Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
KETERWAKILAN POLITIK KAUM PEREMPUAN di DPRD KABUPATEN KUBU RAYA Oleh: MUHAMMAD FAUZI NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email:
[email protected]
Abstrak Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan hambatan terhadap keterwakilan perempuan pada pemilu legislatif di Kabupaten Kubu Raya periode 2014-2019. Walaupun secara formal keanggotaan legislatif perempuan masih dibawah kuota 30% yang harus dipenuhi, tetapi telah memperlihatkan adanya keterwakilan politik yang baik. Budaya patriarki sulit diubah, namun dengan sedikit demi sedikit mengalami adanya perubahan dengan relatif mengenai kedudukan dan peran perempuan. Walau pada kenyataannya tidak berlaku bagi seluruh aspek perempuan yang memiliki tingkat pendidikan, tingkat ekonomi yang berbed-beda, akan tetapi cukup mempangaruhi bagaimana posisi kesetaraan gender yang terlihat didalam masyarakat. Partai politik juga berperan sebagai lembaga penghubung antara pemerintah dan rakyat serta sebagai lembaga yang berusaha mewakili kepentingan rakyat. Perwakilan politik harus merupakan cermin realitas sosial yang ada, para elit tidak hanya pencerminan dari unsur- unsur yang ada dalam masyarakat yang diwakili. Kuota 30% (persen) yang diberlakukan belum meningkatkan keterwakilan perempuan secara signifikan, ini dapat disimpulkan dengan hasil pemilu legislatif di Kabupaten Kubu Raya. Dari ketiga kendala penghambat keterwakilan perempuan seperti : kendala politik, kendala ideologis dan kendala sosioekonomi. Kata-kata Kunci : KeterwakilanPerempuan, Kendala, PemiluLegislatif.
POLITICAL REPRESENTATION OF WOMEN IN LEGISLATIVE ELECTION IN KUBU RAYA Abstract The purpose of this study was to describe the barriers to women's representation in legislative elections in Kubu Raya period 2014-2019. Although formally legislative membership quota of women is still below 30% which must be met, but has shown a good political representation. Patriarchal culture is difficult to change, but with gradually undergo a change in the relative position and role of women. although in reality does not apply to all aspects of women who have high levels of education, different economic levels - different, but quite how gender equality visible position in society. Political parties also acts as a liaison between government agencies and the people as well as institutions that seek to represent the interests of the people. Political representation should be a reflection of social reality, the elite is not only a reflection of the elements - elements that exist in society are represented. Quota of 30% (percent) imposed not significantly increase the representation of women, it can be concluded with the results of the legislative elections in Kubu Raya. Of the three constraints inhibiting the representation of women such as: political constraints, constraints ideological and socio-economic constraints that the political system constraints that constrain women in following legislative elections. Keywords: Women's Representation, Constraints, legislative elections.
1 MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Tahun 2012 Pasal
A. PENDAHULUAN
8
Ayat
2 (e) :
Menyertakan sekurang-kurangnya 30 % 1.
(tiga puluh persen) keterwakilan perempuan
Latar Belakang Masalah Saat menuju reformasi hampir semua
politisi
laki-laki
panggung
politik,
demokrasi
telah
berargumen bahwa memberi
di
atas
atas
nama
ruang
30%
pada kepengurusan partai politik tingkat pusat. Keterwakilan politik,
terutama
perempuan
dilembaga
dalam
perwakilan
(persen) untuk perempuan bisa masuk
rakyat sendiri sangatlah penting. Peran
menjadi anggota legislatif. Titik temu
partai politik sebagai salah satu pilar
keberhasilan suatu demokrasi ialah adanya
demokrasi memiliki fungsi pendidikan dan
keterwakilan perempuan dalam pengambilan
rekrutmen serta sosialisasi politik harus
kebijakan. Hal ini mengartikan jika suatu
terus
demokrasi tanpa perempuan adalah bukan
kesempatan bagi perempuan untuk belajar
demokrasi. Dengan ini maka perempuan
berpolitik
harus memanfaatkan ruang yang telah
tanggung
tersedia dengan eksistensi diri dan terus
strategis (tidak hanya administrasi dan
menggali potensi diri. Maka daripada itu
keuangan, meskipun juga merupakan bagian
partai politik berperan sangat penting untuk
dari keandalan perempuan).
ditingkatkan
praktis jawab
dengan
dengan di
memberikan
memberikan
posisi-posisi
yang
melakukan rekrutmen terhadap orang-orang
Akan tetapi juga dilibatkan dalam
yang berkualitas seperti kaum perempuan
proses pembuatan kebijakan agar perempuan
untuk diusung menjadi calegnya, karena
memiliki
kualitas caleg akan berpengaruh kepada
kontribusi yang signifikan seperti halnya
kualitas parlemen.
laki-laki.
