KOMPETENSI AKUNTAN DALAM PERSPEKTIF AKADEMISI DAN PRAKTISI
Azmy Faishal Aulia Achmad Zaky, MSA., AK., SAS., CMA., CA (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya) e-mail :
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memahami permasalahan tentang kesenjangan kompetensi antara sarjana akuntansi dengan kompetensi akuntan yang dibutuhkan oleh para pengguna lulusan, kemudian memberi masukan saran atas permasalahan tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, menurut para praktisi kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang sarjana akuntansi adalah hard skill, technical skill, soft skill dan etika. Saat ini, akademisi telah mengakomodir hard skill, technical skill, dan etika melalui kurikulum berbasis KKNI, namun kualitas praktikum pada perguruan tinggi masih belum optimal, dan perguruan tinggi belum cukup memperhatikan pengembangan soft skill. Praktisi menyarankan perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas praktikum dan menggunakan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan soft skill. Key words: Competence, Auditor, Academics ACCOUNTANT COMPETENCES ON THE PERSPECTIVE OF ACADEMICIANS AND PRACTITIONERS Abstract This study aims to understand the issues of competency gaps between the graduates of accounting bachelors with the competencies of accountants required by the graduates users, then to give feedbacks to solve the gaps. The method used in this study is a qualitative method using a descriptive approach. Based on the research results, it is found that there 4 competencies which should be mastered by accounting bachelor graduates, namely hard skills, technical skills, soft skills and ethics. Universities have accommodate hard skills, technical skills, and ethics through KKNI based curriculum, however the quality of practises through laboratorial courses is still not optimal yet, and universities have not paid enough attention to the development of soft skills. Practitioners suggest that universities improve the quality of practice course and use learning methods which are able to improve soft skills. Key words: Competence, Auditor, Academics
dan profesi. Dilatarbelakangi kondisi demikian,
PENDAHULUAN
seorang sarjana akuntansi dituntut untuk memiliki Latar Belakang
kepekaan
Berbagai perubahan yang terjadi menuntut peningkatan kualitas dari pihak-pihak yang memiliki peran dalam perkembangan profesi akuntan. Salah satu pihak yang memiliki peran penting dalam perkembangan profesi akuntan adalah perguruan tinggi. Sebagai suatu institusi pendidikan, perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam mendidik para calon akuntan yang akan berkarir di dunia kerja dan profesi. Perguruan tinggi diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang
memiliki
kompetensi
memadai
guna
memenuhi kebutuhan dunia kerja dan profesi. Menurut Kermis, George; Kermis, Marguerite (2010),
tugas
akuntan
pendidik
adalah
mempersiapkan para peserta didik untuk menjadi kompetitif di masa depan. Menjadi kompetitif, berarti para lulusan sarjana akuntansi harus memiliki kompetensi yang benar-benar memadai. Terdapat tiga isu akuntansi yang perlu disesuaikan dengan pendidikan di Indonesia yaitu globalisasi
ekonomi,
investasi
asing,
dan
penerapan standar akuntansi baru (Yanto et al, 2010). Lebih lanjut, Krueger (2002) menjelaskan bahwa globalisasi ekonomi memiliki keterkaitan dengan pergerakan tenaga kerja, teknologi, modal, barang, dan jasa dari suatu negara ke negara lain. Nilai investasi asing yang masuk ke Indonesia juga semakin meningkat, hal tersebut memberi konsekuensi tersendiri, yakni Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia perlu konvergen dengan
International
Financial
Reporting
Standars (IFRS). Perubahan standar akuntansi, berdampak langsung pada berbagai hal terkait penerapan, serta praktek akuntansi di dunia kerja
terhadap
perkembangan
global.
Kepekaan ini bukan sekedar mengetahui, namun juga memahami berbagai perubahan tersebut. Sehingga seorang sarjana akuntansi tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan teknis. Terdapat berbagai hal terkait pendidikan akuntansi, namun yang kerap dibenahi adalah kurikulum, karena merupakan salah satu aspek yang perlu terus menerus diselaraskan dengan kebutuhan para pengguna lulusan. Terlebih lagi, kurikulum dapat secara signifikan menentukan suatu perguruan tinggi dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi memadai atau tidak. Albrecht & Sack (2000), sebagaimana dikutip oleh Cheng (2007) menyampaikan bahwa saat ini terdapat berbagai permasalahan dalam pendidikan utamanya
akuntansi, adalah
dan
rancangan
permasalahan kurikulum.
Perubahan yang diperlukan pada kurikulum bukan hanya dengan menambah jumlah tugas atau beberapa mata kuliah baru. Perguruan tinggi harus berkomitmen untuk memberikan pembelajaran dan mengembangkan tingkat profesionalisme para mahasiswa (West, (1998) sebagaimana dikutip oleh Putri (2012)). Penelitian yang dilakukan oleh Cheng (2007) tentang rancangan kurikulum dalam pandangan penyedia pendidikan akuntansi, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang jelas tentang ekspektasi antara penyedia pendidikan akuntansi dengan dunia bisnis atau pengguna lulusan. Menurut Albrecht & Sack (2000) sebagaimana dikutip oleh Rokhmania (2016) pendidikan akuntansi belum berhasil memenuhi permintaan pasar. Putri dan Harto (2012) menambahkan,
keadaan ini sesuai dengan fakta pada perguruan
1.
Bagaimana
kesenjangan
kompetensi
tinggi di Indonesia yang belum mengembangkan
lulusan perguruan tinggi pada jurusan
kompetensi
dengan
akuntansi dengan kompetensi tenaga kerja
pengguna jasa akuntansi. Dengan demikian,
yang dibutuhkan oleh para pengguna
perguruan tinggi perlu mengakomodir masukan
lulusan?
akuntansi
yang
sesuai
dari para praktisi dunia kerja dan profesi. Ketika
2.
Bagaimana saran dari para praktisi untuk
kurikulum selaras dengan kebutuhan dunia kerja
mengatasi kesenjangan kompetensi lulusan
dan profesi, maka akan memudahkan pula para
perguruan tinggi pada jurusan akuntansi
lulusan sarjana akuntansi untuk segera berkarir.
dengan kompetensi tenaga kerja yang
Potensi masuknya akuntan asing turut
dibutuhkan oleh para pengguna lulusan?
memberikan tekanan bagi pendidikan bidang
Fokus Penelitian
akuntansi di Indonesia untuk segera berbenah.
1.
Apabila terlambat, bukan tidak mungkin profesi akuntan di Indonesia justru dikuasai oleh akuntan dari
negara
asing.
Permasalahan
ini
pun
menimbulkan kegelisahan bagi para akuntan nasional, karena kekalahan dari segi kuantitas, kualitas,
dan
2.
Pendidikan akuntansi yang diteliti dalam penelitian ini adalah pendidikan akuntansi jenjang perguruan tinggi.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dibandingkan dengan akuntan dari negara anggota
memahami permasalahan terkait kesenjangan
ASEAN lainnya (Pradiredja & Suhartono, 2014).
kompetensi lulusan perguruan tinggi pada jurusan
Berbagai penelitian terdahulu membahas
akuntansi dengan kompetensi tenaga kerja yang
kompetensi
bahasa
penelitian ini adalah auditor.
asing
perbandingan
kemampuan
Profesi akuntan yang diteliti dalam
lulusan perguruan
dibutuhkan oleh para pengguna lulusan, kemudian
tinggi dengan kompetensi profesi akuntan secara
memberi saran atas permasalahan tersebut.
umum, sementara dari beberapa jenis profesi
Sehingga dapat menjadi salah satu bahan
akuntan terdapat auditor yang memiliki deskripsi
pertimbangan bagi perguruan tinggi dalam
kerja relatif berbeda dengan profesi akuntan
menyelaraskan pendidikan akuntansi dengan
secara umum. Dengan deskripsi pekerjaan yang
kebutuhan dunia kerja dan profesi.
relatif berbeda dibanding profesi akuntan secara umum, maka untuk menjadi seorang auditor
TINJAUAN PUSTAKA
diperlukan
Landasan Teori
kompetensi
yang berbeda pula.
Khususnya pada aspek technical skill dan soft
Model Teori Kontijensi Tindakan dan
skill.
Kinerja Pekerjaan diperkenalkan oleh Boyatzis
Rumusan Masalah
(1982). Teori ini menjelaskan adanya titik temu
Berdasarkan latar belakang yang telah
antara individual atau kemampuan individu, job
dijelaskan sebelumnya, pokok permasalahan yang
demands
atau
tuntutan
pekerjaan
dan
dirumuskan dalam penelitian ini adalah
organizational environment atau lingkungan organisasi. Titik temu tersebut adalah best fit atau
kesesuaian terbaik, yakni posisi dimana terdapat
keputusan tersebut, kompetensi hasil didik suatu
stimulasi, tantangan, dan kinerja pada keadaan
program studi terbagi menjadi tiga, yakni
paling maksimal sehingga menghasilkan kinerja
kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan
pekerjaan yang optimal.
kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama. Definisi terkait kompetensi juga dimuat dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 ayat 10 menerangkan
bahwa
kompetensi
adalah
kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kemudian Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Berikutnya Theory of Work Adjustment, menurut Dawis dan Loftquist (1984) sebagaimana dikutip oleh Darnilasti (2014) Theory of Work Adjustment
atau
Teori
Penyesuaian
Kerja
merupakan penjelasan tentang hubungan dinamis antara seseorang dengan lingkungan kerjanya yang berpengaruh terhadap penyesuaian kerja dan pemilihan pekerjaan. Seorang individu berusaha untuk
mencapai
dan
menjaga
persesuaian
(correspondence) dengan lingkungan kerjanya. Persesuaian
tersebut
didefinisikan
sebagai
hubungan yang seimbang antara karakteristik individual
dan
persyaratan
atau
kebutuhan
lingkungan. Kompetensi Surat Keputusan Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi: pasal 1 mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Dalam surat
Keuangan
Republik
No.335/K/X-XIII.2/7/2011
Indonesia
tentang
Standar
Kompetensi Teknis Pemeriksa BPK menjelaskan bahwa
kompetensi
kemampuan
yang
adalah
serangkaian
terintegrasi
terdiri
atas
pengetahuan, keterampulan, serta sikap atau perilaku yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan efektif. Profesi Akuntan Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25 Tahun 2014, akuntan adalah seseorang yang telah terdaftar pada Register Negara Akuntan yang diselenggarakan oleh Menteri. Seseorang yang ingin terdaftar dalam Register Negara Akuntan harus memenuhi beberapa persyaratan, yakni lulus pendidikan profesi akuntansi atau lulus ujian sertifikasi profesional, berpengalaman di bidang akuntansi, dan sebagai anggota asosiasi profesi akuntan. Menurut
peraturan
mendirikan
Kantor
memberikan
jasa
tersebut, Jasa
akuntan
dapat
Akuntansi
yang
akuntansi
seperti
jasa
pembukuan, jasa kompilasi laporan keuangan, jasa manajemen, akuntansi manajemen, konsultasi
manajemen, jasa perpajakan, jasa prosedur yang
keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan
disepakati atas informasi keuangan, dan jasa
prinsip akuntansi yang diterima oleh umum
sistem teknologi informasi, namun dilarang
(Sunyoto 2014:13). Dengan jasa audit, tingkat
memberikan jasa asurans. Berdasarkan uraian
keandalan laporan keuangan meningkat. Dalam
tersebut, maka profesi akuntan dapat didefinisikan
hal ini auditor memberikan suatu asurans, bukan
sebagai profesi jasa penyusunan, penganalisaan
keyakinan mutlak, tetapi asurans yang memadai
dan penyajian informasi keuangan.
(Tuanakotta 2015:7).
Profesi akuntan berkembang sesuai dengan
Pendidikan Akuntansi
kubutuhan masyarakat. Menurut Dunia (2008:6)
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
terdapat empat jenis bidang dalam profesi
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
akuntan, yaitu Akuntan Manajemen atau Akuntan
Nasional pasal 1 mendefinisikan pendidikan
Swasta (Private Accountants); Akuntan Publik
sebagai
(Public
mewujudkan
Accountants);
(Government
Akuntan
Accountants);
dan
Pemerintah Akuntan
Pendidik.
usaha
sadar
dan
suasana
terencana
belajar
untuk
dan
proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Akuntan publik adalah akuntan independen
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
yang bersama para stafnya memberikan jasa
kepribadian kecerdasan,
dengan memperoleh imbalan tertentu (Dunia
keterampilan
2008:6).
menyampaikan
masyarakat, bangsa dan negara. Dijelaskan pula
bahwa akuntan publik dapat memberikan jasa
tentang pendidikan formal, yakni jalur pendidikan
atestasi dan non asestasi. Jasa atestasi terdiri dari
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
audit, pemeriksaan, review, dan prosedur yang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
disepakati. Sementara jasa non atestasi berupa
pendidikan tinggi.
Sunyoto
(2014:14)
yang
ahlak mulia, diperlukan
serta
dirinya,
kompilasi, konsultasi pajak, dan konsultasi
Potensi masuknya akuntan asing memberikan
manajemen. Akuntan publik yang memberikan
tekanan bagi pendidikan bidang akuntansi di
jasa audit disebut auditor (Sunyoto 2014:14).
Indonesia
Auditor merupakan salah satu jenis profesi
terlambat, mungkin profesi akuntan di Indonesia
akuntan yang memiliki deskripsi kerja berbeda
justru dikuasai oleh akuntan dari negara lain.
dengan profesi akuntan secara umum.
Permasalahan ini menimbulkan kegelisahan bagi
untuk
segera
berbenah.
Apabila
Profesi akuntan terdiri dari beberapa jenis,
para akuntan nasional, karena kekalahan dari segi
salah satunya adalah auditor. Auditor memberi
kuantitas, kualitas, dan bahasa internasional
jasa berupa pemerolehan dan penilaian bukti yang
dibandingkan dengan akuntan dari negara anggota
mendasar laporan keuangan historis suatu entitas
ASEAN lainnya (Pradiredja & Suhartono, 2014).
yang berisi asersi manajemen entitias tersebut,
Baridwan et al sebagaimana dikutip dalam
kemudian menyatakan suatu pendapat mengenai
Kholis (2002), sesuatu yang dapat dilakukan
apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan
untuk mempersiapkan akuntan berkualitas adalah
secara wajar dalam semua hal material, posisi
dengan
membekali
calon
akuntan
melalui
pendidikan tinggi yang sesuai dengan profesinya.
kerja dan profesi adalah hasil dari pendidikan
Pada tahun 2016, IAI-Kompartemen Akuntan
akuntansi tersebut. Terdapat beberapa jenis
Pendidik
Kerangka
profesi akuntan, peneliti memilih untuk fokus
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang
pada auditor yang memiliki deskripsi kerja relatif
akuntansi dengan mengadaptasi International
berbeda dengan profesi akuntan secara umum.
Education Standard (IES) milik IFAC. KKNI
Lebih lanjut terkait pendidikan akuntansi di
yang diperbarui pada tahun 2016, seorang sarjana
perguruan tinggi, kurikulum merupakan aspek
akuntansi dibekali keterampilan khusus untuk
yang perlu mendapat perhatian lebih, sesuai
mengaplikasikan, mengkaji, membuat desain,
dengan yang dikemukakan Albrecht & Sack
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
(2000) sebagaimana dikutip oleh Cheng (2007),
dalam
prosedural.
bahwa saat ini terdapat banyak permasalahan
Dibekali pula dengan penguasaan pengetahuan,
dalam pendidikan akuntansi, dan permasalahan
yakni
utamanya berada pada rancangan kurikulum.
(KAPd)
membenahi
menyelesaikan
menguasai
masalah
konsep
teoritis
bidang
pengetahuan dan keterampilan tertentu secara
Subjek Penelitian
umum dan konsep teoritis begian khusus dalam Subjek pada penelitian ini adalah Abdul
bidang pengetahuan dan keterampilan tersebut
Ghofar, D.B.A., C.P.M.A., Ak. C.A.. Beliau telah
secara mendalam.
memiliki pengalaman bertahun-tahun sebagai dosen di Universitas Brawijaya. Saat ini Beliau
METODE PENELITIAN
menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Akuntansi
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kualitatif
adalah
metode
penelitian
yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis,
Universitas
Brawijaya (JAFEB UB). Beliau juga merupakan bagian dari tim penyusun KKNI bidang akuntansi. Sementara praktisi yang dimintai pandangan terkait permasalahan kesenjangan kompetensi adalah sebagai berikut : Nama Yonathan P. R.
Jenjang Profesi Asisten Manajer
2
T. Handayani E. Y.
Asisten Manajer
3
Melvina
Asisten Manajer
4
Marissa P.
Senior Auditor
5
Rifiandi I.
Senior Auditor
6
Priscilla
Senior Auditor
Objek pada penelitian ini adalah pendidikan
7
Friska R.
Senior Auditor
akuntansi pada perguruan tinggi Universitas
8
W. Andrean W.
Junior Auditor
Brawijaya. Kesenjangan kompetensi yang terjadi
9
Ardian S.
Junior Auditor
trianggulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2014:1).
Nomor 1
Penelitian ini akan menghasilkan deskripsi atas permasalahan yang diidentifikasi (Subiyanto, 1999:4). Objek Penelitian
antara sarjana akuntansi dengan kebutuhan dunia
Intitusi KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E
10
M. Audi D. N.
Junior Auditor
11
Dwi H. E.
Junior Auditor
12
Grand M. N.
Junior Auditor
13
Jeremy K.
Junior Auditor
14
Kevin L.
Junior Auditor
15
Mila S.
Junior Auditor
16
Rosalina
Junior Auditor
17
Rizkyta A. P.
Junior Auditor
18
Sharen F.
Junior Auditor
19
Ulfah A.
Junior Auditor
20
Yohannes A.
Junior Auditor
21
Dedy E.
Kepala Seksi Peneltian dan Pengembangan
KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E KAP HG&R KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E KAP OBS&E BPK RI
berafiliasi internasional, empat orang senior auditor dari KAP berafiliasi internasional, tiga belas orang junior auditor dari KAP berafiliasi internasional, dan seorang Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). 2.
Observasi Menurut
Nasution
(1988)
sebagaimana
dikutip oleh Sugiyono (2014:64), observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Jenis observasi yang dipilih oleh peneliti adalah partisipasi lengkap, peneliti sepenuhnya terlibat dengan sumber data yang
Sumber dan Metode Pengumpulan Data
akan diteliti.
Data yang akan digunakan dalam penelitian
Menggunakan metode tersebut,
peneliti
ini adalah data primer. Data didapat melalui
melakukan pengamatan pada beberapa kejadian.
wawancara kepada beberapa pihak terkait, serta
Pertama, pada lingkungan pendidikan akuntansi
observasi pada objek yang akan diteliti.
pada suatu perguruan tinggi, yakni Universitas
Pengumpulan data penelitian dilakukan
Brawijaya, khususnya jurusan akuntansi. Kedua,
peneliti dengan cara-cara sebagai berikut:
pada lingkungan kerja dan profesi salah satu
1.
Wawancara
kantor akuntan publik terkemuka di Indonesia.
Wawancara dilakukan dengan langsung
Selanjutnya peneliti mengumpulkan data dari
terhadap
beberapa
pihak
Menurut
berbagai kejadian yang tampak untuk membuat
Esterberg (2002) sebagaimana dikutip oleh
penafsiran berdasarkan data primer hasil dari
Sugiyono
pengumpulan data.
(2014:72),
terkait.
wawancara
adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui
tanya
jawab,
sehingga
dapat
Teknis Analisis Data
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Menurut Bogdan (1982) sebagaimana dikutip
Jenis wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah
oleh Sugiyono (2014), analisis data adalah proses
semi terstruktur, yang dalam pelaksanaanya lebih
mencari dan menyusun secara sistematis data yang
terbuka namun tetap dalam batasan tertentu.
diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan
Menggunakan metode ini peneliti menggali
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami
informasi secara lisan dari beberapa orang
dan temuannya dapat diinformasikan kepada
narasumber yang terdiri dari tiga orang asisten
orang
manajer dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
menjelaskan bahwa analisis data dilakukan
lain.
Kemudian
Sugiyono
(2014)
dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya
Kompetensi
ke dalam unit-unit , melakukan sintesa, menyusun
Akademisi
yang
Dibutuhkan
Menurut
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Abdul
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
Ghofar, D.B.A., C.P.M.A., Ak. C.A. (Ghofar),
yang diceriterakan kepada orang lain.
diketahui bahwa untuk menyikapi berbagai perkembangan yang terjadi, dunia akademis melalui
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran
Umum
Kompetensi
yang
IAI-KAPd
memperbarui
kerangka
kualifikasi nasional indonesia (KKNI) bidang akuntansi. Beliau saat ini menjabat sebagai
Dibutuhkan Christiawan (2012), mengemukakan bahwa
Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan
dan Bisnis, Universitas Brawijaya (JAFEB UB).
pengalaman yang memadai.
Beliau juga merupakan salah seorang anggota tim
Merujuk pada
pernyataan tersebut, sebagai intitusi tempat
penyusun KKNI bidang akuntansi.
mendidik para calon akuntan, maka perguruan
Pada tahun 2016, JAFEB UB melakukan
tinggi perlu menunjang proses pendidikan dengan
perubahan kurikulum menjadi berbasis KKNI
suatu
terbaru.
kegiatan
yang
dapat
meningkatkan
Learning
Outcome
atau
capaian
pengalaman para mahasiswa. Sehingga selain
pembelajaran program studi sarjana akuntansi
dibekali dengan pendidikan yang memadai, para
berbasis KKNI terdiri atas beberapa komponen,
mahasiswa juga memiliki pengalaman yang cukup
yakni sikap, keterampilan umum, penguasaan
untuk memulai karir di dunia kerja dan profesi.
pengetahuan, dan keterampilan khusus. Melalui
Penelitian yang dilakukan oleh Cheng (2007)
kurikulum baru tersebut, JAFEB UB ingin
tentang rancangan kurikulum dalam pandangan
menghasilkan
penyedia pendidikan akuntansi, menyimpulkan
penguasaan dasar, yaitu berpengetahuan memadai
bahwa terdapat perbedaan yang jelas tentang
dalam bidang akuntansi, terampil menyelesaikan
ekspektasi antara penyedia pendidikan akuntansi
keterampilan akuntansi, dan menjunjung tinggi
dengan dunia bisnis atau pengguna lulusan.
moralitas. Terjadi pula perubahan salah satu
Perbedaan tersebut menjadi tampak wajar seiring
program peminatan, dari yang sebelumnya
kondisi dunia kerja dan profesi yang mengalami
program peminatan bisnis, menjadi program
perubahan dan perkembangan lebih dinamis
peminatan akuntansi manajemen dan sistem
dibanding dunia akademis. Menurut Mahmud
informasi.
(2008) sebagaimana dikutip oleh Putri (2012),
menyesuaikan
profesi akuntan secara berkelanjutan akan berubah
stakeholder. JAFEB UB menambah lima mata
sebagaimana masyarakat dan kebutuhan yang juga
kuliah baru, dan menghapus empat belas mata
terus berubah.
kuliah. Lima mata kuliah baru terdiri dari Praktikum
lulusan
Perubahan dengan
Akuntansi
yang
memiliki
peminatan kebutuhan
Syariah,
tiga
tersebut para
Manajemen
Database, Audit Sistem Informasi, Akuntansi
Manajemen Strategis, dan Isu-isu Kontemporer di Sektor Publik. Kompetensi
yang
Dibutuhkan
Menurut
Praktisi rangka
mendapatkan
gambaran
kompetensi yang dibutuhkan menurut para praktisi pada bidang audit, peneliti melakukan
Etika
Dalam
Kemampuan Menyesuaikan Diri Interpersonal Pengetahuan dan Wawasan Umum Manajerial Diri Integritas Indepensi
-
√
√
-
-
-
√
-
-
-
√
√
-
√
√
-
-
√
√
√
-
√
√
√
wawancara kepada tiga orang asisten manajer, empat orang senior auditor, dan tiga belas orang
Saran dari Praktisi
junior audior pada Kantor Akuntan Publik
Berdasarkan hasil wawancara dengan para
berafiliasi internasional. Peneliti juga melakukan
praktisi dan observasi yang dilakukan oleh peneliti
wawancara kepada Kepala Seksi Penelitian dan
selama menjadi mahasiswa dan staff magang pada
Pengembangan
tujuan
salah satu KAP berafilisiasi internasional, maka
yang
terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
dibutuhkan menurut praktisi audit melalui sudut
perguruan tinggi untuk pengembangan kurikulum,
pandang praktisi audit yang lebih fokus pada
yakni :
mendapatkan
BPK
RI,
gambaran
dengan kompetensi
aspek penelitian dan pengembangan.
1. Menambah porsi pembelajaran terkait SAK
Soft Skill
Tech-nical Skill
Hard Skill
Pemahaman Akuntansi dan Teori Pemahaman Audit Pemahaman Perpajakan Pemahaman Standar dan Peraturan Pemahaman Praktik Kemampuan Analisa Pemanfaatan Teknologi Skeptis Kemampuan Komunikasi Bahasa Asing Mental Kemampuan Bekerja Sama Keinginan untuk Belajar dan Berkembang
dan peraturan-peraturan terkait akuntansi
Kepala Seksi Litbang BPK
Junior Auditor
Senior Auditor
Jenis Kompetensi
Asisten Manajer
Menurut penilaian
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
-
√
-
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
-
√
√
√
yang sedang berlaku, 2. Bekerja sama dengan praktisi dunia kerja dan profesi dalam perancangan pembelajaran praktikum, 3. Pada
pembelajaran
memanfaatkan
berbagai
praktikum, teknologi
serta
aplikasi yang berpotensi banyak digunakan dalam dunia kerja dan profesi akuntan, 4. Meningkatkan kemampuan analisa para mahasiswa, 5. Mendorong para dosen untuk terus-menerus memperbarui keilmuannya, 6. Menyesuaikan teknik pembelajaran dengan perkembangan teknologi, 7. Penggunaan metode pengajaran yang dapat mengasah kemampuan berkomunikasi, 8. Memfasilitasi
para
mahasiswa
mengalami kesulitan belajar,
yang
9. Menyeimbangkan jumlah dosen atau tenaga pendidik yang berlatar belakang praktisi dengan yang berlatar belakang akademisi, 10. Membiasakan
para
mahasiswa
untuk
berbahasa asing secara pasif maupun aktif. KESIMPULAN Berdasarkan perumusan masalah dan uraian hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka simpulan yang dapat diambil adalah : 1. Merujuk pada analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, berdasarkan perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi akuntan, khususnya auditor, menurut penilaian
akademisi
dengan
menurut
penilaian praktisi, maka berpengetahuan memadai dalam bidang akuntansi telah mewakili hard skill, terampil menyelesaikan keterampilan
akuntansi
telah
mewakili
technical skill, dan menjunjung tinggi moralitas telah mewakili etika. Kendati aspek technical skill sudah diakomodir, namun masih belum optimal. Sementara aspek soft skill, tampak belum memberikan perhatian cukup oleh akademisi. 2. Solusi berdasarkan penilaian dan masukan dari para praktisi, perguruan tinggi perlu meningkatkan
kualitas
serta
kesesuaian
pembelajaran praktikum dengan kondisi serta keadaan yang ada di dunia kerja dan profesi. Kemudian,
metode
pembelajaran
Achsin, M. 2015. Masa Depan Pendidikan Profesi dan Peraturan Sertifikasi Auditor IAPI. Disampaikan dalam Auditing Update Series II "ISA from Theory to Practice" Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Selasa 3 November 2015. Malang. Boyatzis, R. E. 1982. The Competent Manager: A Model for Effective Performance. Jhon Wiley & Sons. USA. Cheng, Kai Wen. (2007). The Curriculum Design in Universities from the Perspective of Providers in Accounting. Education, 581590. Christiawan, Y.J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Dalam Jurnal Akuntansi & Keuangan, 4. Hal 79-92 Surabaya: Universitas Kristen Petra. Darnilasti, Dewi Ayu. 2014. Persepsi Keterampilan dan Pengetahuan Profesional yang Dibutuhkan Lulusan Akuntansi untuk Menjadi Pemeriksa : Persepsi Pemeriksa Eksternal. Skripsi. Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro. Dunia, Firdaus A. 2008. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Erianto. 1 Desember 2015. MEA Antara Peluang dan Ancaman. http://print.kompas.com/baca/2015/12/01 /MEA%2c-Antara-Peluang-danAncaman. Diakses pada 18 Juli 2016. Frederickson, J. R., & Pratt, J. (1995). A Model of Accounting Education. Accounting Education, 229.
yang
digunakan juga perlu dibentuk untuk mampu mengasah dan meningkatkan soft skill para peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. Profil Ikatan Akuntan Indonesia. http://iaiglobal.or.id/v03/tentang_iai/sejar ah-iai. Diakses pada 18 Juli 2016. Ikatan Akuntan Indonesia. Visi dan Misi Ikatan Akuntan Indonesia. http://iaiglobal.or.id/v03/tentang_iai/visimisi. Diakses pada 18 Juli 2016.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2015. Sejarah Institut Akuntan Publik (IAPI). http://iapi.or.id/detail/49-SEJARAHINSTITUT-AKUNTAN-PUBLIKINDONESIA-IAPI. Diakses pada 18 Juli 2016.
Putri, T.R.S. & Harto, P. 2012. Persepsi Akademisi Dan Praktisi Akuntansi Terhadap Keahlian Akuntan Forensik. Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 1 No. 2. Hal 1–9. Semarang: Universitas Diponegoro.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2006. Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001. Jakarta. Salemba Empat.
Putri,
Kementerian Pendidikan Nasional RI. 2002. Surat Keputusan Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi. Jakarta Kementerian Pendidikan RI. Kermis, George, Marguerite Kermis. 2010. Professional Presence and Soft Skill : A Role for Accounting Education. Education, 1-10. Kholis, Azizul, 2003. Kontribusi PPA terhadap Pengembangan Profesi Akuntan Indonesia. Media Akuntansi, edisi Des, 55-62. Krueger, A.O. 2002. Globalization in Historical Perspective. http://www.imf.org/external/pubs/ft/semi nar/2002/global/eng/index.html. Diakses pada 20 Juli 2016.
Tri Ricqzi Srihadi. 2012. Analisis Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi, Akuntan Pendidik, dan Akuntan Publik terhadap Kompetensi yang Dibutuhkan Lulusan Akuntansi. Skripsi. Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.
Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jakarta. Sekretariat Negara RI. Rokhmania, Nur'aini. 2016. GAP Prioritas Pendidikan Akuntansi dan Kebutuhan Dunia Kerja. Media Mahardika Vol. 14, No. 2. Hal 189-200. Sekretaris Jenderal BPK RI. 2011. Sekretaris Jenderal Badan Keuangan Republik No.335/K/X-XIII.2/7/2011 Standar Kompetensi Teknis BPK. Jakarta. BPK RI.
Keputusan Pemeriksa Indonesia tentang Pemeriksa
Martani, Dwi, Sylvia Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria Farahmita, Edward Tanujaya. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta. Salemba Empat.
Seputra, I Ketut Arya Dharma. 2010. Persepsi Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Perkuliahan Etika Bisnis dan Profesi di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Skripsi. Malang: Program Sarjana Universitas Brawijaya.
Masruhin. 2013. Kompetensi Kerja Calon Sarjana Menurut Kebutuhan Pasar Tenaga Kerja. Skripsi. Malang: Program Sarjana Universitas Brawijaya.
Setiawan, Ivan Aries, & Imam Ghozali. 2006. Akuntansi Keprilakuan: Konsep dan Kajian Empiris Perilaku Akuntan.
Menteri Keuangan RI. 2014. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25 Tahun 2014. Jakarta. Kementerian Keuangan RI. Miles, M. B., & Huberman, M. A. 1984. Qualitative Data Analysis ; A Sourcebook of New Methods. London: Sage Publications. Pradiredja, K. & Suhartono. 2014. Akuntan Indonesia Gamang Menghadapi AFTA 2015. Public Accountan Tax and Business Advisory Services. Juni 2014. Hal 1–7.
Subiyanto, I. 1999. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Sunyoto, Danang. 2014. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi). Yogyakarta. CAPS. Tuanakotta, Theodorus M. 2015. Audit Kontemporer. Jakarta. Salemba Empat.
Yanto, H., Mula, J.M. & Kavanagh, M.H. 2010. A Conceptual Model For Building International
Competencies
Of
Accounting Graduates of Indonesian Universities.
School
of
Accounting.
Economics and Finance, Hal 1–27. Toowoomba: University of Southern Queensland.