HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN UPAYA MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) JATIBARANG KOTA SEMARANG
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Yuli Handayani NIM 3201407011
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:
Hari
: Senin
Tanggal
: 24 Oktober 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Apik Budi Santoso, M. Si NIP. 19620904 198901 1 001
Drs. R. Sugiyanto, SU NIP. 19471201 197501 1 001
Mengetahui: Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M. Si NIP. 19620904 198901 1 001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
: Jumat
Tanggal
: 28 Oktober 2011
Penguji Utama
Drs. Saptono Putro, M.Si NIP. 19620928 199003 1 002
Penguji I
Penguji II
Drs. Apik Budi Santoso, M. Si NIP. 19620904 198901 1 001
Drs. R. Sugiyanto, SU NIP. 19471201 197501 1 001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Subagyo, M.Pd. NIP. 19510808 198003 1 003
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Yuli Handayani NIM. 3201407011
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO: ☺ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan….dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS. Al Insirah 6-8) ☺ Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya beroleh kemenangan akan menghilangkan letihnya perjuangan, menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah (Dr.Aidh bin Abdullah Al-Qurni) ☺ “karena hidup tidak pernah sampai di sini”. “cintai hidupmu dengan berani, jangan pernah menyerah dan jangan berputus asa”. Karena untuk hidup dan melangkah adalah sebuah anugrah, tetapi untuk terus hidup dan terus melangkah lagi, bekerja keras untuk setiap impian adalah luar biasa (Yuli Handayani)
PERSEMBAHAN: Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Bapak dan ibuku yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, arahan dan perhatian yang begitu besar dalam setiap detik langkahku. 2. Mas dan adikku, terimakasih atas kasih sayang dan motivasinya. 3. Seseorang dari-Nya yang kelak akan menemani langkahku. 4. Almamaterku yang telah membekaliku dengan ilmu yang bermanfaat.
v
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kemudahan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Masyarakat Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik tanpa bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang 2. Drs. Subagyo, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang 3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi serta Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dengan sabar selama proses penelitian hingga akhir penulisan skripsi. 4. Drs. R Sugiyanto, SU, Dosen Pembimbing II atas segala arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh Staf Pengajar dan Keryawan Jurusan Geografi, terima kasih untuk ilmu yang telah diberikan selama masa perkuliahan serta bantuan dan motivasi yang telah diberikan selama ini.
vi
6. Kepala Kelurahan Kedungpane serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini serta kerjasamanya. 7. Semua teman dan Sahabat Geografi 2007, terima kasih atas persahabatan yang indah, kalian adalah bagian dari perjalanan hidupku. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan serta bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga segala kebaikan Bapak/Ibu dan rekan-rekan semua mendapatkan balasan dari Allah SWT. Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai sumbangan berharga bagi karya penulis selanjutnya. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.
Semarang, September 2011
Penyusun
vii
SARI
Yuli Handayani. 2011. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Masyarakat Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang . Skripsi. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang Kata kunci: Hubungan, Tingkat Pendidikan, Pencemaran Lingkungan Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk Sumber daya manusia yang ahli dan terampil serta produktif sehingga pada gilirannya dapat mempercepat kesejahteraan masyarakat. Perbedaan tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang terkadang mempengaruhi pola pikir dan sikap mereka, walaupun faktor lingkungan dan kebiasaan juga sangat berperan namun pendidikan tetaplah penting dalam pembentukan karakter seseorang dalam melakukan maupun mengatasi suatu permasalahan yang timbul. Salah satunya yaitu permasalahan lingkungan yang kaitannya dengan pencemaran lingkungan yang telah terjadi dewasa ini. Timbunan sampah di TPA Jatibarang semakin bertambah melebihi daya tampung TPA tersebut. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran udara dan bau sampah semakin meluas serta sampahsampah yang tercecer juga telah mencemari tanah di daerah tersebut. Pokok permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah: Adakah hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui tingkat pendidikan masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang. 2) Mengetahui upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang. 3) Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang khususnya RW.4 Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen yang berjumlah 268 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 25% dari tiap populasi, yaitu 69 orang. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik angket, dan teknik dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif persentase dan teknik analisis statistik dengan rumus product moment. Teknik deskriptif persentase digunakan untuk mempersentasekan tingkat pendidikan serta upaya mengatasi pencemaran lingkungan. Teknik analisis statistik digunakan untuk mencari ada atau tidaknya korelasi antar variabel dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan masyarakat sekitar TPA Jatibarang dalam kriteria sedang 51,62% (sumber: Hasil penelitian, 2011) karena sebagian besar masyarakatnya hanya menempuh pendidikan sekolah dasar yaitu sebanyak 2,90%, lulusan SMP 21,74%, lulusan SMA 18,84% dan yang viii
menempuh perguruan tinggi sebesar 2,90%. hasil perhitungan dengan menggunakan statistik korelasi product moment, diperoleh hasil r xy sebesar 0,317 sedangkan pada r tabel dengan N = 69 pada taraf signifikansi 95% sebesar 0,235. Karena nilai r xy > r tabel (0,317 > 0,235) maka Ha yang berbunyi “ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang” diterima dengan hasil interpretasi tergolong rendah. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang walaupun tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan bukanlah faktor dominan yang berperan dalam upaya yang dilakukan masyarakat, namun terdapat faktor-faktor lain yang juga berperan misalnya pengetahuan, lingkungan dan kebiasaan masyarakat. Saran yang dikemukakan adalah supaya aparat Kelurahan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Pemkot Kota Semarang untuk meningkatkan sistem pengelolaan sampah di TPA Jatibarang serta mengadakan penyuluhanpenyuluhan guna mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi di sekitar TPA Jatibarang. Masyarakat sekitar TPA Jatibarang, diharapkan dapat turut berperan dalam mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi di sekitar TPA Jatibarang dengan cara melakukan pengelolaan sampah yang baik, penghijauan, serta kegiatan-kegiatan lain guna pemberdayaan masyarakat.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN .........................................................
iii
PERNYATAAN ...............................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................
v
PRAKATA .......................................................................................
vi
SARI .................................................................................................
viii
DAFTAR ISI .....................................................................................
x
DAFTAR TABEL .............................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
5
C. Tujuan penelitian..................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ..............................................................
6
E. Penegasan Istilah ..................................................................
7
F. Sistematika Skripsi ...............................................................
9
BAB II LANDASAN TEORI dan HIPOTESIS A. Landasan Teori .................................................................. ….11 1. .... Tingkat Pendidikan ........................................................ 11 2. .... Pencemaran Lingkungan ................................................ 14 3. .... Sampah.......................................................................... 26 4. .... Masyarakat .................................................................... 34 5. .... Tempat Pembuangan Akhir ............................................ 34 B. Penelitian Terdahulu................................................................ 37 C. Kerangka Berpikir ................................................................... 42 D. Hipotesis................................................................................. 42 x
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi .................................................................................. 44 B. Sampel.................................................................................... 44 C. Variabel Penelitian .................................................................. 46 D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 47 E. Validitas dan Realibilitas ......................................................... 49 F. Metode Analisis Data ............................................................... 50 G. Tahap Penelitian ..................................................................... 54 H. Kerangka Penelitian ................................................................ 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................ 57 1. .Letak dan Luas Wilayah ..................................................... 57 2. .Kondisi Fisik Wilayah ....................................................... 60 3. .Kondisi Penduduk.............................................................. 64 B. Hasil Penelitian ....................................................................... 68 1. .Tingkat Pendidikan Masyarakat.......................................... 68 2. .Upaya Mengatasi Pencemaran ........................................... 69 3. .Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Masyarakat Sekitar TPA Jatibarang Kota Semarang .............................. 75 C. Pembahasan ............................................................................ 76
BAB V SIMPULAN dan SARAN A. Simpulan ................................................................................. 82 B. Saran....................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 85 LAMPIRAN ........................................................................................ 87
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Komponen Pencemar Daratan .................................................. 21 Tabel 2. Limbah Padat dan Daur Ulangnya (recycling) ......................... 31 Tabel 3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 45 Tabel 4. Klasifikasi Kategori Tingkatan dalam Bentuk Skor dan Persen (%) .............................................................................. 53 Tabel 5. Interpretasi Nilai r .................................................................. 54 Tabel 6. Daftar Kelurahan di Kecamatan Mijen .................................... 58 Tabel 7. Penggunaan Lahan di Kelurahan Kedungpane ......................... 61 Tabel 8. Timbulan Sampah di Kota Semarang Tahun 2010 ................... 64 Tabel 9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pembagian Wilayah RW ......... 65 Tabel 10.Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur .......................... 65 Tabel 11. Jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan Kedungpane ................ 66 Tabel 12.Jumlah Penduduk Meurut Tingkat Pendidikan ........................ 66 Tabel 13.Mata Pencaharian Penduduk .................................................. 67 Tabel 14.Tingkat Pendidikan Responden .............................................. 68 Tabel 15.Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah Oleh Masyarakat ........... 72 Tabel 16.Upaya Mengatasi Pencemaran Air Oleh Masyarakat ................ 73 Tabel 17.Upaya Mengatasi Pencemaran Udara Oleh Masyarakat ............ 75
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Daur Pencemaran Lingkungan............................................ 23 Gambar 2. Kerangka Berpikir ............................................................ 42 Gambar 3. Diagram Alir Kerangka Penelitian ..................................... 56 Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian ....................................................... 59 Gambar 5. Pintu Masuk TPA Jatibarang ............................................. 60 Gambar 6. Penggunaan Lahan di Kelurahan Kedungpane ................... 62 Gambar 7. Tanah yang Tercemar Oleh Sampah .................................. 63 Gambar 8. Timbunan Sampah di TPA Jatibarang ................................ 63 Gambar 9. Lokasi TPA Jatibarang Kota Semarang .............................. 70 Gambar 10.Sampah yang Tercecer di Pinggir Jalan ............................. 72 Gambar 11.Air Selokan yang Tercemar Oleh Sampah ......................... 73
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Observasi ........................................................... 87 Lampiran 2. Lembar Observasi ............................................................ 88 Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen ........................................................... 92 Lampiran 4. Instrumen Penelitian ......................................................... 93 Lampiran 5. Tabel Validitas dan Realibilitas Instrumen ...................... 104 Lampiran 6. Perhitungan Validitas dan Realibilitas ............................. 109 Lampiran 7. Daftar Nama Reponden .................................................. 112 Lampiran 8. Tabulasi Tingkat Pendidikan ........................................... 114 Lampiran 9. Tabulasi Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah ................ 116 Lampiran 10.Tabulasi Upaya Mengatasi Pencemaran Air..................... 118 Lampiran 11.Tabulasi Upaya Mengatasi Pencemaran Udara ................ 121 Lampiran 12.Kriteria Tingkat Pendidikan Terhadap Upaya Mengatasi Pencemaran.................................................... 124 Lampiran 13.Tabel Analisis Korelasi Product Moment ........................ 126 Lampiran 14.Analisis Korelasi Product Moment .................................. 128 Lampiran 15.Surat Keterangan Penelitian ............................................ 129
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang ahli dan terampil serta produktif sehingga pada gilirannya dapat mempercepat kesejahteraan masyarakat. Manusia sangat berperan dalam melestarikan potensi lingkungan hidup. Oleh karena itu manusia perlu diberi bekal untuk melestarikan lingkungan melalui pendidikan lingkungan, khususnya etika lingkungan. Dikatakan demikian karena sebagai penduduk bumi, manusia bertanggung jawab terhadap Tuhan, dalam arti menjaga kelangsungan hidup manusia dan kelestarian lingkungannya. Manusia pada dasarnya berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan juga dipengaruhi oleh lingkungannya (Neolaka, 2008:104). Perbedaan tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang terkadang mempengaruhi pola pikir dan sikap mereka, walaupun faktor lingkungan dan kebiasaan juga sangat berperan namun pendidikan tetaplah penting dalam pembentukan karakter seseorang dalam melakukan maupun mengatasi suatu permasalahan yang timbul. Salah satunya yaitu permasalahan lingkungan yang kaitannya dengan pencemaran lingkungan yang telah terjadi dewasa ini. Pada saat ini jumlah populasi manusia masih meningkat di berbagai bagian dunia, terutama negara berkembang. Jika perkembangan ini tidak
1
2
dikendalikan dan teknologi untuk mempertahankan kondisi yang baik bagi manusia tidak dapat dikembangkan cepat untuk menaggulangi kepesatan laju penduduk kini resiko yang akan dipikul amatlah berat. Dengan semakin pesatnya jumlah penduduk yang ada serta diikuti dengan perkembangan jaman, membuat kebutuhan manusia menjadi semakin meningkat sehingga berimbas pada bertambahnya volume sampah yang ditimbulkan baik dari sisa kebutuhan maupun aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Makhluk hidup seperti manusia selalu mencemari lingkungan karena tingkah lakunya, karena membuang kotoran akibat proses pencemaran dan metabolismenya. Sebagai makhluk sosial, ia memindahkan benda dari lingkungan dan menambah sisa-sisa makanan, pakaian, perumahan, atau keperluan keluarganya. Alasan yang sering diajukan mengenai kejadian di atas ialah kealpaan manusia untuk mengenal bahwa ia sendiri adalah bagian dari alam. Sepanjang ini manusia terus-menerus mengeksploitasi alam. Karena itu manusia hendaknya sadar akan hubungan antara manusia dengan alam. Manusia hendaknya membalikkan kecenderungan atau arah jalan yang ditempuh agar memahami masalah populasi ini. Manusia hendaknya memahami ekologi, berbagai asas ilmu lingkungan, terutama konsep ekosistem (Sastrawijaya, 2000: 58). Kota yang merupakan tempat pemukiman manusia yang padat dan pusat aktivitas kehidupan yang luar biasa ramainya, menjadi lokalisasi produksi berbagai macam barang yang dikerjakan langsung oleh makhluk-
3
makhluk hidup atau oleh industri. Meskipun pada pembuatan barang diusahakan seefisien mungkin, tentu masih akan ada sisa atau bekas-bekas yang dianggap tidak dapat dipakai lagi pada saat itu, dan harus disingkirkan dari tempat pengolahan. Bahan buangan atau sampah produksi tersebut ada dua macam, yang dapat dihancurkan oleh organisma (biodegradable) dan yang tidak dapat dihancurkan oleh organisma (non-biodegradable). Makin banyak kegiatan kota, makin banyak bahan buangan yang harus disingkiran, dan makin sulit mendapatkan lokasi penempatannya. Pada umumnya bahan tersebut akhirnya sampai di perairan, entah selokan, sungai, danau, laut, karena secara tradisional perairan senantiasa merupakan tempat pembuangan sampah, disamping sebagai sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air. Sesungguhnya bahan buangan tersebut dapat dimusnahkan dengan dibakar, tetapi untuk itu diperlukan juga biaya dan juga menimbulkan pencemaran lain, pencemaran udara karena barang-barang yang dibakar mengandung aneka ragam zat yang dapat menimbulkan peracunan udara disamping asapnya yang sangat mengganggu pemandangan dan penciuman (Prawiro, 1979: 69). Kota Semarang yang merupakan ibukota Propinsi Jawa Tengah yang dapat digolongkan sebagai kota metropolitan. Kota ini memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan kebutuhan yang tinggi pula. Sebagai ibukota propinsi, Kota Semarang menjadi parameter kemajuan kota-kota lain di Propinsi Jawa Tengah. Produksi sampah di Kota Semarang tidak sebanding dengan sarana dan prasarana pengelola kebersihannya. Timbunan sampah meningkat rata-rata 324 m3 per hari. Pemusnahan sampah Kota Semarang saat
4
ini berada di TPA Jatibarang, yang berlokasi di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Yang beroperasi mulai bulan Maret 1992. Timbunan sampah di TPA Jatibarang semakin bertambah melebihi daya tampung TPA tersebut. Dengan kondisi tersebut menyebabkan air lindi sulit dikendalikan apalagi pada saat musim penghujan. Sarana penanganan sampah (alat berat, dump truck) semakin kurang mencukupi, Sanitary Landfill (pengisian tanah kesehatan) sulit dilaksanakan, akibatnya terjadi pencemaran udara dan bau sampah semakin meluas. Lingkungan sekitar tempat tinggal masyarakat pun terlihat kumuh dengan bau sampah yang menyengat. Sampahsampah yang tercecer juga telah mencemari tanah di daerah tersebut. Menurut hasil wawancara dengan bapak Tantri selaku kepala TPA Jatibarang, masyarakat pernah mengadakan protes mengenai lingkungan sekitar TPA Jatibarang. Munculnya bau yang kurang sedap serta adanya sampah-sampah yang tercecer dari muatan truk yang keluar masuk TPA membuat lingkungan menjadi kotor. Dalam menanggapi protes warga ini, pemerintah memberikan kompensasi dengan memberikan beberapa ekor sapi kepada warga untuk diternakkan, sedangkan untuk mengatasi pencemaran tanah, air, dan udara yang terjadi, merupakan usaha dari masing-masing warga itu sendiri karena pemerintah telah memberikan ganti rugi dengan dibagikaanya sapi. Hal ini sangat menarik untuk diteliti terkait dengan upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi pencemaran yang terjadi di
5
lingkungannya terutama dengan latar belakang dari tiap-tiap masyarakat yang berbeda-beda, khususnya mengenai tingkat pendidikan masyarakat itu sendiri. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Masyarakat Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang”.
B. Perumusan Masalah Melihat apa yang telah dijelaskan pada latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat pendidikan masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang? 2. Bagaimana upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang? 3. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang?
C. Tujuan Penelitian Melihat dari perumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui tingkat pendidikan masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang.
6
2. Mengetahui upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang. 3. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya geografi pada bidang lingkungan hidup. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Agar lebih memperhatikan dan memahami arti pentingnya menjaga lingkungan serta dapat memberikan kontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan. b. Bagi Pemerintah/ Lembaga Terkait Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi dan masukan pada Pemda atau aparat pemerintah khususnya dinas kebersihan dan Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang untuk lebih memperhatikan lingkungan hidup sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang.
