Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010
PENGARUH KONDISI JALAN TERHADAP JUMLAH KECELAKAAN LALU-LINTAS PADA JALAN NASIONAL DAN JALAN PROPINSI (STUDI KASUS : JALAN NASIONAL DAN JALAN PROPINSI DI PROPINSI BALI) Agung Yana, A.A. Gde1 Indriani, Made Novita2 1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Kampus Unud Bukit Jimbaran Kabupaten Badung Email:
[email protected] 2 Mahasiswa Program Pasca Sarjana Kerjasama Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayanadan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ABSTRAK Mengingat Jalan Nasional dan Jalan Propinsi di Propinsi Bali memiliki peran yang cukup besar bagi perkembangan berbagai sektor terutama sektor pariwisata dan budaya dan pemerataan hasil-hasil pembangunan, maka diharapkan ruas-ruas jalan Nasional dan ruas-ruas jalan Propinsi tersebut, merupakan prasarana yang aman dan nyaman sampai di tujuan untuk dilalui. Untuk itu perlu ditinjau pengaruh kondisi ruas-ruas jalan Nasional dan kondisi ruas-ruas jalan Propinsi yaitu kondisi perkerasan jalan dan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas. Analisis Regresi Ganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh perkerasan jalan dalam kondisi baik, rusak ringan dan rusak serta Lalu-Lintas Harian Rata-Rata (LHR) terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas yang terjadi. Perhitungan Analisis Regresi Ganda, diselesaikan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Berdasarkan Analisis tersebut, pada jalan Nasional diperoleh hasil sebagai berikut : pengaruh kondisi perkerasan jalan dan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) terhadap jumlah kecelakaan lalulintas 50,75 %, masing - masing memberi pengaruh yaitu :LHR 46%, kondisi rusak ringan 42%, kondisi baik 41% dan kondisi rusak 35%. Berdasarkan Analisis tersebut, pada jalan Propinsi diperoleh hasil sebagai berikut : pengaruh kondisi perkerasan jalan dan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas 75.27 %, masing - masing memberi pengaruh yaitu : kondisi rusak ringan 53%, LHR 51% kondisi baik 49% dan kondisi rusak 30%.
ABSTRAK To remaind National street and Province street at Province of Bali have a biog role for any sectors development especially tourism and culture sector and development average produce. Hopefully part of National street ang Province steer as for peace full and comfortable of means until the direction. For this, we need to look up the influence condition of part National street and Province street, there are hardening condition of road and average daily traffic (LHR) to number of traffic accident. Multiple regression analysis was used to know how big the influence hardening of road at good condition, slightly damage and damage also average daily traffic (LHR) to number of traffic accident happened. Calculation of multiple regression and linier regression analysis was finished with using statistical product and service solution (SPSS). Based on analysis above, got result at National street as : influence hardening condition of road and average daily traffic (LHR) to number of traffic accident 50,75%, each one given influence : LHR 46%, slightly damage condition 42%, good condition 41% and damage condition 35%.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
I - 531
Agung Yana, A.A. Gde, Indriani dan Made Novita
Based on analysis above, got result at Province street as : influence hardening condition of road and average daily traffic (LHR) to number of traffic accident 75,27%, each one given influence : slightly damage condition 53%, LHR 51%, good condition 49% and damage condition 30%. Kata kunci: Lintasan harian rata-rata, Kondisi rusak ringan Kondisi Baik, Kondisi Rusak.
1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Jalan sebagai salah satu prasarana perhubungan hakekatnya merupakan unsur penting dalam usaha pengembangan kehidupan bangsa dan pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa untuk mencapai Tujuan Nasional, yang hendak diwujudkan melalui serangkaian program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu serta berlangsung secara terus menerus. Jalan-jalan di Bali, yang menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten dan kotamadya harus tetap dijaga dan dipelihara, mengingat Bali sebagai daerah tujuan pariwisata dalam dan luar negeri, sehingga jalan tersebut memiliki nilai strategis untuk kepentingan perkembangan perekonomian. Kondisi jalan yang baik juga akan berpengaruh terhadap kenyaman dan keselamatan pengguna jalan, kecelakaan yang terjadi di jalan raya disamping disebabkan oleh faktor pengemudi juga dipengaruhi oleh kondisi jalan yang ada. Sehingga kondisi jalan disamping mempengaruhi kenyamanan pengguna jalan juga sangat berpengaruh terhadap keselamatan pengguna jalan. Oleh sebab itu maka dalam tulisan ini akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh kondisi jalan terhadap kecelakaan yang terjadi, khususnya pada jalan Nasional dan jalan Kabupaten.
Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Dari uraian di atas maka masalah yang ingin diselesaikan adalah untuk mengerahui bagaimana pengaruh kondisi Perkerasan Jalan dan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas yang terjadi pada jalan Nasional dan jalan Propinsi di Propinsi Bali. Sedangkan tujuannya adalah melakukan penelitian mengenai besarnya pengaruh kondisi perkerasan jalan dan Lintasan Harian Rata-rata terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas yang terjadi pada jalan Nasional dan jalan propinsi di Propinsi Bali.
Batasan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Penelitian ini dilakukan pada beberapa ruas jalan Nasional dan Lintasan Harian Rata-rata jalan Propinsi di Propinsi Bali, 2) Metoda analisa untuk mengetahui besarnya pengaruh kondisi perkerasan jalan terhadap jumlah kecelakaan lalulintas digunakan analisis regresi ganda dengan menggunakan bantuan program SPSS.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian dan Fungsi Jalan Sesuai Undang-Undang tentang jalan No. 13 tahun 1980 dan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1985, sistem jaringan jalan di Indonesia dapat dibedakan yaitu : 1.
2.
Sistim jaringan jalan primer adalah sistim jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional dengan semua simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota. Sistim jaringan jalan sekunder adalah sistim jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota, ini berarti sistim jaringan jalan sekunder disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang kota yang menghubungkan kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder dan kesatu. Fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.
Berdasarkan fungsi jalan, jalan dapat dibedakan atas : 1.
I - 532
Jalan arteri, adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Pengaruh Kondisi Jalan Terhadap Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Pada Jalan Nasional Dan Jalan Propinsi (Studi Kasus : Jalan Nasional Dan Jalan Propinsi Di Propinsi Bali)
2. 3.
Jalan kolektor, adalah jalan yang melayani angkutan penumpang / pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal, adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Kinerja Perkerasan Jalan Kinerja perkerasan jalan (Pavement performance) meliputi 3 hal yaitu : 1.
2. 3.
Keamanan, yang ditentukan oleh besarnya gesekan akibat adanya kontak antara ban dan permukaan jalan. Besarnya gaya gesek yang terjadi dipengaruhi oleh bentuk dan kondisi ban, tekstur permukaan jalan, kondisi cuaca dan lain sebagainya. Wujud perkerasan (structural perkerasan), sehubungan dengan kondisi fisik dari jalan tersebut seperti adanya retak-retak, amblas, alur, gelombang dan lain sebagainya. Fungsi pelayanan (fungtional performance), sehubungan dengan bagaimana perkerasan tersebut memberikan pelayanan kepada pemakai jalan. Wujud perkerasan dan fungsi pelayanan umumnya merupakan satu kesatuan yang dapat digambarkan dengan ”kenyamanan mengemudi (riding quality)”
Tingkat kenyamanan ditentukan berdasarkan anggapan-anggapan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Jalan disediakan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pada pemakai jalan. Kenyamanan sebenarnya merupakan faktor subyektif, tergantung penilaian masing-masing pengemudi, tetapi dapat dinyatakan dari nilai rata-rata yang diberikan oleh pengemudi. Kenyamanan berkaitan dengan bentuk fisik dari perkerasan yang dapat diukur secara objektif serta mempunyai nilai korelasi dengan penilaian subjektif masing-masing pengemudi. Wujud dari perkerasan dapat juga diperoleh dari sejarah perkerasan itu sendiri. Pelayanan yang diberikan oleh jalan dapat dinyatakan sebagai nilai rata-rata yang diberikan oleh sipemakai jalan.
Kinerja perkerasan dapat dinyatakan dengan : 1. 2.
