Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Arika Suci Hartati
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, 2008
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
Judul
Peneliti Nim Jurusan Tahun Akademik
: Konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. : Arika Suci hartati : 071101063 : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. : 2007/2008
Pembimbing
Penguji
…………………………………. (Mahnum Lailan. Nst, S.Kep, Ns) NIP. 132 299 796
……………………… Penguji I (Mahnum Lailan. Nst, S.Kep, Ns) NIP. 132 299 796
……………………… Penguji II (Erniyati, S.Kp, MNS) NIP. 132 238 510
…………………… Penguji III (Anna Kasfi, S.Kep, Ns)
Program Studi Ilmu Keperawatan telah menyetujui skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Keperawatan.
.................................... (Erniyati, S.Kp, MNS) NIP. 132 238 510 Ketua PSIK FK USU
.............................................. Prof. Dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (K) NIP. 140 105 363 Pembantu Dekan I FK USU
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
Judul
Peneliti Nim Jurusan Tahun Akademik
: Konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. : Arika Suci hartati : 071101063 : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. : 2007/2008
ABSTRAK Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya. Perubahan citra tubuh akibat perubahan fisik yang menyertai pengobatan telah ditemukan menjadi respon psikologis yang amat menekan bagi penderita kanker payudara khususnya wanita. Kondisi ini telah membuat para wanita tersebut mengalami kecemasan dan cenderung mempengaruhi konsep dirinya yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dengan orang lain termasuk dengan pasangan hidup. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang. Pengambilan sampel menggunakan Metode non probability sampling jenis Purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang meliputi data demografi, kuesioner konsep diri dan kuesioner kecemasan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita penderita kanker payudara memiliki konsep diri negatif (87,9%), dan yang memiliki konsep diri positif hanya sebagian kecil (12,1%). Mayoritas wanita penderita kanker payudara mengalami kecemasan sedang (42,4%), dan sebagian lagi mereka menunjukkan kecemasan berat (30,3%) serta kecemasan ringan (27,3%). Untuk itu petugas kesehatan diharapkan agar dapat meningkatkan peran sertanya dimasyarakat dalam memberikan informasi kesehatan berupa penyuluhan, khususnya mengenai penyakit kanker payudara dan memberikan motivasi kepada penderita sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan mau mengikuti proses pengobatan. Serta dalam memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan secara holistik pada penderita kanker payudara dan cara pandangnya tidak semata-mata dari segi biopatologik saja, namun juga memandangnya dari segi psikologik penderita juga pengertian terhadap nilai payudara bagi wanita.
Kata kunci : Konsep diri, Kecemasan, Wanita Kanker Payudara Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
UCAPAN TERIMA KASIH
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang tadak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan FK USU. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik diberikan demi kesempurnaan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : Ibu Mahnum Lailan Nst, S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing dan penguji I sidang skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam memberi bimbingan, arahan serta memberikan sumbangsih pikiran dan saran kepada penulis, Bapak Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kepada Bapak Prof. Dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (K) selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai pembimbing akademik dan penguji II. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anna Kasfi, S.Kep, Ns selaku penguji III. Serta seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
Yang teristimewa buat kedua orang tuaku, Ayahanda Suratno, Sp dan Ibunda Nani Sudarti yang tidak pernah bosan mencurahkan perhatian serta doanya juga pengorbanan baik moril maupun meteril, yang kesemua itu tidak mampu ku ungkapkan dan ku lukiskan lewat kata dan lisanku, untuk setiap belaian sayang dan pengorbanan panjangmu, aku tahu untuk bahwa setiap langkah berbalut peluh engkau simpan sejuta pengharapan untuk kebahagiaanku, aku juga tahu hidup ini sangat singkat untuk berfikir kerdil, untuk itu aku ingin menjadi seseorang yang pantas engkau banggakan dan kebanggaan terbesarku adalah karena aku terlahir sebagai putrimu. Adik-adikku tersayang (Andi, Iqbal dan Novy) yang selalu senantiasa menghadiahkan keceriaan, dorongan serta semangat ketika aku menghadapi semua permasalahan dan yang menjadi alasan bagi ku untuk tetap semangat, terus maju dan berusaha. Tidak lupa terima kasih juga penulis ucapkan kepada staf perpustakaan PSIK FK USU (k’Irna dan Bunda), sahabat-sahabatku tersayang Elis, Ndra, Bety, K’wany, K’aini, K’lia, Eltri, nia juga semua sahabat di PSIK-B stambuk 2007 yang telah memberi semangat dan bantuan serta samasama berjuang di PSIK FK USU. Semoga persahabatan kita tetap abadi. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat nantinya demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya keperawatan.
Medan, 24 Januari 2009
Penulis Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman Lembar persetujuan......................................................................................
i
Abstrak.........................................................................................................
ii
Ucapan terima kasih.....................................................................................
iii
Daftar isi.......................................................................................................
v
Daftar skema.................................................................................................
viii
Daftar tabel...................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1
1.1 Latar Belakang ......................................................................
1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................
5
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................
6
1.4.1 Praktek Keperawatan ...................................................
6
1.4.2 Institusi Keperawatan ..................................................
7
1.4.3 Penelitian Keperawatan ...............................................
7
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN......................................................
8
2.1 Konsep Kanker Payudara ........................................................
8
2.1.1 Pengertian Kanker Payudara ..........................................
8
2.1.2 Penyebab Kanker Payudara ...........................................
8
2.1.3 Gejala Klinis Kanker Payudara ......................................
10
2.1.4 Tipe Kanker Payudara.....................................................
11
2.1.5 Pencegahan Kanker Payudara ........................................
13
2.1.6 Pengobatan Kanker Payudara ......................................... 15 2.2 Konsep Konsep Diri.................................................................
17
2.2.1 Pengertian Konsep diri ...................................................
17
2.2.2 Komponen-Komponen Konsep Diri ............................... 18 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ........... 20 2.2.4 Kriteria Kepribadian yang Sehat ....................................
21
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.2.5 Karekteristik Konsep Diri yang Rendah ......................... 22 2.2.6 Konsep Diri Penderta Kanker Payudara ......................... 23 2.3 Konsep Kecemasan .................................................................. 25 2.3.1 Pengertian Kecemasan .................................................... 25
BAB III
2.3.2 Tanda-Tanda Umum Kecemasan ...................................
25
2.3.3 Tingkat Kecemasan ........................................................
26
2.3.4 Kecemasan pada Penderita Kanker Payudara ................
28
KERANGKA PENELITIAN ....................................................
30
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 30 3.2 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ............................. 32
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 33 4.1 Desain Penelitian ..................................................................
33
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 33 4.2.1 Populasi Penelitian ......................................................
33
4.2.2 Sampel Penelitian........................................................
33
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 34 4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ................................................ 34 4.5 Instrumen Penelitian ............................................................. 35 4.5.1 Kuesioner Data Demografi .......................................
35
4.5.2 Kuesioner Konsep Diri...............................................
35
4.5.3 Kuesioner Kecemasan ................................................ 36 4.6 Metode Pengumpulan Data .................................................. 36 4.7 Validitas Instrumen ................................................................ 37 4.8 Uji Realibilitas ....................................................................... 38 4.9 Analisa Data............................................................................ 39
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 41 5.1 Hasil penelitian....................................................................... 41 5.1.1 Karakteristik responden................................................. 41 5.1.2 Konsep Diri Wanita Penderita Kanker Payudara........... 42 Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
5.1.2.1 Gambaran diri..................................................... 43 5.1.2.2 Ideal diri............................................................. 44 5.1.2.3 Harga diri........................................................... 44 5.1.2.4 Peran.................................................................. 45 5.1.2.5 Identitas diri....................................................... 45 5.1.3 Kecemasan wanita penderita kanker payudara............. 51 5.2 Pembahasan............................................................................
54
5.2.1 Konsep diri wanita penderita kanker payudara.............
55
5.2.2 Kecemasan wanita penderita kanker payudara.............. 61
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.......................................
66
6.1 Kesimpulan...........................................................................
66
6.2 Rekomendasi.........................................................................
67
6.2.1 Praktek keperawatan....................................................
67
6.2.2 Institusi Pendidikan keperawatan................................. 67 6.2.3 Penelitian keperawatan Selanjutnya............................. 67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Formulir persetujuan menjadi responden penelitian 2. Instrumen penelitian 3. Uji reliabilitas kuesioner konsep diri dengan KR-20 4. Hasil uji reliabilitas kuesioner kecemasan 5. Hasil pengolahan data demografi responden 6. Hasil pengolahan data konsep diri responden 7. Hasil pengolahan data kecemasan responden 8. Surat izin penelitian dari PSIK FK USU 9. Surat keterangan penelitian dari RSUPHAM Medan 10. Curriculum vitae
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR SKEMA
Skema
Halaman
1. Kerangka konseptual penelitian konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan…………….……………………………….………… 31
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi operasional variabel penelitian…………………....……… 32 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2008 (N= 33)................................................................ 42 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi konsep diri wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2008 (N= 33)................................................................ 43 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentasi gambaran konsep diri di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2008 (N= 33)..................................................................................... 46 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hasil penilaian jawaban pernyataan wanita penderita
kanker
Payudara
terhadap
gambaran
konsep
diri
(N=33)............................................................................................... 47 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2008 (N= 33)................................................................ 51 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan persentase pernyataan kecemasan pada wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2008 (N=33)................................................................................................ 52
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya (Baradero, 2008). WHO menyebutkan, pada tahun 2004 angka kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta orang, dua kali lebih banyak dari angka kematian yang disebabkan HIV/AIDS, bahkan UICC (Union Internationale Contre le Cancer) memperkirakan jumlah penderita kanker di negara berkembang pada tahun 2020 bisa mencapai 10 juta orang, dengan 16 kasus baru setiap tahunnya. Apalagi penyakit kanker bisa menyerang siapa saja, tidak mengenal kelas sosial ekonomi, jenis kelamin dan usia penderita. Angka kematian akibat penyakit kanker diperkirakan juga akan terus bertambah, karena kecenderungan pasien memulai pengobatan ketika penyakit kankernya sudah pada stadium lanjut (Luwina, 2006). Berdasarkan angka statistik, kanker payudara merupakan kanker dengan angka kejadian tertinggi nomor 2 setelah kanker leher rahim pada wanita di Indonesia dan terdapat kecenderungan peningkatan angka kejadian kanker payudara dari tahun ke tahun. Di Indonesia, berdasarkan Patological Based Registration atau berdasarkan pencatatan pemeriksaan jaringan pada tahun 2005, kanker payudara diperkirakan di Indonesia mempunyai angka kejadian minimal 20 ribu kasus baru pertahun, dengan kenyataan 50 % kasus baru ditemukan pada keadaan stadium lanjut. Sebagai perbandingan angka kejadian kanker payudara di Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
Amerika Serikat, dari 100 ribu wanita didapatkan 92 wanita menderita kanker payudara pertahun, dengan angka kematian 27 orang dari 100 ribu penderita, atau 18 % dari kematian yang dijumpai pada wanita (Soenardi, 2006). Penyebab langsung kanker payudara hingga saat ini belum diketahui, namun hasil penelitian Simanjuntak dalam Hawari (2004) bahwa ternyata banyak faktor resiko yang menyebabkan terjadinya kanker payudara yang diantaranya yakni wanita yang berumur 25 tahun keatas, wanita tidak kawin, wanita yang memiliki anak pertama setelah usia 35 tahun, wanita yang mengalami menstruasi pertama pada usia kurang dari 12 tahun, pernah mengalami penyinaran/ radiasi, serta mengalami masa menopause
yang terlambat lebih dari 55 tahun dan masih
banyak faktor-faktor lain terkait dengan gaya hidup wanita tersebut. Menurut Tjahjadi, (2003) Kanker payudara (Carcinoma mamae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara ini merupakan penyakit yang dapat dialami oleh wanita diseluruh dunia, dan tetap merupakan masalah yang dapat menimbulkan kesengsaraan dan kematian pada manusia. Menurut Nuracmah, (1999) kanker payudara merupakan penyakit yang dapat mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia. Setiap jenis pengobatan terhadap penyakit ini dapat menimbulkan masalah-masalah fisiologis, psikologis, dan social pada klien. Perubahan citra tubuh akibat perubahan fisik yang menyertai pengobatan telah ditemukan menjadi respon psikologis yang amat menekan bagi pengidap kanker payudara. Kondisi ini telah membuat para wanita tersebut mengalami kecemasan terhadap proses pengobatan sehingga cenderung mempengaruhi konsep diri wanita tersebut yang pada akhirnya dapat Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
mempengaruhi hubungan interpersonal dengan orang lain dan termasuk dengan pasangan hidup. Hawari, (2004) mengemukakan bahwa setiap organ tubuh mempunyai arti tersendiri (body image) bagi seseorang. Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa wanita yang mengalami kelainan kanker pada payudaranya, merupakan pukulan mental bagi jiwanya. Bagi wanita payudara tidak hanya organ penyusuan bagi bayinya, namun merupakan organ daya tarik (attractiveness) bagi kaum pria. Sehingga setiap organ mempunyai arti psikologik tersendiri bagi masing-masing wanita. Oleh karena itu suatu tindakan operatif yang radikal, yang mengakibatkan hilangnya bagian tubuh, mempunyai nilai psikologik dan tidak dapat dihindarkan terjadi pula perubahan-perubahan terhadap “self concept” atau konsep diri. Menurut Stuart & Sundeen (1992) konsep diri merupakan semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Konsep diri juga merupakan cara individu memandang dirinya secara utuh; fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual (Willian & Rawlin, 1986). Tarwoto & Wartonah (2003), mengemukakan konsep diri akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan kematangan, budaya, sumber eksternal dan internal, pengalaman sukses dan gagal, stressor, usia, keadaan sakit serta trauma. Dengan konsep diri yang baik / sehat maka individu akan memiliki keseimbangan dalam kehidupannya. Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
Herawati, (2005) mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa body image berubah hampir pada semua penderita kanker payudara dan jika perubahan ini tidak terintegrasi dengan konsep diri maka kualitas hidup akan menurun secara drastis dan dalam penelitian nya juga terungkap bahwa wanita yang mengalami kanker payudara akan mengalami gangguan body image yaitu merasa menjadi wanita yang kurang sempurna karena sebagai seorang ibu tidak bisa menyusui anaknya lagi serta merasa kekurangan secara fungsi, sehingga subjek mengalami kecemasan, ketakutan, depresi, berat badan subjek turun drastis. Dampak kanker payudara dan pengobatannya terhadap aspek bio-psikososio-spiritual yang telah diteliti oleh Nurachmah, pada penderita kanker payudara di dua rumah sakit besar di Jakarta menunjukkan bahwa penderita kanker payudara mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa tidak sempurna, merasa malu dengan bentuk payudara, ketidak-bahagiaan, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka, berlama-lama ditempat tidur, ketidak-mampuan fungsional, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, kurang tidur, sulit berkonsentrasi, kecemasan dan depresi (Nurachmah,1999). Respon kecemasan merupakan pengalaman dari lahir sampai mati oleh setiap orang yang meliputi ancaman terhadap tubuh, persepsi diri dan hubungan social (Stuart & Sundeen, 1998). Reaksi kecemasan pada seseorang penderita kanker payudara sering muncul tidak saja sewaktu penderita diberitahu mengenai penyakitnya, tetapi juga setelah menjalani operasi, kecemasan tersebut lazimnya mengenai finansial, kekhawatiran tidak diterima dilingkungan keluarga atau masyarakat. Pada kasus-kasus penderita kanker payudara yang akan menjalani Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
