Jurnal Sekretari. Volume 1, Nomor
f,
1-13
Mei 2009
KETERKATTAN ANTARA KEPRIBADIAN DENGAN
PRODUKTIVITAS KER'A rurusan
r"o",ff
ffi
,,?Jxtil?f,,"".
rndonesia
Abstrak Salah satu peMukung yang patut dimiliki seorang pekerja profesional agar dapat rnenghasilkan produktivitas kerja yang memuaskan adalah memiliki kepribadian yang positif. Motivasi merupakan perdorong suatu usaha yang mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Motiyasi merupakan bahan bakar yang menjalankan roda organisasi-organisasi sosial dari bangsa kepada keluarga sampai kepada pribadi-pribadi untuk bertindak demi mencapai tujuan. Dengan motivasi, manusia memiliki alasan untuk tetap gigih dalam memperjuangkan harapannya hingga terwujud. Motirasi merupakan hal yang sarpat penting yang harus dimiliki seseorangdalamkehidupannya.
Kata kunci: kepribadian, produKivitas kerja
Pendahuluan Kepribadian yang positif merupakan sumber daya bagi manusia untuk berproduki kerja yang memuaskan. Kepribadian dengan motilrasi positif ini akan membuat seseorang tetap gigih memperjuangkan harapannya hingga terwujud. Kepribadian ini penUrg dimiliki dalam kehidupan setiap orang. Iri hati, gila hormat, kesombongan, inferioritas, kesepian, keraguan dan pesimis, kemalasan, cepat memsa puas, apatis, merupakan sikap-sikap negatif yang dapat merusak motivasi seseorang.
Manusia patut mempunyai kepribadian positif sebagai sumber motivasi dalarn melakukan tindakan-tindakan yang bermanfaat, seperti untuk mempertahankan hidup, mempunyai tujuan hidup yang beradi dan dorongan untuk melakukan yang baik. Seorang pemimpin harus memilik motivasi dan mampu memotivasi omng lain. Namun, seringkali sulit untuk memotivasi diri sendiri, apalagi memotivasi orang lain. Langkah awal memiliki motivasi adalah berpikir positif, menghubungkannya dengan tujuan, serta menerapkannya dalam tindakan. Hal ini akan membargun rasa percaya diri, yang selanjutnya akan membangun motivasi diri. Lebih lanjut setiap karyawan yang memiliki motivasi adalah karyawan yang menghendaki agar suatu pekerjaan dapat selesai tepat waKu, disiplin dalam kerja, rendah hati, memiliki kesediaan dalam bekerja bagi atasannya. Seringkali seseomng memsa frustrasi menghadapi kehidupan. Orang tersebut telah kehilangan motivasi dalam dirinya, 1lndakan yang dapat dilakukan adalah membaca buku atau mendengarkan kaset-kaset yang memberi inspirasi, menyadari bahwa manusia
(rter-kai[an antara Kep:r:'zdi:n 0.:nnan Produkiivitas Kerja (Rose Sihtonoa)
seialL! daiam proses perLrbahan, jangan berusaha tei'lalu keras, jangan pernah nrengharapkan keliiCupan ini menjadi mudah, tetapi berdoalah untuk menjadi orang yang iebih kuat cji daiam rxenjalani kehidupan, iuangkan waktu untuk berlibur, r-nengevaluasi kembali sasara n-sasaran yang telah
d iteta pkan. Memang harus diakui bahwa motivasi merupakan sumber tenaga bagi manusia urituk bergerak. Jadi, motivasi merupakan sarana pemberi semangat dalam bekefla atau rnelar<,;kan sesuatu. Dengan memiliki motivasi, manusia memiliki alasan untuK tetap gigih Ca ia m memperjuang kan hara pa n nya hi ngga terwujud. l'4ciivasi adalah suatu usaha yang disadari yang mendorong, mengarahkan, dan nten;alankarr rcda organisasi sosial untuk bertindak demi mencapai tujuan. Dengan dernikian, memiliki motivasi bagi seseomng benrti memrliki tenaga yang mendorong, mengarahkan Cin untuk bertindak demi mencapai tujuan. Motivasi nrengharuskan seseomng untuk dapai mengatur dirinya sendiri demi tujuan yang hendak dicapai.
