KONSEP RUDRA DALAM VEDA Oleh: I Made Surada Dosen Fakultas Dharma Duta IHDN Denpasar
Abstract Hinduism is one of big Religion in world. Holy book of Hinduism is Veda. From Veda Hinduism teaching emit a stream of. In God Veda is called Agni or Indra or Waruna, in Upanisad God is called Brahman, and there is also Rudra. Rudra represent atmosferis deity which minor relative in Rgveda, even that way he/she draw physically, with only there are three rhyme (gita) concerning it and totalize about twenty seven reference modestly. But along this minor deity time journey have rounded into glorious and strong Rudra-Siva deity, that is third Deity from Trilogy Hindu, as result of merger with a few the nature of god like all non-Arya nation deity. Conception Siwa woke up do not only from confidence of Veda and tradisisemata, but because us have owned elementary form from Siwa pasupatiurdhvalinga yogisvara trimukha in civilization of Harappa before Veda. However, we here growth seharusnyamemeriksa conception Rudra step by step as found in Kesusastraan Veda. By shares early kesusastraan of our Veda interpret Samhitas, Brahmanas, Aranyakas And Upanisads, is successively degraded by under Supertitous formula, Vidhi, Arthavada and Vedanta. Last Phase from kesusasatraan of Veda shown by Sutras which shortly and systematic relate to Veda ritual in one side, and with customary law on the other side him. Key Words : Rudra and Veda
1
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
(Siva Rudra). Kitab Yajurveda dan
I. PENDAHULUAN Agama Hindu mengalir dari ajaran Veda. Veda mengalir ajaran dalam
berbagai-bagai
ISSN : 1412-7474
Atharvaveda
lebih
banyak
menyebutkan dewa Rudra. Rudra dimunculkan memiliki
bentuk
pelaksanaan hidup beragama. Untuk
seribu
memahami intisari dari ajaran agama
mengangkat konsep mengembalikan
Hindu yang kaya dengan simbol-
kembali kedudukannya di awal jaman
simbol perlu diberikan penggambaran.
Veda. Ia digambarkan sebagai laki-laki
Begitu pula pengenalan dewa-dewa
bertubuh, perutnya berwarna biru dang
dalam veda, dimaksudkan untuk lebih
punggungnya
mudah
Kepalanya berwarna biru (nilagriwa)
membayangkan-Nya,
sesuai
nama,
yang
semuanya
berwarna
sifat-sifat yang dimiliki-Nya. Di dalam
dan
Veda Tuhan dipanggil Agni atau Indra
(Sitikantha), kulitnya berwarna coklat
atau Waruna, di dalam Upanisad Tuhan
kemerah-merahan. Rambutnya kriting
dipanggil Brahman, dan ada juga
terurai, seluruh tubuhnya memancarkan
Rudra.
cahaya
Rudra
merupakan
dewa
lehernya
merah.
berwarna
keemasan.
putih
Tangannya
atmosferis yang relatif minor di dalam
memegang busur dan panah yang
Rgveda. Seperti halnya deva Visnu,
bercahaya. Karakternya nampak angker
deva Rudra pun tidak banyak disebut
dan
dalam Rgveda, tetapi dalam berbagai
lembut dan maha pengampun. Tapi
kitab sesudah Rgveda, deva Rudra
umat
mulai semakin banyak dipuja dan
percaya kekuatan yang membahayakan
bahkan diidentikan dengan Deva Siva
atau dewa yang berhati dengki yang
menakutkan,
manusia
namun
tidak
hatinya
semata-mata
2
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
memerintah di alam semesta. Di dalam
air tumbuhan Soma dicampur dengan
Rgveda
yang
susu dan jelai.
diuraikan untuk Rudra begitu beraneka
Rudra
ragam,
karakter-karakter
tidak
tentu
dan
agak
secara
digolongkan
sebagai
komperatif dewa
minor,
bertentangan, sejumlah fungsi yang
meskipun secara fisik menarik, secara
berlawanan selalu dialamatkan pada-
umum dewa ini di dalam Rg Veda
Nya. Untuk itu mesti diketahui secara
hanya memiliki tiga syair pemujaan
jelas konsep Rudra dalam ajaran Veda.
dan kira-kira tujuh puluh lima referensi umum
tentangNya.
Tapi
II. PEMBAHASAN
perkembangan
2.1. Konsep Rudra Dalam Ågveda
minor ini semakin berkembang, dan
Ågveda
adalah
merupakan
jaman
seiring
dewa-dewa
sebagai akibat dari peleburan dengan
himpunan nyanyian untuk kepentingan-
sejumlah
kepentingan
praktis.
akhirnya berkembang sebuah konsep
sedangkan Sàma veda adalah mantra
besar, dewa yang sangat kuat yaitu
yang sebagian besar diambil dari
Rudra-Siva,
mantra
–
yang
bersifat
dewa-dewa
dewa
non
ketiga
Aryan,
dari
tri
mantra
Ågveda,
yang
tunggal Hindu. Konsep Siva dibangun
disesuaikan
dengan
melodi
yang
bukan hanya oleh keyakinan Veda dan
dinyanyikan
pada
upacara
tradisi, kita telah mempunyai bentuk
waktu
persembahan Soma maka ia disebut
dasar
Sàman. Pada jaman Veda upacara
pasupati urdhvalinga Siva di jaman
persembahan Soma adalah upacara
peradaban pra Vedik
di Harappa.
yang amat umum yang berupa perahan
Bagaimanapun,
kita
dari
trimukha,
disini
Yogiswara
harus
3
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
ISSN : 1412-7474
menguji pengembangan bertahap dari
pembunuh sapi, pembunuh manusia,
konsep Siva seperti yang ditemukan di
dewa dimana padanya dipersembahkan
literature Vedik.
kurban binatang, ayah dari para Rudra
Dengan
menggunakan
atau Marut, yang memegang anak
literature Vedik yang menjadi dasar
panah dan busur yang kuat. Meskipun
yang kita sebut sebagai Samhita,
tidak ada fungsi kosmis yang diuraikan
Brahmana, Aranyaka dan Upanisad,
secara jelas untukNya. Ia ada dalam
yang menekankan pada mantra, Vidhi,
posisi yang samara-samar, memiliki
Arthavada
Tingkat
bentuk anthropomorphic yang tidak
terakhir dari literature Vedik yang
jelas, sebagai kekuatan alam yang
diwakili oleh sutra yang pada satu sisi
mematikan dan perusak-dari badai,
memiliki
risalat
kilat dan kebakaran hutan. Gemercik
ritual Vedik, dan pada sisi yang lain
bara api yang tidak terkendali, adalah
memiliki hukum adat. Di dalam bab ini
raungannya yang menyobek surga dan
tujuan pertama kita adalah menjelaskan
bumi. Kumpulan awan hitam yang
teks-teks dalam Rgveda dimana kata
menghasilkan guntur dan kilat telah
“Rudra” dihubungkan dengan nama
membentuk mempengaruhi pola pikir
seorang dewa.
bangsa Aryan di India masa lalu
dan
Vedanta.