operasi pengangkatan payudara (mastektomi) mencerminkan
cemas
dan depresi,
sikap
menunjukkan ekspresi yang negativistik
(penolakan)
dan
menyebabkan banyak kasus-kasus yang seharusnya mempunyai prognosis baik, menjadi sebaliknya (Hawari, 2004). Menurut Tarwoto & Wartonah, (2003) banyak faktor yang menimbulkan stres dan cemas pada individu yakni lingkungan yang asing, kehilangan kemandirian sehingga mengalami kecenderungan dan memerlukan bantuan orang lain, berpisah dengan pasangan dan keluarga, masalah biaya, kurang informasi, ancaman akan penyakit yang lebih parah serta masalah pengobatan. Dari data Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, jumlah pasien yang berobat jalan di Poli Bedah bagian Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik selama tahun 2007 adalah sebanyak 235 orang, dimana yang berusia 25-44 tahun sebanyak 111 orang, yang berusia 45-64 tahun sebanyak 105 orang, dan yang berusia lebih dari 65 tahun sebanyak 44 orang. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada survey awal yang dilakukan terhadap 3 orang penderita kanker payudara yang dirawat inap dan keluarganya pada tanggal 28 April 2008, mereka menunjukkan respon merasa malu dengan bentuk payudara, ketidak-bahagiaan, merasa tidak menarik lagi, enggan berkomunikasi dengan orang lain, takut, merasa tidak berguna dan murung. Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara yang dirawat di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi : Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
1.2.1 Konsep diri wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 1.2.2 Kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Bagaimana gambaran konsep diri wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 1.3.2 Bagaimana gambaran kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi bagi pengembangan praktek keperawatan, institusi pendidikan, dan penelitian keperawatan. 1.4.1 Praktek Keperawatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri wanita penderita kanker payudara mayoritas negatif (87,9%) dan hanya sebagian kecil memiliki konsep diri positif (12,1%) serta kecemasan yang dialami mereka mayoritas kecemasan sedang (42,4%), dan sebagian mengalami kecemasan berat (30,3%) serta kecemasan ringan (27,3%). Oleh karena itu, kiranya penelitian ini dapat menjadi masukan, sumber pengetahuan dan acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang lebih komprehensif pada wanita penderita kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dan agar lebih memperhatikan segi psikologisnya, sehingga mayoritas wanita penderita kanker payudara yang memiliki konsep diri yang negatif dapat berubah menjadi konsep Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
diri yang positif serta memiliki kontrol dalam diri penderitanya, sehingga tidak lagi mengalami kecemasan. 1.4.2 Intitusi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa perawat dan dijadikan sebagai masukan bagi mahasiswa nantinya dalam menerapkan asuhan keperawatan bagi para penderita kanker payudara sehingga dapat lebih optimal serta lebih peka/ bertanggung jawab dalam meningkatkan konsep diri pada penderita kanker payudara. 1.4.3 Penelitian Keperawatan Dari hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi peneliti, sehingga penelitian ilmiah yang diperoleh kiranya dapat dikembangkan untuk penelitian dimasa mendatang dan dapat digunakan sebagai sumber informasi awal bagi penelitian keperawatan tentang konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini akan diuraikan tentang konsep-konsep yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu: Konsep kanker payudara, konsep diri, serta konsep kecemasan. 2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Pengertian Kanker Payudara Kanker Payudara (Carcinoma mammae) adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007). Pertumbuhan kanker payudara dimulai dari epitel duktus ataupun lobulus duktus atau kelenjar di daerah lobulus dan melakukan invasi ke dalam stroma yang dikenal dengan nama karsinanoma invasive. Tumor yang meluas menuju fasia otot pektoralis ataupun daerah yang manimbulkan perlengkapan dikategorikan tumor stadium lanjut (Tambunan, 1995). Penyebaran kanker terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh dikelenjar aksila ataupun supraklavikula, kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru, hati, tulang dan otak (Luwia, 2003). 2.1.2 Penyebab Kanker Payudara Penyebab langsung kanker payudara hingga saat ini belum diketahui, namun Djindarbumi, (2003) dalam Hawari, (2004) merujuk hasil penelitian Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
Simanjuntak T.M (1977), yang telah melakukan penelitiannya di bagian bedah FKUI/RSCM periode 1971-1973, menemukan beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima secara luas oleh kalangan pakar kanker (Onkologist) didunia yakni meliputi : (a) Wanita yang berumur lebih dari 25 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mendapat kanker payudara dan resiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah menopause; (b) Wanita yang tidak kawin resikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang kawin dan mempunyai anak; (c) Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun resikonya 2 kali lebih besar; (d) Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya kurang dari 12 tahun atau resikonya 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun; (e) Wanita yang mengalami masa menopause-nya terlambat lebih dari 55 tahun, resikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi; (f) Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau tumor jinak payudara, resikonya 3 hingga 9 kali lebih besar; (g) Wanita dengan kanker pada payudara kontra-lateral, resikonya 3 hingga 9 kali lebih besar; (h) Wanita yang pernah mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya 2 hingga 3 kali lebih tinggi; (j) Wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, resikonya 2 hingga 3 kali lebih tinggi; dan (k) Wanita yang memakai kotrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak akan meningkatkan kanker payudara 11 kali lebih tinggi.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.1.3 Gejala Klinis Kanker Payudara Menurut Luwia, (2003) gejala kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak terganggu aktivitas sehari-hari. Satu-satunya gejala yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah adanya benjolan kecil dipayudara. Keluhan baru timbul bila penyakit sudah memasuki stadium lanjut, Keluhan yang dirasakan seperti : (a) Ada benjolan pada payudara bila diraba dengan tangan; (b) Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya; (c) Luka pada payudara yang sudah lama, tidak sembuh dengan pengobatan; (d) Eksim pada puting susu dan sekitarnya yang sudah lama, tidak sembuh dengan pengobatan; (e) Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui; (f) Puting susu tertarik kedalam; (g) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (Peaud de orange). Menurut Djindarbumi, (1982) dalam Ramli M, (2005) pembagian stadium PORTMANN yang disesuaikan dengan aplikasi klinik dibagi kedalam 4 stadium yaitu : Stadium I
: Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi
ke
kulit
dan
jaringan
yang
dibawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm. kelenjar getah bening regional belum teraba. Stadium II
: Sesuai dengan stadium I, hanya saja besar tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu atau beberapa kelenjar getah bening (KGB) aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
Stadium III dibagi dalam : Stadium IIIA : Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain. Stadium IIIB (local advanced) :Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm), fiksasi pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada oedema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi dan atau nodul satelit, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya. Diameter lebih dari 2,5 cm, belum ada metastasis jauh. Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain ( stadium I, II dan III ). Tetapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan metastasis jauh lainnya. Secara garis besar pengobatan kanker payudara yang disepakati oleh ahli kanker di dunia (Sutjipto, 2001) adalah sebagai berikut: Stadium I
: Operasi kemoterapi (optional)
Stadium II
: Operasi kemoterapi (+ hormonal),
Stadium III
: Kemoterapi operasi + radiasi (+ hormonal).
Stadium IV
: Kemoterapi radiasi (+hormonal).
2.1.4 Tipe Kanker Payudara Menurut Smeltzer & Bare (2001) beberapa tipe kanker payudara adalah :
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
(a). Karsinoma dukt al menginfiltrasi Karsinoma ini adalah tipe histologis yang paling umum, merupakan 75%dari semua jenis kanker payudara. Prognosis tipe ini lebih buruk dibandingkan dengan tipe lainnya (Bonadonna, 1984). (b). Karsinoma lobular menginfiltrasi. Karsinoma lobular invasif adalah tipe kanker payudara yang tersering kedua. Walaupun tingkat kejadian menurut literatur anatara 1% dan 20%, tetapi jumlahnya sampai 15% dasemua kasus kanker payudara. Tipe ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara bila dibandingkan dengan tipe duktal menginfiltrasi. Lebih umum multisentris dengan demikian dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau kedua payudara. (c). Karsinoma Medular Karsinoma ini menempati sekitar 6% dari dari kanker payudara dan tumbuh dalam kapsul didalam duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat, sehingga prognosisnya sering kali lebih baik. (d). Kanker Musinus Karsinoma ini menempati sekitar 3% dari kanker payudara. Menghasilkan lendir pertumbuhannya lambat sehingga kanker ini juga mempunyai prognosis yang lebih baik dari lainnya (Smeltzer & Bare, 2001; Bonadonna, 1984) (e). Kanker duktal-tubular Kanker ini jarang terjadi, yakni hanya menempati 2% dari kanker, karena metastase aksilaris secara histologi tidak lazim.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
(f). Karsinoma inflamatori Karsinoma inflamatori adalah tipe kanker payudara yang sangat jarang terjadi (1% sampai 2%) dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor setempat nyeri tekan dan sangat nyeri, payudara secara abnormal keras dan membesar. Kulit diatas tumor ini merah dan hitam. Sering terjadi edema dan retraksi puting susu. (g). Penyakit Paget Penyakit Paget adalah salah satu tipe kanker payudara yang juga jarang terjadi. Gejala yang timbul adalah rasa terbakar dan gatal pada payudara. Tumornya itu dapat duktal dan invasif. Massa tumor sering tidak dapat diraba dibawah puting tempat dimana penyakit ini timbul. Mammografi mungkin merupakan satu-satunya pemeriksaan diagnostik yang dapat mendeteksi tumor tersebut (Bonadonna, 1984) (h). Karsinoma payudara In situ Karsinoma payudara In situ payudara ini lebih sering dideteksi dengan meluasnya penggunaan sekrening mammografi. Penyakit ini ditandai oleh proliferasi sel-sel malignan didalam duktus dan lobulus, tanpa invasif kedalam jaringan sekitarnya. Terdapat karsinoma in situ yakni ; duktal dan lobular 2.1.5 Pencegahan Kanker payudara Menurut Sutjipto, (2001) pencegahan penyakit kanker payudara masih sulit diterapkan karena faktor penyebabnya masih dalam penelitian. Saat ini, yang dapat dicegah adalah aspek "life style" serta mengurangi faktor risiko yang memungkinkan
timbulnya
kanker
payudara.
Usaha
satu-satunya
untuk
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
meningkatkan angka penyembuhan pasien kanker payudara adalah dengan mendeteksi secara dini keberadaan kanker payudara tersebut. Adapun pencegahan penyakit kanker payudara menurut ( Tjahjadi, 2003; Tambunan, 1995 dan Moningkey, 2000) yakni terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer adalah langkah yang dilakukan untuk menghindari diri dari berbagai faktor resiko yakni dengan cara : (a) Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi; (b) Memperbanyak aktifitas fisik dengan berolahraga. (c) Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama; (d) Hindari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol; (e) Menghindari terlalu banyak terkena sinar x atau jenis-jenis radiasi lainnya; (f) Makanlah produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu atau tempe. Kedelai selain mengandung flanoid yang berguna untuk mencegah kanker, juga mengandung genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati
(phytoestrogen). Estrogen nabati ini akan
menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker; (g) Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feses. Serat yang dibutuhkan menurut National Cancer Institut, USA adalah 20-30 gram setiap hari; (h) Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin C, zat anti oksidan dan fitokimia, seperti jeruk, wortel tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, bayam, kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian; (i) Penggunaan obat-obat hormonal harus dengan sepengetahuan Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
dokter; (j) Wanita yang mempunyai resiko tinggi salah satu anggota keluarganya ada menderita kanker payudara, jangan menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon seperti pil, suntikan dan susuk KB. Pencegahan sekunder merupakan langkah yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini kelainan yang ada pada payudara, sehingga apabila kanker ditemukan masih dalam stadium dini, maka pengobatan atau penanganan yang cepat dan tepat akan memberikan hasil yang lebih baik dan hidup lebih lama. Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan dan pemeriksaan mammografi sekali setahun terutama bagi wanita yang berusia 40 tahun keatas untuk mendapat panyakit kanker payudara meningkat pada umur tersebut. Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada wanita yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara
sesuai
dengan
stadiumnya
dapat
mengurangi
kecacatan
dan
memperpanjang harapan hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi, radioterapi, hormonal dan kemoterapi. 2.1.6 Pengobatan Kanker Payudara Pengobatan kanker didasarkan atas tahap penyakit dan beberapa faktor lain. Wanita saat ini mempunyai lebih banyak pilihan dalam pengobatan kanker payudara biasanya meliputi : a). Pembedahan Prosedur pembedahan yang dilakukan pada wanita penderita kanker payudara tergantung pada tahap penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
kesehatan penderita secara umum, adapun pembedahan / operasi tersebut adalah sebagai berikut: (a) Lupektomi, mengangkut tumornya saja dan jaringan-jaringan yang terkena kanker; (b) Partial atau segmental mastektomi, mengangkat tumor sepanjang berbatasan atau sebagian saja beserta jaringan normal, kulit dan jaringan pengikat; (c) Total mastektomi, mengangkat seluruh jaringan buah dada; (d) Modifikasi mastektomisecara radikal, mengangkat seluruh jaringan buah dada, simpul kelenjar getah bening diketiak dan seluruh otot yang menutupi dada; (e) Mastektomi radikal, bagian-bagian yang diangkat seperti modifikasi mastektomi secara radikal ditambah dengan jaringan sekitarnya. Metode ini jarang digunakan; (f) Pembedahan jaringan getah bening dibawah axilla, mengangkat kelenjar getah bening pada area axilla untuk kepentingan perawatan dan/atau pencegahan stadium selanjutnya. Efek samping dari operasi ini adalah pembengkakan, kehilangan tenaga/ kekuatan, persendian kaku, mati rasa, atau perasaan gatal-gatal, pendarahan, infeksi, dan/ atau pembekuan darah (Bohme, 2001). b). Terapi radiasi Terapi radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan primer untuk kanker payudara tahap 1 dan 2 yakni dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan (Gale, 1999). c). Terapi Sistemik Menurut Lincoln, (2008) metode perawatan ini meliputi kemoterapi yang digabungkan dengan perawatan lokal untuk kanker payudara stadium III dan stadium IV. Disaat memutuskan apakah wanita yang terkena kanker payudara harus diberikan terapi sistemik lanjutan atau tidak, faktor-faktor berikut perlu Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
kiranya dipertimbangkan : (a) Resiko kambuhnya penyakit kanker payudara; (b) Keuntungan potensial dari pengobatan tersebut; (c) Resiko-resiko yang berhubungan dengan pengobatan; (d) Kemauan pasien untuk menerima pengaruh pengobatan yang berimbang dengan manfaat yang dirasakan. d). Kemoterapi Kemoterapi menggunakan agen antineoplasma dan obat hormonal yang di gunakan pada tahap awal atau pun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterpi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine, obat anti kanker oral yang diaktifasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja. Efek-efek samping yang mungkin timbul dari kemoterapi adalah rambut rontok, mual, diare, berat badan menurun, mulut kering dan mandul. 2.2 Konsep Diri 2.2.1 Pengetian konsep Diri Menurut Stuart & Sundeen, (1991) konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Sedangkan menurut Alimul, (2006) konsep diri (self-concept) adalah bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak didapat sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai hasil dari pengalaman seseorang terhadap dirinya. Konsep diri ini berkembang secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan psikososial seseorang.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
Menurut Potter, (2005) konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stress atau konflik. Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatkan konsep diri. 2.2.2 Komponen-komponen Konsep Diri Konsep diri terdiri dari 5 komponen yakni : 2.2.2.1 Gambaran Diri (body image) Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup perspsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dikombinasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart & Sundeen, 1991). Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima reaksi dari tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan. Gambaran diri (Body image) berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya, pandangan yang realistis terhadap dirinya menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). 2.2.2.2 Ideal Diri Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standart dapat berhubungan dengan Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
