KONFLIK PERAN DAN STRATEGI COPING BURUH PABRIK PEREMPUAN PT. BENANG SARI INDAH TEXINDO SUBANG
Oleh: Fitri Yulianti NIM : 100070020141
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDA YATIJLLAH JAKARTA 2004
KONFLIK PERAN DAN STRATEGI COPING BURUH PABRIK PEREMPUAN PT. BENANG SARI INDAH TEXINDO SUBANG
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk rnemenuhi syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
FITRI YULIANTI NIM: 100070020141
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I,
Pemhimbing II,
Drs. Sofiandy Zakaria, M.Psi.T
Ora. Fivi Nurwianti, MSi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2004
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.
Skripsi yang berjudul KONFLIK PERAN DAN STRATEGI COPING BURUH PABRIK PEREMPUAN PT. BENANG SARI INDP.H TEXINDO SUBANG telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13 Oktober 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 13 Oktober 2004
Sidang Munaqasyah
Merangkap Anggota,
Pudek/SekretarAs Merangkap Anggota
M.Si
(
ah M.Si
Anggota:
Penguji 2,
Pembimbing 1,
Ors. Sofiandy Zakaria, M.Psi.T
Per.r.i imbing 2,
urwianti, M.Si
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatul/ahi Wabarakatuh
Alhamdullilahhirabbil 'Alamin, tidak ada kata yang pantas terucap kecuali rasa syukur kepada Allah $WT, Tuhan seluruh alam semesta ini. Atas kehendak-Nyalah dan ridha-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kesejahteraan, keselamatan, shalawat, dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang sepanjang hidupnya selalu memikirkan umatnya agar mereka selamat dunia dan akhirat. Allahumma Shalli Wassalim 'Alaihi.
Terwujudnya skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Secara khusus, penulis ucapkan terimakasih yang terdalam dan tak terhingga kepada Bapak dan Mamah tercinta, teh Yani dan teh Ugi yang telah memberikan dukungannya baik lahir maupun batin. Pada kesernpatan ini pula, penulis sampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Jbu Ora. Netty Hartati, M.Si. Oekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Para Pudek Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Ors. Sofiandy Zakaria, M.Psi.T selaku pembimbing I, terima kasih atas waktu yang telah bapak luangkan untuk membimbing dan memberi masukan-masukan dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. . 4. lbu Ora. Fivi Nurwianti, M.Si selaku pembimbing JI, terima kasih atas waktu yang telah ibu luangkan untuk membimbing dan memberi masukan-masukan dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
II
5. Para Bapak dan lbu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama menjalani kuliah di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. PT. Benang Sari lndah Texindo, khususnya Bapak Maksudin (Bagian Personalia) dan stafnya atas kesempatan dan bantuan yang telah diberikan. 7. Para buruh pabrik perempuan PT. Benang Sari lndah Texindo yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi skala coping dan konflik peran. 8. Teman-teman angkatan 2000 yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi saran dan semangatnya. Keep in touch. 9. Karyawan akademik Fakultas Psikologi. 10. Seluruh pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan balasan yang berlipat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penuiis khususnya dan semua orang umumnya. Amin Ya Rabbal 'Alamin.
Jakarta, Oktober 2004 Penulis,
Fitri Yulianti
lV
(G)
mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Sebaglan kecil responden yang mengalami konflik peran tingkat sedang menggunakan tipe coping reactive role behavior seperti seorang ibu akan ikut bermain ketika anaknya meminta walaupun sedang lelah. Chi-square h dengan derajat kebebasan (df) 5 dan taraf signifikansi 0,05% sebesar 20.478 > chi-square t 11.1 dan diperoleh Asymp.Sig.(2-sided) 0,001 < 0.05. Dengan demikian hipotesa nihil (Ho) penelitian ini ditolak sedangkan hipotesa alternatif (Ha) penelitian ini diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan strategi coping yang digunakan berdasarkan tingkat konflik peran. Rekomendasi dari peneliti adalah (1) untuk memperkaya penelitian mengenai konflik peran yang dialami buruh pabrik perempuan, maka penulis menyarankan agar mengambil sa:npel buruh perempuan yang lebih bervariasi seperti buruh perempuan yang ada di Jakarta atau kota-kota besar lainnya, sebagai bahan perbandingan tingkat konflik peran yang mereka alami, (2) agar dapat mengembangkan penelitian mengenai konflik peran karena lokasi, budaya, pemahaman mengenai pola asuh, status suami dan lain-lain yang berbeda dapat menghasilkan hasil yang berbeda, (3) untuk kebermanfaatan hasil skripsi ini disarankan kepada lembaga swadaya masyarakat sekitar pabrik untuk mengembangkan perannya dan mengadakan penyuluhan atau kegiatan yang positif guna menambah wawasan masyarakat mengenai pentingnya kerja sama dalam keluarga atau yang lainnya, (4) untuk menggunakan kuesioner dalam pengukurannya agar lebih tepat mengukur variabel coping dan untuk alat ukur konflik peran dapat dirubah alternatif jawabannya dengan menggunakan tidak pernah, jarang, selalu, dan lain-lain. Karena dengan menggunakan alternatif jawaban seperti ini akan menunjukkan frekuensi kejadian. Bahan bacaan 46 (1930-2003).
DAFTAR ISi KATA PENGANTAR ................................................................................. ABSTRAKSI . ... ... ... ... .... ... .. ... .... ..... ... ... .... ... .......... ... .... ... ... ... .... .... ... .......... iii DAFT AR 151 .... ... .. . .. .. .. .. .. .. ... .... .. .... ... ... ... ... ..... .... .. . .. .. .... .. .... ... ... . .. .. ... .. .. ... v DAFTAR T ABEL .. .. .... .. ... . ... .... ... ..... .. ... .. ..... ... .... .... ... .. . ... ... .. .. . .... ... ... .... .... vii DAFTAR LAMPI RAN................................................................................. viii BAB 1
BAB 2
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .. .. .. ........ ..... ... .. ..... .. .... .... .. ..... .... . 1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah .... .. .......... .............. 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................. 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................ 1.5. Sistematika Penulisan .......................................................
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP 2.1. Konflik Peran 2.1.1. Definisi ... ... .. .. .... ... .... ... .... .. .. .... ... .... ... .. . .. .. .... ... .... .. 2.1.2. Jen is-Jen is Konflik . ... .... ... .... ... ........ ... ... ........... .... .. 2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konflik Peran 2.1.4. Sumber Konflik Peran ..... .. .. ... ... .... ... ... .. .. ... ... ........ 2.1.5. Peran Perempuan .................................................. 2.2. Strategi Coping 2.2.1. Definisi . .. . .. .. . .. . . .. . .. . .. . .. . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . .. . .. . .. . . .. 2.2.2. Jen is-Jen is Coping .. ....... ... .... ... ... ........ ... .... ... ... ... .. 2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Coping .......... 2.3. Perspektif Terhadap Perempuan Bekerja 2.3.1. Perspektif Islam Terhadap Perempuan Bekerja .... 2.3.2. Perspektif Kebudayaan Terhadap Perempuan Bekerja .................................................................. 2.4. Buruh Pabrik Perempuan 2.4.1. Definisi .. ... ... .... .... .... ... ... .... ... .... .... ... .... ....... ....... .... 2.4.2. Kondisi Kerja Pabrik .............................................. 2.4.3. Kewajiban dan Hak Buruh Perempuan ................. 2.4.4. Pendayagunaan Buruh Perempuan ...................... 2.4.5. Permasalahan Buruh Perempuan di Pabrik .......... 2.5. Budaya Kerja di PT. Benang Sari lndah Texindo ............. 2.6. Kerangka Berpikir ........... ................................................. 2.7. Hipotesa ...........................................................................
v
1 7 8 9 9
11 14 17 19 22 24 24 26 27 29 33 34 38 41 42 43 44 45
vi
BAB 3
BAB 4
BAB 5
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Pendekatan Penelitian .................................. 3.2. Metode Pengumpulan Data .............................................. 3.3. Variabel dan Definisi Operasional ................................... 3.4. Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 3.5. Subyek Penelitian 3.5.1. Populasi ........ .......................................... ............... 3.5.2. Sampel .......... ............... ... ........ .. ............................ 3.6. lnstrumen Pengumpulan Data 3.6.1. Skala Konflik Peran (K-P)....................................... 3.6.2. Skala Coping ......................................................... 3.7. Prosedur Penelitian 3.7.1. Pra-Penelitian ........................................................ 3.7.2. Penelitian .............................................................. 3. 7.3. Post-Penelitian ...................................................... 3.8. Analisa Data .......... .......................................... ...............
HASIL PENELITIAN 4.1. Gamba ran Um um Responden .......................... ................ 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian Utama 4.2.1. Tingkat Konflik Pe ran .......... .. ................... .............. 4.2.2. Tipe Coping Berdasarkan Tingkat Konflik Peran ... 4.2.3. Perbedaan Tipe Coping Berdasarkan Tingkat Konflik Peran.... .. ........ .... .... .... ... .... ... .......... ... .... ... .. 4.3. Deskripsi Hasil Penelitian Tambahan 4.3.1. Tingkat Konflik Peran Berdasarkan Usia ............... 4.3.2. Tingkat Konflik Peran Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ............................................................ 4.3.3. Tingkat Konflik Peran Berdasarkan Pekerjaan Suami ....................................................................
46 46 47 48 48 49 50 53 55 56 57 57
61 64 66 68 69 71 72
PENUTUP 5.1. Kesimpulan ...................................... ............... ... ....... ........ 74 5.2. Diskusi ............ .......... .................................................. ...... 75 5.3. Rekomendasi ................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ...................... .................. ......................................... 80 LAMPI RAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1. Penyekoran item ska la konflik peran ............................... 51 2. Tabel 3.2. Blue print baru skala konflik peran .................................. 52 3. Tabel 3.3. Penyekoran item skala coping ....................................... 54 4. Tabel 3.4. Blue print baru skala coping .......................................... 55 5. Tabel 4.1. Gamba ran um um responden ......................................... 61 6. Tabel 4.2. Kategori Konflik Peran .................................................. 65 7. Tabel 4.3. Frekuensi Tingkat Konflik Peran .................................... 66 . 8. Tabel 4.4. Coping Konflik Peran Tingkat Rendah ............................. 66 9. Tabel 4.5. Coping Konflik Pe ran Tingkat Sedang ............................. 67 10. Tabel 4.6. Tingkat Konflik Peran * Tipe Coping Crosstabulation .......... 68 11. Tabel 4.7. Chi-Square Test ......................................................... 68 12. Tabel 4.8. Usia * Tingkat Konflik Peran Crosstabulation .................... 69 13. Tabel 4.9. Tabel Fe Usia * Tingkat Konflik Peran Crosstabulation ....... 70 14. Tabel 4.10. Chi-Square Test ....................................................... 70 15. Tabel 4.11. Latar Belakang Pendidikan * Tingkat Konflik Peran Crosstabulation ................................................................ 71 16. Tabel 4.12. Tabel Fe Latar Belakang Pendidikan * Tingkat Konflik Peran Crosstabulation ................................................................ 71 17. Tabel 4.13. Chi-Square Test ........................................................ 71 18. Tabel 4.14. Pekerjaan Suami * Tingkat Konflik Peran Crosstabulation .. 72 19. Tabel 4.15. Tabel Fe Pekerjaan Suami * Tingkat Konflik Peran Crosstabulation ................................................................ 72 20.Tabel 4.16.Chi-Square Test ......................................................... 73
vii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia sekarang ini telah terbuka luas bagi kaum perempuan. Berbeda dengan beberapa abad yang silam di mana pendidikan hanya diberikan kepada kaum pria, dewasa ini pendidikan adalah hak setiap orang. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 30 ayat 1 yang berbunyi "setiap warga negara berhak mendapat pengajaran". Dengan masuknya perempuan di dunia pendidikan, maka terbukalah lapangan pekerjaan bagi perempuan. Hal ini tercantum dalam UndangUndang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 yang berbunyi "setiap warga negara berhak atas pekerjaan". Secara eksplisit ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada perbedaaan jenis kelamin dalam bekerja. Perempuan sebagai manusia mempunyai nilai sama dengan pria dalam perannya di dalam proses pembangunan. Sehingga kesempatan ini banyak dimanfaatkan oleh perempuan dan pilihan mejadi wanita karir telah menjadi fenomena bagi sebagian perempuan.
2
Banyak perusahaan dan tempat kerja yang tersebar di berbagai lokasi· kola maupun desa. Di mana para pekerjanya tidak hanya terdiri dari laki-laki tetapi banyak di antara mereka yang perempuan. Pabrik yang dulu para buruhnya hanya terdiri dari laki-laki, tetapi dewasa ini sudah menggunakan tenaga perempuan sebagai buruhnya. Contohnya daerah Subang Jawa Baral hampir semua pabrik di sana mempekerjakan perempuan sebagai buruhnya. Sebagian buruh perempuan di pabrik tersebut adalah para ibu rumah tangga. Buruh pabrik di daerah tersebut merupakan buruh tetap dan bekerja paruh waktu.
Salah satu motivasi mereka bekerja yang paling dominan adalah karena faktor ekonomi. Menurut Hoffman (dalam Juanita H. Williams, '1976) alasan perempuan mengambil pekerjaan di luar rumah adalah uang, peran ibu rumah tangga, dan faktor kepribadian, tetapi kebanyakan alasan perempuan · bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. lni disebabkan karena suaminya pengangguran atau mempunyai penghasilan yang sangat rendah. Dalam situasi seperti di alas para buruh perempuan rnengambil keputusan untuk bekerja karena mereka harus bekerja hanya untuk menyediakan kebutuhan baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya. Mereka terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai standar hidup yang lebih tinggi. lni terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Laily M. Yasin
3
(dalam Kamariah Tambunan, 1989) di Jawa Timur khususnya di daerah Malang dan Surabaya bahwa motivasi buruh perempuan bekerja adalah untuk membiayai hidupnya dan keluarganya. Maka tak heran jika para buruh perempuan menjadi tulang punggung keluarga.
Hal di atas serupa dengan motivasi para buruh pabrik perempuan di daerah Subang khususnya Desa Wantilan yaitu agar dapat memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga. Dikarenakan suami mereka mendapatkan penghasilan yang relatif rendah sehingga tidak mencukupi biaya hidup keluarga. Pekerjaan suami mereka di antaranya adalah petani, wiraswasta, buruh, aparat desa, dan lain-lain. lnilah alasan mengapa para buruh perempuan pabrik di Desa Wantilan mengambil keputusan untuk bekerja.
Para buruh pabrik perempuan yang telah berkeluarga memiliki peran lebih dari dua baik sebagai istri, ibu dari anak-anaknya maupun sebagai buruh pabrik. Selain bekerja mereka harus memenuhi tuntutan-tuntutan dari keluarga dan ingin memenuhi tuntutannya sendiri sebagai individu. Tuntutan suami mengharapkan isteri ideal, yang dapat mencurahkan seluruh perhatiannya kepada keluarga, dapat diajak bertukar pikiran, menyiapkan makan, dan lain-lain. Tuntutan anak mengharapkan perhatian dan kasih sayang, menemani mereka belajar, menyiapkan segala keperluannya, dan lain-lain. Dan tuntutan tempat kerja mengharapkan prestasi yang bagus dan
4
dapat memproduksi barang sebanyak-banyaknya dengan kualitas yang bagus. Belum lagi tuntutan dirinya sebagai individu yang ingin memenuhi keinginannya, membeli baju, dan membeli segala sesuatu yang mereka sukai. Mereka tidak hanya harus memenuhi tuntutan-tuntutan keluarga dan tempat kerja, tetapi mereka harus dapat memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat terhadap masing-masing tugas peran yang mereka tempati.
Tuntutan dan harapan peran tersebutlah yang membuat konflik bagi para ibu yang bekerja di luar rumah. Karena konflik terjadi ketika seseorang menempati dua atau lebih peran secara bersamaan dan ketika salah satu harapan peran bertentangan dengan harapan peran yang lain (Gardner Lindzey, 1959: 228). Mereka tidak hanya lelah fisik karena seharian bekerja baik di pabrik maupun mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tetapi juga lelah psikis karena harus memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat terhadap masing-masing peran yang mereka tempati.
Adapun penelitian mengenai peran ganda perempuan yang dilakukan oleh Ninik Wulandari (1997) yang mengambil sampel 74 orang diperoleh 19 orang mengalami konflik peran ganda rendah, 37 orang mengalami konflik peran ganda sedang, dan 18 orang mengalami konflik peran ganda tinggi.
5
Pembicaraan seputar perempuan selalu hangat, menarik, dan aktual tak henti-hentinya menjadi agenda dari zaman ke zaman hingga sekarang. Berbicara tentang perempuan di era teknologi dan industri sekarang ini bagaimana memposisikan perempuan pada kedudukan yang wajar. Mengemban tugas sebagai istri, ibu, dan anggota masyarakat sehingga tugas utama tidak terabaikan. Pembagian peran secara seksual antara laki-laki dan perempuan biasa kita kenal, laki-laki bekerja di luar rumah untuk mencari . nafkah {peran publik) dan perempuan mengerjakan pekerjaan rumah (peran domestik) di samping harus melahirkan anak (fungsi produksi) telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagaimana menurut Engels (dalam Arief Budiman, 1985) "berdasarkan pembagian kerja secara seksual yang sudah terbentuk pada lingkungan keluarga waktu itu Qaman Barbar), peran laki-laki adalah mencari makanan dan memiliki alat-alat pencari makanan".
Pada zaman sekarang sebagian anggota keluarga terserap untuk bekerja di luar rumah (di pabrik dan perusahaan-perusahaan jasa). Ketika ibu melepas tugas sebagai ibu rumah tangga dengan bekerja, maka itu semacam tindakan perampasan atas hak anak untuk memperoleh kemungkinan tumbuh kembang yang sebaik-baiknya dan pendapatan kasih sayang.
Menurut Djamaluddin Ancok (1995) dalam bukunya Nuansa Psikologi Pembangunan seorang ibu tidak perlu meninggalkan pekerjaanya hanya
6
karena masalah anak dan suami. Keintiman keluarga dapat dibentuk bila setiap hari tersedia waktu untuk bergaul dan bercengkrama secara intensif.
Kenyataannya, apakah seorang ibu mampu dalam keadaan letih sepulang bekerja tampil utuh bercengkrama secara efektif menyingkirkan tekanantekanan atas dirinya di tempat kerja. Memang perempuan yang menjalankan peran ganda atau lebih, baik sebagai buruh maupun ibu rumah tangga lebih sering dihinggapi konflik daripada buruh perempuan yang lajang.
Setiap ibu yang bekerja di luar rumah baik di kantor maupun di pabrik akan selalu berusaha mengatasi konflik peran yang mereka alami. Terutama para buruh pabrik perempuan yang bekerja karena keterpaksaan, mereka harus bekerja sehingga mereka selalu berusaha mengatasi konflik peran yang mereka alami. Usaha untuk mengatasi atau mengurangi masalah ini disebut coping.
Pearlin dan Schooler (1978) mendefinisikan coping adalah setiap respon yang berfungsi untuk mencegah, menghindari, atau mengendalikan emotional distress karena tekanan hidup yang berasal dari luar. Hall (dalam E. Betz, 1987: 312) membagi strategi coping konflik peran ke dalam tiga tipe yaitu merubah harapan yang dibebankan kepada perempuan tersebut kepada orang lain (structural role redefinition) contohnya seorang ibu akan
7
memberikan tanggung jawab pengasuhan anak kepada orang tua atau suaminya pada saat kerja, pendefinisian kembali peran pribadi (personal role redefinition) contohnya seorang ibu akan cepat-cepat menyelesaikan
pekerjaan rumah tangga agar dapat menemani anak belajar, dan tingkah laku peran aktif (reactive role behavior) contohnya seorang istri akan melayani kebutuhan suami walaupun ingin istirahat. Pembagian coping menurut Hall akan di bahas lebih lanjut dalam bab selanjutnya.
Berdasarkan fenomena di alas peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian "KONFLIK PERAN DAN STRATEGI COPING BURUH PABRIK PEREMPUAN PT. BENANG SARI INDAH TEXINDO SUBANG".
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas, maka penulis perlu membatasi masalah-masalah penelitian mengenai Konflik Peran dan Strategi Coping Buruh Pabrik Perempuan PT. Benang Sari lndah Texindo Subang.
8
a. Tingkat konflik peran ini dibatasi pada tingkat (tinggi, sedang, dan rendah) konflik yang dialami buruh pabrik atas perannya sebagai ibu, istri, dan buruh pabrik. b. Strategi coping: usaha buruh pabrik perempuan untuk mengatasi atau mengurangi konflik peran yang mereka alami dengan menggunakan teori Hall. c. Buruh pabrik perempuan: tenaga kerja perempuan di pabrik yang telah menikah dan memiliki anak.
1.2.2. Perumusan Masalah
a. Bagaimanakah tingkat konflik peran yang dialami buruh pabrik perempuan? b. Bagaimanakah strategi coping yang digunakan buruh pabrik perempuan berdasarkan tingkat konflik peran? c. Apakah ada perbedaan yang signifikan strategi coping yang digunakan buruh pabrik perempuan berdasarkan tingkat konflik peran?
1.3. Tujuan Penelitian a. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah tingkat konflik peran yang dialami oleh buruh pabrik perempuan.
9
b.
Untuk mendeskripsikan strategi coping yang digunakan buruh pabrik perempuan berdasarkan tingkat konflik peran.
c.
Untuk menjelaskan perbedaan yang signifikan strategi coping yang digunakan buruh pabrik perempuan berdasarkan tingkat konflik peran.
1.4. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini dilakukan untuk memberi masukan guna mengembangkan teori dan aplikasi Psikologi lndustri dan Organisasi (PIO) dan Psikologi Sosial, khususnya dalam bidang konflik peran dan perilaku coping para buruh pabrik perempuan.
Secara praktis, bagi ibu rumah tangga dapat dijadikan sebagai bahan gambaran tingkat konflik peran yang dialami buruh pabrik dan strategi copingnya. Bagi ibu pekerja dapat dijadikan bahan masukan dalam memilih strategi coping konflik peran yang lebih positif.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini menggunakan APA style.
10
BAB 1: Bab pertama penulis membagi ke dalam beberapa bagian yaitu latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.
BAB 2: Bab dua merupakan kerangka konsep penulis yaitu konflik peran yang terdiri dari definisi konflik, peran, dan konflik peran, jenis-jenis konflik, faktor-faktor yang mempengaruhi konflik, sumber konflik peran, dan peran perempuan; strategi coping yang terdiri dari definisi coping, jenis-jenis coping, dan faktor-faktor yang mempengaruhi coping; perspektif terhadap perempuan bekerja di luar rumah dari perspektif agama dan kebudayaan; buruh pabrik perempuan yang terdiri dari definisi buruh perempuan, kondisi kerja pabrik, kewajiban dan hak buruh, pendayagunaan buruh perempuan, permasalahan buruh perempuan di pabrik, budaya kerja di PT. Benang Sari lndah Texindo Subang, kerangka berpikir, dan hipotesa.