hubungan
dengan
Dalam Rgveda, Rudra diuraikan
dengan begitu kuat, atau penyair-
sebagai dewa yang ditakuti, bersifat
penyair Vedik yang melihat Rudra
merusak,
yang
sebagai penyeba dari segala kengerian
mengerikan, cepat dan memiliki suara
dan fenomena yang menakutkan dan Ia
yang
berhubungan dengan segala sesuatu
seperti
mahluk
menggetarkan
angkasa,
4
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
yang menakutkan. Banyak keadaan di
kuat, dan dewa dari lagu-lagu, pemilik
dalam
yang
dari alat-alat kesehatan, atau dokter
membangkitkan rasa takut dan perasan
dari para dokter. Ia nampak gagah
yang berhubungan dengan ketakutan
dengan rambut yang terjalin, yang
pada dasarnya melahirkan banyak syair
berdandan dengan hiasan emas, duduk
pemujaan pada Rudra dalam Rgveda.
di sebuah kereta, penakluk yang tidak
Tapi umat manusia tidak semata-mata
dapat ditaklukan, dan pengatur alam
percaya kekuatan yang membahayakan
semesta.
hidup
manusia
atau dewa yang berhati dengki yang
Sebenarnya, Rudra di dalam
memerintah di alam semesta. Di dalam
Rgveda mewakili kekejaman alam,
Rgveda
yang
badai dan angina topan. Satu-satunya
diuraikan untuk Rudra begitu beraneka
dewa yang ditakuti oleh penyair-
ragam,
agak
penyair Vedik. Tapi sedikit demi
bertentangan, sejumlah fungsi yang
sedikit, aspek penyembuhan dewa ini
berlawanan selalu dialamatkan pada-
muncul
Nya.
kedermawanan dengan menurunkan
karakter-karakter
tidak
tentu
Penggambaran
dan
mencerminkan
“
indah
badai” yang mana adalah keistimewaan
untuk Rudra yang terdapat dalam
yang utama dari karakter Rudra tanpa
Rgveda. Ia memiliki bibir yang indah,
itu Ia akan susah payah diterima dalam
nampak muda, lembut, cemerlang, dan
agama Rgvedik. Ia mengkombinasikan
bersinar seperti sinar matahari. Dihiasi
dirinya dengan yang berhati dengki dan
dengan
penuh
berbagai
yang
dan
perhiasan
emas,
bijaksana, cerdas, sangat bebas, sangat
tenang.
kebajikan. Memiliki
Mengerikan
dan
karakter
jahat
5
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
ISSN : 1412-7474
sekaligus juga sifat-sifat baik. Ini
tugas
adalah
Phalgunadi).
mutiara-mutiara
yang
Rudra
Siva
dari
berkembang dalam konsep Rudra-Siva. Rudra dalam Rgveda dianggap “
“Kami memanjatkan doa-doa
mengencangkan busur” sdan tidak
ini pada Rudra, yang kuat, yang
melakukan suatu yang bersifat melukai,
rambutNya
dalam
para
memerintah semua pahlawan,
Vedik
yang memberi berkah pada
menyanjungnya karakter buruk dari
manusia dan kaum raksasa, dan
dewa ini dengan kata-kata yang baik
apapun yang ada di desa kami
untuk mengkritik kemarahanNya, dan
semoga sejahtera dan bebas dari
untuk
penyakit” (Terjemahan tugas
kemarahanNya,
pemujaNya.
Para
untuk
penyair
menenangkan
kemarahannya,
dan dengan berbagai cara berusaha untuk
membuatnya
senang
terjalin,
yang
Rudra Siva dari Phalgunadi).
atau
memberikan suatu keuntungan. Itu
“Berkahilah
kami,
adalah Siva. Sebagaimana kutipan syair
Rudra,
berikan
kami
pujian dari Rgveda di bawah ini.
kebahagiaan
,
kami
dan
wahai
menghormati Engkau, Pengatur “Kami
memohon
pada
semua
pahlawan,
dengan
Rudra,…untuk kesehatan, untuk
pemujaan
kesejahteraan,
(Terjemahan tugas Rudra Siva
mendukungnya”
semua
yang
(Terjemahan
pada-Mu”
dari Phalgunadi).
6
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
“ Kami bersujud untuk meminta
menyakiti sapi kami, juga kuda
bantuan pada kemahakuasaan
kami. Jangan menyakiti semua
Rudra, yang menerima semua
manusia
pengorbanan
peersembahan pada dewa, kami
kami,
yang
yang
tangkas, bijaksana; semoga Ia
akan
menjauhkan
(Terjemahan tugas Rudra Siva
kami
dari
kemurkaan para dewa; kami hanya
selalu
menangisi
memanggil-Mu”
dari Phalgunadi).
menginginkan
kebajikanNya
(Terjemahan
tugas
Siva
Rudra
dari
Phalgunadi).
“ Secara etimologi kata Rudra juga memiliki makna yang kurang jelas terkait dengan arti. Ini pada umumnya berasal dari akar kata Rud “untuk
“Jangan membunuh keinginan
menangis”,
kami
ini,
“kesalahan” Oleh Grassmann Rudra
pertumbuhan kami, ayah dan
dihubungkan dengan akar kata rud
ibu kami, jangan menyakiti
yang memiliki hubungan
tubuh kami, wahai Rudra.”
“untuk bersinar”, berdasarkan pada
(Terjemahan tugas Rudra Siva
pischel “ untuk memerahkan”. Kita
dari Phalgunadi).
memiliki etimologi yang lain yang
yang
kecil
dan
diartikan
sebagai
dengan
mana Rudra dikaitkan dengan Rodasi, “Wahai Rudra jangan menyakiti
yang
berarti
Surga
dan
Bumi,
sanak keluarga kami, yang ada
menyatakan laki-laki dan perempuan
dalam kehidupan kami, jangan
adalah aspek dari Rudra, dan konsep
7
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
ISSN : 1412-7474
dari Rodasi menjadi yang tertinggi.
seperti yang telah ada di dalam Veda;
Ardhanarisvara dalam metode puranik.
seperti
Yang memberikan bukti yang jelas dari
menyatakan, itu semua semata-mata
ketidakjelaskan dari dasar Rudra ini
tergantung
adalah Sayana yang menyarankan tidak
berhubungan
lebih sedikit dari enam asal mula dari
Dalam Rgveda Rudra menyisakan hal
kata tersebut.
yang sama seperti di dalam Samaveda,
Arbman melihat Rudra sebagai
Keith
dengan
pada
sifat-sifat
dengan
yakin
yang
Rudra-Siva.
tapi Yajurveda ia muncul dalam wujud
dewa primitif yang populer, bentuk
yang
dasar dari Siva. Oldenberg menelusuri
Sesungguhnya, dalam Rgveda terdapat
sifat dari Rudra yang merupakan esensi
banyak julukan untuk Rudra yang sama
dari sebuah gunung dan hutan para
seperti sebelumnya seperti “ berwarna
dewa. Hiilbrandit menemukan Rudra
pirang”,
sebagai
yang
ramah”, dan dewa dengan rambut “
dari
iklim
berbentuk spiral” dan lain-lain. Tapi
dengan
tegas
dalam sastra yang menyatakan Rudra
menyatakan bahwa Rudra tidak lain
sebagai dewa yang muda, tidak dapat
sebuah peningkatan menuju tingkatan
disangkal, memiliki bibir yang indah.
Rudra
mengandung tropis.
horror
kebaikan
Schroeder
lebih
“sangat
berkembang.
dashyat”
“sangat
dewa yang tinggi dari dewa penguasa jiwa-jiwa
yang
telah
mati.
Tapi
kelemahan mendasar dari teori-teori
2.2. Konsep Rudra DalamYajurveda Dalam
Yajurveda
Rudra
diatas adalah semua teori itu tidak
dinyatakan sebagai Rudra yang kerdil,
berdasarkan pada karakteristik Rudra
“memiliki pakaian dari kulit dan lain-
8
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
lain.
