KONFERENSI NASIONAL B ISNIS, MEDIA DAN PERDAMAIAN: MENDORONG PERAN B ISNIS DAN MEDIA DALAM RESOLUSI KONFLIK DAN PENGEMBANGAN PERDAMAIAN
FISIP UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 29 September 2012
LATAR BELAKANG Perubahan-perubahan politik dan globalisasi ekonomi, pasca Perang Dingin menyediakan berbagai kesempatan sekaligus tantangan bagi upaya mencapai stabilitas, keamanan dan perdamaian. Seiring dengan perubahan ekonomi dan politik, berbagai peristiwa konflik dan kekerasan terus meningkatkan resiko keamanan yang bisa memepengaruhi kondisi kehidupan masyarakat di banyak negara. Perdamaian merupakan prasyarat fundamental untuk menghindari efek buruk dari berbagai konflik kekerasan dan sekaligus pondasi penting bagi upaya untuk mencapai tingkat yang substansial dalam pembangunan ekonomi dan kemajuan manusiawi. Perang dan konflik pada dasarnya merupakan fenomena ekonomi-politik. Faktor politik dan faktor ekonomi berjalin berkelindan membentuk suatu dinamika yang pada satu sisi mempengaruhi pola-pola konflik, kekerasan, dan pada sisi lain menyediakan peluang untuk mencapai perdamaian. Faktor ekonomi, misalnya, tidak hanya menjadi bibit-bibit bermulanya suatu konflik, tetapi juga bisa berperan sebagai contributor penting dalam upaya mencapai resolusi konflik dalam mencapai perdamaian. Para filosof liberal klasik seperti Immanuel Kant dan Adam Smith telah menekankan bahwa hubungan komersial bisa membawa angin segar bagi perdamaian. Melalui perdagangan, dua pihak akan memiliki rasa saling ketergantungan dan kepentingan timbal-balik masing masing pihak bisa menjadi faktor yang menjembatani kepentingan dua pihak. Sebaliknya, konflik dengan kekerasan dan peperangan akan menyebabkan terganggunya hubungan perdagangan dan menyebabkan hubungan komersial dan investasi internasional mejadi lebih mahal. Dengan demikian sangat menarik apabila kita menaruh perhatian yang lebih besar pada bagaimana pengaruh ekonomi, terutama pengaruh sektor bisnis privat dalam mencegah konflik, menjembatani proses penyelesaian konflik dan berperan dalam proses pembangunan perdamaian pasca konflik. Perusahan-perusahaan swasta, terutama perusahaan multinasional sering terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam berbagai konflik internal suatu negara, perang sipil dan berbagai bentuk konflik dengan kekerasan lainnya. Sampai saat ini pandangan umum menyatakan bahwa perusahanperusahaan ini lebih merupakan bagian dari problematika yang memicu konflik ketimbang menjadi pihak yang bisa menjadi kontributor penyelesaian konflik. Banyak penelitian menunjukkan bahwa perusahan-perusahaan swasta seringkali terlibat dalam membiayai pihak-pihak yang berkonflik dan memperdagangkan barang-barang yang dibutuhkan dalam konflik tersebut. Kisah mengenai kiprah perusahaan multinasional dari Amerika Serikat IT&T dalam memicu perang saudara di Chile tahun 1970an, kisah mengenai ‘blood diamond’ di Angola, sepertinya menjadi bukti yang memperkuat sinyalemen di atas. Meski demikian, seiring dengan semkin pesatnya laju globalisasi dan semakin kuatnya semangat untuk memperkuat tata kelola globalisasi (Global governance), mulai muncul upayaupaya yang kuat untuk mendorong peran perusahaan-perusahaan swasta dalam upaya-upaya untuk mencapai dan mempertahankan perdamaian. Sektor bisnis swasta-baik perusahaan multinasional besar maupun usaha kecil dan mikro- terbukti sebenarnya juga memiliki peran potensial, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk berkontribusi dalam mencegah dan mencapai penyelesaian berbagai konflik dengan kekerasan. Mantan
Sekjen PBB Butrso Butros Ghali, misalnya, berpendapat bahwa peranan kelompok bisnis dalam proses resolusi konflik dan pencapai perdamaian sebagai “crucial for good and for ill”. Hal ini sebenarnya cukup logis mengingat sektor bisnis swasta memeliki kapasaitas yang sering disebut sebagai “peace devident” yang bisa mengantar pada proses rekonsiliasi dan resolusi konflik. Selain sektor bisnis swasta, media massa juga sangat potensial dalam upaya mencapai resolusi konflik dan perdamaian. Media massa, melalui laporannya yang akurat dan bertanggung jawab bisa meningkatkan kesadaran masyarakat, mendorong tata kelola pemerintahan yang lebih transparan dan partisipatif, sekaligus menyampaikan berbagai tuntutan dan keinginan masyarakat. Fungsi-fungsi media yang demikian ini merupakan unsur penting dalam mencegah munculnya konflik dengan kekerasan. Memang seringkali media massa juga menjadi faktor negatif dalam konflik manakala media massa menyebarkan berita yang provokatif dan propaganda yang meningkatkan ketegangan diantara pihakpihak yang berkonflik, karena doktrin media yang menyatakan bahwa good news is bad news. Media massa bisa didorong menjadi pihak yang member sumbangan yang positif bagi perdamaian, apabila pemberitaan dilandasi dengan standar etika professional (kode etik), keakuratan informasi, dan dukungan sumber daya yang memadai. Media massa, baik konvensional maupun non konvesional, baik nasional maupun lokal, harus didorong untuk tujuan mengurangi potensi terjadinya konflik kekerasan.
TUJUAN K ONFERENSI 1. Menyediakan ruang diantara para pemangku kepentingan, kelompok-kelompok bisnis, pegiat media massa, akademisi, dan organisasi non pemerintah untuk berdiskusi dalam rangka mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan mendalam mengenai peranan sektor bisnis dan media dalam resolusi konflik dan promosi perdamaian. 2.
Menjadi forum bagi para pemangku kepentingan untuk mengembangkan kerangka kerja dan mencari formulasi terbaik untuk mengembangkan peranan kelompok bisnis dan media massa dalam konflik kekerasan dan upaya mencapai perdamaian.
Call for Paper Berkaitan dengan latar belakang di atas, Konferensi ini mengundang berbagai pihak untuk mengirimkan naskah berkaitan dengan isu bisnis, media massa dan perdamaian. Para pemakalah ditantang untuk menulis isu-isu yang terkait dengan berbagai perngaruh bisnis, media massa dan upaya penanganan konflik kekerasan di Indonesia. Konferensi akan diorganisir dalam beberapa kluster tema:
1. BISNIS , MEDIA DAN PROMOSI PERDAMAIAN: ESKPLORASI TEORITIK a. Hubungan bisnis dan Peacemaking b. Hubungan media dan Peacemaking
2. BISNIS DAN PENGEMBANGAN P ERDAMAIAN a. Bisnis sebagai penyebab konflik atau aktor perdamaian? b. Mikrofinance, pemberdayaan ekonomi dan penyelesaian konflik di tingkat lokal c. Bisnis dan Post-Conflict Recovery d. Bisnis dan Post-Disaster Recovery e. MNC, CSR dan promosi perdamaian
3. MEDIA DAN PENGEMBANGAN P ERDAMAIAN a. Media dan pengaruhnya terhadap pola-pola konflik b. Media dan pencegahan konflik c.
Media, promosi penyelesaian konflik dan perdamaian
Setiap partisipan akan mempresentasikan makalahnya dan seluruh naskah yang masuk akan diterbitkan dalam bentuk prosiding konferensi: Bisnis, Media dan Perdamaian: Mendorong Peran Media dan Bisnis dalam Resolusi Konflik dan Pengembangan Perdamaian
ABSTRACT Para pemakalah bisa mengirinkan abstrak yang berfokus pada berbagai klustes tematik diatas dari berbagai aspek, pendekatan dan disiplin ilmu. Panjang abstrak: maksimum 250 kata Abstrak bisa dikirimkan melalui email:
[email protected] Paling lambat 27 Agustus 2012 Contact person Aryanta Nugraha Email:
[email protected] (Hp. 08562580212)
Eny Endah P Email:
[email protected] (hp. 081804169409)
REGISTRASI Biaya pendaftaran untuk Konferensi Nasional ini sebesar Rp. 200.000 dibayarkan ke BRI Unit Maguwoharjo a/n Puji Lestari, SIP,M.Si, Dr. No rekening: 3077-01-002084. Kirimkan scan bukti transfer pembayaran ke email:
[email protected]
JADWAL KONFERENSI NASIONAL DAN TEMPAT Batas akhir pengiriman abstrak
27 Agustus 2012
Pengumuman abstrak diterima
29 Agustus 2012
Batas Akhir Pengiriman Artikel
12 September 20012
Registrasi
12- 28 Agustus 2012
Pelaksanaan Konferensi
29 September 2012
Tempat di Kampus FISIP, UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. Babarsari No. 2 Yogyakarta
SEMINAR DAN KEYNOTE SPEAKER Konferensi Nasional akan dibuka dan diawali dengan pelaksanaan seminar setengah hari dan dilanjutkan dengan pemaparan makalah oleh para presenter.
KETENTUAN MAKALAH : 1. Makalah adalah hasil riset empiris ataupun kajian literature yang belum pernah dipublikasikan di media cetak, jurnal ilmiah, seminar ataupun buku. 2. Abstrak makalah/ringkasan tulisan akan diseleksi oleh peer-review 3. Panjang paper antara 3000-5000 kata 4. Makalah ditulis dalam bahasa Indonesia, dan abstraks dalam Bahasa Inggris 5. Struktur penulisan meliputi: Judul, Nama penulis, Instansi asal penulis, Alamat email, Abstract, Pendahuluan, Isi, dan Simpulan, Daftar pustaka. 6. Penulisan referensi menggunakan model APA (American Psychological Association) 7. Daftar Pustaka disusun alfabetis, mengacu pada gaya penulisan APA (American Psychological Association) dengan format: Penulis1, A. A., Penulis2, B. B., & Penulis3, C. C. (tahun terbit). Judul buku: Anak judul. (Edisi atau Cetakan [jika bukan cetakan pertama]). Tempat terbit: Penerbit. 8. Daftar Pustaka disusun alfabetis dengan mengacu contoh berikut: a. Buku Schulze, Kristen E. (2004). The Free Aceh Merdeka (GAM): Anatomy of a Separatist Organization. Washington, D.C.: East-West Center b. Artikel dalam buku Appadurai, Arjun. (2002). Disjuncture and Difference in the Global Cultural Economy. In: J.X. Inda & R. Rosaldo (eds.). The Antrophology of Globalization: A Reader. Oxford: Blackwell Publishers. 46-64. c. Artikel dalam jurnal Croissant, Aurel. (2005). Unrest in Southern Thailand: Contours, Causes and Consequences since 2001. Contemporary Southeast Asia. 27 (1), 21-43 d. Makalah, skripsi, tesis, disertasi Leander, A. (2006). The ‘Realpolitik of Reason’: Thinking International Relations through Fields, Habitus and Practice. In: International Studies Association Annual Convention, 22-25/03/2006, San Diego. Dhakidae, D. (1992). The State, The Rise of Capital and the Fall of Political Journalism: Political Economy of Indonesian News Industry. Disertasi PhD tidak diterbitkan, Ithaca, New York: Cornell University. e. Artikel dari internet Australian Bureau of Statistics. (2000). 1996 census of population and housing: Northern (Statistical Division) Queensland. [Data file]. Diakses 17 Juli 2004, dari situs elektronik the Australian Bureau of Statistics, http://www.abs.gov.au