Keuangan Mikro Islam Upaya Dalam Pengentasan Masalah Sosial Abdul Mughni Peneliti dan Dosen Sekolah Tinggi Ekonomi Islam - Tazkia Jl. Darmaga raya KM 7, Bogor 16680 www.tazkia.ac.id
1. Latar Belakang Adalah ketentuan Allah yang menjadikan dan memberikan rizki manusia tidak sama, karena Dialah yang memberi dan mengatur rizki semua yang ada di alam jagat raya. Kondisi sosial masyarakat adalah bukti nyata akan hal tersbut, dimana kita melihat dan menyaksikan perbedaan taraf hidup manusia tidak pernah memandang lawan jenis, tempat dan situasi. Dimanapun akan kita lihat orang miskin dan kaya, orang yang berkecukupan dan orang yang sangat membutuhkan. Lahirnya keuangan mikro sebagi upaya dalam menjembatani permasalahan yang ada merupakan bukti lain dari perbedaan penghasilan, dan kemampuan yang memang telah diatur Allah subhanahu wataala, sebagaimana ayat dalam Al Qur'an yang berbunyi : َأَھُﻢْ ﯾَﻘْﺴِﻤُﻮنَ رَﺣْﻤَﺔَ رَﺑﱢﻚَ ﻧَﺤْﻦُ ﻗَﺴَﻤْﻨَﺎ ﺑَﯿْﻨَﮭُﻢْ ﻣَﻌِﯿﺸَﺘَﮭُﻢْ ﻓِﻲ اﻟْﺤَﯿَﺎةِ اﻟﺪﱡﻧْﯿَﺎ وَرَﻓَﻌْﻨَﺎ ﺑَﻌْﻀَﮭُﻢْ ﻓَﻮْقَ ﺑَﻌْﺾٍ دَرَﺟَﺎتٍ ﻟِﯿَﺘﱠﺨِﺬ (32 : ﺎ وَرَﺣْﻤَﺔُ رَﺑﱢﻚَ ﺧَﯿْﺮٌ ﻣِﻤﱠﺎ ﯾَﺠْﻤَﻌُﻮنَ )اﻟﺰﺧﺮفﺑَﻌْﻀُﮭُﻢْ ﺑَﻌْﻀًﺎ ﺳُﺨْﺮِﯾ
Dengan jelas Allah menyatakan adanya perbedaan penghasilan manusia sehingga kehidupan ini dapat berjalan dan rahmat Allah lebih baik dari harta yang dikumpulkan (tanpa diikuti dengan rasa syukur) Perbedaan yang ada tidak menjadikan manusia yang memiliki untuk menjadi sombong dab takabbur, pada saat yang sama mereka yang kekurangan tidak langsung menjadi orang minder, putus asa dan harapan tetapi melalui keuangan mikro kesenjangan tersebut diharapkan dapat dijembatani dan diperkecil.
Tulisan ini berusaha untuk memaparkan peran yang dimiliki oleh Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dalam mengentaskan permasalahan sosial secara khusus masalah kemiskinan. Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan diketahui bahwa perkembangan sektor keuangan mikro mempunyai banyak macam dan modelnya seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 1. penelitian atas lembaga keuangan mikro pedesaan yang diselenggarakan oleh Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank) pada tahun 2003
Unit resmi 6.000 unit
Setengah
Jumlah
Jumlah
resmi
rekening
peminjam
48.000 unit
Lain – lain
45 juta
32 juta
800.000
rekening
peminjam
kelompok lain
tabungan
. Bercermin dari sejarah, maka sektor keuangan mikro resmi di Indonesia memiliki pondasi didalam sistem keuangan pedesaan yang umurnya sudah mencapai lebih dari satu abad, yang mencakup berbagai lembaga ditingkat nasional, kabupaten dan desa. Bank pedesaan yang pertama berdiri pada tahun 1895 dan diawal abad ke 20 sudah ada 13.000 lembaga didalam masyarakat, yang secara cepat menggantikan perbankan barter barang (banking in-goods) dengan perbankan uang (banking in-money). Ini dapat dipandang sebagai faktor yang sangat penting bagi sejumlah besar program dan layanan keuangan mikro dan pedesaan. Kerangka kerja hukum, pengaturan dan pengawasannya lebih bervariasi dibanding hampir setiap negara berkembang yang ada didunia. 1 Ada pandangan bahwa kemiskinan akan lebih banyak ditemui di wilayah perkotaan seiring meningkatnya urbanisasi dan krisis ekonomi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Padahal sebelumnya kemiskinan diidentikkan dengan fenomena desa atau daerah terpencil yang minus sumber dayanya. Tapi kemiskinan tetap sebagai 1
Dari http://www.profi.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=10&Itemid=14, di ambil pada tgl 4 Mei 2008
