Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
ANALISA PERBANDINGAN SISTEM KONTRAKTUAL DENGAN SISTEM BLOCK GRANT PADA PROSES PEMBERIAN BANTUAN / SUBSIDI SARANA FISIK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR Naili Rahmah*, Mas Santosa**, Christiono Utomo** * Mahasiswa Prodi Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen Proyek email:
[email protected] ** Program studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A, Surabaya email:
[email protected]
ABSTRACT This research has some purposes; one of them is to know how far the comparison of contractual system with block grant system is used on mechanism of subsidizing of educational physical infrastructure. To identify the influencing factors in this research is performed by using literature study and field study which is obtained from interview and questionnaire. The next step is data analysis to identify the influencing factor in the contractual and block grant systems used on mechanism of funding of the educational physical infrastructure in East Java. The conducted analysis uses qualitative and quantitative analysis methods. The used qualitative analysis here is SWOT approach method. From the data of condition, potential, and available resources, it enables to identify the strong point, weak point, opportunity and possible threat in implementing that funding program by using two systems i.e, contractual and block grant. While in order to obtain the qualitative-valued analysis, it can be performed by using AHP (Analytical Hierarchy Process) method. The criteria used in AHP are human resource, equipment, time and material which are used in the implementation of the educational physical infrastructure development in East Java. The result of qualitative analysis shows that either contractual or block grant systems has its own characteristics with its strongpoint or weak point as well. Hence, in the application of both systems, it is necessary to find out the strategies to maximize their strong point and to minimize their weak point. While the result from quantitative analysis shows that the contractual system only excels the block grant system on insignificant criteria, resulting in lower weighting priority than block grant system which has higher weighting priority on significant criteria i.e., human resource and material. Keywords: Contractual system, Block Grant system, AHP, SWOT
PENDAHULUAN Pelaksanaan pengadaan bantuan/subsidi sarana fisik pendidikan yang meliputi pembangunan Ruang Kelas Baru ( RKB ), dan Ruang Penunjang Lainnya ( RPL ) dan pengadaan alat-alat pendidikan dengan menggunakan mekanisme tender atau kontraktual sering tidak mencapai hasil yang baik. Kadang-kadang mutu bangunan yang dihasilkan dan alat-alat pendidikan yang diperoleh mutunya rendah dan tidak sesuai
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
dengan kebutuhan. Disamping itu, pengelolaan proyek yang sentralis ( dikendalikan oleh pusat ) pada masa lalu , cenderung tidak efisien, kurang memberdayakan institusiinstitusi pendidikan didaerah yang sebenarnya memiliki sumber daya yang memadai untuk diikutsertakan pada setiap pelaksanaan proyek dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan kenyataan tersebut, Pemerintah pusat menginstruksikan agar supaya proyek-proyek pemberian bantuan/subsidi sarana fisik pendidikan dilaksanakan secara Desentralistis (Dekonsentrasi). Dinas pendidikan di tingkat propinsi dan tingkat Kabupaten/Kota serta sekolah diikutsertakan dan diberi otonomi dalam pelaksanaan berbagai proyek dengan mekanisme Block Grant. Semangat otonomi ini tentunya sejalan dengan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah ( MPMBS ). Permasalahan yang akan dikaji dan dicari solusinya dalam penelitian ini adalah 1) Sejauh manakah perbedaan antara sistem kontraktual dengan sistem block grant pada proses pemberian bantuan / subsidi sarana fisik pendidikan di Jawa Timur, 2) Berdasarkan analisis, kelebihan dan kekurangan apa saja yang terdapat dalam sistem block grant dan sistem kontraktual dalam menyalurkan dana bantuan peningkatan mutu pendidikan. Responden yang dilibatkan adalah sekolah-sekolah penerima bantuan / subsidi sarana fisik pendidikan yang ada di Jawa Timur. METODOLOGI PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 1) data primer yang didapatkan dari penelitian lapangan yang dilakukan dengan metode wawancara dan angket, 2) dara sekunder yang didapatkan dari studi literatur berupa buku-buku literatur serta laporan-laporan yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, questionare dan pengamatan dilapangan. Instrumen dalam quisener dan wawancara yang dilakukan, mengacu pada hal-hal yang berkaitan dengan 1) proses penyediaan dana bantuan untuk sarana pendidikan yang menggunakan sistem kontraktual dan Sistem block grant, 2) proses pengajuan untuk mendapatkan dana bantuan melalut sistem kontraktual dan Sistem block grant, 3) proses pelaksanaan pembangunan sarana pendidikan melalui sistem kontraktual dan Sistem block grant. Analisa pola penanganan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 1) Analisa Kualitatif denga metode pendekatan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), 2) Analisa Kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Responden dari hierarki ini adalah Pemimpin Bagian Proyek Peningkatan Mutu dan Pembangunan Gedung SLTP Jawa Timur karena telah memenuhi kriteria ‘expert’ untuk masalah iniBerdasarkan hierarki pemilihan alternatif terbaik metode ini kemudian dilakukan perbandingan dua sistem penanganan dalam pemberian dana bantuan sarana fisik pendidikan, antara sistem kontraktual dengan sistem block grant dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dengan menggunakan skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 (Saaty ; 1980) untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lainnya.Dari hasil tersebut, kriteria dengan bobot terbesar adalah kriteria yang paling berpengaruh dalam suatu sistem penanganan dan sistem penanganan yang memiliki bobot terbesar akan dipilih untuk penanganan dalam melaksanakan program pemberian subsidi/bantuan sarana pendidikan.