tipe orang yang akan diinginkan/ disukanya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita atau pengharapan diri berdasarkan
norma-norma
sosial dimasyarakat
tempat
individu
tersebut
melahirkan penyesuain diri (Suliswati, 2005). 2.2.2.3 Harga Diri Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Suliswati, 2005). Menurut Alimul, (2006) harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan dari diri sendiri maupun dari orang lain. Perkembangn harga diri juga ditentukan oleh perasaan diterima, dicintai, dihormati oleh orang lain, serta keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam hidupnya. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. 2.2.2.4 Peran Menurut Suliswati, (2005) Peran adalah serangkaian pola perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam kelompok sosialnya. Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang yang berarti. Menurut Stuart & Sundeen, (1998) penyesuaian individu terhadap perannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (a) Kejelasan prilaku yang sesuai dengan perannya serta pengetahuan yang spesifik tentang peran yang diharapkan; (b) Kosistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan perannya; (c) Kejelasan budaya dan harapannya terhadap prilaku perannya; dan (d) Pemisahan situasi yang dapat menciptakan ketidakselarasan. Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.2.2.5 Identitas Diri Identitas diri adalah penilaian indivudu tentang dirinya sebagai suatu kesatuan yang utuh. Identitas mencakup konsistensi seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai keadaan serta menyiratkan perbedaan atau keunikan dibandingkan dengan orang lain (Alimul, 2006). Menurut Suliswati, (2005) Identitas diri merupakan sintesis dari semua konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan, atribut/ jabatan dan peran. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan yang mamandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek mandiri), kemampuan dan penyesuaian diri (Keliat, 1992). 2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep diri Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Tarwonto & Wartonah, (2003) yaitu: a) Tingkat perkembangan dan kematangan Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan
pertumbuhan
anak akan mempengaruhi konsep dirinya. b) Budaya Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan
psikososial. Lingkungan fisik
adalah segala sarana yang dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan lingkungan psikososial adalah segala lingkungan yang dapat menunjang Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
kenyamanan dan perbaikan psikologis yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri. c). Sumber eksternal dan internal Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya, dukungan dari masyarakat, dan ekonomi yang kuat. d). Pengalaman sukses dan gagal Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian juga sebaliknya. e). Stresor Stersor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian, dan ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri, dan kecemasan. f). Usia, keadaan sakit dan trauma Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya. 2.2.4 Kriteria Kepribadian sehat Kriteria kepribadian yang sehat menurut Tarwoto & Wartonah, (2003) yakni : (a). Citra tubuh yang positif dan akurat Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat ini dan masa lalu.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
(b). Ideal dan realitas Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai. (c). Konsep diri yang positif Konsep diri yang positif menunjukan bahwa individu akan sesuai dalam hidupnya. (d). Harga diri tinggi Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sebagai seseorang yang berarti dan bermanfaat. Ia memandang dirinya sama dengan apa yang dia inginkan. (e). Kepuasan penampilan peran Individu mempunyai kepribadian sehat akan dapat berhubungan dengan orang lain, secara intim dan mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina hubungan interdependen. (f). Identitas jelas Individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah kehidupan dalam mencapai tujuan. 2.2.5 Karakteristik konsep diri yang rendah Menurut (Carpenito, 1995 dalam taylor) yang dikutip oleh Tarwoto & Wartonah, (2003) ada beberapa karakteristik konsep diri yang rendah yaitu; menghindari sentuhan atau melihat bagin tubuh tertentu; Tidak mau berkaca, menghindari diskusi tentang topik dirinya, menolak usaha rehabilitas, melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat, mengingkari perubahan pada dirinya, tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan, dan menangis, tingkah laku yang merusak Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
seperti penggunaan obat-obatan, dan alkohol, menghindari kontak; dan kurang bertanggung jawab. 2.2.6 Konsep diri penderita kanker payudara Menurut Keliat (1998), konsep diri penderita kanker pada umumnya yakni mereka akan merasa malu, menarik diri, kontrol diri yang kurang, takut, pasif, asing terhadap diri serta frustasi. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah dan identitas diri yang kabur pada penderita kanker yakni mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung, pesimis, gangguan berhubungan, menarik diri, kecemasan tinggi (hingga panik), ideal diri tidak realistis, tidak / kurang penerimaan terhadap diri serta hubungan intim terganggu. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Chris, (2005) terhadap penderita kanker payudara pasca tindakan operatif, menunjukkan bahwa subjek penderita kanker payudara pasca tindakan operatif memiliki gambaran konsep diri yang negatif. Penderita kanker payudara menilai secara negatif penampilan fisiknya dan merasa tidak puas dengan kondisi fisiknya tersebut. Akibatnya penderita kanker payudara akan menampilkan kesan yang negatif seperti rasa malu dan rendah diri terhadap orang lain. Perasaan malu dan rendah diri yang dirasakan oleh subjek berhubungan dengan kedaan fisik yang dirasakan tidak sempurna lagi dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Penderita kanker payudara pacsa tidakan operatif akan merasa tidak memiliki kemampuan baik dalam melakukan aktivitas maupun dalam menjalin hubungan sosialisasi dengan orang lain. Kondisi fisik yang sudah tidak utuh lagi menyebabkan
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
penderita kanker merasa memiliki kelemahan yang berdampak pada perasaan tidak memiliki kemampuan dalam melakukan sesuatu hal. Dengan latar belakang sebagai penderita kanker payudara menyebabkan subjek kehilangan rasa percaya diri, tidak mandiri dan bergantung pada bantuan dari orang lain, serta bersikap tidak jujur terhadap orang lain sehubungan dengan kondisi fisiknya. Dalam menghadapi prospek masa depan penderita kanker payudara memilih untuk bersikap kehidupan apa adanya dan tidak melakukan usaha untuk mempersiapkan memasuki kehidupan masa depannya merupakan sikap yang kerap muncul pada penderita kanker. Selain itu, penderita kanker payudara pasca tindakan operatif pada umumnya memandang negatif terhadap dirinya sendiri dan hal tersebut mempengaruhi pandangannya terhadap peran jenis kelamin yang dimilikinya, baik sebagai seorang ibu rumah tangga maupun sebagai seorang istri. Pandangan negatif terhadap peran jenis kelamin tersebut menyebabkan penderita kanker payudara merasa tidak berhasil menjalankan perannya sebagai seorang ibu terlebih sebagai seorang istri, dan cenderung akan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang dialaminya. Sikap yang negatif terhadap diri fisik, merasa tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, merasa rendah diri, hilangnya rasa percaya diri dan tergantung pada pertolongan orang lain serta memiliki pandangan yang negatif terhadap peran dan terhadap prospek dimasa depan adalah penyebab subjek penderita kanker payudara pasca tindakan operatif menjadi memiliki konsep diri yang negatif.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.3 Kecemasan 2.3.1 Pengertian Kecemasan Menurut Hawari, (2004) Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Kecemasan juga merupakan pengalaman dari lahir sampai mati oleh setiap orang yang meliputi ancaman terhadap tubuh, persepsi diri dan hubungan sosial (Stuart & Sundeen, 1998). Kecemasan yang dialami bisa mengarah pada objek tertentu. Yang dimaksud dengan objek bisa berupa benda tetapi bisa juga berupa situasi. Ini biasanya mengarah pada phobia. Kecemasan juga bisa dialami meskipun objeknya tidak jelas atau tidak bisa dikenali. Jika individu tiba-tiba merasa cemas tetapi tidak begitu memahami apa yang dicemaskannya. Gejala kecemasan juga bisa beralih dari satu objek ke objek lainnya, ini yang menjadi penanda bahwa sebenarnya kecemasan terjadi karena adanya konflik dalam diri individu yang bersangkutan, bukan karena situasi riilnya (Siswanto, 2007). 2.3.2 Tanda-Tanda Umum Kecemasan Keluhan atau tanda dan gejala kecemasan yang ditujukan atau dikemukakan oleh seseorang sangat bervariasi, tergantung dari beratnya kecemasan yang dirasakan oleh individu tersebut, keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain yakni; cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang, gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat, keluhan-keluhan somatik misalnya rasa sakit pada otot Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar- berdebar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya (Hawari, 2004). 2.3.3. Tingkat Kecemasan Empat tingkat kecemasan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan efek pada tiap individu yang dikemukakan oleh Stuart & Sundeen, (1998) dan Tarwoto, (2003). 2.3.3.1 Cemas ringan Adanya berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyababkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya seperti melihat, mendengar dan gerakan menggenggam lebih kuat. Tingkat ini dapat memotivasi untuk belajar dan meningkatkan perkembangan serta kreativitas seseorang. Pada tingkat ini biasanya tanda dan gejala seperti sesekali bernafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, muka berkerut, bibir gemetar, jantung berdebar, gelisah, tidak dapat duduk dengan tenang, lebih banyak bicara dari biasanya dan tangan gemetar (Sundeen, 1998). 2.3.3.2 Cemas sedang Pada tingkat ini memungkinkan seseorang untuk memusatkan padahal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Lapangan persepsi menurun seperti panglihatan, pendengaran dan gerakan menggenggam berkurang. Pada tingkat ini biasanya tanda dan gejalanya seperti mulut kering, anoreksia, badan bergetar, ekspresikan wajah ketakutan,
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
gelisah, tidak mampu bersikap rileks, sukar tidur, banyak bicara disertai suara yang keras dan lebih cepat (Tarwoto, 2003). 2.3.3.3 Cemas berat Cemas berat ini biasanya seseorang akan mengalami lapangan persepsi yang menyempit. Seseorang cenderung untuk memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak memikirkan hal yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak bimbingan untuk memperhatikan keadakan. Tanda dan gejala yang muncul biasanya seperti berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, memainkan atau meremas jari, kecewa, tidak berdaya, tidak mampu menyelasaikan masalah, berbicara cepat dan perasaan ancaman meningkat (Tarwoto, 2003). 2.3.3.4 Panik Tingkatan ini berhubungan dengan perasaan takut dan cemas. Pada tingkatan ini hal yang spesifik tidak lagi proporsional karena mengalami kehilangan kendali atau kontrol, tidak dapat melakukan hal-hal tertentu meskipun dengan bimbingan. Terjadi aktivitas motorik, menurunnya kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tanda dan gejalanya seperti perasaan jantung berdebar, penglihatan berkunangkunang, sakit kepala, sulit bernafas, perasaan mau muntah, otot tubuh terasa tegang dan tidak mampu melakukan apa-apa (Sudeen, 1998). 2.3.4 Kecemasan pada penderita kanker payudara Menurut Puckett, (2007) bagi banyak wanita, yang diagnosis kanker payudara bukan saja berdampak pada fisiknya tetapi juga pada emosi, dan pada mentalnya, yang kemudian dapat berpengaruh terhadap hubungannya dengan Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
orang lain yakni hubungan dengan teman, suami, anak, keluarganya. Selanjutnya Puckett
menambahkan
bahwa
ketidakpastian
dari penyakit
itu
sendiri
memperparah dampak tersebut. Ketidaktahuan tentang kanker payudara akan semakin
meningkatkan
emosionalitas
penderita
yang
berkaitan
dengan
hubungannya dengan orang lain. Hal itu akan meningkatkan kecemasan dan mengubah segalanya dalam kehidupannya. Keluhan lain seperti rasa sepi, rasa kesendirian, putus asa, rasa takut, cemas, waswas, rasa ingin dicintai, rasa ingin disayangi, rasa aman, kebutuhan spiritual, support mental, support sosial, serta sangat memerlukan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya yang dengan tulus hati mau mendengar, memberikan uluran kasih sayang dan perhatian sangat diperlukan oleh penderita kanker payudara khususnya penderita yang mendekati saat-saat terakhirnya (Heriady, 2008). Unsur psikologis terkait dengan persepsi penderita tentang ancaman dan stres yang disebabkan oleh penyakit kanker itu sendiri, persepsi ini akan berbeda pada setiap individu. Ada tiga kategori stresor yang disebabkan oleh kanker, yakni: (a) Ancaman dari penyakit kanker itu sendiri; (b) Hilangnya bagian tubuh atau ancaman akan hilangnya bagian dari tubuhnya; dan (c) Frustasi dalam memenuhi dorongan biologis karena ketidak mampuan yang diakibatkan penyakit kanker, atau efek-efek samping dari pengobatan kanker (Baradero, 2007). Respon pasien terhadap ketiga hal tersebut meliputi cemas, depresi, menurunnya harga diri, permusuhan, dan mudah marah. Termasuk dalam efek sosiologis, yaitu berkurangnya interaksi dengan keluarga dan teman-teman, serta dapat mengurangi partisipasi dalam kegiatan sehari-hari. Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
Menurut Tarwoto, (2003) ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress dan cemas pada diri seseorang yakni : lingkungan yang asing, kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan bantuan orang lain, berpisah dengan pasangan dan keluarga, masalah biaya, kurang informasi, ancaman akan penyakit yang lebih parah dan masalah pengobatan.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB III KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual Pada skema kerangka konseptual dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah wanita penderita kanker payudara dimana peneliti akan mengidentifikasi konsep diri dan kecemasan wanita penderita kenker payudara di Poli Bedah
Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
Komponen konsep diri : • Gambaran diri • Ideal diri • Harga diri • Peran • Identitas diri
- Positif
- Negatif
Wanita dengan kanker Payudara Kecemasan penderita kanker payudara : - Ringan - Sedang - Berat
- Panik
Faktor yang menimbulkan kecemasan : 1. Lingkungan yang asing 2. Hilang kemandirian; tergantung dengan orang lain 3. Berpisah dengan pasangan /keluarga 4. Masalah biaya 5. kurang informasi 6. Ancaman akan penyakit yang lebih parah 7. Masalah pengobatan
Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
Skema 1 : Kerangka konseptual penelitian konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi RSUPH Adam Malik Medan. Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
3.2 Definisi Operasional Variabel penelitian
Tabel 1. Definisi operasiaonal variabel penelitian No 1.
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
- Konsep diri wanita penderita kanker payudara
Konsep diri merupakan sikap, persepsi dan penilaian wanita penderita kanker payudara terhadap dirinya secara utuh yang mempengaruhi dirinya dalam interaksinya dengan lingkungan sosialyang mencakup: gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri.
Kuesioner sebanyak 25 pernyataan dengan pilihan jawaban : 1. ya 2. Tidak
Positif = 0-13 Negatif = 14-27
- Kecemasan wanita penderita kanker payudara
Kecemasan merupakan perasaan khawatir, cemas tegang, gelisah dan takut akan sesuatu hal yang buruk yang akan terjadi dimasa yang akan datang dalam menghadapi perubahan situasi atau kondisi akibat penyakit yang dideritanya.
Kuesioner sebanyak 20 pernyataan dengan 4 pilihan jawaban berupa ; -Tidak sama sekali - Sedikit - Sedang - Sangat
Kecemasan Interval ringan = 20-40 Kecemasan sedang = 41-60 Kecemasan berat = 61-80
Variabel Independen: Interval
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Sesuai tujuan penelitian maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah diperkirakan dari jumlah keseluruhan wanita yang menderita kanker payudara yang berobat ke Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2007. Dari hasil survey awal yang telah dilakukan pada (17 November 2008), didapat laporan tentang jumlah populasi wanita penderita kanker payudara yang berobat jalan pada tahun 2007 adalah sebanyak 235 orang (Rekam Medik RSUPH Adam Malik, 2007). 4.2.2 Sampel Penelitian Penentuan jumlah sampel ditentukan sesuai dengan Arikunto (2006) yang menjelaskan bahwa, jika populasi besar melebihi 100 orang maka proporsi sampel dapat diambil antara 10-15% untuk itu proporsi sampel yang diambil adalah 14% dari populasi. Sehingga yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 33 orang wanita penderita kanker payudara. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Metode non probability sampling jenis Purposive
sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan ciri dan kriteria dari populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmojo, 2002), yakni: a). Wanita penderita kanker payudara dalam keadaan sadar atau tidak sedang dalam kondisi kesehatan yang lemah serta sehat kondisi mentalnya. b). Dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara baik. 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Adapun Rumah Sakit ini dipilih peneliti karena rumah sakit ini termasuk rumah sakit tipe A yang merupakan rumah sakit pusat rujukan yakni dari Propinsi NAD dan Propinsi Sumatera Utara, sehingga diperkirakan lokasi ini memiliki jumlah sampel yang memadai untuk bisa dilakukan penelitian, selain itu rumah sakit ini juga merupakan salah satu rumah sakit pendidikan bagi mahsiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Serta disamping itu juga pertimbangan efisiensi biaya penelitian dan waktu dimana lokasi penelitian ini dilakukan dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memungkinkan untuk melakukan penelitian. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 November sampai dengan 6 Desember 2008. 4.4 Pertimbangan Etik Objek penelitian ini adalah manusia maka pertimbangan etik sangat penting. Penelitian ini dilakukan setelah proposal disetujui oleh institusi pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan izin pengumpulan data diperoleh dari Direktur RSUPH. Adam Malik Medan. Penelitaian ini mengakui hak-hak responden dalam menyatakan kesediaan atau ketidaksediaannya untuk dijadikan objek penelitian.
