Konsep etik keperawatan Hak, peran dan fungsi perawat
Dosesn: Ns. Lili Fajria,S.Kep Disusun oleh: Kelompok IA Irawati (1110324001)
Arini Elhuda (1110324008)
Febri Wendari (1110324003)
Armayanti (1110324009)
Dian Rilawati (1110324004)
Silvia Handayani (1110324010)
Riadhoh (1110324005)
Hafizatul Aini (1110324011)
Wisfi Desriyanti (1110324006)
Almira Ghandi (1110324012)
Rini Heldina (1110324007)
Maulida Rahmi (0810325060)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2011
TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP ETIK KEPERAWATAN 1.
PENGERTIAN Etik adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral. Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaan, perilaku atau karakter. Sedangkan menurut kamus Webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Dari pengertian diatas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan- aturan atau prinsip- prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik dan buruk, kewajiban dan tanggung jawab. (Ismani: 2000)
2.
KODE ETIK KEPERAWATAN Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh dewan pimpinan pusat Perasatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui musyawarah nasional PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989. Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 4 bab dan 16 pasal. a. Bab 1 terdiri dari 4 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. b. Bab 2 terdiri dari 5 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap tugasnya. c. Bab 3 terdiri dari 2 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain.
d. Bab 4 terdiri dari 4 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadapa profesi keperawatan. e. Bab 5 terdiri dari 2 pasal, menejelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air. (Ismani: 2000)
TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM KODE ETIK KEPERAWATAN 1. Tanggung jawab perawat terhadap klien a.
Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber pada adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.
b.
Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan, memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
c.
Perawat dalam melaksanakan kewajibannyaterhadap individu, keluarga dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
d.
Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
2. Tanggung jawab perawat terhadap tugas a.
Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
b.
Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali diperlukan oleh pihak yang berwenangsesuai dengan ketentuan yang belaku.
c.
Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang dimilikinya dengan tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
d.
Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
e.
Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien dalam melaksanakan tugas keperawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
3. Tanggung jawab perawat terhadap sejawat a.
Perawat memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secaramenyeluruh.
b.
Perawat
menyebarluaskan
pengetahuan,
keterampilan
dan
pengalamannya kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan. 4. Tanggung jawab perawat terhadap profesi a.
Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b.
Perawat menjungjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukkan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
c.
Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan
keperawatan,
serta
menerapkannya
pelayanan dan pendidikan keperawatan.
dalam
kegiatan
d.
Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggung jawab perawat terhadap negara a.
Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b.
Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat. (Ismani: 2000)
3.
TUJUAN KODE ETIK KEPERAWATAN 1.
Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman sebaya, masyarakat dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan sendiri maupun hubungannya dengan profesi lain diluar profesi keperawatan.
2.
Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
3.
Untuk memepertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan secara tidak adil oleh institusi ataupun masyarakat.
4.
Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan.
5.
Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai atau pengguna tenaga keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktik keperawatan. (Ismani: 2000)
4.
KODE
ETIK
KEPERAWATAN
MENURUT
AMERICAN
NURSING
ASSOCITION (ANA) 1.
Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-
pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut personal, atau corak masalah kesehatannya. 2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang bersifat rahasia. 3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh praktek seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis atau legal. 4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang dijalankan masing- masing individu. 5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan 6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab, dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain. 7. Perawat
turut
serta
beraktifitas
dalam
membantu
pengembangan
pengetahuan profesi. 8. Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan standar keperawatan 9. Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas. 10. Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk melindungi publik terhadao informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat. 11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya- upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan tersebut. (Ismani: 2000)
5.
KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT INTERNATIONAL COUNCIL OF NURSES (ICN) 1. Tanggung jawab utama perawat Adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan.
2. Perawat, individu dan anggota kelompok masyarakat Tanggung
jawab
utama
perawat
adalah
melaksanakan
asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai- nilai yang ada di masyarakat, menghargai adat kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menjadi klien atau pasiennya. 3. Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik keperawatan untuk mencapaai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan keperawatan. 4. Perawat dan lingkungan masyarakat Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat berperan serta secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat. 5. Perawat dan sejawat Perawat dapat menopang hubungan kerjasama dengan teman sekerja, baik tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain di luar keperawatan. 6. Perawat dan profesi keperawatan Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan. (Ismani: 2000)
B. HAK- HAK 1. PENGERTIAN Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
Hak menurut C. Fagin (1975) merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang mempunyai hak terhadapnya, seperti kekuasaan dan hakhak istemewa yang berupa tuntutan yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas. Hak dapat dipandang dari sudut hukum dan pribadi. (Ismani: 2000)
2.
