Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
KONSEPTUAL PENETAPAN TARIF RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALSEL Sri Hadi, I Putu Artama W, dan Christiono Utomo Program Studi Teknik Sipil –FTSP-ITS Email:
[email protected]
ABSTRAK Pasar tradisional yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Tanah Laut pada Tahun 2010 berjumlah 12 buah yang menyebar di 11 kecamatan. Pengelolaan yang baik sangat diperlukan sebagai konsekuensi kemajuan dan perubahan pola hidup. Keterbatasan dana menyebabkan kurangnya optimalisasi aset pasar, sehingga muncul usaha untuk memperbesar pendapatan, salah satunya berasal dari hasil penarikan tarif sewa dan retribusi agar mampu menutup besarnya biaya, dan juga mempertimbangkan kemampuan masyarakat atau pedagang. Penelitian ini bertujuan menetapkan besarnya tarif dasar yang dapat menutup biaya operasional dan pemeliharaan, tetapi tidak memberatkan masyarakat yang sebagai obyek dari tarif. Metode analisa yang digunakan untuk penetapan tarif dasar adalah menggunakan pendekatan biaya dan pendekatan permintaan. Pendekatan biaya dihitung dengan metode analisa akuntansi dengan berdasarkan data skunder dari laporan penerimaan dan pengeluaran di Kantor Pengelola Pasar Kabupaten Tanah Laut dan laporan penjabaran APBD. Pendekatan permintaan ditentukan dengan menggunakan persepsi pedagang atas nilai, sehingga menghasilkan kurva permintaan. Dengan analisa regresi linier dan menggunakan pendekatan marginal diperoleh tarif yang sesuai dengan persepsi pedagang. Hasil dari konsep ini adalah merupakan sebuah konsep penetapan harga dengan batas yang dapat diterima masyarakat atau pedagang dan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut. Kata kunci : tarif, retribusi, biaya, pendekatan permintaan, pasar
PENDAHULUAN Pasar tradisional merupakan salah satu sarana dan prasarana umum yang berfungsi sebagai tempat berinteraksi dan bertransaksi antara produsen dan konsumen untuk memperoleh manfaat ekonomi bersama. Keberadaan pasar tradisional memiliki peranan strategis dalam menggerakkan roda perekonomian dae-rah. Selain berpotensi menjadi tempat pemasaran produk petani, nelayan industri rumah tangga dan pabrikan, pasar tradisional juga menampung para pedagang, tenaga kerja, dan tempat perputaran uang, barang dan jasa bagi masyarakat lokal. Oleh sebab itu, apabila dikelola dengan baik diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang berdampak pada ekonomi daerah dan pendapatan daerah. Pasar tradisional merupakan urusan pilihan oleh karena itu menjadi kewenangan penuh daerah propinsi, kabupaten dan kota, dengan adanya kewenangan tersebut, diharapkan dapat mengoptimalkan perannya dalam pengelolaan yang lebih baik (Ditjen Bangda Depdagri, 2008). Pasar yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Tanah Laut berjumlah 12 pasar yang tersebar di sebelas kecamatan, dimana yang berada di ibukota
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
