1
Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara Raja Haji Fisabilillah)
Yulia Irma Suryani, Asmaul Husna & Tumpal Manik Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Email :
[email protected]
ABSTRACT This study aims to review analyzing the performance of PT. Angkasa Pura II (Persero) Raja Haji Fisabilillah with uses four perspective Balanced Scorecard with measure the Company's performance through financial and non financial approach. The research was conducted at PT. Angkasa Pura II (Persero) Raja Haji Fisabilillah, research data obtained through the Company's Financial Statements, questionnaires, and interviews Jump To related parties. The results of this study demonstrate the performance of Raja Haji Fisabilillah Seen From Financial Perspective is still below the standard to be good, but non view of Finance show results Good. The total score is obtained from the overall perspective of the balanced scorecard is 55%. It shows the performance of the overall Airport Raja Haji Fisabiillah is Good Enough.
Keywords: Performance Analysis, Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business Perspective and Learning and Growth. PENDAHULUAN Dalam bisnis global, perusahaan dalam menjalankan aktifitas nya perlu melakukan evaluasi agar perusahaan dapat menilai sejauh mana aktivitas perusahaan berjalan sesuai dengan perencanaan. Tanpa adanya evaluasi atas kinerja yang dilakukan, perusahaan tidak akan mampu meningkatkan kinerja
2
dimasa yang akan datang, dan hal ini dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan. Pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan selama ini cenderung memfokuskan pada penilaian kinerja keuangan saja, padahal aspek non keuangan merupakan hal yang penting diperhatikan untuk kesuksesan perusahaan jangka panjang. Perlu adanya keseimbangan antara kinerja aspek keuangan dan non keuangan agar perusahaan mampu menciptakan laba yang berkelanjutan. Maka dari itu diciptakan sebuah metode pengukuran kinerja yang disebut Balance Scorecard. Balance scorecard merupakan alat pengukuran kinerja yang mengukur aspek keuangan dan non keuangan dalam sebuah perusahaan. Menurut Rini (2014:32) pengukuran kinerja keuangan dapat diukur dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan. Kinerja perspektif pelanggan dapat diketahui dengan melakukan survei kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan perusahaan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat diukur dengan melihat kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan sumber daya manusia (karyawan) serta tingkat kepuasan karyawan. Sedangkan pengukuran kinerja perspektif bisnis internal dilakukan dengan melakukan riset inovasi,operasi dan layanan purna jual (strategi) apa yang telah dilakukan perusahaan dalam mencapai kinerja yang efektif dan efisien untuk memberikan manfaat tambahan kepada konsumen dalam berbagai bentuk layanan, Metode penilaian kinerja menggunakan balance scorecard ini dapat diterapkan pada perusahaan publik maupun perusahaan swasta. Balance scorecard mampu menyediakan informasi bagi manajemen untuk melakukan evaluasi atas rencana strategi dan menyempurnakan kinerja perusahaan.
3
Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut dilakukan agar perusahaan dapat menghasilkan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan masyarakat. Semakin berkembangnya industri penerbangan nasional dan internasional, bandara
sebagai
penyedia
jasa
penerbangan
harus
mampu
melakukan
pengembangan dan pengelolaan dengan cara terus memodernisasi sistem, peralatan, infrastruktur dan penerapan teknologi yang lebih memadai demi mengoptimalisasi pelayanan bagi pengguna jasa. Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif, Bandara Raja Haji Fisabilillah masih sedikit tertinggal dibandingkan 12 bandara lain yang memiliki aktivitas penerbangan dengan berbagai maskapai serta tujuan penerbangan yang beragam. Bandara ini masih perlu melakukan peningkatan kinerja agar dapat sebanding dengan cabang PT. Angkasa Pura (persero) lainnya. Maka dari itu, bandara ini membutuhkan pengukuran kinerja yang mampu mengevaluasi sejauh mana perusahaan menjalankan aktivitas, agar dapat bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif. Hasil pengukuran kinerja digunakan sebagai informasi suatu rencana atau strategi perusahaan, dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.
4
Dengan dasar tersebut, maka penulis ingin menerapkan elemen elemen balance scorecard dalam mengukur kinerja PT Angkasa Pura II (persero) Bandara Raja Haji Fisabilillah melalui perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dan perspektif bisnis internal. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud untuk melakukan
penelitian
dengan
judul
“Analisis
Kinerja
Menggunakan
Pendekatan Balance Scorecard (studi kasus pada PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara Raja Haji Fisabilillah).
KAJIAN PUSTAKA Menurut Indra Bastian (2006:272) kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan, dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Menurut Stout (dalam Cheristian, 2015:8) pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan serta pencapaian misi melalui hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa/proses. Berdasarkan pengertian kinerja diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan mekanisme bagi manajemen dalam menjelaskan tujuan dan standar kinerja serta memotivasi kinerja individu untuk selanjutnya. Menurut Mulyadi (2009:3) Balance scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang didesain untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja keuangan luar biasa secara berkesinambungan.
5
Menurut Amin (2009:7) Balanced Scorecard adalah kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan yang mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan. Tujuan pengukuran kinerja perusahaan adalah untuk memotivasi semua lini pekerja agar mampu mengimplementasikan strategi dari suatu unit bisnis dengan baik. Dalam hal ini, Balanced scorecard menerjemahkan strategi ke dalam suatu system pengukuran kinerja. Balanced Scorecard juga memberikan kerangka untuk
mengkomunikasikan
misi
dan
strategi
perusahaan
dengan
cara
mengkonfirmasikannya kepada seluruh pekerja tentang faktor penentu kesuksesan jangka panjang. Penerapan Balanced Scorecard dimulai dari perspektif dasar yaitu pembelajaran dan pertumbuhan dalam organisasi yang memberikan kontribusi pada proses internal bisnis yang kemudian berdampak pada kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan yang baik. Pada dasarnya keempat perspektif balanced scorecard yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan harus saling berintegrasi untuk mendukung rencana strategis, jadi balanced scorecard merupakan suatu konsep manajemen yang membantu menerjemahkan strategi ke dalam tindakan, dimana tindakan yang dilakukan harus saling terkait dan menghasilkan hubungan sebab akibat.
METODE PENELITIAN Objek Penelitian
6
Objek penelitian ini yaitu PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara Raja Haji Fisabilillah yang merupakan BUMN pengelola jasa kebandarudaraan dan navigasi yang berlokasi di jalan Adisucipto km.12 kota Tanjungpinang provinsi Kepulauan Riau.
Prosedur Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah penelitian, dalam penelitian ini penulis menggunakan alat pengumpulan data sebagai berikut : 1.
Kuisioner Teknik pengumpulan data dengan memberikan kuisioner yang disebarkan kepada karyawan dan pelanggan PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara Raja Haji Fisabilillah untuk mengukur kinerja perspektif pelanggan dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
2.
Dokumentasi dan Studi Pustaka Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data keuangan (laporan keuangan), teknik ini digunakan untuk mengukur kinerja perspektif keuangan perusahaan
3. Wawancara, metode ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai proses bisnis internal perusahaan dengan melakukan wawancara pada bagian komersil dan operasional Bandara Raja Haji Fisabilillah.
7
Metode Analisis Data Pengukuran Kinerja Perspektif keuangan Dalam pengukuran kinerja perspektif keuangan, peneliti menggunakan neraca untuk dianalisis melalui analisis rasio. Adapun analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Rasio Likuiditas Menurut Bambang (dalam Sunyoto, 2013:89) rasio likuiditas adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek. Jenis rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Cash ratio (rasio kas) Menurut Sunyoto (2013:92) besarnya cash ratio yang dianggap baik minimal 100%. Jika besaran cash rasio dibawah 100% maka kondisi keuangan perusahaan dikatakan ilikuid. Kas dan Setara kas + surat berharga Rasio Kas =
x 100%
Kewajiban Lancar
b. Current ratio (rasio lancar) Rasio lancar yang baik dan memuaskan perusahaan sebesar 200%, artinya setiap Rp.1 hutang lancar akan dijamin dengan Rp.2 asset lancar. Asset Lancar Rasio Lancar = Kewajiban Lancar
x 100%
8
2. Rasio Solvabilitas a. Rasio modal sendiri terhadap total asset Menurut Sunyoto (2013:104) Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai asset perusahaan yang berarti sebagian besar asset perusahaan dibiayai oleh modal sendiri. Modal sendiri Rasio = Total Asset
x 100%
Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Pengukuran kinerja terhadap dua perspektif balanced scorecard lainnya menggunakan instrumen kuisioner yang disebarkan kepada pelanggan dan karyawan Bandara Raja Haji Fisabilillah. Hasil dari kuisioner tersebut nantinya akan dicari nilai rata-rata masing perspektif dengan menggunakan data interval 15 pada skala likert. Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam riset berupa survey. Tabel 3.2 dibawah ini menunjukkan skala penilaian kinerja pada perspektif yang menggunakan kuisioner. Tabel 3.2 Nilai pengukuran Kuisioner Kategori
Nilai
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Netral
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber : Sugiyono (2015:93)
9
Kemudian hasil penjumlahan seluruh nilai yang diperoleh dari responden, akan diketahui indeks kepuasan pelanggan, indeks kepuasan karyawan, dan indeks pembelajaran, dengan menetapkan indeks kepuasan minimal dan indeks kepuasan maksimal, interval dapat dicari dari hasil pengurangan antara indeks kepuasan maksimal dengan indeks kepuasan minimal dibagi lima. Seperti yang dirumuskan Sugiyono (dalam Rini, 2013:36) sebagai berikut : Ikmaks
= R x PP x Exmaks
Ikmin
= R x PP x Exmin
Interval = (Ikmaks – Ikmin): 5 Keterangan: PP
= Banyaknya pertanyaan
R
= Jumlah Responden
Exmin = Skor minimal yang diberikan Exmaks = Skor maksimal yang diberikan Setelah seluruh nilai kuisioner yang diisi responden dijumlahkan, lalu di cocokkan dengan interval yang didapat dari rumus diatas, kemudian jawaban dari keseluruhan kuisioner dikategorikan sesuai indeks pencapaiannya. Indeks ini mengartikan nilai minimal yang harus dicapai untuk memenuhi standar dan dikategorikan puas. a.