Lembar persetujuan (informed concent) ditandatangani berdasarkan keinginan objek penelitian. Peneliti akan menjelaskan tujuan, sifat, dan manfaat penelitian. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti. Untuk menjaga kerahasiaan maka kuesioner yang diberikan akan diberi kode tertentu tanpa nama dan hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut (Nursalam, 2003). 4.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi yang berisi identitas wanita penderita kanker payudara, konsep diri yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yakni berdasarkan Stuart & Sundeen (1991) dan Suliswati (2005) serta kuesioner kecemasan diadopsi dari Spielberger (1988). 4.5.1 Kuesioner Data Demografi Kuesioner data demografi responden meliputi umur, pendidikan, status perkawinan, agama, pekerjaan dan penghasilan keluarga. Data demografi responden tidak akan dianalisis hanya untuk mengetahui karakteristik responden. 4.5.2 Kuesioner Konsep Diri Kuesioner konsep diri yang digunakan adalah berupa pernyataanpernyataan yang memberikan gambaran konsep diri dari responden. Kuesioner ini terdiri dari 25 butir pernyataan yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yakni dari Stuart & Sundeen (1991) dan Suliswati (2005) yaitu terdiri dari 5 butir pernyataan untuk masing-masing komponen konsep diri. Pernyataan - pernyataan tersebut tersusun atas pernyataan positif dan pernyataan
negatif. Pernyataan tentang gambaran diri terdiri dari pernyataan positif (no 1-4) dan pernyataan negatif (no 5), pernyataan tentang ideal diri terdiri dari pernyataan positif (no 6-9) dan pernyataan negatif (no 10), pernyataan tentang harga diri terdiri dari pernyataan positif (no 11-14) dan pernyataan negatif (no 15), pernyataan tentang peran terdiri dari pernyataan positif (no 16-19) dan pernyataan negatif (no 20), serta pernyataan tentang identitas diri terdiri dari pernyataan positif (no 21-24) dan pernyataan negatif (no 25). Setiap pernyataan memiliki dua alternatif jawaban yakni ya dan tidak, bila pernyataan positif jawabannya (ya) diberi nilai 1 dan jika (tidak) diberi nilai 0, sebaliknya untuk pernyataan negatif jika jawabannya (ya) diberi nilai 0 dan jika jawabannya (tidak) diberi nilai 1. nilai tertinggi yang diperoleh adalah 25 dan terendah adalah 0. 4.5.3 Kuesioner Kecemasan Kuesioner kecemasan merupakan kuesioner yang berisikan bagaimana gambaran kecemasan pasien wanita yang terdiagnosa menderita kanker payudara. kuesioner ini terdiri dari 20 pernyataan, yang meliputi sepuluh pernyataan positif dengan jawaban : 1= sama sekali tidak, 2= sedikit, 3= sedang, dan 4= sangat; serta sepuluh pernyataan negatif dengan jawaban 4= sama sekali tidak, 3= sedikit, 2= sedang, dan 1= sangat. Skala pengukuran yang digunakan adalah interval. 4.6 Metode Pengumpulan Data Data penelitian diambil di RSUP H. Adam Malik Medan selama 2 minggu. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Program Studi ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara). 2) Mengirimkan permohonan izin pengambilan data yang diperoleh dari fakultas ke tempat penelitian (RSUP H. Adam Malik Medan). 3) Setelah mendapat persetujuan dari RSUPH. Adam Malik Medan, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. 4) Menjelaskan pada calon responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner. 5) Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani Informed consent (surat persetujuan). 6) Peneliti melakukan wawancara terstruktur dengam menggunakan kuesioner terhadap responden. Selama wawancara responden diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak difahami. 7) Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa. 4.7
Validitas Instrumen Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid juga apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikonto, 2006).
Instrumen kecemasan tidak dilakukan uji validitas oleh peneliti dikarenakan peneliti mengadopsi dari Spielberger (1988). Sementara untuk instrumen konsep diri dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas. Uji validitas dilakukan dengan uji content validity oleh ahli keperawatan jiwa, dalam hal ini uji validitas dilakukan oleh ibu Jenny Marlindawani Purba, S.Kp, MNS selaku orang yang ahli mengenai keperawatan jiwa Program Studi Ilmu Keperawatan USU. 4.8
Uji Reliabilitas Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas konsistensi internal karena
memiliki kelebihan yaitu pemberian instrumen hanya satu kali dengan satu bentuk instrumen kepada satu subjek studi (Demsey & Dempsey, 2002). Uji reliabilitas ini bertujuan untuk mengukur kekuatan instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam lingkup yang sama. Instrumen atau alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2003). Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang responden di Breast Clinic RSUPH Adam Malik medan, untuk kuesioner konsep diri dengan alternatif jawaban ya dan tidak yang terdiri dari pernyataan positif (20 pernyataan) dan pernyataan negatif (5 pernyataan) dilakukan dengan menggunakan Rumus KR-20 (Kuder dan Ricardson 20) dengan α = 0,005, N=10 dan r product moment 0,632. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai r hitung sebesar 0,754 > r tabel sebesar 0,632. Hal ini berarti kuesioner konsep diri pada wanita penderita kanker payudara telah reliabel.
Untuk kuesioner kecemasan, uji reliabel menggunakan bantuan program SPSS dengan analisis Cronbach Alpha. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai alpha sebesar 0,840. Sesuatu instrumen dikatakan reliabel jika koefisiennya lebih dari 0,70 (Polit & Hungler, 1999). Dengan demikian maka instrumen kecemasan pada wanita penderita kanker payudara telah reliabel. 4.9 Analisa Data Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap, dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian memberi kode (coding) untuk memudahkan melakukan tabulasi, selanjutnya memasukkan (entry) secara komputerisasi dan dilakukan pengolahan data. Untuk penilaian terhadap konsep diri dalam penelitian ini akan dikategorikan sebagai konsep positif dan konsep diri negatif. Berdasarkan rumus statistika menurut Sudjana (2000), P = rentang / banyak kelas dimana P merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) sebesar 25 dan banyak kelas dibagi 2 kategori kelas, Maka didapat panjang kelas sebesar 12,5, namun dikarenakan peneliti kesulitan menghitung dalam bentuk desimal, sehingga peneliti membulatkan menjadi 13. Dengan demikian P=13 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka konsep diri wanita penderita kanker payudara dikategorikan atas interval sebagai berikut : 0 -13 = Konsep diri positif 14-26 = Konsep diri negatif Sementara untuk kuesioner tingkat kecemasan wanita penderita
kanker
payudara dalam penelitian ini akan dikategorikan yakni kecemasan ringan,
kecemasan sedang, dan kecemasan berat. Untuk kategori kecemasan panik tidak diteliti oleh peneliti sebab pada tingkat panik
pasien mengalami kehilangan
kendali atau kontrol, tidak dapat melakukan hal-hal tertentu meskipun dengan bimbingan, menurunnya kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional, sehingga tidak memungkinkan pasien untuk melakukan rawat jalan dan dijadikan responden penelitian. Dengan menggunakan rumus statistik menurut Sudjana (2000), diperoleh rentang kecemasan dengan jumlah skor tertinggi sebesar 80 dan skor terendah 20 sebagai batas kelas pertama banyak kelas. Jumlah skor tertinggi dibagi dalam 3 kategori kelas untuk tingkat kecemasan pada wanita penderita kanker payudara (kecemasan ringan, sedang dan berat.), sehingga diperoleh panjang kelas sebesar 20, dengan P=20 maka tingkat kecemasan pada wanita penderita kanker payudara dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut : 20-40
: kecemasan ringan
41-60
: kecemasan sedang
61-80
: kecemasan berat
Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui frekuensi dan persentase data. Hasil analisa data demografi disajikan dalam bentuk distribusi frekwensi, begitu juga halnya dengan kedua data tentang konsep diri dan kecemasan, karena skala pengukurannya dalam bentuk interval sehingga tampilan datanya dalam bentuk distribusi frekuensi.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang konsep diri dan kecemasan wanita penderita kenker payudara di Poli Bedah Onkologo Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal 17 November sampai dengan 6 Desember dengan jumlah responden sebanyak 33 orang wanita penderita kanker payudara. 5.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian disajikan meliputi karakteristik responden, konsep diri wanita penderita kanker payudara, dan kecemasan wanita penderita kenker payudara. 5.1.1 Karakteristik Responden Dari 33 orang penderita kanker payudara yang menjadi responden penelitian, diketahui bahwa umur responden terbanyak berada pada rentang 34-42 tahun yaitu sebanyak 13 responden (39,4%) dan pendidikan responden terbanyak adalah sekolah dasar (SD) sebanyak 18 responden (54,5%). Responden umumnya menikah yakni sebanyak 33 responden (100%), beragama Islam 24 responden (72,7%). Sebagian besar responden mengungkapkan bahwa penghasilan keluarga kurang dari Rp.800.000,- yaitu sebanyak 21 responden (63,6%), dimana umumnya mereka bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 17 responden (51,5%). Hasil penelitian mengenai karakteristik responden secara singkat dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Wanita Penderita Kanker Payudara di Poli Bedah Onkologi RSUPH. Adam Malik Medan tahun 2008 (N=33). Karakteristik Responden Umur - 25-33 tahun - 34-42 tahun - 43-51 tahun - 52-60 tahun - 61-69 tahun
ƒ
%
6 13 10 2 2
18,2 39,4 30,3 6,1 6,1
Pendidikan - SD - SLTP - SLTA - Perguruan Tinggi
18 8 6 1
54,5 24,2 18,2 3,0
Status Perkawinan - Menikah
33
100,0
Agama - Islam - Kristen
24 9
72,7 27,3
Pekerjaan - PNS - Pegawai swasta - Wiraswasta - Bertani - IRT
1 6 4 5 17
3,0 18,2 12,1 15,2 51,5
Penghasilan keluarga - < Rp. 800.000,- Rp.800.000- Rp.2.000.000,-
21 12
63,6 36,4
5.1.2 Konsep diri wanita penderita kanker payudara Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada 33 orang wanita penderita kanker payudara yang menjadi responden penelitian diperoleh bahwa dari 33 responden tersebut, terdapat 4 orang responden (12,1%) yang memiliki
konsep diri positif, dan mayoritas 29 orang responden (87,9%) yang memiliki konsep diri negatif. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi konsep diri wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2008 (N=33). Konsep Diri Wanita Penderita Kanker Payudara
ƒ
%
1.
Positif
4
12,1
2.
Negatif
29
87,9
No.
Konsep diri wanita penderita kanker payudara yang terdiri beberapa komponen yakni gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri dapat jabarkan sebagai berikut : 5.1.2.1 Gambaran diri Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden (100%), 20 orang responden (60,6%) memiliki gambaran diri yang negatif hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3. Analisa data yang menunjukkan gambaran diri responden yang negatif didukung oleh ungkapan responden yaitu (69,7%) mengungkapkan bahwa mereka tidak menyenangi payudaranya (n=23), (54,5%) khawatir payudaranya tidak indah lagi (n=18), (12,1%) tidak mampu menjalankan fungsi sebagai wanita (n=4) serta (51,5%) menyadari bahwa daya tarik seksual mereka telah hilang (n=17).
5.1.2.2 Ideal diri Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden (100%), 22 responden (66,7%) memiliki ideal diri yang tidak realitas. Analisa data yang menunjukkan ideal diri wanita penderita kanker payudara yang tidak realitas didukung oleh ungkapan responden yang menyatakan bahwa (33,3%) tidak ingin tampil cantik didepan orang yang disayangi (N=11), (12,1%) mengungkapkan kepasrahan tidak ingin menjadi wanita yang seutuhnya (N=4), (6,1%) tidak lagi berharap hubungan dengan orang yang mereka sayangi tetap harmonis dan bahagia (N=2), serta (30,3%) mengingkari akan kondisinya saat ini karena menginginkan bentuk payudaranya kembali normal seperti wanita yang lain (N=10). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3. 5.1.2.3 Harga diri Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden (100%), 21 responden (63,3%) memiliki harga diri yang rendah, hal ini didukung oleh data yang menunjukkan bahwa (12,1%) mengungkapkan selama menderita kanker payudara suaminya selalu mengacuhkannya (N=4), (6,1%) tidak diterima oleh keluarga dengan tulus (N=2), (36,4%) kehilangan keyakinan dan semangat dalam menjalani kehidupan (N=12), (33,3%) mengungkapkan bahwa akibat menderita kanker payudara, menghalangi mereka dalam beraktifitas sehari-hari (N=11), serta (69,7%) malu jika orang lain mengetahui penyakit yang sedang mereka alami (N=23). Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3.
5.1.2.4 Peran Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden (100%), 25 responden (75,6%) tidak memiliki kepuasan dalam peran yang dijalankannya. Analisa data yang menunjukkan hal tersebut adalah (33,3%) tidak mampu melakukan pekerjaan dengan baik sehingga harus dibantu orang lain (N=11), (24,2%) tidak lagi mampu merawat keluarganya dengan baik (N=8), (54,5%) tidak mampu lagi melayani suaminya (N=18), (33,3%) tidak lagi mengikuti kegiatan-kegiatan sosial dimasyarakat (N=11), dan (45,5%) menyatakan bahwa sejak menderita kanker payudara mereka tidak mampu melayani suami dengan maksimal (N=15). Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3. 5.1.2.5 Identitas diri Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden (100%), 17 responden (45,5%) memiliki tidakjelasan dalam dalam identitas hal ini dapat
dilihat
pada tabel 5.3.
Analisa data yang
menunjukkan
ketidakjelasan identitas didukung oleh (57,6%) mengatakan kanker payudara membuat mereka tidak menjadi wanita yang seutuhnya (N=19), (9,1%) putus asa tidak dapat membahagiakan suaminya (N=3), (12,1%) tidak dapat menjadi ibu yang baik anak-anaknya (N=4), (42,4%) terhalang untuk bergaul dengan orang-orang yang ada disekelilingnya (N=14) serta (42,4%) mengungkapkan minder bentuk payudaranya tidak indah seperti dulu (N=14).
Distribusi frekuensi dan persentase gambaran konsep diri wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dapat dilihat pada tabel 5.3 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentasi gambaran konsep diri di Poli bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji adam Malik Medan tahun 2008 (N=33). ƒ
%
Positif
13
39,4
Negatif
20
60,6
Realitas
8
24,2
Tidak realitas
25
75,8
Tinggi
12
36,4
Rendah
21
63,6
Kepuasan peran
8
24,2
Ketidakpuasan peran
25
75,8
Kejelasan Identitas
16
48,5
Ketidakjelasan Identitas
17
51,5
Konsep Diri
1. Gambaran diri
2. Ideal diri
3. Harga diri
4. Peran
5. Identitas diri
Hasil penelitian mengenai konsep diri dan persentasi gambaran konsep diri wanita penderita kanker payudara disajikan secara singkat pada tabel 5.3 dan tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hasil penilaian jawaban pernyataan wanita penderita kanker payudara terhadap gambaran konsep diri (N=33).
