KOMODITAS Leading Commodity Magazine
INDONESIA
Pulau Jawa : Rp 18.000,Luar P. Jawa : Rp 20.000,-
Edisi IV • Tahun I • Agustus 2012
HIGHLIGHT Harga Pangan Bakal Meroket Hingga 2021
KILAS Dahsyat, Sorgum Subur di Lahan Pasir
OUTLOOK CPO Indonesia di Kancah Dunia
Hlm. 8
Hlm. 30
Hlm. 42
e p m e T a r i a a l g Ne r Kede o p Im
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
www.komoditasindonesia.com
1
Jati (Tectona grandis) Var. Solomon
Mangga (Mangifera indica)
Pupuk Organik Granul “MANJAT” 50 kg
Jati (Tectona grandis) Var. Platinum/Hibrida
Durian (Durio Zibetinus)
Pupuk Organik Cair “MANJAT” 1 ltr
Sengon (Albazia sp.)
Rambutan (Nephelium sp.)
Pupuk Hayati Cair “MANJAT” 1 ltr
Mahoni (Zwietenia mahagoni)
Pisang (Musa sp.)
Vermikompos+ “MANJAT” 15 kg
Jabon Putih (Anthochepalus cadamba)
Tebu (Shaccarum officinarum)
Vermikompos+ “MANJAT” 3 kg
Jabon Merah (Anthochepalus macrophyllus) Tanjung (Mimusops elegi) Suren (Toona sureni)
Rasamala (Altingia excelsa) Jati (Tectona grandis) Koleksi klon B2PBPTH
2
PT. SILVA TROPIKA KULTURA Perusahaan Pembibitan Nasional yang intensif menfokuskan diri dalam proses kultur jaringan dan pembuatan pupuk organik. Menghasilkan bibit-bibit unggul dan pupuk organik yang sudah diakui di seluruh Indonesia.
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
PT. SILVA TROPIKA KULTURA Jl. Gilisampeng II/49 Kemanggisan, Kebonjeruk, Jakarta Barat INDONESIA Phone: (021) 549 0379 Faximile: (021) 549 3951
INDONESIA
KOMODITAS
Salam Redaksi
Wartawan Komoditas Indonesia tidak dibenarkan menerima imbalam atau tips dalam bentuk apa pun dari narasumber terkait dengan tugas jurnalistik.
Leading Commodity Magazine
PELINDUNG Ir. Hilman Manan Dewan Redaksi Maruli Gultom Ir. Winarno (cc) Dali S Naga (cc) PEMIMPIN UMUM DAN PEMIMPIN REDAKSI Stephanus Nuswantoro WAKIL PEMRED Epung Saepudin ADMINISTRASI Ratri Alfiani Team Ahli Agriculture and Forestry Prof. Dr. Sania Saenong, MS. Dr. Ir. Ika Mariska Soedharma Ir. Didi Rahmanto Redaktur Pelaksana Benu Yuwono Reporter Jabbar Ramdhani Harris Malikus Bebe B. Nugroho Ferdy F. Isnur M. Web Master Sugeng Sutrisna Design Layout Aloysius Diaz Aditya Fotografer Uus Suwito MARKETING Dewi Wong KONTRIBUTOR NTB Yusup Suteja
H
ampir 2 bulan kami tidak dapat mengunjungi pembaca setia majalah Komoditas Indonesia. Namun kami terus berbagi informasi dengan pembaca melalui situs online kami. Justru selama 2 bulan itulah, grafik pengunjung web kami mencapai kenaikan 900%. Ini menjadi bukti, Komoditas Indonesia kian punya ruang di hati pembaca dan juga berbagai pemangku kepentingan di sektor komoditi. Tentunya dunia pertanian perkebunan dan kehutanan tetap menjadi fokus prioritas kami. Namun kini kami ingin memberikan informasi yang lebih lagi dengan menambah informasi mengenai dunia pertambangan. Kami harap, informasi seputar tambang juga mampu menjadi referensi pelaku tambang di Indonesia. Tak hanya itu, informasi dunia perekonomian pun mulai kami sajikan dengan lugas dan lengkap. Singkatnya, dalam edisi ini, kami berusaha melengkapi informasi komoditi mulai dari tingkat hulu, pelaku kebun, hingga hilir. Tentunya, kondisi krisis perekonomian dunia yang mencetak kurva negatif tetap berdampak pada dunia bisnis komoditi di Indonesia. Ditambah lagi dengan iklim alam yang ekstrim sehingga berdampak serius bagi dunia perkebunan dan pertanian. Sejak Juli 2012, kami berusaha memanjakan pembaca dengan kemudahan dalam akses informasi seperti Komoditas Indonesia online, e-paper (majalah elektronik), dan aplikasi android sehingga pembaca bisa mendapatkan informasi secara lengkap dan cepat. Edisi ini kami semakin lengkap dalam meramu informasi komoditi. Semoga apa yang kami berikan sesuai dengan apa yang menjadi harapan pembaca. Tak lepas dalam rangka menyempurnakan informasi yang kami sajikan, kritik dan saran serta dukungan dalam berbagai bentuk dari pembaca maupun rekan-rekan pelaku kebun sangat kami harapkan. Semoga Komoditas Indonesia, baik majalah maupun online, mampu menyelaraskan kebutuhan informasi dunia komoditi bagi pembaca. Akhir kata, redaksi mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa dan hari raya Idul Fitri 1433 H. Salam Stephanus Nuswantoro
KONTRIBUTOR JATENG Hariyanto Rita PT. Silva Tropika Kultura Dapatkan majalah KOMODITAS INDONESIA di Outlet Toko Buku Gramedia, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dan Supermarket Bangunan MITRA 10. Alamat Redaksi Jl. Tosiga 10 No. 135 RT 0013/04 Kebonjeruk, Jakarta Barat Telp. (021)-3676 5969
[email protected]
@komoditas_id majalah komindo Laboratorium: Puspa Sari Blok Pertanian Citeureup – Bogor Jawa Barat
Rekening KOMODITAS INDONESIA Bank : BCA Atas Nama : Stephanus No. Rekening : 628 057 8515
Produksi: Jl. Pesunggingan No. 22 Cirebon Jawa Barat
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
3
DAFTAR ISI
20
Agustus 2012 Edisi IV Tahun I
Cover Desain
: Polemik Bea Keluar : Aloys. Aditya
Polemik Bea Keluar untuk Tambang Kementerian Perdagangan memastikan, tidak akan menghentikan ekspor produk bahan mineral. Lihat saja, hingga Jumat (6/7), Kemendag telah mengeluarkan izin ekspor tambang mineral yang diberikan kepada 29 perusahaan. Pembagiannya 18 eksportir nikel, 3 eksportir bijih besi, 2 eksportir tembaga, dan 7 eksportir alumunium. Menurut Deddy, dari 29 perusahaan tadi semuanya sudah mengantongi surat persetujuan ekspor.
SAJIAN UTAMA
6 FORESTRY
16 KORPORASI
24
HIGHLIGHT
8 PETERNAKAN
18 BUDIDAYA
26
Perang Dingin Kemendag dengan Pengusaha
Harga Pangan Bakal Meroket hingga 2021
MAKRO
Defisit Perdagangan Masih Terus Berlanjut
PERKEBUNAN
12 Penyimpangan Pupuk Masih Marak
APP Terapkan Pengelolaan Hutan Konservasi Mengacu Standar HCVF Daging Sapi Langka, Pemerintah Bersikukuh
10 MINING 20 Polemik Bea Keluar untuk Tambang
12
Say No to Virus Gemini
20
OUTLOOK 40 Industri Kakao dalam Negeri kini Lebih Gesit 42 CPO Indonesia Melejit 46 Tiga Produsen Karet Dunia Bersiap Pangkas Ekspor
14 2012, Impor Jagung 1 Juta Ton
22 Membangunkan Raksasa di Bumi Indonesia 4
HM Sampoerna dorong Percepatan Pertumbuhan UMKM
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
48 Saatnya Hilirisasi Kopi
40
PENGANTAR
Harga Komoditas Semester II Masih Akan Tertekan Krisis Eropa
H
arga komoditas pada semester dua nanti diperkirakan masih tertekan lantaran krisis Eropa masih belum memperlihatkan tanda pemulihan. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan mewaspadai tekanan tersebut karena mayoritas ekspor masih berupa bahan mentah seperti CPO dan karet. Asal tahu saja, lantaran krisis, ekspor CPO selama semester satu kemarin turun drastis. Akibatnya, nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan tajam dan berujung defisit neraca perdagangan. Merujuk data BPS, selama April Mei kemarin, penurunan tertinggi terjadi pada komoditas seperti minyak nabati terutama CPO. Tercatat, sepanjang Mei ekspor komoditas tersebut hanya mencatatkan nilai ekspor USD1,3 miliar atau berkurang USD469 juta (26,66%) dari bulan April. Wakil Menteri Keuangan
Mahendra Siregar mengatakan, ekspor komoditas yang juga diprediksi tertekan yakni kedelai lantaran pada semester kedua akan ada panen besar kedelai di Amerika Serikat yang bisa menekan harga kedelai. Meksi begitu, menurut Mahendra, potensi kenaikan di semester dua juga dimungkinkan karena beberapa faktor seperti perbaikan ekonomi global serta masuknya musim dingin di mana permintaan CPO biasanya melonjak. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengakui tekanan atau pelemahan harga pada komoditas andalan ekspor Indonesia masih akan terjadi pada semester II tahun ini. Tekanan terjadi karena belum ada perbaikan ekonomi global yang cukup signifikan. “Masih akan tertekan. Kalau perkembangan ekonomi belum terjadi perbaikan yang signifikan maka kita belum bisa melihat
kenaikan permintaan. Jadi, pada semester II kita belum bisa mengharapkan lonjakan yang besar,”ujarnya. Tertekannya harga komoditas jelas bakal berujung pada kemungkinan penurunan penerimaan negara. Pemerintah memperkirakan realisasi penerimaan negara dari bea keluar pada semester II sebesar Rp 13,9 triliun atau lebih besar 59,9% dari pada realisasi semester I yang hanya Rp 10,9 triliun. Realisasi bea keluar sepanjang 2012 sendiri ditargetkan melewati Rp24,8 triliun atau 106,9% dari target dalam APBN-P 2012 yang ditetapkan sebesar Rp 23,2 triliun. Meski begitu, pemerintah optimistis bahwa neraca perdagangan pada bulan-bulan ke depan tidak akan mengalami defisit seperti terjadi pada April dan Mei. Semoga. q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
5
SAJIAN UTAMA
Mimpi Swasembada Kedelai Dalam lima tahun produksi kedelai nasional stagnan. Penambahan lahan baru sebanyak 500.000 hektar belum terealisasi
G
ejolak kedelai yang terjadi hampir satu bulan terakhir memberi pesan penting bagi pemerintah bahwa swasembada kedelai menjadi harga mati. Tanpa swasembada, tiap tahun, impor bakal kian menjadi-jadi. Petani terus tersisih dan konsumen juga kian rugi karena harus merogoh dompet lebih dalam untuk membeli berbagai makanan berbahan dasar kedelai. Namun, swasembada itu masih panjang dan berliku. Bahkan, diyakini hanya akan jadi mimpi jika kebijakan pangan yang ada saat ini tidak dibenahi secara total. Satu contoh, hingga saat ini pemerintah tidak pernah bisa menambah lahan kedelai baru secara fundamental. Padahal, berbagai bibit kedelai lokal temuan para pakar sudah siap digunakan. Dari sisi kualitas juga tak kalah dengan bibit impor. Direktur Lembaga untuk Pembangunan Ekonomi dan Keuangan (INDEF) Enny Sri Hartati
6
menegaskan, jika pemerintah tidak bisa mengubah kebijakan terkait kedelai, swasembada tidak akan terjadi. "Kalau kebijakannya masih seperti sekarang, rasa-rasanya seperti mimpi. Kecuali ada upaya langsung yang fundamental," tegasnya. Ia menilai, langkah pemerintah membebaskan bea masuk kedelai hingga nol persen dari awalnya lima persen, merupakan kebijakan kagetan karena tidak akan berdampak jangka panjang. Bahkan, dari sisi ekonomi, justru lebih menguntungkan kalangan tertentu saja. Sementara petani, tidak merasakan apa-apa. Bahkan, Enny menilai, kebijakan itu mirip 'cawi-cawi' karena ujungnya hanya bisnis semata. Ia menduga, ada kepentingan asing terselubung sehingga kebijakan bea masuk nol persen ini diberlakukan. Enny menegaskan, dengan impor kian besar, jelas asing kian diuntungkan.
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
Ia heran kebijakan bea masuk nol persen, di mana negara tak mendapat sepeser pun, diberlakukan. Padahal, di negara lain, pangan yang masuk dari negara lain justru diberikan pajak tinggi karena ingin melindungi petani di dalam negeri. Seharusnya, Enny menegaskan, pemerintah tak menghapus bea masuk karena bisa dipakai untuk memberikan insentif seperti benih kualitas unggul untuk memperbaiki kualitas kedelai dalam negeri."Bagaimana petani tertarik menanam kedelai kalau produknya tidak disenangi perajin tahu, tempe, atau kecap," sindirnya. Produksi Stagnan Kementerian Pertanian mengakui kalau produksi kedelai nasional selama lima tahun terakhir ini relatif stagnan. Saat ini, produksi kedelai nasional hanya 779.000 ton pertahun, sementara kebutuhan nasional 2,2 juta ton pertahun.
SAJIAN UTAMA Grafik Perbandingan Produksi, Impor, dan Kebutuhan Kedelai Indonesia Sejak 2008 3 juta
2,5 juta 2 juta 1,5 juta 1 juta 0.5 juta 0
2008
2009
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Achmad Suryana mengatakan, naiknya impor bukan semata karena tidak naiknya produksi kedelai. Namun, karena banyak faktor penyebab seperti kenaikan jumlah penduduk sehingga mendorong permintaan, alih fungsi lahan, hingga harga kedelai yang tidak bersaing dengan komoditi lain seperti jagung. "Kalau kita genjot produksi jagung, kedelai kedodoran," imbuhnya. Kendala paling terasa, menurut Suryana, berkaitan dengan penambahan lahan baru mencapai 500.000 hektar. Sampai sekarang, penambahan lahan itu tak kunjung terealisasi. "Masalah peningkatan produksi ini sebetulnya ada 2 yaitu luas lahan tanam dan produktivitas. "Pemenuhan dua faktor tersebut sangat penting untuk mendorong swasembada kedelai," kata Suryana. Sedangkan untuk mencapai produktivitas yang tinggi, diperlukan pemupukan dan pengendalian hama. Selain itu petani juga butuh pendampingan untuk memanfaatkan dan memaksimalkan peran teknologi. Sementara tenaga penyuluh juga rata-rata sudah tua. "Penyediaan
Menurut Subagyo, guna mendorong percepatan swasembada, di mana perlu dukungan lahan yang sangat luas, semua lembaga harus terlibat. Tidak hanya Kementan saja. Ia bilang, saat ini ada sekitar 7,2 hektar lahan terbengkalai yang seharusnya Produksi diserahkan oleh BPN Kedelai kepada Kementan sebagai Impor tambahan lahan menanam Kedelai kedelai. Sementara, lahan Kebutuhan itu dikuasi spekulan. "Lahan Kedelai terbengkalai seharusnya diambil alih oleh pemerintah untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif, 2010 2011 khususnya kedelai, sebanyak 1,3 juta hektar, kualitas bibit unggul juga masih terbatas. lahannya sangat bagus," tegas Jadi target kita itu produksi 2,5 ton dia. per hektar. Sekarang ini hanya 1,4 Terkait kebijakan bea masuk ton per hektar," jelasnya. kedelai nol persen, menurut Menurut dia, saat ini, Subagyo akan menghilangkan Kementerian Pertanian sudah pendapatan negara sekitar menyediakan benih kedelai unggul Rp400 miliar. Ia menilai kebijakan yang bisa ditanam petani. Adapun ini juga kontraproduktif bagi soal lahan, Kementan masih petani dalam negeri. Ia bilang, menunggu lampu hijau dari Badan harus ada kebijakan terintegrasi. Pertanahan Nasional (BPN). "Yang penting, jadi bagaimana Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, pemerintah berpihak pada bangsa Firman Subagyo, mengatakan, sendiri," tegas dia. gejolak harga kedelai belakangan ini Pemerintah sendiri yakin, tak hanya karena faktor kekeringan kebijakan bea masuk nol persen, yang terjadi di Amerika Serikat. dalam jangka pendek, meredam Namun, juga disebabkan adanya gejolak harga. Wakil Menteri spekulan yang memainkan harga Pertanian, Rusman Heriawan kedelai. ”Kedelai sudah menjadi meminta pemberlakukan bea komoditas yang masuk kedalam masuk nol persen disikapi dengan bursa komoditi, tidak menutup bijak. "Pembebasan bea masuk kemungkinan kartel dan spekulan kedelai jadi nol persen bukan ikut berperan,” tegas dia, kepada berarti pemerintah kalah dengan Komoditas Indonesia. tekanan harga kedelai. Tetapi bea Bahkan, menjelang lebaran, masuk kedelai ini sifatnya jangka ini akan menjadi kesempatan pendek," katanya. bagi spekulan guna mendapat Ia menjamin, pemerintah tidak keuntungan lebih. Menurut dia, akan membebaskan keran impor krisis kedelai bukan terjadi kali kedelai ke Indonesia mengingat ini saja. Pemerintah juga sudah produksi kedelai nasional tidak punya berbagai kebijakan termasuk banyak. Impor guna menjaga agar swasembada kedelai. Namun, stok nasional tetap terpenuhi. Jadi, ujung-ujungnya tetap melakukan mau swasembada atau tidak, nih?. impor. (Harris/Jabbar/Epung) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
7
HIGHLIGHT
Harga Pangan Bakal Meroket Hingga 2021 Harga pangan diprediksi bakal terus melambung hingga 2021. Pertumbuhan pertanian juga diperkirakan terus turun seiring penurunan ketersediaan lahan dan air
B
ersiaplah merogoh kocek Anda dalam-dalam sebab harga pangan bakal merangkak naik. Laporan terbaru Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan Badan Pangan Dunia (FAO) yang baru terbit Kamis (12/7) menyebutkan, akan adanya lonjakan harga pangan dunia hingga tahun 2021. Dalam laporan disebutkan, agar harga tak
kian liar, sektor pertanian perlu tumbuh sebesar 60% selama 40 tahun ke depan sehingga bisa memenuhi permintaan pangan akibat pertumbuhan populasi. “Kelangkaan sumber daya alam dan tekanan biaya yang tinggi diperkirakan terjadi di seluruh kawasan,” tulis laporan OECD dan FAO. Outlook itu memberi pesan penting, harus ada upaya serius untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Jika tidak, kenaikan harga pangan akan membubung tinggi. Outlook kenaikan hargaharga pangan yang dikeluarkan oleh OOECD didasarkan pada asumsi harga minyak di kisaran US$ 110 hingga US$ 140 per barel sepanjang periode 2012-2021. Sementara
populasi dunia akan tumbuh sebanyak 680 juta orang hingga 2021. Dalam laporan OECD disebutkan, produksi pertanian diperkirakan naik sebesar 1,7% per tahun hingga 10 tahun ke depan, dibanding di atas 2% pada beberapa dasawarsa belakangan. Pertumbuhan produksi tahunan di negara-negara berkembang diperkirakan sebesar 1,9%, sementara di negara-negara maju naik 1,2%. Harga daging sapi diperkirakan menjadi US$ 4.717 per ton pada 2021, harga daging unggas menjadi US$ 1.419 per ton. Total produksi daging diperkirakan naik sebesar 1,8% per tahun mulai 2012 hingga 2 021 Harga beras diperkirakan
prediksi tren harga komoditas sampai tahun 2021 USD/t 800
600
USD/t 5000
USD/t 2500
4000
2000
3000
1500
2000
1000
1000
500
400
200
0 2001
2006
Gandum Beras Tebu
2011
2016
2021
M. Sayur Biji-bijian
0 2001
2006
2011
2016
D. Unggas D. Babi Ikan
Sumber: Laporan OECD-FAO Agricultural Outlook 12 Juli 2012
8
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
2021
D. Sapi Susu Bubuk
0 2001
2006
2011
2016
M. Ikan
Ikan Olahan
M. Sayur
Pakan
2021
HIGHLIGHT prediksi komparasi PENGGUNAAN PRODUK PERTANIAN UNTUK MAKANAN DAN UNTUK BIOFUEL % 100 90 80 70
Untuk Makanan
60 50
Untuk Biofuel
40 30 20 10 0
2009-11
2021
2009-11
2021
2009-11
2021
Sumber: Laporan OECD-FAO Agricultural Outlook 12 Juli 2012
turun menjadi US$ 454 per ton pada 2021 karena kecukupan pasokan di sejumlah negara-negara eksportir di Asia Tenggara. Vietnam diperkirakan melampaui Thailand sebagai eksportir beras terbesar di dunia hingga akhir dasawarsa. Adapun harga gula diperkirakan berada pada kisaran 22 sen per pound pada 2021-2022, sementara kontrak berjangka gula putih diperkirakan US$ 556 per ton. China akan menjadi negara importir gula terbesar di dunia pada 2021 melampaui Uni Eropa, Amerika Serikat dan Indonesia. Volatilitas harga OECD dan FAO menilai masalah utama yang dihadapi pertanian global adalah bagaimana meningkatkan kontinuitas produktivitas pertanian untuk memenuhi peningkatan permintaan akan pangan, pakan ternak, bahan bakar, dan fiber. Laporan outlook ini menunjukkan bahwa perhatian harus lebih diprioritaskanpada peningkatan pertumbuhan produktivitas pertanian yang berkelanjutan. Dengan bermodalkan potensi yang besar dalam meningkatkan luas lahan pertanian dan produktivitasnya, negara-negara
berkembang diharapkan dapat menjadi pendorong di bidang pertumbuhan produksi global sampai tahun 2021. Pertumbuhan produksi tahunan di negara berkembang diperkirakan mampu menyentuh angkarata-rata 1,9% dibandingkan dengan negara maju yang hanya 1,2% per tahun. Sampai tahun 2012, diperkirakan akan ada ledakan populasi sampai 680 juta orang dengan tingkat pertumbuhan paling cepat di Afrika dan India. Meningkatnya pendapatan dan faktor urbanisasi akan menyebabkan perubahan pola makan yang sedikit demi sedikit beralih ke makanan olahan, lemak, dan protein hewani. Otomatis hal ini berdampak pada naiknyaprestise daging dan produk susu olahan. Sacara tidak langsung pula, permintaan akan tanaman pakan dan minyak sayur untuk pakan ternak pun juga ikut meroket. Negara-negara berkembang, demikian laporan OECD, diperkirakan akan menjadi raja di lingkup pangsa perdagangan dunia, khususnya di bidang pertanian. Yang paling menonjol adalah negara-negara seperti Brazil, Cina, Indonesia, Thailand, Federasi Rusia, dan Ukraina yang telah melakukan
investasi yang signifikan untuk meningkatkan kapasitas produksi pertanian. Tahun 2021, negaranegara berkembang akan mencapai puncak sebagai negara mayoritas pengekspor beras, minyak sayur, sayur dan minyak sawit, protein hewani, gula, daging sapi, daging unggas, ikan dan produk olahannya. Produksi bio-etanol dan biodiesel internasional diperkirakan akan melonjak hampir dua kali lipat pada 2021. Pertumbuhan ini terpusatdi beberapa negara seperti Brasil, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Biofuel diprioritaskan sebagai bahan baku pertanian dan diharapkan untuk mengambil bagian dalam pertumbuhan produksi global tersebut. Prosentasi bahan baku untuk biofuel sampai tahun 2021 diperkirakan tercatat sebagai berikut: tebu (34%), minyak nabati (16%), dan biji-bijian (14%). OECD merekomendasikan harus ada peningkatan terhadap pemanfaatan yang efektif terhadap air tanah, ekosistem laut, kelestarian ikan, hutan, dan keanekaragaman hayati. Hal ini penting karena sudah lebih dari 25% dari semua lahan pertanian mencapai taraf sangat terdegradasi. (Epung /OECD/IFT.) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
9
MAKRO
DEFISIT PERDAGANGAN jangan sampai BERLANJUT, ya Perjanjian perdagangan bebas yang digadanggadang akan meningkatkan laju ekspor ternyata masih belum terbukti. Pasalnya, neraca perdagangan Indonesia justru defisit. Impor Indonesia masih lebih dominan ketimbang ekspor
C
oba kita lihat data Badan Pusat Statistik yang dilansir Juni lalu. Neraca perdagangan Indonesia periode Mei 2012 mengalami defisit sebesar US$ 845 juta. Defisit terjadi karena nilai impor mencapai US$ 17,21 miliar, sementara ekspor hanya US$ 16,72 miliar. Meski terjadi defisit, menurut Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi permintaan pasar internasional terhadap produk Indonesia masih cukup bagus. Akan tetapi, Bayu mengakui, untuk harga kebanyakan komoditas mengalami
penurunan. Misal untuk kakao turun sebesar 18%. “Hal tersebut menyebabkan neraca perdagangan periode Mei 2012 kembali defisit,“ kata Bayu. Bayu mengklaim volume ekspor untuk bahan mentah seperti sawit dan kakao terus tumbuh. Untuk kakao tumbuh sebesar 14%. Untuk kayu tumbuh sebesar 4,3%. Penyebab defisitnya neraca perdagangan ialah tingginya impor bahan mentah, dan impor bahan pendukung industri, semisal dalam pertambangan seperti impor alatalat berat penunjang industri.