Dalam
kata-kata
penggambaran pelantun
syair
dari
dari
para
pemujaan
rsi
Muir, dari Vedik
(I Made Surada, 1-33)
atau
mahluk
yang
buruk
rupa),
Nilagriva (berleher biru), Sitikantha (memiliki
kerongkongan
yang
digambar sebagai “ berlari tidak karuan
berwarna putih), Girisaya. Wilayah
dalam penciptaan julukannya”. Ambila
pembahasan Rudra
dijelaskan disini, untuk pertama kali,
menjadi semakin luas dan Ia dibahas
dan dijelaskan bukan sebagai seorang
dimana-mana- di gelombang air dan di
istri, tapi sebagai adik perempuan
dalam kolam serta di dalam sumur, di
Rudra.
dalam jurang dan tepi sungai, danau
di Satarudriya
Dalam bagian Satarudriya dari
dan sungai, dalam awan hitam dan
Yajurveda, dimana Rudra dimunculkan
kilat, dalam hujan dan kekeringan,
memiliki seribu nama, yang semuanya
dalam angin dan rumah, di lahan yang
mengangkat konsep mengembalikan
tandus dan jalur-jalur yang sulit, dalam
kembali kedudukannya di awal jaman
hati
Veda. Rudra memiliki berbagai sifat-
membingungkan,
sifat yang memalukan pada Rudra,
kering dan apa yang hijau, dalam debu
memperkenalkan beberapa sifat gelap
dan kabut, dalam mayat dan selokan.
dan yang berhubungan dengan suatu
Dari dewa minor dari Rgveda, Ia
yang mengerikan, dan membuat suatu
sekarang menjadi dewa dari semua
karakter yang menjijikkan dari Rudra-
bidang-dari hutan dan ladang, dari
Siva yang bersumber dari mitologi
pohon dan tanaman, dari makanan dan
Hindu. Disini ia menggambarkanNya
mahluk
yang
sebagai Pasupati (dewa para raksasa
berbagai
alasan
dan
genangan apa
yang
bergerak. itu
yang dapat
Dengan
kemudian
ia
9
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
ISSN : 1412-7474
berkembang menjadi Dewa Yang ada
sebagai dewa para pengembara dan
dimana dan Yang Tertinggi. Ia telah
pencuri,
mengambil hati dalam berbagai cara di
kesempatan,
syair
di
memiliki kekuatan Yama (kekuatan
dalam
yang berhubungan dengan kematian).
pemujaan
Satarudriya.
yang
terdapat
Sebagaimana
kutipan terjemahan di bawah ini.
perompak
yang
pemotong
mencari
leher,
dan
Meskipun para kementator biasanya
“ Maupun untuk anak-anak
lebih
kami, dan anak dari anak-anak
pernyataan yang bernuansa penyesalan
kami, bukan juga hidup kami,
mengapa Rudra diasumsikan dengan
maupun bukan ternak kami atau
para pencuri dan lain-lain, tapi disini
untuk kuda-kuda kami Engkau
masih saja para penyair, mengandai-
hendaknya jangan melukai itu.
andaikannya
Tidak
memukul
mengerikan, tidak suci, dan suatu yang
kami
yang
memohon
bersinar; pada-Mu
persembahan Rudra!”
satria-satria
ini,
(Terjemahan
condong
memberi
dengan
beberapa
suatu
yang
kami
menjijikkan dalam Veda Rudra-Siva.
dengan
Sebagaimana dalam kutipan di bawah
Wahai tugas
Rudra Siva dari Phalgunadi).
ini. mà no mahàntamuta mà no arbhakaý mà na ukûantamuta mà na ukûam, mà no vadìá pitarammota mataraý mà naá
Mengenai sifat-sifat buruk atau
priyàstanvo rudra rìriûaá.
hina dari Rudra yang terdapat dalam syair-syair Satarudriya, Ia digambarkan
10
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
Jangan Engkau lukai pada kami
kesebelas
yang besar maupun yang kecil,
Ithyphallicin . Kesebelasnya nampak
jangan
yang
mencapai suatu kesuciannya sendiri.
sedang tumbuh, jangan ganggu
Seiring berjalannya waktu, “kesebelas”
mereka yang sudah dewasa,
ini menjadi “sebelas ribu” dan Siva
jangan
menjadi perwujudan yang terbaik.
ganggu
bunuh
anak
bapak
kami,
itu
memiliki
sifat
jangan bunuh ibu kami, dan tubuh kami yang kami cintai, Rudra
jangan
(Yajurveda
lukai dari
kami Griffith
diterjemahkan oleh Dewanto, 2006: 299-300).
2.3.
Konsep Rudra
Persembahan dalam
Yajur
pada Veda
Ûodasadhyàyaá (Adhyàya 16) Yajur Veda adalah pengetahuan tentang
doa.
Ketika
upacara
persembahan, ketika itu orang tidak boleh bebas lagi menurut kehendak dan Dalam
wujud-Nya
yang
dorongan
hatinya,
tetapi
harus
absolute Rudra dikatakan sebagai “satu
mengikuti tuntunan para Pendeta, maka
dewa” dalam Veda, meskipun dalam
mantra-mantra itu ditetapkan untuk
wujud-Nya yang immanent ia ada
kepentingan upacara tertentu. Mantra-
sebanyak “sebelas” Penjelasan paling
mantra yang demikian yang juga ada
awal dari Ekadasa Rudra dalam bentuk
berasal dari mantra-mantra Ågveda
kelompok telah ditemukan dalam gua
disebut dengan Yajus. Susunan buku ini
Varaha, di Udayagiri dekat Bhilsa,
terjadi
dimana penjelasan itu cukup menarik,
berpengaruh
pada
waktu pada
para
Pendeta
orang
banyak.
11
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
Ketiga Veda tersebut disebut dengan Trayì Vidyà.
ISSN : 1412-7474
Secara harfiah tata pelaksanaan suatu yajña disebut upakara, yang
Kata yajña berasal dari kata Yaj
berarti mendekati. Dalam pelaksanaan
yang berarti korban, atau pemujaan.
upakara agama diharapkan terjadinya
Yajña juga diartikan sebagai pemujaan
suatu upaya untuk mendekatkan diri
atau persembahan suci. Untuk itu
kepada Sang Hyang Widhi atau sesuai
diperlukan dukungan sikap dan cara
dengan tujuan upacara tersebut.
dalam
pelaksanaannya
yang
juga
mencerminkan kesucian. Sarana
yang
Yajña
dalam
agam
Hindu
merupakan satu unsur yang utuh dari melengkapi
seluruh ajaran agama itu sendiri. Oleh
juga
karena melalui yajña yang baik akan
upakara atau sajen. Upakara berarti
tergambar unsur tattwa maupun susila
pelayanan yang ramah tamah atau
agama yang patut ditampilkan saat
kebaikan hati.
yang bersamaan.
pelaksanaan
yajña
Bertolak
desebut
dari
Dalam
pengertian
Yajurveda
tersebut maka setiap yajna dengan
Ûodasadhyàyaá
upakara yang di persembahkan patut
menguraikan serangkaian doa-doa yang
dilandasi
menyertai
dengan
ketulusan
dan
425
(Adhyàya
16)
persembahan
ini
yang
kesucian hati yang ditampilkan dalam
ditujukan pada seratus Rudra atau
sikap dan prilaku sejak mempersiapkan
seratus
melaksanakan
kekuatan Rudra yang menunjukkan
bahkannya.
