Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013
KONDISI, KONTEKSTUAL DAN TREND RUMAH TANGGA NELAYAN YANG DIKEPALAI PEREMPUAN DI DESA PESISIR Oleh : Ir. Khodijah, MP *)
Dosen di Fak. Ilmu Kelautan dan Perikanan Univ. Maritim Raja Ali Haji *) Mahasiswa Program S.3 Pascasarjana Universitas Andalas Padang.
ABSTRAK Artikel penelitian ini mengkaji tentang kondisi sosial ekonomi, kontekstual dan trend rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan di desa pesisir. Kajian dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Unit analisis kajian ini adalah rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan di desa pesisir. Lokasi penelitian dilakukan di desa pesisir Malangrapat Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Hasil penelitian menunjukkan adanya trend peningkatan jumlah rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan hidup dengan karakteristik sosial ekonomi yang sangat tidak mendukung keberlanjutan penghidupan. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya intervensi yang terfokus untuk mendukung keberlanjutan penghidupan rumah tangga yang dikepalai perempuan di desa pesisir. Kata Kunci: Kondisi, Trend dan Kontekstual, Rumah Tangga Yang Dikepalai Perempuan I.
Karena itu perhatian khusus terhadap rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan yang hidup di desa pesisir menjadi sangat urgen diberikan. Karena jika tidak mendapat perhatian khusus yang paling terbebani akibat kemiskinan menurut Kusnadi (2006) adalah perempuan, bahkan menurut Howard, T (2007) dan Sumner, C (2011) tingkat kemiskinan bertambah tatkala sebuah rumah tangga dikepalai oleh perempuan.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Secara parsial pembangunan perikanan selama ini belum berhasil memeratakan peningkatan kesejahteraan, taraf hidup serta kesempatan berusaha karena masih menyisakan angka kemiskinan yang tinggi bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil (Dahuri,R., 2000). Dan dengan kemiskinan itu pula turut mendorong perempuan harus melakukan peran ganda yaitu peran reproduktif, peran produktif, peran sosial hingga peran sebagai kepala rumah tangga, bahkan Horell, S dan P, Krishnan (2006) menyatakan saat ini telah terjadi kerentanan sosial ekonomi pada anak perempuan dan kaum ibu yang hidup di desa pesisir.
Upaya-upaya mengurangi kemiskinan yang memperhatikan tindakan berkelanjutan, konteks lokal, pembangunan kapasitas lokal, dan partisipasi masyarakat penting dilakukan agar tidak menemui kegagalan seperti masa lalu (Blyth, M. et al, 2007).
ini
Atas pertimbangan diatas penelitian sangat penting dilakukan untuk
159 ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013
memperoleh informasi yang tepat dan akurat sebagai dasar penyusunan program pengentasan kemiskinan berspektif gender.
L.J., 2001; S. Arikunto, 2005; S. Sidloyi, 2010). Unit analisis penelitian ini adalah rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan secara permanen. Responden ditentukan dengan metode non probability purposive sampling (Moleong, L.J, 2001) dimana salah satu responden yang ditemui diverifikasi untuk dijadikan sampel sesuai tujuan dan kriteria (De Vos et al. dalam Sidyoki, 2010). Data dikumpulkan melalui wawancara semi struktur menggunakan panduan wawancara (Babbie dan J. Mouton, 2001). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dan menggunakan program Microsoft Excell untuk visualisasinya.
1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi, kontekstual dan trend yang terjadi pada rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan di desa pesisir Malangrapat Kabupaten Bintan serta memberikan rekomendasi kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan pengentasan kemiskinan. II.
METODE PENELITIAN
2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Malangrapat Kabupaten Bintan (Lihat Gambar 1) pada bulan Januari hingga Juli 2013.
III.
3.1. Keadaan Sosial Ekonomi Rumah Tangga Yang Dikepalai Perempuan
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
3.1.1. Karakteristik Lokasi Penelitian Secara umum wilayah Kabupaten Bintan merupakan wilayah yang memiliki potensi sumberdaya penghidupan cukup tinggi dengan perkembangan ekonomi yang terus menggeliat sejak ditetapkan sebagai kawasan Free Trade Zone. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan penduduk yang terus meningkat (2,93% pertahun) (Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, 2010) dan persentase penduduk miskin yang terus menurun (dari 8,98% tahun 2009 menjadi 7,65% tahun 2011) (Kementrian Kesehatan 2012). Demikian juga halnya dengan desa Malangrapat, besarnya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan diperkuat dengan ditetapkannya perairan sekitar kawasan ini sebagai kawasan konservasi padang lamun.
DESA MALANGRAPAT
PULAU BINTAN
PETA PROP. KEPRI
HASIL DAN PEMBAHASAN
PETA KAB. BINTAN
Sumber : Data Sekunder Pemkab Bintan.
2.2. Metode Penentuan Desa Malangrapat sebagai lokasi penelitian dilakukan secara purposive karena merupakan salah satu desa dari 95% desa pesisir di Kabupaten Bintan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif (Moleong, 160
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013
sebelum menikah mengingat pernikahan yang ditemui banyak pada usia yang relatif masih muda, dengan pendidikan yang sangat rendah dan pekerjaan yang tidak menentu.
3.1.2. Proses Terbentuknya Rumah Tangga Yang Dikepalai Perempuan Penelitian ini menemukan beberapa kelompok rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan yaitu:
Distribusi jumlah rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan Desa Malangrapat Kabupaten Bintan menurut status perkawinan diatas dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini
a. Menjanda (widowed) Rumah tangga kelompok ini disebabkan suaminya meninggal dunia (akibat kecelakaan laut karena tingginya gelombang dan kuatnya angin, karena sakit dan usia lanjut) sehingga status istri menjadi janda. Jumlah keseluruhan perempuan janda di desa Malangrapat sebanyak 40 orang, terdapat 21 orang menjadi kepala rumah tangga, sisanya perempuan janda yang sudah lanjut usia dan bergantung hidup dari keluarga anak-anaknya. b. Tidak Menikah (unmarried) Rumah tangga kelompok ini merupakan rumah tangga yang dikepalai perempuan yang tidak menikah dan harus menghidupi ibunya yang sudah janda dan anggota rumah tangga lainnya. c. Ditelantarkan (Abandoned) Rumah tangga yang ditelantarkan ini disebabkan karena suami pergi meninggalkan keluarga tanpa berita atau dengan kata lain melepaskan tanggung jawab (bertahun-tahun) dan menikah lagi. Rumah tangga seperti ini disebabkan hubungan yang kurang harmonis antara suami dan istri. d. Diceraikan (Divorced) Rumah tangga kelompok ini merupakan kelompok rumah tangga yang dikepalai perempuan yang diceraikan suami. Diketahui masih banyak rumah tangga lainnya yang rawan perceraian, ini disebabkan karena rendahnya faktor kesiapan
Grafik 1. Jumlah Rumah Tangga Yang Dikepalai Perempuan Menurut Status Perkawinan di Desa Malangrapat
Sumber : Data Primer (2013) 3.1.3. Tingkat Pendidikan, Kelompok Umur, Jenis Pekerjaan dan Pendapatan 3.1.3.4. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah bagian dari aset sumberdaya manusia yang memiliki peran penting dalam pembentukan aset penghidupan dalam rumah tangga nelayan. Data tingkat pendidikan diperoleh dari pendidikan formal yang dicapai perempuan kepala rumah tangga dan anggota keluarga. 161 ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013
Perbandingan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini. Grafik
3.1.3.5. Kelompok Umur Secara keseluruhan responden (29 KK) memiliki kisaran usia antara 20 hingga 65 tahun, 58,62% darinya berada pada kelompok umur 41 hingga 50 tahun dan 24,14% pada kelompok umur mulai 31 hingga 40 tahun. Dilihat dari kelompok umur tersebut usia perempuan menjadi kepala rumah tangga akibat menjanda relatif masih muda, hal ini disebabkan karena umumnya mereka menikah pada usia yang relatif masih muda dan berada pada usia produktif, ini berarti mereka masih memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dalam memenuhi penghidupan rumah tangga. Distribusi kepala rumah tangga berdasarkan kelompok umur dapat digambar sebagai berikut.
2. Perbandingan Tingkat Pendidikan Kepala Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga
(A). Kepala Rumah Tangga
Grafik 3. Jumlah Rumah Tangga Yang Dikepalai Perempuan Menurut Kelompok Umur
(B). Anggota Rumah TanggaMenurut Jenis Kelamin Sumber : Hasil Olahan Data Primer (2013)
Dari gambar tersebut diketahui bahwa tingkat pendidikan yang dicapai perempuan kepala rumah tangga relatif sangat rendah bahkan ditemui yang buta huruf. Sedangkan pendidikan anggota rumah tangga berdasarkan gender diketahui bahwa pendidikan laki-laki lebih rendah dari perempuan.
Sumber : Data Primer (2013)
162 ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013
Selanjutnya dalam rumah tangga nelayan pendapatan dari perempuan sebagai kepala rumah tangga belum bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga, karena itu pendapatan rumah tangga yang maksud termasuk juga pendapatan yang diperoleh dari anggota rumah tangga. Berikut distribusi pendapatan semua rumah tangga terpilih menurut pendapatan kepala rumah tangga dan anggota rumah tangga.
3.1.3.6. Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Sebagai desa pesisir kegiatan ekonomi utama rumah tangga yang dikepalai perempuan berkaitan dengan sektor kelautan dan perikanan (nelayan) selain itu juga melakukan berbagai pekerjaan lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Meskipun pendapatan yang diperoleh kadangkala tidak sesuai dengan lamanya waktu yang dihabiskan untuk bekerja. Berikut jenis pekerjaan non nelayan yang dilakukan dalam rumah tangga yang dikepalai perempuan.
Grafik 4.
Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Yang Dikepalai Perempuan
Tabel 1. Jenis Pekerjaan Non Nelayan Untuk Penghidupan Rumah Tangga Pekerjaan
Kepala Rumah Tangga
Anggota Rumah Tangga
X
X
Mencari siput gonggong, kerang, lokan dan tiram Membuat kerupuk ikan Menjemur bilis dan membuat ikan asin Menjual ikan (keliling dan di pasar) Menjual gonggong di sekitar pondok wisata Warung dan Kedai kopi Mengambil upah mencuci/menggosok pakaian Petugas kebersihan di resort Mencari dan menjual kayu bakar Berkebun Buruh kebun Buruh Nelayan Buruh bangunan Tukang urut Guru TPA Guru SD Pekerja Sosial/LSM
X X
X
X X X X
Sumber : Data Primer (2013)
X
3.1.4. Distribusi Rumah Tangga Yang Dikepalai Perempuan di Wialayah Desa Malangrapat Kabupaten Bintan
X
X
X
X X
X X
Dari hasil pengamatan lapangan dan penelusuran desa yang dilakukan diperoleh gambaran bahwa letak rumah tangga dengan sumberdaya penghidupan yang ada di desa tidak terlalu jauh, hanya saja mereka tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk mengakses sumberdaya
X X X X
Sumber: Data Primer (2013)
163 ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013
yang ada. Bahkan dengan perkantoran desa bisa ditempuh dengan berjalan kaki, akan tetapi mereka selalu ketinggalan informasi apa saja terkait dengan peningkatan penghidupan rumah tangga mereka. Disekitar desa juga banyak terdapat resort-resort yang dimiliki investor asing, namun tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan tidak mampu mengakses peluang kerja yang ada. Meskipun ada diantara anggota rumah tangga yang bekerja di resort hanya sebagai petugas kebersihan dan keamanan di sekitar resort tersebut. Berikut digambarkan distribusi posisi rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan di area desa Malangrapat.
Gambar 3. Bentuk Fisik Rumah Tangga Miskin yang Dikepalai Perempuan Desa Malangrapat
Sumber : Foto Saat Penelitian Lapangan (Februari 2013)
Meskipun mereka berada didesa yang sedang mengalami perkembangan ekonomi cukup baik namun kondisi sosial ekonomi rumah tangga yang dikepalai perempuan masih sangat memprihatinkan, berikut salah satu gambar fisik rumah tangga miskin yang terdapat di lokasi penelitian Gambar 2.
3.2.
Kontekstual dan Trend Rumah Nelayan Yang Dikepalai Perempuan
Dalam konteks masyarakat, norma dan nilai-nilai berbasis agama serta adat Melayu ikut mempengaruhi bagaimana masyarakat memandang kepemimpinan perempuan di desa ini, sehingga pandangan patriarkhi masih terlihat kental di dalam masyarakat. Dalam konteks kelembagaan lokal juga belum terlihat adanya kegiatan-kegiatan yang secara khusus dibangun untuk memperkuat perspektif keadilan gender terutama ditujukan terhadap rumah tangga yang dikepalai perempuan., ditambahkan pula tingkat pendidikan aparatur desa tergolong masih rendah pula.
Peta Letak Rumah Tangga Nelayan Yang Dikepalai Perempuan di Desa Malangrapat
Dalam konteks yang lebih luas tingkat kemiskinan di Propinsi Kepulauan Riau di pedesaan menunjukkan kenaikan, sedangkan sebagian besar penduduk pedesaan adalah perempuan. Ini menunjukkan bahwa kemiskinan di
Sumber : Data Primer (2013)
164 ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013
pedesaan terutama di desa pesisir dapat mempengaruhi meningkatnya jumlah rumah tangga yang dikepalai perempuan yang miskin pula.
BAB IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari kajian ini adalah: 1). Rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan di desa pesisir yang hidup miskin menunjukkaan masih terjadinya kesenjangan pembangunan antara perkotaan dan pedesaan serta kesenjangan gender. 2). Dukungan dari semua pihak (masyarakat dan pemerintah) terhadap kehidupan rumah tangga nelayan yang dikepalai perempuan di desa pesisir adalah bagian dari upaya pengentasan kemiskinan berbasis gender.
Tetapi, disisi lain trend tingginya potensi sumberdaya alam yang dimiliki wilayah ini dengan perumbuhan ekonomi cukup bagus belum mempengaruhi kehidupan rumah tangga nelayan di desa pesisir umumnya dan rumah tangga yang dikepalai perempuan khususnya. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki serta rendahnya pandangan sosial budaya terhadap perempuan kepala rumah tangga menyebabkan mereka sulit mengakses sumberdaya penghidupan yang ada. 3. Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Secara umum data menunjukkan tingkat kemiskinan di Indonesia terus menunjukkan trend menurun dari tahun ke tahun, tetapi di propinsi Kepulauan Riau penurunan tingkat kemiskinan hanya ditunjukkan di daerah perkotaan sementara daerah pedesaan (95%nya desa pesisir) menunjukkan trend menurun. Karena itu dibutuhkan perhatian yang serius terhadap perempuan di desa pesisir (Kusnadi, 2003) serta intervensi yang bisa memperluas ruang gerak perempuan dalam melanjutkan fungsi reproduktif, produktif dan sosial sebagai kepala rumah tangga (Nandeesha, M.C. and E. Tech. 2001; Salo,S., 2006: Kusnadi dkk, 2006; Bappenas & ADB ; 2007; Damanik, M.R., 2010; Gunewardena, N., 2011; Khalifa, F. 2010) dan memperluas akses terhadap modal atau kredit usaha (United Nations, 2000). Perencanaan strategi terpadu dalam pembangunan manusia yang berfokus pada rumah tangga yang dikepalai perempuan sangat diperlukan (Khalifa, F., 2010).
Babie and Mouton J, 2001. The Practice of Social Research. Cape Town: Oxford University Press. Bappenas & ADB. 2007. The Pro-Poor Planning and Budgeting Project (P3B)-ADB TA 4762 INO. Progress Report August 2007 Blyth, M., Djoeroemana, S., Smith, JR., Myers B. 2007. Pembangunan Pedesaan Terpadu di Nusa Tenggara Timur, Indonesia: Tinjauan Terhadap Kesempatan, Kendala dan Pilihan Untuk Meningkatkan Mata Pencaharian. Ed. Djoeroemana et al. Prociding Lokakarya Internasional. UNDANA Kupang, Indonesia, 5–7 April 2006, Jilid Pendukung. 81 hlm
165 ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013
Damanik, M. Riza. 2010. Perubahan Iklim dan Prasyarat Keberlanjutan Pangan Perikanan. Jurnal KIARA (Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan). Volume 15 No.2. Desember 2010.
Proceedings of the International Symposium on Women in Asian Fisheries. ICLARM Contribution No. 1587. Penang, Malaysia. 181p. Sidloyi, Sinatemba. 2010. Survival Strategies of Elderly Women in Female-Headed Households. Thesis. The Faculty of Humanities Univesity of Pretoria
Gunewardena, Nandini. 2011. Gender Empowerment in Aquaculture & Fisheries: Strategic Considerations. 3rdGlobal Symposium on Gender in Aquaculture and Fisheries April 2024. Shanghai, China.
SOFA Team and Cheryl Doss, 2011. The role of women in agriculture. ESA Working Paper No. 11-02. Agricultural Development Economics Division The Food and Agriculture Organization of the United Nations www.fao.org/economic/esa
Horrell,S and P, Krishnan, 2006. Poverty and Productivity in Female-Headed Households in Zimbabwe. Faculty of Economics, University of Cambridge, Cambridge CB3 9DD the Journal of Development Studies July 2006
Sumner, C., 2011. Akses terhadap Keadilan: Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di Indonesia: Studi Kasus di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur. (Laporan Penelitian kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Australia melalui Australia Legal Development Facility (IALDF) dan Australian Agency of International Development (AusAID)
Howard, T., 2007. The Effects of Poverty on Female-Headed Households (Article). University of Tennessee at Chattanooga BSW Social Work Program Spring 2007. SOCW 376. Khalifa, Ferial. 2010. Female Headed Households in the West Bank and Gaza Strip. An Inside Perspective into their Socioeconomic Conditions and Their Experience of Being Female Heads. http://www.pwrdc.ps/site_files/FHH 21March Final for website.pdf
United Nations (2000). Improving The Status of Women in Poverty. A comparative study on women’s status in poverty in Bangladesh, India, Malaysia and the Philippines. Economic and Social Commission for Asia and The Pacific. Studies on Women in Development. United Nations publication. NewYork. ST/ESCAP/2106
Kusnadi dkk..2006. Perempuan Pesisir. PT LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta Nandeesha, M.C. and E. Tech. 2001. Women in Fisheries Activities of The Asian Fisheries Society - Have They been able to make an impact. 166
ISSN : 2303 - 1158