Ya No.
Pernyataan
Tidak
Ya
ƒ
%
ƒ
%
10
30,3
23
69,7
15
45,5
18
54,5
29
87,9
4
12,1
33
100
0
0
17
51,5
16
48,5
22
66,7
11
33,3
GAMBARAN DIRI 1.
Saya
masih
tetap
menyenangi
payudara saya setelah menderita kanker payudara. 2.
Saya
tidak
khawatir
bentuk
payudara saya tidak indah lagi setelah menderita kanker payudara. 3.
Meskipun
anggota
tubuh
saya
(payudara) tidak sempurna lagi, namun
saya
masih
dapat
menjalankan fungsi saya sebagai wanita. 4.
Saya sadar sejak menderita kanker payudara, ukuran payudara saya tidak normal lagi.
5.
Daya tarik seksual saya sudah hilang setelah menderita kanker payudara. IDEAL DIRI
6.
Saya ingin selalu tampil cantik didepan orang yang saya sayangi.
Tabel 5.4 lanjutan
Ya No.
7.
ƒ
%
ƒ
%
menjadi
29
87,9
4
12,1
untuk
31
93,9
2
6,1
30
90,9
3
6,1
10
30,3
23
69,7
29
87,9
4
12,1
31
93,9
2
6,7
21
63,6
12
36,4
Pernyataan
Saya
menginginkan
Tidak
Ya
wanita yang seutuhnya 8.
Saya
selalu
berusaha
memaksimalkan diri saya dalam menjalankan fungsi sebagai ibu didalam keluarga saya 9.
Saya berharap hubungan saya dengan orang yang saya sayangi tetap
harmonis
setelah
dan
menderita
bahagia kanker
payudara. 10.
Saya
menginginkan
bentuk
payudara saya kembali normal seperti ibu-ibu yang lain pada umumnya. HARGA DIRI 11.
Meskipun saya menderita kanker payudara, suami saya tidak pernah mengacuhkan saya.
12.
Keluarga
saya
tetap
mau
menerima dengan tulus meskipun kondisi saya seperti saat ini. 13.
Saya tetap yakin dan semangat dalam
menjalani
kehidupan,
meskipun payudara saya tidak seperti dulu lagi.
Tabel 5.4 lanjutan
Ya
Tidak
Ya
No.
Pernyataan
ƒ
%
ƒ
%
14.
Kanker payudara tidak menjadi
22
66,7
11
33,3
10
30,3
23
69,7
22
66,7
11
33,3
25
75,8
8
24,2
15
45,5
18
54,5
22
66,7
11
33,3
18
54,5
15
45,5
penghalang
saya
dalam
beraktifitas sehari-hari. 15
Saya
malu
jika
orang
lain
mengetahui penyakit yang sedang saya alami saat ini. PERAN 16.
Sejak menderita kanker payudara, saya
masih
dapat
melakukan
pekerjaan dengan baik. 17.
Meskipun saya menderita kanker payudara, saya masih mampu merawat keluarga saya dengan baik.
18.
Saya masih dapat melayani suami saya meskipun dengan kondisi saya saat ini.
19.
Sejak menderita kanker payudara, saya
masih
dapat
melakukan
kegiatan sosial dimasyarakat. 20.
Sejak menderita kanker payudara, sebagai seorang istri saya tidak mampu
melayani
dengan maksimal.
suami
saya
Tabel 5.4 lanjutan.
Ya No
Pernyataan
Tidak
ƒ
%
ƒ
%
14
42,4
19
57,6
30
90,9
3
9,1
29
87,9
4
12,1
14
42,4
19
57,6
14
42,4
19
57,6
IDENTITAS DIRI 21.
Kanker payudara membuat saya tetap
menjadi
wanita
yang
istri,
saya
seutuhnya. 22.
Sebagai berusaha
seorang untuk
dapat
membahagiakan suami saya. 23.
Saya dapat menjadi ibu yang baik bagi anak- anak saya, walau pun saya menderita kanker payudara.
24.
Kanker
payudara
tidak
menghalangi saya untuk bergaul dengan orang-orang
yang
ada
disekeliling saya. 25.
Sebagai
seorang
wanita,
saya
minder karena bentuk payudara saya tidak indah seperti dulu
5.1.3 Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Dari hasil penelitian yang diperoleh diketahui bahwa respon kecemasan dari 33 orang responden wanita yang menderita kanker payudara dengan 3 kategori kecemasan yaitu ringan, sedang dan berat diperoleh data bahwa sebagian besar mereka mengalami kecemasan sedang yakni sebanyak 14 responden (42,4%), dan sebagian lagi mereka menunjukkan kecemasan berat yaitu sebanyak 10 responden (30,3%) serta kecemasan ringan hanya 9 responden (27,3%). Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini.
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2008 (N=33). Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara
No.
ƒ
%
1.
Berat
10
30,3
2.
Sedang
14
42,4
3.
Ringan
9
27,3
Tabel 5.6 menunjukkan bagaimana perasaan responden yang menderita kanker payudara. Dari 33 orang responden penelitian sebanyak 7 responden (21,2%) menyatakan mereka merasa sangat tegang menghadapi penyakit kanker payudara yang dideritanya, 10 responden (30,3%) mengungkapkan bahwa mereka sangat tertekan, 11 responden (33,3%) merasa sangat terganggu dan menunjukkan suatu kekhawatiran setelah penyakit itu terjadi, 14 responden (42,2%) menyatakan mereka sama sekali tidak puas dan tidak senang sama sekali dengan adanya
penyakit tersebut, 13 responden (39,4%) menyatakan tidak sama sekali percaya diri, 7 responden (21,2%) menyatakan mereka merasa sangat gelisah dan bingung, 9 responden (27,3%) menyatakan sangat gugup, sedangkan hanya 2 responden (6,1%) yang melaporkan bahwa mereka merasa sangat tenang, aman, tentram dan senang, 5 responden (15,2%) menyatakan sangat nyaman, serta hanya 6 responden (18,2%) yang merasa sangat siap dan merasa bisa menerima kenyataan bahwa saat ini mereka mengalami penyakit kanker payudara. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kecemasan pada Wanita Penderita Kanker Payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2008 (N=33). Tidak sama No
sekali
Pernyataan
Sedikit
Sedang
Sangat
Kecemasan
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
1.
Saya merasa tenang
10
30,3
11
33,3
10
30,3
2
6,1
2.
Saya merasa aman
9
27,3
12
36,4
10
30,3
2
6,1
3.
Saya merasa tegang
10
30,3
6
18,2
10
30,3
7
21,2
4.
Saya merasa tertekan
8
24,2
7
21,2
8
24,2
10
30,3
5.
Saya merasa tentram
8
24,2
13
39,4
10
30,3
2
6,1
6.
Saya merasa terganggu
5
15,2
8
24,2
9
27,3
11
33,3
7.
Saya menunjukkan suatu
kejadian tersebut.
6
18,2
7
21,2
9
27,3
11
33,3
8.
Saya merasa puas.
14
42,4
10
30,3
6
18,2
3
9,1
9.
Saya merasa takut
5
15,2
16
48,5
5
15,2
7
21,2
10.
Saya merasa nyaman
11
33,3
8
24,2
9
27,3
5
15,2
kekhawatiran
setelah
Tabel 5.6 lanjutan
Tidak sama No
Pernyataan
sekali
Kecemasan
Sedikit
Sedang
Sangat
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
13
39,4
10
30,3
4
12,1
6
18,2
11.
Saya merasa percaya diri.
12.
Saya merasa gelisah.
8
24,2
6
18,2
12
36,4
7
21,2
13.
Saya merasa gugup.
4
12,1
10
30,3
10
30,3
9
27,3
14.
Saya merasa bimbang.
9
27,3
13
39,4
6
18,2
5
15,2
15.
Saya merasa santai.
12
36,4
10
30,3
6
18,2
5
15,2
16.
Saya merasa senang.
14
42,4
11
33,3
6
18,2
2
6,1
17.
Saya khawatir.
6
18,2
7
21,2
9
27,3
11
33,3
18.
Saya merasa bingung.
5
15,2
10
30,3
11
33,3
7
21,2
19.
Saya merasa siap
7
21,2
14
42,4
6
18,2
6
18,2
20.
Saya
7
21,2
15
45,5
5
15,2
6
18,2
merasa
menerimanya.
bisa
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas penderita kanker payudara berusia 34-51 tahun sebanyak 23 responden (69,7%), hal ini bertentangan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Kardinah (2006) bahwa umumnya penderita kanker payudara berusia 48 tahun dan menurut laporan WHO pada tahun 2000 menunjukkan bahwa penderita kanker payudara juga diderita kebanyakan (78%) pada wanita usia diatas 50 tahun dan hanya 6% saja terjadi pada mereka yang berusia 40 tahun sementara sisanya terjadi pada usia diatas 30 tahun. Kecenderungan semakin cepat wanita menderita kanker payudara disebabkan oleh gaya hidup dan prilaku manusia yang banyak mengkonsumsi alkohol, rokok dan makanan tinggi lemak yang akan menyebabkan produksi hormon estrogen akan meningkat, serta faktor lingkungan yang menyebabkan zat karsinogenik seperti pestisida dan cairan pembersih mempunyai resiko yang tinggi untuk terjadinya kanker payudara. Pemberian obat hormonal perlu juga diwaspadai seperti pil dan sutik KB tidak danjurkan digunakan lebih dari 5 tahun dan wanita yang telah berusia lebih dari 35 tahun harus berhati-hati menggunakannya (Tjahjadi, 2003). Tingkat pendidikan responden mayoritas adalah SD yakni 18 orang (54,6%) sedangkan responden yang berpendidikan SLTA hanya 6 orang (18,2%) bahkan yang berpendidikan perguruan tinggi hanya 1 orang (3,0%). Menurut
(Notoadmojo, 2003) tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap suatu pengetahuan dalam hal ini pengetahuan tentang kanker payudara itu sendiri. Soenardi (2006) berpendapat bahwa penderita yang faham akan tujuan pengobatan akan lebih mudah menerima dan melaksanakan semua tindakan pengobatan yang dianjurkan oleh petugas kesehatan karena setiap dari tujuan pengobatan yang diberikan kepada penderita kanker payudara adalah untuk mempercepat kesembuhan suatu penyakit itu sendiri. Pendidikan wanita penderita kanker payudara yang umumnya rendah yakni hanya Sekolah Dasar (SD) mempengaruhi pemahaman mereka akan gejala penyakit dan proses pengobatan, sehingga umumnya kasus yang ditemukan sudah pada stadium lanjut dan kekambuhan.
Konsep diri wanita penderita kanker payudara
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa konsep diri wanita penderita kanker payudara mayoritas memiliki konsep diri yang negatif, yakni sebanyak 29 orang responden (87,9%). Menurut Puckett, (2007) bagi banyak wanita, yang didiagnosis kanker payudara bukan saja berdampak pada fisiknya tetapi juga pada emosi, dan pada mentalnya, yang kemudian dapat berpengaruh terhadap hubungannya dengan orang lain, mereka cenderung akan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang dialaminya dan berpandangan negatif terhadap dirinya. Hal ini juga didukung oleh Elvira (2008) bahwa payudara merupakan organ yang sangat penting bagi wanita, seperti mahkota, setelah didiagnosa kanker payudara, walau masih stadium dini, umumnya penderita akan memunculkan suatu pergolakan emosi yang begitu hebat, mereka mulai sering
menyendiri, serta respon penolakan terhadap kebenaran diagnosa terus terjadi. Bahkan membuat mereka jadi enggan berobat ke dokter. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chris (2005) tentang konsep diri pada wanita penderita kanker payudara pasca tindakan operatif, dimana didapat bahwa wanita penderita kanker payudara menilai secara negatif penampilan fisiknya dan merasa tidak puas dengan kondisi fisiknya tersebut. Penderita kanker payudara akan menampilkan kesan yang negatif seperti rasa malu dan rendah diri terhadap orang lain, perasaan malu dan rendah diri yang dirasakan oleh penderita kanker payudara berhubungan dengan keadaan fisik yang dirasakan tidak sempurna lagi dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya.
a. Gambaran diri
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 23 responden (69,7%) menyatakan
tidak menyenangi payudaranya lagi setelah menderita kanker
payudara, 18 responden (54,5%) khawatir bentuk payudaranya tidak indah lagi setelah menderita kanker payudara, 4 responden (12,1%) merasa tidak dapat menjalankan fungsi sebagai wanita karena memiliki anggota tubuh (payudara) yang tidak sempurna lagi dan 17 responden (51,5%) mengungkapkan bahwa daya tarik seksualnya sudah hilang setelah menderita kanker payudara. Menurut Hawari (2003) payudara adalah salah satu dari pada ciri-ciri seks sekunder yang mempunyai arti penting bagi wanita, tidak saja sebagai salah satu identitas bahwa ia wanita, melainkan mempunyai nilai tersendiri baik dari segi biologik, psikologik, psikoseksual maupun psikososial. Hal ini juga dikuatkan oleh Taylor (1995), bahwa kehilangan payudara akan mengubah penampilan fisik penderita
dan dapat berpengaruh pada cara pandangnya terhadap gambaran tubuh. Wanita merasa minder, terabaikan, merasa tidak sempurna lagi sebagai seorang wanita. Ditambah lagi efek-efek pengobatan lainnya, yang dapat membuatnya mengalami rasa mual, muntah-muntah, rambut rontok, dan gejala menopause. Seorang wanita yang belum mengalami menopause, karena efek dari pengobatan ia menjadi mengalami menopause lebih dini. Ia merasa hal ini dapat mengancam kehidupan perkawinannya. Oleh karenanya pendekatan holistik kanker payudara bukan hanya ditujukan secara langsung terhadap aspek-aspek psikiatrik kanker payudara; melainkan coba untuk melihatnya tidak semata dari segi biopatologik, tetapi pengertian terhadap nilai payudara bagi wanita. Bila hal diatas dapat dipahami, maka usaha-usaha pencegahan (preventive), diagnosa dini maupun tindakan operatif yang akan diambil bila disertai dengan pendekatan individual, dimana faktor-faktor psikoterapeutik memegang peranan; maka komplikasi-kompliksi psikiatrik yang mungkin timbul dapat diusahakan seminimal-minimalnya (Hawari,2003).
b. Ideal diri
Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa sebanyak 4 responden (12,1%) menunjukkan putus asa dan mengungkapkan tidak dapat menjadi wanita yang seutuhnya, 3 responden (6,1%) mengungkapkan tidak berharap hubungan dengan orang yang disayangi tetap harmonis dan bahagia setelah menderita kanker payudara. Juga sebanyak 2 responden (6,1%) menyatakan tidak dapat memaksimalkan dirinya dalam menjalankan fungsi sebagai ibu didalam keluarga dan sebanyak 10 responden (30,3%) mengingkari akan kondisinya saat ini, ia
menginginkan payudaranya kembali normal seperti ibu-ibu yang lain pada umumnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2005) terungkap bahwa wanita yang mengalami kanker payudara akan mengalami gangguan body image dan ideal diri yang tidak realitas yaitu merasa menjadi wanita yang kurang sempurna karena secara fungsi sebagai seorang ibu tidak bisa menyusui anaknya. Menurut Hawari (2003) fungsi biologik payudara sebagai penghasil air susu, bukanlah semata-mata memberikan makanan dalam bentuk kontak biologik melainkan ditinjau dari segi psikologik. Adanya kelainan pada payudara berarti payudara tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kecenderungan timbulnya negativistic (penolakan) pada penderita kanker payudara khususnya pada wanita yakni berupa keputus-asaan, menunda-nunda mencari pertolongan medik sehingga perlu suatu pendekatan secara humanistic pada penderita kanker payudara.
