Konsep Keadilan dan Indeterminasi Menurut al-Zamakhsyari (Analisis Terhadap Kisah Nabi Adam dan Hawa dalam Tafsir al-Kasysyaf) Lenni Lestari Dosen IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Abstrak Tafsir al-Kasysyaf dikenal sebagai salah satu karya tafsir ideologis yang memiliki keunikan tersendiri. Selain pesona linguistik yang begitu kental, tafsir ini juga sarat akan penanaman prinsip-prinsip Mu’tazilah. Tulisan ini mengkaji salah satu dari prinsip Mu’tazilah yang diusung al-Zamakhsyari dalam tafsirnya. Fokus masalah terletak pada; 1) Bagaimana prinsip keadilan dan indeterminasi menurut alZamakhsyari?, 2) Bagaimana prinsip ini diterapkan dalam ayat-ayat kisah Nabi Adam dan Hawa? Penulis menyimpulkan; 1) Konsep keadilan menurut al-Zamakhsyari adalah Tuhan harus adil dalam memberikan hukuman bagi orang yang melakukan keburukan dan memberikan pujian bagi orang yang melakukan kebaikan. Tuhan juga harus memberikan kebebasan bagi manusia untuk memilih jalan kebaikan atau keburukan. 2) Prinsip ini menempati posisi yang tepat dalam penafsiran al-Zamakhsyari terhadap kisah Nabi Adam dan Hawa. Mereka dipandang telah melakukan kedzaliman atas diri mereka sendiri dan wajar mendapat hukuman dari Allah swt.
Key Word : Kisah, Al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf, Keadilan, Indeterminasi
A. Satu Jam Bersama Maha Guru (al-Imam al-Kabir) al-Zamakhsyari Abu al-Qasim Mahmud bin ‘Umar bin Muhammad bin ‘Umar al-Khuwarizmi al-Zamakhsyari yang akrab dipanggil dengan al-Zamakhsyari ini, lahir di kota Zamakhsyari,1 tanggal 27 Rajab 467 H atau 18 Maret 1075 M. Dilihat dari masa tersebut, ia lahir pada masa pemerintahan Sultan Jalal al-Din Abi al-Fath Maliksyah dengan wazirnya Nizam al-Mulk. Wazir ini terkenal sebagai orang yang aktif dengan pengembangan kegiatan keilmuan. Dia mempunyai kelompok diskusi yang terkenal maju dan selalu penuh dihadiri para il1 Yaqut bin ‘Abdillah al-Hamawi Abu ‘Abdillah. Mu’jam al-Buldan. Jilid III. (Beirut: Dar al-Fikr. T.th), hlm. 147.
32
Jurnal Syahadah Vol. II, No. II, Oktober 2014
muan dari berbagai kalangan.2 Al-Zamakhsyari dikenal sebagai orang yang berambisi memperoleh jabatan di pemerintahan. Namun ia selalu gagal meraih cita-citanya tersebut. Hal ini kemungkinan karena 2 hal, yaitu; 1) Ia bukan saja dari ahli bahasa dan sastra Arab, tetapi dari seorang Mu’tazilah yang sangata demonstratif dalam menyebar-luaskan pemikirannya dan ini membawa dampak yang kurang baik bagi orangorang yang tidak berafiliasi pada Mu’tazilah. 2) Kondisi Jasmani yang kurang mendukung karena –kabarnya- ia kehilangan satu kakinya. Al-Zamakhsyari membujang seumur hidup. Sebagian hidupnya diabdikan untuk ilmu pengetahuan dan menyebarkan faham yang dianutnya. Ia wafat pada malam ‘Arafah tahun 538 H di negeri alJurja>niyah. Sebagai orang yang sangat fanatik membela mazhabnya, ia menerapkan segala aspek kehidupannya dengan nuansa keMu’tazilah-an. Salah satunya –disebutkan- ketika ia bertamu ke rumah seorang sahabatnya, ia berpesan kepada anggota keluarga tersebut dengan pernyataan, “Katakanlah pada sahabatku bahwa Abu al-Qasim al-Zamakhsyari al-Mu’tazili sedang menunggu di depan rumah.”3 Selanjutnya ketika ia menyusun kitab tafsirnya –Al-Kasysyaf-, املia memulainya بالقرآنdengan; إن اهلل أنزل جربيل على حممد pada kata pengantarnya
احلمد هلل الذي خلق القرأن امليتة جعل أنزل “Segala Puji hanya bagi Allah yang telah menciptakan al-Quran.” بالقرآن امل حممد على جربيل أنزل اهلل إن Setelah dikritik oleh pembaca, maka diubah oleh pembaca امل حممد بالقرآن امليتةartinya sama, القرأن الذي خلق ) جعل ( أنزلyang menjadi menciptakan. ُمَهلل ْغرِبNamun ْاحلمدوَال ق ُ ِشْرpada ََِّل ِه الْمceوَل takan terakhir, kata tersebut sudah diubah menjadi ( ) أنزل, جعل menu- امليتة أن وْا َل ُّ و ت ُ فََأيْنَمَا runkan. Menurut al-Zahabi, perubahan tersebut tidak dilakukan oleh al-Zamakhsyari, melainkan orang lain.4 قكَوَالْ فمَ ْغ ُِبَلْمَ َوشْرِْجه قَدْ َنرَى توَلقَِّلَلُِّه ا َل ِّ ِيرِبُالسَّمَاءِ فَلَُنوَلِّيَنَّكَ قِبَْلةً َترْضَاهَا َفو 2 Mustafa al-Sawi al-Juwaini. Manhaj al-Zamakhsyari fi Tafsir al-Quran. (Mesir: Dar وFauzan ْطنَرَمَا الُْتومََُّلNaif, ْكَ فَشََأي جُو َهكُ ْمT.th), َُلُّوا وhlm. مْ َفو25-26. َُا كُنْتSebagaimana مِ َوحَيْثُ مdikutip حرَا َ ْدِ الoleh ِسْاج ََو ْجه al-Ma’rifah. Al-KasyStudi Kitab Tafsir. (Yogyakarta: Teras. َل ِّ َا َفوsyaf ضَاهKarya َْترhlm. ًَلةAl-Zamakhsyari, ْقِب44.ََاءِ فَلَُنوَلِّيَنَّكdalam السَّمbuku كَ فِي ِشَ ْط َرهُ قَدْ َنرَى تَقَلُّبَ َو ْجه 2004), َل ِّشَو ْطJilid كَ َف هَاI.(هََاT.tp: َتالَولَّرْهِْجضMaktabah ًَم قَِوبَْلْجة َفِي السَّمَاءِ فَلَُنوَلِّيَنَّفَثك Husain al-Zahabi. Al-Tafsir waِدal-Mufassirun. هَكُ ْم3 ُوMuhammad ج ُ و ُّوا َل و ف َ م ْ ت ُ ن ْ ُ ك َا م ث ُ ْ ي َ ح و َ م ِ َا ر ح َ ْ ل ا ج ِ ْ س م َ ل ْ ا ر َ ه ُ َّ Mus‘ab bin ‘Umar al-Islamiyah. 2004), hlm. 304. النُوَّاهَسِكُ ْمdalam ُّوا إَِلْطهِوَُرهُج الَفنَّاوَلRekonْحرَامِ َوحَيْثُ مَا مَلِكُنْتُكِم َ ْال َسش 4 Saad Abdul Wahid, Zamakhsyari dan Tafsir “Al-Kasysyaf”, ِbuku َِم َو ْج ُه اللَّه َّ رب الناسفَث ِعمرإَِلهِ النَّاس س ِ نَّا,حفصال ِسرية أيب مَلِك الفاروق
Konsep Keadilan dan Indeterminasi ... Lenni Lestari
33
B. Tafsir al-Kasysyaf a. Sejarah Penulisan Al-Zamakhsyari menulis kitab tafsirnya bermula dari permintaan suatu kelompok yang menamakan dirinya dengan sebutan “al-Fi’ah al-Najiyah al-‘Adliyah” atau kaum Mu’tazilah. Didorong oleh permintaan di atas, al-Zamakhsyari menulis kitab tafsir, dan kepada mereka yang meminta didiktekanlah mengenai fawatih al-suwar dan beberapa pembahasan tentang hakikat-hakikat dari surat al-Baqarah. Penafsiran al-Zamakhsyari tampak mendapat sambutan hangat di berbagai negeri. Berdasarkan desakan pengikut-pengikut Mu’tazilah di Makkah dan atas dorongan al-Hasan ‘Ali ibn Hamzah ibn Wahhas, serta semangat dari dirinya sendiri, al-Zamakhsyari berhasil menyelesaikan penulisan tafsirnya dalam waktu kurang lebih 30 bulan. Dimulai ketika ia berada di Makkah pada tahun 526 H dan selesai pada haris Senin 23 Rabi’ul Akhir 528 H. Tafsir ini terdiri dari 4 jilid dan bercorak i’tizali. b. Sumber Penafsiran Sumber-sumber yang dijadikan rujukan oleh al-Zamakhsyari dalam menulis kitab tafsirnya meliputi berbagai bidang ilmu, antara lain:5 1. Sumber tafsir; Tafsir al-Mujahid, Tafsir al-Zajjaz, Tafsir alRumani, Tafsir dari kelompok Jabbariyah dan Khawarij. 2. Sumber hadis; dalam menafsirkan al-Quran, al-Zamakhsyari mengambil dari berbagai macam hadis, tetapi yang disebutkan secara jelas hanya Sahih Muslim. Ia biasanya menggunakan istilah fi al-Hadis. 3. Sumber qiraat; Mushaf ‘Abdullah ibn Mas’ud, Mushaf Haris ibn Suwaid, Mushaf Ubay bin Ka’ab, dan Mushaf ulama Hijaz dan Syam. 4. Sumber Sastra; al-Hayaran karya al-Jahiz, Hamasah karya Abi Tamam, dan lain-lain. struksi Metodologi Ilmu-ilmu Ke-Islaman. (Yogyakarta: SUKA-Press. 2003), hlm. 266 5 Mustafa al-Sawi al-Juwaini. Manhaj al-Zamakhsyari fi Tafsir al-Quran. (Mesir: Dar al-Ma’arif. T.th), hlm. 80-89.
