KEUNGGULAN KARAKTER YUUREI DARIPADA KARAKTER MANUSIA DALAM NOVEL BONASU TORAKKUKARYA KOSHIGAYA OSAMU Sysca Vilialtri¹, Tienn Immerry², Aimifrina³ E-mail:
[email protected] ¹Mahasiswa Prodi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta ²Dosen Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta ³Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta Abstract The writer studied the strength of yuurei (ghost) character named Ryota than human character named Kusano on Bonasu Torakku (Bonus Track) by Osamu Koshigaya. The analysis used the notes identification of character based on repeatation princip, collecting princip, and similarity and opposition princip. Firstly the writer analyzed the plot and setting. The result of this research, yuurei and human character through repeatation princip, Ryota include disappointed, compassion and sad. While Kusano include persevering, deft, and responsible. Collecting princip of yuurei include anger, happy, firm and careful. While human include obedient, anger, helpful dan careful. Similarity and opposition princip of yuurei and human include anger and careful. The strength of yuurei (Ryota) are in repeatation princip and collecting princip which is enjoy the life as a yuurei after his dead, although he thinks if he is a transparent man for another human. Inversely proportional with the human (Kusano) who lost his passion and spending his time just to work without think about enjoyment of his life. Keyword: novel, character, notes identification of character
Pendahuluan Fiksi menceritakan berbagai masalah
menawarkan
kehidupan
sekaligus menunjukkan sosoknya sebagai
manusia
dalam
interaksinya
model-model
kehidupan
sebagaimana yang diidealkan oleh pengarang
dengan lingkungan dan sesama interaksinya
karya
dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan
(Nurgiyantoro, 2005:3).
Tuhan. Walau berupa khayalan, tidak benar
seni
berunsur
estetik
dominan
Pada novel Boonasu Torakku (Bonus
jika fiksi dianggap sebagai hasil kerja
Track)
lamunan belaka, melainkan penghayatan dan
(hantu) yang bernama Ryota lebih unggul
perenungan
perenungan
dibandingkan dengan karakter manusia yang
terhadap hakikat hidup dan kehidupan,
bernama Kusano. Karakter yuurei (Ryota)
perenungan yang dilakukan dengan penuh
meskipun dirinya adalah yuurei atau hantu
kesadaran
Fiksi
yang masih tinggal didunia manusia memilki
merupakan karya imajinatif yang dilandasi
sifat seperti manusia. Berbanding terbalik
kesadaran
dengan karakter manusia (Kusano) yang
secara
dan dan
intens,
tanggung tanggung
jawab. jawab
dari
segikreativitas sebagai karya seni. Fiksi
selalu
penulis
melihat
menghabiskan
karakter
waktunya
yuurei
dengan
bekerja terus-menerus tanpa mementingkan
prosedur-prosedur statistik atau dengan cara
kebahagian pada dirinya sendiri. Rutinitas
kuantifikasi lainnya.
manusia
(Kusano)
dalam
kehidupannya
Metode yang digunakan adalah metode
sebagai seorang pekerja, mulai dari bangun
deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu
tidur, bekerja, hinga pulang dan kembali
metode dalam meneliti status sekelompok
tidur. Sedangkan rutinitas yuurei (Ryota)
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
selalu berkeliaran di dunia manusia dan terus
sistem
mengikuti Kusano. Kedua tokoh ini saling
peristiwa
melengkapi satu sama lain.
1983:63).
Berdasarkan latar belakang tersebut
pemikiran pada
Teknik
ataupun masa
suatu
kelas
sekarang
pengumpulan
(Nasir,
data
penulis tertarik menganalisis keunggulan
digunakan
dalam
karakter yuurei (Ryota) daripada karakter
penelitian
pustaka.
manusia (Kusano) dalam novel Boonasu
(library
research)
Torakku karya Koshigaya Osamu karena
pengumpulan data dengan mengadakan studi
tampak karakter yuurei (Ryota) lebih unggul
penelaahan terhadap buku-buku, literatur-
dibandingkan
manusia
literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan
(Kusano). Penulis menganalisis keunggulan
yang ada hubungannya dengan masalah yang
karakter yuurei (Ryota) daripada karakter
dipecahkan (Nazir, 2009: 111).
dengan
karakter
manusia (Kusano) melalui cacatan tentang
Penelitian
penelitian
yang
ini
ini
adalah
Penelitian
pustaka
adalah
teknik
menggunakan
dua
identifikasi tokoh yang meliputi prinsip
sumber data, yaitu sumber data primer dan
pengulangan,
sekunder. Data primer yang digunakan
prinsip
pengumpulan,
dan
prinsip kemiripan dan pertentangan. Terlebih
adalah
dahulu penulis menganalisis plot dan latar
Koshigaya Osamu yang dipublikasikan pada
dalam
tahun
novel
Boonasu
Torakku
karya
novel Boonasu Torakku karya 2004
di
Jepang
penerbit
Koshigaya Osamu.
Shinchosha.