dan
mempersem-
manifestasi,
bentuk
dan
kehidupan dan kedamaian. Agni yang merupakan api altar, telah mencapai
12
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
kesempurnaan menjadi Rudra, dan
perhormatan atas kekasaranM,
upacara
pada dua lenganMu hamba
persembahan
diadakan
bertujuan untuk mengakhiri kemarahan
berikan
dan
penghormatan(Yajurveda
menyelamatkan
Rudra
mempunyai
kemuliaanNya. dua
wujud
samhita dari R.T.H. Griffith
manifestasi (bentuk) yaitu: 1) wujud
diterjemahkan oleh Dewanto,
yang menakutkan seperti wujud yang
2006: 296).
menyeramkan, bengis, kejam, keras, pemburu, pencopet, pembunuh yang
2. yà
te
rudra
úiva
kejam dengan panah, pembawa senjata
tanùraghorà’pàpakàúinì,
yang mengerikan,
nastanvà
wujud
dan lain-lain; 2)
yang
menakjubkan,
kasih
menyenangkan, sayang
tayà
úantanmayà
giriúantàbhi càkaúihi.
dan
pemberi anugrah terhadap makhluk dan
Dengan dengan bentukMu yang
lain-lain, sebagaimana dalam kutipan
bagus Rudra yang sejuk
mantra adhyàya 16 mantra 1 dan 2 di
sangat
bawah ini:
Meskipun dengan bentuk yang
1. namaste rudra manyava uto ta iûave namaá, bàhubhyàmuta te namah. Penghormatan persembahan
dan yang diberikan
!
menyenangkan.
paling
diberkahi,
pemburu
gunung
! Di sini pada kami
(Yajurveda samhita dari R.T.H. Griffith
diterjemahkan
oleh
Dewanto, 2006: 296).
atas kematahanMu, Oh Rudra
13
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
3. sivena vacasà tvà girisà’cchà vàdamasi,
yathà
naá
sarvamijagayakûmaý asat.
ISSN : 1412-7474
menyimpulkan semua unsur dasar yang menciptakan kompleksitas dari cara pemujaan dan persembahan kepada Rudra-Siva berabab-abab yang lalu.
Engkau
yang
berstana
di
Tentang kemurahan Rudra disebutkan
gunung, kami puja Engkau
pada Yajurveda samhita adhyàya 17
dengan
mantra 13 sebagai berikut ini :
lagu
pujian
yang
menakjubkan, semoga semua
ya
orang-orang
semoga
yajñiyànàm saývatsarìóamupa
sangat
bhàgamàsate, ahutàdo haviûo
menjadi
kami
sehat
dan
devà
devànàm
senang (Yajurveda samhita dari
yajñe
R.T.H. Griffith diterjemahkan
madhuno ghåtasya.
yajñiyà
asmintsvayaý
pibantu
oleh Dewanto, 2006: 297). Dewa Rudra yang pemurah Dalam
kutipan
mantra
dengan
persembahan
yang
Yajurveda di atas, Rudra digambarkan
sangat
menghargai
memiliki
persembahan,
memberikan
sifat
yang
ramah,
atau
memiliki wujud mulia (Siva) yang
kesenanagan dan hadiah pada
membedakannya dari sisi menakutkan
mereka yang duduk
serta mengerikan-Nya dan dua sisi
memberikan
yang berlawanan telah terbentuk dan
mereka
teranalisa disini dengan jalan seperti
makan, minum tidak minum
yang
dan
dipakai
saat
ini
untuk
yang
disucikan
di altar,
hadiah
pada
makan
di
tidak
upacara
14
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
dengan madu dan mentega
akan lenyap dan sistem sosial religius
(Yajurveda samhita dari R.T.H.
berubah
Griffith
pelaksanaan hidup beragama Hindu di
diterjemahkan
oleh
Dewanto, 2006: 319).
pula.
Sampai
sekarang
Bali ternyata tertata dengan rapi dalam kebersamaan yang prosesinya sesuai
Umat Hindu di Bali lebih
dalam
wujud
menonjol dalam pelaksanaan yajña
dengan
dalam
pelaksanaan
wujud
mempersembahkan
upakara dari yang lainnya. Hal ini
persembahan
sarana
upakara.
yajña
itu
bhakti Semua
merupakan
realisasi ajaran tattwa.
dapat disebabkan karena melaksanakan yadnya mudah ditangkap indriya yang
2.4.
membawa perasaan seseorang ke alam
Atharvaveda
religius.
Disamping
dilaksanakan
itu
bersama-sama
Konsep
Rudra
Atharvaveda
dapat
adalah
Dalam
mantra
di
yang isinya tentang nyanyian sihir atau
masyarakat dalam kegembiraan dan
magis. Beberapa dari padanya dalam
kesemarakan. Berbagai hasil budaya
bentuk prosa. Kitab ini lama lama tidak
dapat diaplikasikan untuk menunjang
mendapat kedudukan sebagai kitab
pelaksanaan yajña itu. Ibadah agama
Veda. Nyanyian-nyanyian ini tidak
dalam wujud yajña, dalam wujud ritual
umum
merupakan penguat, pengikat, perekat
kebanyakan
dan perawat iman Umat Hindu di Bali.
dikalangan
para
Pendeta
Andaikata pelaksanaan yajña itu tidak
dikemudian
juga
menjadi
ada lagi, maka pengikat-pengikat itu
miliknya. Kalau dibandingkan dengan
dikalangan
orang-orang
dan hanya diterima yang bagian
15
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
Ågveda
maka
tampaklah
ISSN : 1412-7474
adanya
kurang lebih keduanya ada dalam
perbedaan sifat pada Atharva Veda ini.
harmoni dan saling menguntungkan
Ågveda disusupi rasa simpatik dan
dengan proses memberi dan menerima.
cinta yang bergelora pada alam, namun
Sebagai hasil dari perpaduan antara
Atharva Veda didominasi oleh hal-hal
darah Aryan dan non Aryan dimana
yang berhubungan dengan kekuatan-
ada suatu tingkat yang benar-benar
kekuatan gaib
bersungguh-sungguh,
jiwa
Rudra selanjutnya mengalami
menyatukan, penyesuaian diri, sulap,
peningkatan menjadi memiliki sebuah
dalam Rgveda baik disadari maupun
peran yang paling penting dalam
tidak, mulai bergerak menjadi agama
Atharvaveda
suatu
dari Atharvaveda. Pada kenyataannya
tingkatan transisi antara konsep Rudra
Atharvaveda adalah kumpulan dari
dalam Rgveda dan sistimatik filosofi
mantra-mantra yang popular dengan
dari Sivaisme yang terdapat dalam
jumlah yang tepat. Yang mampu keluar
Svetasvatara Upanisad. Agama dari
dari
Atharvaveda adalah campuran dari
bencana dari kekuatan alam yang besar
bangsa Aryan dan pemikiran dari non
yang membuat manusia melihat dunia
Aryan. Sementara itu Rgveda merekam
menjadi mengerikan da menjijikkan
konflik antara hubungan keindahan
penuh dengan setan dan hantu, iblis
(svitnya) Aryan dan berkulit gelap,
berwajah gelap, kematian dan penyakit.
