KOLOID STANDAR KOMPETENSI: Menjelaskan Sistem Dan Sifat Koloid Serta Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari
KOMPETENSI DASAR 5. 1. Membuat Berbagai Sistim Koloid Dengan Bahan -Bahan Yang Ada Disekitarnya 5. 2. Mengelompokkan Sifat-Sifat Koloid Dan Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari
INDIKATOR : 5.1.1. Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan. 5.2.1.Mengklasifikasikan
suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil
pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan) 5.2.2. Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi 5.2.3. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (effek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi,koloid pelindung koagulasi) 5.2.4. Menjelaskan koloid liofob dan liofil 5.2.5. Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi
PERTEMUAN PERTAMA
MATERI :
Jika suatu zat dilarutkan ke dalam pelarut,maka akin terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain.Peristiwa bercampurnya dua zat terse but dinamakan sistem dispersi. Tepung kanji jika damasukan ke dalam air panas akin membentuk sistem dispersi ,dimana tepung kanji sebagai zat terdispersi dan air sebagai medium pendispersi. Berdasarkan ukuran partikelnya,sistem dispersi dibedakan menjadi tiga yaitu ; Larutan,Suspensi,
dan Koloid.
1. LARUTAN
Larutan
merupakan
sistem
dispersi
yang
ukuran
partikel-partikelnya
sangat
kecil,sehingga tidak dapat diamati antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi. Oleh karena ukuran partikel zat terdispersi dengan medium pendispersinya hampir sama,maka sifat zat pendispersi dalam larutan akin terpengaruh (berubah) dengan adanya zat terdispersi.
2. SUSPENSI
Suspensi merupakan sistem dispersi dengan partikel -partikel yang berukuran relatif besar ,tersebar merata didalam medium pendispersi .Umumnya sistem dispersi merupakan campuran yang heterogenik ,tidak stabil sehingga jika tidak diaduk terus menerus akan mengendap akibat gaya grafitasi bumi.Cepat lambatnya suspensi mengendap bergantung besar kecilnya ukuran partikel zat terdispersi.Seemakin besar ukuran partikel tersuspensi maka semakin cepat proses pengendapan.
3. KOLOID
Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistim koloid merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan.tetapi lebih kecil daripada suspensi.pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikelantara 1 nm sampai 100 nm.Oleh karena ukuran partikelnya relatif lebih kecil .sistim koloid tidak dapat diamati dengan mata langsung,tetapi dapat diamati dengan mikroskop yang mempunyai tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).Beberapa koloid tampak jelas secara fisis misalnya santan,air susu,dan lem.
TABEL PERBEDAAN LARUTAN SEJATI,SISTIM KOLOID,DAN SUSPENSI
NO
LARUTAN SEJATI
SISTIM KOLOID
SUSPENSI
1
Diameter partikel < 100 nm
Diameter partikel 1 -
Diameter partikel >
100 nm
100 nm
2
Satu fase
Dua fase
Dua fase
3
Jernih
Agak keruh
Keruh
4
Homogen
Antara homogen dan
Heterogen
heterogen 5
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring
Dapat disaring
6
Tidak mengendap
Sukar mengendap
Mudah mengendap
7
Stabil
Relatif stabil
Tidak stabil
8
Mikron dapat dilihat dengan
Submikron dapat
Mikron,dapat
mikroskop elektron,tetapi
dilihat dengan
dilihat dengan
tidak dapat dilihat dengan
mikroskop ultra,tetapi
mikroskop biasa
mikroskop ultra
tidak dapat dilihatdengan mikroskop biasa
B.PENGGOLONGAN KOLOID
Jika larutan tersusun atas komponen - komponen zat terlarut dan pelarut ,maka suatu sistim koloid juga tersusun dari dua komponen,yaitu fase terdispersi (zat terlarut) dan medium pendispersi (pelarut). Contohnya : 1. Dispersi tanah liat(partikel tanah liat sebagai fase terdispersi ,sedangkan air merupakan medium pendispersinya). Dalam sistem koloid,baik fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas,cair atau padat.Gas yang terdispersi dalam gas tidak akin menghasilkan koloid .Hal ini disebabkan campuran gas dengan gas selalu menghasilkan campuran yang homogen.Oleh karena itu,dikenal
delapan macam sistim koloid. Berikut beberapa macam sistem koloid seperti terlihat pada table di bawah ini.
