Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
11 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 1- 11
KLASIFIKASI DAN PERINGKAT DARI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA BIDANG IRIGASI, RAWA DAN PANTAI DINAS PENGAIRAN ACEH Sejahtera1, M. Isya2, Mubarak2 1)
Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Universitas Syiah Kuala
Abstract: Delays in project implementation is lead to adverse consequences for both owners and contractors, because the impact of the delay is a conflict of debate about what and who is the cause, it also demands time and added cost.Some packages work in Aceh Irrigation Department also experienced delays in the completion of the work in the field.The purpose of this study was to identify as well as evaluating the number and causes of delay in irrigation areas, marshes in the Aceh Irrigation Department, so that it can achieve the results do not happen again delay work on the irrigation fields, in the Department of Irrigation Aceh for years to come.Sources of data in this study were drawn from the data format monitor the work packages fiscal year 2011 funds sourced from the Budget of Aceh.From the analysis of the completion of the work of Aceh Irrigation Department, fiscal year 2011, shows that 21.43% again resolved by agreement of the contract addendum (extra time).To optimize the function of the irrigation network has been built 7.61% work package is completed with the addition of an addendum to the contract, while the coastal belt of infrastructure development is completed with the addition of 4.55% of the contract addendum (extra time).The cause of the added time due to work schedules gandu planting seasonand rendengan (pertaining to the rainy season) growing season and rainfall intensity.The cause of the delay this work into the causes of compensable delay category, which delays appropriate redress in the form of an addendum added time. Keywords: Delay, Projects, Irrigation, Coastal Abstrak: Keterlambatan pelaksanaan proyek umumnya selalu menimbulkan akibat yang merugikan baik bagi pemilik maupun kontraktor, karena dampak keterlambatan adalah konflik perdebatan tentang apa dan siapa yang menjadi penyebab, juga tuntutan waktu dan biaya tambah. Beberapa paket pekerjaan pada Dinas Pengairan Aceh juga mengalami keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan di lapangan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan sekaligus mengevaluasi jumlah dan penyebab keterlambatan pekerjaan di bidang Irigasi, Rawadan Pantai di Dinas Pengairan Aceh, sehingga bisa mencapai hasil tidak terjadi lagi keterlambatan pekerjaan pada bidang Irigasi, Rawa dan Pantai di Dinas Pengairan Aceh untuk tahun yang akan datang. Sumber data dalam penelitian ini adalah diambil dari data-data format pantau paket-paket pekerjaan tahun anggaran 2011 yang bersumber dari dana APBA. Dari hasil analisis terhadap penyelesaian pekerjaan Dinas Pengairan Aceh, tahun anggaran 2011, terlihat bahwa 21,43% lagi diselesaikan dengan perjanjian waktu kontrak addendum (perpanjangan waktu). Untuk optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah di bangun 7,61% paket pekerjaan selesai dengan penambahan waktu kontrak adendum, sedangkan pembangunan prasarana pengaman pantai 4,55% selesai dengan penambahan waktu kontrak addendum (perpanjangan waktu). Penyebab pertambahan waktu pekerjaan disebabkan karena adanya jadual musim gandutanamgandu dan musim tanam rendengan dan intensitas curah. Penyebab keterlambatan pekerjaan ini masuk kedalam penyebab kategori compensable delay, yaitu keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi, berupa addendum pertambahan waktu. Kata kunci : Keterlambatan, Proyek, Irigasi, Rawa, Pantai
Volume 1, No. 2, November 2012
-1
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Di antara paket-paket pekerjaan tersebut
bisa mencapai hasil tidak terjadi lagi
ada yang tidak dapat dikerjakan selesai
keterlambatan
pada
Irigasi,
waktunya.