HAK- HAK PASIEN Pasal 25 The United nations Universal Declaration Of Human Rights 1948; pasal 1 The United Nations International Convention Civil and Political Rights 1966 yaitu: 1.
Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)
2.
Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)
3.
Hak untuk memperoleh informasi (the right to information) Pernyataan hak- hak pasien (patients bill of rights) dikeluarkan oleh
The American Hospital Association (AHA) pada tahun 1973 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemahaman hak- hak pasien yang akan dirawat di rumah sakit. 1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan keperawatan yang akan diterimanya. 2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya berkaitan dengan diagnosis, pengobatan, prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah yang dihadapinya. 3. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko penting yang kemungkinan akan dialaminya kecuali dalam situasi darurat. 4. Pasien berhak menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum dan diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya. 5. Pasien berhak mengetahui setiap perkembangan dari privasinya yang menyangkut program asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan. 6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut dan RS yang ditunjuk dapat menerimanya. 8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS dengan instansi lain seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang diterimanya. 9. Pasien berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan sebagai
suatu
eksperimen
yang
berhubungan
dengan
asuhan
atau
pengobatannya. 10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari dokternya ke dokter lain bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya. 11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang diperlukan untuk asuhan kesehatannya. 12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus dipatuhinya sebagai pasien dirawat. (Ismani: 2000) Pendapat lain tentang beberapa hak pasien yaitu: 1. Hak memberikan consent (persetujuan) Consent mengandung arti suatu tindakan atau aksi beralasan yang diberikan tanpa paksaan oleh sesorang yang memiliki pengatahuan yang cukup tentang keputusan yang ia berikan, dimana secara hukum orang tersebut mampu memberikan consent. Consent diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa yang harus dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah : a. Tertulis b. Ditandatangani oleh pasien atau orang lain yang bertanggung jawab terhadapnya c. Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan d. Memenuhi beberapa elemen penting mengenai penjelasan kondisi, prosedur dan konsekuensinya, penanganan atau prosedur alternatif, manfaat yang diharapkan, tawaran diberikan oleh pasien dewasa yang secara fisik dan mental mampu membuat keputusan.
2. Hak untuk memilih mati Dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter. Hak untuk memilih mati sering bertolak belakang dengan hak untuk hidup. 3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya Yang dimasukkan dalam golongan ini adalah orang dengan gangguan mental dan anak- anak dibawah umur serta remaja dimana secara hukum mereka tidak dapat membuat keputusan tentang nasibnya sendiri. 4. Hak pasien dalam penelitian Sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Penggunaan obat atau cara penanganan baru yang melibatkan pasien harus memperhatikan aspek hak pasien. Hak- hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan Healey) terdiri dari 4 kategori: 1. Hak kebenaran secara menyeluruh 2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerhasiaan dan keamanannya) 3. Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri sehubungan dengan kesehatan 4. Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah perawatan di rumah sakit. (Priharjo: 2008)
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HAK PASIEN 1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan lebih besar partisipasi meraka dalam perencanaan asuhan 2. Meningkatnya jumlah malpraktek yang terjadi di masyarakat 3. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hak- hak asasi pasien. 4. Konsumen menyadari tentanga peningkatan jumlah pendidikan dalam bidang kesehatan dan penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan pendidikan dan bila pasien tidak berpartisipasi apakah akan mempengaruhi mutu asuhan kesehatan atau tidak. (Ismani: 2000)
C. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT 1. PENGERTIAN Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu (Kozier Barbara, 1995:21).
2. PERAN PERAWAT a. Care Giver (Pelaksana) Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pada peran ini perawat diharapkan mampu: 1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks. 2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan dari klien. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis. b. Teacher (Pendidik) Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. c. Counselor Peran perawat disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini
dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. d.
Coordinator Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. Tujuan Perawat sebagai coordinator adalah : 1) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien. 2) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien. 3) Menggunakan keterampilan perawat untuk : - Merencanakan - Mengorganisasikan - Mengarahkan - Mengontrol
e.