No.
Fase
Medium
Nama Koloid
Contoh
Pendispersi
Pendisperasi
1
gas
gas
-
-
2
gas
cair
Busa, buih
Busa sabun dan krim
3
gas
padat
Busa padat
Karet busa dan batu apung
4
cair
gas
Aerosol cair
Awan dan kabut
5
cair
cair
emulsi
Susu dan scoot emilsion
6
cair
padat
Emulsi padat
Keju mentega, jelly
7
Padat
gas
Aerosol padat
Asap dan debu
8
padat
cair
sol
Cat kanji ,tinta dan jelatin
9
padat
padat
Sol padat
Paduan logam dan kaca rubi
Busa atau buih adalah sistem koloid yang fase terdispersinya gas dan medium pendispersinya cair. Apabila medium pendispersinya mengandung surfaktan, maka busa makin stabil. Busa sabun adalah sistem koloid yang stabil karena sabun merupakan surfaktan. Molekul surfaktan cenderung terkonsenttrasi pada permukaan atau antar permukaan cairan dan gas, dan terdiri atas 2 bagian, yaitu yang bersifat non polar dan polar. Busa padat adalah sistem koloid yang terjadi jika padat terdispersi dalam gas, misalnya batu apung. Busa padat terjadi pada suhu tinggi dengan medium pendispersi yang
mempunyai titik lebur diatas suhu kamar sehinggi pada suhu kamar berwujud padat. Aerosol cair adalah sistem koloid dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi gas. Aerosol alam yang sering dijumpai, misalnya kabut dan awan. Kabut terjadi jika udara yang memiliki kelembapan tinggi mengalami pendinginan sehingga uap air yang terkandung di udara mengembun dan bergabung membentuk sistem koloid. Jika letaknya dipermukaan bumi, sistem ini disebut kabut dan apabila terdapat diangkasa disebut awan. Selain itu, ada aerosol yang sengaja dibuat oleh manusia dalam bidang industri. Misalnya, insektisida, obat nyamuk cair, dan kosmetik yang dicampurkan pada waktu digunakan. Contoh kosmetik adalah hair spray, spray deodoran, dan parfum. Aerosol padat adalah dispersi partikel-partikel padat yang sangat halus dalam medium gas. Aerosol ada yang bermanfaat bagi manusia dan ada yang tidak. Contoh aerosol padat yang bermanfaat bagi manusia, misalnya asap pembasmi nyamuk, pembasmi hama tikus, dan lain lain. Sedangkan aerosol padat yang tidak bermanfaat bagi manusia, misalnya asap buangan pabrik, asap kendaraan, dan lain lain. Emulsi adalah sistem dispersi antara cairan dengan cairan yang tidak dapat bercampur secara homogen. Misalnya, minyak dalam air dan susu. Jika minyak dimasukkan kedalam air, akan diperoleh emulsi minyak air. Sebaliknya, jika tetes air dimasukkan kedalam minyak diperoleh emulsi air minyak. Pada umumnya emulsi kurang mantap. Untuk memantapkan suatu emulsi perlu ada zat pemantap yang disebut emulgator yang befogs untuk menurunkan tegangan permukaan cairan sehingga tidak mudah terpisah lagi. Contoh emulgator adalah, sabun, diterjen, dan gelatin.
Emulsi padat adalah sistem koloid dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi padat yang tidak dapat bercampur. Misalnya, mentega adalah dispersi air dalam lemak. Sol adalah sebutan untuk sistem koloid jika padatan terdispersi ke dalam suatu zat cair (fase terdispersi tidak larut dalam medium pendispersi). Misalnya emas atau perak dalam air.
Sol padat merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi padat dengan medium pendispersi padat. Contoh kaca berwarna, mutiara berwarna, dan paduan logam (kuningan-perunggu). Sol padat dibuat atau terbentuk dalam wujud cair pada suhu tinggi, kemudian didinginkan.