Keberhasilan
melaksanakan proyek konstruksi tepat
pekerjaan
Rawa
dan
pada
Pantai
bidang
di
Dinas
Pengairan Aceh untuk tahun akan datang.
pada waktunya adalah salah satu tujuan
Untuk
memudahkan
dalam
terpenting, baik bagi pemilik proyek
penyelesaian penelitian ini, maka perlu
maupun kontraktor sebagai pelaksana.
dilakukan pembatasan mengenai ruang
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan
lingkup pada penelitian ini sebagai berikut:
sebelumnya,
1.
maka
penulis
memilih
Difokuskan pada faktor penyebab
penelitian dengan judul “Klasifikasi dan
keterlambatan dalam melaksanakan
Peringkat dari Penyebab Keterlambatan
pekerjaan, dan cara menyelesaikan
Waktu Pelaksanaan Proyek (Studi kasus
keterlambatan
pada bidang Irigasi, Rawa dan Pantai
mengambil langkah/keputusan akhir
Dinas Pengairan Aceh).
dalam
pekerjaan
persoalan
dan
keterlambatan
pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
2.
Penelitian ini di titik beratkan pada
yang menjadi pokok permasalahan adalah
proyek yang dikelola oleh Bidang
sebagai berikut:
Irigasi,
1.
Berapa banyak proyek terindikasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja
terlambat pada Bidang Irigasi, Rawa
Aceh (APBA) tahun anggaran 2011
dan pantai di Dinas Pengairan Aceh?
pada Dinas Pengairan Aceh.
2.
Apa
yang
keterlambatan
menjadi dan
dan
Pantai
pada
penyebab dampak
keterlambatan pada Bidang Irigasi,
TINJAUAN PUSTAKA Proyek Konstruksi
Rawa dan Pantai di Dinas Pengairan
3.
Rawa
Dalam hubungan ini Cleland dan
Aceh?
King
Berapa jumlah proyek dan nilai
menyarankan menggunakan manajemen
proyek pada Bidang Irigasi, Rawa dan
proyek dalam situasi sebagai berikut:
pantai di Dinas Pengairan Aceh?
dan
penyebab
atau
Menyangkut reputasi perusahaan;
Derajat
keterkaitan
ketergantungan
maka tujuan penelitian ini adalah untuk
jumlah
berpendapat
Berdasarkan permasalahan yang ada,
mengidentifikasi sekaligus mengevaluasi
(1983),
yang
amat
dan besar
dalam suatu perusahaan;
Besarnya ukuran kegiatan;
keterlambatan
pekerjaan pada Bidang Irigasi, Rawa dan Pantai di Dinas Pengairan Aceh. Sehingga
Dinas
Pengairan
Aceh
adalah
perangkat Daerah sebagai unsur pelaksana Volume 1, No.2, November 2012
-2
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pemerintah
Aceh di bidang Pengairan.
kekurangan dari produktivitas dan sudah
Secara umum, (Anonim 2, 1986). Secara
barang
umum
mengakibatkan
irigasi
penggunaan
didefinisikan
air
pada
sebagai
kesemuanya
ini
akan
pemborosan
dalam
untuk
pembiayaan, baik berupa biaya langsung
keperluan penyediaan air yang dibutuhkan
yang dibelanjakan untuk proyek-proyek
oleh tanaman. Pemberian air irigasi dapat
pemerintah, maupun berwujud pembekalan
dilakukan dengan beberapa cara, salah
investasi
satunya
proyek swasta. Peran aktif manajemen
dengan
tanah
tentu
cara penggenangan
dan
kerugian-kerugian
(flooding) seperti yang umum dilakukan di
merupakan
Indonesia. Rawa adalah lahan genangan air
keberhasilan
secara ilmiah yang terjadi terus menerus
Pengkajian
atau
yang
untuk menentukan langkah perubahan
terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus
mendasar agar keterlambatan penyelesaian
secara
proyek dapat dihindari atau dikurangi.
musiman
fisika,
akibat
kimiawi
drainase
dan
biologis.