Indeks permukaan/Serviceability Index Indeks kondisi jalan/Road Condition Index
Indeks permukaan (Serviceability index) diperkenalkan oleh AASHTO yang diperoleh dari pengamatan kondisi jalan, meliputi kerusakan-kerusakan seperti retak-retak, alur-alur, lubang-lubang, lendutan pada lajur roda, kekasaran permukaaan dan lain sebagainya yang terjadi selama umur jalan tersebut. Indeks permukaan bervariasi dari angka 0-5, masing-masing angka menunjukkan fungsi pelayanan. Tabel 1. Indeks Permukaan Indeks Permukaan (IP)
Fungsi Pelayanan
4-5 Sangat baik 3-4 Baik 2-3 Cukup 1-2 Kurang 0- 1 Sangat Kurang Sumber : Perkerasan Lentur Jalan Raya, Silvia Sukirman Indeks kondisi jalan (Road Condition Index = RCI) adalah skala dari tingkat kenyamanan atau kinerja dari jalan, dapat diperoleh sebagai hasil dari pengukuran dengan alat roughometer ataupun secara visual. Indeks kondisi jalan bervariasi dari angka 2-10, dengan pengertian sebagai berikut:
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
I - 533
Agung Yana, A.A. Gde, Indriani dan Made Novita
Tabel 2. Indeks Kondisi Jalan RCI 8-10 7-8 6-7 5-6 4-5 3-4 2-3 ≤2
Kondisi Permukaan Jalan Secara Visuil Sangat rata dan teratur Sangat baik, umumnya rata Baik Cukup, sedikit sekali atau tidak ada lubang, tetapi permukaan jalan tidak rata Jelek, kadang-kadang ada lubang, permukaan jalan tidak rata Rusak, bergelombang, banyak lubang Rusak berat, banyak lubang dan seluruh daerah perkerasan hancur Tidak dapat dilalui, kecuali dengan 4 WD jeep Sumber : Perkerasan Lentur Jalan Raya, Silvia Sukirman
Penanganan Jalan Jenis penanganan jalan menurut Direktorat jenderal Bina Marga dapat diklasifikasikan menjadi 4 bagian utama yaitu: Perawatan (Pemeliharaan Rutin dan Pemeliharaan Berkala), Rehabilitasi, Penunjangan dan Peningkatan Jalan.
Pemeliharaan Jalan Pemeliharaan Jalan merupakan pekerjaan perbaikan dan perawatan jalan secara terus menerus yang dilakukan pada jalan mantap, yang bertujuan agar jalan dapat melayani lalu lintas sesuai dengan lingkungannya dalam batas repetisi beban standard maupun kemampuan struktur yang telah direncanakan. Kriteria pemeliharaan jalan dilakukan pada ruas jalan mantap secara terus menerus, yang merupakan pekerjaan sederhana atau setempat sehingga tidak memerlukan kelengkapan desain dan tidak untuk meningkatkan kemampuan struktur. Dengan demikian hakekat pemeliharaan jalan adalah semua kegiatan penanganan jalan selain pembangunan jalan baru, sedangkan fungsi pemeliharaan jalan adalah menangani jalan agar berfungsi sesuai tingkat pelayanan yang diinginkan.
Kondisi Pelayanan Jalan Pelayanan Jalan atau tingkat kemantapan jalan dapat dibedakan sebagai berikut: 1.
2.
3.
Jalan dengan kondisi pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan dengan umur rencana yang dapat diperhitungkan serta mengikuti suatu standar tertentu. Yang termasuk dalam kondisi pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan dengan kondisi baik dan sedang. Jalan dengan kondisi pelayanan tidak mantap adalah ruas-ruas jalan yang dalam kenyataan sehari-hari masih berfungsi melayani lalu lintas, namun tidak dapat diperhitungkan umur rencananya serta tidak mengikuti standar tertentu. Yang termasuk dalam kondisi pelayanan tidak mantap adalah jalan-jalan dengan kondisi rusak. Jalan dengan kondisi pelayanan kritis adalah ruas-ruas jalan sudah tidak dapat lagi berfungsi melayani lalu lintas atau dalam keadaan putus. Yang termasuk dalam kondisi pelayanan kritis adalah jalan-jalan dengan kondisi rusak berat.
Jenis Kerusakan Jalan Jenis kerusakan permukaan jalan yang ditangani dalam pekerjaan pemeliharaan rutin, dapat dibedakan menjadi dua yaitu jalan dengan lapis penutup dan jalan tanpa lapis penutup.
Klasifikasi Kondisi Perkerasan Muka Jalan Kondisi perkerasan muka jalan dapat dibedakan dalam 4 (empat) macam, yaitu : Kondisi baik Jalan dapat diklasifikasikan dalam kondisi baik apabila susunan permukaan perkerasan jalan tersebut masih baik/rapat, tidak terdapat kelainan, tidak terjadi penurunan, tidak terjadi retak-retak. Sehingga kendaraan
I - 534
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Pengaruh Kondisi Jalan Terhadap Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Pada Jalan Nasional Dan Jalan Propinsi (Studi Kasus : Jalan Nasional Dan Jalan Propinsi Di Propinsi Bali)
dapat berjalan tanpa goncangan-goncangan yang berarti dengan kecepatan konstan (tidak tertahan akibat adanya lubang) Kondisi sedang / rusak ringan Susunan permukaan masih baik, terkadang terlihat aspal yang berlebihan, sudah mulai terjadi penurunan pada tahap awal (tidak lebih dari 10 %), terdapat tambalan bekas lubang/retak (tidak lebih dari 10 %), terjadi retak-retak yang tidak berhubungan dengan lebar retak tidak lebih dari 1 mm, masih dalam prosentase luas retak lebih kecil dari 10 % yang diperhitungkan terhadap luas total segmen yang disurvey dalam 1 km panjang. Kerusakan lain yang terjadi pada kondisi ini adalah terdapat lubang-lubang dengan jumlah lubang tiap 1 km tidak lebih dari 10 buah dengan ukuran lebih kecil dari 0,5 m. kedalaman yang kurang dari 5 cm. Namun pada kondisi ini kendaraan berjalan masih cukup lancar, tanpa harus sering berkelok-kelok. Kondisi Rusak Susunan permukaan sudah tampak kasar, pada beberapa segmen terlihat aspal yang berlebihan, ikatan aggregat sudah mulai terlihat lepas, terjadi penurunan 30 % terdapat tambalan bekas lubang/retak 10 % - 30 %, terjadi retak-retak yang saling berhubungan dengan pola dengan bidang yang luas. Lebar retak antara 13 mm dan terhadap lubang-lubang dengan jumlah lubang tiap 1 km sudah mencapai lebih dari 50 buah dengan ukuran mencapai 0,5 m, dengan kedalaman mencapai 5 cm. Sehingga pada kondisi ini kendaraan sering berjalan berkelok-kelok untuk menghindari kerusakan tersebut. Kondisi rusak berat Susunan permukaan tampak kasar/hancur, ikatan antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat mulai lepas, tingkat penurunan tambalan yang terjadi sudah mencapai 30%. Retak-retak yang terjadi saling berhubungan dengan pola pada bidang sempit/kecil termasuk retak kulit buaya. Lebar retak melebihi 3 mm dan diprosentasekan luas retak melampaui 30% yang diperhitungkan terhadap luas total segmen yang disurvey dalam 1 km panjang. Kerusakan lain yang terjadi pada kondisi ini adalah terdapat lubang-lubang dengan jumlah lubang 1 km sudah melebihi 50 buah dengan ukuran lebih dari 0.5 m dengan kedalaman melebihi 5 cm. Sehingga pada kondisi ini terdapat lubang-lubang besar dan berlumpur, serta bergelombang cukup parah dimana kendaraan yang melaluinya sering berjalan berkelok-kelok bahkan berhenti karena lubang-lubang terbenam dalam lumpur.
Analisa Statistik Sebagai peneliti dituntut untuk mencari kebenaran secara ilmiah atau berdasarkan ilmu. Dan salah satu fungsi ilmu ialah meramalkan (to predict). Fungsi ilmu yang lainnya adalah menggambarkan (to describe), mengontrol (to control), dan menerangkan (to explain). Analisis regresi berguna untuk mendapatkan hubungan fungsional antara dua variabel atau lebih atau untuk mendapatkan pengaruh antara variabel prediktor terhadap variabel kriteriumnya atau meramalkan pengaruh varibel prediktor terhadap variabel kriteriumnya. Asumsi agar analisis regresi dapat digunakan antara lain : 1. 2. 3. 4.
Variabel yang dicari hubungan fungsionalnya mempunyai data yang berdistribusi normal. Variabel X tidak acak, sedangkan variabel Y harus acak. Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek yang sama pula. Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio.
Hubungan fungsional antara satu variabel yang mempengaruhi atau variabel prediktor dengan satu variabel yang dipengaruhi atau variabel kriterium disebut analisis regresi tunggal dengan bentuk persamaannya yaitu Y = a + bX, sedangkan hubungan fungsional antara dua atau lebih variabel prediktor dengan satu variabel kriterium disebut analisis regresi ganda dengan bentuk persamaannya yaitu : Untuk 2 prediktor : Y = a + b1X1 + b2X2 Untuk 3 prediktor : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Untuk n prediktor : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ... + bnXn Di mana: Y = variabel kriterium X = variabel prediktor
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
I - 535
Agung Yana, A.A. Gde, Indriani dan Made Novita
a = bilangan konstan b = koefesien arah regresi linier (b positif, maka variabel Y akan mengalami kenaikan atau pertambahan, bila b negatif, maka variabel Y akan mengalami penurunan)
SPSS (Statistical Product and Service Solution) SPSS (Statistical Product and Service Solution) adalah suatu program komputer statistik yang mampu memproses data statistik secara tepat dan cepat, menjadi berbagai output yang dikehendaki para pengambil keputusan. Dari berbagai software khusus statistik yang beredar sekarang, SPSS adalah yang paling populer dan paling banyak pemakainya di seluruh dunia. SPSS banyak dipakai dalam berbagai riset pasar, pengendalian dan perbaikan mutu (quality improvement) serta riset-riset sains. Untuk bisa memahami cara kerja software SPSS, berikut dikemukakan kaitan antara cara kerja komputer dengan SPSS dalam mengolah data. Pada dasarnya komputer berfungsi mengolah data menjadi informasi berarti. Data yang akan diolah dimasukkan sebagai input, kemudian dengan proses pengolahan data oleh komputer dihasilkan output berupa informasi untuk kegunaan lebih lanjut. Pengolahan data menjadi informasi dengan komputer :
INPUT DATA
PROSES KOMPUTER
OUTPUT DATA (INFORMASI)
Statistik juga mempunyai fungsi yang mirip dengan komputer, yaitu mengolah data dengan perhitungan statistik tertentu lalu menjadi informasi yang berarti. Cara kerja proses perhitungan dengan statistik :
INPUT DATA
PROSES STATISTIK
OUTPUT DATA (INFORMASI)
Proses pengolahan data pada SPSS juga mirip dengan kedua proses di atas. Hanya disini ada variasi dalam penyajian input dan output data.
INPUT DATA dengan DATA EDITOR
I - 536
PROSES dengan DATA EDITOR
OUTPUT DATA dengan OUTPUT NAVIGATOR • PIVOT TABLE EDITOR • TEXT OUTPUT EDITOR • CHART EDITOR
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Pengaruh Kondisi Jalan Terhadap Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Pada Jalan Nasional Dan Jalan Propinsi (Studi Kasus : Jalan Nasional Dan Jalan Propinsi Di Propinsi Bali)
3.
METODOLOGI PENELITIAN Mulai
Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan, Manfaat dan Batasan Masalah dalam Penelitian ini
Data Sekunder Laporan Dinas PU, Polres dan Poltabes : - Kondisi Perkerasan Jalan - Luas Kerusakan Perkerasan Jalan - Lalu Lintas Harian Rata- Rata - Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas
Analisis Regresi Ganda
Hasil Analisa Pengaruh Kondisi Perkerasan Jalan Dan Lalu-Lintas Harian Rata-rata Terhadap Jumlah Kecelakaan Lalu-lintas Pada Jalan Nasional dan Propinsi
Kesimpulan dan Saran Gambar 1 Metodologi Penelitian
4.
PEMBAHASAN
Data-data yang akan dianalisa yaitu data mengenai kondisi perkerasan jalan, lalu-lintas harian rata-rata dan jumlah kecelakaan lalu-lintas pada ruas-ruas jalan Nasional dan Propinsi di Propinsi Bali. Data-data yang telah terkumpulkan kemudian akan dianalisa dengan menggunakan analisis regresi ganda untuk mengetahui pengaruh kondisi jalan yaitu kondisi perkerasan jalan dan lalu-lintas harian rata-rata terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas.. Kedua analisis tersebut dianalisis dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Untuk input data pada analisis perhitungan dengan regresi ganda yaitu mencari pengaruh kondisi perkerasan jalan dan lalu-lintas harian rata-rata terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas, data yang dianalisis adalah data tentang besarnya kerusakan masing-masing kondisi jalan dalam satuan Km baik itu dalam keadaan baik, rusak ringan/sedang dan rusak pada masing-masing ruas jalan Nasional maupun ruas jalan Propinsi di Propinsi Bali. Data tersebut dalam analisis regresi merupakan prediktor atau yang mempengaruhi. Sebagai contoh diambil ruas jalan Kuta sampai dengan Tugu Ngurah Rai yang merupakan salah satu jalan Nasional yang terdapat di Propinsi Bali.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
I - 537
Agung Yana, A.A. Gde, Indriani dan Made Novita
Analisis Ruas Simp. Kuta - Tugu Ngurah Rai, mencari pengaruh kondisi perkerasan jalan dan lalu-lintas harian rata-rata terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas dengan analisis regresi ganda. Tabel 3. Input Data Simp. Kuta - Tugu Ngurah Rai X1 (LHR) 46.986 50.748 43.945 43.945 43.945
X2 (Baik) 2,74 2,74 2,74 2,74 1,74
X3 (Rusak Ringan) 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00
Y (Laka Lantas) 71 89 61 47 29
Diselesaikan dengan analisis regresi ganda 3 prediktor Dari hasil analisis diperoleh besar hubungan antara variabel Y dengan variabel X yaitu : Xl= 0.861, X2 = 0.743 dan X3= 0.743. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu : X1 (LHR), X2 (kondisi baik), dan X3 (kondisi rusak ringan) mempunyai korelasi yang kuat (di atas 0.5) (diurut dari terbesar ke terkecil) dengan Y (jumlah kejadian kecelakaan lalu-lintas). Tidak ada variabel yang memiliki korelasi yang lemah dengan Y (jumlah kejadian kecelakaan lalu-lintas). Prosentase pengaruh variabel bebas XI, X2 dan X3 terhadap variabel terikat Y adalah 95,2 %, sedang sisanya sebesar 4,8 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Dari hasil analisis SPSS akan terdapat beberapa keluar yang akan dibahas satu persatu. Pada Bagian Descriptive Statistics Pada bagian ini diperlihatkan deskripsi dari semua variabel yang diregresikan, yakni variabel y (laka-lantas) sebagai variabel ’dependent’, variabel x1 (LHR), x2 (kondisi baik) dan x3 (kondisi rusak ringan) sebagai variabel ’independent’. Isi deskripsi tersebut adalah ; rata-rata (means), standard deviasi dan jumlah kasus (N). Dimana: 1. 2. 3. 4.
Variabel laka-lantas memiliki mean atau rata-rata 59.40, standard deviasi 22.865, dengan jumlah kasus ada 5. Variabel LHR memiliki mean atau rata-rata 45913.80, standard deviasi 3006.145, dengan jumlah kasus ada 5. Variabel baik memiliki mean atau rata-rata 2.5400, standard deviasi 0.44721, dengan jumlah kasus ada 5. Variabel Rusak Ringan memiliki mean atau rata-rata 0.2000, standard deviasi 0.44721, dengan jumlah kasus ada 5.
Pada Bagian Correlation Pada bagian dua ini, ditunjukkan hasil koefesien korelasi untuk semua variabel. Kita dapat membaca hasil korelasi tersebut baik dari samping (baris) maupun dari atas (kolom). Jika dari samping (baris), dapat diurutkan sebagai berikut: 1.
2.
3.
Korelasi atau pengaruh antara LHR (x1) terhadap ’laka-lantas’ (y) = 0.861 dengan tingkat signifikansi = 0.031. Jika memperhatikan besarnya angka r yakni 0.861 dan tingkat signifikansi 0.031, maka keadaan ini menunjukkan adanya korelasi positif yang sangat signifikans. Korelasi atau pengaruh antara baik (x2) terhadap ’laka-lantas’ (y) = 0.743 dengan tingkat signifikansi = 0.075. Jika memperhatikan besarnya angka r yakni 0.743 dan tingkat signifikansi 0.075, maka keadaan ini menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikans. Korelasi atau pengaruh antara rusak ringan (x3) terhadap 'laka-lantas' (y) = 0.743 dengan tingkat signifikansi = 0.075. Jika memperhatikan besarnya angka r yakni 0.743 dan tingkat signifikansi 0.075, maka keadaan ini menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikans.
Pada Bagian Model Summary Pada bagian ini ditampilkan nilai R, R2, Adjusted R2, Std. Error dan Durbin Watson. Dimana nilai R (besar) yang menunjukkan gabungan korelasi ketiga variabel bebas x1, x2 dan x3 terhadap y adalah sebesar 0.976. Sedang R2 (indek determinansi) adalah 0.952. Hal ini menunjukkan bahwa sumbangan dari pengaruh secara bersama-sama (multiple regression) antara x1, x2 dan x3 terhadap y adalah sebesar 95.2%. Selebihnya sebesar 4.8% dipengaruhi
I - 538
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Pengaruh Kondisi Jalan Terhadap Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Pada Jalan Nasional Dan Jalan Propinsi (Studi Kasus : Jalan Nasional Dan Jalan Propinsi Di Propinsi Bali)
oleh faktor lain. Kemudian nilai standard error adalah 7.048. Selain itu diperlihatkan hasil Durbin Watson yakni sebesar 3.044. Pada Bagian Anova Pada bagian ini ditampilkan ’tabel analisis varians’ (Anova). Uji anova digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh ketiga variabel independent terhadap variabel dependent (multiple regression). Untuk pengujian F test (Anova) bisa dilakukan dengan dua cara, yakni dengan melihat tingkat signifikansi dan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. a.
b.