Motivasi Kerja dan Kepribadian Sejauh nrana seseorang dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam bekerja tergantung uari kemarnpuan dan kecakapannva. Setiap jenis pekerjaan menuntut pengetalruan, kecakapan, dan keterampilan tertentu, agar dapat menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. Pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yanE dimiliki seseordng menentukaii kesiap;nnya untuk suatu pekerjaan dimana hal ini tergantung dari peMidikan maupun pelatihan Ci perusahaan tempat bekerja. Pada sraI s+:Eeorang diterima bekerja di suatu perusahaan, perlu dijelaskan peran apa yang difuntut daripadanya oleh perusahaan sehingga seocing pekeqa memahami dan n^renyetujui bahwa apa yang diharapkan merupakan salah satu factor yang menentukan produktrviias kerlanya. iika tidak ada kesesuaian pendapat antara tenaga kerla dan prmpinan mengenai pemn tersebut, maka produktivitas yang tinggi dalam bekerja akan sulit
dicapai. Menurut Sedarmayanti (2004), disamping ketemmpilan, keahlian/kecakapan dan teknologi, produktivitas kerja dipengaruhi juga oleh sikap dan etika kerja, yaitu norma kerja yang disadari seseorang terhadap system nilai. Sikap dan etika kerja tergantung dan ori dan kepribadian seseorang, demikian pula, motivasi dan ke.;elasan peran serta tingkat kepenatan rnenentukan produktivitas kerja. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi kerja. Motivasi kerja baru dapat dirasakan kalau berhadapan langsung dengan situasi nyata di perusahaan. Konsep motivasi kerja yang cocok dan berhasil diterapkan di perusahaan tertentu belum pasti cocok untuk diterapkan di perusahaan lain, walaupun jenis perusahaannya sama. Oleh karena itu adanya kecenderungan untuk mencari satu pola motivasi kerja yang cocok untuk setiap perusahaan menjadi tidak sesuai. Sebagai satu sistem, satu perusahaan berbeda dengan perusahaan yang lain, baik dalam interelasi dan interdependensi dan bagian di dalam perusahaan, maupun interaksi dengan lingkungannya. Jenis tugas yang berbeda, berbeda juga motivasi kerjanya, dan tingkat persaingan yang berbeda akan berbeda pula motivasi kerjanya. Untuk organisasi
2
lurnal Sekretari, Volume 1, Nomor
l,
1-13
Mei 2009
yang struktur dan kepemimpinannya berbeda maka rencana dan cara pengendaliannya juga berbeda. Pada hakekatnya, setiap manusia mempunyai lingkungan hidup berbeda yang
pada gilimnnya akan menumbuhkan kebutuhan hidup yang berbeda
pula.
Mereka
meninggalkan rumah dan pergi ke tempat kerja dengan membawa hampan yang difokuskan pada pemenuhan kebutuhan karyawan beserta keluarganya. Di suatu perusahaan, seseorang bisa bertemu dengan rekan sekerja yang memiliki harapan yang berbeda prioritasnya. Apabila harapan tersebut terpenuhi, maka akan merasa puas tetapi jika tidak terpenuhi akan kecewa. Sebaliknya, perusahaan mempunyai tujuan tertentu yang mungkin berbeda dengan tujuan dari karyawan perusahaan. Organisasi mempunyai harapan kepada karyawan yang tidak selalu searah dengan harapan karyawan sendiri dan harapan organlsasi dalam banyak hal dapat berbeda dengan harapan karyawan. Perpaduan anbara dua hampan ini akan menentukan besar kecilnya resultante yang berupa produktivitas, sehingga perlu memadukan kepentingan organsisasi dan hanpan karyawan. Setiap tingkah laku manusia dikendalikan oleh intuisi, pengamatan, apa yang dipikir, yang dimsakan atau yang diketahui lebih dahulu. Tetapi bila kita bertanya, mengapa manusia berbuat abau bertingkah laku demikian, maka itu berarti menanyakan dan menghubungkan dengan motivasi.
Motivasi sebag a i Pendoron g Prod uktivitas Kerja Motivasi dapat diterangkan sebagai daya pendorong yang menyebabkan orang
berbuat sesuatu atau melakukan karena takut terhadap sesuatu. Seperti dalam hal keinginan untuk naik pangkat atau naik gaji, maka perbuatannya akan menunjang pencapaian keinginan tersebut. Perbuatan atau tindakannya bemrti kerja kems untuk meraih prestasi, menambah keahlian, sumbang saran dan lain sebagainya. Motif pendorong dalam dapat berupa kebutuhan untuk menyekolahkan anak di sekolah yang lebih baik, agar lebih terpandang di antara rekan sekerjanya atau lingkungan, dan kebutuhan untuk berprestasi. Dalam hal takut, yang menjadi motif atau motivatornya adalah perasaan takut itu sendiri, contoh: seor.rng pekerja akan bekerja giat karena takut pada atasannya, afau pekerja tersebut takut mendapat pemutusan hubungan kerja (PHK) Motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengumngi ketidakseimbangan. Dari pengertian motivasi tersebut dapat dikatakan bahwa tidak akan ada motivasi, jika tidak dimsakan adanya kebutuhan dan kepuasa n serta ketidakseimbangan. Rangsangan terhadap hal tersebut akan menumbuhkan motivasi dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan abau pencapaian keseimbangan. Motivasi kerja ialah besar kecilnya usaha yang diberikan seseorang untuk melaksanakan tugas pekerjaannya, dan jika motivasi rendah maka sulit diharapkan produktivi[as kerja yang tinggi. Berbagai factor yang mempengaruhi motivasi kerja seorang, diantamnya: atasan,
Keterkaitan antara Kepribadian dengan Pi'oduktivitas Keria (Rose Silitonga)
rekan, sarana fisik, Kebijaksanaan dan peraturan perusahaan, imbalan jasa, berupa uang
dan non uang,danjenis pekerlaandantantangan. Selanjutnya salah satu teori motivasi yang paling banyak dijadikan sebagai acuan adalah teori hirarki kebutuhan yang dikemukan oleh Abraham l'1aslow, yang memandang kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki, yang bemwal dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Maslow menyimpulkan bahwa apabila seperangkat kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan itu tidak lagi berfungsi sebagai motivator. Meskipun aspek hirarki dari teori Maslow masih dipersoalkan dan sering tidak dapat diterima, upaya yang dilakukannya untuk mengindentifikasi kebutuhan pokok cukup popular.
Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah sebagai berikut:
1. 2,
3. 4. 5.
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan untuk menunjang kehidupan manusia sepertt makanan, pakaian, tempat tinggal, tidur, dan pemuasan seks. I','iaslorv berpendapat bahwa apabila kebutuhan fisiologis belum terpenuhi secukupnya, maka kebutuhan lain tidak akan memotivasi manusia.
Kebutuhan akan rasa aman (security) adalah kebutuhan untuk tei'bebas
dari bahaya fisik dan rasa takut akan kehilangan pekerjaan, harta-benda, makanan, pakaian,
atau tempat tinggal.
Kebutuhan afiliasi atau akseptansi, adalah makhluk sosial yang membutuhkan pergaulan dengan omng lain, dan untuk diterima sebagai bagian dari yang !ain. Kebutuhan penghargaan (esteem needs). Menurut Maslow, apabila orang mulai memenuhi kebutuhannya untuk bergaul, mereka cenderung ingin merasa berharga dan dihargai orang hin, Jenis kebutuhan ini menghasilkan kepuasan seperti kuasa, prestise, status, dan keyakinan akan diri sendiri. Kebutuhan perwujudan diri (self-actualization). Maslolv memanciang hal ini sebagai kebutulranyang paling tinggi dalam hirarki kebutuhan. Kebuiuhan ini adalah kebutuhan yang menjadi sesuatu yang dicita-citakan dan dirasakan mampu
mewujudkannya untuk memaksimalkan potensi
dan mencapai sesuatu
yang
didambakan. Berdasarkan tingkatan hirarki di atas, identifikasi jenis-jenis kebutuhan jelas bermanfaat. lika kebutuhan fisiologis dan keamanan tidak terpenuhi, nraka dapat berdampak nyata terhadap motivasi. Tetapi kebutuhan-kebutuhan itu paCa dasarnya cukup elas*iis. Misalnya, seseo!-ang mungkin cukup puas rnempunyai pakaian dan tempat tinggal dengan kualitas tertentu, tetapi bagi yang lain mungkin tidak memadai. Penelitian menunjukkan bahwa pegawai rendahan sekalipun memiliki kebutuhan akan penghargaan dan perwujudan diri, meskipun hal-hal yang nrewakili status dan kebanggaan berprestasi bagi seseorang boleh jadi tidak cukup bagi yang lain. Seorang supervisor tingkat bawah mungkin sudah sangat senang memiliki kantor berukumn kecil yang sederhana, sedangkan seorang eksekutif teras hanya akan memsa puas apabila memiliki kantoryang besar dan lengkap isinya. Hasil penelitian dan analisis motivasi umumnya menekankan pentingnya membuat pekerjaan bermanfaat dan berarti. Hal ini berlaku bagi semua manajer dan pegawai biasa yang konsiten dengan teori motivasi, dimana factor-faktor isi pekerjaan seperti tantangan/ prestasi, pengakuan dan tanggung jawab dipandang sebagai motivator
4
1-,IJ
Jurnal Sekretari, Volume 1, Nomor 1, Mei 2009
yang sesungguhnya. Pengayaan pekerjaan hendaknya dibedakan dengan pemekaran pekerjaan. Teknlk pemekaran pekerjaan terutama dimaksudkan untuk mernbuat pekerjaan lebih bervariasi dengan menyingkirkan rasa bosan yang disebabkan oleh pekerjaan rutin yang beruiangulang" Pemekaran pekerjaan dimaksudkan untuk membangkitkan Eantangan, rasa penting
dan berprestasi dalam pekerjaan.
Suatu pekerjaan dapat diperkaya dengan membuat lebih bervariasi, tetapi dapat juga Ciperkaya dengan: 1. Lebih memberi kesempatan bagi karyawan untuk memutuskan tentang hal-hal seperti metode, Lrrutan, dan kecepatan kerja atau untuk mengambil keputusan-keputusan tentang dapat diterima atau ditolaknya bahan-bahan. 2. 3.
4. 5. 6.
Mendorong paftisipasi bawahan dan interaksi antar karyawan, Menimbulkan perasaan tanggung jawab pribadi dari diri karyawan atas tugas-tugas yang dilaksanakan. Mengambil langkah-langkah untuk memastjkan bahwa para pegawai menge"ohui kontribusinya dalam suatu produk yang dihasilkan dan kesejahteraan perusahaan. Memberikan umpan balik kepada pegawai tentang prestasi kerjanya. Melibatkan karyawan dalam analisis dan perubahan aspek fisik lingkungan kerja, sepedi tata letak kantor/pabrik, temperatur, cahaya penerangan, dan keberhasilan.
Peranan Kepribadian dalam Motivasi Kerja Berbicara tentang kepribadian tidak hanya menyangkut nilai lahiriah saja, melainkan menyangkut sikap total, baik dari segi fisik maupun psikis, serta sikap khas dari seseorang dalam cara berpikir dan bertingkah laku dalam nrenyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Pengertian kepribadian termasuk watak, nilai interinsik seseorang seperti keturunan, sifat negatif, motif, perilaku, ernosi, kemampuan dalam menghadapi dan menyesuaikan diri pada suatu situasi.
Masalah lain ialah
ciri
kepribadian yang dihampkan
dari
seseorang. lenis
pekerjaan tertentu menuntut ciri kepribadian tertentu. Dari smrang petugas penerima tamu dihampkan kelincahan dan keluwesan berkomunikasi, tetapi juga cukup tanggap dan siaga mental. Disamping ciri kepribadian yang khas untuk setiap jenis pekerjaan, ada pula ciri kepribadian yang diharapkan dimiliki oleh seomng pegawai, misalnya: langgung jawatr terhadap tugas, ketekunan, kemjinan dan pada tingkat pekerjaan tertentu, inisiatif, kemandirian, dan kemampuan mengambil keputusan. Nilai yang dianggap penting oleh pendidik untuk dikembangkan pada anak dldik adalah kemandirian dan kebebasan yang mencerminkan kepribadian yang kreatif dan mandiri. Tenaga kerja yang kreatif dapat membawa perkembangan dan inovasi dalam suatu perushaan. Unsur penting dari kreativitas ialah kelancaran fleksibilitas dan kemurnian serta keseimbangan dalam berpikir, mengemukakan gagasan, dan dalam melaksanakan keputusan.
Perlu diakui bahwa banyak hambatan yang datang dari lingkungan yang tidak memberi kesempatan untuk menggunakan potensi kreatif 'yang dimiliki oleh seseorang
Keterkaitan antara Keprihadian dengan Produktivitas Kerja (Rose Silrtonga)
misalnya, hambatan yang berasal dari kebudayaan tradisi yang berlaku, sehingga dapat disirnpulkan bahwa kepribadian seseoi'ang berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya.
Hadari dan Martini (1999) mengatakan bahwa tingkat ketegangan (stress) tertetrtu akan membuat situasi dapat mendorong produktivitas kerja, dan tingkat ketegangan yang tedalu tinggi akan menurunkan produktivitas kerja. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perlu ada tingkat ketegangan tertentu untuk mendorong karyawan bekerja supaya dapat lebih produktif. Tingkat ketegangan yang diperlukan tersebut tergantung dari ciri kepribadian masing-masing karyawan. Seseorang akan lebih cepat bekerja atau lebih cepat menyelesaikan tugasnya bila ada ketegangan tertentu, misalnya: adanya jadwal waktu yang ketat yang harus dipenuhi, adanya pengawasan atasan, pengejaran pencapaian target, dan ketakutan akan kegagalan dan sebagainya. Disamping itu perhatian atasan dan suasana kerja yang menyenangkan dapat menimbulkan atau minimal mempertahankan motivasi kerla dan kegairahan kerja seseora ng.
Dalam hubungannya dengan kepenatan, kegairahan kerja dapat dilihat secara situasi mental seseorang yanq berada di suatu keseimbangan yang mendorong orang tersebut untuk melakukan kegiatan dengan penuh semangat, sehlngga kepenatan menjadi kurang mempengaruhi. Jadi, kegairahan kerja mempunyai korelasi positif dengan produktivitas kerja.
psikologis, yaitu keadaan atau
Pribadi yang Produktif Pribadi yang produktif adalah individu yang mengembangkan dan menerapkan apa yang terbaik dari pribadinya. Pada hakekatnya, seseorang perlu mengetahui dengan baik,
baEaimana memelihara kesehatan, melatih kerja otak, agar produktif. Upaya agar mendorong kemauan, konsentrasi, daya ingatdan kreativitas, serta perlu mengenal emosi cribadi lengkap dengan upaya cam mengendalikannya. Singkatnya perlu mengenal diri sendiri secara utuh, memperbaiki diri yang kurang, mengurangi atau menqhilangkan factor yang negatit sert.r berusaha selalu melatih diri untuk menjadi manusia yang produktif. Manusra adalah makhluk yang mempunyai kesadaran dan kecerdasan tinggi, berafti mampu menycsuaikan perilaku berlandaskan pengalaman dan ntenerapkannya dalam