ISBN : 979-99735-1-1 B-16-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Untuk lebih jelasnya metodologi penelitian yang akan dilakukan, digambarkan dalam bagan sebagai berikut: LATAR BELAKANG
PERUMUSAN MASALAH
PENENTUAN TUJUAN, MANFAAT DAN BATASAN MASALAH
STUDI LITERATUR
PENELITIAN LAPANGAN
ANALISA DATA
ANALISA KUALITATIF S.W.O.T
ANALISA KUANTITATIF A.H.P
PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Bagan 1. Metodologi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Strategi SWOT untuk Sistem Block Grant Dari matrik SWOT tersebut didapatkan strategi-strategi yang digunakan untuk memaksimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan yang ada dalam di sistem block grant, yaitu 1) pelaksanaan pembangunan sarana fisik pendidikan melalui sistem block grant yang menggunakan tenaga kerja dan material lokal secara maksimal yang didukung oleh partisipasi masyarakat disekitar lokasi, 2) penggunaan dana bantuan ebaik-baiknya yang didukung oleh adanya dana pendamping yang disediakan oleh pihak sekolah (Dana BP3) sehingga diperoleh hasil yang maksimal, 3) sosialisasi dengan warga sekitar tentang manfaat pendidikan dan pentingnya sekolah sehingga diperoleh dukungan dari warga masyarakat disekitar lokasi pembangunan, 4) mengadakan pelatihan/pembimbingan tenaga ahli daerah/lokal oleh pihak konsultan Managemen Konstruksi, 5) pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilapangan oleh Tim Konsultan Managemen Konstruksi yang ada di Kab/Kota yang hasilnya dilaporkan kepada pihak proyek, 6) pengadaan peralatan berat dengan mengadakan kerjasama dengan instansi terkait didaerah masing-masing (Dinas Pekerjaan Umum Kab/Kota)
ISBN : 979-99735-1-1 B-16-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Strategi SWOT untuk Sistem Kontraktual Dari matrik SWOT tersebut didapatkan strategi-strategi yang digunakan untuk memaksimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan yang ada dalam di sistem kontraktual, yaitu 1) pelaksanaan pembangunan sarana fisik pendidikan melalui sistem kontraktual yang tanpa ada dukungan partisipasi masyarakat disekitar lokasi, 2) penggunaan dana bantuan tanpa yang didukung oleh adanya dana pendamping yang disediakan oleh pihak sekolah ( Dana BP3 ), 3) distribusi material dan peralatan yang diperlukan yang disesuaikan dengan letak geografis dari kab/kota yang bersangkutan, 4) Penggunaan dana bantuan yang minimal dengan sebaik-baiknya sehingga diperoleh hasil yang maksimal, 5) berupaya menimbulkan sense of belonging sehingga dihasilkan bangunan dengan kualitas yang baik, 6) melakukan pendekatan dengan stockholder pendidikan sehingga diperoleh hubungan yang baik dan saling mendukung. ANALISA AHP Hirarki pemilihan sistem yang tepat untuk bantuan sarana fisik pndidikan d Jawa Timur adalah sebagai berikut: Level 1 : Tujuan
Pemilihan Sistem Penanganan Pemberian Dana Bantuan Pendidikan di Jawa Timur Level 2 : Kriteria
Sumber Daya Manusia
Peralatan
Material
Waktu Level 3 : Alternatif
Sistem Kontraktual
Sistem Block Grant
Bagan 2. Hierarki Pemilihan Alternatif Terbaik dalam Pelaksanaan Pemberian Bantuan/Subsidi Sarana Fisik Pendidikan di Jawa Timur
Dari hierarki tersebut, dibuat questionnaire (angket) yang diisi oleh Pemimpin Bagian Proyek Peningkatan Mutu dan Pembangunan Gedung SLTP Jawa Timur. Setelah penyusunan hierarki, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan antar kriteria-kriteria yang berada dalam satu level dengan memperhatikan pengaruh kriteria tersebut pada level diatasnya. Pembandingan dilakukan dengan skala satu sampai sembilan dan memenuhi persyaratan aksiomaaksioma AHP. Setelah matriks perbandingan kriteria dihitung bobotnya maka selanjutnya adalah membuat matriks perbandingan antara alternatif-alternatif yang ada dalam pemilihan alternatif sistem yang tepat untuk bantuan sarana fisik pendidikan di Jawa Timur dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan.
ISBN : 979-99735-1-1 B-16-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
1. Kriteria Sumber Daya Manusia Tabel 1. Matriks Perbandingan Alternatif Terhadap Kriteria Sumber Daya Manusia SDM
ALTERNATIF BLOCKGRANT KONTRAK
Σ
RATING
BLOCKGRANT
0.875
0.875
1.750
0.875
KONTRAK
0.125
0.125
0.250
0.125
2
1
JUMLAH
Dalam matrik perbandingan alternatif terhadap kriteria sumber daya manusia, dapat dilihat bahwa sistem block grant adalah sistem penanganan yang terbaik. Hal ini terjadi karena sistem block grant lebih disukai dari pada sistem kontraktual 2. Kriteria Waktu Tabel 2. Matriks Perbandingan Alternatif Terhadap Kriteria Waktu WAKTU
ALTERNATIF BLOCKGRANT
KONTRAK
Σ
RATING
BLOCKGRANT
0.250
0.250
0.500
0.250
KONTRAK
0.750
0.750
1.500
0.750
2
1
JUMLAH
Dalam matrik perbandingan alternatif terhadap kriteria waktu, dapat dilihat bahwa sistem kontakrual adalah sistem penanganan yang terbaik. Hal ini terjadi karena sistem kontraktual lebih disukai dari pada sistem block grant. 3. Kriteria Peralatan Tabel 3. Matriks Perbandingan Alternatif Terhadap Kriteria Peralatan ALTERNATIF PERALATAN
BLOCKGRANT
KONTRAK
Σ
RATING
BLOCKGRANT
0.167
0.167
0.333
0.167
KONTRAK
0.833
0.833
1.667
0.833
2
1
JUMLAH
Dalam matrik perbandingan alternatif terhadap kriteria peralatan, dapat dilihat bahwa sistem kontraktual adalah sistem penanganan yang terbaik. Hal ini terjadi karena sistem kontraktual lebih disukai dari pada sistem block grant. 4. Kriteria Material Tabel 4. Matriks Perbandingan Alternatif Terhadap Kriteria Material ALTERNATIF MATERIAL
Σ BLOCKGRANT
RATING
KONTRAK
BLOCKGRANT
0.833
0.833
1.667
0.833
KONTRAK
0.167
0.167
0.333
0.167
2
1
JUMLAH
Dalam matrik perbandingan alternatif terhadap kriteria material, dapat dilihat bahwa sistem block grant adalah sistem penanganan yang terbaik. Hal ini terjadi karena sistem block grant lebih disukai dari pada sistem kontraktual.
ISBN : 979-99735-1-1 B-16-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Setelah semua matriks perbandingan alternatif terhadap kriteria selesai dihitung, maka selanjutnya membuat matriks prioritas lokal dan matriks prioritas global. Prioritas lokal dan prioritas global dari masalah pemilihan alternatif sistem yang tepat untuk bantuan sarana fisik pendidikan di Jawa Timur ditunjukkan oleh matriks berikut: Tabel 5. Prioritas Lokal dan Prioritas Global dari Masalah Pemilihan Alternatif ALTERNATIF KRITERIA
NILAI BLOCKGRANT 0.875
KONTRAK 0.125
0.578
SDM
0.506 0.750
0.072 0.250
0.103
WAKTU
0.077 0.833
0.026 0.167
0.255
MATERIAL
0.212 0.750
0.043 0.250
0.064
PERALATAN
0.048 Σ
0.843
0.016 0.157
Dari matriks diatas dapat disimpulkan bahwa: 1) Sistem block grant merupakan sistem terbaik untuk 2 ( dua ) kriteria yaitu kriteria sumber daya manusia dan kriteria material jika dibandingkan sistem kontraktual. 2) Sistem kontraktual merupakan sistem terbaik untuk 2 ( dua ) kriteria, yaitu kriteria waktu dan kriteria peralatan jika dibandingkan sistem block grant. 3) Tetapi karena sistem block grant lebih unggul pada kriteria-kriteria yang terpenting yaitu sumber daya manusia dan kriteria material, maka sistem block grant dianggap sebagai sistem yang tepat untuk bantuan sarana fisik pendidikan di Jawa Timur dengan bobot prioritas 0.843. 4) Sistem kontraktual mempunyai bobot yang lebih kecil daripada sistem block grant dikarenakan sistem kontraktual hanya unggul di kriteria-kriteria yang dianggap tidak penting, sehingga sistem kontraktual hanya memiliki bobot prioritas 0.157 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diutarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Menurut hasil analisa, perbedaan antara sistem block grant dan sistem kontraktual antara lain: a. Sistem block grant menggunakan sumber daya manusia, peralatan dan material lokal yang berada disekitar lokasi. b. Penggunaan dana bantuan pada sistem blockgrant tidak dikenakan potongan pajak karena sifatnya merupakan bantuan/subsidi dan adanya dana pendamping yang harus disediakan oleh pihak sekolah sehingga kualitas fisik bangunan
ISBN : 979-99735-1-1 B-16-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
diharapkan dapat lebih baik, sedangkan pada sistem kontraktual, dana bantuan dikenakan potongan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Durasi waktu pelaksanaan pada sistem block grant lebih panjang yaitu per satu tahun anggaran, sedangkan pada sistem kontraktual durasi pengerjaannya lebih cepat karena diatur dalam kontrak dan jika terjadi keterlambatan akan dikenakan sanksi berupa denda sesuai peraturan yang berlaku. 2. Menurut hasil analisa, kelebihan dan kekurangan sistem block grant dan sistem kontraktual antara lain :
a.
b. c.
d.
a.
b.
c. d.
SISTEM BLOCK GRANT KELEBIHAN KEKURANGAN Sistem block grant menggunakan prinsip a. Kurangnya sumber daya manusia yang ahli pemberdayaan sumber daya masyarakat yang (tenaga ahli ) yang dimiliki oleh daerah berbasis manajemen peningkatan mutu b. Waktu pelaksanaan yang relatif lama karena berbasis sekolah (MPMBS) sehingga pada tergantung pada ketersediaan dana kriteria sumber daya manusia sistem ini lebih pendamping. unggul. c. Kemungkinan terjadi penyalahgunaan dana Penggunaan material lokal, sehingga mutu dan dilapangan karena kurangnya pengawasan. kualitasnya dapat terkontrol. d. Keterbatasan peralatan yang dimiliki Adanya dana pendamping yang disediakan oleh sekolah penerima bantuan sehingga kualitas fisik bangunan diharapkan menjadi lebih baik. Adanya sense of belonging dari pihak sekolah karena adanya dukungan serta partisipasi dari masyarakat sekitar lokasi. SISTEM KONTRAKTUAL KELEBIHAN KEKURANGAN Waktu pelaksanaan pembangunan lebih cepat a. Biaya pelaksanaan dipotong PPN dan PPh karena dikerjakan oleh pihak kontraktor yang sehingga alokasi biaya untk pembangunan memiliki modal besar. berkurang sehingga mutu bangunan menjadi Dikerjakan oleh kontraktor yang diputuskan rendah melalui proses lelang dan sudah b. Tidak mengikutsertakan stockholder berpengalaman dibidangnya. pendidikan disekitar lokasi. Adanya keterikatan kontraktor dengan pihak c. Tidak menggunakan tenaga kerja dan material pemberi kerja lokal sehingga biaya tenaga kerja dan material Jika dalam pelaksanaan, dibutuhkan peralatan lebih tinggi canggih ( mesin-mesin besar ) kontraktor bisa d. Sistem pemberian bantuan tidak mengacu pada mendatangkan dari daerah lain proposal usulan dari sekolah sehingga bantuan yang diberikan cenderung tidak tepat sasaran. e. Karena dikerjakan oleh pihak ke-3 ( pihak diluar sekolah ) sehingga tidak ada sense of belonging yang mengakibatkan rendahnya mutu sarana pendidikan yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA Brodjonegoro S.,1992, Analytic Heirarchy Process, Pusat Antar Universitas – Studi Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1997, Pembakuan Bangunan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Jakarta.
ISBN : 979-99735-1-1 B-16-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Petunjuk Pelaksanaan Program Subsidi Dana Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2003, Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Departemen Pendidikan Nasional,2003, Panduan Pembuatan Proposal RKB, RPL, dan Penunjang Peningkatan Mutu Pendidikan, Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Departemen Pendidikan Nasional,2004, Profil Pendidikan Lanjutan Pertama dan Indikasi Kebutuhan Program Propinsi Jawa Timur Volume 2.16, Jakarta. Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003, Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Moleong Lexy J., 1991, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Rangkuti, Freddy, 2001, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT.Gramedia, Jakarta. Saaty, Thomas L.1988, The Analytic Hierarchy Process, Great Britian by ETA Services ( Typesetters ) Ltd. Suryadi, Kadarsah dan Ramdhani M.Ali, 2000, Sistem Pendukung Keputusan, PT. Rosda, Bandung.
ISBN : 979-99735-1-1 B-16-8