KHUTBAH ISTIQAMAH SERIAL KHUTBAH JUMAT MASJID ISTIQAMAH KANDANGAN
KHUTBAH JUMAT OLEH KHAIRUDDIN, S.HI
PANTI ASUHAN “AMANAH” JALAN MUSYAWARAH KANDANGAN 71211 KALIMANTAN SELATAN
Khutbah Istiqamah, Menapaki Sunnah Menuju Istiqamah Serial Khutbah Masjid Istiqamah Kandangan © 2013 Jumat, 15 Jumadilakhir 1434 H./26 April 2013 M. Judul : Oleh : Khairuddin, S.HI Imam : Khairuddin, S.HI Muazin : H. Abdurrahman Khutbah disalin kembali dan disunting oleh: Husaini (1120215)
Khutbah Istiqamah dapat diakses dan didownload di: khutbahistiqamah.wordpress.com saran dan kritik harap dialamatkan ke: E-mail:
[email protected] +62 821 5186 6163
KHUTBAH JUMAT Oleh: Khairuddin, S.HI
Khutbah Pertama
طَِا ًَِِّٗ اهِخٌَِدُ هللِاهَّرِىَُخٌَِدُُٖ َُٗطِتَعَُِِٗ ُُِٕٚطِتَغِفِسَُُُٖٗ ،عُُِ٘ذبِاهللًِِِّ شُسُِٗزِأَُُِف ِ شَٔ ُد ِىهًَََُُِّٕٙٗ ،ضِوِىِفَوَ ِّتَجِ َدهَُٕ َٗهِِّٚاًُسِشِدّا.أَ ِ الًُضَّ ضَِّٚئَاتِأَعٌَِاِهَِأًََِِّٙ،دِِٖ اهللُفَ َ ِٛبَعِدَُٖ. شَٔدُأًََُّْخٌََّدّا َعبِدُُٖ ََٗزضُِ٘هُُٕ َالَُب َّ مهََُٕٗ ،أَ ِ هلل َٗحِدَُٖ الَ شَِسَ َٙ ِال ا ُ َأِْ آلإِهََٕ إَّ َى َٗضَوٍِِّ َٗبَاِزنِ عَوَىًُخٌََّ ٍد َٗعَوَىآهِِٕ ََٗأصِخَابِِٕ ًََٗ َِّتبِعَُِٕبإِ ِحطَاٍْإِهَىََِِ٘ٙ أَهّؤٍَُّ صِّ َولٍُِتُفِوِخَُِْ٘. هلل َٗطَاعَتِِٕهَعَّ ََبَعِدُ،فََٚا ِعبَاَد اهللِ،أُِٗصِِٚلٍُِ َُِٗفطِٛبِتَقَِ٘ى ا ِ اهِقَِٚاًَةِ .أَّ ِال َٗأَُتًٍُُّطِوٌَُِْ٘ َقتُقَاتِِٕ ََٗالتٌَُ٘تَُّّ إَّ هللتََعاهَىَٙ :اَأَُّٔٙااهَّ ِر َّٙآًَُِ٘اِ اتَّقُِ٘ا اهللَ ح َّ قَاَي ا ُ
.
َٗكُُُِِ٘٘اًَعَ اهصَّادِقِ.َِّٚ Maasyiral Muslimin, rahimakumullah Allah SWT. berfirman:
ب ب َِٗٙصدَادَاهَّ ِر َّٙآًَُِ٘اإَِمياُّا َٗالََٙسِتَابَاهَّ ِرَّٙأُٗتُ٘ا اِهلِتَا َ هَِٚطِتَِٚقَِّاهَّ ِرَّٙأُٗتُ٘ا اِهلِتَا َ َٗاهٌُِِؤًَُِِْ٘ Agar orang-orang yang diberi alkitab menjadi yakin, dan orangorang yang beriman makin bertambah keimanannya, dan agar orang-orang yang diberi alkitab serta orang-orang yang beriman itu )tidak ragu-ragu. (QS. Al-Mudassir: 31 Dan sabda Rasulullah saw.:
هلل َٗفِىقَِوبِِٕ َِٗشُْ ذَزَّةًٍَِّاهِخَِٚسِ ِال ا ُ َٗٙخِسُجًَُِّ اهَِّازًَِِّقَاَي آلإِهََٕ إَّ
Dan akan keluar dari dalam neraka orang yang dalam hidupnya pernah berkata: la ilaha illallah, sedang di dalam hatinya terdapat timbangan seberat biji jagung dari kebaikan. (HR. Imam Bukhari) Dengan mendasarkan pada dua dalil naqli di atas para ulama ahlusunah bersepakat dalam menetapkan bahwa iman seseorang itu bisa bertambah dan berkurang bahkan tidak mustahil akan hilang. Bertambahnya iman tentunya dengan amal-amal kebaikan yang dilakukan, dengan demikian pula berkurangnya iman disebabkan oleh kemaksiatan dan kemungkaran yang dilakukan oleh seseorang. Maasyiral Muslimin, rahimakumullah Iman adalah anugerah yang paling berharga serta mutiara yang paling indah sepanjang sejarah perjalanan umat manusia, di mana posisi dan kedudukannya tidak akan pernah dapat digantikan oleh apapun yang kita anggap paling berharga di dunia, sebab nikmat apapun yang kita miliki, daya lakunya pada tatanan duniawi semata, sebut saja harta, jabatan dan kedudukan dan popularitas, daya lakunya paling lama, hanya seumur hidup manusia dan itupun kalau keadaan dan kondisi manusia itu masih memungkinkannya untuk menikmati harta, jabatan, kedudukan serta popularitas tersebut pada kenyataannya tidak jarang terjadi ada yang masih diberi kesempatan hidup, namun sudah tidak dapat lagi menikmati harta yang ada di sekelilingnya, lalu apalah artinya harta melimpah dengan aset kekayaan di mana-mana, rumah besar indah mentereng dijaga satpam pula, kendaraan parkir sana sini, atau badan lemah tak berdaya dengan berbagai komplikasi penyakit yang diderita, sedangkan nikmat jabatan yang selama ini dibangga-banggakan lebih bisa dipastikan lagi kapan berakhirnya, yaitu paling lama hingga masa pensiun tiba, bahkan tidak jarang belum apa-apa sudah ada yang dipaksa pensiun oleh Allah SWT. dengan SK yang telah lama disiapkan oleh malakul maut. Berbeda dengan iman maka daya
lakunya tidak hanya berkisar pada tatanan kehidupan duniawi semata akan tetapi akan terus menggiring pemiliknya menyeberang hingga ke alam akhirat yang tiada berkesudahan, di samping iman ini pulalah yang akan menjadi penentu, tempat manakah yang pada akhirnya yang lebih layak untuk kita, surga dengan segala kenikmatannya ataukah neraka dengan ribuan siksaan yang tiada terkira pedihnya. Maasyiral Muslimin, rahimakumullah Mengingat bahwa kedudukan iman sangat penting bagi kita, bukan saja karena iman akan menjadi pengiring langkah kita menuju akhirat, tapi lebih daripada itu, iman juga merupakan penentu dari akhir perjalanan kita, apakah kita akan berakhir bahagia, aman sentosa, ataukah sengsara dalam api yang menyala-nyala! Maka agar iman kita tetap senantiasa tumbuh subur, paling tidak ada empat cara yang harus kita terapkan sebagai upaya mempertebal iman: 1) Yaitu dengan memperbanyak ibadah, sebab dengan ibadah iman akan menjadi subur, karena ibadah pada intinya bukan hanya sekedar kewajiban yang harus ditunaikan, tapi berfungsi sebagai penyiraman iman agar tetap tumbuh dengan subur, yang pada gilirannya membuahkan hasil yang baik. Rasulullah saw. bersabda:
َِصٌُِتِِٚسّاأَِٗهََٚقُىِ خََِِِٚ٘اِألَخِسَفَوِٚهلل َٗاه ِ ُِؤًُِّبِاًََِّْٙكَا Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya berkata yang baik atau lebih baik diam. 2) Yaitu dengan ilmu, kalau dengan ibadah iman menjadi subur, maka dengan ilmu iman akan menjadi meluas dan berkembang yang pada akhirnya akan menghantarkan pemiliknya menjadi
takut kepada Allah SWT. dengan memeprbanyak taat kepadaNya, firman Allah SWT.:
خصَى اهللًَِِّ ِعبَادِِٖاهِعُوٌََاء ِ َٙإٌََُِّا Sesungguhnya yang takut kepada Allah, hanyalah orang-orang yang berilmu. 3) Adalah dengan berfikir, karena dengan berfikir itulah iman akan menjadi mendalam, sebab hanya dengan memberdayakan akallah maka kita akan dapat menangkap pesan-pesan yang ada di jagat raya ini, termasuk dalam diri-diri kita sendiri, firman Allah SWT.:
َُْٗالُتبِصِس َ َطلٍُِأَف ِ َأُُفَِٛٗف Dan pada dirimu, tidakkah engkau fikirkan. 4) Yaitu dengan ujian, dengan ujian akan nampaklah yang dihadapkan kepada manusia pada akhirnya perbedaan antara emas dan loyang, sehingga menjadi benteng dalam menghadapi ancaman, tantangan, halangan dan gangguan yang datang silih berganti, firman Allah SWT.:
َُُِْ٘فَِتََٙقُ٘هُ٘ا آًََِّا ٍَُِٗٓ الَُْٙتِسَكُ٘اأَْٙأَ َحطِبَ اهَِّاسُأ Apakah manusia mengira akan dibiarkan berkata: Kami beriman, padahal mereka belum diuji? Demikianlah khutbah Jumat kali ini, semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua, amin ya rabbal alamin!.
أَقُُِ٘ي،ٍِِِٚخل َ ِت َٗاهرِّكِسِاه ِ َاَّٙاكًٍَُِِّاَِألٍِِٙ َُٗفََعِِى َِٗإٙهللهِى َٗهلٍُِفِىاهِقُسآِْ اِهلَس ُ بَاَزَن ا ًَِِِِّٚت َٗاهٌُِِؤ ِ َِّ َٗاهٌُِطِوٌَِاٌِِٚطآئِسِاهٌُِطِو َ ٍَِهِى َٗهلٍُِ َِٗهِٚقَِ٘هِى َٓرَا ََٗأضِتَغِفُِس اهللَاهَِعظ
.ٍُِِٚإَُُِّٕ َُٓ٘اهِغَفُِ٘زُ اهسَّح،َِٗاهٌُِِؤًَِِات
Khutbah Kedua
ُِِٕهللِبإِذ ِ ّاِإهَى اِٚسّا َٗدَاعَِٙصسّا َُٗر ِّ ضَِ٘هُٕ شَآِدّا ًَُٗب ُ هللاهَّرِىَأِزضَىَ َز ِ خٌِ ُد َ اِه َْ ََِّّبأًَِِِِٚصَس اِهٌُِؤ َّ مَهُٕاهَّرِى ب َ ِٙشس َ شَٔ ُدَأِْ آلِإَهَٕإِالَّ اهللُ َٗحِدَُٖ َال ِ َأ.سّاًُِِِٚضسَاجّا ِ َٗ ٍُ َّٔأَهّو.ّسِِٚهلل ذِِكسّاكَج َ ضُِ٘هُٕاهَّرِى ذََكسَ ا ُ شَٔ ُدأًََُّْخٌََّدّا عَبِدُُٖ ََٗز ِ َِ َٗأ،سّاِِٚالكَب ّ َِهٍُِٔقَض .َِِِِِّّٙ٘ اهدَٙصخِِبِٕ ًََِّٗتَِبَعُِٕبإِحِطَاٍِْإهَى َ َٗ ِٕصَىِّ َٗهٍِِّ َٗبَازِنِ َعوَىًُخٌََّدٍ ََٗعوَى آِه .ٌّاَِِٚقتُقَاِتِٕفَقَدِفَاَش اِهٌُتَُّقََِْ٘فِ٘شّا عَظ َّ هلل ح َ طِوٌَُِْ٘إِتَُّقِ٘ا ا ِ ٌَُٔا اِهََُّٙاأَٚف،َُأًَاَبعِد Sebagai kesimpulan dari uraian khutbah yang pertama di sini khatib kembali mempertegas bahwa kalau ada mutiara paling berharga, intan paling mahal, maka tiada lain hal itu pastilah iman adanya. Dan iman tersebut bias bertambah, berkurangf bahkan hilang samas ekali, oleh sebab itu agar iman tetap terjaga hendaklah iman terus dijaga dan dipelihara, caranya: 1. Dengan memperbanyak ibadah. 2. Dengan ilmu yang benar. 3. Dengan berfikir 4. Dengan ujian Demikianlah khutbah hari ini semoga bermanfaat
. ٌّاِٚطو ِ ََوٌُ٘ات ِِّٕ َٗضََِّٚ آًَُِ٘ا صَوُّ٘ا َعوَٙٔااهَّ ِرََُّٙاأِٙٛ ِّ ُصَوَُّْ٘ َعوَى اهَِّبُٕٙإَِّْ اهللَ ًََٗالَِئلََت ٍُ إغِِفِس َّٔأَهّو.َِِّٚصخِِبِٕأَ ِجٌَع َ َٗ ِٕأَهّؤٍَُّ صَىِّ َٗضَوٍِِّ َٗبَازِنِ َعوَىًُخٌََّدٍ ََٗعوَى آِه
ضٌِِْٚع تاِألَحَِٚآءِ ًٍُِِِٔ َٗاَِألًَِ٘اتِِ،إَُّمَ َ طِوٌَا ِ طِوٌَِِٗ َّٚاِهٌُ ِ ِهِوٌُِؤًَِِِِٗ َّٚاِهٌُِؤًَِِاتِ َٗاِهٌُ ِ َقسِٙبًُْجِِٚبُ اهدََّعَ٘اتِ. ال شعّاًُِِِٚبّاََٗ ،عٌَ ّ مَأَِْتِسشُ َقكُالًَِِِّّاهِطَاُّا صَاِدقّا ذَاِكسّاََٗ ،قوِبّا خَا ِ طَأهُ َ ٍُِإَُّاَُ ِ أَهّؤَّ ضخّاثَابِتّاَٙٗ ،قِِِّٚا صَاِدقّا خَاهِصّا، صَاِهخّا شَكِِّٚاَِٗ ،عِوٌّاَُاِفعّا زَاِفعّاَٗ ،إٌَِٙاُّا زَا ِ ضعّاَٙ،ا ذَا اِهجَالَيِ َٗاِإلِِكسَاَِ. َِٗزِشقّا حَالَالّ طَِّٚبّا َٗا ِ م ب اهَِّازِ ،ضُِبخَاَْ زَبِّ َ هدَُِٚا حَطََِةّ َٗفِىاِآل ِخَسِة حَطََِةّ َٗقَِِا عَرَا َ زَبََِّا آتَِِافِى ا ُّ َب اِهعَاَهٌِِ.َّٚ خٌِ ُد هللِ ز ِّ ضوَِِٗ ،َّٚاِه َ ِصةِ عٌََّاَٙصُِفََِْ٘ٗ ،ضَالََْ َعوَى اِهٌُِس َ َب اِهعَّ ز ِّ *****