Pola Kepemimpinan Ketua Bar3t dalam Mengkampanyekan Safety Driving di dalam Komunitas Mobil Bar3t (Banten Auto Revolutions) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Disusun Oleh : NOVRAN EFRIANGGA 082108
KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG – BANTEN 2014
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama
: Novran Efriangga
NIM
: 6662082108
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 05 November 1990
Program Studi
: Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Strategi Kampanye Safety Driving Komunitas Mobil Bar3t (Banten Auto Revolutions) adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.
Serang, 15 November 2013
Novran Efriangga
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama NIM Judul
: NOVRAN EFRIANGGA : 6662082108 : POLA KEPEMIMPINAN KETUA BAR3T DALAM MENGKAMPANYEKAN SAFETY DRIVING DI DALAM KOMUNITAS BAR3T (BANTEN AUTO REVOLUTIONS)
Telah disajikan dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi dan Sidang Komprehensif di Serang, Tanggal 12 Bulan Februari Tahun 2014 dan dinyatakan LULUS. Serang, 12 Februari 2014 Ketua Penguji : …………………………….
Neka Fitriyah S.Sos, M.Si NIP. 197708112005122003 Anggota :
…………………………….
Burhanudin M, SE, M.Si NIP. 197504052008121001 Anggota :
…………………………….
Ari Pandu Witantra, S.Sos NIP. 198204222006041002 Mengetahui, Dekan FISIP UNTIRTA
Ketua Prodi Ilmu Komunikasi
Dr. Agus Sjafari, M.Si. NIP.197108242005011002
Neka Fitriyah S.Sos, M.Si NIP. 197708112005122003
ABSTRAK Novran Efriangga. NIM. 082108. Skripsi. Pola Kepemimpinan Ketua Bar3t dalam Mengkampanyekan Safety Driving di Komunitas Bar3t (Banten Auto Revolutions)
Setiap komunitas memiliki kebiasaan dan ciri khas masing-masing. Dalam hal ini Bar3t, komunitas mobil yang sudah cukup matang dan mempunyai julukan “clubnya para pejabat” ini berdomisili di Banten menggunakan berbagai pendekatan secara personal dan melakukan kampanye dengan cara memberikan contoh langsung ke anggotanya untuk menerapkan sistem safety driving dalam berkendara. Sebuah komunitas pada umumnya hanya memilih cara yang bersifat informal untuk memberikan kampanye tersebut kepada anggotanya karena cara tersebut mudah untuk dimengerti dan lebih efektif dibandingkan dengan cara formal seperti seminar, dan sebagainya. Hal tersebut bukan hanya akan membuat suasana menjadi membosankan akan tetapi juga akan membuat pesan yang dibawa oleh komunikator tidak akan tersampaikan dengan maksimal. Untuk memulai proses kampanye tersebut harus dilakukan memalui pendekatan personal terlebih dahulu supaya apapun yang disampaikan oleh komunikator dapat tersampaikan dan terlaksana dengan baik oleh setiap anggota Bar3t. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pesan safety driving ini tersampaikan dengan baik atau tidak, mampu diserap dan diterima dengan baik atau tidak oleh setiap anggota Bar3t. Teori yang dipakai pada penelitian ini adalah Teori Elaboration likelihood models (ELM) dari Petty dan Cacioppo. Teori ini adalah menelaah perbedaan motivasi atau penangkapan makna pesan dikarenakan perbedaan latarbelakang pendidikan dan kesadaran akan suatu hal yang berkaitan dengan pesan tersebut yang akan berdampak pada hasil akhir penerimaan pesan, dan juga seberapa lama efek dari pesan itu dapat ditimbulkan oleh komunikan itu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Karena tujuan pokok penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan memberikan penjelasan tentang kampanye safety driving yang dilakukan oleh komunitas Bar3t. Penelitian difokuskan kepada anggota Bar3t karena sasaran dari penelitian ini adalah anggota Bar3t. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan wawancara dan observasi. Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi kampanye safety driving yang dilakukan oleh komunitas Bar3t memiliki beberapa cara yaitu melakukan pendekatan personal dan bersifat kekeluargaan. Efek yang ditimbulkan karena memakai pendekatan tersebut yaitu kurang terserapnya informasi safety driving kepada anggota Bar3t karena perbedaan latarbelakang pendidikan dan pengetahuan tentang safety driving menjadikan anggota Bar3t terbagi menjadi dua kelompok yaitu tingkat elaborasi tinggi dan tingkat elaborasi rendah dan menjadikan pemaknaan pesan yang disampaikan sama akan tetapi efek yang akan ditimbulkan berbeda. Kata Kunci : Safety Driving, Pola Kepemimpinan, Kampanye, Feedback
ABSTRACT Novran Efriangga. NIM. 082108. Thesis. Patterns in Leadership Chair of Bar3t Campaigning Safety Driving in Bar3t Community (Banten Auto Revolutions)
Each community has a habit and characteristics on it own. Bar3t In this case , is a car community had already quite mature and has a of nickname " club of the officials " is domiciled in Banten using a variety of personal approach and conduct campaigns by giving examples directly to its members to implement the system of safety in driving. Normally a community just choose informal way to give the campaign to their members because of the way it is easy to understand and more effective than formal methods such as seminars , and so on . It not only will make the atmosphere would be bored but it will also make the message brought by the communicator will not be conveyed to the maximum . To begin the process of the campaign should be carried out through a personalized approach so that any advance given by the communicator can be delivered and implemented well by every member of Bar3t . This study aims to determine the extent of driving safety message is conveyed properly or not , can be absorbed and well received or not by every member of Bar3t . The theory used in this research is the Theory Elaboration likelihood models ( ELM ) of Petty and Cacioppo . This theory is examined differences in motivation or capture the meaning of a message due to differences in educational background and awareness of the issues related to the message that will have an impact on the final result message reception , and also how long the effect of the message can be caused by the communicant . The method used is descriptive method with qualitative approach . Because the main purpose of this study is to describe and provide an explanation of the safety driving campaign conducted by Bar3t community . The research focused on members Bar3t because the target of this research is Bar3t members . Data collection techniques used were interviews and observation . From these observations it can be concluded that the strategy of safety driving campaign conducted by Bar3t community has several ways to approach personal and family-oriented . The effects due to using this approach is less absorption of safety driving information to members Bar3t due to differences in educational background and knowledge of the make safety driving Bar3t members are divided into two groups: high- level elaboration and low levels of elaboration and make meaning of the message will be the same but will it have a different effect . Keywords : Safety Driving, Pattern of Leadership, Campaign, Feedback
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur bagi ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang tidak terkira dan tidak terbatas, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah berupaya semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan peneliti untuk mendapat hasil yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun demikian peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, peneliti dengan senang hati menerima saran dan masukan untuk menyempurnakan skripsi ini. Skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa ada bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka semua. Dalam kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya terutama kepada kedua orangtua yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan sampai terselesaikannya skripsi ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, semoga Untirta menjadi lebih baik kelak. 2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi. 4. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos M.Ikom selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi. 5. Bapak M. Jaiz, S.Sos M.Pd selaku dosen pembimbing akademik sejak peneliti kuliah semester pertama hingga selesai. 6. Ibu Rd Nia Kania., S.Ip, M.Si selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi.
7. Bapak Ari Pandu Witantra., S.Sos selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar
memberikan
bimbingan
dan
arahan
kepada
peneliti
untuk
menyelesaikan skripsi. 8. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada peneliti. 9. Seluruh Staf Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti melancarkan penyelesaian skripsi peneliti. 10. Marli Suhibyat selaku ketua umum Bar3t yang bersedia memberikan pengetahuan baru kepada peneliti tentang dunia komunitas mobil. 11. Teman-teman Bar3t yang dengan terbuka menerima peneliti untuk bertukar informasi tentang dunia komunitas mobil. 12. Adikku Meika Alfiat dan Septa Firmansyah yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 13. Isniyunisyafna Diah Delima, Wahyu Annas, Diaz Ananta, Trami Vidya, Yuyun Y, Ayu Farisa Novalia, Aulia Shofan Hidayat, Hendika SP, Mayabella, Jonah Silas, Boyke Fakhri, Nanda Avreska, Aan A, Annisa Dian F, Inge Yulistia, Rexy Fajrin, Yolanda Fatharani, Nawang, Farissa Azmi, Fawaiz Rasyid Rozaldi, Sieska Kusmanawati, dan semua yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. 14. Sahabat seperjuangan mahasiswa Humas D 2008 Ilmu Komunikasi. 15. Keluarga besar DEVELLA, Inggit Nugroho, Andru Prima, Nurul Ichwan, dan Ridho Ilhami. 16. Keluarga besar HIMAKOM Untirta 2009-2013. 17. Keluarga besar BEM FISIP Untirta 2009-2013. 18. Keluarga besar KOVIKITA. 19. Keluarga besar KKM 15 Untirta 2011. 20. Keluarga besar PASAKOSTA. 21. Kakak-kakak komunikasi Untirta 2006 dan 2007. 22. Teman-teman Ilmu Komunikasi 2008 Humas dan Jurnalistik.
23. Adik-adik FISIP Untirta 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013 24. Teman-teman dari Fakultas FISIP, FKIP, Hukum, Teknik, Pertanian, dan Ekonomi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. 25. Dan semuanya yang membantu peneliti yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 1 1.1 Latar Belakang Masalah ...………………………………………………. 1 1.2 Perumusan Masalah …………………...……………………………….... 12 1.3 Identifikasi Masalah ………………...…………………………………… 12 1.4 Tujuan Penelitian ………………..……………………………………… 13 1.5 Manfaat Penelitian …………………………………..…………………... 13 1.5.1
Manfaat Teoritis …………………………..…………………………. 13
1.5.2
Manfaat Praktis ……………………… …………………………….. 13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………...…………………. 15 2.1 Komunikasi ………………………..……………………………………... 15 2.2 Persuasif ……………………..…………………………………………… 16 2.3 Kampanye ……………………..…………………………………………. 17 2.4 Komunitas ………………………..………………………………………. 19 2.5 Strategi Komunikasi ……………………..……………………………..... 21 2.6 Kepemimpinan ………………..……………………………………….. 22
2.7 Safety Driving ……………………… …………………………………... 22 2.8 Komunitas Mobil di Indonesia …………………….………………….... 36 2.8.1 Sejarah Komunitas Mobil di Indonesia …………..…………... 36 2.8.2 Perkembangan Komunitas Mobil di Banten ……………........ 38 2.9 Teori Penunjang …………...…………………………………………...... 39 2.10 Kerangka Berfikir ……………...………………………………………. 42 2.11 Penelitian Terdahulu ……………...…………………………………..... 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………... 45 3.1 Metode Penelitian ………………………………………………………… 45 3.2 Paradigma Penelitian …………………………………………………….. 47 3.3 Key Informan ……………………………………………………………... 48 3.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………. 49 3.5 Analisis Data ……………………………………………………………… 50 3.6 Lokasi Penelitian dan Waktu …………………………………………….. 51 BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………………... 52 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ……………………………………………...... 52 4.1.1
Komunitas Bar3t ……………………………………………… 52
4.1.2
Informan Penelitian ……...………………………………….... 53
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ……………………...…………………….. 54 4.2.1
Cara dalam Berkampanye Safety Driving ……………...…... 76
4.2.2
Hambatan yang Terjadi dalam Kampanye ……………...….. 76
4.2.3
Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan ……..... 77
4.3 Pembahasan Penelitian dengan Teori Penelitian …………...………. 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………...…….... 84 5.1 Kesimpulan …………………………...………………………………….... 84 5.2 Saran ………………………………...…………………………………….. 85
5.2.1 Saran Teoritis ………………………………...…………………. 86 5.2.2 Saran Praktis …………………………...……………………….. 87 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Speed Index dan Load Index …………………………………… 29
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Booklet GT Peduli Keselamatan Anda dan Keluarga ……… 26 Gambar 2.2 Ban Vulkanisir ...……………………………………………… 33 Gambar 2.3 Ban Batikan ...…………………………………………………. 33 Gambar 2.4 Ban A/T………………………………………………………… 34 Gambar 2.5 Ban M/T………………………………………………………... 34 Gambar 2.6 Booklet GT Care ...……………………………………………. 35 Gambar 2.7 Model Kemungkinan Elaborasi ...……………………………. 41 Gambar 2.8 Kerangka Berfikir .……………………………..……………... 43 Gambar 4.1 Cara Pemakaian Sabuk Pengaman…………………………... 71 Gambar 4.2 Kondisi Rem yang Baik .…..………………………………….. 72 Gambar 4.3 Contoh Memegang Stir yang Benar………………………….. 73 Gambar 4.4 Rambu-Rambu Lalu Lintas…………………………………… 73 Gambar 4.5 Elaboration Likelihood Model (ELM).………...……………... 80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Lampiran 2 : Jadwal Bimbingan Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Lampiran 4 : Dokumentasi Lampiran 5 : Safety Driving PJR Lampiran 6 : Riwayat Hidup Peneliti
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang dikarenakan merupakan alat bantu yang sangat efektif untuk cepat berpindahpindah tempat dengan waktu yang singkat. Hal tersebut sudah menjadi biasa dewasa ini jika ingin menghemat waktu tempuh dalam perjalanan. Setiap orang memiliki kebutuhannya masing-masing, waktu terkadang menjadi hal yang sangat penting bagi setiap orang, sehingga orang sering melupakan hal yang paling penting dalam berkendara yaitu seperti sabuk pengaman dan sebagainya. Hal tersebut bisa menjadi sangat membahayakan dirinya dan pengguna jalan lain yang berada di sekitarnya. Manusia perlu suatu wadah agar mendapatkan kepuasan-kepuasan seperti pengetahuan dari generasi-generasi sebelumnya tentang keamanan berkendara,1 dimana orang tersebut dapat berinteraksi serta bertukar pikiran untuk mencapai sasaran utama seperti keamanan saat berkendara, tertib lalu lintas, dan sebagainya.2 Pertumbuhan kendaraan bermotor bukan tidak menyebabkan dampak. Banyak konsekuensi yang harus ditanggung oleh masyarakat luas akibat dari cepatnya pertumbuhan kendaraan bermotor ini. Pertama, kepadatan yang terjadi di jalan raya 1
Winardi J. 2003. Teori organisasi & pengorganisasian. Jakarta:Raja Grafindo Persada hal.4 Ibid hal.17
2
2
yang mengakibatkan kemacetan yang terjadi di mana-mana, hal ini terjadi diakibatkan pertumbuhan dari kendaraan bermotor baik sepeda motor maupun mobil dan tidak diimbangi dengan pertumbuhan jalan raya tempat mobil dan sepeda motor tersebut berjalan. Konsekuensi pertama tadi juga menjadi penyebab pada konsekuensi yang kedua yaitu terjadinya pencemaran lingkungan, pencemaran lingkungan yang terjadi disini yaitu polusi udara. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain.3 Konsekuensi lainnya yang harus dihadapi yaitu pengguna dari kendaraan bermotor tersebut tidak mematuhi peraturan yang berlaku saat mengendarai kendaraan, salah satunya yaitu umur pengendara. Selain itu, dalam peraturan lalu lintas di Indonesia yang tertuang dalam Undang Undang Lalu Lintas No 22 Tahun 2009 Pasal 77 ayat 1 menyebutkan setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib memiliki SIM sesuai dengan jenis kendaraan bermotor yang dikemudikan. Padahal, sesuai dengan Pasal 81 ayat 1 dan 2, untuk mendapatkan SIM, setiap orang harus memenuhi persyaratan usia, administratif, kesehatan dan lulus ujian. Dari sisi usia, untuk SIM A, C, dan D,
3
http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauan-pencemaran/94pencemaran-udara-dari-sektor-transportasi diakses pada Kamis 8 Agustus 2012 jam 15.35 WIB
3
minimal pemilik SIM harus berusia 17 tahun. Sedangkan B1 minimal 20 tahun dan B2 minimal 21 tahun.4 Saat ini sudah banyak pengendara dibawah umur yang sudah mengendarai kendaraan bermotor dan dikhawatirkan masih belum mengerti peraturan lalu lintas dan mengindahkannya karena umur mereka yang masih anak-anak / remaja yang pada dasarnya masih awam tentang peraturan lalu lintas. Jika hal tersebut terus dibiarkan dan pengguna kendaraan bermotor belum menyadari akan bahayanya berkendara jika belum mengerti peraturan lalu lintas, maka yang terjadi adalah tingginya angka kecelakaan yang terjadi. Kecelakaan yang terjadi merupakan suatu perilaku yang menyimpang dari pengguna kendaraan bermotor yang mematuhi peraturan lalu lintas, baik karena belum mengetahui peraturan tersebut ataupun sudah tahu akan tetapi tetap saja melanggarnya dengan berbagai alasan. Alasan-alasan tersebut tidak dibenarkan karena mengakibatkan kecelakaan, kecelakaan tersebut menimpa diri sendiri dan orang lain. Contoh yang sangat dekat yaitu kasus kecelakaan AQJ yang terjadi diwilayah tol Jagorawi. Dalam kecelakaan itu mengakibatkan banyak orang yang tewas, hal ini dikarenakan umur AQJ yang memang semestinya belum mengendarai kendaraannya sendiri yaitu pada saat ia berumur 14 tahun. Belum lagi kecelakaan yang terjadi di wilayah Banten sendiri belum lama ini. Kecelakaan yang terjadi di daerah Widya Asri Ciracas Serang yang berkaitan dengan pejabat, yaitu kecelakaan yang menelan 2 korban jiwa dan salah satunya merupakan pejabat dinas di Kota Serang. Kecelakaan 4
http://www.beritaglobal.com diakses pada Kamis 08 Agustus 2012 jam 16.40 WIB
4