Metodologi
diperoleh dari berbagai buku penunjang
Penelitian ini termasuk ke dalam peneltian kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin (dalam Baswori, 2008:1) qualitative research
Boonasu
penemuan-penemuan
yang
Osamu. 2. Melakukan
tidak dapat dicapai dengan menggunakan
sekunder
data,
menerapkan langkah sebagai berikut. 1. Membaca dan memahami
yang
jenis
data
menganalisis
penelitian
adalah
menghasilkan
lainnya. Untuk
Sedangkan
oleh
Torakku studi
karya
penulis novel
Koshigaya
kepustakaan
yang
berhubungan dengan masalah penelitian. 2
3. Mengelompokkan data tentang plot, latar dan karakter yuurei (Ryota) dan manusia
tahap
(tahap
penyelesaian),
Ryota kembali ke dunianya.
(Kusano). II. Latar 4. Menganalisis semua data sesuai teori yang digunakan. 5. Mengambil kesimpulan dari analisis
denouement
Latar dalam Novel Boonasu Torakku
karya Koshigaya Osamu meliputi latar tempat, yaitu distrik Eitai Bashi, kediaman
yang telah dilakukan.
rumah Kusano, tempat Kusano bekerja, Hasil dan Pembahasan
tempat parkir khusus orang cacat. Latar
I. Plot
waktu berdasarkan urutan waktu penceritaan Plot dalam Novel Boonasu Torakku
yang terjadi dan dikisahkan dalam cerita,
karya Koshigaya Osamu, penulis bahas
yaitu Kusano mendengar suara orang yang
berdasarkan pendapat Richard Summer yang
tertabrak mobil, ternyata korban dari tabrak
meliputi
tahap
lari bernama Ryota. Ryota meningal dunia,
situation (tahap penyituasian) dalam novel
Ryota menjadi hantu, wujud Ryota bisa
ini, yaitu pengenalan situasi latar tempat di
terlihat, Ryota meminta pertolongan pada
jalan
Kusano, patroli bersama Kusano dan Minami
lima
tahapan.
protokol
dekat
Pertama
kediaman
rumah
Kusano, sedangkan pengenalan tokoh-tokoh
untuk
cerita yaitu pengenalan tokoh manusia
menabrak
(Kusano) dan tokoh yuurei (Ryota). Kedua
ditemukan dan Ryota kembali ke dunianya.
tahap
(tahap
Latar sosial dalam novel Boonasu Torakku
pemunculan konflik), Kusano melihat mayat
adalah pandangan hidup berupa orientasi
yang
dia
pada tanggung jawab kelompok, bahasa
beranggapan bahwa dirinya berhalusinasi
daerah yang digunakan, yaitu dialek Tokyo
melihat yuurei (hantu) dari korban tabrak lari
(Tokyo-ben), tradisi masyarakat Jepang saat
yang bernama Ryota. Ketiga tahap rising
ososhiki
action (tahap peningkatan konflik), Ryota
keyakinan
meminta
yuurei (hantu).
generating tergeletak
tolong
circumstances di
tengah
pada
jalan,
Kusano
untuk
menemukan mobil yang telah menabraknya,
menemukan Ryota,
mobil
yang
pelaku
tabrak
(upacara
pemakaman),
masyarakat
Jepang
telah lari
dan
terhadap
III. Keunggulan Karakter Yuurei (Ryota)
awalnya Minami yang enggan untuk bertemu
daripada Karakter Manusia (Kusano)
Ryota akhirnya mau membantunya untuk
Penulis mengalisis keunggulan karakter
menemukan mobil yang telah menabraknya
yuurei (Ryota) daripada karakter manusia
bersama Kusano. Keempat tahap climax
(Kusano) melalui catatan tentang identifikasi
(tahap klimaks), pelaku tabrak lari akhirnya
tokoh
ditemukan dan ditangkap oleh polisi. Kelima
prinsip pengumpulan, dan prinsip kemiripan 3
berdasarkan
prinsip
pengulangan,
dan pertentangan. Berikut uraian tentang
bisa menerima kenyataan bahwa dirinya telah
catatan identifikasi tokoh.
meninggal dunia.
1. Prinsip Pengulangan Pada ditemukan
prinsip dan
Dari kalimat「このままの状態が未 pengulangan
diidentifikasi
dapat adanya
kesamaan sifat, sikap, watak, dan tingkah laku. Sifat kedirian tokoh yang diulang-ulang untuk menekankan atau mengintesifkan sifatsifat
yang
menonjol
pada
tokoh
(Nurgiyantoro, 2005:212). Pengunaan istilah karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh. Karakter dapat berarti pelaku cerita dan dapat pula berarti perwatakan (Nurgiyantoro, 2005:165). 1.1 Yuurei (Ryota) Karakter yuurei (Ryota) pada prinsip pengulangan penulis analisis melalui teknik pelukisan tokoh, yaitu teknik dramatik. Karakter yuurei (Ryota) yang menonjol pada prinsip pengulangan berupa karakter kecewa, iba, dan sedih. Berikut uraian karakter kecewa, iba, dan sedih berdasarkan urutan cerita yang terjadi. 1.1.1
Kecewa Urutan karakter Kecewa yuurei (Ryota)
adalah, kecewa karena masih berada di dunia manusia, keberadaannya tidak disadari oleh orang yang sedang mengawasi jasadnya,
来永劫続くとしたら、言葉は矛盾するが、 死 ぬよ り つ ら い じゃ な い か な 」“ kalau harus seperti ini terus, bisa dibilang hal ini lebih menyakitkan daripada kematian itu sendiri”. Kalimat ini menjelaskan tidak terkabul keinginan atau harapan Ryota untuk kembali kedunianya, ia tidak menghilang dan juga masih belum kembali kedunianya. Karakter kecewa Ryota dilihat dari teknik dramatik yaitu teknik arus kesadaran berupa monolog batin yaitu ia merasakan kepedihan dalam hatinya karena menyadari wujudnya masih berada di dunia manusia. 1.1.2
Iba Urutan karakter Iba yuurei (Ryota),
adalah, iba karena adanya orang yang peduli akan dirinya, Kusano dan Minami yang mau membantunya
untuk
berpatroli
untuk
menemukan mobil yang menabrak dirinya, dan mengerti hal sederhana tentang dunia manusia.
