Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 421~430 421
KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK KARYAWAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PADA KOPERASI KARYAWAN BULOG JAKARTA SELATAN BERBASIS SECI MODEL Eva Zuraidah1, Windu Gata2 1Program
Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri e-mail:
[email protected]
2Program
Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri e-mail:
[email protected]
Abstrak Koperasi Pegawai Bulog adalah koperasi yang bergerak di bidang jasa, tabungan dan pinjaman. Pengetahuan tentang sistem manajemen, nampaknya telah menjadi kebutuhan dasar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama kepada karyawan. Manajemen pengetahuan merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan yang bermanfaat dalam koperasi. Manajemen pengetahuan bukan sekedar pengaturan akan knowldge, melainkan manajemen koperasi dengan fokus khusus pada pengetahuan, manajemen pengetahuan dengan suatu sistem, yang diharapkan bisa menjadi solusi kebutuhan arus pengetahuan tidak terhambat oleh keterbatasan waktu dan tempat. Penelitian ini akan mengembangkan analisis sistem manajemen pengetahuan dan aplikasi perancangan analisis yang dikembangkan. Metodologi yang digunakan oleh model dan analisis SECI untuk mendapatkan sistem manajemen pengetahuan. Sistem manajemen pengetahuan yang dihasilkan mendukung proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, internalisasi (SECI). Sistem manajemen pengetahuan dikembangkan sebagai sarana berbagi kepada karyawan. Keywords: Manajemen Pengetahuan, Sistem Manajemen Pengetahuan. 1. Pendahuluan Knowledge Management (KM) adalah suatu pendekatan-pendekatan sistematik yang membantu kemunculan dan mengalir informasi dan pengetahuan kepada orang yang tepat disaat yang tepat menentukan yang efektif dan efisien.Knowldege management menjadi bidang yang penting dalam proses pembelajaran sebuah organisasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi harus mampu memberikan kemajuan bagi organisasi itu sendiri.Untuk itu dibutuhkan manajemen yang kuat agar pengetahuan tersebut mengakar di setiap individu dalam organisasi dan tidak hilang begitu saja dengan didukung infrastruktur untuk penyebaran informasi di lingkungan organisasi
Kesadaran untuk menerapkan pendekatan Knowledge Management ke dalam strategi bisnis diperlukan karena terbuktinya perusahaan yang menjadikan knowledge sebagai asset utamnya senantiasa mendorong perusahaan lebih inovatif yang bermuara . Selama ini pengolaan knowledge dalam koperasi ini masih tidak terdistribusi dengan baik. Sifatnya masih individu ke individu, secara lisan dan tidak terdokumentasi. Knowledge seorang karyawan yang sudah keluar dari koperasi tidak diwariskan kepada penggantinya. Sebaliknya karyawan baru masuk kekoperasi tidak terwariskan knowledge dari tempat yang lama. Hal inilah yang menyebabkan penerapan Knowledge
Diterima 15 Februari, 2016; Revisi 24 Februari, 2016; Disetujui 15 Maret 2016
ISBN: 978-602-61242-4-1 Management System (KMS) menjadi penting dikoperasi. Pengetahuan atau knowledge merupakan hal penting yang harus dikelola oleh HRD dan karyawan untuk dapat meraih tujuan kemajuan koperasi dan agar dapat bersaing dalam dunia usaha. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan banyak kemudahan dalam pengelolaan pengetahuan atau knowledge management dari koperasi. Kualitas sumber daya manusia dapat dipengaruhi tingkat perkembangan koperasi. Faktor yang paling penting dalam menjaga kualitas dari pengetahuan dalam proses Knowledge Management System (KMS) adalah pengetahuan yang akan dipergunakan sebagai dasar transfer ilmu pengetahuan, menyelesaikan melakukan inovasi Koperasi. 2. Metode Penelitian A. SECI Model Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) mengusulkan empat mode transfer pengetahuan dan penciptaan (dikenal sebagai model SECI): Sosialisasi adalah proses berbagi pengalaman dan dengan demikian menciptakan pengetahuan tacit seperti model mental dan keterampilan teknis. Pengetahuan tacit dapat diperoleh tanpa menggunakan bahasa melalui observasi, imitasi, dan praktek. Eksternalisasi adalah proses mengartikulasikan pengetahuan tacit dalam bentuk eksplisit konsep, mengambil bentuk metafora, analogi, konsep, hipotesis, atau model. Combinasi adalah proses systemizing konsep ke dalam sistem pengetahuan dengan menggabungkan benda yang berbeda dari pengetahuan eksplisit. Eksplisit pengetahuan ditransfer melalui media seperti dokumen, pertemuan, dan e-mail dan / atau telepon percakapan. Kategorisasi pengetahuan ini dapat menyebabkan generasi pengetahuan baru. Internalisasi adalah proses konversi pengetahuan eksplisit ke dalam pengetahuan tacit dan erat kaitannya dengan learning by doing. Menurut Ikojiro Nonaka (2008)“ Pengetahuan baru timbul karena adanya Interaksi secara terus menerus antara pengetahuan explicit (teraktualisasi) dan tacit (terpendam). Pengetahuan
KNiST, 30 Maret 2016
teraktualisasi adalah bentuk pengetahuan yang sudah terdokumentasi / terformalisasi, mudah disimpan, diperbanyak, disebarluaskan dan dipelajari, seperti manual, buku, laporan, dokumen, surat dan sebagainya”
Gambar 1. Diagram SECI –Nonaka B.