BAB 3: Bab berisikan beberapa bagian yaitu metode dan pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, variabel dan definisi operasional, teknik pengambilan sampel, subyek penelitian, instrument pengumpulan data, prosedur penelitian, dan analisa data.
BAB 4: Bab ini berisikan gambaran umum responden, deskripsi hasil penelitian utama, dan deskripsi hasil penelitian tambahan.
BAB 5: Bab terakhir ini berisikan kesimpulan, diskusi, dan rekomendasi.
BAB2 KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP
2.1.
Konflik Peran
2.1.1. Definisi
Dalam ensiklopedi psikologi, konflik dinyatakan sebagai keadaan psikologi tentang kebimbangan yang terjadi bila seseorang secara serentak dipengaruhi oleh dua daya kekuatan yang saling berlawanan dengan kekuatan yang kira-kira sama (dalam Siti Rohayani, 2000). Dengan kata lain adanya suatu pertentangan batin antara satu sama lain dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.
Situasi konflik mengharuskan seseorang untuk memilih atau mengambil keputusan (Harold J. Leavith, 1997). Beberapa situasi konflik melibatkan kebutuhan-kebutuhan pokok yang penting, yang saling bertentangan, dan tidak dapat dihindarkan. Konflik timbul dalam situasi di mana terdapat dua atau lebih kebutuhan, harapan, keinginan, dan tujuan yang tidak bersesuaian saling bersaing sehingga menyebabkan salah satu organisme merasa ditarik
12
ke arah dua jurusan yang berbeda sekaligus dan menimbulkan perasaan yang sangat tidak enak (Linda L. Davidoff, 1991: 178).
Sedangkan peran adalah rangkaian pola yang mempelajari tindakan dan perbuatan yang ditampilkan seseorang di dalam situasi interaksi (Gardner Lindzey, 1959). Peran menurut Linton (dalam George B. Goldman, 1969) adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari individu dengan melihat posisi yang ditempati di dalam masyarakat. Menurut ahli ilmu sosial seperti Park dan Burgess (dalam Gardner Lindzey, 1959) menyatakan peran merupakan pola sikap dan tindakan yang seseorang tempati dalam situasi sosial.
lstilah peran ini diambil dari dunia teater (Sarlito Wirawan, 2001). Dalam !eater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Kemudian posisi aktor dalam !eater (sandiwara) dianalogikan dengan posisi orang dalam masyarakat.
Penulis menyimpulkan bahwa peran adalah pola sikap, tingkah laku, dan tindakan yang seyogianya ditampilkan oleh individu dalam menempati posisinya di dalam masyarakat.
13
Masing-masing peran yang ditempati dalam masyarakat seperti ibu, istri, pekerja, dan lain-lain memiliki harapan-harapan atas perannya masingmasing. Seorang ibu rumah tangga memiliki harapan peran yakni harus dapat mengurus pekerjaan rumah tangga atau seorang ibu yang harus memberikan makan anak-anaknya. Harapan peran adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang perilaku-perilaku yang pantas, yang seyogianya ditunjukkan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu (Sarlito Wirawan, 2001). Harapan peran disebutkan pula di dalam skripsi Reni Rachminiwati (1988) Mahasiswa Psikologi Universitas Indonesia merupakan harapan yang dimiliki masyarakat mengenai tingkah laku yang sesuai hak dan kewajiban yang harus ditampilkan individu yang memiliki peran.
Dua jenis harapan yang umum adalah hak dan kewajiban (Gardner Lindzey, 1959: 226). Hak adalah harapan peran yang mana pemegang peran mengharapkan perbuatan tertentu dari orang lain. Hak seorang anak adalah mendapatkan perlindungan dari ibunya. Kewajiban adalah harapan peran yang mana pemegang peran melakukan perbuatan tertentu terhadap pemegang peran yang lain. Kewajiban seorang ibu adalah memberikan perlindungan kepada anak-anaknya.
Seorang ibu yang berperan lebih dari dua sebagai ibu, istri, dan pekerja berarti mereka memiliki harapan-harapan peran pada masing-masing
14
perannya. Harapan-harapan peran tersebut sering harus ditampilkan pada saat yang bersamaan. Maka pada situasi seperti ini perempuan berperan lebih dari dua sering mengalami konflik peran. Karena konflik peran terjadi ketika seseorang menempati dua atau lebih peran secara bersamaan dan kctika salah satu harapan peran bertentangan dengan harapan peran yang lain (Gardner Lindzey, 1959).
2.1.2. Jenis-Jenis Konflik
Konflik dapat digolongkan menjadi empat, yakni (Linda L. Davidoff, 1991: 178): a. Konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict) akan terjadi bila seseorang dihadapkan dan harus memilih antara dua tujuan, kebutuhan, benda, atau tindakan-tindakan tertentu yang sama. b. Konflik menghindar-menghindar (avoidance-avoidance conflict) akan terjadi bila seseorang menghadapi serempak dua hal yang sama-sama tidak menarik atau tidak disukainya, dan harus mcmilih salah satu di antaranya. c. Konflik mendekat-menghindar (approach-avoidance conflicl) akan tcrjadi bila seseorang menghadapi serempak antara yang menarik dan yang tidak menarik dan harus memilih salah satu di antaranya.
15
d. Konflik mendekat-menghindar ganda (approach-avoidance double
conflict) melibatkan dua tujuan dan masing-masing sama-sama mengandung kebaikan dan keburukan sekaligus.
Konflik para ibu berkerja khususnya para buruh pabrik perempuan karena keadaan yang memaksa termasuk contoh kasus konflik mendekatmenghindar ganda. Seorang ibu harus memilih antara bekerja di luar rumah dan menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Bekerja akan membuatnya tidak dapat menjadi istri dan ibu seutuhnya. Sedangkan di rumah saja tidak akan mendapatkan uang tambahan.
Seseorang mengalami konflik karena adanya kebutuhan-kebutuhan tertentu yang tidak dapat dihindarkan satu sama lain. Konflik akan teratasi apabila (Harold J. Leavith, 1997: 56): a. la dapat menemukan beberapa cara baru yang belum diketahui sebelumnya untuk memuaskan kedua kebutuhan itu secara penuh. b. la dapat merubah pikirannya tentang salah satu kebutuhan-kebutuhan itu sel1ingga ia tidak lagi berminat pada salah satu kebutuhan tersebut. c. la dapat mongatur kembali persepsinya tentang dunia dengan salah satu dari sekian banyak cara untuk menempatkan konflik itu di dalam perspektif baru dan kurang berarti.
16
Adapun tipe konflik peran dibagi menjadi dua (Theodore R. Sarbin, 1968: 540): a. /nterrole conflict yaitu seseorang mengalami konflik ketika menempati dua posisi atau lebih di mana harapan atas perannya saling bertentangan. Contohnya, seorang perempuan yang memiliki peran sebagai ibu dan pekerja. Perannya sebagai ibu menuntutnya untuk menjaga anak-anak, sedangkan perannya sebagai pekerja menuntutnya agar bekerja dengan baik sesuai jadwal dan peraturan yang ada. b. /ntrarole conflict yaitu seseorang mengalami konflik ketika dua kelompok atau lebih memiliki harapan peran yang bertentangan terhadap satu peran yang sama. Contohnya, peran orang tua dalam mengasuh anak-anak. Ada kelompok yang mengharapkan orang tua harus bersikap demokratis tetapi kelompok lain menuntut orang tua harus bersikap otoriter agar anak-anak mudah diatur.
Sesuai dengan dua tipe konflik peran di atas, Eric Hoyle (dalam Sandhya Narang, 1996) juga mengemukakan bentuk konflik peran, yaitu: a. Konflik peran terjadi ketika kelompok-kelompok yang berbeda mempunyai harapan yang beragam terhadap peran yang sama. b. Konflik peran terjadi ketika dua harapan peran atau lebih yang ditempati oleh seseorang mengalami konflik.
17
Konflik peran yang tepat dalam penelitian ini adalah konflik peran yang terjadi ketika dua harapan atau lebih yang ditempati seseorang mengalami konflik. Dapat disimpulkan bahwa seorang buruh pabrik perempuan yang berperan lebih dari dua akan mengalami konflik peran ketika mereka mengalami kesulitan dalam menampilkan perannya dalam keluarga dan dalam pekerjaan yang bertentangan secara bersamaan.
2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konflik Peran
Kahn (dalam Yosephin Dwi Eka S, 2000: 61) menunjukkan bahwa faktor . organisasi dan faktor karakterisrik individual dapat mempengaruhi konflik peran yang dihadapi penyandang peran. a. Faktor Organisasi Menurut Kahn faktor organisasi yang mempengaruhi konflik peran adalah persyaratan peran (role requirement), misalnya kewajiban untuk berhubungan dengan lingkungan luar. Peran organisasi yang khusus dalam berhubungan dengan lingkungan luar tersebut dikenal sebagai peran batas (boundary roles).
Dalam menjalankan perannya sebagai pemeran batas (boundary agent), individu yang bersangkutan dituntut untuk selalu berprilaku mewakili perusahaan atau organisasinya sekaligus mempengaruhi lingkungan luar
18
agar lebih mengenal perusahaan di mana ia bekerja. Konflik peran terjadi karena adanya tuntutan dari perusahaan dan lingkungan luar yang saling bertentangan satu dengan lainnya.
b. Karakteristik Individual Pada Penyandang Peran Menurut Khan karakteristik individual perlu dipertimbangkan dalam menelaah tentang konflik peran karena beberapa alasan. Pertama, karakteristik individual mempengaruhi harapan dan jenis tuntutan yang diberikan pemberi peran terhadap penyandang peran. Jenis tuntutan yang diberikan pemberi peran itu tergantung perilaku penyandang peran dalam menjalankan peran menjalankan perannya. Jika penyandang peran dipandang sebagai individu yang tinggi tingkat keluwesannya dan cukup mampu menghadapi konflik yang terjadi, pemberi peran akan memberikan kepadanya segala jenis tugas dan tuntutan. Sebaliknya, jika penyandang peran dipandang sebagai individu yang kaku, kemungkinan besar pemberi peran akan memberikan tanggung jawab dan tuntutan tertentu saja yang dianggap sesuai dengan keadaan penyandang peran.
Kedua, karakteristik individual merupakan mediator hubungan antara tuntutan yang diberikan oleh pemberi peran dengan pengalaman /penghayatan penyandang peran. Melalui perantara karakteristik
19
individual itu, reaksi emosi penyandang peran terhadap tuntutan atau stress akan berbeda-beda.
Ketiga, karaktestik individual juga mempengaruhi pemilihan coping mechanism. Beberapa penyandang peran mungkin melakukan cope terhadap situasi yang menegangkan dengan regulasi emosi sedangkan penyandang peran yang lainnya mungkin melakukan cope dengan pola pemecahan masalah.
Selain faktor di atas, besar kecilnya konflik dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Konflik yang dialami disebabkan adanya tuntutan terhadap suatu peran dan tuntutan tersebut ditentukan oleh harapan atau norma yang berlaku di lingkungan sosial tertentu (dalam Ninik Wulandari, 1997). Dengan demikian faktor budaya di lingkungan sosial mempengaruhi besar kecilnya konflik.
2.1.4. Sumber Konflik Peran
Secara teoritis konflik peran yang dialami ibu yang bekerja adalah konflik antara peran dalam keluarga (sebagai istri dan ibu) dengan peran dalam pekerjaan yang sering disebut konflik peran keluarga dan pekerjaan. Hal ini didukung oleh Greenhaus dan Beutel! (dalam E.B. Goldsmith, 1989) yang
20
mendefinisikan konflik peran keluarga dan pekerjaan (work-family conflict) sebagai bentuk dari interrole conflict yang mana tekanan peran dari pekerjaan dan keluarga satu sama lain bertentangan dalam beberapa aspek.
Barbara Harris (1930) mengemukakan bahwa seorang pekerja perempuan akan mengalami konflik jika mereka juga berperan sebagai istri dan ibu. Dan Baruch dkk (1983) mengungkapkan bahwa konflik peran yang dialami ibu bekerja disebabkan karena perempuan tersebut tidak hanya memainkan satu peran, melainkan tiga peran yaitu peran sebagai istri, ibu, dan pekerja. Burr dkk (dalam P. Voydanoff, 1987) menyebutkan bahwa semakin besar jumlah total peran yang dimainkan individu, semakin besar pertentangan dengan waktu, tenaga, dan komitmen.
Greenhaus dan Beutell (dalam E.B. Goldsmith, 1989) menyatakan bahwa kekurangan waktu merupakan dasar konflik peran antara keluarga dan pekerjaan. Seorang ibu sering mengalami kesulitan dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga. lni disebabkan karena tidak tersedianya waktu yang cukup untuk memenuhi tuntutan tugas dari peran-perannya baik sebagai ibu rumah tangga, istri, orang tua, dan pekerja.
21
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Baruch dkk dalam pembuatan alat ukur yaitu membagi konflik peran buruh pabrik perempuan sebagai ibu, sebagai istri, dan sebagai pekerja (buruh).
Dalam hal peran perempuan sebagi ibu, peneliti membagi dua yaitu peran sebagai orang tua dan peran sebagai ibu rumah tangga. Peran sebagai orang tua merupakan konflik peran yang dominan dialami ibu bekerja adalah masalah pengasuhan anak terutama yang mempunyai anak kecil. Rasa bersalah karena meninggalkan anak untuk seharian bekerja merupakan persoalan yang sering dipendam oleh para ibu yang bekerja. Sebagai ibu rumah tangga mereka harus dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga setiap harinya. Terutama para buruh yang keadaan ekonominya rendah, mereka akan berusaha mengerjakan pekerjaan rumah tangganya sendiri. Mereka jarang sekali atau bahkan tidak ada yang membayar orang lain untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.
Konflik peran sebagai istri di antaranya adalah karena mereka merasa bersalah karena tidak dapat memenuhi seluruh kewajibannya sebagai istri. Dan konflik sebagai pekerja di antaranya adalah teman kerja yang tidak bekerjasama, pekerjaan yang melelahkan dan membosankan, serta peraturan yang kaku. Situasi yang seperti itulah yang akan membuat sang ibu menjadi amat lelah sementara kehadirannya sangat dinantikan oleh
22
keluarga di rumah. Kelelahan psikis dan fisik itulah yang sering membuat mereka sensitif dan emosional, baik terhadap anak-anak maupun suami.
Bekerja di luar rumah selain berdampak negatif terhadap keluarga juga mendatangkan manfaat bagi mereka. Manfaatnya yaitu mereka mendapatkan uang tambahan untuk mendukung ekonomi keluarga dan dapat meningkatkan standar hidup mereka. Dua kekuatan inilah yang membuat konflik bagi para ibu yang bekerja di luar rumah. Di satu sisi bekerja membuat mereka stres dan di satu sisi bekerja menghasilkan uang yang sangat mereka butuhkan.
2.1.5. Peran Perempuan
Lewis (dalam Siti Rohayani, 2000: 26) menjelaskan mengenai beberapa peran utama yang dimiliki oleh wanita yang berperan ganda. Peran-peran ini dimiliki oleh perempuan sehubungan aktivitasnya dalam dua lingkungan kehidupan yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan pekerjaan. a. Sebagai ibu Peran sebagai ibu yang paling penting adalah memberikan kasih sayang dang perhatian kepada anak-anaknya. Melindungi, memdidik, memeberikan makan, dan membimbing belajar anak-anaknya. Seorang
23
ibu merupakan tempat sang anak mencurahkan segala isi hati dan permasalahannya. b. Peran sebagai istri Peran sebagai istri sudah dimulai ketika seorang perempuan malangsungkan pernikahan. Di mana seorang istri harus dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri di antaranya melayani suaminya lahir maupun batin dan menyiapkan segala keperluan suami. c. Peran sebagai ibu rumah tangga lbu rumah tangga identik dengan seorang perempuan yang telah menikah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Di mana pekerjaan domestik ini selalu dilimpahkan kepada kaum perempuan. d. Peran sebagai pekerja Peran sebagai pekerja adalah peran dalam pekerjaan yang harus ditampilkan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi dalam organisasi pekerjaan. Sebagai pekerja, perempuan akan dituntut untuk memenuhi kewajiban perannya sebagai pekerja sesuai dengan jenis pekerjaannya dengan melakukan seluruh tugas-tugasnya dengan baik sesuai dengan jam kerja yang ditentukan.
24
2.2.
Strategi Coping
2.2.1. Definisi
Fleishman (dalam C.J. Holahan, 1987) mendefinisikan coping sebagai tingkah laku yang terlihat (overt) dan yang tidak terlihat (covert) untuk mengurangi psychological distress atau situasi yang penuh konflik. Coping menurut Pearlin dan Schooler (1978) adalah setiap respon yang berfungsi . untuk mencegah, menghindari, atau mengendalikan emotional distress karena tekanan hidup yang berasal dari luar dalam. Coping didefinisikan oleh Lazarus dan Folkman (1988) adalah proses mengatur tuntutan internal atau eksternal yang dinilai sebagai beban yang melebihi kemampuan seseorang.
Dapat disimpulkan coping adalah suatu usaha atau tingkah laku yang berfungsi untuk menghindari atau mengendalikan tuntutan-tuntutan baik internal maupun eksternal yang melebihi kemampuan seseorang.
2.2.2. Jenis-Jenis Coping
Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Neil R. Carlson, 1997: 552) ada dua tipe coping, yaitu:
25
a. Problem-focus coping, yaitu suatu tindakan-tindakan langsung ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah. Contohnya, jika masalahnya adalah hubungan kerja, seseorang akan mencoba untuk merubah kondisi kerja atau mengambil kursus untuk memperoleh ketrampilan atau pengetahuan yang memungkinkan dia untuk melakukan pekerjaan yang berbeda. b. Emotion-focus coping, yaitu suatu tindakan-tindakan langsung yang dilakukan untuk merubah reaksi emosionalnya terhadap masalah. Contohnya, seseorang mencoba untuk bersantai dan melupakan masalahnya atau menemukan teman atau orang lain untuk mencurahkan isi hatinya.
Hall (dalam E. Betz, 1987: 312) membagi strategi coping konflik peran ke dalam tiga tipe yaitu: a. Pendefinisian kembali struktur peran (structural role redefinition) yaitu merubah harapan yang dibebankan kepada perempuan tersebut kepada orang lain. Contohnya, seorang ibu yang tidak dapat mengasuh anaknya pada waktu bekerja akan menitipkan anaknya kepada neneknya. b. Pendefinisian kembali peran pribadi (personal role redefinition) yaitu mengubah tingkah laku dan harapannya tanpa mencoba untuk merubah lingkungannya. Pada tipe ini seorang perempuan (ibu) lebih dapat mengatur waktu untuk menjalankan tugas perannya. Contohnya, seorang
26
ibu yang berperan lebih dari dua akan cepat-cepat tiba di rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. c. Reactive role behavioryaitu seseorang akan mencoba untuk memenuhi seluruh tuntutan perannya dan menyenangkan orang lain. Tipe ini lebih ditekankan pada pengorbanan diri. Contohnya, seorang ibu akan ikut bermain ketika anaknya meminta walaupun sedang lelah.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan strategi coping konflik peran yang dikemukakan oleh Hall di atas.
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Coping
Menurut Zainun Mu'tadin (Zainun Mu'tadin, http://www.e-psii
27
b. Ketrampilan memecahkan masalah Ketrampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat. c. Dukungan sosial Dukungan sosial ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. d. Materi Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang ..barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli.
2.3. Perspektif Terhadap Perempuan Bekerja
2.3.1. Perspektif Islam Terhadap Perempuan Bekerja
Islam telah menetapkan urusan mencari nafkah adalah kewajiban laki-laki bukan kewajiban perempuan. Tetapi jika si perempuan menghendakinya, maka diperbolehkan bekerja jika diizinkan oleh suaminya atau ayahnya jika ia belum menikah (Abdurrahman Al-Baghdadi, 1992).
28 !\;
;\ J/!;,.I;A
,,.,,._ "'"''"'"'
.....,.,,. ..
.\ >"t
Wanita juga boleh melakukan kegiatan profesional dengan syarat sejalan dengan tanggung jawab keluarga dan berpedoman pada tujuan membantu suami, ayah, atau saudaranya yang miskin, berniat mencapai suatu kepentingan besar bagi masyarakat Islam, serta berkorban demi kebaikan. Sebagaimana dalam hadits (dalam Abdul Halim Abu Syuqqah, 1997: 430): Diriwayatkan dari Zainab, istri Abdullah r.a, dia berkata: " ... lalu Bilal datang menemui kami. Kami berkata: "Tolong tanyakan kepada Nabi SAW, apakah sah jika memberikan nafkah kepada suamiku dan anak-anak yatim dalam tanggunganku?. Tetapi jangan beritahu beliau tentang siapa kami! Lantas Bilal masuk untuk menyampaikan pertanyaan tersebut kepada Nabi SAW. Nabi SAW bertanya: "Siapa mereka itu? Bilal menjawab: "Zainab". Nabi bertanya: "Zainab yang mana?". Bilal menjawab: "lstrinya Abdullah." Lalu Nabi SAW berkata: "Ya sah. Dia mendapat dua pahala, yaitu pahala kerabat dan pahala sedekah." Dalam satu riwayat disebutkan: "Suamimu dan anakmu adalah orang yang paling berhak untuk kamu beri sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa perempuan sah bekerja untuk membantu suami mereka.
Seorang perempuan mempunyai kodrat yang tidak dapat dirubah oleh siapapun kecuali Allah, yaitu mengandung dan melahirkan. Setelah itu mereka harus menyusui, mengasuh, dan mendidik anak-anaknya. Ketika dia melahirkan bayinya, dia harus beristirahat dalam beberapa minggu dalam kondisi sakit dan merasakan keluhan yang demikian banyak. Ditambah lagi masa menyusui dan mengasuh. Haruskah "beban" yang begitu berat masih dituntut juga dengan harus mencari nafkah.
29
Oleh karena itu, Islam menghendaki agar wanita melakukan pekerjaan atau karir yang tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya seperti pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya, dan ketenangannya serta menjaganya dari pelecehan, sehingga tidak mengungkung haknya di dalam bekerja (Jalu, http://www.pikiranrakyat.com/cetak/O 104/24/hikmah/etika_ wacana.htm).
Menurut penulis boleh-boleh saja bekerja di luar rumah namun tetap diingatkan agar tidak mengabaikan dan melupakan tugas utamanya sebagai ibu dan istri yang mempunyai kewajiban memperhatikan anak-anak dan suami.