Salah
satu
penulis
paparkan
karakter iba yuurei (Ryota) saat menyadari adanya
orang-orang
yang
peduli
akan
dirinya. Dari kalimat「荒っぱい土地で小動
harapan Ryota yang tidak terkabul di pemakaman atas dirinya, dan wujud Ryota
物のように身を縮めて生きてきたつも
yang tidak bisa terlihat oleh teman-temannya
りだったのに、こんなにも多く人がお
di pemakaman. Berikut salah satu penulis
れと関わってくれていたなんて」
paparkan karakter kecewa Ryota yang belum
“ padahal kukira aku hidup sederhana seperti 4
hewan kecil di tengah lingkungan yang
kedua orang tuaku yang kehilangan harapan.
rusak. Aku tidak menyangka ada begitu
Sialan! Sudah cukup! Aku juga tidak mau
banyak orang yang peduli denganku selama
melihat Eriko-chan menangis. Aku juga tidak
ini”. Kalimat ini menjelaskan bahwa Ryota
suka bibi kazuyo yang seram itu jadi ramah
terharu
setelah
dan perhatian. Aku tidak suka. Pulang.
kematiannya adanya orang yang peduli
Pokoknya aku pulang. Selamat tinggal ayah,
terhadapnya. Karakter terharu Ryota dilihat
ibu. Selamat tinggal Eriko-chan. Jangan
dari teknik dramatik yaitu teknik arus
sedih karena aku”. Kalimat ini menjelaskan
kesadaran berupa monolog batin Ryota saat
rasa pilu dalam hati Ryota saat melihat
setelah kematiannya ia mengetahui bahwa,
orang-orang terdekatnya bersedih akibat
selama ini ia tinggal di dunia manusia yang
kematianya. Karakter sedih dilihat dari
peduli akan dirinya.
teknik arus kesadaran berupa monolog batin
1.1.3
saat melihat kedua orang tuanya dan Eriko-
saat
dirinya
menyadari
Sedih Urutan karakter sedih yuurei (Ryota)
yaitu,
sedih
karena
melihat
anggota
chan menangisi kematian Ryota. Ryota yang merasa pilu dalam hati kerena ia tidak
keluarganya bersedih akibat kematian Ryota,
sanggup
dan sedih saat wujudnya tidak disadari oleh
terdekatnya bersedih akibat kematiannya
orang lain. Berikut salah satu penulis
yang masih berusia muda.
paparankan karakter sedih karena melihat
1.2 Manusia (Kusano)
anggota
keluarganya
bersedih
akibat
kematian Ryota. Dari kalimat 「おれはいいかげん 限界に達していた。親が絶望に打ちひし がれている姿を見るのはもうたくさん だった。ちくしょう、もういやだ。絵
melihat
Karakter
kesedihan
manusia
orang-orang
(Kusano)
pada
prinsip pengulangan penulis analisis melalui teknik
pelukisan
tokoh,
yaitu
teknik
ekspositori dan teknik dramatik. Karakter manusia (Kusano) yang menonjol pada prinsip pengulangan berupa karakter tekun, cekatan, dan tanggung jawab. Berikut uraian
理子ちゃんが泣くところも見たくない。 karakter tekun, cekatan, dan tanggung jawab おっかないカズヨ伯母さんが変に優し
berdasarkan urutan cerita yang terjadi.
げなのも気に入らない。もういやだ。 1.2.1
Tekun
帰ろう。さようなら、父ちゃん母ちゃ
Urutan
ん。さようなら絵理子ちゃん。おれの ことで悲しんでくれな」“Aku sudah tidak tahan. Aku sudah tidak bisa lagi melihat
karakter
tekun
manusia
(Kusano) yaitu, Kusano tidak bisa berdiam diri di kantor administrasi, dan Kusano memiliki
kesungguhan
dalam
bekerja.
Berikut salah satu penulis paparkan karakter 5
tekun Kusano pada saat tidak bisa berdiam
masakan di dapur, lalu membereskan nampan
diri di kantor administrasi.
yang di tinggalkan oleh pelanggan yang
Dari kalimat 「社員だからとい
sudah selesai makan, dan mengelap meja da
って、店の奥の事務所に引っ込んでは
kursi”. Kalimat ini menjelaskan bahwa
い ら れ な い 」 “ Kusano adalah pegawai tetap, dia tidak bisa duduk diam di dalam kantor administrasi restoran”. Kalimat ini menjelaskan bahwa Kusano merupakan seseorang yang suka bekerja, meskipun Kusano seorang pegawai tetap namun ia tidak bisa berdiam diri untuk tetap berada di kantor administrasi restoran. Karakter tekun Kusano dilihat dari teknik dramatik yaitu teknik tingkah laku. Tingkah laku Kusano berupa tindakan dalam bekerja yaitu ia melakukan
pekerjaan
yang
bukan
pekerjaannya sebagai seorang manager. 1.2.2
karakter
cekatan
manusia
(Kusano) yaitu, mahir dalam melakukan suatu
pekerjaan
dan
tangkas
pekerjaan. Cepat dan mahir Kusano terlihat pada saat ia melakukan pekerjaan yang bukan pekerjaan sebagai seorang manager, melainkan
dalam
menyelesaikan pekerjaan. Berikut salah satu penulis paparkan karakter cekatan Kusano pada saat mahir dalam melakukan suatu
pekerjaan
sebagai
seorang
pegawai paruh waktu. Karakter cekatan Kusano dilihat dari teknik dramatik yaitu teknik reaksi tokoh lain. Reaksi tokoh lain yaitu reaksi yuurei (hantu) yang bernama Ryota terhadap Kusano yaitu orang yang sangat
terlatih
dan
terampil
dalam
mengerjakan pekerjaan di restoran. 1.2.3
Tanggung Jawab Urutan
Cekatan Urutan
Kusano cepat dan mahir dalam melakukan
karakter
tanggung
jawab
manusia (Kusano) yaitu, bertanggung jawab untuk memikul pekerjaan, dan memikul tanggung jawab saat kondisi badannya tidak sehat. Salah satu berikut penulis paparkan karakter tanggung jawab memikul tanggung jawab pekerjaan. Dari kalimat「これらの仕事はある
pekerjaan. Dari kalimat「カウンターで注文
程度アルバイトたちに振り分けること
を受けていたかと思うと、厨房で調理を
もできるのだが、最終責任はもちろん社
していたりもするし、客がほったらか
員 側 に あ る の で 」 “ Memang semua tugas
しにしてったトレーを下げたり椅子や テーブルをこまめに拭いたりと」
Kusano itu bisa dibagikan kepada para pegawai paruh waktu. Namun, tetap saja yang paling bertanggung jawab adalah
“tadinya kukira dia hanya menerima pesanan
pegawai tetap”. Kalimat ini menjelaskan
di konter, tapi kulihat dia juga membuat
bahwa 6
Kusano
adalah
seseorang
yang
berkewajiban
untuk
menanggung
dan
memikul tanggung jawab dalam pekerjaan.
satu paparan karakter marah yuurei (Ryota) ketika pelaku tabrak lari melarikan diri.
Karakter tanggung jawab Kusano dilihat dari teknik
ekspositori.
memaparkan
Pengarang
karakter
tanggung
Dari kalimat 「てんめええ」
langsung
“Berengseeeeeeek”. Kalimat ini menjelaskan
jawab
bahwa Ryota marah saat pelaku tabrak lari
Kusano saat bekerja yaitu Kusano tidak bisa
melarikan
membagikan
pegawai
bersamaan dengan kepergian mobil yang
paruh waktu lainnya karena yang paling
telah menabrak Ryota. Karakter marah Ryota
betanggung jawab untuk memikul segala
dilihat teknik reaksi tokoh. Reaksi Ryota saat
sesuatu jika ada kesalahan dalam pekerjaan
pelaku tabrak lari melarikan diri yaitu
adalah pegawai tetap yaitu Kusano.
mengeluarkan umpatan kepada pelaku yang
2. Prinsip Pengumpulan
tidak bertanggung jawab atas kejadian tabrak
Pada
pekerjaan
prinsip
kepeda
pengumpulan
diri,
amarah
Ryota
keluar
lari.
pengidentifikasian tokoh dapat dilakukan 2.1.2 dengan mengumpulkan data-data kedirian
Gembira Penulis menemukan dua data karakter
yang “tercecer” diseluruh cerita. Pada prinsip
gembira yuurei (Ryota), yaitu gembira karena
pengulangan mengumpulkan data-data yang
keberadaanya diakui oleh Kusano, dan
mencerminkan kesamaan sifat, namun pada
wujudnya bisa dilihat oleh Minami. Salah
prinsip pengumpulan data-data yang berbeda.
satu
2.1 Yuurei (Ryota)
gemberia
Karakter yuurei (Ryota) pada prinsip
Pengumpulan
data-data
karakter
yuurei
(Ryota) berupa karakter marah, gembira, tegas dan acuh. Berikut uraiannya. 2.1.1
Marah Penulis menemukan tiga data karakter
marah yuurei (Ryota) yaitu marah ketika pelaku tabrak lari melarikan diri, wujudnya tidak bisa disadari oleh orang yang berusaha menolong raganya, dan pelaku tabrak lari yang belum bisa ditemukan. Berikut salah
penulis yuurei
paparkan
karakter
(Ryota)
karena
keberadaannya diakui oleh Kusano.
pengumpulan penulis analisis melalui teknik pelukisan tokoh, yaitu teknik dramatik.
berikut
Dari kalimat「顔を上げた亮太は、 笑 み を 満 面 に 浮 か べ た 」 “ Ryota mengangkat
wajahnya
yang
tersenyum
lebar”. Kalimat ini menjelaskan Ryota merasa senang karena keberdaannya diakui oleh Kusano. Karakter gembira Ryota dilihat dari teknik dramatik yaitu teknik reaksi tokoh,
reaksi
Ryota
yaitu
mengangkat
wajahnya dan terlihat ekspresi yang penuh kegembiraan di raut wajah Ryota ketika wujudnya diakui oleh Kusano. 2.1.3 7
Tegas
Penulis menemukan dua data karakter
untuk berbagi pekerjaan kepada pegawai
tegas yuurei (Ryota), yaitu menjelaskan
paruh waktu. Berikut salah satu penulis
bahwa
dan
paparkan karakter acuh yuurei (Ryota) pada
menegaskan berulang kali pada Kusano
saat ia bertemu dengan seorang gadis yang
bahwa dirinya bukan halusinasi melainkan
baru pertama kali. Hal ini dapat dilihat pada
korban tabrak lari. Salah satu berikut penulis
kutipan berikut.
dirinya
bukan
halusinasi,
paparkan karakter tegas yuurei (Ryota) pada
Dari kalimat「ちょっと目に留
saat menjelaskan bahwa dirinya bukan
まっただけの、ちょっとかわいいだけ
halusinasi. Dari kalimat「いやね、何度もいう けど、おれは車に撥ねられて死んだ横井 亮太本人で、自分でも信じられないんだ けど、幽霊になっちゃったのよ」“aku sudah bilang berkali-kali, kalau aku ini Yokoi Ryota yang asli yang ditabrak sampai mati. Aku sendiri tidak percaya, tapi aku sekarang sudah jadi hantu”. Kalimat ini menjelaskan Ryota dengan pasti dan tanpa ragu-ragu mengatakan bahwa dirinya adalah hantu. Karakter tegas Ryota yang dilihat dari teknik dramatik yaitu teknik cakapan. Percakapan yang terjadi antara Kusano dan Ryota yaitu Ryota mengatakan berulang kali kepada Kusano bahwa dirinya adalah hantu dari korban tabrak lari yang bernama Yokoi Ryota. 2.1.4
の女の子が夜中に誰と付き合おうと、赤 の他人のおれにはまるっきり関係がな いはずなのに、おれの奇妙な焦燥感は きっと 治まらな いだろ う 」“ Aku hanya ingin memperingatkan diriku, bahwa siapa pun orang yang ditemui gadis manis itu pada tengah malam ini sama sekali tidak ada kaitannya denganku, karena aku orang lain, tapi tetap saja kegelisahan yang aneh pada diriku tidak bisa hilang”. Kalimat ini menjelaskan Ryota mengamati gadis yang pertama kali ia temui dan Ryota mencoba menghilangkan kegelisahan pada dirinya. Karakter acuh Ryota dilihat dari teknik arus kesadaran berupa monolog batin yaitu peduli dengan
mengkhawatirkan
untuk
bagaimana
tidak kehidupan
tentang gadis yang ia temui saat pertama kali.
Acuh
2.2 Manusia (Kusano)
Penulis menemukan tiga data karakter acuh yuurei (Ryota) yaitu, acuh kepada seorang gadis yang pertama kali dia temui, acuh
mencoba
kepada
orangtuanya
agar
tidak
mengkhawatirkan kematiannya, dan acuh
Karakter prinsip
manusia
pengumpulan
(Kusano) penulis
pada
analisis
melalui teknik pelukisan tokoh, yaitu teknik ekspositori
dan
teknik
dramatik.
Pengumpulan data-data karakter manusia
kepada Kusano yang selalu menyarankan 8
(Kusano) berupa karakter taat, marah, suka
pelanggan yang arogan di tempat dia bekerja,
menolong, dan acuh. Berikut uraiannya.
marah karena yuurei (Ryota) yang terus berbicara kepadanya tanpa henti dan marah
2.2.1
Taat
ketika Pelaku tabrak lari ditemukan. Salah
Penulis menemukan dua data karakter
satu
berikut
penulis
paparkan
karakter
taat manusia (Kusano) yaitu, membatasi
pemarah Kusano saat mobilnya disalip oleh
kecepatan laju mobilnya dan mematuhi
salah satu mobil yang melaju sangat kencang.
peraturan lalu lintas. salah satunya penulis memaparkan karakter disiplin Kusano pada saat membatasi kecepatan laju mobilnya.
Dari kutipan「事故れ。 事故って死ね。世間様のために死ね」 “celakalah kau! Celaka dan matilah kau!
