KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DAN FAKTOR PENYEBABNYA (STUDI DESKRIPSI PENELITIAN TERHADAP SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 KENDARI)
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Koperasi Jurusan Pendidikan Ekonomi
OLEH MUHAMAD RICOH A1A1 09 066
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
iii
iv
ABSTRAK MUHAMAD RICOH, A1A1 09 066 “Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi dan Faktor Penyebabnya (Studi Deskripsi Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Kendari).” Dibimbing oleh Jafar Ahiri sebagai pembimbing I dan Rizal sebagai pembimbing II Penelitian ini berawal adanya masalah-masalah dalam pembelajaran ekonomi siswa di SMA Negeri 9 Kendari, dimana ditemukan beberapa siswa yang memperoleh hasil belajar yang tidak mencapai standar kelulusan dalam ulangan dan adanya siswa yang terindikasi tidak aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)Untuk mengetahui adanya kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari, dan 2) Untuk mengetahui factor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 9 Kendari. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif-deksriptif yang menggambarkan secara umum tentang kesulitan belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari dan faktor penyebabnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) kesulitan belajar siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari, hal ini dapat dilihat dari: (a) Aktivitas beberpa siswa kelas X yang kurang aktif dala kegiatan belajar mengajar ekonomi di kelas, dan (b) Ketidaktercapaian indikator hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yang ditandai dengan kesulitan memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan mengindikasikan adanya kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 9 Kendari dan 2) Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari, antara lain: a) Faktor Internal (Dari Diri Siswa Sendiri): (1) Aspek minat belajar siswa memilki pengaruh kuat yang menyebabkan kesulitan belajar, karena ketika siswa memiliki minat belajar, serta kurang memperhatikan pelajaran ekonomi, bersikap acuh dan tidak aktif dalam kegiatan belajar ekonomi; (2) Kebiasaan Belajar siswa yang tidak tepat menyebabkan kesulitan belajar dan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran.; dan (3) Sikap Mental tidak kuat;sifat ragu-ragu, malu berbicara dan takut salah mengeluarkan pendapat akan menimbulkan perilaku yang kurang percaya diri dalam berbicara dengan sikap mental yang kurang kuat. b) Faktor Keluarga (Eksternal); Perhatian dan pengawasan orang tua yang kurang terhadap kegiatan belajar anak di rumah, keadaan ekonomi yang kurang mendukung dan berlebihan akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan anak seperti ketersedaan sumber belajar yang mendukung belajar anak. Begitu pula pada keadaan ekonomi keluarga yang mampu atau kaya, kecenderungan kebiasaan orang tua yang sering memanjakan anak akan berdampak pada terhambatnya kegiatan belajar anak. c) Faktor Sekolah (Eksternal); Hubungan/Interaksi antara Guru dan Murid yang kurang, penggunaan Metode Mengajar yang monoton, Media Pembelajaran dan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Belajar yang tidak lengkap. dan d) Faktor Lingkungan Sosial (Faktor Eksternal); teman bergaul yang tidak tepat, dan banyaknya kegiatan siswa di lingkungan sosial akan berdampak pada kegiatan belajar anak jika tidak dimanajemen dengan baik.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi dan Faktor Penyebabnya (Studi Deskripsi Penelitian Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Kendari)” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Jafar Ahiri, M.Pd. selaku pembimbing I dan Bapak Rizal, S.Pd., M.Hum. selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo Kendari 2. Bapak Prof. Dr. La Iru, SH, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Halu Oleo Kendari
vi
3. Bapak Rizal, S.Pd., M.Hum., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi dan Koperasi khususnya di FKIP UHO yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Nengah Nagara, M.Si selaku kepala SMA Negeri 9 Kendari yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 9 Kendari demi kelancaran dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian penulisan skripsi ini. 6. Bapak/Ibu Guru SMA Negeri 9 Kendari, khususnya guru ekonomi Bapak Herman, M.Pd. S.Pd., Bapak Sabrin, S.Pd., Ibu Fridayanti Achmad, S.Pd., dan guru-guru lain di SMA Negeri 9 Kendari yang banyak membantu dalam pelaksanan dan pengumpulan data penelitian Siswa-Siwi SMA Negeri 9 Kendari yang siap menjadi informan demi kelancaran pengumpulan data penelitian. 7. Saudara-saudariku yang memberikan support dan dukungan moril Wa Ode Asnawati dan La Jikulamu, S.Pd., M.Hum., Paujia dan Abdul Syukur, S.Pd., Rosmini, S.Pd., dan Alwi, SE.,
Andika, S.Kes., Rosbaida dan
Nurmin Idayanti, Nurhida dan Tamrin, Roslina dan suami, serta keponakan-keponakanku, Nurdesi Kurniawati Kalam, Aih Nofriasi Kalam, Umi Halfidah Kalam, Afifah Maharani Kalam, ALif Muzakar Kalam, Asdar, S.Kes., Jordan Kandani, Abdul Irfan, Widarman, Fauzan, Airah, Cahyani,
vii
Dikarman, Bobby Bretoz, Sadawia, Zaikal, Suwarni, Muhamad Azam, Anggini, Adili, Aloma dan yang lainnya. 8. Semua pihak
yang yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini, Orys Munandar, Rudiyanto Lapaudi, Arwin P, Filman Ode, Abdul Salam, S.Pd., Parman, Suci, Andrianto Rezpector, Ahli Nur, Krisman, dan teman-teman Rezpector, serta saudara-saudari seperjuanganku di Pendidikan Ekonomi Nurmalasari, S.Pd., Sri Rasna, S.Pd., Firdaus, S.Pd., M. Tangka Batara, S.Pd., Erlianawaty, S.Pd., La Ode Tamran, Aditiya Eko Pratama, S.Pd., M. Taufik, S.Pd, M. Syaiful, S.Pd. M.Si, M. Syahril, S.Pd., yang terus memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian studiku. Ucapan terima kasih yang tulus dan khusus Saya sampaikan kepada Ibunda Maria dan Ayahanda La Banuru yang telah paling berperan dalam hidup dan perjuanganku dalam menjalani kehidupan, serta memberikan dukungan moril, material, arahan, dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan selama menempuh pendidikan. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati
penulis menyadari masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kendari,
Penulis,
viii
Juni 2016
DAFTAR ISI Teks
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vi
DAFTAR ISI..................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL..........................................................................................
xi
DAFTAR BAGAN ........................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang.........................................................................
1
B. Fokus Penelitian ......................................................................
3
C. Rumusan Masalah....................................................................
3
D. Tujuan Penelitian.....................................................................
3
E. Manfaat Penelitian...................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA A. Kesulitan Belajar .....................................................................
5
B. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar..............................
11
C. Mata Pelajaran Ekonomi .........................................................
21
D. Penelitian yang Relevan ..........................................................
22
E. Kerangka Berpikir ...................................................................
23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................
26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................
26
C. Jenis Data Penelitian................................................................
27
D. Sumber Data Penelitian ...........................................................
27
E. Subyek dan Informan Penelitian..............................................
28
ix
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
29
G. Teknik Anaisis Data ................................................................
29
H. Teknik Keabsahan Data...........................................................
31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tentang Penelitian .....................................
33
B. Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 9 Kendari.....
38
C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 9 Kendari ..................................................................... BAB V
42
PENUTUP A. Kesimpulan..............................................................................
59
B. Saran ........................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... LAMPIRAN...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL Teks
Halaman
Tabel 1.1. Presentase Nilai Kelulusan Ujian Semester Genap 2014/2015......
2
Tabel 4.1. Deskripsi Jumlah Guru dan Staf SMA Negeri 9 Kendari Tahun Ajaran 2015/2016...........................................................................
33
Tabel 4.2. Deskripsi Jumlah Guru Tetap dan Guru Honorer Tetap di SMA Negeri 9 Kendari ............................................................................
34
Tabel 4.3. Deskripsi Jumlah Siswa SMA Negeri 9 Kendari ..........................
35
Tabel 4.4. Kondisi Sarana dan Prasarana SMA Negeri 9 Kendari .................
36
Tabel 4.5. Presentase Kelulusan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Ulangan Tengah Semester Ganjil T.A. 2015/2016 ........................
xi
41
DAFTAR BAGAN Teks
Halaman
.Gambar Bagan 2.1 Skema Kerangka Berpikir................................................
xii
25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang dinamis dalam kehidupan manusia. Pendidikan pada umumnya diarahkan untuk menghasilkan individu yang berkualitas yang meliputi kualitas proses, kualitas produk, membentuk tenagatenaga terampil, dinamis dan kreatif dengan tidak melepaskan diri dari dasar-dasar moral. Pendidikan disebut berkualitas dari segi proses jika pembelajaran berlangsung efektif dan peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna yang ditunjang oleh sumber daya yang memadai. Dari segi produk, pendidikan dikatakan berkualitas ditunjukan oleh relevansi hasil pendidikan dengan tuntutan dunia kerja sesuai dengan kebutuhan peserta didik, tingginya tingkat penguasaan peserta didik terhadap tugas belajar dan saran pendidikan serta tingginya hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran. Dari segi dinamis dan kreatif, apabila siswa mampu menyesuaikan dirinya dalam pergaulan masyarakat dan mampu menciptakan inovasi baru yang berguna bagi dirinya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor.... dengan adanya undang-undang tersebut, maka pendidikan harus tetap menjadi prioritas utama untuk diusahakan kelengkapan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Pendidikan juga merupakan suatu kesatuan sistem pembelajaran yang unsur-unsurnya saling berinteraksi satu sama lain. Unsur-unsur pembelajaran
1
2
tersebut antara lain siswa, guru, tujuan, materi, metode, sarana dan prasarana, evaluasi, dan lingkungan pembelajaran. Setiap guru harus menguasai unsur-unsur tersebut dan terampil menerapkannya dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan awal dalam pembelajaran ekonomi di SMA NEGERI 9 Kendari sudah memiliki tingkat pembelajaran yang signifikan, melihat SMA NEGERI 9 Kendari sebagai sekolah menengah yang cukup bersaing dengan sekolah lain yang ada di Kota Kendari pada khususnya dan se-Sultra pada umumnya. Namun demikian, bukan berarti hasil belajar ekonomi siswa yang diperoleh sempurna secara keseluruhan. Dilihat dari hasil belajar ekonomi siswa beberapa kelas X SMA NEGERI 9 Kendari semester genap tahun pelajaran 2014/2015 dengan nilai rata-rata dan presentase pencapaian standar kompetensi nilai minimum siswa yang ditetapkan, maka diperoleh data sebagai berikut Tabel 1.1 Presentase Nilai Kelulusah Ujian Semester Genap 2014/2015 Kelas
Jumlah Siswa
Siswa yang tidak Presentase Ketuntasan Tuntas Hasil Belajar X.9 40 11 72,50% X.8 39 9 75,92% X.9 40 8 80,00% X.10 41 14 65,83% (sumber: SMA Negeri 9 Kendari tahun Ajaran 2014/2015) Berdasarkan nilai presentase kelulusan hasil belajar ekonomi siswa
semester genap per kelas pada tahun ajaran 2013/2014 di atas, tidak menuntut kemungkinan adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam beberapa aspek pembelajaran, baik dalam pencapaian hasil belajar maupun dalam proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini terbukti masih adanya siswa yang memiliki hasil
3
belajar ekonomi yang belum mencapai ketuntasan standar kelulusan yang ditetapkan, yaitu 70,00. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, penulis melakukan penelitian dengan masalah tersebut di atas dengan judul “Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi dan Faktor Penyebabnya (Deskripsi Penelitian pada Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Kendari)”. B. Fokus Penelitian Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian in, yaitu: 1. Kesulitan Belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi 2. Faktor penyebab kesulitan belajar siswa C. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari? 2. Apa faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 9 Kendari? D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui adanya kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari? 2. Untuk mengetahui factor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 9 Kendari?
4
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan kesulitan belajar siswa dan factor penyebabnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai wahana keilmuan di bidang ilmu pendidikan 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan informasi kepada guru-guru, khususnya guru mata pelajaran ekonomi di SMAN 9 Kendari dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan mengantisipasi kesulitan belajar siswa b. Sebagai bahan informasi awal bagi peneliti selanjutnya yang mengadakan penelitian untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang kesulitan belajar siswa dan faktor penyebabnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesulitan Belajar 1. Hakekat Belajar Istilah “Belajar” dan “mengajar” adalah dua peristiwa yang berbeda, akan tetapi diantara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan antara keduanya terjadi kaitan dan interaksi, saling mempengaruhi, dan saling menunjang satu sama lain dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Sebelum membahas mengenai proses belajar mengajar ekonomi, lebih dahulu dikemukakan mengenai hakekat belajar secara umum. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi siswa dengn lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu kegitan belajar merupakan aktivitas yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti bahwa berhadil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar itu berlangsung. Usman (2003:45) berpendapat bahwa, belajar merupakan perubahan tingkah laku individu sebagai akibat interaksi individu dengan lingkungan. Sejalan dengan itu, Purwanto (2004:85) mengatakan bahwa, belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah pda tingkah laku yang tidak baik. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar.
5
6
Sependapat dengan itu Slameto (2003:8) memberikan suatu pengertian bahwa, belajar adalah sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai suatu pengalamannya itu sendiri dalm interaksi dengan lingkungannya. Belajar hakekatnya adalah suatu proses yang diketahui dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar diindikasikan oleh perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, kecakapan, keterampilan, kemampuan, serta perubahan aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar. (Trianto, 2009:7) Sejalan dengan hal trsebut di atas, Suprayekti (2004:2) mengemukakan bahwa, belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afktif, dan psikomotorik. Menurut Suryabrata (2005:237) bahwa, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku pada diri individu sebagai hasil suatu pengalaman. Sebagai hasilnya ditetapkan perubahan tingkah laku dalam subyek belajar yang bersifat positif. Pendapat lain lebih menegaskan bahwa, belajar adalah suatu usaha, perbuatan
yang
dilakukan
secara
sungguh-sungguh,
dengan
sistematis,
mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental, serta dana, panca indera, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti inteligensi, bkat, motivasi, minat dan sebagainya. (Hamalik, 2003:27)
7
Selanjutnya,
Burton
dalam
Aunurrahman
(2011:35)
merumuskan
pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.
Sedangkan
Witherington
dalam
Aunurrahman
(2011:35)
mengemukakan bahwa, belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari interaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. Sependapat
dengan
itu,
James
dalam
Aunurrahman
(2011:35)
mengemukakan bahwa, belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman, atau dengan kata lain belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Abdillah dalam Aunurrahman (2011:35) menyimpulkan bahwa, belahar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui aspek kognitif, afektif, prikomotorik untuk memperoleh tujuan terntentu. Wragg dalam Aunurrahman (2011:35-37) mengemukakan ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut: Pertama, belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Oleh sebab itu pemahaman kita pertama yang sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh pembelajar itu sendiri dalam bentuk aktivitas tertentu. Aktivitas
8
ini menunjuk pada keaktivan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu, baik pada aspek-aspek jasmaniah maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan semakin baik, bilamana intensitas keaktifan jasmaniah maupun mental seseorang semakin tinggi, namun bilamana keaktifan jasmaniah dan mental rendah berarti kegiata belajar tersebut tidak dilakukan secara intensif. Kedua, beljar merupakan interaksi individu dengn lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Adanya interaksi individu dengan lingkungan ini mendorong seseorang lebih intensif meningkatkan keaktifan jasmaniah maupun mentalnya guna lebih mendalami sesuatu yang menjadi perhatian. Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan suatu perubahan yang dapat diamati (observable). Akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksud dapat diamati. Perubahn-perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenan dengan perubahan aspek-aspek motorik/psikomotor.
9
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas yng dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
baik
kognitif,
afektif,
maupun
psikomotor
sebagai
hasil
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Kesulitan Belajar Menurut Blassic dan Jones dalam Irham dkk. (2003:253), kesulitan belajar yang dialami siswa menunjukan adanya kesenjangan atau jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa pada kenyataannya (prestasi actual). Siswa tidak akan dikatakan mengalami kesulitan belajar apabila inteligensia yang dimilikinya tergolong rata-rata atau normal, akan tetapi menujukkan adanya kekurangan dalam proses dan hasil belajar seperti prestasi belajar yang diperoleh rendah. Sependapat dengan itu, Rumini dalam Irham (2013:254) mengemukakkan, kesulitan belajar merupakan suatu kondisi saat siswa mengalami hambatanhambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar secara optimal. Dengan demikian, adanya kesulitan belajar dan hambatan belajar yang dialami oleh siswa akan berdampak atau dapat dilihat pada prestasi belajar yang dicapai siswa yang bersangkutan. Kemudian Irham dkk. (2013:254) mengatakan bahwa, kesulitan belajar pada intinya merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan seseorang siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti siswa lain pada
10
umumnya yang disebabkan faktor-faktor tertentu sehingga ia lambat atau bahkan tidak dapat mencapai tujuan belajar dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Lebih jelasnya Irham dkk. (2013:278) mengemukakan bahwa, identifikasi kesulitan belajar siswa dapat dilakukan melalui kegiatan pengamatan terhadap faktor psikologis dan non psikologis siswa yang dapat diketahui dan dilihat dari beberapa hal, yaitu; a) perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran; dan b) prestasi belajar yang dicapai. Selanjutnya Sugihartono dalam Irham (2013:278) menegaskan, perilaku siswa dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan sebagai tolak ukur atau indikator untuk mengidentifikasi siswa yang menglami kesulitan belajar, antara lain; a) kecepatan dalam menyelesaikan tugas, b) tingkat kehadiran, c) keaktifan dalam kelompok, dan d) kemampuan kerjasama dan sosialisasi. Berbeda dengan pendapat di atas, Yamin(2013:223) mengemukakan bahwa, kesulitan belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapat dikenali wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan karena faktor kecerdasan mental (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan faktor lain di luar kecerdasan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar. Sejalan dengan itu, Ahmadi (2003:77) mengemukakan bahwa, kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar
11
sebagaimana mestinya, hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor inteligensi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor non inteligensi. Sedangkan menurut Djamarah (2003:201), kesulitan belajar merupakan kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan adanya ancaman dan gangguan dalam proses belajar yang berasal dari faktor internal siswa maupun dari faktor eksternal siswa. Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan hahwa kesulitan belajar adalah kondisi dimana terdapat kesenjangan antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa, yang disebabkan adanya hambatan atau gangguan dalam proses belajar baik berasal dari faktor intern (dari dalam individu siswa) maupun dari faktor ekstern (dari luar individu siswa). B. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Dalam proses belajar mengajar keberhasilan merupakan peristiwa atau kejadian sehari-hari yang sebabnya sedikit sekali kita mengetahui yang dinamakan kesulitan belajar. Menurut Irham (2013:254), pada intinya kesulitan belajar yang dialami siswa tidak selalu disebabkan oleh rendahnya tingkat inteligensia atau kecerdasan siswa. Namun demikian, kesulitan belajar dpat disebabkan oleh faktor seperti faktor fisiologis, psikologis, sarana dan prasarana dalam beljar dan pembelajara seperti faktor lingkungan belajar. Sependapat dengan itu, Yamin (2013:223-224) mengemukakan bahwa faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dapat digolongkan ke dalam dua faktor, yaitu:
12
a. Faktor intern (faktor dari dalam diri anak itu sendiri) yang meliputi; 1) faktor psikologis yaitu faktor fisik dari anak itu sendiri, seperti kondisi tubuh (cacat tubuh), dan 2) faktor psikologis, yaitu berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai yang dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana diketahui bahwa belajar memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman dan kecerdasan yang dimiliki anak (IQ). Selain itu faktor psikologis lain yang dapat menjadi penyebab munculnya kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental anak, dan juga tipe anak belajar. b. Faktor ekstern (faktor dari luar anak), meliputi: 1) faktor-faktor sosial, seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah dan hubungan anak dengan orang tua, dan 2) faktor-faktor non sosial, yaitu faktor guru di sekolah, alat-alat pembelajaran, kondisi tempat belajar, serta kurikulum. Sedangkan Hamalik (2003:123) mengemukakan bahwa, faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak didik (siswa) dan faktor yang berasal dari luar siswa. Selanjutnya ia mengklasifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat belajar siswa, adalah sebagai berikut: a) Faktor yang bersumber dari diri siswa b) Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah c) Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga d) Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat.
