Koloni Dunia Baru, New Orleans : Oktober 1817... Seorang wanita muda berusia sekitar 28 tahunan, berambut panjang lurus dan berwarna coklat terang, dengan jubah hitam yang membalut kulit putihnya yang pucat sedang duduk bersimpuh ditengah ruangan kamarnya yang gelap gulita, di sekelilingnya belasan lilin menyala dan dia tampak memegang sebuah bola kristal, di lehernya sebuah amulet tergantung dengan indahnya. Awalnya semua baik-baik saja, tapi sesaat kemudian nyala lilin-lilin itu mulai bergoyang dan tampak tirai jendela kamar itu perlahan tersingkap, pintu balkon mendadak terbuka dan sesosok tubuh berjubah hitam dengan sepasang sayap hitam di punggungnya melayang masuk dari sana. Sosok itu terlihat sangat tampan, dia memiliki kesempurnaan Malaikat Surga, tetapi juga memiliki aura misterius yang tidak biasa. Tubuhnya seperti manusia, berwajah tampan seperti Malaikat Surga pada umumnya, dengan bola mata yang berwarna biru terang, raut ketegasan tergambar jelas di wajahnya, rambutnya berwarna hitam lekat sangat kontras dengan kulitnya yang putih pucat bagaikan salju, dia memiliki sayap serupa dengan Michael dan Gabriel, dan para Malaikat Tuhan yang lain, tetapi sayap itu berwarna hitam dan pada saat sayapnya terbuka, terlihat bulu-bulunya yang kasar bagaikan anak pedang yang tajam. “Aku tahu kau pasti akan datang.” ujar gadis itu tenang, seolah bisa menebak kedatangan “tamunya”.
“Juliana La Faye, apa yang kau inginkan dariku?” tanya sosok hitam itu dengan dingin dan angkuh. “Aku yang seharusnya terbaring didalam pusara itu kan?” ujar wanita itu menerawang, tidak mempedulikan pertanyaan pria bersayap itu. “Aku tak punya pilihan. Kaulah satu-satunya yang bisa membantuku. Gadis itu. Betsheba Sherman. Dia yang telah mengkhianatiku dan membakarku hidup-hidup ditiang pembakaran sebelas tahun yang lalu. Harusnya itu makamku, tapi kakak menukar hidupnya dengan hidupku agar aku bisa bangkit dari kematian. Ini tidak adil untuknya...” serunya sambil menangis pelan, mengingat detik-detik terakhir ketika kakaknya, Liliana La Faye harus terbakar hidup-hidup di dalam gudang sebagai harga yang harus dibayarnya untuk pertukaran nyawa adiknya. “Kakakku orang yang baik. Aku tak percaya dia membunuh orang hanya demi aku.” ujarnya menyesal, airmata masih menetes pelan di wajahnya yang cantik. Sosok itu masih terdiam. “Amulet ini telah memberitahuku semuanya. Kakakku menggunakan tubuh dan jiwa Betsheba Sherman sebagai persembahan dan pertukaran agar aku hidup kembali. Dia menyihir semua penduduk kota dan memanipulasi ingatan mereka soal siapa yang mati dibakar hari itu. Bukan hanya itu, Kakak juga membantai seluruh Keluarga Sherman dan untuk semua pembantaian yang telah dia lakukan, dia harus membayarnya dengan nyawanya. Kenapa harus membangkitkanku dari kematian? Karena aku, banyak orang yang mati sia-sia.” ujarnya sedih dan menyesal, masih tetap bersimpuh di dalam formasi berbentuk pentagram yang penuh lilin tanpa menoleh pada ‘tamunya’.
