http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
KOMPUTER AUDIT
Fatahul Rahman (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak Transformasi dalam kegiataan pengorganisasian perusahaan ditandai dengan perubahan yang dilakukan terhadap sistim informasi yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya perubahan tersebut juga harus dilakukan perubahan terhadap teknik audit. Munculnya berbagai kasus yang menimpa akuntan publik diakibatkan tuntutan terhadap akuntan publik untuk lebih dalam melakukan pekerjaannya semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan Cost yang harus dibayar oleh akuntan publik untuk kesalahan opini yang dibuatnya juga meningkat. Profesi Akuntan publik harus berusaha mempersempit expectation gap yang mengakibatkan semakin merosotnya peranan akuntan publik ditengah-tengah masyarakat. Teknologi Informasi komputer memang telah digunakan dalam mengaudit suatu sistem pengolahan data suatu perusahaan yang berbasis komputer. Teknik audit ini sering disebut Teknnik audit berbantu komputer (TABK). Teknik audit berbasis komputer tidak jauh berbeda dengan audit konvensional yang mengacu pada standard auditing yaitu standard pekerjaan lapangan. Menurut Mulyadi dan Kanaka (1998) proses audit lapaoran keuangan dapat dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: penerimaan penugasan audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit dan pelaporan audit. Kata kunci: Komputer, Audit, laporan Keuangan.
PENDAHULUAN Perubahan lingkungan bisnis terutama disebabkan oleh tiga hal penting yaitu globalisasi ekonomi, transformasi ekonomi yang berbasis informasi dan transformasi dalam perusahaan (loudon dan loudon, 2000). Transformasi dalam kegiataan pengorganisasian perusahaan ditandai dengan perubahan yang dilakukan terhadap sistim informasi yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya perubahan tersebut juga harus dilakukan perubahan terhadap teknik audit. Munculnya berbagai kasus yang menimpa akuntan publik diakibatkan tuntutan terhadap akuntan publik untuk lebih dalam melakukan pekerjaannya semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan Cost yang harus dibayar oleh akuntan publik untuk kesalahan opini yang dibuatnya juga meningkat. Cost yang harus dibayar tersebut tidak hanya berupa denda yang harus dibayar tetapi juga hilangnya kredibilitas
JURNAL EKSIS Vol.6 No.2, Agustus 2010: 1440 – 1605
yang disusul dengan eksodus klien-kliennya ke akuntan lain (Kasus Enron, dimana berdasarkan laporan Wall street Journal, Andersen kehilangan 49 klien besarnya, Purba 2002). Profesi Akuntan publik harus berusaha mempersempit expectation gap yang mengakibatkan semakin merosotnya peranan akuntan publik ditengah-tengah masyarakat. Teknologi Informasi komputer memang telah digunakan dalam mengaudit suatu sistem pengolahan data suatu perusahaan yang berbasis komputer. Teknik audit ini sering disebut Teknnik audit berbantu komputer (TABK). Software aplikasi audit ini telah berkembang sejak 1970 an dan telah mengalami perkembangan yang sangat berarti. Akan tetapi secanggih apa pun software yang digunakan kemungkinan kesalahan yang terjadi tetap ada. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah sifat dasar dari audit itu sendiri. Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin menjelaskan dimensi apa saja yang menentukan
Riset / 1486
struktur pengetahuan auditor komputer, dan faktor apa saja yang mempengaruhinya dalam kaitannya antara struktur tersebut dengan kinerja auditor komputer tersebut.
dengan perencanaan auditnya, yang mencakup (SA seksi 335, 1994): 1. Bagaimana fungsi pengolahan data elektronik diorganisasi dan lingkup kosentrasi dan distribusi pengolahan komputer dalam keseluruhan perusahaan. 2. Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan oleh perusahaan. 3. Aplikasi signifikansi yang diproses dengan komputer, sifat pengolahan dan kebijakan dan penyimpanan praktis 4. Implementasi aplikasi baru atau perbaikkan atas aplikasi yang ada dan direncanakan. b. Memutuskan apakah menggunakan komputer dalam audit Disini seorang auditor dapat memutuskan bentuk penggunaan komputer yang dilakukan dalam audit tersebut. Dalam hal ini ada tiga pendekatan yang sering digunakan, yaitu: 1. Audit around the computer Pendekatan ini merupakan pendekatan dimana auditor mengabaikan komputer yang dipakai oleh perusahaan. 2. Audit through the computer Pendekatan ini lebih menekankan pada pengujian sistem komputer daripada pengujian output komputer. Dalam pendekatan ini auditor menguji dan menilai efektifitas prosedur pengendalian operasi dan program komputer serta ketetapan proses dalam komputer. 3. Audit with the komputer Pada pendekatan auditor memanfaatkan komputer sebagai al.at melaksanakan audit. Audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan software tertentu dalam pelaksanaan audit.
Teknik audit berbasis komputer tidak jauh berbeda dengan audit konvensional yang mengacu pada standard auditing yaitu standard pekerjaan lapangan. Menurut Mulyadi dan Kanaka (1998) proses audit lapaoran keuangan dapat dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: penerimaan penugasan audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit dan pelaporan audit. Tahap. 1 Penerimaan penugasan Audit Banyak aspek yang harus dipehatikan oleh auditor dalam penerimaan penugasan audit. Dari banyak aspek tersebut, ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam teknik audit berbantuan komputer:
a. Menentukan Kompetensi dalam melakukan Audit Aspek ini bekaitan dengan standar umum pertama dalam standar auditing, yang menyatakan bahwa audit harus dilakukan oleh seseorang atau lebih memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Pemahaman yang memadai tentang perangkat keras, perangkat lunak dan sistem pengolahan data dengan komputer adalah penting untuk merencanakan penugasan audit dan auditor pula memahami bagaimana dampak pengolahan elektronik terhadap prosedur yang akan digunakan oleh auditor (standard auditing, seksi 327, 1994). b. Menentukan kemampuan dengan menggunakan kecermatan dan keseksamaan Aspek ini berkaitan dengan standard umum yang ketiga yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermatdan seksama . Pertimbangan yang penting dalam audit berbantuan komputer dalam hal ini adalah pertimbangan waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan audit, biaya audit dan yang terpenting adalah pertimbangan personal yang terlibat dalam audit.
c. Evaluasi pengendalian intern (dalam audit PDE) Dalam tahap perencanaan audit, Auditor biasanya melakukan evaluasi terhadap pengendalian intern sesuai dengan standard pekerjaan lapangan kedua. Evaluasi terhadap pengendalian intern yang ada dalam sistem pengolahan data berbasis komputer dapat dilakukan dengan langkah- langkah berikut: (a) Preliminary phase of review, (b) Complation review and Preliminary evaluation, (c) Performance Compliance test dan, (d) make final evaluation (Walter G. Kell, 1985):
Tahap. 2 Perencanaan Audit Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan audit berbantuan komputer antara lain, sebagai berikut: a. Mengumpulkan informasi tentang lingkungan pengolahan data elektronik Auditor harus mengumpulkan informasi tentang pengolahan data elektronik yang relevan
Riset / 1487
a. Preliminary phase of review Aktivitas yang dilakukan auditor disini diharapkan akan menghasilkan informasi mengenai: (a) arus transaksi yang terjadi, (b) sejauh mana penggunaan EDP dalam perusahaan, (c) struktur dasar pengendalian intern yang ada guna mengetahui hubungan
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.2, Agustus 2010: 1440 – 1605
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id antara pengendalian berdasarkan manual dan EDP serta bukti-bukti transaksi yang tersedia. Sebagai kesimpulan auditor harus memutuskan apakah akan terus menelaah untuk menguji ketaatan (Compliance test) atau langsung menguji subtantif (subtantive test). Auditor memutuskan untuk menghentikan penelahaan bila terjadi hal-hal sebagai berikut: 1. EDP tidak digunakan untuk transaksitransaksi penting 2. EDP digunakan untuk transaksi penting, akan tetapi pengujian secara subtantif lebih menguntungkan. 3. Pengendalian intern yang ada terlalu lemah. b. Complation evaluation
review
and
Preliminary
Dalam tahap ini 2 (dua) hal yang harus ditelaah: (a) general control, (b) Application control. Dalam general control auditor harus memperhatikan hal-hal berikut ini (lihat pula SA 314, IAI 1994) Bagaimana pengendalian dan pemisahaan fungsi antara bagian EDP dan para pemakai jasanya serta pengendaliannya didalam bagian EDP itu sendiri. Prosedur-prosedur apa yang akan digunakan untuk mengendalikan sistem pengembangan dan pengaksesan dokumen program-program, operasi komputer termasuk pengaksesan terhadap file data dan program. Sejauh mana auditor intern menelaah dan menilai kegiatan EDP. Bilamana auditor menyimpulkan bahwa terdapat kelemahan pengendalian yang material maka auditor menghentikan tahap ini. Bila sebaliknya, auditor menelaah pengendalian aplikasi (Application Control). Telaah pengendalin aplikasi bagi auditor berguna untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci mengenai pengendalian intern yang ada. Preliminary evaluation disini berujuan sama dengan penilaian atas sistem manual dimana auditor harus: (1) mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi, (2) menentukan prosedur-prosedur pencegahan dan pendeteksian kesalahan, (3) menentukan apakah prosedur tersebut ada dalam perusahaan. Setelah menyelesaikan analisis ini auditor menentukan prosedur pengendalian yang dapat diandalkan berdasarkan pertimbangan profesional.
Test ini meliputi : (a) Test of general control yang meliputi: pengaturan organisasi dan operasi bagian EDP,pengendalian dokoumen, pengendalian hardware dan software ,pengendalian terhadap pengaksesan program, dan pengendalian file data, (b) tests of application control baik tanpa atau dengan komputer. d. Make final Evaluation Prosedur penilaian final hasil pengujian pengendalian sama dengan penilaian terhadap pengolahan data non EDP. Hasil penilaian ini akan menentukan sifat, waktu dan luasnya pengujian substantif serta prosedur pemeriksaan apa yang dapat dibatasi. Tahap 3. Pelaksanaan Pengujian Audit Pelaksanaan pengujian audit dilakukan menggumpulkan bukti yang cukup berguna untuk bertujuan untuk mendeteksi adanya kesalah (error) data keuangan dalam neraca atau akun-akun. Substantive test merupakan prosedur audit yang dirancang untuk menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran laporan keuangan (Mulyadi, 1998). Ada dua komponen dalam substantive test yaitu: a) Pengujian detail transaksi dan pengujian saldo, ruang lingkup dan pendekatan pengujian detail transaksi saldo akan berbeda-beda tergantung kompleksitas sistem yang digunakan. Semakin komplek sistem komputernya, maka semakin sulit untuk menelusuri transaksi-transaksi yang terjadi (audit trail). b) Pengujian analitis, prosedur analitis dilakukan untuk mendeteksi hubungan yang tidak wajar diantara data dan informasi keuangan. Aspek utama dalam prosedur analitis adalah membandingkan sekumpulan informasi keuangan. Dalam EDP audit prosedur ini mudah dilakukan karena rumus-rumus perbanding yang digunakan untuk analisa data dimasukkan kedalam program komputer. Beberapa hal yang di perlu diperhatikan dalam tahap pelaksanaan audit EDP antara lain: a. Metode pengujian Audit Ada berbagai teknik yang digunakan untuk melaksanakan pengujian pemeriksaan dalam suatu lingkungan PDE. Setiap teknik mempunyai keuntungan, kerugian dan kendalanya sendirisendiri:
c. Perform compliance Tests
JURNAL EKSIS Vol.6 No.2, Agustus 2010: 1440 – 1605
Riset / 1488
1. Metode Pengujian Data (Test Data Approach) Pada pendekatan ini pertama kali auditor mempersiapkan data rekaan auditor sebagai data penguji dan juga auditor perlu mempersiapkan program klien. Kemudian data rekaan dimasukkan dalam program klien. Auditor dapat menggunakan komputer klien maupun komputer auditor untuk mengolah data rekaan dengan program klien dan setelah itu auditor akan memperoleh hasil output komputer ini kemudian dibandingkan dengan output yang diharapkan auditor. 2. Fasilatas Pengujian Terpadu (Integrated test Fasility Approach) Pada metode ini auditor perlu membuat model perusahaan yang mana model ini merupakan abstraksi dari dunia nyata. Jadi auditor menciptakan suatu sub sistem kecil, seperti tiruan perusahaan mini atau devisi dalam sistem PDE klien. Auditor kemudian memasukkan data transaksi penguji pada sistem bersama-sama dengan data aktual klien diproses bersama-sama oleh sistem klien. 3. Simulasi Sejajar (Paralel Simulation Approach) Pensdekatan ini dapat dilaksanakan pada beberapa waktu yang berbeda selama periode tahun yang diaudit. Pendekatan ini dapat digunakan untuk memproses kembali data historis klien. Data historis sebelum tahun yang diaudit, dapat diolah dan diuji hasilnya. 4. Subsitem Pemeriksaan Subsistem pemeriksaan adalah sama dengan metode FPT, tetapi hal ini melangkah lebih jauh dengan memproses diluar sistem yang diperlukan untuk sistem aplikasi. Metode ini mengikuti penciptaan suatu file pengkajian pemeriksaan pengendalian sistem SCARF catatancatatan ditulis keadaan file master, bila setiap transaksi yang dianalisa memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Teknik ini bermanfaat bagi pemeriksaan karena hal ini dapat digunakan dalam pemeriksaan yang digunakan untuk memproduksi informasi dari SCARF dapat diubah oleh pemeriksaan dengan upaya yang minimum. Oleh karena aplikasi ini terus diperiksa oleh subsistem dan laporanlaporan dihasilkan menggunakan perangkat lunak pemeriksaan sehingga indepedensi pemeriksaan akan diperkuat. 5. Snapshot, pemetaan dan penelusuran Teknik-teknik Snapshot, pemetaan dan penelusuran digunakan untuk mengganalisis kode komputer selama fase
Riset / 1489
pelaksanaan suatu program. Suata snapshot atau gambar memungkinkan pemeriksaan untuk memandang berbagai bidang informasi seperti pengalihan program, akumulator dan bidang penyimpanaan. Pemetaan memuat intruksi-intruksi dan mengembangkan efisiensi program. Penelusuran adalah metode yang digunakan untuk mengikuti pola transaksi selama pemrosesan. b. Sampling Audit Para pemeriksaan menggunakan prosedur sampling dalam pengujian ketaatan (Compliance test) dan pengujian subtantive (subtantive test). Dalam hal ini komputer mikro dapat membantu pemeriksaan untuk menetapkan besar sampel, pemilahan sampel dan penilaian hasil-hasil pengujian. Sebagai tambahan terhadap ketetapan proses sampling, software yang bersangkutan dapat membantu pemeriksaan mengatasi keterbatasan tabel yang ada, disamping juga menghilangkan perhitungan-perhitungan manual. 1.
Perhitungan dan pemilihan besar sampel Berdasarkan rencana sampling yang persyaratan auditor dan dimasukkan kedalam makro komputer, software yang bersangkutan menghitung besar sample yang dibutuhkan untuk mencapai apa yang direncanakan dan memberikan nomor acak untuk pemilihan satuan sampling. Tergantung pada apakah sampling atribut ataukah sampling variabel yang dipakai, data dimasukkan akan mencakup: (a ) Informasi, (b) resiko sampling yang dapat diterima, (c) tingkat atau jumlah penyimpangan yang dapat ditolerir, dan (d) metode pemilihan.
2.
Penilaian Sampel Program sampling komputer mikro dapat menghitung proyeksi kesalahan berdasarkan hasil-hasil sampel pemeriksaan, dan dengan demekian kemungkinan resiko sampling dapat dihitung. Batas atas dari tingkat penyimpanan yang mungkin (pengujian ketaatan) atau batas bawah kesalahan pengujian subtantif dapat secara otomatis dapat dihitung ulang pada berbagai tingkat resiko sampling. Program sampling komputer mikro tidak sekedar menghemat waktu sampling, tetapi perngkat lunak tersebut dapat dikembangkan untuk merapakan teknikteknik sampling utama oleh auditor khusus atau perusahaan untuk membantu
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.2, Agustus 2010: 1440 – 1605
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id meyakinkan bahwa faktor-faktor yang layak telah dipertimbangkan, Disamping itu, pendokumentasian biasanya disediakan secara otomatis manakal auditor mempergunakan perangkat lunak tersebut. c. Dokumentasi
1.
2.
3.
4.
Kertas kerja untuk TABK (teknik audit berbantuan komputer), auditor harus konsisten dengan kertas kerja untuk audit sebagai keseluruhan (lihat SA seksi 339, PSA no. 15). Akan lebih baik jika kertas kerja teknis yang bersangkutan dengan penggunaan teknik audit berbantuan komputer (TABK) dpisahkan dari kertas kerja audit yang lain. Kertas kerja harus berisi dokumentasi yang memadai yang menjelaskan penerapan TABK seperti: Perencanaan, meliputi tujuan TABK yang digunakan pengendalian yang dilaksanakan dan staf yang terlibat, saat penerapan dan biaya. Pelaksanaan, meliputi: a) prosedur persiapan dan pengujian serta pengendalian TABK, b) rincian pengujian yang dilaksanakan dengan TABK, c) Rincian masukkan, pengolahan, dan keluaran, d) informasi teknis yang relevan mengenai sistem akuntansi satuan usaha, seperti file layout atau file description atau record definition e) informasi mengenai sistem operasi yang digunakan, f) informasi mengenai jenis, ukuran media penyimpanan yang digunakan, dan g) infornasi mengenai sistem pengadaan file. Bukti Audit, meliputi keluaran yang tersedia, penjelasan pekerjaan audit yang dilaksanakan terhadap keluaran, dan kesimpulan audit. Lain-lain, misalnya rekomendasi kepada manajemen satuan usaha.
Herman Wibowo. 1989. “ Tentang Pemeriksaan PDE”. Media Akuntansi, edisi September ------------ 1990 “Bagaimana Pemeriksaan dapat menggunakan Komputer”. Media Akuntansi, edisi November ------------ 1991 “ Praktisi Audit dan Komputer”. Media Akuntansi, edisi Januari Irsan Fachrudin, 1986. “ Komputer Mikro Sebagai Alat Otomatis Prosedur Audit”. Media Akuntansi, edisi September Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1988. “Auditing. Buku Satu. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit salemba Empat. Marisi P. Purba. 2002. “ Audit berbasis Teknologi informasi: Paradigma Abad 21 Media Akuntansi, edisi Juli-Agustus Urmansyah. 1988. “ Komputerisasi dan profesi Akuntansi: Antara Ancaman, Tantangan dan Peluang”. Media Akuntansi, edisi Desember Satyo. 1988. : Software Audit: Tidak Harus Seragam”. Media Akuntansi, edisi Desember
Tahap 4. Pelaporan Audit Untuk pelaporan audit pada perusahaan yang menggunakan sistem pengolahan data elektronik tidak terdapat perbedaan yang spesifik. Auditor dapat memberikan opininya berdasarkan audit yang telah dilaksanakan. Jenis opini ini sama halnya dengan audit konvensional (manual audit). DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1986 “ Penilaian Pengendalian Intern EDP Auditing”. Media Akuntansi, edisi Desember ----------- 1986. “ Bagaimana merancang Electronic Spreadsheet”. Media Akuntasi, edisi Agustus
JURNAL EKSIS Vol.6 No.2, Agustus 2010: 1440 – 1605
Riset / 1490