Model Konversi Knowledge Menurut Nonaka dan Takeuchi mengemukakan bahwa alasan fundamental mengapa perusahaan lebih sukses karena ketrampilan dan pengalaman mereka terdapat pada penciptaan knowledge organisasi. Penciptaan Knowledge dicapai melelui pengenalan hubungan sinergik antara tacit knowledge dan explicit knowledge [7]
Gambar 2. Model Konversi Knowledge (Sumber Nonaka dan Takeuchi 1995) C.
Definisi Knowledge Management Knowledge Management adalah sebuah teori management yang diperkenalkan pada tahun 1990-an dimana definisi yang diberikan beberapa ahli yang memiliki makna yang berbeda-beda. D. Kerangka Kerja Knowledge Management Menurut Bukowits kerangka kerja Knowledge Management yang dikembangkan dari 2 alur kegiatan yang terjadi bersamaan dalam suatu organisasi yaitu: 1. Proses jangka pendek Pengetahuan digunakan untuk kegiatan sehari-hari dalam merespon kebutuhan dan kesempatan dari luar. Proses pengembangan pengetahuan dari kegiatan operasional sehari-hari disebut dengan
422
ISBN: 978-602-61242-4-1 proses taktis. Proses taktis terdiri dari 4 tahapan yaitu: a. Mendapatkan (Get) b. Menggunakan (use) c. Mempelajari (Learn) d. Memberikan kontribusi (Contribute) 2. Proses jangka panjang Untuk menghubungkan aset pengetahuan organisasi dengan kebutuhan strategi koperasi. Proses penyesuaian dengan kebutuhan jangka panjang koperasi disebut proses trategi. Proses strategi terdiri dari 3 tahapan yaitu: a. Assess, b. Build and sustain c. Divest. E. Knowledge Management System (KMS) Knowledge Management System (KMS) secara luas diartikan sebagai pengelolaan atau manajemen dari knowledge organisasi untuk menciptakan nilai bisnis dan membangun daya saing. Knowledge Management mampu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan mengaplikasikan knowledge sebagai kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis. F. Penerapan Manajemen Pengetahuan Melalui SECI Model Menurut Setiarso (2009), berpendapat bahwa knowledge management yang sukses tidak hanya karena komputer yang impresif tetapi sebaiknya mengandung komponen-komponen, yaitu: a. Alur knowledge yang benar dan sumber yang dilimpahkan ke organisasi. b. Teknologi tepat yang disimpan dan dapat mengomunikasikan knowledge tersebut. c. Budaya tempat kerja yang benar sehingga karyawan termotivasi untuk memanfaatkan knowledge.[12] G. Infrastruktur Knowledge Management Menurut Zader (1995) infrastruktur teknologi informasi yang dibangun untuk mendukung kebutuhan sistem informasi organisasi juga dapat memfasilitasi knowledge management. Infrastruktur teknologi informasi tersebut mencakup segala sesuatu yang terkait dengan data processing, storage, dan communication technology. Common knowledge dapat
KNiST, 30 Maret 2016
diartikan sebagai kumpulan pengalaman organisasi yang terkait dengan aktifitas dan prinsip-prinsip yang mendukung proses komunikasi dan koordinsi organisasi. H.
