KONDISI UMUM KEBUN
Sejarah Perkebunan
Perkebunan teh PT. Rumpun Sari Kemuning awalnya merupakan perkebunan milik Belanda dengan nama NV. Cultur Maattscappij. Selama masa penjajahan Belanda hak pemilikan tanah diatur dalam undang-undang Agraria Belanda pasal 62 tahun 1870 memutuskan pada tanggal 11 April 1925 pemerintah Belanda memberikan Hak Guna Usaha (HGU) dalam jangka waktu 50 tahun kepada kakak beradik warganya yang bernama Johan dan Van Mender Voor yang berkedudukan di Den Haag, Belanda. Lahan HGU berada di dua kecamatan yaitu di Kecamatan Ngargoyoso seluas 812.172 ha dan Kecamatan Jenawi seluas 238.823 ha sehingga pada saat itu luas total areal 1.051 ha yang ditanami kopi dan teh. Perusahaan ini diberi nama NV. Cultur Maattscappij pengolahannya diserahkan kepada Firma Watering and Labour yang berkedudukan di Bandung. Perkebunan ini pada tahun 1943 – 1945 diambil alih oleh pemerintah Jepang, sehingga kegiatan komersialnya mengalami kemacetan karena perkebunan diserahkan kepada masyarakat setempat dan oleh masyarakat setempat hanya ditanami oleh tanaman palawija dan jarak. Kebun Kemuning pada tahun 1945 – 1948 dikelola oleh Mangkunegara Surakarta yang dipimpin oleh Ir. Sarsito. Kemudian pada tahun 1948 – 1950 kebun Kemuning dikelola oleh Tentara Militer RI yang hasilnya digunakan untuk membiayai perang. Sejak tanggal 1 Januari 1953 berdasarkan Undang- Undang No. 2/1952/RI, HGU NV. Cultur Maattscappij Kemuning dicabut tanpa diserahkan kepada pihak manapun. Saat itu secara intern beberapa karyawan perkebunan teh Kemuning membentuk koperasi perusahaan perkebunan Kemuning (KPPK). Koperasi tersebut pada tahun 1953 dibubarkan karena pengurusnya banyak yang terlibat dengan G 30 SPKI dan perkebunan Kemuning sementara dipegang oleh KODAM IV Diponegoro dengan luas areal 546.854 ha. Hal ini disebabkan adanya
rongrongan PKI dalam usaha merebut sebagian areal perkebunan. Dengan surat keputusan Mendagri No. 17/HGU/DA/71 pada tanggal 3 November 1971 dibentuk PT. Rumpun yang berada dibawah Yayasan Rumpun Diponegoro. Pada tahun 1980 di kembangkan menjadi dua perusahaan yaitu : 1. PT. Rumpun Antan dengan komoditi Karet, kopi, kelapa randa dan cengkeh yang terdiri dari beberapa kebun, antara lain : a. Kebun Carui/Rejidadi di Cilacap b. Kebun Daemo Kradenan di Purwokerto c. Kebun Samodradi Banyumas d. Kebun Jati di Semarang e. Kebun Sluwak di Pati 2. PT. Rumpun Teh dengan komoditi kopi dan teh yang terdiri atas tiga kebun, yaitu : a. Kebun Kemuning di Karanganyar, Surakarta b. Kebun Medini di Kendal, Semarang c. Kebun Kaligintung di Semarang PT. Rumpun Teh dibagi menjadi tiga salah satunya yaitu PT Rumpun Sari. Pada bulan Maret 1990 PT. Rumpun Sari bekerja sama dengan PT. ASTRA AGRO NIAGA di Jakarta yang pengelolaanya diserahkan sepenuhnya kepada PT. ASTRA AGRO NIAGA kemudian namanya diganti menjadi Rumpun Sari Kemuning PT. Sumber Abadi Tirtasentosa pada bulan Mei 2004. Pada tahun 2004 PT Astra Agro Lestari Tbk menjual seluruh kebun kecuali untuk komoditas sawit. Untuk kebun Kemuning dijual kepada PT Sumber Abadi Tirtasentosa yang sebelumnya bergerak di bidang tanaman hortikultura.
Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
PT. Rumpun Sari Kemuning (RSK) mempunyai kantor pusat di jalan Imam Bonjol No. 196, Semarang, Jawa Tengah. Kantor perwakilan di Puloayang Raya Blok OR 1, kawasan industri Pulo gadung Jakarta. Perkebunan teh PT RSK terletak di sebelah barat lereng gunung Lawu, 40 km dari stasiun Balapan Surakarta dan 8 km dari Tawang Mangu. Secara keseluruhan perkebunan teh PT.
RSK terletak di desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Karesi Denan Surakarta, Propinsi Jawa Tengah. Batas –batas wilayah perkebunan teh PT. RSK sebagai berikut : Sebelah timur : Perhutani Gunung Sewu Sebelah barat
: Kebun Karet PTP XVRI
Sebelah utara
: Kecamatan Jenawi
Sebelah selatan : Nggadungan, Kecamatan Ngargoyoso
Letak Geografis Lokasi PT. Rumpun Sari Kemuning terletak di desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis PT RSK terletak pada ketinggian 800 – 1500 m di atas permukaan laut (dpl) dengan kemiringan 30 % - 40 %. Peta perkebunan PT. RSK yaitu pada afdeling OA dan OB dapat dilihat pada Gambar Lampiran 1 dan Gambar Lampiran 2. Luas areal dan Tata Guna Lahan Luas areal keseluruhan kebun Kemuning (OA dan OB) 437 82 ha, terdiri atas areal produktif 389.97 ha, areal cadangan 13.22 ha, areal non tanaman (jalan, parit, jurang, emplasmen dan makam) 32.55 ha. Luas lahan PT. RSK disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Areal Konsesi Perkebunan Teh PT. RSK Tahun 2008 No
Tata Guna Lahan
Luas Areal (ha)
1
Areal Produktif
389.97
2
Areal cadangan
13.22
3
Parit/Sungai
4
Tidak bisa ditanami
5
Emplasmen
6
Jalan
7
Jurang
2.83
8
Makam
0.46
Total
Sumber : Arsip Kantor
1.25 13.33 4.33 10.43
437.82
Keadaan Tanah dan Iklim
Jenis tanah di PT. RSK terdiri dari tanah andosol sebesar 60 % dan tanah regosol sebesar 40 % dengan ketinggian kurang lebih 1 000 m. Iklim tropis dengan curah hujan merata sepanjang tahun antara 3 000 – 4 000 mm per tahun tanpa musim kemarau yang panjang. Keadaan angin normal, intensitas penyinaran 40 %, suhu rata-rata yang harian 40º C dan suhu tertinggi 25º C. Tanaman teh dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 250 - 1 200 m dpl, curah hujan minimal 60 mm/bulan, cepat mendapat sinar matahari, karena jika sinar matahari kurang maka pertumbuhan tanaman teh akan lambat, tidak boleh dilalui angin kering dan keadaan tanah subur/gembur. (Buku Pendamping Mandor)
Keadaan Tanaman dan Produksi
Sebagian besar tanaman teh menghasilkan di kebun Kemuning berasal dari stek. Jenis klon yang telah ditanam di kebun Kemuning terdiri dari TRI 2024, TRI 2025, CIN 143 dan Gambung sebesar 40 %, sedangkan varietas Assamica sebesar 60 % walaupun varietas ini sudah jarang digunakan dalam pembudidayaan teh. Kebun Kemuning hanya memproduksi teh hijau dengan rata – rata produksi teh kering dari tahun 2003 – 2007 sebesar 891 085 kg dengan rata – rata produktivitas teh kering 2.274 kg/ha/tahun. Perkebunan Rumpun Sari masih menitikberatkan usahanya baik pada ekspor maupun impor. Target ekspor Perkebunan Rumpun Sari pada tahun 2008 sebesar 40 % dari produksi kering yang dihasilkan. Produksi serta produktivitas teh kering Perkebunan Kemuning pada tahun 2003 sampai tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas Areal dan Produksi serta Produktivitas Teh Kering di Kebun Kemuning Tahun 2003 – 2007. Tahun
Luas Lahan
Produksi Kering (kg)
Produktivitas Kering (kg)
2003
391.97
854565
2184
2004
391.97
987580
2519
2005
391.97
885203
2258
2006
391.97
868532
2215
2007
391.97
859543
2193
891085
2274
Rata - rata
Sumber : Arsip Kantor RSK
Pemasaran
Pemasaran produk teh hijau yang dihasilkan di kebun Kemuning dipasarkan baik didalam negeri maupun di luar negeri. Kegiatan pelaksanaan pemasaran teh hijau di kebun Kemuning dilakukan dengan memberikan contoh hasil teh kering kepada calon konsumen sehingga konsumen dapat mengetahui sifat dan kenampakan teh tersebut. Setelah tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak, direksi membuat laporan delivery order (DO) dan pihak kebun akan mengirim bahan sesuai dengan DO tersebut. (Arsip Kantor RSK) Untuk tujuan pasar dalam negeri atau lokal, teh hijau kebun Kemuning dipasarkan ke PT Sosro (Tegal), PT Gunung Subur (Solo), PT Kereta Kencana (Sukabumi), PT Gunung Manik (Bandung), PT Agro Putra Mandiri dan PT Tri Bintang Inter Global (Sukabumi), sedangkan untuk tujuan ekspor teh hijau Kebun Kemuning dipasarkan ke negara Afganistan.
Struktur Organisasi dan Ruang Lingkup Tugas
Perkebunan Kemuning dipimpin oleh seorang administratur yang bertugas untuk melakukan koordinasi dari lini KTU hingga pabrik/teknik, memberikan penilaian secara teknis terhadap pelaksanaan kegiatan, kontrol ke lapangan, koordinasi dengan head office (HO) dan bertanggung jawab terhadap tugas teritorial. Seorang administratur dibantu oleh bagian tanaman, bagian administrasi, bagian pabrik dan teknik. Bagian tanaman dipimpin oleh seorang kepala tanaman yang bertugas mengkoordinasikan antar afdeling untuk menentukan standar prosedur pengoperasian (SOP), mengetahui penyimpangan rencana kerja, mengontrol secara fisik kegiatan berdasarkan SOP, rapat koordinasi harian, mingguan dan melakukan koordinasi dengan pihak HO. Kepala tanaman dibantu oleh dua asisten afdeling yang bertugas membantu rencana blok mingguan, mengevaluasi pekerja di lapangan, mengontrol kerja mandor dan rapat koordinasi kegiatan. Bagian administrasi dipimpin oleh kepala tata usaha (KTU) yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan di kantor kebun dan pengeluaran anggaran biaya di kebun yang dilakukan dengan mengontrol bersama administratur serta membuat laporan konsolidasi dari semua kegiatan berdasarkan rencana yang ditetapkan. Kepala tata usaha dibantu oleh empat departemen, yaitu departemen keuangan, departemen personalia, departemen gudang dan departemen tanaman. Bagian pabrik dan teknik dipimpin oleh seorang kepala pabrik yang bertanggungjawab langsung kepada administratur untuk melakukan koordinasi dalam hal yang berhubungan dengan koordinasi HO serta koordinasi dengan pihak kebun yang berhubungan dengan panen, transportasi, infrastruktur, dan lain- lain. Kepala pabrik dibantu oleh seorang asisten pabrik, krani pabrik, mandor pengolahan, mandor sortasi, dan mandor pengepakan. Bagian teknik dipimpin oleh mandor teknik yang bertanggung jawab kepada kepala pabrik. Tugas mandor teknik adalah mengkoordinir segala aspek teknis sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Struktur organisasi di kebun Kemuning dapat dilihat pada Gambar Lampiran 3.
Ketenagakerjaan
Tenaga kerja di kebun Kemuning digolongkan menjadi empat golongan yaitu karyawan staf, karyawan non staff (bulanan), karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL). Karyawan staf meliputi administratur, kepala tanaman, asisten afdeling, kepala tata usaha dan kepala pabrik. Pemberian upah karyawan staf berdasarkan ketentuan bulanan HO yang disesuaikan dengan jabatan dan golongan, dalam hal ini prestasi kerja sangat berpengaruh. Pemberian gaji langsung dari direksi PT Sumber Abadi Tirtasentosa. Karyawan non staf terdiri dari karyawan bulanan yang meliputi departemen keuangan, asisten pabrik, krani tanaman dan sebagian mandor di lapangan. Pemberian upah untuk karyawan non staf ditentukan berdasarkan standar dari HO yang disesuaikan dengan UMK di daerah lokasi kebun. Karyawan harian tetap (KHT) terdiri atas mandor pabrik dan sebagian pekerja pabrik, pekerja rawat, administrasi dan sebagian besar mandor di lapangan. Pemberian upah untuk karyawan harian tetap didasarkan pada UMK berdasarkan pada hari efektif dalam satu bulan ditambah hak sosial. Karyawan harian lepas (KHL) digunakan khusus untuk kegiatan pemanenan, pemangkasan, penyiangan, dan sortasi manual. Jumlah seluruh karyawan dan bagiannya di kebun Kemuning pada tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Karyawan di Kebun Kemuning pada Tahun 2007
Staf
Bulanan
Karyawan Harian Tetap
Borong
Tanaman
3
8
17
391
419
Teknik
-
2
3
8
13
Pabrik
2
8
34
39
83
Adm
2
5
6
5
18
Umum
-
-
-
-
-
Total
7
23
60
443
533
Bagian
Sumber : Arsip Kantor
Jumlah