· 2.3.2. Perspektif Kebudayaan Terhadap Perempuan Bekerja
Pembagian kerja secara seksual telah terbentuk sejak zaman dahulu. Di mana peran seorang laki-laki adalah mencari makanan dan wanita yang mengolahnya. Marwell (dalam Arief Budiman, 1985: 24) seorang fungsionalis menjelaskan bahwa pada setiap kebudayaan, perempuan dan laki-laki diberi peran dan pola tingkah laku yang berbeda untuk saling melengkapi perbedaan badaniah dari kekurangan keduanya sehingga persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dapat dipecahkan dengan cara yang lebih baik.
30
Di dalam satu keluarga, ada dua fungsi yang harus dikembangkan yakni mendidik anak-anak dan memproduksikan makanan. Karena keluarga selalu terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan, maka akan sangat menguntungkan kalau salah satu fungsi ini diberikan kepada salah satu jenis seks dan fungsi lainnya kepada jenis seks lainnya (Arief Budiman, 1985: 24).
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembagian kerja secara seksual ini. lni tampak dari kebiasaan seorang ibu yang memberikan anak perempuannya boneka atau mainan masak-masakan dan anak laki-laki pistol-pistolan. Secara implisit hal ini mengesankan bahwa anak laki-laki lebih kuat dibanding anak perempuan. Dengan demikian laki-laki dan wanita sudah dididik ke arah fungsi yang akan mereka perankan ketika membentuk rumah tangga.
Pertanyaan yang timbul adalah "mengapa perempuan mendapatkan fungsi di rumah tangga?". lni disebabkan karena perempuan harus melahirkan. lnilah fungsi yang diberikan alam oleh perempuan dan fungsi ini tidak dapat diubah. Ketika mengandung, melahirkan anak, dan mengasuh anak yang baru dilahirkan akan lebih baik jika perempuan bekerja di dalam rumah serta mendidik anak-anaknya sampai besar.
31
Ernestine Friedl (dalam Arief Budiman, 1985: 26) seorang ahli antropologi beranggapan bahwa di dalam masyarakat primitif perempuan lebih penting daripada laki-laki. Karena perempuan harus melahirkan untuk memperbanyak keturunan mereka. Sehingga kaum perempuan lebih · dilindungi dari pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya seperti berburu dan berperang. Maka lahirlah pembagian pekerjaan berdasarkan seks yang pertama-tama perempuan bekerja di dalam rumah tangga yang serba aman dan laki-laki di luar rumah.
Faktor perempuan lebih penting dibanding laki-laki karena melahirkan berkembang menjadi perempuan lebih dilindungi dari pekerjaan yang berbahaya. Sampai pada suatu saat keadaan memungkinkan bahwa pekerjaan di luar rumah tangga (pekerjaan laki-iaki) dapat digunakan untuk mengumpulkan kekayaan material. Pekerjaan di dalam masyarakat menjadi lebih dominan, karena itu laki-laki menjadi lebih berkuasa.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembagian kerja secara seksual selalu berkembang dan berganti-ganti sepanjang sejarah. Dan tiap-tiap masyarakat mempunyai alasan yang berlainan untuk mempertahankan perempuan di sektor rumah tangga.
32
Sampai saat ini masih banyak perempuan yang hanya mengurus rumah tangga. Walaupun sebagian dari mereka telah memasuki dunia kerja di dalam masyarakat. Kenyataannya, banyak perempuan merupakan tulang punggung ekonomi keluarga (Susmanto, 2001). Tetapi tetap saja mereka harus melakukan pekerjaan domestik. Sehingga mereka memiliki beban ganda.
Di bawah ini pendapat para tokoh masyarakat yang diambil penulis dari hasil wawancara. Menurut K.H.DR. Abdul Muhith Abdul Falah, pengasuh Pondok Pesantren Al-Kholidin, bahwasanya perempuan bekerja di luar rumah tidak boleh karena tugas wanita adalah mendidik anak dan rumah tangga. Sedangkan yang bertanggung jawab untuk mencari nafkah adalah suami (hasil wawancara Senin 13 Desember 2004).
Sedangkan menurut Drs. H. Syihabuddin Hamid, Ketua Dewan Dakwah Mesjid Agung Sunda Kelapa bahwasanya perempuan bekerja boleh saja dengan syarat perempuan tersebut mendapatkan izin dari suami, waktu kerja sang perempuan tidak mengganggu waktu untuk mendidik anak dan mengurus rumah tangga,
dan hasil mata pencaharian suami belum
mencukupi kebutuhan keluarga. Selama syarat-syarat tersebut tersebut terpenuhi maka perempuan diperbolehkan bekerja (hasil wawancara Kamis 16 Desember 2004).
33
Menurut Helvy Tiana Rosa (Majalah Gontor, 2004: 60) keluarga bagi seorang wanita adalah nomor satu. Jika publik membutuhkan peranan wanita, tugas domestik tetap menjadi prioritas wanita. Menurut beliau perempuan adalah ibu dari segala generasi. Peran ibu dari generasi itu sangaat luas. Na"if sekali jikaa kitaa membatsi peran wanitaa hanya pada 3M (berdandan, masak, dan melahirkan) saja. Tinggal bagaimana sang perempuan mengatur waktunya dengan bijak. Dapat disimpulkan pandangan Helvy Tiana Rosa bahwa perempuan boleh saja bekerja dengan tetap mengutamakan tugas domestik.
· Penulis menyimpulkan bahwa perempuan khususnya yang telah berkeluarga boleh saja bekerja dengan syarat dapat membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga.
2.4.
Buruh Pabrik Perempuan
2.4.1. Definisi
Buruh menurut bahasa adalah orang yang bekerja dengan mendapatkan upah (gaji); pekerja (dalam perusahaan dan sebagainya) (dalam W.J.S. Poerwadaminta, 1993). Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 2003 buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain (Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003).
34
Menurut peraturan pemerintah No. 8 tahun 1981 tentang perlindungan upah disebutkan bahwa buruh adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha dengan menerima upah (dalam Khairul Anwar, 1995). Buruh adalah seseorang yang bekerja pada orang lain (lazim disebut majikan) dengan menerima upah (Haliti Toha, 1987).
Penulis menyimpulkan bahwa buruh perempuan adalah orang (perempuan) yang bekerja baik kepada perusahaan, pengusaha, dan majikan dengan menerima upah.
2.4.2. Kondisi Kerja Pabrik
Waktu Kerja
Mengenai waktu kerja dan istirahat dari kesibukan kerja buruh telah diatur oleh Pemerintah dalam Undang-Undang nomor 25 tahun1997 pasal 100 yakni sebagai berikut (dalam Lalu Husni, 2003: 87): a. Waktu kerja siang hari 1. 7 jam dalam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu. 2. 8 jam dalam sehari dan 40 jam dalam seminggu untuk 5 hari kerja dalam seminggu.
35
b. Waktu kerja malam hari 1. 6 jam sehari dan 35 jam seminggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu. 2. 7 jam sehari dan 35 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam seminggu.
Bagaimanapun buruh tetaplah manusia biasa yang memiliki daya kerja yang terbatas. Jika buruh bekerja lebih dari waktu yang ditentukan di atas dan setiap hari terkuras tenaganya, maka akan berdampak negatif bagi buruh dan pengusaha (G. Kartasapoetra, 1986: 118). Akibat negatif bagi buruh adalah mereka akan mengalami kejenuhan dan kelesuan. Sehingga daya pikir dan konsentrasinya berkurang. Keadaan seperti itu membuat kemungkinan buruh megalami kecelakaan kerja besar. Bagi pihak pengusaha adalah tidak tercapainya kuantitas dan kualitas produk yang diharapkan.
Ketentuan-ketentuan mengenai buruh perempuan sedikit berbeda dengan buruh laki-laki yang diatur dalam Undang-Undang No. 25 tahun 1997 pasal 98 menyatakan orang perempuan tidak boleh menjalankan pekerjaan pada malam hari, kecuali jika pekerjaan itu menurut sifat, tempat, dan keadaan seharusnya dijalankan oleh orang wanita; tidak boleh menjalankan pekerjaan di dalam tambang, lobang di dalam tanah, atau tempat lain untuk mengambil logam dan bahan-bahan dari dalam tanah; tidak boleh menjalankan pekerjaan yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatannya, demikian
36
pula pekerjaan yang menurut sifat, tempat, dan keadaannya berbahaya bagi · kesusilaannya (dalam Lalu Husni, 2003: 85).
Adapun waktu kerjanya telah ditetapkan yaitu antara jam 22.00 sampai dengan 05.00 dan dengan syarat-syarat yang diadakannya (dalam Sendjun Manulang, 1990).
Jadi waktu kerja buruh perempuan berbeda dengan buruh pria dalam hak kerja malam, pekerjaan di dalam tambang, dan pekerjaan-pekerjaan yang membahayakan kesehatan perempuan.
Waktu lstirahat
Buruh adalah manusia biasa yang memerlukan waktu istirahat, karena itu untuk menjaga kesehatan fisiknya harus dibatasi waktu kerjanya dan diberikan hak istirahat. Ketentuan waktu istirahat ini diatur dalam UndangUndang nomor 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan pasal 102 ayat 2 sebagai berikut (dalam Lalu Husni, 2003: 87): a. lstirahat kerja antara jam kerja sekurang-kurangnya setengah jam setelah buruh bekerja selam 4 jam secara terus menerus dan waktu istirahat ini tidak termasuk jam kerja.
37
b. lstirahat mingguan sekurang-kurangnya 1 hari untuk 6 hari kerja dalam seminggu atau 5 hari kerja dalam seminggu. c. lstirahat tahunan sekurang-kurangnya 12 hari kerja untuk 6 hari kerja dalam seminggu atau 10 hari kerja untuk 5 hari kerja dalam seminggu setelah pekerja atau buruh bekerja selama 12 bulan secara terusmenerus. d. lstirahat sepatutnya untuk menjalankan kewajiban menunaikan ibadah menurut agamanya.
Menurut pasal 85 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 yaitu buruh tidak wajib bekerja pada hari-hari libur resmi, kecuali jika pekerjaan itu menurut jenis dan sifatnya harus dijalankan terus pada keadaan lain berdasarkan kesepakatan antara pekerja/buruh dengan perusahaan. Pengusaha yang mempekerjakan buruh pada hari libur resmi tersebut wajib membayar upah kerja lembur (dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003).
Untuk waktu istirahat buruh perempuan juga sedikit berbeda dengan buruh laki-laki dan telah ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 25 tahun 1997 pasal 104 yaitu (dalam Lalu Husni, 2003: 85): a. Buruh wanita tidak boleh diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid.
38
b. Pekerja wanita harus diberikan kesempatan sepatutnya untuk menyusui bayinya pada jam kerja. c. Buruh wanita harus diberikan istirahat selama satu bulan sebelum sebelum melahirkan anak dan dua bulan sesudah melahirkan anak. d. Pekerja wanita yang mengalami gugur kandungan harus diberikan istirahat selama satu setengah bulan. e. Perpanjangan istirahat kepada pekerja wanita sebelum pada saat melahirkan sampai selama-lamanya tiga bulan jika menurut keterangan dokter perlu untuk menjaga kesehatannya.
Perbedaan waktu istirahat buruh perempuan dengan buruh laki-laki dalam hal istirahat pada waktu haid, melahirkan, dan menyusui.
2.4.3. Kewajiban dan Hak Buruh Perempuan
· Kewajiban Buruh
Adapun kewajiban buruh adalah sebagai berikut (Lalu Husni, 2003: 46): a. Buruh wajib melakukan pekerjaan. Kewajiban ini adalah tugas utama seorang pekerja yang harus dilakukan sendiri meskipun demikian dengan seizin pengusaha dapat diwakilkan. b. Buruh wajib mentaati peraturan dan petunjuk majikan atau pengusaha.
39
c. Wajib membayar ganti rugi dan denda jika buruh melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan baik karena kesengajaan atau kelalaiannya.
Kewajiban buruh laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan. Mereka sama-sama menjalankan kewajiban yang telah ada.
Hak Buruh
Di samping memiliki kewajiban buruh juga memiliki hak-hak yang harus diberikan. Salah satu haknya adalah mendapatkan upah. Dapat dikatakan upah merupakan tujuan utama dari seorang pekerja melakukan pekerjaan pada orang atau badan hukum lainnya. Upah memang selalu diidentikkan dengan buruh. Upah ialah tiap pembayaran uang yang diterima oleh buruh sebagai imbalan yang hak alas pekerjaan yang telah dilaksanakannya (G. Kartaspoetra, 1986).
Dalam pemberian upah kepada buruh seharusnya perusahaan tidak membedakan jumlah upah antara laki-laki dan perempuan. Pengupahan yang sama antara buruh perempuan dan laki-laki telah ditentukan Convensi Organisasi Perburuhan lnternasional nomor 100 tentang pengupahan yang sama bagi buruh laki-laki dan buruh perempuan untuk pekerjaan yang sejenis
40
atau yang sama derajat nilainya yaitu untuk menghilangkan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin (dalam Sendjun H. Manulang, 1990: 174).
Hak-hak buruh secara umum tertera dalam Bab X pasal 86 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 menyatakan setiap tenaga kerja (buruh) berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja; moral dan kesusilaan; perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama (Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003).
Hak-hak buruh perempuan telah diatur oleh Undang-undang No. 25/1997, yaitu (dalam Susmanto, 2001: 98): a. Hak untuk bekerja sebagai hak asasi. b. Hak atas kesempatan kerja yang sama, termasuk penerapan kriteria seleksi yang sama dalam penerimaan pegawai. c. Hak untuk promosi, jaminan pekerjaan dan semua tunjangan, fasilitas kerja, memperoleh latihan kejuruan dan latihan ulang. d. Hak untuk menerima upah yang sama, termasuk tunjangan. e. Hak alas jaminan sosial, khususnya dalam hal pensiun, pengangguran, sakit, cacat, lanjut usia, dan hak atas masa cuti yang dibayar. f.
Hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk usaha perlindungaqn terhadap fungsi melakukan keturunan.
41
g. Hak mencegah diskriminasi terhadap perempuan atas dasar perkawinan atau kehamilam dan untuk menjamin hak efektif untuk bekerja. h. Hak cuti hamil dengan bayaran atau tunjangan sosial yang sebanding tanpa kehilangan pekerjaan semula atau jaminan sosial lainnya.
i. Hak mendapatkan perlindungan khusus kepada buruh perempuan selama kehamilan pada jenis pekerjaan yang terbukti berbahaya bagi mereka.
2.4.4. Pendayagunaan Buruh Perempuan
Walaupun perempuan memperoleh hak penggajian yang sama, para pengusaha yang mengerjakan tenaga kerja perempuan dalam perusahaannya hendaknya dalam pemberian tugas atau penempatannya selalu memakai pertimbangan-pertimbangan khusus, mengingat (G. Kartasapoetra, 1982: 83): a. Para perempuan umumnya bertenaga lemah. b. Norma-norma susila harus diutamakan, agar mereka tidak terpengaruh dari perbuatan negatif buruh laki-laki terutama jika dikerjakan pada malam hari. c. Buruh perempuan umumnya mengerjakan pekerjaan-pel<erjaan halus sesuai dengan kehalusan sifat dan tenaganya. d. Buruh perempuan ada yang masih gadis dan ada pula yang telah berkeluarga yang dengan sendirinya mempunyai beban rumah tangga.
42
Berdasarkan hal di atas maka lahirlah ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dan ditaati oleh tiap pengusaha yang mempekerjakan buruh perempuan dalam perusahaannya.
2.4.5. Permasalahan Buruh Perempuan di Pabrik
Persoalan dan konflik perburuhan semakin besar di Indonesia kelihatannya semakin buruk dari hari ke hari termasuk yang dialami oleh buruh perempuan. Persoalan buruh perempuan terlihat memprihatinkan. Bahkan dalam banyak kasus memperlihatkan bahwa buruh perempuan semakin terpojok karena berbagai keadaan yang dialaminya. Baik sejak persiapan mencari pekerjaan sampai mereka menjadi bagian dalam dari dunia pekerjaan.
Permasalahan utama bagi buruh perempuan adalah perlakuan diskriminatif. Bentuk diskriminasi itu di antaranya adalah masalah pengupahan, hak cuti, kesehatan dan lain-lain. Walaupun telah ditentukan oleh Undang-Undang yang bersangkuatan, namun pada kenyataannya perlakuan diskriminatif terhadap buruh perempuan masih tetap ada. Diskriminasi pengupahan terjadi di antaranya karena tingkat pendidikan dan ketrampilan buruh perempuan jauh lebih rendah dibanding buruh laki-laki (Susmanto, 2001).
43
Selain perlakuan diskriminatif, ada perusahaan yang melakukan tindak kekerasan dan penganiayaan terhadap buruh. Kasus ini terjadi di PT. Golden Flower di Semarang yang dilakukakan oleh pekerja asing. Mereka malakukan tindak kekerasan dan para buruh dipaksa bekerja melebihi jam kerja dengan upah yang sangat sedikit (Susmanto, 2001).
2.5.
Budaya Kerja di PT. Benang Sari lndah Texindo
Pabrik ini menggunakan tenaga perempuan sebagai buruhnya. Buruh perempuan di pabrik tersebut terdiri dari para remaja, orang dewasa, bahkan para ibu rumah tangga. Mereka tidak hanya berasal dari Desa Subang tetapi banyak di antara mereka berasal dari Jawa Tengah. Motivas1 mereka bekerjapun berbeda-beda, ada yang mencari jodoh terutama mereka yang datang dari Jawa Tengah dan yang paling dominan adalah mencari uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup.
Waktu kerja di pabrik tersebut selama 8 jam dan diselingi istirahat selama setengah jam. Untuk shift pagi mulai jam 06.00 sampai jam 14.00, untuk shift siang mulai jam 14.00 sampai jam 22.00, untuk shift malam mulai jam 22.00 sampai jam 06.00. Selama bekerja para buruh tidak dapat duduk, mereka terus berdiri sampai tiba waktu istirahat.
44
Pekerjaan tersebut sangat melelahkan dan membosankan karena mereka harus mengulang pekerjaan itu terus menerus. Terutama para buruh yang telah berkeluarga, mereka lebih lelah karena harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga sepulang bekerja. Walaupun merasa lelah mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan.
2.6.
Kerangka Berpikir
Faktor yang mempengaruhi konflik peran di antaranya adalah karakteristik individual pada penyandang peran. Karakteristik indivdual ini perlu dipertimbangkan dalam menelaah tentang konflik peran karena karakteristik individual mempengaruhi seseorang dalam pemilihan coping mechanism. Analisa penulis, coping mechanism yang digunakan seseorang dapat mempengaruhi konflik peran. Ketika seseorang memilih coping kurang sesuai dengan karakteristiknya, maka konfliknya bisa saja bertambah. Dan sebaliknya, ketika seseorang memilih coping sesuai dengan karakteristiknya maka, konfliknya bisa berkurang.
45
2.7. HIPOTESA
Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan strategi coping yang digunakan buruh perempuan berdasarkan tingkat konflik peran. Ha: Ada perbedaan yang signifikan strategi coping yang digunakan buruh perempuan berdasarkan tingkat konflik peran.
BAB3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode dan Pendekatan Penelitian Peneliti menggunakan metode deskriptif dalam melakukan penelitian. Travers (dalam Consuelo G. Sevilla, 1993) menyebutkan tujuan utama menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebabsebab dari suatu gejala tertentu. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dalam menjawab permasalahan, di mana data dan hasilnya diolah dan disajikan menggunakan angka-angka.
3.2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah skala Liker!. Untuk mengumpulkan data ini penulis menyusun skala yaitu sehimpunan lambang atau simbol atau angka yang disusun dengan cara tertentu sehingga simbol atau angka itu dengan aturan tertentu dapat diberikan kepada individu atau perilaku individu yang terhadapnya skala itu dikenakan, sedangkan pemberian simbol atau angka tadi mengikuti petunjuk tentang pemilikan
47
individu terhadap apapun yang hendak diukur oleh skala tertentu (dalam Kerlinger Fred N, 2000: 788).
3.3. Variabel dan Definisi Operasional
3.3.1. Variabel
Penelitian ini terdiri dari dua variabel. Variabel bebasnya adalah konflik peran dan variabel terikatnya adalah strategi coping
3.3.2. Definisi Operasional
a. Konflik peran adalah konflik yang dialami oleh seorang ibu yang memerankan 3 peran yaitu sebagai ibu, istri, dan buruh pabrik. Konflik peran yang terjadi karena mereka dituntut untuk memenuhi tugas perannya dalam waktu yang bersamaan. b. Strategi coping adalah usaha buruh pabrik perempuan untuk mengatasi atau mengurangi konflik peran yang mereka alami dengan menggunakan 3 tipe coping konflik peran dari Hall. Pertama, structural rote redefinition yaitu merubah harapan yang dibebankan kepada perempuan tersebut kepada orang lain seperti suami, orang tua, anak, dan lain-lain. Kedua,
48
personal role redefinition yaitu mengubah tingkah laku dan harapannya tanpa mencoba untuk merubah lingkungannya. Pada tipe ini seorang perempuan (ibu) lebih dapat mengatur waktu untuk menjalankan tugas perannya. Ketiga, reactive role behaviorseseorang akan mencoba untuk memenuhi seluruh lunlutan perannya dan menyenangkan orang lain. Tipe ini lebih ditekankan pada pengorbanan diri.
3.4. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah lekhnik pengambilan sampel purposif (purposive sampling method) yaitu cara pengambilan subyek didasarkan alas lujuan tertentu dengan syaral pengambilan sampel harus didasarkan alas ciri-ciri, sifal-sifal alau karaklerislik lertenlu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi (Suharsimi Ari Kunlo, 1989: 113).
3.5.
Subyek Penelitian
3.5.1. Populasi
Adapun populasi dalam penelilian ini adalah para buruh pabrik perempuan PT. Benang Sari lndah Texindo yang berada di Desa Wanlilan Subang.
49
Alasan penulis memilih lokasi ini adalah jarak yang dekat dengan tempat tinggal penulis. Karakteristik populasi sebagai berikut: a. lbu berusia antara 20-45 tahun dengan pertimbangan rata-rata usia buruh pabrik perempuan yang telah menikah. b. lbu rumah tangga dan sudah memiliki anak minimal 1 orang dengan pertimbangan agar mereka sudah berperan sebagai ibu. c. Bekerja di pabrik minimal 1 tahun dengan pertimbangan mereka sudah merasakan konflik atau tidak. d. Minimal lulusan SD dengan pertimbangan rata-rata latar belakang pendidikan para buruh pabrik perempuan. e. Dapat membaca dengan pertimbangan rata-rata latar belakang pendidikan para buruh pabrik perempuan.
3.5.2. Sampel
Gay (dalam Consuelo G. Sevilla, 1993) menawarkan untuk populasi yang sangat kecil pada penelitian deskriptif diperlukan minimum 20% dari populasi. Tetapi penulis mengambil 30% dari populasi dengan pertimbangan agar penelitian ini lebih mendekati kebenaran. Penulis mengambil sampel sejumlah 60 buruh perempuan dari 200 buruh perempuan yang sesuai dengan karakteristik di atas.
50
3.6.
lnstrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua skala, yaitu skala konflik peran dan skala coping.