ini disebabkan oleh human error yaitu pengemudi mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk sehingga mengakibatkan kecelakaan tersebut. Kasus-kasus diatas merupakan contoh kecelakaan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dikarenakan beberapa faktor yaitu umur yang belum layak mengemudi dan berkendara dalam keadaan mabuk. Di Banten sendiri, kasus kecelakaan lalu lintas dari awal tahun 2010 - 2011 ini telah mencapai 3.558 kasus kecelakaan dan angka kerugian materil diperkirakan Rp 15,8 miliar. Dari jumlah kasus kecelakaan tersebut telah menyebabkan korban tewas sebanyak 1.227 orang, korban luka berat sebanyak 1.837 orang,dan korban luka ringan sebanyak 3.640 orang.5 Agar orang-orang dapat lebih menyadari pentingnya keamanan berkendara, dibutuhkan sebuah organisasi yang dekat dengan masyarakat banyak yang berinisiatif dan bergerak cepat dalam menanggapi permasalahan ini. Dalam hal ini, orang-orang yang mempunyai hobi dan kesadaran yang sangat tinggi terhadap pentingnya safety driving bagi berkendaralah yang mampu berperan penting dalam memberikan contoh, mengajak, dan merangkul teman-temannya dan orang disekitarnya untuk berkendara secara aman. Dan lama-kelamaan kebiasaan yang positif ini akan menular pula kepada orang-orang yang berada disekitarnya dan tidak menutup kemungkinan pula diikuti oleh orang-orang lainnya. Berkendara secara aman dewasa ini sudah mulai diabaikan oleh pengendara kendaraan dengan berbagai alasan. Padahal hal ini
5
http://m.sentanaonline.com/news/read/5237/1/29/11/2011/Kecelakaan-Lalu-Lintas-Banten-SudahMengkhawatirkan diakses pada Kamis 21 Juni 2012 jam 20.55 WIB
5
merupakan hal yang sangat penting bagi pengendara kendaraan karena dapat menjaga keselamatan baik pengendara itu sendiri maupun pengguna jalan lainnya. Belum lagi faktor-faktor yang membuat seorang pengendara kehilangan kendali saat berkendara yang disebabkan karena pengemudi mengantuk saat berkendara, penggunaan obatobatan terlarang, memainkan ponsel saat berkendara dan sebagainya. Hal-hal ini juga mempengaruhi seseorang untuk berkendara dengan aman karena terpengaruh oleh pengaruh luar seperti kantuk dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kesadarannya dalam berkendara. Dari fakta-fakta dan data-data diatas mencerminkan bahwa angka kecelakaan lalu lintas masih sangat tinggi. Hal ini sangat memprihatinkan bagi dunia lalu lintas Banten, karena itu peneliti merasa sangat perlu untuk melakukan penelitian tentang safety driving ini karena seperti yang terlihat dari data-data diatas bahwa angka kecelakaan di jalan raya khususnya lalu lintas sudah sampai pada tahap memprihatinkan. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, seperti kondisi kendaraan, kondisi jalan, lingkungan, dan pengendara. Faktor-faktor seperti ini merupakan faktor-faktor yang termasuk dalam keamanan berkendara (safety driving), kondisi kendaraan merupakan salah satu faktor terjadinya kecelakaan seperti kurangnya tekanan ban mobil, perawatan mobil, pengecekan mesin, dan sebagainya. Apabila tidak melakukan perawatan berkala yang disarankan oleh produsen mobil atau standarisasi safety driving maka kendaraan tersebut akan menjadi buruk performanya dan berkurangnya fungsi dari berbagai
6
spare part dari kendaraan tersebut. Kondisi jalan juga merupakan salah satu faktor terjadinya kecelakaan di jalan raya, karena kondisi jalan berlubang yang ada di jalan beraspal dapat menyebabkan pengendara terkejut dan berusaha menghindar sementara dari arah lainnya juga ada kendaraan yang melintas sehingga terjadilah kecelakaan tersebut. Lingkungan juga menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan, maksudnya disini yaitu lingkungan dimana tempat pengendara tinggal atau beradaptasi maka lingkungan itu yang menentukan apakah pengendara tersebut akan menerapkan safety driving atau mengabaikannya. Faktor lainnya yaitu pengendara itu sendiri, apakah ia akan menerapkan safety driving dalam mengendarai kendaraannya atau bersikap seenaknya dan ugal-ugalan di jalan raya tanpa mempedulikan pengguna jalan lainnya. Pada kenyataan yang terjadi disekitar kita juga berbanding lurus dengan apa yang disampaikan diatas, contoh kecilnya yaitu seorang pelajar, mahasiswa, atau pegawai dan sebagainya jika berangkat ke tempat kegiatannya masing-masing menggunakan kendaraan pribadi dengan keadaan terburu-buru dikarenakan terlambat bangun atau hal lainnya, mereka akan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin yang tidak menutup kemungkinan melupakan berbagai ketentuan safety driving seperti lupa memakai safety belt, memacu kendaraannya dengan kecepatan yang tinggi tanpa memperdulikan pengguna jalan lainnya, dan sebagainya. Hal ini sangat sering sekali terjadi pada diri kita atau orang yang berada di sekeliling kita, terlebih lagi dengan adanya komunitas komunitas mobil yang hanya ada karena kesenangan atau hobi yang sama antar anggota-anggota komunitas ini, seperti hanya dengan
7
memodifikasi kendaraannya menjadi terlihat sangat bagus dengan tampilan luar dan dalamnya, bukan karena menerapkan safety driving dan berjiwa sosialnya yang tinggi. Akan tetapi, banyak juga komunitas-komunitas mobil yang berdiri berdasarkan rasa kesadarannya yang sangat tinggi dalam menerapkan safety driving bahwa safety driving merupakan bagian yang sangat penting dalam berkendara dan berjiwa sosial yang sangat tinggi kepada orang-orang yang sedang membutuhkan bantuan seperti mengadakan kegiatan baksos dan sebagainya. Menurut Jefkins, komunitas adalah kelompok orang yang tinggal di sekitar wilayah operasi satu organisasi yang bisa berupa pabrik, areal penambangan, kantor atau bengkel yang disebutnya sebagai tetangga.6 Kita semua bertetangga, baik antar areal perumahan, kecamatan, kota, bahkan tetangga satu negara. Dan beberapa orang yang mempunyai hobi yang sama yaitu mobil membentuk kelompok tersendiri, karena kepedulian komunitas mobil ini kepada masyarakat sekitar, maka mereka berinisiatif untuk melakukan pengarahan cara berkendara yang baik. Komunitas ini memiliki rasa tanggung jawab untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Komunitas seperti ini berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi yang memiliki arti suatu proses sosial yang mempunyai relevansi luas di dalam memfungsikan suatu kelompok, organisasi atau
6
Iriantara Yosal. 2004. Community Relations Teori & Aplikasinya. Bandung:Simbiosa Rekatama Media hal.22
8
masyarakat.7 Pernyataan diatas membuktikan bahwa organisasi komunitas tadi mempunyai tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Komunitas termotivasi dengan 3 hal, yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.8 Pada kenyataannya bahwa manusia mempunyai kebutuhan untuk berkendara supaya segala aktifitasnya berjalan dengan cepat karena dengan berkendara maka ia dapat menghemat waktu dalam perjalanan yang ditempuh, dalam aktifitas berkendaranya maka ia akan merasa perlu atau butuh akan membentuk sebuah kelompok yang mempunyai kegiatan atau hobi yang sama. Hal ini dapat menghasilkan berbagai hal yaitu dapat memperoleh informasi yang berkaitan dengan aktifitasnya sehari-hari tentang berkendara dan mungkin mendapat nilai plus berupa eksistensi di kalangannya maupun di masyarakat luas seperti membentuk atau sekedar masuk ke dalam sebuah komunitas dan sebagainya yang mempunyai satu visi dan tujuan dengannya, bahkan membentuk atau masuk ke dalam sebuah organisasi resmi yang terstruktur untuk mewujudkan visi, misi dan tujuannya itu. Komunitas Bar3t ini pun mempunyai tujuan atau dorongan untuk menekan angka kecelakaan yang terjadi belakangan ini. Karena organisasi seperti komunitas ini pun juga memiliki tujuan yang rasional seperti mengurangi konflik dengan masyarakat, meningkatkan keamanan dalam berlalu lintas dan memberikan
7
Thoha Miftah. 1983. Perilaku organisasi konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta:Raja Grafindo Persada hal.185 8 Ibid hal 207
9
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat tentang cara berkendara yang aman.9 Konflik yang ingin dikurangi seperti memperbaiki citra tentang komunitas kendaraan bermotor yang sudah terlanjur buruk di mata masyarakat, lalu meningkatkan keamanan berlalu lintas seperti mengurangi atau menekan angka kecelakaan yang terjadi di jalan raya, dan informasi yang diberikan kepada masyarakat seperti cara memakai sabuk pengaman yang baik dan benar, berapa tekanan angin pada ban yang baik dan sebagainya. Dalam hal ini masyarakat berperan aktif dalam berkendara yang aman, karena masyarakat merupakan sasaran utama dari sosialisasi ini. Selain itu, aparat kepolisian juga harus berperan aktif dalam sosialisasi ini dikarenakan pihak kepolisian berperan sebagai pengawas dalam kehidupan berkendara sehari-hari. Komunitas Bar3t pun tidak kalah pentingnya dalam sosialisasi ini karena komunitas ini merupakan perantara atau penghubung antara pihak kepolisian sebagai pembuat kebijakan dan masyarakat luas sebagai komunikannya. Oleh karena itu komunitas ini menjadi perantara dalam sosialisasi tentang keamanan berkendara (Safety Driving) yang dicanangkan oleh aparat kepolisian sebagai komunikator kepada masyarakat sebagai komunikan yang menjalankan kebijakan tersebut. Dan ada juga satu hal yang penting dalam sosialisasi ini yaitu pemilihan media yang tepat dalam menyampaikan pesan tersebut sehingga efektif dalam penyampaian dan penerimaan pesannya.
9
Shaun Tyson & Tony Jackson. 1992. Perilaku Organisasi. Yogya:Andi hal 166
10
Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti usia, kecerdasan, karakteristik populasinya dan sebagainya, kelompok orang tua melahirkan pola perilaku yang pasti berbeda dengan kelompok anak-anak muda.10 Dikarenakan pola pikir dari keduanya yang memang secara alamiah tidak sama dan pengalaman yang mereka alami sangat berbeda, itu menjadi penyebab perilaku dari kedua kelompok ini berbeda. Tidak sepenuhnya perilaku itu berasal dari masyarakat itu sendiri, dan tidak dapat dipungkiri lagi kalau perilaku seseorang atau masyarakat berasal dari lingkungan dimana asal masyarakat tersebut, termasuk dalam perilaku berkendara. Karena sebenarnya sistem kepribadian manusia terdiri dari id, ego, dan superego
11
.
Dan yang menggerakkan perilaku manusia tersebut adalah ego, ego merupakan mediator antara hasrat hewani dengan tuntutan rasional atau realistik, dan hal tersebut harus dikendalikan secara benar melalui berbagai pengalaman dan informasi yang didapat dari orang lain. Hal seperti ini yang membuat peneliti merasa perlu diadakannya penelitian tentang strategi-strategi yang dirancang oleh komunitas-komunitas mobil dalam melakukan kampanye safety driving kepada anggota-anggotanya khususnya dan untuk masyarakat luas pada umumnya mengingat pentingnya safety driving dalam berkendara karena menyangkut keselamatan pengendara itu sendiri dan pengguna
10 11
Rakhmat Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosakarya hal.46 Ibid hal 19
11
jalan lain serta mengingat tingginya angka kecelakaan kendaraan bermotor khususnya mobil di wilayah Banten. Seperti yang kita ketahui saat ini, anak muda yang mempunyai komunitas mobil atau sekedar mempunyai mobil dalam aktivitasnya lebih mementingkan gaya atau style dalam berkendara dibandingkan keamanan dalam berkendara (safety driving). Banten Revolution Team (Bar3t) merupakan sebuah komunitas mobil di Banten yang berdiri sejak tahun 2004 dan mempunyai anggota kurang lebih berjumlah 30 orang yang aktif di organisasi Bar3t dan mencapai 80 orang yang non aktif di organisasi Bar3t, anggota dari Banten Revolution Team (Bar3t) ini berasal dari berbagai kalangan, baik kalangan tua maupun muda dan dari berbagai profesi yang ada seperti pelajar, mahasiswa, sampai kepolisian dan pejabat, baik yang di pemerintahan kabupaten kota maupun tingkat provinsi. Komunitas Bar3t ini juga dikenal sebagai komunitasnya para pejabat dikarenakan anggota-anggota dari komunitas ini sebagian merupakan orang yang bekerja di tingkat pemerintahan dan mempunyai jabatan. Oleh sebab itu komunitas ini dapat lebih mudah dalam menjangkau masyarakat sekitar dari berbagai kalangan maupun usia dan dapat menularkan kebiasaan safety driving yang dimilikinya, akan tetapi kebiasaan safety driving tersebut harus dimulai dari dalam tubuh komunitas ini sehingga dapat menularkan kebiasaan tersebut kepada orang lain. Banten Revolution Team (Bar3t) berdiri cukup lama di Banten sehingga mempunyai banyak pengalaman dan informasi yang cukup dalam melakukan
12
kampanye safety driving dan menerapkannya sehingga dapat ditularkan kebiasaan safety driving tersebut kepada anggota-anggotanya. Dapat dilihat dari tahun berdirinya komunitas Bar3t yang sudah menginjak umur ke 9 tahun, sebagian dari anggotanya dapat membuka link ke kepolisian baik Polres, Polda, sampai ke Polri untuk mendapatkan arahan langsung tentang safety driving, dan anggota dari Bar3t ini terdiri dari berbagai profesi khususnya dari kepolisian yang merupakan tempat atau sumber dari kampanye safety driving itu sendiri. Lalu bagaimanakah strategi komunikasi yang dilakukan Banten Revolution Team (Bar3t) dalam melakukan kampanye safety driving kepada anggotanya?, Oleh karena itu penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Strategi kampanye Safety Driving komunitas mobil Banten Revolution Team (Bar3t).”
1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas terdapat pertanyaan yang dapat diteliti dan ditemukan jawabannya yaitu : Bagaimana Strategi komunikasi komunitas mobil Banten Revolution Team (Bar3t) dalam proses kampanye safety driving?
1.3 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana cara pimpinan Bar3t dalam mengkampanyekan safety driving ? 2. Hambatan apa yang dihadapi pimpinan Bar3t dalam mengkampanyekan safety driving ?
13
3. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam mengkampanyekan safety driving ? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui cara pimpinan Bar3t dalam mengkampanyekan safety driving 2. Mengetahui
hambatan
apa
yang
dihadapi
pimpinan
Bar3t
dalam
hambatan
dalam
mengkampanyekan safety driving 3. Mengetahui
bagaimana
upaya
untuk
mengatasi
mengkampanyekan safety driving 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis / Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontibusi bagi ilmu pengetahuan khususnya ilmu komunikasi tentang cara-cara atau strategi komunikasi yang tepat dalam berkampanye. 1.5.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan untuk membuka mata dan lebih memberi perhatian bagi instansi terkait seperti kepolisian dalam bekerjasama dengan komunitas-komunitas mobil yang menganut safety driving dalam aturan utama clubnya dan bagi masyarakat luas dalam keamanan saat berkendara demi tertekannya angka kecelakaan di wilayah Banten.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah lepas dari kegiatan komunikasi, komunikasi memiliki arti penting bagi manusia dalam berinteraksi. Komunikasi merupakan sarana dalam melakukan suatu hubungan atau interaksi dengan orang lain. Manusia selalu mengaktualisasikan diri dalam suatu lingkungan dengan memberikan simbol-simbol atau makna melalui pertukaran informasi. Komunikasi
merupakan
penyampaian
informasi,
gagasan,
emosi,
keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain, kegiatan atau proses penyampaian pesan tersebut dinamakan komunikasi.12 Safety driving merupakan suatu lambang atau kata-kata yang bertujuan untuk memberikan pesan bahwa pentingnya keamanan saat berkendara, oleh karena itu komunikasi sangat diperlukan dalam menyampaikan apa yang diinginkan oleh komunikator kepada komunikan. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.13 Dalam hal ini ketua club Bar3t memberikan contoh kepada anggotanya untuk bersikap sepertinya yaitu berkendara dengan aman agar ditiru juga oleh anggotanya. 12 13
Ruslan Rosadi. 2005. Kiat & Strategi kampanye Public Relations. Jakarta:Raja Grafindo hal 17 Muhamad Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta:PT Bumi Aksara hal.4
15
Menurut Theodore M Newcomb, komunikasi yaitu suatu transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan yang diskriminatif dari sumber kepada penerima.14 Pimpinan Bar3t memberitahu kepada anggota-anggotanya baik secara verbal maupun non verbal bahwa pentingnya keamanan saat berkendara merupakan hal yang sangat vital dalam berkendara baik diri sendiri maupun pengguna jalan lainnya.
2.2 Persuasif Menurut Ronald L. Applbaum dan Karl W.E. Anatol “Persuasif adalah proses komunikasi yang kompleks ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan yang disengaja maupun yang tidak disengaja melalui cara-cara verbal dan nonverbal untuk memperoleh respon tertentu dari individu atau kelompok lain. Sementara itu Bettinghous merumuskan persuasi sebagai “komunikasi manusia yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka.”15 Komunikator memberikan berbagai pesan-pesan kepada anggotanya baik verbal seperti peraturan tertulis maupun non verbal seperti memberikan contoh kepada anggota-anggotanya dengan cara mempraktekkan safety driving dalam berkendaranya. Menurut Winston Brembeck dan William Howell dalam persuasion a means of social change (1952) definisi persuasi yaitu usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif-motif orang kearah tujuan yang
14 15
Mulyana Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:PT Rosda hal.62 Afrilla Naniek. 2011. Komunikasi Persuasi. Serang:Sayuti.com hal 35
16
ditentukan dan komunikasi tersebut dimaksudkan untuk mempengaruhi pilihan orang lain. Dan Burke yang dikutip Larson dalam Persuasion berpendapat bahwa definisi dari persuasif yakni penciptaan bersama suatu pernyataan identifikasi atau kerjasama diantara sumber pesan dengan penerima pesan yang diakibatkan oleh penggunaan simbol-simbol.16 Komunikator
memberikan
informasi
tentang
safety
driving
kepada
komunikannya dan menjelaskan secara detail dan bukti nyata tentang peristiwa yang diakibatkan oleh pengemudi yang lalai atau tidak berkendara secara aman seperti memakai safety belt, menerobos lampu merah, belok tanpa menggunakan lampu sen dan sebagainya. Hal ini dilakukan oleh komunikator untuk memberi awereness kepada komunikannya agar mengikuti aturan safety driving dalam berkendara.
2.3 Kampanye Berbagai definisi dari banyak ahli banyak sekali mendefinisikan kampanye itu apa. Salah satunya menurut Leslie B Snyder, kampanye merupakan aktifitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan kepada khalayak tertentu, sedangkan menurut Rogers dan Storey, kampanye merupakan serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu.17
16 17
Ibid hal 36 Rosadi. 2005. Kiat & Strategi kampanye Public Relations. Jakarta:Raja Grafindo hal 23
17
Proses kampanye yang dilakukan komunikator dalam hal ini melakukan ajakan-ajakan yang dilakukan secara terus menerus kepada komunikannya agar komunikan tersebut berkendara secara aman. Lain lagi definisi dari Pfau dan Parrot yang berpendapat bahwa kampanye merupakan suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, komunikator dengan jelas memberikan ajakan-ajakan tersebut kepada komunikannya dengan keadaan sadar bahwa tindakannya tersebut akan mengubah sikap dari komunikannya agar dapat melakukan apa yang menjadi tujuan dari komunikatornya tersebut. Rajasundaram dalam buku Antar Venus juga berpendapat bahwa kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pula pemecahan masalahnya.18 Komunikator memberikan berbagai alasan kepada anggota-anggotanya mengapa ia memberikan instruksi atau ajakan kepada mereka dan memberikan sebuah solusi bagaimana permasalahan yang mereka hadapi dapat terpecahkan, hal inilah yang membuat komunikan dapat mengikuti apa yang diinstuksikan oleh komunikator karena jelas kenapa dan mengapa mereka harus mengikuti apa yang disarankan atau yang diinstrusikan oleh komunikator tersebut.
18
Venus Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung:Simbiosa Rekatama Media hal 8
18
2.4 Komunitas Komunitas bukanlah bahasa baru dalam ruang lingkup sosial. Komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, resiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Menurut Basu Swastha Dharmmesta dan T Hani Hadoko : “Komunitas adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu – individu berinteraksi satu sama lain, karena adanya hubungan diantara mereka. Sebagai hasil dari interaksi yang terus – menerus ini adalah, lambat laun akan tercipta struktur diantara mereka.”19 Adapun definisi komunitas menurut Burhan Bungin adalah hubungan antara manusia yang mewujudkan adanya sistem komunikasi dan peraturan – peraturan yang mengatur hubungan antara mereka. Melalui sistem hidup tersebut muncullah budaya yang mengikat antara satu manusia dengan manusia lain.20 Sedangkan menurut Stewart E. Perry memandang ada dua makna komunitas. Pertama, komunitas sebagai kategori yang mengacu pada orang yang saling berhubungan berdasarkan nilai – nilai dan kepentingan bersama yang khusus , seperti para penyandang cacat, jamaah masjid atau kelompok imigran. Kedua, secara khusus menunjuk pada satu kategori manusia
19
Basu Swastha Dharmmesta dan Hadoko, T Hani. Manajemen Pemasaran “analisa perilaku konsumen. Yogyakarta : Liberty. 2009. Hal 66 20 Bungin Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2006. Hal 29
19
yang berhubungan satu sama lain karena didasarkan pada lokalitas itu secara tak langsung membuat mereka mengacu pada kepentingan dan nilai – nilai yang sama.21 Kekuatan pengikat suatu komunitas, terutama, adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi atau wilayah geografis. Masing – masing komunitas karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam
menanggapi
dan
menyikapi
keterbatasan
yang
dihadapainya
serta
mengembangkan kemampuan kelompoknya. Terdapat tiga karakteristik utama komunitas yang selalu muncul, yaitu :22 1. Kesatuan Tempat (locality)
Komunitas didefinisikan secara fisik sebagai entitas spasial di mana titik beratnya lebih kepada lokasi geografis seperti desa atau perkotaan 2. Jaringan Sosial (social network)
Komunitas dikatan eksis apabila didalamnya terdapat network interrelationship antar anggota di dalam suatu tempat yang sama 3. Hubungan (relationship-communion)
Komunitas didefinisikan sebagai suatu hubungan perasaan saling
21
http://www.cedworks.com/article_3.html diakses pada Sabtu, 9 Juni 2012 jam 16.00 WIB KW. Adiputra, http://eprints.undip.ac.id/29477/1/Skripsi015.pdf diakses pada hari Sabtu, 09 Juni 2012 jam 16.10 WIB 22
20
2.5 Strategi Komunikasi Strategi adalah suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktek operasionalnya. Komunikasi secara efektif adalah bagaimana mengubah sikap, mengubah opini, dan mengubah perilaku. Tujuan utama strategi menurut R.Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnet yaitu : 1.
Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi.
2.
Cara penerimaan terus terbina dengan baik.
3.
Penggiatan untuk memotivasinya.
4.
Tercapainya tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.23 Dalam strategi ini, hal penting yang harus diperhatikan adalah sasaran
kampanye, harus melihat segmentasi sasaran tersebut untuk mempermudah mengidentifikasi sasaran. Saat itu perlu membagi sasaran ke dalam lapisan-lapisan yaitu sasaran utama, sasaran lapis satu, sasaran lapis dua, dan seterusnya sesuai dengan tujuan kampanye
24
. Karena kampanye akan berjalan efektif apabila pesan
kampanye yang disampaikan tepat pada sasarannya.
23 24
Rosadi. 2005. Kiat & Strategi kampanye Public Relations. Jakarta:Raja Grafindo hal 37 Venus Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung:Simbiosa Rekatama Media hal 150
21
2.6 Kepemimpinan Menurut Howard H. Hoyt dalam bukunya yang berjudul Aspec of modern Public Administration, kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, juga kemampuan untuk membimbing orang.25 Menurut George R. Terry dalam bukunya Principle of Management memberikan definisi kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok.26
2.7 Safety Driving Safety driving merupakan tata cara perilaku dalam mengendarai kendaraan yang aman dan nyaman bagi diri sendiri maupun pengguna jalan lainnya.27 Seperti memakai sabuk pengaman, berkendara tidak dalam keadaan mengantuk, dan sebagainya. Karena hal tersebut dapat menghindari dari resiko kecelakaan lalu lintas, dan pada kenyataannya kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang paling banyak mengakibatkan kematian. Oleh karena itu komunitas mobil ini berinisiatif untuk memberikan sosialisasi dan berbagai macam pengarahan serta pengetahuan agar masyarakat dapat sadar akan pentingnya safety driving.
25
Kartono Kartini 1992. Pemimpin dan Kepemimpina. Jakarta:RajaGrafindo Hal. 87 Ibid 27 Kurniawan Boykhe. Buku panduan Yamaha Safety Riding Science hal 1 26
22
Safety driving terbagi menjadi beberapa point seperti : 1. Pemeriksaan awal kendaraan seperti : pengecekan lampu indikator, tekanan angin pada ban, ban cadangan, dan pengecekan apakah terjadi kebocoran pada oli atau minyak rem atau tidak. 2. Pemeriksaan berat beban angkut mobil. 3. Pemakaian safety belt. 4. Menyesuaikan posisi spion depan dan samping. 5. Perhatikan posisi stir yang aman yaitu kedua tangan ada pada posisi jam 3 dan jam 9, untuk mengantisipasi kecelakaan karena airbag akan mengembang di posisi tersebut. 6. Menjaga jarak aman dengan kendaraan lain. Beberapa hal tersebut merupakan standar safety driving yang menjadi standar keamanan yang diberikan oleh perusahaan pembuat kendaraan bermotor.28 Pemeriksaan awal kendaraan jelas sangat diperlukan karena dalam perjalanan sebuah persiapan merupakan modal yang sangat penting dalam berkendara, seperti memeriksa kelayakan dari semua bagian dari mobil termasuk lampu indikator, mesin, oli, minyak rem, dan memposisikan kaca spion agar mendapatkan pandangan terjelas dari segala sisi. Berikutnya saat berkendara, hal yang harus diperhatikan adalah pemakaian safety belt agar posisi menyetir tidak berubah dalam kondisi apapun, lalu posisi stir yang kedua tangan kita harus berada di jam 3 dan 9 karena airbag akan
28
http://www.astracreditcompanies.com/news_archieves/read/131/tips_mengemudi _dengan_aman diakses pada Kamis, 14 November 2013 jam 13.00 WIB
23
mengembang tepat diposisi tersebut sehingga dapat menyelamatkan nyawa pengemudi jika terjadi kecelakaan. Menurut instansi terkait yaitu PJR, mereka mengeluarkan standar safety driving sebagai berikut :29 Cara Safety Mengemudi •
•
Sikap –
Pengecekan pra-perjalanan
–
Meniadakan hal yang mengalihkan perhatian mental dan fisik
–
Mengenal rute perjalanan
–
Menyiapkan diri untuk mengemudi secara defensif
Ruang –
•
Menyiapkan waktu dan ruang untuk bermanufer saat diperlukan
Bidang pandang (5 sikap pengamatan) –
Jauh ke depan
–
Kuasai seluruh bidang pandang
–
Gerakan mata anda
–
Sediakan ruang untuk menghindar
–
Pastikan mereka melihat anda
Peraturan yang Wajib dilaksanakan 1. Posisi tangan yang benar ialah antara “10-2” 2. Sabuk pengaman dikenakan setiap saat 29
Panduan keamanan safety driving Polisi Jalan Raya (PJR)
24
3. Perhatikan batas kecepatan maksimum yang tertera di rambu jalan 4. Tidak dibenarkan meminum minuman beralkohol 5. Perhatikan kelengkapan standar kendaraan (reflektor, kotak PPPK, pemadam kebakaran, dll) Daftar periksa keamanan pra perjalanan 1. Pastikan semua lampu berfungsi 2. Periksa bahan bakar, minyak mesin, cairan pendingin mesin 3. Periksa tekanan udara ban 4. Pastikan semua peralatan yang kendur sudah dikencangkan 5. Periksa kelengkapan standar kendaraan 6. Pastikan kaca depan dan jendela (kanan & kiri) bersih 7. Pastikan kaca spion telah distel untuk pandangan yang benar 8. Hidupkan mesin dan amati seluruh instrumen 9. Pastikan sistem rem bekerja dengan baik (pengecekan 4 titik) 10. Periksa ulang dokumen yang diperlukan 11. Kencangkan sabuk pengaman Banyak hal lain yang bisa diperiksa sebelum berkendara, salah satunya yang paling penting yaitu pemeriksaan ban. Mulai dari tekanan angin pada ban, ukuran velg yang dipakai, kondisi ban cadangan, dan sebagainya. Menurut booklet yang dikeluarkan oleh salah satu perusahaan produksi ban di Indonesia yang berjudul “GT Care” edisi Februari 2012 mengatakan adanya banyak fungsi dan peran penting ban dalam berkendara, salah satunya tentang pemilihan
25
spesifikasi ban yang tepat.30 Apakah fungsi ban tersebut untuk kondisi jalan yang beraspal atau tanah, apakah ukuran dari velg ban tersebut aman untuk berkendara, apakah ukuran velg tersebut mengganggu sistem operasi unsur-unsur lain pada kendaraan atau tidak, pentingnya ban cadangan, beban yang aman untuk diberikan kepada ban, keterkaitan ban dengan suspensi dalam kenyamanan berkendara, dan sebagainya. Ban merupakan unsur vital dalam pengoperasian kendaraan baik roda dua maupun roda empat sehingga harus mendapat perawatan serta perhatian lebih dari pengendara sebelum melakukan perjalanan, baik perjalanan dekat maupun perjalanan jauh demi keselamatan dan keamanan setiap pengendara tentunya.
Gambar 2.1 Booklet GT Peduli Keselamatan Anda dan Keluarga
30
Sigit Tri Santoso. 2012. GT Care. Jakarta:Pinpoint Publications
26
Ban memiliki fungsinya tersendiri, secara umum fungsi ban untuk semua jenis kendaraan sama, yaitu :31 1. Menahan beban Dalam hal menahan beban yang paling berpengaruh adalah tekanan angin, karena angin pada ban berfungsi untuk menopang berat kendaraan dan muatan. 2. Meredam guncangan Tekanan angin dan type ban (radial/bias) sangat berpengaruh dalam meredam guncangan awal sebelum diredam lagi oleh suspensi. Ban tipe radial mampu meredam guncangan lebih baik daripada ban tipe bias. 3. Meneruskan tenaga dari mesin Ban berfungsi untuk meneruskan gaya gerak dan pengereman ke permukaan jalan, hal ini berkaitan dengan kinerja traksi dan pengereman yang berpengaruh dalam hal ini adalah pattern atau kembangan ban. 4. Meneruskan fungsi kemudi Ban sangat penting dalam mengontrol arah kendaraan, hal ini akan menentukan
kemampuan
bermanuver
dan
berkendara.
31
GT Radial Peduli Keselamatan Anda & Keluarga. PT Gajah Tunggal Tbk.
kestabilan
dalam
27
Dilihat dari pentingnya fungsi ban pada kendaraan, banyak hal-hal tentang ban yang harus diperhatikan dalam safety driving menurut sumber ini, yaitu sebagai berikut : 1. Ban diciptakan berbeda tapi dengan satu tujuan Tiap ban diciptakan berbeda-beda tipenya akan tetapi fungsinya tetap sama yaitu memaksimalkan performa dari kendaraan agar sesuai dengan kebutuhannya. Contohnya ban untuk kendaraan penumpang berbeda dengan ban untuk kendaraan komersial, ban kendaraan untuk penumpang diciptakan agar saat dipakai bisa memberikan kenyamanan kepada penumpang dan punya kemampuan yang baik terhadap segala efek yang mungkin timbul (panas, guncangan, dan traksi) saat melaju cepat. Sementara ban kendaraan komersial diprioritaskan supaya mampu menahan beban dalam jumlah besar, sesuai spesifikasinya. Tak heran speed index pada ban kendaraan penumpang akan lebih tinggi dibanding dengan ban kendaraan komersial. Sebaliknya load index pada ban kendaraan komersial akan lebih tinggi daripada ban untuk mobil penumpang.
28
Tabel 2.1 Speed Index dan Load Index
2. Perhatikan ukuran velg Kebanyakan pemilik kendaraan khususnya anggota komunitas ingin sekali kendaraannya terlihat indah dan enak dilihat, hal yang paling mudah yaitu merubah ukuran velg agar terlihat lebih sporty dan gagah. Tidak ada yang melarang hal tersebut untuk dilakukan akan tetapi harus tetap tidak melupakan faktor keselamatan. Produsen mobil telah memperhitungkan spesifikasi bagian per bagian mobil secara detail. Kaitan antara komponen satu dengan komponen yang lain saling mempengaruhi. Terutama soal velg dan ban yang sangat berpengaruh pada sistem kerja suspensi, kemudi, dan tentu saja rem. Bila keluar
29
dari kaedah yang ditentukan artinya kita harus menyesuaikan komponen lainnya agar secara kesatuan sistem bisa berjalan benar. Dengan menambah diameter velg maka akan ada penambahan berat dan kita akan merasakan bagaimana roda sangat mempengaruhi akselerasi, deselerasi, dan pengendalian mobil. Memakai ukuran roda yang lebih besar maka akan membutuhkan daya untuk berakselerasi yang besar pula sehingga akselerasi akan terasa melambat. Sama halnya dengan pengereman, jarak pengereman relatif akan lebih panjang
karena beban muatan berlebih yang ditimbulkan oleh
penambahan diameter velg. Ukuran velg boleh saja ditambahkan akan tetapi pabrikan hanya membolehkan untuk naik sampai dua inci saja seperti contohnya jika velg standar kita berukuran 15 inci maka hanya direkomendasikan untuk naik hanya 2 inci dari ukuran velg standar yaitu sampai 17 inci itupun performa sistem rem yang bisa menurun. Selain itu perbesaran diameter pada velg juga mempengaruhi keakuratan dari speedometer dan odometer, tingkat kenyamanan berkendara juga akan ikut menurun karena suspensi menjadi lebih keras dan radius putar dari roda depan tidak bisa lagi dibelokkan secara maksimal karena mentok di rumah roda. 3. Ban cadangan itu bersifat sederhana Hal ini yang harus diperhatikan bagi pengendara kendaraan bermotor, ban cadangan memang sangat penting keberadaannya didalam mobil
30
akan tetapi hal kecil yang selalu terlewatkan adalah sifat ban cadangan yang hanya sementara. Artinya ban tersebut dipakai kendaraan disaat tertentu saja seperti ban kempis saat berada dijalan tol karena kita akan sulit menemukan bengkel dijalan tol dan dalam keadaan yang sama dimana kita sulit menemukan tukang tambal ban tersebut sehingga kita harus menggantinya terlebih dahulu sampai menemukan toko ban resmi ataupun bengkel. Ukuran ban cadangan yang lebih kecil daripada ban standar yang ada merupakan alasan mengapa ban tersebut hanya bersifat sementara. Ban cadangan lebih baik digunakan dalam keadaan darurat seperti saat kita kesulitan menemukan bengkel yang dapat menambal atau memberikan tekanan angin tambahan kepada ban standar. Hal lainnya yang harus diperhatikan dengan penggunaan ban cadangan adalah selama memakai ban cadangan janganlah melaju terlalu kencang, maksimal 80 km/jam saja. Pastikan sebelumnya ban cadangan tersebut terisi tekanan angin yang sama dengan ban standar yang dipakai pada kendaraan itu. Sesuaikan cara mengemudi kendaraan dengan menggunakan ban cadangan karena berbeda dengan ban standar lainnya. Ukuran besar kecilnya ban tidak akan menjadi masalah selama kita tahu cara memakainya. 4. Tukang ban “pinggiran jalan” tak selamanya menjadi “penolong” Disaat dalam keadaan genting seperti tiba-tiba ban kempis atau sekedar ingin mengganti ban/velg baru tetapi keuangan menipis atau
31
berhemat, “toko-toko” ban pinggir jalan menjadi alternatif untuk mewujudkannya. Banyak dari kita tidak tahu apa saja yang dijual di toko ban pinggir jalan tersebut, apakah aman untuk keselamatan atau tidak. Ditoko ban pinggir jalan itu menjual beberapa jenis ban yaitu ban bekas dengan tingkat keausan 10-30%, dengan tingkat keausan yang rendah maka ketebalan ban masih terlihat tebal dan masih layak pakai. Kedua ada ban batikan, yaitu ban bekas yang sudah tidak layak pakai akan tetapi diukir lagi oleh “pengrajin” ban sehingga groove nya kembali dalam. Secara logika ban yang diukir kembali oleh “pengrajin” ban akan jauh lebih mudah tergerus oleh guncangan dan panas yang ditimbulkan saat mobil sedang melaju karena daya cengkramnya akan berkurang dan bisa menghancurkan konstruksi ban batikan ini. Hal ini disebabkan karena ban tersebut sudah tidak layak pakai tetapi dipaksakan dipakai demi keuntungan ekonomis. Ketiga adalah ban vulkanisir, ban ini ban yang dilapis ulang karena ban ini merupakan ban yang masih layak pakai tetapi diberi “daging” baru sehingga ketebalannya menjadi seperti ban baru dan memiliki tapak yang baru pula. Ban seperti ini biasanya dipakai oleh bus dan truk. Bagaimanapun ban bekas, ban baru akan lebih baik daripada ban vulkanisir apalagi ban batikan.
32
Gambar 2.2 Ban Vulkanisir
Gambar 2.3 Ban Batikan
33
5. Berbeda ban beda medan jelajahnya
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Ban A/T
Ban M/T
Setiap ban memiliki karakternya sendiri, seperti ban yang dipakai saat berjelajah di medan bertanah dan berlumpur masuk dalam kategori ban M/T atau Mud Terrain karena ban tersebut memiliki daya cengkram yang kuat di medan seperti itu. Berbeda dengan kategori ban A/T atau All Terrain karena ban jenis ini mempunyai kemampuan jelajah di segala medan aspal dan tanah yang tidak ekstrem. Silihat dari perbedaan karakter kedua ban seperti ini jelas bahwa karakter ban harus disesuaikan dengan medan jelajah yang akan ditempuh, ban kategori M/T hanya bisa digunakan pada medan jelajah tanah ekstrem yang berlumpur karena daya cengkramnya yang kuat jika dipakai dijalan beraspal maka akan berakibat pada jarak sistem pengereman
34
akan lebih panjang dikarenakan penampang tapak ban pada aspal lebih sedikit dibanding ban kategori A/T. Sebaliknya ban dengan kategori A/T hanya bisa digunakan di medannya saja yaitu aspal dan tanah yang tidak ekstrem karena jika dipaksakan untuk menjelajahi medan yang bersifat tanah berlumpur dan berbatu maka akan licin dikarenakan banyaknya penampang tapak ban nya hampir keseluruhan yang berakibat ban tidak dapat mencengkram medan tersebut secara maksimal. Lebih baik menggunakan ban kategori tertentu di medan semestinya ban itu berjelajah.
Gambar 2.6 Booklet GT Care
35
2.8 Komunitas Mobil di Indonesia Banyak orang yang berkumpul dikarenakan persamaan hobi atau sekedar ingin bertukar informasi tentang apa yang menjadi minat dari mereka, seperti komunitas mobil yang ada di Indonesia. Pada umumnya mereka membentuk suatu komunitas berdasarkan kesamaan jenis kendaraan yang mereka punya, daerah domisili dimana mereka tinggal, atau juga persamaan visi yaitu ingin membuat komunitas yang ramah lingkungan, dan sebagainya. Beberapa alasan ini memang sudah menjadi landasan mereka untuk membentuk sebuah komunitas mobil tetapi tidak semua komunitas memperhatikan panduan keamanan safety driving seperti yang ditetapkan kepolisian atau perusahaan pembuat kendaraan bermotor walau diantara mereka juga tidak sedikit yang taat dan menjadikan safety driving sebagai panutan dalam berkendaranya, bahkan menjadikannya bagian dari peraturan didalam tubuh komunitas tersebut. Bagi yang melanggar bisa langsung diberi teguran bahkan sampai dikeluarkan dari komunitas itu 2.8.1 Sejarah Komunitas Mobil di Indonesia Komunitas atau perkumpulan yang berlandaskan dengan kesamaan hobi atau gaya hidup sudah ada sejak lama, sama halnya dengan komunitas mobil yang ada di Indonesia. “Menurut sejarah, PPMKI (Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia) adalah komunitas mobil klasik tertua di Indonesia, ide awalnya dari pameran otomotif pertama di Indonesia yang diselenggarakan oleh IKIA, Inc. pada bulan November 1979 di Balai Sidang Jakarta, event ini menjadi momentum cikal bakal terbentuknya komunitas pecinta mobil kuno dan akhirnya pada tanggal 13 November 1979 Bapak Solichin G.P. bersama kawan-kawannya
36
membentuk organisasi PPMKI ini yang merupakan cikal bakal dari komunitas-komunitas pecinta mobil yang ada di Indonesia”.32 Bapak Solichin G.P. merupakan Gubernur Jawa Barat pada era tersebut dan membentuk suatu cikal bakal dari komunitas-komunitas mobil di Indonesia. Walaupun disela kesibukannya yang sangat padat dikarenakan ia adalah seorang gubernur Jawa Barat, ia tetap peduli kepada perkumpulan-perkumpulan komunitas pecinta otomotif seperti PPMKI ini. Pada awalnya ia miris dengan kondisi mobil kuno pada zaman itu, tidak terawat dan hanya menjadi bagian dari sejarah saja bahkan berpindah tangan kepada kolektor-kolektor luar negeri. Keprihatinannya ini membuat dirinya tergerak untuk membentuk PPMKI yang menjadi wadah bagi pecinta mobil kuno di Indonesia dan untuk melestarikan dan menyelamatkan mobil kuno dari ancaman “terlupakan” tergerus zaman. Organisasi ini juga membuat suatu event dimana Bapak Solichin G.P. mengundang pereli-pereli kawakan seperti : Tinton Suprapto, Helmy Sungkar, Doly Sofary, dan Doly Indra Nasution. Gubernur Jawa Barat era itu Bapak Solichin G.P. beserta kawan-kawannya berhasil melaksanakan event tersebut yaitu reli dari Jakarta menuju Pantai Carita yang dinamakan “Joy Tour”, dan kegiatan ini diakui sebagai Event Otomotif Nasional dan menjadi agenda rutin komunitas non komersial ini.33 Event yang diadakan oleh PPMKI ini ternyata membuat berbagai wilayah pun ikut membentuk PPMKI di berbagai daerah, seperti DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, hingga ke Pulau Sulawesi dan Sumatera dan sampai saat ini sudah tercatat ada 400 orang anggota yang tersebar diseluruh Indonesia.
32
LuvHobbiez Admin, http://www.hobyhoby.com/artikel/185-komunitas-mobil-kuno-pertama-diindonesia.html diakses pada Sabtu, 9 Juni 2012 jam 16.00 WIB 33 Ibid
37
2.8.2 Perkembangan Komunitas Mobil di Banten Ternyata komunitas mobil seperti itu juga berkembang di kalangan masyarakat kelas atas yaitu kelas yang bisa membeli mobil. Mereka termotivasi dengan adanya komunitas mobil yang ada sejak dahulu. Rasa persamaan hobi menjadi alasan utama mengapa mereka bergabung atau mendirikan sebuah komunitas mobil. Persamaan jenis mobil tertentu, domisili yang sama di daerah tertentu, serta ada pula yang dikarenakan memiliki persamaan dalam hobi memodifikasi kendaraan tersebut. Lebih uniknya lagi, selain untuk mempererat tali silaturahmi dan jiwa sosial, komunitas juga bisa menjadi ajang membantu sesama anggotanya untuk mencari pekerjaan bahkan mungkin tambatan hati. Walau banyak berita negatif tentang clubclub mobil yang sering membuat onar atau kebut-kebutan dijalan, mereka tetap menjalankan organisasi atau komunitas mereka dengan baik tanpa kekerasan, yang pasti harus tetap berpegang teguh kepada aturan yang berlaku dan berkendara dengan aman (safety driving). Ada banyak komunitas mobil yang berada di wilayah Banten, seperti Bar3t, X-Rules, 234 SC, Reject, dan lainnya. Komunitas-komunitas ini memiliki banyak anggotanya bahkan ada yang tersebar di seluruh wilayah Banten dan masing-masing dari komunitas ini mempunyai ciri khas disetiap komunitasnya. Persamaan dari komunitas-komunitas ini yaitu secara rutin melakukan kegiatan sosial berupa baksos atau santunan untuk orang yang membutuhkan secara berkala setiap bulan atau setiap tahunnya.
38
2.9 Teori Penunjang Teori yang dapat dipakai yaitu Teori Elaboration Likelihood Model (ELM). Teori ini merupakan salah satu teori yang paling populer saat ini karena teori ini kemungkinan menjelaskan bahwa keputusan dibuat bergantung pada jalur yang ditempuh dalam memproses sebuah pesan. Jika seseorang secara sungguh-sungguh mengolah pesan-pesan persuasif yang diterimanya dengan semata-mata berfokus pada isi pesan tersebut maka orang tersebut menurut teori ELM dianggap menggunakan jalur sentral (Central Route). Sementara bila orang tersebut tidak melakukan evaluasi yang mendalam terhadap isi pesan yang diterimanya melainkan lebih memperhatikan daya tarik penyampai pesan, kemasan produk, atau aspek periferal lainnya maka ia dipandang menggunakan jalur pinggiran (Peripheral Route).34 Dalam hal ini penerima pesan dapat mencerna dan menerjemahkan pesan persuasif sesuai dengan persepsi masing-masing individu. Jika penerima pesan lebih aktif dan kritis dalam memikirkan dan menimbang-nimbang isi pesan tersebut dengan menganalisis dan membandingkan dengan pengetahuan dan informasi yang telah ia miliki maka ia dianggap mengambil central route dalam mengolah pesan-pesan persuasif dan jalur ini biasanya diambil oleh orang-orang berpendidikan tinggi. Sementara orang yang berpendidikan rendah cenderung mengambil jalur periferal karena mereka lebih cenderung melihat faktor-faktor diluar isi pesan seperti siapa
34
Venus Antar 2004,Manajemen Kampanye Bandung:Simbiosa Rekatama Media hal 121
39
yang menyampaikan pesan tersebut dan cara pengemasan pesan persuasif itu. Berikut merupakan pola kerja dari Model Kemungkinan Elaborasi35
35
Ibid hal 123
40
Gambar 2.7 Model Kemungkinan Elaborasi (Diadapsi dari Petty & Cacioppo, 1983)
Pesan Kampan ye
Jalur Periferal (Image Komunikator)
Jalur Sentral (isi Pesan)
Elaborasi Tinggi (Kemampuan dan Motivasi mengolah informasi tinggi)
Elaborasi rendah (Kemampuan dan Motivasi mengolah informasi rendah)
Pengolahan informasi dilakukan secara hati-hati
Pengolahan informasi tidak berhati-hati
Tingkat perubahan dipengaruhi kualitas argumentasi
Tingkat perubahan lebih dipengaruhi faktor nonargumentasi
Perubahan Sikap
41
Dari Model Kemungkinan Elaborasi ini dapat dilihat bahwa bagaimana cara komunikator melakukan kampanye itu mempengaruhi efek yang terjadi kepada komunikan. Akan tetapi faktor komunikan mempengaruhi juga dalam tercapainya suatu tujuan dari komunikator tersebut, jika kita lihat seperti model ELM diatas faktor komunikannya juga sangat berpengaruh dalam proses komunikasi ini. Seperti komunikan yang bersikap acuh terhadap komunikatornya atau komunikan yang hanya melihat image atau siapa komunikatornya bukan pesan apa yang dibawa oleh komunikatornya juga akan menjadi faktor penghambat dalam tercapainya proses komunikasi tersebut. 2.10 Kerangka Berfikir Dari Elaboration Likelihood Models dapat dilihat perbedaan pemaknaan pesan yang dibawa oleh komunikator dikarenakan perbedaan tingkat elaborasi dari komunikan tersebut. Komunikasi yang dilakukan oleh Marli terhadap anggotaanggotanya saat memberikan pesan safety driving dilakukan dengan cara komunikasi pemimpin yang berlandaskan kekeluargaan dan persaudaraan. Beberapa hal ini dapat mempengaruhi tingkat perubahan dan feed back dari anggota-anggota Bar3t lainnya dalam menerapkan safety driving. Ini merupakan cara dari Marli pula untuk mengajak dan mengarahkan anggota Bar3t untuk bersikap safety driving karena dengan cara ini secara tidak langsung Marli memberikan arahan dikarenakan anggota Bar3t tersebut berada dalam keterikatan emosional yang sangat dekat dengan Marli, jadi arahan dari Marli akan didengar dan dilaksanakan oleh anggota Bar3t lainnya.
42
Marli Anggota yang berpengalaman
Elaboration Likelihood Model
Secara ikatan Persaudaraan dan Kekeluargaan
Safety Driving Sumber : Peneliti Gambar 2.8 Kerangka Berfikir
2.11 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kampanye atau sosialisasi keamanan berkendara yaitu safety riding / safety driving sebenarnya sudah dilakukan penelitiannya oleh orang lain diantaranya : 1. Muhammad Asdar pada tahun 2013 dengan judul “Perilaku Safety Riding pada Siswa SMA di Kabupaten Pangkep”. Perilaku safety riding merupakan upaya untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dan cidera akibat kecelakaan lalu lintas. Kecelakan lalu lintas menjadi masalah global seiring dengan transisi pola penyakit. Di Indonesia kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh urutan ketiga setelah penyakit jantung dan stroke. Sebesar 70% kecelakaan lalu lintas terjadi pada sepeda motor. Kelompok umur remaja (15-25) paling banyak mengalami kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini
43
bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku safety riding pada siswa SMA di Kabupaten Pangkep. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional study. Populasinya adalah seluruh siswa kelas X dan XI yang mengendarai sepeda motor di SMAN 1 Pangkajene dan SMAN 1 Bungoro sebanyak 425 siswa dan sampel sebanyak175 siswa. Penarikan sampel menggunakan proportional random sampling. Analisa data secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian terdapat 3 variabel yang memiliki hubungan dengan variabel dependen, yaitu: kepemilikan SIM (p=0,022),sikap (p=0,005),dan dukungan keluarga (p=0,00). Sedangkan variabel pengetahuan tidak berhubungan (p=0,18). Penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kepemilikan SIM, sikap dan dukungan keluarga dengan perilaku safety riding dan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku safety riding siswa SMA di Kabupaten Pangkep. Penelitian ini menyarankan agar pihak sekolah melakukan pengawasan terhadap siswa yang mengendarai sepeda motor ke sekolah dan sosialisasi safety riding serta aturan lalu lintas bekerjasama dengan pihak satuan lalu lintas. Selain itu, perlunya peran orang tua dalam memberikan dukungan kepada anak terkait perilaku safety riding berupa teguran dan nasehat mengenai kelengkapan kendaraan dan alat pelindung diri.
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Metode Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau lebih membenarkan kebenaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu menggambarkan satu peristiwa yang terjadi saat ini tanpa melakukan hipotesis atau membuat 63
prediksi,
tidak
mencari
hubungan
atau
menjelaskan
hubungan.
Menurut Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi, penelitian
deskriptif ditujukan untuk : (1) mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi praktek – praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.64 Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data
63 64
Jalaludin Rakhmat. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:PT.Remaja Rosadakarya,hal 24 Ibid hal 25
45
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.67 Pendekatan penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Melalui pendekatan kualitatif, peneliti berupaya untuk memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai kegiatan strategi komunikasi persuasif yang dilakukan oleh komunitas mobil Bar3t dalam mengkampanyekan safety driving kepada anggota clubnya. Pendekatan kualitatif dipilih agar peneliti bisa mendapatkan pemahaman yang dalam terhadap permasalahan yang ada. Dengan digunakan pendekatan kualitatif, maka data didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Dan dapat ditemukan data yang bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, keyakinan, sikap mental, etos kerja, dan budaya yang dianut seorang, maupun sekelompok orang dalam lingkungan kerjanya.68 Menurut Sugiyono, bila dilihat dari level of explanation, penelitian kualitatif bisa menghasilkan informasi yang deskriptif yaitu memberikan gambaran yang menyeluruh dan jelas terhadap situasi sosial yang diteliti.69 Jadi, penelitian kualitatif deskriptif ini hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa yang diteliti. Penelitian ini
67
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitaif,Kualitatif,dan R & D. Bandung:Alfabeta hal 1 Ibid hal 181 69 Ibid hal 21 68
46
tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Suatu penelitian itu bersifat kualitatif berdasarkan ciri – ciri berikut : 1. Memiliki minat pada proses interpretasi manusia 2. Memfokuskan perhatian pada situasi tindakan manusia dan artefak yang tersituasikan secara sosial. 3. Menggunakan manusia sebagai instrument penelitian utama 4. Mengandalkan terutama bentuk – bentuk naratif untuk mengkode data dan menulis teks untuk disajikan kepada khalayak.
Jadi, penelitian kualitatif memang bukan semata – mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya.
3.2 Paradigma Penelitian
Paradigma menurut Kuhn didefinisikan sebagai suatu cara pandang, nilainilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara memecahkan sesuatu masalah, yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu masa tertentu.70 Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan paradigma post – positivis, karena dengan menggunakan paradigma post – positivis ini, peneliti berusaha untuk memahami lebih dalam mengenai pola kepemimpinan ketua Bar3t. Selain itu peneliti tidak hanya
70
9.
Satori, Djaman & Komariah, Aan. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Hal
47
mengolah data mentahnya saja, tetapi peneliti lebih mencari tahu di setiap kejadian apa yang menyangkut penelitian ini. Ditinjau dari perspektif post-positivis, tujuan penelitian kualitatif pada umumnya, dapat bersifat : 1. Eksploratif, memahami fenomena secara garis besar tanpa mengabaikan kemungkinan pilihan fokus tertentu secara khusus, 2. Eksplanatif, memahami ciri dan hubungan sistematis fenomena berdasarkan faktanya, 3. Teoritis,
menghasilkan
formasi
teori
secara
substantif
berdasarkan
konseptualisasi, abstrak ciri, dan sistemisasi hubungan konsep berdasarkan relasi dan kemungkinan variasinya, dan 4. Memahami makna fenomena dihubungkan dengan kepentingan terapan atau nilai praktis tertentu.71
3.3 Key Informan Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spadley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan aktifitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” didalamnya.72
71 72
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 7. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif R&D. Alfabeta:Bandung,hal.215
48
Pada istilah kualitatif juga tidak menggunakan istilah sample. Sample pada penelitian kualitatif disebut sebagai informan atau subyek penelitian, yaitu orang – orang yang dipilih diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan penelitian. informan disebut sebagai subyek penelitian karena informan dianggap aktif mengkonstruksi realitas bukan sekedar objek yang hanya mengisi kuesioner. Adapun yang menjadi key informan dalam penelitian ini adalah : 1. Marli Subhiyat, S.Si (Ketua Umum Bar3t) 2. Apti Nurmayati, S.Ikom
(Anggota Bar3t)
Adapun teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik ini merupakan teknik penentuan subjek yang awalnya berjumlah kecil kemudian berkembang menjadi semakin banyak. Orang yang dijadikan informan pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan informan lagi, begitu sebaliknya. 73 Informan dalam penelitian ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan peneliti.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, peneliti melakukan teknik pengumpulan data : a. Wawancara Mendalam
73
Sugiyono. 2008. Metode penelitian kuantitatif,kualitatif R&D. Bandung:Alfabeta. Hal 157
49
Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam (depth interview) atau wawancara tidak terstruktur yang bertujuan untuk mengetahui pandangan personal subjek penelitian. Dimana responden dapat memberikan jawaban – jawaban secara menyeluruh dan mendalam tentang objek penelitian. b. Observasi Peneliti menggunakan obseravsi partisipatif, menurut Sugiyono dalam bukunya memahami penelitian kualitatif sebagai berikut : “dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kegiatan sehari – hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian”.74
3.5 Analisis Data Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan Model Milles and Huberman, mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.75 Aktifitas analisis data, yaitu : a. Data reduction (redaksi data) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak ,untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci, mereduksi data berarti merangkum,
74 75
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D,Alfabeta:Bandung,hal.220 Ibid
50
memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting dicari tema dan polanya. b. Data display ( penyajian data ) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan lainnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. c. Conclusion drawing / verification Dalam hal ini setelah dilakukan reduksi data, dan menyajikan data yang didapat dari lapangan maka langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan verifikasi terhadap data – data yang ada.
3.6 Lokasi Penelitian dan Waktu Peneliti melaksanakan penelitian di Bengkel BAC (Bar3t Auto Car) tepatnya di Palima, Serang di tempat mereka biasa berkumpul. Adapun pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 1 bulan dari tanggal 1 Juni 2013 sampai 29 Juni 2013.
51
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Komunitas Bar3t Bar3t (Banten Revolution Team) merupakan sebuah perkumpulan club mobil yang lahir di Kota Serang Provinsi Banten didirikan pada tanggal 3 Maret 2004 dan bersatu dalam menyalurkan hobby di bidang otomotif. Bar3t didirikan oleh 3 orang saudara kandung yang mempunyai hobi yang sama yaitu dibidang otomotif. Huruf “E” pada tulisan Bar3t diubah menjadi angka “3” dikarenakan pendiri komunitas ini yang merupakan 3 bersaudara yaitu Marli, Oka, dan Ari. Safety driving merupakan pedoman yang selalu diingat dalam komunitas ini dan menjadi dasar berdirinya Bar3t pada awal mulanya. Menariknya, Bar3t mempunyai julukan khas menurut pandangan komunitas mobil lainnya yaitu “clubnya para pejabat”. Awal mula terbentuk Bar3t ini dimulai saat mereka yaitu Marli, Oka, dan Ari sama-sama mencintai dunia otomotif. Kecintaan mereka terhadap dunia otomotif dimulai saat mereka masih hanya memiliki sepeda motor tua, dari sana mereka lalu mendirikan sebuah perkumpulan pecinta motor tua atau antik di pertengahan 1999 an. Komunitas tersebut bertahan selama kurang lebih 5 tahun, sampai akhirnya mereka mampu untuk membeli kendaraan roda empat dan mendirikan Bar3t ini yang sekarang berkembang menjadi club mobil
52
dikarenakan mereka sudah mampu memiliki mobil sendiri, bukan club balap mobil akan tetapi Bar3t aktif dalam berbagai kompetisi modifikasi interior dan eksterior mobil yang dikirim untuk mewakili Bar3t itu sendiri. 4.1.2
Informan Penelitian
1. Marli Suhibyat Marli merupakan pegawai di salah satu dinas yang berada di Pemerintahan Provinsi Banten, Marli merupakan anak pertama dari 3 bersaudara yang pertama kali mencetuskan untuk membuat komunitas Bar3t ini oleh karena itu Marli merupakan pendiri Bar3t dan sekaligus menjadi Ketua Umum dari Bar3t saat ini. Hobinya di dunia otomotif membuat Marli beserta adiknya Oka dan juga sepupunya Ari mempunyai ide untuk membuat komunitas tapi pada awal mulanya Bar3t itu berasal dari komunitas motor jadul dan akhirnya berkembang sampai menjadi Bar3t saat ini dan komunitas motor tersebut masih ada hingga saat ini walau yang menjalankan organisasinya bukan mereka lagi karena mereka sudah fokus di Bar3t. 2. Apti Nurmayati Apti adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, lahir tumbuh dan berkembang di Kota Serang. Pergaulannya sangat luas di sekolah menengah pertama maupun di sekolah menengah atas dan berlanjut sampai
ia melanjutkan pendidikannya dan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
menyelesaikannya di
53
Kecintaannya pada dunia otomotif khususnya design interior dan eksterior dari mobilnya merupakan modal awal alasan ia masuk Bar3t, alasan berikutnya yaitu persaudaraan dan kekeluargaan dalam Bar3t yang sangat kental membuat dia semakin ingin terus berada di dalam Bar3t. Kondisinya yang sudah menikah dan mempunyai anak tidak membuat Apti berhenti untuk terus mengikuti Bar3t akan tetapi justru ia mengajak pula suaminya untuk ikut serta kedalam Bar3t. Mungkin sedikit banyak Bar3t juga sudah ada di dalam hidup suaminya, pada saat pernikahan mereka pun banyak dihadiri oleh anak-anak komunitas Bar3t. Sehingga Bar3t sudah menjadi bagian dalam keluarga kecil mereka. 4.2.Deskripsi Hasil Penelitian Bar3t merupakan sebuah komunitas pecinta otomotif yang ada di Serang dan anggotanya tersebar di seluruh Provinsi Banten, dan uniknya Bar3t ini mempunyai julukan “clubnya pejabat” oleh komunitas mobil sejenis lainnya di Provinsi Banten ini. Marli sebagai Pendiri Bar3t memberikan pernyataannya: “ ya mungkin dikarenakan sebagian anggota dari Bar3t berprofesi sebagai PNS baik di pemkab, pemkot, bahkan di tingkatan pemprov.”76 Marli tidak menyangkal jika memang komunitas Bar3t ini mempunyai julukan “clubnya pejabat” dikalangan komunitas mobil sejenis lainnya. Dikarenakan memang dari anggota Bar3t pun sebagian ada yang bekerja sebagai PNS di 76
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
54
pemerintahan, baik pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi. Sebab lain mengapa Bar3t disebut sebagai “clubnya pejabat” yaitu hampir semua anggota Bar3t itu bekerja, tidak menganggur. Jika memang ada yang belum bekerja itu dikarenakan mereka masih menempuh pendidikan, baik SMA maupun kuliah. Hal itu tidak membuat pendiri Bar3t ini menjadi risau, justru menjadi pemicu semangat untuk komunitas Bar3t membuktikan kepada komunitas sejenis lainnya jika “clubnya para pejabat” ini juga sama seperti mereka bahkan lebih baik dikarenakan perilaku dan sikap dari anggota Bar3t yang menjunjung tinggi kekeluargaan dan persaudaraan baik dalam komunitasnya maupun diluar komunitasnya. Marli juga mengungkapkan alasan dan sedikit cerita tentang berdirinya Bar3t, pada awalnya mereka yaitu Marli, Oka, dan Ari membuat komunitas pecinta sepeda motor “jadul”. Mereka juga suka konvoi keliling kota bahkan sampai puncak mereka berkonvoi menggunakan sepeda motor tersebut. Sampai akhirnya pekerjaan mereka memberikan kesempatan kepada mereka untuk bisa membeli mobil dan akhirnya didirikanlah Bar3t ini. “Awalnya sekedar hobi aja di bidang otomotif motor dikarenakan kita masih belum memiliki mobil, akan tetapi berkembang menjadi club mobil dikarenakan kita masih memiliki hobi yang sama pula di bidang otomotif mobil. Club motor itu juga masih ada kok walaupun bukan kita lagi yang ngurusin, tapi Bar3t ini bukan club balap tapi aktif mengikuti berbagai kompetisi design interior dan eksterior mobil (modifikasi) dan paling juga slalom”.77 Tidak hanya sekedar hobi saja di dalam Bar3t, tetapi juga adanya sifat persaudaraan dan kekeluargaan, inilah yang membuat Bar3t dapat bertahan selama
77
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
55
ini. Bisa solid dan tetap peduli terhadap masing-masing anggotanya jika dalam situasi tertentu seperti dalam kesusahan atau dalam keadaan berbahagia. “Hubungan kekeluargaan dan persaudaraan itu merupakan landasan dasar dari Bar3t itu sebabnya mengapa kami sampai bertahan selama ini”.78 Bar3t juga mempunyai caranya untuk menyeleksi calon anggotanya yang ingin bergabung dalam komunitas ini. Sama seperti komunitas mobil pada umumnya tetapi dalam proses penyeleksian, Bar3t memiliki caranya tersendiri agar calon anggotanya nanti mempunyai motivasi lebih untuk menjadi anggota Bar3t. Tidak hanya sekedar mengikuti teman-temannya yang terlebih dahulu bergabung kedalam komunitas Bar3t dan tidak membuat malu nama Bar3t nantinya setelah ia bergabung kedalam komunitas ini. Proses penerimaan anggota baru di Bar3t sendiri dilakukan dengan cara memperkenalkan Bar3t itu sendiri dan membiarkan anggota baru ini beradaptasi selama beberapa minggu sehingga dapat mengenal Bar3t lebih dalam. “Proses recruitment dalam Bar3t dilakukan dalam beberapa tahap, pertama calon anggota diperkenalkan apa itu Bar3t kemudian diajak untuk ngumpul tiap minggunya pada saat agenda rutin tiap minggu biasanya diadain di Islamic atau sesuai kesepakatan anak-anak aja dimana enaknya, lalu setelah mulai beradaptasi selama beberapa minggu lalu diadakan “ospek” untuk calon anggota ini. Ospeknya juga gak diluar batas kewajaran kok, hanya disuruh melewati beberapa pos yang didalamnya terdapat pos tentang apa itu Bar3t, bagaimana cara safety driving yang baik seperti yang dicontohkan oleh ketua umum dan anggota kepolisian, dan lain-lain. Cuma seperti itu aja kok”.79
78 79
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
56
Anggota Bar3t juga terdiri dari berbagai profesi dan latar belakang pekerjaannya karena Bar3t lebih menekankan pada nilai silaturahminya, sehingga siapapun yang berminat bisa ikut bergabung. Tidak terkecuali dengan yang ingin bergabung tetapi tidak memiliki mobil sendiri, mereka juga boleh ikut bergabung ke dalam komunitas ini akan tetapi tetap harus mengikuti peraturan yang dibuat oleh Bar3t itu sendiri. “Anggota kita juga banyak ko yang tidak memiliki mobil, karena kita lebih menekankan pada nilai silaturahminya dan juga anggota kita banyak background pekerjaannya mulai dari pelajar, mahasiswa, PNS, wiraswasta, dan berbagai profesi lainnya. Kebetulan jika kita lagi konvoi seenggaknya ada temen buat ngobrol atau gantian nyetir sehingga menipiskan kemungkinan juga terjadinya mengantuk dan sebagainya. Kita juga punya anggota cewek ko, yaa walau gak banyak karena club ini gak mengharuskan mesti cowok anggotanya. Biasanya anggota cewek ini terbawa oleh pacarnya yang kebetulan anak Bar3t juga dan kemudian dia tertarik masuk Bar3t, ada juga yang sekedar diajak buat nemenin pacarnya yang lagi ikutan acara Bar3t sehingga bisa membaur sama anak-anak lainnya. Anggota Bar3t lainnya pasti melindungi mereka karena mereka sudah termasuk keluarga bagi anak-anak”.80 Dilihat dari dalamnya hubungan kekeluargaan dan persaudaraan yang kental dalam komunitas ini, sudah pasti setiap anggotanya saling peduli terhadap anggota lainnya dan tidak ingin terjadi hal yang buruk menimpa mereka, baik dalam keadaan senang maupun sedih anggota Bar3t akan selalu ada untuk memberikan dukungan agar bisa tetap bangkit dalam keadaan apapun. Sikap kekeluargaan juga ditunjukkan oleh anggota Bar3t ini dalam rangka memperingati hari besar dari anggotaanggotanya, misal ulang tahun atau pernikahan dari anggotanya. “Setiap anggota Bar3t maupun petinggi-petingginya juga akan menghadiri acara besar anggotanya seperti di hari pernikahan salah satu anggotanya, 80
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
57
maka mereka semua kompak untuk menghadirinya dan rela jika memang harus mengambil cuti dari tempat kerja mereka”.81 Jiwa kekeluargaan dari Bar3t sendiri juga terlihat saat ada anggota yang belum mempunyai pekerjaan maka mereka akan membantunya dengan cara memberikan info tentang lowongan pekerjaan kepada anggota yang membutuhkan. Karena anggota komunitas ini terdiri dari berbagai macam profesi dan pekerjaan, jadi memiliki banyak peluang untuk membantu sesama anggota Bar3t yang sedang mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan sehingga tidak aneh jika komunitas ini mendapat julukan “Clubnya Pejabat” karena memang seluruh anggotanya memiliki pekerjaan yang kebetulan bekerja di instansi pemerintahan dan tidak ada yang menganggur. “jika memang ada keluarga kita dalam hal ini anak-anak Bar3t yang belum memiliki pekerjaan setelah lulus kuliah atau habis resign, maka anak anak akan membantu sebisanya dengan memberikan info tentang lowongan pekerjaan kepadanya dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh orang tersebut sehingga anak-anak gak ada yang nganggur”.82 Hubungan baik tersebut tidak hanya kepada anggota Bar3tnya saja, kepada anggota keluarga mereka pun Bar3t juga membina hubungan baik sehingga keluarga mereka juga ikut memberikan dukungan kepada Bar3t dalam setiap kegiatannya, sebagai contohnya jika ada salah satu anggota keluarga yang ingin mengetahui bagaimana kegiatan Bar3t itu sendiri maka mereka diinfokan bahkan diajak untuk bergabung agar dia tahu apa saja yang dilakukan anggota keluarganya di Bar3t ini. “jika memang ada salah satu anggota kita yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa dan orang tuanya ingin mengetahui anaknya ngapain aja di Bar3t, kita infokan ko jika perlu kita undang orang tuanya untuk ikut serta 81 82
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
58
dalam acara kita. Bahkan jika perlu, anggota Bar3t juga boleh mengajak keluarga, pacar, atau siapapun itu dalam acara kami untuk memeriahkan dan meramaikan acara kita juga. Kan jadi lebih seru dan asyik.”83
Bar3t tidak hanya membina hubungan kekeluargaan dengan sesama anggota Bar3t dan keluarganya saja, Bar3t tetap membina hubungan baik dengan club mobil lain juga untuk menjaga tali silaturahmi dan persaudaraan antar sesama komunitas pecinta otomotif. Sebagai contohnya saat mengadakan suatu acara Bar3t turut mengundang pula club mobil lainnya untuk ikut serta berpartisipasi dalam acara tersebut. Banyak manfaat yang didapat karena membina hubungan baik tersebut, selain untuk memupuk tali silaturahmi juga dapat membantu sesama yang sedang membutuhkan. “Selain acara ulang tahun Bar3t, kita juga sering mengadakan beberapa acara seperti baksos, santunan, buka bersama dan sahur on the road tiap bulan puasanya serta pengajian rutin setiap 1 bulan sekali. Dalam kesempatan tersebut kita juga mengajak club mobil lain seperti Reject, Cocot, dan lainnya untuk ikut bergabung meramaikan acara kita ini. Selain untuk menjaga tali silaturahmi, acara ini juga diadakan untuk membantu sesama yang sedang membutuhkan”.84 Sangat terlihat bagaimana kentalnya hubungan kekeluargaan dalam Bar3t dan itu merupakan modal supaya kampanye safety driving yang dilakukan dapat tersampaikan dan akan terus tertanam dalam benak komunikan, dikarenakan yang menyampaikan informasi tersebut merupakan keluarga mereka maka akan lebih didengar dan terus terekam dibanding yang menyampaikan informasi tersebut adalah
83 84
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
59
orang lain. Nilai kedekatan dari komunikator ke komunikan merupakan hal yang sangat penting untuk tersampaikannya informasi safety driving ini. Dalam keamanan dan keselamatan anggota lainnya sebuah hal yang diprioritaskan oleh Bar3t. Pemberian arahan tentang pentingnya safety driving diberikan kepada pendiri Bar3t dan diteruskan kepada anggota lainnya yang kebetulan merupakan anggota dari kepolisian baik kepolisian tingkat Resort (Polres), tingkat Daerah (Polda), maupun
tingkat Nasional (Polri). Selain merupakan
kewajiban mereka untuk mensosialisasikan pentingnya safety driving, mereka juga bisa melindungi “keluarga” mereka di Bar3t dari bahaya kecelakaan yang selalu mengintai. “iya memang benar, anggota kami ada yang berasal dari Polres Serang, Polda Banten, bahkan juga ada yang bertugas di Polri, dan mereka turut membantu saya dalam memberikan arahan safety driving ini ke anak-anak”.85 Dalam melakukan kegiatan positif tersebut, Marli sebagai pendiri dari Bar3t tidak melakukannya dengan seminar-seminar, pelatihan, workshop, dan sebagainya. Akan tetapi ia langsung memberikan contoh safety driving langsung dalam berkendaranya sehari-hari, ia mempunyai alasan tersendiri bahwa jika kita melakukan dan memberikan contoh yang baik secara berkesinambungan maka secara berkala pula pola pikir dari komunikannya akan berubah seperti yang diharapkan. “saya melakukannya dengan cara memberikan contoh dulu di depan anggota Bar3t, baik saat ada acara maupun saat kongkow-kongkow saja bareng anakanak Bar3t, dan turut juga dibantu oleh anggota Bar3t juga yang kebetulan 85
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
60
kerjanya sebagai polisi karena mereka memiliki pengetahuan lebih dari kami dalam hal safety driving”.86
Menurut Marli hal tersebut sangat efektif dikarenakan anggota-anggota dari komunitas Bar3t biasanya tidak menyukai hal-hal yang terlalu formal seperti seminar, workshop, dan lainnya. Mereka senang dengan hal-hal yang informal seperti berbincang-bincang ringan, kumpul-kumpul sesama anggota, dan sebagainya. Dalam kondisi seperti itu bisa dimasukkan pesan-pesan berupa pesan kampanye agar dapat merubah pola pikir serta sikap dari anggota Bar3t untuk tetap berpegang teguh kepada safety driving. “alasan lain mengapa saya hanya memberikan contoh nyata bukan mengadakan semacam acara workshop dikarenakan memang kita merupakan komunitas bukan sebuah instansi”.87 Sebelum memulai konvoi dalam berbagai acara misalnya ulang tahun Bar3t dan lain sebagainya mereka meminta kawalan dari polisi PJR untuk mengamankan konvoi, polisi PJR ini juga memberikan arahan bagaimana safety driving yang sederhana dan mudah diterapkan. Misalnya jika mengantuk lebih baik berhenti atau jika memang terpaksa untuk melanjutkan maka mereka tetap harus berhenti sejenak untuk push-up untuk menghilangkan rasa kantuk tersebut. Hal ini dipertegas oleh anggota lain yang menyebutkan bahwa polisi PJR juga memberikan arahan kepada anggota-anggota Bar3t sebelum memulai konvoi.
86 87
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
61
“Biasanya setiap ada acara konvoi yang melibatkan polisi PJR, dia suka ngasih arahan gitu sebelum mulai konvoi dan anak-anak ngikutin konvoi itu sesuai dengan arahannya pak polisi PJR”.88 Sosok Marli sebagai pendiri juga sedikit banyak memberikan dampak perubahan kepada pola pikir dan sikap dari anggotanya, selain memberikan contoh yang diberikan oleh Polisi PJR tersebut Marli juga memberikan instruksi kepada anggotanya sebelum memulai konvoi seperti pengecekan mesin, tekanan ban, sabuk pengaman, dan sebagainya. Jika ada mobil yang tidak layak untuk mengikuti konvoi maka mobil tersebut ditinggal di bengkel BAC (Bar3t Auto Car) tempat mereka biasa berkumpul dan pengemudinya menumpang ke anggota lain yang mobilnya layak untuk ikut konvoi. “A Marli sendiri merupakan sosok yang santun dan disegani oleh anak-anak, sedikit banyak bisa lah merubah sikap anak-anak biar agak bener dikit hehe, tapi a Marli tetep kasih ilmu tentang safety driving ke kita kayak ngecek mesin, angin di ban, sabuk pengaman, dan sebagainya sebelum konvoi malahan a Marli ikutan meriksain juga mobilnya anak-anak“.89
Disamping sosok Marli yang santun dan menjadi panutan bagi anggota Bar3t, Marli juga tegas dalam mengambil sikap dan keputusan. Jika ada anggotanya yang mempunyai kasus diluar atau terbukti masalah tersebut bersumber dari anggotanya, maka Marli dengan tegas akan memberikan sanksi kepada anggotanya tersebut. Karena Marli menganggap anggota dari Bar3t ini sebagai adiknya sendiri yang akan
88 89
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
62
diberikan hukuman jika adiknya bersalah. Jika adiknya tidak bersalah maka Marli sebagai kakak akan memberikan pertolongan kepada anggota Bar3t tersebut. “A Marli itu pokoknya TOP BGT lah a, dia itu gimana ya.. udah santun, bijaksana, tapi juga tegas ke setiap anggota-anggotanya. Jadi apa yang dibilang sama a Marli sudah pasti udah bener dan udah dipikirin kedepannya”.90
Ketua umum Bar3t ini memang dikenal tegas dan tidak pandang bulu jika menyangkut peraturan Bar3t. Jika ada yang melanggar harus mendapatkan sanksi, apalagi jika sudah mencemarkan nama baik Bar3t sudah bisa dipastikan anggotanya tersebut akan dikeluarkan dari komunitas ini. “Jika memang mereka melakukan pelanggaran terhadap aturan apalagi aturan tidak boleh mengebut udah pasti ditegur sama a Marli, tapi kalau udah masalah kriminal seperti balap liar atau narkoba udah pasti dikeluarin dari Bar3t. Udah ada kok yang pernah dikeluarin dari sini gara gara bikin masalah diluar kayak tadi”.91
Kampanye safety driving yang dilakukan Marli dan beberapa anggotanya yang mempunyai pengetahuan dibidang safety driving terhadap anggota-anggota yang lainnya merupakan niat baik untuk memberikan pengetahuan kepada anggota Bar3t agar terhindar dari accident dijalan raya yang akan merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Seperti pemakaian safety belt, berkendara dalam keadaan fit atau sadar, tidak berkendara dalam keadaan mengantuk atau mabuk, dan sebagainya. Hal ini dipraktekkan langsung oleh Marli dan beberapa anggotanya yang mempunyai
90 91
Wawancara dengan Way, Anggota Bar3t Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
63
pengetahuan dibidang safety driving kepada anggota Bar3t dalam kehidupan seharihari. “Hal yang dilihat secara terus menerus secara berkesinambungan secara tidak langsung akan merubah sikap seseorang, sama halnya dengan anggota Bar3t yang melihat perilaku safety driving saya, yaa minimal lihat saya selalu memakai safety belt disaat mamakai mobil, bukan karena disaat ada polisi saja. Itu juga bisa bikin mereka ngikutin perilaku saya kok”.92
Dalam berkampanye biasanya menggunakan media pendukung seperti media cetak, media TV, dan sebagainya. Hal unik ditemukan pada kampanye ala Marli ini karena tidak memerlukan media khusus tetapi hanya memberikan contoh secara langsung dan menggunakan komunikasi tatap muka melalui simbol-sombol atau komunikasi langsung secara non verbal. Komunikasi seperti ini menurut Marli merupakan komunikasi yang paling efektif karena kita akan melihat sendiri feedback nya bagaimana, perilaku dan pola pikirnya apakah berubah atau tidak walaupun feedback nya tidak akan didapatkan secara langung pada saat itu juga. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melihat bahwa cara yang dilakukan Marli dalam mengkampanyekan safety driving dengan memberikan contoh saja yang bekerjasama dengan anggota Bar3t lainnya yang berprofesi sebagai polisi itu lebih efektif dibandingkan dengan memberikan pesan tersebut dalam acaraacara khusus seperti seminar, workshop, dan lainnya. Alasan yang Marli ambil yaitu dengan memberikan contoh secara langsung. Semua anggota secara keseluruhan akan mengerti karena hal-hal yang disampaikan merupakan hal-hal yang sederhana tanpa
92
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
64
memerlukan pengetahuan secara khusus dan tinggi untuk memahaminya, sehingga pesan tersebut dapat tersampaikan. “anak komunitas lain saja bilang kami clubnya para pejabat, sudah pasti tingkat pendidikan kami rata-rata sudah lulus SMA, walaupun masih ada yang belum lulusan SMA tapi saya yakin mereka semua bisa memahami suatu arahan yang sederhana”.93
Karena Marli berpendapat bahwa komunikasi yang dijalin ke anggota lainnya juga sangat baik, walau tidak setiap hari Marli bisa menyempatkan diri datang ke basecamp Bar3t di BAC (Bar3t Auto Car) Palima Serang dikarenakan ia juga sibuk bekerja di Pemprov Banten. Akan tetapi Marli selalu menyempatkan diri untuk hadir disetiap acara yang dibuat oleh anggota-anggota Bar3t. “ya tidak setiap hari saya bisa kesana, tetapi saya menyempatkan diri untuk datang disetiap acara-acara yang anak-anak bikin, walau saya juga sibuk dengan pekerjaan saya di Pemprov Banten tetap akan saya sempatkan hadir untuk menjalin komunikasi yang baik kepada mereka”.94
Pernyataan yang diberikan oleh Marli itu mendapatkan tanggapan positif dari anggotanya sendiri, dan mereka pun setuju dengan statement dari a Marli yang mempunyai caranya tersendiri untuk menjalin komunikasi yang baik dengan anggota lainnya. “iya, a Marli walaupun tidak bisa datang setiap hari ke bengkel, tapi ia nyempet-nyempetin datang di acara yang kita buat. Apalagi jika acara ulang tahun Bar3t dan pelantikan anggota baru, ia selalu hadir tanpa absen sekalipun.”95
93
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t Ibid 95 Wawancara dengan Way, Anggota Bar3t 94
65
Suatu melakukannya,
upaya tidak
apapun
itu
terkecuali
pasti
memiliki
untuk
sebuah
hambatan
dalam
yang
dilakukan
untuk
upaya
mengkampanyekan safety driving kepada anggota Bar3t. Hambatan tersebut eolah sudah menjadi satu paket dengan apa yang ingin Marli lakukan ke anggotaanggotanya, hambatan tersebut adalah tidak semua anggota dapat diperlihatkan contoh safety driving nya Marli karena jumlah anggota yang banyak dan tidak terjangkau keseluruhannya. Tidak meratanya pesan yang disampaikan Marli itu yang merupakan hambatan dalam kampanye safety driving nya. “namanya kan juga ngasih contoh, kan gak mungkin ngeliatin ke semua anggota Bar3t, kalo ngeliatin ke semua nanti malah disangka sok paling bener lagi dan itu namanya udah workshop dan anak-anak kurang minat dengan hal begituan”.96
Tujuan yang diharapkan jelas untuk jangka waktu yang panjang dikarenakan Marli ingin menanamkan budaya safety driving didalam kesadaran anggotanya. Sehingga dikemudian hari bisa ditularkan kebiasaan berkendara secara amannya dan bisa juga menjadi contoh dan panutan bagi orang-orang disekitarnya. Selain untuk menjaga nama baik Bar3t itu sendiri, hal tersebut dilakukan agar anggota Bar3t ini bisa berguna khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitarnya karena memberikan pengetahuannya tentang safety driving dan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di Banten pada umumnya. “Tujuan saya disini untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada anggota Bar3t supaya bisa ditularkan dan jadi contoh buat temen-temen
96
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
66
disekelilingnya biar ngerti dan paham tentang safety driving itu sendiri, dan nantinya mereka juga akan merasakan manfaatnya kok.”97
Hal lain yang peneliti temukan saat berbincang dengan anggota Bar3t lainnya yang masih menempuh pendidikan adalah mereka ternyata mengikuti pesan yang disampaikan oleh Marli sebagai ketua umum Bar3t hanya karena mereka kagum dan menghormati sosok Marli akan tetapi mereka kurang mendalami atau memahami pesan safety driving tersebut. “A Marli buat kita udah kayak aa kita sendiri, dia baik, berwibawa, dan tegas sama anak anak, makannya kita segan dan hormat sama a Marli”.98 Mereka berpendapat bahwa pesan safety driving yang benar adalah yang disampaikan oleh Marli dikarenakan Marli merupakan ketua umum Bar3t dan selama ini merupakan sosok yang berwibawa dan memiliki pengetahuan lebih dalam safety driving melebihi orang lain. “Selama ini a Marli selalu memberikan contoh bagaimana safety driving yang benar dan juga dibantu beberapa anggota Bar3t lainnya juga sih, tapi tetep aja buat saya mah a Marli yang paling tahu safety driving soalnya a Marli sih yang sering banget kasih tahu kita soal hal beginian”.99
Menurut mereka, Marli saja yang lebih mengerti safety driving dikarenakan selama ini Marli saja yang memberikan contoh kepada mereka dan Marli sudah sangat dekat dengan mereka dan mereka anggap sebagai kakak sekaligus panutan dalam diri mereka di Bar3t. 97
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t Wawancara dengan Way, Anggota Bar3t 99 Wawancara dengan Way, Anggota Bar3t 98
67
“Bar3t ini sudah kami anggap seperti keluarga kami sendiri dan a Marli sudah kami anggap sebagai kakak sendiri, kan gak mungkin kakak kita sendiri memberikan hal yang menjerumuskan kita, makannya apa yang a Marli bilang pasti kita lakuin”.100
Apa
yang
disampaikan
oleh
anggota
Bar3t
diatas
sudah
cukup
memperlihatkan bahwa anggota Bar3t yang memiliki tingkat elaborasi rendah hanya melihat sosok Marli sebagai kakak di dalam keluarga Bar3t nya, tidak melihat seberapa penting pesan safety driving yang disampaikan oleh Marli tersebut. Memang tujuan yang diharapkan Marli untuk dapat membuat setiap anggota Bar3t menjadi pengendara yang menerapkan safety driving bisa terwujud akan tetapi bagaimana pesan tersebut berproses dalam diri anggotanya tersebut berbeda dengan apa yang diinginkan olehnya. Tidak semua dari anggota Bar3t memiliki tingkat elaborasi yang rendah, ada juga anggotanya yang tingkat elaborasinya tinggi. Mereka memahami bahwa safety driving memang diperlukan sebagai pengendara kendaraan bermotor, dan mereka pun sudah mendapatkan pesan tersebut dari banyak sumber dan membandingkan dengan pesan yang dibawa oleh Marli dan ternyata pesan tersebut tidak jauh berbeda dan sangat bermanfaat untuk keselamatan kita sebagai pengendara. Mereka umumnya merupakan anggota lama dari Bar3t dikarenakan teah menerima banyak pesan safety driving dari mana-mana dan mereka juga kebanyakan berprofesi sebagai polisi yang selayaknya memperoleh lebih banyak info tentang safety driving.
100
Wawancara dengan Way, Anggota Bar3t
68
“kita sudah tau kok pentingnya safety driving bagi pengendara karena di pendidikan, di pergaulan dan di kantor kita juga diajarkan tentang safety driving, masa iya kita sebagai polisi malah berkendara ugal-ugalan kayak orang yang gak tau peraturan aja. Secara gak langsung itu udah bikin jelek nama baik kita serta profesi kita, a Marli juga memberikan instruksi langsung kepada anggota-anggotanya untuk ngecek semua nya seperti pengecekan lampu, kaca spion, mesin, dan sebagainya”.101
Apa yang dilakukan Marli sesuai dengan apa yang menjadi standar safety driving yang dikeluarkan oleh salah satu perusahaan pembuat kendaraan motor yang berasal dari Jepang. Yaitu dengan mengecek kembali mesin, tekanan angin pada ban, kaca spion, dan sebagainya. Berikut adalah standar safety driving tersebut102 : 1. Pemeriksaan awal kendaraan seperti : pengecekan lampu indikator, tekanan angin pada ban, ban cadangan, dan pengecekan apakah terjadi kebocoran pada oli atau minyak rem atau tidak. 2. Pemeriksaan berat beban angkut mobil. 3. Pemakaian safety belt. 4. Menyesuaikan posisi spion depan dan samping. 5. Perhatikan posisi stir yang aman yaitu kedua tangan ada pada posisi jam 3 dan jam 9, untuk mengantisipasi kecelakaan karena airbag akan mengembang di posisi tersebut. 6. Menjaga jarak aman dengan kendaraan lain.
101
Wawancara dengan Oka, Pendiri Bar3t http://www.astracreditcompanies.com/news_archieves/read/131/tips_mengemudi _dengan_aman diakses pada Kamis, 14 November 2013 jam 13.00 WIB 102
69
IMI (Ikatan Motor Indonesia) juga mengeluarkan standar safety driving yang dimasukkan kedalam sebuah buku yang berjudul “Triple S” (Be Smart, Be Skill, Be Safety).103 Dalam buku ini dijelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berkendara baik roda dua (motor) maupun roda empat (mobil). Berikut isi dari buku tersebut : 1. Disiplin Pengendara harus mempunyai cukup istirahat, tidak meminum minuman keras/menggunakan narkoba karena jika tubuh kirang istirahat atau pengendara dalam pengaruh alkohol tentunya akan mengakibatkan
konsentrasi
berkendara
menjadi
menurun
dan
berakibat fatal di jalan raya. 2. Berjiwa Sosial Setiap pengendara harus memiliki kepekaan yang tinggi, salah satu cara untuk melatihnya adalah dengan menghormati sesama pengguna jalan, mau saling berbagi dengan lingkungan yang kurang beruntung. Jadi jangan hanya berkendara saja, tetapi harus juga mempunyai jiwa sosial yang tinggi. 3. Rendah Hati Seorang pengendara harus low profile, tidak arogan, sombong, dan mau menang sendiri akan tetapi harus mau belajar banyak dengan
103
http://imi.co.id diakses pada hari Jumat, 15 Nopember 2013 pukul 11.00
70
membaca teori berkendara dengan baik karena dapat meningkatkan kemampuan berkendara yang berkesinambungan. 4. Pakailah Sabuk Pengaman
Gambar 4.1. Cara pemakaian sabuk pengaman Gunakanlah sabuk pengaman dengan baik dan benar agar dapat menyelamatkan nyawa anda. Pemakaian sabuk pengaman harus sampai terdengar bunyi “klik” agar dapat lebih membuat aman kepala anda 5. Periksa Kondisi Rem
71
Gambar 4.2. Kondisi rem yang baik Anda harus memeriksa kondisi kendaraan agar semua instrumen berfungsi sempurna. Saat anda memasuki kendaraan, pastikan rem berfungsi dengan baik dengan cara menginjak pedal rem. Apabila tidak terasa adanya tekanan, biarkan montir yang memeriksanya. Juga sesuaikan arah spion dan atur kursi untuk mengemudi dan periksa panel instrumen yang berada pada dashboard. 6. Gerakan Tangan
Gambar 4.3. Contoh memegang stir yang benar
72
Pada stir, tangan kanan tidak boleh menyebrang ke kiri (posisi maju jam 12 ke jam 6) sedangkan tangan kiri tidak boleh menyebrang ke kanan (posisi maju dari jam 6 ke jam 12). 7. Usahakan Untuk Senantiasa Terlihat Pengemudi harus memastikan dirinya terlihat oleh pengendara lain, terutama saat kondisi gelap atau malam hari. Nyalakan lampu dan menghindari blind spot kendaraan lain. 8. Menaati Setiap Rambu-Rambu Lalu Lintas
Gambar 4.4 Rambu-Rambu Lalu Lintas Pengendara harus taat peraturan lalu lintas agar kondisi lalu lintas tetap lancar dan berjalan sebagaimana mestinya dan untuk menghindari kecelakaan di jalan raya. 9. Memeriksa segala persiapan sebelum mengemudi Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengemudi yaitu cek kelayakan ban dan ban cadangan, untuk mengantisipasi terjadinya
73
pecah ban atau kurangnya tekanan angin pada ban saat sedang berkendara. Berikutnya
yaitu dongkrak, keberadaan dongkrak
merupakan bagian yang sangat penting dikarenakan jika terjadi pecah ban atau kurangnya tekanan angin pada ban maka untuk menggantinya diperlukan dongkrak agar ban dapat dengan mudah diganti dengan ban cadangan. Lalu segitiga pengaman, alat ini sangat berperan sebagai tanda jika sedang memperbaiki kendaraan dipinggir jalan sehingga orang mengetahui bahwa kita sedang memperbaiki mobil agar menghindari terjadinya tabrak belakang. Ada lagi yaitu P3K, peralatan kesehatan ini sangat
diperlukan seandainya pengendara atau
penumpang tiba tiba berada dalam kondisi kurang sehat maka persediaan pertolongan pertama ada didalam mobil tersebut. Dan hal yang penting berikutnya pada proses ini adalah pengecekan lampulampu, baik lampu jauh, lampu dekat, lampu rem, lampu sign, dan lampu mundur karena lampu-lampu selain untuk menjadikan penerang saat dalam keadaan gelap dan hujan, lampu juga berfungsi untuk memberi tanda kepada pengendara atau pengguna jalan lain supaya terhindar dari kecelakaan lalu-lintas. Beberapa hal diatas merupakan kebiasaan yang juga dicontohkan oleh Marli dan anggota lainnya yang memiliki pengetahuan lebih tentang safety driving kepada anggota Bar3t lainnya pada setiap kesempatan. Tidak semua panduan safety driving yang ada itu diketahui dan diperdalam serta dipraktekkan kepada
74
anggota Bar3t, hal-hal seperti pemeriksaan detail spesifikasi ban seperti perawatan ban, tingkat keausan ban, dan ukuran velg yang baik untuk dipakai itu diserahkan kepada pihak bengkel BAC (Banten Auto Car) yaitu montir bengkel itu sendiri dikarenakan ketidakahlian Marli dan anggota Bar3t yang lainnya didalam berbagai unsur mobil, salah satunya pengetahuan tentang ban. Contoh yang sangat terlihat ada pada bentuk velg ban dari mobil-mobil Bar3t yang tidak standar pabrik lagi dikarenakan keindahan dari mobil-mobil tersebut sangat terlihat pada velg nya, karena itu merupakan hal yang paling mudah dalam membedakan mana mobil standar mana mobil hasil modifikasi yang terlihat jelas pada bentuk dan warna dari velg itu sendiri. Perubahan yang ditunjukkan oleh anggota Bar3t dalam safety driving sudah menunjukkan yang signifikan, terutama yang sudah lama bergabung dengan Bar3t. Untuk yang masih baru bergabung dengan Bar3t, mereka juga melakukan perubahan secara perlahan. “Anak-anak menerapkan kok apa yang saya dan teman-teman berikan kepada mereka tentang safety driving, ya walau emang gak semuanya bisa diatur tapi mereka yang tidak bisa diatur pun punya kesadaran akan pentingnya safety driving ini. Ada yang sudah bener-bener nerapin pake safety belt terus jika sedang di dalam kendaraan, selalu membawa ban cadangan, memeriksa tekanan ban sebelum berangkat bepergian menggunakan mobil, selalu mengecek kondisi mesin mobilnya ada yang kurang atau tidak, dan sebagainya. Tapi ada juga yang masih dikit-dikit nerapinnya dan biasanya anak-anak yang masih baru gabung sama kita, pokoknya anak-anak sedikit banyak udah ngerti tentang safety driving ini.”104
104
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Ketua Umum Bar3t
75
4.2.1 Cara dalam Berkampanye Safety Driving Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan seperti yang diinginkan, diperlukan sebuah strategi yang jitu dan ampuh, dalam hal ini Marli sebagai Pendiri sekaligus ketua umum dari Bar3t mempunyai cara tersendiri. Cara yang dipakai oleh Marli ini yaitu memberikan contoh secara langsung kepada anggota-anggotanya untuk berkendara secara aman. Seperti pemakaian safety belt, tidak ugal-ugalan dijalan, tidak mengendarai kendaraan disaat mengantuk atau mabuk, dan sebagainya. Hal ini diyakini oleh Marli dapat memberikan efek yang baik untuk merubah pola pikir dan sikap dari anggotanya yang belum menerapkan safety driving di dalam kehidupannya sehari-hari. Akan tetapi diakuinya memang cara seperti ini mempunyai kelemahannya juga. Itu yang akan menjadi penghambat Marli dalam menyampaikan pesan safety driving kepada anggota dari Bar3t itu sendiri sehingga tujuan dari Marli yang menginginkan untuk setiap anggota Bar3t berkendara secara aman itu terancam tidak maksimal. 4.2.2 Hambatan yang Terjadi dalam Kampanye Setiap kegiatan kampanye sudah pasti memiliki kendala-kendala atau yang sering disebut hambatan, entah dari komunikatornya, komunikannya, maupun dari faktor-faktor lainnya. Dalam hal ini hambatan yang dialami oleh Marli sebagai komunikator dari kampanye safety driving nya yaitu jumlah anggota Bar3t yang banyak yaitu berjumlah 80 orang sehingga pesan yang disampaikan tidak merata. Tidak mungkin memberikan contoh kepada setiap anggota Bar3t secara keseluruhan karena itu bukan komunikasi informal lagi akan tetapi sudah masuk ke komunikasi
76
formal, yaitu seminar atau workshop, dan hal ini tidak berkenan dikalangan anggota Bar3t karena anggota Bar3t lebih menyukai hal-hal yang bersifat informal. Hambatan berikutnya adalah karakter dari masing-masing anggota yang berbeda-beda. Perbedaan karakter merupakan faktor yang paling menghambat ketika memberikan pesan kampanye berupa safety driving, tidak semua dari anggota Bar3t bisa menerima pesan tersebut dikarenakan memang karakter dari orang itu yang keras dan sangat sulit untuk diberitahu. Dan komunikator disini yaitu Marli tidak bisa memaksakan kehendak kepada anggotanya tersebut dikarenakan hambatan ini merupakan hambatan dari dalam diri anggota Bar3t itu sendiri. Hambatan lainnya yaitu dari pergaulan anggota Bar3t diluar komunitas ini. Marli sebagai komunikator sekalipun tidak bisa mengontrol 24 jam pergaulan anggotanya diluar komunitas Bar3t, karena sekali lagi dikarenakan jumlah yang banyak dan tidak dapat terkontrol satu persatu. Pergaulan diluar komunitas juga mempengaruhi sikap dan perilaku anggotanya. 4.2.3 Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Dalam mengatasi hambatan yang terjadi, Marli mempunyai beberapa cara untuk mengatasinya. Cara yang dilakukan cenderung bersifat menunggu dikarenakan ia melakukan kegiatan kampanye untuk mengubah perilaku dan pola pikir seseorang. Pertama, dalam mengatasi hambatan yang dikarenakan jumlah anggotanya terlalu banyak Marli menyiasati dengan cara melakukan kampanye tersebut atau memberikan contoh safety driving di acara-acara besar yang diadakan oleh anggota
77
Bar3t, karena disana banyak anggota yang berkumpul sehingga semakin banyak anggota Bar3t yang melihat contoh yang diberikan oleh Marli. Kedua, untuk menghadapi hambatan yang berhubungan dengan karakter masing-masing anggota Bar3t, Marli menyiasatinya dengan cara terus saja memberikan contoh kepada orang tersebut karena lama-kelamaan jika orang tersebut melihat kegiatan positif yang sama secara terus menerus maka ia akan dengan sendirinya mengikuti walau kembali terkendala dengan waktu feedback yang tertunda. Ketiga, untuk mengatasi hambatan yang datangnya dari luar komunitas, sebisa mungkin Marli mengontrol sesuai dengan kemampuannya, seperti memberikan tugas kepada anggota yang lebih senior atau pengurus harian yang kebetulan mempunyai kesamaan daerah tinggal, tempat kerja, tempat belajar atau kuliah dengan anggota lainnya untuk membimbing dan mengontrol mereka semua karena Marli juga seharihari disibukkan dengan pekerjaannya sebagai salah satu PNS di pemerintahan provinsi Banten. 4.3 Pembahasan Penelitian dengan Teori Penelitian Komunitas terbangun berdasarkan persamaan antar anggotanya, seperti persamaan hobi, persamaan daerah tinggal, persamaan tempat kerja, dan lainnya. Komunitas Bar3t sendiri terbentuk berdasarkan sebuah persamaan, yaitu persamaan hobi di bidang otomotif. Dalam penelitian ini safety driving yang merupakan aspek terpenting dalam berkendara juga harus diperhatikan oleh pecinta otomotif seperti Bar3t ini. Mereka
78
memiliki hobi yang sama yaitu dibidang otomotif dan harus memperhatikan safety driving agar terciptanya keselamatan di wilayah Banten khususnya dan untuk pengendara pengguna jalan pada umumnya. Marli sebagai komunikator disini memberikan pesan kepada komunikannya yaitu anggota dari Bar3t dimana Marli bertujuan agar setiap anggota “keluarga” Bar3t tidak mengalami kecelakaan dikarenakan kelalaian dalam berkendara. Marli mempunyai cara yaitu memberikan contoh secara langsung kepada anggotanya akan tetapi melalui cara informal. Langsung dipraktekkan dihadapan anggotanya bagaimana cara berkendara dengan aman, dibantu juga oleh anggota lainnya yang berprofesi sebagai polisi. Peneliti menggunakan Model ELM (Elaboration Likelihood Model) sebagai panduan dalam meneliti kasus yang terjadi di Bar3t ini. Peneliti melihat adanya perbedaan cara penerimaan pesan yang disampaikan oleh Marli sebagai komunikator kepada anggota Bar3t yang disini berperan sebagai komunikannya. Ada yang melihat pesan yang disampaikan Marli sebagai kebutuhannya dikarenakan safety driving merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam berkendara secara aman (Jalur Sentral), ada pula yang menyikapi pesan yang disampaikan oleh Marli dikarenakan sosok Marli yang bijaksana, santun, dan tegas sebagai seorang Ketua Umum dari Baret (Jalur Periferal).
79
Safety Driving
Jalur Periferal (Image Komunikator)
Jalur Sentral (isi Pesan)
Elaborasi Tinggi Melihat Safety Driving sebagai kebutuhan dalam berkendara
Elaborasi Rendah Melihat sosok Marli sebagai pembawa pesan Safety Driving
Mengolah pesan Safety Driving dari Marli secara teliti (membandingkan dengan sumber lain)
Mengolah pesan hanya yang disampaikan oleh Marli
Tingkat perubahan lebih dipengaruhi faktor nonargumentasi (Sosok Marli)
Tingkat perubahan dipengaruhi kualitas argumentasi (Isi Pesan)
Perubahan Sikap
Gambar 4.5 Elaboration Likelihood Model (ELM)
80
Yang dimaksudkan sebagai penempat posisi Elaborasi Tinggi rata-rata merupakan anggota Bar3t yang pengalaman tentang safety drivingnya yang tinggi juga, seperti anggota Bar3t yang bekerja sebagai polisi dan sebagainya yang berkaitan dengan safety driving. Berbeda dengan kelompok penempat posisi Elaborasi Rendah yaitu rata-rata merupakan anggota Bar3t yang masih belum memiliki banyak pengalaman atau pengetahuan tentang safety driving. Anggota Bar3t yang memiliki tingkat elaborasi tinggi ini memandang pesan yang dibawa oleh ketua umum Bar3t yaitu Marli merupakan suatu kebutuhan karena memang safety driving adalah suatu hal yang sangat penting dalam berkendara. Diluar pendekatan yang dilakukan oleh Marli sebagai ketua umum dan anggota lain yang memiliki pengetahuan lebih tentang safety driving, mereka memang sudah menyadari pentingnya hal tersebut. Kebanyakan dari mereka memang sudah berusia dewasa dan mereka juga sudah mengetahui serta mempunyai cukup informasi dan pengalaman dalam berkendara sehingga mereka akan menjalani instruksi dari Marli dan anggota lainnya yang memiliki pengetahuan lebih dalam safety driving. Mereka pun juga telah membandingkan berbagai informasi yang mereka dapatkan di Bar3t dengan apa yang mereka dapatkan juga diluar Bar3t, apa yang mereka dapatkan ternyata tidak jauh berbeda dikarenakan memang yang disampaikan oleh Marli dan anggota lainnya yang memiliki pengetahuan lebih tentang safety driving tersebut merupakan standar safety driving yang dipakai oleh kebanyakan pengemudi kendaraan bermotor pada umumnya.
81
Sebagai contoh hampir setiap pengemudi setuju bahwa pemeriksaan mesin, minyak rem, lampu indikator, pemakaian safety belt, dan sebagainya merupakan semua hal yang harus dilakukan jika ingin aman saat berkendara. Baik aman untuk dirinya sendiri maupun pengguna jalan lain pada umumnya. Sama halnya dengan komunitas Bar3t ini, mereka juga menyetujui bahwa safety driving yang benar itu seperti apa yang disebutkan sebelumnya karena memang beberapa poin tentang safety driving tersebut bermanfaat dan akan menimbulkan keamanan dalam berkendara bagi dirinya sendiri. Faktor yang mendukung lainnya yaitu mereka juga merupakan panutan bagi anggota Bar3t lainnya yang masih sangat muda. Hal-hal tersebut yang menjadi faktor mereka yang mempunyai elaborasi tinggi dalam Bar3t memandang pesan yang dibawa oleh Marli dan dibantu oleh beberapa anggota yang memiliki pengetahuan lebih tentang safety driving. Berbeda dengan anggota Bar3t yang memiliki tingkat elaborasi rendah, mereka memandang pesan yang dibawa oleh Marli sebagai sebuah keharusan akan tetapi berbeda pandangan dengan anggota Bar3t lainnya yang termasuk dalam tingkat elaborasi tinggi. Anggota yang memiliki tingkat elaborasi rendah ini hanya melihat sosok Marli sebagai ketua umum Bar3t yang berwibawa, santun, serta tegas dalam bersikap kepada anggotanya. Apa saja yang dikatakan atau diinstruksikan oleh Marli selalu dilaksanakan, akan tetapi hanya melihat sosok Marlinya saja, tidak melihat betapa pentingnya pesan safety driving yang dibawa oleh Marli tersebut. Hal ini memang terlihat baik-baik saja akan tetapi yang dikhawatirkan oleh Marli yaitu jika
82
pesan tersebut disampaikan oleh orang lain yang mempunyai pengetahuan yang sama bahkan melebihi Marli dalam safety driving maka mereka akan mengacuhkannya. Ini akan membuat mereka ketergantungan informasi hanya kepada satu orang saja dan akan berakibat mereka akan tertutup kepada setiap orang yang menyampaikan informasi tersebut selain Marli. Perbedaan ini merupakan perbedaan yang sangat mendasar dikarenakan pesan yang diterima sama akan tetapi proses penerimaan pesannya yang berbeda. Hal tersebut memungkinkan pesan yang ingin disampaikan untuk mengubah pola pikir dan perilaku dari anggota Bar3t menjadi meleset dan tidak maksimal. Walau sosok komunikator memang penting sebagai faktor berhasilnya suatu pesan, akan tetapi faktor pesannya itu yang lebih penting dikarenakan jika seseorang memperhatikan pesan tersebut secara benar maka pesan itu akan terus dipegangnya sampai kapanpun karena orang tersebut menganggap pesan tersebut sebagai kebutuhan. Beda halnya dengan yang hanya melihat sosok komunikatornya, ia justru akan lebih mengabaikan pesan yang diterimanya dikarenakan ia hanya menerima sosok komunikannya bukan seberapa pentingnya pesan tersebut sehingga pesan itu tidak akan dijadikan kebutuhan olehnya. Teori ini membantu peneliti untuk melihat sejauh mana pesan tersebut tersampaikan dan dilakukan oleh komunikannya yaitu anggota Bar3t itu sendiri.