“anasa” pribumi yang disebut Dasa
Dalam Artharvaveda sebagai
yang
mewakili
keputuasaanya
atau Dasyu, Atharvaveda berbicarab
sebuah
idealisme
bicara pada periode saat konflik yang
pengembara
atau
dan
dari yang
melawan
kesalehan bersifat
16
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
peminta-minta
(parivrajaka)
(I Made Surada, 1-33)
yang
dan menyebabkan kilat turun. Rudra
bersifat dermawan dari umat manusia.
dari
Penghormatan yang berlebihan pada
Brahmanik, bukan seorang dewa dari
vratyas dalam Veda ini tidak lain
para pendeta dan pengawal ritual, tapi
menunjukkan bahwa mereka adalah
dari orang-orang pra-Aryan. Disini
diri mereka sendiri, melalui apa yang
meskipun ia tidak dikaitkan sebagai
mereka wakilkan, melengkapi syair-
suatu
syair
mendapatkan
penciptaan, Ia lebih dikenal sebagai
kemenangan karena telah menguasai
dewa atau Hukum dari segala sesuatu
Aryan,
yang hidup.
ini
setelah
atau
tingginya
ini
menandakan
tingkat
spiritual
“
Yajur
dari
dan
yang
Atharvabukan
berlawanan
Demikian
juga
dengan
para
Dewa
kebudayaan Aryan yang mengurangi
berstana dan menjaga arah penjuru
segala
dunia
yang
berbagai
atau
alam
semesta
dengan
menjijikkan dari cara pemujaan para
kekuatannya
dan
lengkap
dengan
vratya sebelum itu terikat kedalam
senjatanya. Dalam teks Atharvaveda
Brahmanisme
pada dikûu àtmarakûà sùkta mantra; 1-
dan
najis
dan
dikembangkan
kedalam Saivaisme”.
6 disebutkan sebagai berikut ini.
Dalam referensi Atharvaveda Rudra
memiliki
karakter
mengandung unsur nampak
bukan
yang
pengobatan,
untuk
ia
menyakiti
penyembah-Nya dengan api abadi, atau
1. ye syàý stha pràcyàý diúi hetayo nàma devàsteûàý vo agniriûavaá, teno mådata te no’dhi
brùta
tebhyo
vo
namastebhyo vaá svàhà.
memberi penyakit, musibah atau racun
17
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
ISSN : 1412-7474
Engkau para dewa yang berada
mengandung
di sebelah timur, dengan anak
apakah Engkau sangat sayang
panah
yang
kepada kami, apakah Engkau
sana,
melindungi kami, kepadaMulah
dan
mengandung
peluru api
di
cinta
di
sana,
apakah Engkau sangat sayang
penghormatan
kepada kami, apakah Engkau
penyambutan
melindungi kami, kepadaMulah
(Atharvaveda Samhita I Bhàsyà
penghormatan
dan
of Sàyanàcàry diterjemahkan
itu
oleh Sudiastawan,dkk, 2005:
penyambutan
di
sana
(Atharvaveda Samhita I Bhàsyà
dan di
sana
itu
284).
of Sàyanàcàrya diterjemahkan oleh Sudiastawan,dkk, 2005:
3. ye syàý stha pratìcyàý
diúi
vairàjà nàma devàsteûàý vaá
284).
àpa iûavaá, teno mådata te 2. ye
syàý
stha
dakûinàyàý
deúyaviûyavo nàma devàsteûàý
no’dhi
brùta
tebhyo
vo
namastebhyo vaá svàhà.
vaá kàma iûavaá, teno mådata te no’dhi brùta tebhyo vo
Engkau para dewa yang berada
namastebhyo vaá svàhà.
di sebelah barat, dengan anak panah
dan
peluru
yang
Engkau para dewa yang berada
mengandung air di sana, apakah
di sebelah selatan, dengan anak
Engkau sangat sayang kepada
panah
kami,
dan
peluru
yang
apakah
Engkau
18
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
melindungi kami, kepadaMulah
(Atharvaveda Samhita I Bhàsyà
penghormatan
dan
of Sàyanàcàry diterjemahkan
itu
oleh Sudiastawan,dkk, 2005:
penyambutan
di
sana
(Atharvaveda Samhita I Bhàsyà
285).
of Sàyanàcàrya diterjemahkan oleh Sudiastawan,dkk, 2005:
5. ye syàý stha dhruvàyàý diúi nilimpà nàma devàsteûàý vaá
285).
oûadhìr iûavaá, teno mådata te 4. ye syàý
sthadìcyàý
diúi
pravdhyanto nàma devàsteûàý
no’dhi
brùta
tebhyo
vo
namastebhyo vaá svàhà.
vaá vàta iûavaá, teno mådata te no’dhi
brùta
tebhyo
vo
namastebhyo vaá svàhà.
Engkau para dewa yang berada di atas, dengan anak panah adalah båhaspati di sana, apakah
Engkau para dewa yang berada
Engkau sangat sayang kepada
di sebelah utara, dengan anak
kami,
panah
melindungi kami, kepadaMulah
dan
peluru
yang
apakah
Engkau
mengandung angin di sana,
penghormatan
apakah Engkau sangat sayang
penyambutan
kepada kami, apakah Engkau
(Atharvaveda Samhita I Bhàsyà
melindungi kami, kepadaMulah
of Sàyanàcàrya diterjemahkan
penghormatan
oleh Sudiastawan,dkk, 2005:
penyambutan
dan di
sana
itu
dan di
sana
itu
286).
19
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
ISSN : 1412-7474
sebuah lagu prosa dalam Úatrunivàraóa 6. ye
syàý
sthordhvàyàý
diúyavasvanto devàsteûàý
nàma vo
båhaspatir
Sùkta Atharvaveda Samhita mantra 16 disebutkan sebagai berikut ini. 1. pràci
digagniradhipatirasito
iûavaá, teno mådata te no’dhi
rakûitàdityà
iûavaá,
tebhyo
brùta tebhyo vo namastebhyo
namo’dhipatibhyo
vaá svàhà.
rakûitåbhyo nama iûubhyo nama
namo
ebhyo astu, yo smàn dveûti yaý Engkau para dewa yang berada
vayaý dviûmastam vo jambhe
di atas, dengan anak panah
dadhmaá.
adalah båhaspati di sana, apakah Engkau sangat sayang kepada
Di sebelah Timur Agni yang
kami,
memiliki kekuatan yang tidak
apakah
Engkau
melindungi kami, kepadaMulah
terbatas;
penghormatan
hitam;
penyambutan
dan di
sana
pelindung anak-anak
ular-ular panahnya
itu
para Àdityà; hormatlah kepada
(Atharvaveda Samhita I Bhàsyà
yang memiliki kekuatan yang
of Sàyanàcàrya diterjemahkan
tidak terbatas itu; hormatlah
oleh Sudiastawan,dkk, 2005:
kepada
286).
hormatlah kepada anak-anak panah;
pelindung
hormatlah
itu;
kepada
Selanjutnya penghormatan dan
mereka yang membenci kami;
persembahan kepada para Dewa dalam
yang kami benci; ia kami taruh
20
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
dalam
rahangMu
(jambha)
(Atharvaveda Samhita I Bhàsyà
(I Made Surada, 1-33)
diterjemahkan
oleh
Sudiastawan,dkk, 2005: 287).
of Sàyanàcàrya diterjemahkan oleh Sudiastawan,dkk, 2005:
3. pratìcì dig varuno dhipatiá pådàkù
287).
rakûitànamiûavaá,
tebhyo namo’dhipatibhyo namo 2. dakûióà
rakûitåbhyo nama iûubhyo nama
digindro’dhipatiraúciràji
ebhyo astu, yo smàn dveûti yaý
rakûita pitara iûavaá, tebhyo
vayaý dviûmastam vo jambhe
namo’dhipatibhyo
dadhmaá.