7
E. Penegasan Istilah 1. Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tingkat pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang dikenal dengan pendidikan sekolah, terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Tingkat pendidikan dalam penelitian ini yaitu tingkat pendidikan formal yang dimiliki masyarakat di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang.
2. Pencemaran Lingkungan Undang-undang R.I. No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat (12) menyebutkan bahwa “Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya”.
8
Pencemaran adalah suatu keadaan tertentu dari udara, air, tanah yang disebabkan karena adanya bahan-bahan dalam bentuk dan jumlah tertentu yang mempunyai potensi mengganggu kesehatan, merusak kehidupan tanaman atau binatang, merupakan gangguan terhadap panca indera atau yang dalam batas tidak dapat kita terima secara sosial (Rahwartono dalam Santoso, 2006:82). Pencemaran lingkungan dalam penelitian ini yaitu pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah, dimana suatu keadaan dari tanah, air dan udara yang dapat mengganggu kesehatan dan gangguan terhadap panca indera yang ditimbulkan oleh tumpukan sampah di TPA Jatibarang.
3. Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Upaya mengatasi pencemaran lingkungan adalah suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan. Dalam penelitian ini, yang termasuk upaya mengatasi pencemaran lingkungan yaitu segala usaha
yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi atau
menanggulangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah.
4. Masyarakat Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Depdikbud, 1989).
9
Masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Jatibarang yaitu warga RW.4 di Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen
Kota Semarang karena lingkungan tempat tinggal
mereka yang berdekatan dengan lokasi TPA Jatibarang.
5. Kesimpulan Arti Judul Maksud dari penelitian dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Masyarakat Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang” yaitu untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan formal masyarakat dengan upaya-upaya yang dilakukan masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Jatibarang di Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen
Kota Semarang untuk mengatasi
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah (mencakup pencemaran tanah, air, dan udara).
F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika skripsi terdiri dari tiga bagian pokok yaitu pendahuluan, isi dan penutup. 1. Bagian awal skripsi terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, sari, daftar isi, daftar lampiran, daftar gambar, dan daftar tabel.
10
2. Bagian Isi BAB I Pendahuluan, memuat tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan istilah. BAB II Merupakan landasan teori yang meliputi landasan teori tentang tingkat pendidikan,
teori
tentang masyarakat,
teori tentang pencemaran
lingkungan, teori tentang upaya mengatasi pencemaran lingkungan. BAB III Metode penelitian, terdiri dari dari populasi, sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, langkah-langkah penelitian, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan skripsi. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan yang memuat tentang hasil penelitian dan pembahasannya. BAB V Penutup meliputi, simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran untuk pihak yang terkait dengan penelitian. 3. Bagian Akhir Skripsi Pada akhir skripsi disajikan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Tingkat Pendidikan Menurut undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi didiknya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, dan kesadaran akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tingkat pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang dikenal dengan pendidikan sekolah, terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, untuk menjaga, membina dan mengatasi hal-hal yang berkenaan dengan pelestarian lingkungannya, mereka membina mental dan sikap secara positif terhadap kelestarian lingkungan. Jalur pendidikan di Indonesia terdiri atas pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya dan mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
11
12
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang tidak diselenggarakan di sekolah namun seperti sekolah, misalnya TPA atau Taman Pendidikan Al Quran yang banyak terdapat di masjid dan Sekolah Minggu yang terdapat di gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus music, bimbingan belajar dan sebagainya. Program-program Pendidikan Non Formal yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggungjawab. Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yaitu pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Untuk kejar paket A yang setara dengan SD, B yang setara dengan SMP mapun C yang setara dengan SMA tidak termasuk dalam penelitian ini karena kejar paket merupakan pendidikan nonformal. a. Pendidikan Tingkat Dasar Pendidikan tingkat dasar adalah pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan ini berbentuk sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtidaiyah (MI) dan sekolah menengah pertama (SMP) atau madrasah tsanawiyah (MTs).
13
b. Pendidikan Tingkat Menengah Pendidikan tingkat menengah merupakan
lanjutan dari
pendidikan tingkat dasar. Bentuk satuan pendidikan ini meliputi sekolah menengah umum (SMU), sekolah menengah kejuruan (SMK) dan sekolah menengah keagamaan (MA). c. Pendidikan Tingkat Tinggi Pendidikan tingkat tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister dan doktoral. Bentuk pendidikan ini meliputi : 1) Akademik, yaitu perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam satu cabang atau sebagai cabang ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. 2) Politeknik, yaitu perguruan yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. 3) Sekolah tinggi, yaitu perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan atau professional dalam satu disiplin ilmu tertentu. 4) Institut, yaitu perguruan tinggi yang terdiri dari sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan
pendidikan
akademik
dan
atau
professional dalam sekelompok disiplin ilmu sejenis. 5) Universitas, yaitu perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan atau professional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu.
14
Berdasarkan macam-macam pendidikan tingkat tinggi di atas, semua yang lulus dari pendidikan tingkat tinggi tersebut merupakan lulusan perguruan tinggi atau memiliki pendidikan perguruan tinggi tersebut.
2. Pencemaran Lingkungan a. Pengertian Pencemaran Lingkungan Pencemaran lingkungan (environmental pollution) merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas lingkungan.
Undang-undang R.I.
No.23
tahun
1997
tentang
pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat (12) menyebutkan bahwa “Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukan”. Makhluk hidup, zat atau energi yang dimasukkan kedalam lingkungan hidup tersebut biasanya merupakan sisa suatu usaha dan/atau kegiatan manusia disebut juga limbah. Karena itu dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah sebagai akibat adanya limbah yang dibuang kedalam lingkungan hingga daya dukungnya terlampaui. Pencemaran lingkungan tersebut
15
merupakan sumber penyebab terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat (Mulia, 2005:6). Pencemaran adalah suatu keadaan tertentu dari udara, air, tanah yang disebabkan karena adanya bahan-bahan dalam bentuk dan jumlah tertentu yang mempunyai potensi mengganggu kesehatan, merusak kehidupan tanaman atau binatang, merupakan gangguan terhadap panca indera atau yang dalam batas tidak dapat kita terima secara sosial (Rahwartono dalam Santoso, 2006). b. Pencemaran Udara Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam jangka waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Bila keadaan tersebut terjadi, maka udara dikatakan telah tercemar dan kenyamanan hidup terganggu (Wardhana, 2004:27). Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan geografi dan meteorologi setempat.
16
Penyebab polusi udara dapat timbul dari bermacam-macam polutan, ada yang natural dan yang buatan manusia; ada yang berbentuk gas dan yang partikel-partikel; partikel tersebut ada yang padat dan ada yang cairan; ada yang anorganik dan ada yang organik (Prawiro, 1979:54). Salah satu polutan yang menyebabkan polusi udara yaitu sampah. Sampah dapat menyebabkan pencemaran udara karena gas hasil dari pembusukan sampah sangat berbau kurang sedap dan sangat menyengat, bahkan dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan gas tersebut meledak karena mengandung gas metana. Gas-gas yang keluar dari sampah mengandung berbagi macam komponen yang dapat mengganggu kesehatan apabila dihirup dalam jumlah yang besar. Proses pemusnahan sampah dengan cara pembakaran pun mengandung aneka ragam zat yang dapat menimbulkan peracunan udara disamping asapnya yang sangat mengganggu pemandangan dan penciuman. Adanya truk-truk sampah yang beroperasi setiap hari dengan muatan yang cukup banyak serta kondisi truk sampah yang kurang layak terkadang menyebabkan adanya sampah dan air lindi yang berbau tercecer di jalan. Hal ini menimbulkan gangguan bagi pengguna jalan dan masyarakat karena karena jalan menjadi kotor dan berbau.
17
c. Pencemaran Air Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut. Kegunaan air seperti tersebut di atas termasuk sebagai kegunaan air secara konvensional. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, terjadi juga peningkatan aktivitas manusia. Namun tidak jarang, aktivitas manusia sendiri juga dapat menyebabkan penurunan kualitas (mutu) air. Bila penurunan air ini tidak diminimalkan akan terjadi pencemaran air. Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001 menyebutkan bahwa “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya” (Mulia, 2005:46). Salah satu bahan pencemar yang dapat mencemari air yaitu bahan buangan atau sampah. Sampah-sampah yang ditimbun akan menghasilkan cairan yang disebut air lindi. Lindi merupakan air yang terbentuk dalam timbunan sampah yang melarutkan banyak sekali senyawa yang ada sehingga memiliki kandungan pencemar khususnya zat organik yang sangat tinggi. Lindi sangat berpotensi menyebabkan
18
pencemaran air, baik air tanah maupun permukaan sehingga perlu ditangani dengan baik. Lindi akan terjadi apabila ada air eksternal yang berinfiltrasi ke dalam timbunan sampah, misalnya dari air permukaan, air hujan, air tanah atau sumber lain. Cairan tersebut kemudian mengisi rongga-rongga pada sampah, dan bila kapasitasnya telah melampaui tekanan air dari sampah, maka cairan tersbut akan keluar dan mengekstrasi bahan organik dan anorganik hasil proses fisika, kimia dan biologis yang terjadi pada sampah (Tchobanoglous, 1993 dalam Hardyanti, 2008). Sampah yang dapat dihancurkan organisma pada umumnya terdiri dari bahan organik atau sisa-sisa pengolahan bahan organik, misalnya kotoran manusia dan hewan, daun dan kayu, buah-buahan, bangkai, kertas, buangan dari pabrik kertas, dari pabrik bahan makanan, dan sebagainya. Senyawa organik akan dihancurkan bakteri meskipun prosesnya lambat, dan sering dibarengi dengan keluarnya bau-bauan tidak menyenangkan, dan rasa air tidak menarik. Untuk menjaga supaya buangan tidak menjadi sarang penyakit, seringkali diberi chlor sebagai desinfektan air yang akan dipakai, tetapi akibatnya chlor bereaksi dengan senyawa-senyawa organik dari buangan tersebut yang membentuk senyawa organik berchlor dengan bau dan rasa lebih buruk dari bahan buangan semula. Kecuali itu buangan organik merupakan nutrien bagi tumbuhan air. Jadi meskipun sampah yang biodegradable itu akhirnya lenyap dengan sendiri, dalam proses
19
penghancurannya menimbulkan gangguan-gangguan pula kepada lingkungan. Sampah yang terdiri dari senyawa-senyawa sintetik banyak yang non-biodegradable, misalnya bahan-bahan plastik, serat-serat sintetik, pestisida hidrokarbon berchlor seperti DDT dan bangsanya, kinyak bumi, senyawa-senyawa logam dan senyawa-senyawa lainnya yang dihasilkan industri modern yang setiap saat bertambah banyak macamnya. Senyawa-senyawa tersebut akhirnya juga dihancurkan oleh alam, tetapi memerlukan waktu yang sangat lama sehingga sangat mempengaruhi pemanfaatan dan efektivitas air dan lingkungan. Apalagi apabila bersifat racun atau merusak. Kerena senyawa-senyawa tersebut tidak lekas hancur, maka mudah menumpuk dalam tubuh organisma, sehingga kadar dalam tubuh makin bertambah besar dan akhirnya bersifat racun yang mematikan. Dan karena tertinggal dalam tubuh organisma, dapat meracuni seluruh rantai makanan di dalam ekosistem (Prawiro, 1979:70). Air yang telah tercemar dan kemudian tidak dapat lagi digunakan sebagai penunjang kehidupan manusia, terutama untuk keperluan rumah tangga, akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan waktu lama untuk memulihkannya. Padahal air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga sangat banyak, mulai untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan lain sebagainya.
20
d. Pencemaran Tanah Tanah merupakan bagian tertipis dari seluruh lapisan bumi, tetapi pengaruhnya bagi kehidupan sangat besar. Hubungan antara tanah dan makhluk hidup di atasnya sangat erat. Tanah menyediakan berbagai sumber daya yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu, tanah juga merupakan habitat alamiah bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu sudah selayaknya manusia memelihara kualitas tanah agar hidupnya sejahtera. Selain fungsi tanah sebagai penyedia berbagai sumber daya dan habitat bagi makhluk hidup, tanah juga merupakan reseptor dari sejumlah
besar
bahan
pencemar.
Tanah
merupakan
tempat
penampungan berbagai bahan kimia yang berasal dari rembesan sampah (landfill), Instansi Pengolahan Air Limbah, dan sumbersumber lainnya (Mulia, 2005:88). Sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan oleh makhluk pengurai dalam waktu lama akan mencemarkan tanah. Yang dimasukkan ke dalam sampah ialah bahan yang tidak dipakai lagi (refuse), karena telah diambil bagian utamanya dengan pengolahan, menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya (Sastrawijaya, 2000:73). Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang dikumpulkan pada suatu tempat penampungan
21
yang sering disebut dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau Dump Station. Bahan buangan padat terdiri dari berbagai macam komponen baik yang bersifat organik maupun yang anorganik. Bahan buangan padat kota besar di negara industri padat akan berbeda dengan bahan buangan yang dihasilkan oleh kota kecil yang tidak ada kegiatan industrinya. Susunan komponen pencemar daratan yang berasal dari bahan buangan atau limbah kota besar di negara industri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Komponen pencemar daratan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Komponen Kertas Limbah bahan makanan Gelas Logam (besi) Plastik Kayu Karet dan kulit Kain (serat tekstil) Logam lainnya (Aluminium)
Persentase 41% 21% 12% 10% 5% 5% 3% 2% 1%
Sumber: Wardhana, 2004
Komposisi bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik perbandingannya kurang lebih 70%:30%. Makin banyak bahan buangan organik dibandingkan dengan bahan buangan anorganik akan makin baik dipandang dari sudut pelestarian lingkungan, karena bahan organik lebih mudah didegradasi dan menyatu kembali dengan lingkungan alam.
22
Bahan buangan anorganik yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme dipisahkan dari bahan buangan organik dan dikumpulkan sesuai dengan sifat dan jenisnya. Misalnya semua jenis logam (besi, alumunium, seng, tembaga, dll) dikumpulkan menjadi satu, dipisahkan dari bahan buangan gelas dan plastik, untuk memudahkan proses daur ulang bahan buangan tersebut. Pemisahan ini seringkali sudah dimulai sejak bahan buangan akan dijadikan limbah, dengan menyediakan tempat limbah (sampah) yang sudah dibagi sesuai dengan sifat dan jenisnya. Cara ini akan membantu proses daur ulang bahan buangan sehingga menjadi bahan yang masih dapat dimanfaatkan lagi bagi kehidupan manusia (Wardhana, 2004:100-102). e. Dampak Pencemaran Dampak pencemaran lingkungan tidak hanya berpengaruh dan berakibat kepada lingkungan alam saja, akan tetapi berakibat dan berpengaruh pula terhadap kehidupan tanaman, hewan, dan juga manusia. Kalau lingkungan alam telah tercemar sudah barang tentu tanaman yang tumbuh di lingkungan tersebut akan tercemar, demikian pula dengan hewan yang hidup di situ. Pada akhirnya manusia sebagai makhluk hidup yang omnivora akan ikut pula merasakan dampak pencemaran tersebut.
23
Sumber Pencemar
Udara
Udara
Udara
Tanaman
Tanaman
Hewan
Hewan
Manusia
Gambar 1. Daur Pencemaran Lingkungan (Wardhana, 2004:107) Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang dibuang atau dikumpulkan di suatu tempat penampungan. Tempat penampungan ini dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat tetap. Oleh karena tempat pengumpulan limbah padat ini sudah ditentukan maka seharusnya sudah pula diperhitungkan pula kemungkinan dampaknya. Namun dalam kenyataannya seringkali terjadi bahwa tempat penampungan limbah padat tersebut tetap menimbulkan gangguan pada manusia (Wardhana, 2004:151).
24
Bentuk
dampak
pencemaran
daratan
tergantung
pada
komposisi limbah padat dan jumlahnya. Bentuk dampak pencemaran daratan dapat berupa dampak langsung dan dampak tidak langsung. 1) Dampak Langsung Dampak pencemaran daratan yang secara langsung dirasakan oleh manusia adalah dampak dari pembuangan limbah padat organik yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan juga dari kegiatan industri olahan bahan makanan. Limbah padat organik yang didegradasi oleh mikroorganisme akan menimbulkan bau yang tidak sedap (busuk) akibat penguraian limbah tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang disertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak sedap. Limbah organik yang mengandung protein akan menghasilkan bau yang lebih tidak sedap lagi (lebih busuk) karena protein yang mengandung gugus amin itu akan terurai menjadi gas ammonia. Akibat langsung akibat pencemaran daratan lainnya adalah adanya timbunan limbah padat dalam jumlah besar yang akan menimbulkan pemandangan tidak sedap, kotor, dan kumuh. Keadaan ini pada umumnya terjadi pada tempat pembuangan akhir (TPA) atau dump station. Timbunan limbah padat yang banyak dan menggunung karena belum diolah lagi menjadi bahan lain yang berguna menyebabkan pemandangan di sekitar tempat tersebut
25
menjadi kotor. Kesan kotor ini secara praktis akan mempengaruhi penduduk di sekitar tempat pembuangan tersebut. 2) Dampak Tak Langsung Dampak tak langsung akibat pencemaran daratan adalah dampak yang dirasakan oleh manusia melalui media lain yang ditimbulkan akibat pencemaran daratan. Jadi media lain inilah yang merupakan dampak langsung akibat pencemaran daratan tersebut yang selanjutnya memberikan dampaknya kepada manusia. Sebagai contoh dari dampak tak langsung ini adalah bahwa tempat pembuangan limbah padat, baik tempat penimbunan sementara maupun tempat pembuangan akhir, akan menjadi pusat berkembang biaknya tikus dan serangga yang merugikan manusia, seperti lalat dan nyamuk. Tempat pembuangan sampah adalah tempat yang kumuh namun menyediakan mekanan yang cukup bagi perkembangan tikus, yaitu limbah organik terutama sisa-sisa makanan yang ikut dibuang ke tempat itu. Celah-celah antara lembah padat seperti ban, kaleng bekas, kardus, kotak kayu dan lain sebagainya merupakan tempat ideal bagi persembunyian dan perkembang biakan tikus (Wardhana, 2004:152). Baik dampak langsung maupun tidak langsung yang ditimbulkan, nantinya akan tetap berpengaruh pada lingkungan serta masyarakat yang bermukim di wilayah yang tercemar tersebut, terutama dampak pada kesehatan lingkungan dan masyarakat sekitar.