Leader (Pemimpin) Kepemimpinan dalam keperawatan menuntut seorang perawat agar memiliki peran sebagai pemimpin formal atau informal dimana ia dikenal memiliki keahlian dalam praktik keperawatan, memberikan asuhan keperawatan prima, dipercaya oleh rekan sejawat dan memberikan harapan bagi yang lainnya, serta dapat menjelaskan visi dan misinya sebagai tenaga keperawatan. Perawat
yang
memiliki
kepemimpinan
juga
harus
dapat
mengkondisikan lingkungan kerja yang kondusif dan dinamis serta merencanakan pengembangan karier perawat yang jelas dengan cara aktif memberikan dukungan untuk pengembangan diri perawat. Seorang pemimpin juga harus dapat memotivasi perawat menjadi pekerja yang ulet, dan mempunyai pandangan ke depan sehingga meningkatkan profesionalisme mereka. Dalam perkembangan sistem kesehatan yang progresif, investasi pada pengembangan kepemimpinan akan memberikan hasil (return) yang signifikan pada pengembangan organisasi yang efektif. (Palestin: 2006).
f.
Role Model (Contoh) Peran perawat sebagai role model adalah segala perilaku yang ditampilkan perawat semestinya dapat dijadikan panutan, panutan ini digunakan pada semua tingkat pencegahan terutama perilaku hidup bersih dn sehat, menampilkan profesionalisme dalam bekerja.
g.
Administrator Perawat sebagai administrator berfungsi untuk pengaturan dana, tenaga kerja, program perencanaan strategi dan pelayanan, evaluasi pegawai dan pengembangan pegawai (Joe: 2009)
h.
Decision Maker (Pembuat Keputusan) Peran perawat sebagai pembuat keputusan adalah untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berpikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi pasien, pemberian perawatan dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap klien. Perawat membuat keputusan itu sendiri atau berkolaborasi dengan klien, keluarga dan berkonsultasi dengan profesi kesehatan yang lainnya (Palestin: 2006)
i.
Protector Pada peran ini perawat lebih terfokus pada kemampuan perawat melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh asuhan keperawatan.
j.
Client Advocate Peran perawat sebagai client advocat yaitu: 1.
Bertanggung
jawab
membantu
klien
dan
keluarga
dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. 2.
Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang
paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140). Hak-Hak Klien antara lain : 1.
Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2.
Hak atas informasi tentang penyakitnya
3.
Hak atas privacy
4.
Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5.
Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
k.
1.
Hak atas informasi yang benar
2.
Hak untuk bekerja sesuai standart
3.
Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4.
Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5.
Hak atas rahasia pribadi
6.
Hak atas balas jasa
Manager Menerapkan keterampilan manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh. Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya sesuai dengan konsep yaitu :
l.
1.
Tingkat atas / top manajer
2.
Tingkat menengah / middle manajer
3.
Tingkat dasar / Supper pacial manajer
Rehabilitator Peran
perawat
sebagai
rehabilitator
yaitu
mengajar
dan
melaksanakan keperawatan bila tindakan peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan pengobatan tidak berhasil.
Perawat mengembangkan fungsi organ/bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal. m. Comforter Peran
perawat
sebagai
comforter
yaitu
berusaha
memberi
kenyamanan dan rasa aman pada klien. n. Communicator Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun dengan tim kesehatan lainnya. Perawat bertindak sebagai mediator antara klien dengan tim kesehatan lainnya. Perawat berperan dalam memberikan penjelasan dengan komunikasi kepada pasien dalam upaya meningkatkan kesehatannya. Sehingga keluhan pasien terhadap kebutuhan fisik, jasmani, emosional dan spiritual dapat segera terpenuhi yang secara langsung akan mempercepat kesembuhan pasein.
3.
FUNGSI PERAWAT
a. Fungsi Independen Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan. Oleh karena itu, perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang timbul dari tindakan yang diambil. Contoh tindakan perawat dalam menjalankan fungsi independen adalah: 1) Pengkajian seluruh sejarah kesehatan pasien/keluarganya dan menguji secara fisik untuk menentukan status kesehatan. 2)
Mengidentifikasi tindakan keperawatan yang mungkin dilakukan untuk memelihara atau memperbaiki kesehatan.
3) Membantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari. 4) Mendorong untuk berperilaku secara wajar. b. Fungsi Dependen Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat, dan melakukan suntikan. Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter. Setiap tindakan perawat
yang berdasarkan perintah dokter, dengan menghormati hak pasien tidak termasuk dalam tanggung jawab perawat. c. Fungsi Interdependen Tindakan perawat berdasarkan pada kerjasama dengan tim perawatan atau tim kesehatan. Fungsi ini tampak ketika perawat bersama tenaga kesehatan lainnya berkolaborasi mengupayakan kesembuhan pasien. Mereka biasanya tergabung dalam sebuah tim yang dipimpin oleh seorang dokter. Sebagai sesama tenaga kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan bidang ilmunya. Dalam kolaborasi ini, pasien menjadi fokus upaya pelayanan kesehatan. Contohnya, untuk menangani ibu hamil yang menderita diabetes, perawat bersama tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan kebutuhan makanan yang diperlukan bagi ibu dan perkembangan janin. Ahli gizi memberikan kontribusi dalam perencanaan makanan dan perawat mengajarkan pasien memilih makan sehari-hari. Dalam fungsi ini, perawat bertanggung jawab secara bersama-sama dengan tenaga kesehatan lain terhadap kegagalan pelayanan kesehatan terutama untuk bidang keperawatannya.
PEMBAHASAN
SKENARIO I Seorang ibu Ny.T, umur 36 tahun, diantar oleh tenaga kesehatan ke RS. C, klien melahirkan anak pertama, ibu dilakukan tindakan operasi ceaser oleh dokter. Pada saat operasi tiba-tiba TD menurun, dokter memberikan obat untuk meningkatkan TD, tapi kondisi klien malah sebaliknya, kesadaran menurun, keadaan umum memburuk dan akhirnya klien dirawat di ruangan ICU, bayi klien selamat. Saat ini sudah lebih 1 bulan klien di ICU dengan diagnosa Braindeath. Keluarga tidak sanggup membayar biaya perawatan dan keluarga meminta tindakan euthanasia saja. PERTANYAAN: 1. Apakah ada unsur kelalaian dalam kasus euthanasia? 2. Apakah ada tindakan malpraktek? 3. Bagaimana tindakan yang professional? JAWABAN: -
Tidak ada unsur kelalaian dan malpraktek karena karena
selama operasi
berlangsung sudah sesuai dengan standar operasional prosedur SC, tenaga kesehatan sudah melakukan tindakan medis yang benar pada saat kondisi pasien menurun dengan memberikan obat untuk menaikkan tekanan darah. Tetapi kondisi pasien tidak juga membaik dan akhirnya pasien di kirim ke ICU. -
Dalam kasus ini perawat mempunyai peran dalam memberikan asuhan keperawatan. Peran advokat (pelindung) serta sebagai counselor yaitu membela dan melindungi pasien tersebut untuk hidup dan menyelamatkan jiwanya dari ancaman kematian.
-
Perawat diharapkan mampu memberikan pengarahan dan penjelasan kepada keluarga pasien bahwa pasien berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan tidak melakukan euthanasia.
- Perawat hendaknya menyarankan kepada keluarga untuk mencari alternative jalan keluar dalam hal mencari sumber biaya yang lain seperti melalui BAZDA, DINAS SOSIAL, JAMKESDA, JAMKESMAS dll. - Perawat berusaha menjadi jembatan penghubung diantara dokter, tenaga kesehatan lain dan keluarga sehingga keluarga akan mendapatkan informasi yang sejelas- jelasnya tentang kondisi pasien, seberapa besar kemungkinan untuk sembuh dan berapa besar biaya yang telah dan akan dikeluarkan. - Perawat memberikan pertimbangan- pertimbangan yang positif pada keluarga dalam hal pengambilan keputusan untuk membawa pulang pasien Ny. T atau dilakukannya euthanasia pasif. - Perawat tetap memberikan perawatan pada pasien, pemenuhan kebutuhan dasar pasien selama perawatan di ICU. - Membantu keluarga dalam hal permohonan atau peringanan biaya perawatan Rumah Sakit.