Foto: Viva News
10
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
Kemendag mengklaim, sejumlah komoditi juga membaik. Misal, bahan bakar mineral untuk energi, pupuk, akan tumbuh sampai 92%. Kendaraan, dan komponen akan tumbuh sampai 52%, kain perca tumbuh 32%. “Jadi kita punya produk-produk lain yang dalam kondisi neraca defisit, ekspor tumbuh cukup besar,“ tandas Bayu. Direktur Jenderal pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami menuturkan, Akibat krisis Eropa, ekspor Indonesia dalam empat bulan
,,
MAKRO
Ada saatnya surplus, juga ada saatnya defisit, ini hal yang biasa saja karena merupakan bagian dari siklus bisnis internasional Foto: Uus Suwito
pertama tahun 2012 hanya tumbuh 4,1 persen. Pada tahun lalu di periode yang sama, ekspor Indonesia mencapai 30 persen. Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Prasetijono Widjojo mengatakan, surplus atu defisit neraca perdagangan merupakan siklus bisnis, sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan. “Ada saatnya surplus, juga ada saatnya defisit, ini hal yang biasa saja karena merupakan bagian dari siklus bisnis internasional,” ujarnya. Diversifikasi Pasar Ekspor Agar defisit tidak berlanjut, pemerintah akan melakukan sejumlah upaya antara lain dengan melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor. Indonesia kini tidak lagi mengandalkan pasar tradisional seperti Eropa dan Amerika untuk memasarkan produk ekspor. Pasalnya, seiring kriris, dua kawasan itu kini berhemat ketat. Maka, pemerintah kini mengincar peluang di Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Selatan, dan juga Amerika Selatan. Bayu menuturkan, berdasarkan
-Prasetijono Widjojopantauan Kemendag, produk batik dan garmen Indonesia ternyata digemari di Afrika. Mebel Indonesia yang menggunakan kayu-kayu yang khas juga mendapat pasar di Timur Tengah, Asia Tengah, dan Asia Selatan. Dengan diversifikasi pasar ini, perolehan Indonesia yang mencapai USD 203 miliar tahun 2011 coba diraih kembali. Setidaknya, hingga triwulan pertama 2012 ini, ekspor Indonesia sudah bernilai 64 miliar USD. Sampai saat ini, ekspor terbesar Indonesia ditujukan kepada 10 negara, yaitu Cina, Jepang, AS, India, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, dan negara-negara Uni Eropa. Selain itu ekspor Indonesia juga ditujukan menjadikan ke 184 negara lain Bagi Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofyan Wanandi, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara, dikarenakan pemerintah kurang gesit mengambil peluang. Misal peluang dengan Amerika Latin. Sofyan mencontohkan belum maksimalnya kerjasama Indonesia dan Jepang dalam kerangka
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Sofyan menegaskan, Indonesia kurang serius mengelola peluang yang ada. Padahal Jepang menawarkan program capacity building, misalnya bagaimana Jepang menawarkan bantuan untuk engineering dan untuk industri. “Kita belum memanfaatkan IJEPA secara maksimal, padahal ada banyak peluang agar industri di dalam negeri bisa lebih berkembang,” tegasnya. Sofyan menuturkan, ada begitu banyak peluang yang bisa diambil namun belum digarap maksimal. “Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia agar lebih bisa mengembangkan industri di dalam negeri,” kata Sofyan. Ia berharap, ke depan, pemerintah bisa lebih serius mendata apa saja peluang yang bisa digarap. Di samping itu, pemerintah juga harus tahu betul apa yang dibutuhkan dalam kerjasama perdagangan antar dua negara sehingga sama-sama seling untung. “Selama ini kesalahan itu ada di kita,” katanya. (Harris, Jabbar, Isnur, EPG) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
11
PERKEBUNAN
PENYIMPANGAN PUPUK MASIH MARAK Lantaran terjadi disparitas harga antara pupuk subsidi dan non subsidi, penyimpangan pupuk bersubsidi masih marak terjadi. Ujungnya, terjadi penyelundupan ke sektor perkebunan sehingga sering terjadi kelangkaan pupuk di tingkat petani
M
harga pupuk non subsidi sangat jauh. Agar tak berulang, Kementan akan lebih memprioritaskan pengawasan pupuk. Adapun, untuk menggerakkan pengawasan oleh KPR, Kementerian Pertanian telah mengalokasikan anggaran Rp 40 juta untuk setiap KP3 di tingkat provinsi dan Rp 30 juta untuk KP3 kabupaten dan kota serta untuk Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pupuk dan pestisida Rp70 juta untuk kegiatan operasional komisi tersebut. "Selama ini alasan tidak ada dana operasional, kalau [KP3] tidak juga berfungsi berarti bukan alasan anggaran," tegasnya. Kasus peredaran pupuk bersubsidi seperti penggantian karung bersubsidi yang terjadi di Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, ekspor pupuk bersubsidi ke luar negeri, peredaran pupuk ilegal di Sukabumi Jawa Barat, penyimpangan mutu pupuk yang beredar, ditemukan harga di atas harga eceran tertinggi (HET). Selain itu, sistem Meski KP3 telah sangat selektif dalam mengawasi pupuk, masih sering dijumpai penyimpangan distribusi tertutup pupuk bersubsidi yang menyelundupkannya ke perkebunan. (Foto: Stephen A.) dengan pola rencana enteri Pertanian Suswono mengatakan pengawasan pupuk sudah dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota melalui Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3). Komisi pengawas itu, katanya, memiliki peran penting dalam mengawasi distribusi pupuk bersubsidi sesuai dengan alokasi di wilayah masing-masing. Dia menambahkan KP3 juga sudah memasukkan unsur dari kepolisian, sehingga jika ada penyimpangan,
12
maka perlu ada tindakan. Suswono bilang, meski sudah bekerjasama dengan berbagai lembaga, ia tak memungkiri masih dijumpai penyimpangan pupuk bersubsidi. “Saya mendengar meskipun sudah diganti warna pink [pupuk urea bersubsidi diganti warna pink sejak awal 2012], tetapi masih ada yang menyelundupkan ke perkebunan," ujarnya. Penyelundupan pupuk bersubsidi ke perkebunan itu, katanya, karena disparitas dengan
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
PERKEBUNAN
PT Petrokima Gresik (persero) berkomitmen untuk ikut mengawasi distribusi pupuk bersubsidi sampai ke petani, menyusul terjadinya beberapa penyimpangan penyaluran ke sektor perkebunan. (Foto: Stephen A.)
definitif kerja kelompok (RDKK) belum berjalan sempurna, karena disinyalir disusun oleh kios atau distributor bukan oleh kelompok tani. Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi sampai dengan Mei 2012 sebanyak 2,78 juta ton atau 26,7% dari total rencana penyaluran 10,53 juta ton. Subsidi pupuk tahun ini Rp16,9 triliun dan bantuan langsung pupuk Rp450 miliar, sehingga total dana subsidi pupuk Rp17,35 triliun untuk mendukung ketahanan pangan. “Saya berharap agar persoalan pupuk ini dicarikan solusi tepat. Tahun ini iklim normal, nampak hasil dari produksi tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Masih ditemukan adanya penyimpangan pupuk,” tukas Suswono. Mentan berharap, tak hanya Kementan yang gesit mengawasi, pemda juga harus ikut terlibat mengawasi pupuk bersubsidi, karena sudah dialokasikan anggaran operasional serta dana dari pemda kepada komisi pengawasan pupuk dan pestisida. Menurut Mentan, persoalan pupuk dan pestisida sangat pelik dan dampaknya besar jika pengawasan lemah. Pengawasan dilakukan betul-betul dan jika ada penyimpangan harus ditindak tegas.
Seringkali kalau ada penyimpangan tidak ditindak tegas, sehingga orang berani lagi. PT Petrokima Gresik (persero) berkomitmen untuk ikut mengawasi distribusi pupuk bersubsidi sampai ke petani, menyusul terjadinya beberapa penyimpangan penyaluran ke sektor perkebunan. Sekretaris perusahaan PKG Ilham Setiabudi mengatakan isu penyimpangan pupuk bersubsidi ke sektor perkebunan yang masih marak terjadi memang sangat meresahkan para petani. Masuknya pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian ke sektor perkebunan menjadikan kelangkaan pupuk terjadi di tingkat petani. “Kami sebagai perusahaan pupuk milik negara yang ditugasi untuk mendistribusikan pupuk PSO [Public Service Obligation] atau pupuk bersubsidi memiliki komitmen penuh dalam menjamin pengawasan distribusi pupuk bersubsidi hingga ke tingkat petani,” ujarnya. Ilham bilang, PKG mendapatkan tugas penyaluran pupuk bersubsidi sebesar 5,7 juta ton pada tahun ini. Naik 70% dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun lalu. Tugas penyaluran pupuk bersubsidi perseroan itu 5,7 juta ton terdiri dari urea 315.000 ton, ZA
1 juta ton, SP-36 1 juta ton, Phonska 2,4 juta ton, dan petroganik 780.000 ton. Dia menuturkan khusus untuk urea, PKG hanya menyalurkan di 6 kabupaten saja. Untuk mengatasi terjadi penyelundupan pupuk bersubsidi ke sektor perkebunan, katanya, maka PKG menciptakan prosedur identifikasi dan mampu telusur produk. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jalannya produk agar tidak jatuh ke sektor non pertanian. Menurutnya, identifikasi proses produksi dilakukan agar perusahaan mampu menelusuri kualitas produk pada setiap tahapan proses produksi. “Hal ini dilakukan untuk memberi jaminan pada konsumen jika terjadi komplain terhadap mutu produk,” ujar Ilham. Ilham memaparkan identifikasi produk dilakukan dengan cara memberikan identifikasi khusus dari produk berupa kode kantong/ bag code yang tertera pada kantong pupuk. Adapun proses identifikasi distribusi dilakukan agar perusahaan mampu menelusur distribusi produk sesuai dengan wilayah peredaran. Hal ini dilakukan untuk memberikan jaminan terhadap pengawasan peredaran produk pupuk bersubsidi. Identifikasi produk dilakukan dengan cara memberikan identifikasi khusus berupa kode distribusi yang tertera pada kantong pupuk. Selain itu PKG juga menempatkan petugas lapangan yang jumlahnya mencapai 72 orang tersebar diseluruh Indonesia dari Aceh hingga Indonesia timur. “Fungsi mereka memang memantau pendistribusian pupuk bersubsidi agar sampai ditangan petani,”. Bagaimana mau swasembada kalau petani saja kesulitan mendapat pupuk. (Bagus Bebe) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
13
PERKEBUNAN
IMPOR JAGUNG DIPATOK TAK LEBIH SATU JUTA TON Produksi jagung tahun ini diperkirakan naik 7% menjadi 18,86 juta ton dan impornya tidak lebih dari 1 juta ton
P
Foto: Uus Suwito
14
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
roduksi jagung tahun ini diprediksikan naik 7% menjadi 18,86 juta ton dibandingkan dengan rrealsiasi tahun lalu 17,63 juta ton. Menteri Pertanian Suswono mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik produksi jagung untuk sementara naik 7%."Data BPS, produksi jagung naik 7%, ini baru prediksi, artinya produksi lebih dari 18 juta ton," ujar Suswono. Ia mengharapkan dengan kenaikan produksi jagung, maka industri pakan ternak dapat mengoptimalkan penyerapan dari dalam negeri. Jika industri pakan ternak berupaya optimal mencari jagung lokal, maka mereka dipastikan akan memperoleh jagung. "Impor jagung ini hanya kalau terpaksa. Saya melihat ada potensi saat membawa pelaku usaha langsung ke sentra-sentra produksi, hamparan jagung yang luas. Kementan sedang mencoba invetaris daerah yang sedang panen jagung," jelas Mentan. Suswono menegaskan jika industri pakan di dalam negeri
PERKEBUNAN membutuhkan tambahan pasokan jagung dari impor, karena sudah kesulitan untuk memperoleh jagung lokal, maka pihaknya akan memberikan rekomendasi impor dengan mengeluarkan surat persetujuan pemasukan. Industri pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) mengakui ada kenaikan produksi jagung pada tahun ini. Hal itu juga diikuti dengan penurunan impor. Realisasi impor jagung JanuariMei 2012 hanya 600.000 ton lebih kecil dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 1,4 juta ton. Kementan sendiri ingin importasi jagung tahun ini tidak lebih dari 1 juta ton. Realisasi impor jagung pada tahun lalu mencapai 3,1 juta ton. Saat ini, industri pakan ternak sedang meminta rekomendasi impor jagung untuk persiapan peningkatan permintaan menjelang puasa dan lebaran. Produksi unggas menjelang dan saat lebaran dipastikan naik seiring dengan peniningkatan permintaan. Hal itu juga berdampak pada peningkatan permintaan pakan ternak. Menurutnya, saat ini masih ada panen jagung di beberapa daerah seperti Aceh dan Nusa Tenggara Barat. Namun, persoalan selama ini yaitu transportasi yang tidak lancar dalam mendistribusikan jagung dari sentra produksi ke pabrik pakan ternak." Sudirman, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) mengungkapkan, Indonesia masih memerlukan tambahan impor jagung yang besar karena kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak diperkirakan akan terus mengalami peningkatan. Bila tahun lalu kebutuhan jagung untuk industri pakan hanya 6 juta ton, tahun ini diprediksi naik menjadi 6,75 juta ton. Sementara konsumsi pakan ternak diperkirakan mencapai 13,5 juta ton yang terdiri dari 12,3 juta
ton pakan ternak dan 1,2 juta ton pakan ikan. Meningkatnya kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak seiring mulai beroperasinya beberapa pabrik pakan baru di Indonesia. Sudirman mengatakan, tahun ini ada tiga pabrik pengolahan pakan ternak baru yang dibangun. Ketiga pabrik pakan ternak tersebut masing-masing berkapasitas 20
,,
Impor dilakukan hanya kalau terpaksa. Saya melihat ada potensi saat membawa pelaku usaha langsung ke sentra-sentra produksi, hamparan jagung yang luas -Suswono-
ton per jam. “Investasinya per satu pabrik diperkirakan mencapai Rp 1 miliar,” ujar Sudirman. Bila tahun ini target produksi tercapai, maka untuk tahun ini diperkirakan impor jagung hanya 1,5 juta ton. Sebagian besar untuk pakan ternak yang kebutuhan jagungnya dalam campuran pakan ternak mencapai 50 persen. Impor jagung selama ini meurut Sudirman sebenarnya berfluktuasi. Tahun lalu sebanyak 3,1 juta ton dan 1,9 juta ton pada 2010. Selama ini impor jagung berasal dari Amerika Serikat, Brazil, Argentina, India, Thailand, dan Myanmar. Adanya peningkatan produksi jagung dalam negeri selama periode Januari Mei 2012 membuat impor jagung menurun. Sudirman menyebutkan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi
impor jagung mencapai 1,4 juta ton, maka pada periode yang sama tahun ini turun 67% menjadi 460.000 ton. Hanya saja, impor jagung diperkitakan akan kembali naik pada semester II 2012. “Rendahnya impor lantaran pada semester I tahun ini, panen jagung telah mencapai 60% dari total produksi nasional,” kata Sudirman. Namun untuk semester II panen jagung hanya sebesar 40%. Oleh karena itu, "Impor jagung semester II naik lebih tinggi dibandingkan semester pertama,” ujar Sudirman. Sudirman mengungkapkan, industri pakan ternak mengakui sulit menghindari impor jagung. Pasalnya, pasokan jagung dari petani lokal dinilai tidak stabil. Padahal, menurut Sudirman, jagung lokal lebih disukai karena lebih segar dan lebih murah. Namun, ketidakstabilan pasokan membuat pihaknya harus mengimpor. Menurutnya, kebutuhan jagung adalah setengah total konsumsi pakan ternak. Lalu mengapa produsen pakan ternak mengimpor jagung? Sudirman berpendapat, kondisi itu terjadi disebabkan sistem informasi produksi dan pasar belum terbentuk baik. Sudirman menambahkan, produksi di beberapa daerah sentra turun drastis, karena gagal panen, turunnya produktivitas lantaran hama atau perubahan cuaca yang ekstrem. Juga tingginya konversi komoditas atau fungsi lahan.”Produksi di daerah baru belum optimal karena belum tersedia fasilitas pascapanen yang memadai, juga infrastruktur tidak mendukung, serta belum terbentuk sistem pasar yang baik,” tandas nya. Dibandingkan antara jagung lokal dan impor, maka kepastian suplai impor lebih terjamin dan transparan. Sedangkan suplai lokal berasal dari petani, kelompok petani, pedagang perantara itu memiliki kualitas beragam. (Bagus) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
15
FORESTRY
ASIA PULP PAPER TERAPKAN PENGELOLAAN HUTAN KONSERVASI MENGACU STANDAR HCVF
S
eiring isu pemanasan global dan masih adanya penilaian pengelolan hutan di Indonesia kurang memperhatikan kelestarian lingkungan, pemerintah kini menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Kebijakan ini diambil untuk memberikan jaminan pada pasar internasional, terutama Eropa, bahwa kayu yang dipakai bukan hasil pembalakan liar. Dengan SVLK, produk kayu Indonesia mendapat jaminan diterima di pasar internasional. Sertifikat ini menjadi bukti bahwa kayu yang dijual sudah memenuhi standar pengelolaan hutan lestari. SLVK yang digodok sedari tahun 2003 ini dimaksudkan untuk menjawab tantangan konsumen di dunia, soal kayu yang mereka gunakan. Apakah kayu tersebut termasuk jenis yang dilindungi? Atau apakah kayu yang mereka pakai melewati proses produksi yang baik, tidak dengan pembalakan liar. Dan bagaimana
16
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
,,
Foto: Uus Suwito
hubungan dengan masyarakat sekitar tempat produksi kayu tersebut. Kepala pusat pengendalian hutan wilayah 1, Kementrian Kehutanan Agus Sarsito menjelaskan, SLVK ialah skema sertifikasi wajib yang menyeluruh dari hulu (pengelolaan hutan) sampai ke hilir (produk jadi). SLVK merupakan langkah awal Indonesia untuk melakukan sertifikasi kayu olahan. Penetapan SVLK menurut Wakil ketua umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Rahardjo Benyamin, dapat meningkatkan posisi tawar dalam bernegosiasi soal harga dengan pembeli dari luar negeri. Asia Pulp and Paper Group (APP), perusahaan pengolahan kayu dan pemilik dua perkebunan kayu terbesar di Indonesia, memakai skema ‘lebih maju’ dengan mengikuti standar internasional. CEO Sinarmas Forestry Robin Mailoa menjelaskan, APP sedari awal memiliki komitmen untuk selalu mengelola hutan konservasi dengan standar internasional. “SLVK, baru diterapkan, kami sudah terapkan pengelolaan
FORESTRY
berdasarkan jenis vegetasi yang ada didalamnya , ada tidaknya spesies hewan dan kayu yang dilindungi hukum. “Tujuan APP terkait HCVF ialah memenuhi standard yang disyaratkan pemerintah,” kata Managing Sustainability APP, Tujuan APP saat ini Director Aida Greenbury. Komitmen HCFV itu di terkait HCVF ialah tataran awal akan dilakukan memanfaatkan memenuhi standard dengan limbah kayu dengan mengolahnya kembali yang disyaratkan kedalam produk pulp dan kertas, ketimbang pemerintah meninggalkan sisa tebangan kayu di hutan, kemudian -Aida Greenburydi bakar. Selanjutnya memastikan presentasi kecil nilai residu yang digunakan dalam proses produksi. “Kami akan melaporkan hutan korservasi, dengan kerangka secara terbuka nilai residu dan prinsip Hutan Bernilai Konservasi dikenakan nilai HCVF,” ujar Aida. Tinggi (High Conservation Value Proses penilaian HCVF terkait Forest/ HCVF). ” ujar Robin kepada erat dengan proses pengelolaan Komoditas Indonesia. jangka panjang yang bertanggung Kebijakan HCVF terkait konsesi jawab atas pengelolaan hutan yang dimiliki APP di Indonesia bernilai konservasi tinggi dengan akan dimulai dengan beberapa pendekatan berbagai pihak. langkah. Di antaranya, penghentian Negara yang secara terus menerus sementara pembukaan hutan oleh menerapkan HCVF ialah Amerika APP selama penilaian efektif per 1 dan Australia. Juni 2012. Riau menjadi tempat pertama Penilaian HCVF turut melibatkan diterapkannya Hutan Tanaman para ahli, serta upaya perlindungan Industri. Kawasan yang digunakan semua wilayah yang diidentifikasi adalah hutan produksi rusak (non sebagai kawasan hutan bernilai produktif) dan hutan hutan diluar konservasi tinggi berdasarkan kawasan lindung. Hingga saat ini penilaian HCVF nantinya. Robin luas total hutan tanaman Industri menuturkan, dari sekitar 1,82 juta berjumlah 10 juta hektar atau hektar konsesi yang dimiliki APP, di sekitar 5% dari total daratan di luar luasan separuhnya akan masuk Indonesia. dalam penilaian HCVF. Penilaian Hutan produksi yang sudah HCVF secara menyeluruh terhadap tidak aktif, berpeluang besar konsesi di Riau dan Jambi akan menjadi tempat pembalakan liar, ditargetkan selesai pada kuartal dan pembukaan hutan dengan cara satu 2013. tebang dan bakar, yang nantinya HCVF menjadi standar bakal merusak hutan. Karena itu penilaian layak tidak suatu pemerintah membangun hutan hutan untuk di konservasi. tanaman industri, dengan catatan Untuk melakukan penilaian itu menyisihkan 30% dari luas lahan pemerintah menerapkan tiga untuk konservasi. (Harris M.)q penilaian konsensi hutan komersil
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
17
PETERNAKAN
Daging Sapi Langka, pengusaha Daging olahan kelimpungan Mulai merangkaknya harga daging semenjak 3 bulan belakangan ini lebih disebabkan karena seretnya pasokan. Namun mengapa hingga saat ini Pemerintah belum mengambil tindakan akan hal tersebut?