namo
rakûitåbhyo nama iûubhyo nama ebhyo astu, yo smàn dveûti yaý
Di
vayaý dviûmastam vo jambhe
dengan kekuatan yang tidak
dadhmaá.
terbatas; pelindung ular berbisa
sebelah
Barat
Varuna
(pådàkù);
anak-anak
panah
Di sebelah Selatan Indra dengan
makanan;
hormatlah
kepada
kekuatanNya
mereka semua
(Atharvaveda
terbatas; pelindung dari ular
Samhita
Bhàsyà
yang jalannya menyilang; anak-
Sàyanàcàrya
anak
oleh Sudiastawan,dkk, 2005:
yang
panah
hormatlah
dari
kepada
tidak
ayah; mereka
I
of
diterjemahkan
288).
semua (Atharvaveda Samhita I Bhàsyà
of
Sàyanàcàrya
21
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
4. udìcì dik somo’dhipatiá svajo rakûitàúaniriûavaá, namo
ISSN : 1412-7474
rakûitåbhyo nama iûubhyo nama
tebhyo
ebhyo astu, yo smàn dveûti yaý
namo
vayaý dviûmastam vo jambhe
’dhipatibhyo
rakûitåbhyo nama iûubhyo nama
dadhmaá.
ebhyo astu, yo smàn dveûti yaý vayaý dviûmastam vo jambhe
Di
dadhmaá.
dengan kekuatan yang tidak
sebelah
tertentu
Viûóu
terbatas; ular dengan pelindung Di sebelah Utara Soma dengan
leher
kekuatan yang tidak terbatas;
(kàlmasa); anak-anak panah dan
adalah pelindung pembatas itu;
tumbuh-tumbuhan;
anak-anak
kepada
(aúani);
panah hormatlah
halilintar
yang
berbintik
mereka
hitam
hormatlah semua
kepada
(Atharvaveda Samhita I Bhàsyà
mereka semua
(Atharvaveda
of Sàyanàcàrya diterjemahkan
Samhita
Bhàsyà
oleh Sudiastawan,dkk, 2005:
I
Sàyanàcàrya
of
diterjemahkan
289).
oleh Sudiastawan,dkk, 2005: 6. ùrdhvà dig båhaspatiradhipatiá
288).
suvitro rakûita varûamiûavaá, 5. dhruvà
dig
viûóuradhipatiá
tebhyo namo’dhipatibhyo namo
kalmàûagrìvo rakûita vìrudha
rakûitåbhyo nama iûubhyo nama
iûavaá,
ebhyo astu, yo smàn dveûti yaý
namo’dhipatibhyo
tebhyo namo
22
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
vayaý dviûmastam vo jambhe dadhmaá.
Pemujaan Tuhan pada Umat Hindu di Bali ada dua jenjang konsepsi Ketuhanan. Jenjang pertama adalah
Di
bagian
atas
Båhaspati
ajaran
Ketuhanan
yang
manistis
dengan kekuatan yang tidak
absolutis. Dalam jengjang ini Tuhan
terbatas; pelindung ular putih
kesatuan semesta yang tak dapat
(úvitra); anak-anak panah hujan;
dilukiskan dengan apapun. Ia tanpa
hormatlah
mereka
peribadi. Kwalitas apapun tidak dapat
semua (Atharvaveda Samhita I
dikenakan padaNya. Semuanya lenyap
Bhàsyà
ke dalamNya. Ialah yang dipanggil
kepada
of
Sàyanàcàrya
diterjemahkan
oleh
Sudiastawan,dkk, 2005: 289).
Brahman
atau
Nàràyana
dalam
upaniûad. Sarvosis khaluidam Brahman.
Demikianlah
Dewa-
Artinya : Semua yang ada ini
Dewa yang menguasai arah penjuru
sesungguhnya adalah Brahman.
mata angin alam semesta yang diyakini
Nàràyana evedam sarvosis
dan
yad
dihormati
persembahan
konsep
serta
pada
diberikan
jaman
Veda.
bhukusasis
yae
ca
bhavyasis
Konsep ini kemudian berkembang
niskalasiko nirañjano
dalam
nirvikalpo nirakhyataá sudho
ajaran
Úiwasiddhanta
di
Indonesia khususnya di Bali menjadi
devo eko
Dewata Nawasanga.
nàràyasio na dvityo asti kascit.
23
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
ISSN : 1412-7474
Artinya :
Engkau
Nàràyana adalah semua ini, apa
Mahàdeva, Ìúvara, Parameúvara,
yang telah ada dan apa yang
Brahma, Wiûóu, Rudra dan
akan ada, ia bebas dari noda,
Puruûa (Sura, 1994: 34).
bebas dari kotoran, bebaa dari
Di samping sebagai Bhatara-
perubahan.
Ia
dipanggil
Úiva,
dapat
Bhatari, Tuhan juga dapat hadir dalam
digambarkan, dewa Nàràyana
wujud yang mengerikan yaitu sebagai
cuci, Ia hanya satu tidak ada
Bhuta Kala. Orang tidak mengharapkan
yang kedua (Sura,1994:22).
kehadirannya yang demikian. Karena itu orang mempersembahkan labaan
Jenjang yang kedua ialah ajaran
kepada Nya agar Ia menjadi somia,
Ketuhanan yang mengajarkan Tuhan
tidak menakutkan dan kekbali dalam
itu berperibadi, Tuhan Yang Maha
wujud Bhatara-Bhatari.
Kuasa,
yang
junjungan
Di Bali Tuhan dipanggil dengan
pemujaanNya. Dalam hal ini ada jarak
Sang Hyang Widhi Wasa yang Maha
antara Tuhan dengan manusia. Tuhan
Kuasa. Di dalam Tattwa Sang hyang
hadir
Widhi
pada
menjadi
pemujaNya
sebagai
Bhatara-Bhatari.
Wasa digambarkan
sebagai
Bhatara Úiva. Bhatara Úiva adalah
Tvasis sivak tvasis mahàdeva
Tuhan Yang Esa, sumber segala yang
Ìúvaraá paramesvaraá,
ada, berada di mana-mana. Dalam
Brahma viûóuúca rudraúca
ajaran Úaiva Tattwa Ia digambarkan
Purusaá parikirtitaá
sebagai Dewata nawa sanga yaitu 9 (sembilan) manifestasi Tuhan sebagai
24
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
Bhatara Úiva, yang mengisi semua
dan kepadanya pula akan kembali. Ia
penjuru alam semesta. Dewata nava
adalah sentrum segalanya.
sanga itu adalah sebagai berikut :
Ada
dua
jalan
untuk
Di Timur adalah Bhatara Ìúvara,
mempersembahkan
bhakti
kepada
Di Tenggara adalah Bhatara Maheúora,
Tuhan
Di Selatan adalah Bhatara Brahma,
pravretti marga dan nirvretti marga.
Di Barat Daya adalah Bhatara Rudra,
Jalan
Di Barat adalah Bhatara Mahadewa,
kebanyakan untuk mempersembahkan
Di
bhaktinya kepada Hyang Widhi adalah
Barat
Laut
adalah
Bhataran
atau
yang
Hyang
Widhi
ditempuh
oleh
yaitu
orang
Úangkara,
pravretti marga ialah jalan bhakti
Di Utara adalah Bhatara Viûóu,
dengan melaksanakan kewajiban hidup
Di Timur Laut adalah Bhatara Úambhu
sebaik-baiknya sebagai persembahan
Dan di Tengah adalah Bhatara Úiva.
kepada Hyang Widhi.