Perempuan mempunyai hak dan kewajiban
untuk
menentukan pembangunan,
berpartisipasi
kebijakan terutama
kesempatan
Dengan
yang
adanya
sama
dan
keterlibatan
perempuan dalam politik dapat membawa
dalam
kaum perempuan menjadi wakil dari kaum
perkembangan
perempuan itu sendiri menuju ranah dalam
sesuatu
pengambilan
yang
keputusan.
Keterwakilan
berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan
perempuan dalam politik di badan legislatif
keterlibatan
politik.
pada umumnya mewakili rakyat melalui
Peluang perempuan dalam politik telah
partai politik. Dengan peluang yang ada,
tercantum dalam undang-undang No. 8
perempuan
perempuan
dalam
tentu
saja
dapat
mudah 2
MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
berpartisipasi
dalam
politik.
Adanya
c. Sumber daya keuangan yang dimiliki
kesempatan bagi kaum perempuan untuk
perempuan kurang mendukung dalam
belajar berpolitik dan perempuan dapat
aktivitas politiknya, sebab perempuan
dilibatkan
dalam
pembuatan
memiliki daya dukung keuangan lebih
kebijakan,
agar
memiliki
sedikit jika dibandingkan dengan sumber
proses perempuan
kesempatan yang sama dan kontribusi yang signifikan seperti halnya laki-laki, sehingga
daya yang dimiliki laki-laki. d. Masih
dapat menyuarakan kepentingan dan hak
rendahnya
tingkat
partisipasi
politik perempuan di Indonesia.
kaumnya
Tantangan
yang
akan
dihadapi
Namun disisi lain, selain peluang
politisi perempuan seperti ungkapan diatas
yang ada perempuan juga mempunyai
adalah faktor kultural adanya ketimpangan
tantangan dalam berpolitik yaitu (Mage,
gender yang lebih dekat dengan kuatnya
2013:201):
ideology patriarki yang diartikan sebagai
a. Nilai-nilai sosial budaya yang berlaku
dominasi laki-laki, atau aturan laki-laki di
ditengah masyarakat masih menempatkan
berbagai lembaga politik dan ekonomi.
laki-laki sebagai superior mengakibatkan posisi perempuan menjadi inferior dan termarginalisasikan.
Rumusan Masalah
yang
Berdasarkan latar belakang, maka
mewajibkan perempuan mengurus rumah
permasalahan dalam penelitian ini adalah
tangga,
atau
perempuan
Tradisi
2.
tradisi
yang
melarang
“Mengapa
mengemukakan
pendapat
DPRD
dalam kondisi apapun. b. Struktur
sosial
yang
(subordinasi)
Kabupaten
perempuan
Kubu
Raya
di
belum
mencapai kuota 30% ?”. menempatkan
perempuan sebagai warga Negara kelas dua
keterwakilan
Tujuan Penelitian
pelengkap,
a. Untuk mengetahui faktor politik
akibatnya relasi laki-laki dan perempuan
keterwakilan perempuan di DPRD
baik dalam hubungan keluarga (suami-
Kabupaten
istri)
mencapai kuota 30 %.
maupun
umumnya
atau
3.
relasi
gender
menempatkan
pada
Kubu
Raya
belum
perempuan
b. Untuk mengetahui faktor ideologis
sebagai pihak yang harus menerima
keterwakilan perempuan di DPRD
(obyek) daripada sebagai subyek. 3 MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Kabupaten
Kubu
Raya
belum
mencapai kuota 30 %. c. Untuk
mengetahui
salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik. Pemilu
faktor
sosio-
dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan
ekonomi keterwakilan perempuan di
rakyat.
DPRD Kabupaten Kubu Raya belum
memerintah secara langsung.
mencapai kuota 30 %.
Sebab,
rakyat
tidak
mungkin
Pemilihan umum merupakan saluran sistem demokrasi disuatu Negara. Hampir
4.
tidak
Manfaat Penelitian
ada
suatu
Negara
yang
tidak
Manfaat yang ingin dicapai oleh
menyelenggarakan pemilu, terutama Negara
penulis dalam pembuatan penelitian ini
yang berasaskan kedaulatan rakyat. Dengan
ialah:
pemerintahan rakyat, berarti rakyat memiliki
a. Secara teoritis manfaat penelitian ini, diharapkan
sebagai
kontribusi
kedaulatan,
tanggung
memilih
khususnya
pemerintahan,
tentang
keterwakilan politik perempuan di
praktis
diharapkan
pemumpinnya, mengurus
Pemilu hasil
dan
membentuk dan
melayani
rakyatnya (Astrid Anugrah, 2009:53-55).