suatu kondisi sosial yang umumnya invisible dan belum dipahami sepenuhnya oleh para pengambil keputusan ini pula yang menjadi motif utama pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan diPerkotaan (P2KP) yang dalam pelaksanaannya menggunakan paradigma dan pemahaman baru. Pada awalnya kemiskinan selalu dikaitkan dengan faktor ekonomis, yang dinyatakan dalam ukuran tingkat pendapatan (income) atau tingkat konsumsi individu atau komunitas. Lembaga donor internasional seperti Bank Dunia atau Bank Pembangunan Asia (ADB), sebagai contoh, pada periode sebelumnya menggunakan tingkat pendapatan $ 1 per hari sebagai batas proverty line . Sementara di negara-negara berkembang kemiskinan diukur dengan tingkat pemenuhan kebutuhan dasar, yang dinyatakan dalam ukuran kebutuhan hidup minimum atau kebutuhan kalori. Pandangan di atas jelas berimplikasi pada pendekatan yang digunakan untuk mengentaskan kemiskinan tersebut. Seperti banyak diterapkan di negara-negara berkembang
umumnya
upaya
pengentasan
kemiskinan
dilakukan
dengan
pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi. Para pengambil keputusan memandang pertumbuhan output nasional dan regional yang dinyatakan dalam pendapatan perkapita atau GNP dapat mendorong kegiatan ekonomi lainnya (multiplier effect), yang pada gilirannya menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan peluang berusaha. Bila skenario ini berjalan sesuai asumsi tersebut, kemiskinan secara tidak langsung dapat dientaskan. 2
2. Definisi Keuangan Mikro Menurut definisi yang dikeluarkan Micro Credit Summit (1997), Keuangan Mikro adalah " Program pinjaman uang terhadap keluarga miskin untuk digunakan sebagai usaha yang memberikan hasil dan income dalam memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya " .3 Definisi ini jelas menyatakan yang berhak untuk mendapatkan pinjaman tersebut adalah keluarga miskin dengan prinsip pinjaman, tanpa pengecualian apakah si miskin nanti dapat memenuhi dan melunasi hutang atau tidak. Dalam sumber lain yang menjelaskan tentang micro 2 3
hal 3
finance disebutkan bahwa " keuangan mikro
Adam Felix, Pengentasan Kemiskinan melalui Pemberdayaan Masyarakat Ascarya and Yulizar S. dalam Redefine Micro, smalll and medium Enterprises Clasiffication
(microfinance) meliputi pinjaman, tabungan-tabungan, asuransi, layanan transfer, dan berbagai produk keuangan yang ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (low-income clients. 4 Yang terakhir membedakan antara micro credit dengan micro finance, dengan penekanan bahwa yang lebih dibutuhkan adalah micro finance
karena cakupan
bantuan yang lebih luas dalam membantu permasalahan masyarakat miskin tidak terbatas pada aspek pinjaman saja melainkan juga aspek tabungan, asuaransi dan jasa keuangan lain . Pada kenyataan di lapangan masih terdapat kerancuan dalam praktek keuangan mikro dalam klasifikasi yang diberikan. Klasifikasinya tersebut ialah kredit limit bagi usaha mikro 0-50 juta. Hal ini terlalu besar, karena pada prakteknya keuangan mikro BMT dan yang lainnya hanya memberikan kredit limit bagi orang miskin yang membutuhkan 0-5 juta rupiah, oleh karena itu perlu definisi ulang tentang klasifikasi kredit limit keuangan mikro seperti yang diusulkan dibawah ini Tabel 2. usulan kredit limit keuangan Mikro (dalam juta rupiah)5 CLASS
CREDIT
BUSINESS
COLL’R
PERMITS
AL
ASSET*
LABOR
<5
< 10
1
Not required NR
Micro
5 – 50
10 – 100
1–4
Optional
Optional Micro
Small
50 – 500
100 – 1,000
5 – 19
Required
Required Small
Super
LIMIT*
CLASS Super Micro
Micro
Medium 500 – 5,000 1,000 – 5,000 20 – 99 Required
Required Medium
Tabel. 3 Kredit limit, skema akad dan provider lembaga berdasarkan usulan klasifikasi diatas 4 5
www.yearofmicrocredit.org Ascarya dan Yulizar, Redefine Micro, Smal and Medium Enterprises Classifiation, hal 12
CLASS Charity
Credit Limit <1
Scheme
Provider
Tabarru’
B.Maal.T
Super Micro 0 – 5
Tijarah
B.M.Tamwiel
Micro
5 – 50
Tijarah
BMT / BPRS
Small
50 – 500
Tijarah
BPRS / BUS
Medium
500 – 5000
Tijarah
BUS
Teori diatas adalah konsep keuangan mikro secara konvensional yang perlu di Islamisasi dengan menjadikan syariah dan aturannya sebagai pijakan atau titik tolak, sarana dan tujuan yang ingin dicapai. Keuangan Mikro Islam tidak hanya memperhatikan pada aspek pemberian credit dan finance tetapi lebih dari itu Islam mengajarkan kita untuk memperhatikan dan peduli terhadap orang miskin dengan sikap pro aktif tidak menunggu dalam pengertian membantu orang miskin jika diminta, ataupun memberi bantuan bila ditagih saja dst. Dalam hadis Rasulullah menjelaskan tentang definisi miskin yaitu :