Sedangkan pantai adalah sebuah bentuk
salah
satu
kunci
pada
pengelolaan jadwal
proyek
utama proyek.
diperlukan
Menurut Kraim dan Diekman dalam
geografis yang terdiri dari pasir dan
Praboyo
terdapat di daerah pesisir laut.
keterlambatan waktu pelaksanaan proyek dapat
Berbagai hal dapat terjadi dalam konstruksi
menyebabkan
penyebab-penyebab
dikategorikan
dalam
1.
(tiga)
Keterlambatan yang layak mendapat
yang
dapat
ganti
rugi
(Compensable
bertambahnya
durasi
yakni keterlambatan yang disebabkan
konstruksi, sehingga penyelesaian proyek
oleh
menjadi
kesalahan pemilik proyek.
terlambat.
Pengaruh
keterlambatan yang terjadi tidak hanya menyebabkan
3
kelompok besar yaitu:
Keterlambatan Pelaksanaan Proyek
proyek
(1999),
meningkatnya
2.
durasi
tindakan,
Keterlambatan dimaafkan
Delay),
kelalaian
yang
Non
atau
tidak
dapat
Excusable
Delay
kegiatan, tetapi akan berpengaruh terhadap
yakni keterlambatan yang disebabkan
meningkatnya biaya konstruksi.
oleh
Sementara
itu
menurut
Kusjadmikahadi (1999) dalam Leonda
tindakan,
kelalaian
atau
kesalahan pemilik proyek. 3.
Keterlambatan yang dapat dimaafkan
(2008) keterlambatan proyek konstruksi
Excusable Delay yakni keterlambatan
berarti bertambahnya waktu pelaksanaan
yang
penyelesaian
kejadian di luar kendali baik pemilik
direncanakan
proyek dan
yang
tercantum
telah dalam
disebabkan
oleh
kejadian-
maupun kontraktor.
dokumen kontrak. Penyelesaian pekerjaan
Keterlambatan
tidak tepat waktu adalah merupakan
menimbulkan kerugian pada pihak
3-
Volume 1, No. 2, November 2012
proyek
akan
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kontraktor,
konsultan
dan
owner
Praboyo (1998), yaitu:
ditetapkan dalam Perpres 54 tahun 2010 yaitu: 1. Perpanjangan Waktu Kontrak
1.
Pihak kontraktor
2. Denda Maksimum
Keterlambatan penyelesaian proyek
3. Penghentian Kontrak
berakibat naiknya overhead, karena
4. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
bertambah
panjangnya
waktu
pelaksanaan. Biaya overhead meliputi biaya
2.
3.
untuk
secara
Semua proyek pada Bidang Irigasi,
keseluruhan, terlepas ada tidaknya
Rawa dan Pantai di seluruh Aceh, baik
kontrak yang sedang ditangani.
dana APBA, DAK langsung di dikelola
Pihak konsultan
oleh
Konsultan akan mengalami kerugian
pengelolaan proyek langsung di beri
waktu, serta akan terlambat dalam
tanggung jawab pada pelaksanaan proyek,
mengerjakan proyek yang lainnya,
Penanggung Jawab Pelaksana Kegiatan
jika pelaksanaan proyek mengalami
proyek adalah, Kepala Dinas Pengairan
keterlambatan penyelesaian.
Aceh, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Pihak Owner
Dinas Pengairan Aceh, yang membidangi
Keterlambatan proyek pada pihak
Irigasi, Rawa dan Pantai.
pemilik/owner,
perusahaan
Pengelolaan Proyek
berarti
Dinas
Pengairan
Aceh.
Dalam
kehilangan
penghasilan dari Irigasi, Rawa atau
Proses Perencanaan dan Pelelangan
Pantai yang seharusnya sudah dapat di
Menurut Suharto (1995), survei dan
gunakan dan dimanfaatkan. Apabila
pengkajian untuk penyusunan perkiraan
pemilik adalah pemerintah di Dinas
biaya itu meliputi beberapa faktor, antara
Pengairan
Aceh,
lain:
Pengairan
Tersebut
maka tidak
Dinas bisa
1.