83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis kualitatif yang telah dilakukan peneliti terkait strategi kampanye safety driving komunitas Bar3t (Banten Auto Revolutions) maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Cara yang digunakan oleh pimpinan Bar3t yaitu menggunakan Relationship Lead dimana Marli sebagai ketua Bar3t menganggap setiap anggotanya seperti keluarga, sehingga Marli menghargai setiap anggotanya seperti adiknya sendiri. Demikian dengan anggota Bar3t lainnya yang menyegani dan menghormati Marli seperti kakaknya sendiri. 2. Hambatan yang dihadapi marli dalam memberikan arahan safety driving yaitu banyaknya jumlah anggota Bar3t yang mencapai 80 orang, perbedaan karakter dari setiap anggotanya dan pergaulan anggotanya yang tidak bisa di kontrol dan diawasi satu persatu. 3. Upaya yang diambil untuk mengatasi hambatan tersebut adalah memberikan contoh safety driving di acara besar Bar3t agar setiap anggotanya dapat melihat dan mengikutinya, kemudian memberikan pesan terus menerus kepada setiap anggota bar3t karena jika pesan tersebut diberikan secara terus menerus bagaimanapun karakternya maka akan diikuti pesannya walau waktu
84
feedbacknya tertunda, lalu memberikan tugas kepada orang yang dekat atau akrab dengan anggota tersebut agar dapat mengontrol dan mengawasi pergaulan dari anggota itu. 5.2 Saran Adapun dari penelitian ini peneliti dapat memberikan beberapa saran agar kampanye safety driving yang dilakukan Marli dan kawan-kawannya dapat memiliki harapan atau penyampaian pesan secara maksimal. Saran tersebut diantaranya : 1. Dalam kampanye yang dilakukan oleh Marli kepada anggota Bar3t Lainnya kurang tersampainya pesan secara maksimal oleh karena itu sebaiknya Marli juga melakukan pendekatan yang lebih personal lagi dibantu oleh anggota lain yang memiliki pengetahuan lebih tentang safety driving agar mendengarkan semua info safety driving dan menganggapnya sebagai kebutuhan dalam berkendara. Sehingga semua anggotanya melihat dari sisi sentralnya (Pesannya) bukan dari sisi periferalnya (Sosok komunikator) 2. Dalam
memberikan
arahan
atau
contoh
safety
driving
sebaiknya
mengumpulkan dan memberitahukan contoh tersebut ke banyak anggota Bar3t. Tidak hanya ke beberapa orang saja karena semakin banyak yang tahu maka akan semakin baik pula sikap dari semua anggota Bar3t sehingga setiap anggota Bar3t dapat berkendara dengan aman (safety driving). 3. Mengadakan acara yang berkaitan dengan safety driving secara rutin sehingga dapat tersampaikan pesan safety driving tersebut karena pesannya disampaikan secara rutin.
85
Penelitian ini melibatkan dua key informan dan satu informan pendukung. Melalui penelitian ini, peneliti mendapati beberapa masalah terkait strategi kampanye safety driving komunitas Bar3t. Dari penelitian yang dilakukan peneliti, maka peneliti memiliki saran : 5.2.1. Saran Teoritis 1. Ilmu komunikasi khususnya dalam bidang kampanye agar dapat mengetahui strategi kampanye yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu, seperti melakukan pendekatan secara lebih personal lagi kepada komunikan, dan sebagainya. 2. Suatu strategi harus sadar akan hambatan yang akan terjadi. Maka diperlukan upaya-upaya kampanye dan persuasif untuk mengurangi hambatan tersebut serta lebih mengutamakan aspek-aspek apa saja yang akan menjadi penghambat dan mencari cara untuk menganggulanginya. 5.2.2. Saran Praktis 1. Dapat dijadikan bahan rujukan atau referensi bagi peneliti lain dalam penelitian selanjutnya, khususnya dalam komunikasi yang khusus kepada strategi kampanye. 2. Hasil penelitan ini diharapkan dapat menambah pembelajaran bagi kita akan pentingnya safety driving dikarenakan dapat menekan angka kecelakaan dalam jangka panjang.
86
3. Penelitian mengenai strategi kampanye safety driving ini diharapkan dapat merubah sikap untuk lebih memperhatikan safety driving dalam berkendara karena menyangkut kepentingan diri sendiri maupun kepentingan orang lain. 4. Penelitian ini diharapkan dapat membuat pengendara kendaraan bermotor untuk lebih memperhatikan semua aspek safety driving mulai dari persiapan pra perjalanan seperti memperhatikan dan memeriksa tekanan angin pada ban, kelayakan ban, rem, kaca spion dan lain-lain. Persiapan dalam perjalanan seperti memperhatikan jarak antar kendaraan, tidak mengebut saat dijalan raya, saat mengantuk harus beristirahat, dan lain-lain. 5. Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan pencerahan dan sebagai bahan evaluasi untuk komunitas Bar3t pada khususnya dan komunitaskomunitas lain pada umumnya untuk lebih merangkul dan memperhatikan setiap anggotanya sehingga pesan-pesan penting seperti safety driving ini dapat diserap dan teraplikasikan pada kehidupan sehari-hari. 6. Penelitian ini diharapkan membuat kepolisian setempat untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh komunitas semacam ini. Jika perlu beberapa dari anggota kepolisian bisa masuk kedalam komunitas mobil untuk mengkampanyekan safety driving di komunitas tersebut sehingga dapat pula memberikan pengetahuan yang dimiliki olehnya untuk
dibagi
kepada
komunitas–komunitas
seperti
Bar3t
ini.
87
DAFTAR PUSTAKA Afrilla Naniek. 2011. Komunikasi Persuasi Serang:Sayuti.com Basu Swastha Dharmmesta dan Hadoko, T Hani. 2009. Manajemen Pemasaran “analisa perilaku konsumen. Yogyakarta : Liberty. Bungin Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana. Iriantara Yosal. 2004. Community Relations Teori & Aplikasinya,Bandung:Simbiosa Rekatama Media Jalaludin Rakhmat. 2005. Metode Penelitian Komunikasi,Bandung:PT.Remaja Rosadakarya Kurniawan Boykhe. Buku panduan Yamaha Safety Riding Science Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara Muhamad Arni. 2004. Komunikasi Organisasi,Jakarta:PT Bumi Aksara Mulyana Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung:PT Rosda Rakhmat Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi.Bandung: PT Remaja Rosakarya Ruslan Rosadi. 2005. Kiat & Strategi kampanye Public Relations Jakarta:Raja Grafindo Satori, Djaman & Komariah, Aan. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Shaun Tyson & Tony Jackson. 1992. Perilaku Organisasi Yogya:Andi Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitaif,Kualitatif,dan R & D,Bandung:Alfabeta Thoha Miftah. 1983. Perilaku organisasi konsep dasar dan aplikasinya,Jakarta:Raja Grafindo Persada Venus Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung:Simbiosa Rekatama Media Winardi J. 2003. Teori organisasi & pengorganisasian,Jakarta:Raja Grafindo Persada
Sumber lain : http://imi.co.id http://m.sentanaonline.com/news/read/5237/1/29/11/2011/Kecelakaan-Lalu-Lintas-BantenSudah-Mengkhawatirkan http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4246/MUHAMMAD%20ASDAR_ K11109367.pdf?sequence=1 http://www.astracreditcompanies.com/news_archieves/read/131/tips_mengemudi _dengan_aman
88 http://www.beritaglobal.com http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauanpencemaran/94-pencemaran-udara-dari-sektor-transportasi http://www.cedworks.com/article_3.htm KW. Adiputra http://eprints.undip.ac.id/29477/1/Skripsi015.pdf LuvHobbiez Admin, http://www.hobyhoby.com/artikel/185-komunitas-mobil-kuno-pertamadi-indonesia.html Panduan keamanan safety driving Polisi Jalan Raya (PJR)
89
LAMPIRAN
90
Acara Ulang Tahun Bar3t
Santunan Anak Yatim
Mobil-Mobil Bar3t dalam Car Contest di Untirta
91 12 September
Nomor : /H.43.VI.2/PP/2011 2012 Lamp : Perihal : Permohonan Ijin Penelitian
Yth.,
Ketua Banten Revolution Team Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan tugas akhir mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Untirta, kami bermaksud mengutus mahasiswa atas nama : Nama NIM Prodi Fakultas Contact Person
: : : : :
Novran Efriangga 6662082108 Ilmu Komunikasi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 085692727949
yang bersangkutan mohon diberi ijin untuk mencari data/sebar kuisioner di perusahaan/ lembaga/instansi yang bapak pimpin. Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa tersebut di atas dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul : “Strategi Kampanye Safety Driving Komunitas Bar3t (Banten Revolution Team)“ Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang diberikan, kami mengucapkan terima kasih.
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi,
Neka Fitriyah S.Sos M.Si NIP. 197708112005012003
92
PEDOMAN WAWANCARA Pola Kepemimpinan Ketua Bar3t dalam Mengampanyekan Safety Driving di dalam Komunitas Mobil Bar3t (Banten Auto Revolutions) 1. Strategi Bagaimana cara pimpinan Bar3t dalam mengkampanyekan Safety Driving di komunitasnya ? Apakah pimpinan Bar3t melibatkan pihak ketiga atau bagaimana dalam membantu kampanye tersebut ? Bagaimana hambatan yang dihadapi pimpinan Bar3t dalam mengkampanyekan Safety Driving di komunitasnya ? Hambatannya dari dalam atau dari luar Bar3t ? 2. Kampanye Dengan cara apakah pimpinan Bar3t mengkomunikasikan pesan Safety Driving didalam komunitasnya ? Media apa yang dipakai ? Efek apa saja yang diharapkan dapat ditimbulkan dalam kampanye tersebut ? Jangka pendek atau jangka panjang ?
93
Transkrip Wawancara Wawancara dengan Marli Suhibyat
Nama
: Marli Suhibyat S.Si
Tempat. Tanggal Lahir
: Serang, 15 Maret 1984
Pendidikan Terakhir
: Sains Universitas Padjajaran 2007
Alamat
: Griya Asri, Ciracas, Serang
Kontak
: 0818 0910 1222
Pekerjaan
: Dinas PU Provinsi Banten
1. Bare3t itu apa ? -
Bar3t itu sebuah komunitas yang anggotanya memiliki hobi yang sama di bidang otomotif khususnya mobil.
2. Bar3t sendiri komunitas yang fokusnya pada sisi apa ? -
Kita biasanya fokus pada bidang design interior dan eksterior akan tetapi kita tetap mematuhi dan menjalankan safety driving dalam berkendara sehari-hari.
94
3. Bagaimana cara supaya setiap anggota Bar3t dapat mematuhi aturan safety driving tersebut ? -
Biasanya saya sendiri dan dibantu oleh beberapa anggota bar3t yang mempunyai pengetahuan lebih tentang safety driving memberikan contoh langsung kepada anggota lainnya seperti selalu memakai safety belt, melakukan pengecekan mesin sebelum jalan, memeriksa kondisi ban juga, dan lain-lain.
4. Apakah ada pihak ketiga yang membantu aa dalam memberikan contoh tersebut ? -
Ada, kebetulan beberapa anggota dari bar3t juga ada yang bekerja sebagai polisi baik di polsek, polres, maupun polda dan mereka pun diluar sebagai anggota Bar3t, mereka juga mempunyai kewajiban untuk menekan angka kecelakaan.
5. Bar3t kan punya julukan “clubnya pejabat”, kok cara untuk memberikan arahan safety driving ini hanya dengan memberikan contoh langsung saja ? -
Ooh club pejabat ya.. mungkin karena sebagian dari anggota Bar3t sendiri berprofesi sebagai PNS di pemerintahan, baik pemerintahan kota/kabupaten maupun provinsi dan mungkin karena semua anggota Bar3t alhamdulilah tidak ada yang menganggur. Jadi kalau ditanya mengapa kita memberikan contoh saja jawabannya ya karena kita adalah komunitas bukannya sebuah instansi yang mengadakan seminar maupun workshop. Belum lagi anak-anak memang tidak terlalu menyukai hal-hal yang bersifat formal seperti itu. Jangankan pesannya tersampaikan dan dijalankan, untuk bisa datang aja belum tentu mau.
95
6. Ada tidak hambatan yang aa temuin dalam memberikan arahan safety driving ini ke anak-anak yang lain ? -
Kalau ditanya hambatan ya pastinya ada. Pertama jumlah anggota kita yang cukup banyak, lalu perbedaan karakter dari masing-masing anggota Bar3t itu sendiri, kemudian pergaulan anak-anak yang tidak bisa dikontrol dan diawasi oleh kita pas diluar komunitas ini.
7. Efek apa saja yang ingin aa lihat dan rasakan dari arahan safety driving ini ? -
Sudah jelas efek yang mau saya lihat dan rasakan ya anak-anak bisa bersikap safety dalam berkendaranya, tidak ugal-ugalan, taat peraturan lalu lintas, dan yang paling penting itu semua akan berdampak juga sama nama baik Bar3t ini sendiri. Pastinya tidak saat saya memberitahukan saja mereka mau mentaati aturan safety drivingnya akan tetapi safety driving akan terus tertanam dalam benak mereka dan menjadikannya sebagai kebutuhan untuk keselamatan mereka sendiri juga.
96
Transkrip Wawancara Wawancara dengan Apti Nurmayati
Nama
: Apti Nurmayati S.Ikom
Tempat Tanggal Lahir: Serang, 22 April 1989 Pendidikan Terakhir : Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2012 Alamat
: Kavling puri raya, Ciracas, Serang
Kontak
: 0877 7144 8395
Pekerjaan
: IRT
1. Bar3t itu apa ? -
Bar3t ya anak-anak yang suka otomotif, design interior, design eksterior, dan tidak lupa pada safety drivingnya.
2. Bagaimana Bar3t terbentuk ? -
Awalnya sekedar hobi aja di bidang otomotif motor dikarenakan kita masih belum memiliki mobil, akan tetapi berkembang menjadi club mobil dikarenakan kita masih memiliki hobi yang sama pula di bidang otomotif mobil. Club motor itu juga masih ada
97 kok walaupun bukan kita lagi yang ngurusin, tapi Bar3t ini bukan club balap tapi aktif mengikuti berbagai kompetisi design interior dan eksterior mobil (modifikasi) dan paling juga slalom.
3. Bagaimana cara memimpinnya a Marli di Bar3t ? -
A Marli itu orangnya tegas, ramah, dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Menghargai anggotanya seperti keluarganya sendiri, mungkin karena itu a Marli begitu disegani sama anak-anak. Belum lagi dengan orang terdekat dari anggota Bar3t itu sendiri misalnya keluarga, sahabat, atau pacar dari anggotanya. A Marli juga ramah terhadap mereka.
4. Jika memberikan arahan safety driving, bagaimana cara a marli melakukannya ? -
Biasanya a Marli kasih contoh langsung aja gimana safety driving yang benar itu dan dibantu juga oleh beberapa anak bar3t yang memang berprofesi sebagai anggota kepolisian.
5. Media apa yang dipakai a Marli dalam memberikan arahan tersebut ? -
Yaa a Marli kasih contoh gitu aja ke anak-anak. Seperti pemakaian safety belt, pengecekan mesin, pengecekan tekanan ban, dan lainnya..
6. Media Informal dong ya kalau begitu ? -
Yaa seperti itu lah.
98
RIWAYAT HIDUP I. DATA DIRI Nama
: Novran Efriangga
Nama Panggilan
: Novran
NIM
: 082108
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 05 November 1990
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Murai III Blok E26 No. 34 Pondok Sejahtera Kotabumi, Tangerang
Telp
: 085692727949
E-mail
:
[email protected]
Hobi
: Main alat musik, Main game, Jalan-jalan, Bikin film.
Tinggi Badan / Berat Badan : 170 cm / 85 kg.
II. PENDIDIKAN FORMAL
1995-1996
: TK Islam Al Amanah - Tangerang
1996-2002
: SDN Kutabumi IV Tangerang
2002-2005
: SMPN 1 Tangerang
2005-2008
: SMA PGRI 109 Tangerang
2008-sekarang
: Konsentrasi Humas, Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang
99 III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Komunitas Video Komunikasi Untirta (KOVIKITA) 2. Div. Pengabdian Masyarakat IMIKI (Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia) Untirta 2009 3. Div. Minat dan Bakat HIMAKOM 2010 4. Ketua Pelaksana HIMAKOM CUP 2010 5. Koord. Div. Minat dan Bakat HIMAKOM 2011 6. Ketua Pelaksana Acara Puncak The Power Of Communications (D’POC) tahun 2011 7. Ketua Pelaksana KPU-M FISIP 2011 8. Koord. Div. Minat dan Bakat BEM FISIP 2012 9. Ketua Pelaksana Acara Puncak FISIPHORIA 2012 10. Anggota ID Event Organizer (IDEO)