26
3. Sampah a. Pengertian Sampah Sampah merupakan merupakan permasalahan ringan-ringan rumit dalam kehidupan kita. Produksi massal sampah terjadi dari akumulasi sampah domestik pada setiap rumah setiap hari. Limbah domestik yang disebut sampah tersebut sangat beragam. Mulai dari bahan-bahan organik dan berbagai macam bahan an organik.sampahsampah tersebut kemudian mengalami tansportasi yang sangat jauh, mulai dari keranjang-keranjang sampah di setiap bangunan, kemudian diakumulasi dalam bak sampah dan diangkut oleh truk sampah baru kemudian menuju terminal yang akhirnya di tempat pembuangan sampah (TPS). Sampah identik dengan kotor, bau, becek, jorok, barang bekas, dan penyakit. Sampah disebut sebagai biang dari banjir karena mampetnya saluran drainase serta penyebab pencemaran lingkungan, air, dan tanah (Marfai, 2005:108). b. Penggolongan Sampah Menurut Hadiwiyoto, 1983 dalam Sejati, 2009, ada beberapa macam penggolongan sampah. Penggolongan ini dapat didasarkan atas beberapa kriteria, yaitu: 1) Penggolongan sampah berdasarkan asalnya a) Sampah hasil kegiatan rumah tangga, termasuk di dalamnya sampah rumah sakit, hotel, dan kantor. b) Sampah hasil kegiatan industri/pabrik.
27
c) Sampah
hasil
kegiatan
pertanian
meliputi perkebunan,
kehutanan, perikanan, dan peternakan. d) Sampah hasil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar dan took. e) Sampah hasil kegiatan pembangunan. f) Sampah jalan raya. 2) Penggolongan sampah berdasarkan komposisinya a) Sampah seragam. Misalnya sampah hasil kegiatan industri dan sampah kantor. b) Sampah campuran. Misalnya sampah yang berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum yang sangat beraneka ragam dan bercampur menjadi satu. 3) Penggolongan sampah berdasarkan bentuknya a) Sampah padatan (solid), misalnya daun, kertas, karton, kaleng, plastik, dan logam. b) Sampah cairan (termasuk bubur), misalnya bekas air pencuci, tetes tebu, limbah industri yang cair. c) Sampah berbentuk gas, misalnya karbondioksida, ammonia, H2S, dan lainnya. 4) Penggolongan sampah berdasarkan lokasinya a) Sampah kota (urban) yang terkumpul di kota-kota besar. b) Sampah daerah yang terkumpul di daerah-daerah luar perkotaan.
28
5) Penggolongan sampah berdasarkan proses terjadinya a) Sampah alami, ialah sampah yang terjadinya karena prose salami. Misalnya rontokan dedaunan. b) Sampah nonalami, ialah sampah yang terjadinya karena kegiatan manusia. Misalnya plastik dan kertas. 6) Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya a) Sampah organik, adalah sampah yang mengandung senyawa organik dan tersusun oleh unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Sampah ini mudah terdegradasi oleh mikroba. b) Sampah anorganik, adalah sampah yang tidak tersusun oleh senyawa organik. Sampah ini tidak dapat didegradasi oleh mikroba sehingga sulit untuk diuraikan. 7) Penggolongan sampah berdasarkan jenisnya a) Sampah makanan b) Sampah kebun/pekarangan c) Sampah kertas d) Sampah plastik, karet, dan kulit e) Sampah kain f) Sampah kayu g) Sampah logam h) Sampah gelas dan keramik i) Sampah abu dan debu
29
c. Penanganan Sampah Penanganan sampah ialah mencegah mencegah timbulnya pencemaran yang disebabkan oleh sampah tersebut. Ada beberapa macam cara penanganan masalah sampah, yaitu sebagai berikut: 1) Penimbunan (dumping) Cara penimbunan (dumping) dengan maksud untuk menutupi rawa, jurang, lekukan tanah di tempat terbuka dan di laut. Cara ini murah namun masih menimbulkan bau, kotor, penyakit, dan pencemaran. 2) Sanitary landfill Cara kedua ialah pengisian tanah kesehatan (sanitary landfill) dengan mengisi tanah berlegok dan kemudian mengisinya dengan tanah; pada cara ini diperlukan tanah yang luas. Diharapkan sampah tidak akan mencemari lagi karena ditimbun dan ditutup. 3) Pencacahan (grinding) Limbah organik dimasukkan ke dalam alat penggiling sehingga menjadi kecil-kecil, dialirkan ke selokan, hanyut ke tempat pengolahan lebih lanjut. 4) Pengomposan (composting) Yakni pengolahan limbah untuk memperoleh kompos untuk menyuburkan tanah. Mikroorganisme membantu menguraikan limbah organik menjadi anorganik pada suhu dan kelembaban
30
udara yang sesuai dengan kehidupan mikroorganisme itu (bakteri, jamur). 5) Pembakaran (incineration) Cara
yang paling biasa dilakukan
oleh mayoritas
masyarakat dalam menangani sampah adalah dengan pembakaran. Cara pemusnahan ini akan menghasilkan gas dan residu (Sastrawijaya, 2000:74). 6) Daur ulang (recycling) Proses daur ulang adalah pengolahan kembali suatu massa atau bahan-bahan bekas dalam bentuk sampah kering yang tadinya tidak memiliki nilai ekonomi menjadi suatu barang yang berharga dan berguna bagi kehidupan manusia. Dari beberapa penanganan sampah di atas, semuanya memiliki segi positif dan negatif bagi lingkungan. Beberapa cara dapat ikut berkontribusi dalam menimbulkan pencemaran lingkungan, misalnya penanganan sampah dengan cara penimbunan dan pembakaran akan turut menyumbang terjadinya pencemaran udara dari asap maupun bau yang ditimbulkan bahkan juga dapat pencemaran air dan tanah. Cara penanganan sampah yang dianjurkan untuk dilakukan yaitu cara daur ulang (recycling) serta pengomposan (composting). Jadi jenis sampah-sampah organik dapat dibuat menjadi kompos dan sampah-sampah anorganik didaur ulang menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan kembali.
31
Tabel 2. Limbah padat dan daur ulangnyanya (recycling) Limbah Kertas
1.
2.
Bahan Organik Tekstil/pakaian (bekas)
3. 1. 2. 1. 2. 3.
Gelas
1. 2. 3. 4.
Logam
1.
2.
Karet, kulit dan plastik
1. 2.
Daur ulang (recycling) Dibuat bubur pulp lagi untuk bahan kertas, cardboard dan produk-produk kertas lainnya. Dihancurkan untuk dipakai sebagai bahan pengisi, bahan isolasi. Diinsenerasi sebagai penghasil panas. Dibuat kompos untuk pupuk tanaman. Diinsenerasi sebagai penghasil panas. Dihancurkan sebagai bahan pengisi, bahan isolasi. Diinsenerasi sebagai penghasil panas. Disumbangkan kepada yang memerlukan. Dibersihkan dan dipakai lagi (botol). Dihancurkan untuk digunakan lagi sebagai bahan pembuat gelas baru. Dihancurkan dan dicampur aspal untuk pengerasan jalan. Dihancurkan dan dicampur pasir dan batu untuk pembuatan bata semen. Dicor untuk pembuatan logam baru yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Langsung digunakan lagi bila keadaannya masih baik dan memungkinkan. Dihancurkan untuk dipakai sebagai bahan pengisi, isolasi. Diinsenerasi sebagai penghasil panas.
Sumber: Wardhana, 2004:102
d. Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah Salah satu cara untuk mengatasi pencemaran lingkungan akibat sampah yaitu dengan mengadakan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat
32
maupun lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan ada juga yang negatif. 1) Pengaruh positif Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap masyarakat maupun lingkungannya, seperti berikut: a) Sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. b) Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk menjaga pengaruh buruk sampah tersebur terhadap ternak. c) Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat. d) Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat. 2) Pengaruh negatif Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat, seperti berikut: a) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan vector penyakit, seperti lalat, tikus, serangga, jamur.
33
b) Penyakit sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah yang menyengat. c) Menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara. 3) Pengaruh terhadap lingkungan a) Pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata misalnya banyaknya tebaran-tebaran sampah sehingga mengganggu kesegaran udara lingkungan masyarakat. b) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk. c) Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur dangkal. Dalam Priambodo, 2009 disebutkan bahwa upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya polusi atau pencemaran yaitu: 1) Pola hidup ramah lingkungan 2) Cara menjaga kebersihan lingkungan 3) Program penghijauan lingkungan 4) Pengelolaan sampah 5) Kerjasama dengan pihak terkait
34
4. Masyarakat Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah system semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur (Wikipedia, 2011). Ahli sosiolog lain menyebutkan pengertian masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar warganya dapat saling berinteraksi. Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batasan kesatuan ini.
5. Tempat Pembuangan Akhir a. Pengertian Tempat Pembuangan Akhir Tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya
kegiatan
pembuangan
akhir
sampah.
Tempat
pembuangan akhir sampah pada dasarnya merupakan akhir dari proses penanganan sampah yang aman dan ramah lingkungan. Namun adanya
35
keterbatasan biaya dan kapasitas SDM serta andalan pola kumpul, angkut, buang yang ada selama ini telah berdampak pada pembebasan yang terlalu berat di TPA baik ditinjau dari kebutuhan lahan maupun beban pencemaran lingkungan. b. Metode Pembuangan Akhir di Area TPA 1) Metode Open Dumping (penumpukan) Cara pembuangan yang umum dilakukan di Indonesia dan dilakukan secara sederhana dimana sampah dihamparkan di suatu tempat terbuka tanpa penutupan dan pengolahan. Cara ini tidak dianjurkan karena memiliki dampak negatif yang tinggi terhadap kesehatan lingkungan. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjangkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran, dan sumber penyakit. 2) Metode Sanitary Landfill Sampah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian pada ketebalan tertentu diurug dengan tanah. Pada bagian atas urugan digunakan lagi untuk menimbun sampah lalu diurug lagi dengan tanah sehingga berbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. Bagian dasar konstruksi sanitary landfill dibuat lapisan kedap air yang dilengkapi dengan pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) yang terbentuk dari proses penguraian sampah organik.
36
Metode ini merupakan cara yang ideal namun memerlukan biaya investasi dan operasional yang tinggi. 3) Metode Pengomposan Merupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi.
Cara
membuat
kompos
menggunakan langkah-langkah, diantaranya adalah pemilahan sampah, penumpukan sampah, pemantauan suhu, pelapukan, pematangan, pemanenan. 4) Metode Pembakaran Metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Arus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menghindari pencemaran asap, bau, dan kebakaran. Metode pembuangan yang digunakan di TPA Jatibarang yaitu metode Open Dumping (penumpukan), jadi sampah-sampah yang masuk ke dalam TPA Jatibarang akan ditumpuk atau ditimbun menjadi satu tanpa adanya pemilahan sampah terlebih dahulu. Metode penumpukan ini bersifat sederhana namun memiliki dampak negatif yang lebih tinggi terhadap kesehatan lingkungan, selain itu juga menyebabkan pencemaran tanah, air, dan udara di kawasan sekitar TPA Jatibarang tersebut.
37
B. PENELITIAN TERDAHULU No. 1.
Judul Kualitas Air Sumur Di Sekitar TPA Jatibarang Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang
Oleh Cahya Nirbita
Tahun 2010
Variabel a. Kualitas air sumur 1) Suhu 2) Warna 3) Kekeruhan 4) Rasa 5) Bau b. Pemanfaatan dan penggunaan air sumur
Metode a. Observasi b. Kuesioner c. Dokumentasi
Kesimpulan a. Kualitas air sumur dari sampel 1 yang mengalami penyimpangan adalah warna, kekeruhan, zat organik dan mangan. Pada sampel 2 yang mengalami penyimpangan adalah warna, kekeruhan, zat organik, besi, sulfide dan mangan, dan pada sampel 3 yang mengalami penyimpangan adalah warna kekeruhan dan mangan, dan pada sampel 4 yang mengalami penyimpangan adalah zat organik. b. Pemanfaatan air sumur oleh masyarakat sekitar TPA Jatibarang Kel. Kedungpane Kec. Mijen Kota Semarang ratarata sebesar 150 liter/hari atau 37,5 liter/kapita/hari dimana aktivitas yang berhubungan dengan pemanfaatan air sumur tersebut antara lain untuk mandi, minum, mencuci, memasak dan lain-lain walaupun tidak memenuhi persyaratan air bersih. c. Pencemaran air di sekitar TPA
38
Jatibarang Kel. Kedungpane Kec. Mijen Kota Semarang disebabkan karena adanya hasil buangan sampah di TPA Jatibarang. Selain itu jarak sumur penduduk di Kel. Kedungpane berdekatan dengan limbah sampah TPA Jatibarang, dampak pembuangan sampah bagi penduduk yang mengkonsumsi air sumur yang tercemar limbah sampah dapat terserang penyakit seperti penyakit kulit, gatal-gatal, diare, sakit perut serta penyakit pernafasan seperti ISPA, batuk dan sesak nafas. 2.
Pengaruh Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Kesehatan Lingkungan di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Dyah Saptarini
2007
a. Tingkat pendidikan formal 1) SD 2) SMP 3) SMA 4) PT b. Kesehatan lingkungan 1) Penyediaan air bersih 2) Penyediaan jamban/WC 3) Pengelolaan sampah
a. Kuesioner b. Observasi c. Dokumentasi
Koefisian korelasi hubungan antara tingkat pendidikan terhadap kesehatan lingkungan diperoleh fhit sebesar 0,449 sedangkan ftabel sebesar o,21 sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan terhadap kesehatan lingkungan masyarakat. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka akan semakin tinggi tingkat kesehatan lingkungan masyarakat. Karena
39
4) Pengelolaan air limbah 5) Kondisi rumah 6) Pembasmi binatang vektor 3.
Pengolahan Sampah Organik Sebagai Salah Satu Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup Di TPA Putri Cempo Mojosongo
Fahreza Dhika P.
2004
a. Dampak sampah bagi lingkungan b. Pengelolaan dan pengolahan sampah organik
itu pendidikan merupakan hal yang penting bagi seseorang.
a. Wawancara b. Observasi
a. Sampah merupakan barangbarang yang dibuang karena sudahtidak terpakai lagi dan merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan apabila tidak diolah dengan baik. b. TPA Putri Cempo merupakan penampungan akhir bagi sampah yang berasal dari berbagai tempat di Kota Surakarta yang nantinya akan diolah dan dikelola menjadi produk hasil. c. Tumpukan sampah yang memenuhi sebagian besar lahan TPA dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat sekitar TPA seperti terjadinya pencemaran tanah, air, dan udara, berjangkitnya penyakit serta kerusakan keindahan lingkungan.
40
4.
Peran Serta Masyarakat Kota Yogyakarta Dalam Menangani Masalah Sampah.
Ischak
2001
a. Jenis sampah b. Tempat pembuangan sampah dan pengelolaannya c. Peran serta masyarakat dalam menangai masalah sampah
a. b. c. d.
Angket Wawancara Dokumentasi Observasi
d. Pengolahan sampah organik di TPA Putri Cempo pada saat ini dilakukan dengan teknik composting secara sederhana. e. Teknik composting telah berjalan dengan baik namun produk yang dihasilkan yaitu berupa pupuk kompos belum dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga mengurangi luas lahan yang ada. f. Pembakaran sampah pada tungku temperatur tinggi dan pemanfaatan gas metan sampah untuk bahan bakar rumah tangga, dapat menjadi alternatif baru pengolahan sampah organik. a. Jenis sampah utama yang dibuang sebagian besar berupa: daun, plastik, dan kertas/karton, dengan berat antara 0,50 – 1,00 kg tiap hari per keluarga, sehingga berat keseluruhan sampah keluarga yang dibuang mencapai 94 kg per hari. b. Dalam memilih tempat pembuangan sementara (TPS) sudah cukup baik (+70%).
41
Namun perlu disadarkan orang-orang (keluarga) yang masih membuang sampah ke sungai/selokan, sebab jumlahnya masih masih relatif banyak (+ 21%) yang pada gilirannya akan merugikan masyarakat di sekitar sungai. c. Dalam mengelola TPS umumnya sudah baik (+77%). Termasuk dalam hal ini adalah keluarga yang membuat lubang sampah sendiri di pekarangan/ halaman rumah. Hal ini perlu dicontoh dalam rangka meningkatkan hasil pertanian di pekarangan sempit atau pot-pot di pekarangan rumah. Sebab sampah yang ditimbun, pada saatnya dapat dimanfaatkan untuk pupuk. d. Peran serta masyarakat dalam menangani masalah sampah pada umumnya masih kurang, khususnya keterlibatan mereka secara fisik. Keterlibatan mereka secara mental sudah cukup baik (65,80%).
42
C. Kerangka Berpikir Permasalahan Sampah TPA Jatibarang Pencemaran Lingkungan: 1. Tanah 2. Air 3. Udara
Tingkat pendidikan masyarakat (formal): 1. Tidak Sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. PT
Upaya mengatasi pencemaran lingkungan akibat sampah: a. Pola hidup ramah lingkungan b. Cara menjaga kebersihan lingkungan c. Program penghijauan lingkungan d. Pengelolaan sampah Pengumpulan dan pengangkutan sampah Pemilahan sampah Penanganan sampah a) Penimbunan (dumping) b) Sanitary landfill c) Pencacahan (grinding) d) Pengomposan (composting) e) Pembakaran (incineration) f) Daur ulang e. Kerjasama dengan pihak terkait
Hipotesis: Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan akibat sampah.