kabupaten sebagai pasar induk. Dalam melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat tentu saja tidak terlepas dari masalah pendanaan, yang berarti diharapkan mampu dalam menyediakan sumber dana untuk biaya penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan. Biaya tersebut meliputi; gaji pegawai dan tunjangan, beban perjalanan dinas, beban pembinaan dan pe-nelitian, beban tenaga ahli, bangunan dan prasarana, beban kendaraan, beban inventtaris kantor, beban umum, dan beban kantor. Berdasarkan laporan realisasi APBD Kabupaten Tanah Laut, terdapat pendapatan yang berasal dari retribusi dan sewa, serta belanja yang terdiri dari belanja operasi dan belanja modal. Pada laporan Kantor Pengelola Pasar pada Tahun 2009 belanja APBD direalisasikan sebesar Rp.3.353.430.325,00, sedangkan pendapatan direalisasikan sebesar Rp.272.473.200,00. Selanjutnya di Tahun 2008 pendapatan sebesar Rp.269.625.400,00 dan belanja Rp.3.572.660.673,00. Kemudian pada Tahun 2007 pendapatan sebesar Rp.253.344.000,00 sedangkan belanja sebesar Rp. 4.492.421.271,00. Pendapatan yang dimaksud diatas diperoleh dari pendapatan sewa dan retribusi yang berdasar pada Perda Kabupaten Tanah Laut No. 08 Tahun 2005. Untuk lebih jelas tentang penjelasan diatas disajikan dalam gambar grafik berikut ini. Belanja jalan, dan Jaringan Belanja Bangunan dan… Belanja Peralatan dan Mesin
Th. 2009
Belanja Barang
Th. 2008
Belanja Pegawai Belanja Total Pendapatan Retribusi Daerah -
5.000.000.000
Gambar 1 Grafik pendapatan dan belanja pada Kantor Pengelola Pasar Kabupaten Tanah Laut Tahun 2007 – 2009 (Laporan Keuangan Pemkab. Tanah Laut TA. 2007 – 2009)
Kondisi tarif saat ini dinilai kecil dimana untuk pendapatan pasar dalam bentuk sewa perbulan terbesar terdapat pada tarif toko/ kios ukuran 3x6 meter sebesar Rp.15.000,00 dan terkecil tarif Rp.500,00 untuk tarif pemakaian tanah di lokasi pasar kecamatan dan minggu raya. Penjelasan tentang tarif berdasarkan perda tersebut seperti disajikan dalam tabel sebagai berikut; Tabel 1 Tarif sewa dan retribusi pasar di Kabupaten Tanah Laut No 1 2 3
Tempat pasar
Jenis Bangunan Toko/kios untuk berdagang kain, pencarekanan, pecah belah dll (uk. 2x 3 m)
Kabupaten
Toko/kios untuk berdagang kain, pencarekanan, pecah belah dll (uk. 3 x 4 m)
Kabupaten
Toko/kios untuk berdagang kain, pencarekanan, pecah belah dll (uk. 3 x 6 m)
Kabupaten
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-5-2
Besar sewa per bulan (Rp)
Retribusi per hari (Rp)
10,000.00
300.00
12,500.00
300.00
15,000.00
300.00
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010 Tabel 1 Tarif sewa dan retribusi pasar di Kabupaten Tanah Laut (Lanjutan)
No 4
5 6 7 8 9 10 11
Tempat pasar
Jenis Bangunan Bak untuk berdagang kain, kelontongan,pencarekenan, beras, ikan asin pecah belah
Kabupaten
Petak/los yang dipergunakan untuk berdagang kain, kelontongan, sepatu/sandal, pecah belah dll
Kabupaten
Petak losuntuk sayur mayur, ikan basah/kering, daging dll
Kabupaten
Toko/kios untuk berdagang kain, pencarekanan, kelontongan, sepatu/sandal, pecah belah
Kecamatan
Petak/los yang dipergunakan untuk berdagang kain, kelontongan, sepatu/sandal, pecah belah dll
Kecamatan
Pemakaian tanah dilokasi pasar milik Pemkab (ukuran 1m2)
Kabupaten
Pemakaian tanah dilokasi pasar milik Pemkab (ukuran 1m2)
Kecamatan
Pemakaian tanah dilokasi pasar milik Pemkab (ukuran 1m2)
minggu raya
Besar sewa per bulan (Rp)
Retribusi per hari (Rp)
10,000.00
300.00
10,000.00
300.00
5,000.00
300.00
4,000.00
300.00
3,500.00
300.00
600.00
300.00
500.00
250.00
500.00
250.00