“Kurasa Kakakmu sangat mencintaimu, demi kau, dia rela lakukan apapun. Tapi sayang sekali aku tak punya waktu untuk mendengarkan curahan hatimu.” Jawab sosok itu tetap dengan dingin dan angkuh. Perlahan Julia berdiri, dengan menggenggam amuletnya dia menatap pria bersayap itu dan berkata dingin “Tolonglah aku! Apa yang harus kulakukan agar kau mau menolongku? Hanya kau yang bisa, LUCIFER. Aku mempelajari sihir di buku itu, aku ingin membawa Kakakku kembali dari kematian dan aku butuh bantuanmu.” Ujar Julia, merendahkan suaranya, memohon pelan. “Apa kau yakin kau akan melakukannya? Kau bukan Penyihir. Kemampuanmu takkan cukup untuk melakukannya. Tanpa amulet itu, kau tak punya kemampuan apa-apa. Kau kuat karena amulet itu tergantung dilehermu, karena kekuatan kakakmu ada dalam amulet itu. Lagipula, bersekutu dengan Iblis, harga yang harus kau bayar sangatlah mahal. Lupakan saja keinginanmu! Jangan lakukan hal yang sia-sia. Kau takkan sanggup melakukannya!” sosok itu memperingatkan, seolah tak berniat mengabulkan permintaanya. “TIDAK! AKU PASTI BISA! AKU HARUS BISA!” Julia bersikeras, dia tidak akan menyerah begitu saja. “Dulu kakakmu menjual jiwanya pada Hades agar bisa membangkitkanmu dari kematian. Sekarang, kau ingin menjual jiwamu padaku agar dia bisa bangkit kembali dari kematian. Kalian berdua sungguh sangat membingungkan.” Cibir sosok hitam itu, Lucifer sang Malaikat Kegelapan. “Jika itu memang perlu, aku rela menjual jiwaku padamu. Katakan apa yang kau inginkan dariku?” jawab Julia tegas dan tak ada keraguan dalam suaranya.
“Aku tak pernah berselisih dengan Hades sebelumnya. Dan aku pun tak punya alasan untuk berselisih dengannya saat ini. Hanya demi kau, pantaskah aku melakukannya? Apa yang bisa kau berikan padaku sebagai imbalan untuk menerobos masuk Neraka dan menculik Ratu Dunia Bawah?” Lucifer balik bertanya. “Kau tahu siapa aku, aku tak mau membantu manusia secara cuma-cuma. Pikirkan apa yang bisa kau berikan padaku sebagai pertukarannya. Datanglah padaku jika kau sudah tahu jawabannya.” Ujar Lucifer lalu menghilang dalam kepulan asap hitam dalam detik berikutnya. “Aku tak peduli apapun persyaratannya. AKU PASTI BISA! NECROMANCY. Aku akan pakai cara yang sama seperti kakakku melakukannya. SEGERA!! AKU AKAN MEMBAWA KAKAKKU KEMBALI DARI KEMATIAN!” Julia bertekad, sambil menangis pelan mengingat Lily yang tewas dalam kebakaran. Julia tenggelam dalam kenangan kematian kakaknya yang menyakitkan hingga dia tidak sadar saat pintu kamar itu terbuka dan seorang pria lain masuk kedalam ruangan dengan wajah yang terlihat cemas. Dia memiliki raut wajah yang tegas, dengan rambut ombak berwarna coklat gelap pendek, hidung mancung dan bola mata berwarna biru terang, pria itu terlihat sangat tampan, tapi kini kecemasan terlihat jelas di wajahnya yang tampan. “Kau melakukannya lagi? Tolong hentikan, July! Ini tak ada gunanya untukmu. Kau bukan Penyihir! Kau takkan mampu melakukannya. Tolong jangan membuat tragedi yang sama terulang. Jika kau menyayangi kakakmu, jangan buat semua pengorbanannya sia-sia.” Ujar pria itu terlihat putus asa karena istrinya tidak mau menuruti kata-katanya.