c. Harga diri
Berdasarkan
hasil penelitian juga didapatkan bahwa sebanyak 29
responden (87,9%) menyatakan meskipun mereka menderita kanker payudara, suami mereka tidak pernah mengacuhkan meraka serta sebanyak 31 responden (93,3%) menyatakan bahwa keluarganya tetap mau menerima dengan tulus meskipun kondisi mereka seperti itu. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan dan penerimaan dari berbagai pihak merupakan hal yang sangat berarti bagi penderita kanker payudara. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006) bahwa kebutuhan dukungan sosial pada wanita penderita kanker payudara tinggi. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sharp (2000) dalam
Abraham & Shanley, 1997) bahwa wanita yang didiagnosa kanker payudara memiliki
tingkat kebutuhan dukungan sosial yang tinggi, dukungan sosial
tersebut menurut Keliat (1998) termasuk pasangan, orang tua, anak, sanak keluarga, teman, tim kesehatan, atasan, konselor dan sebagainya. Pendapat diatas juga dikuatkan oleh pendapat Koopman et al. (1998) bahwa penderita kanker payudara mengalami stres hidup yang sangat besar sehingga mereka sangat membutuhkan dukungan sosial. Dari hasil penelitian juga terungkap bahwa hanya 21 responden (63,7%) yang memiliki keyakinan dan semangat dalam menjalankan kehidupan sementara sebanyak 11 responden (36,3%) kehilangan keyakinan dan semangat dalam menjalani kehidupan. Menurut Elvira (2008) Sebagian penderita kanker bertutur, ketika vonis itu datang, mereka akan patah semangat karena memikirkan biaya yang mahal serta hal-hal negatif akibat efek sampingan operasi dan kemoterapi bahkan terbayang kematian yang seakan sudah terbayang di depan mata ataupun rasa sakit berkepanjangan selama menjalani pengobatan. d. Peran
Dari
hasil
penelitian
didapat
sebanyak
11
responden
(33,3%)
mengungkapkan bahwa sejak menderita kanker payudara, mereka tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik, dan sebanyak 8 responden (24,2%) mengungkapkan mereka tidak mampu merawat keluarga dengan baik. Serta sebanyak 11 responden (33,3%) sejak menderita kanker payudara tidak dapat melakukan kegiatan sosial dimasyarakat. Hal ini didukung oleh pernyataan Elvira (2008) bahwa penderita kanker payudara mengalami gangguan keseimbangan hidup dan depresi akibat mengerahkan seluruh perangkat jiwa untuk menerima
penyakit
tersebut, mereka akan merasa kehilangan kemampuan dalam
menjalankan fungsi dan perannya sebagai wanita baik didalam keluarga maupun perannya dilingkungan sosialnya. Hasil penelitian juga didapatkan bahwa sebanyak 18 responden (54,5%) mengaku sebagai seorang istri, mereka tidak mampu melayani suami dengan maksimal. Menurut Keliat (1998) faktor psikologis
yang
dialami
oleh
penderita
kanker
sering
mempengaruhi
pandangannya terhadap organ dan fungsi seksual yakni gangguan citra diri, kanker akan mengkibatkan perubahan citra diri sehingga mempengaruhi harga dirinya yang mengakibatkan perasaan tidak adekuat dalam fungsi seksual. Identifikasi dan memperbaiki kekurangan harga diri, gangguan citra diri dan disfungsi seksual merupakan fokus tindakan keperawatan.
e. Identitas diri
Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa sebanyak 19 responden (57,6%) menyatakan bahwasannya kanker payudara menghalangi mereka untuk bergaul dengan orang-orang yang ada disekelilingnya serta dikuatkan oleh jawaban dari pernyataan responden bahwa 19 responden (57,6%) mengaku sebagai wanita mereka minder karena bentuk payudaranya tidak indah seperti dulu lagi. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chris (2005) tentang konsep diri pada wanita penderita kanker payudara pasca tindakan operatif, didapat bahwa perasaan malu dan rendah diri yang dirasakan oleh subjek berhubungan dengan keadaan fisik yang dirasakan tidak sempurna lagi dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Penderita kanker payudara pasca tindakan operatif akan merasa tidak memiliki kemampuan baik dalam melakukan aktivitas
maupun dalam menjalin hubungan sosialisasi dengan orang lain. Kondisi fisik yang sudah tidak utuh lagi menyebabkan penderita kanker merasa memiliki kelemahan yang berdampak pada perasaan tidak memiliki kemampuan dalam melakukan sesuatu hal.
Kecemasan wanita penderita kanker payudara Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami oleh wanita penderita kanker payudara adalah mayoritas sedang yakni sebanyak 14 responden (42,4%) kemudian diikuti dengan kecemasan berat sebanyak 10 responden (30,3%), dan kecemasan ringan hanya 9 responden (27,3%). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rollintan (2006) tentang hubungan antara ansietas dengan koping pada pasien kanker di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan didapat bahwa dari 32 responden yang didiagnosa kanker payudara mayoritas mengalami ansietas sedang yakni 17 responden (53,1%) dan diikuti ansietas berat yakni sebanyak 14 responden (43,8%) dan kecemasan ringan hanya 1 responden (3,1%). Menurut Jenkins (1991) ansietas dapat semakin meningkat akibat rasa nyeri yang ditimbulkan selama menjalani pengobatan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gambaran kecemasan responden yang didiagnosa menderita kanker payudara adalah 10 responden (30,3%) mengungkapkan bahwa mereka sangat tertekan dan 14 responden (42,2%) menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak puas dan tidak senang dengan adanya penyakit tersebut. Menurut Jong (2004) bahwa kanker sering dirasakan sebagai penyakit yang tidak ada akhirnya, senantiasa dalam ketidakpastian dan ancaman baru. Pengingkaran, kecemasan adalah reaksi emosional yang normal
dari penderita dan orang-orang yang terdekatnya pada saat dihadapkan pada suatu diagnosa buruk. Mulai dari putus harapan, tidak lagi melihat sinar cerah, muncul pengingkaran, ketidakpuasan dan ketidakpercayaan, perasaan tidak berguna, tertekan, kekhawatiran karena merasa menjadi beban bagi orang lain, dan rasa malu karena tidak mempunyai arti bagi orang lain, hal ini merupakan pertarungan melawan kebenaran yang nyata terhadap kanker. Dari hasil penelitian juga didapat bahwa 7 responden (21,2%) menyatakan mereka merasa sangat takut, gelisah dan bingung, 9 responden (27,3%) menyatakan sangat gugup. Menurut Siswanto (2007) bahwa kecemasan yang dialami oleh individu dapat terjadi dengan tiba-tiba meskipun objeknya tidak jelas dan sebenarnya kecemasan terjadi karena adanya konflik dalam diri individu yang bersangkutan. Pendapat diatas juga didukung Taylor (1995), reaksi yang umumnya ditampilkan oleh mereka yang didiagnosa menderita kanker payudara adalah terkejut, menyangkal, cemas, takut dan depresi karena merasa segala sesuatu tiba-tiba menjadi berubah dan masa depan menjadi tidak jelas. Bagi seorang wanita yang menderita kanker payudara perasaan hancur yang dialaminya memiliki nilai lebih dari itu. Apabila seseorang menderita kanker payudara, ia menghadapi resiko akan kehilangan payudara. Bagi seorang wanita payudara memiliki nilai tersendiri. Payudara merupakan organ kewanitaan yang membuatnya mereka lebih istimewa dibandingkan pria. Banyak pasien yang diliputi oleh rasa takut akan sesuatu yang dapat mengubah kualitas hidupnya mereka dan dihantui oleh gambaran kematian. Menurut Puckett, (2007) bagi banyak wanita, yang diagnosis kanker payudara bukan saja berdampak pada fisiknya tetapi juga pada emosi, dan pada
mentalnya, yang kemudian dapat berpengaruh terhadap hubungannya dengan orang lain yakni hubungan dengan teman, suami, anak, keluarganya. Selanjutnya Puckett
menambahkan
bahwa
ketidakpastian
dari penyakit
itu
sendiri
memperparah dampak tersebut. Ketidaktahuan tentang kanker payudara akan semakin
meningkatkan
emosionalitas
penderita
yang
berkaitan
dengan
hubungannya dengan orang lain. Hal itu akan meningkatkan kecemasan dan mengubah segalanya dalam kehidupannya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan yaitu: nyeri, usia, status keuangan, dan pengobatan pada pasien kanker (Lincoln, 2008). Hal ini juga dikuatkan pendapat Tarwoto, (2003) bahwa beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress dan cemas pada diri seseorang yakni : lingkungan yang asing, kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan bantuan orang lain, berpisah dengan pasangan dan keluarga, masalah biaya, kurang informasi, ancaman akan penyakit yang lebih parah dan masalah pengobatan. Sesuai dengan data yang didapat, maka tiga faktor dari faktor-faktor tersebut yang akan dibahas adalah usia, masalah biaya dan status keuangan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 responden (39,4%) berada pada rentang usia 34-42 tahun sebanyak 2 responden (6,1%) berusia 52-60 tahun. Hal ini terjadi karena, pada umumnya frekuensi insiden kanker akan meningkat cepat pada usia 35-40 tahun sedangkan pada usia 55 tahun frekuensi insiden kanker akan menurun, hal ini disebabkan karena jumlah penduduk pada usia lanjut sedikit, walaupun insiden pada golongan lanjut usia tetap naik (Sukardja, 2000). Menurut Otto (2003), usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan pada pasien kanker. Dengan adanya tingkat usia yang
berbeda dan tahapan hidup maka dapat mempengaruhi persepsi pemahaman dan penerimaan terhadap penyakit kanker. Diagnosa malignansi pada anak, dewasa muda, atau individu berusia setengah baya yang masih produktif sering dipandang lebih menghancurkan daripada usia lansia yang telah banyak menjalani kejadian hidup bermakna. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah adalah ibu rumah tangga (IRT) yakni 17 responden (51,5%) dimana penghasilan keluarga < Rp.800.000/bulan yakni sebanyak 21 responden (63,6%), penghasilan yang didapat tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup saja. Sehingga hal ini dapat menambah rasa cemas pada wanita penderita kanker payudara karena penyakit kanker merupakan penyakit yang membutuhkan biaya yang besar. Status keuangan ataupun pengahasilan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sukardja (2003) bahwa, penderita yang mengetahui dirinya mengidap kanker dapat menjadi cemas dan merasa akan cepat mati dalam keadaan yang menyedihkan, serta hanya menjadi beban bagi orang lain. Perasaan cemas itu salah satunya adalah memikirkan biaya pengobatan yang mahal, yang mana pengobatan tersebut tidak cukup hanya dilakukan sekali dan sebelum pengobatan diperlukan pemeriksaan yang panjang dan teliti serta memerlukan biaya yang cukup besar juga. Hal ini juga menjadi penyebab keterlambatan penderita untuk memeriksakan dirinya ke petugas kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rollintan (2006), untuk mengatasi cemas yang dialami oleh wanita penderita kanker payudara paling banyak menggunakan strategi koping yang berorientasi pada ego yaitu: berdoa dan berharap, berdoa kepada tuhan (68,8%)
dan menyerahkan segala sesuatunya hanya kepada tuhan (56,3%). Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dwiningsih (2004) bahwa berdoa dan berharap merupakan cara yang kebanyakan dilakukan oleh pasien kenker dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi karena sebahagian dari mereka yakin bahwa masalah yang yang ada saat ini mereka alami merupakan cobaan dari tuhan.
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
6.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang. Dari hasil penelitian mayoritas responden (87,9%) memiliki konsep diri yang negatif dan hanya (12,1%) yang memiliki konsep diri positif dalam dirinya, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa wanita penderita kanker payudara yang memiliki gambaran diri negatif (60,6%), mengalami ideal diri yang tidak realitas (75,8%), mengalami harga diri yang rendah (63,6),
mengalami ketidakpuasan peran (75,8%)
dan
memiliki
ketidakjelasan identitas (51,5%). Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini mengalami kecemasan sedang (42,4%), dan sebagian mengalami kecemasan berat (30,3%) serta kecemasan ringan (27,3%).
6.2 Rekomendasi 6.2.1 Praktek keperawatan Berdasarkan hasil penelitian didapatka bahwa konsep diri wanita penderita kanker payudara mayoritas negatif dan mengalami kecemasan sedan dan berat oleh karena itu petugas kesehatan diharapkan agar dapat meningkatkan peran sertanya
dimasyarakat
dalam
memberikan
informasi
kesehatan
berupa
penyuluhan, khususnya mengenai penyakit kanker payudara dan memberikan motivasi kepada penderita sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan mau mengikuti proses pengobatan. Diharapkan juga bagi petugas kesehatan dapat memberikan asuhan keperawatan
dengan
menggunakan pendekatan secara
holistik pada penderita kanker payudara dan cara pandangnya tidak semata-mata dari segi biopatologik saja, namun juga memandangnya dari segi psikologik penderita serta pengertian terhadap nilai payudara bagi wanita. 6.2.2 Institusi Pendidikan keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi mahasiswa keperawatan tentang pentingnya meningkatkan konsep diri yang positif dan menurunkan kecemasan pada penderita kanker khususnya kanker payudara, serta dalam melakukan asuhan keperawatan dapat lebih optimal, komprehensif dan lebih peka terhadap psikologis penderita, sehingga penderita dapat menerima kondisinya sebagaimana mestinya. 6.2.3 Penelitian keperawatan selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri dan kecemasan yang dialami penderita kanker khususnya kanker payudara dengan jumlah sampel yang
representatif, sehingga memudahkan bagi petugas kesehatan untuk membatu menumbuhkan konsep diri positif pada para penderita kanker payudara dan meminimalisir kecemasan yang dialami mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, C & Shanley, E. (1997). Psikologi sosial untuk perawat. Jakarta: EGC. Alimul, H.A. (2003). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika. --------------. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia : Aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Anggraini, Y.T. (2007). Skripsi, Kebutuhan dukungan sosial wanita kanker payudara Di RSU Dr. Pirngadi Medan. Tidak dipublikasikan. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian ; Suatu pendekatan praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Baradero, M. Dkk. (2007). Seri asuhan keperawatan pada klien kanker. Jakarta: EGC. Bohme, S.G. (2001). Yang Perlu anda ketahui : Kesehatan wanita diatas 40 tahun. Jakarta: Gramedia. Brunner & Suddart. (2002). Keperawatan medikal bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC. Chris, N.S. (2008). Gambaran konsep diri wanita penderita kanker payudara pasca
tindakan
operatif.
Jurnal
Keperawatan.
Dikutip
dari
http://library.gunadarma.ac.id/index.php?appid=penulisan&sub=detail&np m=10501208&jenis=d3filkom buka tanggal 23Juli2008 Dempsey, A.P & Demsey, D.P. (2002). Riset keperawatan : Buku ajar dan latihan. Edisi 4. Jakarta: EGC. Dwiningsih, S.U. (2004). Tesis, pain, anxiety and coping of cancer patients in Semarang. Tidak dipublikasikan.
Elvira,
Sylvia.
(2008).
Ketika
vonis
kanker
datang.
Dikutip
dari
http://mitrafm.com/blog/2008/11/18/ketika-vonis-kanker-itu-datang/ buka tanggal 20Januari2009. Gale, D & Charette, J. (1999). Rencana asuhan keperawatan onkologi (onkologi Nursing Care Plans). Jakarta: EGC. Hartono. (2001). Analisa data. Jakarta: FKM UI. Hawari, D.H. (2004). Psikiater _kanker payudara, dimensi psikoreligi. Jakarta: Balai penerbit FKUI. --------------- (2001). Manajemen stres, cemas dan depresi. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Herawati. (2005). Gambaran body image pada wanita penderita kanker payudara yang sudah menjalani operasi. Jurnal Keperawatan. Dikutip dari http://library.gunadarma.ac.id/index.php?appid=penulisan&sub=detail&np m=10500169&jenis=s1fpsi buka tanggal 12Januari2009
Heriady, Y. (2008). Rawatan rumah untuk penderita kanker stadium terminal. Dikutip dari http://konsultasikesehatan.epajak.org/kanker/rawat-rumahuntuk-penderita-kanker-stadium-terminal-478 pada tanggal20Agustus2008
Jong, Wim de. (2004). Kanker, apakah itu?. Jakarta: Arcan.