Sumber: Perda Kab. Tanah Laut No. 08 Tahun 2005 Dari uraian diatas dapat diidentifikasikan permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan pelayanan adalah sebagai berikut: 1. Kantor Pengelola Pasar sebagai pengelola pelayanan memerlukan biaya untuk penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan, 2. Keterbatasan dana dapat menimbulkan masalah dalam pengoptimalan pengelolaan aset yang sudah ada. 3. Besarnya tarif yang diberlakukan saat ini masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan, sehingga perlu penentuan tarif baru, tetapi dengan memperhatikan masyarakat/ pedagang sebagai pengguna. Dengan melihat permasalahan diatas, maka perlu ada penelitian tentang “Penetapan Tarif Retribusi Pasar di Kabupaten Tanah Laut” yaitu untuk dapat memberikan informasi tarif yang sesuai untuk sewa dan retribusi pasar dan sewa toko, kios, bak pasar milik Pemkab Tanah Laut. Dari tarif tersebut dari sisi pengeluaran tidak merugikan pemerintah daerah dengan memperhatikan kemampuan masyarakat yang memperoleh fasilitas dari pasar sebagai obyek dari tarif. Berdasarkan uraian diatas maka, konsep yang digunakan untuk pembahasan permasalahan tersebut adalah; pertama, konsep pendekatan permintaan untuk mengetahui nilai tarif berdasarkan permintaan pedagang. Kemudian kedua, konsep pendekatan biaya dengan analisa titik impas untuk menentukan tarif batas bawah dalam operasi pemeliharaan pasar. Ketiga, pendekatan marginal untuk mengetahui nilai tarif dengan berdasar informasi berdasarkan kedua pendekatan sebelumnya. METODA Dalam tulisan ini diharapkan menghasilkan suatu konsep penetapan angka/tarif yang diperoleh batas harga yang dapat di terima masyarakat dan Kantor Pengelola Pasar
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Kabupaten Tanah Laut. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan metode untuk mengumpulkan dan menganalisa data seperti disajikan pada tabel, berikut ini; Tabel 2 Rancangan Penelitian Tujuan
Menentukan tarif pasar dengan pendekatan biaya
Menentukan tarif pasar dengan pendekatan permintaan
Mengetahui tarif pasar yang dapat menutup biaya operasi dan pemeliharaan pada pengelola pasar serta tidak memberatkan masyarakat/ pedagang
Data yang diperlukan
Teknik Pengumpulan Data
1. Biaya tetap Data skunder ; dalam penerimaan dan penyelenggara pengeluaran biaya an pasar penyelenggaraan 2. Biaya variabel pelayanan pasar di dalam Kabupaten Tanah penyelenggara Laut dari data an pelayanan pertanggungjawaba pasar n APBD Kab. Tala 3. Jumlah TA. 2007 s/d 2009 pengguna jasa yang menggunakan fasilitas prasarana pasar Tingkat Survey dengan kesediaan kuisioner kepada membayar tarif masyarakat yang pasar pada menggunakan beberapa fasilitas prasarana tingkat harga pasar di Kab Tanah yang Laut ditawarkan 1. Nilai biaya 1. Hasil perhitungan variabel dan tarif dengan persamaan pendekatan biaya biaya pada infrastruktur 2.Hasil perhitungan pasar di Kab. tarif dengan Tanah Laut pendekatan 2. Persamaan permintaan taksiran kurva permintaan tarif pasar
Metode Analisa
Referensi
Hasil
Pendekatan Biaya mengguna kan metode akuntansi dengan analisa titik impas
(Carter dan Usry ,2002), (Arsyad, 2004), (Suparmoko,1999 ), (SAP, 2005), (Noor, 2007), (Mulyadi, 2009), (MS Yogi, 2006)
Tarif pasar berdasar kan pendeka tan biaya
Metode regresi liner
(Arsyad, 2004), (Suparmoko, 1999), (Algifari,2000), (Indriantoro, 2002), (Sunyoto, 2009), (Noor,2007)
Penetapan harga marginal (marginal pricing)
Arsyad, 2004), (Algifari, 2000), (Indriantoro, 2002), (Sunyoto, 2009), (Noor,2007)
Tarif pasar berdasar kan pendeka tan perminta an Tarif pasar berdasar kan pendeka tan marginal
Sumber: hasil analisa HASIL DAN DISKUSI Hasil dari konsep ini merupakan sebuah konsep dalam rangka penetapan tarif retribusi pasar di Kabupaten Tanah Laut Propvinsi Kalimantan Selatan, yang merupakan langkah-langkah dalam menganalisanya, dengan penjelasan adalah sebagai berikut. Populasi dan Sampel Data primer didapatkan melalui survey beberapa obyek retribusi pasar golong-an pengguna toko, kios dan lapak serta jenis lokasi pasar tradisional dalam pasar induk kabupaten dan kecamatan. Adapun jumlah pengguna dan sampel yang terdiri dari pengguna toko, kios, lapak, warung seperti disajikan dalam tabel sebagai berikut;
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010 Tabel 3 Pasar milik Pemkab. Tanah Laut Th. 2009 NO
Lokasi pasar/NAMA
Luas (M2)
1
2
4
I
Jumlah bangunan (buah) Toko/ petak/ lapak warung KIOS 6
7
8
KET
9
Kec. Pelaihari 1
Tapandang Berseri
2
Manuntung
II
50693
715
2512
146
362 -
34 -
KEC. PANYIPATAN 1
BATAKAN
10000
-
140
-
2
BATU TUNGKU
10000
-
116
-
330
-
III
KEC. TAKISUNG 1
IV
GUNUNG MAKMUR
90000
50
KEC. TAMBANG ULANG 1
V
TAMBANG ULANG
15000
-
82
-
15000
-
218
-
10115
-
154
-
8670
-
174
-
10115
-
308
-
2400
-
96
-
10115
-
146
-
KEC. BATI-BATI 1
VI
BATI-BATI KEC. JORONG
1
JORONG
2
ASAM-ASAM
VII
KEC. BATU AMPAR 1
VIII
BATU AMPAR KEC. KURAU
1 IX
KURAU KEC. KINTAP
1
KINTAPURA JUMLAH
911
2126
34
Sumber: Profil Kantor Pengelola Pasar Th. 2009 Pada penelitian ini dilakukan survey primer berupa kuesioner sehingga diperlukan penentuan populasi dan sampel. Responden dalam penelitian adalah pengguna fasilitas pasar sebagai obyek tarif terdiri atas pedagang yang menempati pasar yang merupakan populasi dalam penelitian ini. Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka tidak seluruh populasi tersebut menjadi responden, tetapi melalui pengambilan sampel yang mewakili populasi. Pengambilan sampel ini menggunakan teknik probability sampling dengan sampel minimal pedagang yang harus diambil adalah paling sedikit 97, dalam penelitian ini digunakan 100 responden. Karena populasinya yang heterogen, maka pengambilan subsampel pedagang menggunakan metode sampling terstrata berdasarkan karakteristik lokasi pasar dan jenis infrastruktur yang digunakan, selanjutnya dipilih responden secara acak. Perhitungan jumlah subsampel pedagang pengguna fasilitas ruang yang digunakan disajikan pada tabel berikut ini;
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010 Tabel 4 Perhitungan Sub Sampel Pedagang
No
Fasilitas ruang
1 Toko/kios 2 Lapak/petak 3 Warung Sumber: hasil analisa
Populasi Pasar Pasar Kabupaten Kecamatan 861 50 362 1764 34 -
Sampel Pasar Kabupaten 28 12 1
Pasar Kecamatan 2 57 -
Sistematika Penelitian Sistematika dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan hingga mencapai adanya suatu kesimpulan tarip, tahapan tersebut meliputi; perumusan masalah, studi pustaka dan pengumpulan data, serta pengolahan data. Dalam proses pengolahan data, data diperoleh dari data primer maupun data sekunder digunakan sebagai dasar dalam menganalisa sehingga dapat mengambil kesimpulan tentang tarif retribusi pasar. Pengolahan dimaksud melalui tiga tahap, yaitu penetapan tarif dengan analisa break event, penetapan tarif melalui pengolahan data primer dari kuisioner, dan penetapan tarif berdasar-kan pendekatan marginal. Pertama, penetapan tarif dengan Analisa break event untuk mengetahui tarif minimum yang dapat diberlakukan agar dapat menutup biaya operasional dan pemeliharaan pelayanan pasar. Dengan metode akutansi biaya, data keuangan dari Kantor Pengelola Pasar dan Dinas Pendapatan dan Pengelola Keuangan dan Aset (DPPKA) pada Tahun 2007 s/d 2009 dipisahkan berdasarkan biaya tetap dan variabelnya. Lankah selanjutnya dengan analisa break event seperti pada rumus 2.1, sehingga akan dapat diketahui volume impas dan harga tarif minimumnya. Kedua, pengolahan data primer, dengan mengolah data yang diperoleh dari melaui survey berupa kuisioner yang ditujukan kepada suatu sampel. Masing-masing jawaban tersebut ditentukan tingkat probabilitas yang didasarkan pada beberapa asumsi. Jawabannya adalah (a) tidak bersedia membayar; (b) kurang bersedia membayar; (c) mungkin bersedia membayar; (d) cukup bersedia membayar; (e) bersedia membayar; (f) sangat bersedia membayar. Ketentuan peluang kesediaan membayar retribusi adalah 0,0 untuk jawaban (a), 0,2 untuk jawaban (b), 0,4 untuk jawaban (c), 0,6 untuk jawaban (d), 0,8 untuk jawaban (e), dan 1,0 untuk jawaban (f). Setelah dapat dihitung probabilitas jawaban sebagai perkalian dengan jawaban, maka diperoleh nilai harapan jumlah yang diminta pada setiap tingkat harga. Selanjutnya melaui grafik maka kurva permintaan untuk tarif retribusi dapat terlihat. Dari hasil survei tersebut dijadikan dasar sebagai permintaan penggunaan fasilitas pasar dan dikalikan dengan tingkatan tarif sebagai pendapatan yang akan diterima pasar. Langkah selanjutnya adalah dibuat regresi kuadratik antara pendapatan dan tarif. Untuk mendapatkan tarif yang dapat memberikan pen-dapatan optimum dengan menurunkan TR terhadap P yang merupakan hasil persamaan sebelumnya, sehingga akan didapatkan nilai retribusi (P) yang dapat memaksimumkan laba dari estimasi pendapatan. Ketiga, penetapan tarif berdasarkan pendekatan marginal. Dengan pertimbangan kurva permintaan dari hasil survey, kemudian dibuat estimasi permintaan berdasarkan tarif dengan menggunakan regresi linear. Dari model regresi linear tersebut akan diketahui harga dan dikalikan dengan kuantitas/yang terlayani sebagai total revenue yang kemudian dicari marginal revenue dan marginal cost. Selanjutnya mencari titik
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-5-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
potong antara marginal cost dengan marginal revenue sebagai tarif retribusi (MR=MC), diperoleh nilai yang merupakan jumlah unit yang dapat memberikan laba yang maksimum yang dilanjutkan dalam persamaan tarif. Dari hasil tersebut merupakan tarif dasar berdasarkan marginal yang selanjutnya dihitung prosentase kenaikannya. Berdasarkan prosentase kenaikan, kemudian dijadikan sebagai dasar dalam penentuan tarif baru. Dengan menghitung kenaikannya dalam satuan % dari tabel 1.1 tentang tarif retribusi berdasarkan Perda Kabupaten Tanah Laut No. 08 Tahun 2005, dapat diketahui besarnya tarif tiap-tiap penggunaan fasilitas pasar di kecamatan maupun di kabupaten. KESIMPULAN Pasar tradisional merupakan salah satu jenis investasi publik, dimana dalam pembangunannya diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang bersifat nirlaba atau nonprofit motive, dengan pembiayaan melalui anggaran pemerintah. Nilai tambahnya berupa lapangan pekerjaan, sewa, dan lain sebagainya tanpa surplus usaha. Walau demikian keberlanjutan dari operasi pemeliharaan aset pasar tersebut melalui pendapatan dari tarif sangat diperlukan untuk menentukan pendapatannya atau total revenue sebagai perkalian dari harga dan kapasitas infrastruktur yang digunakan. Konsep pendekatan biaya dengan melalui break event analysis dengan data berdasarkan