3.6.1. Skala Konflik Peran (Skala K-P)
Skala konflik peran ini sebagian mengadaptasi dari skala konflik peran ganda Imelda Luki A (PSP). Skala konflik peran ini digunakan untuk mengukur tingkat konflik peran yang dialami subyek. Skala konflik peran dalam penelitian ini menggunakan skala model Likert. Skala konflik peran ini terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu favorable (mendukung obyek sikap) dan
unfavorable (tidak mendukung obyek sikap). Subjek diberikan 5 pilihan dalam berespon yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) (dalam Hari Susanto, 1992). Tetapi dalam skala konflik peran ini penulis hanya memberikan 4 pilihan jawaban yaitu: a. Sangat setuju (SS) b. Setuju (S) c. Tidak setuju (TS) d. Sangat tidak setuju (STS)
51
Pilihan tersebut ditentukan dengan pertimbangan untuk memperjelas kecenderungan responden dalam memberikan jawaban positif (+) atau negatif (-) dan menghindari terjadinya penumpukan jawaban di tengah (netral).
Penyekoran untuk item favorable adalah 88=4, 8=3, T8=2, dan 8T8=1 sedangkan untuk item unfavorable adalah 88=1, 8=2, T8=3, dan 8T8=4. Untuk lebih jelas, berikut ini disajikan tabel penyekoran item.
Tabel 3.1. Penyekoran Item Skala K-P Pilihan Jawaban 8anaat setuiu 8etuju Tidak setuju 8anaat tidak setuiu
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
Untuk memudahkan penulis dalam membuat pernyataan-pernyataan maka penulis membuat blue-print yang terdiri dari aspek yang akan diungkap beserta indikatornya, nomor item favorable dan unfavorable, dan jumlah item. Pernyataan-pernyataan dalam skala dibuat berdasarkan aspek dan indikatorindikator yang telah ditetapkan dalam blue-print awal (dapat dilihat dalam lampiran 1).
52
Jumlah item dalam skala K-P (try-out) terdiri dari 85 item. Setelah penulis melakukan pengujian daya diskriminasi item diperoleh item yang valid sebanyak 36 item dengan batasan indeks daya diskriminasi lebih besar sama dengan dari 0,33 (rix;:: 0,33) dapat dilihat pada lampiran 6. Setelah diperoleh item yang valid, penulis melakukan pengujian reliabilitas terhadap hasil ukur skala K-P di mana item-item yang telah terpilih lewat prosedur analisis item dikompilasikan menjadi satu dan diperoleh koefisien reliabilitas 0,95 (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 8). Berdasarkan hasil uji coba instrument peneliti membuat blue-print baru. Berikut ini akan disajikan blue-
print baru skala konflik peran.
Tabel 3.2. Blue Print Baru Skala Konflik Peran ASPEK
INDIKATOR
NOMORITEM
-
+ mflik peran sbg ibu '· Sebagai orang tua.
Pengasuhan anak Komunikasi dan interaksi denaan anak Pemenuhan kebutuhan dan pendidikan anak Hubungan emosional
sebagai ibu rumah ngga )nflik peran )agai istri
Pekerjaan rumah tanaaa Waktu untuk keluarga Pemenuhan kewajiban sebagai istri Komunikasi dan interaksi denaan suami Tuntutan suami Hubungan emosional
.Jumlah Item
26 1,17.
-
JML
-
+
-
16
1 2
1
1 3
-
35
-
1
1
13,27, 32 36
-
3
-
3 1
2 3
-
1 1
-
1 1
28
8,31.
1
2
3
4,14,22. 29
18 5,21.
3 1
1 2
4 3
-
53
Lanjutan tabel 3.2. mflik peran >agai pekerja
Waktu&peraturan kerja
9,34.
30
2
1
3
Rekan-rekan kerja Menentukan prioritas Bekerja
10,24, 33 23,25.
12,15. 19 20
3 2 3
2 1 1
5 3
Keterangan: + = Favorable
6,7,11.
Unfavorable
3.6.2. Skala coping
Skala coping ini merupakan self-developed instrument. Skala coping ini digunakan untuk mengukur jenis coping yang cenderung digunakan oleh subyek. Skala coping ini juga menggunakan model Likert. Skala coping ini hanya terdiri dari satu jenis pernyataan yaitu pernyataan favorable, dengan pertimbangan jika menggunakan pernyataan unfavorable akan bermakna tipe coping yang lain. Dalam skala coping ini juga terdiri 4 pilihan jawaban yaitu: a. Sangat setuju (SS) b. Setuju (S) c. Tidak setuju (TS) d. Sangat tidak setuju (STS)
Cara penyekoran item skala coping ini adalah SS=4, S=3, TS=2, dan STS=1. Untuk lebih jelas, berikut ini disajikan tabel penyekoran item.
4
54
Cara penyekoran item skala coping ini adalah SS=4, S=3, TS=2, dan STS=1. Untuk lebih jelas, berikut ini disajikan label penyekoran item.
Tabel 3.3. Penyekoran Item Skala Coping
Pilihan Jawaban SanQat setuiu Setuju Tidak setuju SanQat tidak setuiu
Favorable 4 3 2 1
Untuk memudahkan penulis dalam membuat pernyataan-pernyataan maka penulis membuat blue-print yang terdiri dari aspek yang akan diungkap beserta indikatornya, nomor item, dan jumlah item. Pernyataan-pernyataan dalam skala dibuat berdasarkan aspek dan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam blue-print awal (dapat dilihat pada lampiran 2).
Jumlah item dalam skala coping (try-out) terdiri dari 72 item. Setelah penulis melakukan pengujian daya diskriminasi item diperoleh item yang valid sebanyak 34 item dengan batasan indeks daya diskriminasi lebih besar sama dengan dari 0,33 (rix
~
0,33) dapat dilihat pada lampiran 7. Tetapi penulis
hanya mengambil 27 item. Pertlmbangannya adalah agar jumlah item dalam setiap tipe coping seimbang dengan memilih item-item yang memiliki indeks daya diskriminasi tertinggi. Setelah diperoleh item yang valid, penulis melakukan pengujian reliabilitas terhadap hasil ukur skala coping di mana
55
item-item yang telah terpilih lewat prosedur analisis item dikompilasikan menjadi satu dan diperoleh koefisien reliabilitas 0,85 (dapat dilihat pada lampiran 9). Berdasarkan hasil uji coba instrument penulis membuat blue-
print baru. Berikut ini akan disajikan blue-print baru skala coping.
Tabel 3.4. Blue Print Skala Coping
COPING 1. Structural role redefinition
2. Personal role redefinition
3. Reactive role behavior
3.6.
INDIKATOR Konflik Konflik Konflik Konflik Konflik Konflik Konflik Konflik Konflik
sebaqai sebaqai sebaqai sebagai sebaaai sebaaai sebaqai sebaaai sebaaai
ibu istri pekeria ibu istri oekeria ibu istri oekeria
I NOMOR ITEM 4, 10, 14,26,27. 16,21. 5,7. 11. 18. I 8,11,17,22,25. 3,12. 2, 15. 9, 19,23. ! 6, 13,20,24.
Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Wantilan Subang Jawa Baral dan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
3.6.1. Pra-Penelitian
a. Penulis mengadakan survei awal ke lokasi penelitian. b. Penulis menyusun skala konflik peran dan skala coping.
56
c. Menguji cobakan skala koflik peran dan skala coping kepada 31 buruh perempuan (yang karakteristiknya setara dengan subyek penelitian) pada tanggal 12-18 Juli 2004. d. Melakukan pengujian daya diskriminasi item dan reliabilitas alat ukur. e. Membuat blue-print skala K-P dan coping dan format skala yang baru.
3.6.2. Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1-15 Agustus 2004. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a. Mendata yang sesuai dengan karakteristik penelitian di PT. Benang Sari lndah Texindo. b. Mendatangi rumah para buruh perempuan, menjelaskan maksud kedatangan, dan meminta kesediaan subyek untuk menjadi responden penelitian. c. Setelah subyek bersedia, penulis menjelaskan cara pengisian skala, dan menunggu sampai responden selesai mengisi. Adapun dalam proses pengisian skala sebagian dari responden ada yang ingin dibacakan oleh penulis dan ada yang membaca sendiri. Cara pengisian seperti ini dimaksudkan agar responden dapat bertanya langsung mengenai kalimatkalimat yang tidak mereka mengerti dan mengingat sebagian latar belakang pendidikan mereka adalah SD.
57
3.6.3. Post-Penelitian
a. Data yang telah ada di beri skor dengan cara penyekoran seperti yang telah diungkap pada halaman 52 dan 54. b. Dianalisa dengan menggunakan rumus statistik yang telah ditentukan. c. lnterpretasi data ke dalam bentuk kalimat deskriptif.
3.7. Analisa Data
Untuk menganalisa hasil uji coba alat ukur, penulis menguji daya diskriminasi item dengan menggunakan formula koefisien korelasi product-moment
Pearson, yaitu (dalam Saifuddin Azwar, 2003):
Keterangan: i = Skor aitem X = Skor skala n = Banyaknya subjek
Item-item yang telah terpilih lewat prosedur analisis item dikompilasikan menjadi satu kemudian item-item tersebut diuji reliabilitasnya dengan
58
menggunakan formula koefisien reliabilitas alpha, yaitu (dalam Saifuddin Azwar, 2003):
Keterangan: 81 2 dan S 2
=Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2 = Varians skor skala
Reliabilitas menunjukkan taraf keterpecayaan atau taraf konsistensi hasil ukur (dalam Saifuddin Azwar, 2003). Semakin tinggi koefisien refiabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati angka O berarti semakin rendah reliabilitas.
Untuk mengelompokkan responden yang mengalami konflik peran tingkat rendah, sedang, dan tinggi, penulis menggunakan distribusi normal kategorisasi jenjang (ordinal). Tujuan kategorasasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (dalam Saifuddin Azwar, 2003). Kontinum jenjang ini adalah dari rendah ke tinggi.
59
Cara untuk mengelompokkan responden adalah mencari rentang maksimumminimum, satuan deviasi standar (cr), dan mean teoritis (µ). Kemudian penggolongan subyek dibagi kedalam 3 kategori diagnosis tingkat konflik peran, maka keenam satuan deviasi standar itu kita bagi jadi 3, menjadi : Rend ah
nilai min.:: X < µ - cr
Sedang
µ-cr,::X< µ+cr
Tinggi
µ + cr.:: X < nilai max
Untuk mengetahui tipe coping yang cenderung responden gunakan adalah dengan menentukan responden yang menjawab SS dan S berarti responden menggunakan coping tersebut dan responden yang menjawab TS dan STS berarti responden tidak menggunakan coping tersebut. Kemudian menghitung frekuensi setiap coping yang digunakan responden. Frekuensi coping yang terbanyak itulah yang cenderung responden gunakan.
Untuk mengetahui perbedaan frekuensi tipe coping yang digunakan setiap kelompok (rendah, sedang, tinggi) menggunakan rumus Chi-Square (X'), yaitu: (fo - fe )2 2
X =I fe Keterangan:
x= 2
hasil akhir perhitungan
60
fo = frekuensi yang diperoleh dari sampel (frekuensi yang diobservasi) fe = frekuensi yang diharapkan dari sampel
Untuk perhitungan uji beda peneliti menggunakan program SPSS for Windows 11.05.
BAB4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Responden
Responden penelitian ini berjumlah 60 orang buruh perempuan pabrik PT. Benang Sari lndah Texindo Subang Jawa Barat. Gambaran umum responden dalam penelitian ini dibagi menjadi 7 yakni berdasarkan usia, latar belakang pendidikan, lamanya bekerja, jumlah anak, pekerjaan suami, pendidikan suami, dan motivasi kerja responden.
Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden
Usla
f
%
Lat.
f
%
Bel
Lama
f
%
Jml
f
%
Anak
Kerja
Pen
20-25
19
31,7
26-30
24
40
31-35
13
21,7
36-40
4
6,6
Jml
60
100
SD 14 SLTP 28 SLTA 18
Jml
60
23,3
1-3
38
63,3
1
37
61,7
46,7
4-6
18
30
2
18
30
30
7-9
2
3,3
3
2
3,3
10-12
1
1,7
4
3
5
13-15
1
1,7
Jml
60
100
Jml
60
100
100
62
Lanjutan tabel 4.1. Kerjaan Suami
f
%
Pendd
f
%
Motivasi
f
%
60
100
60
100
kerja
suami Guru
1
1,7
SD
15
25
Mncari peng-
Karyawan swasta
19
31,7
SLTP
22
36,7
hasilan tam-
Wiraswasta
25
41,7
STM
9
15
Buruh
12
20
SLTA
14
23,3
Supir
3
5
Jumlah
60
100
Jumlah
60
100
bahan
Jumlah
Keterangan : f = Frekuensi
Berdasarkan label 4.1, usia responden berkisar antara 20-40 tahun. Responden yang berusia 20-25 tahun berjumlah 19 orang (31,7%). Responden yang berusia 26-30 tahun berjumlah 24 orang (40%). Responden yang berusia 31-35 tahun berjumlah 13 orang (21,7%). Responden yang berusia 36-40 tahun berjumlah 4 orang (6,6%). Jadi responden penelitian ini paling banyak berusia antara 26-30 tahun.
Berdasarkan label 4.1, latar belakang pendidikan para responden terdiri dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir (SLTA). Responden yang memiliki latar belakang pendidikan SD berjumlah 14 orang (23,3%). Responden yang memiliki latar belakang pendidikan SL TP berjumlah 28 orang (46,7%). Responden yang memiliki latar belakang pendidikan SLTA berjumlah 18 orang (30%). Jadi
63
responden yang paling banyak adalah mereka yang berlatar belakang pendidikan SLTP.
Berdasarkan tabel 4.1, responden penelitian ini telah bekerja selama 1 sampai 15 tahun. Responden yang telah bekerja 1-3 tahun berjumlah 38 orang (63,3%), selama 4-6 tahun berjumlah 18 orang (30%), selama 7-9 tahun berjumlah 2 orang (3,3%), selama 10-12 tahun berjumlah 1 orang (1,7%), dan selama 13-15 tahun berjumlah 1 orang (1,7%). Jadi responden yang paling banyak adalah mereka yang telah bekerja selama 1-3 tahun.
Berdasarkan tabel 4.1, responden yang memiliki 1 anak berjumlah 37 orang (61,7%), 2 anak berjumlah 18 orang (30%), 3 anak berjumlah 2 orang (3,3%), dan 4 anak berjumlah 3 orang (5%). ,Jadi yang paling banyak adalah responden yang memiliki 1 anak.
Berdasarkan tabel 4.1, pekerjaan suami para responden terdiri dari karyawan swasta, wiraswasta, buruh, supir, dan guru. Responden yang suaminya karyawan swasta berjumlah 19 orang (31,7%), wiraswasta berjumlah 25 orang (41,7%), buruh berjumlah 12 orang (20%), supir berjumlah 3 orang (5%), dan guru hanya 1 orang (1,7%). Jadi yang paling banyak pekerjaan suami responden adalah wiraswasta.
64
Berdasarkan tabel 4.1, pendidikan akhir suami para responden adalah SD 15 orang (25%), SLTP 22 orang (36,7%), STM 9 orang (15%), dan SLTA 14 orang (23,3%). Jadi yang paling banyak pendidikan akhir suami responden adalah SLTP.
Berdasarkan label, motivasi kerja para semua (100%) responden adalah mencari penghasilan tambahan agar dapat membantu suami.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian Utama
4.2.1. Tingkat Konflik Peran
Responden penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Untuk menentukan tingkat konflik peran yang dialami responden dalam tiga kategori tersebut penulis menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal) yaitu menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur.
65
Cara untuk mengelompokkan responden adalah mencari rentang maksimumminimumnya adalah 36X1=36 sampai dengan 36X4 =144 atau 36-144, sehingga luas jarak sebarannya adalah 144-36=108, dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya (a) bernilai 108/6=18, dan mean teoritisnya (µ) adalah (36+144)/2=90. Kemudian penggolongan subyek dibagi ke dalam 3 kategori, maka keenam satuan deviasi standar itu kita bagi jadi 3, menjadi : Rendah
nilai min .:: X < µ - a 36.:: x < 72
Sedang
µ-cr,::X<µ+cr 72 <
Tinggi
x < 108
µ + a .:: X < nilai max
108:::x<144
Tabel 4.2. Kategori Konflik Peran Interval 36-71 72-107 108-143
Kateaori Rendah Sedan~
Tinaai
Setelah ditetapkan norma seperti di alas, maka peneliti dapat mendiagnosis responden yang mengalami konflik rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan skor masing-masing responden. Di bawah ini disajikan tabel frekuensi responden yang rnengalami konflik peran.
66
Tabel 4.3. Frekuensi Tingkat Konflik Peran Tingkat Konflik Peran Rendah Sedano Total
Frequency
Percent (%)
10 50
16,7 83,3
60
100.0
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengalami konflik peran tingkat rend ah berjumlah 1O orang (16,7%) dan yang mengalami tingkat sedang berjumlah 50 orang (83,3%). Sedangkan responden yang mengalami tingkat tinggi tidak ditemukan satu orangpun.
4.2.2. Strategi Coping Berdasarkan Tingkat Konflik Peran
4.2.2.1. Konflik Peran Tingkat Rendah Tabel 4.4. Coping Konflik Peran Tingkat Rendah Copinq Srr Prr Rrb Srr+Rrb Total
Freauencv 5 3 1 1
Percent(%) 50 30 10 10
10
100.0
Dari tabel dan diagram batang di atas dapat dilihat bahwa 10 responden yang mengalami konflik peran tingkat rendah diperoleh 5 orang (50%) menggunakan tipe coping structural role redefinition (srr), 3 orang (30%) menggunakan tipe coping personal role redefinition (prr), 1 orang (10%)
67
menggunakan lipe reactive role behavior (rrb), dan 1 orang (10%) menggunakan lipe coping structural role redefinition (srr) dan reactive role
behavior (srr+rrb). Dengan begitu responden yang mengalami konflik peran lingkal rendah cenderung menggunakan lipe coping structural role redefinition yaitu merubah harapan atau lugas yang dibebankan kepada perempuan (ibu) lersebul kepada orang lain seperti suami, orang tua, mertua, anak-anak, pihak lain, dan lain-lain.
4.2.2.2.
Konflik Peran Tingkat Sedang Tabel 4.5. Coping Konflik Peran Tingkat Sedang Copinq FreQuency Srr 2 Prr 30 Rrb 5 Srr+Prr 4 Srr+Rrb 1 Prr+Rrb 8 Total 50
Percent(%} 4,0 60,0 10,0 8,0 2,0 16,0
100.0
Dari label di alas dapal dilihal bahwa 50 responden yang mengalami konflik peran lingkal sedang diperoleh 2 orang (4%) menggunakan tipe coping
structural role redefinition (srr), 30 orang (60%) menggunakan lipe coping personal role redefinition (prr), 5 orang (10%) menggunakan tipe coping reactive role behavior (rrb), 4 orang (8%) menggunakan lipe coping structural role redefinition (srr) dan personal role redefinition (prr), 1 orang (2%) menggunakan lipe coping structural role redefinition (srr) dan reactive role
68
behavior (rrb ), dan 8 orang (16%) menggunakan tipe coping pe1sonal role redefinition (prr) dan reactive role behavior(rrb).
Dengan begitu responden yang mengalami konflik peran tingkat sedang cenderung menggunakan tipe coping personal role redefinition yaitu seorang perempuan (ibu) lebih dapat mengatur waktu untuk rnenjalankan semua tugas yang diperankan.
4.2.3. Perbedaan Strategi Coping Berdasarkan Tingkat Konflik Peran Tabel 4.6. Tingkat Konflik Peran * Tipe Coping Crosstabulation
Tingkat Konflik Rend ah Sedang Total
srr 5 2 7
prr 3 30 33
Tioe Cooing rrb srr+orr srr+rrb ~rrb 1 1 0 0 5 4 1 8 9 6 4 1
Total
10 50 60
Tabel 4.7. Chi-Square Test
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 20,478 17,406 3,621 60
df 5 5 1
Asvmo. Sig. 12-sided) ,001 ,004 ·,057
69
Hipotesa nihil (Ho) ditolak jika chi-square h >chi-square t dan Asymp.Sig. < 0,05. Berdasarkan label di atas diperoleh chi-square h dengan derajat · kebebasan (df) 5 dan taraf signifikansi 0,05% sebesar 20,478 > chi-square t 11, 1 dan diperoleh Asymp.Sig.(2-sided) 0,001 < 0,05. Dengan demikian hipotesa nihil (Ho) penelitian ini ditolak sedangkan hipotesa alternatif (Ha) penelitian ini diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan strategi coping yang digunakan buruh perempuan berdasarkan tingkat konflik peran.
4.3.
Deskripsi Hasil Penelitian Tambahan
Dari data kontrol penelitian peneliti mencoba melihat apakah ada perbedaan yang signifikan tingkat konflik peran buruh perempuan berdasarkan usia, latar belakang pendidikan, dan pekerjaan suami.
4.3.1. Tingkat Konflik Peran Berdasarkan Usia Tabel 4.8. Usia * Tingkat Konflik Peran Crosstabulation Usia
20 21 22 23 24 25
Tinakat Konflik Rend ah Sedan a 0 2 0 1 0 4 3 1 0 5 0 3
Total
Usia
2 1 4 4 5 3
30 31 32 33 34 35
Tinakat Konflik Total Rendah Sedang 7 3 4 1 4 3 1 0 1 1 1 2 0 1 1 4 1 5
70
Lanjutan tabel 4.8.
26 27 28 29
0 0 0 0
2 4 7 4
2 4 7 4
37 38 39 TOTAL
1 0 0
0 1 2
1 1 2
10
50
60
Tabel di atas merupakan table fo (frekuensi yang diperoleh berdasarkan data) dan tabel di bawah merupakan tabel fe (frekuensi yang diharapkan).
Tabel 4.9. Tabel Fe (frekuensi yang diharapkan) Usia
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Tingkat Konflik Rendah Sedana
0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
2 1 3 3 4 2 2 3 6 3
Total
Usia
2 1 4 4 5 3 2 4 7 4
30 31 32 33 34 35 37 38 39 TOTAL
Tingkat Konflik Total Rendah Sedana
1 1 0 0 0 1 0 0 0
6 3 1 2 1 4 1 1 2
7 4 1 2 1 5 1 1 2
10
50
60
Tabel 4.10. Chi-Square Test Value J:earso~_Chi_::~l_l.are__
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
_ 272497 __ 18 -27,733 18 5,074 1 60
Asvmo. Sia. 12-sidedl
,070 ,066 ,024
-----~·-------------
71
Berdasarkan label di atas diperoleh chi-square h dengan derajat kebebasan (df) 18 dan taraf signifikansi 0,05% sebesar 27,497 >chi-square t 28,9 dan diperoleh Asymp.Sig.(2-sided) 0,070 < 0,05. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan tingkat konflik peran berdasarkan usia.
