -2 2
1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 -1 -1 -1 1
2
1
1
1
1
1
5 1
1 1
3
1
1
1
1
2
2
1 -1 1
1 -1 1
2 -2 2
1
1
2
1 1 1
2
1
1
5
0
2
1
1
2
1
1
1
1
2
1 -1 1
1 -1 1
2 -2 2
1 -1 1 1 1 1 1 1 1 -1 -1 1
2
1
1
3
1 -1 1
1
1
5
1 -1 -1 1
1
1
1
1
1 -1 -1 -1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 -1 1
2
1
1
1 -1 1
1 -1 1
1
5
1
1
2
1 1 1
2
1
1
1
1
1
5
1
1
3
1
1
3
2
1
1
2
1
1
1
0
1
0
1 -1 -1
1
2
1 1 1 1 1 1 1 -1 1
2
1
1
1 -1 -1
1
1
5
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 -1 1 -1 1 -1 1
1 -1 1
1 -1 1 -1 1
1
1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
-1 -3 -1 -3 -1 -3 1 -1 -3 -1 -1 -3 -1 -3 -1 -1 -1 -3 -3 -3 -1 -3 -3 -3 -1 -3 -3 -3 -3 -3
2 -2 2
-2 2
0
1
1 -1 1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 -1 1 -1 1
2
1
1
1
1
1
5
8
1 1 1
0
1
1
1
1
1
5
7
2
1
1
1
1
1
5
6
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
5
1
1
1
1
3
4
1 -1 1
1
1
5
3
-1 1
5
2
3
1
Lampiran 11 Variabel analisis komponen utama pada Kecamatan Gaung
Ket:
X7
X6
No
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1
1 -1 1 -1 1
1 -1 1 -1 1 -1 -1 1
0 -2 0 -2 0 -2 -2 0 1
0 1
2
1
1
1 -1 1 -1 -1 1
0 -2 0 -2 -2 0 1
0
1 -1 -1 1 -1 1
2 -2 -2 2 -2 0
1
1 -3 1 -3 -3 1
1
1 -3 -3 1 -3 1
1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 1 -1 -1
1
2
1
1 -1 1 -1 1 -1 -1 1
1 -1 1 -1 1
1
1
1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 -1 1 1
1 1
1
1 -1 1 -1 -1 1
1 -1 1 -1 -1 1
1
1
1 -1 -1 1 -1 1
1 -1 -1 1 -1 1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1 -3 1 -3 1 -1 1 -3 1 -3 1 -3 -3 1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1
0
0 -2 0 -2 0
-1 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1
-1 = Tidak Setuju, 1 = Setuju R= Responden, (1) H. Aban, (2) Ihat, (3) Ruslan, (4) Ahmad Ridwan, (5) Hajar, (6) Sabirin, (7) Arsad, (8) Kadir, (9) Tono, (10) H. Bani, (11) Juriyah, (12) Darlan, (13) Hadi, (14) Pak Alang, (15) Hamid, (16) Roni, (17) Atak, (18) Taher, (19) Basir, (20) Islah, (21) Masnur, (22) Abdul Patah, (23) Saupi, (24) M. Ali, (25) Abdul Murad, (26) Ogi Riyansah, (27) Arbain S, (28) Busra, (29) Hamzah, (30) Hamsi ====
Melakukan Pemupukan berkala Masyarakat tidak melakukan/ tidak tahu kegiatan pra tanam yang baik Melakukan Seleksi Benih dan Persemaian dengan Baik dan benar Melakukan Persiapan lahan dengan baik dan benar Melakukan penanaman dengan tepat, baik dan benar
Variabel Mampu melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman Masyarakat tidak melakukan kegiatan perawatan secara berkala Melakukan penyiangan berkala
Lampiran 11 Variabel analisis komponen utama pada Kecamatan Gaung (lanjutan..)