transaksi pendapatan dan biaya yang telah dipakai, digunakan untuk untuk mengetahui batas harga tarif untuk tidak mengalami kerugian dan keuntungan dalam hal operasi dan pemeliharaan pasar. Kemudian pendekatan permintaan melalui survey untuk memperoleh data permintaan harga dari masyarakat pengguna pasar, digunakan untuk mengetahui tingkat harga yang diinginkan pedagang dalam membayar tarif penggunaan infrastruktur pasar. Dengan menggunakan kedua konsep penelitian tersebut akan diperoleh konsep harga dengan batas yang dapat diterima masyarakat atau pedagang dan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut selaku pengelola pasar tradisonal sekabupaten. DAFTAR PUSTAKA Algifari (2000), Analisis Regresi; Teori, Kasus, dan Solusi, Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta Arsyad,L (2004), Ekonomi Manajerial Ekonomi Mikro Terapan untuk Manajemen Bisnis, Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta Bambang, S, Kertasapoetra, G, (1992). Kalkulasi Pengendalian Biaya Produksi, Edisi ke – 2, Rineka Cipta, Jakarta. BAPPEDA DAN BPS Kab. Tanah Laut (2008) , Kabupaten Tanah Laut Dalam Angka, BPS Tanah Laut, Pelaihari Bagian Hukum Setda Kab.Tanah Laut (2005), Perda Kab. Tanah Laut No.08 Tahun 2005 tentang Retribusi Pasar dan Sewa Toko, Kios, Bak, Pasar milik Pemkab. Tanah Laut, Pelaihari Carter, W.K dan Usry, M.F (2004), Akuntansi Biaya, Edisi 13, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Depkeu (2009), Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Penerbit Fokus Media, Bandung
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-5-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Ditjen Bangda Depdagri (2008), Pedoman Umum Pengelolaan Pasar Tradisional, DEPDAGRI, Jakarta Hansen dan Mowen, (2001), Manajemen Biaya, Edisi ke – 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Noor, H.F (2007). Ekonomi Manajerial, Penerbit PT Rajagrafindo Persada, Jakarta Indriantoro,Nur .dkk (2002), Metode Penelitian Bisnis ,Cetakan ke-2, Penerbit BPFE Yogyakarta Jayadinata,JT (1999), Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah, Penerbit ITB Bandung, Bandung Kotler, P dan Armstrong, G. (1995). Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit Erlangga, Jakarta Kotler, P. (1997). Manajemen Pemasaran, Penerbit Intermedia, Jakarta Kurniawan, Hendra (2009), Statistika Teknik, Penerbit Refika Aditama, Bandung Leong, KC, (2004), The Essence of Aset Management, Published by UNDP-TUGI Kuala Lumpur Mulyadi, (2009). Akuntansi Biaya, Edisi ke-5 cetakan kesembilan, Penerbit UPPSTIM YKPN, Yogyakarta. MS,Yogi (2006), Ekonomi Manajerial, Pendekatan Analisis Praktis, Edisi ke-2. Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta Pemerintah Kabupaten Tanah Laut (2010), Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut Tahun Anggaran 2009, Pelaihari Pemerintah Kabupaten Tanah Laut (2009), Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut Tahun Anggaran 2008, Pelaihari Pemerintah Kabupaten Tanah Laut (2008), Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut Tahun Anggaran 2007, Pelaihari Subaidah, S. (2006), Penetapan Retribusi Kebersihan Kabupaten Gresik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Sunyoto, Danang (2009), Analisis Regresi dan Uji Hipotesi, Cetakan pertama, Penerbit Media Pressindo, Yogyakarta Suparmoko, M (1999), Ekonomika untuk Manajer, Edisi ke-2, Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-5-8