DPRD Kabupaten Kubu Raya. b. Secara
hak
kewajiban untuk secara demokratis guna
terhadap pengembangan ilmu politik, studi
jawab,
berarti
mempercayakan
tokoh-tokoh
rakyat yang
penelitian ini dapat dijadikan sebagai
diyakininya untuk dipilih. Sebagai wakil-
bahan rekomendasi untuk partai
wakilnya
politik dan para perempuan yang
pemerintahan,
berkeinginan
rakyat, sebagai wakil-wakil rakyat untuk
menjadi
calon
legislatif.
untuk
mengawasi
sebagai
aspirasi
proses politik
membuat undang-undang menjadi landasan kepastian bagi semua pihak dilembaga pemerintahan, lembaga Negara, dan bagi
B. TINJAUAN PUSTAKA
semua penyelenggara Negara dan rakyat untuk
menjalankan
fungsinya
masing-
Pemilihan umum (Pemilu) adalah
masing. Semuanya adalah demi kepentingan
salah satu cara dalam sistem demokrasi
bersama dan demi mencapai kesejahteraan
untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan
untuk semua.
duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta 4 MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Sebuah negara yang menjalankan
dasarnya
hanya
calon
prialah
yang
pemerintahan secara demokrasi, sudah pasti
umumnya mempunyai hak pilih. Hal ini
melakukan pemilu secara langsung, umum,
tidak hanya terjadi pada model demokrasi
bebas, rahasia, jujur, dan adil, sebagai sarana
yang
bagi rakyat untuk memilih wakil-wakilnya
sedang
Sebagai negara hukum, maka selayaknya
berlangsung pada model demokrasi yang
pula pemilu didasarkan atas suatu undang-
sudah
undang yang berfungsi sebagai sistem dan
perempuan
media pedoman perilaku yang pasti bagi
parlemen di Eropa menjadi alasan adanya
pelaksanaan pemilu.
pelanggaran hak asasi terhadap hak-hak
baru
(demokrasi
dinegara-Negara
berkembang),
mapan.
tetapi
Tingkat
yang
juga
representasi
rendah
dibeberapa
fundamental tersebut diatas. Rule dan 1.
Zimmerman (dalam Agustino, 2007:232).
Kendala Politik Kaum
pria
sudah
sejak
lama
mendominasi arena ruang publik politik. Mereka memformulasi aturan main dan
2.
Kendala Ideologis Salah satu jargon ideologis yang
mereka juga mendefinisikan standar evaluasi
mengekang
dalam
tersebut.
adanya ungkapan yang mengatakan, “ketika
Keberadaan model politik/institusi/prilaku
perempuan menjadi politisi, ia berhenti
yang diformulasikan sekaligus didominasi
menjadi (seorang) ibu”. Kendala-kendala
oleh kaum pria menyebabkan perempuan
ideologis dan psikologis bagi perempuan
menolak
pria.
dalam memasuki ruang publik bukan hanya
Dewasa ini, lebih dari 95 persen Negara-
berupa jargon semata, tetapi juga ialah,
negara
hak
sebagai berikut: pertama, kondisi sosio-
demokratis yang paling dasar bagi kaum
kultural yang mengekang. Di banyak Negara
perempuan, yakni :right to vote dan right to
termasuk
stand for elections menurut teori ini hak
mengagungkan
untuk mencalonkan diri dalam pemilihan,
digunakan
untuk menjadi kandidat, dan melakukan
dimanfaatkan
pemilihan, didasarkan pada hak pilih atau
perempuan. Menurut logika sistem patriarki
right to vote. Namun dalam kenyataannya
peran utama perempuan ialah sebagai ibu
hak pilih perempuan dibatasi karena pada
dan istri. Dalam lelucon yang membudaya di
medan
budaya
didunia
arena
politik
politik
bergaya
menjamin
dua
aktivitas
di
perempuan
Indonesia sistem
untuk untuk
ialah
yang
terlalu
patriarki,
tradisi
menekan
bahkan
mendikte
peranan
5 MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Tatar Sunda bahkan kita mengenal ruang-
mereka tidak mempunyai pilihan kecuali
ruang yang harus dipenuhi oleh perempuan,
untuk meluangkan lebih banyak waktunya
yakni: dapur, sumur, dan kasur.
guna mengusahakan pemenuhan kebutuhan
Apabila terdapat seorang perempuan
dasar keluarga. Kaum perempuan terjebak
yang berkehendak untuk ikut andil dan aktif
dalam
kondisi
ketidak
dalam ruang publik politik, maka image-nya
thoughtlessnes.
dituntut untuk bersifat aseksual dalam
mampu memikirkan bagaimana mereka turut
berbagai sikap dan pernyataan, sehingga ia
serta dalam ruang-ruang publik oleh karena
akan semakin (berprilaku dan bertindak
disibukkan dengan kegiatan karikatif mereka
laku) “jantan”. Itulah sebabnya mengapa
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Kaum
berpikiran,
perempuan
tak
politisi perempuan pada umumnya, dalam ruang publik politik, berkuantitas sedikit. C. METODE PENELITIAN 3.
Kendala Sosio-Ekonomi Kondisi sosio-ekonomi memainkan
peran yang menentukan dalam rekrutmen
1.
Jenis Penelitian Penelitian ini pada dasarnya ingin
anggota legislatif perempuan pada ruang
mendeskripsikan
atau
publik politik, baik dalam demokrasi yang
Keterwakilan Politik Kaum Perempuan di
baru berkembang maupun pada demokrasi
DPRD Kabupaten Kubu Raya 2014-2019,
yang sudah mapan. Tidak perlu dikatakan
serta berupaya mengetahui faktor-faktor
lagi bahwa status sosial ekonomi perempuan
penyebab
dalam masyarakat mempunyai pengaruh
dalam mencalonkan diri di badan legislatif
langsung pada partisipasi perempuan dalam
Kabupaten Kubu Raya.
rendahnya
minat
melukiskan
perempuan
lembaga-lembaga publik formal. Partisipasi
Penentuan jenis penelitian yang akan
perempuan dalam ruang publik politik, di
digunakan adalah penelitian kualitatif sesuai
Indonesia,
kemiskinan,
dengan masalah sifat dan tujuan penelitian.
kurangnya pendidikan, dan kurangnya akses
Menurut Hadari Nawawi (2003:62) bahwa
informasi. Harus diakui bahwa adalah sulit
dalam penelitian ada empat metode yang
bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam
digunakan, yaitu:
dibatasi
oleh
kehidupan politik ketika perhatian utamanya
a) Metode Filosofis
adalah kelangsungan hidup keluarga. Dan
b) Metode Deskriptif 6
MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
c) Metode Historis d) Metode Eksperimen
2.
Langkah-Langkah Penelitian
4.
Subjek dan Objek Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah
ini adalah pertama menemukan ide umum
seluruh
tentang
tentang
Kabupaten Kubu Raya dan komponen-
keterwakilan perempuan, mencari informasi
komponennya yang terkait langsung dengan
pendukung, mempertegas fokus penelitian,
Keterwakilan Perempuan. Objek dalam
mengelompokkan bahan bacaan, membuat
penelitian adalah Keterwakilan Perempuan
catatan penelitian, review, memperkaya
di DPRD Kabupaten Kubu Raya. Adapun
bahan bacaan, penelitian kelapangan dan
Subjek penelitian ini terdiri dari :
mulai menulis (Zed, 2004 : 81).
a. Anggota Legislatif Perempuan DPRD
penelitian
yaitu
teori
Anggota
Legislatif
Perempuan
Kabupaten Kubu Raya; 2 orang. 3.
b. Partai Politik; staff Partai Demokrasi
Teknik Pengumpulan Data
Indonesia Perjuangan (PDIP)
a. Teknik wawancara mendalam Yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dan mendalam
c. Anggota Legislatif Perempuan yang tidak
kepada
subjek penelitian, guna pengumpulan
terpilih; 5orang. d. Tokoh Masyarakat Kubu Raya; 1 orang
data primer dengan mengacu kepada suatu
panduan
wawancara
yang
sudah dipersiapkan sebelumnya agar tidak
menyimpang
dari
tujuan
penelitian.
Yaitu penelitian
dokumen
Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif yang
dimaksud
instrumen
penelitian
adalah
peneliti sendiri. Maka dari itu, sebelum melakukan
b. Studi Dokumentasi
dengan
5.
yang
mempelajari pemerintah
hubungannya
dengan
penelitian
peneliti
terlebih
dilakukan
dahulu memahami metodologi sehingga
dokumen-
penelitian ini dilakukan dengan baik dan
yang
erat
proses-proses penelitian dilakukan dengan
materi
benar. Selain peneliti sendiri yang menjadi
penelitian dan di dukung oleh alat,
instrumen
dalam
penelitian
ini
juga
arsip-arsip dan dokumen.
menggunakan pedoman wawancara berupa 7
MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
alat
perekam,
dan
dokumentasi
data disajikan dalam bentuk narasi dan
menggunakan kamera (Sugiyono (2007:59).
tidak menutup kemungkinan penyajian data dilakukan dengan gambar-gambar
6.
matrik agar lebih mudah dimengerti
Teknik Analisis Data Dalam
penelitian
ini
penulis
menggunakan
pengolahan
data
melalui
semua pihak. c.
Penarikan Kesimpulan
analisis kualitatif. Analisis data kualitatif
Merupakan langkah terakhir dari suatu
adalah data berupa kumpulan berwujud
analisis data yang berusaha mencari arti
kata-kata dan bukan rangkaian angka serta
terhadap
tidak
berusaha menghubungkan data dengan
dapat
disusun
dalam
kategori-
kategori/struktur klarifikasi (Silalahi, 2010 :
data
yang
disajikan
dan
gejala sosial lainnya.
339). a.
Reduksi Data
7.
Teknik Keabsahan Data
Suatu kegiatan, proses penghalusan atau penelitian
data
yang
dilapangan
tersebut
diperoleh
untuk
lebih
Peneliti
menggunakan
triangulasi
sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data.
Dimana
dalam
menyederhanakan data yang diperoleh
triangulasi
dengan memberi kode, mengklasifikasi,
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
menelusuri
yang lain dalam membandingkan hasil
tema-tema,
membuat
adalah
pengertiannya
gagasan, menulis memo, dan memilah
wawancara
bagian-bagian
(Moloeng, 2004:330).
yang
tidak
relevan
dengan fokus penelitian.
teknik
terhadap
pemeriksaan
objek
penelitian
Denzin (dalam Moloeng, 2004:330), membedakan
b. Penyajian Data
empat
macam
Setelah kegiatan reduksi dilakukan,
diantaranya
kemudian
disajikan
penggunaan sumber, metode, penyidik dan
menjadi kumpulan informasi yang telah
teori. Pada penelitian ini, dari keempat
disusun,
sehingga
informasi
macam triangulasi tersebut, peneliti hanya
tersebut
dapat
kesimpulan
menggunakan teknik pemeriksaan dengan
data
tersebut
dari
ditarik
dengan
triangulasi
memanfaatkan
sementara yang akan diuji lebih lanjut
memanfaatkan
sumber
untuk
dipercaya.Adapun
untuk
mendapatkan
hasil
yang
yang mencapai
diinginkan. Pada umumnya penyajian 8 MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kepercayaan itu, maka ditempuh langkah
17 Juli 2007, Dewan Perwakilan Rakyat
sebagai berikut:
Republik Indonesia melalui rapat Paripurna,
a. Membandingkan pengamatan
data
dengan
data
hasil
telah
hasil
pembentukan Kabupaten Kubu Raya di
wawancara;
memberikan
persetujuan
atas
Provinsi Kalimantan Barat. Sebagai tindak
b. Membandingkan apa yang dikatakan
lanjut atas persetujuan Dewan Perwakilan
orang di depan umum dengan apa
Rakyat
yang dikatakan secara pribadi;
Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 2007
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang
tentang
penelitian
dengan
situasi
apa
yang
dikatakannya sepanjang waktu; d. Membandingkan perspektif
keadaan
seseorang
Pemerintah
Republik
telah mengesahkan Undang-undang Nomor 35
Tahun
2007
tentang
Kabupaten
Kubu
Raya
pembentukan di
Provinsi
Kalimantan Barat. Dengan pemekaran ini, dan
Kabupaten Kubu Raya menjadi Kabupaten
dengan
ke empat belas di Provinsi Kalimantan
berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas. Membandingkan
tersebut
Barat. Pembentukan daerah pemekaran ini,
hasil
dimaksudkan untuk memacu perkembangan
wawancara dengan isi suatu dokumen
dan kemajuan pembangunan serta untuk
yang berkaitan.
mempermudah akses pelayanan terhadap masyarakat,
dengan
muara
akhir
dari
pemekaran tersebut adalah terwujudnya D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
SejarahTerbentuknya
Kabupaten
kemakmuran
dan
masyarakat.
Muara
pemekaran
ini
kesejahteraan akhir
tentunya,
bagi
dari
proses
tidak
hanya
ditujukan bagi daerah yang dimekarkan,
Kubu Raya Kabupaten Kubu Raya merupakan Kabupaten
pemekaran
Pontianak
yang
dari
tetapi juga untuk daerah induk. Dengan
Kabupaten
demikian terdapat dua arah tujuan dari
berdasarkan
pemekaran tersebut, yaitu; ditujukan untuk
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2007
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
tentang pembentukan Kabupaten Kubu Raya
masyarakat di Kabupaten Induk, maupun
dibentuk
di Provinsi Kalimantan Barat. Pada tanggal 9 MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
untuk kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat di Kabupaten Pemekaran.
a. Membentuk
peraturan
daerah
Kabupaten/Kota
bersama
Bupati/Walikota. b. Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai 2.
anggaran pendapatan dan belanja daerah
Kedudukan dan Fungsi DPRD Berdasarkan Undang-undang Nomor
27 tahun 2009 pasal 341, DPRD merupakan
Kabupaten/Kota
yang
diajukan
oleh
Bupati/Walikota.
Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang
c. Melaksanakan
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
pelaksanaan
pemerintah daerah dengan tiga fungsi utama
anggaran pendapatan dan belanja daerah
yaitu : Fungsi Legislasi, fungsi anggaran dan
Kabupaten/Kota.
fungsi pengaawasan.
peraturan
d. Mengusulkan
Fungsi legislasi diwujudkan dalam membentuk
pengawasan
peraturan
daerah
pengangkatan
dan
dan/atau
pemberhentian Bupati/Walikota dan/atau
bersama
Wakil Bupati/Wakil Walikota kepada
Bupati, fungsi anggaran diwujudkan dalam
menteri dalam negeri melalui gubernur
menyusun dan menetapkan APBD bersama
untuk
pemerintah daerah, dan fungsi pengawasan
pengangkatan dan/atau pemberhentian.
diwujudkan terhadap
dalam
daerah
terhadap
bentuk
undang-undang
pengawasan
dan
peraturan
pelaksanaan lainnya, serta peraturan daerah, keputusan Bupati dan kebijakan lain yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
mendapatkan
e. Memilih Wakil Bupati/Wakil Walikota dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil Bupati/Wakil Walikota. f. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada
pemerintah
Kabupaten/Kota 3.
legislasi,
fungsi
melaksanakan anggaran
terhadap
rencana
fungsi
g. Memberikan
persetujuan
terhadap
fungsi
rencana kerja samainternasional yang
pengawasan, DPRD mempunyai tugas dan
dilakukan oleh pemerintah daerah dan
wewenang
Kabupaten/Kota.
sebagaimana
dan
daerah
perjanjian internasional di daerah.
Tugas dan wewenang DPRD Dalam
pengesahan
diatur
dalam
undang-undang nomor 27 tahun 2009 pasal 344 sebagai berikut :
h. Meminta laporan keterangan pertanggung jawaban
Bupati/Walikota
dalam 10
MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
penyelenggaraan pemerintahan daerah
politik sudah terpenuhi untuk ikut serta
Kabupaten/Kota.
dalam pemilu di Indonesia khususnya
i. Memberikan
persetujuan
terhadap
Kalimantan
barat.
Namun
demikian
rencana kerjasama dengan daerah lain
keterwakilan mereka di Legislatif khususnya
atau
di Kabupaten Kubu Raya masih kurang
dengan
pihak
ketiga
yang
membebani masyarakat dan daerah.
dibanding dengan jumlah politisi pria.
j. Mengupayakan terlaksananya kewajiban
Sehingga
dengan
perempuan
perundang – undangan .
memberikan pengaruh dalam pengambilan
yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang – undangan.
duduk
di
jumlah
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
k. Melaksanakan tugas dan wewenang lain
yang
kurangnya
Legislatif
keputusan di lembaga tersebut. Selain
rendahnya
keterwakilan
perempuan di Legislatif khususnya di DPRD Kabupaten Kubu Raya dalam segi kuantitas
4.
atau jumlah, maka gambaran lain yang
D.4 Hak DPRD Pasal 349 undang – undang Nomor
melengkapi yaitu persoalan kualitas dan
27 tahun 2009, DPRD Kabupaten/Kota
pengetahuan mereka di bidang politik.
mempunyai hak :
Selama ini perempuan yang duduk di
a.
Interpelasi
Legislatif, hanya memainkan peran sekunder
b.
Angket
dan hanya sebagai bahan maskulin sehingga
c.
Menyatakan pendapat
mencerminkan pengetahuan
rendah/kurangnya Perempuan
dalam
dunia
politik. Saat ini, masih kurangnya politisi E. FAKTOR
PENGHAMBAT
ataupun tokoh perempuan yang memiliki
POLITIK
pengetahuan yang luas mengenai berbagai
KETERWAKILAN KAUM
PEREMPUAN
DI
persoalan politik yang dihadapi masyarakat Indonesia. Masalah sensitivitas atau sikap
KABUPATEN KUBU RAYA
peduli terhadap isu-isu tentang perempuan Partisipasi
dalam
seperti soal: pelecehan seksual, kekerasan
berpolitik khususnya di Indonesia sendiri
terhadap perempuan, kesehatan reproduksi,
masih
gizi anak dan lainnya bukan menjadi ruang
terlihat
perempuan
minim.