Kondisi Lokasi;
merealisasikan anggaran baik dari
2.
Logistik dan komunikasi;
APBN maupun dari APBA, akibatnya
3.
Akomodasi;
Kinerja dari Dinas tersebut bisa
4.
Sumber tenaga kerja dan fasilitas
dikatakan buruk karena tidak bisa mengelola
anggaran
yang
telah
disediakan. Dampak pada masyarakat umumnya
adalah
pabrikasi;
berkurangnya
Setelah proses perencanaan dilakukan, untuk
mempersiapkan
suatu
proyek
penghasilan bagi petani, sehingga
dilakukan proses pelelangan yang juga
akan merugikan para petani.
sangat mempengaruhi kinerja atau target
Ada beberapa jalan keluar yang
proyek. Dalam hal ini pelelangan menurut Volume 1, No.2, November 2012
-4
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala KEPPRES
80
Tahun
2003
tentang
hasil pengawasan. Adapun hasil dari
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
pengawasan adalah:
Belanja Negara beserta petunjuk teknisnya,
1. Menghentikan/meniadakan
kesalahan,
pada prinsipnya semua pengadaan harus
penyimpangan,
penyelewengan,
dilaksanakan dengan cara lelang, yang
pemborosan,
terbagi atas:
ketidaktertiban
1.
Pelelangan Umum;
penyelenggaraan unit organisasi.
2.
Pelelangan Terbatas;
3.
Pemilihan Langsung;
4.
Penunjukan Langsung;
hambatan
dan
di
dalam
2. Mencegah kesalahan serupa terjadi lagi/berulang. 3. Sebagai bahan pertimbangan dalam penyempurnaan sistem pelaksanaan.
Kontrak Kontrak adalah suatu perikatan yang dituangkan dalam perjanjian tertulis dan isi
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian
kontrak telah disepakati oleh pemberi kerja
Lokasi penelitian yaitu pada Dinas
dan mitra kerja, setelah ditanda tangani
Pengairan Aceh khususnya pada Bidang
merupakan hukum bagi kedua belah pihak
Irigasi, Rawa dan Pantai di seluruh
yang
di
Kabupaten Kota Provinsi Aceh. Jumlah
dalamnya terdapat dokumen kontrak yang
paket yang ditangani Bidang Irigasi, Rawa
mana
dan Pantai adalah 128 paket di seluruh
menandatangani.
suatu
Sedangkan
dokumen
persyaratan-persyaratan
yang dan
memuat ketentuan-
Aceh.
ketentuan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan pekerjaan yang dijanjikan, sesuai dengan dokumen pengadaan.
Pengumpulan Data Sumber data dalam penulisan ini diambil dari data-data format pantau paket-
Pemantauan
Kemajuan
Pelaksanaan
paket pekerjaan tahun anggaran 2011 yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan
Pekerjaan/Pengawasan Pengawasan pelaksanaan pekerjaan
dan Belanja Aceh (APBA) pada Bidang
adalah pekerjaan yang sangat utama tapi
Irigasi, Rawa dan Pantai Dinas Pengairan
pengawasan tanpa adanya tindak lanjut
Aceh.
juga tidak ada gunanya. Hasil dari pada
Jenis data yang diambil berupa data
pengawasan adalah selisih/deviasi antara
sekunder
pelaksanaan dan perencanaan, kesemuanya
pelaksanaan yang dilakukan oleh unit
itu harus adanya pengendalian, yang
pengawasan
pengendalian
eksternal Dinas Pengairan Aceh, seperti
itu
sendiri
adalah
pengawasan ditambah dengan tindak lanjut 5-
Volume 1, No. 2, November 2012
data:
dari
baik
hasil
pemantauan
internal
maupun
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala • •
Kontrak kerja (data yang mengikat
1.
Jenis dan nilai paket.
perjanjian kedua belah pihak);
2.
Jenis kontrak.
Laporan
3.
Pola penyelesaian pekerjaan.
Konsultan
Supervisi
(kemajuan pelaksanaan proyek); • •
Laporan Satuan Pengawasan Internal
Analisis
data
dilakukan
dengan
(SPI);
analisa statistik deskriptif. Analisa meliputi
Laporan PPTK (perbandingan waktu
1.
Analisa Proporsi.
rencana dengan waktu aktual)
2.
Mengurutkan
nilai
tertinggi
dan
terendah Data direkap dalam bentuk tabel yang mencakup
informasi-informasi
tentang
kontrak kerja sebagai berikut: a.
b.
Analisa dengan
proporsi
menghitung
dilakukan
persentase
data
menggunakan persamaan berikut: x100% …..(1)
Kontrak Kerja -
Nilai pekerjaan terkontrak;
-
Waktu pelaksanaan;
-
Sistem pembayaran.
-
Pelaporan
-
Waktu rencana;
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dikemukakan hasil-hasil pengolahan dan analisis berupa: 1. Data yang di dasarkan pada pembahasan
Penyelesaian Pekerjaan -
Proyek selesai tepat waktu;
diarahkan pada variabel-variabel faktor
-
Proyek
yang
-
selesai
dengan
mempengaruhi
keterlambatan
penambahan waktu kontrak;
pelaksanaan proyek pada Bidang Irigasi,
Proyek selesai dengan denda
Rawa dan Pantai Dinas Pengairan Aceh.
(tanpa penambahan waktu); -
Proyek
tidak
selesai
akibat
penghentian kontrak; -
Identifikasi Paket Pekerjaan Hasil penelitian ini di peroleh dari
Proyek selesai dengan perjanjian
data sekunder berupa data laporan format
antara 3 pihak;
pantau pada Bidang Irigasi, Rawa dan Pantai Dinas Pengairan
Pengolahan Data dan Analisis
Aceh, tahun
anggaran 2011. Dari hasil analisis data
Data-data dokumen, kontrak, dan
sekunder tersebut diperoleh hasil analisis
hasil pengawasan yang telah direkap dalam
mengenai jenis dan klasifikasi proyek,
format pantau secara administrasi dan
proses
perencanaan
teknis dilakukan analisa data statistik
kontrak
pekerjaan,
deskriptif dengan cara pengelompokan
pekerjaan.
dan dan
pelelangan, penyelesaian
untuk: Volume 1, No.2, November 2012
-6
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Penyelesaian Pekerjaan Hasil Pengolahan dan analisis data penyelesaian
pekerjaan
yang
meliputi
jumlah paket pekerjaan untuk tiap kategori
III
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai
21
1
-
22
Total
117
11
-
128
penyelesaian paket pekerjaan adalah (1) Proyek selesai tepat waktu; (2) Proyek
Keterangan:
selesai dengan perpanjangan waktu (3)
1 = Proyek selesai tepat waktu 2 = Proyek selesai dengan penambahan waktu kontrak 3 = Proyek selesai dengan denda (tanpa penambahan waktu) 4 = Proyek selesai dengan perjanjian antara 3 pihak 5 = Proyek tidak selesai akibat penghentian kontrak
proyek
selesai
dengan
denda
(tanpa
perpanjangan waktu); (4) proyek tidak selesai akibat penghentian pekerjaan; (5) Proyek tidak selesai akibat penghentian kontrak dan (6) proyek tidak selesai akibat pemutusan kontrak. Paket pekerjaan yang dianalisa adalah paket pekerjaan untuk lokasi Kabupaten, Aceh Besar, Aceh Pidie,
Diskusi Paket-paket
pekerjaan
Dinas
Aceh Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara,
Pengairan Aceh diklasifikasikan 3 jenis
Lhokseumawe, Aceh Timur, Kota Langsa,
paket pekerjaan. Klasifikasi ketiga jenis
Tamiang, Gayo Lues, Subulussalam, Aceh
paket pekerjaan adalah paket pekerjaan
Selatan, Aceh Barat Daya, Aceh Tengah,
pembangunan jaringan irigasi, optimalisasi
Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Jaya,
fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun,
Simeulue, yang semuanya berada di bawah
pembangunan prasarana pengaman pantai.
Dinas Pengairan Aceh, tahun anggaran
Dari hasil analisis terhadap jumlah
2011. Hasilnya ditabulasikan dalam Tabel
paket pekerjaan Dinas Pengairan Aceh,
1.
tahun anggaran 2011, terlihat bahwa untuk kategori paket pekerjaan yang terbesar
Tabel 1. Jenis Paket Pekerjaan dan Kategori Penyelesaian Pekerjaan
No
Nama Paket Pekerjaan
Jumlah Paket Pekerjaan untuk Tiap Kategori Penyelesaian Pekerjaan
adalah optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah di bangun dan pembangunan
Jumlah
prasarana
pengaman
pantai,
dengan
masing-masing adalah 92 dan 22 paket Paket
I
Pembangunan Jaringan Irigasi
II
Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi Yang Telah Dibangun
1
2
3
11
3
-
pekerjaan. Jumlah paket terkecil adalah pada jenis pembangunan jaringan irigasi 14
dengan jumlah paket sebanyak 14 paket. Sedangkan dari hasil analisis terhadap nilai paket pekerjaan kategori paket pekerjaan
85
7
-
92
terbesar adalah optimalisasi fungsi jaringan irigasi
7-
Volume 1, No. 2, November 2012
yang
telah
di
bangun
dan
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pembangunan prasarana pengaman pantai.
paket
Dari hasil analisis terhadap kategori
pekerjaan
selesai
dengan
penambahan waktu kontrak adendum,
jenis pekerjaan pada Dinas Pengairan Aceh,
sedangkan
tahun anggaran 2011, terlihat bahwa
pengaman pantai 95,45% paket pekerjaan
jumlah yang banyak ada pada paket
diselesaikan dengan tepat waktu dan
Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi Yang
4,55% selesai dengan penambahan waktu
Telah
kontrak addendum (perpanjangan waktu).
Dibangun
dan
Pembangunan
Prasarana Pengaman Pantai. Dari
hasil
analisis
pembangunan
prasarana
Dari hasil analisis data kategori terhadap
penambahan waktu pekerjaan diketahui
penyelesaian pekerjaan Dinas Pengairan
bahwa
Aceh, tahun anggaran 2011, terlihat bahwa
pekerjaan diselesaikan dengan permintaan
78,57% paket pekerjaan pembangunan
addendum pada masa 30-50 hari waktu
jaringan irigasi diselesaikan dengan tepat
kontrak pekerjaan, sebanyak 45,454% dari
waktunya dan 21,43% lagi diselesaikan
total 5 paket pekerjaan diselesaikan dengan
dengan
kontrak
permintaan addendum penambahan waktu
addendum (perpanjangan waktu). Untuk
terjadi pada masa >50 hari waktu kontrak
optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang
pekerjaan. Hasil lengkapnya dapat dilihat
telah di bangun 92,39% paket pekerjaan
pada Tabel 2 dan Gambar 1.