Peranan Teknologi Informasi terhadap Knowledge Management Menurut Davidson (2003) teknologi informasi sangat berperran terhadap knowledge management. Dengan dukungan teknologi informasi proses-proses yang terdapat dalam knowledge management dengan dukungan informasi diwujudkan dengan membuat suatu knowledge management system. Dengan teknologi seperti jaringan komputer proses transfer knowledge antar karyawan dapat dilakukan dengan mudah tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Ada dua pendekatan dalam melihat peran teknologi informasi ini, yakni kodidikasi dan personalisasi. 1. Kodifikasi Kondifikasi adalah terkait dengan penyimpanan knowledge. Salah satu peran teknologi informasi dalam mendukung knowledge management adalah melalui pembuatan database untuk menyimpan explicit knowledge yang ada dalam suatu organisasi, sehingga knowledge tersebut dapat diambil dan digunakan dengan mudah. 2. Personalisasi Penerapan knowledge management yang berbasis teknologi informasi bukan hanya sekedar menyimpan knowledge yang ada saja, tapi juga bagaimana menghubungkan antar satu orang denganorang lain. Biar bagaimanapun, orang akan cendrung untuk berkomunikasii dengan orang lain dahulu sebelum benar-benar mencarinya didatabase. Untuk itu harus disediakan juga fasilitas yang dapat memudahkan proses komunikasi ini seperti diskusi electronik, email, dan lain-lain. I. Tinjauan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Pegawai Bulog ( KOPEL), salah satu koperasi Pegawai Bulog yang terletak Kantor Pusat Koperasi Pegawai Perum Bulog Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36, Jakarta Selatan, Jakarta Selatan . Ruang lingkup KOPEL adalah : Jasa Keuangan, Perdagangan Umum, Apotik, Pompa Bensin, Kopel Indomaret I – V,
423
ISBN: 978-602-61242-4-1 Jasa Kebersihan, Sewa Perkantoran, Rental Mobil. 2.4. Kerangka Pemikiran
adalah sebuah mengembangkan Knowledge Management System yang diusulkan dan diterapkan pada koperasi. Langkah-langkah metodologi penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian Kerangka berfikir dimulai dengan perumusan masalah melalui proses wawan cara awal untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang didaptkan secara langsung dari narasumber melalui wawancara dan observasi. Data sekunder adalah data yang didapat dari dokumentasi koperasi seperti struktur organisasi tugas dan fungsi koperasi. Data yang dikumpulkan adalah data infratruktur, karakteristik knowledge dan task yang ada. Dari perumusan masalah yang ada maka didapat kebutuhan akan knowledge management system untuk mengatasi permasalahan. Lalu dilakukan analisa terhadap data yang sudah dengan menggunakan pendekatan yaitu dengan melakukan analisa faktor kontingensi ( karakteristik task, karakteristik knowledge dan karakteristik koperasi) untuk mendapatkan proses-proses knowledge management apa saja yang sudah ada. Dari hasil analisis dibuatlah penerapan knowledge management system yang sesuai dengan cara membandingkan antara prosesproses yang didapat dari analisa faktor kontingensi dan proses-proses yang sudah ada. Dari analisa knowledge management system tersebut.kemudian dirancang design knowledge managament system dan melakukan testing terhadap prototype tersebut..Hasil dari testing terhadap prototype tersebut kemudian divalidasi dengan maksud menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada pada permasalahan Penelitian menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dan Metode ini digunakan dengan maksud untuk mempelajari secara instensif dan mendalam tentang latar belakang masalah yang ada pada obyek penilitian yaitu mengembangkan knowledge management system. Hasil dari penelitian ini
KNiST, 30 Maret 2016
Gambar 4.
Langkah –langkah Penelitian
Metode yang dilakukan penulis adalah dengan membaca berbagai refensi terkait knowledge management. Hasil dari langkah ini adalah literatur yang terkait dengan rumusan permasalahan. 1. Tinjauan Studi 2. Membentuk Ruang lingkup studi 3. Mengindentifikasi KM Proses untuk dengan pendekatan SECI 4. Membentuk Kebutuhan sistem untuk mendukung KM proses 5. Perancangan Analisa Knowledge Management System 6. Pembuatan prototype Knowledge Management System 7. Testing Prototype Knowledge Management System 3. Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Pegawai Bulog Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36, Jakarta Selatan. Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini dengan pertimbangan bahwa Koperasi Pegawai Bulog merupakan salah
424
ISBN: 978-602-61242-4-1 satu koperasi dari semua anggotanya merupakan karyawan Bulog. Penelitian ini dilaksanakan dari 1 April 2015 sampai dengan 30 Juni 2015. 3.1. Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian adalah berasal dari data primer dan sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif oleh pihak lain (Tiwana, 2002) [10]. Data sekunder diperoleh dari dokumen internal perusahaan yang berkaitan dengan penelitian, literatur yang sesuai dengan penelitian, juga hasil penelitian terdahulu. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan, bisa berwujud hasil wawancara langsung atau pengisian kuisioner. Wawancara langsung ditujukan dengan memberikan pertanyaan kepada ahli (expert) dibidang manajemen pengetahuan, sedangkan kuesioner dalam penelitian ini berisikan daftar pertanyaan yang tersusun berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, dibahas mengenai dua variabel, yaitu SECI Model sebagai variabel bebas dan karyawan sebagai variabel terikat. Indikator penelitian dari manajemen pengetahuan adalah sosalization, externalization, colaboration dan internalization. Setiap poin jawaban ditentukan skornya menggunakan skala Likert. Kuisioner penelitian untuk setiap variabel menggunakan Skala Likert dengan skala empat sebagai acuan, yaitu: 1. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Tidak Setuju (TS) 3. Netral (N) , 4. Setuju (S) 5. Sangat Setuju (SS). Hasil interpretasi dari setiap item pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner ditentukan berdasarkan rentang skala dengan rumus yaitu: Penelitian ini menggunakan skala likert 1 sampai 5, sehingga berdasarkan rumus didapatkan nilai skor rata-rata yang diperoleh sebesar 0.79. Maka rentang skala yang diperoleh untuk interpretasi hasil jawaban kuesioner dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rentang Skala Interpretasi hasil Jawaban Kuesioner Rentang Pernyataan Interpretasi Skala Jawaban hasil 1.00-1.79 Sangat Tidak Sangat Tidak
KNiST, 30 Maret 2016
1.80 -2.59 2.60-3.39 3.40 – 4,19 4,20 - 5.00
Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
Setuju Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik
3.2 Analisa, Interpretasi Dan Implikasi Penelitian Perancangan Penarapan Knowledge Management System Proses-proses dari Knowledge Management System adalah eksternalisasi dan internalisasi. Sementara proses sosialisasi dan kombinasi sudah berjalan cukup baik namun masih ada kekurangannya. Mengembangkan Knowledge management system di koperasi sebagai berikut: 1. Proses Sosialisasi Proses sosialisasi ini adalah proses untuk dapat mengubah knowledge yang bersifat tacit menjadi tacit kembali. Dengan ini akan mempermudah proses komunikasi karena karyawan tidak harus menunggu untuk saling bertemu secara langsung untuk bertanya dan mendiskusian penyelesaian suatu permasalahan 2. Proses Eksternalisasi Proses eksternalisasi adalah proses untuk dapat mengubah knowledge yang bersifat tacit menjadi explicit. Fitur yang mendukung adalah pada diskusi. Dengan diskusi ini semua ide atau pengalaman dapat dituliskan diforum diskusi tersebut dan kemudian dapat dibaca oleh karyawan lain. Fprum diskusi ini dapat berupa pengalaman dalam pekerjaan dan peraturan yang ada, juga adanya solusi dalam menangani permasalahan dikoperasi. 3. Proses Kombinasi Proses kombinasi adalah proses yang dilakukan untuk mengubah knowledge yang berrsifat explicit menjadi explicit. Fitur yang mendukung adalah menajemen dokumen baik berupa upload atau download. Dengan fitur ini para karyawan dapat menambil explicit knowledge yang ada. Tabel ProsesProses Knowledge Management System dan teknologinya. 4. Proses Internalisasi Proses internalisasi adalah proses untuk dapat megubah knowledge yang berrsifat explicit menjadi taci. Fitur yang mendukung adalah diskusi dan
425
ISBN: 978-602-61242-4-1 manajemen dokumen. Dengan ini semua ide atau pengalaman dari karyawan dapat dibaca dan dipahami oleh para karyawan yang lain dengan mudah. Manajemen dokumen juga dapat membantu proses internalisasi karena karyawan dapat mudah melihat semua dokument yang ada pada konsep knowledge menagement system ini. Tabel 2. Proses Knowledge Management System dan Teknologi No 1 2
Proses Knowledge Management Sosialisasi Eksternalisasi
Teknologi
knowledge management system koperasi yaitu, karyawan dapat melihat pengetahuan, dapat memberikan saran pada forum diskusi, dan bisa tanya jawab pada forum,memberikan, menambah pengetahuan, upload file, download file yang dapat dipertanggung jawabkan dari sumber yang benar dan akurat. Adapun user admin management yang dapat melukan buat data entry, melihat forum, memberikan jawaban atas pertanyaan diforum, dan dapat mengaproved pengetahuan yag benar dan dapat dipertanggung jawabkan, juga harus mendapat persetujuan dari HRD/Manager, user admin juga dapat mendelet/ menghapus forum yang tidak benar
Diskusi Eletronik Diskusi Electronik Manajement dokumen 3 Kombinasi Manajemen dokumen 4 Internalisasi Diskusi Electronik Manajemen dokumen Teknologi sangat berperan dalam membantu terjadinya proses knowledge management. Berikut ini adalah fitur teknologi yang dapat dipergunakan untuk mendukung proses knowledge management system Tabel 3. Kegiatan pada Teknologi Knowledge Management System No 1
Teknologi
Kegiatan
Forum
Membuat
diskusi
Diskusi, topik,
Forum Membuat membahas
topik, membuat tanya
Gambar 5. Use Case Diagram 3.4. Masuk ke login applikasi Melihat data ini dapat digunakan untuk melihat apa saja hasil diskusi yang sudah ada pada sistem KMS ini. Karyawan harus login terlebih dahulu. Setelah melakukan login maka karyawan bisa melihat pengetahuan dan peraturan apa saja yang sudah ada yang dibuat oleh HRD
jawab topik yang ada. 2
Manajemen
Diupload
dokumen
dokumen
dan
download
dokumen, dimasukan di dalam artikel 3.3. Kebutuhan Fungsional Knowledg Management System Dari mengembangkan Knowledge management system yang akan dibuat, didapatkan kebutuhan fungsional dari
KNiST, 30 Maret 2016
Gambar 6. Activity Diagram Melihat 3.5. Membuat Register Merupakan salah satu syarat yang diwajib user untuk menjadi member, shingga dapat melakukan sharing. Sehingga user member mempunyai hak
426
ISBN: 978-602-61242-4-1 akses sebagai member untuk melakukan sharing, dengan terlebih dahulu melakukan login user
masuk kelogin. Gunakan untuk mendapatkan login diapplikasi ini.
Gambar 7. Activity Register user 3.6. Class Diagram Class diagram yang digunakan pengembangan penerapan dapat pada gambar sebagai berikut :
untuk dilihat
Gambar 8. Class Diagram 3.7. Antar Muka Halaman Utama Antar muka ini merupakan tampilan awal sekaligus tampilan utama dari Knowledge Management System (KMS) dari SOP terdiri dari :Login, Regiter, forgot Password, Search
Gambar 10. Antar Muka Halaman Register 3.9. Hasil Penelitian menggnakan model SECI Pertanyaan-pertanyaan KMS yang diajukan saat survei dilakukan. Tiap aktivitas KM memiliki beberapa pertanyaan yang harus dijawab semua oleh responden baik karywan maupun pengguna, sebelum aplikasi dibuat pada saat ini dan harapankaryawan dimasa mendatang Caranya adalah dengan memilih apakah pertanyaan yang tertulis didalam organisasi pelaksanaannya memiliki opsi jawaban STS, TS, S dan SS. Jumlah responden (X) terpilih yang menjadi sampling yang disurvei dianggap mewakili bagian dan mempunyai kepentingan dalam pelaksanaan KMS dilingkungan Ketua koperasi, Manajer, masing-masing manager divisi, karyawan, total responden berjumlah 12 orang, X1 sampai dengan X12 yang terdiri dari: a. Sosialisasi . Hasil hitung dari wawancara kepada Ketua koperasi, manager dan karyawan untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara total, utuk skor total 679 , skor rata rata 48,50, dengan 14 pertanyaan dan hasil yang didapat pada saat sekarang seperti tabel IV.3 sebagai berikut ini:
Gambar 9. Antar Muka Halaman Utama 3.8. Antar Muka Halaman Register Antar Muka Halaman Register adalah karyawan harus register dahulu sebelum
KNiST, 30 Maret 2016
427
ISBN: 978-602-61242-4-1 Tabel 3. Wawancara penelitian pada kondisi saat ini.
