KESIAPAN ADMINISTRATIF GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMAN 3 KOTA TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd) Pada Program Studi Manajemen Pendidikan
OLEH : MADYANA NURAZIZAH 1111018200011
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama
: Madyana Nurazizah
NIM
: 1111018200011
Jurusan
: Manajemen Pendidikan
Angkatan Tahun
: 2011
Alamat
: Kav. P&K No.137, RT002/09, Kel.Pondok Benda, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul “Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan” adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen : Nama
: Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd
NIP
: 19650717 199403 1 005
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 19 Oktober 2015 Penulis
Madyana Nurazizah
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi berjudul “Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan” disusun oleh Madyana Nurazizah, NIM 1111018200011, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 19 Oktober 2015
Yang mengesahkan, Pembimbing
Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd NIP. 19650717 199403 1 005
UJI REFERENSI Skripsi berjudul “Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan” disusun oleh Madyana Nurazizah, NIM 1111018200011, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 19 Oktober 2015.
Jakarta, 19 Oktober 2015 Mengetahui, Pembimbing
Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd NIP. 19650717 199403 1 005
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada hari Selasa, 27 Oktober 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Manajemen Pendidikan. Jakarta, 27 Oktober 2015 Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Kajur Manajemen Pendidikan) Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd NIP. 19661009 199303 1 004
Tanggal
Tanda Tangan
.……………
………………...
…………….
…………….......
…………….
………………...
…………….
………………...
Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan Takiddin, M.Pd NIP. 19831206 201101 1 005 Penguji I Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil NIP.19560530 198503 1 002 Penguji II Dr. Jejen Musfah, M.A NIP. 19770602 200501 1 004
ABSTRAK Madyana Nurazizah (1111018200011). “Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan”. Skripsi Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta, Oktober 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kesiapan administratif yang dimiliki guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Metode yang digunakan adalah mix method. Berdasarkan kebutuhan dalam penelitian ini ditentukan sumber data yaitu wakil kepala sekolah bidang pengembangan pendidikan dan guru sebanyak 12 orang yang merupakan guru mata pelajaran kelompok wajib, serta dokumen administrasi guru berupa dokumen program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan kriteria ketuntasan minimal. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara, angket, dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara umum guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan relatif sangat siap pada aspek administratif kurikulum 2013. Hal ini dibuktikan dengan beberapa indikator kesiapan administratif guru menunjukan sangat siap yaitu pada indikator memahami konsep program tahunan dan semester, menerapkan prinsip-prinsip kurikulum 2013 dalam penyusunan KKM, memahami komponen RPP, menerapkan langkah-langkah pembelajaran kurikulum 2013, dan menerapkan penilaian kurikulum 2013. Sedangkan pada tiga indikator lainnya menunjukan siap yaitu pada indikator menyusun program tahunan dan semester, melakukan evaluasi program, dan memahami konsep penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Berdasarkan hasil penelitian ditemui kelemahan dalam penetapan nilai KKM yaitu guru tidak menetapkan berdasarkan kompleksitas kompetensi dasar mata pelajaran yang mereka ampu, namun nilai KKM disamaratakan untuk semua mata pelajaran sesuai kebijakan sekolah. Untuk itu dalam penelitian ini diajukan rekomendasi yaitu sebaiknya KKM ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan kompleksitas materi dan karakteristik peserta didik.
Kata Kunci: Kesiapan Administrasi, Implementasi, Kurikulum 2013
i
ABSTRACT Madyana Nurazizah (1111018200011). “Teachers Administrative Readiness in implementing The 2013 Curriculum in SMAN 3 South Tangeang”. A final project from The Education Management major, Faculty of Tarbiyah Science and Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, October 2015. This research is aimed to reveal the administrative readiness of teachers in the implementation of the 2013 curriculum. This research used a mix method to determine the parameters of this study. Based on the need of this research, the resource of the provided data is from the vice principal of the education development department and 12 teachers who teaches obligatory subject, another data source is the teachers administration document which consisted of semester programs, learning implementation plan, and minimum completeness criteria. The research data are achieved by using the interview technique, questionnaire and document study. The result of this research showed that in general teachers SMAN 3 South Tangerang City is relatively very ready on the administrative aspects of the 2013 curriculum. It's proven by several indicators of readiness administrative teachers who indicate very ready is on indicator to understand the concept of annual and semester program, applying the principles of the 2013 curriculum in preparation of the KKM, understand the components of RPP, implement measures learning of the 2013 curriculum , and applying the assessment of the 2013 curriculum . While the other three indicators are indicate ready is on indicator preparing annual and semester programs, evaluating programs, and understand the concept of the establishment of a minimum completeness criteria (KKM). According to the result of this research, a weakness is found in the determination of the KKM. The teachers do not determine the KKM based on the basic competencies of the students capabilities but is generalized by the school's policy. Therefore, the recommendation for this research is that the teachers should pay attention to the complexity of the matter and the characteristics of learners for deciding KKM. Keywords: Administrative readiness, Implementation, 2013 Curriculum
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi manajemen pendidikan. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungannya baik secara moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin atas penyusunan skripsi ini.