KONSEP PROFESIONAL DAN HAK- HAK PASIEN DIKAITKAN DENGAN KASUS SKENARIO 1 (EUTHANASIA) Konsep profesional perawat sebagai advokat terhadap pasien: 1. Pemenuhan kebutuhan dasar pasien selama perawatan 2. Hak untuk hidup, melindungi nyawa pasien terhadap tindakan sewenangwenang yaitu dengan mendapatkan perawatan dan pengobatan yang terbaik. 3. Hak untuk memilih mati, menjadi permasalahan jika pasien dalam keadaan tidak sadar atau koma dan tidak mampu membuat keputusan sendiri tentang hidup dan matinya. Dalam situasi ini pasien hanya mampu mempertahankan hidup jika dibantu dengan pemasangan peralatan mekanik. 4. Hak untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan kritis. 5. Hak atas keamanan dan keselamatan selama perawatan. Konsep professional perawat sebagai advokat terhadap keluarga: 1. Hak untuk mendapat informasi yang jelas dan benar tentang penyakit pasien, prognosa, tindakan medis serta perkembangan pasien yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain. 2. Hak memberikan persetujuan atau penolakan tindakan medis Keluarga berhak menolak menyetujui ataupun menolak tindakan medis seperti CT scan ulang,dll. 3. Hak untuk menghentikan pengobatan 4. Hak atas rahasia kedokteran atau data penyakit, status, diagnose dll 5. Hak atas isi rekaman medis/ data medis sepert hasil labor, rontgen. 6. Hak untuk memeriksa dan menerima penjelasan tentang biaya yang dikenakan, dokumen pembayaran, bon, dll 7. Hak untuk mencari pendapat kedua, pendapat dari dokter lain, rumah sakit lain. PERAN PERAWAT DALAM KASUS NY.T (SKENARIO 1) 1. Care Giver (Pelaksana) -
Memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien Ny. T
-
Memenuhi kebutuhan dasar pasien
-
Memberikan asuhan keperawatan
2. Counselor Perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Pengambilan keputusan tindakan medis dan mencari alternatif biaya pengobatan selama perawatan pasien. 3. Client Advocate Peran dalam memberikan asuhan keperawatan. Peran advokat (pelindung) serta sebagai counselor yaitu membela dan melindungi pasien tersebut untuk hidup dan menyelamatkan jiwanya dari ancaman kematian. 4. Pengambil keputusan Peran perawat sebagai saksi dalam pengambilan keputusan dengan persetujuan informed consent, dengan catatan pasien atau keluarga pasien sudah mengetahui jelas tentang keputusan yang diambil. 5. Comforter Peran perawat sebagai comforter yaitu berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada klien selama perawatan. 6. Communicator Perawat bertindak sebagai mediator antara klien, keluarga dengan tim kesehatan lainnya. Perawat berperan dalam memberikan penjelasan dengan komunikasi
kepada
pasien
dan
keluarga
dalam
upaya
meningkatkan
kesehatannya
3.
Fungsi Perawat
a. Fungsi Independen Membantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari atau pemenuhan kebutuhan dasar klien sehari- hari, memberikan rasa aman dan nyaman, cinta dan mencintai dengan mendampingi pasien, membantu kebutuhan spiritual dengan cara selalu mengingatkan kepada yang Maha Kuasa. b. Fungsi Dependen Perawat menerima instruksi dari dokter untuk memberikan tindakan medis misalnya pemasangan infuse, pemberian obat, suction dan tindakan invasif lainnya.
c. Fungsi Interdependen Tindakan perawat berdasarkan pada kerjasama dengan tim perawatan atau tim kesehatan. Perawat kolaborasi dengan tim kesehatan lain (gizi) dalam pemberian diet pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ismani, Mila. 2001. Etika Keperawatan. Widya Medika: Jakarta Kozier, Barbara. 2000. Fundamental of Nursing. Red Wood. Adison Wesley. Palestin. Bondan. 2006. Jurnal Keperawatan dan Penelitian Kesehatan. Fungsi Perawat Spesialis agar Terhindar dari Masalah Etik maupun Hukum. Tersedia: http://www.dw-world.indonesia. Diakses tanggal 14 Oktober 2011 Priharjo, Robert. 2008. Konsep dan Perspektif Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 2. Buku Kedokteran EGC: Jakarta Joe. 2009. Peran dan Fungsi Perawat. Tersedia: http//www.ppni.itgo.com. diakses tanggal 14 Oktober 2011