aktivitas. l(ecerdasan dan kesadaran diri mernbuat seseoranq mempunyai kapasrlas tertenu untuk nlaju, serta memperbaiki diri dalam konteks kehioupan. Kritik pada dirl sendiri secara jujur dan konstruktif perlu dilakukan secara terus -menerus. Disamping itu sumber kekuatan pribadi terletak pada pengetahuan diri sendiri yang merupakan perpaduan antara kelemahan, kelebihan dan kemampuan atau potensi yang
ada dalam diri sendiri. Kerja keras mungkin tidak menyenangkan, T,etapr keqa keras yang benar akan membuahkan hasil yang menggembirakan. Melakukan pekerjaan dengan antusias, bersemangat sampai selesai, merupakan titik awal bagi keberhasilan pribadi yang produktif. Pada suatu saat, mungkin kita dihadapkan pada suatu peker-jaan yang baru sehingga dapat muncul kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Namun, berkat besarnya semangat untuk melakukannya, akhirnya peker;aan baru dapat dilakukan dengan baik. Disini, seseorang dapat menemukan fakta penting, bahwa dalam mengembangkan
6
Jurnal Sekretari, Volume 1, Nomor 1, Mei 2009
1-13
kepribadian dimulai dari hal yang diketahuinya. Dari titik awal ini, selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik, apabila seseorang dapat mencurahkan seluruh konsentmsi pikirannya. Perlu disadari bahwa sebenarnya, masa depan dibangun atau ditentukan dari prestasi yang telah dicapai sekarang dan masa lalu. Pada awalnya dikembangkan keterampilan, lama kelamaan berkembang menjadi kepercayaan diri yang lebih mantap terhadap suatu bidang tertentu. Setelah seseorang dapat menguasai bidang tertentu, maka akan dicoba bidang lainnya dan memsakan kepuasan pribadi dengan apa yang telah dilakukannya. Bila seseorang dihadapkan pada sesuatu yang membangkitkan minat, maka pada dasarnya dalam dirinya akan timbul suatu daya yang mungkin tak terduga sebelumnya. Daya itu menjadi daya imajinasi yang menyebabkan seseorang berupaya atau menginginkan untuk berbuat sesuatu. Minat dapat menimbulkan kreativitas bagi seseomng, dan minat merupakan daya yang mendorong seseorang untuk bertindak, yang berarti berupaya untuk meraih sesuatu yang diinginkan, dan pada akhirnya dapat menciptakan suatu prestasi.
Kumpulan prestasi dapat menciptakan kepribadian seseorang menuju tingkat kehidupan yang diidam-idamkannya. lGrena manusia yang kreatif dan berprestasi adalah manusia produktif maka dari kepribadiannya yang produktif akan dapat membahagiakan bagi yang memilikinya. Selain itu, manusia yang berkepribadian produktif tidak boleh melupakan "penampilan". Triwidodo dan Kristanto (2004) mengatakan bahwa penampilan adalah keseluruhan yang disajikan kepada manusia lain, yaitu bagaimana berpakaian, bertingkah laku, beretiket, bersikap, termasuk bagaimana berbicara dan sebagainya, Walaupun sebaiknya jangan menilai seseorang hanya dari penampilannya saja, tebapi pengalaman menyatakan bahwa manusia membentukopini atas pandangan pertama. Orang yang kumng baik penampilannya, kadang-kadang dianggap remeh. Hal penting lainnya bagi pribadi yang produktif adalah ingatan yang baik, karena kemampuan berkonsentrasi memusatkan perhatian pada subyek tertentu akan mendukung kreativitas. Onng yang produktif, pada umumnya cukup kreatif, memiliki daya ingat yang cukup baik, cekatan dalam berpikir, maupun beftindak. Disamping itu, hal penting lainnya yang perlu dimiliki guna menunjang produktivitas adalah kesadaran akan nilai dan tujuan. Kesadaran akan tujuan adalah mengetahui kemana amh melangkah, dan mengetahui tanggung jawab perbuatan terhadap lingkungan. Dengan demikian seseorcng perlu memiliki kepercayaan atau keyakinan dalam menentukan tujuan, sehingga dapat menentukan masa depannya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada padanya, dan bukan sesuatu yang berupa angan-angan saja. Segala sesuatu yang ada sekarang sebenarnya merupakan hasil dari apa yang
dilakukan pada waktu yang lalu. Setiap pribadi mempunyai sarana dan daya untuk membentuk karakternya sendiri, namun, setiap individu perlu mempunyai pedoman, kesadaran akan nilai, sebelum memulai berpikir ke mana arah tujuan hidup.
Pengetahuan tentang latar belakang diri sendiri perlu diketahui atau disadari, sehingga dapat faham akan kekumngan dan kelebihan. Cam melatih kehendak agar menjadi pribadi yang dinamis adalah melalui disiplin diri. Pengetahuan akan diri sendiri akan menimbulkan rasa percaya diri. Percaya diri tidak saja menuntut kesadaran akan nilai dari kesadaran tujuan sebagai landasan untuk pengendalian kehendak, tetapi memerlukan pula untuk bebas dari
Keterkaitan antara Kepribadian dengan Produktivitas Kerja (Rose Silitonga)
halangan, seperti suasana hati, persaan rendah diri dan sebagainya. Hal tersebut memaksa individu untuk mengenal emosi diri sendiri, apakah seseorang dapat bekerja sama dengan orang lain, dan apakah dapat memanfaatkan masa senggang atau tidak. Faktor lain untuk menjadikan pribadi produktif, antara lain: (1) berusaha memahami seni berpikir dan menciptakan suatu gagasan; (2) berusaha memahami bagaimana menghasilkan yang terbaik dari pekerjaan; (3) memahami bagaimana menghadapi kegagalan atau keberhasilan; dan (4) berusaha memahami bagaimana merencanakan hari ini, hari esok, atau waktu yang akan datang. Pribadi yang produktif harus dibentuk secam bertahap dan jika mungkin dibentuk sedini mungkin. Produktivitas memerlukan perubahan sikap menbal yang dapat melandasi perubahan cara kerja ke arah yang lebih sempurna. Oleh sebab itu, peningkatan produktivitas perlu ditunjang oleh pribadi yang dinamis dan kreatif. Hanya individu yang memillki kepribadian yang kuat, dan cara berpikir dinamis yang dapat mencapai keberhasilan dalam kehidupan. Kepribadian dinamis ditandai oleh cara berpikir kreatif untuk menimbulkan gagasan baru, kegiatan konstruktif, dan rasa percaya diri. Besamya rasa percaya diri merupakan dasar a[au modal utama untuk menghadapi kemelut kehidupan maupun untuk mencapai keberhasilan dalam segala bidang. Menurut Geopper dan William (2@0), ada 13 langkah untuk menambah daya kreasi dan mengembangkan kepribaidan dinamis, yaitu : Membuka pikiran untuk mengutarakan baryak gagasan Membargkitkan sernangat untuk mendormg kepribadian yang dinamis. Memecahkan masalah dengan berhasil dan kreatif Memanfaatkan waktu secan opUmal, sehingrga menambah prestasi. Menyampaikan gagasan dan menimbulkan daya pikir dalam diri orang lain, Mengembangkan kepribadian dinamis, 24 pm sehari. Menambahpenghasilanpendapatan. Memperoleh sukses yang lebih besar dalam bidang yang dipilih Menjualgagasan 10. Memimpin dan mengajar orang lain dengan lebih efektif 1 1. Menjalani kehidupan rumah taqgga dan fi badi yang lebih dinamis. 12. MenikmaU hidup dan memanfaatkan kehidupan dengan lebih baik. 13. Menjadioft,ng yang lebih berhasil. Berusaha untuk mengembangkan diri sendiri menuju pro'duktivitas memerlukan upaya
1. 2. 3. 4. 5, 6. 7. 8. 9.
sungguh-sungguh dan kemauan keras, serta berkesinambungan, karena produktivitas merupakan proses jangka panjang, sehingga memedukan persiapan sedini mungkin. Kondisi fisik dan mental yang memadai merupakan landasan awal dari produktivitas yang lebih
tinggi.
Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bekerja, sehingga dapat meningkatkan produktivibas kerja. Pendidikan dan B
1-13
lumal Seketari, volume 1, Nomor 1, Mei 2009
pelatihan pada dasarnya dipandang sebagai investasi yang imbalannya dapat diperoleh bebempa tahun kemudian dalam bentuk pertambahan hasil kerja.
Peningkatan pendidikan dan pelatihan berdampak meningkatnya produktivitas kerja dan produktivitas kerja tercermin dalam imbalan yang diterima oleh yang bersangkutan (tingkat penghasilan). Perbedaan tingkat pendapatan tersebut tidak saja disebabkan oleh perbedaan tingkat pendidikan, tetapi juga oleh factor-faktor lainnya, seperti: pengalaman kerja, keahlian, sector usaha, jenis usaha, lokasi dan lain-lain. Pelatihan adalah salah satu Uentuf peningkatan produktivitas kerja, yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar perusahaan. Pelatihan yang dilakukan di luar perusahaan dapat berupa kursus, lokakarya atau pendidikan formal, dengan maksud untuk meningkatkan keterampilan pengawai, baik secara i.rorizontal maupun secara vertikal. Peningkatan secara horizontal berarti mempeduas aspek
atau jenis pekerjaan yang dikebahui, sedangkan peningkatan secara vertikal benrti memperdalam pengetahuan mengenai suatu bidang
tertentu. Apabila
pelatihan formal
betul-betul dikaitkan dengan penggunaan dalam pekerjaan sehari-hari maka dapat disimpulkan bahwa tingkat produKivitas seseoftrng juga rbanding dengan jumlah dan lamanya pelatihan formal yang diperoleh. Bertambahnya pelatihan dalam situasi kerja akan meningkatkan produktivihas kerja seseomng.
Kondisi Kesehatan, Fisik dan Psikis Kondisi kesehatan fisik sangat besar pengaruhnrd tertEdap semua pekerjaan, meskipun dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak banyak mempergunakan tenaga jasmani. Seseorang yang selalu terganggu kesehatannya, Udakakan pernah bekeqa secarzl berhasilauna dan berdaya-guna, meskipun sekdar bekerja di lirgkungan tata usaha. Kesehatan yang selalu terganggu, nrengakibaU
Keterkaitan antara Kepribadran dengan Produktivitas Kerja (Rose Silitonga)
Bakat dan Intelegensia Bakat dan intelegensia mempengaruhi tingkat produktivitas kerja seseorang. Bakat ialah suatu kondisi yang dimiliki oleh seseorang yang memungkinkannya dengan latihan khusus dapat mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Secara umum bakat dapat diartikan sebagai kemampuan dasar di bidang khusus yang menyebabkan individu melalui bakat yang dimilikinya, bila mendapat pelatihan dan kesempatan serta motivasi yang tepat, akan lebih memiliki kecakapan dlbandingkan dengan individu yang tidak berbakat di bidang khusus tersebut. Ada beberapa pekerjaan/jabatan yang memerlukan pengawai yang memiliki sifat kepribadian tertentu, seperti kejujuran, ketekunan, ketelitian, kebersihan, kesopanan, keramahan, kesabamn, dan sebagainya. Untuk keperluan tersebut jika tersedia tes kepribadian yang bersifat baku dengan bantuan seomng ahli di bidang yang dimaksud dapat dilaksanakan dalam kegiatan seleksi tenaga kerja baru.
Sumber Produktivitas Sumber produktivitas adalah manusia sebagai tenaga kerja baik secara individual maupun kelompok yang sepenuhnya terarah pada upaya merrari carit yarp memungkinkan manusia meningkatkan produktiviLasnya dalam bekerja, terutama be*enaan dengan peningkatan kualibas dalam pekerjaannya. Disamping itu juga berkenaan dengan sikap mental terhadap pekerjaan yang dipilihnya dengan segala ketentuan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Litaeur (1996) mengatakan, manusia sebagai tenaga kerja agar produktif harus mampu mendayagunakan 5 sumber kerja, yaitu: Penggunaan pikiran. Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika untuk memperoleh hasil yang maksimal dipergunakan cam kerja yang paling mudah, dalam arti tidak memerlukan banyak pikiran yang rumit dan sulit. Sebaliknya card bekerja yang banyak mempergunakan pikiran yang rumit dan sulit, jika hasilnya kurang atau sama dengan hasil yang diperoleh dengan cara yang mudah, rnenggambarkan produktivitas kerja rendah. Penggunaan waktu. Produktivitas dari segi waKu berkenaan dengan cepat atau lambatnya pencapaian suatu ha$l dalam bekerja. lika untuk mencapai hasil tertentu diperlukan waKu yang sirgkat, benrti produKivitas kerja tinggi. Sebaliknya, dengan hasil yang sama, jika dicapai dalam waktu yang lebih lama, berarti produktivitas kerja rendah. Dengan kaba lain semakin singkat jangka waktu yang dipergunakan untuk
1.
2.
mencapai hasil
3.
yarg terbanyak dan terbaik, menunjukkan semakin
produktif
pelaksanaan suatu pekerjaan.
Penggunaan ruangan. Suatu pekerjaan dikatakan produktif bila menggunakan ruangan yang luasnya wajar, sehingga tidak memerlukan mobilitas yang jauh. Pemakaian ruangan yang banyak dan luas, akan memperpanjang jarak tempuh tenaga kerja yang harus mewujudkan kerja sama dengan omng lain dalam melaksanakan pekerjaan. Pekerjaan akan produktif jika sejumlah pegawai yang perlu bekerja sama
10
Jumal Sekretari, Volume 1, Nomor
l,
1-13
Mei 2009
dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing ditempatkan dalam satu ruangan atau berdekatan satu dengan yang lain. Dengan demikian jarak untuk hilir mudik guna mewujudkan hubungan kerja menjadi pendek dan hemat. Demikian pula pekerjaan menjadi kurang produktif, jika jumlah pegawai yang bekerja dalam ruangan kumng dari daya tampung ruangan tersebut. Peroduktivitas reMah jika dalam satu ruangan bekerja terlalu banyak pegawai, sehingga semuanya tidak dapat bekerja secara baik dan benar.
Produktivitas Daya Guna Produktivitas kerja lebih ditekankan pada ukuran daya guna melaksanakan pekerjaan yang menyentuh aspek ketepaLan, kecermatan dan sikap terhadap pekerjaan. Ketepatan dan kecermaban dihubungkan dengan metode/cara bekeria dan peralatan yang tersedia. ProduktitiviLas kerja tinggi jika prosesnya berlangsung menurut prosedur dan mekanisme yang tepat dan cermat atau yang dinilai terbaik dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Hasil kerja karyawan secara kuantitatif tidak segera dapat diamati, namun ketepatan dan kecermatan menggunakan metode atau alat sebagai indicator yang menjamin kualibas hasil yang akan dicapai selalu dapat diamati. Dalam keadaaan seperti itu berarti dayaguna dapat bemrti produktif. Dengan kata lain pekerjaan yang dilaksanakan secara berdayaguna merupakan pekerjaan yang produktif. Woworuntu (1998) menyebutkan suatu pekerjaan dikatakan produktif, jika penggunaan material/bahan baku dan peralatan lainnya tidak terlalu banyak yang terbuang dan harganya Udak terlalu mahal, tanpa mengumngi mutu hasil yang dicapai dan pekerjaan tersebut dikabakan hemat.
Daya guna dalam bekerja yang berarti produktiviias kerja tinggi mengandung indikator sebagai berikut: Metode atau cara bekerja yang dipergunakan adalah yang terbaik/paling tepat, untuk mencapai hasil yang maksimum dari segi kuantitas dan kualitas. Pemlatan yang digunakan merupakan yang terbaik atau paling serasi dengan metode/cara kerja yang dipilih. Peralatan dipelihara dan dipergunakan secara maksimal, sehingga tercapainya hasil yang terbaik dari segi kuantitas dan kualitas. Penggunaan metode/cara bekerja dan telah memperkecil atau meniadakan hambatan kerja, sehingga hasil maksimum dapat diwujudkan. Penggunaan metode/cara bekerja dan alat tidak mengandung resiko yang merugikan dalam proses bekerja dan hasilnya. Terutama memiliki jaminan yang tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Setidaknya resiko harus lebih kecil daripada jika mempergunakan metode/cara bekerja dan peralatan yang lain. P+3awai merniliki krativiias, inisiatif dan sikap bekerja yang tepat, teruiama ;ika menghadapi hambatan yang timbul selama bekerja, tupek ini menyangkut juga kesediaan dan kemampuan memperbaiki alat jika mengalami kerr.rsakan agar tetap berfungsi secara maksimal. Efisiensi kerja tampak dari disiplin atau dedikasi, loyalitas kerja dan moral//semangat kerya. Produktivitas kerja dalam arti daya guna menempatkan manusia sebagai raktor penting, yang rnemerlukan pendayagunaan secara tepat. Ketepatan pendayagunaan manusia tidak berarti sekedar menempatkannya sebagai alat atau obyek untuk mewujukan
1.
2. 3.
alat
4.
5.
11
Keterkaitan antara Kepribadian dengan Produkuvitas Kerja (Rose Slitonga)
produktivitas yang tinggi. Ketepatan pendayagunaan manusia harus dilihat dari aspek manusiawi, yang jika dikelola secam baik dan benar akan memungkinkan diwujudkannya produktivitas yang tinggi melebihi produktivitasnya bilarnana sekedar drperlakukan scbagai alat atau obyek keqa.
Kegiatan meningkatkan produktivitas harus dirnulai dari upaya nrcnumbuhkan
dcrongan ataiJ nioii','asr supaya sukses dalam melakg:nakan pckcriaal, Lrei-l..rsarkan kesacaran. Bilamana nroiivasi telah dimiliki, maka diharapkan akan ber kembang p.rrasaan bertanggung .)aviaD terhadap pek:eqaannya, kemudran menumbuhkan kesedraan iku'. berpartisipasi dalam mencapai tu;uan organsiasi kena melalui peiaksanaan tuqas secara maksimat. Kondisi tersebut akan mendukung terwujudnya produktivitas ker';a sebagaimana dihampkan atau sesuai dengan kepercayaan yang diberikan pada yang bersangkut.rn
Kesimpulan Motivasi merupakan sumber tenaga bagi manusia untuk melakukan pekeqaan. Dengan motivasi, manusia memiliki alasan untuk tetap gigih dalam mempequangkan harapannya hingga terwujud. Motivasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki dalam kehidupan seseorzrng.
Motif didasarkan atas kebutuhan dimana sebagian dari kebutuhan itu adalah kebuiuhan prinre; seperti kebutuhan fisiclogis akan air, udara, makarr, seks, tidur dan tem;,31 trnggal. Kt:butunan lain daoat drpandang sebagai keDuiuhan se irundei' seo,:iti ir.ebuttiitar diiair Iiarlj.r rjiri. st:ii.:-s, aiiiiasr dengan orarrE lain, tl;Siir Sa-varrg, n:eS.;tSi crjr.: ireir.)iliJiai.i cii-i. Kecuiuhan-kr:bui.uha:-i tei seDui bei-beda-berla dalani rrtieitsiios ir<.irr w.lr'.r.u k: !'rat.'.'-.r.'1; masing-nrasrilg orail. I'4airusia mengaiur pengquriaan sumbei- kerle beruna ptkrra,t, lrri-i(,q,], la)mar;: -, '.v:kt...:, iuai,ra;i,f.li: meieriaULrahan bakLi dan u;-irtg. DiSarrrOrri.-r iL{.t In3rrusi;. Lirt y3i-:g '--mlrlI ilenq.juilaail iailan, bShJn baku darr mesrn seria aiai dai.larl o,:i.e i ',- a,lloui: i,;:tr;iiain teriet.rk par;a dirrnya sendrn berupa keterampiian can keahlian ataLt r.crita',ni-rt1;;1 [1g1:--:li yang sclalu dapai ditingkatka:,.
Daftar" Pustaka Goei,:r; C.G., and \';.O. Uranecll, (20011) 13 Langkah l"'ienuju Keprii.'adi:n \2rr3 Diirainis lakafra: Pionii Jaya. Hadarr,
l{., dan il. l,lartini, (1999) Administrasi Ker1a, Jakarta:
Liitauer,
F.,
,
Personel Untuk Peningkatan Prcdul<'.ivitas
CVHaji Masagung.
(1996) Personality Flus, Jakarta: Binarupa Aksara.
Sedarrrayanti, (2004) Pengembangan Kepribadian Pegalvai, Bandung: Penerbit CV. Mandar Maju.
LI
Jumal Seketari, Volume 1, Nomor 1, Mei 2009
1-13
PT Triwidodo, T., dan D. Kristanto, (2004) Pengembangan Kepribadian Sekretaris, lakarta:
Gramedia.
'
Wawarontu,T.,(1998) ManajemenUntukSekretaris,Jakarta:PTGramedia'
13