Jakarta Banget 2 The Jakatans 2016 Pembimbing
: Ira Lathief
Project Officer
: Claresta Vania
Editor
: Gede Joody Balinda Kezia Brindabella Djumadi
Design Layout
: Lazuardi Indra Prasta :Utarini Candrakirana
Marketing
: Jerry Perkasa Tommy
Penulis
: Claresta Vania Gede Joody Balinda Irene Gardenia Jerry Perkasa Kezia Brindabella Djumadi Lazuardi Indra Prasta Muhammad Firly Fauzan Pingky Margaretha Rizki Ihsan Sevy Claristania Stephanie Christine Umboh Tara Ghaliyati Fityay Tommy Utarini Candrakirana
iv
Daftar Isi Kata Pengantar
vi
Kata Sambutan - Pembimbing
vii
Putri Salju di Era Modern - Claresta Vania
2
Dari Sunda Kelapa, Hingga Jakarta, Dari Kota Tertutup Hingga Kota Padat Penduduk - Irene Gardenia
8
3 Urban Legend Jakarta - Jerry Perkasa
14
I Love Jakarta! - Kezia Brindabella
18
Mengenang Sedikit Tentang Jakarta - Pingky Margaretha
22
To be Hated and Loved - Sevy Claristania
26
Kaki Kecil di Kota Besar - Utarini Candrakirana
30
Uniknya Jakarta - Tara Nainggolan
34
Jakarta dengan Konsep Taman Atap - M. Firly Fauzan
40
Hati untuk Jakarta - Tommy
44
Menikmati Jajanan Murah tapi Nikmat di Jakarta - Stephanie Christine
48
Anak Daerah di Ibu Kota - Rizki Ihsan
52
Jakarta dan Teknologi Transportasi - Lazuardi Indra
56
Ocehan Pemuda yang Sayang Bangsa - Gede Joody Balinda
62
v
Kata Pengantar Jakarta Banget 2 adalah kumpulan tulisan setiap anggota dari kelas Creative Writing Mass Communication 19-7B yang menceritakan tentang Jakarta menurut sudut pandangnya masing-masing, baik ditulis berupa fiksi maupun non fiksi. Penyusunan kumpulan tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Semua ini berkaitan dengan terbatasnya waktu dan kemampuan kami yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat meningkatkan pengetahuan kami di masa yang akan datang. Dalam penulisan buku ini tidak luput juga adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu proses terciptanya buku ini. Maka dari itu kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1) Tuhan yang Maha Esa karena oleh berkat dan rahmatNya kami bisa menyelesakan buku ini tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 2) Kami juga mengucapkan berterima kasih kepada ibu Ira Latief selaku dosen mata kuliah Creative Writing yang telah membantu kami dalam proses pembuatan buku ini dan telah memberi kepercayaan kepada kami untuk membuat buku ini
vi
3) dan yang terakhir saya Claresta Vania, selaku ketua project mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelas MC 19-7b yang telah bekerja keras sehingga buku ini bisa tercipta. Dengan demikian kami mengharapkan agar buku Jakarta Banget 2 ini bisa bermanfaat yakni memberikan informasi maupun wawasan tentang Jakarta kepada pembaca.
Jakarta, Desember 2016 Mass Communication 19-7B
vii
Kata Sambutan “Orang boleh pandai setinggit langi, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah Bekerja un-tuk Keabadian” (Pramoedya Ananta Toer- Budayawan) Kutipan di atas menunjukkan begitu pentingnya kegiatan menulis, agar jejak kita tidak hilang dari sejarah. Bagi sebagian orang, menulis dan menerbitkan buku merupakan impian tersendiri, yang tidak selalu mudah untuk diwujudkan. Namun di zaman digital seperti saat ini, ada banyak kemudahan bagi siapapun untuk menerbitkan bukunya sendiri melalui berbagai media antara lain melalui cara Self Publishing. Project Buku “Jakarta Banget 2 “ merupakan tugas akhir kelas yang saya berikan kepada mahasiswa mata kuliah Creative Writing. Tujuan dari pembuatan project buku “Jakarta Banget 2” ini adalah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman menerbitkan buku sendiri secara tim secara self publishing di www.nulisbuku.com. Buku ini juga sekaligus menjadi karya buku pertama bagi setiap mahasiswa kelas Creative Writing yang berpartisipasi di buku ini, dan diharapkan bisa menjadi pemacu semangat untuk menelurkan karya karya buku berikutnya. Di tahun 2012, sebelumnya telah ada buku “Jakarta Banget 1” yang juga diterbitkan di www.nulisbuku.com dan melibatkan 47 penulis yang menulis tentang ragam Jakarta, yang merupakan gagasan saya bersama komunitas sosial Rotary Jakarta Batavia. Kali ini buku “Jakarta Banget 2” diluncurkan dengan melibatkan 14 penulis anyar dari mahasiswa LSPR, yang juga menulis ragam tentang kota Jakarta.
viii
Selamat untuk mahasiswa Creative Writing LSPR MC19-7B / Mass Communication Batch 19 atas terwujudnya project buku “Jakarta Banget 2”, semoga buku ini bisa memberikan inspirasi dan manfaat bagi siapapun yang membacanya. Salam Jakarta Banget ! Ira Lathief (Dosen, Penulis 16 Buku, Blogger, Creative Traveler) Blog : www.kompasiana.com/iralathief : www.iralennon.blogspot.com Facebook : www.facebook.com/iralennon
ix
x
1
Putri Salju di Era Modern Claresta Vania
Semua dari kita pasti sudah sering mendengar kisah Putri Salju, entah diceritakan oleh orang tua kita pada masa kecil atau menonton filmnya. Dongeng ini menceritakan bahwa putri salju adalah wanita yang cantik dan baik hati, namun ia mempunyai ibu tiri yang mau membunuhnya. Nasib berkata lain, putri salju pun bisa melarikan diri ke dalam hutan dan tinggal di rumah 7 kurcaci. Itu adalah kisah aslinya, namun bagaimana jika putri salju hidup di Jakarta (kota metropolitan) pada era modern seperti sekarang? Apakah dia sanggup untuk menghadapinya? Mari kita mulai cerita ini. Dikisahkan hiduplah seorang putri di sebuah kerajaan yang besar, bernama Putri Salju. Ia sangat cantik. Tentu saja para pria dibuat kagum olehnya, ditambah lagi sifat suka menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan. Hidupnya terasa terhenti pada saat ibu kandungnya meninggal dan ayahnya memilih untuk menikah lagi. Disinilah kehidupan putri salju berubah. Ibu tiri ingin membunuhnya karena tidak suka melihat putri salju yang lebih cantik darinya. Putri salju tahu bahwa dirinya ingin dibunuh. Di tengah malam, saat semua isi istana sedang tidur, putri salju melarikan diri ke sebuah kota metropolitan yaitu Jakarta, kota yang pernah ia dengar sebelumnya bahwa disana terdapat penduduk yang jumlahnya sangat banyak sehingga sulit untuk ditemukan oleh ibu tiri.
2
Sesampainya di kota Jakarta, putri salju tidak tahu harus berbuat apa dan mau tinggal dimana. Dalam perjalanannya yang kehilangan arah, putri bertemu dengan seorang laki-laki, Berparas cantik nan elok, laki-laki tersebut mencoba untuk mendekati putri salju. Putri yang memang memiliki sifat baik hati ini bersikap ramah dan menjawab setiap pertanyaan dari laki-laki itu, sampai akhirnya ia bercerita bahwa dirinya kehilangan arah dan tak mempunyai tempat untuk tinggal. Laki-laki itu merasa kasian kepada putri salju, dia punn memberikan sebuah kunci apartemen untuk putri menetap disana. Awalnya putri tidak mau menerima, namun karna si laki-laki itu terus memamksanya maka putri pun menerima. Di Jakarta, putri ditawarkan pekerjaan oleh si laki-laki yang ternyata berprofesi sebagai fotografer untuk menjadi modelnya. Putri salju tidak ingin menyusahkan laki-laki itu, maka ia menerima tawaran tersebut. Sampai akhirnya putri salju menjadi terkenal dan menjadi cover untuk beberapa majalah. Ketika semakin terkenalnya putri salju di industri majalah, putri pun tidak jarang mendapat tawaran untuk menjadi aktris di beberapa sinetron dan film layar lebar. Keadaan di istana masih tetap dipenui kebingungan. Ibu tiri yang mencari putri salju terus bertanya pada pada cermin ajaib, “Cermin ajaib, siapa sekarang wanita yang paling cantik?” cermin ajaib pun menjawab, “Ratu, kau adalah wanita paling cantik di negeri ini. Tetapi, putri salju seribu kali lebih cantik dari ratu.” “Apa?! Bagaimana bisa? Putri sudah mati di makan serigala hutan!”
3
“Apa?! Bagaimana bisa? Putri sudah mati di makan serigala hutan!” “Tidak ratuku. Putri salju saat ini tinggal dengan nyaman di sebuah kota metropolitan” Mendengar perkataan cermin ajaib. Ratu sangat terkejut. Ia pun langsung mencari di mana Putri salju dan akan segera membunuhnya dengan tangannya sendiri. Ibu tiri akhirnya tahu dimana keberadaan putri salju. Segera setelah mengetahui, ibu tiri langsung pergi ke tempat dimana putri sekarang berada. Sesampainya di kota metropolitan, ibu tiri mengubah dirinya menjadi nenek tua. Orang sekitar yang lewat mulai bertanya, “nenek kehilangan keluarganya?” “Aku tak punya keluarga disini” secara otomatis orang-orang itu menjadi kasian, mereka lalu memutuskan untuk membawa ibu tiri ke panti jompo. Di panti jompo semua orang tua diberi buah apel oleh pengelola panti itu, namun si ibu tiri salah makan. Bukannya memakan apel yang diberi pengelola panti, Ia malah memakan apel yang Ia bawa sendiri untuk membunuh putri salju, yang mengandung racun. Ibu tiri pun tertidur untuk selamanya.
4
Putri salju tahu mendengar kabar dari istana bahwa ibu tirinya sudah meninggal dan kerajaan untuk saat ini tidak ada yang memimpin, maka putri Ia memutuskan untuk kembali ke kerajaannya dan meninggalkan kota Jakarta, termasuk menningalkan si fotografer. Ketika tahu bahwa putri akan kembali ke tempat asalnya, sang fotografer sangat sedih. Ia menggunakan kesempatan terakhirnya bertemu putri untuk menyatakan perasaannya selama ini, mulai dari pertama kali Ia bertemu dengan putri Ia sudah dibuat jatuh cinta olehnya. Inilah jawaban dari putri salju, “Terima kasih atas kebaikanmu kepadaku selama ini, tetapi maaf aku tak bisa tinggal disini lebih lama lagi. Aku harus menjalankan tugas-ku sebagai penerus kerajaan. Jangan khawatir kamu akan selalu ku ingat. Selamat tinggal.” Pesan moral yang penulis ingin sampaikan adalah kita harus berbuat baik kepada semua orang, baik yang kenal maupun tidak kenal, janganlah kita berbuat jahat karena suatu saat nanti pasti karma akan membalas perbuatan kita.
5
Pesan terakhir, karena di kota metropolitan banyak sekali orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan atau yang sering menggalaui pujaan hatinya, lebih baik langsung nyatakan perasaanmu kepadanya daripada kau simpan perasaan itu untuk dirimu sendiri. *** Profil Penulis
Nama saya Claresta Vania, lahir di Jakarta 25 Januari 1998. Saya memiliki minat dibidang menulis sejak SMA, banyak karya baik fiksi maupun non-fiksi yang sudah ditulis namun hanya untuk koleksi pribadi saja. Saat ini saya sedang menempuh gelar sarjana di salah satu universitas Swasta di Jakarta, yaitu London School of Public Relation Jakarta. Blog Kompasiana Instagram
: www.papoysspace.wordpress.com : www.kompasiana.com/papoysspace : @clarestavaniaaa
6
7
Dari Sunda Kelapa Hingga Jakarta, Dari Kota Tertutup Hingga Kota Padat Penduduk Irene Gardenia Nama Jakarta dianggap sebagai kependekan dari kata Jayakarta. Nama ini diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon dibawahpimpinanFatahillah,setelahmerebutpelabuhanSundaKelapadari Kerajaan Sunda pada tanggal 22 juni 1527. Nama ini biasanya diterjemahkansebagai kota kemenangan atau kota kejayaan, namun sejatinya artinya ialah “kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha” dari Bahasa Sansekerta Jayakarta. Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kelapa, berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibu kota Kerajaan Sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang Bogor) dapat ditempuh dari pelabuhan Sunda Kelapa selama dua hari perjalanan. Orang Eropa yang datang ke Jakarta adalah orang Portugis. Pada abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan Portugis yang ada di Malakauntuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkandiridariKerajaanSunda.UpayapermintaanbantuanSurawisesa kepada Portugis di Malaka tersebut diabaikan oleh orang Sunda dalam cerita
pantun sebelum dibantu
seloka Mundinglaya Dikusumah. Namun, pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut.
8
Orang Sunda menyebut peristiwa ini tragedi, karena penyerangan tersebut membumi hanguskan kota pelabuhan tersebut dan membunuh banyak rakyat Sunda disana termasuk bandar pelabuhan. Penetapan hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni adalah berdasarkan tragedy penaklukan pelabuhan Sunda Kelapa oleh Fatahillah pada tahun 1527 dan mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti “kemenangan”. Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menaklukkan Jayakarta dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Selama kolonialisai Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. Untuk pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari Bali, Sulawesi, Maluku, Republik Rakyat Cina, dan pesisir Malabar, India. Mereka inilah yang kemudian membentuk komunitas yang dikenal dengan nama suku Betawi. Penjajahan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Jakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat dilangsung-kannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan tahun 1949. Semenjak dinyatakan sebagai ibu kota, penduduk Jakarta melonjak sangat peset akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua. Berbagai kantung pemukiman kelas menengah baru, kemudian berkembang, seperti Kebayoran Baru, Cempaka Putih, Rawamangun, dan Pejompongan. Pusat-pusat pemukiman juga banyak dilakukan secara mandiri oleh berbagai kementrian dan institusi milik negara lainnya, seperti Perum Prumnas. 9
Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, atara lain, Gelora Bung Karno, Mesjid Istiqlal, dan Monumen Nasional. Pada masa ini pula Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota menggantikan Poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara. Pusat pemukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangun Jaya) pada akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan. Laju perkembangan penduduk ini pernah dicoba ditekan oleh gubenur Ali Sadikin pada awal 1970-an dengan menyatakan Jakarta sebagai “kotater tutup” bagi pendatang. Kebijakan ini tidak berjalan dan dilupakan pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya. Hingga saat ini, Jakarta harus bergelut dengan masalah-masalah yang terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjir, kemacetan, serta kekurangan alat transportasi umum yang memadai.
Kota Jakarta bagaikan catatan panjang yang merekam berbagai kejadian masa lalu. Berbagai bangunan dan lingkungan di Jakarta menyimpan jejak-jejak perjalanan masyarakatnya, bagaimana mereka bersikap menghadapi tantangan zamannya, memenuhi kebutuhan hidupnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ia menyimpan suka-duka dan pahit-manisnya perkembangan, di mana kita dapat menyerap pelajaran yang berharga. Jakarta, Ibu kota Republik Indonesia, memiliki banyak rekaman sejarah. Antara lain dalam bentuk bangunan maupun lingkungan. Di dalamnya tercermin upaya masyarakat masa lalu dalam membangun kotanya yang tak luput dari berbagai masalah dari zaman ke zaman.
10
Jika kita memandang kota Jakarta sekarang, mungkin sulit terbayang bahwa ribuan tahun yang lalu kawasan ini masih baru terbentuk dari endapan lumpur sungai-sungai yang mengalir ke Jakarta. Misalnya Kali Ciliwung, Kali Angke, Kali Marunda, Kali Cisadane, Kali Besar, Kali Bekasi dan Kali Citarum. Usia dataran Jakarta kini diperkira-kan 500 tahun berdasarkan geomorfologi, ilmu lapisan tanah. Bermula dari sebuah lingkungan pemukiman kecil dengan kegiatan hidup terbatas, dan kemudian berkembang menjadi lingkungan pemukiman megapolitan dengan berbagai kegiatan yang amat kompleks. Dalam paparan sejarah pertumbuhannya, di mana pemerintah kotanya silih berganti dan kondisi masyarakatnya sangat majemuk, baik dari suku bangsa, ras dan agama berikut berbagai aspek kehidupannya, warga kotanya tetap membangun tempat bermukim dan berkehidupan mereka sesuai dengan kemampuan dana, daya dan teknologi yang mereka miliki. Sebagai ibu kota negara Indonesia, wajar saja jika Jakarta memiliki segudang permasalahan yang menumpuk dan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Kemacetan, banjir, huru-hara, kehidupan malam dan sebagainya menghiasi kota yang dahulu bernama Batavia ini. Saat ini,
Jakarta menjadi kota yang mempunyai pertumbuhan sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan Jakarta mempunyai daya Tarik untuk dikunjungi oleh masyarakat di luar Jakarta. Banyaknya pendatang inilah yang kemudian menimbulkan banyak problematika di kota metropolitan ini. Kekayaan budaya juga menjadi sumbangan penting bagi Jakarta menjadi salah satu metropolitan terkemuka pada abad ke-21. Namun, meski dengan berbagai polemik yang ada, Jakarta tetap menjadi kota impian setiap warga untuk dikunjungi. ***
11
Profil Penulis
Hai nama saya Irene Gardenia, biasa dipanggil Iren. Umur saya 21 tahun. Saya adalah seorang mahasiswi di London School of Public Relations Jakarta. Menari, bernyanyi, dan memasak adalah hal-hal yang saya suka atau biasa disebut hobi. Saya orang yang aktif, dan pekerja keras pada semua hal-hal yang saya sukai. Blog Kompasiana Instagram
: gardeniairene.blogspot.com :: @irenegardenia
12