KHUTBAH ISTIQAMAH SERIAL KHUTBAH JUMAT MASJID ISTIQAMAH KANDANGAN
KHUTBAH JUMAT OLEH ZUHRIANSYAH
MASJID ISTIQAMAH JALAN PANGLIMA BATUR NO. 1 RT. 17 KANDANGAN 71211 KALIMANTAN SELATAN
Khutbah Istiqamah, Menapaki Sunnah Menuju Istiqamah Serial Khutbah Masjid Istiqamah Kandangan © 2013 Jumat, 08 Jumadilakhir 1434 H./19 April 2013 M. Judul : Oleh : Zuhriansyah (Ketua PD. Muhammadiyah HSS) Imam : Zuhriansyah (Ketua PD. Muhammadiyah HSS) Muazin : Drs. Syafrul Khutbah disalin kembali dan disunting oleh: Husaini (1120215)
Khutbah Istiqamah dapat diakses dan didownload di: khutbahistiqamah.wordpress.com E-mail:
[email protected] +62 821 5186 6163
KHUTBAH JUMAT Oleh: Zuhriansyah (Ketua PD. Muhammadiyah HSS)
Khutbah Pertama
ِّ ًَِٗ شسُِِٗزأَُِفُطَِِا ُ ِّ ًِهلل ِ َُُٗعُِ٘ذبِا،ُُُُِِٖٕ َُٗطَِتغِِفسِٚحٌَدُُٖ َُٗطَِتع ِ َُهللاهَّرِى ِ حٌِ ُد َ ِاه .ِّاًُسِشِدّاِٚضوِِىَفوَ ِّتَجِ َدَهُٕ َٗه ِ ُِّٙ ًََٗ ،ُِٕىَه َّالًُض َ هللَف ُ ِٔدِِٖ اَِّٙ ًَ،تأَِعٌَاهَِِا ِ ِّئَاَٚض ِٛ َّ ضُِ٘هُٕ َالَُب ُ ًَُْحٌََّدّا عَبِدُُٖ ََٗز َّشَٔ ُد أ ِ َ َٗأ،ُٕمَه َ َِٙشس َ هلل َٗحِدَُٖ َال ُ ِال ا َّشَٔ ُدأَِْ آلِإَهَٕ إ ِ َأ َُٕى َٗضَوٍِِّ َٗبَازِنِ َعوَىًُحٌََّ ٍد ََٗعوَى آِهِٕ ََٗأصِحَاِبِٕ ًََٗ ِّتَِبَع ِّأَهّؤٍَُّ ص.ََُٖبعِد هلل ِ بِتَِقَ٘ى اِِٛلٍُِ َُٗفِطِٚأُِٗص،َِا عِبَاَد اهللَٚف،َََُبعِد َّ أ.َِاًَةَِِِٚ٘اهِقَِٙبإِحِطَاٍِْإهَى .َِْ٘ح ُ َِٗطَاعَِتَِٕهعَوَّلٍُِتُِفو . ٌَُْ٘طِو ِ ًٍُُِّال َٗأَُت َُّّ إ َّ َقتُقَاِتِٕ ََٗالَتٌُ٘ت َّ هلل ح َ َّ آًَُِِ٘ا اتَّقُِ٘ا اَِٙٔااهَّرََُّٙاأٙ:هللَتعَاهَى ُ قَاَي ا .ََُِِّٚٗكُُِِ٘٘اًََع اهصَّادِق Maasyiral Muslimin, Jamaah Jumat, rahimakumullah Alhamdulillah, kita patut bersyukur ke hadirat Allah SWT. Karena berkat hidayah dan taufik-Nya, kita masih dapat menunaikan Salat Jumat pada hari ini, demi memenuhi salah satu kewajiban yang diamanatkan kepada kita sekalian sebagai seorang muslim. Momentum Salat Jumat ini juga amat penting untuk kita gunakan sebagai media untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan
kita kepada Allah Rabbul ‘Izzati, seraya memperbanyak bacaan kalimah tayyibah agar hati kita selalu memperoleh ketenangan dan ketenteraman dalam hidup ini.
ُِّاهُِقوُ٘ب ُّ هللتَ ِطٌَئ ِ هللأََالبِرِِكِس ا ِ ُِّقوُُ٘بٍُٔبِرِِكِس ا ُّ َّ آًَُِِ٘ا َٗتَ ِطٌَئِٙاهَّر Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabiullah dan Rasulullah Akhiruzzaman Muhammad saw., seorang figur teladan yang telah memberikan pengajaran luhur dan suci kepada kita semua, sehingga kita mampu untk mengenal jalan hidup yang diridai Allah, yaitu “Diinul Islam”. Bagi seorang mukmin yang hidupnya selalu diwarnai dengan ketakwaan dan amal saleh, maka cita-cita hidupnya yang tertinggi adalah untuk memperoleh Rida Allah SWT. baik ketika hidup di dunia maupun dalam kehidupan di akhirat kelak. Dan karena ridaNya pula ia akan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Karena itulah janji Allah SWT. sebagaimana yang diterangkan di dalam QS. At-Thur: 1718)
ب َ َبٍُِٔ عَرَا َُّبٍُِٔ ََٗٗقَآٍُِ ز ٍُّ * فَاِكِٔ َنيِبٌَا آتَآٍُِ زِٚت َُٗع ٍ جََِّاِِْٛ اِهٌُتَّقِ َنيف َّإ * ٍِِٚاهِجَح Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, hal keadaan mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan oleh Tuhan kepadanya; dan Tuhannya memelihara mereka dari siksaan neraka Jahim. (At-Thur 5[2]: 17-18). Dalam hal memperoleh tiket surga bagi orang-orang yang beriman Rasulullah saw. telah memberikan motivasi dan jaminan kepada umatnya, asalkan mereka mau menjaga dirinya dari enam perkara. Hal ini seperti dalam sabdanya yang menjelaskan:
ََِة اصِدُقُ٘اإِذَا حَدَّثِتٍُِ َٗأَِٗفُ٘اإِذَا َّضٌَ ِّهَلٍُُاهِج ِ ضٌَُِ٘اهِى ضِتِّاًِ ِّأَُِفُطِلٍَُِأ ِا . ٍَُِلِِٙدََٙٗعَدِتٍُِ َٗأَدُّٗاإِذَاائُِتٌِِِتٍُِ َٗاحَِفظُ٘اُفسُٗجَلٍُِ َٗغُضُّ٘اأَبِصَازَكٍُِ َٗكُفُّ٘اأ )ٛٔقٚ(زٗاٖ أمحد ٗإبّ حباْ ٗاحلاكٍ ٗاهب Jaminkanlah kepadaku pemeliharaan enam perkara dari dirimu sendiri, niscaya aku akan mejamin surga untukmu. Berkata benarlah jika kamu berbicara, tepatilah jika kamu berjanji amanat jika kamu diamanati, peliharalah kemaluanmu (kehormatanmu), tundukkanlah pandangan matamu dan tahanlah (kendalikanlah) tangantanganmu. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, a-Hakim dan Baihaqi) Maasyiral Muslimin, Jamaah Jumat, rahimakumullah Jika kita mau mencermati sabda Rasulullah saw. tersebut, maka enam perkara yang diminta oleh Rasulullah saw. tersebut supaya umatnya mau memelihara dengan baik, agar tiket surga kelak dapat diraihnya, pada hakikatnya adalah merupakan masalah yang sangat prinsip dan mendasar, dan merupakan akhakul karimah (akhlak yang mulai), yang apabila diwujudkan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat maka kehidupan di dunia inipun akan sangat kondusif, rukun dan damai, sejuk dan tentram. Serta kehidupan umat manusia tidak dikuasai oleh nafsu-nafsu hewani, kehidupan manusia tidak dikendalikan oleh nafsu serakah, sikap pengkhianatan yang dapat merusak tatanan hidup mereka. Berkata jujur memang merupakan anak kunci terwujudnya kehidupan yang kondusif dan terjamin dari adanya sikap nifak atau munafik antara sesama manusia. Dengan kejujuran maka akan terbentuklah masyarakat saling percaya mempercayai, tidak ada saling rasa curiga satu sama lain. Dengan kejujuran maka akan
lahirlah segala bentuk kebajikan dalam kehidupan umat manusia. Hal ini sebagaimana penegasan Rasulullah saw. dalam sabdanya:
ِْ اهصِّدِ َق َّ إ:y ِضُِ٘ي اهلل ُ قَاَي َز:َ قَايa طُعٍِ٘د ِ ًَِّ ِهلل إب ِ عَِّ عَبِ ِد ا ُلِتَبَ عِِِ َدٙ َصِدُ ُق حَتَّىَِْٚ اهسَّجَُىه َّ َٗإ، َِِة َِّٔدِىِإهَىاهِجَِٙس َِّْاهِب َّ َٗإ، ِس ِِّٔدِىِإهَىاهِبَٙ ِْ َّ َٗإ، ِٔدِىِإهَى اهَِّاِزَِْٙاهِفُجَُ٘ز َّ َٗإ، ِٔدِىِإهَىاهِفُجُِ٘زَٙب َ ِِْاهِلَر َّ َٗإ، قّاِّٙهلل صِد ِا .هللكَرَّابّا ِ ُلِتَبَ عِِِ َد اٙ حَتَّى، ب ُ َِلِرَٚاهسَّجَُىه Dari Abdullah Ibnu Mas’ud ra. Berkata: Bersabda Rasulullah saw: Sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke surga. Dan sesungguhnya seorang yang berkata benar (jujur), maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang selalu benar. Dan sesungguhnya seorang yang benar-benar berkata bohong, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang pendusta. (HR. BukhariMuslim)
ِصٌُت ِ َِٚسّاأَِٗهََِٚقُِى خَِِِٚ٘ اآل ِخِسَفوَِٚهلل َٗاه ِ ؤًِِ ُّبِاًََُْٙ ِّكَا Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik (jujur) atau (jika tidak mampu) hendaknya ia diam. Maasyiral Muslimin, Jamaah Jumat, rahimakumullah
ٍَُِٗأَِٗفُ٘اإِذَا َٗعَدِتٍُِ َٗأَدُّٗاإِذَاائُِتٌِِِت Nasihat Rasulullah saw. yang selanjutnya agar umatnya kelak memperoleh tiket ke surga adalah menepati janji dan menunaikan
amanat. Menepati janji dan menunaikan amanat juga merupakan pilar yang paling mendasar yang perlu diperhatikan oleh umat manusia agar dalam kehidupan mereka selalu diwarnai oleh sikap saling percaya, tidak saling culas menculasi, tidak saling bermusuhan, akibat di antara mereka sering mengkhianati janji-janji yang dibuat dan mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadanya. Pada saat ini seringkali kita jumpai orang-orang yang memilki kemauan menjadi publik figur atau pejabat publik, mereka senang sekali mengumbar janji-janjinya untuk memberi ini dan itu, untuk membantu ini dan itu dan lain-lain. Tetapi ketika jabatan itu telah diraihnya, janji-janji tersebut mulai dilupakan, bahkan amanat jabatan yang dikuasai sering diselewengkan atau disalah gunakan, akibat dari ingkar janji dan tidak menunaikan amanat itu, maka seringkali rakyatlah yang dirugikan dan sekedar dijadikan sebagai alat untuk meraih kekuasaan semata. Padahal Allah SWT. telah berfirman dalam QS. Al-Maidah: 1 tentang perlunya menapati janji. Ditegaskan dalam ayat tersebut sebagai berikut:
... َّ آًَُِِ٘اأَِٗفُِ٘ابِاِهعُقُِ٘دَِٙٔااهَّرََُّٙاأٙ Weahai otrang-orang yang beriman, tepatilah olehmu janji-janji itu. (QS. Al-Maidah [5]: 1)
Maasyiral Muslimin, Jamaah Jumat, rahimakumullah Sedangkan pentingnya menunaikan amanat baik amanat kepada Allah SWT. maupun kepada manusia, dijelaskan dalam QS. An-Nisa: 58:
سأَْتَحِ ُلٌُِ٘ا ِ ِ َّ اهَِّاَٚتِإهَىأَِِٓؤَا َٗإِذَا حَ َلٌِتٍُب ِ أًُِسُكٍُِأَْتُؤدُّٗاِ األًََاَُاَٙهلل َ ِْ ا َّإ .صريّا ِ َعّابٌِٚض َ َْهللكَا َ ِْ ا َّعِظُلٍُِبِٕ إَٙهللُِعٌَِّا َ ِْ ا َّبِاِهعَدِِي إ
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia, supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat. Maasyiral Muslimin, Jamaah Jumat, rahimakumullah
ٍَُِٗاحِفَظُ٘اُفسُٗجَلٍُِ َٗغُضُّ٘اأَبِصَازَك Kemudian Rasulullah juga menasihatkan kepada manusia agar mereka menjaga kehormatannya dan menundukkan matanya. Apa rahasia nasihat Rasulullah saw. ini? Dalam pandangan Islam, martabat manusia sangat tergantung kemampuan dirinya dalam menjaga kehormatannya. Apabila umat manusia dalam pergaulan sehari-hari mampu menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan, nilai moral dan etika, maka akan selamatlah mereka dari malapetaka dan fitnah yang menimpa dirinya. Tetapi sebaliknya, apabila umat manusia dalam hidupnya lemah dalam menjaga kehormatan dirinya, maka ia akan mudah tergoda oleh bujukanbujukan setan, ia mudah mengikuti bisikan dari suara hati dan hawa nafsu yang sesat, sehingga mereka akan mudah terjerumus dalam lembah kehinaan. Tidak sedikit pada saat ini, karena seseorang tidak mampu menjaga kehormatannya, maka martabat dirinya menjadi hancur, dan nama baiknya serta nama baik keluarganya menjadi tercoreng, Karena ia suka menuruti bisikan hawa nafsu yang sesat. Ia melakukan perslingkuhan di mana-mana, melakukan perzinaan dengan berganti-ganti pasangan dan lain-lain. Akibat dari perbuatan ini maka akan merajalela penyakit AIDS dan Virus HIV di manamana. Padahal Allah SWT. telah mengingatkan dalam firman-Nya QS. Al-Isra: 32.
ّالِٚصّة َٗضَاء ضَب َ ََِٗالتَِقسَبُِ٘ا اهصَُِّىإَُُِّٕكَاَْفَاح Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu poerbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Demikian juga dalam menjaga pandangan mata Rasulullah saw. selalu berpesan: Jagalah pandangan matamu atau tundukkanlah pandangan matamu, niscaya kamu akan selamat. Suatu nasihat yang sangat singkat tetapi mengandung nilai-nilai pesan moral yang sangat tinggi. Mata hakikatnya merupakan sumber dari gerak hati dan niat untuk melakukan suatu perbuatan dalam diri umat manusia. Tatkala mata dibiarkan memandang sesuatu secara liar, tidak dikendalikan oleh kendali iman, maka yang terjadi adalah timbulnya perbuatanperbuatan yang merusak tatanan hidup umat manusia. Banyak kasus yang dapat dijadikan contoh, banyaknya kasus-kasus perkosaan, pelecehan seksual, penodaan kehormatan orang lain, seringkali ditimbulkan oleh para pelakunya yang tidak mampu menahan pandangan matanya. Mungkin karena sering menonton blue film (filem biru), yang menunjukkan adegan-adegan pornografi dan pornoaksi, yang pada gilirannya mendorong orang tersebut untuk melampiaskan nafsu birahinya pada jalan yang tidak dibenarkan oleh agama. Sehingga orang yang tidak mampu menjaga pandangan matanya, maka bisa jadi orang itu akan terjerumus ke lembah kehinaan. Maasyiral Muslimin, Jamaah Jumat, rahimakumullah
ٍَُِلِِٙدََٙٗكُفُّ٘اأ Adapun nasihat Rasulullah saw. yang keenam adalah agar kita mengendalikan tangan atau kekuasaan yang ada di tangan kita
dengan kendali iman dan ajaran Allah SWT. mengapa harus demikian, karena tangan atau kekuasaan yang tidak dikendalikan oleh iman dan ajaran Allah SWT. maka akan sangat berbahaya dalam kehidupan seorang umat manusia. Banyak peristiwa pencurian, perampokan, penjarahan dan perampasan hak milik orang lain, adalah sebab faktor tidak dikendalikannya tangan dengan nilai-nilai iman dan ajaran Allah. Demikian juga banyaknya kasus korupsi, manipulasi dan penyelewengan uang negara, serta penindasan dan penzaliman rakyat yang lemah, adalah karena akibat kekuasaan yang tidak disinari oleh nur ilahi atau cahaya ajaran Islam. karenanya mengendalikan tangan dan kekuasaan mutlak dibutuhkan, demi mewujudkan suatu kehidupan yang sejahtera dalam masyarakat manusia. Rasulullah saw. pernah berpesan dalam sabdanya:
.َِِٖدٙٗ ُِِٕطا َ ِطِوًٌَُِِْ٘ ِّه ِ ٌُضوٍَِ اِه َ ِّ ًٍَُِطو ِ ٌُاِه Yang dikatakan orang muslim yang baik adalah orang yang sanggup menjaga lisannya dan tangannya, sehingga orang lain selamat dari gangguan tangan dan lisannya. Demikianlah nasihat yang indah dari Rasulullah saw. untuk umat manusia, apabila mereka menghendaki kehidupan yang harmonis, serta kelak di akhirat dijamin untuk memperoleh tiket surga. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari nasihat Rasulullah saw. ini Maasyiral Muslimin, Jamaah Jumat, rahimakumullah Dengan memperhatikan uraian-uraian pada khutbah ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bahwa berkata jujur merupakan anak kunci untuk mewujudkan masyarakat kehidupan manusia yang saling percaya, serta merupakan sikap yang perlu dikembangkan dalam kehidupan
bermasyarakat demi menuju kehidupan yang baik dan harmonis. 2. Bahwa sikap menepati janji dan menunaikan amanat adalah pilar yang paling mendasar untuk membangun sikap tidak saling curiga, tidak menikam dari belakang, atau tidak berkhianat terhadap amanat yang diprecayakan kepada kita. 3. Bahwa menjaga kehormatan dan pandangan mata salah satu sikap yang perlu diejawantahkan dalam kehidupan manusia agar kehidupan manusia menjadi bermartabat dan terhormat, karena tidak diwarnai dengan perbuatan keji yang dilarang oleh Allah SWT. 4. Bahwa mengendalikan tangan dan kekuasaan dengan iman dan ajaran Allah adalah sangat penting agar bentuk penjarahan, perampasan hak orang lain, korupsi dan penyimpanan keuangan Negara serta kezaliman terhadap masyarakat kecil tidak merajalela di mana-mana Demikianlah kesimpulan khutbah ini semoga ada manfaatnya bagi kita semua, akhirnya marilah kita memohon kepoada Allah semoga kita selalu dalam lindungannya.
ِّ ًِت ِ طِوٌَا ِ ٌُِ َّ َٗاِهٌِٚطِو ِ ٌٍَُِهِى ٗهَلٍُِ َٗهِطَآِئِس اِهِٚهلل اِهَعظ َ أَُقُِ٘يَقِ٘هِى َٓرَا ََٗأضَِتغِِفُس ا .ٍُِِٚبفَإضَِتغِِفسُُِٖٗإَُُِّٕ َُٓ٘ اِهغَُفُِ٘ز اهسَّح ٍ َُُِى ذ ِّك Khutbah Kedua
ُِِٕهللِبإِذ ِ ّاِإهَى اِٚسّا َٗدَاعَِٙصسّا َُٗر ِّ ضَِ٘هُٕ شَآِدّا ًَُٗب ُ هللاهَّرِىأَِزضََى َز ِ حٌِ ُد َ ِاه َْ َِّ َِّبأًَِِِِٚصَس اِهٌُؤ َّ مَهُٕاهَّرِى ب َ ِٙشس َ هلل َٗحِدَُٖ َال ُ ِال ا َّشَٔ ُدأَِْ آلِإَهَٕ إ ِ َأ.سّاًُِِِٚضسَاجّا ِ َٗ
ٍُ هلل ذِِكسّاكَجِِٚسّ.أَهّؤَّ ضُِ٘هُٕاهَّرِى ذََكَس ا َ ًَُْحٌََّدّا عَبِدُُٖ ََٗز ُ شَٔ ُد أَّ الكَبِِٚسّاَٗ ،أَِ ِ َهٍُِٔقَضِ ّ َى َٗهٍِِّ َٗبَازِنِ َعوَىًُحٌََّ ٍد ََٗعوَى آِهِٕ َٗصَحِِبِٕ ًََٗ ِّتَِبَعُِٕبإِحِطَاٍِْإهَىَ َِِ٘ٙاهدِّ.ِِّٙ صِّ ِْ َقتُقَاِتِٕفَقَ ِدفَاَش اِهٌُتَُّقََِْ٘فِ٘شّا عَظٌِِّٚا .إَّ هلل ح َّ طِوٌَُِْ٘إِتَُّقِ٘ا ا َ أًََاَبعِدُ،فََٚاأََُّٔٙا اِهٌُ ِ طوٌِّٚا . َوٌُ٘اتَ ِ َِٙٛاأََُّٔٙااهَّرِ َّ ٙآًَُِ٘ا صَوُّ٘ا َعوََِٗ ِٕٚضِّ هلل ًََٗالَئِلََتُُٕٙصَوَُّْ٘ َعوَى اهَِّب ِّ اَ ٍُ إغِِفِس َى َٗضَوٍِِّ َٗبَازِنِ َعوَىًُحٌََّ ٍد ََٗعوَى آِهِٕ َٗصَحِِبِٕأَ ِجٌَعِ.َِّٚأَهّؤَّ أَهّؤٍَُّ صِّ ضٌِِْٚع تاِألَحَِٚآِء ًٍُِِِٔ َٗاِألًََِ٘اتِ،إَُِّمَ َ طِوٌَا ِ طِوٌَِٗ َّ ِٚاِهٌُ ِ ت َٗاِهٌُ ِ ِهِوٌُؤًَِِِِٗ َِّٚاِهٌُؤًَِِِا ِ بًُجِِٚبُ اهدََّعَ٘اتِ. َقسْ ِٙ ال شعّاًُِِِٚبّاََٗ ،عٌَ ّ طاُّا صَادِقّا ذَاِكسّاََٗ ،قوِبّا خَا ِ ُالًَِِّاهِ َ مأََِْتسِشُ َق ك ِّ طَأهُ َ ٍُإَُِّاَُ ِ أَهّؤَّ صَاهِحّا شَكِِّٚاَِٗ ،عِوٌّاَُاِفعّا زَاِفعّاَٗ ،إٌَِٙاُّا زَاضِخّاثَابِتّاَٙٗ ،قِِِّٚا صَادِقّا خَاهِصّا، ضعّاَٙ،ا ذَااهِجَالَِي َٗاِإلِِكسَاَِ. َٗزِشِقّا حَالَّال طَِّٚبّا َٗا ِ م ب اهَِّازِ ،ضُبِحَاَْ زَبِّ َ زَبََِّا آتَِِافِى اهدَُُِّٚا حَطََِّة َٗفِىاِآل ِخسَِة حَطََِّة َٗقَِِا عَرَا َ َب اِهعَاَهٌِ.َِّٚ هلل ز ِّ حٌِ ُد ِ ضوَِٗ ،َِّٚاهِ َ َب اِهعِصَّةِ عٌََّاَٙصُِفََِْ٘ٗ ،ضَالََْ َعوَى اِهٌُِس َ ز ِّ *****