13
Lebih lanjut Ahmadi dalam Upi (2010:3-9) menyebutkan bahwa, hierarki penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam sua golongan, yaitu sebagai berikut: a. Faktor Intern 1) Sebab yang bersifat fisik Penyebab kesulitan belajar dapat terjadi karena gangguan yang bersifat fisik yaitu karena sakit, karena kurang sehat, dank arena cacat tubuh. a) Karena sakit; seseorang yang sakit akan mengalami kelemahan pada fisiknya, sehingga saraf sensorik dan motoriknya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak. b) Karena kurang sehat. Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dalam memproses, mengelola menginterprestasi dan mengorganisasi bahan pelajaran melalui inderanya. c) Karena cacat tubuh. Cacat tubuh dibedakan atas: (1) cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, gangguan psikomotor; (2) cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, hilang tangan dan kakinya. 2) Sebab yang bersifat rohani a) Inteligensi. Anak yang normal dapat menanamkan SD tepat pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ 110 – 140 digolongkan cerdas,
14
140 ke atas digolongkan genius. Mereka yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental (mentally defective). Anak inilah yang
banyak
mengalami
kesulitan
belajar.
karena
itu,
guru/pembimbing harus meneliti IQ anak dengan bantuan seorang psikologi agar melayani murid-muridnya. b) Bakat. Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang yang berbakat music mungkin dibidang olahraga lemah. Jadi seseorang akan mudah mempelajari bahan yang lain dari bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari bahan yang lain dari bakatnya akan cepat bosan, mudah putus asa, dan tidak senang. c) Minat. Tidak minatnya seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, bahkan banyak timbul problema pada dirinya. Karena itu, pelajaran tak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. d) Motivasi. Motivasi berfungsi mengarahkan perbuatan belajar. motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya semakin besar kesuksesan belajarnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu di kelas, sering meninggalkan pelajara,
15
akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. oleh karena itu, besar kecilnya motivasi siswa dalam belajar sangat berpengaruh dalam kesulitan belajar. 3) Faktor kesehatan mental Dalam belajar tidak hanya menjangkut segi intelektual, tetapi menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Individu dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan. Apabil kebutuhan itu tidak terpenuhi, akan membawa masalah-masalah emosional dan bentuk-bentul mal adjusment. Keadaan seperti ini akan menimbulkan kesulitan belajar, sebab dirasakan tidak mendatangkan kebahagiaan. b. Fakorn Ekstern 1) Faktor Keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. yang termasuk faktor ini antara lain adalah sebagai berikut. a) Faktor Orang Tua (1) Cara mendidik anak. Orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya. Orang tua yang bersifat kejam dan otoriter akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. Hal ini akan berakibat anak tidak tentram, tidak senang di rumah, ia pergi mencari teman sebayanya, hingga lupa belajar. pada umumnya orang
16
tua tidak memberikan dorongan kepada anaknya, hingga anak tidak menyukai belajar, bahkan karena sikap orang tuanya yang salah anak bisa mebnci belajar. (2) Hubungan orang tua dan anak. Faktor ini penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak. Yang dimaksud hubungan disini adalah kasih saying penuh pengertian, atau bahkan kebencian, sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan dan lain-lain. Kurangnya kasih sayang akan menimbulkan emosional insecurity. Demikian juga sikap keras, kejam, acuh tak acuh akan menimbulkan hal yang serupa. Kasih sayang dari orang tua dapat berupa: (a) apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk omong-omong bergurau dengan anak-anaknya; (b) bisakah orang tua membicarakan kebutuhan keluarga dengan anak-anaknya, seorang anak akan mengalami kesulitan belajar karena faktor-faktor tersebut. (3) Suasana rumah/keluarga. Suasana rumah atau keluarga yang sangat ramai/gaduh, selalu tegang, selalu banyak masalah diantara anggota keluarga antara ayah dan ibu selalu ada masalah atau membisu, menyebabkan anak tidak tahan di rumah, sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar anak menurun. Untuk itu hendaknya suasana rumah dibuat menyenangkan, tentram, damai, harmonis, agar anak betah tinggal di rumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.
17
b) Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi digolongkan dalam (1) Ekonomi yang kurang atau miskin. Keadaan ini akan menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua, dan tidak mempunyai tempat belajar yang baik. Keadaan seperti ini akan menghambat kemajuan anak. Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting, karena belajar dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya. Misalnya untuk membeli alat-alat, uang sekolah dan biaya-biaya lainnya. Maka keluarga yang miskin akan merasa berat untuk mengeluarkan biaya yang bermacam-macam itu, karena keuangan digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Keluarga yang miskin juga tidak dapat menyediakan tempat untuk belajar yang memadai, dimana tempat belajar itu merupakan tempat terlaksananya belajar secara efisien dan efektif. (2) Ekonomi yang berlebihan atau kaya. Keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama, dimana ekonomi keluarga melimpah ruah. Mereka akan menjadi segan belajar karena terlalu banyak bersenangsenang. Mungkin juga mereka terlalu dimanja oleh orang tua, orang tua tidak tahan melihat anaknya belajar dengan bersusah payah. Keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan belajar. 2) Faktor Sekolah a) Guru
18
Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar, apabila: (1) Guru tidak kualified, baik dalam mengambil metode yang digunakan atau dalam mata pelajaran yang dipegangya. Hal ini bisa saja terjadi, karena
mata
menguasai,
pelajarannya lebih-lebih
kurang
kurang
sesuai,
sehingga
persiapan,
sehingga
kurang cara
menerangkan kurang jelas, sukar dimengerti oleh murid-muridnya. (2) Hubungan guru dengan murid kurang baik. Hal ini bermula pada sifat guru yang kurang disenangi oleh murid-muridnya, seperti: (a) kasar, suka marah, suka mengejek, tak pernah senyum, tak suka membantu anak, suka membentak, dan lain-lain, (b) tak pandai menerangkan, sinis, sombong, (c) menjengkelkan, pelit dalam member angka, tidak adil, dan lain-lain, (d) guru menuntut standar di atas kemampuan anak. Hal ini dapat mengakibatkan hanya sebagian kecil muridnya dapat berhasil dengan baik, (e) guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar. misalnya dalam bakat, minat, sifat, kebutuhan anak-anak, dan sebagainya, (g) metode mengajar yang mendasar diri pada latihan mekanis tidak didasarkan pada pengertian, (h) guru daam mengajar tidak menggunakan alat peraga yang memungkinkan semuaalat inderanya berfungsi, (i) metode mngajar yang menyebabkan murid pasif, sehingga anak tidak ada aktivitas, (j) metode mengajar tidak menarik, kemungkinan materinya tinggi, atau tidak menguasai bahan, dan (k) guru hanya menggunakan satu metode saja dan tidak bervariasi.
19
b) Alat. Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum. Kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar. timbulnya alat-alat itu akan menimbulkan perubahan metode mengajar guru, segi dalamnya ilmu pengetahuan pada pikiran anak, memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe anak. Tiadanya alat-alat tersebut, guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi anak, sehingga akan timbul kesulitan belajar. c) Kondisi gedung. Terutama ditunjukkan pada ruangan kelas/ruangan tempat belajar anak. Ruangan harus memenuhi syarat kesehatan seperti: (1) Ruangan harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dapat masuk ruangan, sinar dapat menerangi ruangan, (2) Dinding harus bersih, putih, dan tidak terlihat kotor, (3) lantai tidak becek, licin atau kotor, dan (4) Keadaan gedung jauh dari keramaian. Apabila beberapa hal tersebut tidak terpenuhi, maka situasi dan kondisi belajar akan kurang baik. Anak-anak selalu gaduh, sehingga kemungkinan pelajaran terhambat. d) Kurikulum. Kurikulum yang kurang baik, misalnya: (1) BahanBahannya terlalu tinggi, (2) Pembagian bahan tidak seimbang (kelas 1 banyak pelajaran, sedangkan kelas-kelas di atasnya sedikit pelajaran), (3) Adanya pemadatan materi. Hal ini akan membawa kesulitan belajar
20
bagi murid-murid. Sebaliknya, kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak akan membawa kesuksesan dalam belajar. e) Waktu sekolah dan disiplin waktu kurang. Apabila sekolah masuk sore, siang, atau malam, maka kondisi anak tidak dalam keadaan optimal untuk menerima pelajaran. Sebab energy sudah berkurang, disamping udara yang relative panas di siang hari, juga dapat mempercepat kelelahan. Karena itu, waktu yang baik untuk belajar adalah pagi hari. Di samping itu pelaksanaan disiplin kurang, misalnya murid-murid liar, sering terlambat datang, tugas yang diberikan tidak dikerjakan, kewajibannya dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali. Lebih-lebih gurunya kurang disiplin akan banyak mengalami hambatan dalam belajar. 3) Lingkungan Sosial a) Teman bergaul. Anak yang bergaul dengan teman yang tidak sekolah, ia akan malas belajar, sebab cara hidup anak yang bersekolah berlainan dengan anak yang tidak sekolah. b) Lingkungan tetangga. Corak kehidupan tetangga misalnya sering main judi, minum minuman keras, menganggur, tidak suka belajar, akan mempengaruhi anak-anak yang bersekolah. c) Aktivitas dalam masyarakat. Terlalu banyak berorganisasi, kursus ini dan itu akan menyebabkan belajar anak akan terbengkalai. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar anak terdiri dari dua, yaitu (1) faktor internal (dari
21
dalam individu) yang berupa kelemahan tingkat IQ, Kondisi Fisik yang kurang sehat/mendukung, motivasi dan minat anak yang kurang, dan (2) faktor eksternal (dari luar individu) yaitu keadaan lingkungan dan faktor lain yang ada disekitar individu berada yang kurang mendukung belajar anak. C. Mata Pelajaran Ekonomi Ekonomi merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang sudah berkembang sejak beberapa abad alu yang merupakan bagian ilmu sosial. Ekonomi merupakan ilmu yang mengkaji tentang upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber ekonomi yang terbatas (kelangkaan). Menurut Samuelson (2003:1), ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa uang dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dalam berbagai cara untuk
menghasilkan
berbagai
jenis
barang
dan
jasa,
kemudian
mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi untuk masa kini dan yang akan datang. Sedangkan Slameto (2003:5), mengemukakan bahwa ekonomi adalah pelajaran tetang bagaimana cara individu dan masyarakat memanfaatkan sumber daya yang tersebar untuk mencoba memenuhi kebutuhan mereka yang tidak terbatas. Fungsi mata pelajaran ekonomi adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di masyarakat. Adapun tujuan mata pelajaran ekonomi di
22
Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) adalah : (1) membekali siswa dengan sejumlah konsep ekonomi untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan sekitar individu/rumah tangga, masyarakat dan Negara; (2) membekali siswa dengan sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi pada jenjang selanjutnya; (3) membekali siswa dengan nilai serta etika ekonomi dan memiliki jiwa wirausaha; (4) meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. (Depdiknas, 2006). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan sumber-sumber ekonomi yang terbatas (kelangkaan). D. Penelitian yang relevan Nani Saranani, dengan judul “Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas 2 SMP Negeri Angata” UHO, 2004. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain: (1) pengaruh antara minat dan prestasi belajar IPS Siswa kelas 2 SMP Negeri Angata sebesar 0,13, yang mengandung arti bahwa setiap perubahan minat siswa 1 satuan akan mempengaruhi perubahan minat siswa akan mempengaruhi 0.13 satuan perubahan prestasi siswa, dan (2) Pengaruh antara sikap siswa dengan dengan prestasi belajar IPS Siswa sebesar 0,12, yang
23
mengandung arti bahwa setiap kenaikan 1satuan perubahan sikap siswa dapat mempengaruhi 0.12 satuan perubahan prestasi siswa. Fajar Hidayat, dengan judul “Kajian Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Yogyakarta dalam Mempelajari Aljabar” UNY, 2010. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa: (1) Kesulitan- kesulitan yang dialami siswa kelas VII SMP Negeri 16 Yogyakarta dalam menyelsaikan persoalan aljabar yang berkaitan konsep dan prinsip adalah didalam penguasaan konsep, siswa masih mengalami
kesulitan
dalam
menggunakan
gambar
dan
symbol
untuk
mempersentasikan konsep, dimana kesulitan tersebut berada dikategori tinggi yaitu 72%, dan (2)Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa SMP Negeri 16 Yogyakarta dalam mempelajari aljabar berasal dari faktor ekstern, yaitu penggunaan alat peraga oleh guru dengan kategori cukup yaitu 49%. E. Kerangka berpikir Belajar merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Namun dalam kegiatan belajar ekonomi tidak menuntut kemungkinan terdapat hambatan atau kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar adalah kondisi dimana terdapat kesenjangan antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa, yang disebabkan adanya hambatan atau gangguan dalam proses belajar baik berasal dari faktor intern (dari dalam individu siswa) maupun dari faktor ekstern (dari luar individu siswa).
24
Sebagaimana yang diungkapkan Irham (2013:278), identifikasi kesulitan belajar siswa dapat dilakukan melalui kegiatan pengamatan terhadap faktor psikologis dan non psikologis siswa yang dapat diketahui dan dilihat dari beberapa hal, yaitu; a) perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran; dan b) prestasi belajar yang dicapai. Selanjutnya Sugihartono dalam Irham (2013:278) menegaskan, perilaku siswa dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan sebagai tolak ukur atau indikator untuk mengidentifikasi siswa yang menglami kesulitan belajar, antara lain; a) kecepatan dalam menyelesaikan tugas, b) tingkat kehadiran, c) keaktifan dalam kelompok, dan d) kemampuan kerjasama dan sosialisasi. SMA Negeri 9 Kendari merupakan salah satu sekolah yang cukup kompetitif dalam bidang pendidikan terutama di kota Kendari. Namun demikian, dalam kegiatan belajar khususnya pada mata pelajaran ekonomi tidak menuntut kemungkinan terdapat hambatan atau kesulitan belajar yang dialami siswa di SMA Negeri 9 Kendari. Kesulitan belajar ekonomi siswa SMA Negeri 9 Kendari merupakan ketidak mampuan siswa dalam mehamai pelajaran ekonomi yang diajarkan oleh guru mata pelajaran ekonomi, sehingga menghasilkan kesenjangan antara hasil belajar yang ingin dicapai dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar tersebut terdiri dari dua faktor, yaitu (1) faktor internal (dari dalam individu siswa) yang berupa tingkat IQ, kondisi fisik, motivasi dan minat siswa, dan (2) faktor eksternal (dari
25
luar individu siswa) yaitu keadaan lingkungan dan faktor lain yang ada disekitar individu berada yang kurang mendukung belajar anak. Atas dasar pemikiran tersebut, maka perlu adanya pengkajian yang lebih mendalam tentang kesulitan belajar dilihat dari proses pembelajaran dan hasilbelaar siswa SMA Negeri 9 Kendari pada mata pelajaran ekonomi dan faktorfaktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa sebagai bentuk evaluasi bagi guru dan pihak sekolah dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar bagan berikut.
Kesulitan Belajar
Perilaku Siswa Dalam Proses Belajar
Kecepatan Menyelesaikan Tugas Tingkat Kehadiran
Prestasi Belajar Siswa
Keaktifan dalam Kelompok
Faktorr Penyebab
Kerjasama dan Sosialisasi
Faktorr Intern (Dari Dalam Diri Siswa)
Faktorr Ekstern (Dari Luar Diri Siswa)
Gambar Bagan 2.1. Skema Kerangka Pikir
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini ialah jenis penelitian deskriptif yang bermaksud untuk mendapatkan gambaran umum tentang kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi dan faktor penyebabnya yang ada di SMA Negeri 9 Kendari. Deskriptif yang dimaksud disini adalah dengan menuturkan dan menggambarkan data yang diperoleh secara apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti barulah kemudian peneliti menarik kesimpulan. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 9 Kendari. Pemilihan lokasi ini didasarkan bahwa SMA Negeri 9 Kendari cukup representative dan memiliki relevansi spesifik bagi kepentingan peneliti. Hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa X SMA Negeri 9 Kendari pada ulangan harian siswa yang belum mencapai standar kompetensi kelulusan yang ditetapkan. 2. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian yang direncanakan berlangsung setelah proposal ini diseminarkan. Tahapan – tahapan
atau prosedur
penelitan meliputi perencanaan, penelitian, dan pengelolaan data
26
27
C. Jenis Data Penelitian Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas: 1. Rekaman Audio Atau Video Dalam penelitian kualitatif ini jenis data yang pertama adalah rekaman audio atau video hal ini dapat kita gunakan sebagai pelengkap dalam proses penelitian dengan tujuan untuk mempermudah kita dalam memperoleh data dan lebih memperjelas data yang kita dapatkan. 2. Catatan Lapangan Jenis data yang kedua yaitu berupa catatan-catatan kecil tentang semua informasi yang diperoleh berdasarkan fakta yang didapatkan pada saat di lapangan. 3. Dokumentasi Dokumentasi tentang data yang diperoleh di lapangan, baik menyangkut sarana dan prasarana, lingkungan belajar, maupun proses pembelajaran. Dokumentasi data yang diperoleh gambar yang berbentuk foto dan dokumen lain yang dapat mendukung penelitian ini. D. Sumber Data Penelitian Sumber data terdiri atas: 1. Unsur manusia sebagai instrumen kunci Manusia sebagai instrumen kunci merupakan peneliti itu sendiri, sebagai peneliti yang mengimput berbagai data penelitian berdasarkan fakta yang ditemui di lapangan.
28
2. Unsur informan yang terdiri atas : guru mata pelajaran Ekonomi, Siswa, dan semua pihak yang bisa dijadikan informan dalam penelitian ini. 3. Unsur non manusia sebagai data pendukung penelitian yang terdiri atas dokumen-dokumen, dan data lainya yang dapat mendukung penelitian ini. E. Subyek dan Informan Penelitian Informan dan subyek penelitian pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan Teknik Purposive sampling (sampling bertujuan). Teknik purposive sampling adalah dimana peneliti cenderung memilih responden secara variatif berdasarkan alasan, sehingga dalam penelitian ini menggunakan Maximum Variation Sampling. Namun demikian responden yang dipilih dapat menunjuk responden lain yang lebih tahu, maka pilihan responden dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan penelitian dalam pengambilan data penelitian (Sugiono, 2011:61). Sehingga peneliti akan mendapatkan informasi sesuai dengan data yang diinginkan, yang nantinya diperlukan dalam pembuatan laporan penelitian. Dalam penelitian ini sample yang akan digunakan adalah informan dan responden dari berbagai pihak, yaitu: 1. Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Kendari selaku subyek dan informan dalam penelitian ini. 2. Guru mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 9 Kendari sebagai informan tambahan dalam penelitian Peneliti juga menambahakan informan tambahan lainnya demi kelengkapan data penelitian yaitu guru mata pelajaran lain, seperti guru BK,
29
Wakasek Kesiswaan dan Kepala SMA Negeri 9 Kendari, dan semua pihak yang bisa dijadikan informan dalam penelitian ini. F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut : 1. Wawancara ( interview) yakni melakukan tanya jawab dan diskusi langsung pada beberapa informan mengenai obyek penelitian. Acuan mengenai
pokok-pokok wawancara
disusun, disesuaikan dan
dikembangkan oleh peneliti sesuai kebutuhan tanpa menggunakan angket. 2. Observasi langsung, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis, yang dilakukan dengan mengadakan suatu pengamatan secara terus-menerus.
Observasi
dimaksudkan
sebagai
pengamatan
dan
pencatatan fenomena yang diteliti. Observasi memungkinkan melihat dan mengamati
sendiri
perilaku
dan
kejadian
sebagaimana
keadaan
sebenarnya. 3. Dokumentasi, yaitu suatu bentuk data yang diperoleh dari arsip-arsip yang telah ada sebelumnya. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif
yaitu data disajikan dengan menjelaskan dan
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya terjadi di lokasi penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman ((Iskandar,
30
2010:223), yang menyatakan bahwa kegiatan analisis data pada penelitian kualitatif melalui beberapa tahap , yaitu: 1.
Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses yang berlangsung sepanjang
penelitian, dengan menggunakan seperangkat instrument yang telah disiapkan, guna memperoleh informasi data melalui obeservasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Dalam proses penggumpulan data ini, seorang peneliti dapat melakukan analisis secara langsung, sesuai dengan informasi data yang diperoleh di lapangan. 2.
Reduksi Data Reduksi
data
dilakukan
dengan
penyeleksian
informan,
pencatatan/perekaman informasi data ke dalam pola yang telah ditetapkan, pemilihan terhadap dokumen yang diperlukan, serta pengembangan proposisiproposisi. Dalam reduksi data ini dilakukan proses pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan konversi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. 3. Penyajian Data (Display Data) Penyajian data dilakukan dengan cara deskriptif, yaitu merangkai dan menyusun informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan atau penyederhanaan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan, selektif, dan mudah dipahami. Penyajian data menggunakan teks naratif yang dilengkapi dengan jaringan kerja yang
31
berkaitan sehingga semua informasi yang disusun mudah dilihat dan dimengerti. 4. Penarikan Kesimpulan (verifikasi) Penarikan simpulan yaitu suatu kegiatan konfigurasi yang utuh atau tinjauan ulang terhadap catatan-catatan lapangan dengan maksud untuk menguji kebenaran dan validitas makna yang muncul di lokasi penelitian. Setelah memiliki landasan yang kuat, simpulan dapat disusun lebih rinci dan utuh. H. Teknik Pengecekan Keabsahan Data Pengujian Keabsahan data perlu dilakukan untuk menghindari data yang tidak valid. Hal ini untuk menghindari adanya jawaban dari informan yang tidak jujur.
Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
tringualisasi dimana teknik pemeriksaan data memanfaatkan sesuatu yang lain dari data yang ada untuk kepentingan pengecekan atau sebagai bahan perbandingan terhadap adanya data yang ada. Hal ini dilakukan untuk menjaga adanya informan yang memberikan informasi yang kurang relevan dari pembahasan. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengecekan keabsahan data melalui: 1. Kredibilitas Data (Kesahihan Internal) Pengecekkan keabsahan data yang pertama yaitu uji kredibilitas data. Dalam pengujian ini mencakup enam pokok penelitian kualitatif yang harus dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam
32
penelitian, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check. 2. Tringulasi Data Tringulasi data dilakukan dengan cara mengecek kembali sumber-sumber data dengan cara: (1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan, (2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dan secara pribadi, (3) Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dari pihak lain, dan (4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. 3. Transferadibility Data Transferadibility data merupakan validitas eksternal kuantitatif yang menunjukkan derajat ketetapan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka penelitian dalam membuat laporannya harus membuat uraian yang rinci, jalan sistematis, dan dapat dipercaya. 4. Dependenbility Data (Keterandalan) Dalam penelitian kualitatif, uji dependenbility dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi penelitian tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Uji dependenbility ini dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk mengaudit seluruh aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian SMA Negeri 9 Kendari merupakan sekolah menengah atas
yang
beralamat di Jl. Diponegoro No. 108 Kendari. SMA Negeri 9 Kendari berdiri pada tanggal 26 Juli 2004 dengan kepala sekolah bapak Jafar, S.Pd. Pada saat ini, SMA Negeri 9 Kendari dipimpin oleh Drs. Nengah Negara, M. Si 1. Deskripsi Guru dan Staf SMA Negeri 9 Kendari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Kendari tahun ajaran 2015/2016 memiliki 83 orang guru bidang studi yang terdiri dari 77 orang guru tetap dan 5 orang guru honenorer. Sedangkan tenaga Administrasi berjumlah 3 orang staf tata usaha dan 1 orang kepala tata usaha, serta pustakawan 2 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Deskripsi Jumlah Guru dan Staf SMA Negeri 9 Kendari Tahun Ajaran 2015/2016 No.
Pekerjaan/Jabatan
1 2
Kepala Sekolah - Wakasek Bid. Kurikulum - Wakasek Bid. Kesiswaan - Wakasek Bid. Humas - Wakasek Bid. Sarana dan Prasarana 3 Guru Bidang Studi 4 Kepala Tata Usaha 5 Staf Tata Usaha 6 Pustakawan 7 Bendahara dan Perlengkapan Sumber Data: Kantor SMAN 9 Kendari tahun 2015
33
Jenis Kelamin L P 1 1 1 1 1 19 37 1 3 2 1
Jumlah (Orang) 1 1 1 1 1 56
34
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah guru tetap yang mengajar secara kuantitatif yang cukup. Namun demikian, untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif, maka diangkatlah beberapa guru honorer yang berjumlah 1 orang sebagai tenaga menganjar pada mata pelajaran komputer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 : Deskripsi Jumlah Guru Tetap dan Guru Honorer Tetap di SMA Negeri 9 Kendari Jumlah Guru No.
Mata Pelajaran
1. 2. 4. 5. 6.
Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Matematika
7.
Bahasa Inggris
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 17. 18
IPA Fisika IPA Biologi IPS Ekonomi IPS Geografi IPS Sejarah Penjaskes Seni Budaya Teknologi Infokom PKPLH/Kerajinan Tangan Bimbingan Konseling Jumlah Sumber : Kantor SMAN 9Kendari, 2015
Guru tetap 5 1 5 5
Honorer -
5 5 4 4 4 3 3 2 2 2 2 3 54
1
1
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa jumlah guru dan tenaga mengajar SMA Negeri 9 Kendari secara kuantitatif sangat cukup, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif. Untuk mendukung proses belajar mengajar pada mata pelajaran agama Kristen dan hindu, SMA Negeri 9
35
Kendari mengadakan kerja sama dengan sekolah lain yang ada di kota Kendari untuk melaksanakan bimbingan dan ibadah keagaaman gabungan secara bersamaan. 2. Deskripsi Siswa SMA Negeri 9 Kendari SMA Negeri 9 Kendari tahun ajaran 2015/2016 memiliki 1248 orang siswa yang tersebar pada 30 kelas. Dari jumlah tersebut diklasifikasikan kedalam 3 kelas, yaitu siswa kelas X sebanyak 456 orang yang tersebar kedalam 10 kelas parallel, siswa kelas XI sebanyak 407 orang yang tersebar kedalam 10 kelas penjurusan, dan siswa kelas XII sebanyak 385 orang yang tersebar kedalam 10 kelas parallel. Untuk jelasnya keadaan siswa SMA Negeri 9 Kendari dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 : Deskripsi Jumlah Siswa SMA Negeri 9 Kendari Kelas
Jumlah Kelas
X XI
XII
Jumlah Siswa Laki-Laki
Perempuan
Total Siswa
10
190
46,93% 242 53,07%
456
34,77%
IA
4
75
45,29%
152
33,63%
IS
6
125
IA
4
69
46,62%
79
53,38%
148
IS
6
121
51%
116
49%
237
30
531
Jumlah
77
54,71%
100
225 31,60%
46,74% 605 53,26% 1248 100,00%
Sumber : Kantror SMAN 9 Kendari, 2015 Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa berdasarkan jenis kelamin, maka siswa perempuan lebih banyak daripada siswa laki-laki yakni untuk kelas IX perempuan sebanyak 191 orang atau 53,20% dan
26
siswa laki-laki sebanyak 168 orang atau 46,40%, atau secara keseluruhan jumlah siswa perempuan mencapai 605 orang atau 53,26% sedangkan siswa laki-laki sebanyak 531 orang atau 46,74% dari total siswa sebanyak 339 orang. 3. Deskripsi Sarana dan Prasarana SMA Negeri 9 Kendari Berdasarkan observasi pada tanggal 24 Agustus 2015 terhadap kondisi sarana dan prasarana SMA Negeri 9 Kendari dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.4. Kondisi Sarana dan Prasarana SMA Negeri 9 Kendari No. 1.
Obyek
Jumlah
Deskripsi Keadaan Gedung
Ruang Kelas
30
Kondisi ruang kelas SMA Negeri 9 Kendari cukup baik, ada beberapa kelas yang memiliki fasilitas yang lengkap seperti kelas unggulan X1, XI IA 1, XI IS 1, kelas XII IA1 dan XII IS2. Namun beberapa kelas seperti kelas XI 2 samapai X10 masih menggunakan ruang kelas sementara yang kurang baik untuk dijadikan sebagai tempat belajar siswa.
2.
Ruang
1
Perpustakaan
Kondisi ruang perpustakaan SMA Negeri 9 Kendari cukup bagus, buku mata pelajaran yang disediakan juga sangat baik, namun alat pendingin ruangan belum ada hingga memungkinkan kurang nyamannya siswa di dalam perpustakaan.
3.
Musholah
1
Mushola SMA Negeri 9 Kendari dalam kondisi baik, letak dan tata ruangan yang strategis dan nyaman dapat memungkinkan siswa untuk beribadah dengan aman
4.
Laboratorium
1
Cukup baik dan memiliki alat praktek IPA
37
IPA 5.
Dasar yang lengkap
Laboratorium
1
Komputer
Sangat baik dengan jumlah computer yang sesuai dengan jumlah siswa yang praktek dan SMA Negeri 9 Kendari menyediakan wifi yang bias digunakan oleh siswa dalam praktek computer maupun guru dalam mencari referensi pembelajaran.
6.
Lapangan
1
Olahraga 8
Lapangan olah raga berupa lapangan basket dan bola volley yang kondisinya cukup baik
Gedung
3
kantor
Ruang kantor terdiri dari ruang Kepsek dan staff adm, dan ruang guru dengan kondisi yang cukup baik
9
Ruang lain
lain-
3
Ruang lain-lain terdiri dari ruang BK, Ruang koperasi, dan ruang PMR.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat simpulkan bahwa, Ruang kelas belajar untuk kelas X2 sampai X10 masih dalam kondisi perbaikan, sehingga pihak sekolah memanfaatkan gedung lain yang dijadikan sebagai ruang belajar sementara selama satu semester terakhir ini. Namun demikian, kondisi ruang belajar sementara yang digunakan sangat tidak mendukung berjalannya proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, sebab pembatas yang digunakan antara tiap kelas hanya menggunakan papan tripleks dan lebar ruangan yang kurang luas sehingga tidak memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi dalam belajar karena ribut.
38
B. Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 9 Kendari 1. Perilaku Siswa SMA Negeri 9 Kendari dalam Proses Belajar Mengajar Berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kelas X. 9 SMA Negeri 9 Kendari dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki motivasi yang kurang bersikap acuh terhadap pelajaran ekonomi pada saat pelajaran berlangsung, seperti tidak memperhatikan penjelasan guru dan asik ngobrol dengan temannya, tidak mengerjakan soal latihan yang diberikan guru, kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan. Metode yang diajarkan guru yang dominan menggunakan metode ceramah dengan tidak adanya media elektronik pembelajaran, serta kondisi ruang kelas yang tidak kondusif, sempit dan ribut dapat mengganggu dan menurunkan minat siswa dalam belajar (Observasi tanggal 28 Agustus 2015) Selanjutnya berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kelas X.10 SMA Negeri 9 Kendari Ada 16 orang siswa sama sekali tidak memperhatikan penjelasan guru dan ada 15 siswa yang tidak bekerjasama dan berbuat gaduh, dengan berpindah-pindah kelompok dan mengganggu anggota kelompok lain, serta bercanda dalam kegiatan diskusi. Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan, tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan. Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas. (Observasi Tanggal, 29 Agustus 2015)
39
Hasil observasi di atas sejalan dengan hasil wawancarara dengan Bapak Sabrin sebagai guru mata pelajaran ekonomi kelas X yang dapat disimpulkan bahwa, kelas X SMA Negeri 9 Kendari terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar ekonomi. Kesulitan belajar Eknomi yang dialami siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yaitu kesulitan dalam memahami materi belajar ekonomi yang disebabkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran, dan rendahnya nilai ekonomi siswa. Hal ini ditandai dengan tidak seriusnya siswa dalam mengikuti pelajaran, tidak memperhatikan pelajaran, dan nilai tugas dan ulangan siswa yang rendah. Sebagaimana kutipan hasil wawancara dengan Pak Sabrin, mengatakan bahwa: “Memang ada beberapa siswa di kelas X.9 yang dapat nilai ulangan yang rendah dan susah diatur, kerjaannya hanya ribut saja… Biasanya kalau kita menjelaskan kadang mereka diam dan pura-pura juga mereka perhatikan, tapi sebenarnya mereka hanya menatap diam saja, ndak memperhatikan kalau kita menjelaskan. Pas di cek ni siswa ndak da dia catat sama sekali.… Kalau kita kasih diskusi sebenarnya mereka patuh juga, tapi pas tidak diawasi mereka hanya diam saja menunggu hasil diskusi temannya, bahkan ada yang ndak berbuat apa-apa..” (Wawancara, tanggal 25 Agustus 2015) Selanjutnya Bapak Herman sebagai guru ekonomi membenarkan pernyataan bapak Sabrin mengenai kesulitan belajar yang dialami beberapa siswa yang diajarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Herman mengatakan bahwa: “…memang dalam setiap kelas pasti ada siswa yang bermasalah toh belajarnya… ada yang bandel tapi pintar, tapi ada juga yang hanya bandel toh saja tapi tidak pintar… dikelas X.5 saja itu ada 6 orang yang selalu dapat nilai rendah kalau dikasih ulangan harian atau tugas… Kalau saya kasih diskusi banyak juga siswa yang aktif, tapi ada juga siswa yang tidak aktif. Mereka ini hanya menunggu hasil diskusi dari temannya….” (Wawancara, 26 Agustus 2015)
40
Kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 9 Kendari dapat dilihat dari kurangnya perhatian siswa yang disebabkan kurang menariknya media pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran ekonomi. Selain itu, kondisi kelas yang tidak kondusif dapat menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga berdampak pada minat belajar siswa dan akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. 2. .Prestasi Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 9 Kendari yang Dicapai .Berdasarkan presentase hasil belajar Ekonomi siswa pada ulangan Tengah Semester ganjil T.A. 2015/2016 siswa kelas X.9, X.8, X.9, dan X.10 SMA Negeri 9 Kendari, berikut: Tabel 4.5. Presentase Kelulusan Hasil Belajar Ekonomi Siswa pada Ulangan Tengah Semester Ganjil T.A. 2015/2016 Jumlah Siswa yang tidak Mencapai Presentase No. Kelas Siswa Standar Kompetensi kelulusan (Orang) 1
X.1
37
3
91,89%
2
X.2
39
5
87,18%
3
X.3
38
5
86,84%
4
X.4
37
4
89,19%
5
X.5
41
5
87,80%
6
X.6
40
8
80,00%
7
X.9
43
12
72,09%
8
X.8
40
10
75,00%
9
X.9
42
13
69,05%
10
X.10
42
17
59,52%
41
Berdasarkan presentase kelulusan Hasil Belajar Ekonomi Siswa pada Ulangan Tengah Semester (MID) terlihat bahwa kelas yang memperoleh tingkat kelulusan yang sangat rendah pada hasil belajar ekonomi ulangan tengah semester yaitu kelas X.10 (59,52%) dan tiga kelas yang memiliki presentase kelulusan yang rendah yaitu kelas X.9 (69,05%), X.8 (75%), dan X.9 (72,09%). Hal di atas sejalan dengan penuturan salah seorang guru ekonomi yang mengajar di kelas X, yaitu bapak Sabrin yang mengatakan bahwa: “Ada beberapa siswa yang selalu mendapatkan nilai rendah itu… kalau di kasih ulangan harian atau kuis selalunya dapat nilai rendah… mungkin mereka tidak belajar atau malas dengan mata pelajaran ekonomi…” (wawancara, tanggal 12 Oktober 2015) Selanjutnya Herman sebagai guru ekonomi yang mengajar di kelas X SMA Negeri 9 Kendari membenarkan tentang hal tersebut di atas. Menurutnya, kesulitan belajar jika diukur dari tingkat prestasi akademik siswa yang tidak mencapai nilai standar pencapaian kelulusan tidak hanya terdapat di kelas non unggulan seperti kelas X8, X9, dan X10, tetapi di kelas unggulan pun masih terdapat siswa yang tidak mencapai standar pencapaian kelulusan pada hasil ujian tengah semester (ulangan MID). (Refleksi wawancara, 26 Agustus 2015) Beberapa siswa yang mendapatkan nilai rendah dalam ulangan mata pelajaran ekonomi mendapatkan masalah serupa pada mata pelajaran lain seperti matematika dan bahasa inggris. Berdasarkan hal tersebut, hasil wawancara dengan guru bahasa inggris Ibu Tince mengatakan bahwa: “kalau siswa kelas X.6 sampai X.10 itu banyak sekali siswa yang dapat nilai ulangan yang rendah, kayaknya itu siswa begitu mi juga kalau pelajaran lain, kita Tanya mi saja dengan guru lain itu…” (Wawancara, tanggal 13 Oktober 2015)
42
Senada dengan penuturan ibu Tince, bapak Rudianto selaku guru biologi mengatakan hal yang sama tentang nilai ulangan yang didapatkan oleh siswa yang bermasalah. “ah memang itu anak-anak dikelas X.9, X.8, X.9 sama X.10 itu, memang beberapa orang saya lihat hasil ulangannya ndak mencapai nilai standar,…” (Wawancara, tanggal 13 Oktober 2015) Ketidaktercapaian indikator hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yang ditandai dengan kesulitan memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan mengindikasikan adanya kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 9 Kendari. Hal ini tentu diperlukan perhatian khusus terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik dari pihak sekolah maupun pihak di rumah. C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 9 Kendari 1. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 9 Kendari, Dari Faktor Siswa a. Minat Minat siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yang mengalami kesulitan belajar dalam pembelajaran keterampilan berbicara tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya ketertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Kurang aktifnya siswa dalam kegiatan belajar dikelas dapat menunjukan tidak adanya minat siswa dalam belajar ekonomi di kelas, sehingga tentu saja juga tidak menghasilkan motivasi dalam diri siswa untuk belajar lagi lebih tekun. Minat yang kurang pada siswa juga terlihat ketika adanya siswa yang
43
tidak hadir di sekolah untuk mengikuti proses belajar mengajar. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kurang bergairah mengikuti pembelajaran walaupun siswa mengetahui pentingnya mempelajari mata pelajaran ekonomi seperti yang dipaparkan oleh guru pada kegiatan awal pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X. 9 SMA Negeri 9 Kendari dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki motivasi yang kurang bersikap acuh terhadap pelajaran ekonomi pada saat pelajaran berlangsung, seperti tidak memperhatikan penjelasan guru dan asik ngobrol dengan temannya, tidak mengerjakan soal latihan yang diberikan guru, kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan. Metode yang diajarkan guru yang dominan menggunakan metode ceramah dengan tidak adanya media elektronik pembelajaran, serta kondisi ruang kelas yang tidak kondusif, sempit dan ribut dapat mengganggu dan menurunkan minat siswa dalam belajar (Observasi tanggal 28 Agustus 2015) Sejalan dengan hasil observasi di atas, berdasarkan hasil waawancara dengan salah seorang siswa kelas X.9 AP. menyebutkan bahwa: “Iyakah Pak, Saya tidak semangat beh kalau mata pelajaran ekonomi ..Saya tidak mengerti materinya pak, baru itu temanku da ajak trus bicara, akhirnya saya main-main mi juga” (Wawancara, 1 September 2015) Sebagaimana AP, AFA siswa kelas X.9 menuturkan hal yang serupa seperti berikut: “saya suka ji sebenarnya mata pelajaran ekonomi,.. saya lupa buku ekonomiku kasian pak,,, Saya perhatikan ji pak, cuman ada temanku ribut skali akhirnya kita ndak perhatikan mi guru dia bicara.saya belajar ekonomi kalau mau ulangan saja,,,,” (Wawancara, 1 September 2015)
44
Hal serupa juga dikemukakan siswa yang bernama VJ (siswa kelas X.9) yang mengaku pelajaran ekonomi tidak terlalu menarik, dia lebih suka pelajaran olah raga dan bermain bola dengan teman-temannya serta menyukai pelajaran geografi dan biologi. Kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 9 Kendari dipengaruhi oleh rendahnya motivasi siswa untuk belajar mata pelajaran ekonomi, kurang tertariknya siswa pada mata pelajaran ekonomi dan lebih tertarik pada mata pelajaran lain. Selain itu, suasana dalam pembelajaran yang kurang kondusif juga berpengaruh terhadap konsentrasi belajar siswa. b. Kebiasaan Belajar Kebiasaan belajar siswa yang kurang disiplin dan cara belajar siswa yang kurang tepat, baik di rumah maupun di sekolah dapat menyebabkan masalah dalam pembelajaran anak. Dilihat dari cara belajar siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari, siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran ekonomi menggunakan metode menghafal dalam belajarnya. Beberapa siswa tidak mempunyai manajemen dalam pembelajaran, khususnya di rumah. Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya biasanya hanya belajar ketika ada tuntutan dari guru atau pihak lain, seperti waktu ulangan atau tugas, bahkan dari beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru dan bersikap acuh terhadap pelajaran ekonomi. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X.9 yang berinisial VJ mengatakan bahwa:
45
“Sa belajar juga tapi jarang e. saya belajar kalau mau ulangan dan ada tugas….Itu karna waktu mau ulangan saya blum punya buku pak, kalau tugas saya sering lupa kerja, atau tidak sa lupa bukuku.” (Wawancara tanggal 2 September 2015) Hal serupa juga dikatan oleh MP (Kelas X.10) yang mengaku belajar ketika ada ulangan dengan metode membaca dalam hati dan menghafal: “Saya lupa kemarin kalau ada ekonomi kemarin makanya Saya lupa tugasku Pak guru Hmmm klo belajar ekonomi jarang Pak. kalau saya belajar kecuali ada ulangan. tugas saja sa kerja di sekolah pak…Saya bacabaca saja dalam hati, kadang juga saya menghafal tapi besoknya saya lupa lagi. (Wawancara 5 September 2015) Siswa lain yang mengalami kesulitan belajar, seperti Mr kelas X.9 dan Ms kelas X.8 mempunyai kebiasaan yang sama dalam belajar. Kegiatan belajar di rumah hanya dilakukan ketika ada ulangan dan intensitasnya jarang atau kadangkadang. Kebiasaan belajar siswa yang menghafal tanpa memahami materi pelajaran ekonomi dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam memahami materi pelajaran ekonomi yang diajarkan di sekolah. c. Sikap Mental Sikap mental siswa yang kurang kuat, seperti malu bertanya atau mengeluarkan pendapat, takut, dan grogi ketika tampil di depan teman-temannya dapat menyebabkan masalah dalam kegiatan belajar siswa. Siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yang memiliki sikap mental yang kurang kuat beralasan bahwa mereka ragu-ragu dan takut jika diketawai teman-temannya ketika mereka berbicara dan salah mengeluarkan pendapat. Selain itu, rasa kurang percaya diri juga dikarenakan oleh rendahnya pemahaman siswa terhadap komponen isi dan kurangnya pengalaman tampil berbicara di depan umum.