Dari kutipan「... スピードは
Mati demi ketentraman dunia ini”. Kalimat
制限速度をわずかに十キロ上回るほどし
ini menjelaskan bahwa Kusano marah ketika
か出さず、ともかくこれまで無事故無違
ada mobil yang menyalip mobil Kusano
反でやってこられたことはたしかだ」
dengan sangat kencang. Karakter marah
“ ...Kecepatan
mobilnya
juga
‘hanya’
mencapai 10 km/jam di atas batas maksimal aturan lalu lintas, tapi tidak bisa dimungkiri bahwa hingga saat ini Kusano tidak pernah terlibat dalam kecelakaan dan tidak pernah melanggar peraturan lalu lintas”. Kalimat ini menjelaskan bahwa Kusano adalah seseorang yang patuh pada peraturan lalu lintas. Karakter taat Kusano dilihat dari teknik dramatik yaitu teknik tingkah laku berupa tindakan yaitu mematuhi peraturan lalu lintas dengan
membatasi
kecepatan
mobilnya
hanya mencapai 10 km/jam. 2.2.2
menemukan
Reaksi Kusano saat mobilnya disalip oleh mobil sport yaitu mengeluarkan amarahnya dengan melontarkan kata-kata yang kurang sopan, ini menjelaskan karakter marah Ryota. 2.2.3
Suka Menolong Penulis
menemukan
empat
data
karakter suka menolong manusia (Kusano) yaitu,
adanya
menyelamatkan memberikan
dorongan korban
untuk
tabrak
pertolongan
lari,
pertama,
memberikan napas buatan dan membatu Ryota untuk berpatroli. Salah satu berikut penulis paparkan karakter suka menolong
Marah Penulis
Kusano dilihat dati teknik reaksi tokoh.
empat
data
karakter marah manusia (Kusano) yaitu,
Kusano pada saat adanya dorongan untuk menyelamatkan korban tabrak lari. Dari kutipan「自ら言葉に衝き動
marah karena mobil Kusano disalip oleh salah satu mobil yang melaju sangat kencang,
かされ、草野は車の外に飛び出した。
marah karena Kusano bertemu dengan 9
「とにかく状況をたしかめなければ」
melogok ombak yang berdeburan dari atas
堵いう使命感のようなものに頭は支配さ
jurang, Kusano mengecek keadaan sosok
れ 」 “ Kusano terbawa oleh kata-katanya sendiri dan langsung keluar dari mobil. Yang penting lihat dulu kondisnya! Pikir Kusano yang kepalanya dipenuhi dorongan untuk menyelamatkan”. Kalimat ini menjelaskan bahwa Kusano yang dipenuhi dorongan untuk
menyelamatkan
korban
yang
ia
temukan tergeletak di jalan. Karakter suka menolong
Kusano
dilihat
dari
teknik
dramatik yaitu teknik pikiran dan perasaan. Pikiran
dan
perasaan
Kusano
yang
diwujudkan pada tingkah laku yaitu Kusano langsung keluar dari mobil karena adanya dorongan yang kuat dari dalam dirinya. Hal ini menjelaskan karakter suka menolong Kusano. 2.2.4
peduli pada sesosok orang yang tergeletak dijalan yang ia temui saat pulang menuju rumahnya. Karakter acuh Kusano dilihat dari teknik dramatik yaitu teknik tingkah laku. Tingkah laku berupa tindakannya mendatangi dan
mengecek
Penulis menemukan tiga data karakter yaitu, mengecek
kondisi korban tabrak lari, mengawasi mayat korban tabrak lari, acuh Kusano
kepada
yuurei / hantu bernama Ryota yang selalu mengikutnya, acuh kepada yuurei / hantu yang memiliki sikap kurang peduli saat berpatroli untuk menemukan mobil yang
keadaan
korban
yang
tertabrak. 3 Prinsip Kemiripan dan Pertentangan Identifikasi
tokoh
yang
memperbandingkan antara seorang tokoh dengan tokoh lain. Sebelum menyeleksi datadata kedirian masing-masing tokoh terlebih dahulu mengidentifikasi perwatakan tokoh dengan mempergunakan prinsip pengulangan dan prinsip pengumpulan. Data-data
Acuh
acuh manusia (Kusano)
itu”. Kalimat ini menjelaskan bahwa Kusano
kedirian
tokoh
yang
diperbandingkan dengan tokoh lain disajikan kedalam bentuk tabel. III.1
Prinsip Kemiripan Prinsip kemiripan adanya identifikasi
kemiripan antara seorang tokoh dengan tokoh lain. Kemiripan karakter yuurei (Ryota) dan manusia (Kusano) dapat dilihat pada karakter marah dan acuh.
telah menabrak dirinya. Berikut salah satu
Berikut tabel karakter tokoh yuurei dan
penulis paparkan karakter acuh Kusano saat
manusia dalam novel Boonasu Torakku karya
mengecek kondisi korban tabrak lari.
Koshigaya Osamu.
Dari kalimat「崖の上から Karakter
波打ち際を覗き込むように、おそるおそ る様子を窺う」“Dengan takut-takut seperti
Acuh 10
Yuurei (Ryota) √
Manusia (Kusano) √
Cekatan
−
√
Gembira
11
√
−
Iba
√
−
Marah
12
√
√
Kecewa
√
Sedih
√
Suka menolong Taat
−
√
−
√
Tanggung jawab Tegas
−
√
√
−
Tekun
−
√
Dapat
−
III.1.1.2
Manusia (Kusano)
Penulis mengukur tingkat intensitas sangat marah berupa
umpatan
dengan
penggunaan kata 「 死 ね 」 “ mati” dan menunjukkan
amarah
dengan
berteriak
kepada pelaku tabrak lari. intensitas marah
disimpulkan
bahwa
dalam
prinsip kemiripan adanya kemiripan karakter
berupa lekas marah setiap bertemu dengan pelanggan yang arogan dan melontar katakata yang ia tahan sebelumnya kepada yuurei (Ryota). Prinsip
acuh dan marah pada yuurei (Ryota) dan
kemiripan
karakter
yuurei
manusia (Kusano). Berdasarkan urutan cerita
(Ryota) dan manusia (Kusano) dengan ciri
yang terjadi diawali dengan karakter marah
marah berdasarkan urutan cerita, dapat dibuat
selanjutnya dengan karakter acuh. Berikut
skala sikap yang wujudnya sebagai berikut. 1. Sangat marah –marah − sangat marah 2. Sangat marah – marah – marah –
uraian karakter marah dan karakter acuh. III.1.1 Marah Pada
prinsip
kemiripan
sangat marah penulis III.1.2 Acuh
membuat alat penskalaan sikap dengan
Alat penskalaan sikap, pembuatan alat
pembuatan alat (observasi) persamaan yang
(observasi) persamaan yang menunjukan
menunjukkan tingkatan-tingkatan intensitas.
tingkatan-tingkatan
Tingkatan intensitas berupa, sangat marah
intensitas berupa, sangat acuh, acuh. Berikut
dan marah. Berikut uraiannya.
uraiannya.
III.1.1.1
III.1.2.1
Yuurei (Ryota)
intensitas.
Tingkatan
Yuurei (Ryota)
Penulis mengukur tingkat intensitas
Penulis mengukur tingkat intensitas
sangat marah berupa marah secara verbal
sangat acuh berupa acuh kepada seorang
berdasarkan umpatan terhadap musuh yang
gadis yang pertama kali dia temui, acuh
telah menabrak dirinya, marah dengan
kepada kedua orang tuanya agar tidak
memberikan jari tengahnya kepada pelaku
mengkhawatirkan atas kematiannya, dan
tabrak lari meskipun pelaku tidak bisa
acuh
melihat wujud Ryota. Intensitas marah
menyarankan
berupa marah dengan meninggikan suaranya
pekerjaan.
tanpa seorang pun yang melihat wujudnya.
13
Ryota
kepada membagi
Kusano
dengan
tugas
dalam
III.1.2.2 Manusia (Kusano) Penulis mengukur tingkat intensitas sangat acuh berupa tindakan saat mengecek
skor 5 dan tingkat intensif dengan skor 4. Berikut uraiannya III.2.1.1
korban tabrak lari, mengawasi mayat korban hingga mobil patroli datang dan acuh Kusano yang gusar melihat sikap yuurei (Ryota). Intensitas acuh berupa acuh yang dilihat pada saat Kusano mendengar sebuah harapan yuurei bernama Ryota yang tidak
Prinsip pertentangan pada tingkatan intensitas karakter marah yuurei (Ryota), dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sko r 5
Yuurei (Ryota) Marah secara verbal berdasarkan umpatan terhadap musuh yang telah menabrak dirinya. Marah dengan meninggikan suaranya tanpa seorang pun yang melihat wujudnya. Marah dengan memberikan jari tengahnya kepada pelaku tabrak lari meskipun pelaku tidak bisa melihat wujud Ryota. Jumlah skor
mungkin terwujud. Prinsip
kemiripan
karakter
yuurei
4
(Ryota) dan manusia (Kusano) dengan ciri acuh berdasarkan urutan cerita, dapat dibuat
5
skala sikap yang wujudnya sebagai berikut. 1. Sangat acuh – sangat acuh – sangat acuh 2. Sangat acuh – sangat acuh – acuh – sangat acuh Prinsip pertentangan
III.2
Prinsip
pertentangan
14 III.2.1.2
adanya
identifikasi pertentangan antara seorang tokoh dengan tokoh lain. Pertentangan tokoh prinsip
pertentangan
intensitas karakter marah manusia (Kusano), dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Skor 5 4
penulis
membuat alat penskalaan sikap dengan
4
pembuatan alat (observasi) pertentangan yang
menunjukan
Manusia (Kusano)
Prinsip pertentangan pada tingkatan
menunjukkan kadar, gradasi, atau intensitas. Dalam
Yuurei (Ryota)
tingkatan-tingkatan
5
intensitas yang berdasarkan jumlah skor. Berikut uraiannya.
18
III.2.1 Marah Alat penskalaan sikap, pembuatan alat
Manusia (Kusano) Penggunaan kata 「死ね」“mati” Lekas marah setiap bertemu dengan pelanggan yang arogan. Melontar kata-kata yang ia tahan sebelumnya kepada yuurei (Kusano) Menunjukkan amarah dengan berteriak kepada pelaku tabrak lari Jumlah skor Penulis mempertentangkan karakter
(observasi) pertentangan yang menunjukan
marah
tingkatan-tingkatan
Masing-
(Kusano) berdasarkan jumlah skor. Jumlah
masing tingkatan dapat diberi skor. Penulis
skor karakter marah yuurei (Ryota) lebih
intensitas.
memberikan tingkat sangat intensif dengan 14
yuurei
(Ryota)
dengan
manusia
rendah daripada karakter manusia (Kusano) dengan perbandingan jumlah skor 14:18. Jika dilihat dari tingkat intensitas marah yuurei (Ryota) dan manusia (Kusano) dengan skor 5
III.2.2.2 Manusia (Kusano) Prinsip pertentangan pada tingkatan
yang berjumlah dua. Hal ini membuktikan
intensitas karakter acuh manusia (Kusano),
bahwa tingkat intensitas marah pada yuurei
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
(Ryota) dan manusia (Kusano) adalah sama. Berbeda dengan tingkat marah pada yuurei (Ryota) dengan skor 4 yang berjumlah satu, manusia (Kusano) dengan skor 4 yang berjumlah dua. Hal ini menunjukkan manusia (Kusano) lebih unggul dengan skor 4. III.2.2 Acuh Alat penskalaan sikap, pembuatan alat (observasi) pertentangan yang menunjukan tingkatan-tingkatan
intensitas.
Masing-
Skor Manusia (Kusano) 5 Acuh Kusano pada tindakan saat mengecek korban tabrak lari. 5 Mengawasi mayat korban hingga mobil patroli dating 4 Acuh yang dilihat pada saat Kusano mendengar sebuah harapan yuurei yang bernama Ryota tidak mungkin terwujud. 5 Acuh Kusano yang gusar melihat sikap yuurei (Ryota). 19 Jumlah skor Penulis mempertentangkan karakter
masing tingkatan dapat diberi skor. Penulis memberikan
tingkatan
intensitas
dalam
acuh
yuurei
(Ryota)
dengan
manusia
novel Boonasu Torakku, untuk tingkatan
(Kusano) berdasarkan jumlah skor. Jumlah
sangat intensif diberi skor 5 dan tingkatan
skor karakter acuh yuurei (Ryota) lebih
intensif diberi skor 4. Berikut uraiannya. III.2.2.1 Yuurei (Ryota)
rendah dari pada karakter manusia (Kusano) dengan perbandingan jumlah skor 15:19.
Prinsip pertentangan pada tingkatan
Jika dilihat dari tingkat intensitas sangat
intensitas karakter acuh yuurei (Ryota),
acuh pada yuurei (Ryota) dan manusia
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
(Kusano) dengan skor 5 yang berjumlah tiga
Sko r 5 5
5
15
Yuurei (Ryota)
adalah sama. Yuurei (Ryota) dan manusia
Acuh Ryota kepada seorang gadis yang pertama kali dia temui. Acuh kepada kedua orang tuanya agar tidak mengkhawatirkan atas kematiannya. Acuh Ryota kepada Kusano dengan menyarankan membagi tugas dalam pekerjaan Jumlah skor
(Kusano) memiliki tingkat intensitas sangat acuh yang sama. Hanya saja manusia (Kusano) lebih unggul dengan skor 4. Hal ini menunjukkan manusia (Kusano) lebih unggul dengan skor 4. Kesimpulan
15
Berdasarkan
uraian
di
atas,
memberikan masukan, serta kritik dan saran,
Keunggulan karakter yuurei (Ryota) daripada
sehingga
karakter manusia (Kusano) terdapat pada
kekurangan dari skripsi ini.
prinsip
pengulangan
dan
penulis
dapat
memperbaiki
prinsip
pengumpulan karena tampak pada karakter
Daftar Pustaka
yuurei (Ryota) memiliki sifat layaknya
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.Jakarta: Rineka Cipta.
manusia, bahkan ia menikmati kehidupan sebagai yuurei (hantu) setelah kematiannya, meski ia sendiri menganggap dirinya adalah orang yang trasparan untuk orang lain. Berbanding terbalik dengan karakter manusia (Kusano) yang kehilangan rasa semangat dan menghabiskan waktunya dengan bekerja terus-menerus tanpa memikirkan kesenangan dalam hidupnya.
Nasir Ph. D., Moh. 1983. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ucapan Terima Kasih Pada
kesempatan
ini
penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada ibu Tienn Immerry, S.S. sebagai
pembimbing
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.2008. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka dalam [http://ebsoft.web.id (diakses 25 Februari 2015)]
I
dan
ibu
Dra.
Aimifrina, M.Hum. sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk penulis di tengah-tengah kesibukan yang padat dalam menyelesaikan skripsi ini;
Nurgiantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University. Rokhmansyah, Alfian. 2013. Studi dan Pengkajian Sastra Perkenalan TerhadapIlmu Sastra. Semarang: Graha Ilmu.
ibu Femmy Dahlan, S.S., M.Hum. sebagai penguji skripsi penulis yang telah banyak
16