Hal
jika
Nawasanga
digambarkan dengan
Dewata
Hyang Widhi dipuja sebagai
bunga
saksi agung akan segala perbuatan
padma/teratai di Bali menjadi sebagai
manusia
berikut ini.
memberikan
Sesungguhnya
semua
di
dunia, berkah
Tuhan dan
yang
hukuman
dewa-
kepada semua makhluk. Di Bali bhakti
dewa yang memenuhi semua penjuru
kepada Hyang Widhi seperti tersebut di
mata angin itu adalah Bhatara Úiva
atas direaisasikan dalam berbagai-bagai
sendiri yang terletak di tengah-tengah.
bentuk. Untuk orang biasa bhaktinya
Dari Bhatara Úivalah semuanya muncul
diwujudkan dalam bentuk yajña dan sembahyang.
Kedua-duanya
25
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
ISSN : 1412-7474
memerlukan adanya tempat memuja.
sebagai Pañca Dewata itu diucapkan
Sanggah, Paibon, Kahyangan Desa,
kepada
Kahyangan Jagat adalah tempat-tempat
digambarkan dalam aksara, pada alat
pemujaan itu. Pinandita, Pemangku,
upacara dan lain sebagainya. Tempat-
Balian, Pendeta /Sulinggih (Pedanda,
tempat
Sri Empu, Bujangga, Dukuh dll) adalah
pemujaan Bhatara Úiva-Aditya pada
mengantarkan
orang
Padmasana, Tri Murthi pada Sanggah,
dalam wujud
Paibon, Kahyangan Desa, Kahyangan
manifestasinya. Saa dan puja adalah
Jagat dan lain sebagainya. Pendeta /
sarana Pinandita dan Pendeta dalam
Sulinggih
menyampaikan
kepada
sebagai sthana Bhatara Úiva waktu
dan
membuat tirtha, Bhatara Úiva yang
persembahan
kepada Hyang Widhi
Hyang
pemujaan
Widhi.
Padewasaan
berbagai
puja,
pemujaan
menjadikan
pada
saa,
menunjukkan
diri
beliau
rerainan memainkan peranan penting.
membuat
tirtha. Peralatan Pendeta
Pada semua ini ide ajaran iman kepada
disebut dengan Úiva upakarana.
Hyang Widhi selalu tampak dalam wujud tertentu.
III. Kesimpulan
Demikianlah misalnya Bhatara
Menurut sejarah konsep Rudra
Úiva sebagai Dewata Nawa Sanga
Siva
diwujudkan dalam bentuk banten caru,
keyakinan Veda dan tradisi, namun
pada
telah mempunyai bentuk dasar dari
banten
bagia
pulakerti
dan
dibangun bukan hanya oleh
sebagainya, pada puja asta mahabhaya
trimukha,
dan
urdhvalinga Siva di jaman peradaban
sebagainya,
pada
kidung
aji
Yogiswara,
Pasupati
kembang dan sebagainya. Bhatara Úiva
26
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
praVeda di Harappa Lembah Sungai
salah satunya adalah Indonesia pada
Sindhu.
umumnya dan Bali pada khusunya.
Konsep
Rudra
Úiwa
telah Jadi dapat dikatakan bahwa
muncul dan menjadi dasar mulai (paksha atau Sampradaya) itu adalah Rgveda, Sama, Yajur dan Atharvaveda paham yang berkembang pesat di Samhita, Brahmana, Aranyaka dan daerah Upanisad. Dalam
India
selatan.
Begitulah
teks-teks Rgveda perkembangan
Siwaisme
sebagai
menjelaskan dimana kata “Rudra” pembangkit spiritual di negara asli asal dihubungkan dengan nama seorang agama Hindu. Adapun inti sari dari dewa. paham Úaiva Siddhanta adalah Úaiva Úiva Rudra yang berkembang di sebagai realitas tertinggi, jiva atau roh India, merupakan asal mula dari agama pribadi adalah intisari yang sama Hindu. Berawal dari kelahiran dan dengan Úaiva, walaupun tidak identik. perkembangan paham Siwaisme di Juga
ada
Pati
(Tuhan),
pacea
daerah Jammu dan Kashmir, di sekitar (pengikat), serta beberapa ajaran yang pegunungan
Himalaya
(Parwata tersurat dalam tattva sebagai prinsip
Kailasa). Di wilayah Jammu dan dalam Kashmir,
terdapat
lembah
kesemestaan
yang
realita.
paksha
Úaiva
sungai Siwaisme
dalam
Sindhu. Di lembah inilah cikal bakal Siddhanta sangat taat dengan inti ajaran kehadiran paham Úiwaisme pertama Vedanta. kali di India, dan berkembang pesat ke seluruh India, dan wilayah diluar India,
Agama Hindu yang diwarisi di Bali pun esensinya sama dengan esensi
27
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
Veda.
Dari Veda mengalir ajaran
dalam
berbagai-bagai
pelaksanaan
hidup
Sosiokultural menjadi
local
media
ISSN : 1412-7474
atau Úiwa. Esensi ajaran Ketuhanan
bentuk
dalam Úiwa Tattwa sama dengan ajaran
beragama.
Ketuhanan dalam Veda. Ajaran Úiwa
hampir
selalu
pelaksanaanya.
Tattwa lah yang direalisasikan dalam hidup beragama Hindi di Bali.
Akibatnya bentuk pemujaan kepada
Bentuk
ibadahnya
juga
Tuhan bervariasi. Beberapa karakter
bervariasi dari satu tempat ke tempat
agama Hindu ialah :
yang lain walaupun azasnya sama.
1. Ber-Ketuhanan
Yang Esa yang
Variasi ini ditambah lagi dengan
menampilkan diri dalam berbagai-
adanya kebebasan bertafsir, yang dari
bagai penampilan.
tafsir itu dapat dikemas pula menjadi
2. Tidak terpaku kaku pada kalimat-
bentuk pemujaan.
kalimat Veda, namun jiwa dan semangatnya
adalah
jiwa
dan
semangat Veda.
Walaupun Agama Hindu di Bali mempunyai sifat demikian, namun ia telah mempunyai bentuk yang mapan.
3. Menerima kebudayaan dan theologi
Ajaran Ketuhanan adalah : Ekatva
lokal atau kepercayaan setempat
anekatva svalakûana Bhaþàrà, yang
untuk menampilkan dirinya.
artinya : Tuhan itu Esa dalam yang
Di dalam Veda Tuhan dipanggil
banyak, yang banyak dalam yang Esa.
Agni atau Indra atau Waruna, di dalam
Demikianlah ciri sifat Bhaþàrà Yang
Upanisad Tuhan dipanggil Brahman,
Esa dalam ajaran ini adalah Bhaþàrà
maka dalam agama Hindu di Bali
Úiwa.
Tuhan dipanggil Sang Hyang Widhi
28
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
Berbagai-bagai ajaran Agama Hindu dan ajaran kepercayaan pra Hindu
menyatu
Ketuhanan
dengan
ajaran
(I Made Surada, 1-33)
Goris. R, 1974, Sekta-Sekta di Bali, Bhratara Jakarta. Dewanto,
S.S.,
Samaveda
2005.
ini
dan
membentuk
Saýhità oleh R.T.H. Griffith,
di
Bali.