74
Keberadaan lahan kebun yang cukup luas Lahan yang dimilik merupakan lahan sendiri X3 Populasi M. casturi masih relatif banyak Kegiatan panen dan pemasaran dilakukan X4 dengan baik Pemanenen dilakukan dengan baik dan benar Pemasaran hasil dilakukan dengan baik dan benar Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap X5 pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit Melakukan pencegahan, pemberantasan hama dan penyakit Mampu mengidentifikasi tanaman yang terserang hama dan penyakit
Variabel Kesadaran untuk melakukan budidaya M. X1 casturi Ada keinginan melaksanakan kegiatan budidaya M.casturi dengan baik dan benar Adanya kesadaran bahwa M.casturi harus dilestarikan untuk anak cucu Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan ekonomi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan ekologi Adanya kesadaran pentingnya M.casturi untuk kepentingan sosial X2 Lahan milik pribadi dan relatif luas
No
1
1
2 1 1
2 1
1
1
1
1
2 1 1
2 1 1
2 1
1 -1 1
1
1
1
2 1
1
1
1 -1 1
1
1
1
2 1
1
1
1
1
1
5
1
2 1
1
1
1
1
1
5
1
1
3
1
1
5
1
2 1
1
1
1 -1 -1 1 -1 1
1 -1 -1 1 -1 1
2 -2 -2 2 -2 2
1
1 1
1
1
1
1 -1 1
1
1
1
3
1
1
3
1
1
5
2
1
1
2 1
1
1
1
1
1 1
1
1
1
1
2 1
1
1
1
1
1
5
1 -1 1
1 -1 1
2 -2 2
1
1
2
1 -1 -1 1
1
2 0 2 1 -1 1
1
1
1 -1 -1 1
1
1
5
1 -1 1 -1 1
0
1 -1 1
1
2 0 2 1 -1 1
1
1
2 -2 2
1
1
2 1
1
1
1
1
1
5
1
1
3
1
1
5
1
1
2
1
1
2 1
1
1
1
1
2
1
1
2 1
1
1
1
1
2
1
1
2 1
1
1
1 -1 1
1
1
5
1
1
3
1
1
5
1
1
3
1
1
3
1
1
5
1
1
2 1
1
1
1
1
2 1
1
1
1 -1 1
1 -1 1
2 -2 2
1
1
2 1
1
1
1
1
2 1
1
1
1
1
2 1
1
1
1 -1 1
1 -1 1
2 -2 2
1
1
2 1
1
1
1 -1 1 -1 -1 1
1
1
5
1 -1 1
1 -1 1 -1 -1 1
1 -1 1 -1 -1 1 -1 1 -1 1
1 -1 -1 1 -1 -1 -1 1 -1 1
1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
-1 -3 -1 -1 -3 -1 -3 -3 -1 -1 -3 -1 -3 -3 -1 -3 -1 -3 -1 -1 -3 -3 -1 -3 -3 -3 -1 -3 -1 -1
1 -1 1
1 -1 1
1
1
3
1 -1 -1 1
1
1
5
1
1
1
2 1
1
1
1
1
1
5
-1 1
2 1
2 1
1
1
1
1
1
3
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1
1
1
1
1
1
1
3
8
-1 1
1
1
1
1
1
5
7
2 -2 2
1
1
1
1
5
6
2
1
1
1
5
5
-2 2
1
1
5
4
1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 1
5
5
3
1 -1 1
2
1
Lampiran 12 Variabel analisis komponen utama pada Kecamatan Gaung Anak Serka
Ket:
X7
X6
No
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2
0
2 -2 0 -2 0
2
0
2
0
0
0
0 -2 0
0
0
0
0 -2 0 -2 0
0 -2 0
0
0
1 -3 -1 -3 -1 -3 -1 -1 -3 -1 -3 -3 -3 -3 -1 -3 -3 -3 -1 -1
1
1 -1 1 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 1
1
1 -1 1 -1 1 -1 1
1
1
1 -1 -1 -1 -1 -1 1
1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 -1 1
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1 -1 -3 -3 -3 -3 -3 1 -1 1
1 1 1 1 -1 1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 -1 1 -1 1 1 -1 1 1 1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