34
Jurnal Syahadah Vol. II, No. II, Oktober 2014
c. Metode dan Corak Penafsiran Tafsir al-Kasysyaf disusun dengan tartib al-mushafi. Setiap surat diawali dengan Basmalah, kecuali surat al-Taubah. Dalam menafsirkan al-Quran, terlebih dahulu ia menuliskan ayat akan ditafsirkan, kemudian memulai penafsirannya dengan mengemukakan pemikiran rasional, yang didukung dengan dalil-dalil dari riwayat hadis atau ayat al-Quran. Meskipun demikian, ia tidak terikat oleh riwayat dalam penafsirannya. Jika memang suatu riwayat mendukung pemikirannya, maka ia kutip. Bila tidak, ia akan menafsirkan tanpa menggunakan riwayat tersebut.6 Metode yang digunakan adalah metode tahlili dan berorientasi pada akal (rasio). Sehingga tafsir ini dapat dikategorikan ke dalam tafsir bi al-ra’yi, meskipun ada beberapa penafsiran املdalil naql.إن اهلل أنزل جربيل على حممد بالقرآن nya menggunakan Contoh penafsiran bi al-ra’yi dengan menggunakan احلمد هلل الذي خلق القرأن امليتة جعل أنزل metode tahlili, dalam QS. Al-Baqarah: 115,
امل إن اهلل أنزل جربيل على حممد بالقرآن جعل امليتة القرأن على حممد بالقرآنDan جربيل خلقأنزل الذي اهلل احلمد هلل إن kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Makaُبkemanapun ِق وَالْمَ ْغر ُ ِرkamu ْالْمَشmengوَلَِّل ِه hadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat خلق الذي هلل امل القرأن احلمد Nya) lagi Maha mengetahui. امل أنزلوْاجربيل على حممد بالقرآن فََأإنيْنَماهللَا ُتوَُّل • (ُب adalah Timur dan مَ ْغْلوَاق ُ ِ)امليتةوَلَِّل ِه الْمَشْر, maksudnya ِر احلمدَنرهلل َل ِّ أنزلبَْلةً َترْضَاهَا َفو ِجعلَنَّكَ ق القرأنكَ فِي السَّمَاءِ فَلَُنوَلِّي ِخلق َو ْجه َالذيَلُّب َى تَق ْقَد Barat, dan seluruh penjuru bumi, semuanya kepunyaan نَمَاَْأي َ ف ُُووَاَهلْمَكُ ْغْمرِبAllah. ُ ُمَُّواشْرِواولَْلَفَِّل ِهْوَلمُنْتكُاْوَاوَُّلمُت قج ُحرَامِ َوحَيْث َ َْو ْجهَكَ شَ ْطرَ الْمَسْجِدِ ال ك( فِي • السَّمَا ِء فَلَُنوَلِّيَنَّكَ قِبْلَة َ بَمَا َوُتوْجَُّلهِوْا قَدْ َنرَىke arah manapun َ)قفََلَُّأيْن,َ تmaksudnya ُرِ ُق وَالْمَ ْغرِبmanusia ْوَلِشََّل ِهْط اَرلْهُمَش menghadap Allah, hendaknya menghadap kiblat sesuai حرَوَامِْج ِهَوكحَيْ فثُِي مَاالسَّكُمنَْاتُءِمْ فََف َ َب ْالfirman ْرمَسAllah َْجهَكQS. َوAl-Baqarah: 144, فََأيْنَمَا ُتوَُّلوْا َُّىجِتَقدَِل شَ ْطقَرَدْ الَْنdalam َِم َو ْج ُه اللَّه َّ فَث جهََا ف قَمَلِدْ َن ُحرَامِ َوحَيْث َ ْكَوَ ِّلشَ ْطرَ الْمَسْجِ ِد ال ْبَهِ َوالنْجَّاهِسِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَُنوَلِّشَيَنَّ ْطكََرهُ قِبَْلةً َترَْوضَا سلُّ إَِل ََِىنَّا تَق كِر ال َْْمكُنَْوتُم َّ َو ْجهَكَ شَ ْطرَ الْمَسْجِدِ الْ َحرَامِ َوحَيْثُ مفََاث ج ُهَفوَلاللَُّّواهِشَوُْطجَرُوهُهَكُ ْم رب الناس ُشَ ْط َره ِ مَلِكِ النَّا ِسِ اللَّه َم النَوَّا ْج ُه َِّس إِفََلثه عمر الفاروق,سرية أيب حفص ِفَثَ َّم َو ْج ُه اللَّه رب س ِ س ِإَلهِ النَّا ِ الناس مَلِكِ النَّا ه ِ َّ ل ال ن ِ ُو د ن ْ م ِ ًا ب َا ب ْ ر َ أ م ْ ه ُ ن َ َا ب ْ ه ُ ر َ و م ْ ه ُ َ ر َا ب ُْوا َأح اتَّخَذ 6 Nashirudin Baidan. Metodologi Penafsiran al-Quran. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. س ِ َّا ن ال ه ِ ل َ إ ِ س ِ َّا ن ال ِمَلِك الفاروق عمر,رب سرية أيب حفص 1998), hlm. 50.الناس ِإَِلهِ النَّاس رب الناس ِالفاروقاللَّه عمرمِ ْن دُو ِن رْبَابًا,َحفصأ أيبهْبَاَنهُ ْم ُسرية وَر اتَّخَذُوا َأحْبَارَهُ ْم للبيان عمر الفاروق,حفص غاية أيب سرية )اتَّخَذُوا َأحْبَارَهُ ْم وَرُهْبَاَنهُ ْم أَرْبَابًا مِ ْن دُون۲۲ِ) إِلَى رَِّبهَا إِنَلَاهِ ِظالَرنةٌَّا (س۲۲( ض َرٌة ٌاتَُّوخَجذُوه ُِوا َأَيوْحْبمََائِرَذٍهُ نْمَاوَ ِرُهْبَاَنهُ ْم أَرْبَابًا مِ ْن دُو ِن اللَّه
فََأيْنَمَا ُتوَُّلوْا ك فِي السَّمَاءِ فَلَُنوَلِّيَنَّك َ قَدْ َنرَى تَقَلُّبَ َو ْج ِه Konsep Keadilan dan Indeterminasi ... 35 حرَا ِم َوحَيْثُ مَا ك َ َْو ْجهَكَ شَ ْطرَ الْمَسْجِدِ ال Lenni Lestari ُشَ ْط َره • ( ِج ُه اللَّه ْ َم َو َّ ) فَث, maksudnya di tempat (Masjidil Haram) itu ada Allah, yaitu tempat yang disenangi-Nya dan maِ النَّاسnusia ِس إَِله ِ َّاdiperintahkan مَلِكِ الن untuk menghadap Allah pada tempat tersebut. رب الناسMaksud ayat di atas adalah apabila seorang Muslim akan melakukan shalat dengan menghadap Masjid al-Haram عمر الفاروق,حفص سرية أيبdan Bait al-Maqdis, akan tetapi ia ragu akan arah yang tepat untuk menghadap ke arah tersebut, maka ِهُ ْم وَرُهْبَاَنهُ ْم أَرْبَابًا مِ ْن دُو ِن اللَّهAllah ََأحْبَارmemberikan اتَّخَذُوا kemudahan kepadanya untuk menghadap ke arah manapun dalam shalat, dan di tempat manaِس إَِلهِاملالنَّاia tidak 7إن اهلل بالقرآن حممد على جربيل أنزل pun sehingga terikat oleh lokasi tertentu. امل بالقرآن حممد على جربيل أنزل اهلل إن امل إن اهلل أنزل جربيل على حممد بالقرآن Dariللبيان contoh penafsiran atas,القرأن terlihat bahwa al-Zamakhغاية جعل امليتةdi القرأن خلق الذي احلمد هلل أنزل جعل امليتة خلق الذي هلل احلمد أنزل syari di samping menggunakan akalnya, juga menggunakan riاحلمد هلل الذي خلق القرأن امليتة جعل أنزل ۲۲( ٌ) ِإلَى رَِّبهَا نَا ِظ َرة۲۲(wayat ض َر ٌة ِ َان(naql) ٍذ َيsebagai ُوجpenguat. ِئَمْو ٌُوه
Mengenai corak penafsiran, dapat dijelaskan sebagai
