Memancing Kemarahan Umat Islam Sunday, 21 December 2008 21:46
{mosimage}KH Syukron Ma’mun Ketua Umum Ittihadul Muballighin
Munculnya komik berbahasa Indonesia di situs di internet baru-baru ini benar-benar telah memancing kemarahan umat Islam di Indonesia. Komik tersebut sangat menyinggung perasaan nurani umat Islam. Diduga komik ini dibuat dan sengaja dipublikasikan untuk memancing kemarahan umat Islam. Ketika umat Islam marah dan bersikap anarkis maka mereka akan langsung mencapnya sebagai teroris. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Ketua Umum Ittihadul Muballighin, KH Syukron Ma'mun, meminta kepada aparat kepolisian untuk segera mengungkap siapa penyebar dan pembuat komik itu. “Kita meminta kepada pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan ini, dan mengungkap siapa yang berada di belakang pembuatan kartun yang menghina Nabi ini!” ujarnya. Berikut wawancara pimpinan Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jakarta ini dengan wartawan Media Umat, Pendi Supendi, Jumat (28/11) di Jakarta.
Komentar Kyai terkait munculnya komik berbahasa Indonesia yang menghina Rasulullah SAW di internet baru-baru ini?
Adanya karikatur dalam bentuk komik di internet yang menggambarkan Rasul sedemikian rupa itu, sangat menyinggung perasaan nurani umat Islam. Jangan-jangan ini sengaja dibuat dalam rangka memicu kemarahan umat Islam, yang kalau tidak terkendali umat Islam bisa berbuat anarkis. Mereka menginginkan itu sehingga menjadi pembenaran bahwa ada terorisme dalam Islam.
Menurut Kyai penyebabnya apa sehingga hal seperti itu bisa terjadi di Indonesia?
Begini, ini semuanya diakibatkan oleh yang namanya liberalisme dan hak asasi manusia (HAM) yang tidak dibatasi oleh etika dan agama. Ide liberalisme dan HAM kini merebak di negeri ini. Maka mestinya pemerintah itu segera memberikan pembatasan terhadap liberalism dan HAM. Karena liberalisme dan HAM yang tidak dibatasi artinya kebebasan mutlak, itu hanya milik binatang dan orang gila.
1/6
Memancing Kemarahan Umat Islam Sunday, 21 December 2008 21:46
Kalau ingin anak bangsa ini selamat harus dibatasi oleh etika, moral, dan agama. Sehingga ada bingkai yang membatasinya. Jadi bukan kebebasan mutlak tanpa batas. Saya ulang kebebasan mutlak tanpa batas itu hanya berlaku bagi binatang dan orang gila. Oleh sebab itu dengan adanya liberalisme dan HAM yang tidak dibatasi, seolah-olah tiap manusia bisa mengeluarkan semua ekspresinya, terlepas benar atau tidak benar, sehingga melanggar norma-norma agama.
Mestinya dalam kehidupan yang serba pluralis ini kita hidup dalam rangka saling hormat menghormati, saling harga-menghargai, apalagi yang menyentuh keyakinan suatu umat atau melecehkan sesuatu yang disucikan oleh umat.
Apa Kyai melihat ini juga sebagai bentuk provokasi agar umat Islam marah?
Ya benar. Supaya timbul gejolak, lalu umat Islam marah membabi buta. Hal ini yang harus dijaga oleh umat Islam, untuk tidak berbuat anarkis. Tapi tetap kita wajib secara akidah untuk menyelesaikan persoalan ini secara hukum. Maka kami mohon kepada pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan ini dan mengungkap siapa yang berada di belakang layar pembuatan kartun yang menghina Nabi ini.
Penghinaan terhadap Nabi sering terjadi, terutama di Barat, seperti beberapa waktu lalu di Denmark dan Belanda. Sekarang malah terjadi di Indonesia. Komentar Kyai?