4.3.2. Tingkat Konflik Peran Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tabel 4.11. Lat.Bel Pendidikan * Tingkat Konflik Peran Crosstabulation Lat.Bel Pendidikan SD SMP SMU Total
Tinqkat Konflik Rendah Sedana 1 13 23 5 14 4 10 50
Total 14 28 18 60
Tabel di alas merupakan table fo (frekuensi yang diperoleh berdasarkan data) dan label di bawah merupakan label fe (frekuensi yang diharapkan). T abel 4.12. Tabel Fe (frekuensi yana diharapka n)
Lat.Bel Pendidikan SD SMP SMU Total
Tinakat Konflik Peran Rendah Sedanq 12 2 23 5 15 3 10 50
Total 14 28 18 60
Tabel 4.13. Chi-Square Test
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1,343 1,517 1,215 60
df 2 2 1
Asymp. Siq. (2-sidedl ,511 ,468 ,270
72
Berdasarkan tabel di atas diperoleh chi-square h dengan derajat kebebasan (df) 2 dan taraf signifikansi 0,05% sebesar 1,343
0,05. Dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan tingkat konflik peran berdasarkan latar belakang pendidikan.
4.3.3. Tingkat Konflik Peran Berdasarkan Pekerjaan Suami Tabel 4.14. Pekerjaan Suami * Tingkat Konflik Peran Crosstabulation Pekerjaan Suami
Karvawan Swasta Wiraswasta Buruh Suoir Guru Total
Tingkat Konflik Rendah Sedan a 2 17 5 20 10 2 0 3 0 1
10
50
Total
19 25 12 3 1
60
Tabel di atas merupakan table fo (frekuensi yang diperoleh berdasarkan data) dan tabel di bawah merupakan tabel fe (frekuensi yang diharapkan).
Tabel 4.15. Tabel Fe (frekuensi yang diharapkan) Pekerjaan Suami
Karyawan Swasta Wiraswasta Buruh Supir Guru Total
Tingkat Konflik Rend ah Sedang 3 16 4 21 2 10 1 2 0 1
10
50
--
Total
19 25- 12
3 1
60
73
Tabel 4.16. Chi-Square Test
Pearson Chi-Sauare Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 6,316 5,447 ,969
df 4 4 1
Asvmo. Sia. 12-sidedl '177 ,244 ,325
60
Berdasarkan label di alas diperoleh chi-square h dengan derajat kebebasan (df) 4 dan taraf signifikansi 0,05% sebesar 6,316 >chi-square l 9,49 dan diperoleh Asymp.Sig.(2-sided) 0, 177 < 0,05. Dengan demikian lidak ada perbedaan yang signifikan tingkat konflik peran berdasarkan pekerjaan suami.
BAB 5 PENUTUP
5. 1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan, yaitu: a. Buruh pabrik perempuan mengalami konflik peran tingkat rendah dan sedang. Sepuluh orang mengalami konflik peran tingkat rendah, 50 orang mengalami konflik peran tingkat sedang, dan tak ada satu orangpun yang mengalami konflik peran tingkat tinggi. b. Buruh perempuan yang mengalami konflik peran tingkat rendah lebih sering menggunakan tipe coping structural role redefinition yaitu merubah harapan yang dibebankan kepada perempuan tersebut kepada orang lain seperti suami, anak-anak, orang tua, mertua dan lain-lain. Contohnya seorang ibu yang tidak dapat mengasuh anaknya pada waktu bekerja akan menitipkan anaknya kepada nenekn11a. Sedangkan buruh perempuan yang mengalami konflik peran tingkat sedang lebih sering menggunakan tipe coping personal role redefinition yaitu rnengubah tingkah laku dan harapannya tanpa mencoba untuk merubah lingkungannya. Pada tipe ini seorang perempuan (ibu) lebih dapat
75
mengatur waktu untuk menjalankan tugas perannya. Contohnya seorang ibu yang berperan Jebih dari dua akan cepat-cepat tiba di rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Sebagian kecil responden yang mengalami konflik peran tingkat sedang menggunakan tipe coping reactive role behavioryaitu seseorang akan mencoba untuk memenuhi
seluruh tuntutan perannya dan menyenangkan orang lain. Tipe ini lebih ditekankan pada pengorbanan diri. Contohnya, seorang ibu akan ikut bermain ketika anaknya meminta walaupun sedang lelah. c. Ada perbedaan yang signifikan tipe coping yang digunakan buruh perempuan berdasarkan tingkat konflik peran.
5.2. Diskusi Konflik peran yang dialami para buruh perempuan di Desa Wantilan berada pada tingkat rendah dan sedang. Menurut penulis ini disebabkan oleh dukungan orang-orang di sekitarnya seperti suami, anak-anak, orang tua, dan mertua yang dapat melakukan sebagian tuntutan peran baik sebagai ibu maupun sebagai istri. Hal ini dapat mengurangi beban mereka. Selain itu banyak ibu rumah tangga di desa tersebut yang menjadi buruh pabrik dengan tujuan menambah penghasilan untuk keluarga, sehingga ibu bekerja di Juar rumah bukan hal baru bagi masyarakat Desa Wantilan. Tuntutan masyarakat pun menjadi berkurang terhadap peran seorang ibu yang harus berkutat di
76
rumah mengurus pekerjaan rumah tangga dan anak-anak. Norma yang berlaku di lingkungan sosial. ltulah salah satu yang mempengaruhi besar kecilnya konflik.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya mengenai konflik peran yang dilakukan oleh Ninik Wulandari (1997) pada ibu-ibu yang bekerja menunjukkan dari 74 ibu-ibu yang bekerja 18 orang (24,3%) rnengalami konflik tingkat tinggi, 37 orang (50,0%) mengalami konflik tingkat sedang, dan 19 orang (25,7%) mengalarni konflik tingkat rendah. Penelitian ini mengambil sampel ibu-ibu yang memiliki anak balita yang masih sangat memerlukan asuhan ibunya. Bagi sebagian ibu bekerja memiliki anak balita sambil bekerja dirasakan berat sehingga mereka mengalami konflik peran tingkat tinggi.
Responden yang mengalami konflik peran tingkat rendah lebih sering menggunakan tipe coping structural role redefinition yaitu merubah harapan yang dibebankan kepada perempuan tersebut kepada orang lain. Mereka menyerahkan sebagian tugasnya kepada orang-orang yang mereka percaya seperti suami, orang tua atau mertua, dan anak-anak. Sehingga mereka dapat berkonsentrasi ketika bekerja. Berdasarkan teori dalam bab II, · dukungan sosial ini juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi coping.
77
Responden yang mengalami konflik peran tingkat sedang lebih sering menggunakan tipe coping personal role redefinition yaitu mengubah tingkah laku dan harapannya tanpa mencoba untuk merubah lingkungannya. Pada tipe ini seorang perempuan (ibu) lebih dapat mengatur waktu untuk menjalankan tugas perannya. Seorang ibu berusaha sendiri memenuhi tugas perannya, sehingga akan merasakan beban yang lebih berat dibandingkan bila beban tersebut ia bagi bersama orang fain. Menurut penulis alasan mereka lebih sering menggunakan tipe coping ini adalah tidak ada orang lain yang dapat menggantikan perannya. Suami mereka bekerja, orang tua jauh atau sudah femah dan mereka tidak mampu membayar orang untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangganya sehingga mereka berusaha menjalankan tugas perannya sendiri dengan mengatur waktu seefektif mungkin.
Sejauh ini penulis belum menemukan hasil penelitian hubungan amara tingkat konflik peran dengan tipe-tipe coping (structural role redefinition, personal role redefinition, dan reactive role behavior) sebagaimana yang dikemukakan oleh Hall. Karena tipe coping terhadap konflik peran belum banyak yang meneliti. Tetapi penulis menemukan penelitian Hall (dafam E. Betz, 1987) yang menguji hubungan antara ketiga tipe coping (structural role redefinition, personal role redefinition, dan reactive role behavior) dengan kepuasan kerja pada wanita bekerja. Hall (dalam E. Betz, 1987) menemukan
78
bahwa hubungan antara tipe structural role redefinition dengan kepuasan kerja adalah positif. Sedangkan hubungan antara tipe reactive role behavior dengan kepuasan kerja adalah negatif. ltu berarti ada hubungan antara tipe structural role redefinition dengan kepuasan kerja dan tidak ada hubungan antara tipe reactive role behavior dengan kepuasan kerja.
Dari hasil penelitian tambahan ternyata terdapat perbedaan tingkat konflik peran berdasarkan usia. Semakin tinggi usia menunjukkan semakin rendah tingkat konflik yang mereka alami. Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan orang muda telah mampu memecahkan masalahmasalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan tenang secara emosional (Elizabeth B. Hurlock, 1980). Mereka yang berusia 30 ke atas cenderung mengalami konflilc peran tingkat rendah. Selain itu dapat dilihat berdasarkan pekerjaan suami. Pekerjaan suami yang dapat memberikan penghasilan yang tetap membuat buruh perempuan merasa tenang, sehingga mereka hanya mengalami konflik peran tingkat rendah. Tetapi tidak ada perbedaan tingkat konflik peran berdasarkan latar belakang pendidikan dan pekerjaan suami. Menurut penulis pendidikan lebih ke arah pola pikir seseorang bukan berarti mereka memiliki ketrampilan dalam menyelesaikan masalah dan walaupun suami mereka bekerja, tetapi pemasukan mereka masih kurang. Hal ini belum diteliti lebih lanjut.
79
5.3.
Rekomendasi
a. Untuk memperkaya penelitian mengenai konflik peran yang dialami buruh pabrik perempuan, maka penulis menyarankan agar mengambil sampel buruh perernpuan yang lebih bervariasi seperti buruh perempuan yang ada di Jakarta atau kota-kota besar lainnya, sebagai bahan perbandingan tingkat konflik peran yang mereka alami. b. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengernbangkan penelitian mengenai konflik peran karena lokasi, budaya, pemaharnan mengenai pola asuh, status suami dan lain-lain yang berbeda dapat menghasilkan hasil yang berbeda. c. Untuk kebermanfaatan hasil skripsi ini disarankan kepada lernbaga swadaya masyarakat sekitar pabrik untuk mengernbangkan perannya dan mengadakan penyuluhan atau kegiatan yang positif guna menambah wawasan masyarakat mengenai pentingnya kerja sama dalam keluarga atau yang lainnya. d. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan kuesioner dalam pengukurannya agar lebih tepat mengukur variabel coping dan untuk alat ukur konflik peran dapat dirubah bentuk pilihannya dengan menggunakan tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan selalu. Karena dengan menggunakan bentuk pilihan seperti ini akan menunjukkan frekuensi kejadian.
DAFT AR PUST AKA
Albar, Muhammad. (1998). Wanita Karir Dalam Timbangan Islam: Kodrat Kewanitaan, Emansipasi, dan Pelecehan Seksual. Jakarta: Pustaka Azzam. Ancok, Djamaluddin. (1995). Nuansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anwar, Khairul. (1995). Hubungan Industrial Pancasila (Studt tentang Undang-Undang Perburuhan dan Hukum Islam). Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Arikunto, Suharsimi. (1989). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bina Aksara. Azwar, Saifuddin. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. B. Grace Baruch R. (et.al). (1983). New Pattern of Love and Work for Today's Women. New York: McGraw-Hill Book. Betz, E. (et.al). (1987). The Career Psychology of Women, London: Academic Press. Inc. Budiman, Arief. (1985). Pembagian Kerja Secara Seksual Sebuah Pembahasan Sosiologis Tentang Peran Wanita dalam Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia. Carlson, Neil R. (1997). Psychology The Science of Behavior. Boston: Allyn and Bacon. Consuelo, G. Sevilla. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit UI Press. Davidoff, Linda L. (1991). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Folkman, (et.al). (1988). Coping is a Mediator of Function Journal of Personality and Social Psychology. American Sociological. vol. 54, no.
3.
81
Goldman, George B. (et.al). (1969). Modern Woman Her Psychology and Sexuality. USA: Charles C Thomas Publisher. Goldsmith, E.B. (1989). Work and Family: Theory Research and Applications. California: Sage Publication. Inc. Harris, Barbara, (et.al). (1930). Career and Motherhood: Struggles for a New Identity. New York: Human Sciences Press. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan dalam Bidang Ketenagakerjaan, Yayasan Tri Partri Nasional. (1988). vol. II. Holahan, C.J. (et.al). (1987). Personal and Contextual Determinant of Coping Strategies (Journal of Personality and Social Psychology). vol. 52, no.
5. Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Husni, Lalu. (2003). Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Jalu. )illQ://www pikiran-rakyat.com/cetak/0104/24/hikmah/etika wacana htm Kartasapoetra, G. (et.al). (1986). Hukum Perburuhan di Indonesia Berlandaskan Pancasi/a. Jakarta: Bina Aksara. Kartasapoetra, G. (et.al}. (1982). Pokok-Pokok Hukum Perburuhan. Bandung: Armico. Leavith, Harold J. (1997). Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga. Lindzey, Gardner. (ed). (1959). Hand Book of Social Psychology. USA: Publishing Company Inc. vol. 1. Majalah Gontor, Akhlak Memilih, Muharam/Maret 2004, ed. 11. Manulang, Sendjun H. (1990). Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Mu'tadin, Zainun. http-//www.e-psikologi.com/remaja/220702.htm
82
N, Kerlinger Fred. (2000). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Narang, Sandhya. (1996). Coping With Role-Conflict Employed Married Women. New Delhi: MD. Publications PVT LTD. Pearlin, L. I, et al., (1978). The Structure of Coping (Journal of Health and Social Behavior), American Sociological, no. 19. ' Poerwadarminta, W. J. S. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:' Balai Pustaka. Rachminiwati, Reni. (1988). Ei'ek Peran Jenis Kelamin Wanita Bekerja pada Konflik Peran. Skripsi. Depok: Perpustakaan Universitas Indonesia. Rohayani, Siti. (1983). Manajemen Konf!ik Bagi Wanita Berperan Ganda. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. S, Yosephin Dwi Eka. (2000). Hubungan Antara Stress Konflik Peran Locus Of Control dan Coping dengan Kepuasan Kerja Supir Taksi. Tesis. Depok: Perpustakaan Universitas Indonesia. Sarbin, Theodore R. (et.al). (1968). Role Theory (The Handbook of Social Psychology). Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company. vol. 1 . Soepomo, Imam. (1996). Hukum Perburuhan, Undang-undang dan Peraturan-Peraturan. Jakarta: Penerbit Djambatan. Susanto, Harry. (1992). Memadukan "//mu" dan "Seni'' Dalam Menyusun Skala Liker! (Jurnal Psikologi Sosial). Depok: Jurusan Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Susmanto. (2001 ). Perempuan dan Telmologi (Jurnal Perempuan,). Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, vol. 18. Syuqqah, Abdul Halim Abu. (1997). Kebebasan Wanita. Jakarta: Gema lnsani Press. Tambunan, Kamariah. (et.al). (1989). Wanita Indonesia Rangkuman lnformasi. Jakarta: UPI.
83
Taha, Haliti. (1987). Hubungan Kerja antara Majikan dan Buruh. Jakarta: Bina Aksara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor "/3 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, (2003). Bandung: Citra Urnbara. Voydanoff, P. (1987). Work and Family. California: Sage Publications. Inc. Williams, Juanita H. (1976). Psychology of Women Behavior in a Biosocial Contex. New York: WW Norton and Company Inc. Wirawan, Sarwono Sarlito. (2001 ). Teori Psiko/ogi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. · Wulandari, Ninik. (1997). Konflik Peran dan Komitmen Organissasi Pada /bu Bekerja. Skripsi. Depok: Perpustakaan Universitas Indonesia.
Lampiran 1 BLUE PRINT SKALA KONFLIK PERAN (TRY-OUT) ---------·--..--- --
ASPEI<
.. ··-
--- -- ----·"·""""'____,, ____________ ,,____. -----·-··· ..---·--···
-----· . -
.. . iNDIKATOR
NOMORITEM
+ 1. Konflik peran sbg ibu a. Orang tua
···--·---- ...
Pengasuhan anak Komunikasi dan interaksi _c!engan anak Pemenuhan kebutuhan & [>endd.anak Hubungan emosional b. lbu rumah Pekerjaan rumah tangga tangga Waktu untuk keluaroa 2. Konflik Pemenuhn peran kewajiban sebaqai istri sebagai istri Komunikasi dan interaksi denqan suami Tuntutan suami Hubungan emosional 3. Konflik Waktu dan peran peraturan keria sebagai Rekan kerja pekerja Menentukan I prioritas Bekerja ____ Keterangan: +
= Favorable
-
Jumlah Item
+
-
______ .... _________
TOTAL
5,39.73.
1,10,71.
3
3
6
11,53,76.
3,6,49.
3
3
6
4,38,74.
7,12,60.
3
3
6
41,75,83.
8,50,67.
3
3
6
2,40,52.
9,13,54.
3
3
6
I
'14,20,37.
17,22,27.
3
3
6
15,43,69.
18,23,45.
3
3
5
44,66,77.
30,70,82.
3
3
6
16,42,62. 21,61,80.
19,46,55. 25,59,72.
3 3
3 3
6 6
31,68,79, 85. 32,64,84 63,65,78
34,47,81.
4
3
7
35,48,58. 29,51,56.
3 3
3 3
6 6
26,28,33
24,36,57.
3
3
6
Unfavorable
-·
Lampiran 2 BLUE PRINT SKALA COPING (TRY-OUT) COPING
INDIKATOR Konflik sebagai ibu
1. Structural role
TOTAL
1, 13, 19,28,37,45,
14
52,59,63,66,67,69
redefinition
'71,72. Konflik sebagai isteri
3, 14,20,31,40,48.
6
Konflik sebagai pekerja
6, 15,21,34.
4
Konflik sebagai ibu
4, 10,24,29,38,46,
9
2. Personal role redefinition
NOMOR ITEM
53,60,64. Konflik sebagai istri
2, 12,23,32,41,49,
8
55,62. --------·
Konflik sebagai pekerja
8, 11,22,35,43,57,
7
68. Konflik sebagai ibu 3. Reactive role behavior
5, 18,25,30,39,47,
10
54,61,65,70. ·------------
Konflik sebagai istri
9, 17,26,33,42,50,
7
56. Konflik sebagai pekerja
7, 16,27,36,44,51, 58.
7
Lampiran 3 PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat 152 buah pernyataan yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian I (skala konflik peran) dan II (skala coping). Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataanpernyataan tersebut sesuai dengan diri anda, dengan cara memberikan tanda silang ( X ) di dalam kolom yang telah tersedia pilihan, yaitu: SS
: Sangat Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada ja.waban yang dianggap salah, karena itu pilihlah jawabab yang paling sesuai dengan diri and a.
Contoh: No
PERNYATAAN Saya senang menonton wayang golek.
SS
x
s
TS
STS
TS
STS
Bila anda Sangat Setuju, berilah tanda silang ( X) pada kolom SS. Bila anda Setuju, berilah tanda silang ( X) pada kolom S. Bila anda Tidak Setuju, berilah tanda silang ( X) pada kolom TS. Bila anda Sangat Tidak Setuju, berilah tanda silang ( X) pada l
I. ---·~--·--
No 1.
..-
-
PERNYATAAN saya pengasuhan anak merupakan tanggung Menu rut ..--·-
jawab suami isteri. 2.
Pekerjaan rumah tangga banyak yang tertunda karena saya tidak mempunyai tenaga untuk meyelesaikannya.
SS
s
,.
6' ,
SS
No
PERNYATAAN
3.
Walaupun saya bekerja saya sempat mengobrol dengan anak-anak.
4.
-
Saya tidak sempat menyediakan keperluan anak-anak sebelum berangkat sekolah.
5.
Sa ya
merasa
bersalah
ketika
suami/orang
lain
mengasuh anak-anak pada saat saya bekerja.
6.
Saya cukup terlibat dalam masalah anak-anak.
7.
Saya merasa tenang karena anak-anak saya mampu mengerjakan pekerjaan rumah (PR) sekolahnya sendiri.
8.
Saya mampu mengendalikan rasa marah kepada anakanak ketika lelah.
9.
Ketika
say a bekerja,
suami
say a mau
membantu
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
10.
Anak-anak saya mengerti ketika say a harus kerja malam.
11.
-·----·
Menu rut say a komunikasi antara saya dengan anakanak menjadi berkurang sejak saya bekerja.
12.
Walaupun masih kecil, anak saya dapat menyiapkan keperluan sekolahnya sendiri.
13.
Walaupun lelah say a kuat menyelesail<'an pekerjaan rumah tangga sepulang bekerja.
14.
Semenjak bekerja, saya merasa kurangnya
waktu
kebersamaan dengan keluarga.
15.
Saya merasa tidak enak ketika tidak dapat memenuhi perintah suami.
16.
Suami saya terlalu menuntut perhatian yang lebih sehingga membuat saya pusing membagi waktu.
-
s
TS STS
f)o
-
No
PERNYATAAN
17.
Saya merasa waktu kebersamaan saya dengan keluarga
SS
s TS STS
sudah cukup.
18.
Suami
saya
tidak
keberatan
untuk
menyiapkan
keperluannya sehari-hari sendiri.
19.
Suami saya tidak terlalu menuntut perhatian.
20.
Saya tidak sempat menonton acara televisi bersama keluarga di hari libur.
~-·-·-
>-----------.--~--
21.
___
---- ------- --·----
..·---------.--"· -
Suami saya merasa tersaingi karena pemasukan saya
,,
___ - ·
·-
lebih banyak.
22.
Keluarga memahami pekerjaan saya ketika saya tidak dapat menghadiri acara keluarga.
23.
--
-
Suami saya tidak mempermasalahkan ketika saya tidak dapat melayaninya setiap waktu.
24.
Dengan bekerja saya bisa menambah pengalaman.
25.
Dukungan suami membuat saya merasa tenang ketika bekerja.
26.
Semenjak bekerja kondisi fisik saya semakin melemah.
27.
Menu rut
------·-·
saya
berkumpul
dengan
keluarga
dapat
dilakukan di hari libur.
--28.
---~-----------------------
Saya terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan saya dan keluarga.
29.
Pada jam kerja, saya merasa bahwa
peke~aan
saya
lebih penting daripada keluarga.
30.
Komunikasi saya dengan suami tetap lancar seperti sebelum bekerja.
31.
.
-
Menurut saya pekerjaan di pabrik membosankan.
I
SS
No
PERNYATAAN
32.
Saya mudah tersinggung ketika rekan kerja berbicara yang tidak enak kepada saya.
33.
Keterpaksaan
bekerja
membuat saya
kesal
ketika
bekerja.
34.
Kerja yang membosankan di pabrik bagi saya bukan masalah.
35.
Rekan kerja saya dapat diajak bekerjasama.
36.
Bekerja di pabrik adalah keinginan saya sendiri.
37.
Saya merasa bersalah ketika tidak dapat menghadiri
-
acara keluarga.
38.