Pengujian dengan memperhatikan tingkat signifikansi: 1. Hipotesis : H0 : tidak terdapat pengaruh x1, x2 dan x3 terhadap y H1 : terdapat pengaruh x1, x2 dan x3 terhadap y 2. Ketentuan : Jika probabilitas < α 0.05, maka H0 : ditolak Jika probabililas > α 0.05, maka H0 : diterima 3. Kesimpulan Dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi (sig) pada tabel anova adalah 0.048. Jadi probabililas 0.048 < α 0.05. Dengan demikian, H0 : ditolak dan Ha : diterima. Dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel x1, x2 dan x3 secara bersama-sama memang berpengaruh terhadap y. Dengan demikian, faktor penjelas x1, x2 dan x3 dapat digunakan unluk memprediksi y. Pengujian dengan membandingkan F hitung dan F tabel: 1. Hipotesis : H0 : tidak terdapat pengaruh x1, x2 dan x3 terhadap y H1 : terdapat pengaruh x1, x2 dan x3 terhadap y 2. Ketentuan : Jika probabilitas < α 0.05, maka H0 : ditolak Jika probabililas > α 0.05, maka H0 : diterima 3. Kesimpulan : Dapat dilihat bahwa harga F pada tabel anova diatas adalah 20.047. Sedang F tabel (α 0.05), (numerator = 3 dan Denumeralor = 8) adalah 4.7571. Jadi F hitung > F tabel (α 0.05). Dengan demikian, H0 : ditolak dan Ha : diterima. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga variabel x1, x2 dan x3 secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel y oleh karenanya ketiga variabel tadi dapat digunakan unluk memprediksi variabel y.
Pada Bagian Coefficient Pada bagian ini dikemukakan nilai koefesien a dan b serta harga t-hitung serta tingkat signifikansi. Dari tabel tersebut didapat persamaan perhitungan sebagai berikut: y = (-) 172.914 + 5.170-03 (-) 25.277 Dimana : Y
= Laka-lantas
X1
= LHR
X2
= Rusak ringan
Nilai 172.914 merupakan nilai konstanta (a) yang menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh dari ‘LHR dan rusak ringan, maka tingkat laka-lantas mencapai (-) 172, sedang harga 5.170E-03 x1 dan 25.277 x2 merupakan koefesien regresi, yang menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan LHR dan pengurangan kondisi rusak ringan, maka akan ada kenaikan kejadian laka -lantas sebesar 5.170E-03 (dibulatkan 5) dan kenaikan kejadian laka -lantas 25.277 (dibulatkan 25). Angka 0.680 pada Standardized Coefficient (Beta) menunjukkan tingkat korelasi antara LHR dengan laka-lantas. Angka 0.494, pada Standardized Coefficient (Beta) menunjukkan tingkat korelasi antara rusak ringan dengan lakalantas. Sedang nilai t merupakan nilai yang berguna untuk pengujian apakah pengaruh x1 (LHR) terhadap y (laka-lantas) benar-benar signifikan atau tidak dan apakah pengaruh x2 (rusak ringan) terhadap y (laka-lantas) benar-benar signifikans atau tidak.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
I - 539
Agung Yana, A.A. Gde, Indriani dan Made Novita
a.
5.
Proses pengujian t adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis : H0 : koefesien regresi tidak signifikans H1 : koefesien regresi adalah signifikans 2. Ketentuan : (berdasarkan nilai t) Jika t hitung > t tabel 0.05 (dk = n-2), maka H0 : ditolak Jika t hitung < t tabel 0.05 (dk = n-2), maka H0 : diterima 3. Kesimpulan Dari tabel tersebut didapat harga t hitung sebesar (6.100). Sedang harga t tabel dengan dk (5-2 = 3) adalah (3.182). Jadi t hitung (6.100) > t tabel 0.05 (dk 3) = (3.182). Dengan demikian H0 : ditolak dan Ha : diterima; dapat ditarik kesimpulan bahwa memang terdapat pengaruh yang signifikans antara penambahan LHR dengan kejadian laka-lantas. Untuk pengujian ini dapat pula dilihat melalui nilai signifikans. Dimana nilai signifikansi (sig) adalah 0.055. Mengingat 0.055 > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat signifikansi tinggi (0.05), tingkat kepercayaan 95%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan pada bab sebelumnya antara lain : a.
b.
Jalan Nasional: 1. Jumlah ruas jalan Nasional yang dianalisis adalah 25 ruas dari total ruas keseluruhan yaitu 54 ruas. Sisanya yaitu 29 ruas jalan yang tidak dianalisis disebabkan yaitu : perkerasan jalan dalam kondisi baik tiap tahunnya selama lima tahun terakhir adalah 13 ruas, tidak terjadi kecelakaan lalu-lintas adalah 4 ruas dan perkerasan jalan dalam kondisi baik disertai tidak terjadi kecelakaan lalu-lintas adalah 12 ruas. 2. Pengaruh Lalu Lintas harian Rata-rata (LHR) dan kondisi perkerasan jalan Nasional (baik, rusak ringan dan rusak), terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas di Propinsi Bali adalah rata-rata sebesar 50,75% sedangkan sisanya yaitu 49,25% dipengaruhi oleh faktor lain. 3. Pengaruh penyebab terjadinya kecelakaan lalu-lintas pada ruas-ruas jalan Nasional di Propinsi Bali dari yang terbesar hingga terkecil yaitu Lalu Lintas harian Rata-rata (LHR) (0.46), perkerasan jalan dalam kondisi rusak ringan (0.42), perkerasan jalan dalam kondisi baik (0.41) dan terakhir perkerasan jalan dalam kondisi rusak (0.35). Jalan Propinsi: 1. Jumlah ruas jalan Propinsi yang dianalisis adalah 49 ruas dari total ruas keseluruhan yaitu 64 ruas. Sisanya yaitu 15 ruas jalan yang tidak dianalisis disebabkan yaitu : perkerasan jalan dalam kondisi baik tiap tahunnya adalah 3 ruas, tidak terjadi kecelakaan lalu-lintas adalah 11 ruas dan perkerasan jalan dalam kondisi baik disertai tidak terjadi kecelakaan lalu-lintas adalah 1 ruas. 2. Pengaruh Lalu Lintas harian Rata-rata (LHR) dan kondisi perkerasan jalan Propinsi (baik, rusak ringan dan rusak), terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas di Propinsi Bali adalah rata-rata sebesar 75,27% sedangkan sisanya yaitu 24,73% dipengaruhi oleh faktor lain. 3. Pengaruh penyebab terjadinya kecelakaan lalu-lintas pada ruas-ruas jalan Propinsi di Propinsi Bali dari yang terbesar hingga terkecil yaitu perkerasan jalan dalam kondisi rusak ringan (0.53), Lalu Lintas harian Rata-rata (LHR) (0.51), perkerasan jalan dalam kondisi baik (0.49) dan terakhir perkerasan jalan dalam kondisi rusak (0.30).
Saran a.
b.
Untuk ruas-ruas jalan Nasional di Propinsi Bali, diharapkan adanya kerjasama yang baik antara Dinas Pekerjaan Umum dengan Dinas Kepolisian dalam menekan jumlah kecelakaan lalu-lintas, mengingat pengaruh Lalu-Lintas Harian Rata-rata, kondisi kerusakan perkerasan jalan (rusak ringan) sebagai penyebab kecelakaan lalu-lintas dan perkerasan jalan dalam kondisi baik serta adanya faktor lain selain kondisi perkerasan jalan sebagai penyebab kecelakaan lalu-lintas, memberikan pengaruh yang besarnya hampir sama. Untuk ruas-ruas jalan Propinsi di Propinsi Bali, diharapkan Dinas Pekerjaan Umum, lebih memperhatikan kondisi kerusakan perkerasan jalan (rusak ringan) pada ruas-ruas jalan Propinsi, mengingat kondisi kerusakan perkerasan jalan tersebut sebagai penyebab kecelakaan lalu-lintas memberikan pengaruh yang besar.
I - 540
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Pengaruh Kondisi Jalan Terhadap Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Pada Jalan Nasional Dan Jalan Propinsi (Studi Kasus : Jalan Nasional Dan Jalan Propinsi Di Propinsi Bali)
6.
DAFTAR PUSTAKA
____________, Road Maintenance Manajemen, Departemen Pekerjaan Umum. ____________, Unit Pemeliharaan Rutin, Direktorat Jenderal Bina Marga. ____________, Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan : Peralatan, Bahan dan Tenaga Kerja, Direktorat Jenderal Bina Marga. ____________, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 13 Tahun 1980 Tentang Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, Tahun 1980. Alhusin Syahri. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPS, Tahun 2000. Sanoto Singgih, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Penerbit Elex Media Komputindo, 2001. Sukirman Silvia, Perkerasan Lentur Jalan Ray, Penerbit Nova, Bandung, Tahun 1999 Usman Husaini dan Akbar R. Purnomo Setiady, Pengantar Statistik, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, Tahun 2000.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
I - 541
Agung Yana, A.A. Gde, Indriani dan Made Novita
I - 542
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta