PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA, KUALITAS PENGELOLA, KUALITAS PENGURUS, DAN PERANAN PEMERINTAH TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KOPERASI. (KASUS KUD DI KABUPATEN BULELENG BALI) KETUT RANTAU Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Unud
ABSTRACT This research has been intended to find out the effects of member participation, management guilty, and Government Roles on Cooperatives performance, both the effect of the combination of those variables as well as the effect of individual variables are observed. Path analysis is used intensively in this study. This research was conducted in Buleleng regency, Cooperatives for samples taken were there those who have been concussed as KUD’S Mandiri. The members of KUD’s taken ware (n = 950) and the KUD’s management staff ware (n = 65) taken from the KUD’s for samples based on the term of the proportional allocation. Experiment using parth Analysis has show that, each of the variables (members Participation, the Management’s and of the Government’s roles) have positive effect and significant on the performance of the KUD’s. Key Words: Cooperatives, Government Roles, Mamber Participation, Managament Guilty
yang artinya kerjasama merambah dan
PENDAHULUAN
membersihkan hutan belukar untuk dijadikan
Sebelum koperasi diperkenalkan
kebun/ladang,
sedangkan
ke dalam masyarakat Indonesia, sudah
Massosok artinya kerjasama mengejar
ada bentuk kerjasama baik dalam
untuk menangkap atau membinasakan
kehidupan keluarga, maupun dalam
binatang. Di Jawa kita kenal gugur
lingkungan
seperti
gunung, bersih desa dan sebagainya.
Mapalus di daerah Minahasa (Sulawesi
Sedangkan di Bali dikenal dengan
Utara), yaitu kerjasama merambah
Subak.
hutan untuk membuka ladang. Mabble
karakteristik
masyarakat
yang
dan Massosok di kalangan orang-orang
demikian
diharapkan
koperasi
Bugis
dapat berkembang. Lebih-lebih dalam
masyarakat,
(Sulawesi Selatan). Mabbele
Sesuai itu,
dengan
sifat
dan
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33
1
(1)
telah
ditegaskan
bahwa
penelitian
:
berdasarkan
dicarikan
jalan
pemecahannya.
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
dan
Koperasi
atas
pada
umumnya
kekeluargaan”, selanjutnya di dalam
dihadapkan pada berbagai kendala,
penjelasan pasal itu dinyatakan bahwa
yang dapat berasal dari dalam koperasi
bangun usaha yang sesuai dengan asas
itu sendiri (internal) dari luar koperasi
kekeluargaan
(eksternal). Kendala
adalah
koperasi
lain : kurangnya partisipasi anggota
(Departemen Koperasi, 1984). Pelaksana
internal antara
dalam koperasi.
kegiatan ekonomi
yang lain adalah Badan Usaha Milik
Partisipasi merupakan kebutuhan
Negara serta Badan Usaha Milik
dasar bagi usaha koperasi, karena maju
Swasta. Kedua pelaksana kegiatan
mundurnya
ekonomi itu telah banyak memberikan
tergantung pada partisipasi anggota
sumbangan yang cukup besar terhadap
dalam
Produksi
(PDB)
pendidikan
serta
pertemuan,
Indonesia.
Domestik Sedangkan
Bruto peran
suatu
koperasi
berbagai
sangat
aspek,
dan
seperti
penyuluhan,
pembentukan
modal,
koperasi dalam kegiatan ekonomi di
pengembangan usaha dan komunikasi
Indonesia masih sangat terbatas. Pada
pembuatan
tahun 1986 sumbangan koperasi baru
1991).
program
(wirasasmita,
diperkirakan sekitar 5 persen, sisanya
Di samping kendala internal,
disumbang oleh kegiatan swasta dan
koperasi juga dihadapkan pada kendala
pemerintah.
eksternal. Menurut Harsono (1985)
Walaupun sumbangan koperasi
iklim dan lingkungan usaha yang
relatif kecil, namun karena fungsi
kurang serasi bagi sistem koperasi pada
koperasi yang strategis, maka berbagai
dasarnya merupakan hambatan utama
permasalahan serta kelemahan yang
dalam
dapat
Persaingan dan ancaman dari usaha
menghambat
koperasi mendapatkan
di
perkembangan
Indonesia perhatian
bukan
perlu
pengembangan koperasi
lingkungan
dalam
koperasi.
merupakan yang
unsur
merugikan
perkembangan koperasi. Kendala yang
2
lain
adalah
masalah
prakarsa
peranan
berlebihan
pada
menimbulkan
pemerintah
3. Permodalan
bagi
permodalan
kendala
keikutsertaannya
dalam setiap aktivitas koperasi.
pemerintah. Ketergantungan koperasi yang
dan
sendiri.
Lemahnya
koperasi
kemandirian koperasi tersebut bahkan
modal
ada tendensi untuk melemahkan dari
menjadi kurang mampu meraih
pada menguatkan
koperasi, karena
pangsa pasar.
tidak mendidik koperasi untuk mandiri,
4. Pengawasan.
melainkan
justru
ketergantungan
salah
menimbulkan
koperasi
sendiri
terutama
satu
koperasi
Pengawas perangkat
koperasi/KUD
kepada
hingga
sebagai organisasi
tugasnya
bertang-
pemerintah sehingga hal tersebut dapat
gung jawab melakukan pengawasan
menimbulkan, kesan pada masyarakat
dan pemeriksaan terhadap jalannya
seolah-olah
usaha serta organisasi belum dapat
koperasi
itu
adalah
berfungsi sebagai mestinya.
lembaga pemerintah. Dalam buku Evaluasi Pelita V
Di Kabupaten Buleleng terdapat
Daerah Tingkat II Buleleng Bali (1989-
14 KUD yang termasuk klasifikasi A.
1993) dinyatakan bahwa hambatan atau
Diantaranya
permasalahan
Dwiguna tidak aktif sejak tahun 1990,
yang
pengembangan
timbul
koperasi
dalam
1
ini berarti 99%
berkaitan
KUD
yaitu
KUD
KUD di Kabupaten
dengan 4 hal sebagai berikut :
Buleleng dinyatakan sebagai KUD
1. Kualitas
mandiri.
pengelola.
Kurangnya
kualitas/kemampuan para pengelola
Secara umum keadaan KUD di
koperasi hingga peluang-peluang
Kabupaten Buleleng Bali mengalami
usaha sebagai penunjang kemajuan
perkembangan dari tahun ke tahun baik
koperasi tidak dapat dimanfaatkan
jumlah anggota, maupun besarnya
dengan baik.
ekonomi (sisa hasil usaha, volume
2. Partisipasi dukungan
anggota. para
usaha, simpanan anggota, jumlah asset
Kurangnya anggota
dan cadangan).
dan
masyarakat terhadap perkembangan
Bertitik tolak dari uraian di atas,
koperasi tercermin dari rendahnya
timbul suatu pertanyaan sejauhmana
3
keberhasilan itu disebabkan oleh :
populasi (13 KUD Mandiri). Setelah
partisipasi anggota, kualitas pengurus,
KUD
kualitas
dilakukan pengambilan sampel untuk
pengelola
dan
peranan
sampel
diketahui,
pemerintah.
pengurus,
pengawas,
METODOLOGI PENELITIAN
karyawan
dengan
maka
manajer cara
dan
purposif.
Sebagai objek dalam penelitian
Jumlah sampel ini diambil sebanyak 8
ini adalah Koperasi Unit Desa (KUD).
responden pada setiap KUD sampel.
KUD yang dimaksud adalah
KUD
Masing-masing 3 responden untuk
dan
pengurus yakni ketua, sekretaris dan
Mandiri
yang
beroperasi
berkedudukan di Kabupaten Buleleng
bendahara,
Bali. KUD Mandiri tersebut merupakan
pengawas yaitu ketua dan wakil ketua,
KUD serba usaha dengan anggota
1 responden untuk manajer, dan 2
mayoritas
responden untuk karyawan. Dengan
petani.