ُقمَ ْغوَارِلْمَب ْقشْرِوَال ُ َوَلَِّل ِهوَاللَِّْلمَِه اشْلْرِم ب ُ ر ِ غ ْ ُ ِق وَالْمَ ْغر ُsebagai ِِه الْمَشْرorang وَلَِّلyang ahli dalam bidang Zamakhsyari ُب terkenal yang meliputi sastranya, balaghah-nya, فَتَكُونَا تَ ْقرَبَا عَْنهَاbahasa الظاملنيArab, َالعدل مِن َاَأيْنَُتومَُّلَاوُْتاوَُّلوْاnahwuَفََأيْنَمف ا و ْ َل ُّ و ت ُ َا م ن َ ْ ي أ َ َ ف nya atau gramatikanya. Oleh karena itu, tidak mengherankan َل ِّ وَاkalau ضَاهَاbidang-bidang ْكَيَنَّ قِب َّءُِنوَلِّيَنkeahliannya َِي السَّمَاءِ فَل فituَكjuga َِلُّ َو ْجهsangat َنرتَقmewarnai قَدْ َنقَردَْى َل ِّ و ف َ السضَامَفَاه ًكََلكَةً قِبَْتفَلرْة بَق ََىَلُّ ت ِء َفلَُنوَلِّيَنَّكَ قِبَْلةً َترْضَاهَاhasil َّ َْترpenafsirannya. ِي ِبَفَلَُن َووَلِّ ْجهAl-Zahabi, ُّدْفِيَنرَىالسَّ تَمقَاَلmisalnya, َبَ َو ْجهِكَق menyatakan bahwa م ْ ك ُ ه َ ُو ج ُ و ُّوا َل و ف َ م ْ ت ُ ن ْ ُ ك َا م ث ُ ْ ي َ ح و َ م ِ َا ر ح َ ْ ل ا د ِ ج ِ ْ س َكَ ْطرَشَ اْطلْرَم َكَهَ ش َ َو ْجهaspenafsiran al-Zamakhsyari lebih banyak berorientasi pada م ْ ك ُ ه َ ُو ج ُ و ُّوا َل و ف َ م ْ ت ُ ن ْ ُ ك َا م ث ُ ْ ي َ ح و َ م ِ َا ر ح َ ْ ل ا د ِ ج ِ ْ س م َ ْ ل ا ج ْ و َ يْثُ مَا كُنْتُمْ َفوَلُّوا وُجُوهpek َ َوحbalaghah, ِحرَام َ ْجِدِ الuntuk ْرَ الْمَسmenyingkap َو ْجهَكَ شَ ْطkeindahan dan rahasia yang terkandung dalam al-Quran. Tafsir al-Kasysyaf uraiannya َش ُ ْط َرشَهُ ْط َرهjelas dan tidak bertele-tele.8 ُشَ ْط َره َّ فَث ِلَّ ُههِ اللَّهmenekankan َمْج ُه َوالْج َّ َم فََوث Contoh penafsiran al-Zamakhsyari dengan َِم َو ْج ُه اللَّه َّ فَث aspek linguistiknya, yaitu QS. Al-Nas: 2-3, (النَّاهِسِالنَّا ِسنَّاإَِله ِكِ ال ) مَلِكِمَلِالنَّا, س ِ ل َ إ ِ س ِ ِس إَِلهِ النَّاس ِ مَلِكِ النَّا al-Zamakhsyari mengatakan bahwa dua pasangan idafah tersebut الناس رب الناس رب sebagai ‘ataf bayan bagi ( ) رب الناس. Hal ini sama halnya sepالفاروق عمر ,حفص سرية أيب عمر , حفص أيب سرية erti seseorang mengatakan ( الفاروق ) atau عمر الفاروق, حفصal-Faruq. سرية أيبMaksudnya adalah setelah sejarah Abu Hafs,ِلَّهUmar ُوابَاَأرَحْهُبَاْمرَوَهُرُْمهْبوََاَنرُهُهْبْمَاَنأَهُرْبْمَابأًَارْبمَِابْنًا دمُِوْن ِندال ْاتَّخَذاتَُّواخَ َأذح ُوْم ِنوَال ditambah lagi dengan دُو ِن اللَّ ِهada ًا ِم ْنpenjelasan رُلَّهْهِبَاَنهُ ْم أَرْبَابRabb ُهal-Nas, َُوا َأحْبَارkemudian اتَّخَذ ِسِنَّاس إَِلهِ الإَِلنَّاهِ ال س ِ َّا ن ال ه ِ ل َ إ ِ 7 Al-Zamakhsyari. Al-Kasysyaf. (T.tp. T.th), hlm. 90. للبيان غاية للبيان غاية 8 Subhi Shalih. Membahas Ilmu-ilmuللبيان al-Quran. Terj. Tim Pustaka Firdaus. (Jakarta: غاية Pustaka Firdaus. 1996),)۲۲ hlm. 390. Sebagaimana dikutip ( ٌ ة ر َ ظ ِ َا ن َا ه َب ِّ ر َى () إِل۲۲ (ض نَرَاٌةoleh ض ٍِوْ نمَئَِاذFauzan ٍهٌجَيُووْهٌمَئَِيذNaif, ُوجُوAl) ۲۲ ( ٌ ة ر َ ظ ِ َا ن َا ه َب ِّ ر َى ل إ ِ ) ۲۲ ة ٌ ر َ ِ و ُ Kasysyaf Karya Al-Zamakhsyari, hlm. 55. )۲۲( ٌ) إِلَى رَِّبهَا نَا ِظ َرة۲۲( ض َر ٌة ِ ُوجُوهٌ َيوْمَئِذٍ نَا
berikut;
ُوتَنَاك تَُونْقَارَبَاتَ ْقرَبَاعَْنهَاعَْنه وَمَا فَعَلُْتهُ َع ْن أَ ْمرِى العدل مِنَ الظاملني فَتَك ِىهَا وَمَا فَعَلُْتهُ َع ْن أَ ْم الظاملنيَا وَفَتَمَاك فَُونعََالُْتهُتَ ْق َعرَبْنَا أَ ْمرعَْن َالعدل مِنَ الظاملني فَالعدل مِن
ُهَرط َْش
شَ ْط َر ُه ُشَ ْط َره ُ ِوَلَِّل ِه الْمَشْر َِم َو ْج ُه اللَّه َّ ُب ق وَالْمَ ْغرِ فَث َِم َو ْج ُه اللَّه َّ فَث َِم َو ْج ُه اللَّه َّ فَث Jurnal Syahadah 36 ْفََأيْنَمَا ُتوَُّلو ِس إَِلهِ النَّاس ِ سا إَِلهِ النَّاسِ مَلِكِ النَّا Vol. س ِ النَّاII,ِهNo. س ِإَل ِ II,النَّاOktober ِ مَلِك2014 ِ مَلِكِ النَّا َل ِّ الناسالسَّمَاءِ فَلَُنوَلِّيَنَّكَ قِبَْلةً َترْضَاهَا َفو رب فِي َقَدْ َنرَى تَقَلُّبَ َو ْجهِك رب الناس رب الناس Ilah al-Nas. Hal ini untuk membedakan Tuhan manusia الفاروقَفوَلُّوا وُجُو َهكُ ْم ْعمرَا كُنْتُم ثُ م,ْحفصي َحأيبرَامِ َوح َ ْسريةل هَكَ شَ ْطرَ الْمَسْجِدِ اyang َو ْج عمر الفاروق , حفص أيب سرية الفاروق lainnya, seperti dalam QS. Al-Taubah: 31, عمر,سرية أيب حفص ُشَ ْط َره خَرْذبَا َُوارَْأبَابحًْابَامِرَهُْن ْمدُووَرُِنهْبالَالََّنهِهُاتَّْم أ ُوابًاَأ مِحْبْنَارَدهُُو ْمِن وَاللَّرُ ِههْبَاَنهُ ْم أَرْبَابًا ِم ْن دُو ِن َخَ ْمذ أ ُاتَّخَذُوا َأحْبَارَهُ ْم وَرُهْبَااتََّنه َِم َو ْج ُه اللَّه َّ فَث ِإَِلهِ النَّاس Adapun ( ِ ) إَِلهِ النَّاسbermakna tidak ada sekutu bagiِسAllah. إَِلهِ النَّا إَِلهِ النَّاpenjelasan س ِ مَلِكِ النَّا Kalimat ini dijadikan sebagai ( سِ) غاية للبيانtujuan للبيان غاية غاية للبيان 9 ayat. رب الناس )۲۲ ۲۲(sebagai (ٌضِظَرَرٌةة ِذٍهَانَانَاtokoh ج۲۲ض َرٌة ( ُو ٌ) إِلَى رَِّبهَا نَا ِظ َرة۲۲ ( ض َر(ٌة ٌِ َرةAl-Zamakhsyari َىهٌ َيرَِّبوْهمََائِذٍنَا نِظَا )ُو)إِجلُو۲۲ )ُوهٌإِلَيَىوْمَئِرَِّبMu’tazilah ِ نَاyang ٍ َيوْمَئِذbenarٌُوجُوه benar menguasai bahasa Arab dan balaghah, sering mengguالفاروق عمرJika ,حفص سرية أيب nakan keahliannya untuk alirannya. membela ia menemu kan suatu lafadz yang ِاللَّهsecara ْن دُو ِنlahiriah ِ(ْم أَرْبَابًا مtampaknya) ُرَهُ ْم وَرُهْبَاَنهtidak ُوا َأحْبَاsesuai اتَّخَذ ِى ر م ْ َ أ ن ْ ع َ ه ُ ت ُ ْ ل ع َ َ ف َا م َ و َا ه ن ْ َ ع َا ب َ ر ق ْ َ ت َا ن ُو ك ت َ َ ف الظاملني ن َ العدل dengan pendapat Mu’tazilah, iaِ مberusaha dengan segenap فََتكُونَا تَ ْقرَبَا عَنْهkemampuannya الظاملنيِى العدلفَعَلُْتمِهُنَ َع ْن أَ ْمر مَاuntuk َْنهَا وmembatalkan َكُونَا تَ ْقرَبَا عmakna َالظاملني فَت ََّاسِمِنmeneالعدل إَِلهِ الن lahir dan tapkan makna lainnya yang terdapat dalam bahasa. Misalnya غاية للبيان ketika ia menafsirkan QS. Al-Qiyamah: 22-23, ِ ُوجُوهٌ َيوْمَئِذٍ نَا )۲۲( ٌ) إِلَى رَِّبهَا نَا ِظ َرة۲۲( ض َرٌة 22. Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. 23.
Kepada Tuhannyalah mereka melihat. Dalam ayat di atas, al-Zamakhsyari mengesampingkan ِى ر م ْ َ أ العدل مِنَ الظاملني فَتَكُونَا تَ ْقرَبَا عَْنهَا وَمَا فَعَلُْتهُ َع ْن makna lahir kata nazirah (melihat), sebab menurut Mu’tazilah, Allah swt tidak dapat dilihat. Oleh karena itu, kata nazirah diartikan dengan al-raja’ (menunggu, mengharapkan). Al-Zamakhsyari juga memperlihatkan keberpihakannya pada Mu’tazilah dan membelanya secara gigih, dengan menarik ayat mutasyabihat pada muhkamat. Oleh karena itu, ketika ia menemukan suatu ayat yang pada lahirnya bertentangan dengan prinsip-prinsip Mu’tazilah, ia akan mencari jalan keluar dengan cara mengumpulkan beberapa ayat, kemudian mengklasifikasinnya pada ayat muhkamat dan mutasyabihat. Ayat-ayat yang sesuai dengan paham Mu’tazilah dikelompokkan ke dalam ayat muhkamat, sedangkan ayat-ayat yang tidak sesuai dengan paham Mu’tazilah dikelompokkan ke dalam ayat mutasyabihat, kemudian dita’wilkan agar sesuai dengan prinsip-prinsip Mu’tazilah. Misalnya ketika ia menafsirkan QS. 9 Al-Zamakhsyari. Al-Kasysyaf. Jilid VII. (T.tp. T.th), hlm. 341.