0
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
1
R= Responden, (1) Arbain, (2)Yusran, (3) Nurdin, (4) Halel, (5) Maskur, (6) Ahmad, (7) Masdari, (8) Duprani, (9) Bahrain, (10) Abdul Mu’in, (11) Junaidi, (12) Ridwan, (13) Tabrani, (14) Hamdi, (15) Abdul Hadi, (16) Fahrulrozi, (17) Arifin, (18) Amat, (19) Masrah, (20) Rajuli, (21) Ramli, (22) Mahlan, (23) Muklis, (24) Tarmizi, (25) Rusli, (26) Sripul Masri, (27) Musa, (28) Supriyanto, (29) Arif, (30) Syahdan ====
-1 = Tidak Setuju, 1 = Setuju
Variabel Mampu melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman Masyarakat tidak melakukan kegiatan perawatan secara berkala Melakukan penyiangan berkala Melakukan Pemupukan berkala Masyarakat tidak melakukan/tidak tahu kegiatan pra tanam yang baik Melakukan Seleksi Benih dan Persemaian dengan Baik dan benar Melakukan Persiapan lahan dengan baik dan benar Melakukan penanaman dengan tepat, baik dan benar
Lampiran 12 Variabel analisis komponen utama pada Kecamatan Gaung Anak Serka (lanjutan..)
Lampiran 13 Analisis komponen utama di Kecamatan Gaung PC
Eigenvalue
% variance
1
6,82864
50,262
2
3,20017
23,555
3
1,54845
11,397
4
0,889769
6,5491
5
0,677717
4,9883
6
0,309941
2,2813
7
0,13151
0,96796
Jolliffe cut-off: 1,3586 Variabel
Axis 1
Axis 5
Axis 6
-0,1777 0,774
0,0591
-0,08046 0,0926
0,2108 0,0804
0,5418
0,2645
0,7423
-0,05179 0,5031 0,09028 0,6034
-0,2856
-0,504
Pan_Pmsr -0,4821
0,6357
0,2003 -0,5238
-0,0112
0,1986
0,09693
PP_HamPa 0,1272
0,1491
-0,7307 -0,286
0,5697
-0,1035
-0,1033
Prwtn
0,4726
0,2192
0,1232 0,09772 0,1185
0,7548
-0,3466
Pra_tan
0,6745
0,4177
0,2858 -0,1432
Kesdr_mas -0,192
Axis 2
Axis 3
0,5602
Sta_Luh
0,0007526 -0,1858
Pop_cas
-0,1905
Axis 4
-0,01182 -0,4712
54 48
Eigenvalue %
42 36 30 24 18 12 6 0 0
1
2
3
4
5
Component
6
7
Axis 7
0,2148
Lampiran 14 Analisis komponen utama di Kecamatan Gaung Anak Serka PC
Eigenvalue
% variance
1
3,95082
39,581
2
2,4125
24,169
3
1,131
11,331
4
0,943238
9,4498
5
0,769618
7,7104
6
0,619395
6,2054
7
0,155029
1,5531
Jolliffe cut-off: 0,99816 Variabel Axis 1
Axis 2
Axis 3
Axis 4
Axis 5
Axis 6
Axis 7
Ksdr_Mas 0,1194
0,2808
0,2607
-0,5211
0,1033
0,7271 -0,1675
Sta_Luh
0,03004 -0,00414 -0,1844
0,07765 0,1704
0,305
Pop_cas
0,1478
0,2378 -0,3023
-0,1741
-0,1949
0,423
0,4051
-0,1932
0,09066 -0,1296
-0,1463 -0,0003814
PP_HamPa 0,02785 0,2836
0,7039
-0,03364 0,4633
-0,4113 0,1959
Prwtn
-0,2233
0,4549
0,2474
0,7051
-0,2957
0,3084 -0,0483
Pra_tan
-0,4003
0,6628
-0,5157
-0,1926
0,2418
-0,19
Pan_Pmsr 0,8673
0,7635
0,9149
36 32
Eigenvalue %
28 24 20 16 12 8 4 0 0
1
2
3
4
5
Component
6
7
-0,05315
Lampiran 15 Analisis regresi Kecamatan Gaung ————— 02/01/2013 16:02:24 ———————————————————— Welcome to Minitab, press F1 for help.