PERTEMUAN KEDUA
C. Sifat-sifat Koloid Sifat-sifat koloid 1. Effek Tyndal Efektyndal adalah penghamburan cahaya oleh partikel koloid Contoh : a. sorot lampu mobil pada malam berkabut b. sinar matahari yang menerobos celah pohon pada pagi hari 2. Gerak brown Gerak Brownadalah gerak acak partikel koloid disebabkan tumbukan yang terjadi antara partikel koloid dengan medium pendispersi. Gerak brown tidak bisa dilihat dengan kasat mata tapi bisa dilihat dengan mikroskop ultra 3. Elektroforesis Elektroforesis adalah pergerakkan koloid dalam medan listrik, elektroforesis digunakan untuk menentukan muatan koloid jika koloid bermuatan negatif maka akan bergerak kekutub positif demikian pula sebaliknya. Contoh: alat cottrel di pasang pada cerobong asap pabrik 4. Adsorbsi Adsorbsi adalah penyerapan partikel koloid pada permukaannya. Jika koloid meyerap ion positip maka koloid bermuatan positip dan sebaliknya. Contoh: a. Penjernihan air b. Pemutihan gula tebu 5. Koagulasi Koagulasi adalah pengumpalan partikel koloid, yang sebabkan oleh: 1. pemanasan: perebusan telur 2. penambahan lerutan elektrolit: penggumpalan getah karet atau pembentukan delta. 3. Pendinginan: pembuatan agar-agar 6. Dialisis Dialisis adalah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu Contoh: cuci darah pada pasien gagal ginjal
. 7. Koloid pelindung Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan pada koloid lain untuk mencegah terjadi penggumpalan. Contoh: 1. penambahan gelatin pada es krim, 2. Kasein pada susu a. Menghilangkan muatan koloid Koagulasi dapat dicegah dengan cara menghilangkan muatan dari koloid. Proses penghilangan muatan koloid dilakukan dengan proses dialisis. Proses dialisis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran semipermiabel. Membran semipermiabel mempunyai pori-pori yang mampu ditembus oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Jika kantong semipermiabel dimasukkan ke dalam saluran air, maka ion-ion yang keluar dari membran terbawa semipermiabel akin terbawa aliran air, sedangkan koloid masih tetap di dalam kantong semipermiabel. Contohnya alat pencuci darah (haemodialisa). Darah kotor dari pasien dilewatkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari membra semipermiabel. Selama darah berjalan, pipa semipermiabel tersebut dialiri cairan (biasanya plasma darah) dan ion-ion dalam darah kotor tadi akan terbawa pada aliran plasma darah yang difungsikan sebagai pencuci. b. Penambahan stabilator koloid Penambahan suatu zat ke dalam suatu sistem koloid dapat meningkatkan kestabilan koloid, misalnya emulgator dan koloid pelindung Emulgator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi (koloid cair dalam cair atau cair dalam padat) untuk menjaga agar tidak mudah terpisah. Misalnya penambahan sabun ke dalam campuran minyak dan air. Koloid pelindung merupakan koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim agar es krim tidak cepat memisah dan tetap terus kenyal
PERTEMUAN KETIGA
D. Pembuatan Koloid
Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat kedalam medium pendispersi. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengubah suspensi menjadi koloid atau mengubah larutan menjadi koloid. Jika dilihat dari perubahan ukuran partikel zat terdispersi, maka cara pembuatan koloid dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi. LARUTAN
KOLOID
SUSPENSI
1. CARA DISPERSI Cara dispersi adalah cara pembuatan sistem koloid dengan mengubah partikel-pertikel suspensi kasar menjadi partikel-partikel koloid.Perubahan partikel kasar menjadi partikel koloid dapat dilakukandengan cara mekanik,busur bredig,dan peptisasi.
a.Cara mekanik ,partikel kasar dipecah secara halus,kemudian didispersikan kedalam suatu medium pendispersi. Untuk memecah partikel kasar dapat dilakukan dengan menggerus atau menggiling dengan alat penggiling koloid. Secara sederhana dapat digunakan alu kecil atau mortal,misalnya pembuatan sol belerang. Mula-mula sol belerang dihaluskan dengan alat penggiling mortal,kemudian didispersikan kedalam air,sehingga terbentuk sistim koloid.
b.Cara busur Bredig Pada cara busur bredig,partikel-partikel fase terdispersi dibuat dengan menggunakan loncatan bunga api listrik.Cara tersebut biasanya digunakan untuk membuat sol Sebagai elektrodanya,digunakan
logam
yang
akan
didispersikan
dipasang
sebagai
medium
pendispersinya. Logam yang akan didispersikan dipasang sebagai elektroda-elektroda yang dihhubungkan dengan arus listrik,menyebabkan logam akan menguap karena pemanasan dari tegangan listrik tersebut.Uap makin terkondensasi dengan cepat dan membentuk sistim koloid.
c.Cara peptisasi dilakukan dengan menambahkan ion sejenis pada suatu endapan .Penambahan dimasukkan untuk memecahkan endapan menjadi partikel koloid.
2. Cara Kondensasi Cara kondensasi adalah cara pembuatan sistem koloid dengan megubah partikel-partikel koloid. Dengan cara ini partikel-partikel zat terdispersi didalam larutan sejati yang berupa ion,atom atau molekul diubah menjadi pertikel yang lebih besar,yaitu pertikel koloid. Cara kondensasi dapat dilakukan dengan cara kimia dan fisika.
a.Cara Kimia Pada cara kimia, partikel-partikel koloid dibentuk dari larutan sejati melalui reaksi kimia,seperti hidrolisis,reaksi oksidasi reduksi,dan pangram konsentrasi (engendering) 1. Melalui Hidrolisis
Cara ini dapat dipakai untuk logam seperti Au,Fe,dan Cr karena basa logam tersebut terbentuk koloid.
Pembutan Sol Fe(OH)3 Beberapa tetes larutan FeCl3 jenuh dimasukkan kedalam air mendidih dan diaduk,maka Fe3+ akin mengalami reaksi hidrolisis menjadi Fe(OH)3. Reaksinya : FeCl3(aq) + 3H2O(l)
Fe(OH)3(s) + 3HCl(l)
2.Melalui Reaksi Oksidasi Reduksi
Pembuatan Sol Belerang
Gas H2S dan Gas SO2 dialirkan amkedalam air pada tabung yang berbeda sampai jenuh.Kemudian kedua larutan jenuh tersebut akan diperoleh sol belerang . Reaksinya:
2H2S(g) + SO2(g)
3S(s)
+ 2H2O(l)
Gas H2S dialirkan ke dalam larutan H2O2 maka akan terbentuk sol belerang . Reaksinya : H2S(g) + H2O2(aq)
S(s) + 2H2O(l)
Pembuatan Sol Emas
Larutan encer dari Au3+direaksikan dengan larutan Sn2+ .Reaksinya : 2Au3+(aq) + 3Sn2+(aq)
2Au(s) + 3Sn4+(aq)
-Melalui Reaksi Pengenceran
Pembuatan sol AS2S3
Gas H2S dialirkan kedalam air sehingga diperoleh larutan jenuh .Serbuk As2S3 dimasukan kedalam air pada tempat yang lain,lalu dididihkan sambil diaduk.Kemudian larutan As2S3 didinginkan. Larutan jenuh H2S dan larutan jenuh As2S3 yang telah didinginkan dicampur ,maka akan terbentuk sol As2S3 .Reaksinya :
As2S3 (aq)
+ 3H2S(aq)
As2S3 (s) + 3H2O(l)
Pembuatan Sol AgCl Larutan AgNO3 dicampurkan dengan larutan encer HCl . Reaksinya : AgNO3(aq) + HCl(aq)
AgCl(koloid) + 6 H2O(l)
b.Cara Fisika
Cara ini dapat dilakukan dengan menurunkan kelarutan suatu zat terdispersi,dengan mengubah pelarut atau dengan cara pendingnan.
cara
Pembuatan Sol Belerang Belerang larut dalam alkohol,tetapi tidak larut dalam air. Jika larutan jenuh belerang dalam alkohol dituang kedalam air,maka terbentuk sol belerang. Hal ini terjadi akibat menurunnya kelarutan belerang dapat juga dibuat dengan melarutkan serbuk belerang kedalam air panas dan setelah didinginkan akan terbentuk sol.