Aktivitas
yang
2
maka
responden
menjadi objek penelitian adalah seluruh
demikian
kegiatan usaha KUD sebagai gambaran
untuk pengurus sebanyak 39, untuk
tingkat keberhasilan usaha KUD.
pengawas 26 responden, untuk manajer
ini adalah seluruh KUD Mandiri yang
responden.
ada
1. Pengambilan
lokasi
penelitian.
responden
13 responden, dan untuk Karyawan 26
Ukuran sampel dalam penelitian pada
jumlah
untuk
Dari
informasi yang di dapat bahwa jumlah
menggunakan
KUD Mandiri di Kabupaten Buleleng,
berikut:
sampel
KUD,
rumus
sebagai
(Z1-α + Z1 - β)2
Propinsi Bali sebanyak 13 (tiga belas) n
buah dengan jumlah anggota KUD
=
+3 (Z1)2
sebanyak 40040 orang. Jumlah KUD
Dalam hal ini Z1 = Z1 – Z2
Mandiri itu tersebar pada 9 Kecamatan yang ada di Buleleng. Mengingat
1
ukuran populasi yang kecil, maka
Zi =
penelitian ini dilakukan secara sensus.
2 i = 1,2 ……n
Dengan demikian ukuran sampel dalam penelitian ini sama dengan ukuran
4
(1 + P1) Ln (1 - Pi )
seperangkat variabel sebagai variabel 2. Sampel untuk responden anggota
penyebab
KUD, menggunakan rumus: =
variabel)
terhadap seperangkat variabel lainnya
Ni ni
(exogenous
yang
xn
merupakan
(endogenous
N
variabel
variabel).
akibat Dengan
Dimana :
analysis jalur dapat diketahui besarnya
ni = Jumlah responden anggota KUD
variabel dan dapat digambarkan secara
sampel dari KUD ke – i
dagramatik struktur variabel-variabel
Ni = Jumlah anggota KUD sampel
penyebab
Pada KUD ke I
dengan
variabel-variabel
akibat.
N = Jumlah seluruh anggota KUD
Untuk
sampel.
mengukur
kualitas,
dinyatakan secara ordinal dengan skor,
n = Jumlah seluruh respnden dari
yaitu
anggota KUD sampel.
melakukan
transformasi
dari
skala ordinal menjadi skala interval agar dapat digunakan analisis jalur.
3. Rumus
koefisien
jalur
(path
Metode yang digunakan dalam hal ini
analysis) adalah : (Ching Chun Li
methode of succesive interval yang
1974).
dikembang-kan oleh Hays (1969) 2
PyXi
=±
2
R yXi Xk–R XI–(XI)–Xk ________________________________ HASIL DAN PEMBAHASAN
1 – R2 xi – xk i = 1,2 ………… k
1. Pengaruh Partisipasi Anggota (X1) Terhadap Keberhasilan Usaha KUD (Y).
Analisis ini dikembangkan antara lain oleh
Sewall
(1934)
dalam
harun
Berdasarkan
perhitungan
Alrasyid 1993, Land (1969), Sudjana
diketahui
(1992) dan Ching chun Li (1975)
anggota (X1) memiliki pengaruh relatif
dengan tujuan menerangkan akibat
terhadap keberhasilan usaha KUD (Y)
langsung
dengan koefisien jalur sebesar = 52,1
dan
tidak
langsung
5
bahwa
faktor
partisipasi
persen. Angka ini termasuk kategori
keberhasilan usaha KUD (Y) dengan
tinggi, tetapi berdasarkan perhitungan
koefisien jalur sebesar 18,2 persen.
secara sederhana diketahui besarnya
Angka ini termasuk kategori rendah
pengaruh relatif X1 terhadap Y dengan
tetapi
mengabaikan
sederhana
variabel
lainnya
melalui
perhitungan
dengan
secara
mengabaikan
diperoleh hasil sebesar 0,6346 atau
variabel lainnya besarnya pengaruh
63,46 persen. Sedangkan
relatif X2
selebihnya
terhadap Y diperoleh
atau 0,3654 persen dipengaruhi secara
koefisien jalur sebesar 57,53 persen.
relatif oleh faktor lain di luar variabel
Sedangkan
ini. Dari perhitungan lain diketahui
persen dipengaruhi secara relatif oleh
pula bahwa faktor partisipasi anggota
faktor lain di luar variabel ini.
(X1) memiliki pengaruh nyata terhadap
Di samping itu kualitas pengelola (X2)
keberhasilan usaha KUD (Y) dengan
memiliki
koefisien determinasi sebesar = 33,08
keberhasilan usaha KUD (Y) yang
persen. Angka ini termasuk kategori
ditujukan oleh koefisien determinasi
rendah tetapi dalam perhitungan secara
sebesar
sederhana diketahui pengaruh nyata
termasuk
antara X1 terhadap Y sebesar 40,3
melalui perhitungan secara sederhana
persen (koefisien determinasi = 0,403).
diperoleh koefisien determinasi sebesar
Sedangkan selebihnya koefisien residu
33,1 persen (0,331). Selebihnya sebesar
sebesar 59,7 persen, dipengaruhi secara
0,669 persen dipengaruhi secara nyata
nyata oleh faktor lain di luar variabel
oleh faktor lain diluar variabel ini.
selebihnya
pengaruh
10,47
atau
nyata
persen.
kategori
42,47
terhadap
Angka
rendah,
ini
tetapi
ini. 3. Pengaruh Kualitas Pengurus Keberhasilan (X3) Terhadap KUD (Y).
2. Pengaruh Kualitas Pengelola (X2) Terhadap Keberhasilan Usaha KUD (Y). Berdasarkan
Berdasarkan
perhitungan
diketahui
bahwa
diketahui bahwa kualitas pengelola
pengurus
(X3)
(X2) memiliki pengaruh relatif terhadap
relatif terhadap
6
perhitungan faktor memiliki
kualitas pengaruh
keberhasilan usaha
jalur
sebesar 49,72, selebihnya atau 48,72
ini
persen dipengaruhi secara relatif oleh
tetapi
faktor lain di luar variabel ini. Peranan
melalui perhitungan secara sederhana
pemerintah (X4) memiliki pengaruh
diperoleh koefisien jalur sebesar 63,07
nyata
persen. Selebihnya atau 36,93 persen
KUD (Y) dengan koefisien determinasi
dipengaruhi secara relatif oleh faktor
sebesar
lain di luar variabel ini. Sedangkan
termasuk
pengaruh nyata kualitas pengurus (X3)
melalui perhitungan secara sederhana
terhadap keberhasilan usaha KUD (Y)
diperoleh koefisien determinasi sebesar
sebesar 17,73 (koefisien determinasi =
24,7 persen selebihnya 75,3 persen
0,1773). Angka ini termasuk kategori
dipengaruhi secara nyata oleh faktor
rendah, tetapi melalui perhitungan
lain di luar variabel ini.
KUD
(Y)
sebesar
dengan
28,1
termasuk
koefisien
persen.
kategori
Angka
rendah,
terhadap 16,50
keberhasilan persen.
kategori
usaha
Angka
rendah,
ini
tetapi
secara sederhana diperoleh koefisien determinasi
sebesar
39,8
persen.
5. Pengaruh Partisipasi Anggota (X1), Kualitas Pengelola (X2), Kualitas Pengurus (X3), Dan Peranan Pemerintah (X4) Secara Serempak Terhadap Keberhasilan Usaha KUD (Y).
Selebihnya 60,2 persen dipengaruhi secara nyata oleh faktor lain di luar variabel ini.
Berdasarkan perhitungan diketahui
4. Pengaruh Peranan Pemerintah (X4) Terhadap Keberhasilan Usaha KUD (Y). Berdasarkan
bahwa
partisipasi
kualitas
pengelola
(X1),
anggota (X2),
Kualitas
perhitungan
pengurus (X3), dan peranan pemerintah
diketahui bahwa peranan pemerintah
(X4) secara serempak berpengaruh
(X4) memiliki pengaruh relatif terhadap
nyata
keberhasilan usaha KUD (Y) dengan
KUD (Y) yang ditunjunkan oleh
koefisien jalur sebesar 33,2 persen.
koefisien determinasi = sebesar 77,78
Angka ini termasuk kategori rendah
persen. Angka ini termasuk kategori
tetapi
tinggi, sedangkan
melalui
perhitungan
secara
sederhana diperoleh koefisien jalur
7
terhadap
keberhasilan
usaha
selebihnya 22,22
persen dipengaruhi oleh faktor lain di
positif dengan keberhasilan usaha
luar variabel ini.
KUD. 3. Faktor kualitas pengurus dengan keberhasilan usaha KUD memiliki korelasi yang tinggi, baik langsung maupun tidak langsung. Kondisi tersebut sejalan dengan peranan
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
kualitas pengurus bagi keberhasilan usaha KUD. Kualitas pengurus akan sangat
Kesimpulan
membantu
lancarnya
Berdasarkan pembahasan hasil
keberhasilan usaha koperasi. Dari
penelitian dapat dikemukakan beberapa
hubungan di atas, melalui Path
kesimpulan sebagai berikut :
analysis terbukti bahwa kualitas
1. Faktor partisipasi anggota dengan
pengurus
memiliki
pengaruh
keberhasilan usaha KUD memiliki
terhadap keberhasilan usaha KUD,
korelasi yang tinggi, baik langsung
meskipun rendah. 4. Peranan
maupun tidak langsung. Kondisi tersebut
anggota
dengan
keberhasilan usaha KUD memiliki
sejalan dengan peranan
partisipasi
pemerintah
Korelasi
bagi
yang
rendah.
Dari
keberhasilan usaha KUD. Partisipasi
hubungan di atas, melalui Path
aktif
analysis terbukti bahwa peranan
anggota
akan
mem-bantu
pimerintah
lancarnya usaha koperasi.
secara
usaha
langsung
KUD,
maupun
pengaruh
terhadap keberhasilan usaha KUD,
2. Faktor kualitas pengelola dengan keberhasilan
memiliki
meskipun rendah.
baik
5. Partisipasi
tidak
anggota,
kualitas
langsung memiliki korelasi yang
pengelola, kualitas
tinggi. Hal tersebut sejalan dengan
peranan pemerintah secara serempak
pendapat para ahli bahwa tingkat
berpengaruh terhadap keberhasilan
kualitas
usaha KUD yang tinggi. Hal ini
pengelola
berhubungan
pengurus dan
sejalan dengan pengkajian di atas,
8
maka partisipasi anggota, kualitas
bangan
pengelola, kualitas
keberhasilannya.
peranan
pengurus dan
pemerintah
usaha
dalam
mencapai
memiliki
keterkaitan secara teoritis terhadap keberhasilan usaha KUD. Dengan demikian keberhasilan usaha KUD turut ditentukan oleh partisipasi anggota, kualitas pengelola, kualitas
DAFTAR PUSTAKA
pengurus dan peranan pemerintah.
Ching Chun, Li, 1974, Path Analisis a Primer University Profesor of Bromotry Graduate school of Public Health University of Prittsburgh.
Implikasi Kebijakan 1. Pengurus
perlu
mengevaluasi
memonitor
dan
kebutuhan
dan
keinginan anggota secara kontinyu, agar pelayanan yang diberikan KUD
Departemen Koperasi, 1984, Pedoman Pelaksanaan Instruksi Presiden R.I. Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD).
selalu sesuai dengan pelayanan yang diharapkan/diinginkan oleh anggota. 2. Perlu
diadakan
pendidikan
dan
latihan kerja yang lebih intensif, agar
para
meningkatkan
pengelola
Harsono, 1985 Faktor-Faktor yang Menentukan Keberhasilan KUD di Kabupaten Malang, Disertasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
dapat
pengetahuan
dan
keterampilannya dalam mengelola, baik usaha maupun manajemen
Hays, William, 1969 Quantification In Psychology, New Delhi, Prentice Hall Of India Private Limited.
organiaasi KUD secara efektif dan efisien. 3. Kepada KUD hendaknya diberi hak untuk
menolak
Sagimun, MD, Indonesia.
(memutuskan
1988,
Koperasi
sendiri) apabila program pemerintah dianggap
mengganggu
Wirasasmita Yuyun, 1981 Strategi Pembangunan Sektor Perkoperasian Yang Dapat Menggerakkan
keseim-
9
Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Koperasi. Semmar Nasional Bidang Ekonomi Dewan Pusat Golongan Karya, Bandung.
10