َل ِّ قَدْ َنرَى تَقَلُّبَ َو ْجهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَُنوَلِّيَنَّكَ قِبَْلةً َترْضَاهَا َفو ُاتَّخَذُوا َأَوحْْجبَاهَرَه حْنرَادمُِو ِنَو الحَلَّيْهِثُ مَا كُنْتُمْ َفوَلُّوا وُجُو َهكُ ْم َ كَ ْم شوَرُْطهْرَبَااَنلْهُمَ ْمسْأَرْجِبَادِبًا الِْم Konsep Keadilan dan Indeterminasi ... إَِلهِ النَّا ُسِشَ ْط َره 37 Lenni Lestari َِم َو ْج ُه اللَّه َّللبيان غاية فَث )۲۲( ٌسِلَى رَِّبهَا نَا ِظ َرة َِّا) إ۲۲ ِ كِ نالَانَّا ٍُوجُوهٌ َي مَوْلِمَئِذ سٌةإَِل(هِ الن ِض َر Al-An’am: 103,
الناس رب
الظاملنيحفص سرية أيب “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan sedang dapat الفاروق عَْنهَا وَمَا فَعَلُْتهُ َع ْن أَ ْمرِى عمرَا تَ ْقرَبَا َتَكُون,فmata, َنDia ِالعدل م melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi ِاتَّخَذُوا َأحْبَارَهُ ْم وَرُهْبَاَنهُ ْم أَرْبَابًا مِ ْن دُو ِن اللَّه Maha mengetahui.”
Ayat 103 surat al-An’am dikelompokkannya dalam ayat ِالنَّاسMu’tazilah. ِإَِله muhkamat karena maknanya sesuai dengan paham Sedangkan ayat 22-23 surat al-Qiyamah tadi dikelompokkan غاية للبيان dalam ayat mutasyabihat karena makna ayat tersebut tidak sesuai dengan)۲۲ paham ( ٌِظ َرةMu’tazilah. إِلَى رَِّبهَا نَا10)۲۲( ض َرٌة ِ ُوجُوهٌ َيوْمَئِذٍ نَا
C. Konsep Keadilan dan Indeterminasi dalam Teologi Mu’tazilah
keadilan ْن أَ ْمرِىSalah لُْتهُ َعsatu َمَا فَعprinsip َهَا وteologi َبَا عَْنMu’tazilah فَتَكُونَا تَ ْقرadalah الظاملني َ) العدل ( مِن. Mak-
na konsep ini adalah Allah berlaku adil dengan menyiksa hamba yang jahat dan memberikan pahala bagi yang baik. Keadilan Tuhan akan terwujud manakala hambaNya bebas dalam perbuatannya dan bertanggung jawab atasnya. Karena kebebasan inilah, maka ia berhak mendapat pahala atau siksa. Tuhan itu adil, maka semua perbuatan Tuhan itu baik. Keadilan Tuhan terbagi menjadi 3, yaitu; perbuatan Tuhan,11 kehendak Tuhan,12 dan perbuatan manusia. Sanksi Allah kepada hambaNya yang salah menjadi sebuah kedzaliman, apabila tidak disertai pemberian kebebasan. Hal ini berarti bahwa kebebasan manusia dan keadilan Tuhan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara satu sama lainnya.13 Kalau Tuhan yang mewujudkan perbuatan buruk, kemudian 10 Saad Abdul Wahid, Zamakhsyari dan Tafsir “Al-Kasysyaf”, hlm. 272-274. 11 Makna keadilan dalam perbuatan Tuhan adalah semua perbuatan Tuhan wajib mendatangkan maslahat bagi manusia. Karena itu, Tuhan wajib memenuhi janjiNya untuk memberikan ganjaran sesuai perbuatan manusia. Dalam hal ini, perbuatan Tuhan diikat oleh kewajiban dan keterbatasan. Lihat Kusmin Busyairi. Konsep Teologi Aliran Mu’tazilah. (Yogyakarta: Rama. 1985), hlm. 41. 12 Maksudnya adalah karena Tuhan itu adil dan perbuatanNya juga harus baik, maka semua itu juga harus dimulai dari kehendak. Kehendak Tuhan juga harus baik. Maka mustahil Tuhan itu menghendaki keburukan. Ibid., hlm. 46. 13 Nasr Hamid Abu Zaid. Al-Ittijah al-‘Aqli fi Tafsir, Dirasah fi Qadiyah al-Majaz fi
38
Jurnal Syahadah Vol. II, No. II, Oktober 2014
menyiksanya, maka Tuhan dalam hal ini telah Dzalim dan tidak senang dengan perbuatanNya sendiri. Terkait hal ini, maka yang menjadi persoalan adalah apakah perbuatan manusia diwujudkan oleh Tuhan atau oleh manusia sendiri. Perbuatan manusia terbagi menjadi 2 bagian yaitu perbuatan yang terjadi karena disengaja/diusahakan (ikhtiyari) dan perbuatan yang terjadi secara paksa dan di luar kesengajaan (idtirari). Nah, permasalahan di sini adalah perbuatan yang terjadi karena disengaja. Dengan konsep keadilan, Mu’tazilah mengatakan, apabila Tuhan adil, tentu Ia akan memperhitungkan perbuatan manusia tersebut dan memberikannya balasan. Oleh karena itu, manusia harus bebas berbuat sehingga dapat dimintai pertanggungjawabannya.14 Menurut Mu’tazilah, dengan kemampuannya, manusia mewujudkan atau tidak mewujudkan kehendaknya merupakan kebebasan tanpa intervensi dari Tuhan. Sebab kalau tidak demikian, tidak ada artinya beban syara’ (taklif). Kalau manusia tidak memiliki daya untuk berbuat atau tidak, maka manusia tidak berhak menerima pujian atau celaan, bahkan tidak adanya gunanya lagi pengutusan para Rasul.15 Karena pemikirannya mereka yang demikian itu, mereka dikenal sebagai golongan yang cenderung kapada faham Qadariyah (free will/indetermination) atau indeterminasi. Menurut Al-Qadhi ‘Abd alJabbar, -salah satu tokoh Mu’tazilah-, jika penyandaran perbuatan hamba kepada Tuhan, maka akan menyebabkan kehancuran syariat dan agama.16 • Konsep Keadilan Menurut al-Zamakhsyari Keadilan menempati posisi penting bagi al-Zamakhsyari. Menurutnya, keadilan adalah memberikan hukuman bagi orang yang melakukan keburukan dan memberikan pujian bagi orang yang melakukan kebaikan. Hal ini dapat dilihat dari kesimpulannya saat menafsirkan QS. Ali-Imran: 182, al-Quran ‘Inda al-Mu’tazilah. (Beirut: Al-Markaz al-Saqafi al-‘Arabi. 2003), hlm. 215-216. 14 Kusmin Busyairi. Konsep Teologi Aliran Mu’tazilah, hlm. 47. 15 Ahmad Amin. Zhuhru al-Islam. Jilid IV. (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah. 1964), hlm. 77-78. Ibid., hlm. 48. 16 Nasr Hamid Abu Zaid. Al-Ittijah al-‘Aqli fi Tafsir, hlm. 217.
Konsep Keadilan dan Indeterminasi ... Lenni Lestari
39
فلم عطف قوله { َوَأنَّ اهلل لَْيسَ بظالم لّلْعَبِيدِ } { على: فإن قلت ً وكيف جعل كونه غري ظالم للعبيد شريكا، } ما قدّمت أيديكم معىن كونه غري: الجتراحهم السيئات يف استحقاق التعذيب؟ قلت ظالم للعبيد أنه عادل عليهم ومن العدل أن يعاقب املسيء منهم ويثيب احملسن 17
Selain itu, ia juga menganggap bahwa Islam itu sejak dulu suُثidentik ْغَدًا حَيdengan ََا مِْنهَا رkeadilan. جََّنةَ وَكُل18ْالBahkan َوَ َز ْوجُكia meyakini َسْكُنْ أَنْتbahwa َآ َدمُ اilmu لْنَا يَاyang ُوَق dah paling mulia dan paling tinggi di sisi Allah adalah ilmu keadilan dan َج َرةَ فَتَكُونَا مِ َن الظَّالِ ِمني َ َّشِئْتُمَا وَلَا َت ْقرَبَا هَ ِذ ِه الش tauhid.19 Terkait dengan konsep keadilan dan indeterminasi di atas, penulis memotret al-Zamakhsyari }كُونَاakan َاهلل {فَت مبعصيةbagaimana ظلموا أنفسهم من الذينmenerapkan }}مِنَ الظاملنيteologinya ke dalam kisah Nabi Adam dan Hawa yang dikisahkan dalam al-Quran. Mengingat, Nabi Adam pertaالضمري يف .جواب للنهى نصبdan أوHawa }تَ ْق َربَاadalah { علىmanusia جزم عطف ma yang mendapat ganjaran langsung dari Allah karena melakukan .الزلة بسببهاApakah علىprinsip الشيطانkeadilan فحملهماini أي . للشجرةtelah}َاditerap{عَْنه pelanggaran. benar-benar kan atau justru sebaliknya.
{وَمَا فَعَلُْتهُ عَنْ أَ ْمرِى} [الكهف: مثلها يف قوله تعاىل،و(عن) هذه D. Kisah Nabi Adam dan Hawa dalam Tafsir al-Kasysyaf اجلنةPembahasan فأزهلما عن:dalam بِ وقيلsubْ ُشرjudul ْ وعَنini ٍأَكْلterbagi ْ ْونَ عَنmenjadi يَْن َه:وقولهdua, .]۲۲ : yaitu; 1) Metode pemaparan kisah Nabi Adam dan Hawa dalam Tafsir al.مبعىن أذهبهما عنها وأبعدمها Kasysyaf dan 2) Pemikiran al-Zamakhsyari tentang kisah Nabi Adam dan Hawa. ،]1) Metode والشِّجرةpemaparan [ ،] وهذيkisah [ .Nabi بكسر التاء » «وال تِقربا: وقرىء Adam dan Hawa dalam Tafsir al-Kasysyaf [ والشرية] بكسر الشني والياء.بكسر الشني Kisah tentang Nabi Adam dan Hawa diabadikan alQur’an dalam 3 surat, yaitu Surat Al-Baqarah: 35-38, al-A’raf: والصحيح أنه 19-25, dan Taha: 115-123. Setelah mencermati penafsiran alZamakhsyari tentang وحواء kisah Nabi Hawa, .واحلية : وقيل:وإبليس آلدمAdam خطابdan}اهبطوا { penulis :قيل ألهنما ملا كانا،والصحيح أنه آلدم وحواء واملراد مها وذريتهما 17 Al-Zamakhsyari. Al-Kasysyaf. Jilid I. (T.tp. T.th), hlm. 355. 18 Ibid, Hlm. 260. أصل اإلنس ومتشعبهم جعال كأهنما اإلنس كلهم 19 Ibid, Hlm. 226.