Dengan
jumlah
partisipasi perempuan dalam setiap partai 11 MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
lingkup
agenda
mereka
para
penentu
kebijakan.
2008 tentang partai politik, “ (1) partai politik melakukan pendidikan politik bagi masyarakat sesuai dengan ruang lingkup
1.
Kendala Keterwakilan Perempuan Masyarakat
Indonesia
tanggung jawabnya dengan memperhatikan
yang
keadilan dan kesetaraan gender dengan
merupakan masyarakat dengan adat Timur
tujuan antara lain : a. peningkatan kesadaran
seringkali menganggap dunia politik adalah
hak dan kewajiban
ranah laki-laki. Sehingga tidak selayaknya
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
perempuan
masuk
politik.
bernegara ; b. meningkatkan partisipasi
Pemikiran
semacam
sebenarnya
politik dan inisiatif masyarakat dalam
merupakan suatu pemikiran yang bias
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
gender atau mencampur adukkan antara
bernegara
gender dan jenis kelamin. Padahal diantara
kemandirian, kedewasaan, dan membangun
keduanya berbeda.
karakter bangsa dalam rangka memelihara
kedunia ini
Permasalahan ini seringkali menjadi
persatuan
;
dan
dan
masyarakat
c.
kesatuan
dalam
meningkatkan
bangsa.
(2)
masalah pula bagi partai politik dalam
pendidikan politik sebagaimana dimaksud
merekrut
pada
kader-kader
berkualitas.
Ini
perempuan
menunjukkan
yang bahwa
pendidikan politik masyarakat khususnya
ayat
(1),
dilaksanakan
untuk
membangun etika dan budaya politik sesuai dengan pancasila.
kaum perempuan masihlah kurang atau
Jelas dan nyata bahwa partai politik
terlalu minim. Karena pegangan yang bias
memiliki
fungsi
untuk
memberikan
gender bahwa dunia politik adalah milik
pendidikan politik kepada masyarakat agar
laki-laki akan menghambat affirmative itu
dapat meningkatkan partisipasi politik dalam
sendiri, meskipun telah dibuat suatu regulasi
kehidupan perpolitikan Indonesia dengan
yang berpihak kepada perempuan.
keadilan gender sesuai dengan pancasila.
Namun kondisi ini menunjukkan bahwa sesungguhnya partai politik sendiri telah gagal dalam menjalankan fungsinya, fungsi
yang
dimaksud
yaitu
2.
Kendala Politik Dalam implementasi UU Pemilu
fungsi
2012, banyak tantangan dan kendala yang
pendidikan politik sebagaimana diatur dalam
harus dihadapi perempuan dalam mengikuti
pasal 31 undang-undang nomor 2 tahun
Pileg. Setiap partai harus menyertakan Caleg 12
MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
perempuan sedikitnya 30% dalam daftar
bagian
calon anggota partainya maupun non partai.
politik kaum perempuan.
Dengan
konsekuensi
sistem
dari
terhambatnya
keterwakilan
pemilihan
proporsional terbuka membawa masalah
2.
Kendala Ideologis
yang cukup berat bagi perempuan meskipun
Masih kentalnya budaya patriarki
30% Caleg perempuan dipenuhi, dengan
dalam masyarakat, membuat ruang gerak
demikian perempuan dan juga laki-laki akan
kaum
terpilih, karena rakyat memilih langsung
Perempuan diartikan sebagai mahluk yang
nama calon, bukan partai.
lemah dan tidak pantas untuk terjun dalam
perempuan
sangat
terbatas.
dunia politik.
F. KESIMPULAN
3.
Kendala Sosio-Ekonomi Pemilu tidak dapat dipisahkan dari
Dari
ketiga
penyebab
ekonomi. Bagi siapapun yang ingin terjun
politik
kedalam dunia politik maka perlu adanya
perempuan seperti faktor kendala politik,
persiapan modal yang besar. Bagi kaum
kendala ideologis, kendala sosio-ekonomi,
perempuan inilah hal yang juga menyulitkan
penulis
menyimpulkan
bila ingin terjun ke ranah politik. Perempuan
politik
lebih
terhambatnya
faktor
keterwakilan
bahwa
cenderung
kendala
terlihat
dari
dinilai masih adanya sifat hemat dan
pembahasan dan yang paling berpengaruh
kurangnya
pengalaman
terhadap keterwakilan perempuan dalam
sumber keuangan dibandingkan dengan laki-
dunia politik khususnya di Kabupaten Kubu
laki.
Raya.
dipertimbangkan bila seorang permpuan
Banyak
hal
dalam
yang
mencari
harus
terjun langsung kedalam dunia politik. 1.
Kurangnya rasa kepercayaan diri membuat
Kendala Politik Berdasarkan
pembahasan
yang
seorang perempuan sulit terwakili.
penulis lakukan bahwa kendala politik seperti: kendala kurangnya dukungan partai, kurangnya
promosi,
dan
penominasian
perempuan yang dilakukan partai adalah
13 MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
bermasyarakat,
G. SARAN
ini
dapat
berdampak
menyudutkan perempuan selalu dipandang Berdasarkan
kesimpulan
diatas,
lemah
dari
laki-laki
membuat
kaum
maka pada kesempatan ini penulis ingin
perempuan tidak mempunyai kesempatan
memberikan beberapa saran yang berkaitan
untuk menduduki partisipasi lebih menonjol
dengan
dari laki-laki dalam pengambilan kebijakan
keterwakilan
politik
kaum
perempuan di Kabupaten Kubu Raya ialah
dan keputusan.
sebagai berikut: 3. 1.
Dalam
Kendala Politik Perlu
Kendala Sosio-Ekonomi
adanya
evaluasi
dunia
politik
sangat
terhadap
dipastikan membutuhkan jumlah dana yang
pelaksanaan sistem pemilihan umum yang
cukup besar, setiap calon legislatif wajib
dinilai dan dirasakan diskriminatif terhadap
memiliki
kaum
mencalonkan
perempuan,segala
perbedaan
antara
yang
kaum
menjadi
laki-laki
persiapan diri
dana
dalam
sebagai
caleg.
dan
mempersiapkan
sejumlah
budget
perempuan maka akan memberikan dampak
mempersiapkan
mental
yang tidak baik untuk keputusan dan
dengan caleg laki-laki. Kemudian daripada
kebijakan yang akan dirasakan masyarakat.
itu, pemberdayaan kaum perempuan di
untuk
dan
bersaing
Kabupaten Kubu Raya perlu ditingkatkan. 2.
Kendala Ideologis Budaya patriarki yang selama ini
mengakar
dalam
didominasi
oleh
dihilangkan,
sistem kaum
karena
politik
yang
laki-laki
perlu
budaya
patriarki
memberikan dampak negatif, menjadikan adanya pandangan yang berbeda antara kaum
laki-laki
dan
kaum
perempuan
sehingga mempersulit kaum perempuan mendapatkan
hak
dalam
partisipasi
H. REFERENSI
1.
Sumber Buku :
Anugrah, astrid. 2009. Keterwakilan Perempuan dalam Politik. Jakarta: Pancuran Alam Agustino, Leo. 2007. Perihal Ilmu Politik Sebuah Bahasan Memahami Ilmu Politik. Yogyakarta : Graha Ilmu
politiknya. Sebaiknya jargon ini bisa digeser sedikit
demi
sedikit
dalam
kehidupan 14
MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Hadari, Nawawi (2003). Penelitian Bidang Sosial. Gajahmada Universitas press.
Metodelogi Yogyakarta:
Mage, Ruslan Ismail 2013. Berpolitik dengan Biaya Murah. Yogyakarta: Thafa Media. Moleong, J Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Refika Aditama Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
2.
SumberLainnya :
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2012, pasal 8 ayat 2 (e). Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2008, pasal 31 tentang partai politik.
15 MUHAMMAD FAUZI, NIM. E02110029 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
I
TINGGI
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124 Homepage: http://urmafis.untan.ac.id LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLlKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM / Periode lulus Tanggal Lulus . Fakultasl Jurusan Program Studi. E-mail addres/ lIP
: ..~.~~$t~~~
~.<MA~
:
.
:
~ 9.1~~.9.g.~
:
1··~~~~:M~1·~J.$··········~···\:············\ ..······
: r~~\~~:..; \~~~ ..~9..3~\
: ~.~~~.o~~~~\: :
.
::. ~.~
\
~~~i.~5..J~~\ ~~~(!,.
O~23..S.QQ~.1.~~.~
. ••••
. .
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif kelulusan mahasiswa (S 1), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa *) pada Program Studi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free. Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**) :
...~~~~.~~\~~\~\~\ ~.~ ..~f~~~~.~~~ ~ Pff2 ~~.~ ~j~
.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkanl mempublikasikannya di Internet atau media lain):
c:J Secara fulltex c:J content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku. untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. ini yang saya buat dengan sebenamya.
Catatan : *tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing (publikaiGovemanceIAspirasiiSociodevISosiologique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini harus di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)