Ya, rupanya ada pihak yang berada di belakang layar kasus ini. Mereka secara sistematik menggelindingkan bola salju di tengah umat Islam ini, sehingga persoalan ini selalu timbul tengggelam setiap saat. Karena hal ini sudah muncul tidak hanya sekali dua kali di dunia, mulai dari ayat-ayat syetan sampai karikatur menghina Rasullah di Denmark. Hingga sekarang penghinaan itu terjadi di kita dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Memang seolah-olah ini sudah dibuat secara sistematik untuk menghancurkan Islam. Maka kita selaku umat Islam tidak terpancing dengan hal ini, sehingga tidak berbuat anarkis. Namun kita tetap menuntut kepada pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan, demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
2/6
Memancing Kemarahan Umat Islam Sunday, 21 December 2008 21:46
Bagaimana komentar Kyai terhadap sikap aparat selama ini, yang terkesan lamban?
Ya kita heran. Kalau situs-situs lain yang sempat membuat masalah kok bisa ditelusuri oleh pemerintah, mengapa dalam kasus ini pemerintah mengalami kesulitan? Kalau situs lain bisa dilacak kok kenapa situs yang memuat komik menghina Nabi ini tidak bisa? Ini kan aneh. Ada apa ini?
Menurut Kyai siapa kira-kira pelakunya?
Kalau melihat isi kartun itu, saya kira pelakunya adalah orang yang mempelajari Islam tapi untuk dibelokkan kepada kelemahan Islam dengan penafsiran-penafsiran ala pemikiran dia yang tidak sesuai dengan Islam.
Mereka sering menyerang Rasulullah dari rumah tangganya, bagaimana komentar Kyai?
Apa yang dimuat di kartun itu jelas tak benar. Itu benar-benar penghinaan. Rasulullah itu menikah dalam sejarah Islam tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, tapi lebih banyak bersifat menolongnya. Coba lihat istri-istri yang dinikahi kan janda-janda. Hanya satu yang masih gadis. Kalau seandainya Rasulullah menikah berdasarkan nafsu, beliau mampu untuk menikah dengan para gadis yang masih muda. Tapi ternyata yang dinikahi adalah janda-janda. Yang perawan hanya Siti Aisyah. Maka apa yang disampaikan para penghina Rasul itu tidak benar.
Apa yang mereka lakukan memang untuk merusak akidah umat Islam. Umat Islam yang berkata bahwa Rasulullah itu ma'shum, terpelihara, oleh mereka itu kemudian dirusak.
Jadi di sini pentingnya kita menanamkan kepada masyarakat siapa Rasulullah itu sebenarnya. Ketiadaan ini pula yang menimbulkan kebodohan di kalangan kita. Pendidikan agama ini yang harus di perkuat sekarang, khususnya sejarah Nabi.
3/6
Memancing Kemarahan Umat Islam Sunday, 21 December 2008 21:46
Penggunaan nama situs yang mengarah ke etnis tertentu, apa ini juga sebagai upaya untuk adu domba antar etnis?
Ada kemungkinan juga pemuatan komik di situs ini sebagai upaya untuk adu domba antaretnis sehingga timbul bentrok dan akhirnya mengancam NKRI. Jadi kita ini diarahkan supaya terjadi bentrok antar etnis. Tidak menutup kemungkinan ini sengaja untuk memperlemah kita.
Bagaimana mestinya umat Islam menyikapi penghinaan ini?
Maka umat Islam jangan terpancing dengan hal-hal seperti ini. Karena saya khawatir ini sengaja direkayasa oleh mereka untuk membuat umat Islam anarkis sehingga nanti mereka mencap umat Islam teroris. Jadi menurut saya ini suatu rekayasa untuk mewujudkan terorisme. Karena itu kalau ada yang anarkis, ya memang mereka yang mewujudkannya. Makanya sekali lagi kita jangan terpancing.
Seandainya si pelaku yang menghina Nabi ini tertangkap, layak kah dihukum cuma enam tahun penjara seperti menurut hukum di negeri ini?
Ya tidak layak. Kalau dalam hukum Islam dia itu harus dihukum mati. Tapi sekarang kita tidak bisa berbuat semacam itu. Namun kita bisa menuntut kepada pemerintah agar si penghina Nabi itu, dihukum mati.
Hikmah yang bisa diambil dari kasus penghinaan ini?
Hikmahnya kita bisa menarik kesimpulan dari kasus penghinaan Nabi melalui komik internet ini, adalah pertama, orang-orang yang memusuhi Islam itu selalu berusaha untuk mencari-cari bagaimana cara menghancurkan Islam. Yang kedua, hikmahnya kepada kita agar lebih memfokuskan pendidikan agama termasuk sejarah tokoh-tokoh Islam yang sebenarnya, sehingga mereka bisa menolak apa-apa yang dituduhkan oleh mereka kepada tokoh-tokoh
4/6
Memancing Kemarahan Umat Islam Sunday, 21 December 2008 21:46
Islam, termasuk kepada Nabi Muhammad SAW.
Maka sekarang ini hendaknya pemimpin-pemimpin Islam dan pendidik-pendidik harus mengembalikan pribadi Nabi dengan mengajarkan sejarah Rasulullah yang sebenarnya kepada anak-anak didik kita sehingga tidak terpengaruh oleh situs-situs yang sengaja memuat materi untuk merusak akidah kita. Termasuk membongkar kebohongan-kebohongan dari tuduhan mereka itu.
Selain itu apalagi Kyai?
Ya, kita harus bersatu. Umat Islam harus terus meningkatkan persatuannya dan juga menguatkan akidahnya.[]
Gencar Berceramah Soal Bahaya SIPILIS
{mosimage}Ketua Umum Ittihadul Muballighin, KH Syukron Ma'mun belakangan ini di berbagai kesempatan gencar menyampaikan dakwah kepada umat tentang bahaya ide pluralisme dan sekularisme. Menurutnya pluralisme ini dijadikan sebagai alat untuk pemurtadan. “Itu karena orang yang disebut pluralis itu orang yang membenarkan semua agama dan menyamakan semua agama, padahal itu pemurtadan,” ujar Kyai Syukron Ma'mun pada Media Umat.
Sementara itu sekularisme, menurut suami dari Hj Afifah Noor ini, adalah itu suatu paham untuk menghilangkan syariat Islam di tengah-tengah masyarakat. Itu karena paham sekularisme adalah suatu paham yang memisahkan agama dengan kehidupan sehari-hari. “Sedangkan Islam mengatur kehidupan manusia sehari-hari,” ujar ayah berputra empat itu.
Terkait penghinaan Nabi melalui komik, maka KH Syukran Ma'mun mengatakan, itu diakibatkan oleh ide liberalisme dan hak asasi manusia (HAM) yang tidak dibatasi oleh etika dan agama. Maka mestinya pemerintah itu segera memberikan pembatasan terhadap liberalisme dan HAM.
5/6
Memancing Kemarahan Umat Islam Sunday, 21 December 2008 21:46
Karena liberalisme dan HAM yang tidak dibatasi artinya kebebasan mutlak, itu hanya milik binatang dan orang gila. “Oleh sebab itu dengan adanya liberalisme dan HAM yang tidak dibatasi, seolah-olah tiap manusia bisa mengeluarkan semua ekspresi dia, terlepas benar atau tidak benar, sehingga melanggar norma-norma agama,” ujarnya.
KH. Syukron Ma'mun adalah pimpinan sekaligus pendiri dari pesantren Daarul Rahman, Jakarta. Pada awalnya laki-laki kelahiran Sampang, Madura 21 Desember 1941 ini menimba ilmu selama dua tahun di Pesantren Salafiyah, Pasuruan, Jawa Timur. Kemudian ia melanjutkan pendidikan dan mengabdi di Pesantren Gontor, Ponorogo selama sembilan tahun sambil kuliah di Institut Darussalam, di kota yang sama.
Kyai Syukron bercita-cita ingin memadukan pendidikan agama modern dengan pendidikan gaya salafi yang membahas kitab kuning. Dari Gontor ia memperoleh kemahiran berbahasa Arab dan berbahasa Inggris serta cara-cara berorganisasi. Sedangkan dari Salafiyah ia mendalami kitab-kita kuning.
6/6