Seperti halnya
46
penuturan MP siswa kelas X.10 tentang alasan mengapa dia tidak berbicara di depan kelas, berikut: “Saya takut pak, jangan sampe saya diketawai klo saya salah bicara. Baru saya kurang tau juga jawabannya… Ndak lengkap materiku pak. Baru kalau saya kasih keluar pendapat saya grogi bicara.” (wawancara 5 September 2015) Seperti halnya MP, beberapa siswa lain yang berada di kelas X.8 dan X.9 mengatakan hal yang sama mengapa mereka tidak berbicara di depan kelas dan mengeluarkan pendapat ketika diskusi. Siswa yang mempunyai sifat raguragu, malu berbicara dan takut salah mengeluarkan pendapat akan menimbulkan perilaku yang kurang percaya diri atau gerogi dalam berbicara dengan sikap mental yang kurang kuat. Siswa yang memiliki sifat mental yang kurang kuat perlu diberikan dorongan dan penguatan dengan memberikan dia penghargaan ketika berbicara, baik pujian maupun tepuk tangan serta pembenaran terhadap apa yang dituturkannya. 2. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 9 Kendari, Dari Faktor Keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Ada beberapa faktor keluarga yang menentukan keberhasilan belajar siswa, seperti faktor orang tua yang meliputi cara mendidik orang tua, hubungan orang tua dengan anak serta kondisi rumah tangga. Cara mendidik orang tua yang otoriter dan diktator sering kali dapat menyebabkan gangguan mental pada anak sehingga berdampak pada kegiatan belajar anak. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari tidak ada orang tua mereka yang
47
bertindak diktator dan otoriter dalam mendidik anak-anak mereka, tetapi beberapa siswa mengaku orang tuan mereka kurang mengawasi mereka untuk belajar di rumah. Berdasarkan hasil wawancara dengan LJ (siswa kelas X.10) mengemukakan hal senada sebagai berikut: “dia suruh juga saya belajar, tapi kalau saya ndak mau dia tidak paksa ji, kalau saya mau saya belajar biar tidak disuruh,… kalau dirumah saya bantu bapakku di toko atau tidak saya nonton tv baru saya tidur kak …” (Wawancara, tanggal 12 September 2015). Berbeda dengan kondisi teman-temannya, Ms (siswa kelas X.8) mempunyai kondisi yang berbeda dengan orang tuanya. Jarak antara orang tua dan anak yang begitu jauh serta pengawasan dari kakaknya yang kurang membuat Ms belajar sesuka hatinya saja. Sebagaimana penuturannya, yaitu: “…Yingka dia Cuma tanam-tanam jagung saja di Lohia… Kalau saya mau belajar saya belajar ji. Kalau datang malasku sa ndak belajar… Dia suruh ji, tapi Cuma satu-satu kali. Dia sibuk mungkin urus anaknya trus dia kerja juga..” (Wawancara, tanggal 7 September 2015) Perhatian dan pengawasan orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah sangat diperlukan, agar anak menjadi lebih disiplin dalam belajar. Pengawasan orang tua tidak hanya terhadap kegiatan belajar anak di rumah, tetapi pengawasan orang tua harus mencakup segala aspek kegiatan dan perkembangan belajar anak serta penyediaan bahan atau sumber pendukung belajar anak, baik buku-buku maupun sumber belajar yang lainnya. Perhatian dan pengawasan orang tua yang kurang terhadap kegiatan belajar anak di rumah akan berdampak pada kebiasaan anak yang malas belajar sehingga dapat menimbulkan masalah belajar bagi anak.
48
Selain faktor orang tua, faktor lain yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa yaitu faktor ekonomi keluarga. Keadaan ekonomi keluarga yang kurang atau miskin akan menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua, dan tidak mempunyai tempat belajar yang baik. Keadaan seperti ini akan menghambat kemajuan anak. Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting, karena belajar dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya. Misalnya untuk membeli alat-alat, uang sekolah dan biaya-biaya lainnya. Maka keluarga yang miskin akan merasa berat untuk mengeluarkan biaya yang bermacam-macam itu, karena keuangan digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Keluarga yang miskin juga tidak dapat menyediakan tempat untuk belajar yang memadai, dimana tempat belajar itu merupakan tempat terlaksananya belajar secara efisien dan efektif. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang siswa yang bernama Mr (kelas X.9) mengatakan bahwa, dia tidak mempunyai sumber belajar ekonomi lain selain LKS yang diberikan guru mata pelajaran ekonomi. Keadaan ekonomi keluarga yang kurang dan profesi orang tua yang hanya berprofesi sebagai pedagang di pelabuhan yang berpenghasilan pas-pasan, sehingga dia tidak bias menuntut lebih dari kedua orang tuanya untuk membeli bahan pendukung belajar lain, seperti buku paket ekonomi dan internet yang dapat mendukung belajarnya. Sebagaimana dari hasil penuturannya sebagai berikut: “LKS ji yang saya punya pak,… dak da uangnya mamaku, baru mahalnya buku paket. Apalagi kita mau minta uang untuk pergi mi lagi di warnet, ndak akan dikasih.…” (Wawancara 13 Oktober 2015) Sejalan dengan Mr, Ms (siswa kelas X.8) menuturkan hal yang sama.
49
“LKS ada ji pak guru, Cuma sa ndak punya bela buku paket… Ndak da juga internet pak guru… Bagus ji suasananya, hanya kadang-kadang anaknya kakaku dia pi kasih hambur buku-bukuku, baru ributnya kalau mereka main-main.” (Wawancara, 7 September 2015) Seperti halnya ekonomi keluarga yang kurang atau miskin, keadaan ekonomi yang lebih atau kaya bisa juga menjadi faktor penyebab kesulitan belajar anak. Dimana siswa yang mempunyai orang tua yang memiliki keadaan ekonomi keluarga yang cukup cenderung mendapatkan perlakuan yang manja dan cenderung bersenang-senang sehingga bisa menjadikan anak malas belajar sehingga dapat menghambat kegiatan belajar anak. Keadaan seperti di atas sejalan dengan penuturan siswa yang bernama CE (siswi kelas X.8). Kebiasaan CE yang jarang belajar dirumah serta perhatian orang tua terhadap CE yang selalu memanjakan dan membiarkannya untuk tidak belajar merupakan faktor yang menyebabkan CE memiliki kesulitan dalam belajarnya, seperti penuturannya berikut: “..masa dia mau larang saya main hp dengan nonton tv, sementara itu mi pekerjaanku tiap hari dirumah, yang penting pacekku dia kita tidak kluyuran di luar rumah…” (Wawancara, tanggal 7 September 2015). AS. (siswa kelas X.8) juga mengatakan hal yang serupa, “Kadang-kadang juga dia suruh. Apalagi mamaku, dia suruh ji terus… Saya malas ji saja. Soalnya suka sekali teman-temanku datang di rumah main PS… Mamaku ji yang belikan waktu dia pergi ke Jakarta.” (Wawancar, tanggal 2 November 2015) Berdasarkan refleksi hasil wawancara Indah DM (Siswi kelas X.9), kurangnya pengawasan orang tua terhadap kegiatannya di rumah dan kedisiplinan orang tua yang kurang untuk mengontrol aktivitas belajar anak di rumah. IDM mempunyai fasilitas belajar di rumah yang cukup mendukung namun dia kurang memanfaatkannya.
50
Berdasarkan hasil wawancara beberapa siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari di atas dapat disimpulkan bahwa, keadaan ekonomi keluarga yang kurang mampu akan berdampak pada kegiatan belajar anak karena kurangnya pemenuhan kebutuhan anak seperti ketersediaan sumber belajar yang mendukung belajar anak. Begitu pula pada keadaan ekonomi keluarga yang mampu atau kaya, kecenderungan kebiasaan orang tua yang sering memanjakan anak akan berdampak pada terhambatnya kegiatan belajar anak jika tidak disertai dengan pengawasan dan kedisiplinan orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah. 3. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 9 Kendari, Dari Faktor Sekolah a. Hubungan/Interaksi antara Guru dan Siswa Hubungan antara guru ekonomi SMA Negeri 9 Kendari dan siswa yang diajar sangat baik. Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti terhadap aktivitas komunikasi guru dan siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas terjalin dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X.10 yang bernama WM sebagai ketua kelas X.10 SMA Negeri 9 Kendari, hubungan antara guru dan siswa di SMA Negeri 9 Kendari terjalin dengan baik, sebagaimana penuturannya berikut! “bagus ji cara mengajarnya guru ekonomi kalau dia menjelaskan, kalau kita tidak mengerti kita juga bisa bertanya sama pak guru ekonomi,… kalau guru ekonomi di sini baik ji sama kita, cuman memang dia disiplin, tapi menurut saya toh itu bagus jadi teman-teman juga ndak berlebihan main-mainnya dalam kelas…. Kalau masalah itu, tergantung temanteman mereka mau belajar atau tidak, masalahnya juga toh mereka ndak suka perhatikan kalau guru dia menjelaskan.” (Wawancara, tanggal 2 November 2015).
51
Hal serupa dituturkan oleh ASc sebagai ketua kelas X.9 SMA Negeri 9 Kendari, sebagai berikut: “bagus ji gurunya dia mengajar pak, hanya ada teman-teman ndak memperhatikan makanya mereka tidak mengerti padahal kita bisa bertanya kalau tidak tau,… menurut saya baik ji gurunya, guru-guru disini baik-baik ji tapi ada juga yang galak deh, eh bukan galak pak tapi disiplin mungkin” (Wawancara, 31 Oktober 2015) Namun berbeda dengan pengakuan siswa yang mengalami kesulitan belajar yang bernama IDM siswi kelas X.10. Menurutnya komunikasi antara dirinya dengan guru mata pelajaran ekonomi hanya terjalin di dalam kelas, sedangkan di luar kelas tidak begitu berkomunikasi dengan gurunya terutama untuk bertanya tentang materi pelajaran yang belum dimengerti. sebagaimana penuturannya berikut: “Kalau di kelas kadang saya bertanya, tapi kalau di kantor mi saya takut ee, nanti dibilang apa kah. baru gurunya juga tegas sekali jadi saya tidak pernah bertanya tentang materi yang sa ndak mengerti di luar kelas sama guru.” (Wawancara, 6 Oktober 2015) Seperti halnya IDM, teman sekelasnya LJ siswa kelas X.10 juga menuturkan hal yang sama tentang hubungannya dengan guru mata pelajaran ekonomi: “Saya takut sama gurunya ee, soalnya pernah dia marahi saya gara-gara saya ndak bawa tugasku. sama saya jarang masuk ..Bukan hanya guru ekonomi yang saya takuti pak, tapi guru geografi, matematika, sama bahasa inggris juga saya takut. tegas skali soalnya orangnya.”(Wawancara 12 September 2015) Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan/interaksi antara guru dan siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran ekonomi tergolong kurang. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya komunikasi antara siswa dengan
52
guru di dalam dan luar kelas, seperti siswa mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum di mengerti. Selain itu, siswa cenderung diam ketika diminta untuk menjawab pertanyaan ataupun mengajukan pendapat. Komunikasi antara guru dan murid harus tetap terjalin dengan sikap guru yang terbuka kepada siswa, sehingga siswa tidak takut untuk berkomunikasi dengan guru dan murid dengan batasan yang wajar. b. Penggunaan Metode Mengajar, Media Pembelajaran dan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Belajar Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di kelas X.9 metode pembelajaran yang sudah digunakan guru ekonomi dalam pembelajaran ekonomi adalah metode ceramah, penugasan, tanya jawab, dan diskusi. Dari metodemetode tersebut, metode ceramah paling banyak di gunakan, sebab metode yang digunakan disesuaikan dengan materi mata pelajaran ekonomi dengan tema “Pengertian Produksi dan Jenis-Jenis Produksi”. Diakui guru bahwa metode ceramahlah paling banyak digunakan. Penggunaan metode ceramah yang mendominasi pembelajaran tampaknya telah menjadi salah satu faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. (Observasi, 28 Agustus 2015) Sedangkan berdasarkan Hasil observasi kelas X.10 dengan materi “Biaya Sehari-Hari dan Biaya Peluang”, metode pembelajaran yang digunakan guru ekonomi dalam pembelajaran ekonomi adalah metode ceramah, penugasan, tanya jawab, dan diskusi. Akan tetapi, beberapa siswa masih terlihat kurang mengerti dan tidak aktif dalam pembelajaran. (Observasi 29 Agustus 2015)
53
Hasil observasi kelas X.8 dengan materi dan guru yang sama dengan kelas X.10 metode dan media pembelajaran yang digunakan sama halnya dengan kelas X.10. Namun beberapa siswa kelas X.8 juga tidak begitu aktif dalam pembelajaran dan memiliki nilai evaluasi yang kurang pada mata pelajaran ekonomi. Sejalan dengan hasil observasi di atas, hasil dengan AP siswa kelas X.9 (wawancara 1 September 2015 ) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang tidak lengkap dan kondisi ruangan yang tidak kondusif baik luas maupun ketenangannya belum bagus.
Sependapat dengan AP, AFA siswa kelas X.9
mengungkapkan, ketidaktersedianya media pembelajaran seperti infokus dan ruang kelas yang sempit dan panas membuatnya tidak semangat dalam belajar. Sebagaimana penuturannya sebagai berikut: “Kelasnya ribut, panas, sempit juga baru ndak da Infokusnya. jadinya ndak terlalu semangat kita pwa. baru kita ndak tau mi siapa yang mau kita dengar, penjelasan guru di kelas atau di kelas sebelah.”(1 September 2015) Sejalan dengan itu, kondisi ruangan yang tidak kondusif dan tidak adanya media pembelajaran elektronik dibenarkan oleh guru ekonomi Herman. sebagaimana hasil penuturannya berikut: “Sebenarnya kendalanya ndak da, hanya saja karna ruang kelas yang kita pake sekarang ini ruangan sementara saja baru hanya berdindingkan triplek sebagai pembatas kelas, jadi ribut skali suasananya kelas, juga alatalat dan pendukung pembelajaran juga tidak lengkap, makanya pintarpintarnya Kita saja bagaimana Kita akalai itu kekurangan.” (Wawancara, 26 Agustus 2015) Dari hasil observasi dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran di kelas sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 9 Kendari. Selain
54
itu, ketiadaan media dalam pembelajaran di kelas dan kondisi kelas yang tidak kondusif sebagai tempat belajar membuat kurang bersemangatnya peserta didik berdampak pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 9 Kendari yang masih rendah. 4. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 9 Kendari, Dari Faktor Lingkungan Sosial Teman bergaul anak di lingkungan sosial masyarakat sangat mempengaruhi kebiasaan anak di masyarakat. Anak yang bergaul dengan teman yang tidak sekolah, ia akan malas belajar, sebab cara hidup anak yang bersekolah berlainan dengan anak yang tidak sekolah. sehingga kecenderungan anak yang bergaul pada anak yang tidak sekolah, akan menyebabkan timbulnya kesulitan anak dalam belajar. Selain itu, kehidupan dan kebiasaan lingkungan di sekitar tempat tinggal akan cenderung mempengaruhi kebiasaan anak dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolahnya. Corak kehidupan tetangga misalnya sering main judi, minum minuman keras, menganggur, tidak suka belajar, akan mempengaruhi anak-anak yang bersekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa SMA Negeri 9 Kendari yang bernama VS (siswa kelas X.9), mengatakan bahwa: “Kalau di rumah ndak da kegiatanku, palingan sa hanya pi main bola sama teman-temanku saja. Atau tidak sa pergi di pelabuhan… Ada yang sekolah ada juga yang tidak. Tapi kebanyakan dorang tidak sekolah…” (Wawancara, tanggal 1 September 2015)
55
Hal serupa dituturkan oleh AS (siswa kelas X.8), menuturkan kebiasaannya di rumah sebagai berikut: “Ndak da ji Pak, paling ji Saya main PS atau duduk-duduk ji… Saya malas ji saja. Soalnya suka sekali teman-temanku datang di rumah main PS…” (Wawancara 26 September 2015) Terlalu banyak berorganisasi, kursus ini dan itu akan menyebabkan belajar anak akan terbengkalai. Seperti kebiasaan anak dalam mengikuti kegiatan anak-anak muda, gank motor atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya baik di sekolah maupun di lingkungan sosial masyarakat akan berdapak pada kegiatan belajar anak. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa SMA Negeri 9 Kendari yang bernama LJ (Siswa kelas X.10), menuturkan bahwa, “Anu Pak guru, Saya capeh karna Saya habis latihan tai kwon do. Habis itu Saya pergi main futsal lagi sama temanku..” (Wawancara 12 September 2015) Seperti halnya juga terjadi pada AP (siswa kelas X.9) dan Ms (siswa kelas X.9), aktivitas klub futsal yang dia geluti sama teman-teman di lingkungan tempat tinggal dan nongkrong membuat dia tidak meluangkan waktunya untuk belajar di rumah. Berdasarkan hal tersebut dapat di simpulkan bahwa, penyebab kesulitan belajar siswa SMA Negeri 9 Kendari adalah faktor lingkungan sosial yang mencakup: (1)Teman bergaul yang kurang mendukung, (2) Lingkungan tetangga yang mempunyai kebiasaan tidak belajar dan tidak berpendidikan, dan (3) Aktivitas teman anak dalam masyarakat yang suka keluyuran, nongkrong dan bermain bola.
56
Dari hasil penelitian di atas, beberapa faktor yang saling berperan dalam menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 9 Kendari yaitu; 1. Faktor Internal (Dari Diri Siswa Sendiri) a. Aspek
minat
belajar
siswa
memilki
pengaruh
kuat
yang
menyebabkan kesulitan belajar. Karena ketika siswa memiliki minat belajar rendah ia akan menggunakan sedikit waktunya untuk mempelajarinya, serta kurang memperhatikan pelajaran ekonomi, bersikap acuh dan tidak aktif dalam kegiatan belajar ekonomi. b. Kebiasaan Belajar Siswa pada mata pelajaran ekonomi memiliki cukup pengaruh menyebabkan kesulitan belajar dan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Kebiasaan belajar siswa yang menghafal tanpa memahami materi pelajaran ekonomi dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam memahami materi pelajaran ekonomi yang diajarkan di sekolah. c. Sikap Mental; Siswa yang mempunyai sifat ragu-ragu, malu berbicara dan takut salah mengeluarkan pendapat akan menimbulkan perilaku yang kurang percaya diri atau gerogi dalam berbicara dengan sikap mental yang kurang kuat. Siswa yang memiliki sifat mental yang kurang kuat perlu diberikan dorongan dan penguatan dengan memberikan dia penghargaan ketika berbicara, baik pujian maupun tepuk tangan serta pembenaran terhadap apa yang dituturkannya.