“TIDAK! AKU PASTI BISA! Jika kakakku bisa, aku juga pasti bisa. Aku punya amulet ini. Kekuatan kakakku ada didalamnya.” Jawab gadis muda itu bersikeras seraya menggenggam erat amulet bertuah yang tergantung di lehernya yang jenjang. “JULIANA LA FAYE!” bentak pria itu dengan nada putus asa. “ALEXANDER FLETCHER, jika kau mencintaiku, kau harus mendukungku. Aku tak bisa hidup dengan rasa bersalah atas kematian kakakku. Please, biarkan aku mencobanya.” Pinta Julia memelas, sambil berjalan keluar dari dalam formasi pentagram api, tempat tadi dia bersimpuh dan melakukan ritual. “Apa kau tahu aku sangat putus asa? Aku sudah mencoba ke semua nama, ke semua kekuatan kegelapan yang pernah ada di dunia : Setan, Beelzebub, Abbadon, Asmodeus, Lucifer. Dan hanya Lucifer yang bisa menolongku. Hanya Lucifer yang bisa membawa kakakku kembali dari kematian. Biarkan aku mencobanya.” Julia kembali meminta ijin pada suaminya dengan ekspresi putus asa, perlahan berjalan mendekati suaminya dan berusaha membujuknya. Dia benar-benar berharap bisa membangkitkan kembali kakaknya dari kematian, sama seperti yang dilakukan kakaknya dulu saat membangkitkannya dari kematian. “Tapi ini gila! Kau tahu siapa itu Lucifer. He is The Great Demon Lord. Dia Malaikat Yang Terbuang, dia Raja Iblis yang sangat kejam, dia Penguasa Kegelapan. Dan kau memohon padanya? Aku tak mau kau main-main dengan kuasa kegelapan. Itu sangat berbahaya Julia.” Alex terlihat tak kalah putus asa saat menasehati isterinya, dia menyadari bahwa Julia takkan berhenti sebelum melihat kakaknya hidup kembali.
“Justru karena dia adalah Penguasa Kegelapan, jadi hanya dialah yang bisa membantuku. Jika Bala Tentara Surga saja berani dilawannya, apalagi hanya seorang Dewa Kematian? Dialah yang paling kuat diantara yang lainnya.” Julia pasrah saja, karena memang hanya itulah satu-satunya jalan. Lucifer yang terkuat, dia adalah Malaikat Kesayangan Tuhan sebelum akhirnya Tuhan melemparnya dari Surga ke bumi. Hanya Michael dan Tuhan sendirilah yang bisa mengalahkannya. Hanya Lucifer yang bisa menolongnya saat ini, hanya dia yang mampu membebaskan Lily dari jerat Sang Dewa Kematian, Hades. “Tapi tak ada yang gratis di dunia ini. Lucifer pasti meminta imbalan.” Ujar Alex tak suka. Julia mengangguk pelan, mengingat bahwa memang Lucifer dengan jelas mengatakan bahwa tak ada sesuatu di dunia ini yang cumacuma. ************** Seorang pria muda berwajah tampan, dengan bola mata berwarna biru terang dan rambutnya yang hitam pekat, berhidung mancung dan mengenakan jubah hitam yang membuat kulitnya yang seputih salju terlihat sangat kontras, sedang berdiri mematung dibalkon kamarnya seraya memandang bulan yang bersinar sangat terang malam itu. Dia terdiam, termenung, mengingat pertemuannya dengan seorang ‘kawan lama’ yang entah sudah berapa lama tidak ditemuinya. Mungkin sejak dia dilempar dari Surga ke bumi, mereka tak pernah bertemu lagi. Tapi setahun yang lalu, tiba-tiba saja ‘kawan lama’ itu turun menemuinya. Menyampaikan sebuah pesan yang sama sekali tidak dimengertinya hingga saat ini.
“Hallo, Lucifer.” Kenang pria muda itu, Lucifer Sang Malaikat Yang Terbuang saat tiba-tiba saja seorang kawan lama menghalangi jalannya dan memaksanya memberi kesempatan untuk bicara. “Hallo, Michael. Apa yang membuat The Prince Of Seraphim, The Leader of Army Of God tiba-tiba saja turun ke bumi dan menemuiku? Apa terjadi sesuatu di Surga? Atau janganjangan hari Penghakiman telah tiba? Jangan bilang kau datang kemari untuk bertarung denganku sekali lagi?” sindir Lucifer tajam, tampak tak suka dengan kedatangan kawan lamanya, Michael the Archangel. Apalagi mengingat dulu Michael-lah yang telah mengalahkan Lucifer dan melemparnya dari Surga ke Bumi. Sejak itu Lucifer bersumpah bahwa dia akan memerangi langit yang telah membuangnya. “Aku sudah bersumpah akan memerangi langit yang sudah membuangku, jadi apa tujuanmu datang kemari? Kau ingin bertarung sekali lagi?” sergah Lucifer saat Michael tak kunjung menjawab. “Aku datang kemari untuk menyampaikan pesan dari Yang Maha Kuasa.” Jawab Michael akhirnya, dengan nada yang sangat datar. Michael sangat tampan, sama seperti Lucifer, Michael pun memiliki ketampanan Malaikat Surga. Sayapnya begitu lebar dan berwarna putih terang menyilaukan, dengan hidung yang mancung, dan bola mata berwarna biru langit serta rambut ikal berwarna kuning emas, membuatnya terlihat semakin bercahaya dan menyilaukan, sebagai panglima perang tentara Surgawi, pedang Malaikat selalu tergenggam di tangan kanannya.