Kardinah. (2006). Kanker payudara bukan akhir segalanya. Dikutip dari http://www.Dep.Kes.go.id/ index php? Option=artikel dan task. view wortikle dan artid=289danitemid=3 buka tanggal 03maret2006.
Keliat, B.A. (1992). Gangguan konsep diri. Jakarta: EGC.
-------------- (1998). Gangguan konsep koping, citra tubuh dan seksual pada klien kanker. Jakarta: EGC. Koopman et al. (1998). Sosial Support, Life Stress, Pain and Emotional Adjusment
to
Advanced
Breast
Cancer.
Dikutip
dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entre&/qvery.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubm ed buka tanggal2jJanuari2009. Lincoln, J & Wilensky. (2008). Kanker payudara, diagnosis dan solusinya. Cetakan I. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Luwia, M. (2003). Problematika dan keperawatan payudara. Cetakan I. Jakarta: Kawan Pustaka. Luwina, N.S. (2006). Stres meningkatkan resiko timbulnya kanker payudara. Dikutip
dari
http://www.kalbe.co.id/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=19759 buka tanggal 15Mai2008. Machfoedz, Ircham. (2005). Tehnik membuat alat ukur penelitian bidang kesehatan,keperawatan, dan kebidanan. Jakarta: EGC. Mardiana, L. (2007). Kanker pada wanita ; pencegahan dan pengobatan dengan tanaman obat. Cetakan V. Jakarta: Panebar Swadaya. Notoadmojo, S. (2003). Metodologi penelitian kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: PT. Rhineka Cipta. Nurachmah, E. (1999). Dampak kanker payudara dan pengobatannya terhadap Aspek Bio-psiko-sosio-spiritual klien yang berpartisipasi dalam kelompok pendukung. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol.II :hal 186-194. Jakarta: Universitas Indonesia.
Nursalam.(2003). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan : pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika Otto, S. (2005). Buku saku keperawatan onkologi. Jakarta: EGC. Polip, D.F & Hungler, B.P. (2002). Nursing Research: Prinsiples and Methods. (5th edition) Philophine. Philadelpia: Lipincott Company. Puckett, K. (2007). Tantangan emosi pada penderita kanker payudara. Dikut ip dari
situs
http://www.detak.org/articles.php?id=14
buka
tanggal
20Agustus2008 Potter, Patricia.A. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik ( Fundamentals of nursing : consepts, Provess, and Practice). Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC. Ramli, M. (et al). (2005). Deteksi Dini Kanker. Jakarta: FKUI. Rollintan, E.M. (2006). Skripsi, Hubungan antara ansietas dengan koping pada pasien kanker di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Tidak dipublikasikan. Siswanto. (2007). Kesehatan mental : Konsep, cakupan dan prkembangan. Jakarta: ANDI Yogyakarta. Smeltzer & Bare. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunnner & Suddarth. Edisi 8. Volume 1. Jakarta: EGC. Soenardi, S.S. (2006). Wanita tidak menikah lebih beresiko. Dikutip dari http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp?Berita=ProKaltim&id=156 563 buka tanggal 23Juli2008
Solihuddin. (2006). Skripsi, pengetahuan wanita penderita kanker payudara tentang pengobatan kemoterapi Di Poli Bedah Bagian onkologi Rumah Sakit umum Pusat Haji Adam malik Medan. Tidak dipublikasikan. Stuart & Sundeen. (1998). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi III. Jakarta: EGC. --------------- (1991). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi I. Jakarta: EGC. Sudjana. (2000). Metode Statstik. Bandung: Penerbit Tarsito. Suliswati. (et al). (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC. Spielberger, C.D. (1998). Manual for the state-trait anxiety inventory: Sefl evaluation questionnaire. Polo Alto: Consulting Psychologist Press, Inc. Tambunan, G.W. (1995). Diagnosa dan tatalaksana 10 jenis kanker di Indinesia. Cetakan III. Jakarta: EGC. --------------------
(1992). Strategi deteksi kanker payudara. Edisi Khusus.
Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran. Tarwoto & Wartonah. (2003). Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Taylor, Shelley E. (1995). Health Psychology. United States of America: Com, Inc. Tjahjadi, V. (2003). Kanker payudara. Dikutip dari http://bima.ipb.ac.id/anita/Kanker_Payudara.htm buka tanggal24Juli2008.
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Konsep diri dan Kecemasan wanita penderita Kanker Payudara diPoli Bedah Onkologi Rumah Sakit umum pusat Haji Adam Malik Medan Oleh : Arika Suci Hartati Saya adalah mahasiswa Program S-1 Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi Konsep diri dan Kecemasan wanita penderita Kanker Payudara yang diPoli Bedah onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Saya mengharapkan jawaban yang anda berikan sesuai dengan pendapat anda tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat anda. Informasi yang anda berikan akan dipergunakan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan khususnya ilmu keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini. Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani formulir ini.
Tanda tangan
:
Hari/ Tanggal
:
No. Responden
:.........(diisi oleh peneliti)
Lampiran 2 Kode
:
Tanggal
: INSTRUMEN PENELITIAN
A. Data Demografi Petunjuk pengisian : Ibu diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat yang disediakan, semua pertanyaan harus dijawab, tiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban dan bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.
Umur
:
Pendidikan
:
Tahun SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi
Status perkawinan
:
Belum Menikah Menikah Janda
Agama
:
Islam Kristen Hindu Budha
Pekerjaan
:
PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Bertani
IRT Lain-lain .......................(Sebutkan) Penghasilah keluarga
:
< Rp. 800.000 Rp. 800.000 – Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000
B. Kuesioner Konsep Diri Ibu dapat memilih satu diantara 2 jawaban yang tersedia. Berilah tanda checklist (√) pada kolom pilihan dibawah ini. No
Pernyataan GAMBARAN DIRI
1.
Saya masih tetap menyenangi payudara saya setelah menderita kanker payudara.
2.
Saya tidak khawatir bentuk payudara saya tidak indah lagi setelah menderita kanker payudara
3.
Meskipun anggota tubuh saya (payudara) tidak sempurna lagi, namun saya masih dapat menjalankan fungsi saya sebagai wanita.
4.
Saya sadar sejak menderita kanker payudara, ukuran payudara saya tidak normal lagi
5.
Daya tarik seksual saya sudah hilang setelah menderita kanker payudara IDEAL DIRI
6.
Saya ingin selalu tampil cantik didepan orang yang saya sayangi.
7.
Saya menginginkan menjadi wanita yang seutuhnya
8.
Saya selalu berusaha untuk memaksimalkan diri saya dalam menjalankan fungsi sebagai ibu didalam keluarga saya
9.
Saya berharap hubungan saya dengan orang yang saya sayangi tetap harmonis dan bahagia setelah menderita kanker payudara.
Ya
Tidak
10. Saya menginginkan bentuk payudara saya kembali normal seperti ibu-ibu yang lain pada umumnya HARGA DIRI 11. Meskipun saya menderita kanker payudara, suami saya tidak pernah mengacuhkan saya. 12. Keluarga saya tetap mau menerima dengan tulus meskipun kondisi saya seperti saat ini. 13. Saya tetap yakin dan semangat dalam menjalani kehidupan, meskipun payudara saya tidak seperti dulu lagi. 14. Kanker payudara tidak menjadi penghalang saya dalam beraktifitas sehari-hari. 15. Saya malu jika orang lain mengetahui penyakit
yang
sedang saya alami saat ini. PERAN 16. Sejak menderita kanker payudara saya masih dapat melakukan pekerjaan dengan baik. 17. Meskipun saya menderita kanker payudara, saya masih mampu merawat keluarga saya dengan baik 18. Saya masih dapat melayani suami saya meskipun dengan kondisi saya saat ini. 19. Sejak menderita kanker payudara, saya masih dapat melakukan kegiatan sosial dimasyarakat. 20. Sejak menderita kanker payudara, sebagai seorang istri saya tidak mampu melayani suami saya dengan maksimal IDENTITAS DIRI 21. Kanker payudara membuat saya tetap menjadi wanita yang seutuhnya. 22. Sebagai seorang istri, saya berusaha untuk dapat membahagiakan suami saya. 23. Saya dapat menjadi ibu yang baik bagi anak- anak saya,
walau pun saya menderita kanker payudara. 24.
25.
Kanker payudara tidak menghalangi saya untuk bergaul dengan orang-orang yang ada disekeliling saya. Sebagai seorang wanita, saya minder karena bentuk payudara saya tidak indah seperti dulu
C. Kuesioner Kecemasan Pernyataan – pernyataan dibawah ini merupakan pernyataan yang menggambarkan bagaimana perasaan ibu pada saat terdiagnosa kanker payudara. Pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan kondisi yang ibu alami saat ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia.
No
Tidak
Pernyataan
1.
Saya merasa tenang
2.
Saya merasa aman
3.
Saya merasa tegang
4.
Saya merasa tertekan
5.
Saya merasa tentram
6.
Saya merasa terganggu
7.
Saya
menunjukkan
kekhawatiran 8.
Saya merasa puas
9.
Saya merasa takut
10. Saya merasa nyaman 11. Saya merasa percaya diri 12. Saya merasa gelisah 13. Saya merasa gugup 14. Saya merasa bimbang 15. Saya merasa santai 16. Saya merasa senang
sama sekali
suatu
Sedikit
sedang
sangat
17. Saya khawatir 18. Saya merasa bingung 19. Saya merasa siap 20. Saya merasa bisa menerima
Lampiran 4
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Kecemasan Reliability Case Processing Summary
Cases
Valid Excluded(a) Total
N
%
10 0
100.0 .0
10 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .840
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .846
N of Items 20
Item Statistics
KECEMASAN1 KECEMASAN2 KECEMASAN3 KECEMASAN4 KECEMASAN5 KECEMASAN6 KECEMASAN7 KECEMASAN8 KECEMASAN9 KECEMASAN10 KECEMASAN11 KECEMASAN12 KECEMASAN13 KECEMASAN14 KECEMASAN15 KECEMASAN16 KECEMASAN17 KECEMASAN18 KECEMASAN19 KECEMASAN20
Mean 2.20 2.60 2.90 2.10 1.80
Std. Deviation .789 .966 .994 .738 .632
N 10 10 10 10 10
2.80 2.50 1.60
1.229 .707 .843
10 10 10
2.60 1.90 1.80 2.80
.516 .876 1.033 1.033
10 10 10 10
2.90 3.00 2.20
.876 .667 .919
10 10 10
1.30 2.70
.675 .823
10 10
3.20 2.40 2.50
.919 1.075 1.080
10 10 10
Scale Statistics Mean 47.80
Variance 77.733
Std. Deviation 8.817
N of Items 20
Lampiran 5
Hasil Pengolahan Data Demografi Responden Frequency Table
UMUR
Frequency Valid
25-33 34-42 43-51 52-60 61-69 Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
6 13 10
18,2 39,4 30,3
18,2 39,4 30,3
18,2 57,6 87,9
2 2
6,1 6,1
6,1 6,1
93,9 100,0
33
100,0
100,0
PENDIDIKAN
Valid
SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Total
Frequency 18 8
Percent 54,5 24,2
Valid Percent 54,5 24,2
Cumulative Percent 54,5 78,8
6
18,2
18,2
97,0
1
3,0
3,0
100,0
33
100,0
100,0
STATUS
Frequency
Valid
MENIKAH
Percent
33
100,0
Valid Percent
100,0
Cumulative Percent 100,0
AGAMA
Valid
ISLAM KRISTEN Total
Frequency 24 9
Percent 72,7 27,3
Valid Percent 72,7 27,3
33
100,0
100,0
Cumulative Percent 72,7 100,0
PEKERJAAN
Valid
PNS PEGAWAI SWASTA WIRASWASTA
Frequency 1
Percent 3,0
Valid Percent 3,0
Cumulative Percent 3,0
6
18,2
18,2
21,2
4 5 17
12,1 15,2 51,5
12,1 15,2 51,5
33,3 48,5 100,0
33
100,0
100,0
BERTANI IRT Total
PENGHASILAN KELUARGA
Valid
Frequency 21 12
Percent 63,6 36,4
Valid Percent 63,6 36,4
33
100,0
100,0
Cumulative Percent 63,6 100,0
Lampiran 6
Hasil Pengolahan Data Konsep Diri Responden Frequency Table
Statistics 1
N
Valid Missing
Konsep Diri 1 33
Konsep Diri 2 33
Konsep Diri 3 33
Konsep Diri 4 33
Konsep Diri 5 33
GAMBARAN DIRI 33
0 ,30
0 ,45
0 ,88
0 1,00
0 ,52
0 3,15
,00
,00
1,00
1,00
1,00
3,00
,467 ,218
,506 ,256
,331 ,110
,000 ,000
,508 ,258
,870 ,758
Mean Median Std. Deviation Variance
GAMBARAN DIRI
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 9 11 12 1 33
Percent 27,3 33,3 36,4 3,0 100,0
Valid Percent 27,3 33,3 36,4 3,0 100,0
Cumulative Percent 27,3 60,6 97,0 100,0
Konsep Diri 1
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 23
Percent 69,7
Valid Percent 69,7
Cumulative Percent 69,7
10
30,3
30,3
100,0
33
100,0
100,0
Konsep Diri 2
Frequency Valid
TIDAK YA Total
18 15 33
Percent 54,5 45,5 100,0
Valid Percent 54,5 45,5 100,0
Cumulative Percent 54,5 100,0
Konsep Diri 3
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 4 29 33
Percent 12,1 87,9 100,0
Valid Percent 12,1 87,9 100,0
Cumulative Percent 12,1 100,0
Konsep Diri 4
Valid
YA
Frequency 33
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
Konsep Diri 5
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 16 17 33
Percent 48,5 51,5 100,0
Valid Percent 48,5 51,5 100,0
Cumulative Percent 48,5 100,0
Statistics 2
N
Konsep Diri 6
Konsep Diri 7
33 0 ,67 1,00
33 0 ,88 1,00
33 0 ,94 1,00
,479 ,229
,331 ,110
,242 ,059
Valid Missing
Mean Median Std. Deviation Variance
Konsep Diri 8
Konsep Diri 9
Konsep Diri 10
IDEAL DIRI
33 0 ,91 1,00
33 0 ,70 1,00
33 0 4,09 4,00
,292 ,085
,467 ,218
,765 ,585
IDEAL DIRI
Valid
3 4 5 Total
Frequency 8
Percent 24,2
Valid Percent 24,2
14 11 33
42,4 33,3 100,0
42,4 33,3 100,0
Cumulative Percent 24,2 66,7 100,0
Konsep Diri 6
Valid
TIDAK
Frequency 11
Percent 33,3
Valid Percent 33,3
22 33
66,7 100,0
66,7 100,0
YA Total
Cumulative Percent 33,3 100,0
Konsep Diri 7
Valid
TIDAK YA
Frequency 4
Percent 12,1
Valid Percent 12,1
29 33
87,9 100,0
87,9 100,0
Total
Cumulative Percent 12,1 100,0
Konsep Diri 8
Valid
TIDAK YA
Frequency 2
Percent 6,1
Valid Percent 6,1
31 33
93,9 100,0
93,9 100,0
Total
Cumulative Percent 6,1 100,0
Konsep Diri 9
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 3 30 33
Percent 9,1 90,9 100,0
Valid Percent 9,1 90,9 100,0
Cumulative Percent 9,1 100,0
Konsep Diri 10
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 10 23 33
Percent 30,3 69,7 100,0
Valid Percent 30,3 69,7 100,0
Cumulative Percent 30,3 100,0
Statistics 3
N Mean Median Std. Deviation Variance
Valid Missing
Konsep Diri 11 33
Konsep Diri 12 33
Konsep Diri 13 33
Konsep Diri 14 33
Konsep Diri 15 33
HARGA DIRI 33
0
0
0
0
0
0
,88 1,00 ,331
,94 1,00 ,242
,64 1,00 ,489
,67 1,00 ,479
,18 ,00 ,392
3,30 3,00 ,770
,110
,059
,239
,229
,153
,593
HARGA DIRI
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 4
Percent 12,1
Valid Percent 12,1
Cumulative Percent 12,1
17 10
51,5 30,3
51,5 30,3
63,6 93,9
2 33
6,1 100,0
6,1 100,0
100,0
Konsep Diri 11
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 4 29
Percent 12,1 87,9
Valid Percent 12,1 87,9
33
100,0
100,0
Cumulative Percent 12,1 100,0
Konsep Diri 12
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 2 31 33
Percent 6,1 93,9 100,0
Valid Percent 6,1 93,9 100,0
Cumulative Percent 6,1 100,0
Konsep Diri 13
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 12 21
Percent 36,4 63,6
Valid Percent 36,4 63,6
33
100,0
100,0
Cumulative Percent 36,4 100,0
Konsep Diri 14
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 11 22
Percent 33,3 66,7
Valid Percent 33,3 66,7
33
100,0
100,0
Cumulative Percent 33,3 100,0
Konsep Diri 15
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 10 23
Percent 30,3 69,7
Valid Percent 30,3 69,7
33
100,0
100,0
Cumulative Percent 30,3 100,0
Statistics 4 KonsepDiri 16 N
Valid Missing
Mean Median Std. Deviation Variance
Konsep Diri 17
Konsep Diri 18
Konsep Diri 19
33 0 ,67
33 0 ,76
33 0 ,45
33 0 ,67
1,00
1,00
,00
,479 ,229
,435 ,189
,506 ,256
Konsep Diri 20 33 0 ,45
33 0 3,00
1,00
,00
3,00
,479 ,229
,506 ,256
,707 ,500
PERAN Frequency Valid
2 3 4 Total
Percent
8 17 8 33
Valid Percent
24,2 51,5 24,2 100,0
24,2 51,5 24,2 100,0
Cumulative Percent 24,2 75,8 100,0
Konsep Diri 16
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 11 22 33
Percent 33,3 66,7 100,0
Valid Percent 33,3 66,7 100,0
Cumulative Percent 33,3 100,0
Konsep Diri 17
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 8
Percent 24,2
Valid Percent 24,2
Cumulative Percent 24,2
25
75,8
75,8
100,0
33
100,0
100,0
Konsep Diri 18
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 18 15
Percent 54,5 45,5
Valid Percent 54,5 45,5
33
100,0
100,0
PERAN
Cumulative Percent 54,5 100,0
Konsep Diri 19
Valid
TIDAK
Frequency 11
Percent 33,3
Valid Percent 33,3
22 33
66,7 100,0
66,7 100,0
YA Total
Cumulative Percent 33,3 100,0
Konsep Diri 20
Valid
YA TIDAK
Frequency 18
Total
Percent 54,5
Valid Percent 54,5
Cumulative Percent 54,5 100,0
15
45,5
45,5
33
100,0
100,0
Statistics 5
N
Valid Missing
Mean Median
Konsep Diri 21 33 0 ,42
Konsep Diri 22 33 0 ,91
Konsep Diri 23 33 0 ,88
Konsep Diri 24 33 0 ,42
Konsep Diri 25 33 0 ,42
IDENTITAS DIRI 33 0 3,06
,00 ,502 ,252
1,00 ,292 ,085
1,00 ,331 ,110
,00 ,502 ,252
,00 ,502 ,252
3,00 1,029 1,059
Std. Deviation Variance
IDENTITAS DIRI
Valid
2 3 4 5 Total
Cumulative Percent 45,5 51,5
Frequency 15 2
Percent 45,5 6,1
Valid Percent 45,5 6,1
15
45,5
45,5
97,0
1 33
3,0 100,0
3,0 100,0
100,0
Konsep Diri 21
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 19
Percent 57,6
Valid Percent 57,6
14 33
42,4 100,0
42,4 100,0
Cumulative Percent 57,6 100,0
Konsep Diri 22
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 3
Percent 9,1
Valid Percent 9,1
30 33
90,9 100,0
90,9 100,0
Cumulative Percent 9,1 100,0
Konsep Diri 23
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 4
Percent 12,1
Valid Percent 12,1
Cumulative Percent 12,1 100,0
29
87,9
87,9
33
100,0
100,0
Konsep Diri 24
Valid
TIDAK YA Total
Frequency 19 14 33
Percent 57,6 42,4 100,0
Valid Percent 57,6 42,4 100,0
Cumulative Percent 57,6 100,0
Konsep Diri 25
Valid
YA TIDAK Total
Frequency 19 14 33
Percent 57,6 42,4 100,0
Valid Percent 57,6 42,4 100,0
Cumulative Percent 57,6 100,0
Total
Valid
12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
Frequency 2 2
Percent 6,1 6,1
Valid Percent 6,1 6,1
Cumulative Percent 6,1 12,1
3 1
9,1 3,0
9,1 3,0
21,2 24,2
4 6 6
12,1 18,2 18,2
12,1 18,2 18,2
36,4 54,5 72,7
5 4
15,2 12,1
15,2 12,1
87,9 100,0
33
100,0
100,0
Lampiran 7
Hasil Pengolahan Data Kecemasan Responden Frequency Table Statistics 1 KECEMASAN 1 N
Valid Missing
Mean Median Std. Deviation Variance
KECEMASAN 2
33 0 2,12
33 0 2,15
2,00
2,00
,927 ,860
,906 ,820
KECEMASAN 3
KECEMASAN 4
33 0 2,58
KECEMASAN 5
33 0 2,45
33 0 2,12
2,00
2,00
2,00
1,146 1,314
1,121 1,256
,820 ,672
KECEMASAN 1
Valid
TIDAK SAMA SEKALI SEDIKIT SEDANG SANGAT Total
Frequency 10 11
Percent 30,3 33,3
Valid Percent 30,3 33,3
10 2 33
30,3 6,1 100,0
30,3 6,1 100,0
Cumulative Percent 30,3 63,6 93,9 100,0
KECEMASAN 2
Valid
TIDAK SAMA SEKALI SEDIKIT SEDANG SANGAT Total
Frequency 9 12 10
Percent 27,3 36,4 30,3
Valid Percent 27,3 36,4 30,3
2 33
6,1 100,0
6,1 100,0
Cumulative Percent 27,3 63,6 93,9 100,0
KECEMASAN 3
Valid
SANGAT SEDANG SEDIKIT TIDAK SAMA SEKALI Total
Frequency 7
Percent 21,2
Valid Percent 21,2
Cumulative Percent 21,2
10 6 10
30,3 18,2 30,3
30,3 18,2 30,3
51,5 69,7 100,0
33
100,0
100,0
KECEMASAN 4
Valid
SANGAT SEDANG SEDIKIT TIDAK SAMA SEKALI Total
Frequency 10 8
Percent 30,3 24,2
Valid Percent 30,3 24,2
7 8 33
21,2 24,2 100,0
21,2 24,2 100,0
Cumulative Percent 30,3 54,5 75,8 100,0
KECEMASAN 5
Valid
TIDAK SAMA SEKALI SEDIKIT SEDANG SANGAT Total
Frequency 8 13
Percent 24,2 39,4
Valid Percent 24,2 39,4
10 2 33
30,3 6,0 100,0
30,3 6,0 100,0
Cumulative Percent 24,2 63,6 93,9 100,0
Statistics 2
N
Valid Missing
Mean Median Std. Deviation Variance
KECEMASAN 6 33 0 2,52 2,00 1,149 1,320
KECEMASAN 7 33 0 2,52 2,00 1,093 1,195
KECEMASAN 8 33 0 2,06 2,00 ,998 ,996
KECEMASAN 9 33 0 2,58 3,00 1,001 1,002
KECEMASAN 10 33 0 2,24 2,00 1,091 1,189
KECEMASAN 6
Valid
SANGAT SEDANG SEDIKIT TIDAK SAMA SEKALI Total
Frequency 11 9 8
Percent 33,3 27,3 24,2
Valid Percent 33,3 27,3 24,2
5 33
15,2 100,0
15,2 100,0
Cumulative Percent 33,3 51,5 72,7 100,0
KECEMASAN 7
Valid
SANGAT SEDANG SEDIKIT TIDAK SAMA SEKALI Total
Frequency 11 9 7
Percent 33,3 27,3 21,2
Valid Percent 33,3 27,3 21,2
6 33
18,2 100,0
18,2 100,0
Cumulative Percent 33,3 51,5 75,8 100,0
KECEMASAN 8
Valid
TIDAK SAMA SEKALI SEDIKIT SEDANG SANGAT Total
Frequency 14 10
Percent 42,4 30,3
Valid Percent 42,4 30,3
6 3 33
18,2 9,1 100,0
18,2 9,1 100,0
Cumulative Percent 42,4 66,7 90,9 100,0
KECEMASAN 9
Valid
SANGAT SEDANG SEDIKIT TIDAK SAMA SEKALI Total
Frequency 7 5 16 5 33
Percent 21,2 15,2 48,5 15,2 100,0
Valid Percent 21,2 15,2 48,5 15,2 100,0
Cumulative Percent 21,2 36,4 84,8 100,0
KECEMASAN10
Frequency Valid
TIDAK SAMA SEKALI SEDIKIT SEDANG SANGAT Total
Percent
Valid Percent
11 8 9 5
33,3 24,2 27,3 15,2
33,3 24,2 27,3 15,2
33
100,0
100,0
Cumulative Percent 33,3 57,6 84,8 100,0
Statistics 3
N
Valid Missing
KECEMASAN 11 33 0
KECEMASAN 12 33 0
KECEMASAN 13 33 0
KECEMASAN 14 33 0
KECEMASAN 15 33 0
2,09 2,00 1,128
2,45 2,00 1,092
2,27 2,00 1,008
2,79 3,00 1,023
2,12 2,00 1,083
1,273
1,193
1,017
1,047
1,172
Mean Median Std. Deviation Variance
KECEMASAN 11
Valid
TIDAK SAMA SEKALI SEDIKIT SEDANG SANGAT Total
Frequency 13 10 4 6 33
Percent 39,4 30,3 12,1 18,2 100,0
Valid Percent 39,4 30,3 12,1 18,2 100,0
Cumulative Percent 39,4 69,7 81,8 100,0
KECEMASAN 12
Valid
SANGAT SEDANG SEDIKIT TIDAK SAMA SEKALI Total
Frequency 7 12 6 8 33
Percent 21,2 36,4 18,2 24,2 100,0
Valid Percent 21,2 36,4 18,2 24,2 100,0
Cumulative Percent 21,2 57,6 75,8 100,0
KECEMASAN 13
Valid
SANGAT SEDANG SEDIKIT TIDAK SAMA SEKALI Total
Frequency 9
Percent 27,3
Valid Percent 27,3
10 10 4 33
30,3 30,3 12,1 100,0
30,3 30,3 12,1 100,0
Cumulative Percent 27,3 57,6 87,9 100,0
KECEMASAN 14
Valid
SANGAT SEDANG SEDIKIT
Frequency 5 6
Percent 15,2 18,2
Valid Percent 15,2 18,2
13 9 33
39,4 27,3 100,0
39,4 27,3 100,0
TIDAK SAMA SEKALI Total
Cumulative Percent 15,2 33,3 72,7 100,0
KECEMASAN 15
Valid
TIDAK SAMA SEKALI SEDIKIT SEDANG
Cumulative Percent 36,4 66,7
Frequency 12 10
Percent 36,4 30,3
Valid Percent 36,4 30,3
6
18,2
18,2
84,8
5 33
15,2 100,0
15,2 100,0
100,0
SANGAT Total
Statistics 4
N
Valid Missing
KECEMASAN 16 33 0
KECEMASAN 17 33 0
KECEMASAN 18 33 0
KECEMASAN 19 33 0
KECEMASAN 20 33 0
1,88 2,00 ,927 ,860
2,52 2,00 1,064 1,133
2,39 2,00 ,998 ,996
2,33 2,00 1,021 1,042
2,30 2,00 1,015 1,030
Cumulative Percent 42,4 75,8
Mean Median Std. Deviation Variance
KECEMASAN 16
Valid
TIDAK SAMA SEKALI SEDIKIT SEDANG SANGAT Total
Frequency 14 11
Percent 42,4 33,3
Valid Percent 42,4 33,3
6 2 33
18,2 6,1 100,0
18,2 6,1 100,0
93,9 100,0
KECEMASAN 17
Valid
SANGAT SEDANG SEDIKIT TIDAK SAMA SEKALI Total
Frequency 11 9
Percent 33,3 27,3
Valid Percent 33,3 27,3
7 6 33
21,2 18,2 100,0
21,2 18,2 100,0
Cumulative Percent 33,3 54,5 75,8 100,0
KECEMASAN 18
Valid
SANGAT SEDANG SEDIKIT TIDAK SAMA SEKALI Total
Cumulative Percent 21,2 54,5
Frequency 7 11
Percent 21,2 33,3
Valid Percent 21,2 33,3
10
30,3
30,3
84,8
5 33
15,2 100,0
15,2 100,0
100,0
KECEMASAN 19
Valid
TIDAK SAMA SEKALI SEDIKIT SEDANG SANGAT Total
Frequency 7 14 6
Percent 21,2 42,4 18,2
Valid Percent 21,2 42,4 18,2
6 33
18,2 100,0
18,2 100,0
Cumulative Percent 21,2 63,6 81,8 100,0
KECEMASAN 20
Frequency Valid
TIDAK SAMA SEKALI SEDIKIT SEDANG SANGAT Total
Percent
Valid Percent
7 15 5 6
21,2 45,5 15,2 18,2
21,2 45,5 15,2 18,2
33
100,0
100,0
Cumulative Percent 21,2 66,7 81,8 100,0
TOTAL
Valid
25 27 28 29 31 32 33 37 38 41 42 43 59 60 61 62 63 64 66 Total
Frequency 1 1
Percent 3,0 3,0
Valid Percent 3,0 3,0
Cumulative Percent 3,0 6,1
1 1 1
3,0 3,0 3,0
3,0 3,0 3,0
9,1 12,1 15,2
1
3,0
3,0
18,2
1 1
3,0 3,0
3,0 3,0
21,2 24,2
1 6
3,0 18,2
3,0 18,2
27,3 45,5
4
12,1
12,1
57,6
2 1
6,1 3,0
6,1 3,0
63,6 66,7
1 3 2 2 2 1 33
3,0 9,1 6,1 6,1 6,1 3,0 100,0
3,0 9,1 6,1 6,1 6,1 3,0 100,0
69,7 78,8 84,8 90,9 97,0 100,0
CURRICULUM VITAE
Nama
: Arika Suci Hartati
Tempat/ Tanggal Lahir
: Langsa, 23 Maret 1985
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum menikah
Alamat rumah
: Desa Karang Anyar Dusun. Rukun Lor.A Kecamatan Langsa Baro Kota langsa.
Riwayat pendidikan : 1. SD Negeri 1 Bintang Hu Lhok Sukon Aceh Utara
(1991-1997)
2. SLTP Negeri 2 Langsa
(1997-2000)
3. SMU Negeri 1 Langsa
(2000-2003)
4. Akademi Keperawatan Dep. Kes Langsa
(2003-2006)
5. PSIK FK USU
(2007-Sekarang)