57
2. Faktor Keluarga (Eksternal); Perhatian dan pengawasan orang tua yang kurang terhadap kegiatan belajar anak di rumah akan berdampak pada kebiasaan anak yang malas belajar sehingga dapat menimbulkan masalah belajar bagi anak. serta keadaan ekonomi yang kurang mendukung dan berlebihan akan berdampak pada kegiatan belajar anak karena kurangnya pemenuhan kebutuhan anak seperti ketersediaan sumber belajar yang mendukung belajar anak. Begitu pula pada keadaan ekonomi keluarga yang mampu atau kaya, kecenderungan kebiasaan orang tua yang sering memanjakan anak akan berdampak pada terhambatnya kegiatan belajar anak jika tidak disertai dengan pengawasan dan kedisiplinan orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah. 3. Faktor Sekolah (Eksternal); Hubungan/Interaksi antara Guru dan Murid yang kurang, penggunaan Metode Mengajar yang monoton, Media Pembelajaran dan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Belajar yang tidak lengkap. 4. Faktor Lingkungan Sosial (Eksternal); teman bergaul yang tidak tepat, dan banyaknya kegiatan siswa di lingkungan sosial akan berdampak pada kegiatan belajar anak jika tidak dimanajemen dengan baik. Cara untuk mengatasi kesulitan belajar yaitu melakukan diagnosis yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan penyebab kesulitan belajar. Setelah penyebab kesulitan diketahui, maka perlu direncanakan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah belajar ini. Prosedur atau langkah-langkah melaksanakan diagnosis kesulitan belajar yaitu; 1) mengidentifikasi peserta didik yang
58
diperkirakan mengalami kesulitan, belajar, 2) melokasisasi letak kesulitan belajar, 3) menentukan faktor penyebab kesulitan belajar, 4) memperkirakan alternatif bantuan, 5) menetapkan kemungkinan cara mengatasinya, 6) tindak lanjut.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa, terdapat kesulitan belajar siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari, hal ini dapat dilihat dari: (1) Aktivitas beberpa siswa kelas X yang kurang aktif dala kegiatan belajar mengajar ekonomi di kelas, dan (2) Ketidaktercapaian indikator hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yang ditandai dengan kesulitan memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan mengindikasikan adanya kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 9 Kendari. Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari, antara lain: 1. Faktor Internal (Dari Diri Siswa Sendiri) a. Aspek minat belajar siswa memilki pengaruh kuat yang menyebabkan kesulitan belajar. Karena ketika siswa memiliki minat belajar rendah ia akan menggunakan sedikit waktunya untuk mempelajarinya, serta kurang memperhatikan pelajaran ekonomi, bersikap acuh dan tidak aktif dalam kegiatan belajar ekonomi. b. Kebiasaan Belajar Siswa pada mata pelajaran ekonomi memiliki cukup pengaruh menyebabkan kesulitan belajar dan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Kebiasaan belajar siswa yang menghafal tanpa memahami materi pelajaran ekonomi dapat menyebabkan kesulitan 59
60
belajar siswa dalam memahami materi pelajaran ekonomi yang diajarkan di sekolah. c. Sikap Mental; Siswa yang mempunyai sifat ragu-ragu, malu berbicara dan takut salah mengeluarkan pendapat akan menimbulkan perilaku yang kurang percaya diri atau gerogi dalam berbicara dengan sikap mental yang kurang kuat. Siswa yang memiliki sifat mental yang kurang kuat perlu diberikan dorongan dan penguatan dengan memberikan dia penghargaan ketika berbicara, baik pujian maupun tepuk tangan serta pembenaran terhadap apa yang dituturkannya. 2. Faktor Keluarga (Eksternal); Perhatian dan pengawasan orang tua yang kurang terhadap kegiatan belajar anak di rumah akan berdampak pada kebiasaan anak yang malas belajar sehingga dapat menimbulkan masalah belajar bagi anak. serta keadaan ekonomi yang kurang mendukung dan berlebihan akan berdampak pada kegiatan belajar anak karena kurangnya pemenuhan kebutuhan anak seperti ketersediaan sumber belajar yang mendukung belajar anak. Begitu pula pada keadaan ekonomi keluarga yang mampu atau kaya, kecenderungan kebiasaan orang tua yang sering memanjakan anak akan berdampak pada terhambatnya kegiatan belajar anak jika tidak disertai dengan pengawasan dan kedisiplinan orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah. 3. Faktor Sekolah (Eksternal); Hubungan/Interaksi antara Guru dan Murid yang kurang, penggunaan Metode Mengajar yang monoton, Media Pembelajaran dan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Belajar yang tidak lengkap.
61
4. Faktor Lingkungan Sosial (Faktor Eksternal); teman bergaul yang tidak tepat, dan banyaknya kegiatan siswa di lingkungan sosial akan berdampak pada kegiatan belajar anak jika tidak dimanajemen dengan baik B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bagi pihak sekolah khususnya SMA Negeri 9 Kendari harus terus meningkatkan sarana dan prasarana belajar yang mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas dengan alat dan media pembelajaran yang lengkap agar anak termotivasi untuk belajar. 2. Bagi guru SMA Negeri 9 Kendari, khususnya guru ekonomi harus memberikan metode pembelajaran yang kreatif sesuai dengan karakteristik siswa yang diajarkan. 3. Bagi orang tua siswa harus lebih menerapkan kedisiplinan diri dalam kegiatan sehari-hari, khususnya untuk kegiatan belajar di rumah, khususnya perkembangan belajar anak baik di rumah maupun di sekolah. Penyebab kesulitan siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Oleh karena itu, pihak-pihak yang berhubungan dengan siswa itu sendiri harus lebih memperhatikan kegiatan anak dan segala aspek yang berkaitan dengan kegiatan belajar anak.
62
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Djamarah, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Sistem. Jakarta: Bum Akasara Irham, Muhamad, dkk. 2013. Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media Iskandar. 2010. MetodelogiPenelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta G. Persada Press Samuelsom, Paul. 2003. Ekonomi SMA 1 Buku 1. Surabaya: Tiga Serangkai Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Suprayekti. 2004. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas Suryabarata, Sumadi. 2005. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Trianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Malang: Prestasi Pustaka Usman. 2003. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Yamin, Martinis. 2013. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Referensi
SKRIPSI DAN INTERNET Erisnawati. 2004. Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas 2 SMP N 4 Palangga Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi Tidak Diterbitkan. FKIP-UHO Kendari
63
Erwani, Asna. 2012. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Kontunaga Kabupaten Muna. SKripsi Tidak Diterbitkan. FKIPUHO Kendari Upi,
Januari.
2013.
Faktor-Faktor
Penyebab
Kesulitan
Http://uphillophe.blogspot.com/2013/01/faktor-penyebabkesulitan-belajar.html. DIakses tanggal 15 November 2013
Belajar.
64
Lampiran 1. Lembar Observasi Pedoman Observasi Kondisi Sekolah dan Ruang Kelas SMA Negeri 9 Kendari No. Observasi
:
Hari/Tanggal
:
Lokasi
: SMA Negeri 9 Kendari
No. Obyek Observasi 1.
Ruang Kelas
2.
Ruang
Jumlah
Perpustakaan 3.
Musholah
4.
Laboratorium IPA
5.
Laboratorium Komputer
6.
Lapangan Olahraga
8
Gedung kantor
9
Ruang lain-lain
Refleksi Hasil Observasi………………….
Deskripsi Keadaan Gedung
65
Pedoman Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi NO. Observasi
:
Hari/Tanggal
:
Lokasi Kelas Observasi
: …..
Pokok Observasi
:…
No
Indikator Observasi
1.
Tingkat Kehadiran
2.
Perhatian siswa ketika guru menjelaskan
3.
Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
4.
Kemampuan kerjasama dan sosialisasi siswa
Refleksi: …………………….
Jam.
Deskripsi Hasil Observasi
66
Hasil Observasi Kondisi Sekolah dan Ruang Kelas SMA Negeri 9 Kendari No. Observasi
: 001
Hari/Tanggal
: Senin, 24 Agustus 2015
Lokasi
: SMA Negeri 9 Kendari
Topik Observasi
: Kondisi Sarana dan Prasarana SMA Negeri 9 Kendari
No. Obyek Observasi
Jumlah
1.
30
Ruang Kelas
Pukul. 07.00 – 10.30
Deskripsi Keadaan Gedung Kondisi ruang kelas SMA Negeri 9 Kendari cukup baik, ada beberapa kelas yang memiliki fasilitas yang lengkap seperti kelas unggulan X1, XI IA 1, XI IS 1, kelas XII IA1 dan XII IS2. Namun beberapa kelas seperti kelas XI 2 samapai X10 masih menggunakan ruang kelas sementara yang kurang baik untuk dijadikan sebagai tempat belajar siswa.
2.
Ruang
1
Perpustakaan
Kondisi ruang perpustakaan SMA Negeri 9 Kendari cukup bagus, buku mata pelajaran yang disediakan juga sangat baik, namun alat pendingin ruangan belum ada hingga memungkinkan kurang nyamannya siswa di dalam perpustakaan.
3.
Musholah
1
Mushola SMA Negeri 9 Kendari dalam kondisi baik, letak dan tata ruangan yang strategis dan nyaman dapat memungkinkan siswa untuk beribadah dengan aman
4.
Laboratorium
1
IPA 5.
Laboratorium Komputer
Cukup baik dan memiliki alat praktek IPA Dasar yang lengkap
1
Sangat baik dengan jumlah computer yang sesuai dengan jumlah siswa yang praktek dan SMA Negeri 9 Kendari menyediakan wifi yang bias digunakan oleh siswa dalam praktek computer maupun guru dalam mencari referensi pembelajaran.
67
6.
Lapangan
1
Olahraga 8
Gedung kantor
Lapangan olah raga berupa lapangan basket dan bola volley yang kondisinya cukup baik
3
Ruang kantor terdiri dari ruang Kepsek dan staff adm, dan ruang guru dengan kondisi yang cukup baik
9
Ruang lain-lain
3
Ruang lain-lain terdiri dari ruang BK, Ruang koperasi, dan ruang PMR.
Refleksi: Berdasarkan hal tersebut di atas dapat simpulkan bahwa, Ruang kelas belajar untuk kelas X2 sampai X10 masih dalam kondisi perbaikan, sehingga pihak sekolah memanfaatkan gedung lain yang dijadikan sebagai ruang belajar sementara selama satu semester terakhir ini. Namun demikian, kondisi ruang belajar sementara yang digunakan sangat tidak mendukung berjalannya proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, sebab pembatas yang digunakan antara tiap kelas hanya menggunakan papan tripleks dan lebar ruangan yang kurang luas sehingga tidak memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi dalam belajar karena ribut. Sedangkan kondisi gedung lain sudah cukup baik.
68
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi NO. Observasi
: 002
Hari/Tanggal
: Jumat, 28 Agustus 2015
Lokasi Kelas Observasi
: Kelas X.9
Pokok Observasi
: Aktivitas Siswa Pada Saat Pembelajaran di Kelas
No
Indikator Observasi
1.
Tingkat Kehadiran
Jam. 07.00 – 09.15
Deskripsi Hasil Observasi Dari jumlah siswa 43 orang siswa, hanya terdapat 37 siswa yang hadir dalam kegiatan belajar mengajar ekonomi di kelas pada hari ini.
2.
Perhatian siswa
Ada 11 orang siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
ketika guru
dan sibuk berbicara dengan temannya, bermain-main
menjelaskan
ketika guru menjelaskan dan tidak mencatat ketika guru menyuruh untuk mencatat hasil pemaparan guru di papan tulis.
3.
Keaktifan siswa
Guru membagikan kelompok sebanyak 9 kelompok. ada
dalam diskusi
beberapa siswa yang tidak aktif berdiskusi dan diam tidak
kelompok
melakukan apa-apa, sedangkan anggota kelompok yang lain sibuk berdiskusi dan mencari materi diskusi dalam buku dan memaparkan pendapatnya.
4.
Kemampuan
Ada 12 siswa yang tidak melakukan apa-apa dan tidak
kerjasama dan
membantu dalam kegiatan diskusi dan tidka melakukan
sosialisasi siswa
apa-apa, malah sibuk bercanda dan acuh terhadap pendapat anggota kelompoknya.
5.
Kecepatan dalam
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
menyelesaikan tugas
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang dilemparkan guru maupun pertanyaan dari anggota kelompok diskusi lain.
6.
Kecepatan dalam
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
69
menyelesaikan tugas
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan guru di papan tulis
6
Metode Mengajar dan Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan, Media Pembelajaran
tanya-jawab dan diskusi, namun yang paling dominan
yang digunakan
yaitu metode ceramah. Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas.
Refleksi: Berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kelas X. 9 SMA Negeri 9 Kendari dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki motivasi yang kurang bersikap acuh terhadap pelajaran ekonomi pada saat pelajaran berlangsung, seperti tidak memperhatikan penjelasan guru dan asik ngobrol dengan temannya, tidak mengerjakan soal latihan yang diberikan guru, kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan. Metode yang diajarkan guru yang dominan menggunakan metode ceramah dengan tidak adanya media elektronik pembelajaran, serta kondisi ruang kelas yang tidak kondusif, sempit dan ribut dapat mengganggu dan menurunkan minat siswa dalam belajar
70
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi NO. Observasi
: 003
Hari/Tanggal
: Sabtu, 29 Agustus 2015
Lokasi Kelas Observasi
: Kelas X.10
Pokok Observasi
: Kegiatan Belajar Mengajar
No
Indikator Observasi
1.
Tingkat Kehadiran
Jam. 07.00 – 09.15
Deskripsi Hasil Observasi Dari jumlah siswa 42 orang siswa, hanya terdapat 38 siswa yang hadir dalam kegiatan belajar mengajar ekonomi di kelas pada hari ini.
2.
Perhatian siswa
Ada 16 orang siswa sama sekali tidak memperhatikan
ketika guru
penjelasan guru, dan 8 orang siswa kadang-kadang
menjelaskan
memperhatikan. Beberapa siswa keluar masuk di kelas, dan sebagian besar sibuk mencari kipas karena kepanasan.
3.
Keaktifan siswa
Dalam kelompok diskusi, hanya 18 orang siswa yang aktif
dalam diskusi
dalam diskusi kelompok, sedangkan sisanya tidak begitu
kelompok
aktif dalam diskusi kelompok. Malah keluar masuk di kelas dan berpura-pura membaca buku ketika ditegur guru.
4.
Kemampuan
Ada 15 siswa yang tidak bekerjasama dan berbuat gaduh,
kerjasama dan
dengan berpindah-pindah kelompok dan mengganggu
sosialisasi siswa
anggota kelompok lain, serta bercanda dalam kegiatan diskusi.
5.
Kecepatan dalam
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
menyelesaikan tugas
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan guru di papan tulis
6.
Metode Mengajar dan Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan, Media Pembelajaran
tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan
71
yang digunakan
langkah-langkah
pembelajaran
yang
direncanakan.
Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas. Refleksi: Berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kelas X.10 SMA Negeri 9 Kendari Ada 16 orang siswa sama sekali tidak memperhatikan penjelasan guru dan ada 15 siswa yang tidak bekerjasama dan berbuat gaduh, dengan berpindah-pindah kelompok dan mengganggu anggota kelompok lain, serta bercanda dalam kegiatan diskusi. Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan, tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan. Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas.
72
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi NO. Observasi
: 004
Hari/Tanggal
: Senin, 31 Agustus 2015
Lokasi Kelas Observasi
: Kelas X.8
Pokok Observasi
: Kegiatan Belajar Mengajar
No
Indikator Observasi
1.
Tingkat Kehadiran
Jam. 11.15 – 13.15
Deskripsi Hasil Observasi Dari jumlah siswa 40 orang siswa, hanya terdapat 35 siswa yang hadir dalam kegiatan belajar mengajar ekonomi di kelas pada hari ini.
2.
Perhatian siswa
Dari 35 siswa yang hadir dalam kelas pelajaran, ada 9
ketika guru
orang siswa sama sekali tidak memperhatikan penjelasan
menjelaskan
guru, sedengkan yang memperhatikan pemaparan guru ketika menjelaskan hanya sekitar 18 orang, dan sisanya sebanyak 8 siswa kadang-kadang memperhatikan.
3.
Keaktifan siswa
Dari 35 siswa dibagi menjadi 9 kelompok belajar dalam
dalam diskusi
kelas, dan hanya sekitar 20 siswa yang aktif dalam diskusi
kelompok
kelompok, sedangkan sisanya tidak begitu aktif dalam diskusi kelompok.
4.
Kemampuan
Dari 35 siswa, hanya terdapat beberapa siswa yang tidak
kerjasama dan
begitu bekerjasama dalam diskusi kelompok dan terlihat
sosialisasi siswa
acuh dalam diskusi. Terdapat 12 orang siswa terlihat tidak melakukan tindakan apa-apa, termasuk tidak menulis dan mencari informasi materi diskusi.
5.
Kecepatan dalam
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
menyelesaikan tugas
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan guru di papan tulis
6.
Metode Mengajar dan Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan,
73
Media Pembelajaran
tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan
yang digunakan
langkah-langkah
pembelajaran
yang
direncanakan.
Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas. Refleksi: Berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kelas X.8 SMA Negeri 9 Kendari yang berjumlah 40 orang siswa terdapat 5 orang siswa yang tidak hadir, dan dari 35 orang siswa yang hadir ada 9 orang siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan 8 orang siswa kadang-kadang pemperhatikan, dan dalam kegiatan diskusi ada 15 orang siswa yang tidak begitu aktif dan 12 orang siswa itu sama sekali tidak bekerjasama dan melakukan apa-apa dalam kegiatan diskusi. Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan, tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan. Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas. .
74
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi NO. Observasi
: 005
Hari/Tanggal
: Jumat, 4 September 2015
Lokasi Kelas Observasi
: Kelas X.9
Pokok Observasi
: Kegiatan Belajar Mengajar
No
Indikator Observasi
1.
Tingkat Kehadiran
Jam. 07.00 – 09.15
Deskripsi Hasil Observasi Dari jumlah siswa 43 orang siswa, hanya terdapat 41 siswa yang hadir dalam kegiatan belajar mengajar ekonomi di kelas pada hari ini.
2.
Perhatian siswa
Ada 5 orang siswa sama sekali tidak memperhatikan
ketika guru
penjelasan
menjelaskan
pemaparan guru ketika menjelaskan hanya sekitar 29
guru,
sedangkan
yang
memperhatikan
orang, dan sisanya sebanyak 8 siswa kadang-kadang memperhatikan. Beberapa siswa malah asik tidur di belakang ketika guru menjelaskan. 3.
Keaktifan siswa
Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok belajar dalam
dalam diskusi
kelas, dan hanya sekitar 26 siswa yang aktif dalam diskusi
kelompok
kelompok, sedangkan sisanya tidak begitu aktif dalam diskusi
kelompok.
Beberapa
siswa
nampak
tidak
semangat dan diam dalam diskusi. 4.
Kemampuan
Terdapat beberapa siswa yang tidak begitu bekerjasama
kerjasama dan
dalam diskusi kelompok dan terlihat acuh dalam diskusi
sosialisasi siswa
bahkan 9 orang siswa terlihat tidak melakukan tindakan apa-apa, termasuk tidak menulis dan mencari informasi materi diskusi.
5.
Kecepatan dalam
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
menyelesaikan tugas
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang dilemparkan guru maupun pertanyaan dari anggota
75
kelompok diskusi lain. 6..
Kecepatan dalam
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
menyelesaikan tugas
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan guru di papan tulis
Refleksi: Berdasarkan hasil observasi ke dua di kelas X.9 dapat disimpulkan bahwa siswa X.9 SMA Negeri 9 Kendari memiliki tingkat kehadiran yang meningkat dibandingkan pada minggu sebelumnya. keaktifan siswa dalam pembelajaran juga cukup baik, namun masih ada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar. Terdapat beberapa siswa yang tidak begitu aktif dan bekerjasama dalam diskusi kelompok dan terlihat acuh dalam diskusi bahkan 9 orang siswa terlihat tidak melakukan tindakan apa-apa, termasuk tidak menulis dan mencari informasi materi diskusi.
76
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi NO. Observasi
: 006
Hari/Tanggal
: Sabtu, 5 September 2015
Lokasi Kelas Observasi
: Kelas X.10
Pokok Observasi
: Kegiatan Belajar Mengajar
No
Indikator Observasi
1.
Tingkat Kehadiran
Jam. 07.00 – 09.15
Deskripsi Hasil Observasi Pada pertemuan ini semua siswa kelas X.10 yang berjumlah 42 hadir 100%
2.
Perhatian siswa
Dari 42 siswa yang hadir dalam kelas pelajaran, ada 16
ketika guru
orang siswa sama sekali tidak memperhatikan penjelasan
menjelaskan
guru, sedengkan yang memperhatikan pemaparan guru ketika menjelaskan hanya sekitar 16 orang, dan sisanya sebanyak 10 siswa kadang-kadang memperhatikan.
3.
Keaktifan siswa
Dari 42 siswa dibagi menjadi 10 kelompok belajar dalam
dalam diskusi
kelas, dan hanya sekitar 22 orang siswa yang aktif dalam
kelompok
diskusi kelompok, sedangkan 20 orang tidak begitu aktif dalam diskusi kelompok.
4.
Kemampuan
Dari 42 siswa, terdapat beberapa siswa yang tidak bekerja
kerjasama dan
sama dalam diskusi kelompok dan terlihat acuh dalam
sosialisasi siswa
diskusi bahkan 16 orang siswa terlihat tidak melakukan tindakan apa-apa, termasuk tidak menulis dan mencari informasi materi diskusi.
5.
Kecepatan dalam
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
menyelesaikan tugas
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan guru di papan tulis
6.
Metode Mengajar dan Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan, Media Pembelajaran
tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan
77
yang digunakan
langkah-langkah
pembelajaran
yang
direncanakan.
Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas. Refleksi: Berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kelas X.10 SMA Negeri 9 Kendari terdapat peningkatan kehadiran siswa dengan presentase kehadiran 100%. Namun ada beberapa orang yang tidak aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Beberapa siswa yang tidak bekerja sama dalam diskusi kelompok dan terlihat acuh dalam diskusi bahkan 16 orang siswa terlihat tidak melakukan tindakan apa-apa, termasuk tidak menulis dan mencari informasi materi diskusi. Metode yang diajarkan guru yang dominan menggunakan metode ceramah dengan tidak adanya media elektronik pembelajaran, serta kondisi ruang kelas yang tidak kondusif, sempit dan ribut dapat mengganggu dan menurunkan minat siswa dalam belajarorang siswa itu sama sekali tidak bekerjasama dan melakukan apa-apa dalam kegiatan diskusi.
78
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi NO. Observasi
: 007
Hari/Tanggal
: Senin, 7 September 2015
Lokasi Kelas Observasi
: Kelas X.8
Pokok Observasi
: Kegiatan Belajar Mengajar
No
Indikator Observasi
1.
Tingkat Kehadiran
Jam. 11.15 – 13.15
Deskripsi Hasil Observasi Dari jumlah siswa 40 orang siswa, hanya terdapat 33 siswa yang hadir dalam kegiatan belajar mengajar ekonomi di kelas pada hari ini.
2.
Perhatian siswa
ada 7 orang siswa sama sekali tidak memperhatikan
ketika guru
penjelasan guru dan bersikap acuh terhadap penjelasan
menjelaskan
guru dengan berbincang sama teman sebangku dan bercanda dengan teman disekitarnya
3.
Keaktifan siswa
Guru membagi siswa kedalam 8 kelompok belajar dalam
dalam diskusi
kelas, dan ada 13 orang siswa tidak begitu aktif dalam
kelompok
diskusi kelompok. Siswa-siswa tersebut hanya duduk diam dan tidak melakukan apa-apa termasuk tidak menulis dan mencari informasi tentang materi pelajaran yang didiskusikan
4.
Kemampuan
Ada 10 siswa yang tidak bekerjasama dalam diskusi,
kerjasama dan
bahkan mereka melakukan kegiatan diluar diskusi seperti
sosialisasi siswa
bermain dengan anggota kelompok lain, serta berbuat gaduh.
5.
Kecepatan dalam
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
menyelesaikan tugas
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan guru di papan tulis
6.
Metode Mengajar dan Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan,
79
Media Pembelajaran
tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan
yang digunakan
langkah-langkah
pembelajaran
yang
direncanakan.
Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas. Refleksi: Berdasarkan hasil observasi ke dua di kelas X.8 dapat disimpulkan bahwa, presentase kehadiran siswa menurun menjadi 33 orang siswa. sedangkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas ada beberapa siswa tidak antusias dalam proses belajar ekonomi. hal ini dapat di lihat dari 33 orang siswa yang hadir ada 7 orang siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan 8 orang siswa kadang-kadang pemperhatikan, dan dalam kegiatan diskusi ada 13 orang siswa yang tidak begitu aktif dan 8 orang siswa itu sama sekali tidak bekerjasama dan melakukan apa-apa dalam kegiatan diskusi.
80
Lampiran 3. Lembar Wawancara Pedoman Wawancara A. Pedoman Wawancara Untuk Siswa 1. Apakah Anda menyukai mata pelajaran ekonomi? ………………………………………………………………………… 2. Bagaimana ketersediaan sumber belajar yang Anda miliki, baik buku maupun sumber lainnya? ................................................................................................................. 3. Bagaimana menurut Anda, kondisi ruang belajar di kelas dan bagaimana dengan ketersediaan alat di kelas? ................................................................................................................. .. 4. Apa saja kegiatan yang Anda lakukan di rumah? ................................................................................................................... 5. Bagaimana ketersediaan alat yang mendukung belajar Anda di rumah? .................................................................................................................... 6. Berapa Intensitas Belajar Ekonomi Anda di rumah dalam seminggu? .................................................................................................................... 7. Apakah orang tuan Anda mengawasi dan menerapkan kedisiplinan belajar di rumah? ...................................................................................................................... 8. Bagaimana lingkungan belajar Anda di rumah? ...................................................................................................................... 9. Siapa teman bergaul Anda di lingkungan sosial? .................................................................................................................... B. Pedoman Wawancara Untuk Guru 1. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang Bapak/Ibu ajarkan? ...................................................................................................................... 2. Apakah dalam mata pelajaran Ibu/Bapak terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar?
81
...................................................................................................................... 3. Bagaimana sikap mereka dalam kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung? .................................................................................................................... 4. Menurut Ibu/Bapak, apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas? ...................................................................................................................... C. Pedoman Wawancara Untuk Pihak Lain dan Kepsek 1. Apakah menurut Bapak, sekolah ini sudah menerapkan kurikulum yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang? ...................................................................................................................... 2. Apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kurikulum yang berlaku di sekolah ini? ...................................................................................................................... 3. Apa solusi yang ditawarkan oleh pihak sekolah dalam menanggulangi kekurangan yang ada? ......................................................................................................................
82
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 001
Nama
: Sabrin, S.Pd. (Guru Ekonomi)
Hari/Tanggal
: Selasa, 25 Agustus 2015
Lokasi
: Ruang Guru Kendari
Topik Wawancara
: Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
Jam. 10.00 – 10.15
Peneliti
: Assalamu Alaikum
Informan
: Wa alaikumu ssalam, bagaimana mi dik?
Peneliti
: Begini Pak, Saya mau wawancara untuk penelitianku yang Saya bicarakan waktu itu.
Informan
: Iya bagaimana mi itu?
Peneliti
: Begini Pak, Saya mau tanyakan tentang siswa yang kesulitan belajar ekonomi, dalam hal ini yaitu siswa yang sering mendapatkan nilai yang rendah dan tidak aktif dalam kegiatan belajar di kelas.
Informan
: Iya, trus.
Peneliti
: Yang pertama, apakah di kelas baPak ajar di kelas X ada siswa yang demikian?
Informan
: Iya banyak malah, ada beberapa anak itu yang sulit skali di atur
Peneliti
: Kalau hasil belajarnya Pak, seperti hasil ulangan atau tugas, apakah ada siswa seperti itu dan bagaimana mereka di kelas?
Informan
: Memang ada beberapa siswa di kelas X.9 yang dapat nilai ulangan yang rendah dan susah diatur, kerjaannya hanya ribut saja.
Peneliti
: Siswa yang seperti apa itu Pak kalau susah diatur di kelas?
Informan
: Biasanya kalau Kita menjelaskan kadang mereka diam dan purapura juga mereka perhatikan, tapi sebenarnya mereka hanya menatap
diam
saja,
ndak
memperhatikan
kalau
Kita
menjelaskan. Pas di cek ni siswa ndak da dia catat sama sekali. Peneliti
: Bagaimana Pak sikapnya mereka kalau diskusi?
83
Informan
: Kalau Kita kasih diskusi sebenarnya mereka patuh juga, tapi pas tidak diawasi mereka hanya diam saja menunggu hasil diskusi temannya, bahkan ada yang ndak berbuat apa-apa
Peneliti
: Kalau seperti itu, apa yang Kita lakukan Pak?
Informan
: Ya di awasi trus, kalau dikasi catatan maka Kita harus periksa catatannya, kalau dikasih tugas harus diteliti baik-baik. Terutama kalau dalam diskusi dan latihan soal di kelas, siswa-siswa yang pendiam dan bandel ini sekali-kali Kita tunjuk supaya dia aktif, supaya mereka tidak hanya mengganggu teman-temannya.
Peneliti
: Menurut baPak selain dari itu, apa juga Pak yang menjadi kendala dalam pembelajaran di kelas?
Informan
: Ya ketersediaan alat dan media pembelajaran yang tidak lengkap, itu juga termasuk adanya siswa yang tidak mengerti itu kalau Kita jelaskan materi. Ada lagi itu ruang kelas yang sempit dan ribut.
Peneliti
: Bisakah Saya masuk melakukan pengamatan di kelas Pak?
Informan
: Ya, bisa nanti sebentar Kita masuk dan Adik bisa masuk sama Saya.
Peneliti
: Iya Pak, makasih Pak sudah siap membantu Saya
Informan
: Iya sama-sama
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Sabrin selaku tenaga mengajar kelas X SMA Negeri 9 Kendari dapat disimpulkan bahwa, kelas X SMA Negeri 9 Kendari terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar ekonomi. Kesulitan belajar Eknomi yang dialami siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yaitu kesulitan dalam memahami materi belajar ekonomi yang disebabkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran, dan rendahnya nilai ekonomi siswa. Hal ini ditandai dengan tidak seriusnya siswa dalam mengikuti pelajaran, tidak memperhatikan pelajaran, dan nilai tugas dan ulangan siswa yang rendah. Selain itu, ketersediaan alat dan media pembelajaran yang terbatas, serta kondisi ruang kelas yang sempit menjadi faktor penghambat pembelajaran.
84
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 002
Nama
: Herman, S.Pd.,M.A
Hari/Tanggal
: Rabu, 26 Agustus 2015
Lokasi
: Ruang Guru Kendari
Topik Wawancara
: Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
Jam. 09.00 – 09.30
Peneliti
: Assalamu Alaikum Pak.
Informan
: Iya. Walaikum salam.
Peneliti
: Begini Pak, Saya mau wawancara untuk penelitianku yang Saya bicarakan waktu itu.
Informan
: Oh iya, Kita ricoh yang waktu itu mau dating meneliti. Iya bagaimana mi penelitianmu
Peneliti
: Begini Pak, Saya mau wawancara tentang adanya siswa yang mengalami kesulitan belajar ekonomi di kelas X
Informan
: Iya, apanya yang mau dijelaskan ini
Peneliti
: Yang pertama, apakah di kelas Bapak ajar di kelas X ada siswa yang demikian?
Informan
: Ada toh, setiap kelas itu pasti ada siswa yang bermasalah dan ada siswa yang pintar. Hampir semua kelas malah ada siswa yang bermasalah kalau Kita bicara tentang siswa yang sulit belajar
Peneliti
: Kalau hasil belajar siswa itu bagaimana Pak?
Informan
: Ya kalau siswa yang sulit belajar pasti nilai ulangannya juga rendah
Peneliti
: Kalau di kelas yang baPak ajar berapa orang Pak?
Informan
: Ya banyak, dikelas X.5 saja itu ada 6 orang yang selalu dapat nilai rendah kalau dikasih ulangan harian atau tugas.
Peneliti
: Maaf, Pak! Kalau dalam pembelajaran bagaimana sikap mereka dalam diskusi?
Informan
: Kalau Saya kasih diskusi banyak juga siswa yang aktif, tapi ada
85
juga siswa yang tidak aktif. Mereka ini hanya menunggu hasil diskusi dari temannya Peneliti
: Apalagi sikap siswa yang seperti Bapak maksud?
Informan
: Maksudnya ni siswa yang tergolong kesulitan belajar itu? Mereka biasanya tidak mengerti apa yang Kita jelaskan, kalau dilemparkan pertanyaan hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan dengan benar.
Peneliti
: Kalau di kelas lain Pak, seperti kelas unggulan?
Informan
: Biar dikelas unggulan, kelas X.1 dan X.2 saja ada juga siswa yang mendapat nilai rendah dalam mata pelajaran. Di kelas X.1 saja itu ada 3 orang itu memang sering skali mi mendapat nilai rendah dan kurang aktif juga kalau diskusi tapi tidak sebanyak di kelas X lain.
Peneliti
: Kalau menurut Kita Pak, apa yang menjadi kendala dalam kegiatan belajar mengajar di kelas?
Informan
: Sebenarnya kendalanya ndak da, hanya saja karna ruang kelas yang kita pake sekarang ini ruangan sementara saja baru hanya berdindingkan triplek sebagai pembatas kelas, jadi ribut skali suasananya kelas, juga alat-alat dan pendukung pembelajaran juga tidak lengkap, makanya pintar-pintarnya Kita saja bagaimana Kita akalai itu kekurangan.
Peneliti
: Ok Pak. Terima kasih atas informasi dan bantuannya juga Pak
Informan
: Iya sama-sama
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Herman sebagai tenaga mengajar kelas X SMA Negeri 9 Kendari dapat disimpulkan bahwa, kelas X SMA Negeri 9 Kendari terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar ekonomi. Kesulitan belajar Eknomi yang dialami siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yaitu kesulitan dalam memahami materi belajar ekonomi dalam mengerjakan soal dan kurang aktif dalam diskusi. Kesulitan belajar ekonomi kelas X tidak hanya terdapat pada kelas non unggulan namun dikelas unggulanpun ada siswa yang
86
mengalami kesulitan belajar, seperti kelas X.1 dan X.2, tetapi jumlahnya tidak sebanyak pada kelas lain. Selain itu, faktor ruang kelas yang tidak mendukung serta ketersediaan alat dan media pembelajaran yang terbatas juga menjadi faktor penghambat dalam kegiatan belajar mengajar ekonomi dalam kelas.
87
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 003
Nama/Kelas
: AP/Siswa Kelas X.9
Hari/Tanggal
: Rabu, 1 September 2015
Lokasi
: Ruang Kelas X.9
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 09.45 – 10.00
Peneliti
: Permisi dik, bisa minta waktunya sebentar
Informan
: Bisa Pak!
Peneliti
: Begini dik, Saya mau mau wawancara Kita. Bisa ji toh?
Informan
: Bisa ji Pak.
Peneliti
: Kalau Saya dengar-dengar Kita kalau pelajaran ekonomi Kita ndak terlalu aktif, kenapa?
Informan
: Tidak ji Pak, Saya aktif ji juga.
Peneliti
: Tapi Saya lihat-lihat kemarin Kita tidak terlalu aktif.
Informan
: Iyakah Pak, Saya tidak semangat beh kalau mata pelajaran ekonomi
Peneliti
: Menutur Adik, pelajaran yang Kita paling suka apa?
Informan
: Pelajaran yang Saya suka itu matematika dan biolgi, penjaskes juga.
Peneliti
: Kalau mata pelajaran ekonomi sendiri?
Informan
: kalau ekonomi Saya suka juga tapi ndak terlalu
Peneliti
: Menurut Kita, cara mengajarnya guru ekonomi bagaimana?
Informan
: Bagus ji gurunya dia mengajar
Peneliti
: Kenapa kurang memperhatikan?
Informan
: Saya tidak mengerti materinya pak, baru itu temanku da ajak trus bicara, akhirnya saya main-main mi juga.
Peneliti
: Kalau suasana ruang kelas dan alat pembelajaran yang tersedia bagaimana menurut Adik?
Informan
: Belum bagus Pak, ruang kelasnya sempit baru ndak lengkap ji juga alat belajarnya
88
Peneliti
: Kalau buku Paket ekonomi ada?
Informan
: Ada Pak LKSku ji, kalau buku Paket Saya blum beli Pak.
Peneliti
: Kenapa belum beli?
Informan
: Kan bisa ji Pake LKS, kalau ada tugas bisa ji Kita kerja kelompok
Peneliti
: Kalau di rumah, apa Kita sering belajar ekonomi dik?
Informan
: Ada pi tugas, jarang Saya belajar ekonimi
Peneliti
: Kalau di rumah, apakah orang tuamu sering dia suruh belajar khususnya ekonomi?
Informan
: Disuruh ji juga, tapi dia tidak Paksa. Dia tidak ji juga cek-cek apa yang Kita pelajari
Peneliti
: Kalau di rumah apa saja kegiatannya Kita?
Informan
: Sa main bola, Saya kumpul sama teman-teman lorong, nonton tv, main hp, makan juga Pak. Hehehe Saya tidur juga pale.
Peneliti
: Kalau teman-temanmu sekolah ji smua?
Informan
: Iya sekolah ji Pak. Ada mi juga yang kuliah
Peneliti
: Oh iya terima kasih pale nah.
Informan
: Iya Pak, sama-sama Pak!
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan AP dapat disimpulkan bahwa, AP tidak terlalu tertarik atau berminat dalam pelajaran ekonomi. Adrian lebih tertarik dengan mata pelajaran matematika, biologi dan penjaskes. Faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan anak dalam belajar yaitu, kondisi ruang kelas yang tidak mendukung dan alat pembelajaran yang tersedia di kelas kurang. Selain itu, Perhatian dan pengawasan orang tua terhadap kegiatan belajar ekonomi anak di rumah masih kurang, sehingga kegiatan anak lebih dominan berkumpul dengan teman-teman lingkungan sosial, nonton TV, dan bermain Hp.
89
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 004
Nama/Kelas
: AFA/Siswi Kelas X.9
Hari/Tanggal
: Rabu, 1 September 2015
Lokasi
: Ruang Kelas X.9
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 11.30 – 12.00
Peneliti
: Permisi dik, bisa minta waktunya sebentar
Informan
: Bisa Pak!
Peneliti
: Bisa Saya wawancara Kita?
Informan
: Bisa ji Pak.
Peneliti
: Apakah Adik menyukai mata pelajaran ekonomi
Informan
: Saya suka ji sebenarnya mata pelajaran ekonomi
Peneliti
: Trus kenapa tidak mengerjakan soal yang dikasikan?
Informan
: Ndak da LKSku Pak, baru sa lupa mi juga datang pinjam bukunya temanku.
Peneliti
: kenapa tidak ada. Diamana LKSMU?
Informan
: Saya lupa buku ekonomiku kasian Pak
Peneliti
: Kenapa bisa lupa?
Informan
: Saya buru-buru Pak. Soalnya Saya sudah mau terlambat mi tadi.
Peneliti
: Menurut Kita, cara mengajarnya guru ekonomi bagaimana?
Informan
: Bagus ji Pak.
Peneliti
: Trus kenapa kita ndak perhatikan guru waktu menjelaskan dan saya lihat kita asyik bicara sama teman ta?
Informan
: Saya perhatikan ji pak, cuman ada temanku ribut skali akhirnya kita ndak perhatikan mi guru dia bicara.
Peneliti
: Kalau suasana ruang kelas dan alat pembelajaran yang tersedia bagaimana menurut Adik?
Informan
: Kelasnya ribut, panas, sempit juga baru ndak da Infokusnya. jadinya ndak terlalu semangat kita pwa. baru kita ndak tau mi siapa yang mau kita dengar, penjelasan guru di kelas atau di
90
kelas sebelah. Peneliti
: Kalau buku Paket ekonomi ada?
Informan
: Ada tapi Saya lupa juga.
Peneliti
: Kalau dirumah apa kegiatanmu?
Informan
: Bantu orang tua, nonton tv, duduk-duduk, main fesbuk.
Peneliti
: Kalau orang tua ta sering ji dia suruh Kamu belajar
Informan
: Iya sering ji. Mamaku yang sering suruh. Kalau bapakku ndak ji dia paksa Kita.
Peneliti
: Apa dia kerja orang tua ta?
Informan
: Dua-duanya PNS ji Pak.
Peneliti
: Oh. Terima kasih pale, Kita lanjut mi diskusinya. tanya-tanya temanmu kalau Kamu tidak tau iyo.
Informan
: Iya Pak, terima kasih.
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan AFA dapat disimpulkan bahwa, AFA tidak terlalu memperhatikan mata pelajaran ekonomi, sebab dia sama sekali tidak membawa buku LKS dan buku Paket ekonomi yang dimilikinya. Selain itu, kedisiplinan yang diterapkan oleh orang tua belum cukup. Dalam segi ekonomi, AFA meruPakan dari keluarga yang berkecukupan.
91
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 005
Nama/Kelas
: VJ/siswa kelas X.9
Hari/Tanggal
: Rabu, 2 September 2015
Lokasi
: Ruang Kelas X.9
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 10.00 – 10.30
Peneliti
: Hai dik, siapa nama ta?
Informan
: Vijay Pak
Peneliti
: Kenapa ndak mencatat?
Informan
: Ndak da polpenku Pak.
Peneliti
: Trus,mana buku ekonomimu?
Informan
: Ndak da Pak, dia hilang mi, Saya ndak tau siapa yang ambil
Peneliti
: Memangnya Kamu taru dimana?
Informan
: Saya taru di kelas ji Pak. Tapi Saya tidak tau waktu itu siapa yang ambil.
Peneliti
: Jujur, apakah menurutmu mata pelajaran ekonomi itu menarik buat Kamu?
Informan
: Jujur Pak, Saya ndak terlalu suka kalau ekonomi.
Peneliti
: Kalau mata pelajaran yang Kamu sukai apa?
Informan
: Olahraga ji Pak, sama biologi juga.
Peneliti
: Kalau di rumah apa kegiatan ta?
Informan
: Kalau di rumah ndak da kegiatanku, palingan sa hanya pi main bola sama teman-temanku saja. Atau tidak sa pergi di pelabuhan
Peneliti
: Itu teman-temanmu dorang sekolah ji juga?
Informan
: Ada yang sekolah ada juga yang tidak. Tapi kebanyakan dorang tidak sekolah.
Peneliti
: Memangnya Kamu tinggal dimanakah?
Informan
: Di gunung jati Pak.
Peneliti
: Apakah kamu sering belajar di rumah?
Informan
: Sa belajar juga tapi jarang e. saya belajar kalau mau ulangan dan
92
ada tugas. Peneliti
: Lalu kenapa hasil ulangan harianmu sama tugasmu rendah?
Informan
: Itu karna waktu mau ulangan saya blum punya buku pak, kalau tugas saya sering lupa kerja, atau tidak sa lupa bukuku.
Peneliti
: Memangnya orang tuamu dia tidak suruh Kamu belajar di rumah?
Informan
: Tidak e, bagaimana juga dia mo suruh Kita belajar, bapakku jarang dia datang di rumah karna menjaga di kampus
Peneliti
: Kalau mamamu?
Informan
: Dia suruh ji juga, tapi jarang.
Peneliti
: Mamamu apa dia kerjakah?
Informan
: Dia pi menjual di pasar. Dia jual sayur kasian Pak.
Peneliti
: Trus, menurutmu bagaimana kondisi kelas ini apakah sudah cukup nyaman untuk belajar?
Informan
: Ndak tau mi juga Pak, kayaknya begitu soalnya ribut sekali belaa. Anak-anak di sebelah besarnya suaranya kalau dorang teriak.
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan VS dapat disimpulkan bahwa, VS tidak memiliki minat belajar terhadap mata pelajaran Ekonomi, sehingga dia kurang termotivasi untuk belajar ekonomi. VS cenderung menyukai mata pelajaran olahraga dan biologi. Selain itu, cara mendidik orang tua yang kurang disiplin dalam pengawasan menjadi salah satu faktor penyebab kesulitan belajar VS. hal ini disebabkan kesibukan orang tuanya untuk mencari nafkah keluarga. Selain itu, kondisi lingkungan sosial di seKitar tempat tinggalnya juga mempengaruhi VS dalam bergaul dan bermain sehingga dia kurang memperhatikan pelajarannya di rumah. Menurut VS, kondisi ruang belajar yang terlalu ribut juga menjadi faktor penghambat dalam kegiatan belajar di sekolah.
93
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 006
Nama/Kelas
: MP/Siswi kelas X.10
Hari/Tanggal
: Sabtu, 5 September 2015
Lokasi
: Ruang Kelas X.10
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 10.00 – 10.15.
Peneliti
: Assalamu alaikum
Informan
: Walaikum ssalam Pak guru. Kenapa Pak guru, ada sa bisa bantu Pak?
Peneliti
: Iya sa mau wawancara dulu Kamu ini. Bisa ji toh
Informan
: Iya bisa Pak.
Peneliti
: Kenapa kemarin di kelas kayak ndak semangat skali ta belajar?
Informan
: Tidak ji Pak. Memangnya begitu kah?
Peneliti
: Iya, atau Kita ndak suka mata pelajaran ekonomi?
Informan
: “Saya suka ji mata pelajaran ekonomi Pak guru
Peneliti
: Baru kenapa kita ndak mau bicara atau mengeluarkan pendapat ta, terutama ketika guru dan teman ta bertanya?
Informan
: Saya takut pak, jangan sampe saya diketawai klo saya salah bicara. Baru saya kurang tau juga jawabannya.
Peneliti
: Kenapa tidak kita cari jawabannya di buku?
Informan
: Ndak lengkap materiku pak. Baru kalau saya kasih keluar pendapat saya grogi bicara.
Peneliti
: Baru kenapa mi Kita ndak bawa tugas ta?
Informan
: Saya lupa kemarin kalau ada ekonomi kemarin makanya Saya lupa tugasku Pak guru
Peneliti
: Kalau buku Paket ada ji Kita punya toh?
Informan
: Ada ji Pak, tapi buku cetakku dia hilang mi Pak guru, Saya ndak tau yang ambil waktu itu Saya taruh di kelas…”
Peneliti
: Oh begitu, kalau di apa saja kegiatanmu?
Informan
: Ndak da ji.
94
Peneliti
: Masa ndak da?
Informan
: Paling Saya duduk-duduk ji Pak, kadang juga sa menyapu, cuci piring, nonton tv, main HP juga Pak.
Peneliti
: Berarti ada efbi ta sama bbm ta?
Informan
: Ada toh Pak, twiterku saja ada.
Peneliti
: Mamamu dia tidak larang ko main HP
Informan
: Ndak da mi kasian mamaku Pak guru.
Peneliti
: Sa minta maaf e, kalau baPak ta?
Informan
: Ada ji, dia ndak terlalu ji pusing bapakku kalau main HP atau tidak
Peneliti
: Kalau belajar dia suruh ji juga
Informan
: Iya, dia suruh ji juga Pak guru.
Peneliti
: Berapa kali dalam seminggu Kamu belajar ekonomi? Jujur nah!
Informan
: Hmmm klo belajar ekonomi jarang Pak. kalau saya belajar kecuali ada ulangan. tugas saja sa kerja di sekolah pak. hahaha
Peneliti
: Bagaimana caranya kita biasa klo belajar?
Informan
: Saya baca-baca saja dalam hati, kadang juga saya menghafal tapi besoknya saya lupa lagi.
Peneliti
: Kalau teman-teman mu di rumah siapa saja, en ko sering kluar rumah?
Informan
: Ndak da ji temanku, paling kaceku sama adeku. Saya jarang kluar rumah selain ke sekolah.
Peneliti
: Terima kasih banyak pale atas informasinya. Sampai disini dulu nah wawancaranya
Informan
: Iya Pak, sama-sama.
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan MP dapat disimpulkan bahwa, MP kurang berminat dalam mempelajari ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian MP dalam mempersiapkan buku pelajaran ekonomi dan minimnya
95
intensitas belajar MP di rumah dalam mempelajari mata pelajaran ekonomi. Selain itu, Pengawasan orang tua yang kurang terhadap aktivitas MP di rumah, serta terlalu memanjakan MP untuk menggunakan media internet seperti Facebook, BBM, dan twiter, sehingga MP kurang memperhatikan pelajarannya di rumah.
96
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 007
Nama/Kelas
: Mr/Siswa Kelas X.10
Hari/Tanggal
: Sabtu, 5 September 2015
Lokasi
: SMA Negeri 9 Kendari
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 10.15 – 10.30
Peneliti
: Bisa Saya minta waktumu sebentar munandar?
Informan
: Bisa ji Pak. Kenapa?
Peneliti
: Saya mau tanyakan tentang kemarin itu, kenapa Kamu ndak kerja tugasmu? Pasti kmu tidak suka toh mapel ekonomi?
Informan
: Saya suka mata pelajaran ekonomi Pak guru, hanya karna ada tugas bahasa inggrisku makanya Saya lupa kerjakan tugas ekonomiku.
Peneliti
: Menurutmu, apakah kondisi ruang belajar di kelas sudah nyaman atau tidak?
Informan
: ndak bagus kelasnya, ribut skali, sempit baru panasnya kalau siang.
Peneliti
: Kalau ketersedian alat belajar bagaiman?
Informan
: kalau alat belajar belum lengkap soalnya hanya papan tulis ji yang ada di kelas.
Peneliti
: Trus ada ji buku Paket ekonomi mu?
Informan
: buku LKSku ada ji tapi tugasnya ndak da jawabannya dalam buku Pak guru
Peneliti
: Selain buku LKS, apakah Kamu punya buku Paket atau sumber belajar lain seperti internet?
Informan
: LKS ji yang Saya punya Pak.
Peneliti
: Kenapa tidak membeli buku atau mencari sumber dari internet untuk bahan belajarmu?
Informan
: Ndak da uangnya mamaku, baru mahalnya buku Paket. Apalagi Kita mau minta uang untuk pergi mi lagi di warnet, ndak akan
97
dikasih. Peneliti
: Hmm. Kalau di rumah apa Kamu bikin?
Informan
: Saya Pak guru? Biasa sa pergi main-main di pelabuhan, main bola, duduk-duduk di deker.
Peneliti
: Berarti Kamu berteman sama vijay?
Informan
: Iya Pak guru, teman akrab itu.
Peneliti
: Berarti Kamu tinggal di gunung jati juga?
Informan
: Iya Pak guru, di soropia.
Peneliti
: Kalau orang tuamu dia kerja apa?
Informan
: Dia menjual di pelabuhan.
Peneliti
: Kalau di rumah berapa kali belajar ekonomi dalam seminggu?
Informan
: Jarang skali ee.
Peneliti
: Berarti Kamu tidak belajar kalau dirumah
Informan
: Tidak juga kone Pak guru. Saya belajar juga kalau ada tugas.
Peneliti
: Oh terima kasih pale. Rajin-rajin ko belajar di rumah.
Informan
: Iya Pak guru
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan Mr dapat disimpulkan bahwa, Mr lebih berminat pada mata pelajaran lain dibandingkan mata pelajaran ekonomi, seperti bahasa inggris. Kondisi ruang belajar yang kurang layak dan kurang tersedianya alat pendukung kegiatan beajar mengajar di kelas membuat Mr tidak termotivasi dalam belajar di kelas. Selain itu, lingkungan tempat tinggal dan pengawasan orang tua yang kurang menyebabkan Mr kurang memperhatikan mata pelajaran ekonomi. Faktor lain yang menjadi penyebab kesulitan belajar Mr yaitu lingkungan sosial, baik lingkungan sosial di seKitar rumah maupun pergaulan teman-teman lingkungan pergaulan yang kurang mendukung.
98
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 008
Nama/Kelas
: Ms/Siswa Kelas X.8
Hari/Tanggal
: Sabtu, 7 September 2015
Lokasi
: SMA Negeri 9 Kendari
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 09.45 – 10.00
Peneliti
: Bro, bisa Saya minta waktumu
Informan
: Bisa Pak.
Peneliti
: Saya mau tanya-tanya ini bisa ji
Informan
: Kita mau tanya apa mi itu bela Pak guru. Kita ndak laporkan ji Saya di Pak guru ekonomi toh?
Peneliti
: Tidak ji, hanya Saya ji yang tau ini. Kita tinggal dimanakah bro?
Informan
: Di jati mekar Pak. Dekatnya SMA DDI
Peneliti
: Orang tuamu dia kerja apa?
Informan
: Petani Pak.
Peneliti
: Petani apa dan dimana?
Informan
: Yingka dia Cuma tanam-tanam jagung saja di Lohia
Peneliti
: Trus, di sini ko tinggal sama siapa?
Informan
: Sama Pakakku kone Pak guru.
Peneliti
: Apa mi ko kerja kalau di rumah itu?
Informan
: Kalau bukan Saya bantu-bantu di rumah, sa pi mengojek di pelabuhan atau di kota.
Peneliti
: Berarti jarang kau main-main sama teman-temanmu?
Informan
: Tidak juga. Biasa teman-teman dia datang main-main di rumah atau tidak Kita ketemu di pelabuhan.
Peneliti
: Berarti ko jarang belajar toh?
Informan
: Tidak juga. Kalau Saya mau belajar Saya belajar ji. Kalau datang malasku sa ndak belajar
Peneliti
: Pakakmu dia tidak suruh Kamu belajar ji?
Informan
: Dia suruh ji, tapi Cuma satu-satu kali. Dia sibuk mungkin urus
99
anaknya trus dia kerja juga Peneliti
: Dimana dia kerja?
Informan
: Dia kerja di toko nusantara
Peneliti
: Kalau buku Paket ekonomi atau sumber belajar lain seperti internet kah ada atau tidak?
Informan
: LKS ada ji Pak guru, Cuma sa ndak punya bela buku Paket.
Peneliti
: Kalau internet?
Informan
: Ndak da juga internet Pak guru.
Peneliti
: Kalau di rumah bagaimana suasananya kalau Kamu belajar
Informan
: Bagus ji suasananya, hanya kadang-kadang anaknya Pakaku dia pi kasih hambur buku-bukuku, baru ributnya kalau mereka mainmain.
Peneliti
: Iyo mi pale. Terimakasih nah.
Informan
: Iya sama-sama Pak guru. Saya juga sa mau pergi makan ini.
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan Ms dapat disimpulkan bahwa, Ms adalah siswa yang rajin dalam bekerja, namun aktivitas dan pola pergaulan di lingkungan tempat tinggal yang tidak mendukung dalam belajarnya, serta pengaruh teman-temannya juga menjadi faktor penghambat dalam belajarnya. Selain itu, jarak antara orang tua dan anak yang begitu jauh serta pengawasan dari Pakaknya yang kurang membuat Ms belajar sesuka hatinya saja.
100
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 009
Nama/Kelas
: LJ/ Siswa kelas X.10
Hari/Tanggal
: Rabu, 12 September 2015
Lokasi
: Ruang Kelas X.10
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 09.45 – 10.00
Peneliti
: Assalamu alaikum
Informan
: Walaikum salam
Peneliti
: Bisa Saya minta waktunya sebentar buat wawancara?
Informan
: Bisa Pak.
Peneliti
: Menurut Kita apakah pelajaran ekonomi menarik atau tidak
Informan
: Menarik ji Pak
Peneliti
: Pelajaran yang paling anda sukai apa dibandingkan ekonomi?
Informan
: Bahasa Indonesia sama olahraga yang paling Saya suka Pak guru.
Peneliti
: Menurut Kita, bagaimana cara mengajar guru ekonomi sudah bagus atau tidak?
Informan
: Bagus ji Pak guru.
Peneliti
: Trus, kenapa tadi Kita ndak bisa jawab pale pas ditunjuk depan kelas
Informan
: Saya ndak mengerti perhitungannya.
Peneliti
: Kenapa kita tidak bertanya sama gurunya?
Informan
: Saya takut sama gurunya ee, soalnya pernah dia marahi saya gara-gara saya ndak bawa tugasku. sama saya jarang masuk.
Peneliti
: Jadi, kita ndak pernah bicara atau bertanya sama guru ekonomi?
Informan
: Bukan hanya guru ekonomi yang saya takuti pak, tapi guru geografi, matematika, sama bahasa inggris juga saya takut. tegas skali soalnya orangnya.
Peneliti
: Oh begitu, apakah Kamu belajar atau tidak semalam untuk mata pelajaran ekonomi?
101
Informan
: Hehehe Saya ndak belajar Pak guru
Peneliti
: Kenapa tidak belajar
Informan
: Saya cepat tidur Pak guru, soalnya Saya capeh skali kmarin.
Peneliti
: Kenapa bisa? Memangnya apa Kamu bikin di rumah?
Informan
: Anu Pak guru, Saya capeh karna Saya habis latihan tai kwon do. Habis itu Saya pergi main futsal lagi sama temanku
Peneliti
: Biasanya kalau Kamu tidak belajar orang tuamu dia tidak suruh ji
Informan
: dia suruh juga Saya belajar, tapi kalau Saya ndak mau dia tidak Paksa ji, kalau Saya mau Saya belajar biar tidak disuruh
Peneliti
: Selain latihan taekwondo dan main futsal, hari-hari lain apa yang Kamu lakukan di rumah?
Informan
: kalau dirumah Saya bantu bapakku di toko atau tidak Saya nonton tv baru Saya tidur Pak.
Peneliti
: Apa dia kerja orang tua ta?
Informan
: Wirausaha, ada tokoku ji Pak.
Peneliti
: Oh. Terima kasih pale, Kita lanjut mi diskusinya. tanya-tanya temanmu kalau Kamu tidak tau iyo.
Informan
: Iya Pak, terima kasih.
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan LJ dapat disimpulkan bahwa, LJ kurang mengerti dan memahami materi pelajaran ekonomi. Faktor yang menyebabnya yaitu kegiatan ekstrakurikuler LJ di luar sekolah seperti Taekwondo dan klub futsal meruPakan penyebab utama sehingga LJ tidak memiliki waktu luang untuk belajar. Selain itu, perhatian dan kedisiplinan orang tua terhadap belajar anak juga kurang.
102
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 10
Nama/ Kelas
: CE/Siswi Kelas X.8
Hari/Tanggal
: Selasa, 29 September 2015
Lokasi
: Ruang Kelas X.8
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 09.45 – 10.05
Peneliti
: Hai dik, Kita yang namanya caca toh?
Informan
: Iya, kenapa?
Peneliti
: Bisa Saya wawancara sama Kita?
Informan
: Wawancara apa itu Pak?
Peneliti
: wawancara tentang mata pelajaran ekonomi, tapi Kita jawab jujur nah!
Informan
: Iya Pak.
Peneliti
: Pertama Saya mau tanya, apakah Kamu suka dengan mata pelajaran ekonomi?
Informan
: Hmm ndak terlalu suka Pak.
Peneliti
: Kenapa dan mata pelajaran apa yang Kamu suka?
Informan
: Bahasa Indonesia sama kesenian Pak guru.
Peneliti
: Tapi Kamu punya toh buku Paket ekonomi?
Informan
: Iya punya ji, buku LKS sama buku Paket
Peneliti
: Kalau dalam seminggu berapa kali Kamu belajar ekonomi?
Informan
: Jarang ji Pak, nanti mi ada tugas.
Peneliti
: Kalau mata pelajaran lain?
Informan
: Ada pi tugas.
Peneliti
: Bagaimana dengan sikap orang tua di rumah, apakah sering menyuruh untuk belajar?
Informan
: Kadang-kadang Pak.
Peneliti
: Apa saja pale kegiatan ta di rumah?
Informan
: Hmm ndak ada, paling Saya nonton TV sama main HP.
Peneliti
: Memangnya orang tuamu dia tidak larang Kamu kalau main HP
103
sama nonton TV trus? Informan
: masa dia mau larang Saya main hp dengan nonton tv, sementara itu mi pekerjaanku tiap hari dirumah, yang penting pacekku dia Kita tidak kluyuran di luar rumah.
Peneliti
: Apa pekerjaan orang tuamu?
Informan
: Wirausaha Pak.
Peneliti
: Oh. Begitu, terima kasih pale nah.
Informan
: Iya Pak, sama-sama. Sudah mi toh.