Indeks Kepuasan Pelanggan Ikmaks
= 100 x 8 x 5 = 4000
10
Ikmin
= 100 x 8 x 1 = 800
Interval = (Ikmaks – Ikmin): 5 = (4000-800) : 5 = 640 1.
800
-
1440
→ Dikategorikan sangat tidak puas
2
1440
-
2080
→ Dikategorikan tidak puas
3
2080
-
2720
→ Dikategorikan cukup
4
2720
-
3360
→ Dikategorikan Puas
5
3360
-
4000
→ Dikategorikan sangat puas
Mengartikan standar minimal indikator kepuasan pelanggan yang harus dicapai untuk dapat dikategorikan puas berada pada interval 2720 – 3360
b. Indeks Pembelajaran dan Pertumbuhan Ikmaks
= 100 x 10 x 5 = 5000
Ikmin
= 100 x 10 x 1 = 1000
Interval = (Ikmaks – Ikmin): 5 = (5000-1000) : 5 = 800 1.
1000
-
1800
→
Dikategorikan sangat tidak puas
2
1800
-
2600
→
Dikategorikan tidak puas
11
3
2600
-
3400
→
Dikategorikan cukup
4
3400
-
4200
→
Dikategorikan Puas
5
4200
-
5000
→
Dikategorikan sangat puas
Pengukuran perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggunakan 2 indikator, mengartikan bahwa standar minimal yang harus dicapai untuk: -
indikator kepuasan karyawan untuk dapat dikatakan puas adalah berada pada interval 3400-4200
-
indikator pembelajaran karyawan untuk dapat dikatakan setuju berada pada interval 3400-4200
Pengukuran Kinerja Perspektif Bisnis Internal Pengukuran perspektif ini dilakukan dengan wawancara pada bagian komersil dan operasional untuk mengidentifikasi sejauh mana proses bisnis internal perusahaan menciptakan kepuasan pelanggan dan meningkatkan pendapatan. Menurut Purwanti dan Prawironegoro (2013:342) proses bisnis internal meliputi: 1. Inovasi, dimana proses ini perusahaan mengidentifikasi kebutuhan pasar dengan menciptakan dan mengembangkan produk/jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar 2. Operasi, dimana perusahaan secara nyata berupaya untuk menyampaikan produk/jasa kepada pelanggan 3. Pelayanan purna jual, dalam proses ini perusahaan memberikan pelayanan tambahan kepada pelanggan atas kegiatan operasi yang sudah
dilakukan
sebelumnya
untuk
menciptakan
pelanggan dan menciptakan image perusahaan
kepuasan
12
Pengukuran keseluruhan perspektif balanced scorecard Melakukan penilaian kinerja secara keseluruhan yang dicapai oleh perusahaan
dengan
menghitung
empat
perspektif
Balanced
Scorecard
menggunakan rumus yang digunakan Afandi (dalam Rini, 2013:39) adalah sebagai berikut: Jumlah standar yang dicapai Total Presentase Kinerja =
x 100% Jumlah ukuran yang digunakan
Untuk perhitungan total presentase kinerja yang dicapai perusahaan, maka ditetapkan standar yang digunakan Afandi (dalam Rini, 2013:61) adalah sebagai berikut: a.
Sangat Baik : 80 - 100% dari standar yang ditetapkan
b.
Baik
: 60 - 80% dari standar yang ditetapkan
c.
Cukup
: 40 - 60% dari standar yang ditetapkan
d.
Kurang
: 20 - 40% dari standar yang ditetapkan
e.
Tidak Baik : 0 – 20% dari standar yang ditetapkan
Uji Kualitas Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data keuangan dan non keuangan. Data keuangan berupa laporan neraca tahun 2013 -2015, sedangkan data non keuangan berupa jawaban responden atas kuisioner dan perta nyaan wawancara yang diberikan peneliti. Kuisioner merupakan alat ukur penguji
13
variabel yang perlu diuji keabsahannya. Maka dari itu, alat ukur perlu diuji dengan pengujian Validitas (tingkat keaslian) dan Reliabilitas (tingkat keandalan). Uji Validitas Menurut Ghozali (2013:52) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Menurut Sufren (2014:62) untuk menguji validitas butir butir pertanyaan, lihat angka pada kolom corrected item-total correlation, butir peertanyaan dikatakan valid atau sah bila nilai korelasinya diatas atau sama dengan 0,2 Uji Reliabilitas Menurut Ghozali (2013:48) Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang konsisten/stabil terhadap pertanyaan dari waktu kewaktu. pengukuran reliabliitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Repeated measure atau pengukuran ulang, disini seseorang akan diberikan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah jawaban yang diberikan konsisten. 2. One shoot atau pengukuran sekali saja, disini pengukuran dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan yang lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Variabel dikatakan reliable jika cronbach alfa (ɑ) > 0,70.
14
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengukuran Perspektif Keuangan Kinerja finansial menjadi fokus utama dari semua perspektif balanced scorecard lainnya, setiap ukuran merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan. Penetapan standar dalam perspektif ini didasarkan pada data tiga tahun terakhir mulai tahun 2013-2015. Dari data yang diperoleh maka dapat dilakukan pengukuran kinerja perspektif keuangan PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara Raja Haji Fisabilillah sebagai berikut: 1. Rasio Kas Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar hutang jangka pendek. Ukuran ini akan memberikan suatu gambaran mengenai likuiditas suatu perusahaan dengan mengetahui ketersediaan uang kas untuk menjamin setiap rupiah kewajiban jangka pendeknya. Berikut ini disajikan tabel yang memuat data dari tahun 20132015. Tabel 1 Perhitungan Rasio Kas Bandara Raja Haji Fisabilillah Tahun 2013-2015 Tahun
Kas dan Setara
Kewajiban Lancar
(3)=(1) : (2) x 100%
kas + surat berharga (1)
Rasio Kas
(2)
2013
Rp. 26.311.526,91
Rp.18.554.691.843,16
0,14%
2014
Rp. 662.157.540
Rp. 3.434.050.993
19,2%
15
2015
Rp. 27.064.827
Rp. 3.715.901.280
0,72%
(Sumber: Laporan Keuangan Bandara Raja Haji Fisabilillah) Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa rasio kas tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan namun kembali mengalami penurunan pada tahun 2015. Besarnya rasio kas yang baik minimal 100%, jadi dari perhitungan rasio kas tahun 2013,2014, dan 2015 semuanya dibawah 100% berarti kondisi keuangan Bandara Raja Haji Fisabilillah dikatakan tidak likuid (ilikuid).
2.
Rasio Lancar Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total asset lancar yang tersedia. Rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antara total asset lancar dengan total kewajiban lancar. Berikut ini disajikan tabel yang memuat data dari tahun 2013-2015. Tabel 2 Perhitungan Rasio Lancar Bandara Raja Haji Fisabilillah Tahun 2013-2015 Tahun
Asset Lancar
Kewajiban Lancar
Rasio Lancar
(1)
(2)
(3)=(1) : (2) x 100%
2013
Rp. 19.005.750.942,97
Rp.18.554.691.843,16
102,4%
2014
Rp. 6.214.301.453
Rp. 3.434.050.993
180,96%
2015
Rp. 2.700.504.459
Rp. 3.715.901.280
72%
(Sumber: Laporan Keuangan Bandara Raja Haji Fisabilillah) Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa rasio lancar tertinggi diperoleh pada tahun 2014 dengan besar rasio lancar sebesar 180,96%, namun
16
kembali megalami penurunan pada tahun 2015. Besarnya rasio lancar yang baik untuk perusahaan minimal 200%, jadi dari perhitungan rasio lancar tahun 2013,2014, dan 2015 semuanya dibawah 200% berarti kondisi keuangan Bandara Raja Haji Fisabilillah dikatakan tidak likuid (ilikuid). Tabel 3 Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Bandara Raja Haji Fisabilillah Tahun 2013-2015 Tahun
Modal Sendiri
Total Aktiva
(1)
Rasio Modal Sendiri terhadap
(2)
Total Aktiva (3)=(1) : (2) x 100%
2013
Rp. 29.064.010.540
Rp.227.570.574.269,62
12,77%
2014
Rp. 18.848.583.330
Rp. 219.021.116.999
8,60%
2015
Rp. 10.452.975.039
Rp. 212.262.446.709
4,92%
(Sumber: Laporan Keuangan Bandara Raja Haji Fisabilillah) Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa rasio modal sendiri terhadap total aktiva dari tahun 2013-2015 terus mengalami penurunan, rasio modal sendiri pada tahun 2015 sebesar 4,92% mengartikan bahwa asset perusahaan hanya dibiayai oleh modal sendiri sebesar 4,92% dan sisanya sebesar 95,08% dibiayai oleh modal asing. Hal ini menunjukkan bahwa modal sendiri yang digunakan untuk membiayai asset sangat kecil.
Hasil Pengukuran Perspektif Pelanggan Pengukuran perspektif pelanggan menggunakan indikator kepuasan pelanggan. Pengukuran perspektif ini menggunakan kuisioner yang pernah digunakan oleh Rini Pranama Putri Suarni dalam skripsi “Analisis Pengukuran
17
Kinerja Pada PT. Angkasa Pura I (persero) Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard”. Jumlah kuisioner yang dibagikan sebanyak 100 dengan jumlah pernyataan dalam kuisoner sebanyak 8 pernyataan. Indikator kepuasan pelanggan untuk dapat dikategorikan puas berada pada interval antara 2720-3360 , jadi berdasarkan hasil jawaban responden pada tabel diatas dengan total score sebesar 2943, maka dapat diketahui bahwa pelanggan merasa puas atas pelayanan yang diberikan Bandara Raja Haji Fisabilillah.
Hasil Pengukuran Perspektif Bisnis Internal Dalam proses bisnis internal, perusahaan mengidentifikasi proses internal bisnis yang harus diunggulkan perusahaan karena proses internal akan menciptakan nilai nilai yang diinginkan konsumen dan dapat menaikkan pendapatan perusahaan. Proses bisnis internal akan semakin meningkat apabila perusahaan mampu menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan meningkatkan pendapatan perusahaan. Adapun indikator yang dinilai adalah sebagai berikut: 1. Proses Inovasi Dalam
proses
inovasi,
bandara
Raja
Haji
Fisabilillah
berusaha
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan serta solusi untuk meningkatkan kualitas layanan dan kebutuhan pengguna jasa dimasa kini dan masa depan. Bandara Raja Haji Fisabilillah dalam proses inovasi nya melakukan beberapa pengembangan antara lain:
18
a. Terminal penumpang, sejak mulai berdirinya Bandara Raja Haji Fisabilillah terus melakukan pengembangan dari berbagai aspek, salah satunya adalah pembangunan terminal baru yang mulai beroperasi sejak tahun 2013. Terminal ini memiliki desain modern bercorak melayu dengan luas 8.300m2 dengan daya tampung 1 juta penumpang/tahun. Dengan dilakukannya pengembangan terminal, bandara RHF berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik agar pengguna jasa merasa puas atas pelayanan yang diberikan. b. Komersialisasi area bandara, proses inovasi yang dilakukan Bandara Raja Haji Fisabilillah juga dilakukan dengan menyewakan tenan (toko) yang tersedia di terminal penumpang, dimana penyewaan tenan ini dapat menyediakan kebutuhan penumpang dan berkontribusi pada pendapatan bandara disamping pendapatan jasa penerbangan. c. Pengembangan bandara juga meliputi penambahan fasilitas seperti radar dan landasan pacu yang awalnya 1.856m menjadi 2.256m, namun pengembangan ini belum maksimal dikarenakan banyak maskapai yang ingin beroperasi dibandara ini menginginkan landasan pacu yang lebih panjang, sehingga pesawat berbadan besar dapat mendarat di bandara ini. Selanjutnya
pihak
manajemen
bandara
akan
mengusahakan
pengembangan landasan untuk memenuhi kebutuhan maskapai yang ingin beroperasi di bandara ini. Semenjak diselesaikannya pengembangan dibeberapa aspek bandara dan dioperasikannya terminal baru pada tahun 2013, terdapat peningkatan dari segi
19
Data Angkutan Udara (DAU) yang mencakup penumpang, pesawat, dan kargo. serta telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan pendapatan di tiga tahun terakhir yang dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.7 Data Angkutan Udara Bandara Raja Haji Fisabilillah Tahun 2013-2015
Penumpang 2013
2014
Pesawat
2015
Kargo
2013
2014
2015
2013
2014
2015
253.635 257.655 257.738 2.237
2.636
2.515
2.372
2.728
2.396
Sumber: Laporan Manajemen Pelayanan dan Operasional Berdasarkan tabel diatas, jumlah penumpang Bandara Raja Haji Fisabilillah pada tahun 2013-2015 terus mengalami peningkatan, untuk aktifitas maskapai pada tahun 2013 – 2015 fluktuatif namun tidak terjadi penurunan secara signifikan. Kemudian untuk aktifitas kargo pada tahun 2013-2015 jumlah nya fluktuatif. Namun pihak manajemen bandara optimis pencapaian data angkutan udara pada tahun 2016 akan terus mengalami peningkatan dibandingkan tahun tahun sebelumnya karena pada tahun 2016 akan ada penambahan maskapai domestik dan internasional yang beroprasi dibandara ini.
Tabel 4.8 Pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah Tahun 2013-2015
20
Tahun Jenis Pendapatan
2013
2014
2015
(Rp)
(Rp)
(Rp)
2,886,231,078.94
4,222,000,738.-
5,493,430,307.-
1,514,889,866.-
3,274,887,815.-
4,057,329,621.-
Pendapatan Kargo
761,178,225.-
1,317,368,100.-
2,363,917,122.-
Pendapatan Lain-lain
408,785,258.26
164,977,407.-
410,401,915.-
5,571,084,428.20
8,979,234,060.-
Pendapatan Aeronautika Pendapatan
Non
Aeronautika
TOTAL
12,325,078,965.-
Sumber: Laporan Laba Rugi Bandara Raja Haji Fisabilillah Berdasarkan tabel diatas, jumlah pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah pada tahun 2013-2015 terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa proses inovasi yang dilakukan perusahaan telah memberikan kemajuan bagi perusahaan dan berdampak positif bagi perusahaan dengan meningkatnya DAU dan jumlah pendapatan pada tiga tahun terakhir. Serta dengan proses inovasi yang dilakukan, perusahaan telah menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dengan terpenuhinya kepuasan pelanggan yang diketahui melalui hasil penyebaran kuisioner.
21
3. Proses Operasi Proses operasi merupakan proses dimana perusahaan secara nyata berupaya untuk menyampaikan produk/jasa kepada pelanggan. Dalam proses operasi, Bandara Raja Haji Fisabilillah selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Adapun aspek operasional Bandar udara meliputi: a. Aspek keselamatan Bandara Raja Haji Fisabilillah sebagai jasa kebandarudaraan harus mengutamakan keselamatan penumpang dalam menjalankan aktifitasnya. Pedoman keselamatan bandar udara di Indonesia pada umumnya diatur dalam standar penerbangan sipil yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan, UU No.1 Tahun 2009 tentang penerbangan dan SOP (Standar Operasional Procedure) yang dimiliki oleh masing-masing bandar udara. Dalam menjalankan kinerjanya, bandara ini sudah menjalankan aktifitas sesuai dengan standar yang ditetapkan, dengan tersedianya
personil
keselamatan
seperti
PKP-PK
(Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran), Apron Movement Control, fasilitas keselamatan seperti runway, taxiway, apron, peralatan indicator dan signaling, dll. b. Aspek keamanan Pedoman keamanan dan keselamatan bandar udara diatur dalam standar penerbangan sipil yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan, UU No.1 Tahun 2009 tentang penerbangan dan SOP (Standar Operasional Procedure) yang dimiliki oleh masing-masing bandar udara. Dalam
22
pelaksanaannya, Bandara Raja Haji Fisabilillah telah menerapkan standar keamanan yang sudah ditetapkan dengan tersedianya personil keamanan seperti AVSEC (Aviation Security) yang memiliki motto cepat, inisiatif, ikhlas, senyum berwibawa, dan energik dalam melayani penumpang. Serta prosedur keamanan dan fasilitas keamanan seperti x-ray bagasi, kargo, kabin, CCTV, Walktrough metal detector, hand held metal detector, dll. c. Aspek pelayanan Bandara Raja Haji Fisabilillah dalam memberikan pelayanannya kepada penumpang terus memperbaharui dan mengupdate sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan penumpang serta terciptanya kepuasan pelanggan. Fasilitas terminal bandara ini dilengkapi dengan ruang tunggu yang nyaman, café & resto, ATM, ASI room, kidz zone, free internet service, 11 check-in counter, fasilitas penyandang cacat (berkebutuhan khusus), bea cukai, imigrasi dan karantina, smooking area, information display, dll. Semua fasilitas yang disediakan merupakan strategi bandara dalam memberikan pelayanan terbaik demi memenuhi kepuasan pelanggan. Untuk pelaksanaan aspek keamanan dan keselamatan bandar udara selalu diaudit secara internal dan eksternal oleh direktorat keamanan penerbangan dan badan otorita bandara dengan mengacu pada standar yang ditetapkan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization). Audit dilakukan terhadap fasilitas, prosedur, dan personil yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan. Selain itu, manajemen bandara selalu melaporkan kegiatan operasional kepada badan
23
otorita, dirjen perhubungan, dan manajemen pusat setiap bulannya, bahkan hal-hal yang dianggap urgent harus dilaporkan saat itu juga. Maka dapat dipastikan bahwa bandara ini sudah memenuhi standar keamanan dan keselamatan penerbangan sipil yang di tetapkan. Keberhasilan operasional Bandara Raja Haji Fisabilillah juga ditunjukkan dengan diperolehnya Best Airport peringkat 3 tahun 2014, Runner Up 1 Best Airport Bandara se- Indonesia tahun 2015, Piagam Penghargaan Sapta Pesona Peringkat IV dalam penyediaan dan pengelolaan toilet umum bersih, dan Juara 3 lomba kebersihan ruang kerja tahun 2015. Penilaian yang dilakukan oleh Dirjen Perhubungan, YLKI, dan dinas pariwisata ini berdasarkan pada Peraturan Dirjen Perhubungan Udara tentang penilaian kinerja Bandar udara dengan melihat aspek keamanan, keselamatan, dan pelayanan yang mencakup ketersediaan fasilitas, pelaksanaan prosedur dan personil/petugas bandara, serta penerapannya yang sesuai standar demgan melihat kepuasan pelanggan atas pelayanan yang dirasakan. d. Layanan Purna Jual Bandara Raja Haji Fisabilillah selaku pengelola jasa kebandarudaraan selalu mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan sehingga pelanggan merasa nyaman dan tercipta image positif perusahaan. Dalam hal pelayanan purna jual dalam bentuk pengaduan atau complain seperti kekurang nyamanan penumpang saat di bandara, kekurangan fasilitas dan lain sebagainya Bandara Raja Haji Fisabilillah telah menyediakan layanan informasi, layanan pengaduan (contact center) 24 jam, dan tersedia e-kiosk di
24
terminal penumpang dimana peumpang dapat secara langsung mengakses esurvey untuk memberikan pendapat mengenai fasilitas dan pelayanan bandara yang dirasakan. Hasil Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Indeks Pembelajaran Karyawan Jumlah kuisioner yang dibagikan sebanyak 116, yang kembali sebanyak 100, dengan jumlah pernyataan dalam kuisoner sebanyak 10 pernyataan. Indikator pembelajaran karyawan untuk dapat dikategorikan setuju berada pada interval antara 3400-4200, jadi berdasarkan hasil jawaban responden pada tabel diatas dengan total score sebesar 4154, maka dapat diketahui bahwa karyawan merasa setuju dengan adanya komitmen belajar untuk meningkatkan kinerja perusahaan, melaui belajar dengan apa yang dilakukan perusahaan lain yang lebih berhasil, mencoba ide baru, adanya pelatihan dalam meningkatkan kompetensi, dan adanya dorongan dari manajemen perusahaan untuk selalu belajar baik individu maupun tim . Indeks Kepuasan Karyawan Jumlah kuisioner yang dibagikan sebanyak 116, dan yang kembali sebanyak 100,
dengan jumlah pernyataan dalam kuisoner sebanyak 10
pernyataan. Indikator kepuasan karyawan untuk dapat dikategorikan puas berada pada interval antara 3400-4200 , jadi berdasarkan hasil jawaban responden pada tabel diatas dengan total score sebesar 3943, maka dapat diketahui karyawan merasa puas dengan perhatian perusahaan dalam hal pemberian gaji, menjamin
25
kesehatan dan pensiun karyawan, pemberian tunjangan, dan dilibatkannya karyawan dalam pengambilan keputusan . KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan dilihat dari 4 (empat) perspektif balanced scorecard kinerja Bandara Raja Haji Fisabilillah dikatakan cukup, karena Bandara Raja Haji Fisabilillah mencapai 55% dari standar yang ditetapkan atau sebanyak lima dari sembilan indikator pengukuran yang digunakan berhasil memenuhi target. 2. Dari beberapa indikator keuangan yang digunakan, dapat diketahui bahwa kinerja perspektif keuangan Bandara Raja Haji Fisabilillah belum memenuhi standar yang dicapai. Sehingga bandara ini masih perlu melakukan peningkatan kinerja keuangan. Pada dasarnya pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah terus mengalami peningkatan dari tahun 2013-2015, namun juga diikuti peningkatan beban perusahaan yang besar. Sehingga pendapatan bandara ini belum mampu menutupi beban yang semakin meningkat. Dengan rendahnya pendapatan bandara ini, kegiatan operasional Bandara Raja Haji Fisabilillah sebagian besar masih
disubsidi oleh kantor pusat PT. Angkasa Pura II
(persero). Sedikitnya maskapai yang beroperasi di bandara ini menjadi masalah utama terhadap rendahnya pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah, hal ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal bandara.
26
3. Dari pengukuran perspektif pelanggan, kinerja Bandara Raja Haji Fisabilillah dapat dikatakan baik, karena dari indikator kepuasan pelanggan yang digunakan menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini menunjukkan Bandara Raja Haji Fisabilillah telah mampu menciptakan kepuasan pelanggan melalui peningkatan pelayanan dari segi fasilitas dan personil, diharapkan jumlah pelanggan ditahun berikutnya akan meningkat sehingga akan berdampak pada peningkatan pendapatan. 4. Dari perspektif bisnis internal dikatakan cukup baik, karena dari 3 indikator yang digunakan yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual dilaksanakan sesuai standar dan telah memberi nilai tambah terhadap pelanggan dan pendapatan bandara. Namun dari segi inovasi, bandara ini harus melakukan pengembangan lebih terhadap runway (landasan pacu) untuk memenuhi permintaan maskapai yang ingin beroperasi, mengingat tinggi nya frekuensi pergerakan pesawat disuatu bandara berpengaruh cukup signifikan terhadap pendapatan bandara. 5. Dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dikatakan baik, karena hasil indeks kepuasan karyawan dari penyebaran kuisioner sebesar 2172 atau berada pada interval dapat dikatakan puas antara 1836-2268. Indeks pembelajaran dari hasil kuisioner menunjukkan hasil sebesar 2263 atau berada pada interval dapat dikatakan setuju antara 1836-2268. Sehingga pada perspektif ini perusahaan memiliki pertumbuhan dan pembelajaran yang baik bagi karyawan, dikarenakan karyawan merasa setuju atas bentuk pembelajaran yang diberikan
27
perusahaan dan karyawan merasa puas atas bentuk perhatian perusahaan dalam hal gaji, tunjangan, dll. Saran Masih rendahnya pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah disebabkan oleh sedikitnya maskapai yang beroperasi di bandara ini, padahal pihak bandara telah siap baik dari segi fasilitas, personil, serta pelayanan. Faktor yang menyebabkan sedikitnya maskapai yang beroperasi dibandara ini dipengaruhi faktor internal yaitu kurang memadainya runway atau landasan pacu yang diharapkan oleh pihak maskapai, dan faktor dominan yang mempengaruhi adalah faktor eksternal, dimana kondisi perekonomian dan pariwisata di kota Tanjungpinang yang belum optimal
ikut
mempengaruhi
permintaan
masyarakat
untuk
melakukan
penerbangan dari dan ke Tanjungpinang. Maka dengan realita yang ada, saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Diharapkan pihak bandara sebagai pengelola dapat mengembangkan fasilitas yang dibutuhkan maskapai mengingat banyaknya operasional maskapai disuatu bandara merupakan sumber pendapatan bandara yang berperan cukup dominan, sehingga Bandara bisa memperkecil hutang yang dimiliki dan meningkatkan rasio likuiditas perusahaan serta mampu membiayai kegiatan operasional nya sendiri dengan tidak bergantung pada hutang yang diberikan oleh kantor pusat 2. Untuk pihak pemerintah kota Tanjungpinang, agar dapat memaksimalkan potensi daerah disegala aspek karena dengan majunya suatu kota akan memberikan dampak positif pada peningkatan perekonomian didaerahnya dan secara otomatis, Bandara sebagai pintu masuk orang ke suatu daerah akan
28
meningkat frekuensi penerbangannya dan kemudian berdampak pada meningkatnya pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, I. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga. Cheristian. (2015). Analisis Balanced Scorecard untuk Mengukur Kinerja pada RSUD Tanjungpinang. UMRAH . Dwi, E. (2013). Peranan Balanced Scorecard sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Instansi Pemerintah (studi kasus pada Badan Penanggulan Bencana Derah Provinsi KEPRI khususnya Tanjungpinang). UMRAH . Fajaryanto, N. (2013). Analisis Kinerja Organisasi dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada BPKKD Provinsi KEPRI). UMRAH . Ghozali, I. (2013). Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Universitas Diponegoro. Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service. Kuncoro, M. (2012). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Mulyadi. (2009). Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Negara, K. M. Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik egara., (pp. Nomor:KEP-100/MBU/2002). Purwanti, P. D. (2013). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.
29
Rini, P. (2013). Analisis Pengukuran Kinerja pada PT. Angkasa Pura I (persero) Bandara Internasional Sultan Hasanudin menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. Universitas Hasanuddin . Simamora, H. (2012). Akuntansi Manajemen. Star Gate Publisher. Sopiah, M. E. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: ANDI. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suhardiman, I. (2012). Penerapan Balanced Scorecard sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja pada Instansi Pemerintah. UMRAH . -------Sunyoto, D. (2013). Analisis Laporan keuangan. Yogyakarta: CAPS. -------Sunyoto, D. (2011). Metodologi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: CAPS. Widjaya Tunggal, A. (2009). Pokok Pokok Balanced Scorecard. Jakarta: Harvarindo. Yonathan, S. d. (2014). Belajar Otodidak SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.