Gambar 2. Kerangka Berpikir TPA Jatibarang merupakan TPA terbesar yang ada di Kota Semarang yang berlokasi di Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen. Timbunan sampah di TPA Jatibarang semakin bertambah melebihi daya tamping TPA tersebut, timbunan sampah meningkat rata-rata 324 m3 per hari. Dengan kondisi tersebut menyebabkan air lindi sulit diendalikan apalagi saat musim penghujan. Penanganan sampah dengan metode open dumping (penumpukan) menimbulkan
43
banyak dampak negatif bagi lingkungan sekitar TPA Jatibarang, yaitu terjadinya pencemaran tanah, air, dan udara di sekitar lokasi TPA tersebut. Upaya-upaya mengatasi pencemaran lingkungan akibat sampah dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan pengetahuan masyarakat setempat, mulai dari yang sederhana seperti cara menjaga kebersihan lingkungan hingga upaya untuk bekerjasama dengan pihak terkait. Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh seseorang dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan mereka dalam melakukan aktivitas didalam kehidupan sehari-hari mereka dibidang apapun. Perbedaan tingkat pendidikan masyarakat sekitar TPA Jatibarang Kota Semarang, khususnya RW. IV Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen berpengaruh terhadap hal-hal yang dilakukan dalam berbagai hal tidak terkecuali dalam upaya mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi di sekitar TPA Jatibarang sebab tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki individu dan akan berpengaruh pula pada tindakan individu tersebut. D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori di atas maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan akibat sampah pada pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang. Ha = Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang.
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, bendabenda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai-nilai tes atau peristiwa sebagai sumber daya yang memiliki karekteristik sendiri dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang khususnya RW.4 Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen yang berjumlah 268 orang karena letaknya yang dekat dengan TPA Jatibarang dan diperkirakan memiliki tingkat pencemaran lebih tinggi daripada RW yang lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.4 hal.59.
B. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti apabila subyek penelitian kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dalam pengambilan data sampel itu harus representative dalam arti segala karakteristik dari populasi hendaknya tercermin pula dalam sampel yang diambil dalam sampel tersebut juga merupakan kesimpulan dari populasi (Arikunto, 2006:106).
45
Mengingat jumlah populasi yang cukup besar, maka sampel yang diambil sebesar 25% karena menurut Arikunto jika jumlahnya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap objek karena ini menyangkut banyak sedikitnya data, besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti (Arikunto, 2006:121). Berdasarkan pertimbangan di atas, peneliti menggunakan teknik stratified proportional random sampling, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan strata tertentu (pendidikan) dengan proporsi yang sama besar pada tiap stratanya (25%) dengan cara pengambilan sampel secara acak. Dengan menggunakan teknik
stratified proportional random sampling,
peneliti menentukan jumlah sampel sebesar 25% dari tiap populasi. Tabel 3. Populasi dan Sampel Penelitian No.
Tingkat Pendidikan
1.
Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD
2.
Tamat SD
3.
Populasi
Sampel 25%
(orang)
(orang) 151
37
2
2
Tamat SMP
59
15
4.
Tamat SMA
50
13
5.
Perguruan Tinggi
7
2
Jumlah
268
69
Sumber : BIP Kel. Kedungpane Th. 2009 Dalam penelitian ini sampel yang telah ditentukan sebanyak 69 orang yang memiliki tingkat pendidikan yang berbeda dan pengetahuan yang
46
berbeda mengenai upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang.
C. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian penelitian (Arikunto, 2006:96). Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas Tingkat pendidikan masyarakat dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh masyarakat. Tingkat pendidikan diukur dengan menggunakan ijazah terakhir yang diterima oleh seseorang. Jenjang pendidikan yang dimaksud adalah jenjang pendidikan rendah, yaitu orang yang berhasil menyelesaikan pendidikan wajib selama 9 tahun, pendidikan sedang yaitu orang yang memperoleh ijazah SMA, dan jenjang pendidikan tinggi adalah orang yang berhasil menuntaskan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. 2. Variabel Terikat Variabel terikat atau terpengaruh dalam penelitian ini adalah upaya mengatasi pencemaran lingkungan dengan sub variabel sebagai berikut: a. Pencemaran tanah 1) Pola hidup ramah lingkungan 2) Cara menjaga kebersihan lingkungan 3) Program penghijauan lingkungan 4) Pengelolaan sampah
47
5) Kerjasama dengan pihak terkait b.
Pencemaran air 1) Pola hidup ramah lingkungan 2) Cara menjaga kebersihan lingkungan 3) Program penghijauan lingkungan 4) Pengelolaan sampah 5) Kerjasama dengan pihak terkait
c.
Pencemaran udara 1) Pola hidup ramah lingkungan 2) Cara menjaga kebersihan lingkungan 3) Program penghijauan lingkungan 4) Pengelolaan sampah 5) Kerjasama dengan pihak terkait
D. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi (Pengamatan) Observasi adalah pengamatan langsung di dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara (Arikunto, 2006:157). Penelitian dilakukan secara efektif terutama mengenai hal-hal yang berkaiatan dengan permasalahan pada penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan observasi terhadap TPA Jatibarang, masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Jatibarang,
48
sampah dan pencemaran yang terjadi di sekitar TPA Jatibarang. Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada daerah kajian dengan menggunakan lembar observasi untuk memudahkan peneliti dalam melakukan kegiatan observasi. 2. Angket atau Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui upayaupaya yang dilakukan masyarakat sekitar TPA Jatibarang untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi akibat penumpukan sampah di TPA Jatibarang tersebut. Metode angket ini dilakukan dengan cara membagikan angket kepada sampel yang telah ditentukan untuk diisi. Dengan angket ini maka peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dilakukan masyarakat sekitar TPA Jatibarang untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi di lingkungan mereka. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen rapat, dan sebagainya (Arikunto, 2006:158). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah dan tingkat pendidikan formal
49
penduduk yang akan menjadi sampel penelitian. Serta data-data lain yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini. Data-data yang diperlukan diperoleh dari kelurahan maupun dinas/lembaga terkait seperti Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang.
E. Validitas dan Realibilitas 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto 2006:168). Analisis butir-butir yaitu dengan mengkrelasikan skor tiap butir angket dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus Product Moment sebagai berikut:
r
N XY - ( X)( Y) xy
N
X
2
( X)
Keterangan: ∑xy
: hasil kali dari nilai x dan y
N
: banyak responden
rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
X
: skor butir
Y
: skor total
∑X2
: jumlah kuadrat nilai X
∑Y2
: jumlah kuadrat nilai Y
2
N
Y
2
( Y)
2
50
2. Reliabilitas Realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebur sudah baik. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Arikunto, 2006:197). Uji reliabilitas dapat dihitung menggunakan rumus Alpha sebagai berikut: 2
r11 =
k k 1
1
b 2 1
Keterangan : r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 b
2 1
= jumlah varians butir = varians total (Arikunto, 2006:196)
F. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya mengatasi
51
pencemaran lingkungan terdapat 60 pertanyaan yang masing-masing pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: a. Untuk jawaban a dengan skor 4 b. Untuk jawaban b dengan skor 3 c. Untuk jawaban c dengan skor 2 d. Untuk jawaban d dengan skor 1 Setelah data diolah kemudian data dianalisis secara analisis deskriptif persentase dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung persentase untuk tiap kategori jawaban yang ada pada masing-masing indikator. b. Menghitung persentase untuk analisis deskriptif dengan rumus
Nilai persentase yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan kriteria presentase untuk dideskriptifkan dan ditarik kesimpulan untuk menentukan kriteria tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya mengatasi
pencemaran
lingkungan
akibat
sampah
menggunakan
perhitungan sebagai berikut: a. Jumlah responden
= 69
b. Jumlah butir soal
= 60
c. Skor jawaban maks.
= jumlah responden x jml. soal x skor maks = 69 x 60 x 4 = 16.560
52
d. Skor jawaban min.
= jumlah responden x jml. soal x skor min = 69 x 60 x 1 = 4.140
e. Rentang skor
= skor jawaban maks. – skor jawaban min. = 16.560 – 4.140 = 12.420
f. Interval kelas skor
= rentang skor : 4 = 12.420 : 4 = 3.105
g. Persentase maksimal
= Skor jawaban maksimal x 100% Skor jawaban maksimal = 16.560 x 100% 16.560 = 100%
h. Persentase minimal
=
Skor jawaban minimal x 100% Skor jawaban maksimal
=
= 25% i.
Rentang persentase
= 100% - 25% = 75%
j. Interval kelas
= rentang persentase : 4 = 75% : 4 = 18,75%
Dari hasil perhitungan, diperoleh kriteria tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya mengatasi pencemaran lingkungan akibat sampah sebagai berikut:
53
Tabel 4. Klasifikasi Kategori Tingkatan Dalam Bentuk Skor dan Persen (%)
No.
Rentang skor
Persentase
Kriteria
1
13.455 – 16.560
81,25 – 100%
Sangat tinggi
2
10.350 – 13.454
62,5 – 81,25%
Tinggi
3
7.245 – 10.349
43,75 – 62,5%
Sedang
4
4.140 – 7.244
25 – 43,75%
Rendah
2. Analisis Statistik Korelasi Product Moment Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar hubungan tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan oleh sampah. Adapun korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
r
N XY - ( X)( Y) xy
N
X
2
( X)
2
N
Keterangan: ∑xy
: hasil kali dari nilai x dan y
N
: banyak responden
rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
X
: skor butir
Y
: skor total
∑X2
: jumlah kuadrat nilai X
∑Y2
: jumlah kuadrat nilai Y
Y
2
( Y)
2
54
Melalui hasil uji analisis dengan teknik korelasi product moment dengan rumus di atas, setelah diketahui nilai r korelasinya, maka untuk menguji
signifikan
tidaknya
korelasi
tersebut
dengan
jalan
mengkonsultasikannya dengan r product moment. Apabila nilai r pada hasil korelasi lebih besar dari nilai r pada tabel maka hasil perhitungannya dinyatakan signifikan. Kemudian setelah diuji signifikasi, lalu nilai r diinterpretasikan dengan menggunakan tabel interpretasi nilai r berikut untuk mengetahui kriteria hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi di sekitar TPA Jatibarang. Tabel 5. Interpretasi Nilai r Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah (tak berkorelasi)
Sumber: Arikunto, 2006:276 Setelah data yang diperoleh tersusun, maka peneliti kemudian melakukan penarikan
kesimpulan berdasarkan uraian
yang telah
didapatkan dari penelitian dan hasil pengolahan data. Simpulan yang didapat itulah yang akan menjawab hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu mengenai adanya hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang.
55
G. Tahap Penelitian Penelitian ini melalui tahapan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Merupakan tahap pra lapangan yang akan dilakukan sebelum melakukan kegiatan lapangan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi: survey awal daerah penelitian dan studi pustaka yaitu mengumpulkan literatur dari berbagai macam sumber yang mendukung penelitian ini. Selain itu juga mengurus administrasi berupa surat ijin penelitian, dan pembuatan angket serta lembar observasi guna mempermudah peneliti saat kegiatan lapangan. 2. Tahap Lapangan Pada tahap ini dilakukan kegiatan lapangan yaitu peneliti melakukan penelitian langsung di RW.IV Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen. Hal pertama yang dilakukan yaitu penentuan sampel, kemudian membagikan angket kepada sampel yang terpilih dan mengumpulkan datadata di lapangan dengan menggunakan metode observasi, angket dan dokumentasi. 3. Tahap Analisis dan Penulisan Skripsi Merupakan kegiatan pasca lapangan, pada tahap terakhir ini peneliti melakukan pengolahan data kemudian dianalisis dengan menggunakan metode diskriptif persentase dan metode analisis statistik dengan rumus Product Moment. Setelah itu dilakukan pembahasan dan kesimpulan mengenai hasil penelitian,
serta penulisan laporan hingga menjadi skripsi.
56
DIAGRAM ALIR KERANGKA PENELITIAN
Sampah
Masyarakat
Pencemaran Lingkungan
Tingkat Pendidikan
Metode Observasi
Pengamatan di lokasi TPA Jatibarang
Metode Angket
Tingkat pendidikan masyarakat dan upaya mengatasi pencemaran
Metode Dokumentasi
-
Kelurahan
-
Dinas Kebersihan
Olah data
Analisis data
Pembahasan Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Masyarakat Sekitar TPA Jatibarang
Hasil Akhir
Gambar 3. Diagram Alir Kerangka Penelitian
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian TPA Jatibarang terletak di Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen kota Semarang merupakan lokasi pembuangan sampah terakhir di Kota Semarang. Seluruh sampah yang timbul di Kota Semarang akan diangkut oleh truk-truk sampah lalu dibuang dan ditimbun di TPA Jatibarang ini. Akibat dari pembuangan sampah di TPA Jatibarang adalah tercemarnya tanah, air dan udara di kawasan tersebut dan membuat kenyamanan masyarakat yang tinggal di sekitar TPA menjadi terganggu.maka diperlukan upaya dari masyarakat sekitar TPA Jatibarang untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi akibat sampah tersebut. Berikut dipaparkan gambaran umum tentang Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang mengenai letak dan luas wilayah, kondisi fisik wilayah dan kondisi penduduk. 1. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Kedungpane yang dijadikan sebagai sasaran dalam penelitian merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Mijen Kota Semarang yang letaknya paling dekat dengan TPA Jatibarang. Secara astronomis Kelurahan Kedungpane terletak pada 700’53”-703’6” LS dan 110019’46”-110021’53” BT.
58
Berdasarkan letak administrasinya, Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang berbatasan dengan: sebelah utara
: Kecamatan Ngaliyan
sebelah timur
: Kecamatan Gunungpati
sebelah selatan
: Kelurahan Jatibarang
sebelah barat
: Kelurahan Pesantren
Kecamatan Mijen Kota Semarang terbagi menjadi 14 kelurahan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Daftar Kelurahan di Kecamatan Mijen No. Kelurahan 1
Cangkiran
2 3
Bubakan Karangmalang
4
Polaman
5
Purwosari
6 7
Tambangan Jatisari
8
Mijen
9
Jatibarang
10
Kedungpane
11
Pesantren
12
Ngadiro
13
Wonopolo
14 Wonoplumbun Sumber: Kecamatan Mijen dalam angka 2009
59
Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian di RW.IV Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang
60
TPA Jatibarang berlokasi di Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang dengan cakupan yang cukup luas sekitar 44,5 Ha. Daerah penelitian yang berada di Kelurahan Kedungpane terbagi menjadi 6RW dan penelitian difokuskan pada RW 4 karena letaknya yang paling dekat dengan TPA Jatibarang.
Gambar 5. Pintu Masuk TPA Jatibarang 2. Kondisi Fisik Wilayah Secara geografis Kecamatan Mijen terletak pada ketinggian 63 sampai 200 mdpl (meter di atas permukaan laut). Sedangkan TPA Jatibarang sendiri memiliki topografi yang berbukit-bukit dan cukup curam dengan kemiringan 300, keadaan jalan yang berlubang dan tidak rata terkadang membuat sampah yang diangkut oleh truk-truk sampah menjadi berceceran di jalan serta air lindi yang keluar dari sampah pun juga mengalir membasahi jalan.
61
Penggunaan lahan di Kelurahan Kedungpane terdapat dua macam penggunaan lahan yaitu penggunaan lahan tanah sawah seluas 43,66 Ha dan lahan tanah kering seluas 533,65 Ha. Tabel 7. Penggunaan Lahan di Kelurahan Kedungpane Lahan Penggunaan Lahan Luas (Ha) Sawah tehnis 0 Sawah setengah tehnis 0 Sederhana 43,66 Tanah Sawah Tadah hujan 0 Sawah lainnya 0 Yang sementara tidak digunakan 0 Pemukiman 73,34 Tegal 421 Padang rumput 0 Kolam, empang 0 Tambak 0 Tanah Kering Perkebunan 0 Hutan 9 Yang sementara tidak digunakan 30,31 Lainnya 0 Jumlah 577,31 Sumber: Kecamatan Mijen Dalam Angka Tahun 2009 Dari data penggunaan lahan diatas dapat diketahui macam penggunaan lahan di Kelurahan Kedungpane yaitu mayoritas masih berupa tegalan (421 Ha), pemukiman (73,34 Ha), sawah sederhana (43,66 Ha) serta lahan yang sementara tidak digunakan seluas 30,31 Ha. Untuk lebuh jelasnya tentang penggunaan lahan tersebut, dapat dilihat pada gambar 6 berikut:
62
Gambar 6. Penggunaan Lahan di Kelurahan Kedungpane
63
Penggunaan lahan untuk TPA sendiri seluas 44,5 Ha dan terdapat beberapa lahan yang tidak digunakan karena telah tercemar oleh sampah.
Gambar 7. Tanah Yang Tercemar Oleh Sampah Sampah-sampah yang masuk dalam TPA Jatibarang adalah semua sampah yang timbul di Kota Semarang. Sampah-sampah tersebut diangkut oleh truk-truk sampah setiap hari menuju TPA Jatibarang dari pagi hingga sore hari. Semua jenis sampah baik sampah organi maupun anorganik tercampur menjadi satu dalam TPA tersebut.
Gambar 8. Timbunan Sampah di TPA Jatibarang
64
Adapun data timbulan sampah di Kota Semarang dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 8. Timbulan Sampah di Kota Semarang Tahun 2010 No.