I
roni. Di tengah-tengah gencarnya kampanye menuju Swambada Daging Sapi 2014, harga daging belakangan ini justru merangkak naik. Walhasil, konsumen harus merogoh kocek lebihd alam. Kelangkaan daging juga berdampak pada industri daging olahan karena daging merupakan bahan baku utama pembuatan kornet, sosis dan sejenisnya. Kegelisaan tersebut memuncak hingga akhirnya kalangan industri daging olahan turun ke jalan melakukan demo ke Gedung Kementerian Pertanian (Kementan) pada Juni lalu. Tergabung dalam Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Raya yang terdiri dari National Meat
Processing Indonesia (NAMPA), Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (APRINDO), Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI), Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJI), Paguyuban Pedagang Pasar dan Pedagang Bakso. Mereka turun kejalan untuk memastikan apa yang terjadi pada suplai daging sapi. “Karena belakangan ini pelaku usaha kesulitan mendapat pasokan. Bahkan sampai terjadi perebutan di tingkat distributor,” keluh Sarman selaku koordinator KDS Jakarta Raya. Bayangkan, ucap Sarman, harga daging yang ada saat ini sudah mencapai Rp 90 ribu/kg dari yang
,,
Untuk pengambilan keputusan penambahan impor itu dilakukan oleh pihak Kementerian Perdagangan. Sedangkan kita (Kementan) hanya merekomendasi berapa kekurangannya. Tapi keputusan besar kuota impor daging ini harus melalui rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menko Foto: Uus Suwito
18
-Suswono-
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
sebelumnya hanya Rp 65 ribu/ kg. Lebih dari itu, jika Pemerintah tidak serius atau segera mengambil tindakan maka pada saat memasuki bulan Ramadhan (bulan Juli) harga daging diperkirakan bisa mencapai Rp 150 ribu/kg. Kemudian, hingga puncaknya pada saat Idul Fitri (bulan Agustus) bisa mencapai Rp 200 ribu/kg. “Namun, kenaikan harga (daging) saat ini hingga Lebaran tidak akan terjadi apabila pemerintah sudah mengantisipasi pasokan yang ada. Sebab, kenaikan harga terjadi karena seretnya pasokan sapi dalam negeri,” kata Sarman. Berdasarkan data KDS Jakarta Raya, impor daging pada semester I sebanyak 22,2 ribu ton masih kurang dan harus ditutupi oleh kuota semester ke II sebanyak 5,6 ribu ton. Maka sisa kuota sebanyak 8,2 ribu ton tidak akan cukup di semester ke II tidak akan cukup. “Karena di semester ke II industri olahan ataupun pedagang bakso harus menyiapkan daging lebih banyak untuk menyambut Puasa, Lebaran dan Tahun Baru,” keluh Sarman. Sementara itu Kementan mengklaim, bahwa stok daging sapi untuk kebutuhan masyarakat selama bulan Puasa sudah melampaui dari kebutuhan yaitu 202.226 ekor atau setara dengan 410.128 ton daging sapi. Sebab berdasarkan survei yang dilakukan
PETERNAKAN di 11 provinsi produsen serta konsumen belum lama ini, terlihat kebutuhan daging sapi saat bulan Ramadhan hingga Lebaran hanya 618.897 ekor atau setara dengan 123.365 ton daging sapi. Sedangkan jumlah suplai (pasokan) sapi saat ini terdapat 821.123 ekor atau setara dengan 164.493 ton daging sapi. Defisit Hanya di 3 Provinsi Syukur Iwantoro Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, mengatakan, 11 Provinsi tersebut terdiri dari 8 provinsi sebagai produsen sentra daging sapi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan 3 provinsi sebagai konsumen daging sapi yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. “Dari daerah konsumen dan produsen itu, ada surplus daging sebanyak 41.128 ton pada saat menjelang dan saat lebaran,” katanya. Surplus daging tersebut, terang Syukur, baru dari sapi lokal yang berada di petani dan belum termasuk dari sapi impor (ex bakalan). Disisi lain, berdasarkan laporan dari Asosiasi Feedloter Indonesia (Apfindo), saat ini ada stok sapi ex impor sebanyak 122.605 ekor ditambah sapi lokal yang berada di kandang feedloter sejumlah 34.253 ekor, sehingga total di kadang Apfindo sebanyak 157.000 ekor. lebih itu, saat ini pihak Kementan juga sudah mempersiapkan akan tingginya permintaan daging sapi pada saat puasa dan lebaran yang akan naik dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan kondisi normal. Sebab, hal tersebut sudah dianalisa dengan importir dan produsen terkait permintaan dan persediaan. Selain itu, kalaupun akan ada penambahan kuota impor tapi dengan syarat hanya untuk
menutupi kekurangan. Karena itulah pihaknya tidak mau sembarangan dalam mengambil keputusan terkait kurangnya pasokan daging dalam negeri. Maka sekalipun harus menambah kuota harus dilakukan melalui rapat koordinasi. “Untuk pengambilan keputusan penambahan impor itu dilakukan oleh pihak Kementerian
Perdagangan. Sedangkan kita (Kementeterian Pertanian) hanya merekomendasi berapa kekurangannya. Tapi keputusan besar kuota impor daging ini harus melalui rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menko,” tegas Menteri Pertanian, Suswono. (Ramdhani) q
Foto: Ramadhani
Naiknya harga daging justru membuat konsumen enggan membeli daging. Hal ini bahkan berdampak pada industri daging olahan yang turut merasakan karena daging sebagai bahan baku utama untuk pembuatan kornet, sosis dan sejenisnya. Foto: Ramadhani
Kelompok bernama Komite Daging Sapi (KDS) yang gelisah karena kenaikan harga daging tersebut akhirnya turun ke jalan untuk menggelar demo di Kementan pada awal bulan Juni. (Foto: Ramadhani)
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
19
MINING
kemendag berikan izin ekspor mineral pada 29 perusahaan Kementerian Perdagangan memastikan, tidak akan menghentikan ekspor produk bahan mineral. Lihat saja, hingga Jumat (6/7), Kemendag telah mengeluarkan izin ekspor tambang mineral yang diberikan kepada 29 perusahaan. Pembagiannya 18 eksportir nikel, 3 eksportir bijih besi, 2 eksportir tembaga, dan 7 eksportir alumunium. Menurut Deddy, dari 29 perusahaan tadi semuanya sudah mengantongi surat persetujuan ekspor
M
eski diizinkan ekspor, pemerintah menerapkan sejumlah syarat antara lain penerapan pajak bea keluar mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No. 75/2012 tentang
Penetapan Barang Ekspor yang dikenakan bea keluar. Dalam beleid itu disebutkan 65 jenis mineral diwajibkan membayar bea keluar ekspor hingga 20 persen. Pemerintah berharap kebijakan
ini akan mendorong pengusaha lokal menggarap sektor hilir agar lebih optimal. Persentase tarif bea keluar didasarkan pada harga patokan ekspor (HPE) yang diterbitkan Kementerian Perdagangan yang dihitung dari rata-rata harga free on board (FOB) ekspor mineral selama 3 bulan terakhir. Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan menuturkan, pemerintah tidak berniat mempersulit pengusaha. Aturan itu dimaksudkan supaya sumber daya alam itu bisa dikelola di dalam negeri, dioleh sendiri oleh industri dalam negeri. Sehingga terjadi efek ekenomi
,,
Aturan itu dimaksudkan supaya sumber daya alam itu bisa dikelola di dalam negeri, diolah sendiri oleh industri dalam negeri. Sehingga terjadi efek ekenomi berantai seperti terbukanya lapangan kerja baru. -Gita WirjawanFoto: Vivanews
20
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
MINING
Foto: Stephen A.
Menurut Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia, Hendra Sinadia, pengutan bea keluar ekspor mineral jelas menjadi beban buat pengusaha karena harus ada dana tambahan baru. Ia yakin kebijakan ini bakal mematikan pengusaha tambang kecil dan menengah.
berantai seperti terbukanya lapangan kerja baru. Selain menerapkan aturan bea keluar, Kementerian Perdagangan mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 29/MDAG/PER/5/2012 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan yang berlaku per 7 Mei 2012. Dalam aturan ini, produk tambang dilarang diekspor secara mentah. Kemendag yakin, aturan ekspor mineral tidak melanggar kesepakatan WTO karena WTO juga membolehkan pelarangan ekspor bila terkait keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup, dan alasan penerapan aturan itu adalah untuk melindungi lingkungan. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan, "Pemerintah ingin menjaga agar kekayaan tambang punya keberlangsungan lebih lama,". Alasan lain lewat peningkatan nilai tambah produk tambang dapat membuka lapangan kerja. Selain Permendag, pemerintah
juga mengeluarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 7 tentang 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral yang meminta agar pelaku usaha menyertakan peta jalan pembuatan "smelter". Pelarangan ekspor bertujuan untuk mendorong hilirisasi dan tidak menyalahi ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Soal keberatan Jepang terkait kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah, Kemendag akan mendalami protes tersebut. "Tentunya kami akan cari tahu latar belakang keberatan mereka apa saja. Mereka keberatan dengan semua jenis tambang atau hanya nikel saja. Jadi, untuk sementara kami akan melakukan penggalian lebih dalam mengenai motif dan alasannya," kata Gita. Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, menambahkan, keberatan seperti yang dilakukan Jepang, lanjutnya, adalah hal biasa dalam perdagangan internasional. Keberatan biasanya diselesaikan
dalam forum konsultasi. Namun, jika salah satu pihak tidak puas, pihak tersebut bisa mengajukan gugatan. Gita bilang, pemerintah ingin konsisten bahwa pada 2014 sudah dilakukan hilirisasi industri tambang. "Sampai sekarang pada kenyataannya pembangunan smelter untuk menjadikan nikel untuk industri masih minim sekali," katanya. Gita mengatakan, untuk bisa mewujudkan hilirisai tambang, instrumen bea keluar diperlukan untuk memengaruhi perilaku pasar. Pemerintah menetapkan bea keluar 65 jenis tambang mineral sebesar 20 persen. Namun argumentasi pemerintah menurut kalangan pengusaha tidak pas. Menurut Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia, Hendra Sinadia, pengutan bea keluar ekspor mineral jelas menjadi beban buat pengusaha karena harus ada dana tambahan baru. Ia yakin kebijakan ini bakal mematikan pengusaha tambang kecil dan menengah. (Harris, Jabbar, Ainur) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
21
MINING
MEMBANGUNKAN RAKSASA DI BUMI INDONESIA
Revitalisasi Zeolit Alam Indonesia
Foto: Ramadhani
Tingkat kebutuhan akan tanaman pangan di Indonesia semakin meningkat. Sebaliknya, produksi pertanian justru mengalami kemerosotan setiap tahunnya yang berakibat pada melambungnya tren impor bahan-bahan makanan. Di balik ironi keadaan itu, ada sebuah terobosan baru yang ternyata terpendam di lapisan bumi Indonesia yakni Zeolit. Zeolit merupakan sebuah material berpori dengan sifat katalis mengikat air, menjadi jawaban baru terhadap fluktuasi produksi pertanian
22
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
MINING
Z
eolit dikenal sebagai mineral alumina silikat terhidrat yang dapat mengikat molekul air secara reversible. Bentuknya seperti batuan yang terkena panas bumi sehingga tampak mendidih (Zein: Mendidih, Lithos: Batuan; Zeolith/ Zeinlithos: Batuan yang mendidih). Jenis batuan ini pertama kali ditemukan oleh Freiherr Axel Cronstedt, seorang ahli mineralogi dari Swedia pada tahun 1756. Kemampuannya sebagai penukar ion untuk pelunakan air, untuk menghilangkan dan pengikatan radionuklida serta penyerapan logam berat dari limbah tercemar dan penghilangan ion amonium dari limbah cair sangat membantu untuk meningkatkan produksi pertanian. Karena keunggulan yang dimiliki Zeolit, mineral ini dapat dimanfaatkan di berbagai bidang untuk masa depan Indonesia. Dalam bidang pertanian khususnya, Zeolit alam dapat digunakan dalam sebagai pakan ternak tambahan. Contohnya adalah Klinoptilolit, salah satu bentuk Zeolit yang mampu mereduksi serangan penyakit pada sistem pencernaan binatang. Di samping itu, Zeolit alam dapat dimanfaatkan sebagai campuran pupuk. Kemampuan yang dimiliki Zeolit alam ini diperoleh karena pengaruh pori-porinya yang berukuran mulai dari 2-8 angstrom. Dengan ukuran pori-pori sedemikian besar, Zeolit mampu menampung cadangan air hingga 60% dalam tubuhnya. Maka dari itu, selain menjadi tambahan pupuk, Zeolit juga dapat digunakan sebagai media hidroponik. Untuk media hidroponik, Zeolit yang dibutuhkan adalah dengan memecah bongkahan Zeolit menjadi butiran dengan diameter 1-5 mm. Modal yang ia punyai adalah cadangan air yang banyak sehingga cukup untuk cadangan nutrisi tanaman. Proses absorbsi Zeolit pada pupuk memampukannya
Foto: Dokumen ITS
Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) adalah salah satu Badan Edukasi yang cukup concern pada Zeolit Alam Indonesia. Salah satu usahanya dalam vitalisasi Zeolit adalah bekerja sama dengan IZI menggelar Seminar Nasional Zeolit VII di Surabaya pada Oktober 2011 lalu.
menyimpan cadangan pupuk dalam tanah untuk kemudian dikeluarkan kembali sesuai kebutuhan tanaman akan nutrisi dalam pupuk. Di samping itu, Zeolit dapat dengan otomatis mengatur pH tanah mengingat sifat keasaman Zeolit yang unik. Yang tidak kalah menarik, Zeolit sebagai media tumbuh tanaman memiliki bentuk dan warna yang artistik yaitu putih kehijau-hijauan sehingga cocok juga untuk media tanaman hias dan diletakkan di dalam ruangan. Sudah jelas, peranan Zeolit alam memang luar biasa, baik itu sebagai pakan ternak maupun sebagai pembenah tanah dalam meningkatkan produksi hasil pertanian. Dan lebih luar biasa lagi, Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan kandungan zeolit alam di buminya. Seharusnya Zeolit alam Indonesia mampu menyumbangkan kontribusi besar di bidang peningkatan hasil pertanian untuk kesejahteraan rakyat. Namun, mesti diakui, pemakaian Zeolit masih terbilang minim dan justru malah lebih banyak diekspor. “Indonesia memiliki cadangan zeolit sebanyak 400 juta ton, namun selama ini hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah,” kata Pembantu Rektor IV Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Prof Dr. Darminto. Alhasil,
Zeolit alam yang terpendam tetap terus terkubur peranannya. Ketua Ikatan Zeolit Indonesia (IZI) Pusat, Dr. Suwardi, mengakui bahwa potensi mineral zeolit sangat besar. Oleh karenanya, Indonesia membuat suatu program dengan nama “Gerakan Revitalisasi Peranan Zeolit Alam dalam Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Bangsa” yang digelar April hingga Desember 2012. Stakeholder yang ikut berperan antara lain Departemen Pertanian dan instansi yang terkait, Ikatan Zeolit Indonesia (IZI), Pengusaha/pemilik lahan Zeolit Alam, LSM terkait yang beranggotakan petani Zeolit. Sejak inilah, Indonesia seharusnya mulai menyadari ada gunung harta yang terkubur lama di perutnya, sehingga tidak melulu berpasrah pada impor sebagai tameng alasan klasik, kesejahteraan. Revitalisasi Zeolit Alam Indonesia sama dengan mendongkrak ekonomi Indonesia dari dalam dengan masa depan yang benar-benar menjanjikan. Kini, tinggal bagaimana pemangku kepentingan baik pemerintah dan kalangan pengusaha, bisa bekerjasama sekaligus bekerja keras “membangunkan” peran sang raksasa Zeolit alam Indonesia, karena dari situlah pertanian Indonesia, khususnya, bisa kembali bangkit. Semoga. (Stephen A.) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
23
KORPORASI
SAMPOERNA
Dorong Percepatan Pertumbuhan UMKM PT HM Sampoerna Tbk kembali menggelar acara tahunan PPKS Expo 2012 pada 29 Juni 2012 yang lalu di Taman Dayu, Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) khususnya di Jawa Timur. Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKS), sebuah pusat pelatihan terpadu untuk pengembangan usaha berskala kecil
S
ampoerna kembali mengadakan PPKS Expo 2012 untuk mendorong terciptanya kalangan wirausaha skala mikro, kecil dan menengah. Acara ini dihadiri oleh jajaran eksekutif Sampoerna dan para perwakilan UMKM dari Jawa Timur dan Lombok. Ajang PPKS Expo menjadi sarana untuk menunjukkan bagaimana wirausahawan Indonesia berskala kecil dapat berhasil saat diberikan keahlian dan peluang yang tepat. PPKS Expo tahun ini diikuti oleh 99 partisipan terpilih dari Jawa Timur yang bergerak di bidang makanan dan minuman, garmen, agribisnis, kerajinan tangan, mebel, peternakan, dan industri lainnya, serta para mitra PPKS yakni dari akademisi, pebisnis dan pemerintah. Expo ini juga akan memilih dan menganugerahkan Penghargaan UMKM untuk peserta program pelatihan PPKS yang paling menonjol dalam mengembangkan rencana bisnis berkelanjutan yang 24
strategis. “PPKS juga bertujuan mengentaskan kemiskinan dengan menciptakan usaha berskala kecil yang sukses. Dengan begitu, kami percaya pameran ini merupakan cara yang ideal untuk menunjukkan keberhasilan wirausahawan berskala kecil dan memberi kesempatan untuk mendapatkan pemasukan dari penjualan produkproduk lokal,” ujar Taruli Aritonang, Manager Contribution & CSR Sampoerna. PPKS yang berada di areal seluas 27 hektar di Pasuruan, Jawa Timur, tersebut telah menerima lebih dari 22.000 pengunjung sejak didirikan. PPKS merupakan fasilitas ekstensif untuk pelatihan pertanian terpadu, pengembangan bisnis baru dan pelatihan kejuruan yang tepat guna. Fasilitas ini dikelola dengan menggunakan pendekatan ramah lingkungan sehingga hampir tidak ada limbah yang dihasilkan. Fasilitas pelatihan meliputi rumah kaca, ruang riset dan pelatihan untuk
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
pengembangan produk makanan, area demo untuk sayur organik dan buah-buahan termasuk cabai super pedas, budidaya tanaman vertikultur, perikanan, peternakan kambing dan sapi, fasiltas pengolahan biogas, unit fermentasi air seni dan kompos serta area untuk inkubasi. Sejak tahun 2006, PPKS telah menggodok lebih dari 9.000 calon wrausahawan serta membantu terbentuknya 3.000 usaha yang berkelanjutan. Konsep yang dibangun dalam PPKS sendiri adalah bisnis bersiklus penuh. Konsep ini telah terbukti efektif dalam memfasilitasi personalpersonal yang mempunyai motivasi kuat untuk membangun usaha namun terhambat sumber daya. Para wirausahawan ini dibantu di setiap tahapan oleh para pakar di bidang masing-masing. Saat ini, beberapa dari bisnis binaan PPKS tersebut telah menghasilkan omzet hingga Rp 100 juta dalam sebulan dan memperkerjakan 40 karyawan dari masyarakat sekitar, sehingga otomatis mengurangi pengangguran. Sampai akhir tahun 2012, PPKS akan mengadakan program kewirausahaan di Pasuruan, Surabaya, Malang, Karawang, Banjarmasin, Bandung, Lumajang, Lampung, dan Probolinggo untuk memperluas dampak ekonomi ganda ini ke kotakota lainnya. (Stephanus ) q
KORPORASI
dorong UMKM Agar Lebih Berkembang, Sampoerna Gelar PKK Sampoerna Awards Hubungan kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat di daerah di mana perusahaan itu berdiri menjadi bagian penting dalam perkembangan PT HM Sampoerna Tbk. Bertempat di Taman Dayu, Pandaan, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur, PT HM Sampoerna membuka agenda tahunan PKK Sampoerna pada 29 Juni 2012 yang lalu. Bertajuk PKK Sampoerna Award, Sampoerna memberikan penghargaan kepada UMKM Kabupaten Pasuruan yang menjadi binaan PT HM Sampoerna tersisa 12 pemenang yang berprestasi dan turut serta memberikan kontribusi pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Yaitu dalam rangka Henny Susanto, Head of Stakeholders & Regional mendukung Relations, PT HM Sampoerna Tbk. (Foto: Uus S.) upaya percepatan ebanyak 97 UMKM Kabupaten pembangunan Pasuruan berlomba daerah Pasuruan dan mendapatkan penghargaan pengentasan kemiskinan. Tujuan bergengsi dalam program PKK penganugerahan ini diharapkan Sampoerna. Kriteria penilaian mampu memacu masyarakat untuk meliputi aspek pemberdayaan, meningkatkan usaha perdagangan, penyerapan tenaga kerja, khususnya untuk kelas wirausaha kepedulian terhadap lingkungan, kecil, yang akhirnya nanti bisa manajemen keuangan, dan membantu pertumbuhan ekonomi kemampuan berinovasi yang telah nasional. dilakukan. Secara khusus, bagi masyarakat Dari 97 UMKM tersebut, Pasuruan sendiri, penghargaan ini terjaring 20 nominasi yang akhinya diharapkan mampu mendongkrak
S
kinerja usaha kecil dan menengah di kawasan Pandaan pada khususnya dan Kabupaten Pasuruan pada umumnya. Henny Susanto, Head of Stakeholders & Regional Relations, PT HM Sampoerna Tbk, menuturkan, Sampoerna ingin memberikan pengaruh positif serta motivasi bagi pengembangan usaha masyarakat, serta mendorong masyarakat Pasuruan, khususnya yang berada di sekitar pabrik Sampoerna, terinspirasi oleh kesuksesan para pengusaha UMKM yang menjadi pemenang penghargaan ini sehingga dapat menciptakan banyak inspirasi sukses lainnya di masa depan. Ke depan, Henny menuturkan, program kemitraan ini akan terus ditingkatkan karena dinilai mempunyai prospek yang bagus dan terbukti lebih tahan banting serta memiliki daya saing dalam menghadapi krisis ekonomi. (Stephanus Nuswantoro) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
25
BUDIDAYA
tenang, tak usah takut
VIRUS GEMINI
,,
Kami berharap varietas baru ini dapat memenuhi kebutuhan para petani akan benih yang bermutu dan tentunya memberikan hasil yang maksimal -Afrizal Gindow-
Foto: Uus Suwito
S
eperti diketahui, dalam tujuh tahun terakhir virus Gemini atau disebut virus kuning mewabah di sejumlah sentra produksi sayuran. Contohnya di Jawa Timur akhir 2011 lalu hampir 500 hektar lahan yang telah ditanami tomat sekitar 70% rusak terserang penyakit Gemini.
26
Petani di Jawa Timur jelas mengalami kerugian besar. Kecenderungan virus Gemini ini meyerang tumbuhan sayuran ditandai dengan warna kuning pada daun, keriting, kerdil dan tidak dapat berproduksi secara maksimal dan cenderung mati. Selain itu, jenis tanaman yang diserang tidak hanya tomat tetapi telah menyebar ketanaman cabe, mentimun, kacang panjang dan beberapa jenis sayuran yang berada
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
di sentra produksi. Penyebaran Virus Gemini yang sangat meresahkan ini ternyata telah menyebar sampai ke Kalimantan Selatan. Suharto, salah seorang petani sayuran di Kalimantan Selatan mengatakan, penyakit ini telah meyerang 3 kabupaten dengan luasan lahan yang terserang mencapai 200 ha. Kerugian yang ditanggung petani akibat penyakit ini berkisar Rp 30 juta rupiah per hektar. Virus Gemini berkembangbiak
BUDIDAYA dikeluarkan PT East West Seed Indonesia (Erwindo). “Terdapat sembilan varietas yang Ewindo tawarkan, enam untuk tomat, dua kacang panjang, dan satu mentimun,” kata Direktur Sales dan Marketing Afrizal Gindow. Afrizal bilang, sebagai produsen benih hortikultura, perusahaan “Varietas tahan virus gemini telah kami budidayakan di daerah tertantang untuk kami.” ujar seorang petani hortikultura. (Foto: Uus Suwito) memunculkan benih tanaman melalui berbagai rantai distribusi sayuran yang tahan terhadap dikarenakan penyebaran melalui serangan virus Gemini ini. Nah, semua media, angin tanah, air dan dari varietas yang ditawarkan, sentuhan atau perpindahan tangan empat diantaranya tahan terhadap petani. Satu-satunya yang dapat penyakit layu. dilakukan untuk mencegah dengan Untuk mendapatkan benih membakar sampai habis tanaman tahan penyakit Gemini, Erwindo yang terserang virus Gemini ini. membutuhkan waktu 5 tahun Kini, petani tak usah khawatir untuk melakukan penelitiian lagi karena sudah ada benih dengan sentra laboratorium Green yang tahan virus Gemini yang
House yang tersebar di Jawa Timur, Purwakarta, dan Lembang. Dalam menciptakan petani hortikultura yang mandiri dan produktif, untuk petani di Jawa Timur khusunya di daerah Banyuwangi dan Jember telah dibangun 400 shelter dan nethouse yang menelan biaya Rp 14,35 miliar. Selain itu juga telah disiapkan 8 Green House yang dimanfaatkan oleh petani sebagai pembudidayaan tanaman tomat untuk memproduksi benih oleh petani dengan bimbingan EWINDO. Dengan diciptakannya Green House peyemaian bibit hortikultura diharapkan bahwa bibit yang disiapkan betul-betul sterill tidak terkontaminasi oleh jenis hama lain. Hampir 7000 petani produksi benih yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur menjadi fokus sentra benih. Dengan di percepatnya pembenihan ini dapat mengurangi kekurangan benih di Indonesia yang hampir 5000 ton pertahun, sehingga tentunya dapat menekan di segala hal mulai dari kekurangan bibit unggul maupun ongkos produksi petani hortikultura di Indonesia. (Stephanus) q
9 Varietas Tahan Virus Gemini
S
etelah melakukan riset, dikembangkanlah varietas-varietas yang imun terhadap virus Gemini atau virus kuning. Setidaknya ada 9 varietas yang telah teruji kekebalannya. Berikut varietas yang berhasil ditemukan dan dikembangkan. 1. METAVY : mentimun tahan virus Gemini. 2. KANTON TAVI : kacang panjang tahan virus Gemini. 3. PARADE TAVI : kacang panjang tahan virus Gemini. 4. MARTATAV : tomat dataran tinggi tahan virus Gemini. 5. TYMOTI : tomat dataran rendah tahan layu bakteri dan tahan virus Gemini. 6. TANTYNA : tomat dataran rendah menengah tahan layu bakteri dan tahan virus Gemini. 7. DESTYNE : tomat dataran rendah menengah tahan layu bakteri dan tahan virus Gemini. 8. BETAVILA : tomat dataran menengah tahan layu bakteri dan tahan virus Gemini. 9. TYRANA : tomat dataran rendah menengah tahan virus gemini.
Foto: Uus Suwito
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
27
INVESTASI
Kluster Agro Industri Singkong
Penebal Kantong Petani Siapa tidak mengenal tanaman singkong. Saking begitu terkenalnya, tanaman ini pernah menjadi salah satu bait syair dalam sebuah hits lagu di tahun 1970 -an. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
C
ombro dan tiwul merupakan dua pangan yang cukup familiar bagi sebagian masyarakat. Berbahan baku singkong, dua panganan itu lazim dikonsumsi kala senggang oleh sebagian masyarakat. Tentu, masih banyak panganan lain dari bahan singkong. Contoh kecil di atas, menjadi bukti bahwa tanaman satu ini sangat potensial dikembangkan asal didukung oleh pemerintah. Dari sisi produksi, tanaman ini terus meningkat. Data Direktorat Budidaya Kacang dan Umbi Dirjen Tanaman Pangan Kementerian
Foto: Uus Suwito
28
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
Pertanian, menyebutkan, tahun 2010 sampai 2011, tumbuh 4,3% per hektar pertahun. Produksi singkong tahun 2010 sebesar 12,9 ton menjadi 19,5 ton per hektar. Selain itu, konsumsi singkong di dalam negeri juga terus meningkat. Tahun 1970 sebesar 9,5 juta ton, 1980 sebesar 12,7 juta ton dan pada tahun lalu menjadi 23,5 juta ton. Dari data tersebut produksi singkong diprediksi akan terus naik sampai dengan tahun 2015. Jelas, dengan data itu, ada peluang besar untuk mendapatkan cuan dari tanaman satu ini.
INVESTASI Memang, agar mendapat hasil maksimal, produksi singkong ini harus didukung dengan ketersediaan lahan. Produksi singkong nasional tahun 2011 mencapai 23,5 juta ton dari luas panen sebesar 1,2 juta hektar . Produktifitas ubi kayu (singkong) masih rendah , rata-rata nasional adalah 19,5 ton/hektar. Indonesia pun tercatat sebagai negara terbesar ketiga pengekspor produk singkong dunia. Kontribusi sekitar 5,8 persen dari total kebutuhan global pada era 2005, terbesar dari Thailand yang memasok 77 persen pasar singkong dunia. Sementara, produsen singkong terbesar di dunia adalah Nigeria sekitar 99,1 juta ton per tahun Nah, munculnya gagasan kreatif membuat kluster singkong, merupakan ide yang menarik dan terhitung tak terlalu rumit dikerjakan. Sistem kluster ialah sistem mono culture penanaman lahan dengan satu jenis tanaman. Untuk membuat sebuah kluster paling tidak dibutuhkan lahan minimal sebesar 300 hektar. Investasi di tataran hulu produksi ini dari sisi keuntungan juga ssudah jelas karena bisa untuk memenuhi permintaan bahan baku industri
merogoh kocek terlalu dalam. Nantinya, produk yang dihasilkan berupa chip. Petani menanam dalam waktu 10 bulan dengan asumsi 2.500 meter persegi per bulan. Biaya satu hektar lahan untuk menghasilkan 32 ton chip sebesar Rp 24 juta. Sehingga biaya 8 ton chip dari 2.500 m persegi sekitar 6 juta. Nah, pada bulan kesebelas setiap kelompok akan menghasilkan sekitar 500 ton singkong atau sekitar 60 ton chip. Setiap petani memproduksi 8 ton chip. Harga chip 2000/kg. Pabrik pengolahan tepung mocaf rata-rata berkapasitas 40 ton mocaf/hari. Sekadar informasi, Indofood membeli mocaf dengan harga 2.500/kg. Katakanlah per hektar mampu memproduksi sebanyak 758 kg, maka tinggal dikalikan Rp 2.500. Yang harus diingat, salah satu kendala terkait kluster singkong juga berkaitan dengan masa tanam singkong yang cukup panjang selama 10 bulan. Untuk itu dalam menerapkan usaha kluster dibutuhkan, bangunan sinergi yang harmonis, antara si pengusaha, petani, dan pemerintahan agar keuntungan nyata sama seperti yang diharapkan. (Harris M.) q
mocaf (modified cassava) dan chip singkong. Permintaan pasar terhadap dua bentuk olahan singkong itu saat ini sebesar 1 juta ton mocaf per tahun atau ini setara dengan 20% impor gandum. Jangan lupa juga, Korea Selatan per tahun mengimpor 700 ribu ton tepung singkong kering per tahun. Jadi, jelas prospektif. Dalam satu kluster terdapat enam 6 kelompok petani dengan pembagian tiap kelompok berisi 20 orang petani. Dengan lahan seluas 300 ha, para petani rata – rata akan mendapatkan 2,5 hektar lahan. Setiap kelompok dilengkapi dengan satu pemotong dan satu pengering. Penambahan lahan ini sangat memungkinkan mengingat masih ada sekitar7,3 juta hektar lahan tidur tersebar di seluruh Indonesia. Dengan perkiraan masa tanam selama 10 bulan petani dalam tiap kluster akan mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan. (Anda bisa lihat detil potensi keuntungan membuta kluster di bagian tabel). Perhitungan biaya produksi dan keuntungan Setiap investasi tentu perlu perhitungan matang. Khusus untuk kluster singkong ini, Anda tak perlu
Tabel Biaya Chip Pra Panen/Ha = Rp 24 juta menghasilkan 32 kg chip Biaya chip / kg = 750.000 Luas Lahan
Produk keluaran (kg)
Biaya produksi / Hektar / Kg
singkong
Chip
Mocaf
Singkong
Chip
Mocaf
1 ha
1.000
333
266
250.000
750.000
900.000
300 ha
300.000
99.900
732
75.000.000
225.000.000
270.000.000
Tabel produktivitas Petani/ha singkong dalam hitungan bulan Luas lahan
Jumlah petani
Produksi
Masa tanam
300 ha
120 orang (1 kluser)
100 ton
10 bulan
2,5 ha
1 orang
12 ton
1,6 bulan
5 ha
20 orang (1 kelompok)
20.000 ton
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
29
KILAS
Dahsyat,
Di Lahan Berpasir Sorgum Tumbuh Subur
Ir. Sumadi, Pimpro Sorgum Lahan Pasir sesaat setelah Sorgum dipanen (18/7). (Foto: Dok. Ir. Sumadi)
B
agi masyarakat umum, Sorgum mungkin menjadi hal baru. Namun di kalangan masyarakat Jawa, khususnya, mereka mengenal Sorgum dengan sebutan jagung cantel. Di usia 90 sampai dengan 100 hari, tanaman ini sudah dapat dipanen. Bukan hanya bijinya saja, namun seluruh bagian tubuh tanaman bisa digunakan mulai dari bahan baku gula, hingga menjadi bioetanol. Namun, selama ini, masyarakat masih memanfaatkannya sebagai pangan pengganti setelah nasi. Terobosan baru dalam menanggapi tingginya impor gandum, dimana 90% dipasok dari Australia, PT. Silva Agro Lestari, sebagai penyedia bibit unggul sorgum manis, bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Bantul, Yogyakarta, mengolah lahan tidur seluas 2,5 hektar milik Kesultanan Yogyakarta (Sultan Ground). Proyek skala menengah ini memerlukan perhatian yang serius karena di hampir semua aspek, tidak ada
30
keunggulan yang disediakan oleh lahan. Kondisi struktur lahan merupakan tanah berpasir karena berada dekat wilayah pantai yang terletak di Pandansimo, Srandaan, Bantul. Suhu udara sekitar 32 Celcius hingga 34 Celsius. Lebih tinggi dari kisaran standar yang dibutuhkan tanaman Sorgum 23-30 Celsius. Di awal proyek, Ir. Sumadi, pimpinan proyek percontohan Sorgum lahan pasir tersebut, sangat pesimis akan tingginya prosentasi keberhasilan proyek. Apakah lahan pasir mampu menjadi penopang hidup tanaman Sorgum. Namun dengan ketekunan bersama kelompok tani yang menjadi binaannya, proyek ini terus berjalan. Sebagai sebuah proyek percontohan, proyek Sorgum lahan pasir ini mendapatkan sebuah jawaban yang cukup memuaskan. Rabu, 18 Juli, dengan jarak tanam 70 x 20 cm untuk 10 Kg/Ha, Sorgum
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
Diversifikasi pangan sudah lama didengungkan Kementan. Namun, perubahan makanan pokok masyarakat untuk mengganti nasi sebagai makanan pokok masih rendah. Seiring dengan itu, tanaman-tanaman alternatif sebagai subtitusi nasi bermunculan mulai dari jagung hingga singkong. Dalam kelompok itu, yang paling potensial yakni Sorgum (Sorghum Bicolar (L.) moench) lahan pasir tersebut akhirnya sudah dapat dipanen pada hari ke-117, sesuai dengan standar panen sorgum yang berkisar antara 3 sampai 4 bulan. Didukung oleh Prof. Dr. Ika Mariska sebagai pendamping proyek, panen kedua di Yogyakarta ini menghasilkan 4,96 ton Sorgum. “Sebuah hal luar biasa bahwa lahan pasir ternyata bisa menghasilkan hamper 5 ton sorgum,” kata Sumadi kepada Komoditas Indonesia. (18/7). Ke depan, Sorgum sebagai pangan alternatif akan terus didengungkan. Para pakar dan pemangku kepentingan yakin, kesuksesan panen Sorgum di lahan pasir, tidak hanya merupakan loncatan besar namun juga akan menjadikan Sorgum terus meroket hingga digandrungi masyarakat Indonesia untuk sedikit demi sedikit mengganti nasi sebagai makanan pokok.(Stephanus) q
KILAS
Petani wonogiri gunakan Pupuk Organik dan POH-StarTmik-LIPI Diawali dengan penandatangan kerjasama antara Puslit Biologi-LIPI dengan Asosiasi Petani Organik (APO) Wonogiri dibawah naungan Diperta 4 tahun yang lalu, akhirnya kini masyarakat petani di beberapa wilayah Wonogiri semakin sadar pentingnya mengoptimalkan peran pupuk organik untuk mendukung usaha pertaniannya. Oleh : Dr. rer. Sarjiya Antonius
P
engoptimalan pupuk organik dalam pertanian ini dimotori oleh Kepala Desa Sirnoboyo dan beberapa Kepala Desa wilayah sekitarnya dengan didukung kelompok tani Subur. Dengan kesadaran penuh dan mandiri, masyarakat mengadopsi teknologi Beyonic StarTmik LIPI yang bersifat Pro Poor, yaitu membuat Pupuk Organik Hayati (POH) dengan bahan baku lokal sesuai resep inventor peneliti LIPI (tetes tebu, sari kecambah, dll) dan diinokulasi biang induk (starter) StarTmik dari
LIPI. Aplikasi POH hasil adopsi secara mandiri tersebut telah membawa wacana baru bagi desa Sirnoboyo-Giriwoyo tentang pentingnya pemanfaatan POH untuk meningkatkan hasil panen padi masyarakat setempat. Dengan konsep menurunkan penggunaan pupuk kimia sinthesis antara 5075% dan pemupukan pupuk organik yang dikombinasikan POH, maka petani tetap mampu menaikkan hasil panen hingga 25%. Panen padi tertinggi di desa Sirnoboyo tercatat sekitar 7 ton/ Ha, pada tanggal 18 Juli 2012. Di
kecamatan Selogori, Jatisrono, Ngadirojo dan Slogohimo, yang telah juga memanfatkan POH StarTmik-LIPI, berhasil mencetak hasil panen rata-rata mencapai 10 ton/Ha dan panen tertinggi mencapai 13 ton/Ha. Hasil panen yang masih berada di bawah kecamatan lain menandakan bahwa masyarakat Sirnoboyo belum optimal dalam takaran volume aplikasi POH seperti yang disarankan. Namun bagaimana pun juga, patut kita hargai bahwa pola pikir mayarakat Desa Sirnoboyo telah berubah. Dengan kemandirian mereka mengadopsi POH StarTmik LIPI, tentu ke depan hasil panen mereka akan membaik. Kini, tinggal bagaimana Pemerintah Kabupaten Wonogiri mendukung masyarakatnya dalam mengoptimalkan peran pupuk organik dan POH dalam peningkatan produksi pertanian. q
Panen padi hasil aplikasi POH StarTmik-LIPI di desa Sirnoboyo bersama Ketua HKTI, Anggota DPRD, Kepala Desa, Asosiasi Petani Organik, Masyakarat Petani dan Peneliti LIPI. (Foto: Dok. LIPI)
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
31
HORTIKULTURA
Pembatasan Impor Hortikultura Ditunda Belum adanya sosialisasi mengenai aturan importasi hortikultura, kesiapan infrastruktur dan notifikasi WTO. Aturan importasi hortikultura diundur pelaksanaannya hingga 28 September 2012
K
ementerian Perdagangan akhirnya menunda pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 30/M-DAG/PER/5/2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura dari 15 Juni 2012 menjadi 28 September 2012. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Deddy Saleh menjelaskan ada tiga hal yang
32
menjadi latar belakang penundaan Permendag 30/2012. Pertama, masih diperlukannya waktu untuk melakukan sosialisasi mengenai peraturan impor produk hortikultura agar dapat dipahami secara baik oleh semua pihak pemangku kepentingan, baik pejabat pemerintah, para pelaku impor dan ekspor, serta pedagang produk hortikultura. Kedua, penundaan ini bertujuan untuk memberikan waktu yang cukup kepada para importir untuk mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan, termasuk sarana penyimpanan yang sesuai dengan karakteristik produk, seperti cold storage, gudang dan kendaraan pengangkut berpendingin. “Selain itu, para importir juga dapat memiliki waktu lebih untuk melakukan penunjukan distributor dan memenuhi persyaratan
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
perijinan,” tambah Deddy. Ketiga, pemerintah memerlukan waktu untuk melakukan notifikasi Permendag ke World Trade Organization (WTO).“Notifikasi ini merupakan bukti komitmen Indonesia terhadap peraturan WTO yang sudah kita ratifikasi menjadi Undang-Undang,” ujar Deddy Saleh. Lebih lanjut, Dirjen Perdagangan Luar Negeri menerangkan bahwa dengan adanya penundaan pemberlakuan Permendag 30/2012 ini, Kemendag telah berkoordinasi dengan Ditjen Bea Cukai, Kementerian Keuangan, dan Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, agar hari ini, tanggal 15 Juni 2012, tidak terjadi penahanan produk impor hortikultura yang tidak memiliki persetujuan impor di pelabuhan. Kementerian Perdagangan RI, pada 7 Mei 2012, menerbitkan
,,
HORTIKULTURA
Setiap impor produk hortikultura wajib mendapat persetujuan dari Kementerian Perdagangan atas rekomendasi dari Kementerian Pertanian -Deddy SalehFoto: DOc. MetroTV
Peraturan Menteri Perdagangan 30/M-DAG/PER/5/2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura. Permendag yang didasarkan pada amanat UndangUndang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura ini, mewajibkan para importir produk hortikultura untuk memperhatikan aspek keamanan pangan, ketersediaan produk dalam negeri, penetapan sasaran produksi dan konsumsi produk hortikultura. Selain itu, kata Deddy, para importir juga harus memenuhi persyaratan kemasan dan pelabelan, standar mutu, serta ketentuan keamanan dan perlindungan terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan. “Di dalam Permendag juga ditetapkan bahwa setiap impor produk hortikultura wajib mendapat persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan atas rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian,” ujarnya. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan impor produk hortikultura meningkat signifikan. Pada 2008, nilai impornya sebesar USD 881,6 juta, sementara pada 2011 impornya sudah mencapai
USD 1,7miliar. Produk hortikultura yang paling besar nilai impornya adalah bawang putih dengan nilai USD 242,4 juta, buah apel USD 153,8 juta, buah jeruk USD 150,3 juta dan anggur USD 99,8 juta. Sementara itu, negara pengeskpor produk hortikultura terbesar ke Indonesia pada 2011 adalah China, Thailand dan Amerika Serikat. Komoditi hortikultura yang diatur dalam Permendag ini terdiri atas produk tanaman hias, seperti anggrek dan krisan; produk hortikultura segar, seperti bawang, sayur-sayuran dan buah-buahan (wortel, lobak pisang, kentang, cabe, jeruk, apel, anggur, pepaya). Serta produk hortikultura olahan, seperti sayuran dan buah-buahan yang diawetkan dan jus buah. Hal senada diungkapkan Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, penundaan pemberlakuan aturan rekomendasi impor hortikultura sampai dengan 28 September 2012 disebabkan infrastruktur belum siap dan masih perlu waktu sosialisasi kepada importir. "Infrastruktur harus disiapkan dulu serta perlu waktu yang cukup untuk sosialisasi kepada importir baik importir terdaftar maupun
importir produsen," ujarnya di kantor Kementerian Pertanian. Rusman menjelaskan penundaan Permendag No. 30/2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura itu otomatis juga membuat pemberlakuan Permentan No. 3/2012 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura ditunda. Kendati demikian, dia menilai Permentan No. 3/2012 itu masih relevan, tetapi ikut ditunda karena Permendag juga ditunda. "Kalau Kementerian Pertanian lebih kepada hal teknis seperti rekomendasi impor, waktu importasi, kalau sedang musim panen buah di dalam negeri berarti kami harus mengurangi impor." Rusman menambahkan implikasi lain dari penundaan kebijakan itu, berarti Kementerian Pertanian melalui Ditjen Hortikultura harus terus meningkatkan produksi baik secara kuantitas maupun kualitas. "Jadi, ambil saja ini sebagai pelajaran dan tantangan. Bagaimana nanti tantangan ini secepatnya bisa membenahinya," pungkas Rusman. (Bagus) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
33
DOMESTIK
Bea Keluar Bikin Industri Kian Melar? Pemerintah tetap memberlakukan kebijakan bea keluar. Kalangan pengusaha menilai kebijakan itu merugikan kareng menggunting pendapatan perusahaan
S
egala upaya dilakukan pemerintah supaya kocek negara bertambah tebal. Khusus soal 'pungutan' komoditi, pemerintah tahun ini punya target besar penerimaan Bea dan Cukai Rp 131,2 triliun. Angka tersebut terdiri dari penerimaan Bea Masuk sebesar Rp 24,737 triliun, Bea Keluar sebesar Rp23,206 triliun, dan penerimaan Cukai sebesar Rp 82,266 triliun. Tak heran, lantaran hitunghitungan itu sudah diketuk palu, pemerintah keukeuh memberlakukan kebijakan bea keluar pada sejumlah komoditi. Bagi pengusaha, kebijakan ini dinilai kurang pas. Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) menilai pemberlakukan bea keluar ekspor biji kakao sebesar 5-15% sesuai Peraturan Menteri Keuangan No 67/PMK.011/2010 merugikan kalangan eksportir. Askindo menyetakan, akibat kebijakan bea keluar, banyak perusahaan trader multinasional yang bergerak di bisnis kakao memilih memindahkan usahanya ke Vietnam , yang tidak 34
memiliki regulasi bea keluar ekspor dan kualitas biji kakaonya lebih baik dari kakao Indonesia. Wakil Sekretaris Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Sohinder Dingri Sonny menuturkan, saat ini para trader kakao asing tidak lagi kompetitif dalam membeli kakao dari petani karena harus membayar bea keluar atau pajak ekspor. Ia bilang, di Sulawesi Selatan terdapat 12 trader berskala multinasional yang bergerak di bisnis kakao. Jika ke-12 trader memilih angkat kaki dari Sulsel, Sonny memperkirakan devisa negara akan hilang sekitar US$ 350 juta di Sulsel. Asal tahu saja, dari total produksi kakao nasional, 70% di antaranya berada di kawasan Sulawesi. Suara kritis juga datang dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Gapki menilai penerapan bea keluar minyak sawit mentah alias CPO bakal memukul industri hulu kelapa sawit. Susanto, pengurus Gapki, menilai argumen pemerintah bahwa bea keluar akan dipakai untuk membangun infrastruktur juga belum terlihat hasilnya. Ia menilai bea keluar belum memberi manfaat nyata bagi industri, sebaliknya justru menurunkan daya saing industri. Pasalnya, filosofi bea keluar awalnya bukan untuk pendapatan negara, tetapi sekarang pemerintah menjadikan BK sebagai pemasukan.
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
Merujuk data Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC), penerimaan bea keluar (BK) hingga 4 Juli lalu mencapai 48 persen atau Rp 11,277 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan sekira Rp598,5 miliar atau 2,58 persen dari target sebelumnya sebesar Rp11,825 triliun. Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan, Agung Kuswandono, menduga penurunan itu lantaran perkembangan hilirisasi kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO). Agus bilang, kalau produk sudah setengah jadi, tarif Bea Keluar-nya memang lebih rendah. Ekspor Tak terpengaruh Meski penerapan bea keluar dinilai memberatkan pengusaha, pemerintah yakin kebijakan itu dalam jangka panjang akan positif. Pemerintah juga yakin bea keluar tidak akan memukul ekspor sejumlah komoditi unggulan. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Deddy Saleh mengatakan, penerapan bea keluar terhadap beberapa komoditas, seperti CPO, tidak mempengaruhi nilai ekspor. Menurut Dedy malah memacu perkembangan hilirisasi industri. ”Bahkan bea keluar untuk CPO sudah diturunkan, dari bulan Juni sebesar 19% menjadi 15% per Juli ini,” kata Deddy. Jadi, Deddy menegaskan, tidak
DOMESTIK 1200
1077
harga patokan ekspor untuk produk turunan kelapa sawit yang kena bea keluar dalam satuan dolar AS per ton
1100
1000
1077 961
936
CPOlein
CPStearin
1077
800 600
Sumber: Kemendag, Juli 2012
400 200 0 CPKO
CPO
benar jika kebijakan bea keluar akan menurunkan ekspor CPO. Menurut dia, hasil dari bea keluar langsung masuk ke APBN. “Jadi semua sektor perindustrian di dalam negeri bisa menikmati,” katanya. Untuk industri kelapa sawit yang ingin mendapatkan insentif dari bea keluar, Deddy menuturkan, mekanismenya sudah diatur dalam undang-undang dan pemerintah pasti memberi kemudahan. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan juga menjamin penerapan bea keluar akan mendorong industri hilir. Otomatis, ada peningkatan nilai tambah dari komoditi tersebut. “Saya rasa penambahannya bagaimana kita melakukan penambahan nilai,” katanya. Batubara tak jadi kena BK Adapun batubara urung dikenakan bea keluar karena gencarnya penolakan dari kalangan pengusaha. Ketimbang terjadi polemik berkepanjangan, pemerintah lebih memilih mengatur alokasi antara ekspor dan terpenuhinya kebutuhan di dalam negeri. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik
CPKOlein CPKStearin
mengatakan batubara diperlukan untuk pembangkit listrik yang memang dibutuhkan di dalam negeri. "Saya konfirmasi ke semua perusahaan batu bara, tidak ada gagasan membuat bea keluar," tegasnya. Dia mengatakan yang saat ini telah ada penetapan bea keluar adalah untuk 14 jenis mineral mentah dengan besaran rata-rata sebesar 20 persen. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Natsir Mansyur menegaskan, persoalan yang dihadapi pengusaha saat ini bukan soal bea keluar lagi namun persoalan rantai birokrasi yang sangat panjang. Pasalnya, jika harus ekspor, pengusaha juga harus memenuhi enam syarat. Pertama, status izin usaha pertambangan (IUP) mineral clear and clean. Kedua, pelunasan kewajiban pembayaran keuangan kepada negara. Ketiga, penyampaian rencana kerja dan/ atau kerja sama dalam pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri. Keempat, penandatanganan pakta integritas. Kelima, pengenaan bea keluar sesuai ketentuan pemerintah. Keenam, kuota ekspor mineral dan jangka waktu. Lantaran ekspor mineral
membutuhkan rekomendasi dan pemeriksaan yang ketat, hingga 7 Juli lalu, izin ekspor tambang mineral baru diberikan kepada 29 perusahaan terdiri dari 18 eksportir nikel, 3 eksportit bijih besi, 2 eksportir tembaga, dan 7 eksportir alumunium. Padahal ada ratusan pengusaha di sektor mineral. Deddy bilang, dari 29 perusahaan tadi semuanya sudah mengantongi surat persetujuan ekspor. “Sekarang sudah ada lagi sembilan perusahaan yang tengah mengajukan eksportir terdaftar dan ada dua izin yang mengajukan surat persetujuan ekspor,” kata Deddy. Bagi pengusaha, rekomendasi itu terlalu panjang. Kemudian, sejumlah syarat itu bisa menghambat pengusaha mineral skala kecil. "Persyaratanpersyaratan itu birokrasinya panjang," tegasnya. Pemerintah berjanji, penerapan bea keluar itu akan dipakai untuk mendukung hilirisasi dan pembangunan smelter. “Kita terapkan bea keluar, bukan untuk menggenjot penerimaan, tapi untuk mendorong pengembangan smelter,” janji Menteri Koordinator Perekonomia Hatta Radjasa. (Harris M, Jabbar, Isnur, Ant, DTF,) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
35
LINTAS
H
Semester I Volume Penjualan CPO Astra Agro Naik 13,7 Persen
ingga semester I 2012, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berhasil membukukan volume penjualan minyak sawit mentah (CPO) mencapai 644.439 ton atau tumbuh 13,7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 566.774 ton. Investor Relation AALI Rudy Limardjo mengatakan volume penjualan CPO ini dikontribusikan oleh naiknya penjualan pasar lokal sebanyak 631.939 ton atau meningkat 17,6 persen dibandingkan periode yang sama 2011 sebesar 537.226 ton. Rudy bilang, sekitar 98,1 persen atau 631.939 ton penjualan perseroan diserap oleh pasar lokal,” katanya. Sedangkan untuk pasar ekspor, volume penjualan anak usaha Group Astra ini mencapai 12.500 ton atau merosot 57,7 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar 29.548 ton. Berdasarkan laporan Oil World, volume ekspor CPO Indonesia pada 2012 diperkirakan akan mencapai 18,15 juta ton atau meningkat sebesar 6,3 persen sebagai dampak dari kenaikan produksi CPO yang diperkirakan tumbuh 6,2 persen. (Jabbar R) q
Surplus Beras Ditargetkan 10 Juta Ton
P
emerintah berharap pada tahun 2014 bisa mencapai surplus beras sebanyak 10 juta ton. Suprlus tersebut terkait dengan optimisme pemerintah dalam program pembangunan ketahanan pangan tahun 2010-2014. ”Presiden memberi arahan surplus beras 10 juta ton di 2014,” kata Menteri Pertanian Suswono, hari ini. Suswono bilang, jika harus ada surplus 10 juta ton berarti harus ada produksi beras minimal 43 juta ton atau setara dengan 76,57 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) apabila konversi GKG ke beras sebesar 56,22 persen. Suswono mengatakan, untuk mencapai surplus beras tersebut, pemerintah akan meningkatkan produksi minimal 6 persen dalam 2 tahun ke depan. Menurutnya, upaya pemenuhan kebutuhan pangan merupakan tantangan terbesar karena jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat 1,49 persen per tahun sehinggga pertumbuhan pangan pun ikut meningkat. (Jabbar R) q
Produksi Oleokimia 2 Juta Ton, Indonesia Salip Malaysia
I
ni jelas berita bagus. Indonesia melampaui Malaysia dalam produksi oleokimia dari minyak sawit setelah beberapa tahun lalu negara Jiran itu juga kalah dalam produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Oleokimia Indonesia (Apolin) Steve Goei King menegaskan Indonesia sudah
36
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
LINTAS menjadi jawara dengan mengalahkan Malaysia dalam hal memproduksi oleokimia dari minyak sawit. “Produksi oleokimia Indonesia sudah mengungguli Malaysia tahun ini. Sejumlah pabrik oleokimia di Indonesia kini sudah beroperasi penuh mencapai dua juta ton per tahun,” ujarnya. Tahun lalu produksi oleokimia Indonesia masih di bawah Malaysia yang mampu memproduksi oleokimia antara 1,8 juta ton sampai 1,9 juta ton per tahun. “Ke depan Indonesia tetap akan mengungguli produksi oleokimia Malaysia karena investor masih berminat masuk ke industri hilir sawit tersebut,” tegasnya. (Epung) q
PGN Kucurkan Rp 173,1 Miliar untuk Program Bina Lingkungan
P
T Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengucurkan dana Rp 173,1 miliar untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan PGN untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, memajukan sektor pendidikan dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana umum. Dalam program tersebut, PGN menyalurkan total dana PKBL melalui delapan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya seperti PTPN X, PT Sang Hyang Seri, PT Pembangunan Perumahan Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk. “Program sinergi ini merupakan kontribusi PGN dalam mendukung ketahanan pangan nasional, pendidikan dan sarana umum,” kata Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso di Jakarta, Rabu (19/7). Salah satu wujud program tersebut adalah pemberian pinjaman bergulir kepada petani dan pinjaman lunak kepada petani garam dan tebu. (Ferdy F)
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
37
RAGAM
Harumnya
PETAI
Makan petai bagi sebagian orang mungkin memalukan. Selain dianggap sebagai makanan kelas rendah, makan petai selalu identik dengan bau mulut yang membuat orang dengan sekejap menjauh. Siapa sangka petai punya manfaat yang luar biasa bagi tubuh?
A
romanya yang kurang sedap membuat petai (Parkia Speciosa – Pabaceae) menjadi tanaman yang tidak berkelas. Padahal siapa sangka, nilai gizinya sekelas apel. Selain mengandung antioksidan yang bisa menangkal macam-macam penyakit, petai dapat juga meningkatkan kemampuan belajar anak dan menghilangkan depresi. Di banding apel, petai memiliki protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima kali lipat vitamin A dan zat besi, dan dua kali lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya. Petai merupakan sumber energi yang baik, yaitu 142 kkal per 100 g biji. Petai mengandung tiga macam gula alami, yaitu sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Kombinasi tersebut mampu memberikan dorongan tenaga instan, tetapi cukup lama dan cukup
38
besar efeknya. Kandungan fosfor pada petai juga cukup baik, yaitu 115 mg per 100 g biji. Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak setelah kalsium. Kurang lebih satu persen berat tubuh kita terdiri dari fosfor. DNA dan RNA di dalam tubuh kita terdiri dari fosfor dalam bentuk fosfat, demikian juga membran sel yang membantu menjaga permeabilitas sel. Sebagian besar fosfor diserap tubuh dalam bentuk anorganik, khususnya di bagian atas duodenum hingga 70 persen. Pada umumnya jumlah fosfor yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh orang dewasa adalah 800 mg per hari, kira-kira sama dengan kalsium. Petai juga mengandung vitamin C yang cukup tinggi, yaitu 46 mg per 100 g biji. Vitamin C sangat penting perannya dalam proses hidroksilasi asam amino prolin dan lisin, menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa ini
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
merupakan komponen kolagen yang penting. Perannya adalah dalam proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres. Rata-rata kebutuhan tubuh akan vitamin C adalah 75 mg per hari pada wanita dan 90 mg per hari. pada pria dewasa. Kandungan vitamin A pada petai juga cukup baik, yaitu 200 IU per 100 g. Vitamin A berperan menjaga agar kornea mata selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi. Namun, bila kekurangan vitamin A, sel epitel akan mengeluarkan keratin, yaitu protein yang tidak larut dalam air dan mukus. Penelitian yang dilakukan oleh Widiarti (2002) membuktikan bahwa konsumsi petai sangat bermanfaat bagi kesehatan. Selain nilai gizinya yang tinggi,
RAGAM petai juga mengandung beberapa senyawa kimia lain seperti Cyclic polysulphida dan Thiozoline 4 Carbocyclic (TCA), yang dapat digunakan untuk pengobatan. Kendurkan Saraf & Hilangkan Depresi Lemas dan tidak bergairah Itu tandanya bahwa Anda kekurangan gizi. Mood dikendalikan oleh sistem kerja otak. Kemampuan kerja otak dipengaruhi oleh masukan zat gizi yang diperlukan. Zat gizi itu harus dipasok secara berimbang dari makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Salah satu zat gizi yang berperan memperbaiki mood adalah triptofan (suatu asam amino esensial). Salah satu survei menunjukkan bahwa di antara pasien penderita depresi, banyak yang merasa menjadi lebih baik setelah makan petai. Hal itu terjadi karena petai mengandung triptofan, yaitu asam amino yang dapat diubah tubuh menjadi serotonin. Serotonin merupakan suatu neurotransmitter yang dapat memberikan efek penenang (calming effect). Efek tersebut akan membuat tubuh menjadi rileks, mood membaik, dan secara keseluruhan dapat membuat seseorang merasa lebih bahagia. Hal itu disebabkan oleh kemampuan triptofan untuk mengendurkan saraf di otak. Obat Hati dan Ginjal Radikal bebas mudah sekali ditemukan pada berbagai produk pangan, terutama pada produk yang digoreng atau dibakar. Hidrogen peroksida, superoxide anion, dan hidroksil, merupakan contoh-contoh radikal bebas. Molekul tersebut sangat tidak stabil, sangat reaktif, dan merusak jaringan. Radikal bebas akan menjadi tidak berdaya bila berhadapan dengan antioksidan. Dari penelitian biomolekuler tingkat sel, terbukti bahwa
antioksidan dapat melindung jaringan tubuh dari efek negatif radikal babas. Antioksidan ini ada yang terbentuk di dalam sel-sel tubuh kita (intraseluler), ada pula yang terbentuk dari luar sel tubuh (ekstraseluler), salah satunya adalah dari makanan. Untuk membantu ketidakmampuan sistem antioksidan tubuh, beberapa peneliti telah menemukan senyawa alarm dari tumbuhan yang dapat berperan sebagai antioksidan. Ternyata antioksidan dari beberapa jenis sayur dan buah dapat diandalkan untuk melawan radikal bebas. Dalam buku Medicinal Plants: Quality Herbal Products for Healft Living (1999), karangan Vimala S. dkk., dinyatakan bahwa biji petai memiliki aktivitas pembersih superoksida (salah satu radikal bebas) yang tinggi, yakni di atas 70 persen. Biji petai juga dikenal sebagai obat penyakit lever (hepatatgia), udema, radang ginjal (nefiritis), diabetes, dan sebagai peluruh cacing (anteimintik). Daunnya-digunakan sebagai bahan obat sakit kuning. Khasiat itu diduga berkaitan dengan kandungan alkaloidnya. Selain itu, kandungan vitamin A dan vitamin C pada biji petai bermanfaat sebagai antioksidan. Turunkan Risiko Kematian Akibat Stroke Petai juga mempunyai manfaat lain yang luar biasa. Jika mengalami PMS (premenstruasi syndrome), yaitu sindroma menjelang datangnya menstruasi, seseorang tidak perlu minum tablet apa pun, cukup atasi dengan makan petai. Vitamin B6 yang dikandung petai dapat mengatur kadar gula darah, sehingga akan membangkitkan mood dengan kandungan zat besi yang cukup tinggi (1,2 mg/ 100 g), petai juga dapat menstimulasi produksi sel darah merah dan membantu apabila terjadi anemia.
Buah tropis unik ini juga sangat tinggi kalium, tetapi rendah garam, sehingga sangat sempurna untuk memerangi tekanan darah. Begitu besar manfaatnya, sehingga FDA Amerika mengizinkan perkebunan petai untuk melakukan klaim resmi mengenai kemampuan buah ini untuk menunjukan resiko tekanan darah dan stroke. Penjaga Saluran Pencernaan Kandungan serat dietary fibers yang tinggi membuat petal sangat balk untuk saluran pencernaan. Petai digunakan sebagai makanan untuk merawat pencernaan karena teksturnya yang lembut dan halus. Buah ini juga mampu menetralkan asam lambung dan mengurangi iritasi dengan melapisi permukaan dalam lambung. Petai memiliki efek antasid pada tubuh, sehingga bila dada Anda terasa panas akibat kebanyakan makan, cobalah makan petai untuk mengurangi sakitnya. Karena kandungan energinya yang tinggi, petal dianjurkan dimakan di antara dua waktu makan untuk mempertahankan kadar gula darah dan menghindari muntah. Petai juga sangat baik untuk menjaga suhu tubuh. Banyak budaya lain yang melihat petai sebagai buah “dingin” yang mampu menurunkan suhu tubuh dan emosi ibu yang menanti kelahiran anaknya. Di Belanda misalnya, ibu hamil akan makan petai untuk meyakinkan agar si bayi lahir dengan suhu tidak tinggi. Petai juga merupakan obat mabuk yang baik. Salah satu cara paling cepat untuk menyembuhkan “penyakit” mabuk adalah milk-shake petai, yang dimaniskan dengan madu. Petai akan membantu menenangkan perut dan dengan bantuan madu bakal meningkatkan kadar gula darah yang telah turun. Sementara susu akan menenangkan dan kembali memperbaiki kadar cairan dalam tubuh. Jadi, tidak usah ragu makan petai. (Stephanus) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
39
OUT LOOK
Industri Kakao
Dalam Negeri Kini Lebih Gesit Meski tercatat sebagai produsen biji kakao dunia nomor tiga setelah Pantai Gading dan Ghana, industri pengolahan kakao dan industri cokelat justru berada di negara-negara Eropa Amerika Serikat, serta Singapura dan Malaysia sehingga nilai tambah tidak dinikmati Indonesia
S
iapa yang tak suka makan produk cokelat olahan. Selain manis dan nikmat ketika dikunyah, manfaatnya juga begitu banyak bagi tubuh. Paling utama sebagai antioksidan. Namun, bagi pemerintah, boleh jadi rasa cokelat olahan itu masih terasa pahit. Pasalnya, meski Indonesia tercatat sebagai produsen biji kakao nomor tiga di dunia, Indonesia ketinggalan jauh terkait industri pengolahan kakao. Buktinya, industri cokelat justru berada di negara-negara Eropa Amerika Serikat, serta Singapura dan Malaysia sehingga nilai tambah tidak dinikmati Indonesia. Salah satu penyebabnya, selama ini kakao yang dipanen tak pernah difermentasi alias langsung di ekspor. Sementara, industri dalam negeri justru mengimpor fermentasi kakao dari Malaysia. Nah, tak ingin nilai lebih itu terus dinikmati negara lain, Kementerian Pertanian dalam 40
kurun waktu tiga bulan lagi bakal memberlakukan kebijakan wajib fermentasi biji kakao. Plh. Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini menuturkan, Permentan fermentasi saat ini sedang dibahas. Yang pasti, “Dalam waktu 2-3 bulan akan selesai,” kata Banun. Banun menuturkan, kebijakan wajib fermentasi lantaran dari sisi harga jual lebih tinggi Rp 3000 dibandingkan yang belum difermentasi. Contoh, harga biji kakao Rp16.000-Rp17.000 per kg, tetapi yang sudah difermentasi mencapai Rp19.000-Rp20.000 per kg. Ia mengklaim kebijakan ini sudah disosialisasikan ke seluruh petani kakao. Nantinya, biji kakao yang tidak difermentasi tidak dapat diekspor. “Kalau beli biji kakao fermentasi dari Malaysia mahal, kalau beli dari petani hanya selisih Rp3.000 per
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
kg dibandingkan dengan biji kakao petani yang belum difermentasi,” tegas Banun. Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) memperkirakan produksi biji kakao Indonesia selama 2012 bisa mencapai sekitar 500.000 ton atau 50.000 ton lebih banyak dari tahun sebelumnya. Mari kita lihat kajian Pusat Kebijakan Pendapatan Negara, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan. Berdasarkan hasil penelitian lapangan BKF, permasalahan utama kualitas biji kakao Indonesia adalah enggannya petani kakao melakukan fermentasi sehingga biji kakao Indonesia harganya rendah. Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) 70% produksi biji kakao belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) karena petani tidak memfermentasi kakao terlebih dulu. Akibatnya rasa serbuk kakao kurang enak dan masih banyak bercampur kotoran, sisa kulit,
OUT LOOK sampah dan kerikil. Padahal biji kakao difermentasi harganya bisa mencapai 3.000-5.000 rupiah per kilogram lebih mahal. Karena 90% biji kakao Indonesia belum difermentasi, industri mengimpor biji kakao dari Pantai Gading dan Ghana karena kualitas biji kakao dari kedua negara tersebut lebih baik dibanding Indonesia. Biji kakao Pantai Gading dan Ghana merupakan hasil fermentasi sehingga kualitas dan harganya juga lebih mahal. Industri membutuhkan biji kakao impor sebagai bahan pencampur produk olahan kakao untuk memperkuat taste produk cokelat. Produk cokelat adalah produk makanan olahan dimana harganya tergantung pada kualitas dan taste, sehingga kualitas bahan baku signifikan peranannya bagi industri pengolahan kakao. Industri pengolahan kakao mengalami masa berat ketika kapasitas terpakainya mencapai titik terendah yakni 54% pada tahun 2009 dimana hanya 5 dari 15 perusahaan yang beroperasi pada tahun 2009. Kebijakan bea keluar biji kakao melalui PMK No. 67/2010 mampu mendorong industri pengolahan kakao kembali bergerak, 6 perusahaan kembali beroperasi, 3 pabrik menambah kapasitas terpasang, 5 pabrik kembali beroperasi secara normal serta terdapat satu investasi baru dari Malaysia. Pasca kebijakan bea keluar terdapat peningkatan kapasitas industri pengolahan kakao dari 130.000 ton pada tahun 2009 menjadi 150.000 ton pada tahun 2010 dan 280.000 ton pada tahun 2011. Kapasitas industri olahan kakao ini diproyeksikan mencapai 400.000 ton pada tahun 2014. Bea Keluar Efektif Bea keluar ekspor biji kakao yang ditetapkan sejak 2010, merujuk Peraturan menteri Keuangan (PMK) nomor 67/ PMK.011/2010 tentang penetapan
barang ekspor yang dikenakan bea keluar dan tarif bea keluar, menetapkan pengenaan bea keluar atas ekspor biji kakao sejak 1 April 2010. PMK tersebut menetapkan biji kakao dikenakan bea keluar sebesar lima persen, 10 persen, atau 10 persen sesuai tingkatan harga referensi biji kakao di pasaran internasional. Kebijakan bea keluar diambil guna menjamin pasokan kebutuhan bahan baku industri pengolahan kakao dan mendorong pertumbuhan industri hilir kakao dalam negeri. "Dari hasil sementara, bea keluar terbukti efektif untuk mendorong industri kakao. Investor asing mulai banyak melirik produksi di Indonesia," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi. Bayu menyorongkan data kesuksesan penerapan bea keluar. Ekspor produk akhir kakao tahun 2011 tercatat 209,3 juta dollar AS atau naik 182 persen dibandingkan dengan tahun 2009, yakni sebesar 74 juta dollar AS. Peningkatan juga terjadi pada produk setengah jadi (intermediate), dari 251,4 juta dollar AS (2009) menjadi 518,9 juta dollar AS. Sebaliknya, ekspor biji kakao selama dua tahun terakhir turun dari 1,09 miliar dollar AS menjadi 617,1 juta dollar AS. Tarif bea keluar progresif dimaksudkan untuk mengendalikan ekspor biji kakao karena permintaan dan harga komoditi kakao ditentukan di pasaran internasional. Kenaikan harga kakao di pasaran internasional menjadi stimulus bagi pedagang/eksportir untuk memilih menjual biji kakao ke luar negeri dibanding memasok untuk industri di dalam negeri. Berdasarkan data harga kakao ICO (International Cocoa Organization) periode Januari 2007 s.d. Februari 2012 terjadi fluktuasi pada kisaran harga 1.600 USD/Mt s.d. 3.700 USD/Mt sebagaimana grafik di bawah ini. Oleh karena itu tarif bea keluar progresif masih relevan
sepanjang harga komoditi kakao masih ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasaran internasional, karena meskipun Indonesia produsen utama namun belum menjadi pihak yang mampu mempengaruhi harga internasional (price taker). Pasca pemberlakuan kebijakan bea keluar biji kakao, tampak jelas adanya kebangkitan industri pengolahan kakao di Indonesia baik industri domestik maupun investasi baru dari perusahaan pengolahan kakao multinasional. Industri domestik kapasitas produksinya meningkat dari 130.000 ton pada tahun 2009 menjadi 280.000 ton tahun 2011. Tambahan investasi baru yang diperkirakan mulai beroperasi pada tahun 2013 dapat meningkatkan kapasitas produksi industri pengolahan kakao hingga mencapai 400.000 ton pada tahun 2014 sesuai proyeksi pemerintah. Penilaian berbeda disampaikan eksportir kakao yang tergabung dalam Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) mengeluhkan pemberlakuan Bea Keluar ekspor biji kakao sebesar 5-15% sesuai Peraturan Menteri Keuangan No 67/PMK.011/2010. Askindo mengklaim aturan itu telah berdampak pada iklim usaha. Askindo menilai ketentuan bea keluar terhadap kakao berdampak pada hengkangnya beberapa perusahaan trader multinational yang bergerak di bisnis Kakao di Indonesia. Para trader asing memilih memindahkan usahanya dari Indonesia ke Vietnam. Wakil Sekretaris Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Sohinder Dingri Sonny mengatakan, pemberlakuan Permenkeu No 67 Tahun 2010, yang efektif pada 1 Mei 2010 lalu, mengakibatkan para trader kakao asing tidak lagi kompetitif dalam membeli kakao dari petani, karena harus membayar bea keluar atau pajak ekspor. (Harris M. & Jabbar) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
41
OUT LOOK
CPO Indonesia Tetap jadi pilihan utama
U
rusan ekspor dan produksi minyak sawit mentah (CPO) Indonesia boleh menepuk dada. Riset terbaru dari Rabobank yang dikeluarkan Juni lalu memprediksi sektor kelapa sawit di Indonesia akan tetap digdaya hingga tahun 2020 bahkan lebih. Ini artinya, salah satu komoditi unggulan ekspor ini akan tetap menyumbang devisa besar bagi negara. Pawan Kumar, Rabobank Associate Director of Food and Agribusiness Research and Advisory (FAR) dalam studi bertajuk “Palm Oil Outlook-Palm the Leader of the Pack” mengungkapkan, dominasi Indonesia di pasar sawit dunia disokong beberapa hal antara lain iklim yang cocok, tenaga kerja yang lebih murah ketimbang negara lain, Indonesia memiliki lahan yang bisa terus dikembangkan, serta peningkatan produksi dari lahan yang eksisting. Studi itu mencatat, produksi global minyak sawit telah meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir, dengan pertumbuhan terbesar terjadi di Indonesia dan Malaysia yang memberikan kontribusi 85 persen dari seluruh pasokan global. Indonesia menyumbang 48 persen 42
dari total volume produksi minyak sawit dunia, sedangkan Malaysia 37 persen. Ke depan, permintaan minyak sawit masih akan didorong oleh sejumlah negara besar seperti China dan India. Dua negara itu tahun 2020 diprediksi bakal melahap 38 persen dari minyak nabati dunia. “Indonesia masih memiliki 16 juta- 17 juta hektar lahan lagi yang masih dapat digunakan untuk perkebunan sawit di masa depan,” kata Kumar. Supaya Indonesia tidak disalip dan kian mendominasi, pemerintah Indonesia diminta agar fokus membenahi infrastruktur dan memperbanyak kampanye minyak sawit ramah lingkungan. “Untuk soal infrastruktur dan kampanye minyak sawit ramah lingkungan, harus diakui Malaysia lebih unggul,” kata Kumar. Sementara itu, Special Advisor Platinum Nanochem Sdn Bhd, Mr Chandran, sebagaimana dilansir The Star mengatakan, kebutuhan minyak sawit pada tahun 2015 mencapai 63 juta ton. Kemudian pada tahun 2020 mencapai 77 juta ton atau meningkat sebesar 22%. Hal itu disampaikan Mr Chandran dalam International Planters Conference 25- 27 June 2012 di
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
Berjaya Times Square Hotel, Kuala Lumpur, Malaysia. Dia bilang, kebutuhan itu bisa dipenuhi jika perkebunan sawit di Indonesia dan Malaysia mampu meningkatkan produktivitas tanaman. Menurut Chandran, kontribusi Indonesia dan Malaysia mencapai 85% dari total produksi minyak sawit dunia. Pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Bidang Komunikasi dan Media Relations Tofan Mahdi mengatakan, untuk menjadi pemain nomor satu di dunia, pelaku industri kelapa sawit di Indonesia harus terus mengikuti perkembangan pasar dunia. Kemudian, melaksanakan komitmen penciptaan industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Poin penting lain, yakni keterbukaan informasi. Pelaku industri kelapa sawit harus berani membuka diri dan menunjukkan kiprah positif yang sudah dilakukan, khususnya kontribusi terhadap upaya pemberdayaan masyarakat. Melalui komunikasi yang intensif dan efektif, kampanye negatif terhadap industri sawit bisa ditepis. "Kami harus lebih proaktif mengomunikasikan aspek-aspek positif dari industri sawit," ujarnya.
,,
Tersendatnya penjualan CPO dikarenakan beberapa faktor mulai dari kian ketatnya regulasi di Eropa hingga faktor ekonomi di negara pembeli Foto: Uus Suwito
Hambatan dagang plus krisis Eropa Tahun lalu Indonesia memproduksi 23 juta ton CPO. Dari jumlah tersebut, 16 juta ton diekspor ke luar negeri yang nilainya mencapai US$ 16,4 miliar. Sedangkan, sisanya sekitar tujuh juta ton diserap pasar dalam negeri. Meski dominasi bakal berlanjut, Indonesia tak boleh lengah lantaran sejumlah pasar utama tengah megap-megap dihantam krisis Eropa. Nah, langkah cepat yang dilakukan pemerintah melirik negara potensial lain seperti negara-negara di kawasan Amerika Latin, bolehlah diacungi jempol. Apalagi pendekatan pasar itu langsung dilakukan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Rio+20 di Rio de Janeiro, Brazil. “Salah satu agenda Pak SBY ke Meksiko, Rio de Janiero membuka akses pasar kelapa sawit,” ujar Syahrul R Sempurnajaya,Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdaganan. Syahrul bilang, kunjungan Presiden dimaksudkan agar penjualan CPO tetap bisa maksimal di tengah situasi krisis ekonomi yang melanda kawasan Eropa. Jangan lupa, di tengah persaingan, isu hambatan dagang selalu mengemuka. Ambil contoh Notifikasi Badan Perlindungan
- Syahrul Sempurnajaya Lingkungan (EPA) Amerika Serikat tentang CPO yang dianggap tidak memenuhi syarat sebagai bahan baku biodiesel. Bagi EPA, CPO harus memenuhi syarat bisa mengurangi emisi karbon minimal 20 persen agar bisa dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan, CPO menurut studi EPA baru bisa mengurangi emisi karbon 17 persen. Beberapa tahun sebelum EPA menerapkan standar ini, Uni Eropa telah mengeluarkan hal serupa dalam program Renewable Energy Directive. Dari sekian bahan baku biofuel, CPO tidak masuk kategori karena dianggap tidak ramah lingkungan dan tidak memenuhi syarat minimal pengurangan emisi karbon yang digariskan Uni Eropa. Baik Eropa maupun Amerika Serikat akan mewajibkan penggunaan energi terbarukan dari minyak nabati pada sektor transportasi publik secara bertahap. Atas kebijakan ini,kebutuhan energi terbarukan di kedua benua akan semakin besar. Dan, CPO punya potensi besar memenuhi kebutuhan itu jika mampu menutupi kelemahankelemahannya. Syahrul tak memungkiri, tersendatnya penjualan CPO dikarenakan beberapa faktor mulai dari kian ketatnya regulasi di Eropa hingga faktor ekonomi di negara pembeli. Makanya, pemerintah harus mencari alternatif pasar lain
OUT LOOK dalam hal ini Amerika Latin. Cuma, seberapa besar target ekspor CPO ke Amerika Latin menurut Syahrul masih belum bisa dihitung. Yang pasti, pasar yang akan dibuka di Amerika Latin nantinya cukup untuk menutupi ekspor yang sulit ke wilayah Eropa dan AS. Di dalam negeri, sejumlah langkah memperkuat pemasaran CPO juga dilakukan. Paling baru, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mulai bulan Juli ini minyak sawit mentah alis crude palm oil (CPO) yang diproduksi seluruh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) akan dipasarkan melalui PTPN III. Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan menuturkan, pemerintah akan membuat satu lagi holding yang khusus menangani pemasaran dan penjualan CPO. “Tidak ada lagi pemasaran dilakukan oleh masing-masing perkebunan negara, semuanya sudah satu pintu, yakni melalui PTPN III,” tegas Dahlan Iskan. Selama ini, pemasaran CPO melalui kantor pemasaran bersama (KPB). Nah, menurut Dahlan, sudah tidak efektif lagi karena kurang memberikan nilai jual lebih bagi perkebunan negara. Ia mencontohkan, PTPN II memproduksi CPO 100 ton, tetapi yang masuk ke KPB hanya 75%. Sisanya, dipasarkan sendiri oleh PTPN II. Begitu juga dengan PTPN lainnya. Ia bilang, dengan adanya holding pemasaran ini, seluruh CPO yang diproduksi PTPN wajib disetorkan 100% ke holding yang dalam hal ini ke PTPN II3. “Untuk selanjutnya, PTPN III yang memasarkan,” kata Dahlan. Dengan begitu, kata dia, volume penjualan akan lebih besar dan posisi tawar menjadi lebih tinggi. “Dan, yang tak kalah penting adalah kita akan lebih mudah mengontrol pemasaran CPO tersebut,” ucap Dahlan, optimis. (Jabbar, Harris M. & Epung) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
43
OUT LOOK
Dilema
SANG PETANI KAKAO Oleh
T
Foto: Yusuf Suteja
44
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
: Yusuf Suteja
anaman Kakao atau Cokelat merupakan pilihan utama petani di sebagian wilayah Kabupaten Lombok Utara yang khususnya secara geografis berada di perbukitan Senaru lereng / kaki gunung Rinjani. Kebanyakan para petani memilih tanaman Kakao yang mereka budidayakan di ladang dan kebun mereka selain tanaman kopi, sayuran, vanili, dan jagung. Kecenderungan memilih Kakao karena didasari pola panen buah Kakao yang terus menerus tanpa mengenal waktu. Ketika tanaman Kakao sudah mulai menghasilkan buah maka akan terus menerus berbuah. Asalkan pola perawatan terhadap tanaman Kakao rutin dilakukan, satu pohon Kakao akan menghasilkan buah yang relatif banyak dan besar-besar. Namun, rupanya ada kendala lain yang selama ini dikeluhkan oleh sebagian besar petani Kakao di daerah tersebut. Kendala yang paling menonjol dalam penanganan tanaman Kakao adalah mengatasi hama kutu buah yang menyerang tanaman Kakao. Seperti yang diungkapkan oleh I Nyoman Indraputra seorang petani Kakao, seringkali buah Kakao ketika di panen mengalami busuk di dalam buahnya karena diserang hama ulat. Bila dilihat secara fisik buah Kakao terlihat mulus dan bagus kulitnya, namun ketika dikupas akan
,,
Seringkali buah Kakao ketika di panen mengalami busuk di dalam buahnya karena diserang hama ulat Foto: Yusuf Suteja
didapatkan isi buah yang busuk berwarna coklat kehitaman dan berbau busuk. I Nyoman Indraputra sendiri mengatakan bahwa untuk kutu buah Kakao belum ada obatnya, atau belum ada cara yang tepat untuk mengatasi bagaimana menghilangkan hama kutu buah tersebut. Yang bisa dilakukan hanyalah mengurangi jumlah buah yang diserang kutu dalam satu tanaman Kakao dengan rutin melakukan pembersihan pohon dari ranting-ranting kering serta mengurangi jumlah daun tanaman dan rumput gulma di sekitar tanaman. Ketika dikonfirmasi tentang apakah sudah dilakukan upaya antara lain dengan penyemprotan insektisida atau penggunaan obat anti hama. I Nyoman Indraputra yang merupakan seorang petani muda menyampaikan bahwa sudah dilakukan upaya dengan penyemprotan insektisida, tetapi kemudian muncul masalah baru yaitu munculnya hama tanaman dalam bentuk lain, seperti : jamur pada kulit tanaman, pembusukan akar tanaman, buah yang kerdil. Secara logika memang seringkali I Nyoman Indraputra tidak habis berpikir, lulusan sarjana pertanian ini menemukan fakta yang selama ini tidak dia temui selama duduk
-I Nyoman Indraputradi bangku perkuliahan terutama dalam penanganan tanaman. Di daerahnya, sejak dulu memang penanganan atau perawatan terhadap tanaman baik kakao, kopi, sayuran, vanili, jagung, tidak pernah menggunakan maupun melibatkan unsur kimiawi seperti penggunaan pupuk buatan, insektisida, herbisida, dan obat-obatan kimiawi lainnya. Para petani umumnya mengandalkan pola alamiah dengan penggunaan pupuk kandang dan bahan-bahan organik yang terbuat dari pengolahan limbah rumah tangga. Disamping itu perawatan tanaman diprioritaskan pada
OUT LOOK kebersihan pekarangan atau kebun dari gulma dan kebersihan tanaman kakao itu sendiri. Selanjutnya mengenai keuntungan yang diperoleh ketika memanen hasil buah kakao, Ia mengutarakan keluhan bahwa rumus ekonomi untuk kakao justru terbalik. Ketika volume hasil panen sedikit, biji kakao kering per kilo hanya dihargai Rp.3.500 hingga Rp.8.000. Akan tetapi ketika volume hasil panen banyak atau ketika panen raya, biji kakao kering bisa berkisar antara Rp.20.000 hingga Rp.35.000. Jelas saja itu tak masuk akal. Seharusnya, kalau mengacu pada rumus ekonomi, ketika jumlah barang sedikit harganya naik dan ketika jumlah barang banyak harga nya turun, tapi hal ini tidak berlaku bagi kakao. Ia berharap, kakao miliknya bisa dihargai sesuai mekanisme pasar sehingga menguntungkan. Jika lewat tengkulak karena justru akan merugikan petani sendiri. Para tengkulak hanya mengambil keuntungan bagi mereka sendiri dengan cara memonopoli dan merusak harga pasaran biji kakao. Menjadi petani kakao memang dilematis, namun ada seni tersendiri dalam penanganan dan budidaya tanaman kakao. Kakao memang unik dan kakao tetaplah cantik. q
Foto: Yusuf Suteja
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
45
OUT LOOK
Tiga Produsen Karet Dunia Bersiap Pangkas Ekspor
K
Foto: Stephen A.
46
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
risis Eropa rupanya masih menekan komoditi karet. Mendekati kuartal kedua, permintaan karet di pasar internasional terus turun. Bahkan, harga karet sepanjang kuartal pertama tahun ini mencatat penurunan hampir 26% akibat perlembatan ekonomi China, negara konsumen karet terbesar dunia. Menurut data SICOM (Singapore Commodity Exchange ) harga karet berjangka untuk September 2011 ditutup pada level harga SGD 468 per kg dari harga sebelumnya SGD 476 per kg. Untuk Tokyo Commodity Exchange (TOCOM) harga Karet berjangka RSS3 ditutup melemah. Harga Karet berjangka untuk penyerahan Agustus 2011 ditutup pada level harga ¥351,2 per kilogram dari harga sebelumnya ¥354,3 per kilogram. Tak ingin harga kian anjlok,
OUT LOOK 624.091 ton. Ia bilang, penyebab penurunan ekspor lantaran faktor curah hujan yang tinggi. Sementara dari sisi nilai, di kuartal I hanya mencapai US$ 1,984 miliar. Padahal tahun lalu mencapai US$ 3,048 miliar. Ekspor karet sepanjang tahun ini diperkirakan turun menjadi 2,3 juta-2,4 juta ton dari tahun lalu 2,55 juta ton. Ekspor terbesar masih ke Amerika Serikat dan China. Tahun lalu ekspor ke Amerika 607.870 ton sedangkan ekspor ke China 409 ribu ton.
Foto: Stephen A.
tiga produsen karet dunia yakni Thailand, Indonesia, dan Malaysia, merencanakan pertemuan khusus untuk membahas penurunan permintaan karet dunia. Thailand sendiri pagi-pagi sudah memastikan bersiap diri untuk menahan ekspor. Akhir Juni lalu, Nattawut Saikuar, Deputi Kementerian Pertanian Thailand, seperti dikutip Bloomberg, menyatakan jika sampai harga karet terus anjlok, pilihan menahan ekspor akan dilakukan. “Jika diperlukan akan ada pembatasan ekspor,” ujar Nattawut. Thailand tentu tak ingin sendiri mengambil kebijakan itu. Dalam waktu dekat, Thailand akan mengajak Indonesia dan Malaysia membicarakan rencana pembatasan ekspor tersebut. Sinyalemen Thailand rupanya sama persis dengan Indonesia. Syahrul R Sempunarjaya, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), mengakaui pada September nanti akan ada pertemuan resmi Indonesia, Thailand dan Malaysia guna membahas kondisi karet. Pertemuan akan mengevaluasi suplai dan demand karet serta menetapkan harga. Nah, ada beberapa opsi yang disiapkan. Antara lain apakah
negara produsen akan tetap menyuplai karet seperti biasa atau mengurangi produksi. Indonesia juga akan menyiapkan opsi untuk mengekspor di luar negara-negara tujuan ekspor saat ini. “Pertemuan akan dilakukan di Jepang atas inisiatif World Bank dan Islamic Development Bank,” ujar Syahrul. Soal opsi yang akan diambil, masih akan dibahas lagi. “Belum ada keputusan opsi mana yang dipilih,” tandasnya. Menurut Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), produksi karet nasional tahun ini sebanyak 2,7 juta ton. Angka ini lebih kecil dibandingkan tahun lalu sebesar 2,9 juta ton. “Produksi karet tahun ini diperkirakan hanya 2,7 juta ton,” ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Asril Sutan Amir. Asril bilang, dalam kondisi normal, produksi karet mencapai 240.000 ton dalam satu bulan sehingga setahun bisa mencapai 2,8 juta ton. Seiring penurunan produksi, volume ekspor karet juga menciut. Data Gapkindo menunjukkan, volume ekspor karet alam pada kuartal I/2012 turun 9,4% menjadi 564.032 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu
Perbaiki kebun Meski tercatat memiliki kebun karet terluas di dunia, sekitar 3,4 juta hektare, namun dari sisi produktivitas perkebunan masih kecil. Tak heran, Indonesia hanya mampu memasok 27% kebutuhan karet dunia. Ini disebabkan oleh pencapaian produktivitas kebun karet Indonesia hanya berkisar 1,5-2,0 ton per hektare per tahun, lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas kebun karet Thailand yang mencapai di atas 3 ton per hektar per tahun. Belum lagi areal karet Indonesia 85% didominasi oleh perkebunan rakyat yang sebagian besar areal perkebunan rakyat tersebut masih dikelola secara tradisional, sisanya sebesar 7% dikelola oleh perkebunan besar negara (PT Perkebunan Nusantara), dan 8% dikelola oleh perkebunan besar swasta (PBS). Saat ini produk karet Indonesia hampir 100% berupa produk industri hulu (setengah jadi) seperti karet sit (Ribbed Smoked Sheet, RSS), karet remah (Standard Indonesian Rubber, SIR), sit angin, latex pekat. Produksi karet alam Indonesia pada 2012 diperkirakan berkurang sekitar 3,2% akibat hujan deras yang terus mengguyur sebagian besar wilayah produksi karet utama di Indonesia yaitu Sumatera dan Kalimantan. (Epung & Jabbar R.) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
47
OUT LOOK
Biar Tak Kian Rugi Sudah Saatnya
K
HILIRiSASI KOPI
opi memang nikmat diseruput kala pagi. Selain menyegarkan badan, banyak yang bilang bikin melek mata. Namun, lain urusan jika bicara soal industri kopi nasional. Boleh dibilang industri kopi masih sedikit 'pahit'. Pasalnya, meski tercatat sebagai penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Colombia dan Vietnam, kopi belum benarbenar 'menyegarkan' bagi kalangan petani. Dari sisi produktivitas, tanaman kopi di Indonesia baru mencapai 700 kg biji kopi/Ha/ tahun untuk Robusta dan 800 Kg biji kopi/Ha/Tahun untuk Arabika. Sementara negara tetangga seperti Vietnam telah mencapai 1.542 kg/ Ha/tahun. Masih rendahnya produktivitas kopi lantaran dukungan pemerintah masih kurang maksimal. “Upaya pemerintah yang masih setengah
48
hati dalam mengembangkan komoditas kopi," tukas Endang Dananjaya dari Masyarakat Perlindungan Geografis Kopi Arabica, Priyangan. Masalah berikutnya, selisih harga yang lebar. Dia memberi contoh; harga green kopi Rp.60.000/kg di pasar internasional. Tapi di pasar lokal Rp. 16.000/kg. "Dari petani malah uma 3-6 ribu per kg. "Pasti ada yang salah,” ujar Endang. Keluhan Endang jelas tak mainmain. Amanat Undang-Undang No 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan, disebutkan bahwa seluruh pelaku usaha agribisnis, termasuk kopi, harus bersinergi. Nah, boleh jadi, di industri kopi sinergi ini masih kurang bergigi. Padahal, di tengah lesunya permintaan lantaran krisis ekonomi sejumlah negara tujuan ekspor, saat ini juga tengah marak
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
pemberlakukan sertifikasi kopi ramah lingkungan di negara-negara konsumen di Eropa atau di Amerika Serikat. Alhasil, dari sisi kualitas ada tuntutan lebih dari pembeli. Wakil Ketua Umum AEKI Bidang Spesialis dan Industri Kopi, Pranoto Soenarto menuturkan, Swiss merupakan negara yang paling rewel terkait penerapan sertifikasi kopi asal Indonesia. Belum lagi kian banyak Lembaga Swadaya Masyarakt di sejumlah negara Eropa dan Amerika yang mempersoalkan kopi luwak asal Indonesia. Mereka menilai kopi, kopi luwak hasil penangkaran mengakibatkan populasi luwak di alam kian berkurang. Jika hal ini tidak diselesaikan dengan cepat, ia khawatir dalam jangka panjang akan mengganggu kinerja ekspor kopi.
OUT LOOK Foto: Stephen A.
Ada tantangan lain berkaitan pemasaran. Soalnya, pasar dunia lebih menyukai kopi jenis Arabica, sementara Indonesia lebih banyak memproduksi kopi jenis Robusta.
Bersiap Hilirisasi Ketika di pasar internasional mengalami hambatan, beberapa daerah penghasil kopi, kini mulai fokus menciptakan nilai lebih dari kopi. Misal, Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut sudah membentuk kompartemen pengembangan industri pengolahan kopi yang diberi nama “Kompartemen Spesialis dan Industri Kopi”. Upaya ini demi mendukung rencana pemerintah mendorong industri hilir kopi. Apalagi Sumut memiliki kopi dengan cita rasa khas yang sudah diakui pasar internasional. "Sumut memiliki kopi dengan rasa khas, industri kopi itu sudah mulai berkembang,” kata Wakil Ketua bidang Speciality dan Industry Kopi AEKI Sumut, Saidul Alam. Fokus hilirisasi jelas menjadi kebutuhan lantaran saat ini industri olahan berbahan kopi kian menjanjikan seiring tren masyarakat di Asia yang kian gemar menyeruput kopi. Jepang yang dikenal 'penggila' teh, kini juga mulai terbiasa menyeruput kopi. Nah, guna mendukung hilirisasi kopi, Kementerian Perindustrian saat ini tengah mempersiapkan insentif hilirisasi industri kopi.
Pemberlakuan insentif tersebut mengacu kepada keberhasilan insentif dan disinsentif industri kakao tahun lalu yang berhasil mengundang investor industri hilir kakao. "Kita ingin agar kopi dimasukkan sebagai bagian dari program hilirisasi sektor agro," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat. Menurut Hidayat, seperti kakao, kopi juga punya prospek cerah untuk industri turunannya. "Kalau kita memberi policy untuk downstream, orang lain akan masuk. Saya optimis succes story kita di kakao," kata dia. Soal bentuk insentif, menurut Hidayat masih dibahas. Bentuk disinsentif seperti bea keluar juga hingga saat ini belum diputuskan. Dalam Dokumen Road Map Pengolahan Kopi 2009-2014 yang didapat Komoditas Indonesia, disebutkan bahwa konsumsi kopi Indonesia mengalami kenaikan ratarata sekitar 3% setiap tahunnya, lebih tinggi dibanding pertumbuhan konsumsi kopi dunia yang rata-rata sekitar 2%. Hal tersebut menjadi peluang bagi industri pengolahan kopi. Namun semakin mahalnya harga input produksi pertanian seperti pupuk, pestisida, tenaga kerja, menyebabkan produksi
kopi semakin sulit meningkat bahkan bisa jadi produksi kopi menjadi turun, sedangkan untuk meningkatkan produksi, industri pengolahan kopi memerlukan suplai bahan baku yang lebih banyak. Menurut dokumen itu, ada tantangan lain berkaitan pemasaran. Soalnya, pasar dunia lebih menyukai kopi jenis Arabica, sementara Indonesia lebih banyak memproduksi kopi jenis Robusta. Tuntutan konsumen kopi dunia mulai menghendaki produk produk kopi back to nature seperti roasted coffee yang sedang menjadi trend di kota-kota besar dunia. Produk kopi rendah kafein harus disikapi dengan tepat dalam pengembangan iversifikasi produk kopi olahan kedepan, selain kopi bubuk, kopi instan, kopi mix dan minuman kopi. Meski ada sejumlah masalah, peluang besar masih terbuka karena ekspor kopi olahan Indonesia baru mencapai 3-4%, sedangkan selebihnya diekspor berupa biji gelondong. Industri pengolahan kopi bubuk skala kecil (UKM) di berbagai daerah potensial untuk lebih dikembangkan. Pengembangan industri pengolahan kopi di samping akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja juga produk yang dihasilkan (kopi instant atau kopi ekstrak) untuk mencukupi kebutuhan domestik. Dirjen Industri Agro Kemenperin Benny Wachyudi mengatakan, pemerintah saat ini tengah mengkaji mulai dari hulu yakni peningkatan produksi petani, sampai ke hilir, termasuk memperhitungkan aspek perdagangannya. Ia bilang, persoalan yang dihadapi sektor kopi, lanjut Benny, berbeda dengan sektor industri agro lainnya seperti kakao dan minyak kelapa sawit mentah (CPO). "Investasi di sektor kopi itu berbeda, karena berupa barang konsumsi, ekspansinya bergantung pada arah pasar," tegasnya. (Jabbar, Harris ) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
49
OPINI PAKAR
Mengoptimalkan Produksi Pertanian dengan Pupuk Organik Pemeliharaan dan peningkatan kualitas tanah adalah sangat penting dan mendesak jika produktivitas pertanian dan kualitas lingkungan diharapkan untuk berkelanjutan atau dapat diwariskan pada generasi yang akan datang Oleh : Dr. rer. nat. Sarjiya Antonius, Puslit Biologi, LIPI
Foto: Uus Suwito
50
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
P
ertanian intensif telah menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan tanah pada beberapa dekade terakhir, seperti hilangnya bahan organik tanah, erosi tanah, pencemaran air. Manajemen pertanian dengan mengandalkan metode reduksi penggunaan bahan kimia agro adalah sangat diperlukan dalam mengantispasi dampak negatif bahan kimia agro terhadap alam tersebut. Pupuk organik (kotoran hewan dan kompos) Penggunaan pupuk kotoran hewan dan teknologi mulsa merupakan teknologi dasar pada pertanian organik. Sementara bahwa kenyataan di lapangan mengindikasikan manajamen kesuburan tanah yang terintegrasi dengan mengkombinasikan antara penggunaan pupuk organik dan anorganik adalah pendekatan yang paling masuk akal untuk mengatasi problem kesuburan tanah. Kombinasi pemupukan organik/ anorganik keduanya meningkatkan penyimpanan karbon di tanah dan mengurangi emisi gas rumah kaca dari pupuk N yang dugunakan, disisi lain berkontribusi dalam meningkatkan biodiversitas tanah, efisiensi penggunaan pupuk anorganik dan akhirnya berdampak pada peningkatan produksi pertanian. Dengan melibatkan penggunaan pupuk kotoran hewan dapat meningkatkan status karbon di tanah, ketersediaan NPK dan S yang berperan dalam menjaga kesehatan tanah seacara berkelanjutan. Penambahan bahan organik dari berbagai sumber ke dalam tanah adalah merupakan cara paling umum dan efektif dalam upaya memperbaiki sifat fisika tanah. Menurut laporan dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi aplikasi NPK dengan pupuk kompos-kotoran hewan dapat meningkatkan
OPINI PAKAR kandungan bahan organik tanah (47%), total N (31%), P (13%), K (73%) dibandingkan jika hanya menggunakan pemupukan NPK anorganik. Kandungan bahan organik tanah dan produktifitas lahan lebih baik dipelihara atau dipertahankan dengan aplikasi pupuk organik dengan rasio C/N yang rendah (pupuk kotoran hewan) dibanding dengan rasio C/N
yang tinggi (jerami). Juga dilaporkan bahwa manajemen tanah dengan kombinasi pupuk kotoran hewan-kompos dan reduksi penggunaan pupuk anorganik dapat meningkatkan kandungan organik tanah ketersediaan N dan P dan meningkatkan produksi berbagai tanaman palawija, hortikultura, dan padi-padian.
Foto: Stephen A.
Foto: Stephen A.
Proses reduksi pupuk kimia dilakukan petani sebagai upaya menjaga kesuburan tanah. Petani tidak bergantung sepenuhnya pada pupuk kimia, melainkan menyeimbanginya dengan pupuk organik.
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
51
OPINI PAKAR
Proses pembuatan pupuk organik di LIPI Cibinong (Foto: Uus S.)
Kombinasi pemupukan organikanorganik secara signifikan meningkatkan pertumbuhan tanaman dibandingkan yang hanya diaplikasi dengan pupuk anorganik. Indikasi lebih jelas lagi bahwa laju fotosintesa pada tanaman yang hanya diaplikasi dengan pupuk anorganik jauh lebih rendah dibanding yang diaplikasi pupuk organik-anorganik. Parameter yang saling terkait pada peningkatan produksi tanaman anatara lain indeks luas daun, konduktan stomata dan laju fotosynthesis. Parameter-paramter tersebut semakin meningkat nilainya ketika tanaman diaplikasi pupuk organik-anorganik dibanding pada tanaman yang diaplikasi dosis penuh pupuk anorganik atau kontrol (tanpa pemupukan). Seiring dengan peningkatan nilai parameter fotosynthesis maka diikuti dengan semakin meningkatkan produksi tanaman. Fotosinthesis menjadi penentu 52
tingkat produksi tanaman karena proses tersebut merupakan titik awal terjadinya proses pengubahan energi matahari menjadi senyawa yang pada akhirnya menentukan pada produktivitas tanaman (panen). Yang menjadi kata kunci peningkatan produksi tanaman, meskipun dilakukan pemupukan anorganik dibawah dosis standar adalah terjadi peningkatan efisiensi pemupukan. Peningkatan efisiensi pupuk N mencapai 12 – 30% ketika dikombinasikan dengan pupuk kotoran hewan atau kompos jika dibanding hanya digunakan pupuk anorganik saja. Pupuk Hayati Sudah merupakan hal yang secara umum dipahami bahwa kandungan N diudara mencapai sekitar 70%. Meskipun demikian hanya golongan bakteri tertentu (diazothrophic) atau alga Cyanobateria yang mampu
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
memanfatkan N bebas tersebut melalui proses penambatan (fiksasi) secara bebas atau bersimbiosis. Golongan bakteri Rhizobium merupakan mikroba yang membentuk bintil dalam akar tanaman kacangkacangan yang secara bersimbiosis dengan tanaman inangnya tersebut mengikat N2 bebas dari udara. Menurut laporan, tanaman legume yang bersimbiose dengan Rhizobium mampu menambat N dari udara sekitar 50-100 kg/Ha, Cyanobacteria bersimbiose dengan Azolla yang biasa hidup di persawahan mampu menambah N2 bebas sekitar 20-30 Kg/Ha. Juga masih ada beberapa kelompok mikroba lain yang dapat menambat Nitrogen secara bebas. Melihat kemampuan mikroba demikian, maka bisa diprediksi berapa besar penghematan penggunaan pupuk anorganik yang bisa dilakukan oleh petani ketika dalam manajemen pertanian yang melibatkan mikroba-mikroba penambat N bebas tersebut. Disisi lain di alam juga tersedia mikroba-mikroba yang mampu melarutkan/menyediakan P dan K sehingga bisa dimanfaatkan oleh tanaman. Mungkin petani tidak menyadari bahwa setiap kali melakukan pemupukan Fosfat (P), misalnya dalam bentuk TSP, bahwa hanya sekitar 10-20 % yang dimanfaatkan oleh tanaman dan selebihnya masih tersimpan di tanah. Masalahnya bahwa P dalam keadaan terikat oleh logam-logam (Al & Fe) di tanah sehingga tidak bisa dimanfaatkan oleh tanaman. Hal yang sangat menarik bahwa P
OPINI PAKAR
Fermentor modern dengan fasilitas sterilisasi in situ, kontrol dan monitor otomatis untuk memproduksi biang induk (starter) Pupuk organik hayati (POH) BeyonicStarTmik dengan jaminan kemurnian, viabilitas dan aktivitas yang tinggi. (Foto: Uus S.)
yang terikat oleh logam tersebut dengan bantuan mikroba pelarut P, maka akan menjadi siap (tersedia) untuk diserap kembali oleh tanaman. Demikian di alam juga terdapat kelompok bakteri yang mampu menyediakan K. Bisa dibayangkan, bahwa sebetulnya berapa banyak P yang terdeposit dalam tanah, ketika ada pemupukan anorganik dalam jumlah yang diatas ambang batas, yang kesemuanya itu bisa dimanfaatkan kembali oleh tanaman ketika manajemen pertanian melibatkan pemanfaatan mikroba berdaya guna. Prinsip dasar kenapa di alam terdapat banyak mikroba
yang begitu beragam manfaatnya, karena mikroba-mikroba tersebut sangat responsif terhadap kondisi lingkungan sekitarnya, dan akhirnya mengkondisikan metabolisme tubuhnya untuk memanfaatkan segala nutrisi yang ada disekitarnya. Meskipun demikian ketika aplikasi bahan kimia agro berlebihan, terutama racun pestisida, maka mikroba-mikroba yang sangat berjasa tersebut juga ikut terbunuh. Dan layaknya jasad hidup, mikroba-mikroba ini memerlukan “rumah” untuk beraktifitas secara optimal, yaitu kandungan bahan organik di tanah. Sebetulnya di alam juga tersedia
berbagai mikroba yang memapu menghasilkan zat pengatur tumbuh (ZPT), yang sangat penting perannya dalam meningkatkan produkstifitas tanaman, yaitu diawali dengan terbentuknya system perakaran yang bagus. Beberapa hal penting dari reduksi aplikasi dosis pupuk anorganik dan perlunya penambahan pupuk organik hayati adalah bahwa hal tersebut akan mengoptimalkan aktivitas mikroba bermanfaat (menyediakan NPK dan ZPT), yang akan berdampak pada perbaikan sistem perakaran, peningkatan laju fotosintesis tanaman dan pertumbuhan yang merupakan modal utama untuk meningkatkan produktifitas tanaman. Pada lahan dengan kandungan organik yang rendah, tanaman yang dipupuk anorganik dengan dosis penuh tanpa kombinasi pupuk organik hayati cenderung produktivitasnya lebih rendah dibanding kombinasi pemupukan organik hayati-anorganik. Tingginya produktivitas tanaman berkorelasi positif dengan kandungan bahan organik tanah. Hal yang sangat penting bahwa kombinasi organik dan penurunan dosis penggunaan pupuk anorganik dapat menjamin pertanian yang keberlanjutan dengan semakin meningkatkan efesiensi pupuk anorganik dan mengurangi pencemaran lingkungan Manfaat lain dalam reduksi aplikasi dosis pupuk anorganik dan penambahan pupuk organik hayati adalah bisa mengendalikan hama penyakit, mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan tanaman. q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
53
BISNIS
Ikan Hias Dalam Negeri Butuh Promosi
B
erdasarkan data Kementerian Perdagangan tahun 2012, trend volume ekspor ikan hias Indonesia kurun waktu 20072011 meningkat 11,56%. Angka terseebut memperlihatkan bahwa nilai perdagangan ikan hias masih kecil, jika dibandingkan dengan sumber daya yang kita miliki seperti lautan yang luas serta memiliki iklim tropis. Ini artinya, budidaya ikan hias dalam negeri masih berpeluang untuk dikembangkan. Saut Parulian Hutagalung Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan, saat ini ada 6 daerah pusat produksi ikan hias di Indonesia salah satunya Jawa Barat. “Semuanya potensial dikembangkan,” ujar Saut dalam acara Indonesian Goldfish dan Betta Splendens Contes (Inagobec) 2012 di Cibinong Jawa Barat. Lalu, papar Saut, berdasarkan data United Nasional Commodity Trade Statistics 2011, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2009 sebesar US$11.660.944 atau 3,12% dari total nilai ekspor ikan hias di dunia yang mencapai US$373.772.000. Data tersebut
54
menempatkan Indonesia di peringkat ke-9 dunia untuk ekspor. Tapi, ditahun 2010 nilai ekspornya mencapai US$19.776.172 atau 5,95% dari total ekspor ikan hias di dunia yang mencapai US$332.340.091. “Sehingga Indonesia menjadi peringkat ke-5 di dunia dibawah Singapura, Spanyol, Jepang dan Malaysia. Sehingga ada penurunan peringkat ekspor ikan hias didunia,” cemas Saut. Bahkan, kata Saut, seharusnya pembudidaya ikan hias seperti koi, mas koki dan cupang dalam negeri seharusnya bisa bangga dengan hasil produksinya. Karena, saat ini ikan hias produksi dalam negeri sudah bisa bersaing dengan ikan hias impor dengan nagara lain didunia seperti Republik Rakyat China (RRC) dan Thailand. Karena ikan mas koki dan cupang dalam negeri adalah salah satu jenis species terbaik di dunia. Saut mengingatkan, meskipun produksi ikan hias di Indonesia sudah bisa bersaing dengan negara luar tapi tetap harus meningkatkan mutu. “Karena saya melihat, masih ada sedikit keraguan tentang kualitas ikan hias produksi dalam negeri. Terbukti, ikan mas koki dan cupang hias asal Indonesia
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
sudah dikenal luas di dunia internasional,” harap Saut. Di sisi lain, Saut menegaskan, saat ini banyak bibit ikan hias yang diekspor ke luar negeri hingga membuat para pembudidaya dalam negeri menjadi sulit untuk mengembangkan hingga bisa membuat ikan hias dalam negeri tidak berkembang. Melihat kasus tersebut KKP mulai membatasi ekspor ikan hias. Saat ini KKP sedang membuat pembatasan ekspor ikan hias dalam bentuk ukuran minimal tertentu. Karena kasus yang terjadi selama ini banyak ikan hias yang diekspor dalam usia 2 hari. “Masalahnya jika ikan baru menetas dari telurnya kemudian langsung diekspor, ini kan tidak benar. Seharusnya begitu menetas dibiarkan dahulu minimal 7 hari. Tujuannya agar bibit-bibit ikan hias tersebut dapat beredar terlebih dahulu di kalangan pembudidaya,” ungkap Saut. Selain pembatasan ekspor dalam bentuk batas minimal ukuran, ikan hias terlebih dahulu harus didistribusikan ke Jakarta dan Bandung atau kota besar lainnya. Tujuannya untuk mempromosikan ikan hias dalam negeri. Ketentuan pengetatan ekspor dilakukan agar ikan hias asli Indonesia dapat berkembang. “Untuk mengedepankan nilai tambah bagi para pembudidaya, potensi sumber daya ikan hias di Indonesia baik air tawar maupun air laut yang ditaksir terdapat 1.000 spesies, dapat lebih dipromosikan,” harap Saut. (Ramdhani) q
DATA PASAR KOMODITAS Juni 2012
visit our page
CONTRACT
Contract Prices (IDR)
Transaction Open Volume Interest Settlement Change
http://www.komoditasindonesia.com Previous
Open
High
Low
Last
CRUDE PALM OIL FUTURES (CPOTR) July, 2012
8.895
8.770
8.980
8.760
8.890
8.890
(5)
46
6
August, 2012
8.915
8.950
9.010
8.900
8.940
8.940
25
453
94
September, 2012
8.935
8.965
9.035
8.910
9.000
9.000
65
1.529
205
October, 2012
8.940
8.945
9.055
8.915
9.030
9.020
80
895
201
November, 2012
8.940
-
-
-
-
9.020
80
-
-
December, 2012
8.940
-
-
-
-
9.020
80
-
-
2.923
506
ICDX TOTAL REFINED, BLEACHED, DEODORIZED PALM OLEIN FUTURES (OLEINTR) July, 2012
8.365
8.295
8.440
8.295
8.440
8.350
(15)
4
8
August, 2012
8.375
-
-
-
-
8.440
65
-
-
September, 2012
8.405
-
-
-
-
8.460
55
-
-
October, 2012
8.410
-
-
-
-
8.480
70
-
-
November, 2012
8.410
-
-
-
-
8.480
70
-
-
December, 2012
8.410
-
-
-
-
8.480
70
-
-
4
8
ICDX TOTAL GOLD FUTURES (GOLDGR) June, 2012
479.000
-
-
-
-
490.100
11.100
-
-
July, 2012
480.700
-
-
-
-
492.000
11.300
-
-
August, 2012
482.600
-
-
-
-
493.900
11.300
-
-
September, 2012
484.500
-
-
-
-
495.800
11.300
-
-
October, 2012
486.500
-
-
-
-
497.900
11.400
-
-
November, 2012
488.600
-
-
-
-
500.000
11.400
-
-
December, 2012
490.700
-
-
-
-
502.100
11.400
-
-
January, 2013
492.800
-
-
-
-
504.300
11.500
-
-
February, 2013
495.000
-
-
-
506.500
11.500
-
-
March, 2013
497.200
-
-
-
508.800
April, 2013
499.500
-
May , 2013
501.800
-
11.600
-
-
-
easiest -
-
511.100
11.600
-
-
-
-
-
513.500
11.700
-
-
-
-
645
383
645
383
9
33
9
33
3.581
930
the way to get a credible, accurate, and up to date news -
-
ICDX TOTAL
GOLDUD ICDX\GOLDUD\Dec 30
1.555,0
1.555,6
1.600,2
1.555,6
1.600,0
1.597,7
42,7
ICDX TOTAL
GOLDID ICDX\GOLDID\Dec 30
1.555,0
1.569,2
1.596,6
1.569,2
1.596,6
1.597,7
42,7
ICDX TOTAL
Sumber: www.icdx.co.id
ICDX GRAND TOTAL
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
55
CUSTOMER GOOD
ECOplanet,
Minyak Goreng Bercitarasa RSPO PT Carrefour Indonesia resmi meluncurkan minyak goreng Carrefour ECOplanet yang diklaim sebagai minyak goreng dengan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO)
A
dji Srihandoyo, Corporate Affair Director PT Carrefour Indonesia, mengatakan, minyak goreng ini diluncurkan Carrefour sebagai komitmen perusahaan mendukung produksi minyak sawit berkelanjutan. “Minyak goreng ini merupakan produk pertama di Indonesia yang menggunakan ‘trademark’ RSPO,” ujar Adji. Adji bilang, minyak goreng ECOplanet merupakan produk yang terbuat dari 100 persen minyak sawit Indonesia yang telah diaudit dengan kontrol keamanan yang ketat dan mempertimbangkan aspek lingkungan agar menjadi produk dengan kadar karbon rendah. Asal tahu saja, proses sertifikasi RSPO yang sangat ketat dilakukan di perkebunan kelapa sawit yang lestari mulai dari hulu ke hilir dalam rantai pasokan industri minyak sawit merupakan refleksi bahwa minyak sawit berkelanjutan jelas bertolak belakang dengan pengrusakan hutan tropis, dan berupaya menjaga kepentingan masyarakat yang tinggal di daerah sekitar perkebunan kelapa sawit. Carrefour, dikatakan Adji, mengambil inisiatif awal menuju arah yang tegas di sektor retail lewat pencanangan apsirasinya menuju penggunaan 100% minyak sawit berkelanjutan yang bersertifikat (Certified Sustainable Palm Oil) selambat-lambatnya tahun 2015. Sejak tahun 2010, Carrefour telah membeli sertifikat GreenPalm RSPO untuk produk-
56
produk merek Carrefour yang dijual di negara Perancis. Sekadar mengingatkan, RSPO merupakan asosiasi nirlaba international yang mengembangkan dan mengimplementasikan standar global minyak sawil berkelanjutan (CSPO). Adji menambahkan, minyak goreng Careefour ECOplanet yang dijual dengan kemasan 1.800 ml dan harga Rp 23.300, merupakan komitmen Carrefour Indonesia dalam menyediakan produk ramah lingkungan yang semakin hari semakin dibutuhkan oleh konsumen di Indonesia. Sementara itu, CEO PT Carrefour Indonesia, Eric Uzan mengatakan, produk minyak goreng ECOplanet telah diproses dengan standar yang berlaku secara internasional. Ia memaparkan, sejak 2010, Carrefour telah membeli sertifikat GreenPalm RSPO untuk produk-produk merek Carrefour yang dijual di Prancis. Untuk tahap awal, penjualan minyak goreng Carrefour ECOplanet ditargetkan bisa mencapai 30 ton. “Tahap perdana kami siapkan tiga puluh ton minyak sawit ECOplanet. Sekarang baru dibuat 72.000 kemasan dengan kapasitas 1,8 liter seharga Rp 23.300. Produksi akan ditingkatkan jika tanggapan pasar positif,” ujar Head of Sustainability PT Musim Mas, Gan Lian Tiong. Kehadiran minyak goreng Carrefour ECOplanet juga direspon positif oleh sejumlah kalangan. Penasehat RSPO, Bungaran Saragih mengatakan, kehadiran minyak goreng berstandar RSPO bisa menjadi momentum yang bagis
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
bagi industri minyak kepala sawit untuk terus melakukan inovasi produk yang memiliki kualitas standar dunia. Menurut Bungaran, Indonesia patut bangga karena selain produsen CPO terbesar, Indonesia juga tercatat sebagai negara terbesar penghasil CPO (minyak sawit) yang bersertifikasi dari RSPO. "Bukan hanya menghasilkan dan mengekspor terbesar tetapi juga bersertifikasi RSPO," tegasnya. Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurti berharap, produk minyak sawit minyak goreng Carrefour ECOplanet yang berasal dari industri minyak sawit Indonesia, juga bisa dijual pada Carrefour di seluruh dunia. "Tidak boleh ada alasan Carrefour di Belgia dan negara yang lain menolak minyak goreng dari Indonesia," kata Bayu. Sekretaris Jenderal RSPO, Darrel Webber, mengatakan, inovasi yang dilakukan oleh Carrefour di dalam lingkungan yang berkelanjutan dengan menjadi organisasi internasional pertama yang meluncurkan Carrefour ECOplanet dengan sertifikat RSPO di negara konsumen minyak sawit terbesar di dunia, tanpa diragukan lagi akan mewujudkan secara nyata visi RSPO untuk mentransformasi pasar minyak sawit di dunia. "Ini merupakan sebuah milestone di dalam sejarah RSPO dan Carrefour di Indonesia. Inisiatif ini juga menunjukkan komitmen dan kapasitas RSPO kepada organisasi-organisasi yang menjadi anggota RSPO dan industri secara keseluruhan untuk mendorong produksi Certified Sustanaible Palm Oil yang berkelanjutan,” ujar Webber. (Stephanus Nuswantoro) q
JOIN US ON
facebook
Majalah Komindo
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
57
BURSA
Berharap Semua Devisa Ekspor Diparkir di Dalam Negeri BKDI Luncurkan Kontrak Berjangka 27 Mata Uang Asing. Indonesia membutuhkan pasokan mata uang dolar AS sebesar US$ 2 miliar setiap hari. Bank Indonesia hanya mampu memasok ke pasar sebanyak US$ 300 juta
B
ursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) resmi memperdagangkan 27 mata uang asing. Kontrak mata uang asing ini merupakan yang pertama kali diperdagangkan di bursa komoditas Indonesia. Peluncuran produk ini dilakukan setelah BKDI memperoleh izin dari Badan Pengawas perdagangan Berjangka Komoditas (Beppebti) pada 6 Juni 2012. Izin yang diberikan merujuk pada Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditas (PBK). Alhasil, kegiatan transaksi valuta asing kini sah secara hukum. Kepala Bappebti, Syahrul R. Sempurnajaya, menegaskan revisi aturan itu seiring dengan strategi pemerintah agar devisa hasil ekspor tidak diparkir di luar negeri tapi juga bisa diperjualbelikan di BKDI. Dengan adanya transaksi valas di bursa berjangka, pemerintah tidak perlu khawatir lagi dalam mendapatkan pasokan mata uang asing untuk kegiatan ekspor-impor. Asal tahu saja, Indonesia membutuhkan pasokan mata uang dolar AS sebesar 2 miliar dolar AS setiap harinya. Dari jumlah itu, Bank Indonesia hanya mampu memasok
58
ke pasar sebanyak 300 juta dolar AS. Dengan begitu, Indonesia kekurangan pasokan mata uang dolar AS sekitar 1,7 miliar dolar AS setiap harinya. Nah, dengan adanya bursa valas, maka kekurangan pasokan itu bisa diminimalisir. "Kontrak mata uang di BKDI dapat memberikan lindung nilai bagi pelaku usaha. Dengan adanya kontrak mata uang asing dapat meningkatkan transaksi multilateral di bursa komoditas dalam negeri," tegasnya. Direktur Utama BKDI, Megain Widjaja mengatakan, dengan adanya produk baru ini diharapkan bisa ikut meredam gejolak rupiah di tengah krisis Eropa yang belum diketahui kapan akan selesai. Di sisi lain, ia berharap hasil keuntungan para eksportir dalam bentuk mata uang asing bisa diparkir di dalam negeri. “Langkah ini juga menjadi sejarah baru bagi industri perdagangan berjangka komoditas,” ujar Megain. Kontrak mata uang asing ini diperdagangkan di dalam bursa dengan dukungan lembaga kliring PT Identrust Security International (ISI). Megain bilang, dengan adanya kontrak mata uang asing yang diperdagangkan di BKDI diharapkan membuat pasar keuangan
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
Indonesia menjadi lebih transparan, kompetitif dan aman untuk semua pihak. O, iya, untuk satu lot transaksi mata uang asing yang diperdagangkan di BKDI sebesar US$ 100.000. Megain optimis, produk baru ini bisa mendukung kebijakan Bank Indonesia untuk menarik devisa hasil ekspor agar kembali ke dalam negeri. “Selama ini pemerintah seringkali kekurangan dollar, karena banyak dana hot money yang keluar, sementara kita butuh untuk membiayai impor,” tegasnya. BKDI sendiri optimis produk baru ini bisa direspon positif mengingat tiap hari ada US$ 2 miliar dana mata uang asing milik orang Indonesia, yang ditransaksikan di uar negeri. Nah, kalau dana itu bisa ditarik ke bursa berjangka, maka cadangan devisa bisa bertambah. ”Sampai hari ini belum ada bursa berjangka di dalam negeri yang dapat memfasilitasi pengelolaan mata uang asing, sekarang infrastruktur itu sudah ada,” tandas Megain. Megain tak memungkiri, banyaknya dana mata uang asing yang mengalir ke luar negeri lantaran dari sisi imbal hasil lebih menarik ketimbang disimpan di instrumen biasa yang ada di
,,
BURSA
Selama ini pemerintah seringkali kekurangan dollar, karena banyak dana hot money yang keluar, sementara kita butuh untuk membiayai impor -Megain Wijaya-
Foto: Uus Suwito
perbankan. Toh, ia optimis pasar akan merespon positif. Target awal BKDI akan menggandeng para perusahaan skala besar seperti perbankan atau pedagang valas besar yang terpercaya untuk ikut transaksi di BKDI. “Kalau untuk ritel, belum,” tukasnya. Sekadar catatan, periode Mei lalu BKDI mencatatkan volume transaksi sebesar 86.013 lot. Volume transaksi terbesar pada Mei terdapat pada minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang mencapai 70.602 lot atau lebih tinggi dibandingkan April sebesar 66.325 lot. Sementara transaksi atas kontrak emas GoldUD di BKDI pada Mei sebesar 14.333 lot turun dari volume pada April sebanya 17.994 lot. Volume transaksi atas olein pada Mei juga mencatat penurunan dari 141 lot pada April menjadi 80 lot. Sedangkan, volume transaksi
timah sedikit meningkat sebesar 23 lot dari April sebanyak 19 lot. Adapun selama kuartal satu, meningkat signifikan 49,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011. Bahkan, dibandingkan dengan total volume transaksi sepanjang tahun 2011 sebesar 872.825 lot, Kuartal Pertama tahun ini volume transaksi BKDI sudah mencapai 34,83 %, yakni sebesar 304.071 lot. Peningkatan volume transaksi Kuartal Pertama BKDI tersebut antara lain didorong dengan adanya tambahan kontrak berjangka komoditas seperti OLEINTR pada 09 Desember 2011, dan perdagangan fisik komoditas timah (INATIN) pada 02 Februari 2012. Kontrak berjangka komoditas CPOTR, GOLDUD, GOLDID, OLEINTR dan PALN sepanjang Kuartal Pertama tahun 2012 mengalami peningkatan lebih dari 1 persen
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2011. Namun, tidak halnya dengan kontrak berjangka GOLDGR yang mengalami penurunan transaksi sekitar 30,21%. Hal itu antara lain dipengaruhi pergerakan harga di pasar global dan lesunya faktorfaktor fundamental komoditas emas. Megain yakin peningkatan volume transaksi BKDI tersebut seiring dengan semakin pentingnya peran bursa berjangka bagi pelaku usaha dalam melakukan lindung nilai. Di samping itu, bursa berjangka menjadi salah satu sarana investasi yang aman bagi masyarakat. “Dengan pencapaian kuartal pertama ini, kami optimis volume transaksi BKDI pada 2012 lebih dari 1 juta lot,” jelas Megain, optimis. (Epung, Harris, Jabbar) q
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
59
SOSOK
Singkong
di tangan Ambar Bagi sebagian orang, singkong masih dipandang sebelah mata. Mulai dari stigma makanan kelas dua, sampai alasan lidah yang tidak biasa. Tapi, penilaian itu berhasil didobrak oleh Ambarwani Hernawan
D
i mana ada ibu-ibu, di situ ada kreasi makanan atau camilan. Dari cerita yang sudah lumrah itulah, lahir Bintaro Entrepreneur Community (BEC) pada 2007. Penggagas awal komunitas ini yakni Ambarwati Hernawan. Dengan telaten ia mengajarkan kursus hidangan sehat untuk keluarga kepada ibu-ibu di sekitar Bintaro. Tak Cuma memasak, keterampilan lain ditularkan seperti merancang busana, padu padan jilbab, sampai make up. Tak jarang juga diadakan talkshow dan pelatihan kewirausahaan bekerja sama dengan sebuah bank atau narasumber, seperti psikologi anak dan keluarga. Ambar bilang, ketika ibu sudah cerdas, ia bisa menyajikan menu yang bervariasi, jendela ilmu
60
pengetahuan keluarga pun terbuka. Ambar punya cita-cita sederhana yakni menghasilkan panganan sehat untuk keluarga. Kiprah BEC kian bertaji. Tahun 2010, sekumpulan ibu-ibu dengan dimotori Ambarwati, sukses mengadakan festival pangan lokal. Hebatnya, dalam acara itu, tidak ada campur tangan pemerintah sedikitpun. Kerjasama yang kompak membuat acara ini sukses besar. Dari situ, kemudian tercetus usaha bisnis dengan nama Arum Ayu. Untuk menyelesaikan persoalan ketiadaan dana, Ambar menggunakan dana patungan, dari kelompok ibu – ibu, di Bintaro, yang tergabung dalam kelompok wirausahanya. Ia memegang prinsip, makanan yang disajikan tidak memakai bahan pengawet dan seratus persen bahan lokal. Ini sebagai bentuk sinergi dapur kue Arum Ayu dengan masyarakat sekitar. Untuk produksi kue, Ambar mengaku menghabiskan 100 kg per bulan. Jumlah tersebut sebetulnya masih kurang, karena ia ingin merambah pasar yang lebih luas. Kendati demikian, pasokan bahan baku masih belum lancar. Ia sudah minta
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
bantuan Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Banten, supaya pasokan bahan baku bisa lebih lancar. Menurut Ambar, komposisi singkong yang digunakan dalam setiap produk kue Arum Ayu, tidak 100% menggunakan tepung Cassava melainkan hanya 40 – 50%. “Konsistensi produksi itu penting, kalo bahan baku kurang kita tidak berani terima pesanan terlalu besar,” kata Ambar. Ia bilang, tidak mungkin mendatangkan singkong langsung dari Yogyakarta, karena selain ongkos produksi hal tersebut bertentangan dengan prinsipnya ‘mengambil bahan baku dari tempat usaha produksi’. Kendati demikian Usaha Ambarwati, dan Ibu – ibu yang tergabung dalam BEC, di Toko Kue Arum Ayu bukan tanpa hambatan. Toh, ia jeli mengemas produk. “Kita pake kata Cassava, supaya orang – orang di kota, tidak protes terlebih dahulu sebelum mencoba,” tukas Ambar. Pemegang penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Kategori Pelopor Ketahanan Pangan Nasional ini menuturkan, sedari awal memulai bisnis ia tidak pernah meminta insentif dari pemerintah. Baginya, penghargaan dan untung dari usaha tersebut merupakan nilai lebih saja dari hasil kerja keras. Wanita kelahiran Yogyakarta ini mengaku menjalaninya dengan sepenuh hati. “Semuanya kita lakukan dengan sepenuh hati, dan enjoy,” tegasnya. (Harris M.) q
HARGA IKLAN MAJALAH KOMODITAS INDONESIA Periode 25 JULI 2012 s/d 25 DESEMBER 2012 No.
Nama
Ukuran
Harga
Keterangan
1
Cover 2
205 x 275 mm
12.000.000,-
Full Colour
2
Cover 3
205 x 275 mm
12.000.000,-
Full Colour
3
Cover 4
205 x 275 mm
14.000.000,-
Full Colour
4
1 Halaman Dalam
205 x 275 mm
8.000.000,-
Full Colour Display
5
1 Halaman Dalam
205 x 275 mm
10.000.000,-
Full Colour Advertorial
6
Double Halaman Dalam
410 x 275 mm
14.000.000,-
Full Colour Display
7
Double Halaman Dalam
410 x 275 mm
16.000.000,-
Full Colour Advertorial
8
½ Halaman
205 x 137,5 mm
5.000.000,-
Full Colour
9
¼ Halaman
102,5 x 137,5 mm
3.000.000,-
Full Colour
10
Ucapan (1/8 Halaman)
102,5 x 68,75 mm
1.000.000,-
Full Colour
Keterangan : )) Cover Majalah )) Kertas isi
: Art Paper 150 gr. : Art Paper 85 gr.
Kontrak & Pembayaran : )) Kontrak ditanda tangani dan materi iklan diterima redaksi 1 minggu sebelum majalah terbit. )) Pembayaran dilakukan 1 minggu setelah majalah terbit. )) Pemasangan iklan di Majalah, free iklan di web* Materi Iklan : )) Redaksi hanya menerima materi iklan dalam bentuk file (via Email maupun Removable Disk). )) Format File : JPG / JPEG / PNG / PSD / TIFF )) Bleed : + 0,5 cm )) Resolusi Min. : 72 pixel / inchi )) Size Min. : 2 MB Rekening KOMODITAS INDONESIA )) Bank : BCA )) Atas Nama : Stephanus Nuswantoro )) No. Rekening : 628 057 8515
* Syarat dan ketentuan berlaku
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
61
PUCUK
Krisis Indonesia sungguh hebat. Meski tiga kali kali mengalami krisis dahsyat, Krisis Asia 1998, Krisis Amerika 2008, dan kini krisis Eropa, hingga kini, negara ini tetap berdiri tegak. Ekonomi Indonesia tetap tumbuh. Bagi kita, seharusnya, ini menjadi pesan penting bahwa optimisme harus selalu dipelihara ketika masa sulit
A
pa yang disampaikan oleh Deputi Bidang Perdagangan Kemenko Perekonomian Ediputra Irawadi beberapa waktu lalu, barangkali ada benarnya. Ia menuturkan ada sejumlah alasan mengapa ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh positif meski dunia mengalami beberapa kali krisis. Pertama, Edi menuturkan, lantaran tingkat konsumsi dalam negeri yang tinggi. Kedua, Indonesia terletak pada wilayah strategis atau titik poin dalam hal perniagaan. Misal sejumlah pelabuhan berada di posisi strategis seperti Malaka, Sunda Kelapa, Banten menjadi tempat bertemunya
kapal perniagaan asing. Ketiga, Indonesia relatif tidak punya musuh politik dengan negara lain karena Indonesia tergabung dengan sejumlah organisasi seperti Asean, G-20, dan PBB. Keempat, Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam yang melimpah. Kekayaan ini belum tergali maksimal lantaran terkendala persoalan infastruktur. Kelima, saat ini 65% penduduk Indonesia masuk kategori usia produktif yang cenderung lebih mandiri dan inovatif. Adapun keenam, investasi asing kini mulai masuk dengan nilai triliunan dollar. Maka, dengan sejumlah indikator itu, pemerintah tetap optimis pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,8 - 7,2 persen pada 2013. Asal Anda tahu, pertumbuhan ekonomi 0,1% saja bisa menyerap sekitar 300-400 ribu tenaga kerja. Jangan lagi Ekspor Bahan Mentah Apakah sejumlah indikator keunggulan itu sudah dimaksimalkan oleh pemerintah? Rasarasanya masih belum. Lihat saja, sebagai negara penghasil gas, ekspor gas ke luar negeri masih mayoritas ketimbang
62
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
dimaksimalkan untuk industri dalam negeri. Ironisnya, gas itu dijual murah. Sumber daya alam lain pun sama. Ekspor yang dilakukan selalu bahan mentah alias tidak memiliki nilai lebih. Tak heran, sangat rentan fluktuasi harga di pasar internasional. Akibatnya, Mei lalu neraca perdagangan mengalami defisit lantaran berbagai harga komoditas ekpor utama mengalami penurunan. Misal di pasar internasional harga kakao turun hampir 20%. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), defisit neraca perdagangan untuk Mei 2012 mencapai US$ 485,9 juta. Agar tak kian defisit, pemerintah kini menggaungkan program hilirisasi selain mencari pasar ekspor baru. Dua cara itu memang harus dilakukan karena pasar sepi pembeli. Di sisi lain, ekspor bahan mentah dalam jangka panjang jelas tidak menguntungkan. Tentu, harus ada banyak perbaikan demi program besar hilirisasi. Mulai dari pemberian kemudahan fiskal agar banyak perusahaan masuk. Di sisi lain, tetap melindungi petani agar mendapatkan harga terbaik. Terakhir, yang juga tak kalah penting di kala krisis, jangan sampai negara ini hanya menjadi etalase produk luar negeri. Sudah saatnya, industri dalam negeri harus jadi pemimpin. Pernyataan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sangat tegas. Ia bilang ketertinggalan sektor industri, terutama migas, karena regulasi yang tidak memihak perusahaan di dalam negeri. “UU kita terlalu menguntungkan asing. Menguntungkan saja investor asing tidak mau masuk, apalagi tidak menguntungkan asing kabur semua mereka,”. (Ipung) q
Get our
up date news
via twitter
@ komoditas_id KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012
63
64
KOMODITAS INDONESIA • EDISI IV • TAHUN I • AGUSTUS 2012