Lucifer menjadi penasaran. “Pesan? Bukankah itu seharusnya menjadi tugas Gabriel sebagai Pembawa Pesan Tuhan? Jika aku tidak salah ingat, Gabriel dikenal sebagai The Messenger Of God, bukankah seharusnya dia yang datang kemari menyampaikan pesan apapun itu?” ujar Lucifer semakin penasaran. Pesan penting apakah itu hingga harus Michael sendiri, yang merupakan tangan kanan Tuhan yang harus menyampaikannya? Lagipula andaikan boleh memilih, Lucifer lebih suka bertemu dan bicara dengan Gabriel daripada Michael. “Sepertinya kau tidak suka bertemu denganku Lucifer?” sindir Michael, merasa kalimat Lucifer selalu terdengar tajam. “Aku Iblis dan kau Malaikat. Kurasa jawabannya kau sudah tahu dengan jelas.” Jawab Lucifer singkat, tak ingin berlamalama bertemu dengan Michael. “Baiklah. Aku langsung saja.” Ujar Michael mengerti. “Ada seorang gadis. Dia sangat istimewa. Dia memiliki kekuatan hebat yang tersembunyi dalam dirinya, konon aku dengar dia bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa kau bayangkan. Dia ada dibumi dan dia sangat mempesona. Ahh tidak.. tidak lagi. Hades telah menangkapnya. Hades telah mengurungnya di neraka, memaksanya menjadi Ratu Dunia Bawah..” Michael terdiam sejenak untuk melihat reaksi Lucifer yang tampak bosan mendengar penjelasannya. “LUCIFER, PAY ATTENTION!” sentak Michael kesal. Lucifer pun berbalik kesal.
“Kau pikir siapa dirimu, Michael? Kau datang ke wilayahku dan sekarang berani memerintahku? Kalau aku mau, kau takkan bisa keluar hidup-hidup dari sini!” Lucifer mengancam. “Kau takkan menang melawanku, kawan. Kau sudah pernah mencobanya kan?” ujar Michael singkat, pelan dan dalam dengan penuh rasa percaya diri dalam suaranya. “FINE! Lalu apa hubungannya gadis itu denganku? Aku tak mengenalnya. Aku tak peduli siapa dia. Kenapa aku harus peduli pada seorang gadis manusia?” Jawab Lucifer tak tertarik. “Seperti yang kubilang, gadis itu istimewa. Sangat istimewa. Dia sangat penting bagi kita. Jika tidak, Yang Maha Kuasa tidak akan mengutusku kemari secara pribadi untuk menyampaikan ini padamu.” Jawab Michael tegas seraya menatap Lucifer tajam. “Masuk akal. Siapa gadis itu hingga Michael sendiri yang diutus untuk menyampaikannya padaku?” batin Lucifer mulai menaruh perhatian pada penjelasan Michael. “Liliana La Faye.” Ujar Michael tiba-tiba. “Pardon me?” Lucifer tak mengerti kenapa tiba-tiba Michael mengucapkan kalimat itu. “Nama gadis itu Liliana La Faye. Kau harus turun ke Neraka dan menyelamatkannya, membebaskannya dari jeratan Hades.” Michael kembali menerangkan karena jelas sekali Lucifer tak mengerti maksudnya. “Dan kenapa harus aku? Sejak kapan kau bisa memerintahku? Memang kau pikir siapa dirimu? Tuhan saja
berani aku lawan apalagi hanya seorang Archangel.” Lucifer berkata dengan nada sombong. Well, sejarah mengatakan Lucifer dilempar dari Surga memang karena sombong kan? “Because, Lucifer, she is your soulmate.” Kata Michael dengan mantap dan tanpa keraguan. “WHAT!” ucapan Michael sukses membuat Lucifer tercekat. ============