perjanjian
waktu
54,545%
dari
total
6
paket
selesai dengan tepat waktunya dan 7,61% Tabel 2. Masa Terjadinya Addendum Pertambahan Waktu. Kategori Adendum Waktu (Hari) No 1
2
Jenis Paket Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi
< 20
20 - 30
30 - 50
> 50
Jumlah
%
-
-
1
2
3
27.28
-
-
4
3
7
63.63
-
-
1
-
1
9.09
6
5
11
100
54,55
45,45
Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi yang telah Di Bangun
3
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai
Total
%
-
-
Volume 1, No.2, November 2012
100
-8
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
%
Pengairan
Masa terjadi Addendum Pertambahan Waktu 54,55
60 50 40 30 20 10 0
45,45
pada tahun anggaran 2011,
disebabkan hanya 2 hal, yaitu karena tingginya intensitas curah dan masih dibukanya pintu air pada semua irigasi dan jadwal musim tanam gandu dan musim
< 20
20-30
30-50
> 50
Gambar 1. Grafik Masa Terjadi Addendum Pertambahan Waktu
tanam Rendengan, sebanyak 4 paket pekerjaan mengalami tingginya Intensitas Curah,
akan
tetapi
mengalami
pertambahan waktu pekerjaan, sebanyak 7 Dari hasil analisis terhadap sebab-
paket
pekerjaan
mengalami
masih
sebab terjadinya addendum pertambahan
dibukanya pintu air pada semua irigasi dan
waktu yang berujung pada keterlambatan
jadwal musim tanam gandu dan musim
waktu penyelesaian pekerjaan, diketahui
tanam Rendengan. Kedua jenis penyebab
bahwa
pekerjaan
munculnya addendum perpanjangan waktu
berujung pada addendum perpanjangan
ini, yang berujung pada keterlambatan
waktu karena tingginya intensitas curah,
waktu
sementara itu sebanyak 7 paket pekerjaan
tindakan kelalaian atau kesalahan pemilik
mengalami addendum waktu karena masih
proyek, Menurut Kraiem dan Dickman
dibukanya pintu air pada semua irigasi dan
(1987) penyebab keterlambatan pekerjaan
jadwal musim tanam gandu dan musim
ini masuk ke dalam kategori Compensable
tanam Rendengan. Hasil selengkapnya
delay, yaitu keterlambatan yang layak
dapat dilihat pada gambar 4.6.
mendapatkan ganti rugi, berupa addendum
sebanyak
4
paket
Sebanyak 54,54% dari total 6 paket
pekerjaan,
adalah
disebabkan
pertambahan waktu.
pekerjaan diselesaikan dengan permintaan addendum pada masa 30-50 hari waktu
SIMPULAN DAN SARAN
kontrak pekerjaan sejak hari dimulainya
Berdasarkan hasil perhitungan dan
pekerjaan, dan sebanyak 45,454 % dari
pembahasan mengenai faktor-faktor yang
total 5 paket pekerjaan diselesaikan dengan
mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan
permintaan addendum penambahan waktu
proyek pada Bidang Irigasi, Rawa dan
terjadi pada masa lebih besar dari >50 hari
Pantai pada Dinas Pengairan Aceh pada
waktu
tahun
kontrak
pekerjaan
sejak
hari
anggaran
2011,
maka
dapat
disimpulkan bahwa:
dimulainya pekerjaan. Dari hasil analisis terhadap penyebab pertambahan waktu diatas, terlihat bahwa
Kesimpulan 1.
Dari Hasil analisis diketahui bahwa
addendum perpanjangan waktu pada paket-
sebanyak 7 (63,64%) paket pekerjaan
paket
berujung
pekerjaan
di
lingkup
Dinas
pada
addendum
Volume 1, No.2, November 2012
-9
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala perpanjangan waktu karena adanya
hasil
analisis
terhadap
penyelesaian pekerjaan pada Bidang
air pada semua irigasi dan jadwal
Irigasi, Rawa dan Pantai pada Dinas
musim tanam padi dan musim tanam
Pengairan Aceh tahun anggaran 2011,
palawija. Sementara itu sebanyak 4
terlihat
(36,36%) paket pekerjaan mengalami
pekerjaan
addendum pertambahan waktu karena
irigasi
adanya tingginya intensitas curah
waktunya
hujan.
