BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Batudaa,
yang jumlah siswanya 18 orang. Dalam penelitian ini, materi yang ditetapkan yaitu materi Sistem Koloid. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I pertemuan 1 membahas tentang suspensi, larutan, koloid, serta jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi. Siklus I pertemuan 2 membahas tentang sifat-sifat koloid serta perbedaan antara koloid liofob dan liofil, sedangkan untuk siklus II pertamuan 1 membahas tentang cara pembuatan koloid. Pada akhir pertemuan diberikan evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa. 4.2
Deskripsi Hasil Pelaksanaan Lesson Study
4.2.1
Siklus I pertemuan 1 Pada tahap siklus I dilaksanakan proses pembelajaran untuk pertemuan 1 dan
2, dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan terdri atas 2 jam. Kegiatan ini diawali dengan perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), kemudian refleksi (See). 1.
Tahap Perencanaan (Plan) Kegiatan perencanaan ini dilakukan bersama tim Lesson Study yang terdiri dari
guru mata pelajaran dan guru bidang studi lainnya yang masih dalam ruang lingkup mata pelajaran eksakta (IPA). Adapun metode yang telah direncanakan akan
diterapkan pada saat proses belajar mengajar atau yang disebut dengan pelaksanaa (Do). Kegiatan perencanaan (Plan) dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan peneliti. Adapun hasil yang diperoleh pada kegiatan perencanaan adalah RPP yang terdiri atas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang disertai dengan tujuan pembelajaran, media yang digunakan, kemudian memilih guru model yang akan melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan guru lainnya bertindak sebagai pengamat (observer), dan yang diamati adalah semua aktivitas siswa selama proses pembelajaran, bukan guru model. 2.
Tahap Pelaksanaan (Do) Pada tahap ini, pelaksanaan pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi
yang berhubungan dengan materi pembelajaran, kemudian membagi siswa dalam beberapa kelompok. Pada proses pembelajaran ini semua pengamat harus fokus pada aktivitas siswa, tidak boleh mengganggu atau mengajak siswa berbicara. Sedangkan guru model dalam menyajikan materi harus mejalankan tugasnya sesuai yang di rencanakan pada waktu plan. Kegiatan pengamatan siswa pada penelitian ini dikenakan terhadap 18 orang siswa yang dilaksanakan oleh guru mitra dan guru-guru lainnya yang bertindak sebagai pengamat (observer). Adapun data hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Lesson Study, secara jelas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 Kriteria
B C K KS Jumlah
Aspek Penilaian Aspek 13 9 22
Persentase nilai 44,31% 20,56% 64,77
Keterangan : B : Baik C : Cukup K : Kurang KS : Kurang sekali Jika
disajikan
dalam
bentuk
tabel
hasilnya
adalah
sebagai
berikut:
ASpek Penilaian
Grafik 1. Diagram Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1
15
Diagram Hasil Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I 44,31% 20,56%
10 5
0
0 B
C
K Kriteria
0 KS
Berdasar pada Tabel 4 dan Garfik 1, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran belum cukup baik. Hal ini mungkin dikarenakan para siswa tidak tertarik dengan model atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru model tersebut.
3.
Tahap Refleksi (See) Setelah kegiatan pembelajaran selesai, semua tim Lesson Study mengadakan
pertemuan untuk membahas semua aktivitas yang terjadi di dalam kelas baik itu kelebihan maupun kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran, hal ini disebut dengan refleksi (See). Adapun yang menjadi saran dari tim Lesson Study dan guru mitra yang menjadi observer (pengamat) yaitu; cara pemberian apersepsi masih kurang, ini terlihat dari respon yang diberikan siswa masih sangat kurang. Penjelasan menggunakan
pendekatan
inquiri
belum
nampak,
kebanyakan
guru
yang
menjelaskan, seakan-akan hanya guru yang tahu sehingga masih banyak siswa-siswa yang tidak terfokus pada materi yang diajarkan. Pengusaan kelas masih kurang, ini terlihat saat guru mengajar hanya di posisi depan saja, sehingga siswa-siswa yang duduk dibagian belakang hanya bercerita dengan teman sebangkunya, tidak terfokus pada materi. Cara mengorganisir siswa harus lebih dipermantap. 4.2.2 Siklus I pertemuan 2 1.
Perencanaan (Plan) Pada kegiatan perencanaan ini dilakukan sama seperti kegiatan Plan
sebelumnya, baik dari standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun media yang digunakan. Yang membedakan adalah tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan penggantian guru model. Dimana tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah siswa mampu menjelaskan sifat-sifat koloid serta mampu membedakan koloid liofob dan koloid liofil. Selain itu, ada beberapa saran juga dari tim Lesson Study yaitu semua kekurangan yang terdapat pada pertemuan pertama hendaklah diperbaiki.
2. Pelaksanaan (Do) Pada tahap ini sama seperti pada tahap Do sebelumnya, dimana proses pembelajaran
diawali dengan pemberian apersepsi mengenai materi yang akan
diajarkan, guna untuk menggali pengetahuan mereka. Sementara guru model sedang melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang sudah direncakan sebelumnya, guru yang lain mengamgati seluruh aktivitas siswa yang ada dalam kelompok pengamatannya. Adapun data hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Lesson Study pada tahap ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Table 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 Kriteria
Aspek Penilaian Aspek 3 18 1 22
B C K KS Jumlah
Persentase nilai
13,63% 61,36% 2, 27% 77,26%
ASpek Penilaian
Jika disajikan dalam bentuk Diagram hasilnya ditunjukkan pada grafik 2.
20
Diagram Hasil Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus I 61,36%
10
13,63% 2,27%
0 B
C
K Kriteria
0 KS
Grafik 2. Diagram Hasil Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2
Berdasarkan Tabel 5 hasil pengamatan siswa serta Grafik 2, terlihat bahwa kriteria sangat baik (SB) pada siklus I pertemuan keduan mencapai 13,63%, kriteria baik (B) mencapai 65,46%, dan kriteria cukup (C) 1,81%, sedangkan untuk kriteria kurang (K), dan kurang sekali (KS) adalah 0%. Ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada pertemuan kedua sudah membaik dibandingkan dengan pertemuan pertama. 3.
Refleksi (See) Adapun hasil pengamatan dari tim Lesson Study pada kegiatan pembelajaran ini
bahawa pembelajaran semakin membaik jika dibandingkan dengan pertemuan pertama. Berikut hasil komentar dari semua pengamat: Apersepsi dan motivasi yang diberikan untuk merangsang minat belajar siswa sudah mulai terarah, penjelasan dengan menggunakan metode pendekatan inquiri sudah mulai nampak, penggunaan media pembelajaran juga sudah baik, ini terlihat dari cara siswa merespon pertanyaan yang diberikan guru, serta dapat menggali pengetahuan siswa. Dan dalam menyimpulkan materi, siswa-siswa sudah bisa menyimpulkan sendiri apa yang telah mereka pelajari tentang materi yang diberikan. Ini dikarenakan guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan, hanya saja guru masih kurang tegas dalam memimpin siswa untuk memberikan kesimpulan. Sehingga siswa meberikan kesimpulan secara bersama-sama yang mengakibatkan kelas menjdai ribut dan tidak terarah. Oleh karena itu, guru harus sedikit tegas agar kelas tidak menjadi ribut. Kemudian penguasaan kelas juga harus lebih di tingkatkan.
4.2.3
Siklus II pertemuan 1 Siklus ke-II ini merupakan lanjutan dari siklus I, dimana kegiatan awal yang
dilakukan sama seperti pada siklus I. Yaitu mulai dari perencanaan (Plan), Pelaksanaan (Do), kemudian Refleksi (See). 1.
Perencanaan (Plan) Pada kegiatan perencanaan ini dilakukan sama seperti kegiatan plan pada siklus
I baik dari standar kompetensi, kompetensi dasar, guru model maupun media pembelajaran yang digunakan harus ditentukan. Hanya saja yang membedakan adalah tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dimana tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II ini adalah siswa mampu menjelaskan proses pembuatan koloid. Selain itu juga ada beberapa saran dari tim Lesson Study yaitu pada proses pembelajaran ini alangkah baiknya menggunakan model pembelajaran, dan model pembelajaran yang di sarankan adalah NHT (Number Heads Together) kemudian semua kekurangan yang terdapat pada pertemuan sebelumnya hendaklah diperbaiki. 2.
Pelaksanaan (Do) Pada tahap ini pelaksanaannya sama seperti tahap Do sebelumnya, yaitu diawali
dengan pemberian apersepsi, lalu membagi siswa dalam beberapa kelompok. Hanya saja sedikit berbeda, kalau pada tahap pelaksanaan sebelumnya tidak menggunakan model pembelajaran, pada pelaksanaan kali ini menggunakan model pembelajaran. Dan model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran NHT (Number Heads Together). Adapun data hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Lesson Study, dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Kriteria B C K KS Jumlah
Aspek Penilaian 9 13 22
Persentase nilai 40,91% 44,32% 85,23%
ASpek Penilaian
Jika disajikan dalam bentuk Diagram, hasilnya ditunjukkan pada Grafik 3. Diagram Hasil Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus II 20
40,91%
44,32%
10 0
0 B
C
K Kriteria
0 KS
Diagram 3. Hasil Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus II Berdasarkan Tabel 6 beserta Grafik 3, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dengan menggunakan Lesson Study sudah lebih membaik lagi. Terlihat dari hasil persentase yang didapat yaitu pada kriteria sangat baik (SB) 40,90%, untuk kriterian baik (B) 59,09%, sedangkan untuk kriteria cukup (C), kurang (K), dan kurang sekali (KS) 0%. Ini dikarenakan dengan penggunaan model dan metode pembelajaran yang cukup baik, sehingga dapat menarik perhatian siswa. 3.
Refleksi (See) Hasil refleksi dari pertemuan ini yaitu : siswa-siswa sudah sangat antusias
dalam mengikuti proses pembelajaran, banyak yang bertanya jika ada materi yang
belum meraka pahami, dan perhatian merekapun sudah terfokus pada materi yang diajarkan. Ini dikarenakan apersepsi dan motivasi yang diberikan guru untuk merangsang minat belajar siswa sudah terarah, guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami, guru memperlihatkan gambar dan menjelaskan mengenai materi yang diajarkan melalui media pembelajaran power point sudah sangat baik. Dalam menyimpulkan materi guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan dan cara pemberian kesimpulanpun sudah terarah dengan baik. 4.3
Hasil Belajar Siswa siklus I Setelah melakukan tindakan pada siswa kelas XI IPA di SMA
Muhammadiyah Batudaa dengan jumlah siswa 18 orang, maka peneliti mengukur keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar siswa dalam bentuk uraian dengan 7 butir soal. Dari ke-7 butir soal tersebut, 5 soal diberikan pada pertemuan pertama dan 2 soal pertemuan kedua saat diakhir pelajaran. Data hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 10 dan 11, dan analisis data pada siklus I disajikan dalam bentuk tabel seperti Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Siklus I No
Rentang Nilai
Banyak Siswa
Persentase (%)
Pertemuan 1
Pertemuan 2
1.
85 – 100
-
3
8,33
2.
70 – 84
9
9
50
3.
51 – 69
9
6
41,67
4.
25 – 50
-
-
0
5.
0 – 24
-
-
0
18
18
100
Jumlah
Jika disajikan dalam bentuk Diagram, hasilnya adalah sebagai berikut: Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I 10
9 9
9
banyak siswa
8 6
6 4
3
Pertemuan 1 Pertemuan 2
2 0
0 0 85 – 100 70 – 84
51 – 69
25 – 50
0 0 0 – 24
rentang nilai
Diagram 4 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I
Dengan demikian berdasarkan data pada Tabel 7 dan Diagram hasil belajar maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran siklus I untuk hasil belajar siswa belum berhasil karena belum mencapai kriteria ketuntasan dan indikator kinerja yang telah ditentukan sebesar 70% untuk ketuntasan klasikal. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan pada siklus II. 4.4
Hasil belajar siswa siklus II Kegiatan evaluasi hasil belajar pada siklus II dilaksanakan pada akhir
pelaksanaan pembelajaran. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 13, dan analisis data pada tabel hasil penelitian pada siklus II disajikan dalam bentuk tabel seperti pada Tabel 8 hasil belajar siswa siklus II.
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II No
Rentang Nilai
Banyaknya Siswa
Persentase (%)
1
85 – 100
4
22,22
2
70 – 84
11
61,11
3
51 – 69
3
16,66
4
25 – 50
-
0
5
0 -24
-
0
Jumlah
18
100
Pada Tabel 8 diatas terlihat bahwa persentase siswa yang tuntas telah mencapai 83,34%, sedangkan persentase yang tidak tuntas hanya 16,66% saja. Dengan demikian penelitian yang dilakukan pada siklus II ini telah tuntas karena telah mencapai stndar ketuntasan yang ditentukan. Hasil belajar siswa pada siklus II ditampilkan pada lampiran. Dan hasil ini di interpretasikan kedalam bentuk diagram maka hasilnya tampak seperti pada Grafik 5.