Tabel 4 Wawancara penelitian pada kondisi akan mendatang.
b. Eksternalisasi Hasil hitung dari pengujian kepada anggota koperasi untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara total, utuk skor total 442 , skor rata rata 44,2, dengan 10 pertanyaan dan hasil yang didapat , pada kondisi yang seperti tabel 5 sebagai berikut Tabel 5. Penelitian pada kepada anggota koperasi
Hasil hitung dari wawancara kepada Ketua koperasi, manager dan karyawan untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara total, utuk skor total 754 , skor rata rata 53,86 , dengan 14 pertanyaan dan hasil yang didapat , pada kondisi yang diharapkan seperti tabel 4 sebagai berikut ini:
c.
Kombinasi Hasil hitung dari pengujian kombinasi antara teknologi dan bisnis di koperasi yang
KNiST, 30 Maret 2016
didapat dari ketua koperasi, manager, dan masing divisi di koperasi untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara
428
ISBN: 978-602-61242-4-1 total, untuk skor total 674, skor rata rata56,16, dengan pertanyaan 12 dan hasil yang didapat dari teknologi , seperti tabel 6 sebagai berikut ini: Tabel 6. Hasil dari kombinasiTeknologi dan bisnis
d. Internalisasi Hasil hitung dari pengujian dari applikasiuntuk internalsasi yang di uji coba di koperasi yang didapat dari ketua koperasi, manager, dan masing divisi di koperasi untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara total, untuk skor total 478 , skor rata rata 47,80, dengan 10 pertanyaan dan hasil yang didapat dari bisnis , seperti tabel7. sebagai berikut ini: Tabel 7 Hasil Penelitian dari Internalisasi Proses applikasi
total, untuk skor total 728 , skor rata rata 48,53 , dengan 15 pertanyaan dan hasil yang didapat dari , seperti tabel 8 sebagai berikut ini Tabel 8 Hasil Pengujian Applikasi
4. Simpulan Berdasarkan dari pengujian applikasi yang telah dibuat dan juga diberikan beberapa pertanyaan diata, maka dapat disimpulkan bahwa Knowledge Management System dapat diterima dan berfungsi dengan baik.. Referensi Agus Umar Hamdani 2011. Pengembangan Model Knowledge Management System Pada Biro Umum Dan Sumber Daya Manusia Yayasan Pendidikan Budi Luhur .Tesis Universitas Budi Luhur. Bawa Wuryaningtyas (2008). Penerapan Knowledge Management System Pada Perusahaan Bisnis Konsultasi PT Piramedia Sejahtera Abadi (Red Piramid), Tesis Universitas Bina Nusantara. Bing Li, Jianpeng Zhang, Xiaoxia Zhang 2012 .Knowledge Management and Organizational Culture: an Exploratory Study . International Jurnal DOI: 10.2478/v10212-011-0031-3.
3.10. Hasil Pengujian Applikasi Hasil hitung dari pengujian dari applikasi yang di uji coba di koperasi yang didapat dari ketua koperasi, manager, dan masing divisi di koperasi untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara KNiST, 30 Maret 2016
Bhorntiwa Wijitgomen and Jedsada Wongsansukjaroen 2015. The Impact Of Knowledge Management (KM) and Innovation On Business Performance: A case Study Of Banking Industry In
429
ISBN: 978-602-61242-4-1 Thailand. International Journal Of Arts & Science. ISSN: 1944-6934. Natalia Kosasih (2007). Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus Departement Front Office Surabaya Plaza Hotel, Jurnal Manajemen Perhotelan , VOL.3, NO.2, SEPTEMBER 2007. Nonaka Ikojiro 1995 The Knowledge creating company: how Japanese companies create the dynamics of innovation, Oxford: Oxfort University Press. Nyamubarwa, Willard (2013). Application of Knowledge Management as a Human Resource (HR) Strategy Tool in Zimbabwean Universites, IOSR Journal Of Humanities And Socia Science. Nonaka, I. & Takeuchi, H. ( 1995). The Knowledge Creating Company. Oxford: Oxford University Press. Sheikh Shamim Hasnain 2012. Knowledge – Taxonomy Revisited: Towards A New Approach, International Journal of Arts & Sciences, ISSN: 1944-6934. Taiwana,A.(2002).The Knowledge Management Toolkit: Practical Techniques for Buildinga Knowledge Management System. NJ: Prentice Hal. Thomas H. Davenport and L Prusak, (1998) : working Knowledge :”How Organization manage What They Know”, Boston: Harvard Business School Press. Setiarso Bambang (2006), Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) dan Proses Penciptaan Pengetahuan diunduh dari : www.i;mukomputer.org/wpcontent/uploads/2006/09/bsekmiptek.pdf. Pada 17 Desember 2013
KNiST, 30 Maret 2016
430