1 Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa kar...
Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I.
Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam air akan terbentuk larutan sejati. Komponen – komponen larutan sejati tidak akan memisah jika didiamkan. Suatu suspensi kasar dapat diperoleh dengan mencampurkan pasir dan air. Pasir dan air akan segera memisah kembali, jika campuran ini didiamkan. Diantara keadaan suspensi kasar dan larutan sejati ada suatu keadaan campuran yang disebut dengan koloid. Keadaan koloid, sistem koloid, suspensi koloid, larutan koloid atau suatu koloid, adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fase pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10‐7 sampai dengan 10‐4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel – pertikel dengan berbagai ukuran, yang masing – masing mengandung jutaan/lebih atom emas. Koloid belerang terdiri atas partikel – partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8 . Suatu contoh molekul yang sangat besar ( disebut juga molekul makro ) ialah hemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 sma, dan mempunyai diameter sekitar 6 X 10‐7 . Koloid biasanya digolongkan menurut fasanya. Suatu sistem koloid terdiri dari dua fasa, fasa terdispersi dan medium pendispersi. Baik fasa terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas, cair atau padat. Macam dispersi koloid dapat dilihat pada tabel berikut ini : Fase Terdispersi Gas Gas Cair Cair Cair Padat Padat padat
Medium Pendispersi Cair Padat Gas Cair Padat Gas Cair Padat
Nama Koloid Buih Busa padat Aerosol cair Emulsi Emulsi padat Aerosol padat Sol Sol padat
II.1 Pembuatan Koloid Ada dua pembuatan koloid yaitu dengan cara kondensasi dan cara dispersi. Pada cara kondensasi molekul – molekul diubah menjadi partikel koloid. Sedangkan pada cara dispersi partikel – partikel besar diubah menjadi partikel – partikel dengan besaran koloid. dispersi Partikel Besar
Partikel koloid
Kondensasi
molekul
II.1.A Cara Kondensasi Pengaruh Konsentrasi dan temperatur pada pembentukan koloid dapat dilihat pada pembentukan hidrosol Fe(OH)3 yang dapat diperoleh dengan cara menambahkan beberapa mL larutan besi (III) klorida jenuh kedalam air mendidih. + 3 H2O 3 HCl + Fe(OH)3 FeCl3 II.1.B Cara Dispersi Pada cara ini gumpalan zat besar diperkecil dengan penggilingan, pengadukan atau pengocokan. Jika suatu zat cair di dispersikan pada zat yang lain maka sistem koloid ini disebut Emulsi. Cara dispersi yang lain adalah peptisasi yaitu suatu proses dimana zat padat pecah menjadi partikel dengan besaran koloid akibat penambahan suatu zat kimia. III. Percobaan 1. Pembuatan Koloid Fe(OH)3 Panaskan sampai mendidih 50 ml air dalam bejana gelas. Tambahkan setetes demi setetes larutan FeCl3 jenuh sambil diaduk sampai merah coklat. Simpan koloid ini untuk. Campurkan 1 mL koloid Fe(OH)3 dan 1mL koloid Arsen(III)sulfida, apa yang terjadi? 2. Emulsi Dalam suatu tabung reaksi yang bersih, masukan 1mL benzene tambahkan 10 mL aquades, dan kocoklah dengan keras. Bagaimana hasilnya? Letakan tabung reaksi itu pada rak, dan perhatikan waktu yang diperlukan untuk pemisahan kedua zat cair menjadi dua lapisan. 3. Pembuatan Gel Ke dalam suatu bejana kimia dimasukan 15 ml larutan kalsium asetat jenuh. Sedangkan ke dalam bejana kimia yang lain dimasukan 85 ml C2H5OH 95%. Campurkan kedua larutan ini dengan segera. Masukan sedikit gel ke dalam cawan penguapan kemudian bakar.
Senyawa Karbon II Tujuan Mempelajari karakteristik dan pengaruh penambahan zat kimia tertentu terhadap sifat protein serta degradasinya. Alat Dan Bahan 1. Alat : 1.1 Tabung reaksi 1.2 Pengaduk 1.3 Bunsen 1.4 Penjepit kayu 1.5 Pipet ukur 1 ml 1.6 Dragbol 2. Bahan : 2.1 putih telur 2.2 garam (NaCl) 2.3 CuSO4 1% 2.4 HNO3 pekat 2.5 NaOH 6 M 2.6 HgCl2 1% 2.7 NaOH 8 N 2.8 Pb(OAc)2 2.9 Akuades Protein Siapkan putih telur dan usahakan dari jenis telur yang sama (ayam atau bebek). Sebanyak 2 ml putih telur ditambahkan 12 ml air. Aduk denga baik. Jika larutan yang dihasilkan tidak bening, tambahkan sedikit garam (NaCl). Sediakan 5 tabung reaksi dan masukkan kedalamnya masing‐masing 2 ml larutan putih telur tersebut. lakukan percobaan berikut: 1. Pada tabung pertama ditambahkan 1 ml larutan CuSO4 1% dan teteskan ke dalamnya NaOH 6M. 2. Pada tabung kedua tambahkan 1 ml larutan HNO3 pekat. Panaskan sejenak, hati‐hati (jangan mengarahkan mulut tabung ke Anda atau rekan kerja Anda) dan dinginkan. Setelah dingin tambahkan NaOH 6M sambil dikocok. 3. Pada tabung ketiga tambahkan 1 ml HgCl2 1%
4. Pada tabung ke empat tambahkan 1 ml NaOH 8 N,kemudian ditutup dengan kertas saring yang ditetesi nessler. Panaskan dengan hati‐hati. Ciumlah uap yang keluar dan perhatikan perubahan warna kertas saring. 5. Pada tabung kelima tambahkan beberapa tetes Pb(OAc)2 dan 1 ml NaOH 6 M. Panaskan hati‐hati. Polimer : Perekat alami Teteskan susu (± 5ml) menggunakan pipet yang terisi setengah penuh ke dalam tabung reaksi. Tambahkan cuka tetes demi tetes ke dalam susu sampai terbentuk padatan. Bagian padatan dari susu tersebut disebut kasein atau protein susu. Bagian cairannya disebut whey (dadih), berupa
cairan putih tipis yang memisah dari padatannya. Biarkan padatan mengendap denga baik di dasar tabung. Keluarkan cairan whey dari endapan. Gunakan spatula untuk mengangkat padatan dari tabung reaksi. Letakkan padatan pada kertas isap atau tissue untuk menyerap air. Ambil dua lembar kertas dan cobalah untuk merekatkan kertas itu menggunakan padatan yang telah diambil tadi. Biarkan kertas yang telah direkatkan selama semalam (Anda bisa cek di hari praktikum berikutnya). Keterangan: Telur disediakan Laboratorium
Hari: Tanggal:
LEMBAR PENGAMATAN DAN LAPORAN PERCOBAAN KIMIA KARBON No