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Ngaliyan Mijen Gunungpati Banyumanik Gajahmungkur Semarang Selatan Candisari Tembalang Pedurungan Genuk Gayamsari Semarang Timur Semarang Utara Semarang Tengah Semarang Barat Tugu Jumlah
Timbulan sampah per KK (liter/hari) 14,86 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 205,96
Timbulan sampah per hari (m3) 310,69 113,23 171,62 312,21 171,81 232,97 232,02 308,52 411,34 188,07 188,50 244,25 366,42 230,50 437,81 72,08 3992,04
Timbulan sampah per tahun (m3) 113400,98 41327,96 62639,74 113955,62 62710,57 85033,57 84688,15 112609,88 150139,24 68644,92 68804,01 89152,53 133741,87 84133,50 159801,35 26310,11 1457094
Sumber: Data Timbulan Sampah Kota Semarang, 2010 3. Kondisi Penduduk a. Jumlah dan Komposisi Penduduk Berdasarkan data monografi Kelurahan Kedungpane tahun 2010, jumlah penduduk secara keseluruhan sebanyak 4.856 jiwa, 1.175 KK yang terdiri dari 2.481 jiwa penduduk laki-laki dan 2.375 jiwa penduduk perempuan. Kelurahan Kedungpane terbagi menjadi 6 RW dan 30 RT dengan jumlah penduduk menurut RW sebagai berikut:
65
Tabel 9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pembagian Wilayah RW.IV Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Tahun 2010 No
RW
Laki-laki
Perempuan
1 2 3 4 5 6
RW I 421 412 RW II 359 348 RW III 425 399 RW IV 390 367 RW V 458 437 RW VI 428 412 Jumlah 2481 2375 Sumber: Monografi Kelurahan Kedungpane, 2010
Jumlah (jiwa) 833 707 824 757 895 840 4856
Persentase (%) 17,15 14,56 16,97 15,59 18,43 17,30 100
Tabel 10. Jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6
RW Jumlah (KK) RW I 124 RW II 235 RW III 321 RW IV 268 RW V 103 RW VI 124 Jumlah 1175 Sumber: Monografi Kelurahan Kedungpane, 2010
Persentase (%) 10,55 20 27,32 22,81 8,77 10,55 100
Di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur yang terdapat di Kelurahan Kedungpane. Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kelompok Umur 0 - 4 tahun 5 - 9 tahun 10 - 14 tahun 15 - 19 tahun 20 - 24 tahun 25 - 29 tahun 30 - 34 tahun 35 - 39 tahun 40 - 44 tahun 45 - 49 tahun 50 - 54 tahun 55 - 59 tahun 60 - 64 tahun 65 tahun keatas Jumlah
Laki-laki
Perempuan
212 253 136 267 187 212 187 193 216 148 140 114 113 103 2481
255 159 248 122 199 173 171 162 155 186 149 153 130 113 2375
Sumber: Monografi Kelurahan Kedungpane, 2010
Jumlah (jiwa) 467 412 384 389 386 385 358 355 371 334 289 267 243 216 4856
Persentase (%) 9,62 8,49 7,91 8,01 7,95 7,93 7,37 7,31 7,64 6,87 5,95 5,50 5,00 4,45 100
66
Dari tabel di atas diketahui bahwa penduduk yang belum produktif sebanyak 1.263 jiwa, penduduk usia produktif sebanyak 3.134 jiwa dan penduduk yang sudah tidak produktif sebanyak 459 jiwa. b. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan Kedungpane terbanyak adalah tidak tamat SD yaitu sebanyak 1.531 jiwa. Penduduk yang saat ini sudah menempuh pendidikan SMP berjumlah 749 jiwa, sedang SMA berjumlah 1.386 jiwa, perguruan tinggi sebanyak 74 jiwa dan 543 jiwa yang tamat Sekolah Dasar. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No
Tingkat Pendidikan
1
Tidak tamat sekolah dasar
2
Jumlah (jiwa)
Persentase (%)
1.531
31,53
Sekolah Dasar
543
11,18
3
Sekolah Menengah Pertama
749
15,42
4
Sekolah Menengah Atas
1.386
28,54
5
Perguruan Tinggi
74
1,52
6
Lain – lain (belum/tidak sekolah)
579
11,92
Jumlah 4.856 Sumber: Monografi Kelurahan Kedungpane, 2010
100
Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan penduduk tergolong sedang karena sebagian besar penduduk telah memiliki pendidikan yang layak.
67
c. Mata Pencaharian Penduduk Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Kedungpane sangat beragam seperti yang tertera dalam tabel berikut: Tabel 13. Mata Pencaharian Penduduk No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mata Pencaharian Petani/Buruh Tani Buruh Industri Buruh Bangunan PNS ABRI Pedagang Sopir Peternak Pensiunan Lain – lain Jumlah
Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1.364 28,09 885 18,22 730 15,03 53 1,09 47 0,97 84 1,73 29 0,60 131 2,70 62 0,13 1.471 30,29 4.856 100
Sumber: Monografi Kelurahan Kedungpane, 2010 Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar mata pencaharian penduduk yaitu sebagai petani/buruh tani, hal ini disebabkan karena sebagian besar lahan di Kelurahan Kedungpane masih berupa tegalan yang dapat dimanfaatkan penduduk untuk bercocok tanam seperti ditanami ketela pohon, umbi-umbian, pisang, dll. Penduduk yang bekerja sebagai buruh juga sangat banyak karena letak Kelurahan Kedungpane ini berdekatan dengan kawasan industri Ngaliyan.
68
B. Hasil Penelitian 1. Tingkat Pendidikan Masyarakat Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, masyarakat di sekitar TPA Jatibarang khususnya RW 4 Kelurahan Kedungpane Kota Semarang yang memiliki tingkat pendidikan yang tergolong rendah. Dari data monografi kelurahan dapat diketahui bahwa kepala keluarga yang lulus menempuh SD sebanyak 2 orang, penduduk yang saat ini sudah menempuh pendidikan SMP berjumlah 59 orang, sedang SMA berjumlah 50 orang, perguruan tinggi sebanyak 7 orang dan 151 orang tidak tamat SD (Monografi Kelurahan Kedunpane, 2010). Dari hasil penelitian terhadap masyarakat di sekitar TPA Jatibarang, khususnya RW 4 dapat diketahui bahwa jika dilihat dari tingkat pendidikan (pendidikan formal) rata–rata mempunyai pendidikan yang sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 14. Tingkat Pendidikan Responden No
Tingkat Pendidikan
1
Tidak tamat sekolah dasar
2
Sekolah Dasar
3
Jumlah (orang)
Persentase (%) 37
53,62
2
2,90
Sekolah Menengah Pertama
15
21,74
4
Sekolah Menengah Atas
13
18,84
5
Perguruan Tinggi
2
2,90
69
100
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian, 2011.
Tabel tingkat pendidikan formal diatas dapat menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan responden tidak tamat SD yaitu
69
sebanyak 37 orang (53,62%), sedang tamat SD 2 orang (2,90%), tamat SMP 15 orang (21,74%), dan yang telah menamatkan sekolahnya hingga SMA sebanyak 13 orang (18,84%), serta ada 2 orang (2,90 %) yang mencapai Perguruan Tinggi. Berikut adalah persentase tingkat pendidikan masyarakat sekitar TPA Jatibarang yang dihitung dari data yang diperoleh setelah diadakan penelitian. Persentase tingkat pendidikan masyarakat sekitar TPA Jatibarang Skor total x 100% Skor maksimal = 875 x 100% 1695 =
= 51,62% Dan dari hasil perhitungan
mengenai tingkat pendidikan
masyarakat sekitar TPA Jatibarang di atas, dapat disimpulkan bahwa persentase tingkat pendidikan masyarakat sebesar 51,62% yang tergolong sedang.
2. Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan TPA Jatibarang menampung semua sampah di Kota Semarang sehingga tumpukan sampah yang ada semakin menggunung bahkan pada tahun 2010 volumenya sudah mencapai 7000 m3. TPA jatibarang yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman penduduk khususnya di RW 4 Kelurahan Kedungpane, membuat dampak pencemaran yang terjadi menjadi sangat besar dirasakan oleh masyarakat.
70
Gambar 9. Lokasi TPA Jatibarang Kota Semarang
71
Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa lokasi TPA Jatibarang yang terdapat di RW 4 Kelurahan Jatibarang. Volume sampah yang cukup besar dan lokasi yangberdekatan dengan pemukiman penduduk tersebut, menyebabkan timbulnya pencemaran di sekitar TPA Jatibarang yang dirasakan oleh masyarakat sekitar. Sampah yang berceceran menyebabkan tanah menjadi kotor dan tercemar bahkan kondisi truk pengangkut sampah yang sudah tak layak kerena berlubang juga turut andil menambah terjadinya pencemaran tersebut. Sampah dan air lindi keluar dan tercecer di jalanan menyebabkan tanah menjadi sangat kotor dan aroma bau lindi yang menyengat terkadang membuat warga sekitar TPA dan pengguna jalan merasa tidak nyaman. Air lindi yang tercecer dan terserap ke dalam tanah juga menyebabkan beberapa sumur warga menjadi tercemar. Dari hal tersebut, maka diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk berupaya mengatasi pencematan yang terjadi di sekitar tempat tinggal mereka. Berikut adalah hasil penelitian mengenai upaya mengatasi pencemaran yang terjadi, baik pencemaran tanah, air maupun udara. a. Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah Tanah di sekitar TPA Jatibarang telah tercemar oleh sampah, baik sampah plastik, kertas, sampah organik serta jenis sampah lain. Pinggir-pinggir jalan juga telah dipenuhi oleh sampah yang tercecer dari truk sampah.
72
Gambar 10. Sampah Yang Tercecer di Pinggir Jalan Beberapa upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi pencemaran tanah ini adalah: Tabel 15. Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah Oleh Masyarakat Sekitar TPA Jatibarang No 1 2
3
4 5
Upaya Mengatasi Pola hidup ramah lingkungan Cara menjaga kebersihan lingkungan Program penghijauan lingkungan Pengelolaan sampah Kerjasama dengan pihak terkait
Jumlah Jumlah Skor Persentase Kriteria Skor Maksimal (%) 953
1380
69,06
Tinggi
1296
1656
78,26
Tinggi
146
276
52,90
Sedang
307
552
55,62
Sedang
135
276
48,91
Sedang
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas, diketahuai bahwa upaya masyarakat untuk mengatasi pencemaran tanah sudah tergolong baik. Masyarakat telah melakukan pola hidup ramah lingkungan (69,06%), cara menjaga kebersihan lingkungan (78,26%), program
73
penghijauan lingkungan (52,90%), pengelolaan sampah (55,62%), serta kerjasama dengan pihak terkait (48,91%). b. Upaya Mengatasi Pencemaran Air Pencemaran air di sekitar TPA Jatibarang Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang disebabkan karena adanya hasil buangan sampah di TPA Jatibarang. Selain itu jarak sumur penduduk di Kelurahan Kedungpane berdekatan dengan limbah sampah TPA Jatibarang, dampak pembuangan sampah bagi penduduk yang mengkonsumsi air sumur yang tercemar limbah sampah dapat terserang penyakit seperti penyakit kulit, gatal-gatal, diare, dll.
Gambar 11. Air Selokan yang Tercemar oleh Sampah Beberapa upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi pencemaran air ini adalah:
74
Tabel 16. Upaya Mengatasi Pencemaran Air Oleh Masyarakat Sekitar TPA Jatibarang No
1 2
3 4 5
Upaya Mengatasi
Jumlah Skor
Pola hidup ramah lingkungan Cara menjaga kebersihan lingkungan Program penghijauan lingkungan Pengelolaan sampah Kerjasama dengan pihak terkait
Jumlah Skor Maksimal
Persentase (%)
Kriteria
316
552
57,25
sedang
1704
1932
88,20
sangat tinggi
124
276
44,94
sedang
1736
2484
69,89
tinggi
255
552
46,20
sedang
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas, diketahuai bahwa upaya masyarakat untuk mengatasi pencemaran air sudah tergolong baik. Masyarakat telah melakukan pola hidup ramah lingkungan (57,25%), cara menjaga kebersihan lingkungan (88,20%), program penghijauan lingkungan (44,94%), pengelolaan sampah (69,89%), serta kerjasama dengan pihak terkait (46,20%). c. Upaya Mengatasi Pencemaran Udara Sampah dan air lindi yang tercecer dari truk yang beroperasi setiap hari menimbulkan bau sampah yang menyengat. Bau sampah akan lebih menyengat apabila mayoritas sampah yang diangkut adalah sisa buah atau bahan makanan, terlebih apabila saat musim penghujan maka air lindi akan menggenang di jalan-jalan yang dilewati truk sampah tersebut. Beberapa upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi pencemaran udara ini adalah:
75
Tabel 17. Upaya Mengatasi Pencemaran Udara Oleh Masyarakat Sekitar TPA Jatibarang No
1 2 3 4 5
Upaya Mengatasi
Jumlah Skor
Jumlah Skor Maksimal
Persentase (%)
827
1104
74,91
tinggi
927
1380
67,17
tinggi
658
828
79,47
tinggi
831
1104
75,27
tinggi
316
552
57,25
sedang
Pola hidup ramah lingkungan Cara menjaga kebersihan lingkungan Program penghijauan lingkungan Pengelolaan sampah Kerjasama dengan pihak terkait
Kriteria
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas, diketahuai bahwa upaya masyarakat untuk mengatasi pencemaran udara sudah tergolong baik. Masyarakat telah melakukan pola hidup ramah lingkungan (74,91%), cara menjaga kebersihan lingkungan (67,17%), program penghijauan lingkungan (79,47%), pengelolaan sampah (75,27%), serta kerjasama dengan pihak terkait (57,25%). 3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Masyarakat Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang Persentase hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan
akhir
(TPA)
Jatibarang
Kota
Semarang
diperoleh
berdasarkan variabel-variabel yaitu tingkat pendidikan dan upaya mengatasi pencemaran lingkungan. Dengan perhitungan sebagai berikut:
76
Persentase kriteria tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya mengatasi pencemaran lingkungan Skor total x 100% Skor maksimal = 11406 x 100% 16560 68,88% =
=
Dari hasil perhitungan di atas, Persentase kriteria tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya mengatasi pencemaran lingkungan yaitu 68,88% dan berada pada kriteria tinggi.
C. Pembahasan 1. Tingkat Pendidikan Masyarakat Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam hal ini adalah tingkat pendidikan formal yang mencakup pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang ditempuh oleh masyarakat sekitar TPA Jatibarang Kota Semarang. Hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang diperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan masyarakat sekitar TPA Jatibarang tergolong sedang. Dari 69 responden yang dijadikan sampel penelitian diketahui ada 37 orang (52,62%) tidak tamat SD, 2
77
orang (2,90%) tamat SD, 15 orang (21,74%) tamat SMP, 13 orang (18,84%) tamat SMA, dan 2 orang (2,90%) lulusan perguruan tinggi. Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh masyarakat akan berpengaruh terhadap pola pikir dan pengetahuan mereka. Umumnya orang dengan tingkat pendidikan tinggi akan lebih memiliki pengetahuan yang banyak dibanding dengan orang yang hanya berpendidikan rendah. Pola pikir, pengetahuan dan perilaku orang yang berpendidikan tinggi cenderung dinamis dan mengikuti perkembangan jaman, sedang orang yang hanya menempuh pendidikan rendah biasanya cenderung statis dan kurang berkembang. Pengetahuan tersebut mencakup banyak hal, termasuk pengetahuan mengenai lingkungan hidup. Masyarakat pasti akan sangat mengenal lingkungan sekitar tempat tinggalnya, baik kekayaan alamnya maupun masalah-masalah yang ada di sekitarnya. Salah satunya adalah permasalahan lingkungan yang terjadi di sekitar TPA Jatibarang, yaitu pencemaran lingkungan. Dalam hal ini, terkadang masyarakat kurang menyadari bahaya dari pencemaran dan kurang memperhatikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran tersebut.
2. Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang Pencemaran lingkungan yang terjadi di sekitar TPA Jatibarang terbagi menjadi 3, yaitu pencemaran tanah, air, dan udara. Upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi pencemaran tersebut sudah
78
tergolong baik. Baik pencemaran tanah, air, maupun udara diatasi dengan beberapa hal berikut: a. Pola hidup ramah lingkungan Pola hidup ramah lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar TPA Jatibarang diantaranya adalah tidak memakai pupuk kimia, memakai barang-barang sesuai kebutuhan dan dapat dimanfaatkan kembali, tidak membuang limbah cucian ke sembarang tempat. b. Cara menjaga kebersihan Walaupun berada dekat dengan TPA Jatibarang, masyarakat sekitar TPA Jatibarang tetap memperhatikan kebersihan tempat tinggalnya dengan cara membersihkan lingkungan rumah setiap hari dan mengadakan kerja bakti. Sampah yang tercecer di jalan juga dibersihkan dengan kesadaran yang mereka miliki akan kebersihan lingkungannya. c. Program penghijauan lingkungan Kegiatan penghijauan di sekitar TPA Jatibarang masih kurang diperhatikan oleh masyarakat. Hanya sebagian kecil masyarakat yang menanami halaman rumahnya dengan pohon-pohon maupun tanaman hias. Dengan penanaman ini membuat lingkungan sekitar TPA Jatibarang menjadi lebih teduh dan bermanfaat untuk menghasilkan udara yang lebih segar serta dapat mengurangi dampak bau sampah yang menyengat.
79
d. Pengelolaan sampah Pengelolaan sampah yang tepat dapat membantu mengurangi pencemaran yang terjadi baik pencemaran tanah, air maupun udara yang disebabkan oleh sampah itu sendiri. Pengelolaan sampah dimulai dari pengelolaan sampah rumah tangga misalnya dengan memisahkan antara sampah organik dan anorganik sebelum dibuang, namun masyarakat sekitar TPA Jatibarang masih kurang berpartisipasi dalam pemisahan sampah ini. Sampah-sampah masih dicampur menjadi satu lalu dibuang. Dalam TPA Jatibarang sendiri sistem pengeloaan sampahnya masih menggunakan sisten dumping atau penimbunan. Cara ini memang lebih murah dan mudah tetapi juga menimbulkan bau, kotor, penyakit dan pencemaran. e. Kerjasama dengan pihak terkait. Dalam mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi, masyarakat kurang bekerjasama dengan pihak-pihak tertentu. Masyarakat hanya bekerjasama
dengan
pihak
kelurahan
saja,
misalnya
dengan
mengadakan kegiatan-kegiatan seperti kerjabakti serta penyuluhanpenyuluhan. Berbagai upaya diatas dapat berlangsung dengan baik apabila terdapat kesadaran dari masyarakat dalam mengelola lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Hal terkecil yang dapat dilakukan yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungannya serta melakukan pengelolaan sampah dengan baik misalnya tidak membuang sampah di sembarang tempat atau
80
bahkan memanfaatkan sampah-sampah yang ada untuk di daur ulang dan dimanfaatkan kembali serta melakukan penghijauan di halaman rumahnya. Selain upaya yang dilakukan secara individu, masyarakat juga dapat melakukannya secara bergotong royong seperti melakukan kerja bakti rutin untuk membersihkan lingkungan serta menjalin kerjasama dengan pihak-pihak tertentu seperti Dinas Kebersihan dan Pertamanan maupun aparat Kelurahan. Masyarakat sekitar TPA Jatibarang umumnya sudah terbiasa dengan
keadaan
lingkungan sekitar tempat tinggalnya,
sehingga
masyarakat sudah tau benar apa yang harus dilakukan dengan pencemaran yang terjadi di sekitar mereka. Namun terdapat pula beberapa masyarakat yang kurang berupaya mengatasi pencemaran yang terjadi.
3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Masyarakat Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang Secara
umum
tinggi rendahnya
tingkat
pendidikan
akan
berpengaruh terhadap pengetahuan serta pola berfikir dan cara bertindak seseorang dalam berbagai hal. Namun demikian pengetahuan dapat juga diperoleh melalui pengalaman yang diperoleh seseorang yang tidak berasal dari pendidikan formal yang ia ditempuh. Pengalaman yang dimiliki oleh seseorang diperoleh dari berbagai kejadian atau peristiwa yang ia alami atau orang lain disekitarnya alami. Hal demikian ini dapat memberikan
81
pengaruh terhadap cara pandang, cara berfikir dan cara bertindak seseorang dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan statistik korelasi product moment, diperoleh hasil r xy sebesar 0,317 sedangkan pada r tabel dengan N = 69 pada taraf signifikansi 95% sebesar 0,235. Karena nilai r antara
xy >
r
tabel
tingkat
(0,317 > 0,235) maka Ha yang berbunyi “ada hubungan pendidikan
dengan
upaya
mengatasi
pencemaran
lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang” diterima. Berdasarkan hasil interpretasi nilai r xy dengan tabel interpretasi nilai r, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang walaupun tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan bukanlah faktor dominan yang berperan dalam upaya yang dilakukan masyarakat, namun terdapat faktor-faktor lain yang juga berperan misalnya pengetahuan yang masyarakat peroleh dari kehidupan sehari-hari, faktor lingkungan serta kebiasaan masyarakat.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pendidikan masyarakat sekitar TPA Jatibarang Kota Semarang tergolong sedang dengan persentase tingkat pendidikan sebesar 51,62%. Tingkat pendidikan masyarakat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor ekonomi, kebiasaan/Sumber Daya Manusia, dan aksesibilitas. 2. Upaya
yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi pencemaran
lingkungan baik pencemaran tanah, air, maupun udara yang terjadi di sekitar TPA Jatibarang Kota Semarang yaitu: (a)pola hidup ramah lingkungan;
(b)cara menjaga
kebersihan;
(c)program penghijauan
lingkungan; (d)pengelolaan sampah; (e)kerjasama dengan pihak terkait. Upaya-upaya tersebut telah berjalan dengan baik bahkan beberapa diantaranya termasuk dalam kriteria tinggi dengan persentase untuk mengatasi pencemaran tanah sebesar 68,53%, pencemaran air sebesar 71,34%, dan pencemaran udara sebesar 71,64%. 3. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang. Dari hasil penelitian diperoleh hasil r xy sebesar 0,317 sedangkan pada r tabel dengan N = 69 dan taraf
82
83
signifikansi 95% sebesar 0,235. Karena nilai r
xy >
r
tabel
(0,317 > 0,235)
maka hipotesis diterima dan hasil interpretasi nilai r menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang walaupun tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan bukanlah faktor dominan yang berperan dalam upaya yang dilakukan masyarakat, namun terdapat faktorfaktor lain yang juga berperan misalnya pengetahuan, lingkungan dan kebiasaan masyarakat.
B. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan maka terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu: 1. Kepada aparat Kelurahan serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang, perlu adanya pemberian kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai dampak dan cara mengatasi pencemaran lingkungan agar masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengatasi permasalahan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka terutama mengenai sampah. 2. Kepada Dinas Pendidikan Kota Semarang, perlu mengadakan pendidikan lingkungan dan mitigasi bencana bagi masyarakat setempat agar masyarakat dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di sekitar mereka.
84
3. Kepada masyarakat sekitar TPA Jatibarang, diharapkan dapat turut berperan dalam mengurangi
pencemaran lingkungan yang terjadi di
sekitar TPA Jatibarang dengan cara melakukan pengelolaan sampah yang baik, penghijauan, serta kegiatan-kegiatan lain guna pemberdayaan masyarakat. 4. Masyarakat sekitar TPA Jatibarang diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan pihak lain seprti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pihak swasta, dll untuk mengupayakan kegiatan yang dapat mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi di sekitar TPA Jatibarang.
85
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. 1983. Pengantar Hukum Lingkungan Indonesia. Bandung: Alumni Amsyari, Fuad. 1997. Prinsip-prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Ghalia Indonesia Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Dhika P, Fahreza, dkk. 2004. Pengelolaan Sampah Organik Sebagai Salah Satu Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup Di TPA Putri Cempo Mojosongo. Jurnal Skala. Vol.4. No.2 . September 2001. Hal 60-69 Ginting, Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Bandung : Yrama Widya Hardyanti, Nurandani, dkk. 2008. Evaluasi Instalasi Pengolahan Lindi Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Kota Surakarta. http://eprints.undip.ac.id/839/09 Ischak. Tanpa tahun. Peran Serta Masyarakat Kota Yogyakarta Dalam Menangani Masalah Sampah. Majalah Geografi Indonesia. Vol. 15. No.2. September 2001. Hal.185-200 Marfai, Aris. 2005. Moralitas Lingkungan. Yogyakarta: Kreasi Wacana Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu Neolaka, Amos. 2007. Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta Nirbita, Cahya. 2010. Kualitas Air Sumur di Sekitar TPA Jatibarang Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang. Skripsi FIS. UNNES Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Prawiro, Ruslan H. 1979. Ekologi-Pencemaran Lingkungan. Semarang: Satya Wacana
86
Priambodo, S. Arie. 2009. Panduan Praktis Menghadapi Bencana. Yogyakarta: Kanisius Putra, Nurhadi Kusuma. 2010. Laporan Monografi Kelurahan Kedungane. Semarang: tidak diterbitkan Santoso, Kukuh. 2006. Pengantar Ilmu Lingkungan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press Saptarini, Dyah. 2007. Pengaruh Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Kesehatan Lingkungan di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Skripsi FIS. UNNES Sastrawijaya, A. Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta Sejati, Kuncoro. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Kanisius Supardi, Imam. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya.Bandung: Alumni UU RI No. 2003 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Wikipedia. 2011. Masyarakat. http://www.wikipedia.com. (20 Januari 2011).
87
Lampiran 1
KISI-KISI OBSERVASI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN UPAYA MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) JATIBARANG KOTA SEMARANG
No. Variabel 1. Tempat Pembuangan Akhir Jatibarang
2. 3.
4.
Masyarakat Sampah
Pencemaran lingkungan akibat sampah
a. b. c. a. a.
Indikator Letak Kondisi Sarana prasarana Pemukiman Jenis sampah
b. Penanganan sampah c. Pengelolaan sampah a. Pencemaran udara b. Pencemaran air c. Pencemaran tanah
No. Soal 1 2 3,4 5, 6, 7, 8, 9 10, 11 12 13 14, 15 16, 17 18, 19
88
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN UPAYA MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) JATIBARANG KOTA SEMARANG
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Aspek Keterangan Hasil Obseravasi 4. Letak TPA Jatibarang Letak TPA Jatibarang berada di a. Di tengah-tengah kota Kelurahan Kedungpane Kecamatan b. Di tengah-tengah pemukiman Mijen dan lokasinya berada dekat c. Dekat dengan pemukiman dengan pemukiman warga yaitu RW.4 d. Di lahan khusus Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang 5. Kondisi topografi TPA Jatibarang Kondisi topografi TPA Jatibarang a. Datar yaitu berbukit-bukit dengan b. Landai kemiringan lereng 300. c. Berbukit-bukit d. Pegunungan 6. Kondisi jalan menuju TPA Jalan menuju TPA Jatibarang sudah Jatibarang beraspal namun kondisi jalan sudah a. Aspal rata mengalami kerusakan yaitu jalan b. Aspal berlubang berlubang dan bergelombang. c. Tanah rata d. Tanah berbatu 7. Kondisi truk pengangkut sampah Kondisi truk pengangkut sampah yang yang beroperasi beroperasi mayoritas sudah tidak a. Sangat layak layak digunakan karena berlubang b. Layak sehingga trekadang sampah yang c. Terawat diangkut tercecer di jalan. d. Tidak layak dan berlubang
89
Masyarakat Aspek 8. Kondisi pemukiman a. Mengelompok b. Menyebar c. Sepanjang jalan d. Sepanjang sungai 9. Jarak antara pemukiman dengan TPA Jatibarang a. 0 - 100 m b. 110 - 250 m c. 260 - 400 m d. > 400 m 10. Kondisi rumah dan halaman rumah dari sampah a. Sangat bersih b. Bersih c. Agak bersih d. Kotor 11. Keadaan lingkungan tempat tinggal penduduk a. Ditanami pohon-pohon besar b. Ditanami pohon-pohon perdu c. Ditanami tanaman hias d. Gersang 12. Penggunaan lahan di sekitar TPA Jatibarang a. Pemukiman b. Hutan c. Tegalan d. Lain-lain
Hasil Observasi Kondisi pemukiman di sekitas TPA Jatibarang yaitu mengelompok.
Jarak antara TPA Jatibarang dengan pemukiman warga terdekat yaitu kurang dari 100 m.
Kondisi rumah warga di sekitar TPA Jatibarang pada umumnya bersih, halaman rumah juga cukup bersih dari sampah.
Lingkungan tempat tinggal sebagian ditamani dengan taman keras yang berbuah, namun terdapat pula rumah yang hanya ditanami tanaman hias dan juga rumah yang tidak memiliki tanaman apapun. Penggunaan lahan di sekitar TPA Jatibarang digunakan sebagai pemukiman dan tegalan.
Sampah Aspek 13. Kondisi sampah di TPA Jatibarang a. Memenuhi kapasitas TPA b. Menumpuk c. Tercecer ke lingkungan pemukiman d. Tidak memenuhi TPA
Hasil Observasi Kondisi sampah di TPA Jatibarang sudah menggunung dan hampir memenuhi kapasitas TPA.
90
14. Jenis sampah di TPA Jatibarang a. Anorganik dan organik menjadi satu b. Ada pemisahan antara organik dan anorgnik c. Sampah barang-barang bekas d. Sampah berbahaya (B3) 15. Penanganan sampah di TPA Jatibarang a. Dumping b. Sanitary landfill c. Composting d. Incineration 16. Pengelolaan sampah dilakukan oleh a. Dinas kebersihan b. Kelurahan c. Warga d. Seluruh pihak
Sampah-sampah yang ada di TPA Jatibarang terkumpul menjadi satu dari berbagai macam jenis sampah yang ada.
Sampah-sampah yang masuk ke TPA Jatibarang hanya ditimbun atau ditumpuk menjadi satu saja (dumping). Pemilahan sampah hanya dilakukan oleh pemulung yang pada umumnya mencari sampah-sampah plastik. Pengelolaan sampah dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Semarang.
Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah Aspek Hasil Observasi 17. Keadaan udara di sekitar TPA Keadaan udara di sekitar TPA Jatibarang Jatibarang berbau sampah terutama a. Sejuk ketika truk sampah lewat atau ketika b. Segar muatan sampah mayoritas adalah c. Kotor sampah organik seperti sisa buah, d. Berbau sayur atau makanan. 18. Kala lingkungan berbau sampah Bau sampah akan tercium terutama terjadi pada ketika truk sampah melintas atau a. Setiap waktu/selalu ketika muatan sampah mayoritas b. Saat truk pengangkut sampah adalah sampah organik seperti sisa melintas buah, sayur atau makanan. c. Setiap musim penghujan d. Jarang berbau 19. Kondisi fisik air yang dimanfaat Air yang dimanfaatkan oleh penduduk masyarakat yaitu air sumur yang pada a. Jernih, tidak berbau, tidak umumnya jernih, tidak berbau namun berwarna, tidak berasa terkadang keruh. b. Jernih, tidak berbau, tidak
91
berwarna c. Jernih, tidak berbau d. Keruh, tidak berbau, tidak berasa
20. Kondisi air lindi dari sampah di TPA Jatibarang a. Ditampung b. Dialirkan c. Menggenang d. Tercecer 21. Kondisi tanah di sekitar TPA Jatibarang a. Sangat bersih b. Bersih c. Agak bersih d. Kotor 22. Komponen utama pencemar tanah a. Plastik b. Kertas c. Limbah bahan makanan d. Kain (serat tekstil)
Air lindi di TPA Jatibarang ditampung dalam kolam-kolam penampungan yang sudah disediakan namun terkadang air lindi berceceran di jalan saat truk pengangkut sampah melintas. Kondisi tanah di sekitar TPA Jatibarang kotor dengan sampah yang tercecer di jalanan.
Sampah yang mencemari tanah mayoritas adalah sampah-sampah plastik.
92
Lampiran 3
KISI-KISI INSTRUMEN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN UPAYA MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) JATIBARANG KOTA SEMARANG
No. 1.
2.
Variabel Tingkat pendidikan
Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan
Sub Variabel Pendidikan formal
Pencemaran tanah
Pencemaran air
Pencemaran udara
Indikator 1) Pendidikan formal yang terakhit ditempuh 2) Jumlah kepemilikan anak 3) Pendidikan terakhir anak 4) Aksesibilitas ke sekolah terdekat 5) Tingkat pendapatan 6) Keberadaan SMP/SMA terdekat 1) Pola hidup ramah lingkungan 2) Cara menjaga kebersihan lingkungan 3) Program penghijauan lingkungan 4) Pengelolaan sampah 5) Kerjasama dengan pihak terkait 1) Pola hidup ramah lingkungan 2) Cara menjaga kebersihan lingkungan 3) Program penghijauan lingkungan 4) Pengelolaan sampah 5) Kerjasama dengan pihak terkait 1) Pola hidup ramah lingkungan 2) Cara menjaga kebersihan lingkungan 3) Program penghijauan lingkungan 4) Pengelolaan sampah 5) Kerjasama dengan pihak terkait
No. Soal 1 2 3 4 5 6 7, 8, 9,10, 11 12, 13, 14, 15, 16, 17 18 19, 20 21 22, 23 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 31 32, 33, 34, 45, 36, 37, 38, 39, 40 41, 42 43, 44, 45, 46 47, 48, 49, 50, 51 52, 53, 54 55, 56, 57, 58 59, 60
93
Lampiran 4
INSTRUMEN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN UPAYA MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) JATIBARANG KOTA SEMARANG
Identitas Responden 1. No. Responden
:
2. Nama
:
3. Umur
:
4. Pendidikan
:
5. Alamat
:
Berilah tanda silang (X) pada a, b, c dan d pada jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak/ Ibu/ Saudara
PENDIDIKAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1. Apa tingkat pendidikan formal terakhir yang Bapak/Ibu tempuh? a. Tamat PT b. Tamat SMA c. Tamat SMP d. Tamat SD, lainnya ……….. 2. Berapa jumlah anak yang Bapak/Ibu miliki? a. Kurang dari 3 orang b. 3-4 orang c. 5-6 orang d. Lebih dari 6 orang
94
3. Apakah pendidikan terakhir putra/putri Bapak/Ibu? a. Perguruan tinggi b. SMA c. SMP d. SD atau lainnya 4. Berapa jarak antara rumah Anda dengan sekolah terdekat? a. Kurang dari 5 km b. 5-7 km c. 8-10 km d. Lebih dari 10 km 5. Berapa pendapatan yang Anda peroleh setiap bulan? a. > Rp 2.400.000 b. Rp 1.700.000-Rp 2.399.000 c. Rp 1.000.000-Rp 1.699.000 d. < Rp 1.000.000 6. Berapa jarak antara rumah Anda dengan SMP/SMA terdekat? a. Kurang dari 2 km b. 2-4 km c. 4-6 km d. Lebih dari 6 km
UPAYA MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN Pencemaran Tanah 7. Berapa jarak tempat tinggal Anda dengan TPA Jatibarang? a. 0 - <25 meter b. 26 - <50 meter c. 51 - <75 meter d. >75 meter 8. Akibat dari penumpukan sampah di TPA Jatibarang bagi Anda yaitu? a. Menyebabkan pencemaran tanah, air, dan udara b. Menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan bau
95
c. Banyak lalat dan tikus berkeliaran d. Banyak sampah berceceran di jalanan 9. Apa dampak adanya truk sampah yang beroperasi setiap hari di sekitar lingkungan Anda ? a. Sampah berceceran di jalan dan bau sampah yang menyengat b. Sampah dan air lindi berceceran c. Jalan menjadi rusak dan berlubang d. Kenyamanan terganggu karena suara bising dari truk 10. Apa yang Anda lakukan dalam penggunaan barang kebutuhan sehari-hari? a. Menggunakan barang-barang yang bisa dimanfaatkan kembali b. Menggunakan barang-barang yang bisa didaur ulang c. Menggunakan barang-barang sesuai kebutuhan d. Menggunakan barang-barang sekali pakai 11. Untuk memupuk tanaman, Anda menggunakan? a. Pupuk kompos b. Pupuk kandang c. Tidak pernah dipupuk d. Pupuk buatan 12. Bagaimana cara Anda membersihkan lingkungan tempat tinggal Anda? a. Menyapu dan mengadakan kerja bakti tiap minggu b. Menyapu dan terkadang mengadakan kerja bakti c. Menyapu saja d. Dibiarkan sampai tertiup angin 13. Jenis sampah yang yang selalu mengotori halaman rumah Anda? a. Sampah dedaunan b. Sisa makanan c. Sampah kertas atau plastik d. Semua jenis sampah ada 14. Bagaimana cara Anda membersihkan lingkungan rumah? a. Disapu saja b. Disapu dan dipel
96
c. Mengelap semua bagian d. Dibiarkan begitu saja 15. Kebersihan jalan menuju TPA Jatibarang menjadi tanggung jawab? a. Masyarakat sekitar TPA Jatibarang b. Kepala kelurahan Kedungpane c. Dinas Kebersihan dan Pertamanan d. Pemerintah Kota Semarang 16. Sampah-sampah rumah tangga yang terkumpul akan? a. Langsung dibuang ke TPA Jatibarang b. Mengunggu petugas pengambil sampah/truk sampah lewat c. Sampah akan dibakar d. Sampah dipendam dalam tanah 17. Apabila tanah di sekitar rumah anda tercemar oleh sampah, maka? a. Anda akan membersihkan sampah tersebut, terutama sampah plastik b. Anda akan mengubur sampah-sampah tersebut c. Sampah dibiarkan karena tidak mengganggu d. Memberikan pupuk agar tanah tetap subur 18. Jenis tanaman yang ditanam di halaman rumah Anda? a. Tanaman keras yang rindang b. Tanaman keras yang berbuah c. Tanaman perdu dan tanaman hias d. Tanaman hias 19. Apa yang Anda lakukan terhadap jenis sampah plastik dan sampah kertas yang ada di lingkungan Anda? a. Didaur ulang agar dapat dimanfaatkan kembali b. Dijual ke pengepul sampah c. Dibakar atau dikuburagar tidak mengotori lingkungan d. Dibuang ke tempat sampah 20. Penanganan sampah yang baikyang Anda lakukan yaitu dengan cara? a. Daur ulang b. Pengomposan
97
c. Pembakaran d. Penimbunan atau dibuang ke TPA 21. Untuk mengatasi pencemaran akibat sampah, yang dilakukan masyarakat yaitu? a. Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait b. Mengadukan pencemaran kepada pihak terkait c. Bekerjasama dengan masyarakat saja d. Tidak melakukan apa-apa
Pencemaran Air 22. Untuk membungkus makanan, Anda lebih memilih? a. Dibungkus dengan daun b. Dibungkus dengan kertas c. Dibungkus plastik d. Memakai wadah sterofoam 23. Saat mencuci pakaian Anda menggunakan? a. Sabun batangan b. Sabun mandi c. Detergen d. Detergen yang banyak busanya 24. Saluran pembuangan/ sanitasi di rumah Anda? a. Lancar b. Mampet c. Tergenang d. Tidak ada atau yang lainnya 25. Dimana Anda membuang air limbah rumah tangga? a. Selokan b. Sungai terdekat c. Halaman rumah d. Jalan 26. Kapan Anda membersihkan lingkungan tempat tinggal Anda?
98
a. Setiap hari walaupun tidak terlalu kotor b. Setiap hari terutama apabila ada sampah berserakan c. Saat halaman mulai kotor dengan sampah d. Tidak selalu 27. Bagaimana cara Anda membersihkan lingkungan tempat tinggal Anda? a. Menyapu dan mengadakan kerja bakti tiap minggu b. Menyapu dan terkadang mengadakan kerja bakti c. Menyapu saja d. Dibiarkan sampai tertiup angin 28. Kebersihan lingkungan rumah menjadi tanggung jawab? a. Semua anggota keluarga b. Kepala keluarga c. Ibu rumah tangga d. Tetangga 29. Bagaimana cara Anda membuang sampah? a. Dikumpulkan dahulu di tempat sampah, dan kemudian diangkut ke penampungan sampah b. Dikumpulkan di dalam lubang sampah lalu dibakar atau dikubur c. Dibuang sembarang tempat d. Dibuang saluran air/sungai 30. Kapan Anda membuang sampah? a. Setiap hari b. Tiga hari sekali c. Jika sudah banyak d. Lebih dari seminggu 31. Bagaimanakah halaman rumah Anda? a. Ditanami dengan tanaman bunga dan pepohonan serta dirawat dengan baik b. Ditanami dengan tanaman bunga dan pepohonan tapi kurang terawat c. Ditanami dengan tanaman seadanya d. Tidak ditanami apa-apa
99
32. Sampah-sampah yang menumpuk di TPA Jatibarang Anda manfaatkan untuk? a. Tidak dimanfaatkan b. Mata pencaharian pemulung c. Pembuatan kompos d. Sebagai pakan ternak terutama sapi 33. Penanganan sampah yang baikyang Anda lakukan yaitu dengan cara? a. Daur ulang b. Pengomposan c. Pembakaran d. penimbunan 34. Bagaimana cara Anda dalam pengelolaan sampah organik? a. Dikomposkan b. Ditimbun atau dikubur di dalam tanah c. Dibuang di tempat sampah d. Dibuang sembarang tempat 35. Pengelolaan air lindi yang keluar dari tumpukan sampah di TPA Jatibarang adalah? a. Terdapat sanitasi atau saluran pembuangan khusus b. Ditampung dalam suatu tempat c. Dibiarkan berceceran d. Tidak terurus 36. Dampak akibat air lindi yang tercecer adalah? a. Mencemari tanah dan sumur warga b. Mencemari air di dekitar TPA Jatibarang c. Menimbulkan bau yang menyengat d. Menjadi sarang penyakit 37. Untuk membersihkan air lindi (air yang keluar dari sampah) yang Anda lakukan adalah? a. Menyemprotkan air b. Menyapu lindi ke selokan
100
c. Menunggu hujan lalu dibersihkan d. Membiarkan lindi hingga tergenang atau kering sendiri 38. Darimana Anda mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari? a. Air sumur b. Air PDAM c. Air sungai d. Air hujan 39. Bagaimana kondisi air yangAndaa gunakan sehari-hari? a. Dalam keadaan jernih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa b. Dalam keadaan tiga diantara empat di atas c. Dalam keadaan dua diantara empat di atas d. Dalam keadaan satu diantara empat di atas 40. Apabila air yang Anda konsumsi tercemar oleh sampah, maka? a. Akan diberi tawas b. Akan diendapkan dahulu c. Mencari sumber air yang lain d. Tetap menggunakan air tersebut 41. Intensitas penyuluhan yang diberikan pihak-pihak tertentu yaitu? a. Rutin setiap bulan b. 6 bulan sekali c. Satu tahun sekali d. Tidak tentu 42. Penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan diadakan oleh? a. Dinas Kebersihan dan Pertamanan b. Badan Lingkungan Hidup c. Perangkat Kecamatan atau Kelurahan d. Tidak pernah
Pencemaran Udara 43. Kualitas udara di sekitar rumah Anda adalah? a. Berbau kurang sedap karena sampah
101
b. Berbau kurang sedap c. Terasa sejuk d. Terasa sejuk dan bersih 44. Sampah yang dapat menimbulkan bau kurang sedap yaitu jenis sampah? a. Sisa makanan, buahan-buahan, dan sayuran b. Kotoran hewan c. Sampah plastik dan kertas d. Sampah barang-barang bekas 45. Dampak udara yang kurang sedap dari sampah adalah? a. Menimbulkan penyakit pernafasan b. Mengganggu kenyamanan c. Mengundang lalat d. Menyebabkan gatal-gatal 46. Untuk menjangkau suatu tempat, Anda lebih memilih? a. Jalan kaki karena sehat b. Memakai sepeda karena murah c. Naik angkutan umum d. Selalu memakai sepeda motor atau mobil 47. Sampah yang menumpuk atau berceceran dapat mengakibatkan? a. Pencemaran dan kurang enak dipandang b. Pencemaran lingkungan c. Lingkungan menjadi kotor d. Bau yang menyengat 48. Pemberian tempat sampah dirumah Anda adalah? a. Di tiap ruangan diberi tempat sampah b. Di halaman depan dan belakang rumah diberi tempat sampah c. Hanya di halaman depan atau rumah saja d. Tidak memiliki tempat sampah 49. Apabila jalan di sekitar tempat tinggal Anda dipenuhi oleh sampah yang jatuh dari truk sampah, maka sikap Anda? a. Akan membersihkan jalan setiap hari
102
b. Akan membersihkan jalan setelah truk sampah lewat c. Akan membersihkan jalan apabila ada sampah d. Membiarkan sampah karena sudah ada petugasnya 50. Untuk membersihkan lingkungan akibat sampah yang tercecer dari truk sampah yaitu? a. Mengadakan kerja bakti secara rutin b. Membersihkan halaman sendiri c. Mengadukan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan d. Membiarkan sampah begitu saja 51. Sebelum Anda membuang sampah, apa yang akan Anda lakukan terhadap sampah tersebut? a. Dipilah dulu sesuai dengan jenisnya supaya dapat mengurangi pencemaran tanah b. Dipilah antara organik dan anorganik c. Dipilah untuk memisahkan sampah yang dapat disaur ulang d. Dikumpulkan menjadi satu lalu dibuang 52. Untuk membersihkan udara yang berbau sampah, yang Anda lakukan adalah? a. Menanam pohon di sekitar rumah Anda b. Menutup ventilasi rumah c. Memakai kipas angin atau AC (Air Conditioner)di dalam rumah d. Dibiarkan karena sudah terbiasa 53. Bagaimanakah halaman rumah Anda? a. Ditanami dengan tanaman bunga dan pepohonan serta dirawat dengan baik b. Ditanami dengan tanaman bunga dan pepohonan tapi kurang terawat c. Ditanami dengan tanaman seadanya d. Tidak ditanami apa-apa 54. Manfaat penanaman tanaman di halaman rumah Anda adalah? a. Untuk mengurangi pencemaran udara dan sebagai peneduh b. Sebagai peneduh dan mata pencaharian c. Sebagai penghias rumah d. Untuk memperbanyak isi halaman agar tidak kosong
103
55. Akibat dari pemusnahan sampah secara penumpukan adalah? a. Polusi udara b. Menjadi sumber penyakit c. Banyak lalat dan tikus d. Kondisi lingkungan yang bersih 56. Parameter kualitas kebersihan suatu wilayah adalah? a. Ketersediaan tempat sampah yang disesuaikan dengan kebutuhan b. Tidak terdapat banyak sampah c. Tingkat polusi udara rendah d. Sering mengadakan kerja bakti 57. Sampah organik akan Anda manfaatkan untuk? a. Pembuatan pupuk kompos b. Pakan ternak c. Sumber energi d. Tidak dimanfaatkan 58. Penanganan sampah yang baik yang Anda lakukan yaitu dengan cara? a. Daur ulang b. Pengomposan c. Pembakaran d. Penimbunan 59. Penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan diadakan oleh? a. Dinas Kebersihan dan Pertamanan b. Badan Lingkungan Hidup c. Perangkat Kecamatan atau Kelurahan d. Tidak pernah 60. Hasil dari kerjasama dengan pihak terkait? a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Biasa saja d. Tidak ada hasil
104 TABEL VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Item UC 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
4
1
2
2
1
4
3
4
2
3
3
4
UC 2
1
3
1
2
1
1
3
3
4
2
3
2
1
UC 3
1
3
2
2
1
1
3
4
4
2
3
2
1
UC 4
1
4
2
3
1
1
3
3
4
4
3
2
4
UC 5
1
4
2
3
1
2
3
4
3
2
4
2
1
UC 6
1
4
2
3
1
1
3
4
3
2
2
3
2
UC 7
1
3
1
2
2
1
2
3
2
2
2
4
1
UC 8
1
3
1
2
2
2
2
3
2
2
3
2
1
UC 9
1
3
1
2
1
1
2
1
4
2
3
2
1
UC 10
2
3
3
2
2
2
3
1
4
4
2
3
3
UC 11
2
3
2
2
2
2
2
1
4
2
1
4
4
UC 12
2
3
3
2
2
2
2
3
4
2
2
4
4
UC 13
2
4
3
2
2
2
2
3
4
2
2
3
3
UC 14
2
4
2
1
2
2
2
3
3
2
2
4
4
UC 15
2
4
1
1
1
2
2
3
3
4
4
3
4
UC 16
4
4
4
3
2
2
3
3
4
4
2
3
4
UC 17
4
4
4
3
3
2
1
4
4
4
1
4
4
UC 18
3
3
3
3
2
2
4
3
3
2
2
4
4
UC 19
3
4
2
3
2
2
3
3
3
4
4
3
4
UC 20
3
4
3
3
2
2
3
4
3
2
4
2
1
∑X
38
71
43
46
34
33
52
59
69
52
52
59
55
∑X2
92
257
111
114
64
59
146
191
247
152
152
187
189
∑XY
127072
237424
143792
153824
113696
110352
173888
197296
230736
173888
173888
197296
183920
rxy
0.77576
0.531507
0.641532
0.526
0.516412
0.577701
0.462
0.491
0.587
0.689057
0.728
0.74
0.713182
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
r tabel Kriteria σ2b
valid 0.99
valid 0.2475
valid 0.9275
valid 0.41
valid 0.31
valid 0.2275
valid 0.54
valid
valid
0.8475
0.4475
valid 0.84
valid 0.84
valid
valid
0.6475
1.8875
105
28
29
30
31
32
33
4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 74 284 247456 0.469
4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 291 250800 0.483
4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 70 260 234080 0.573
1 2 1 2 1 1 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 2 39 91 130416 0.55031
3 4 4 3 4 4 4 3 3 1 3 3 1 4 4 4 4 1 4 4 65 233 217360 0.617
1 1 1 1 1 1 1 4 4 2 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 51 165 170544 0.456
0.444 valid 0.51
0.444 valid 0.4875
0.444 valid 0.75
0.444 valid 0.7475
0.444 valid 1.0875
0.444 valid 1.7475
34
35
36
37
38
39
40
2 3 1 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 4 2 4 2 4 2 3 4 3 2 3 47 62 125 198 157168 207328 0.475 0.624499
2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 4 3 4 2 2 3 49 131 163856 0.482
4 3 3 4 1 1 3 3 1 3 4 1 1 4 4 1 1 3 3 4 52 166 173888 0.475
4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 74 278 247456 0.445
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77 299 257488 0.459
2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 43 101 143792 0.485
1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 3 1 2 1 2 2 29 53 96976 0.574
0.444 valid 0.7275
0.444 valid 0.5475
0.444 valid 1.54
0.444 valid 0.21
0.444 valid 0.1275
0.444 valid 0.4275
0.444 Valid 0.5475
0.444 valid 0.29
41
106
42
43
44
45
2 2 4 4 2 2 2 2 4 3 2 2 4 2 1 2 2 2 1 2 47 127 157168 0.541
3 4 4 2 4 3 3 3 2 1 3 4 3 2 4 4 2 2 4 2 59 191 197296 0.496
4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 2 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 75 58 285 176 250800 193952 0.482 0.489186
0.444 valid 0.8275
0.444 valid 0.8475
0.444 valid 0.1875
0.444 valid 0.39
46
47
48
49
4 3 3 4 1 1 3 3 1 3 4 1 1 4 4 1 1 3 3 4 52 166 173888 0.479
4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 74 278 247456 0.533
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77 299 257488 0.527
2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 43 101 143792 0.481
0.444 valid 1.54
0.444 valid 0.21
0.444 valid 0.1275
0.444 valid 0.4275
50
51
52
53
54
1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 3 1 2 1 2 2 29 53 96976 0.452
2 2 4 4 2 2 2 2 4 3 2 2 4 2 1 2 2 2 1 2 47 127 157168 0.473
3 4 4 2 4 3 3 3 2 1 3 4 3 2 4 4 2 2 4 2 59 191 197296 0.462
4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 4 3 4 4 2 4 3 2 2 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 3 3 2 75 58 62 285 176 212 250800 193952 207328 0.574 0.489186 0.153088
0.444 valid 0.5475
0.444 valid 0.8275
0.444 valid 0.8475
0.444 valid 0.1875
0.444 valid 0.39
55
0.444 Tidak 0.99
107
56
57
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 59 63 175 201 197296 210672 0.452 0.687805 0.444 valid 0.0475
0.444 valid 0.1275
58 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 2 3 4 2 4 3 62 202 207328 0.463 0.444 valid 0.49
59
60
2 2 1 3 1 3 1 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 3 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 4 4 2 4 1 3 1 4 1 3 29 63 53 203 96976 210672 0.48 0.496967 0.444 valid 0.5475
0.444 valid 0.2275
Y
170 154 164 166 162 159 147 158 146 173 173 166 166 173 177 190 192 162 179 167 3344
Y2
28900 23716 26896 27556 26244 25281 21609 24964 21316 29929 29929 27556 27556 29929 31329 36100 36864 26244 32041 27889 561848
k = 60 ∑σ2b = 39.89 σt2= 136.56 r11 = 0.720
114
Lampiran 6 Perhitungan Validitas Angket Rumus
Kriteria Butir item valid jika r xy > r tabel Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan validitas item pada no 1. No. 1
Kode UC-01
2
UC-02
3
UC-03
4
UC-04
5
UC-05
6
UC-06
7
UC-07
8
UC-08
9
UC-09
10
UC-10
11
UC-11
12
UC-12
13
UC-13
14
UC-14
15
UC-15
16
UC-16
17
UC-17
18
UC-18
19
UC-19
20
UC-20 ∑
X
Y
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 4 3 3 3
170 154 164 166 162 159 147 158 146 173 173 166 166 173 177 190 192 162 179 167
38
3344
X2 1
Y2 28900
XY 170
1
23716
154
1
26896
164
1
27556
166
1
26244
162
1
25281
159
1
21609
147
1
24964
158
1
21316
146
4
29929
346
4
29929
346
4
27556
332
4
27556
332
4
29929
346
4
31329
354
16
36100
760
16
36864
768
9
26244
486
9
32041
537
9
27889
501
92
561848
6534
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:
115
Pada α = 5% dengan n =20 diperoleh r tabel = 0,444 Karena r xy > r tabel, maka butir no 1 tersebut valid. Perhitungan Realibilitas Angket Rumus
Kriteria Apabila r11 > r tabel maka instrumen tersebut reliabel. Perhitungan 1. Varians total
= = 136,56 2.
Varians butir
116
--------
= 0,99 + 0,25 + 0,93 + 0,41------- + 0,2275 = 39,89 Koefisien reliabilitas
= 0,720 Pada α = 5 % dengan n = 20 di peroleh r tabel = 0,444 Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan instrumen tersebut reliabel.
Lampiran 7 DAFTAR RESPONDEN No. 1 2 3 4
Nama Responden Amat Djadi Sukati Matmainah Imran
Pendidikan Terakhir Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD
Pekerjaan Buruh tani Tani Buruh tani Buruh
117
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Jumariyanto Mahmudi Wahyuni Sa’diyah Rochani Rubai Saodah Umrotun Munaitun Muchalim Djamat Jumardi Maesaroh Pariyanto Suroso Basari Kustinah Nurhayati Rumini Munirah Ahmad Musripah Junardi Nariyah Sugiyarti Rondhiyah Amidah Sunaim Julekah Barnawi Supardi Chotimah Sukarman Chamdin Mariyati Matori Suparman
Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SD SMP SMP
Buruh tani Buruhi Buruh Buruh tani Buruh tani Wiraswasta Ibu rumah tangga Buruh Buruh Buruh tani Buruh tani Swasta Buruh tani Swasta Swasta Swasta Swasta Buruh tani Buruh tani Ibu rumah tangga Tani Tani Swasta Wiraswasta Tani Serabutan Pemulung Buruh Ibu rumah tangga Serabutan Swasta Buruh Wiraswasta Buruh Buruh Tani Swasta
118
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
Wariyatun Umar Mustarip Agusmanto Muchayati Tuwariyah Munari Saroni Akhmadi Partini Sudiyono Muharti Rohayudi Joko hartono Usman Jazri Budi hartono Didik Eko Sarimin Suprihati Hariyanto Nugroho Tukino Tugini Makrufah Mintarno Priyanti
SMP SMP SMP SMP SMP SMP SMP SMP SMP SMP SMP SMP SMP SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA D3 S1
Ibu rumah tangga Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Wiraswasta Swasta Swasta Buruh Tani Swasta PNS Tani Wiraswasta Polisi Swasta TNI Swasta Ibu rumah tangga Swasta Swasta Swasta PNS Ibu rumah tangga Swasta Guru
Lampiran 8 Tabulasi Tingkat Pendidikan Responden R1 R2 R3 R4
Item 1 1 1 1 1
Item 2 3 4 3 3
Item 3 1 1 1 2
Item 4 3 2 2 2
Item 5 1 2 1 1
Item 6 1 1 1 1
jumlah 10 11 9 10
119
R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4
2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 1 1 3 2 2 1 3 2 1 1 2 3 2 3 3 1 2 3 2 1 1 3
3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 3 2 3 1 3 3 2 2 3 2 3 3
2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1
1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1
12 12 12 11 8 10 9 12 12 9 9 10 12 13 12 10 11 9 13 11 11 12 14 11 10 13 12 12 10 12 13 12 11 14 11 13 13 15 12 12 14
120
R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 R64 R65 R66 R67 R68 R69 jumlah Skor total Skor max.
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 116
3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 247
3 2 3 3 2 1 3 2 2 1 1 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 141 875 1695
2 2 2 2 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 169
2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 102
2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 100
Tingkat pendidikan masyarakat sekitar TPA Jatibarang adalah
(sedang)
14 13 14 15 13 11 15 14 13 12 13 16 16 17 16 16 15 17 16 15 15 16 19 20 875
121
Lampiran 9 TAbulasi Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25
7 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1
8 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 1 3 1 3
9 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 4 4 3 2
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 4 4 2
11 2 3 3 3 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 2 2
12 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 2 2 4 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 3
13 4 4 1 1 1 2 2 1 4 4 4 2 1 1 4 4 4 1 2 1 1 1 1 4 4
Item 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3
15 4 4 2 2 2 4 2 2 4 4 2 1 2 2 1 4 2 1 2 2 2 4 2 4 2
16 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 2
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 3 1 3 3 1 1 2 1 3 3 3 1 2 1 2 3 3 1 1 1 3 1 1 3 1
19 1 4 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 4 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 2
20 2 1 1 3 3 1 1 3 3 4 3 1 1 1 4 4 3 4 4 1 4 1 1 1 2
21 4 1 1 1 1 1 2 1 4 4 2 1 1 4 1 4 1 1 1 2 2 4 1 4 4
Jml. 45 45 37 40 40 39 40 38 48 50 43 34 38 45 43 48 45 41 40 32 36 36 36 42 37
122 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55
2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 1 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3
1 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 1 3 3 3 3 1 3 3 3
4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4
2 2 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2
4 2 2 2 2 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 4 2 2 1 2
3 2 4 2 4 4 2 2 2 3 4 2 4 2 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4
1 1 4 1 4 4 4 4 1 2 1 1 4 4 4 4 4 3 3 1 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4
4 2 4 4 4 4 4 2 1 2 2 2 4 4 2 4 1 1 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2
3 3 2 3 2 2 3 4 3 4 2 2 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 1 1 3 3 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 3 1 3 3 1 3 3 1 1 1 3 1 3 3 2 3 1 3 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 2
2 2 1 2 3 1 1 2 4 1 1 1 1 4 1 4 1 1 2 2 4 4 1 1 4 1 1 1 1 1
3 2 2 2 2 2 4 3 4 4 1 4 2 2 4 4 4 1 1 4 3 2 2 4 4 2 1 2 3 2
2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 4 2 2 4 4 1 2 1 1 4 4
40 38 39 39 47 40 47 44 41 39 31 35 40 42 45 47 41 34 41 43 46 41 41 45 44 43 30 42 42 42
123 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 R64 R65 R66 R67 R68 R69 jumlah Skor total Skor max.
2 3 4 2 2 3 3 4 4 3 4 2 1 4 4 45 4 3 3 2 2 4 4 3 2 3 4 3 4 4 1 46 3 3 3 4 4 3 4 4 4 1 4 2 1 2 2 44 3 4 3 2 4 2 1 4 1 3 4 1 4 4 1 41 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 1 1 4 1 40 3 3 2 2 2 4 1 3 2 2 4 1 1 1 2 33 2 3 2 2 3 2 1 3 2 2 4 3 1 4 2 36 2 3 2 2 2 4 4 4 4 2 4 1 1 2 1 38 2 3 4 2 2 2 4 3 4 1 4 3 4 2 1 41 1 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 3 1 4 1 43 1 3 4 2 2 3 4 4 4 3 4 2 4 4 1 45 1 3 4 2 3 2 4 3 1 3 4 3 1 4 1 39 3 3 4 4 2 3 4 4 2 3 4 3 1 3 4 47 1 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 52 173 215 231 168 166 195 193 251 192 191 274 146 124 183 135 2837 2837 4140
Upaya mengatasi pencemaran tanah adalah
= (tinggi)
124 Lampiran 10
Tabulasi Upaya Mengatasi Pencemaran Air Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24
22 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2
23 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
25 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4
26 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3
27 2 2 4 4 3 3 2 2 2 2 3 4 2 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4
28 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 2 4 2
31 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 3
Item 32 33 1 2 3 1 4 1 4 1 4 1 3 1 4 4 3 2 4 3 4 1 3 3 1 1 1 1 4 1 1 4 1 4 3 1 4 1 4 1 4 1 3 4 3 4 1 3 4 4
34 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2
35 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3
36 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 2 2 3 2
37 1 4 3 3 4 3 3 1 1 3 1 3 4 4 4 1 4 1 1 3 3 1 1 1
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
39 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3
40 1 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 1 1
41 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 3 3 1 1 1 1 3 1 1 3
42 2 2 2 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 2 4 4 2
Jumlah 53 59 59 61 61 58 64 58 58 58 58 59 54 62 56 61 63 58 57 57 62 57 61 58
125 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54
3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3
4 3 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 2 2 2 3 2 3 2
4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4
4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 1 4 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4
3 2 3 3 2 1 3 2 2 1 1 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 3 3 3 2 3 3 1 2 1
1 1 1 3 1 4 3 1 3 4 4 4 3 3 4 4 1 4 4 1 1 1 3 3 1 4 4 4 3 4
4 2 1 2 4 2 2 4 1 1 1 1 4 2 1 3 4 4 4 3 3 2 4 2 2 3 3 3 4 4
2 4 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 2 2
2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
2 3 1 2 2 3 2 1 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 2 4 2 2 2
3 4 1 3 2 3 3 1 4 1 1 3 3 3 3 1 3 3 4 1 4 3 4 1 1 4 4 3 3 1
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 1 4 2
2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 3 1 1 1
2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 4 2 1 1 2 2
61 63 58 60 54 63 60 61 63 58 57 57 62 60 54 64 58 63 64 58 57 60 65 60 58 65 68 56 66 55
126 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 R64 R65 R66 R67 R68 R69 jumlah Skor total Skor max.
3 2 4 4 3 2 4 1 4 3 4 1 2 1 2 3 4 3 4 3 2 3 2 4 4 4 3 4 4 2 1 4 3 4 3 2 1 4 3 2 1 2 2 2 4 4 3 3 2 4 4 1 1 4 2 3 2 3 3 4 2 1 2 3 2 4 4 4 3 4 4 2 1 4 4 4 3 2 3 4 4 2 2 1 2 1 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 4 1 2 2 3 1 4 4 4 2 4 4 4 2 1 3 2 4 2 1 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 2 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 4 4 2 1 2 3 2 4 4 4 2 4 3 4 2 1 4 4 3 1 1 4 4 2 1 2 2 2 4 2 4 3 4 4 4 2 3 1 2 4 2 4 4 4 2 1 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 1 4 1 2 3 2 1 4 4 2 1 2 3 2 4 4 4 2 4 3 4 1 4 1 2 3 2 1 4 4 2 1 2 4 1 4 4 3 2 4 3 2 2 4 1 2 3 4 3 3 4 2 1 4 2 2 4 4 3 2 4 4 4 1 3 4 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 1 4 4 2 1 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 3 4 2 2 2 187 129 276 260 247 177 252 246 246 124 201 171 165 206 152 169 263 260 149 102 153 4135 5796
Upaya mengatasi pencemaran air adalah
air
Lampiran 11
59 60 56 64 64 63 61 59 62 59 57 60 57 66 68 4135
127
Tabulasi Upaya Mengatasi Pencemaran Udara Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26
43 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 4 2 2
44 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3
45 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3
46 1 4 3 3 4 3 3 1 1 3 1 3 4 4 4 1 4 1 1 3 3 1 1 1 3 4
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4
48 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4
49 1 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 1 1 2 2
50 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 3 3 1 1 1 1 3 1 1 3 2 1
Item 51 52 2 3 2 3 2 4 4 4 2 4 2 4 2 3 4 3 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 1 2 2 2 2 3 4 2 2 4 2 3 2 3 2 3 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2
53 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3
54 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3
55 4 2 4 4 4 2 2 4 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 2
56 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2
57 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3
58 3 4 3 3 2 4 3 2 4 2 3 3 4 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2
59 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 4 2 1
60 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4
Jumlah 49 55 53 55 55 53 51 52 51 50 47 51 55 49 52 49 48 52 51 52 51 47 45 52 51 47
128 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56
2 4 4 2 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 2 1 3 4 3 2 4 4 2 1 3 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2
1 3 2 3 3 1 4 1 1 3 3 3 3 1 3 3 4 1 4 3 4 1 1 4 4 3 3 1 3 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3
2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 1 4 2 4 2
1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1
2 2 1 2 2 2 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 4 2 1 1 2 2 2 2
2 4 4 2 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 2 1 3 4 3 2 4 4 2 1 3 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2
4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 2 4 2 2 4 2 4
2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3
1 2 2 4 2 4 2 3 3 4 4 2 2 1 2 2 4 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3
2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 4 1 1
3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3
45 54 50 49 54 49 48 52 51 52 51 54 51 52 51 47 54 54 49 53 55 52 51 51 57 49 50 47 53 50
129 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 R64 R65 R66 R67 R68 R69 jumlah Skor total Skor max.
2 4 2 3 3 4 2 1 2 2 4 2 4 3 3 2 1 3 4 4 3 3 4 4 2 2 1 4 4 3 2 3 3 4 1 4 2 3 3 4 4 4 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 3 1 4 3 1 4 4 4 3 3 1 4 3 4 3 4 3 1 3 3 4 4 3 4 4 2 1 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 2 1 2 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 2 1 4 3 3 3 4 2 4 4 4 2 2 4 4 1 4 4 2 1 2 2 4 4 2 3 3 3 1 2 4 4 3 1 4 4 2 1 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 1 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 2 4 4 3 3 3 2 1 2 2 4 4 2 3 3 4 1 4 4 4 3 1 4 4 2 1 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 1 3 4 2 2 2 2 4 3 4 3 4 4 2 4 209 258 191 169 263 260 149 102 153 209 258 191 214 191 221 205 114 202 3559 4968
Upaya mengatasi pencemaran udara adalah
udara
47 55 48 53 60 57 57 48 58 56 51 58 53 3559
130
Lampiran 12 Kriteria tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya mengatasi pencemaran lingkungan Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36
Tingkat pendidikan 10 11 9 10 12 12 12 11 8 10 9 12 12 9 9 10 12 13 12 10 11 9 13 11 11 12 14 11 10 13 12 12 10 12 13 12
Pencemaran tanah 45 45 37 40 40 39 40 38 48 50 43 34 38 45 43 48 45 41 40 32 36 36 36 42 37 40 38 39 39 47 40 47 44 41 39 31
Pencemaran air 53 59 59 61 61 58 64 58 58 58 58 59 54 62 56 61 63 58 57 57 62 57 61 58 61 63 58 60 54 63 60 61 63 58 57 57
Pencemaran udara 49 55 53 55 55 53 51 52 51 50 47 51 55 49 52 49 48 52 51 52 51 47 45 52 51 47 45 54 50 49 54 49 48 52 51 52
Total 157 170 158 166 168 162 167 159 165 168 157 156 159 165 160 168 168 164 160 151 160 149 155 163 160 162 155 164 153 172 166 169 165 163 160 152
131
R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 R64 R65 R66 R67 R68 R69 Skor total Skor max.
11 14 11 13 13 15 12 12 14 14 13 14 15 13 11 15 14 13 12 13 16 16 17 16 16 15 17 16 15 15 16 19 20 875 1695
35 40 42 45 47 41 34 41 43 46 41 41 45 44 43 30 42 42 42 45 46 44 41 40 33 36 38 41 43 45 39 47 52 2837 4140
62 60 54 64 58 63 64 58 57 60 65 60 58 65 68 56 66 55 59 60 56 64 64 63 61 59 62 59 57 60 57 66 68 4135 5796
51 54 51 52 51 47 54 54 49 53 55 52 51 51 57 49 50 47 53 50 47 55 48 53 60 57 57 48 58 56 51 58 53 3559 4968
Kriteria tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya mengatasi pencemaran lingkungan adalah
159 168 158 174 169 166 164 165 163 173 174 167 169 173 179 150 172 157 166 168 165 179 170 172 170 167 174 164 173 176 163 190 193 11406 16560
132
(tinggi)
126
Lampiran 13 Analisis Statistik Korelasi Produk Moment No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
X
Y 10 11 9 10 12 12 12 11 8 10 9 12 12 9 9 10 12 13 12 10 11 9 13 11 11 12 14 11 10 13 12 12 10 12 13 12 11
147 159 149 156 156 150 155 148 157 158 148 144 147 156 151 158 156 151 148 141 149 140 142 152 149 150 141 153 143 159 154 157 155 151 147 140 148
X2 100 121 81 100 144 144 144 121 64 100 81 144 144 81 81 100 144 169 144 100 121 81 169 121 121 144 196 121 100 169 144 144 100 144 169 144 121
Y2 21609 25281 22201 24336 24336 22500 24025 21904 24649 24964 21904 20736 21609 24336 22801 24964 24336 22801 21904 19881 22201 19600 20164 23104 22201 22500 19881 23409 20449 25281 23716 24649 24025 22801 21609 19600 21904
XY 1470 1749 1341 1560 1872 1800 1860 1628 1256 1580 1332 1728 1764 1404 1359 1580 1872 1963 1776 1410 1639 1260 1846 1672 1639 1800 1974 1683 1430 2067 1848 1884 1550 1812 1911 1680 1628
127
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 47 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 jumlah
14 11 13 13 15 12 12 14 14 13 14 15 13 11 15 14 13 12 13 16 16 17 16 16 15 17 16 15 15 16 19 20 875
154 147 161 156 151 152 153 149 159 161 153 154 160 168 135 158 144 154 155 149 163 153 156 154 152 157 148 158 161 147 171 173 10531
196 121 169 169 225 144 144 196 196 169 196 225 169 121 225 196 169 144 169 256 256 289 256 256 225 289 256 225 225 256 361 400 11509
23716 21609 25921 24336 22801 23104 23409 22201 25281 25921 23409 23716 25600 28224 18225 24964 20736 23716 24025 22201 26569 23409 24336 23716 23104 24649 21904 24964 25921 21609 29241 29929 1610637
2156 1617 2093 2028 2265 1824 1836 2086 2226 2093 2142 2310 2080 1848 2025 2212 1872 1848 2015 2384 2608 2601 2496 2464 2280 2669 2368 2370 2415 2352 3249 3460 133919
128
Lampiran14 Analisis Korelasi Produk Moment
(rendah) Tabel Interpretasi Nilai r Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah (tak berkorelasi)
Berdasarkan hasil interpretasi nilai r xy dengan tabel interpretasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya mengatasi pencemaran lingkungan pada masyarakat sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang walaupun tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan bukanlah faktor dominan yang berperan dalam upaya yang dilakukan masyarakat, namun terdapat faktor-faktor
129
lain yang juga berperan misalnya pengetahuan, lingkungan dan kebiasaan masyarakat.