Sepulang bekerja saya perlu beristirahat tetapi saya harus menyiapkan kebutuhan anak-anak.
39.
Saya menyesal tidak tahu banyak perkembangan anakanak.
40.
Sa ya
pusing
melihat
rum ah
berantakan
sepulang
bekerja.
41.
Dengan bekerja saya merasa kurang dekat dengan anak-anak.
42. 43.
----------·-·
Saya merasa suami saya terlalu banyak menuntut. Saya merasa bersalah tidak bisa memenuhi kebutuhan batiniah suami karena lelah bekerja.
44.
Saya khawatir adanya ketidakterbukaan dengan suami karena kurangnya komunikasi.
45.
Suami saya mengerti saya kurang dapat memenuhi kebutuhan batiniahnya karena lelah berkerja.
46.
Bagi saya tuntutan suami tidak membebani saya.
47.
Menurut saya waktu kerja di pabrik wajar-wajar saja.
s
TS STS
48.
SS
PERNYATAAN
No Teman
kerja
saya dapat
menjadi
teman
berbagi
masalah.
49.
Anak-anak sud ah
mengerti ketika saya tidak bisa
menemaninya belajar.
50.
Dengan bekerja, kedekatan saya dengan anak-anak tidak berubah.
51.
Saya dengan mudah dapat menentukan keputusan saat harus memilih keluarga atau pekerjaan.
52.
Pekerjaan
rumah
tangga
banyak
tertunda
karena
kurangnya waktu.
53.
Saya merasa kecewa tidal< dilibatkan anak-anak dalam masalah pribadi karena keterbatasan waktu saya.
54.
Pekerjaan rumah tangga dapat saya selesaikan dengan waktu yang saya miliki.
55.
Suami saya tidak banyak menuntut karena memahami waktu kerja saya.
56.
Sa ya mampu membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan.
57.
Dengan bekerja saya menjadi lebih mandiri.
58.
Saya senang berkumpul dengan teman-teman kerja.
59.
Suami saya senang karena saya dapat membantu ekonomi keluarga.
60.
Anak saya jarang merengek minta jajan.
61.
Suami saya suka ma rah-ma rah sejak saya bekerja karena tidak dapat mengurusnya.
62.
Saya tidak sanggup memenuhi tuntutan suami.
s
TS STS
g\
SS
No
PERNYATAAN
63.
Dalam kondisi ekonomi yang berkecukupan, saya lebih
s
TS STS
memilih menjadi ibu rumah tangga. -
64.
Sikap
rekan
kerja
yang
tidal\
dapat
bekerjasama
membuat saya tidak betah bekerja.
65.
Saya bingung dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga.
i
I
--------------~-----------------
66.
Saya tidak sempat menceritakan masalah saya dengan
--
suami karena kekurangan waktu.
67.
Dengan bekerja anak saya lebih mandiri.
68.
Saya merasa tidak suka bekerja di pabrik karena harus berdiri selama bekerja.
69.
Kelelahan
bekerja
rr.embuat
say a
tidak
sempat
menyiapkan kebutuhan suami sehari-hari.
70.
Say a
selalu
melibatkan
suami
dalam
mengatasi
masalah.
71.
Menurut saya pengasuhan anak-anak bisa dilimpahkan pada neneknya sementara saya bekerja.
72.
Bekerja atau tidak, kedekatan saya dengan suami tidak berubah.
73.
-------------·-------
Dengan bekerja saya merasa kesal karena tidak dapat mengasuh anak secara keseluruhan.
74.
Sa ya tidak dapat menemani kegiatan belajar anak karena harus bekerja malam hari.
75.
Anak-anak saya protes karena saya bekerja.
76.
Saya kecewa karenatidakdapatbermain bersama-sama dengan anak-anak. --
-
--
No
PERNYATAAN
77.
Stres saya di pabrik dapat mengganggu komunikasi saya
SS
dengan suami.
78.
Saya
lama
dalam
mengambil
keputusan
untuk
me,nghadiri acar keluarga atau bekerja.
79.
Saya kesal dengan perusahaan yang tidak memberikan cuti haid pada hari pertama dan kedua.
80.
Sikap suami saya menjadi kasar sejak saya bekerja.
81.
Saya senang perusahaan memudahkan saya dalam hal perizinan.
82.
Waiau pun
kurangnya
waktu
kebersamaan
dengan
suami, saya selalu memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan suami.
83.
Saya merasa anak saya tidak mau mendengar nasehat.
84.
Saya tidak dapat konsentrasi dalam bekerja ketika ada masalah dengan teman kerja.
85.
Saya merasa terbebani dengan waktu kerja di pabrik.
-
s
TS STS
II.
SS
No
PERNYATAAN
1.
Saya menitipkan anak-anak kepada orang tua/mertua pada saat saya bekerja.
2.
Sa ya akan memecahkan masalah sendiri saat tidak memiliki kesempatan bercerita dengan suami.
3.
--
-
Karena saya tidak sempat menyiapkan keperluan suami, dia melakukannya sendiri.
4.
Saya akan cepat tiba di rumah untuk menghadiri acara keluarga.
5.
Saya
bangun
·-
pagi-pagi
sekali
untuk
rnengerjakan
pekerjaan rumah tangga walaupun masih ngantuk.
6.
Sa ya
minta
teman
kerja
saya
yang
lain
untuk
menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi antara saya dengan teman kerja. 7.
Saya harus tetap masuk kerja walaupun merasa tidak enak badan.
8.
Sebelum masuk kerja pada malam hari, saya sempatkan istirahat terlebih dahulu.
9.
Saya harus menyiapkan keperluan kerja suami walaupun harus berangkat kerja pagi-pagi.
10.
Saya harus cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan rumah tangga agar dapat menemani anak-anak belajar.
11.
Agar tidak jenuh selama bekerja, saya akan mengobrol dengan teman kerja.
12.
Saat suami bersikap kasar kepada saya, saya berusaha menenangkannya.
13.
Karena lelah berkerja seharian, anak-anak saya suruh bermain dengan teman-temannya.
s
TS STS
14.
SS
PERNYATAAN
No
Saat suami saya minta suatu hal dan saya sedang lelah, saya
minta
anak-anak
melakukan
untuk
perintah
bapaknya.
15.
Saya minta tolong kepada anak-anak untuk memijat say~ karena lelah bekerja.
16.
Walaupun rekan kerja saya tidak suka dengan saya, saya akan bersikap baik dengannya.
17.
Ketika keputusan suami tidak sesuai dengan kehendak saya, saya diam saja.
18.
Ketika anak saya merengek minta jajan, saya akan membelikannya walaupun keuangan keluarga menipis.
19.
Saya membagi-bagi tugas rumah tangga dengan suami.
20.
Ketika saya kerja, saya minta tolong pada anak saya yang sudah besar menyiapkan makan untuk bapaknya.
~-
21.
Saat saya sakit, saya akan minta teman untuk tukaran jadwal kerja lembur.
22.
Saya memahami peraturan kerja yang mengharuskan karyawannya berdiri sepanjang waktu kerja.
23.
Sa ya akan menyelesaikan masalah dengan suami setelah amarah suami saya redam.
24.
Ketika anak sakit saya akan cepat tiba di rumah.
25.
Walaupun lemas saya akan bermain dengan anak ketika anak saya memintanya.
26.
Agar suami saya tidak marah, ketika di rumah saya akan memperhatikannya
walaupun
mengorbankan
waktu
istirahat saya.
27.
Rasa kesal menjadi tulang punggung keluarga saya pendam sandiri. --··
s
TS STS
SS
No
PERNYATAAN
28.
Anak saya mampu menyiapkan segala keperluannya sehari-hari sendiri.
29.
Untuk menanamkan kedisipilinan saya memberikan contoh yang baik kepada anak-anak.
30.
Rasa bersalah karena sering meninggalkan anak-anak, saya tebus dengan
membelikan makanan kesukaan
anak-anak.
31.
Untuk
mempersingkat
waktu,
saya
menceritakan
masalah dengan suami kepada orang tua saya.
32.
Saya akan mengintrospeksi diri setelah berselisih paharn dengan suami.
33.
Walaupun waktu santai saya sedikit, saya akan gunakan untuk mengobrol dengan suami.
34. Karena
tidak
dapat berbuat
apa-apa,
rasa
kesal
terhadap peraturan kerja saya utarakan kepada teman kerja.
35.
Agar saya tidak menjadi tulang punggung keluarga, saya menyarankan suami untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
36.
Saya akan menghabiskan semua/sebagian gaji untuk keperluan rumah tangga,walaupun saya ingin membeli
.
keperluan sendiri.
37.
Agar perkembangan anak terperhatikan, saya minta kepada
orang
tua/mertua
untuk
memperhatikan
perkembangannya.
38.
Saya berusaha pulang kerja tepat pada waktunya agar dapat berkumpul dengan keluarga lebih lama.
S I TS I STS I
s
SS
No
PERNYATAAN
39.
Sesekali saya akan merayakan ulang tahun anak agar dia merasa bahagia walaupun mengeluarkan banyak uang.
40.
-
Saya minta tolong kepada orang tua/mertua untuk menjaga suami saya pada saat sakit.
41.
Sa ya lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dalam menghadapi masalah dengan suami.
42.
-
Walaupun bad an pegal-pegal saya akan memenuhi kebutuhan .batiniah saat suami memintanya.
43.
Ketika saya ada masalah dengan teman kerja, saya menyelesaikannya pada waktu yang tepat.
44.
Walaupun pekerjaan saya membosankan, saya akan terus menjalaninya demi memenuh1 kebutuhan keluarga.
45.
Suami saya memberikan pengertian kepada anak-anak ketika mereka prates karena saya bekerja.
46.
Sebelum berangkat kerja saya akan membereskan rumah terlebih dahulu.
47.
Ketika di rumah saya akan memanjakan anak walaupun saya sendiri perlu istirahat.
48.
Karena tidak sempat masak,
saya membeli makanan
untuk suami dan anak-anak di warung nasi.
49.
Saya akan menunda sebentar apa yang sedang saya kerjakan agar dapat melakukan perintah suami.
50.
Saya
akan
melayani
kebutuhan
suami
walaupun
pekerjaan rumah tangga banyak yang belum dikerjakan.
51.
Waiau pun ada masalah di rumah, saya akan tetap konsentrasi agar dapat bekerja dengan baik.
-
TS STS
52.
Anak-anak saya bagikan sebagian pekerjaan rumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
53.
Agar
mengetahui
mengobrol
perkembangan
dengan
mereka
anak-anak,
sambil
saya
mengerjakan
pekerjaan rumah tangga.
54.
Saya akan menemani anak-anak belajar walaupun saya ingin tidur.
55.
Dalam
pengambilan
keputusan,
say a
dan
suami
berusaha mencari kesepakatan.
56.
Walaupun kantuk saya akan memijatkan suami ketika ia perintah.
57.
Setelah selesai kerja, saya akan beristirahat sebentar sebelum mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
58.
Saya rel a mengorbankan waktu tidur ma lam untuk lembur
agar
mendapatkan
tambahan
pemasukan
keluarga.
59.
Agar anak saya dapat mengaji, saya masukkan ke Taman Pendidikan Al Quran (TPA) atau pengajian terdekat.
60.
Pekerjaan rumah tangga bisa saya atasi dengan cara dicicil pad a pagi hari sebelum berangkat kerja dan sepulang kerja.
61.
Saya rela tidur sampai larut malam untuk menyelesaikan pekerjaan rurnah tangga.
62.
Sa ya akan menyelesaikan pekerjaan rum ah tangga sebelum suami pulang, agar dapat rnelayani suami saat dia pulang.
63.
Ketika saya bekerja, anak saya yang rnasih kecil dijaga oleh anak saya yang sudah besar.
No 64.
SS
PERNYATAAN
s
TS STS
Sa ya bangun pagi-pagi untuk membereskan rumah kemudian menyiapkan keperluan suami dan anak-anak.
65.
Saya harus memperhatikan keluarga walaupun harus meluangkan waktu istirahat.
66.
Sa ya
menyarankan
agar
anak-anak
mengerjakan
pekerjaan rumah (PR) sekolah dengan teman kelasnya karena saya tidak dapat membantu. '---------
67.
-------------··----- ··--·---·-- - --·--·-··-·----------·--· _..
_
-------- --------------·--· - ---
--
Sa at say a lembur, saya minta tolong suami untuk menjaga anak-anak di rumah.
68.
Ketika merasa tidak enak badan, saya akan minum obat dahulu agar segar pada saat kerja.
69.
Saya minta kepada orang yang menjaga anak-anak pada saat saya kerja agar menegur ketika mereka berkelakuan tidak baik.
70.
Walaupun hari raya banyak kebutuhan, saya akan mengabulkan permintaan anak-anak untuk jalan-jalan.
71.
Saya melatih anak-anak agar dapat rnandiri dengan memberikan
tu gas
merapihkan
kamarnya
ma sing-
masing.
72.
Suami saya mengontrol kegiatan belajar anak pada saat saya kerja malam.
Periksalah kembali dan jangan melewatkan satu nomorpun. T erimakasih
--FY-
-
&Jtir P1
No 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 6 7 8 9
10 11 12
1 1
1 1 1 1 1 1
14
1 1
15
2
13
16 2 17 1 18 2 19 1 20 21
22 23 24 25
26 27 28 29 30 31
mt
1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 3 40
2 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 1 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 1 1 2 82
3
4
5
1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 1
1 3
3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3
1 2
3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2
2 2
fil
4 3 3 3 3 3 3 3 3 2
4 4 2 2
2 2 4 3 3 2 4 2 3 2 2 1 2 2 2 82
2
4 3 1
4 3 4 2 2
2 3 4 3 2 2 'dl
6 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 48
Skala Konflik
~
7 2
8 1
9 2
10 2
11 1
12
2 2 2 2 2 2 1
2 2 1 1 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2
2 2 2 1 1 1 2 2
3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 4 4 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2
2
4 3
88
65
2 1 2
1 4
3 4 1
2 1 1
2 2 2
2 2
2 1 3
2
1 1 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 60
1 2 2 2
3 3 3 2 1 2 2 62
1 2
1 2 2
4 4 1 2 2 1
1 1 1 3 2 1 3 2 2 2 1 2 3 3
61
2 2 2
4 2 2 2 1 2
1 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 1 2 60
3
1 3 1 1 1 1 3 2 2
1 2 2 2 2
1 2 3 3 2 1 3 3 1 2 3 3 2
13 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2
4 1 2
3 2 3 2 2 2 1
1 2 60
-
.
14
15
16
2 3
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 1 3 101
2
4 3 4 3 3 3 4 2 2
3 4 4 3 4 3 4 1 4 4 3 4 2
3 3 2 1 2
3 2 92
2 2 3 2 2 2 2 1 2
17 2 3 3 2 3
3 3 3 3 2
2
3
2
2
3 3
4 3 3 3 2 3
2 2
2 3 1 2 3 2
2 3 3 2 2 1
1 3 3
or
.
Buruh Pabrik Pe
2
3 3 2 2 2 2 3
3 4 3 3 2 84
18 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 4 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 2 3
or
19 2 2 1 2 1
1 1
1 2
20 2 2 2 1 2 2 2 2
21 2 2 2 1 2 2 2 2
3
2
2
2
3
0
v
2 2
2
2 2 2 2 3 2
1 2 2 2
2 2 1 1 2 1 2 3 2 2 3
4 3 4 3 62
2 1 3 1
2 2 2
3 1 2 1 1
1 2 60
22 2 2 2 3 2
1 1 1 1 2
2
1 3
2
2 2
2
2 3 2
1 2 2
4 2 3 3 3 1 1 2 1 3 64
1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 59
23 2 2 1 2 2 1 1
1 2 2 2
3 1 2 2
2 3 4 1
4 3 1 2 3 3 1
4 4 4 4 3 72
24 1 2 2 1
3 2 3 2 1
25 1
2 1 1 1
26 2 2 3 3 2
2
3 3 3 3
"-
~
2
2
2
2
3
1 1 3
2
2
1 3 2 2
2
2
2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 53
2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 46
1 1 1
4 3 2 2 3 2 2 2
3 3 2 2
3 2 2 2
1 2 2
75
27 3 3 3 1 3 3 3 3
28
3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 4 2 3 4 3 3 3 2 3 1 4 1 3 4 4 3 4 2 3 1 4 2 3 1 3 3 ' 2 3 3 2 3 1 2 4 4 2 3 77 94
29 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 1 3 1 2 2 1 2 1
4 2
3 4 3 2 80
0 \\ '-.\·
31 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2
4 3 3 2 2 4 1 1 3 1 2 3 2 1 2 1 2 4 3 38
32 2 2 2
3 2 2 2 2 2
2 2
3 4 3 2
3 4 2
2 3 4 3 4 3 2
3 3 1 1 2 3 78
33 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 3 2 2 2 2 1 4 4 2 3 2 2 2 3 1 2 4 2 71
34 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 4 2 2 2 2 2
2 2
3 1 2 2 65
35
36
2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2
2 2 1 3 2 2 2 1 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 58
2 1
3 2 2 3 1 1 1 1
2 1 2 1 1 2 2 2 1 2
49
:rl 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 1 4 4 3 98
38
4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 100
39 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 2
4 3 4 2 3 4 2 1
4 4 2 99
40 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 2 4 3 2 3 4 4 4 2 4 4 2 1 3 4 2 91
41 2
4 4 4 4 2
4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2
4 2 3 3 4 2
4 3 2 100
42 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 4 1 3 4 3 67
43 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 1 3 3 2 1 4 3 1 1 4 1 2 87
44
4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 2
3 4 3 4 4 3 2
3 4 3 104
45 2 2
1 3 1 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 1 2 2 1 1 3 3 2 4 4 3 1 3 65
46 2
47 2
48
3 3
3 2 2 3 1 3 2 2 3
3
1
3 1
3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 4 2 2 1 2 3 2 2 2 3 1 1 4 4 2 76
2 1 1 2 2
3 2 2 1 1 1 2
2 2 2 2 2 2
3 3 2 63
2 2 2 2 2
3 2
2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1
2 3 2 2 1 2
1 2 60
49 2 2 2 2 2
3 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 4 2 3 2
66
50 2 2
2 2 2 2 ·2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1 1 3 2 2 3 2 2 2 4 1 1 2 2 63
51 2
3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2
4 1 1 2 3 2
3 3 4 2 2
3 76
52 2 2 1 2 2 1 1
1 2 2 2 2 2 2 2
,., 4
1 2 1
3 1 1 1 2
2 i 3 1 2 1 2
52
53 2 4 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 1 4 3 3 2 3
.., "" 4
1 3 4 2 90
54 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 53
55
2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 4 1 2 1 2 54
56 2
1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 53
57 2 1 2 1 1 1 1 1
58 2 2
3 3 2 2 2 3 3
2 2 2 1 1
2 2 2 1 1 1 1 1 2
2 3 4 1 2 1 2 56
2 2 2 1 2
3
2 3 2 2 2
1 2 1 2 1 2 2
2 4 2 1 2 2
59
59 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2
4 1 2 1 2 51
60 2 2
3 3 2
3 3 3 3
4
i
!
2 1 3 I 2
3 2 2
3
2
i I
2 2 3 3 2
2 3 2 2 2 1 2 2 75
0
\'::)
61
62
2 2 2
2 2
3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 3 3 2
2 2
--
<
'
1 1 1 3
56
2
2 3 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 3 2 3 2 1 1 3 2 2 ff!
63 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 1 3 3 3 3 4
4 4 4 4 2
3 4 2
4 4 4 4 3 104
64 3 2
3 4 3 2 3 3 3 3 3 1 4 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 84
65 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 1 1 2 2 ff!
66 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 70
fiT 2 1
68 2 2
2 2
·j
3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 00
3 3 3 2 3 2 3 3 3 ·2 2 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 4 3 2 1 1 3 1 2 76
2
2 2 1
2 2 2 2 1 2 2
3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 57
69
70 3 3 3 2
3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 ·1 <
'
1 1 1 3 71
71 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 2 2 1 1 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 00
72 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2
73 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2
3
2 3 3 2 2 1 3 3 3 2 3 3 2 1 3 4 2 75
2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2
3 1 3 2 2 52
4 3
74 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
4 2
4 3 2
3 3 2 2 2
3 2 89
75
76
2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2
2
3 2
3 3 2 2 3 2 2 2 3
2 4 1 1 1 2 64
3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 1 4 2 3 2 78
77 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
78 2 2
3 3 2 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 64
3 1 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2 2
~
~
2
3 3 3 3 2 2 2 1 2 00
79
3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 2 3 <
' 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 96
80 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 3 2 2 4 1 1 2
3 58
81 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1
4 2 1 2 2
3 2 1
4 2 1
3 1 2 3 1 1 2 2 61
82 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1
2 1 2 1 1 2 2 1 1 1
3 49
83 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2
84
3 1 3 1 2 3 2 1 3 3 2 3 1 3 1 2 62
3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 73
2 2 2
85 2 2 2
3
3
2 2 2 2 2 2 2 4
2 2
4 2 2
3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 ff!
TOTAL
188 196 194 197 195 169 193 190 197 197 200 181 219 211 197 205 196 190 151 181 203 183 189 193 204 190 215 150 180 191 195
0
P11u111ur
s: 0
;;o I
;;o
m
,, Cl>
0
z
c m
z
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1 3 2 3 3 3 4 3 5 3
3 3 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3
3 3 4 3 4
3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3
2 2 2
2 2 2 2 2 1 2 2
3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3
2
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 2
2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3
3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3
2 2
2
3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3
3 4
3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jml
1ernaaao1,,,001na
3
6
0
~•Kap
2
3
7 3 8 4
z
cuur r-em· ·aman
1
3 3 3 3
4 3 2 3 3
4 4 4 4
4 3
4 3 3 3 3
4 4 3
102
2 2
3 2 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
2 1
2 1 2
84
2 88
2 4 4
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 2 3 3
2 4 4 3
2 98
2 3 3 3
2 4 4 1 3 2 4
4 3
4 3 4 3 4 3
100
3 3 4 4 3
2
4
2
3 3 3
3 4 3
3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 1 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
90
72
98
3 2 4 2 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3
4 3
4
2 2 2 2
4 2
3 2 2 3
2 1 3 3
3
2 2
3
2 3 3 3 3 2
4 2
I
3 3 3 4 3 3
4 4
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3
4 3 3 4 4
3 3 3
4 4
99
101
3
3 3 3 2
3 2 2 2 2 2
4 3 2 2
3 3 3 3 1 3
2 3 3
2 3 1 1 3 3
2 76
4 4
2 3 3 4 2 2 3 3
4
4 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2
3 3 1
2
3 3
4
3 3
2
4
2
3 1 3
2
v
4
4 3 3 3 1
3 1 3 3 3 3 3
1
3
4
2
2
4 4 3
2 1 2 86
1 1 2
3 3 4
4 3 4
106
2
3
3 3 3 3 3 3 4 3
2
2
3 2
3 3 4
2 2
2 2
3
3
4
2 2 2
4 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 3
4 4
3
3 3 3
3 3 3 4 3 3 4 4 3
66
90
106
•
3 3 3 3
3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3
2
2
4 2
3
3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 1 2 3 2
3
3 3
4 3 4 1 4 4 3 3 3 2
3 4 4
2
3 3 1
1
3
4
1
2 2 1
4 4 3
2 3 3
3 3 2
4 4
3 3
2
2
4 3 3 3 3 3 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
81
89
96
89
84
97
2
4 2
4
•v 4
I
3 3 3 4
2 2 1
4 3 3 3 3
4 3 3
4 4 3
4 3 4 3 3
4 4 3
4 4 4
2
4
4 4
4
2
4 4 4 3
4 3 3
2 108 108
0 ,__;
i
26
27
28
29
30
31
32
3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 3 2 3 4 4
2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2
2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 3 3 2 1 1 3 1 3
3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 1 3 3 3 77
3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 111
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4
2
3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 1 3 4 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 91
4 4 2 4 3 102
~
"3
1
2
3 3 3 3 4 3 1 3 1 1 3 87
63
33
34
35
36
37
38
39
40
41
44
45
3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 105 109
2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3
3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 103
2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 1 3 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 87
3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 1 4 3 3 97
3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4
?
3
3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2
3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 I 3 .4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 109 108 103 102
3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 1 3 94
3 4 3 2 2 3 90
v
3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 3 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3 ? 4 v 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 107 100
3
3 3 3 3 4 3 3 2 <
' 3 3 3 85
42
43
46 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 100
47 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 91
48 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 1 3 3 2 86
49
50
51
3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3
3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 1 3 3 3 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 110
3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 97
?
v
2 1 3 3 3 93
7: c.J
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 4 3 3 1 2 4 3 3 l8
53 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 99
54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 95
55
56 57 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 2 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 109 100 101
58 3 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 1 4 4 3 3 3 4
3 2 3 3 2 92
59 60 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 115 103
61 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 79
62 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3
,v
3 3 4 4 3 100
63 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 95
64 65 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 103 102
66 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 1 2 3 4 3 3 3 3 1 1 2 3 3 82
67 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 0
v
4 3 3 96
68 69 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 105 105
70 71 72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 ,v3 4 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 102 108 104
TOTAL 215 244 240 218 240 228 246 245 207 207 210 230 252 209 203 211 217 223 219 195 227 225 229 232 220 228 211 204 231 226 204
0
-.<::
l ()!'
1iran 6
r Hasil Uji Daya Diskriminasi Item Skala Sikap Terhadap Konflik Peran 1k korelasi person lihat kolom riX 1k korelasi spearman dengan koreksi efek superious overlap lihat kolom ri(X-1)
1m
I
t ~ ~
; j r
l l 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
2 3 4
Sl:I
""I
0.6426 0.9146 0.5829 0.8386 0.8462 0.5680 0.7273 0.7303 0.2089 0.6800 0.9344 0.8701 0.6800 0.9123 0.7732 0.6375 ' 0.5884 0.7788 0.8563 0.6290 0.7273 0.5975 1.0766 0.6426 0.5699 0.6204 0.9263 0.7521 0.8860 0.5993 0.8334 0.8112 0.8244 0.6509 0.4995 0.6204 0.6375 0.4250 0.8725 0.8538 0.8046 0.6878 1.0776 0.6607 ~
~
~
0.4129 0.8366 0.3398 0.7032 0.7161 0.3226 0.5290 0.5333 0.0436 0.4624 0.8731 0.7570 0.4624 0.8323 0.5978 0.4065 0.3462 0.6065 0.7333 0.3957 0.5290 0.3570 1.1591 0.4129 0.3247 0.3849 0.8581 0.5656 0.7849 0.3591 0.6946 0.6581 0.6796 0.4237 0.2495 0.3849 0.4065 0.1806 0.7613 0.7290 0.6473 0.4731 1.1613 0.4366
r•x 0.2303 0.1383 0.2386 0.2161 (0.0151 (0.0234' 0.2540 0.2397 0.3369 0.2202 0.5165 (0.1286 (0.0566 0.5150 0.4821 0.6022 0.0647 (0.1364 (0.0358 0.3354 0.3026 (0.0069 <0.0490 0.1239 0.4737 0.3907 (0.1244 0.4257 (0.2563 0.3G92 0.5271 0.5008 0.5326 I0.1248' 0.5075 0.0325 0.3585 0.0259 0.3555 0.3189 0.4462 0.5009 0.0391 0.0934
ru x-11 0.1898 0.0788 0.2020 0.1627 (0.0705' (0.0606' 0.2085 0.1938 0.3247 0.1771 0.4694 <0.1841 (0.1009 0.4690 0.4417 0.5745 0.0261 (0.1860 (0.0917 0.2980 0.2583 (0.0460 rn.1190' 0.0821 0.4439 0.3554 (0.1835 0.3840 (0.3094' 0.3345 0.4858 0.4593 0.4921 I0.1665' 0.4826 I0.0082 0.3213 W.0020' 0.3040 0.2672 0.4024 0.4660 10.0316) 0.0502
:6 ,7 18
.9
,o ,1 i2 i3 4 ,5 i6 ,7 ,8 i9
:o :1 i2 i3 4 i5 i6 i7 i8 i9 0 '1 2 '3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 tal
0.9252 0.6575 0.5736 0.4995 0.6575 0.7676 0.5993 0.9436 0.4614 0.6816 0.5287 0.8334 0.6509 0.6607 0.6204 0.6542 0.6878 0.7978 0.6925 0.5829 0.6816 0.4544 0.5623 0.7676 0.7391 0.5122 0.6525 0.7648 0.6704 0.6800 0.6768 0.5736 0.4995 0.8309 0.6704 0.7951 0.5642 0.6831 0.7094 0.6375 15.2320
0.8559 0.4323 0.3290 0.2495 0.4323 0.5892 0.3591 0.8903 0.2129 0.4645 0.2796 0.6946 0.4237 0.4366 0.3849 0.4280 0.4731 0.6366 0.4796 0.3398 0.4645 0.2065 0.3161 0.5892 0.5462 0.2624 0.4258 0.5849 0.4495 0.4624 0.4581 0.3290 0.2495 0.6903 0.4495 0.6323 0.3183 0.4667 0.5032 0.4065 232.0129
0.3124 0.1840 0.3869 (0.3454 0.3505 (0.1766 0.4128 0.5476 0.0872 0.3939 0.3617 0.4602 0.2929 0.4299 0.3719 0.3387 0.5137 I0.2909 0.5637 0.4672 0.2836 I0.0311 0.1875 0.2083 0.2150 0.1556 0.3022 0.4801 0.2280 0.4203 (0.1175 0.5630 (0.0343 0.2130 0.4336 0.489'1 0.5129 0.5318 0.3770 0.5154
0.2561 0.1419 0.3542 10.3738' 0.3118 (0.2247 0.3794 0.5020 0.0570 0.3551 0.3310 0.4154 0.2532 0.3936 0.3360 0.2999 0.4793 10.3377 0.5315 0.4365 0.2417 I0.0608 0.1515 0.1594 0.1680 0.1225 0.2625 0.4400 0.1856 0.3825 (0.1610 0.5365 (0.0670 0.1601 0.3969 0.4478 0.4848 0.4984 0.3360 0.4847
1piran 7
1>r Hasil Uji Validitas Skala Sikap Terhadap Coping uk korelasi person lihat kolom riX uk korelasi spearman dengan koreksi efek superious overlap lihat kolom ri(X-1)
e111 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 !1 t2
!3 !4 !5 !6 ~7
!8 ~9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
.o
1 2 3 4
"
SI
0.5287 0.7391 0.6878 0.6375 0.7620 0.7463 0.7018 0.6375 0.6011 0.4448 0.7229 0.5016 0.8046 0.7184 0.5388 0.5016 0.7606 0.5623 0.6509 0.8059 0.7391 0.7634 0.5080 0.6768 0.6575 0.7829 0.6768 0.6800 0.5016 0.8334 0.6575 0.4951 0.5699 0.5388 0.5993 0.8334 0.6704 0.5680 0.6170 0.6308 0.6256 0.6256 0.5408 0.6426 n
7<:') 1
s,,,. 0.2796 0.5462 0.4731 0.4065 0.5806 0.5570 0.4925 0.4065 0.3613 0.1978 0.5226 0.2516 0.6473 0.5161 0.2903 0.2516 0.5785 0.3161 0.4237 0.6495 0.5462 0.5828 0.2581 0.4581 0.4323 0.6129 0.4581 0.4624 0.2516 0.6946 0.4323 0.2452 0.3247 0.2903 0.3591 0.6946 0.4495 0.3226 0.3806 0.3978 0.3914 0.3914 0.2925 0.4129 n r::.ar::.a
rix
rl 1 x .11
0.2686 0.3020 0.4080 0.3645 0.1407 0.1868 0.4647 0.4294 0.3590 0.4040 10.1825 !0.2312' 0.2098 0.1632 0.2713 0.2301 0.1834 0.1432 0.0739 0.0435 0.5075 0.4693 0.1508 0.1170 0.4148 0.3676 0.0674 ---0.0182 0.4888 0.4600 0.5332 0.5079 0.1724 0.1212 0.3647 0.3306 0.2548 0.2125 0.3253 0.2746 0.5254 0.4873 0.3924 0.3468 0.5134 0.4871 0.4630 0.4254 0.2655 0.2229 0.4810 0.4382 0.3685 0.3274 10.30591 I0.3472) 0.2816 0.2496 0.2047 0.1491 0.2936 0.2517 0.4638 0.4366 0.2996 0.2635 0.2600 0.2251 0.4362 0.4021 0.3937 0.3439 0.3821 0.3419 0.3002 0.2642 0.3954 0.3589 0.4221 0.3857 0.5575 0.5270 0.5045 0.4715 0.4327 0.4019 0.6714 0.6461 f\ '1 A Fa
n "'nn
A
lo(!
16 17 18 19 ;o
51 >2 )3 ~ )0
>6 ){ )0 )~
>U )'(
'" ),j
i4 >5 16 tI
i8 i!:! 'u '1 L
nlah
0.4250 0.6290 0.6688 0.4995 0.8165 0.5059 0.6375 0.5428 0.5122 0.5080 0.7169 0.6816 0.7521 0.5287 0.4752 0.6752 0.6170 0.5736 0.5408 0.5287 0.7549 0.4729 0.4951 0.4951 0.6426 0.5080 0.5507 14.5987
0.1806 0.3957 0.4473 0.2495 0.6667 0.2559 0.4065 0.2946 0.2624 0.2581 0.5140 0.4645 0.5656 0.2796 0.2258 0.4559 0.3806 0.3290 0.2925 0.2796 0.5699 0.2237 0.2452 0.2452 0.4129 0.2581 0.3032 213.1226
(0.0224' 0.3118 0.5126 0.4626 0.5118 0.3716 0.2266 0.2116 0.1877 0.3316 0.3785 0.2626 0.4568 0.3501 0.1897 0.3088 0.7100 0.3308 0.4200 0.3495 0.1451 10.3011 l 0.2978 0.1687 0.3587 0.5898 0.1453
10.0514) 0.2721 0.4777 0.4351 0.4687 0.3411 0.1845 0.1756 0.1535 0.3001 0.3353 0.2184 0.4146 0.3177 0.1581 0.2661 0.6880 0.2951 0.3888 0.3171 0.0940 I0.3301' 0.2664 0.1355 0.3194 0.5664 0.1081
... "'''"• uuLn 11.C"••• .;Jl\Cllct n.ur11111\
1
2 3 4
5 6 7
.•
8
)
9
••
10 11 12 13
)
I I I
•
I
I
'' I
I '
14
1
2
1 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3
2 3 4 3 4 3 3 3 4 2
15 16 17 18 19 1 20 4 21 4 22 2 23 3 24 2 25 2 26 3 27 2 28 1 29 2 30 2 31 2 Jml
88
3
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 1 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 2 4 1 1 4 2 1 3 2 3 92 101
4
5
6
7
8
2
1 2 1 1
2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 3 2 2
2 2 1 2 2
2
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 1 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3
75
94
2
2 3 2 2 2 2 1 2
1
2 3 3
1 1 1 2 2 2 1 3 2
2
2
2 2 3 1 2 3
2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 46
2
2
2 3 3 2 2 1 1
3 3 67
2
3 3 2 2 3 2 2 2 1
2
1
1 1 2 2 2
2 2 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 3 1 2 1 2 52
t"'er-an
17
18
19
20
2
2 4 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2
2 1 1 2 1 1 1 1
2 1
2 2 2 2 3 2 2
2 2
2
2
2 1 2 1 1 2 2 2 4 1 2 1
1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 53
10
11
12
13
14
15
2
2 2 2 3 2 2 2
2 2 2 3 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 1 2
2 3 2 2 2 2 3
2
2 2 2
2 2
2 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4
2 2 2 2
2 2 2 2
1 2 2 3
2 2 2 2 2 2
2 2
2 2 2 2 2 2
2 2 2 4 3 3 ~
"-
2 4 1 1 3 1 2 3 2 1 2 1 2 4 3 68
2 2 2
2 3 4 3 2 3 4 2 2 3 4 3 4 3 2 3 3 1 1 2 3 78
1 4 3 2 2 2 2
1 4 4 2 3 2 2 2 3 1 2 4 2 71
2
2
1 3 2 2 2 1 3 1 2
2 2 1 2
2 3
2 1 2 1 2 2
3 4 2 4 3
2
2
58 100
2 2
2 2 2 2 2 2
2
2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 4 1 3 4 3 67
2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 2 1 2 60
{r\.""t"'/
16
9
2 2
2 2 3 2
2 2 2
2 1 2 2 2 2 3 4 2 3 2 66
1 4 3 3 2 3 2 4 1 3 4 2 90
2 54
2 2
2
1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 <
•
1 2 2 3 4 1 2 1 2 56
21
22
2
2
2 2 1 1 1 2 2
2
2 2
2 1 1 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 2 2 2 4 1 2 1 2 51
2
2 2 2 3 2 2 2
3 1 3 3 3 3 3 2
1 1 2 2 3 2 3 2 1 1 3 2 2
23 4
24 3
2
4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2
2
2
3
2 2 2 3 2 2 2 2 2
3 4 2 4 4 4 4
3
67 104
4 3 2 3 3 3 3 3 1 4 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 84
25
2
3 2 2 3 2 2 2
2 ?
v
3 -:;2 2 2
2 4 1 1 2 2
67 ~
Cl
~
26 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 2 3 3 2 1 3 4 2 75
27 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 4 1 1 1 2 64
28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 64
29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 3 2 2 4 1 1 2 3 58
30 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 4 2 1 2 2 3 2 1 4 2 1 3 1 2 3 1 1 2 2 61
31 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 3 49
32
33
2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 3 1 2 3 2 1 3 3 2 3 1 3 1 2 62
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 73
34 35 36 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 2 1 2 1 1 3 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2 2 1 1 2 2 3 1 4 1 3 1 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 1 1 2 1 3 1 1 3 2 2 2 67 66 52
part1 38 43 43 46 42 35 43 42 43 42 42 36 51 47 46 45 44 44 29 40 52 40 40 39 46 39 55 26 40 43 42
part2 37 35 37 43 37 34 37 35 40 38 39 35 54 45 39 45 40 42 26 35 47 37 36 41 43 38 49 23 34 37 39
TOTAL
X2
75 78 80 89 79 69 80
5625 6084 6400 7921 6241 4761 6400 5929 6889 6400 6561 5041 11025 8464 7225 8100 7056 7396 3025 5625 9801 5929 5776 6400 7921 5929 10816 2401 5476 6400 6561
77 83 80 81 71 105 92 85 90 84 86 55 75 99 77 76
80 89 77 104 49 74 80 81
Reliabilitas alpha 0.949673766
~
~
0
K.t:LIAi:SILI I A~ ALPHA SKALA COPING Nomor Butir Item Skala Coping
1 2 3
4 5 6 7 8
'
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jml
1
2
3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 4 3 2 98
3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 1 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 100
3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 1 1 3 3 2 76
4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 1 2 2 1 2 86
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 90
6 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 106
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3 2 2 1 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 84
8 9 10 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 1 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 2 3 108 108 102
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 105 103
2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 1 3 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 87
3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 1 4 3 3 97
3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 100
3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 1 3 3 3 85
3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 109 108 102
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 1 3 3 2 86
3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3
3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4
3 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 92
4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 100
11
12
3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 1 3 4 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 91
3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
19
97
1 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 93
26
27
oart 1
oart2
TOTAL
X2
reliabilitas aloha
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4
4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4
43 48 49 44
44
49 50 41 40 41 46 49 41 36 42 45 42 43
48 48 38 38 39 43 47 38 39 39 38 44 45 31 41 41 44 45 40 44 38 40 44 42 37
81 95 95 84 92 88 97 98 79 78 80 89 96 79 75 81 83 86 88 65 84 83 88 86 83 87
6561 9025 9025 7056 8464 7744 9409 9604 6241 6084 6400 7921 9216 6241 5625 6561 6889 7396 7744 4225 7056 6889 7744 7396 6889 7569 5184 5184 8281 7744 5476
0.850413835
48
38 47 46 40 44
3
3 3 3 3 4 3 3 96
3
44
34
43 42 44
41 43 43 34
32 47 40
37
72
72 91 88 74
I I
..
108 N
Lampiran 10
BLUE PRINT SKALA KONFLIK PERAN (Setelah Try-Out)
ASP EK
NOMORITEM
INDIKATOR
-
+ 1. Konflik peran sebaaai ibu a. sebagai orang tua.
I
b. sebagai ibu · rumah tanaaa 2. Konflik peran sebagai istri
3. Konflik peran sebagai pekerja
+
TOTAL
-
I Pengasuhan anak 26 Komunikasi dan 1,17. interaksi dengan anak ~ Pemenuhan kebutuhan dan pendidikan anak Hubungan emosional
13,27,32
Pekerjaan rumah tanooa Waktu untuk keluarga Pemenuhan kewajiban sebagai isteri Komunikasi & interaksi dengan suami Tuntutan suami Hubungan emosional
36
Waktu dan peraturan kerja Rekan-rekan kerja Menentukan prioritas Bekerja
-
-
16
1 2
1
1 3
35
-
1
1
-
3
-
3
-
•
2 3
1 1
1
-
I
1
28
8,31.
1
2
3
4,14,22 29
18 5,21.
3 1
1 2
4 3
9,34.
30
2
1
3
10,24,33
12,15.
3
2
5
23,25. 6,7,11.
19
2
1
3
20
3
1
4
Keterangan:
+ = Favorable
Jumlah Item
Unfavorable
Lampiran 11
BLUE PRINT SKALA COPING (Setelah Try-Out)
INDIKATOR
COPING
1. Structural role redefinition
2. Personal role redefinition
3. Reactive role behaviors
-·
·--··
NOMOR!TEM
Konflik sebagai ibu
4,10,14,26,27.
Konflik sebagai istri
16,21.
Konflik sebagai pekerja
5,7.
Konflik sebagai ibu
1, 18.
Konflik sebagai istri
8, 11, 17,22,25.
Konflik sebagai pekerja
3,12.
Konflik sebagai ibu
2,15.
Konflik sebagai istri
9,19,23.
Konflik sebagai pekerja
6, 13,20,24.
Lampiran 12
Kepada yang terhormat, lbu Di tempat Bismillahirrahmanirrahim Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam teriring doa saya sampaikan semoga ibu selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amin. Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan penelitian mengenai konflik peran ganda yang dialami buruh perempuan pabrik yang telah berkeluarga dan usahanya dalam mengatasi konflik tersebut. Saya mengharapkan ibu untuk mengisi skala ini. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi ibu. Dari hasil penelitian ini, ibu dapat mengetahui tingkat kontlik peran ganda apa yang telah ibu lakukan untuk mengurangi konf!ik peran tersebut. Di samping itu dari hasil penelitian ini, dapat diketahui usaha-usaha yang seperti apa yang dapat mengurangi konflik peran yang ibu alami. Pada halaman berikut ibu akan menjumpai beberapa pernyataan beserta cara pengisiannya.
lnformasi atau data-data yang ibu berikan sangat
bermanfaat bagi penelitian saya guna penyusunan sl
Atas kesediaan ibu meluangkan waktu untuk mengisi skala ini saya ucapkan banyak terimakasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jakarta, Juli 2004, Peneliti
l I~
RAHASIA
DATA PRIBADI Nama Usia Pendidikan akhir Jabatan di pabrik Sudah bekerja selama
...................... tahun.
Waktu kerja selama sehari Jumlah anak Usia
Pendidikan
Anak ke-1
...... bulan/tahun,*
Anak ke-2
......... bulan/tahun, *
Anak ke-3
....... bulan/tahun, *
Dan seterusnya
......... bulan/tahun, * ...... bulan/tahun, *
Pekerjaan suami Pendidikan akhir suami Motivasi kerja
li1
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat 63 buah pernyataan yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian I (skala coping) dan II (skala konflik peran). Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataanpernyataan tersebut sesuai dengan diri anda, dengan cara memberi tanda silang ( X ) dalam kolom yang telah tersedia dengan pilihan: SS
: Sangat Setuju
TS
: Tidak Setuju
s
: Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah, karena itu pilihlah yang paling sesuai dengan diri anda.
Contoh:
~N-o~~~~~~~-P-E_R_N_v_A_T_AA~N~~~~~~J=s; I Saya senang menonton wayang golek.
s
I TS
I
STS
Bila anda Sangat Setuju, berilah tanda silang ( X) pada kolom SS. Bila anda Setuju, berilah tanda silang ( X) pada kolom S. Bila anda Tidak Setuju, berilah tanda silang ( X) pada kolom TS. Bila anda Sangat Tidak Setuju, berilah tanda silang ( X) pada kolom STS.
I.
No 1.
PERNYATAAN Saya akan cepat tiba di rumah untuk menghadiri acara keluarga.
2.
Sa ya
bangun
pagi-pagi
sekali
untuk mengerjakan
pekerjaan rumah tangga walaupun masih ngantuk.
3.
Agar tidak jenuh selama bekerja, saya akan mengobrol dengan teman kerja.
SS
s
TS
STS
No 4.
SS
PERNYATAAN Karena lelah berkerja seharian, anak-anak saya suruh bermain dengan teman-temannya.
5.
Saya minta tolong kepada anak-anak untuk memijat saya karena lelah bekerja.
6.
Walaupun rekan kerja saya tidak suka dengan saya, saya akan bersikap baik dengannya.
7.
Saat saya sakit, saya akan minta teman untuk tukaran jadwal kerja lembur.
8.
Saya akan menyelesaikan masalah dengan suami setelah amarah suami saya redam.
9.
Agar suami saya tidak marah, ketika di rumah saya akan memperhatikannya
walaupun
mengorbankan
waktu
istirahat saya.
10.
Anak saya mampu menyiapkan segala keperluannya sehari-hari sendiri.
11.
Saya akan mengintrospeksi diri setelah berselisih paham dengan suami.
12.
Agar saya tidak menjadi tulang punggung keluarga, saya menyarankan suami untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
13.
Sa ya akan menghabiskan semua/sebagian gaji untuk keperluan rumah tangga,walaupun saya ingin membeli keperluan sendiri.
14.
Agar perkembangan anak terperhatikan, saya min ta kepada
orang
tua/mertua
untuk
memperhatikan
perkembangannya.
15.
Sesekali saya akan merayakan ulang tahun anak agar dia merasa bahagia walaupun mengeluarkan banyak
s
TS
STS
uang.
16.
Saya minta to long kepada orang tua/mertua untuk menjaga suami saya pada saat sakit.
17.
Sa ya lebi~ mendekatkan diri kepada Tuhan dalam menghadapi masalah dengan suami.
18.
Ketika anak sakit saya akan cepat tiba di rumah.
19.
Walaupun badan pegal-pegal saya akan memenuhi kebutuhan batiniah saat suami memintanya.
20.
Walaupun pekerjaan saya membosankan, saya akan terus menjalaninya demi memenuhi kebutuhan keluarga.
21.
Karena tidak sempat masak,
saya membeli makanan
untuk suami dan anak-anak di warung nasi.
22.
Saya akan menunda sebentar apa yang sedang say a kerjakan agar dapat melakukan perintah suami.
23.
Sa ya
akan
melayani
kebutuhan
suami
walaupun
pekerjaan rumah tangga banyak yang belum dikerjakan.
24.
Saya rel a mengorbankan waktu tidur malam untuk lembur
agar
mendapatkan
tarnbahan
pemasukan
keluarga.
25.
Saya akan menyelesaikan pekerjaan rum ah tangga sebelum suami pulang, agar dapat melayani suami saat dia pulang.
26.
Sa at saya lembur, say a minta to long suami untuk menjaga anak-anak di rumah.
27.
Sa ya melatih anak-anak agar dapat mandiri dengan memberikan masing.
tug as
merapihkan
kamarnya
masing-
II.
SS
No
PERNYATAAN
1.
Menurut saya komunikasi antara saya dengan anakanak menjadi berkurang sejak saya bekerja.
2.
Semenjak bekerja, say a merasa kurangnya
waktu
kebersamaan dengan keluarga.
3.
Saya merasa tidak enak ketika tidak dapat memenuhi perintah suami.
4.
Suami saya terlalu menuntut perhatian yang lebih sehingga membuat saya pusing membagi waktu.
5.
Dukungan suami membuat saya merasa tenang ketika bekerja.
6.
Semenjak bekerja kondisi fisik saya semakin melemah.
7.
Saya terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan saya dan keluarga.
8.
Komunikasi saya dengan suami tetap lancar seperti sebelum bekerja.
9.
Menurut saya pekerjaan di pabrik membosankan.
10.
Saya mudah tersinggung ketika rekan kerja berbicara yang tidak enak kepada saya.
11.
Keterpaksaan
bekerja
membuat saya kesal ketika
bekerja.
12.
Rekan kerja saya dapat diajak bekerjasama.
13.
Deng an bekerja saya merasa kurang dekat dengan anak-anak.
14.
Saya merasa suami saya terlalu banyak menuntut.
15.
Teman masalah.
kerja
saya
dapat
menjadi tern an berbagi
s TS STS
12/
SS
No
PERNYATAAN
16.
Anak-anak sud ah mengerti ketika saya tidak bisa menemaninya belajar.
17.
Saya merasa kecewa tidak dilibatkan anak-anak daiam masalah pribadi karena keterbatasan waktu saya.
18.
Suami saya tidak banyak menuntut karena memahami waktu kerja saya.
19.
Saya mampu membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan.
20.
Dengan bekerja saya menjadi lebih mandiri.
21.
Suami say a senang karena saya dapat membantu ekonomi keluarga.
22.
Saya tidak sanggup memenuhi tuntutan suami.
23.
Dalam kondisi ekonomi yang berkecukupan, saya lebih memilih menjadi ibu rumah tangga.
24.
Sikap
rekan
kerja
yang
tidak
dapat bekerjasama
membuat saya tidak betah bekerja.
25.
Saya bingung dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga.
26.
Dengan bekerja saya merasa kesal karena tidak dapat mengasuh anak secara keseluruhan.
27.
Anak-anak saya protes karena saya bekerja.
28.
Stres saya di pabrik dapat mengganggu komunikasi saya dengan suami.
29.
Sikap suami saya menjadi kasar sejak saya bekerja.
30.
Saya senang perusahaan memudahkan saya dalarn hal perizinan.
s
TS STS
PERNYATAAN
No 31.
Waiau pun
kurangnya
waktu
SS
kebersamaan
dengan
suami, saya selalu memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan suami.
32.
Saya merasa anak saya tidak mau mendengar nasehat.
33.
Saya tidak dapat konsentrasi dalam bekerja ketika ada masalah dengan teman kerja.
34.
Saya merasa terbebani dengan waktu kerja di pabrik.
35.
Anak saya jarang merengek minta jajan.
36.
Sa ya
menunda
sebagian
pekerjaan
rumah tangga
karena lelah.
Tolong jangan melewatkan satu nomorpun. T erimakasih
--FY--
s
TS STS
1'tu111ur cu1ir rernya1aan <:>Kala \JOp1ng 1 2 3 4 5
'
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
35
1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3
3 2 2
2 3
4 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3
3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 2 4 3 3 2
3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3
4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 2 2 3 4 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 3 1 3 1 1 3 3 2 1 3 2
3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 4 3 4 3 3 4
3 3
2 3 2 3
4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 1 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 4 3 3 3
2 4 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2
4 3 3 2
4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3
4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 2 2 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3
3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 1 3 4 4 4 3
4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4
4 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 1 4 4 3 3 3 4 2 2 4 2
4 4 3 3
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3
4 3 2
4 3 4
4
4
4 4
4 2
4 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 4 3 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 4 4 2
1
1 1
4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 1 1 2 3 4 4 2 4 3 - 11 2 2 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 3 3
1
2 4 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4
4
4 4 4 4
4 2 2 4 3 3 3
1
3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
4 2 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 4 2 4 2 2 2 2 4 2 3 1
1 1 3
1
3 3 2 3 3 1 1 1 3
4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 1 1 3
4 4
4 4 3 4 4 4
4
4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3
4 3 4 4 4 3
4 4 3 4 4 4 4
27 3
4 4 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3
4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4
36 3 37 3 38 3 39 4 40 3 41 3 42 3 43 4 44
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
4 3 3 3 4 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4
2 3 2 1 2 3 2 2 1 3 4 4 1 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3
2 3
2 3
2 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2
2
2 1 3 3 3 3 2
2 2 2
2 2 3 3 3 1
2 2 3 2 3 1
3 2 3 3 2 3 2 2 1
3
3 4 3 4 1 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 4 3
3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4
3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 2 3 1 3 1
4 4 4 3 3 3 4 3 3 4
2 3
2 3 1 3 2 3 1 3 2 2 4 2 1 3 3 3 4 4 2 2 2 4 3
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2
4 4 4 3 2 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4
3 2 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 1
2 3 4 3 3 3 3 1 3 2 4 3
3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 2 2 2 1 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3
3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 4 1 3 1 2
3 4 3 3 1 3 3 3 3
4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3
3 3 2 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4
3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3
3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 2 2 2
4 3 2 4 4 3 3 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3
3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 2 2 4 3 3 2 2 2 2
1
z 0
s;: 0 ;o I
;o
m (/)
lJ
0
z
0
m
z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
3 3 2 3 4 3 3 2 2 2
3 3 3 2
" 4 3 3 3 4 3 3 2
3 2 4 3 3
;s
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2
2 2
2
3
3
2 2
2
4 3 1 4 3 1 3 1 2 2 2
1 3 2
3 3 3 3 4 3 2 2 2
3 2
4 3 4 3
4 2 2
5 2
2
1 1 1 2 1 2 2 2
3
1
1 2
3 3 2 2
2
,.,
2
2
3
1 1
'
2
2
3 3 3 3
2 2 2 2
2
2
2
1 3 2 1 1 2
3
2
2
1
3 4
1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2
4 3 3
2 2 2
2
4 4 3 3 3 4 4
1
2
2
1 2 2
2
3 3 3 4 3
3
2
2
3
2
2
1 1 1 1 1
2
4
2
2
2
1
2 2
3 3 3 3 2 4 3
2
1
1
2 3 2 2 3 3
10
2
1
1 2 2
9
2 3
2
2 2
1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 3
2 2
3 3
4
3
3 1 3 3 4
8
4 3
2 4 2 3 3 4 1 4 2 1 3
2
2
2
7
2
2 2
4 3 4 4 3 1 3 3 3 3 4 3 4 3
6 4 3 2 3 4 3 3
1
1 2 1
3 3
11
12 2
3 3 1 2
2 2 1
2
2
3
3
2 2
2
3 2
2 2
2 2
2 2 2
3
2
1
2 2 2
4
1
3
2
2
s
4
2 3
1
2
2
1 4 2 2
2 2 2
2
3
2
2
3 1 1
1 4 1 1 2 2 2 2 4 3 2 2
2
1 2 2 2 2 2 4 2 3
2 2
1 2 2 2 2
1 1 2
2 2 2
1
4 2 1 2
2 1 1 1
2
13
14 2
4 3 1 3 3 3 3
2 3 2
2
2
2 1 4 3 3 2 2 3
3 2
2
2 4 3 2
3 1 1 3 1 3 2 2 2 2 2
2 1 2
2 2
3 2
18
19
1
. 3
2
2
3
1 2
2 2 2
3
2
2 2
3 4
2 2 2
3
2 2 2
15 1 2
2 2
2 2 2
1 2
16
2 1 1 2 2 2 2
2
2 2
2 2
1
2
2
2 2
1 2 2
1 2 2 2 2
1 2
4 2 1 1 2
1 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 1
1 1 2
2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1
17
2 2
2
2 3
2 2
3
2
2
2
1
2
2
2
2
3 2 3 3 3 3 2 4 1
.2
1 2 2 1 1 2 3 2
2
2
1
3 3 3 1
1 1 1 2 2 1 4
1 1 1 1
1
1 1
,
I
1 1 2 3 3 3 2
1 2 2 2 2
1
1 1 1
1 2 1
2
1
2
2
2
1
1
2
1
1
z 0 ~
0
::u I
::u m (/)
'"U
0
z 0
m
z
35 36 37 38 39 40 41
42 43 44
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 53 59 60
4 3 3 2 3 2 2 1 3 3 2
3 4 2 1 4 3 3 2
3 3 2 2
2 4 2
4 3 3 2 3 1 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 ?. 4 3
3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
3 2 4 2
2 2
3 3 4 2 2 2
2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
,.,,_
2 1
2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1
1 1 2 2
1 1 2
2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4 2 2 3 1 2 2 2 2 3 3 1 4 2
3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4
1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 4 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1
3 2 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 3 1 3 2
1 2 3 2 4 3 2 4 2 3 2 3 2 1 3 2 1 2 2 3 2 2
3 ?
2 3
1 2 3 2 4 2 1
3 2
4 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 4 2 1 4
2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 i 2 2 2 2 1 2
1 2 2 1
3 2 3 2 2 1 2 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2
1 2 3 3 2 2 1 1 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 ,_ "
2 2 1 2
4
2 1
3
2
2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 1 3 3 2 2 1 4 1
",_ 2 2
2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3
3 4 3 2 3 3 2 2
3 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2 2 3 2 2 1 1 " 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2
2
2
3 2 3 2
1 2 3 1
1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 4 1 1 1
I
2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1
1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 1 3 1 2 ·1
2 1 2 2 2
1 2 2
3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2
4 3 2 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4
3 4 2 4 2 1 4 2
4 3 4 4 1 4 4 3 4 4 4 3 3 1
2 2
3 1 2
2
2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 4 4 3 2 3 3 2 4 4 2
4 3 1 3 4 3 2
3 4 3 1
2 3 1 3 3 3 2 2 3 4 3 2 4 2 2 3 2 2 2 3 1 4 3 <
'
2 1 2 2
2 4 1 3 4 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 4 3 2 3 2 1 4 2 2 3 2 3 2
2
2
2
2
2
2 1
1
1 3 2 4 3 3 3 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2
1 3 2 1 3 2
2 2 2 2 2 1
2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 1
2 2 3 2 1 2 1 2
1 2 3 2 2 2
1
1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2
1 1
1 1 2 2 2 1 2 1
2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 3 1 2 2 2 2 1 1 1 2
2 1
1 2 1 1 1 2 1 1
2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1
1 1 1
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 1 3 1 1
1 1 2
4 3 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2
1 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 2 3 2 2 3 2 1
3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2
4 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 2
3
3 4
3
2
2 4 2
3 3 2 1 2 2
4 2 1 2 3
2
1
2 3 4 4 1 1 2 4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2 1
1 2
2 3
2 2 2
2
2
2
2
2
3
2
2
3 4 1 3 2
84 86 64
87 93 94 88 74 83 70 86 86 99 80 74 89 75 72 87 90 69 100 69 57 80 66 77 76 81 68 74 63
-
2 2 2 2
2 2 2 3
2 2 3 4
2
1
2 2
2
1 2
3 2
2 2 2 2 2 2 1 2 2
1 2 2 2 2 2
2
1 1 1 2
2 2
2
2
4
2
2
2
3
2
1
2
2
1 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
1
4
2
2
2
2 3 2
84
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
2 1
3 2
1 2
2
2
2
1 3
3
2
2
3 2 3
2 2 2
3 2
3 4
2
3
1
2
3 4 4
3 3 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
1
3
2
2
4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4
3 3 3 3 2 3 2 2 3
2 1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3 2
3 3
2 3 1
2
2
1
2
4 1
2
2
63 81 93 83 88 76 74 82 78 86
2
2
~
1
3 3
4 3 3 4 3
3
2
<.
2 2
2
3 3 3 4
2
4 2
2 2
3 2 3 3
2
4 2 1 4 2 3 3
2 3 2
2 3 1
2
2
2
2
3
1
2
1
1
2
2
2
2
2
3
4 2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
2 2 2 2 4 2 4
2 3 2 3 3
2
2 1
3 2 2 3
2
2
1
2 2 2 3 2 3 2 3 2
2
3 2
3 3
-·
2 1 2
3 . 2 3
2 4
1 2 2 1 2
2 2 3
1 2 2 1
4 3 3 4 3
3 2 3
-
2 1 2 2 1 2 1 2
2
2
2
2
2 2 2
1 2
1 2
2
1 3
2
2
4 3 3
2
2
2 1 2
2
2
2
1
2
2
1 3 3
3 3
1
2
2
1
2 2 2 2 1
1 2
3 3 4
2
2 2 3 3 3 2 3
1
'
2 1 1
1
1 2 1 2 2 2 1
2
2 2 2 3 3
1
2
2 3 3 4 2 3 3
3 3 2 3 3 3 3
2
1
3
<.
~
2
2 2
2 3
2
2
2 3
3 3
86
86 62 78 84 70 73 76 83 75 77 90 69 94
63
Lampiran 15 Frequencies Statistics USIA
Valid
N
Percentiles
60
Missing 25 50 75
0 5.00 9.00 12.00
Frequencies USIA
Cumulative Frenuen"''
Valid
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 37 38 39 Total
Percent
2 1 4 4 5 3 2 4
3.3 1.7 6.7 6.7 8.3 5.0 3.3 6.7
7
11. 7
4 7 4 1 2 1 5 1 1 2 60
6.7 11. 7 6.7 1.7 3.3 1.7 8.3 1.7 1.7 3.3 100.0
Frequencies Statistics LULUSAN N
Valid Missing
Percentiles
60 0
25
2.00
50
2.00 3.00
75
Valid Percent
I
3.3 1.7 6.7 6.7 8.3 5.0 3.3 6.7 11.7 6.7 ·j
1.7
6.7 1.7 3.3 1.7 8.3 1.7 1. 7 3.3 100.0
Percent 3.3 5.0 11. 7 18.3 26.7 31.7 35.0 41.7 53.3 60.0 71.7 78.3 80.0 83.3 85.0 93.3 95.0 96.7 100.0
LULUSAN
Frequencv Valid
SD SMP SMA Total
14 28 18 60
Percent
23.3 46.7 30.0 100.0
Valid Percent
23.3 46.7 30.0 1CO.O
Cumulative Percent
23.3 70.0 100.0
Frequencies Statistics JUM.ANAK N
60
Valid Missing
o
25 50 75
Percentiles
1.00 1.00 2.00 JUM.ANAK
Frequency Valid
1 2 3 4 Total
37 18 2 3 60
Percent
61.7 30.0 3.3 5.0 100.0
Frequencies Statistics LAMAKRJ N Percentiles
Valid Missing
25 50 75
60 0 2.00 3.00 4.00
Valid Percent
61.7 30.0 3.3 5.0 100.0
Cumulative Percent
61.7 91.7 95.0 100.0
Frequencies LAMA.KRJ
Valid
1tahun 2tahun 3tahun 4tahun 5tahun 6tahun 8tahun 9tahun 11tahun
Frequency 8 11 19 13 4 1 1 1
Percent 13.3 18.3 31.7 21.7 6.7 1.7 1.7 1.7
1 1
1.7 1.7 100.0
15tahun Total
60
Valid Percent 13.3 18.3 31.7 21.7 6.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
Cumulative Percent 13.3 31.7 63.3 85.0 91.7 93.3 95.0 96.7 98.3 100.0
100.0
Frequencies Statistics PEKSUAMI N Percentiles
Valid Missing 25 50 75
60 O 1.00 2.00 3.00 PEKSUAMI
Valid
karyawan swasta wiraswasta buruh supir guru Total
Frequency 19 25 12 3 1 60
Percent 31.7 41.7 20.0 5.0 1.7 100.0
Valid Percent 31.7 41.7 20.0 5.0 1.7 100.0
Cumulative Percent 31.7 73.3 93.3 98.3 100.0
Lampiran 16
Frequencies Statistics COPTKR N
Valid
10
Missing
40 1.00 1.50 2.25
25 50 75
Percentiles
Frequencies COP.TK.R Frequency
srr
Valid
5 3 1 1 10 40 50
prr rrb
srr,rrb Total System
Missing
Percent
Total
Valld Percent
10.0 6.0 2.0 2.0 20.0 80.0 100.0
50.0 30.0 10.0 10.0 100.0
Cumulative Percent 50.0
--
80.0 90.0 100.0
Frequencies Statistics
COPTK S N
Percenrnes
Valid Missing
50 0 2.00 2.00 4.00
25 50 75
COP.TK.S
Frequencv Valid
srr rrb srr,prr srr,rrb
2 30 5 4 1
prr,rrb Total
50
prr
8
Percent
4.0 60.0 10.0 8.0 2.0 16.0 100.0
Valid Percent
4.0 60.0 10.0 8.0 2.0 16.0 100.0
Cumulative Percent
4.0 64.0 74.0 82.0 84.0 100.0
Lampiran17 Frequencies Statistics TK.KNFLK N
Valid Missing 25 50 75
Percentiles
60 O 2.00 2.00 2.00 TINGKAT KONFLIK PERAN
Valid
rendah sedang Total
Freauencv 10 50 60
Percent 16.7 83.3 100.0
Valid Percent 16.7 83.3 100.0
Cumulative Percent 16.7 100.0
Frequencies Statistics COPING N Percentiles
Valid Missing 25
60 O 2. 00
50 75
2.00 3.00 COPING
Valid
srr prr rrb srr+prr srr+rrb prr+rrb Total
Freauencv 7
4
Percent 11.7 55.0 10.0 6.7
2 8 60
3.3 13.3 100.0
33 6
Valid Percent 11.7 55.0 10.0 6.7 3.3 13.3 100.0
Cumulative Percent 11.7 66.7 76.7 83.3 86.7 100.0
Lampiran 18
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid '*COPING
N 60
Percent 100.0%
N 0
Missina Percent .0%
Total Percent 100.0%
N 60
TINGKAT KONFLIK •COPING Crosstabulation Count
TK.KNFLK
rendah sedang
Total
srr 5 2 7
PIT
3 30 33
COPING rrb srr+orr 1 0
5
4
6
4
Chi-Square Tests
Value 20.478•
df 5
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association
17.406
5
Asymp. Sig. 12-sicled\ .001 .004
3.621
1
.057
N of Valid Cases
60
Pearson Chi-Square
a. 7 cells (58.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .33.
srr+rrb 1 1 2
nrr+rrb 0
8 8
Total 10 50 60
---·
Lampiran 19 Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid USIA* TK.KNFLK
I
N 60
I
MissinQ N I Percent 0 I .Oo/o
Percent 100.0%
USIA• TINGKAT KONFLIK Crosstabulation Count
USIA
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 37 38 39
Total
TINGKAT KONFLIK rendah sedana 2 0 0 1 4 0 3 1 5 0 3 0 2 0 4 0 0 7 0 4 4 3 3 1 1 0 1 1 0 1 4 1 0 1 1 0 0 2 50 10
Total 2 1 4 4 5 3 2 4 7 4 7 4 1
2 1 5 1 1 2 60
Chi-Square Tests
Asyn1p. Sig.
27.497 8 27.733
di 18 18
12-sided) .Q70 .066
5.074
1
.024
Value
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
-
I
60
a. 36 cells (94.7o/o) have expected count fess than 5. The minimum expected count ls .1·/.
Total N 60
I I
Percent 100.0%
Lampiran 20 Cross tabs Case Processing Summary Cases Valid PEKSUAMI * TK.KNFl
N 60
Missina
Percent 100.0%
N 0
Total
Percent .0°/o
PEKERJAAN SUAMI * TINGl
-
PEKSUAMI
TINGKAT KONFLIK rendah sedan a 2 17 20 5
karyawan swasta wiraswasta
Total 19 25
buruh
2
10
2
supir
0
3
5
guru
1
0
2
10
50
0
I
Total
Chi-Square Tests
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association
5.447
df 4 4
.969
1
N of Valid Cases
60
Pearson Chi-Square
Value 6.3i6a
Asymp. Sig. (2-sidE)'L_ .177 .244 .325
a. 7 cells (70.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .17.
N 60
Percent 100.0%
Lampiran 21
Crosstabs Case Processing Sumrnary
Cases Missina
Valid N • Tl<.KNFL
N
Percent
N
60
100.0%
0
-
Percent .0°/o
LULUSAN * TINGKAT l(ONFLIK Crosstabulation Count
-
LULUSi\N
--
TINGKAT KONFL\K rend ah 1
sedana 13
SMP
5
23
SMA
4 10
14
18
50
60
SD
Total
.
-
Total 14 28
Chi-!'lquar& Tests
·-
Pearson Chi-Square
Value 1.3438
di 2
Asymp. Sig. (2-sided) .511
Likelihood Ratio
1.517
2
.468
Linear-by-Linear Association
1.215
1
.270
N of Valid Cases
60
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.33.