Regression Analysis Kecamatan Gaung: Y versus X2; X3; X4; X7 The regression equation is Y = 3,57 - 0,463 X2 + 1,43 X3 + 0,057 X4 - 0,007 X7 Predictor Constant X2 X3 X4 X7
Coef 3,5696 -0,4627 1,4333 0,0569 -0,0071
S = 1,09417
SE Coef 0,7590 0,4139 0,3022 0,1509 0,1152
R-Sq = 63,0%
T 4,70 -1,12 4,74 0,38 -0,06
P 0,000 0,274 0,000 0,709 0,951
R-Sq(adj) = 57,0%
Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source X2 X3 X4 X7
DF 1 1 1 1
DF 4 25 29
SS 50,870 29,930 80,800
MS 12,717 1,197
F 10,62
P 0,000
Seq SS 4,165 46,501 0,199 0,005
Unusual Observations Obs 27
X2 2,00
Y 2,000
Fit 4,212
SE Fit 0,325
Residual -2,212
St Resid -2,12R
R denotes an observation with a large standardized residual.
Lampiran 16 Analisis regresi Kecamatan Gaung Anak Serka ————— 02/01/2013 16:02:24 ———————————————————— Welcome to Minitab, press F1 for help.
Regression Analysis Kecamatan GAS: Y versus X3; X4; X7 The regression equation is Y = 4,97 + 0,875 X3 - 0,208 X4 + 0,225 X7 Predictor Constant X3 X4 X7
Coef 4,9740 0,8751 -0,2081 0,2249
S = 1,36425
SE Coef 0,4030 0,2843 0,1417 0,1851
R-Sq = 30,2%
T 12,34 3,08 -1,47 1,21
P 0,000 0,005 0,154 0,235
R-Sq(adj) = 22,2%
Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source X3 X4 X7
DF 1 1 1
DF 3 26 29
SS 20,976 48,391 69,367
MS 6,992 1,861
F 3,76
P 0,023
Seq SS 12,573 5,657 2,746
Unusual Observations Obs 5 9
X3 -1,00 -1,00
Y 1,000 7,000
Fit 3,840 4,290
SE Fit 0,675 0,550
Residual -2,840 2,710
St Resid -2,40R 2,17R
R denotes an observation with a large standardized residual.
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sungai Manau, Provinsi Riau pada tanggal 26 Desember 1987. Merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari Ayah Darman (guru) dan ibu Raja Yurida (guru). Jenjang pendidikan penulis di mulai dari SD Negeri 003 Teluk PinangRiau Tahun 1993-1999, SMP Negeri 2 Tembilahan-Riau Tahun 1999-2002, SMA Negeri 2 Tembilahan-Riau Tahun 2002-2005. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Siswa Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005. Pada Tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Mayor Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB dan menamatkannya pada tahun 2010. Pada Tahun 2010, penulis melanjutkan jenjang pendidikan S2 di Sekolah Pascasarjana IPB pada Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika, Fakultas Kehutanan IPB. Pada Tahun 2011, penulis mendapatkan bantuan dana pendidikan Sekolah Pascasarjana IPB dari Pemerintah Provinsi Riau melalui proposal bantuan biaya pendidikan yang diajukan. Penulis mendapatkan bantuan pendidikan selama 2 tahun dari Pemerintah Provinsi Riau. Selama menuntut ilmu di IPB, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah S1 Inventarisasi dan Pemantauan Tumbuhan tahun (2010-2011), pendamping pelatihan biopori dan konservasi pohon buah-buahan berkhasiat obat untuk masyarakat sekitar kampus (2012). Pada awal Tahun 2013, penulis menjadi pegawai tidak tetap (PTT) Pendamping Pembangunan Kebun Raya Daerah Sumatra Selatan pada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI.