April 01, 2013
KERANGKA ACUAN KNPRBBK IX – DRAFT 3 01 APRIL 2013
KONFERENSI NASIONAL PENGELOLAAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS (KNPRBBK) IX Sekretariat: Jl. Cempaka Putih Tengah No. 13 Jakarta Pusat 10510 Telp/Fax. +62 21 44588079; email:
[email protected]; Web: www.mpbi.org/kn‐prbbk‐ix
Konferensi Nasional PRBBK
“Perempuan, Anak, Kelompok Berkebutuhan Khusus1 dan Lansia; korban, pelengkap atau aktor utama ketangguhan komunitas?” Nagari Batu Kalang, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatra Barat, 1‐5 Juni 2013. Latar Belakang Simposium Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) atau Community Based Disaster Risk Management (CBDRM) pertama kali dilaksanakan pada tahun 2004. Kegiatan ini merupakan prakarsa kalangan organisasi masyarakat sipil untuk dapat saling bertukar pengalaman dan pembelajaran, alat‐alat serta kerangka kerja untuk membangun jaringan kerja pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas. Simposium CBDRM2 I pada bulan Agustus 2004 di Yogyakarta memotret berbagai kegiatan PRBBK di lapangan. Simposium CBDRM II di Jakarta menghasilkan Deklarasi Cikini dan sekaligus merumuskan metode, praktik dan kerangka kerja PRBBK. Hasil Simposium CBDRM III digunakan sebagai strategi utama dalam Pengurangan Risiko Bencana3 (PRB) nasional yang terangkum dalam buku panduan (Living Guidebook) CBDRM. Simposium CBDRM IV mempromosikan akuntabilitas negara terhadap Undang‐ undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Konferensi4 Nasional PRBBK V di Makassar mendorong pelembagaan gerakan PRB berbasis komunitas sebagai gerakan bersama dengan menjadikan Konferensi Nasional PRBBK yang diselenggarakan secara rutin sebagai salah satu perangkat gerakan ini. Konferensi Nasional PRBBK VI di Jakarta memotret daerah perkotaan sebagai wilayah yang perlu mendapat perhatian dalam hal pengerahan sumberdaya, terutama komunitasnya, terkait dengan upaya PRB. Konferensi Nasional PRBBK VII di Yogyakarta digunakan untuk melihat bagaimana proses pemulihan dengan menggunakan perspektif PRBBK. Konferensi Nasional PRBBK VIII dilaksanakan di Kupang NTT dengan mengangkat tema “Kepemilikan, Akuntabilitas dan Ketataprajaan PRBBK”. Konferensi PRBBK dijaga konsistensinya agar dilaksanakan secara berkala mengingat peran strategis konferensi ini sebagai ruang belajar bagi berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam PRB. Tujuan konferensi berkala ini selain menyediakan ruang bagi pelaku PRBBK untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran juga sekaligus memfasilitasi perumusan, pemikiran, dan penyebarluasan praktik PRBBK di
1
Kelompok kebutuhan khusus merupakan penyebutan lain untuk kelompok difabel, kelompok disabilitas ataupun kelompok penyandang cacat.
2
CBDRM adalah singkatan dari Community Based Disaster Risk Management, diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK). Untuk selanjutnya istilah yang digunakan dalam laporan ini adalah PRBBK. 3
Pengurangan Resiko Bencana disingka PRB, untuk selanjutnya dalam kerangka acuan ini akan dituliskan dengan singkatan PRB
4
Kata simposium diubah menjadi konferensi, karena dianggap waktu untuk menabur dan menyemai isu PRBBK sudah memadai. Kata konferensi dianggap lebih mewakili situasi dan kondisi per‐PRBBK‐an di Indonesia.
[1]
April 01, 2013
KERANGKA ACUAN KNPRBBK IX – DRAFT 3 01 APRIL 2013
KONFERENSI NASIONAL PENGELOLAAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS (KNPRBBK) IX Sekretariat: Jl. Cempaka Putih Tengah No. 13 Jakarta Pusat 10510 Telp/Fax. +62 21 44588079; email:
[email protected]; Web: www.mpbi.org/kn‐prbbk‐ix Indonesia. Hasil rumusan ini tertuang dalam Buku PRBBK5 yang memuat antara lain kecirian umum, proses, dan sistematika PRBBK. Dipandang perlu untuk selalu mempertajam perangkat‐perangkat ini dalam membedah permasalahan‐permasalahan penanggulangan bencana (PB) yang kontekstual. Rumusan yang disarikan di dalam Buku PRBBK merupakan rangkuman pembelajaran yang dirangkum untuk menjadi panduan lapangan bagi para pekerja PRBBK. Salah satu rekomendasi dari pelaksanaan Konferensi Nasional PRBBK VIII adalah pemilihan tema tentang Perempuan dan Anak sebagai bagian dari tema kampanye Hari Pengurangan Risiko Bencana 2012, “Women and Girls the (in)visible force of resilience”. Perempuan dan anak bersama‐sama dengan kelompok berkebutuhan khusus dan para lansia cenderung dianggap sebagai kelompok rentan dan minim keterlibatannya dalam PRB6. Sensus Penduduk 20107 menyebutkan bahwa 3 % dari 238 juta penduduk Indonesia yang berusia diatas 10 tahun mengalami kesulitan fungsional. Sementara sensus yang sama menunjukkan jumlah penduduk lansia Indonesia mencapai 18,1 juta jiwa (9,6 % dari jumlah penduduk)8. Penelitian Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNISDR) tahun 2012 menyebutkan, anak‐anak dan perempuan empat kali lipat lebih rentan terdampak bencana9 JIka membaca data dan fakta diatas mengenai perempuan, anak, kelompok berkebutuhan khusus dan lansia maka pada saat yang bersamaan dapat dilihat adanya potensi yang besar disamping kerentanan yang dimiliki. Bencana adalah netral, namun dampaknya bias terhadap kelompok tertentu, artinya yang paling berisiko adalah kelompok rentan, seperti perempuan, anak‐anak, orang tua/lansia, kelompok berkebutuhan khusus, dan kelompok minoritas lainnya. Mereka menjadi kelompok rentan karena diperlakukan berbeda secara sosial, ekonomi dan politik. Perempuan dan kelompok rentan lainnya banyak menjadi korban bencana, karena termarginalisasi dan tidak memiliki akses dan kontrol terhadap berbagai informasi dan kebijakan yang berkaitan dengan seluruh siklus PB mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantuan, dan evaluasi. Jika saja akses dan kontrol perempuan dan kelompok rentan dalam seluruh siklus informasi dan kebijakan tersebut dapat terfasilitasi dengan baik, maka dapat diharapkan proses membangun ketangguhan terhadap bencana dapat mencapai dukungan dan partisipasi aktif seluruh warga. Saat berhadapan dengan bencana dan pemulihannya seringkali ditemukan bahwa kelompok‐kelompok rentan ini menjadi aktor dengan daya lenting yang cukup kuat sehingga mereka relatif lebih cepat pulih. Kearifan local yang berkaitan dengan bencana secara turun temurun dijaga dan dilestarikan melalui orang tua‐orang tua didalam komunitas yang membagikan pengetahuannya pada mereka yang lebih muda. Banyak pula kelompok berkebutuhan khusus yang menolak pasrah terhadap kerentanan mereka dalam bencana bahkan mereka pun aktif terlibat dalam PRB di masyarakat10. Praktik baik terkait peran 5
Yang dimaksud dengan buku PRBBK disini adalah buku yang ditulis oleh Jonathan Lassa dkk dengan judul “Kiat Tepat Mengurangi Risiko Bencana: Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK)”. Buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2009 oleh Penerbit Grasindo dan merupakan intisari pembelajaran dari berbagai pengalaman penerapan PRBBK di Indonesia yang salah satunya bersumber dari KN PRBBK.
6
Fatimah, Dati. 2008. Gender dalam Pengelolaan Bencana: Studi Kasus Merapi. Jogjakarta: Perkumpulan Aksara
7
http://sosbud.kompasiana.com/2012/12/15/bahasa‐data‐dan‐fakta‐penyandang‐disabilitas‐511135.html;
8
http://www.setkab.go.id/berita‐7977‐penduduk‐lansia‐capai‐181‐juta‐pemerintah‐tambah‐puskesmas‐santun.html
9
http://www1.kompas.com/read/xml/2012/12/04/02392827/kurangi.risiko.bencana
10
Difable News Edisi XXVII Th XII Juni 2012. Peran Perempuan Difabel dalam Masyarakat. Jogjakarta: SAPDA (Sentra Advokasi Perempuan, Difabel dan Anak)
[2]
April 01, 2013
KERANGKA ACUAN KNPRBBK IX – DRAFT 3 01 APRIL 2013
KONFERENSI NASIONAL PENGELOLAAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS (KNPRBBK) IX Sekretariat: Jl. Cempaka Putih Tengah No. 13 Jakarta Pusat 10510 Telp/Fax. +62 21 44588079; email:
[email protected]; Web: www.mpbi.org/kn‐prbbk‐ix perempuan dan anak juga dapat ditemukan di Sumatera Barat di mana peran dan partisipasi perempuan dalam PRBBK cukup tinggi. Ini dapat dilihat terutama dalam setiap pertemuan atau diskusi dalam kelompok masyarakat, di mana lebih dari 50% peserta yang hadir adalah perempuan11. Begitu juga dengan keterlibatan anak perempuan dalam kegiatan‐kegiatan PRB berbasis sekolah yang tidak kalah partisipasinya. Mereka terlibat dari saat penilaian ancaman, penilaian kerentanan, penilaian kemampuan, penilaian risiko, pemetaan, perencanaan kegiatan, pelaksanaan, penggalangan sumber‐sumber yang dimiliki sampai menilai kemajuan dan pencapaian perubahan yang sudah disepakati. Meski amat disadari bahwa tidak cukup hanya dengan melihat tingkat kehadiran perempuan dan kelompok rentan lainnya untuk mengukur tingkat partisipasi, akses dan kontrol mereka terutama dalam upaya PRB. Akan tetapi setidaknya, dengan tingkat kehadiran yang cukup tinggi dan berkelanjutan serta keseriusan mereka dalam mengikuti seluruh proses memberikan harapan yang cukup tinggi akan tersampaikannya pesan‐pesan kesiapsiagaan di tingkat rumah tangga mengingat peran mereka yang sangat krusial dalam memenuhi tugas‐tugas sosialnya sebagai perempuan di ranah budaya patriarki seperti Indonesia ini. Mengangkat pemahaman atas keadilan gender dan inklusifitas gerakan PRBBK dengan tidak selalu menempatkan perempuan, anak, kelompok berkebutuhan khusus dan lansia sebagai obyek yang membutuhkan pertolongan melainkan sebagai pelaku aktif yang mengurangi risiko bencana. Tema konferensi kali ini berupaya mendorong visibilitas perempuan, anak, kelompok berkebutuhan khusus dan lansia yang dianggap sebagai kelompok rentan dalam pembentukan komunitas tangguh bencana. Hal ini juga dapat memberikan gambaran umum atas perhatian dan fakta perlindungan perempuan, anak, kelompok berkebutuhan khusus dan lansia pada sebelum‐saat‐setelah bencana dan sejauh mana praktik‐ praktik PRB dilakukan secara inklusif dan berkeadilan. Provinsi Sumatera Barat dipilih sebagai tempat pelaksanaan sekaligus tempat berbagi pengalaman ber‐ PRBBK dan belajar bersama. Di provinsi ini ada banyak komunitas yang menyelenggarakan PRBBK. Tempat yang dipilih di Nagari Batu Kalang, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatra Barat merupakan salah satu komunitas yang melaksanakan PRBBK. Di dekat nagari ini ada tempat belajar fenomena alam yang dapat mengakibatkan bencana. Kaum perempuan di Nagari Batu Kalang Kabupaten Padang Pariaman sejak dua tahun terakhir menggiatkan pelaksanaan "julo‐julo bataman" atau arisan bertaman tanaman pangan sebagai upaya mengatasi dampak kerentanan pangan. Arisan dilaksanakan dari rumah ke rumah, namun pada hari‐hari tertentu kelompok arisan melakukan gotong royong di lahan belajar Sekolah Lapangan Lumbung Pangan Hidup.12 PraktIk‐praktIk baik seperti inilah yang dapat menjadi pembelajaran bagi berbagai pihak dalam menempatkan kelompok‐kelompok terebut (perempuan, anak, kelompok berkebutuhan khusus dan lansia) tidak lagi sebagai pihak yang rentan, lemah dan tidak berdaya namun menempatkannya sebagai pihak yang kuat, tangguh dan memiliki peran sentral dan berarti dalam PRBBK. Oleh karena itulah KN PRBBK IX menjadi ruang belajar bersama bagi berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas PRBBK yang lebih baik di Indonesia.
11
Angka ini didapat dari pengalaman PRBBK yang tertuang dalam laporan‐laporan berbagai lembaga pelaku PRB di Sumatra Barat yang tergabung dalam forum PRB Sum‐Bar 12
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/357528/arisan‐bertaman‐atasi‐dampak‐kerentanan‐pangan
[3]
April 01, 2013
KERANGKA ACUAN KNPRBBK IX – DRAFT 3 01 APRIL 2013
KONFERENSI NASIONAL PENGELOLAAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS (KNPRBBK) IX Sekretariat: Jl. Cempaka Putih Tengah No. 13 Jakarta Pusat 10510 Telp/Fax. +62 21 44588079; email:
[email protected]; Web: www.mpbi.org/kn‐prbbk‐ix Maksud dan Tujuan Konferensi Nasional PRBBK IX
Mengembangkan kerangka kerja PRBBK yang inklusif dan peka gender serta pengakuan terhadap peran perempuan, anak dan kelompok berkebutuhan khusus sebagai kekuatan pilar utama komunitas tangguh bencana dan adaptasi perubahan iklim melalui serangkaian cerita aksi dan inisiatif praktisi PRBBK di Indonesia bersandar pada kajian sosial‐budaya serta multi disiplin ilmu pengetahuan, sehingga praktisi PRBBK di Indonesia dapat saling: 1. Berbagi pengalaman bersama dalam membangun gerakan PRBBK yang inklusif dan peka gender. 2. Teridentifikasinya masukan‐masukan untuk pemutakhiran Buku ‘Panduan’ PRBBK (Kiat Tepat Mengurangi Risiko Bencana)13, khususnya dari aspek gender dan inklusifitas. 3. Terumuskannya rekomendasi konferensi sebagai referensi bersama dalam praktik membangun gerakan PRBBK inklusif dan peka gender yang menempatkan perempuan, anak‐anak dan kelompok berkebutuhan khusus sebagai aktor utama gerakan membangun ketangguhan komunitas. Tema Konferensi Nasional PRBBK IX Tema KN PRBBK IX Tahun 2013 adalah “Perempuan, Anak dan Kelompok Berkebutuhan Khusus; korban, pelengkap atau aktor utama ketangguhan komunitas?” Tempat dan waktu Konferensi Nasional PRBBK IX
Tempat: Nagari Batu Kalang, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatra Barat. Waktu: Sabtu‐Rabu, 1‐5 Juni 2013.
Kegiatan Konferensi Nasional PRBBK IX Sebelum pelaksanaan Konferensi Nasional PRBBK IX diadakan beragam kegiatan antara lain diskusi, pelatihan, talk‐show, dialog, yang mengajak para pemerhati PRBBK mulai menyiapkan diri menghadiri konferensi. Selama konferensi akan ada kegiatan ceramah, kunjungan lapangan/exposure, perjalanan wisata, ekspresi beragam bentuk budaya berkaitan PRBBK, pameran, dan diskusi‐diskusi. Peserta Konferensi Nasional PRBBK IX Mengingat kapasitas fasilitas lokal panitia pelaksana menyepakati bahwa jumlah peserta konferensi ini dibatasi maksimal 150 orang peserta. Masing‐masing peserta berkontribusi menanggung biaya kepesertaan, dimana sudah termasuk biaya akomodasi di dalam biaya kepesertaan tersebut.