Diagram Hasil Belajar siswa Siklus II 80 persentase
61.11% 60 40
22.22%
20
4
Banyaknya Siswa
16.66%
11
3
0 0
0 0
51 - 69
25 - 50
0 -24
Persentase (%)
0 85 - 100 70 - 84
rentang nilai
Grafik 5. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II 1.5
Pembahasan Penerapan
pendekatan
inquiri
dalam
proses
pembelajaran
di
SMA
Muhammadiyah Batudaa pada kelas XI IPA dengan jumlah siswa 18 orang materi sistem koloid melalui Lesson Study dilakukan berdasarkan hasil observasi pada waktu melaksanakan PPL pada bulan desember-januari. Berdasarkan hasil observasi yang
peneliti lakukan terdapat beberapa masalah dalam proses pembelajaran, yaitu pada saat proses pembelajaran sedang dilaksanakan terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan materi yang diajarkan, tidak ada yang berani mengeluarkan pendapat sendiri mengenai materi yang diajarkan. Implikasinya adalah kurangnya minat belajar siswa serta rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia. Oleh karena itu peneliti melakukan suatu perbaikan dengan cara menggunakan penerapan pendekatan inquiri bebasis Lesson Study. Tapi sebelum memulai penelitian terlebih dahulu dibentuk kelompok Lesson Study, yang terdiri dari beberapa guru yang ada disekolah, kepala sekolah, termasuk peneliti dan dosen. hal ini dimaksudkan untuk melihat aktifitas siswa serta memperbaiki pola pelaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas XI IPA serta meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan pendekatan inquiri dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, hal ini dapat dilihat dari data hasil pengamatan siswa yang dilakukan pada 3 kali pertemuan dimana 2 kali pertemuan pada siklus I dan 1 kali pertemuan pada siklus II serta hasil belajar siswa pada siklus 1 dan 2 yang mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan teori Sumantri M. dan Johar Permana (2000) dalam Mahmudin (2009), tentang metode inkuiri yang menjelaskan bahwa inquiri adalah cara penyajian pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada pesrta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru, dalam hal ini siswa dapat merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data dan menarik kesimpulan. Sedangkan Lesson Study berperan untuk melakukan perbaikan-
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan melalui perencanaan (plan), pelaksanaan (do), serta refleksi (see) pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Refleksi dilakukan oleh tim Lesson Study yang terdiri dari observer sebagai pengamat dalam aktifitas siswa selama proses pembelajaran, peneliti serta guru model mata pelajaran. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil belajar siswa pada siklus I diberikan tes hasil belajar siswa yang terdiri dari 7 butir soal uraian dan 20 soal objektif untuk siklus II. Tes hasil belajar siswa hanya terfokus pada hasil belajar kognitif yang terdiri dari pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) dan (C4) analisis. Pada analisis data hasil belajar siklus I pertemuan 1 didapatkan dari 18 orang siswa, hanya 50% siswa atau sebanyak 9 orang yang mencapai kriteria ketuntasan dengan nilai tertinggi 80 yang diraih oleh 3 orang siswa. Sedangkan 50% atau 9 orang yang tidak mencapai kriteria ketuntasan dengan nilai terendah adalah 52. Kemudian untuk pertemuan kedua, jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan telah meningkatkan. Didapatkan dari 18 orang siswa, ada 12 orang siswa atau sekitar 66% yang mencapai kriterian ketuntasan dan untuk siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan ada 6 orang atau msasih sekitar 34%. Dengan demikian melalui diskusi bersama tim Lesson Study ditetapkan bahwa penelitian ini belum berhasil sebab indikator keberhasilan yang ditetapkan belum tercapai. Oleh karena itu harus dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki aspek-aspek yang dianggap kurang pada siklus I sesuai analisis data hasil penelitian. Siklus II dilaksanakan hanya 1 kali pertemuan saja, dengan materi yang diajarkan adalah cara pembuatan koloid. Model pembelajaran yang digunakan adalah
model pembelajaran Number Head Together (NHT). Pada proses pembelajaran kali ini dapat menarik perhatian siswa, ini terlihat dari respon dan ekspresi mereka yang senang dengan model pembelajaran yang diberikan serta demonstarsi pembuatan koloid di dalam kelas yang dilakukan. Demonstrasi ini dilakukan untuk menggali pengetahuan siswa tentang koloid. Dan hasil dari demonstrasi tersebut siswa menemukan bahwa pada proses pembuatan koloid (gel) mengunakan cara mekanika. Berdasarkan hasil penelitian tentang hasil belajar siswa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data dimana pada siklus I pertemuan 1 persentase siswa yang tuntas adalah 50%, pada pertemuan ke 2 66% dan pada siklus II pertemuan 1 mengalami peningkatan menjadi 83,34%. Perbedaan tersebut disebabkan oleh pola pelaksanaan yang dilakukan pada proses kegiatan pembelajaran dimana pada siklus I terdapat banyak kekurangan pada aspek aktifitas siswa dan kekurangan tersebut yang diperbaiki pada saat pelaksanaan tindakan pada siklus II. Penggunaan Lesson Study juga sangat berpengaruh pada proses peningkatan hasil belajar siswa, dimana dengan adanya Lesson Study kegiatan perencanaan pembelajaran lebih terarah dan lebih terfokus pada aspek-aspek penting yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya tim Lesson Study
membuat peneliti dapat bertukar fikiran,
mengajukan pendapat dan menyatukan pandangan tentang kegiatan perencanan serta kegiatan refleksi yang akan dilaksanakan serta memperbaiki aspek-aspek yang masih kurang setiap kali kegiatan pembelajaran.