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan CE, dapat disimpulkan bahwa minat CE dalam belajar mata pelajaran ekonomi sangat kurang dan begitu pula pada mata pelajaran lain. Kebiasaan CE yang jarang belajar dirumah serta perhatian orang tua terhadap CE yang selalu memanjakan dan membiarkannya untuk tidak belajar meruPakan faktor yang menyebabkan CE memiliki kesulitan dalam belajarnya.
104
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 011
Nama/Kelas
: AS/Siswa kelas X.8
Hari/Tanggal
: Selasa, 26 September 2015
Lokasi
: Ruang Kelas X.8
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 10.10 – 10.20
Peneliti
: Permisi dik, bisa Saya wawancara Kita juga
Informan
: Iya bisa Pak guru.
Peneliti
: Pertama Saya mau tanya, apakah Kamu suka mata pelajaran ekonomi
Informan
: Iya Pak Saya suka
Peneliti
: Apakah Kamu punya buku ekonomi, baik LKS maupun Buku Paket?
Informan
: Iya ada Pak dua-duanya.
Peneliti
: Kalau begitu kenapa Kamu tidak aktif dalam diskusi kalau mata pelajaran ekonomi?
Informan
: Ndak ji. Saya lagi malas saja, ribut skali teman-teman kalau di kelas.
Peneliti
: Oh begitu, bagaimana dengan cara mengajar gurunya, apakah Kamu mengerti dengan penjelasan guru ekonomi?
Informan
: Saya mengerti ji Pak.
Peneliti
: Trus, kenapa soal yang dikasikan oleh guru ekonomi tidak dijawab dengan benar?
Informan
: Hehehe, Saya lupa caranya. Soalnya waktu menjelaskan Saya ndak catat.
Peneliti
: Kalau di rumah, berapa kali Kamu belajar ekonomi dalam seminggu?
Informan
: Jarang-jarang ji Pak. Kadang sekali tapi kalau datang malasku Saya ndak belajar.
Peneliti
: Apa saja kegiatan yang Kamu lakukan kalau di rumah?
105
Informan
: Ndak da ji Pak, paling ji Saya main PS atau duduk-duduk ji
Peneliti
: Apakah Kamu punya fasilitas internet di rumah?
Informan
: Ada ji Pak, HPku android kalau di rumah.
Peneliti
: Apakah orang tuamu sering menyuruhmu untuk belajar di rumah?
Informan
: Kadang-kadang juga dia suruh. Apalagi mamaku, dia suruh ji terus
Peneliti
: Trus, kenapa Kamu jarang belajar di rumah?
Informan
: Saya malas ji saja. Soalnya suka sekali teman-temanku datang di rumah main PS.
Peneliti
: Kalau lagi main PS, mamamu dia ndak larang ji ko?
Informan
: Ndak toh, masa dia mo larang Kita kalau ada temanku.
Peneliti
: Biasanya teman-temanmu dari mana?
Informan
: Tetangga ji, anak-anak lorong.
Peneliti
: PS yang biasa Kamu mainkan sama teman-temanmu siapa yang belikan?
Informan
: Mamaku ji yang belikan waktu dia pergi ke Jakarta.
Peneliti
: Kalau di sekolah, menurutmu ruang belajar di kelas sudah nyaman atau belum?
Informan
: Hehehe… tidak nyaman, ribut skali kelas di sebelah baru sempit juga. Panas apalagi sudah siang.
Peneliti
: Oh begitu, terima kasih pale.
Informan
: Hehehe… iya Pak sama-sama.
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan AS dapat disimpulkan bahwa, AS memiliki minat dalam belajar ekonomi, terbukti dengan adanya ketersediaan buku sumber belajar yang dia miliki, hanya perhatian ketika guru menjelaskan kurang sehingga dia kurang mengerti dengan penjelasan guru. Selain itu, faktor
106
lain yang menjadi penghambat belajarnya yaitu kurang disiplin orang tua dalam mengawasi anak dalam kegiatan belajar di rumah. Dengan menyediakan fasilitas permainan PS dapat menimbulkan anak lupa waktu dan tidak perduli terhadap kegiatan belajarnya di rumah. Selain itu, pergaulan dengan teman-teman sebaya yang suka bermain PS juga menjadi salah satu penghambat aktivitas belajar AS.
107
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 012
Nama/Kelas
: IDM/Siswi kelas X.10
Hari/Tanggal
: Selasa, 6 Oktober 2015
Lokasi
: Ruang Kelas X.10
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 10.10 – 10.20
Peneliti
: Hai dik, bisa minta waktunya
Informan
: Iya Pak bisa.
Peneliti
: Iya sa mau wawancara dulu Kamu ini. Bisa ji toh
Informan
: Iya bisa ji Pak guru.
Peneliti
: Kalau Saya liat dari hasil ulangan MID ta, Saya lihat nilai ta kurang tuntas. Bisa jelaskan kenapa?
Informan
: Ndak tau juga Pak. Bukan cuman Saya ji tapi teman-temanku juga.
Peneliti
: Apakah ketika kamu ndak mengerti tentang materi pelajaran, sering kita bertanya sama guru baik di kelas maupun di luar kelas?
Informan
: Kalau di kelas kadang saya bertanya, tapi kalau di kantor mi saya takut ee, nanti dibilang apa kah. baru gurunya juga tegas sekali jadi saya tidak pernah bertanya tentang materi yang sa ndak mengerti di luar kelas sama guru.
Peneliti
: Apakah setiap pelajaran ekonomi, Kamu belajar sebelumnya dirumah?
Informan
: Kadang-kadang ji Pak, kalau ada tugas
Peneliti
: Kalau pada saat ulangan seperti kemarin bagaimana?
Informan
: Waktu ulangan Saya ndak belajar Pak, soalnya ada pelajaran biologi juga Pak
Peneliti
: Kalau buku Paket ekonomi dan LKS apakah Kamu punya?
Informan
: Iya ada Pak. Dua-duanya ada.
Peneliti
: Bagaimana pengawasan orang tuamu kalau dirumah, apakah di
108
rumah ortu ta sering dia suruh belajar? Informan
: Iya dia suruh juga belajar.
Peneliti
: Apa saja yang Kita lakukan di rumah kalau pulang sekolah?
Informan
: kalau di rumah Saya biasa main-main sama adeku, nonton tv, bantu maceku di dapur, itu ji Pak
Peneliti
: Apakah di rumah Kita punya alat pendukung lain untuk belajar ta, seperti laptop dan internet?
Informan
: ada ji laptop dirumah, ada juga modemnya kaceku, tapi Saya malas kalau ndak da tugas
Peneliti
: Kalau menurut Kita, apakah ruang belajar di kelasmu sudah cukup layak untuk dijAdikan sebagai ruang belajar?
Informan
: kalau belajar ndak nyaman Pak, kelasnya sempitnya baru ada mi lagi yang rebut disebelah ndak kedengaran mi apa yang dibicarakan.
Peneliti
: Kalau dilihat dari ketersediaan media dan alat belajar bagaimana?
Informan
: kalau alat belajarnya juga belum lengkap, ndak da infokus seperti kelas X.1 sama X.2.
Peneliti
: Trima kasih pale atas infonya nah dik?
Informan
: Iya sama-sama Pak guru.
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan IDM dapat disimpulkan bahwa, IDM mendapatkan nilai rendah dalam ulangan ekonomi disebabkan kurangnya intensitas belajar di rumah, dan lebih menfokuskan belajarnya pada mata pelajaran lain yang lebih menjadi prioritasnya, seperti biologi. Selain itu, kurangnya pengawasan orang tua terhadap kegiatannya di rumah dan kedisiplinan orang tua yang kurang untuk mengontrol aktivitas belajar anak di rumah. IDM mempunyai fasilitas belajar di rumah yang cukup mendukung namun dia kurang memanfaatkannya. Fasilitas belajar mengajar di sekolah yang kurang serta kondisi ruang belajar yang kurang nyaman adalah faktor lain yang menyebabkan terhambatnya belajar siswa di sekolah.
109
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 013
Nama/Kelas
: ASC/Siswa kelas X.10
Hari/Tanggal
: Selasa, 31 Oktober 2015
Lokasi
: Ruang Kelas X.10
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 10.00 – 10.15
Peneliti
: Selamat pagi dik.
Informan
: Iya Pak, selamat pagi.
Peneliti
: Bisa Kamu bantu Saya sebentar saja?
Informan
: Iya bisa ji Pak.
Peneliti
: Saya mau tanya Kamu ini selaku ketua kelas, menurutmu bagaimana cara mengajar guru ekonomi di mata Kamu?
Informan
: bagus ji cara mengajarnya, hanya ada teman-teman yang ndak memperhatikan makanya mereka tidak mengerti padahal Kita bisa bertanya kalau Kita tidak tau.
Peneliti
: Menurut Kamu, bagaimana tentang sikap guru ekonomi dan hubungannya dengan siswa?
Informan
: Kalau menurut Saya, baik ji gurunya. Guru-guru disini baik-baik ji tapi ada juga guru yang galak deh, eh bukan galak tapi disiplin mungkin.
Peneliti
: Kalau ruang kelas menurutmu layak atau tidak untuk belajar?
Informan
: Menurutku belum layak Pak, mungkin ada perbaikan kelas makanya Kita Pake kelas ini.
Peneliti
: Mengapa Kamu mengatakan bahwa ruang kelas ini belum layak?
Informan
: Terlalu ribut suasananya baru terlalu sempit juga.
Peneliti
: Menurut Kamu apa lagi yang mengganggu pembelanjaran di kelas?
Informan
: Hal yang mengganggu itu kalau ada mobil trek atau kontener dia lewat, boh itu mi yang kasih ribut.
Peneliti
: Selain itu apalagi?
110
Informan
: Alat belajar, eh media pembelajaran yang blum canggih seperti infokus ndak ada.
Peneliti
: Itu saja?
Informan
: Iya itu saja menurut Saya.
Peneliti
: Ok mi pale, terima kasih sudah membantu.
Informan
: Iya sama-sama Pak.
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan Ads dapat disimpulkan bahwa, cara mengajar guru ekonomi sangat bagus dan hubungan guru-guru juga sangat baik. Adanya kesulitan belajar pada siswa lain menurutnya tergantung pada siswanya sendiri dalam belajar. Namun yang menjadi faktor penghambat pembelajaran yaitu, ruang kelas yang kurang mendukung, baik suasana kenyamanan maupun luas kelas, ketersediaan alat dan media pembelajaran yang tidak mendukung, serta suara bising dari kendaraan yang lewat.
111
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 014
Nama/Kelas
: WM/Siswa kelas X.10
Hari/Tanggal
: Selasa, 31 Oktober 2015
Lokasi
: Ruang Kelas X.10
Topik Wawancara
: Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Jam. 10.00 – 10.15
Peneliti
: Selamat pagi dik.
Informan
: Selamat pagi Pak
Peneliti
: Bisa Kamu bantu Saya sebentar saja?
Informan
: Iya Pak.
Peneliti
: Saya mau tanya Kamu ini selaku ketua kelas, menurutmu bagaimana cara mengajar guru ekonomi di mata Kamu?
Informan
: bagu ji cara mengajarnya guru ekonomi kalau dia menjelaskan, kalau Kita tidak mengerti juga bisa Kita bertanya sama guru ekonomi.?
Peneliti
: Kalau hubungan guru dengan murid bagaimana?
Informan
: Kalau guru disini baik ji sama Kita, cuman memang dia tegas. Tapi menurut Saya toh itu bagus jadi teman-teman juga tidak berlebih-lebihan main-mainnya di kelas.
Peneliti
: Menurut Kamu, apa yang membuat teman-teman yang lain kurang memahami materi ekonomi?
Informan
: Kalau masalah itu tergantung teman-teman, mereka mau belajar atau tidak. Masalahnya juga toh mereka tidak suka perhatikan kalau guru dia menjelaskan.
Peneliti
: Menurutmu, apakah ruang kelas ini layak untuk belajar?
Informan
: Iya kurang atau belum layak kalau menurut Saya. Terlalu ribut dan sempit baru ndak da juga infokus dan ACnya.
Peneliti
: Ok mi pale, terima kasih atas waktunya dan informasinya
Informan
: Iya sama-sama Pak.
112
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan WM dapat disimpulkan bahwa, cara mengajar guru dan hubungan guru dengan murid sangat baik, serta ketegasan guru ekonomi juga menjadi nilai tersendiri di matanya. Keterbatasan siswa dalam memahami materi pelajaran berasal dari diri sendiri siswa, ketidak seriusan siswa dalam mengikuti pelajaran, serta faktor ruang kelas yang kurang layak dengan alat atau media pembelajaran yang kurang mendukung dan pendingin ruangan yang tidak ada.
113
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 015
Nama
: Tince S.Pd. (Guru Bahasa Inggris)
Hari/Tanggal
: Selasa, 25 Agustus 2015
Lokasi
: Ruang Guru Kendari
Topik Wawancara
: Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
Jam. 08.00-08.15
Peneliti
: Assalamu Alaikum
Informan
: Wa alaikumu ssalam, bagaimana mi dik?
Peneliti
: Bu bisa saya minta waktunya ibu buat wawancara?
Informan
: Bisa tapi jagan lama-lama nah
Peneliti
: Begini Bu, saya mau tanya di kelas X yang ibu ajar apakah ada anak yang mendapatkan nilai yang rendah hasil ulangan MIDnya?
Informan
: kalau siswa kelas X.6 sampai X.10 itu banyak sekali siswa yang dapat nilai ulangan yang rendah, kayaknya itu siswa begitu mi juga kalau pelajaran lain, kita Tanya mi saja dengan guru lain itu.
Peneliti
: Oh ya bu, bagaiman sikap mereka kalau di dalam kelas?
Informan
: ada beberapa anak itu yang sulit skali di atur baru waktu menjelaskan juga kurang memperhatikan, disuruh bawa kamus juga tidak mereka bawa. Kita bisa ji liat nilainya dalam mata pelajaran lain, pasti mereka-mereka mi juga itu yang rendah
Peneliti
: Terima kasih banyak bu atas informasinya.
Informan
: Iya. Sama-sama
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan Tince, selaku tenaga mengajar kelas X SMA Negeri 9 Kendari dapat disimpulkan bahwa, terdapat siswa yang tidak mengerti tentang materi yang diajarkan dan siswa yang kurang patuh dengan intruksi dari guru.
114
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 016
Nama
: Rudiyanto, S.Pd. (Guru Biologi)
Hari/Tanggal
: Selasa, 25 Agustus 2015
Lokasi
: Ruang Guru Kendari
Topik Wawancara
: Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
Jam. 08.00-08.15
Peneliti
: Assalamu Alaikum
Informan
: Wa alaikumu ssalam, bagaimana mi dik?
Peneliti
: Pak bisa saya minta waktunya Bapak sebentar saja?
Informan
: Bisa tapi jagan lama-lama nah
Peneliti
: Begini Pak, saya mau tanya di kelas X berdasarkan hasil pengamatan saya bahwa siswa kelas X.9 sampai X10 banyak siswa yang mendapatkan nilai yang rendah hasil ulangan MIDnya?
Informan
: ah memang itu anak-anak dikelas X.9, X.8, X.9 sama X.10 itu, memang beberapa orang saya lihat hasil ulangannya ndak mencapai nilai standar,
Peneliti
: Oh ya Pak, bagaiman sikap mereka kalau di dalam kelas?
Informan
: Begitu mi, tidak mungkin dia mau dapat rendah baru sikapnya bagus dalam kelas toh.
Peneliti
: Iya pak, Terima kasih banyak Pak
Informan
: Iya. Sama-sama
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Rudy, sebagai salah seorang tenaga mengajar kelas X SMA Negeri 9 Kendari dapat disimpulkan bahwa, terdapat siswa yang tidak mengerti tentang materi yang diajarkan sehingga mendapatkan nilai yang rendah dalam ulangan MID.
115
Transkrip Hasil Wawancara NO. wawancara
: 017
Nama
: Drs. Nengah Nagara, M.Hum.,M.Fil.H
Hari/Tanggal
: Senin, 2 November 2015 Jam. 08.00-08.15
Lokasi
: Ruang Kepala SMA Negeri 9 Kendari
Topik Wawancara
: Gambaran Umum SMA Negeri 9 Kendari
Peneliti
: Selamat pagi
Informan
: Iya Selamat Pagi, Bagaimana dengan perkembangan penelitian Anda?
Peneliti
: Iya sementara lagi meneliti, mengamati siswa dan melakukan wawancara pak.
Informan
: Jadi sekarang mau apa ni?
Peneliti
: Begini pak, saya mau menanyakan bagaimana gambaran umum SMAN 9 Kendari?
Informan
: Oh kalau itu kita harus menceritakan proses berdirinya ya.
Peneliti
: Iya pak, bagaimana sejarah berdirinya?
Informan
: Begini, SMA 9 ini kan merupakan sekolah bekas SMK Negeri 3 dulu, ketika SMK 3 pindah maka berdirilah SMAN 9 ini pada tanggal 26 Juli 2004
Peneliti
: Iya pak, kalau masalah ketersediaan guru dan tenaga mengajar di sini bagaimana pak, khususnya guru ekonomi?
Informan
: Iya kalau kita berbicara kualitas guru ya sudah cukup. Disini sudah ada 4 orang guru ekonomi dan semuanya berkualitas, dan malah satu guru itu pak herman lulusan magister.
Peneliti
: Kalau berbicara ketersediaan sarana dan prasarana sendiri bagaimana?
Informan
: Ya seperti ini. Adik kan sudah melihat dan mengamati bagaimana. Kalau berbicara kelengkapan sarana dan prasarana sih masih ada kelas-kelas yang belum lengkap sarana dan prasarananya khususnya kelas X dan kelas non unggulan.
116
Peneliti
: Kalau untuk mengatasi kekurangan sendiri, apa yang diberkan pihak sekolah.
Informan
: Iya kita carikan solusinya bagaimana. Contohnya beberapa kelas X itu yang masih diperbaiki, ya kita carikan ruangan kosong yang lain. Dan sementara ini memekai gedung serbaguna yang disamping itu, walaupun suasana kelasnya belum layak tapi kita usahakan proses belajar mengajar berjalan dengan efektif dan efisien.
Peneliti
: Terima kasih banyak pak atas waktunya dan informasinya
Informan
: Iya sama-sama.
Refleksi Hasil Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara pak Kepsek SMA Negeri 9 Kendari dapat disimpulkan bahwa, SMA Negeri 9 merupakan sekolah yang berdiri pada tahun 2014 dan merupakan sekolah yang menempati bekas gedung SMK Negeri 3 Kendari. Ketersediaan tenaga mengajar mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 9 Kendari sudah cukup kualified baik dari segi kuantitas maupun kualitas tenaga mengajarnya. Ada beberapa sarana dan prasarana yang belum lengkap terutama ruang kelas yang sementara diadakan perbaikan serta kelengkapan alat pembelajaran yang masih kurang menjadi faktor utama yang menghambat proses belajar mengajar di SMA Negeri 9 Kendari. Namun demikian, pihak sekolah terus melakukan perbaikan dan memanfaatkan gedung lain sebagai ruang belajar siswa demi keefektifan dan efisiennya kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 9 Kendari.
117
Lampiran 4. Daftar Siswa Hasil Belajar Siswa yang Tidak Tuntas Kelas X.8, X.9 dan X.10 Pada Ulangan Tengah Semester (MID) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Siswa AS APR CE APR LT MS MAS PD OR RL AP AM AFA DSA FRL LS LMA LA LdA PAp St TPD VJ Adr ASC IDM IN ML Mr MAR MLdT OMn LJ WM MY MP RL SK SN Vn
Kelas X.8 X.8 X.8 X.8 X.8 X.8 X.8 X.8 X.8 X.8 X.9 X.9 X.9 X.9 X.9 X.9 X.9 X.9 X.9 X.9 X.9 X.9 X.9 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10 X.10
Nilai Hasil Belajar 50 60 55 65 50 40 40 60 40 65 65 60 50 60 65 60 60 65 50 55 65 60 65 55 55 65 65 60 65 60 65 65 60 65 60 40 40 65 60 60
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
118
Lampiran 4. Dokumentasi Foto Penelitian 1. Kondisi Gedung dan Lingkungan SMA Negeri 9 Kendari
119
120
2. Aktivitas siswa baik saat kegiatan belajar mengajar maupun istirahat
121
122
3. Dokumentasi wawancara dan Foto Informan (Siswa)
123
124
125