13
Idem ditto 5
[4]
April 01, 2013
KERANGKA ACUAN KNPRBBK IX – DRAFT 3 01 APRIL 2013
KONFERENSI NASIONAL PENGELOLAAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS (KNPRBBK) IX Sekretariat: Jl. Cempaka Putih Tengah No. 13 Jakarta Pusat 10510 Telp/Fax. +62 21 44588079; email:
[email protected]; Web: www.mpbi.org/kn‐prbbk‐ix Peserta diharapkan berasal dari perwakilan berbagai pemangku kepentingan dalam PRB seperti:
Institusi pemerintahan (BNPB, BPBD, K/L dan SKPD lainnya) Lembaga masyarakat baik nasional maupun internasional Lembaga usaha Kalangan akademisi Institusi media Masyarakat atau kelompok masyarakat baik dari Sumatra Barat maupun daerah lainnya.
Peserta yang sudah konfirmasi akan hadir dalam KNPRBBK IX berasal dari BNPB, Oxfam GB, Mercy Corps, World Vision Indonesia, ChildFund, Lingkar, PSMB UPN Jogjakarta, MPBI, anggota‐anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana Sumatera Barat dan mitra‐mitranya. Peserta dianjurkan menyiapkan diri menyongsong konferensi dan ketika datang: 1. Membawa bahan‐bahan komunikasi, informasi, edukasi, seperti foto, film, humor, cerita, lukisan, lagu, puisi, tarian. 2. Menyiapkan diri untuk menampilkan ekspresi budaya (seni tradisi maupun modern seperti tari, musik, nyanyi, drama dll) berkaitan PRBBK. Nara Sumber Konferensi Nasional PRBBK IX Pembicara kunci akan disepakati kemudian oleh Panitia Pengarah dan Panitia Penyelenggara , sedangkan narasumber pada sesi‐sesi diskusi akan didapatkan dari hasil penyisihan undangan penulisan (Call for Paper). Kepanitiaan Konferensi Nasional PRBBK IX Kepanitiaan KNPRBBK IX terdiri dari gabungan beragam organisasi yang terlibat dalam PRBBK. Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Sumatera Barat sepenuhnya mendukung penyelenggaraan KNPRBBK IX ini. Penasehat 1. 2. 3. 4.
Irwan Prayitno (Gubernur Sumatra Barat) Muslim Kasim (Wakil Gubernur Sumatra Barat) Ali Mukhni (Bupati Padang Pariaman) Damsuar (Wakil Bupati Padang Pariaman)
[5]
April 01, 2013
KERANGKA ACUAN KNPRBBK IX – DRAFT 3 01 APRIL 2013
KONFERENSI NASIONAL PENGELOLAAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS (KNPRBBK) IX Sekretariat: Jl. Cempaka Putih Tengah No. 13 Jakarta Pusat 10510 Telp/Fax. +62 21 44588079; email:
[email protected]; Web: www.mpbi.org/kn‐prbbk‐ix Panitia Pengarah:
1. Ir. H. Sugeng Triutomo DESS (Deputi 1 Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Jakarta), e‐mail:
[email protected] 2. Miftahul Jannah S.Ked. (Ketua Perkumpulan Lingkar, Yogyakarta/Jakarta), e‐mail:
[email protected] 3. Ir. Tanty Surya Thamrin SH M.Sc. (Country Humanitarian Manager ChildFund/APG Country Lead Indonesia), e‐mail:
[email protected];
[email protected]) 4. Petrasa Wacana (Oxfam GB) (
[email protected]) 08126611655
[email protected], 5. Dr Badrul Mustafa (Universitas Andalas)
[email protected] 6. Prof. Dr. Nasfryzal Carlo (Universitas Bung Hatta) 081363445678,
[email protected] 7. Zainal MS (Ketua Forum PRB Provinsi Sumatra Barat) 0811660679,
[email protected] 8. Ir Yazid Fadhli, MM (Kalaksana BPBD Prov Sumatra Barat) 08126605855 9. Dt. Zainir Koto (Kalaksana BPBD Kab. Padang Pariaman) Panitia seleksi naskah 1. Dr.Jonatan A. Lassa Dipl.Ing (Pen 2. DR. Ir. Eko Teguh Paripurno M.T. (Ketua Pusat Studi Manajemen Bencana Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta) 3. Dicky C Pelupessi, SPsi, MSi (Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia) 4. Dr Ahmad Fauzi (Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Sumatera Barat)
[email protected] 5. Lany Verayanti (Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Sumatera Barat) HP 0812 676 5067, e‐ mail:
[email protected]) Panitia Penyelenggara: 1. Norcahyo Budi Waskito S. Psi (MPBI), HP: 0811 168 1942, e‐mail:
[email protected] 2. Ivan V. Ageung (MPBI), HP: 0815 876 87 47, e‐mail:
[email protected] 3. Khalid Saifullah (Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Sumatera Barat) HP: 0813 634 82 946,
[email protected]) 4. Dewi Andaruni SE (MPBI), HP: 0815 189 2450, e‐mail:
[email protected] 5. Siti Istikana SP (MPBI), HP: 0818 119 227, e‐mail:
[email protected] 6. Sri Mayanti (Forum PRB Provinsi Sumatera Barat/ LP2M), HP: 0821 745 703 03, e‐mail:
[email protected] 7. Muslim (Forum PRB Provinsi Sumatera Barat/ Mercy Corps), HP: 0812 693 78 95, e‐mail:
[email protected] 8. Harmis (BPBD Provinsi Sumatra Barat), HP: 0812 664 58 315, e‐mail:
[email protected] 9. Yusdavidson (Forum PRB Provinsi Sumatera Barat/ Bianglala Adventure Indonesia), HP: 0812 270 102 01, e‐mail:
[email protected] 10. Patra Dewi (Forum PRB Provinsi Sumatera Barat), HP: 0815 353 43 037, e‐mail:
[email protected] 11. Nico Rinaldi (Forum PRB Provinsi Sumatera Barat/ Jemari Sakato), HP: 0813 744 19 073, e‐mail:
[email protected]
[6]
April 01, 2013
KERANGKA ACUAN KNPRBBK IX – DRAFT 3 01 APRIL 2013
KONFERENSI NASIONAL PENGELOLAAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS (KNPRBBK) IX Sekretariat: Jl. Cempaka Putih Tengah No. 13 Jakarta Pusat 10510 Telp/Fax. +62 21 44588079; email:
[email protected]; Web: www.mpbi.org/kn‐prbbk‐ix 12. M Tasyrif (Forum PRB Provinsi Sumatra Barat/ Islamic Relief), HP: 0812 675 75 77, e‐mail:
[email protected] 13. Nanang E. Suharto (Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Sumatera Barat), HP: 0813 630 35 622, e‐mail:
[email protected] 14. Wahyudi (Forum PRB Provinsi Sumatera Barat/ Mercy Corps), HP: 0812 670 05 16, e‐mail:
[email protected] 15. Dedi Abdul Kadir (Forum PRB Provinsi Sumatra Barat/ PKPU) HP: 0813 749 68 778, e‐mail:
[email protected] 16. Muharmansyah (PT Semen Padang Sumatra Barat), HP: 0812 663 08 038, e‐mail:
[email protected] 17. Fabio Dinasti (Forum PRB Provinsi Sumatra Barat/ LP2M), HP: 0821 728 11 027, e‐mail:
[email protected] 18. Kiki Warlansyah (PT Semen Padang Sumatra Barat), HP: 0821 718 84 166,