: َﻋَﻦْ أَﺑِﻲ ھُﺮَﯾْﺮَةَ رَﺿِﻲَ اﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻨْﮫُ أَنﱠ رَﺳُﻮلَ اﻟﻠﱠﮫِ ﺻَﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ ﻗَﺎل ﻟَﯿْﺲَ اﻟْﻤِﺴْﻜِﯿﻦُ اﻟﱠﺬِي ﯾَﻄُﻮفُ ﻋَﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺎسِ ﺗَﺮُدﱡهُ اﻟﻠﱡﻘْﻤَﺔُ وَاﻟﻠﱡﻘْﻤَﺘَﺎنِ وَاﻟﺘﱠﻤْﺮَةُ وَاﻟﺘﱠﻤْﺮَﺗَﺎنِ وَﻟَﻜِﻦْ اﻟْﻤِﺴْﻜِﯿﻦُ اﻟﱠﺬِي ﻟَﺎ ﯾَﺠِﺪُ ﻏِﻨًﻰ ( ) ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﯿﮫ. َﯾُﻐْﻨِﯿﮫِ وَﻟَﺎ ﯾُﻔْﻄَﻦُ ﺑِﮫِ ﻓَﯿُﺘَﺼَﺪﱠقُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﻟَﺎ ﯾَﻘُﻮمُ ﻓَﯿَﺴْﺄَلُ اﻟﻨﱠﺎس ُﻋَﻦْ أَﺑِﻲ ھُﺮَﯾْﺮَةَ أَنﱠ رَﺳُﻮلَ اﻟﻠﱠﮫِ ﺻَﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ ﻗَﺎلَ ﻟَﯿْﺲَ اﻟْﻤِﺴْﻜِﯿﻦُ اﻟﱠﺬِي ﺗَﺮُدﱡهُ اﻟﺘﱠﻤْﺮَةُ وَاﻟﺘﱠﻤْﺮَﺗَﺎنِ وَاﻟﻠﱡﻘْﻤَﺔ ( وَاﻟﻠﱡﻘْﻤَﺘَﺎنِ إِنﱠ اﻟْﻤِﺴْﻜِﯿﻦَ اﻟْﻤُﺘَﻌَﻔﱢﻒُ اﻗْﺮَءُوا إِنْ ﺷِﺌْﺘُﻢْ } ﻟَﺎ ﯾَﺴْﺄَﻟُﻮنَ اﻟﻨﱠﺎسَ إِﻟْﺤَﺎﻓًﺎ {) ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﯿﮫ َ اﻟْﻤِﺴْﻜِﯿﻦ اﻟْﻜَﺎﻣِﻞ اﻟْﻤَﺴْﻜَﻨَﺔ اﻟﱠﺬِي ھُﻮَ أَﺣَﻖّ ﺑِﺎﻟﺼﱠﺪَﻗَﺔِ وَأَﺣْﻮَج إِﻟَﯿْﮭَﺎ ﻟَﯿْﺲَ ھُﻮ: ﻗﺎل اﻹﻣﺎم اﻟﻨﻮوي ﻓﻲ ﺷﺮﺣﮫ ﻋﻠﻰ ﻣﺴﻠﻢ ْ وَﻟَﯿْﺲَ ﻣَﻌْﻨَﺎهُ ﻧَﻔْﻲَ أَﺻْﻞ اﻟْﻤَﺴْﻜَﻨَﺔ ﻋَﻦ. وَﻟَﺎ ﯾُﻔْﻄَﻦُ ﻟَﮫُ وَﻟَﺎ ﯾَﺴْﺄَل اﻟﻨﱠﺎس، ِ ﺑَﻞْ ھُﻮَ اﻟﱠﺬِي ﻟَﺎ ﯾَﺠِﺪ ﻏِﻨًﻰ ﯾُﻐْﻨِﯿﮫ، ھَﺬَا اﻟﻄﱠﻮﱠاف 6
. ﺑَﻞْ ﻣَﻌْﻨَﺎهُ ﻧَﻔْﻲ ﻛَﻤَﺎل اﻟْﻤَﺴْﻜَﻨَﺔ، اﻟﻄﱠﻮَاف
ّوﻓﻲ ﻋﻮن اﻟﻤﻌﺒﻮد " َاﻟْﺤَﺪِﯾﺚ ﻓِﯿﮫِ دَﻟِﯿﻞ ﻋَﻠَﻰ أَنﱠ اﻟْﻤِﺴْﻜِﯿﻦ ھُﻮَ اﻟْﺠَﺎﻣِﻊ ﺑَﯿْﻦ ﻋَﺪَم اﻟْﻐِﻨَﻰ وَﻋَﺪَم ﺗَﻔَﻄﱡﻦ اﻟﻨﱠﺎس ﻟَﮫُ ﻟِﻤَﺎ ﯾُﻈَﻦ 7
وَﻣَﻊَ ھَﺬَا ﻓَﮭُﻮَ ﻣُﺴْﺘَﻌْﻔِﻒ ﻋَﻦْ اﻟﺴﱡﺆَال، ﺑِﮫِ ﻟِﺄَﺟْﻞِ ﺗَﻌَﻔﱡﻔﮫ َوﺗَﻈَﮭﱡﺮِهِ ﺑِﺼُﻮرَةِ اﻟْﻐَﻨِﻲّ ﻣِﻦْ ﻋَﺪَم اﻟْﺤَﺎﺟَﺔ
Dua hadis diiatas yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim memberikan pengertian lain tentang orang miskin, yaitu orang miskin sebenarnya bukanlah orang yang minta-minta tetapi orang yang tidak mendapatkan kepedulian dan perhatian dari orang kaya, tidak pula mendapatkan sedekah darinya sehingga dia dapat memenuhi 6 7
ج, ﺷﺮح اﻟﻨﻮوي ﻋﻠﻰ ﻣﺴﻠﻢ3 ﺻﻔﺤﺔ491ﻣﻦ اﻟﺸﺎﻣﻠﺔ ج, ﻋﻮن اﻟﻤﻌﺒﻮد4 ص44ﻣﻦ اﻟﺸﺎﻣﻠﺔ
kebutuhannya. Karena orang miskin sejati mempunyai martabat sehingga ia tidak akan meminta-minta, itulah miskin sesungguhnya yang lebih berhak untuk menerima sedekah, bukan berarti orang yang minta-minta tidak miskin tetapi tidak sempurna kemiskinannya sebagaimana diterangkan oleh Imam Nawawi, Allah berfriman :
ْﻟِﻠْﻔُﻘَﺮَاءِ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ أُﺣْﺼِﺮُوا ﻓِﻲ ﺳَﺒِﯿﻞِ اﻟﻠﱠﮫِ ﻟَﺎ ﯾَﺴْﺘَﻄِﯿﻌُﻮنَ ﺿَﺮْﺑًﺎ ﻓِﻲ اﻟْﺄَرْضِ ﯾَﺤْﺴَﺒُﮭُﻢُ اﻟْﺠَﺎھِﻞُ أَﻏْﻨِﯿَﺎءَ ﻣِﻦَ اﻟﺘﱠﻌَﻔﱡﻒِ ﺗَﻌْﺮِﻓُﮭُﻢ (273 : ﺑِﺴِﯿﻤَﺎھُﻢْ ﻟَﺎ ﯾَﺴْﺄَﻟُﻮنَ اﻟﻨﱠﺎسَ إِﻟْﺤَﺎﻓًﺎ وَﻣَﺎ ﺗُﻨْﻔِﻘُﻮا ﻣِﻦْ ﺧَﯿْﺮٍ ﻓَﺈِنﱠ اﻟﻠﱠﮫَ ﺑِﮫِ ﻋَﻠِﯿﻢٌ )اﻟﺒﻘﺮة Ayat diatas dengan gamblang menjelaskan bahwa orang miskin tidak akan memintaminta karena mereka memiliki rasa Iffah atau self-esteem yang membuat mereka tidak akan menghinakan diri dengan menjadi pengemis. Dari ayat dan hadis diatas kita dapat meyimpulkan tentang teori keuangan mikro dalam Islam mencakup program bantuan charity kepada mereka yang membutuhkan, dengan kata lain keuangan mikro Islam adalah " program bantuan sosial kepada orang miskin dilanjutkan dengan memberikan pinjaman modal usaha dan jasa keuangan lainya sesuai dengan prinsip syariah ". 3. Permasalahan UKM Hasil penelitian tim UGM8 didapatkan beberapa permaslahan yang sering dihadapi oleh UKM. Data di bawah ini menjelaskan masalah yang dihadapi dari sisi produksi hingga pemasaran, antara lain : Dari aspek produksi masalahnya adalah : 1. Kualitas produk rendah 2. Kontinuitas produksi tidak terjamin 3. Inovasi produk rendah Dari aspek pembiayaan perbankan : 1. Syarat agunan belum mampu dipenuhi 2. Bunga pinjaman terlalu tinggi 3. Pelaku UKM enggan berurusan dengan perbankan, merasa prosedur pengajuan kredit yang rumit.
8
Pengentasan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan UKM Tim UGM Kerjasama dengan LPEM-FEUI dan PSP-IPB
4. Kurangnya sosialisasi dan informasi mengenai pinjaman lunak yang tersedia untuk mereka. 5. Sistem pembanyaran kembali kredit yang rutin menjadi beban bagi pengusaha yang penjualan produknya berfluktuasi. Dari aspek Sumber daya manusia masalah yang dihadapi: 1. Rendahnya jiwa wirausaha 2. Skill rendah 3. Tidak mau mengambil tindakan yang dirasa berisiko, sebuah tindakan hanya akan diambil jika mersa yakin bahwa tindakan tersebut pasti aman dan tidak memerlukan pemikiran yang rumit. 4. Puas dengan yang dijalani dan dicapai. Dari sisi Pemasaran/Promosi 1. Di daerah luar Jawa tidak ada sentra industri kecil, di Jawa terdapat banyak industri kecil yang belum dikelola secara optimal 2. Di luar Jawa tidak memiliki pelanggan tetap. 3. Jaringan pemasaran belum luas 4. Kurangnya event promosi 5. Tidak semua UKM mempunyai kesempatan untuk mengikuti pameran maupun promosi yang diadakan. 6. Di Jawa pemasaran sangat tergantung kepada pedagang perantara, baik took maupun perusahaan pengepakan dan pedagang besar, sebab produk masuk ke pasar menggunakan merek pedagang perantara 7. Pemasaran menggunakan merek terkenal tanpa lisensi. Dari sisi Kemitraan masalah yang dihadapi: 1. Kemitraan lebih banyak dalam bentuk pemberian modal lunak 2. Kemitraan dalam bentuk penciptaan jaringan pemasaran banyak ditemukan di DIY, tetapi tidak banyak untuk daerah lain. 3. Koordinasi antara pemberi pinjaman dan Pemerintah Daerah belum optimal/tidak ada 4. Sosialisasi program kemitraan sanagat kurang sehingga yang mengetahui program ini hanyalah UKM yang secara langsung memiliki hubungan dengan perusahaan Bapak Angkat.
Dari sisi Manjamen usaha 1. Mengelolaan usaha kurang professional 2. Manjemen usaha bersifat tradisional dam kekeluaragaan 3. Manajemen keuangan: tidak ada pemisahan antara keuangan keluarga dengan perusahaan 4. Manajemen bahan baku kurang diperhatikan 5. Tida ada perencanaan menyeluruh atas proses produksi dan pemasaran Begitu banyak permaslahan yang dihadapi UKM, karenanya membutuhkan sebuah program terpadu , berjenjang dan bertahap dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada. Islam dengan kekayaan intelektual dalam akad-akad fiqh yang telah disusun oleh ulama,
memeberikan
alternatif
solusi
yang
dapat
implementasikan
untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. 4. Program Keuangan Mikro Islam 9 Dari teori diatas, lembaga keuangan Mikro syariah mempunyai lima tahapan dalam menjalankan aktifitasnya sesuai dengan kaidah syariah, secara terinci program tersebut ialah : 1.
Charity Program, program bantuan langsung kepada fakir miskin yang membutuhkan tanpa pamrih dan murni
sebagai program sosial, karena
mereka sangat membutuhkannya. Dengan menggunakan akad sedekah dan hibah yang diatur dalam fiqh, para pelaku LKMS dapat menghimpun dana zakat, sedekah dan infaq yang dapat langsung disalurkan kepada mereka. Sebagai aksi kongkrit kepekaan dan kepedulian sosial, dilandaskan dari hadis yang menjelaskan tentang kewajiban orang mampu untuk peduli terhadap orang yang membutuhkan selaras dengan sabda nabi Muhammad : : أن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل، ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﮭﺎ (» ﻟﯿﺲ ﺑﺎﻟﻤﺆﻣﻦ اﻟﺬي ﯾﺒﯿﺖ ﺷﺒﻌﺎﻧﺎ وﺟﺎره ﺟﺎﺋﻊ إﻟﻰ ﺟﻨﺒﮫ « ) رواه اﻟﺤﺎﻛﻢ Bukan seorang mu'min jika ia tidur dengan perut kenyang sedangkan tetangganya kelaparan
9
Disarikan dari Presentasi LKMS oleh Andi Ihsan Arkam pada acara Training AISMIF di Aceh Maret 2008
2.
Program pinjaman, program ini menggunakan akad qardh yaitu pemberian pinjaman tanpa ada tambahan apalagi jaminan dan memberikan keluasaan kepada orang miskin untuk menggunakan dana tersebut sesuai dengan kebutuhanya. Dalam sebuah hadis nabi bersabda
ُﻗَﺎلَ رَﺳُﻮلُ اﻟﻠﱠﮫِ ﺻَﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ رَأَﯾْﺖُ ﻟَﯿْﻠَﺔَ أُﺳْﺮِيَ ﺑِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﺎبِ اﻟْﺠَﻨﱠﺔِ ﻣَﻜْﺘُﻮﺑًﺎ اﻟﺼﱠﺪَﻗَﺔُ ﺑِﻌَﺸْﺮِ أَﻣْﺜَﺎﻟِﮭَﺎ وَاﻟْﻘَﺮْض ﺑِﺜَﻤَﺎﻧِﯿَﺔَ ﻋَﺸَﺮَ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﯾَﺎ ﺟِﺒْﺮِﯾﻞُ ﻣَﺎ ﺑَﺎلُ اﻟْﻘَﺮْضِ أَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦْ اﻟﺼﱠﺪَﻗَﺔِ ﻗَﺎلَ ﻟِﺄَنﱠ اﻟﺴﱠﺎﺋِﻞَ ﯾَﺴْﺄَلُ وَﻋِﻨْﺪَهُ وَاﻟْﻤُﺴْﺘَﻘْﺮِضُ ﻟَﺎ ( ﯾَﺴْﺘَﻘْﺮِضُ إِﻟﱠﺎ ﻣِﻦْ ﺣَﺎﺟَﺔٍ ) رواه اﺑﻦ ﻣﺎﺟﮫ Pada malam Isra dan Mi'raj aku lihat di pintu surga tertulis " sedekah bernilai pahala 10 kali lipat sedangkan Qardh bernilai 18 kali lipat " aku bertanya kepada Jibril " kenapa Qardh lebih tinggi dari sedekah ?" jawab Jibril " Orang yang minta sedekah boleh jadi dia adalah orang yang punya, sedangkan Qardh pasti karena dia membutuhkan ( H.R. Ibnu Majah) Melalui akad ini LKMS dapat dengan langsung membantu kaum miskin dengan memudahkan proses pencairan dana pinjaman tersebut. Dan diyakini bahwa orang miskin tidak akan mengajukan peminjaman kecuali kepada pihak yang telah mereka kenal dan mereka mersa nyaman, karena sebelumnya LKMS telah memberikan bantuan langsung kepada mereka. Setelah hubungan ini berlangsung dengan baik maka LKMS meningkatkan hubungan melalui program berikutnya yaitu 3.
Program financing atau pembiayaan, program ini adalah tahapan lanjutan setelah memberikan bantuna tunai dan pinjaman Qardh, LKMS dalam upaya membantu proses pelunasan pinjaman tersebut, program ini mendidik kaum miskin untuk berusaha hidup mandiri dengan melakukan kegiatan dan usaha yang dapat menghasiulkan income dengan memanfaatkann pembiayaan yang diberikan LKMS. Akad fiqh yang dapat digunakan seperti Mudharabah, Musyarakah. Diharapkan dengan program tersbut kaum miskin meningkat taraf kehidupannya dan mendapatkan penghasilan tambahan dan dapat melunasi hutang sekaligus memiliki dan mempunyai dana lebih yang dapat ditabung. Dalam banyak ayat Allah menyuruh hambanya untuk berusaha dan bekerja demi terciptanya kemakmuran dibumi, antara lain firman Allah : (15 : ھُﻮَ اﻟﱠﺬِي ﺟَﻌَﻞَ ﻟَﻜُﻢُ اﻟْﺄَرْضَ ذَﻟُﻮﻟًﺎ ﻓَﺎﻣْﺸُﻮا ﻓِﻲ ﻣَﻨَﺎﻛِﺒِﮭَﺎ وَﻛُﻠُﻮا ﻣِﻦْ رِزْﻗِﮫِ وَإِﻟَﯿْﮫِ اﻟﻨﱡﺸُﻮرُ )اﻟﻤﻠﻚ
Setelah program ini berjalan baik, LKMS bergerak kepada program berikutnya yaitu 4.
Program Saving dan investment, pada program ini LKMS memberikan edukasi kepada kaum miskin agar tidak boros dan konsumtif ketika mendapatkan dana lebih, hasil dari jerih upaya yang telah dihasilkan akan tetapi bersifat ekonomis sebagaimana yang telah dijelaskan Al qur'an : َ إِنﱠ رَﺑﱠﻚ, وَﻟَﺎ ﺗَﺠْﻌَ ْﻞ ﯾَﺪَكَ ﻣَﻐْﻠُﻮﻟَﺔً إِﻟَﻰ ﻋُﻨُﻘِﻚَ وَﻟَﺎ ﺗَﺒْﺴُﻄْﮭَﺎ ﻛُﻞﱠ اﻟْﺒَﺴْﻂِ ﻓَﺘَﻘْﻌُﺪَ ﻣَﻠُﻮﻣًﺎ ﻣَﺤْﺴُﻮرًا (30-29 : ﯾَﺒْﺴُﻂُ اﻟﺮﱢزْقَ ﻟِﻤَﻦْ ﯾَﺸَﺎءُ وَﯾَﻘْﺪِرُ إِﻧﱠﮫُ ﻛَﺎنَ ﺑِﻌِﺒَﺎدِهِ ﺧَﺒِﯿﺮًا ﺑَﺼِﯿﺮًا )اﻹﺳﺮاء Pada saat yang sama mereka dikenalkan dengan jasa keuangan lainya seperti wadiah dan tabungan mudharobah agar tumbuh budaya menabung walupun sedikit. Karena sanagt penting bagi para pengusaha kecil tabungan, dan mereka mampu untuk itu. Setelah program ini berjalan dengan baik, maka LKMS naik kepada program yang terakhir yaitu :
5.
Micro Insurance, program yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat saling menanggung (risk sharing), sebagai wujud dan bentuk lain dari kepedulian kepada orang miskin lain. Pada program ini LKMS bisa menjadi penampung dana mikro asuransi dan mengelolanya serta memudahkan proses tanggungan tanpa administrsi yang berbelit-belit dalam memberikan manfaat atau tanggungan bagi anggota yang tertimpa musibah. Dengan demikian terwujudlah perasaan saling berbagi dalam suka dan duka, diantara kaum miskin dan dhuafa .
Inilah lima program pokok dan utama yang harus menjadi penggerak LKMS di masyarakat. Bila salah satunya terabaikan dikhawatirkan LKMS tidak bisa berjalan sesuai dengan misi dan visinya. Jika LKMS hanya terfokus pada program financing dan saving saja, maka tidak ada bedanya dengan micro Banking yang banyak di lakukan lembaga keuangan konvensional. Saat ini jika kita ingin berpartisipasi pada program pengentasan kemiskinan LKMS wajib menjalankan lima agenda pokok diatas. Kelima program tersebut merupkan pengejawantahan Islamic Micro Finance sebagai solusi dan pengganti sistem ribawi yang dibenci Allah dan rasulnya, hal ini dapat kita fahami tatkala Allah mengharamkan Riba pasti dilanjutkan denagn solusi, tidak berhenti pada aspek pengharamannya saja. Simaklah ayat-ayat dibawah ini
ُوَﻣَﺎ آَﺗَﯿْﺘُﻢْ ﻣِﻦْ رِﺑًﺎ ﻟِﯿَﺮْﺑُﻮَ ﻓِﻲ أَﻣْﻮَالِ اﻟﻨﱠﺎسِ ﻓَﻠَﺎ ﯾَﺮْﺑُﻮ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠﱠﮫِ وَﻣَﺎ آَﺗَﯿْﺘُﻢْ ﻣِﻦْ زَﻛَﺎةٍ ﺗُﺮِﯾﺪُونَ وَﺟْﮫَ اﻟﻠﱠﮫِ ﻓَﺄُوﻟَﺌِﻚَ ھُﻢ ) 39 : اﻟْﻤُﻀْﻌِﻔُﻮنَ )اﻟﺮوم ( 275 : ) اﻟﺒﻘﺮة.... ﻗَﺎﻟُﻮا إِﻧﱠﻤَﺎ اﻟْﺒَﯿْﻊُ ﻣِﺜْﻞُ اﻟﺮﱢﺑَﺎ وَأَﺣَﻞﱠ اﻟﻠﱠﮫُ اﻟْﺒَﯿْﻊَ وَﺣَﺮﱠمَ اﻟﺮﱢﺑَﺎ.... (276 : ﯾَﻤْﺤَﻖُ اﻟﻠﱠﮫُ اﻟﺮﱢﺑَﺎ وَﯾُﺮْﺑِﻲ اﻟﺼﱠﺪَﻗَﺎتِ وَاﻟﻠﱠﮫُ ﻟَﺎ ﯾُﺤِﺐﱡ ﻛُﻞﱠ ﻛَﻔﱠﺎرٍ أَﺛِﯿﻢٍ )اﻟﺒﻘﺮة Tiga ayat diatas dengan tegas menjelaskan solusi Islam atas sistem Ribawi, ayat yang pertam Riba disandingkan dengan Zakat, ayat kedua Riba disandingkan dengan Jual Beli, dan pada ayat yang ketiga Riba disandingkan dengan sedekah. Apa artinya? Ketika Allah mengharamkan riba atau menutup satu pintu yaitu Riba, pada saat yang sama Allah membuka 3 pintu yaitu zakat, sedekah dan jual beli, sehingga pintu-pintu yang halal tersebut dapat dimanfaatkn manusia dalam memenuhi kebuthan ekonominya. Maha benar Allah dengan segala firmanya. Dibawah ini gambar tentang solusi atas riba dan bunga
LARANGAN RIBA dan SOLUSI KEUANGAN SYARIAH SATU PINTU TERLARANG BERAGAM PINTU DIBUKA
30:39
RIBA
ZAKAT
COMPULSARY
Dan sesuatu riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak akan menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itula orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)
2: 276
RIBA
SEDEKAH
VOLUNTARY
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah……..
2: 275
RIBA
AL-BAY’
COMMERCIAL
….Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba …
sumber : modul pelatihan keuangan mikro LPPM Tazkia 2008
5. BMT di Indonesia Geliat keuangan mikro syariah di Indonesia diawali dengan tumbuhnya BMT-BMT di tanah air, hingga tahun 2006 tercatat ada : Tabel .4 10
No
LKMS
Jumlah
1
BPRS
89
2
BMT
2300
3
KOPONTREN
1200
4
KOPSYAH
40
5
BTM (Baytu Tamwil
120
Muhamadiyah) Jumlah
3749
Berikut kami kutip prinsip utama BMT, fungsi dan peranannya .11 Adapun prinsip utama BMT adalah sebagai berikut: 1. keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dengan mengimplementasikan primsip syariah dan muamalah Islam kedalam kehidupan nyata 2. Keterpaduan nilai-nilai spiritual dan moral dalam menggerakkan dan mengarahkan etika bisnis yang dinamis, proaktif, progresif, adil dan berakhlak mulia 3. kekeluargaan yakni mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, sehingga akan tumbuh rasa saling bmelindungi dan menanggung 4. kesatuan pola pikir sikap dan cita-cita antar semua elemen BMT 5. Kemandirian, berarti tdak bergantung kepada dana-dana bantuan tetapi senantias proaktif untuk menggalang dana masyarakat. 6. profesionalisme, yaitu semangat kerja yang tinggi dilandasi dengan dasar keimanan 10 11
Data dari Presentasi PNM, di Unsud Purwokerto 2006 Muhammad Ridwan, Sisdur pendirian BMT, hal 7-9 Citra Media Yogyakarta, 2006
7. Istiqomah dengan arti konsisten tanpa henti dan putus asa Fungsi dan Peranan BMT 1. mengidentifikasi,
memobilisasi,
mengorganisir,
mendorong
dan
mengembangkan potensi ekonomi anggota dan daerah kerjanya 2. meningkatkan kualitas sumber daya insani anggota menjadi lebih profesional dan Islami 3. menggalang dan memobilisir potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota 4. menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara kaya dan miskin untuk dana-dana sosial dan pengembangan usaha produktif . 6. Karakter Keuangan Mikro 12 Usaha mikro umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti 2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat 3. Belum melakukan manajemen/catatan keuangan yang sederhana sekalipun, belum atau masih sangat sedikit yang dapat membuat neraca usahanya; 4. Sumberdaya manusianya (pengusahanya) berpendidikan rata-rata sangat rendah, umumnya sampai tingkat SD dan belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai 5. Pada umumnya tidak/belum mengenal perbankan, tapi lebih mengenal rentenir atau tengkulak 6. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi nya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain: 12
Suharto Saat, Peranan Permodalan BMT dalam Pemberdayaan Sektor UMK, dari niriah.com artikel tgl 15 Februari 2008
1. Perputaran usaha (turn over) umumnya tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang. 2. Pada umumnya para pelaku usaha: tekun, polos, jujur dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
7. Keuangan Mikro di Negara-negara Muslim Yaman
Di negara tersebut terdapat LKMS bernama Hodeidah Microfinance Program (HMFP) didirikan pada tahun 1997 dengan modal bersumber dari Yemen Social Fund for Development, salah satu penyebab lambatnya pendirian LKMS tersbut adalah banyak orang miskin yang masih enggan dan sungkan untuk mengambil pembiayaan dari lembaga keuangan. Di daerah pesisir pantai dan pelabuhan tersbut HMFP memulai program keuangan hingga saat ini. Data di bulan Juni 2003 LKMS yang pertama ini di Yaman mempunyai 1770 anggota aktif, dengan 23% adalah kaum hawa. Range kredit yang disalurkan berkisar dari $ 300
hingga $ 1500. Dengan
skema utama yang digunakan adalah akad Murabahah dan pendekatan Group-based Methodology dan meniadakan penalti bagi mereka yang terlambat bayar. 13 Brunei Darussalam 14 Di negara kecil
yang kaya dengan sumber daya alam, LKMS belum banyak
mendapatkan perhatian, barangkali segmen market yang belum banyak melirik terhadap sektor tersbut. Baru pada akhir tahun 1999 pemerintah Brunei mendukung program keuangan mikro dengan mengembangkan SME Financing Scheme di bulan oktober, dan memperkenalkan skema mikro kredit di bulan April 2007. faktor utama yang memperlambat sektor ini adalah "Dutch Disease", kondisi warisan kolonialis Belanda yang lebih mengandalkan kekayaan Alam dan pada saat yang sama terbelakangnya sektor lain. Brunei sendiri masih mengandalkan Revenue dari sektor mineral tersebut, terlihat dari data dibawah ini 13
Chiarra Segrado, Islamic Microfinance and Socially Responsible Investmets, hal 15. paper dari University of Torino dan Dahlia A El Hawary, Islamic Financial Services and microfinance, paper Juni 2005 14 Hajjah Salam, MME in Brunei an Islamic Approach , paper for Islamic Conference on Inclusive Islamic Financial Sector Development , Brunei April 2007
Tabel 5 Estimated Revenue for 2007-8 Sumber Revenue
%
$ Millions
Minyak dan Gas
89,6
5,167.00
Non Migas
1.7
100.00
Jasa Pemerintah
8.7
499.34
100
$5,766.34
Filipina 15 Di negara ini, mayoritas muslim tinggal di daerah Otonomi Khusus Mindanao, pada tahun 2004 atas inisiatif pegiat NGO yang bernama Maria Theresa (non Muslim) dan akademisi didirikan LKMS dengan nama Islamic BUKO di daerah Basilan Mindanao, dengan 3 skema yang ditawarkan mikro kredit, mikro saving dan mikro insurance. Melalui skema Mudharabah dan Musyarakah pinjaman yang diberikan mempunyai karakter seperti di bawah ini Tabel 6 Siklus Pinjaman
Skala Pinjaman
Jatuh tempo
Pertama
P 2000 – 6000
4 bulan
Kedua
Up to P 9000
Sampai 6 bulan
Ketiga
Up to P 13,500
Up to 8 bulan
Keempat
Up to P 20,000
Up to 10 bulan
Kelima
Up to P 30,000
Up to 12 bulan
Kendala utama yang dihadapi BUKO dalam menjalankan program nya adalah aspek sdm, dari pengelola LKMS trersebut hingga anggota yang menyebabkan kredit macet karena habis dimakan (amortisasi).
15
Sandra Isnaji, A case study in Islamic MME Finance : Islamic Financial Services for Poverty Alleviation in the Autonomous Region in Muslim Mindanano, paper presented in Islamic conference on Inclusive Islamic Financial Sector Development , Brunei April 2007
8. Tantangan LKMS Dari gambaran yang ada di dalam negeri dan di luar tampaknya masalah yang masih mendominasi dalam pertumbuhan dan perkembangan LKMS di dunia adalah permaslahan SDM, hal ini dapat dimafhumi mengingat keberadaan LKMS yang masih seumur jagung, disamping kesadaran masyarakat dan kepedulian terhadap lembaga keuangam mikro ini yang masih sedikit. Salah satu bukti nyata adalah, jumlah tenaga kerja yang terserap dalam sektor mikro ini masih sangat sedikit, apalagi yang memiliki kapabilitas dan kemampuan yang cukup dalam mengelola dan mengatur keberlangsungannya. Dalam sebuah survey terungkap bahwa 39 % SDM LKM adalah lulusan SMA, 24 % SMP, dan hanya 9 % yang memiliki gelar sarjana. Sedangkan dari faktor usia 72 % mereka pada usia produktif (15-45 th). Belum lagi banyak dari mereka yang belum mendapatkan pelatihan dan training yang cukup. 16
Tabel 7 Kondisi Sdm Lembaga Keuangan Mikro High School 39.4% Junior High 24.4%
>= Diploma 9.5% Elementary 21.6%
Uneducated 5.1%
Tantangan lain yang dihadapi adalah legal aspek, yang masih lambat dalam mengimbangi perkembangan LKMS yang sangat menjamur. Padahal keuangan Mikro ini adalah sektor yang sanagt strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan.
16
Ascarya dan Yulizar, Redefine etc
Dalam kategori Bank Indonesia, LKM dibagi yang berwujud bank serta non bank. Untuk yang berwujud bank adalah BRI Unit Desa, BPR dan BKD (Badan Kredit Desa). Sedangkan yang bersifat non bank adalah koperasi simpan pinjam (KSP), lembaga dana kredit pedesaan (LDKP), baitul mal wattanwil (BMT), lembaga swadaya masyarakat (LSM), arisan, pola pembiayaan Grameen, pola pembiayaan ASA, kelompok swadaya masyarakat (KSM), credit union, dll. Meski BRI dan BPR dikategorikan sebagai LKM, namun akibat persyaratan peminjaman menggunakan metode bank konvensional, pengusaha mikro kebanyakan masih kesulitan mengakses. Terlebih bila keuangan mikro yang diidentikkan dengan penanggulangan kemiskinan, apakah kedua institusi tersebut melayani yang miskin ? Pertanyaan ini rasanya agak sulit dijawab. 17 Hal lain yang menjadi tantangan adalah kesadaran masyarakat di segala lapisan untuk mengenal dan mempelajari konsep LKMS, apalagi masyarakat miskin. Oleh karenanya diperlukan program Edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan demi terciptanya lingkungan yang kondusif untuk perkembangan sektor ini.. lebih-lebih lagi pemerintah pada tahun 2005 telah mencanangkan tahun keuangan Mikro. Hal ini perlu didukung dan disambut oleh segenap lapisan masyarakat. Tantangan lain yang dihadapi sektor ini adalah Globalisasi dan kompetisi bebas. Tergiur dengan market yang masih besar banyak Bank Umum membuat micro banking. Dengan dukungan modal dan infrastruktur yang kuat, mereka dapat penetrasi ytang cepat dengan skala yang luas ke market keuangan mikro. Sebagai contoh bank Danamon yang telah membentuk DSP (Danamon Simpan Pinjam), Allianz insurance yang telah membuka Islamic Micro insurance dan lembaga keuangan raksasa lain yang akan menyusul. Perlu kiranya aturan main yang jelas dari regulator dalam hal ini pemerintah pusat sehingga tidak terjadi kanibalisme sesama LKS. Tak kalah pentingnya kepada pelaku dan pegiat dalam lapangan ini agar selalu ingat tujuan utama berdirinya LKM yaitu dalam kerangka pemberdayaan bukan memperdayakan, karena masih banyak didapati masyarakat kecil diperdayakan untuk meraih keuntungan pribadi. Dengan kata lain atas nama kemiskinan menjual mereka tapi tidak menyalurkan sepenuhnya hak bagi orang miskin tersebut. Yang ada pemenuhan
17
Setyo Budiantoro, RUU LKM: janagan Jauhkan Lembaga Keuangan dari masyarakat. Artikel th 2003
kepentingan pribadi dan golongan tertentu lebih didahulukan daripada kepentingan masyarakt miskin.
Penutup Dari tulisan singkat diatas, kita menyadari masih banyak pekerjaan rumah (tugas) yang harus dilaksanakan. LKMS tidak akan bisa dengan sendirinya untuk mengatasi masalah kemiskinan yang begitu kompleks dan pelik, akan tetapi kita tidak boleh bersikap skeptis terhadap peranan dan fungsi LKMS, meskipun masih banyak kekurangan dan permasalahan yang ditimbulkan, fenomena LKMS adalah sebuah kebangkitan baru dan kesadaran yang harus diupayakan untuk selalu tumbuh dan berkembang. Mengingat program keuangan Mikro ini adalah sebuah aksi nyata dalam upaya mengurangi bahkan mengentaskan problem sosial kemiskian yang dapat menjerumuskan umat kepada kekufuran. Oleh karena itu segala kegiatan yang bersifat mendukung dan menunjang program LKMS merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari Tauhid dan Iman kepada Allah yang telah menganugerahkan manusia segala apa yang ada di muka bumi. Semoga Allah selalu membimbing kita kepada jalan kebenaran amin.
Referensi 1. Ascarya and Yulizar D.Sanrego
Redefine Micro, smalll and medium
Enterprises Clasiffication 2. Muhammad Ridwan, Sisdur pendirian BMT, Citra Media Yogyakarta, 2006 3. Chiarra Segrado, Islamic Microfinance and Socially Responsible Investmets, paper dari University of Torino dan Dahlia A El Hawary, Islamic Financial Services and microfinance, paper Juni 2005 4. Hajjah Salam, MME in Brunei an Islamic Approach , paper for Islamic Conference on Inclusive Islamic Financial Sector Development , Brunei 2007 5. Sandra Isnaji, A case study in Islamic MME Finance : Islamic Financial Services for Poverty Alleviation in the Autonomous Region in Muslim Mindanano, paper Islamic conference on Inclusive Islamic Financial Sector Development , Brunei 2007
6. Setyo Budiantoro, RUU LKM: janagan Jauhkan Lembaga Keuangan dari masyarakat. Artikel th 2003 7.
ج, ﺷﺮح اﻟﻨﻮوي ﻋﻠﻰ ﻣﺴﻠﻢ3 ﺻﻔﺤﺔ491ﻣﻦ اﻟﺸﺎﻣﻠﺔ
8.
ج, ﻋﻮن اﻟﻤﻌﺒﻮد4 ص44ﻣﻦ اﻟﺸﺎﻣﻠﺔ
9. http://www.profi.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=10&It emid=14, di ambil pada tgl 4 Mei 2008 10. www.yearofmicrocredit.org 11. Presentasi LKMS oleh Andi Ihsan Arkam Training AISMIF Aceh 2008 12. Presentasi PNM, di Unsud Purwokerto 2006