PERTEMUAN KEEMPAT E. Sol Liofob dan Sol Liofil Sol adalah suatu sistem koloid jika partikel dapat terdispersi dalam suatu cairan. Berdasarkan medium pendispersinya, disebut hidrosol jika mediumnya air, dan alkosol jika mediumnya alkohol. Berdasarkan daya gabung atau tarik-menarik (afinitas) fase terdispersi terhadap medium pendispersi, sol dibagi dua macam, yaitu sol liofob dan sol liofil.
1.
Sol Liofob Sol liofob adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas yang kecil atau
menolak medium pendispersinya. Liofob artinya takut cairan (bahasa Yunani lio= cairan, phobia= takut). Kebanyakan sol liofob dalam larutan air mendapatkan kestabilannya karena bermuatan. Muatan diperoleh karena terjadi adsorbsion sejenis oleh partikel koloid. Misalnya, pencampuran perak nitrat dan kalium iodida dalam larutan air. Jika perak nitrat dalam konsentrasi berlebih, maka partikel akan bermuatan positif, sedangkan jika kalium iodida berlebih, maka partikel makin bermuatan negatif.
2.
Sol liofil Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas yang besar atau mudah
menarik medium pendispersinya. Liofil artinya suka cairan (bahasa Yunani, Philia artinya cinta). Partikel dari dispersi liofil sebenarnya adalah molekul tunggal yang besar sehingga masuk dalam ukuran koloid. Sifat dari dispersi jenis ini bergantung pada konsentrasi dan bentuk molekulnya. Misalnya protein, dan kanji. Untuk mengendapkan koloid hidrofil diperlukan elektrolit yang lebih banyak. Hal ini
disebabkan untuk menetralkan muatan dan juga untuk menghilangkan selubung air digunakan alkohol. Oleh karena itu, koagulasi koloid hidrofil dapat berlangsung menurut beberapa langkah sebagai berikut. a
Jika koloid hidrofil mula-mula diberi elektrolit, kemudian alkohol, maka petama-tama terbentuk hidrofob yang tidak bermuatan. Setelah itu, mengendap.
b
Jika koloid hidrofil ditambah alkohol, mula-mula terbentuk koloid bermuatan, kemudian mengendap. Tabel Perbedaan Sol Liofob dan Sol Liofil
No
Sol Liofob
Sol lofil
1
Kurang stabil
Stabil, mantap
2
Terdiri atas zat anorganik
Terdiri atas zat organik
3
Bermuatan listrik tertentu
Bermuatan listrik bergantung pada medium
4
5
Viskositas(kekentalannya) rendah
Viskositas(kekentalannya) tinggi Untuk
Untuk koagulasi memerlukan
koagulasi memerlukan banyak
sedikit elektrolit ( terkoagulasi)
elektrolit (sukar terkoagulasi) kurang
Gerak
menunjukkan Gerak Brown dan Efek
Brown sangat jelas (Efek
Tyndall sangat jelas
6
Hanya
dibuat
Tyndall kurang jelas
dengan
cara
Umumnya dibuat dengan cara dispersi
kondensasi
7
8
Partikel terdispersi mengadsorpsi
Partikel terdispersi mengadsorpsi
ion
molekul
Reaksinya irreversible ( jika sudah
Reaksinya reversible ( jika sudah
menggumpal
9
sukar
dikloidkan
terkoagulasi dapat dengan mudah
kembali)
dijadikan koloid lagi)
Contoh : sol logam, darah, dan sol
Contoh: sabun, deterjen, agar-agar,
Fe(OH)3
kanji, dan gelatin
Perbedaan kemampuan menarik medium pendispersinya mengakibatkan terjadinya perbedaan sifat-sifat koloid tersebut. Pemanfaatan sifat hidrofob dan hidrofil terlihat pada penggunaan deterjen dalam proses pencucian pakaian. Kotoran yang menempel pada kain ada yang mudah larut dalam air, tetapi banyak yang tidak larut dalam air, misalnya lemak dan minyak. Proses pencucian bertujuan agar lemak dan minyak dapat teremulsi di dalam air, tetapi lemak dan minyak lebih kuat menempel pada kain sebab lemak dan minyak tidak larut di dalam air. Dengan bantuan sabun atau deterjen maka minyak makin tartari oleh deterjen. Oleh karena deterjen larut dalam air akibatnya minyak dan lemak dapat keluar dari kain. Kemampuan deterjen menarik lemak dan minyak disembarking pada molukel deterjen terdapat ujung-ujung liofil yang larut dalam air dan ujung liofod yang berpegang erat pada lemak dan minyak . Akibat gaya tarik-menarik tersebut,tegangan permukaan lemak dan minyak dengan kain menurun sehingga lebih kuat tertarik oleh molekul-molukel air yang mengikat kuat deterjen.
F. KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dalam kehidupan sehari-hari koloid banyak kegunaanya,baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun ada juga koloid yang mencemari lingkungan.
1. KEGUNAAN KOLOID Berikut beeberapa kegunaan,koloid,antara lain : a. Dalam industri tekstil,proses pewarnaan atau pencelupan bahan yang kurang baik daya serapnyaterhadap warna dapat menggunakan zat warna koloid karena mempunyai daya
serap yang tinggi sehingga dapat melekat pada textil. b. Untuk bahan kosmetik yang umumnya dibuat dalam wujud koloid.Hal ini disebabkan karena koloid mudah dibersihkan serta tidak merusak kulit dan rambut. Bahan kosmetik gerenuk aerosol,misalnya parfum air spray. Bahan kosmetik berbentuk sol,misalnya cairan masker dan cat kuku Bahan kosmetik berbentuk gel,misalnya minyak rambut Bahan kosmetik gerenuk sol padat,misalnya pensil alis dan maskara
c. Untuk mengurangi polusi udara yang disembarkan oleh pabrik-pabrik, menggunakan suatu alat yang disebut Cotrell.Alat tersebut berguna untuk menyerap partikel-partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar dari cerobong asap pabrik.
2. KOLOID YANG MENCEMARI LINGKUNGAN Selain banyak manfaatnya bagi kita ,ada juga koloid yang dapat mencemari
lingkungan
disekitar kita.Koloid - koloid yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan kita adalah sebagai berikut:
a.Aerosol Cair Aerosol cair dapat mencemari lingkungan jika mengandung bahan CFC,karena CFC dapat merusak lapis an ozon bumi kita. b.Detergen Detergen terbentuk dari asam benzena sulfonat (ABS) dan sodium tripolifosfat(STTP) sehingga dapat mencemari air sebab kedua bahan tersebut tidak dapat diuraikan oleh bakteri. c.Asap Pabrik Asap pabrik yang mengandung gas SO3 menyebabkan human asam.Akibat dari human asam adalah merusak atau menimbulkan korosi pada pada besi atau Palauan batuan candi.sedangkan asap buangan pabrik yang mengandung logam berat (Pb,Cd) sangat mencemari lingkungan.
EVALUASI I.Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan tepat! 1.Apa yang dimaksud dengan : a.Larutan b.suspensi c.Koloid 2.Nyatakan jenis koloid berikut ini tergolong jenis apa?: a.Keju b.Susu c.Asap 3.Jelaskan apa yang damasked dengan Adsorpsi? 4.Jelaskan pembuatan koloid dengan cara dispersi dan kondensasi? 5.Sebutkan tiga macam kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari?.
DAFTAR PUSTAKA
Sri Rahayu. N dkk. 2007. Sains Kimia 2 SMA/MA. Bumi Aksara, Jakarta en-wikipedia.org/wiki/colloid properties www.chem1.com?acad/webtext/colloid
Michael Purba. 2000.Ilmu Kimia Jilid 2b, Erlangga. Jakarta Sri Wahyuni dkk, 2001.” Panduan Partikum TerpilihKelas XI”,Erlangga Jakarta