[email protected] 19. Eko Suhadi (Forum PRB Provinsi Sumatra Barat/ PMI), HP: 0813 630 60 252, e‐mail:
[email protected] 20. Nurhayati Kahar (Forum PRB Provinsi Sumatra Barat), HP: 0813 745 86 756, e‐mail:
[email protected] 21. Yusra Agustin (Pusdalops Sumatra Barat), HP: 0812 107 02 199, e‐mail:
[email protected] 22. Syafrizaldi (Forum PRB Provinsi Sumatra Barat/ FIELD Bumi Ceria), HP: 0812 672 59 413, e‐mail:
[email protected] 23. Jhonedi Kambang (Forum PRB Provinsi Sumatra Barat/ JJSB), HP: 0812 670 34 99, e‐mail:
[email protected] 24. Punil (Forum PRB Prov. Sumbar / RRI Sumbar), HP: 0821 718 22 535, e‐mail:
[email protected] 25. Afolo Woruwu (Forum PRB Provinsi Sumatra Barat), HP: 0812 842 30 63, e‐mail:
[email protected] 26. Indra Bakti (Forum PRB Provinsi Sumatra Barat), HP: 0813 743 17 522 Sekretariat Penyelenggara: Alamat sekretariat penyelenggara Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas 9 ini adalah: Jakarta:
Padang:
Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI)
Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Sumatera Barat
Jl Cempaka Putih Tengah Nomor 13
Kantor BPBD Propinsi Sumatra Barat, Jalan Jend.Sudirman No.47, Padang 25000
Jakarta Pusat 10510 Telepon / faksimili: +62 21 445 880 79 Website: www.mpbi.org/kn‐prbbk‐ix Email:
[email protected]
[7]
April 01, 2013
KERANGKA ACUAN KNPRBBK IX – DRAFT 3 01 APRIL 2013
KONFERENSI NASIONAL PENGELOLAAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS (KNPRBBK) IX Sekretariat: Jl. Cempaka Putih Tengah No. 13 Jakarta Pusat 10510 Telp/Fax. +62 21 44588079; email:
[email protected]; Web: www.mpbi.org/kn‐prbbk‐ix
Dana Konferensi Nasional PRBBK IX Dibutuhkan dana sebesar Rp.1.067.465.000,‐ yang terdiri dari komponen‐komponen:
Persiapan / rapat‐rapat koordinasi: Rp.27.800.000,‐ (kontribusi MPBI). Buku PRBBK (Living Guide Book – LGB): Rp.201.750.000,‐ Media: Rp.44.000.000,‐ Lokakarya Pra‐Konferensi : Rp.134.400.000,‐ Pelaksanaan Hari H: Rp.557.375.000,‐ Kegiatan‐kegiatan setelah konferensi (Prosiding, Pelaporan, Audit Keuangan dll): Rp.27.500.000,‐ Dukungan operasional Panitia Pelaksana: Rp.74.640.000,‐
Jumlah pembiayaan ini diharapkan dapat didukung oleh para kontributor, yaitu para peserta, BNPB, Sosial, dan lembaga serta donor baik dalam dan luar negeri yang tidak mengikat. Kontribusi Konferensi Nasional PRBBK IX Peserta KN PRBBK IX memberikan kontribusi kepesertaan dengan besaran yang akan ditentukan kemudian. Biaya ini termasuk akomodasi, konsumsi dan kit peserta Biaya ini tidak termasuk transportasi peserta, dari dan ke wilayah masing‐masing. Waktu Pendaftaran Konferensi Nasional PRBBK IX 1. 2. 3. 4.
Undangan Konferensi dan penulisan diedarkan mulai akhir Maret 2013. Naskah abstrak dikumpulkan selambatnya tanggal 26 April 2013. Tanggal 3 Mei 2013 pengumuman hasil seleksi abstrak tanggal 3 Mei 2013. Tanggal 24 Mei pendaftaran peserta KN PRBBK 9 ditutup, atau ditutup bila kapasitasnya sudah terlampaui.
[8]