امل إن اهلل أنزل جربيل على حممد بالقرآن امليتةVol. II, القرأن No. II, Oktober احلمد هلل الذي خلق 2014 جعلامل أنزل جربيل على حممد بالقرآن امل إن اهلل أنزل Jurnal Syahadah
40
ل جربيل على حممد بالقرآن merumuskanجعل املامليتة خلق القرأن الذي أنزلهلل احلمد أنزل امليتةإن اهللجعل الذي خلق القرأن بالقرآن حممد yangعلى جربيل أنزل beberapa metode digunakan al-Zamakhقَوَأوَانَّ لْ قولهشْرُِ{ َِّل ِه فلم وَل أنزل syari, ; yaitu } { امليتة ِيدِ بظالملّلْعَب سَ بُ مَْ غ عطف ا على اهللرِلَْي قلت لْمَ : فإن melaluiخلق الذي بالقرآن احلمد جعل a. Menggunakan القرأنanalisis bahasa kaidah-kaidah ilmu هلل امل هلل أنزل جربيل على حممد Analisisاوْلْا أيديكiniم فََأيْ}نَمَ،اوَلُتَِّلوِهَُّل Nahwu, Sharaf, Balaghah.لْمَdan tidak hanya شريكاً بُ أنزلُ وكيفَم الذيرِبُ قهلل وَالْمَ ْغ درِ ُ للعبيد ظالم غري كونهْغرِ جعلوَا ق شْرِ جعل امليتة ما قدّمت خلق القرأن fokus pada satu ayat, tetapi sering juga dikaitkan dengan َل ك قِبَْلةً َترْضَاهَا َفو ِّ َayat-ayatنَّغريَ كونهَلِّي معىن فَلَُنو lainمَاءِ قلت :السَّ membicarakanفِي بَا َو ْجهِكَ َىمَاتَ ُتقَلُّ َ yangنيففَر الجتراحهم sama.قَدْ استحقاق السيئات التعذيب؟ yang hal و ْ َل ُّ و ن َ ْ ي أ َ وْا ب ُ ر ِ غ ْ َ م ْ ل َا و ق ُ ِ ر ْ ش م َ Analisisوَلَِّلِه الْ juga tidak berhenti tekstual saja, tetapi iniلَُنكُ ح العدلَودِ ْج اأنهِلْ َ َلجِ padaوسْ ومنلْقَفَلُّمَ َىرَهَاتَا َtataranاْط كََترَْنرشَ ُّواَلةً وَُترْجُوضهََاهكَُا ْم َفوَل كَفوَلقِبْ منهمونَْلِّتُيَنَّمْ َ املسيءِءمَا َف يعاقبَوحَيْالسَّثُمَا ِي كَرَامِف عادلَلهَوْقَةًادْ بَِّ عليهمض كََوُتقِْجوبَُّلْ للعبيدُنوفََلَِّأييَْنَّ terdalamفَلَ ظالممَاءِ تَقَلُّبَ َو ْجهِكَ فِي السَّ terkadang al-Zamakhsyari juga menggali َmaknaا أنهنَم لْمَشْرِ ُ dari susunan kata atau kalimat dalam ayat-ayat ق وَالْمَ ْغرِبُ tersebut. ه ُ ر َ ط ْ ش َ َل وُجُوهَكُم حر Al-Baqarah:ماَالْءِ َ كَ ْمالْفمَِيسْجِدِ كوُ َوج ْجشَ َى َفتََووقَلَلُّْجُّواهَبَ َ 35,هِهَْطرَكُ ُو احملسنَادْ َنكُنْرتُمْ حرَامِ َو شَ ْطرَ الْمَسْجِدِ الْ َ ُّوا ِّ ثُقِبَْلمةًَا َترْكُنْتُضَامْهَاَفوَلَفو ك QS.فََالَمُِنوَلِّيَوَنَّحَيَْ السَّ ويثيبحَيْثُ مقَ ;Contoh ُتوَُّلوْا َم َوشَ ْج ْطُه َرهُاللَّ ِه فَث َّ ثُ رَمَاغَدًاكُنْتُحَيمْثَُفوَلُّوا وُجُوهَكُ ْم كَشَتَْطقِبْرََلوَةًاَزلْ ْوَتمَرْجُسْضكََاجِهدِاَالْ الْجََفَّنوةَ َلَاوَمِكُلَاَوحَمِيْنهَا كَ أَنْ وَقُلْنَا يَا َآ َدمُ َواجسْهَكُنْ حرِّ ر س ْجِإَلُههِاللَّالنهَِّاسِ َمَّا َوِ َى تَقَلُّبَ َو ْجهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَُنوَلِّمَيلَِنَّكِفَثال َّن للَّ ثُ ْطهَرمهُِذَا ِه الكُنْتُشَّمَْج َرَفةَوَلفَتَُّواكُونوَُاجمُِوَنهَ الكُظْمَّالِ ِمنيَ حتُرمَاَامِ وَلَاَو َتحَْقيْرَبشََا كَهِ شَ ْطرَ الْمَسْجِدِ الْشِئْ َ س إَِلهِ النَّاسِ الناسالنَّا ِ رب المَلَّلِهِكِ س إَِلهِ النَّاسِ ِ َم َومنْج ُه الظاملنيث}َّ فَ هُ مبعصية اهلل {فَتَكُونَا} أنفسهم ظلموا الذين ن َ م ِ } حفص ,عمر الفاروق أيب سرية الناس س سِ ربهِ النَّا س إَِل مَلِكِ النَّا ِ ه ِ َّ ل ال ه ُ ج ْ الضمرياللَّ ِهيف . للنهى جواب نصب أو } َا ب ر َ ق ْ َ ت { على عطف جزم الفاروق ْن دُو ِن عمر أَرْبَابًا مِ حفصهْ,بَاَنهُ ْم سريةحْبَاأيبرَهُ ْم وَرُ اتَّخَذُوا َأ حفص ,عمر الفاروق رب الناس النَّا ِ س إَِلهِ النَّاسِ {عَْنهَا} للشجرةإَِلهِ .النَّاأيسِ فحملهما الشيطان على الزلة بسببها. الفاروقهْبَاَنهُ ْم أَرْبَابًا مِ ْن دُو ِن اللَّ ِه عمررَهُ ْم وَرُ حفصُواَ ,أحْبَا سرية أيب اتَّخَذ حْبَارَهُ ْم وَرُهْبَاَنهُ ْم أَرْبَابًا مِ ْن دُو ِن اللَّهِ لناس للبيانتعاىل{ :وَمَا فَعَلُْتهُ عَنْ أَ ْمرِى} [الكهف غاية قوله و(عن) هذه ،مثلها يف اتَّخَذُوا َأ إِحَْلبَاهِرَالهُنَّاْمسِوَرُهْبَاَنهُ ْم أَرْبَابًا مِ ْن دُو ِن اللَّهِ اجلنة عن وقيل ضنَْرٌة ُش(رْبِ أيب حفص ,عمر ۲۲: فأزهلما ِظ َرةٌ ()۲۲ َى :رَِّبهَا نَا )۲۲إِل للبيانعَ ِ غايةأَمَئِكْذلٍ نوَا الفاروق] .وقوله :يَْن َهُوْوجنَُوهٌعَ َينْوْ سِ ُو ِنالنَّا نوا َأحْبَارَهُ ْم وَرُهْبَاَنهُ ْم أَرْبَابًا مِ ْن إِدَلهِ ه ِ َّ ل ال مبعىن أذهبهما عنها وأبعدمها. )۲۲ ظَرةٌ( ضَرٌة ( )۲۲إِلَىرَِّب هَا نَاِ هٌَ يوْمَئِذٍنَا ِ للبيانُوجُو )۲۲ ئِذٍ نَا ِ ض َرٌة ( )۲۲إِلَى رَِّبهَا نَا ِظ َرةٌ (غاية اسِ ;Artinya وقرىء « :وال تِقربا» بكسر التاء [ .وهذي ] [ ،والشِّجرة ]، kalimat ِى )“(Maksudوَمَا فََعلُْتهُ َعْ ۲۲ه َ)ا ِ dariظرَبَرَاةٌ (عَ ُونهَانتََاْق )(۲۲إِلفَ الظاملني العدل َىتَكرِّ ضَرٌة yaituذٍ)نمَِانَِ مَئِ orang-orangهٌَ يوْ ُ yangو جُو نأَ ْمر ْن َب ( للبيان والياء mendzalimi dirinya sendiri dengan bermaksiat [kepadaوالشرية] بكسر الشني Allah.الشني. بكسر ) merupakan Adapunعَْن هَا وَمَا فَعَلُْتهُ َع ْن أَ ْمرِى العدل َعْ ُ‘athafتهُ فَ)عَلْ (bagiوَمَا أنهه َ۲۲ا)) تَإِلْقرَ ض َرٌةفَتَ(كُون ۲۲ َkataاِ والصحيحَاعَْنَا َىبَارَِّب(ه الظاملنيَا ِ هٌنَ َيوْمَئِذٍ ن ُو نَا(تَْقرَبَا ك فَتَ الظاملني ِى jazamمِأَنَْمر ن ظ َرةٌ
atau nashab jawab bagi nahi (yang sebelumnya). Dhamir dalam yang واحلية.فَ َعلُْتهُ َkataا وقيلهَا ( :وَم ) kembaliعَْن وإبليسَا padaنَا تَ ْقرَب وحواءكُو pohon.فَتَ الظاملني العدل : خطاب قيل: آلدم Artinya, syaitanمِنَ اهبطوا} { mera yu mereka berdua sebagai perantaranya. Penjelasan ini sama
ل مِنَ الظاملني
halnyaكانا ألهنما ملا وذريتهما، آلدم dengan مهارِى ( ayat واملراد ْن أَ ْم وحواءفَعَلُْتهُ َع ), “...danوَمَا bukanlahأنه عَْنهَا والصحيحبَا akuنَا تَ ْقرَ فَتَكُو melakukannya itu menurut kemauanku sendiri.” Maksud kalimat كأهنما اإلنس كلهم dariجعال ومتشعبهم menاإلنسأصل syaithan yang menggelincirkan mereka surga adalah
َع ْن أَ ْمرِى
أنفسهم ويثيبالظاملني }مِنَ اهلل الْ{فَتَجََّنكةَُونَاوَ}كُلَا مِْنهَا رَغَدًا حَيْثُ مبعصيةجُكَ تَ وَ َز ْو ظلمواكُنْ أَنْ الذينَدمُ اسْ احملسن}وَقُلْنمنَا يَا َآ نصب علىكتُنْمَا{تَأَنْْقوََر الضمريحَ للنهىَانَ.ا رَمِغَ َندًا كه Konsepلَافَتَ مِْن جوابةَكُ Keadilanجََّن danزرَبْوأوَاجُهَكَِذ ِهالْ جزمَا يَاَ ...آ َد وَقُلْن الظيَّْالِيفثُِمنيَ ُو جوََر الشَّةَ َ تََا َت}وَْق Indeterminasiلبَا عطفمُ اسْشِئْ 41 الشيطانِمنيَعلى الزلة بسببها. فحملهما مِ َن الظَّالِ ج َرةَ فَتَكُونَا .Lenniالشَّأي َ للشجرة ِذ ِه Lestariبَا هَ {شِئْعَتُْنمهَاَا وَ}لَا َت ْقرَ }مِنَ الظاملني} من الذين ظلموا أنفسهم مبعصية اهلل {فَتَكُونَا} اهلل}{[ مبعصيةْمرِى أنفسهملُْتهُ عَنْ أَ ظلموا {وَمَا فَعَ الذين تعاىل: الظاملني}مثلهامنيف قوله عن) هذه، و}( الكهف} َا ن ُو ك ت َ َ ف ن َ م ِ جواب للنهى .الضمري يف نصب أو } َا ب ر َ ق ْ َ ت { على عطف جزم jauhkan mereka dari surga. اجلنة فأزهلما عن :ragam وقيل qiraatبِ نصبُشرْ lain,عَنْ baikكْلٍأوو ْituقعََربنَْا أَ ْdariونَ علىَه :aspekيَْن وقوله ]. ۲۲ : يف b. Menampilkan perbeالضمري . للنهى جواب } َ ت { عطف جزم الشيطان على الزلة بسببها. فحملهما للشجرة .dariأي {عَْنهَا daan harakat atau huruf sebuah}kata. . وأبعدمها أذهبهما علىQS.الزلة بسببها فحملهما الشيطان عنها .أي للشجرة مبعىنهَا} {عَْن .Contoh: Al-Baqarah: 35, و(عن) هذه ،مثلها يف قوله تعاىل{ :وَمَا فَعَلُْتهُ عَنْ أَ ْمرِى} [الكهف وهذيعَ ]نْ ،أَ ْم[رِىوال}ش[ِّجرة ]، بكسر هذه،وال ت وقرىء « : الكهف التاء{.وَ[مَا فَعَلُْتهُ تعاىل: مثلهاِقربايف»قوله و(عن) .]۲۲:وقوله :يَْن َه ْونَ عَنْ أَكْلٍ وعَنْ ُشرْبِ وقيل :فأزهلما عن اجلنة بكسر].الشني والياء وقيل :فأزهلما عن اجلنة الشنْني ُشرْبِ بكسر وعَ والشريةعَ]نْ أَكْلٍ وقوله [:.يَْن َه ْونَ ۲۲: . وأبعدمها عنها أذهبهما مبعىن c. Untuk hal-hal yang abstrak, al-Zamakhsyari tetap mencanأنهوالصحيح أذهبهما عنها وأبعدمها. مبعىن tumkan riwayat lain, meski terkadang tanpa sumber yang وهذي ] [ ،والشِّجرة ]، [ Akan :tetapi,التاء. وحواء» iaبكسر terpengaruhتِقربا خطاب «وال {riwayatاهبطوا}وقرىء : وقيل قيل: ،.shahih. واحلية] وال:شِّجرة وإبليس][ ، [tidakوهذي آلدمالتاء. denganتِقربا» بكسر وقرىء « :وال tersebut dan tetap fokus pada analisisnya sendiri. Jika ia والياء وذريتهما ،الشني والشرية] بكسر الشني[. بكسر كانا ملا ألهنما مها واملراد وحواء آلدم أنه والصحيح والياء بكسر الشني والشرية] الشني[. بكسر tidak sepakat dengan pendapat tertentu, ia akan menegas ).والصحيح أنه kan pilihannya dengan kata (... اإلنسأنهومتشعبهم جعال كأهنما اإلنس كلهم أصل والصحيح Contoh, QS. Al-Baqarah: 36, وإبليس :وقيل :واحلية. خطاباهبطوا قيل{ :اهبطوا}قيل{ : وحواءواحلية. آلدم وقيل: خطابوإبليس: آلدم} وحواء وذريتهما ،ألهنما ملا كانا آلدممهاوحواء والصحيح مها ملا كانا واملرادألهنما وذريتهما، وحواءأنهواملراد والصحيح أنه آلدم كلهمكأهنما اإلنس كلهم اإلنسجعال ومتشعبهم ومتشعبهماإلنس أصل اإلنس أصل جعال كأهنما 20
21
22
23
d. Al-Zamakhsyari tidak terfokus pada satu fragmen kisah dalam satu surat. Terkadang ia akan mencantumkan potongan kisah dari surat yang lain sebagai penjelas. Contoh, QS. Al-Baqarah: 37,
ب ال َّرحِيمُ فَتَلَقَّى َآدَمُ مِنْ رَِّبهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عََلْي ِه إَِّنهُ ُه َو الَّتوَّا ُ معىن تلقي الكلمات استقباهلا باألخذ والقبول والعمل هبا حني علمها .وقرىء بنصب آدم ورفع الكلمات؛ على أهنا استقبلته بأن بلغته واتصلت به .فإن قلت :ما هنّ؟ قلت :قوله تعاىل { :رَبَّنَا 20 Al-Zamakhsyari. Al-Kasysyaf. Jilid ]I.۲۲ (T.tp. T.th), hlm. سنَا 81. } . . . األعراف : اآليه [ ظَلَمْنَا أَنفُ َ 21 Ibid., hlm. 81. وعن ابن مسعود رضي اهلل عنه « :إن أحب الكالم إىل اهلل ما قاله 22 Al-Zamakhsyari. Al-Kasysyaf. Jilid I. (T.tp. T.th), hlm. 82 dan 177, jilid VII, hlm. 153, dan jilid IV, hlm. أبونا آدم حني اقترف اخلطيئة :سبحانك اللَّهم 238. وتبارك وحبمدك 23 Ibid., hlm. 82. امسك وتعاىل جدّك ،ال إله إال أنت ظلمت نفسي فاغفر يل إنه ال يغفر الذنوب إال أنت» فإن قلت :ما معىن { ثُمَّ اجتباه رَُّبهُ } ؟ قلت :مث قبله بعد التوبة
ب ال َّرحِيمُ ب عََلْي ِه إَِّنهُ ُه َو الَّتوَّا ُ فَتَلَقَّى َآدَمُ مِنْ رَِّبهِ كَلِمَاتٍ فَتَا َ
Jurnal Syahadah
معىن تلقي الكلمات استقباهلا باألخذ والقبول والعمل هبا حني استقبلته بأن بأهناال َّرحِيمُ على ُ الكلمات؛ الَّتوَّا ورفععََلْي ِه إَِّنهُ ُه َو بنصبَاتٍآدمفَتَابَ وقرىءرَِّبهِ كَلِم علمها َآ.دَمُ مِنْ فَتَلَقَّى بلغته واتصلت به .فإن قلت :ما هنّ؟ قلت :قوله تعاىل { :رَبَّنَا معىن تلقي الكلمات استقباهلا باألخذ والقبول والعمل هبا حني ظَلَمْنَا أَنفُ َسنَا } . . .اآليه [ األعراف ]۲۲ : علمها .وقرىء بنصب آدم ورفع الكلمات؛ على أهنا استقبلته بأن e. Mengutip riwayat yang pemikirannya, terإىل اهلل ما قاله lainالكالم أحب «mendukungإن رضي اهلل عنه : وعن ابن مسعود َutamaا { :yangرَبَّن berkaitanتعاىل denganقلت :قوله :prinsip-prinsipما هنّ؟ واتصلت به .فإن قلت بلغته Mu’tazilah. وحبمدك وتبارك سبحانك الل اخلطيئة yangاقترف dikutipحني alأبونا آدمSebagai َّهمcontoh dapat dilihat :dari riwayat ]۲۲menafsirkan [QS.األعراف : Al-Baqarah:اآليه َ37,نفُ َسنَا } . . . ظَلَمْنَا أ Zamakhsyari untuk امسك وتعاىل جدّك ،ال إله إال أنت ظلمت نفسي فاغفر يل إنه ال وعن ابن مسعود رضي اهلل عنه « :إن أحب الكالم إىل اهلل ما قاله يغفر الذنوب إال أنت» وحبمدكمُ وتبارك ب ال َّرحِي َّهم ُ سبحانكَو الاللَّتوَّا اخلطيئةبَ:عََلْي ِه إَِّنهُ ُه اقترفمَاتٍ فَتَا حنيرَِّبهِ كَلِ آدممُ مِنْ أبوناَّى َآدَ فَتَلَق بعد التوبة قبله مث : قلت ؟ } ه ُ ب ُّ َ ر اجتباه م َّ ث ُ { معىن ما : قلت فإن ب ال َّرح نفسيُ ظلمتَو الَّتوَّا أنتِه إَِّنهُ ُه وتعاىلنْ رَجِّبدهِّككَلِ،مَاالتٍإلهفَتَاإالبَ عَلْي امسك َآدَمُ مِ فَتَلَقَّى فاغفرِيمُيل إنه ال تلقي الكلمات استقباهلا باألخذ والقبول والعمل هبا حني معىنّبه إليه. وقر أنت»استقباهلا باألخذ والقبول والعمل هبا حني الكلمات تلقي معىن يغفر الذنوب إال األول؟بأن استقبلته جواب أهنا الكلمات؛ على ورفع Prinsip yang diangkat الشرط قلت }:؟ما فإن آدم. بنصبثًُىمَّ} معىنdiهُ{د ّsiniى وقرىءمّن قلتِتيَنَّ:ك علمها َي..أْ َّprinافإنِإم {فَ بأن على آدم بنصب وقرىء علمها استقبلتهالتوبة بعد Mu’tazilahمثأهناقبله الكلمات؛قلت : ورفعرَُّبهُ اجتباه ُadalahمما sip keadilan atau lebih spesifikasinya pada konsep indeَterminasiاَا قدرتنن فإن {{ ::ررََببََّّ تعاىل قوله Dalamماما ههننّ؟ّ؟ قلت :: فإن الشرطبهبه .. واتصلت بلغته جئتين كقولك: جوابه قلتّبه : تعاىل قلتإنwil)::قوله قلت halمعقلت الثاينفإن واتصلت بلغته (free manusia. ini, jika manusia إليه. وقر berbuat kesalahan,]۲۲ maka ia dikatakan telah berbuat “dzaاألعراف :: اآليهفإما[[ }} .. ..mendapat أحسنتفُفُ ََسسننَاَا ظَظَلَلَممْْننَاَا أأَنَن Makaإليكم برسول أبعثه هدى يأتينكم إليك... مين ]۲۲ia األعراف واملعىن:اآليه lim”. itu, bertobat األول؟ dariالشرط جواب harusما فإن قلت: agarهُدًى}. ِamإمَّا َيأِْتيَنَّكُم مّنّى{فَ punan dari Allah karena telah melanggar. رضي اهلل عنه « :إن أحب الكالم إىل اهلل ما قاله مسعود وعن عليكم. وكتابابنأنزله قدرت f. pemaparanفإنTeknik dialogis (ko :al-Zamakhsyariإن جئتين bersifatمع جوابه كقولك الشرط الثاين قلت : munikatif). seakan :sedang وتبارك Pembacaوحبمدك سبحانك اللَّهم diajakاخلطيئة berbicaraاقترف denآدم حنيأبونا إليكم Halأبعثه برسول مين هدى يأتينكم أحسنت إليك .واملعىن: gannya. ini dapat dilihat pertanyaan-pertanyaanفإماdari yangالالزَنُونَ إنهيَ ْح فاغفروَلَا نفسيعَلَْيهِ ْم ظلمتَخ ْوفٌ أنتَايَ فَلَا إالعَ هُد ّكدً،،ى munculكُمْ امسكأِْتيَنَّ فَإِمَّا َي وتعاىل al-Zamakhsyari, dimunculkanيليلهُمْإنه فاغفر نفسي ظلمت أنت إلهنْ تَبِإال seakanالالفَمَإله ituمِنججِّيددهُّك وتعاىل امسك . عليكم أنزله وكتاب dari pembaca yang berada bersamanya. menafsirkanمع iaجوابه »QS.الشرط الثاين الشرط إال الذنوب يغفر Sebagai contoh ketika 122, أنت» Taha:أنت األول إال الذنوب يغفر فإن قلت :ما معىن { ثُمَّجواب الشرط األول قلت : التوبةْحزَنُونَ بعدهُمْ يَ قبله وَلَا فٌ عَمثمثلَْيهِ ْم اجتباهعَ ررََهُُُّّببدهُهَُايَ}} فَ؟؟لَا َخ ْو ًى ثُ فَمَّمَنْ تَبِ قلتكُ:مْمامِنِّي هُ فإنَّا َيأِْتيَنَّ فَإِم التوبة بعد قبله قلت : اجتباه معىند{ الشرطإليه. وقرّبه الشرط الثاين مع جوابه األول Vol. II, No. II, Oktober 2014
وقرّبه إليه.
Atau dalam QS. Al-Baqarah: 38,
األولجواب الشرط األول؟ الشرط :ما جوابفإن قلت {فَِإمَّا َيأِْتيَنَّكُم مّنّى هُدًى}. {فَِإمَّا َيأِْتيَنَّكُم مّنّى هُدًى} .فإن قلت :ما جواب الشرط األول؟ قلت :الشرط الثاين مع جوابه كقولك :إن جئتين فإن قدرت أبعثه قدرت برسول فإن كقولك:هدىإن جئتين واملعىن:معفإماجوابه الشرط الثاين قلت : إليكم يأتينكم مين أحسنت إليك. واملعىن :فإما يأتينكم مين هدى برسول أبعثه إليكم إليك.عليكم. أحسنت أنزله وكتاب
وكتاب أنزله عليكم.
فَإِمَّا َيأِْتيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا َخ ْوفٌ عَلَْيهِ ْم وَلَا هُمْ يَ ْحزَنُونَ
42
اجتباهرَُّبرَهُُّبهُ}}؟ ؟قلت : معىن{{ثُ ثُمَّمَّاجتباه فإن قلت ::ماما معىن قلت :مث مثقبلهقبلهبعدبعدالتوبةالتوبة وقرّبه إليه إليه.. Konsep Keadilan dan Indeterminasi ...
الشرطاألول؟ جوابالشرط قلت:ما ماجواب Lenniهُهُددًىًى}.}.فإنفإنقلت: 43فَِإمَّا َيأِْتيَيَنَّنَّككُم األول؟ ُLestariم مّنمّنّىّى { جئتينفإنفإنقدرت كقولك:إنإنجئتين جوابهكقولك: الثاين معمع جوابه الشرط الثاين قلت :الشرط قدرت هدىبرسول يأتينكممينمينهدى واملعىن:فإمافإمايأتينكم إليك ..واملعىن: أحسنت إليك أحسنت برسولأبعثهأبعثهإليكمإليكم أنزله عليكم وكتاب أنزله وكتاب عليكم.. Maksudnya adalah,
فَفَإِإِممَّاَّا َيَيأْأِْتِتيَيَنَّنَّكُكُمْمْ مِمِننِّيِّيهُهُددًىًى فَ فَمَمَنْنْتَبِتَعَبِعَهُدهَُادَايَ فَيَلَافَلَاَخ ْو َخ ْوفٌ عَ فٌلَْيعَهِلَْيْمهِوَْملَاوَلهَُامْ يَهُمْْحزَيَنُوْحزَنَنُونَ الثاينمعمعجوابه الشرطالثاين الشرط الشرط األول الشرط جوابه األول الشرطاألول جوابالشرط جواب األول
2) Pemikiran al-Zamakhsyari tentang kisah Nabi Adam dan Hawa Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa ada 20 ayat yang membicarakan Nabi Adam dan Hawa sejak tinggal di surga hingga dikeluarkan ke bumi. Dua puluh ayat tersebut terkadang diulang dalam surat-surat lain. Meskipun demikian, Al-Zamakhsyari tidak mengulang penjelasannya pada ayat yang memiliki kesamaan redaksi, kecuali jika dirasa perlu tambahan. Berdasarkan al-Quran, Nabi Adam dan Hawa adalah sepasang manusia yang pertama diciptakan oleh Allah. Mereka pula manusia pertama yang mendapat aturan sekaligus larangan dari Allah swt. Ada dua aturan dan satu larangan yang ditetapkan Allah kepada Nabi Adam dan Hawa, yaitu: )a) Perintah untuk tinggal di surga (Al-Baqarah:35
ك الْجََّنةَ ت وَ َز ْوجُ َ وَقُلْنَا يَا َآدَمُ اسْكُ ْن أَنْ َ
b) Perintah menggunakan semua fasilitas di surga dan mengتشِ konsumsi semua makanan yang ك الْجََّنةَ tersediaئْوَتَُزمْوَاجُ َ وَوَقُلْكُنلَاَا يمَِاْن َآهَادَمُرَ اغَسْدًاكُ ْنحَيْأَنْثُ َ ) • (al-Baqarah: 35 ك الْجََّنةَ ت وَ َز ْوجُ َ وَقُلْنَا يَا َآدَمُ اسْكُ ْن أَنْ َ
كَْن أَهلَاَّا رَتَغَجدًاُوعَحَيْفِيثُهَاشِئْوَلتَُامَاتَعْرَى (َ )۱۱۲وأَنَّكَ لَا تَظْ َمأُ فِيهَا وَلَا إوَِنَّكُللََا مِ وَكُلَا مِْنهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا ) • (Taha: 118-119 تَضْحَى ()۱۱۱ إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَى (َ )۱۱۲وأَنَّكَ لَا تَظْ َمأُ فِيهَا وَلَا ِإنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَى (َ )۱۱۲وأَنَّكَ لَا تَظْ َمأُ فِيهَا وَلَا ني ج َرةَ فَتَكُونَا مِ َن الظَّالِمِ َ )۱۱۱الشَّ َ َىبَا( هَذِ ِه ضْ تَحْقرَ تَوَلَا تَضْحَى ()۱۱۱ أحب الكالم إىل اهلل ما قاله مسعود ني إنمِ َ اهللُونَاعنهمِ َن :ال«ظَّالِ رضيفَتَك ج َرةَ الشَّ َ ابن هَذِ ِه وعن ْقرَبَا وَلَا تَ ني وَلَا تَ ْقرَبَا هَذِ ِه الشَّ َج َرةَ فَتَكُونَا مِ َن الظَّالِمِ َ أبونا آدم حني اقترف اخلطيئة :سبحانك اللَّهم وحبمدك وتبارك وعن ابن مسعود رضي اهلل عنه « :إن أحب الكالم إىل اهلل ما قاله نفسيما قاله ظلمت إىل اهلل أحب الكالم وعن فاغفر يل إنه ال رضي ،اهللالعنهإله« :إالإنأنت مسعودجدّك امسكابنوتعاىل أبونا آدم حني اقترف اخلطيئة :سبحانك اللَّهم وحبمدك وتبارك
َك الْجََّنة َ ُت وَ َز ْوج َ ْوَقُلْنَا يَا َآدَمُ اسْكُ ْن أَن 44
Jurnal Syahadah
وَكُلَا مِْنهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا
2014 َا وَلَاVol. فِيهII,ُ َمأNo. َْا تَظII, لOktober َ) َوأَنَّك۱۱۲ ( إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَى )۱۱۱( تَضْحَى c) Dilarang memakan buah pohon terlarang (Al-A’raf: 19)
ني َ ِج َرةَ فَتَكُونَا مِ َن الظَّالِم َ َّوَلَا تَ ْقرَبَا هَذِ ِه الش Jika perintah dan larangan di atas dicermati dari teo قالهlogi اهلل ماMu’tazilah –الكالم إىلsebagaimana «إن أحب: dipaparkan رضي اهلل عنهsebelumnya-, ابن مسعودmaka وعن terlihat bahwa konsep keadilan Tuhan dalam hubungannya وتبارك سبحانك اللَّهم وحبمدك: أبونا آدم حني اقترف اخلطيئة dengan perbuatan manusia, sudah memenuhi syarat. Artinya, memang kebebasan seluas-luasnya bagi إنه الAllah فاغفر يل نفسيmemberikan إال أنت ظلمت ال إله، ّك امسك وتعاىل جد mereka untuk menentukan pilihan. َك الْجََّنة َ ت وَ َز ْو ُج َ ْمُ اسْكُ ْن أَنdan َوَقُلْنَا يَا َآد Allah dalam konteks ini sudah. berbuat »إال أنتadil الذنوبtidak يغفر dzalim karena terbukti Nabi Adam yang telah melakukan kesرضيشِئْتُمَا ُعباسحَيْث ابن رَغَدًا ْنهَاultimaِوعن م وَكُلَا memberikan بيدك؟alahan, ختلقينdan أملsebelumnya «يا رب: pun قالAllah عنهماsudah اهلل tum kepada mereka. Jadi, Allah itu adil karena telah memberi: قالkan أمل (تنفخ قال : Nabi روحك؟َا وَلganjaran من َمأُ فِيهَا ْتَظyang الروحَا كَ لsesuai َّ)يفّ َوأَن۱۱۲ ربعْرَى َ تDalam هَاياوَلَا: فِيkonteks َجُوع. َبلى ت لَّاini, َكَ أ َقالل َِّإن “prosedur”. Adam-lah yang dzalim karena tidak menempatkan sesuatu ۱۱۱ ْتَض : قالpada . بلى : غضبك؟ قال رمحتك تسبقdinilai رب أمل : َى (قال .بلىح tempatnya. Selain itu, Tuhan adil)ياkarena Tuhan tidak menciptakan perbuatan mereka. Tidak boleh ada interوأصلحت إن تبتdalam يا ربperbuatan :ني تسكين vensi Tuhan manusia. َ قال ِظَّالِم.بلى ال نَا مِ َن:قالكُو َ فَتKarena, َجنتك؟َرة ذِ ِه الشَّ َجjika َبَا هTuhan َوَلأملَا تَ ْقر menciptakan perbuatan manusia, maka Tuhan itu dzalim. » نعم: قالterlihat أنت إىل اجلنة؟pemberiأراجعي al-Zamakhsyari قالهDari اهلل ماpenafsiran أحب الكالم إىل «إن: رضي اهلل عنهbahwa وعن ابن مسعود an ganjaran bagi Nabi Adam dan Hawa adalah hal yang wajar, karena yang memilih jalanترف yang ini وتباركmereka وحبمدكsendiri سبحانك اللَّهم : اخلطيئة اقsalah. آدم حنيHalأبونا dapat dilihat ketika al-Zamakhsyari mengutip riwayat-riwayat يل إنه الdoaفاغفر ظلمت إله إالtelah ال، mendzalimi وتعاىل جدّكdirinامسك tentang paraنفسي sahabat yangأنت merasa ya sendiri dan meminta ampun karena telah banyak melaku. »الذنوب إال أنت يغفر kan dosa. Adapun riwayat yang dikutip al-Zamakhsyari adalah; «يا رب أمل ختلقين بيدك؟: وعن ابن عباس رضي اهلل عنهما قال : يا رب أمل تنفخ يفّ الروح من روحك؟ قال: قال. بلى: قال : قال. بلى: يا رب أمل تسبق رمحتك غضبك؟ قال: قال. بلى يا رب إن تبت وأصلحت: قال. بلى: أمل تسكين جنتك؟ قال » نعم: أراجعي أنت إىل اجلنة؟ قال 24
24 ‘Abdul Karim ‘Usman. Syarh al-Usul al-Khamsah li al-Qadi ‘Abdul Jabbar. (T.tp: Maktabah Wahbah. 1996), hlm. 345.
«يا رب أمل ختلقين بيدك؟: وعن ابن عباس رضي اهلل عنهما قال : يا رب أمل تنفخ يفّ الروح من روحك؟ قال: قال. بلى: قال Konsep Keadilan dan Indeterminasi ... 45 : قال. بلى: رب أمل تسبق رمحتك غضبك؟ قال ياLestari : قال. بلى Lenni يا رب إن تبت وأصلحت: قال. بلى: أمل تسكين جنتك؟ قال » نعم: أراجعي أنت إىل اجلنة؟ قال Letak keadilan Tuhan lainnya adalah saat diterimanya taubat Nabi Adam dan Hawa. Ketika Nabi Adam dan Hawa menyadari kesalahannya, yang ditandai dengan tersingkapnya pakaian mereka, Allah tidak serta-merta menjatuhkan vonis hukuman kepada mereka. Mengapa? karena kisah ini belum berakhir, tetapi baru pada tahap anti-klimaks (denouement/ pemecahan). Keputusan Allah untuk menjatuhkan hukuman diberikan baru setelah mereka bertaubat kepada Allah. Bukan hanya itu, Allah juga memberikan kesempatan kedua bagi mereka untuk bebas memilih jalan hidup. Di sini-lah letak keadilan tuhan yang lain, yaitu memberikan ampunan setelah mereka bertaubat. Konsep keadilan lainnya yang tersirat dari penafsiran alZamakhsyari di sini adalah tentang balasan di akhirat. Menurut al-Zamakhsyari, balasan di akhirat berjalan lurus dengan perbuatan di dunia. Hanya saja, konsep ke-Mu’tazilah-annya baru terasa saat menjelaskan kebebasan menentukan langkah di dunia. Jadi, sebenarnya konsep ini juga sama dengan ulama lainnya. Perbedaannya adalah pada konsep indeterminasi. Untuk lebih jelasnya, berikut penulis cantumkan penafsiran alZamakhsyari tentang hal ini;
،ما كان آدم وحواء عليهما السالم أصلي البشر جعال كأهنما: والسببني اللذين منها نشؤا وتفرعوا { فَإِمَّا: فقيل، فخوطبا خماطبتهم، البشر يف أنفسهما ونظريه إسنادهم الفعل. يَ ْأتِيَنَّكُم } على لفظ اجلماعة } وهو يف احلقيقة للمسبب { هُدًى،إىل السبب .كتاب وشريعة ضمن اهلل ملن اتبع القرآن أن ال يضل: وعن ابن عباس ِ { فَمَن: مث تال قوله، يف الدنيا وال يشقى يف اآلخرة اتبع هُدَاىَ فَالَ يَضِلُّ وَالَ يشقى } واملعىن أن الشقاء يف اآلخرة هو عقاب من ضلّ يف الدنيا عن طريق الدين
46
ونظريه إسنادهم الفعل. يَ ْأتِيَنَّكُم } على لفظ اجلماعة } وهو يف احلقيقة للمسبب { هُدًى،إىل السبب Jurnal Syahadah Vol. II, No. II, Oktober 2014 .كتاب وشريعة ضمن اهلل ملن اتبع القرآن أن ال يضل: وعن ابن عباس ِ { فَ َمن: مث تال قوله، يف الدنيا وال يشقى يف اآلخرة اتبع هُدَاىَ فَالَ يَضِلُّ وَالَ يشقى } واملعىن أن الشقاء يف اآلخرة هو عقاب من ضلّ يف الدنيا عن طريق الدين فمن اتبع كتاب اهلل وامتثل أوامره وانتهى عن نواهيه .جنا من الضالل ومن عقابه Penafsiran al-Zamakhsyari terhadap kisah Nabi Adam dan Hawa ada bayang-bayang Mu’tazilah di baliknya. menyiratkan Meski konsep keadilan tidak dijelaskan secara eksplisit, na tak dapat dipungkiri kesan tersebut tetap ada. Terkait mun dengan konsep keadilan, al-Zamakhsyari sudah cukup banyak ideologinya penafsiran lain se menguatkan melalui ayat-ayat lain kisah Nabi Adam dan Hawa.
E. Penutup
Dari pemaparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa; 1) Konsep keadilan sebagai salah satu dari 5 prinsip Mu’tazilah, menempati posisi penting bagi al-Zamakhsyari. 2) Menurut al-Zamakhsyari, kisah Nabi Adam dan Hawa adalah salah satu bukti bahwa Tuhan itu adil, karena; Tuhan telah memberikan kebebasan berbuat bagi Nabi Adam dan Hawa, memberi hukuman karena telah melanggar, dan menerima taubat ketika mereka sadar akan kesalahannya. 3) Ada informasi lebih yang diberikan al-Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya al-Kasysyaf. Hal ini menunjukan bahwa perspektif ideologis mampu memperkaya penafsiran. Demikian pemaparan mengenai kisah Nabi Adam dan Hawa dalam tafsir al-Kasysyaf karya al-Zamakhsyari. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi terpenuhinya kepuasan intelektual.
Konsep Keadilan dan Indeterminasi ... Lenni Lestari
47
Daftar Pustaka ‘Abdul Karim ‘Usman. Syarh al-Usul al-Khamsah li al-Qadi ‘Abdul Jabbar. T.tp: Maktabah Wahbah. 1996. Al-Zamakhsyari. Al-Kasysyaf. T.tp. T.th. Fauzan Naif, Al-Kasysyaf Karya Al-Zamakhsyari, dalam buku Studi Kitab Tafsir. Yogyakarta: Teras. 2004. Fuad Ni’mah. Mulakhkhas Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah. Beirut: Dar al-Saqafah al-Islamiyah. T.th. Heru Kurniawan. Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotika, hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009. Kusmin Busyairi. Konsep Teologi Aliran Mu’tazilah. Yogyakarta: Rama. 1985. Muhammad Husain al-Zahabi. Al-Tafsir wa al-Mufassirun. Jilid I. T.tp: Maktabah Mus‘ab bin ‘Umar al-Islamiyah. 2004. Nasr Hamid Abu Zaid. Al-Ittijah al-‘Aqli fi Tafsir, Dirasah fi Qadiyah alMajaz fi al-Quran ‘Inda al-Mu’tazilah. Beirut: Al-Markaz al-Saqafi al-‘Arabi. 2003. Nashirudin Baidan. Metodologi Penafsiran al-Quran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998. Nashr Hamid Abu Zaid. Menalar Firman Tuhan, Wacana Majas dalam Al-Quran Menurut Mu’tazilah. Bandung: Mizan. 2003. Saad Abdul Wahid, Zamakhsyari dan Tafsir “Al-Kasysyaf”, dalam buku Rekonstruksi Metodologi Ilmu-ilmu Ke-Islaman. Yogyakarta: SUKA-Press. 2003.