diselesaikan dengan perjanjian waktu
Kedua
jenis
penyebab
bahwa
78,59%
pembangunan
diselesaikan
paket jaringan
dengan
dan
tepat
21,43%
kontrak
waktu
pada
waktu). Untuk optimalisasi fungsi
pekerjaan,
jaringan irigasi yang telah di bangun
ini,
yang
berujung
waktu
addendum
lagi
munculnya addendum perpanjangan
92,39%
atau
dengan tepat waktunya dan 7,61%
kesalahan
pemilik
proyek,
paket
(perpanjangan
adalah disebabkan tindakan kelalaian
pekerjaan
paket
penyebab keterlambatan pekerjaan ini
penambahan waktu kontrak adendum,
masuk
sedangkan pembangunan prasarana
ke
dalam
kategori
pekerjaan
selesai
selesai
Menurut Kraiem dan Dickman (1987)
delay,
yaitu
pengaman
keterlambatan
yang
layak
pekerjaan diselesaikan dengan tepat
berupa
waktu dan 4,55% selesai dengan
ganti
rugi,
pantai
dengan
Compensable
mendapatkan
95,45%
penambahan
Dari hasil analisis terhadap jumlah
addendum (perpanjangan waktu).
pekerjaan
Pembangunan
jaringan
5.
waktu
paket
addendum pertambahan waktu.
paket pekerjaan untuk kategori paket
3.
Dari
pekerjaan yang masih dibukanya pintu
keterlambatan
2.
4.
kontrak
Dari hasil analisis data kategori waktu pekerjaan diketahui bahwa 54,545 %
irigasi ada 14 paket, optimalisasi
dari
total
6
paket
fungsi jaringan irigasi yang telah di
diselesaikan
bangun ada 92 paket, Pembangunan
addendum pada masa 30-50 hari
prasarana pengaman pantai ada 22
waktu kontrak pekerjaan sejak hari
paket.
dimulainya pekerjaan, dan sebanyak
Dari hasil analisis terhadap jenis
45,454% dari total 5 paket pekerjaan
kontrak keseluruhan jenis kontrak
diselesaikan
pekerjaan adalah jenis unit price.
addendum penambahan waktu terjadi
Seluruh nilai kontrak paket pekerjaan
pada masa lebih besar dari >50 hari
untuk wilayah kerja ini adalah Rp.
waktu kontrak pekerjaan sejak hari
78.407.848.000
dimulainya pekerjaan.
dengan
dengan
pekerjaan permintaan
permintaan
Volume 1, No.2, November 2012
- 10
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data dalam penelitian ini, penulis menyarankan agar untuk penelitian sejenis ke depan perlu juga diberikan kuesioner seperti kuesioner Likert kepada responden
pemilik
proyek,
konsultan
pengawas dan kontraktor pelaksana untuk melihat lebih detail tentang penyebabpenyebab keterlambatan pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA Brian, W. T., 1999. FIDIC users’ Guide to the 1999 Red and Yellow Book. Cleland D.I. & King W.R., 1983. Project Management Handbook, Van Nostrand Reinhold Company. Hanirwansyah, 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Pelaksanaan Proyek (Studi Kasus Pada Satker BRR-Infrastruktur Wilayah II). Tesis. Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala. Keputusan Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional, Tahun 2002, Tentang Pedoman Sertifikasi dan Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Nasional. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah; Kraiem, Z.K, and Dickmann, J.E., Concurrent Delays In Construction Projects, Journal of Construction Engineering
11 -
Volume 1, No. 2, November 2012
and Management. ASCE, vol. 113, No. 4, 1987. Hal: 591-602. Leonda, G., 2008. Studi Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi pada Tahun 2007 di Daerah Belitung. Tugas Akhir. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Mandalie dan Wibowo, 2008. Penggunaan Metode Short Interval Planning Di Surabaya. Moleong, J., 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Praboyo, B., 1999. Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek; Klasifikasi dan Peringkat dari Penyebab-penyebabnya. Dimensi Teknik Sipil Vol.1. Wijaya dan Suwanto, 2009. Faktor Tidak Selesainya Pekerjaan Pada Proyek Konstruksi Di Surabaya. Wysocky, R, K., et al., 2000. Effective Project Management. Second Edition. USA: Wiley computer Publishing. Yasin, N., 2006. Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.