Pelaksanaan
Paramita Surabaya.
Úivasidhanta
hidup beragama Hindu di Bali adalah Dewanto, S.S., 2005. Atharvaveda realisasi dari ajaran Úivasidhanta itu. Saýhità oleh R.T.H. Griffith, Sosiokultural
Bali
menjadi
media Paramita Surabaya.
pelaksanaanya. Dewanto,
S.S.,
Yajurveda
2006.
Saýhità oleh R.T.H. Griffith, DAFTAR PUSTAKA
Paramita Surabaya. H.H. Wilson, 1989; The Åg. Veda Saýhità
Vol.
Publishers, Agastia, 2003.
I-VII,
Jawahar
Nag Nagar,
Úiwa Småti, Yayasan Delhi – 110007.
Dharma Sastra Denpasar. Chandradhar Sharma, 1997. a Critical Survey Of Indian Philosophy, Motilal Banarsidass Publishers Private Limited Delhi, India. Gaurinath Sastri , 1982, A History Of Vedic
Literature
,Sanskrit
Jadunath Sinha,1992. Outline Of Indian Philosophy, New Central Book Agency, 8/1 Chintamoni Das Line, Calcutta 700009 India. ---------,1999.
Indian
Philosophy
Volume I, II & III, Motilal
Pustak Bhandar Calcutta India.
29
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
Banarsidass Publishers Private
Phalgunadi, I.Gusti Putu, tt. ”Sekilas
Limited Delhi, India.
Sejarah Evolusi Agama Hindu
Maurice Phillips, 1995. The Teaching Of
Vedas,
ISSN : 1412-7474
Low
dan
Price
Publications [A Division of
PengaruhnyaTerhadap
Bali” Denpasar: UNHI. Phalgunadi,
I.Gusti
Putu,
2006.
D.K. Publishers Distributors (P)
”Sejarah Evolusi Agama Hindu
Ltd] Delhi-110052
dan Efeknya Terhadap Bali”
Maswinara, I Wayan, 1999, Åg. Veda
Denpasar: UNHI.
Saýhità, Mandala I, II, III, Paul Deussen, 1999, The Philosophy Of Paramita Surabaya. Upaniûad ; Motilal Banarsidass ............, 2004, Åg. Veda Saýhità, Mandala
IV,
V,
VI,
Publishers
VII,
Private
Limited.
Delhi.
Paramita Surabaya. Putra, 1988. Wrhaspati – Tattwa. ............, 2005, Åg. Veda Saýhità,
Jakarta :
Mandala VIII, IX, X, Paramita Surabaya. --------,2001.
Màóðùkya
Sarathi. Rajbali
Upaniûad,
Paramita Surabaya. --------,2002, Brahma Sùtra, Paramita Surabaya.
Yayasan Dharma
Pandey, Samskaras, Study
Of
1994.
Hindu
Sosio-Religious The
Sacraments,
Hindu Motilal
Banarsidass Publishers Private Limited Delhi, India.
--------,1998, Sistem Filsafat Hindu, Ralph. T.H. Griffith, 1990, The Yajur Paramita Surabaya. Veda Saýhità , Nag Publishers 30
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
11 A / U.A. Jawahar Nagar,
Panggelaran,
Delhi,-7 (India).
Kebudayaan Propinsi Bali.
Titib,1998.Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan.
Paramita
Dinas
--------,tt, Kajian Naskah Lontar Tutur Kumara
Tattwa,
Dinas
Kebudayaan Propinsi Bali.
Surabaya. --------,1989, Ketuhanan Dalam Veda,
--------,1990, Tattwa Darsana I, II &
Yayasan Panti asuhan Hindu
III, Yayasan Dharma Sarathi
Dharma Jati Denpasar.
Jakarta.
--------,1994,Untaian Upanisad,
Ratna
Yayasan
Sari Dharma
--------,2002,Úiwa-Budha Indonesia,
Narada, Denpasar. --------, 2003, Puràóa, Pustaka Mitra
Puja
Yayasan
di
Dharma
Sastra Denpasar.
Jaya Jakarta. --------,2002, Teologi & Simbol-Simbol
--------,1997,Úiwa
Úàsana,
Milik
Dalam Agama Hindu, Paramita
Pemerintah
Surabaya.
Peningkatan Sarana Prasarana
Tim Penerjemah, 2002, Kajian Naskah Lontar
Siwagama,
Dinas
Alih
Aksara
dan
Terjemahan Tutur Rare Angon, Tutur
Siwa
Guru,
Bali,
Kehidupan Beragama. Satischandra
An
Chatterjee1984,
Introduction Indian Philosophy,
Kebudayaan Propinsi Bali. --------,2003,
Propinsi
Tantu
Universitas Calcutta, India. Suamba IBP, 1999, Úiwa Sahasra Nama(Seribu
Nama
Úiwa)
31
PANGKAJA, VOLUME 14, NO.2, AGUSTUS 2012
dalam
Puràóa,
Yayasan
--------,1997,Tattwa Jñana, Direktorat
Dharma Sastra Denpasar. Sura,1999,Siwa
Tattwa.
ISSN : 1412-7474
Jenderal Bimbingan Masyarakat Milik
Hindu dan Budha Jakarta.
Bali,
--------,1994, Bhuwana Koúa, Milik
Peningkatan Sarana Prasarana
Pemerintah Daerah Tingkat I
Kehidupan Beragama.
Bali.
Pemerintah
Propinsi
--------,1991. Agama Hindu Sebuah Pengantar.
Denpasar :
--------,tt, Salinan Lontar Pamatëlu Bhaþàra, Kantor Dokumentasi
CV
Kayumas Agung. --------,1991.
Budaya Bali Denpasar.
Pengantar Veda dan
Sugiarto,R,
Upanisad. Denpasar.
Upaniûad. Jakarta : Proyek
--------,2002,Agastya Parwa Teks dan
Pengadaan Kitab Suci Hindu
Terjemahan, Widya Dharma Denpasar. Sangkûepa,
Sanghyang Mahà Jñana, Úiwa Tattwa
Depertemen Agama RI. Båhadaraóyaka
--------,1979,
--------,1995,Bhuwana
Puràóa,
Dokumentasi
Budaya
Upaniûad, Mayasari Jakarta. --------,1979, Maitri Upaniûad, Markas
Kantor
Besar
Bali
Denpasar. --------,1994,Ganapati Tattwa, Upada Sastra Denpasar.
Úvetàúvatara
1982.
Tentara
Nasional
Indonesia Angkatan Laut. Swami
Prabhavananda,1999,Vedic Religion and Philosophy , Sri Ramakrishna
Math
Printing
Press, Mylapore, Chennai 600 004. India.
32
KONSEP RUDRA DALAM WEDA
(I Made Surada, 1-33)
Swàmì Swàhananda, 2002, Chàndogya Upaniûad,
Sri
Ràmàkrishna
Math Madras India. Swàmì Gambhìrànanda, 2000, Eight Upaniûad with the Commentary of Úaòkaràcarya, Volume One and Two Trio Process P128.C.I.T. Road calcutta 700 014. India Swananda,2000. Chàndogya Upaniûad. India : Sri Ramakrishna Math Printing Press. Vatsyayana, 1998. India Philosophy, Kedar Nath Ram Nath Meerut, India. William Dwight Whitney, 1987, The Atharva Veda Saýhità Vol. I & II , Nag Publishers 11 A / U.A. Jawahar
Nagar,
Delhi,-7
(India).
33