3.
Drs H. Mu’arif SAM, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran, masukan serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4.
Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
iii
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 5.
Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.
6.
Kepala Sekolah SMAN 3 Kota Tangerang Selatan, Bapak Drs. H. P. A. Sopandy, M.Pd., yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
7.
Dra. Hj. Yuniati, M.Pd., selaku wakil kepala sekolah bidang pengembangan pendidikan di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian.
8.
Wiwin Purwi Indayati, M.Pd., selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian.
9.
Dra. Aan Sri Analiah selaku wakil kepala sekolah bidang humas di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian.
10. Seluruh karyawan, staf Tata Usaha (TU) dan guru-guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan yang telah membantu melaksanakan penelitian dan membantu membuatsurat keterangan penelitian. 11. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta meberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan. 12. Orang tua tercinta, Bapak Tri Heri Budi Sutrisno, dan Ibu Dida Rohayati yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Serta kaka dan adik saya Shuffah Nurul Qiyamah dan Himayati Salamah yang juga terus memberikan semangat untuk penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.
iv
13. Keluarga besar penulis, nenek, om, tante, dan sepupu yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis serta mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita. 14. Sahabat seperjuangan Anis Novi, Ari Handiningsih, Puspa Tresna, Dede Syukrillah, Sastria Dewantara, Gilang Putra, khususnya Bahrul Alam yang selalu memberikan dukungan, motivasi, doa, dan semangat. 15. Teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen Pendidikan angkatan 2011, terutama kawan-kawan dibangku kuliah yang selalu memberikan semangat. Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat berdoa mudahmudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal ’alamin. Penulis menyadari bahwa skripsi sederhana ini sebagai karya tulis sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif, namun dengan kerendahan hati, penulis sangat berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, minimal bagi penulis sendiri. Akhirnya hanya kepada Allah jua segala sesuatu penulis kembalikan. Wallahu A’lam Bishawab.
Jakarta, 19 Oktober 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFTAR TABEL................................................................................................ viii BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Indentifikasi Masalah ........................................................................ 8 C. Pembatasan dan Permusuan Masalah ............................................... 8 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 9
BAB II : KAJIAN TEORI .................................................................................. 10 A. Kurikulum 2013 ................................................................................ 10 1. Pengertian Kurikulum 2013 ........................................................ 10 2. Tujuan Kurikulum 2013.............................................................. 13 3. Karakteristik Kurikulum 2013 .................................................... 15 B. Implementasi Kurikulum 2013 ......................................................... 18 1. Konsep Implementasi Kurikulum ............................................... 18 2. Tahapan Implementasi Kurikulum ............................................. 21 3. Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013............................................................................................. 23 a. Pengertian Kesiapan Administrasi Guru ............................... 23 b. Gugus Tugas Administrasi Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 .................................................................... 26 C. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 35
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 37 A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 37 B. Metode Penelitian ............................................................................. 37 C. Sumber Data...................................................................................... 38
vi
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 39 E. Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................... 40 F. Teknik Analisis dan Interpretasi Data............................................... 42
BAB IV : HASIL PENELITIAN ....................................................................... 44 A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ................................................ 44 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 3 Kota Tangerang Selatan ......................................................................................... 44 2. Visi dan Misi MAN 3 Kota Tangerang Selatan .......................... 45 3. Data guru ..................................................................................... 46 B. Deskripsi Analisi dan Interpretasi Data ........................................... 51 1. Kesiapan dalam Menyusun Porgram Tahunan dan Semester ...................................................................................... 52 2. Kesiapan dalam Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .......................................................................... 59 3. Kesiapan dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................................................... 64
BAB IV : PENUTUP ........................................................................................... 79 A. Kesimpulan ....................................................................................... 79 B. Saran ................................................................................................. 79 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar 4.1
Data Nilai Kkm Kurikulum 2013 ..............................................63
Gambar 4.2
Guru Tetap Mencantunkan Tujuan Pembelajaran dalam Rpp Mereka ...............................................................................68
DAFTAR TABEL Tabel Tabel 2.1
Rentang Nilai Kriteria dan Skala Penilaian ..............................30
Tabel 2.2
Skor Nilai Kriteria dan Skala Penilaian ....................................30
Tabel 3.1
Rencana Pelaksanaan Penelitian ...............................................37
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara ................................................................40
Tabel 3.3
Daftar Ceklis .............................................................................41
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen ...................................................................41
Tabel 3.5
Scoring ......................................................................................43
Tabel 4.1
Data Guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan ...........................46
Tabel 4.2
Data Pelatihan Kurikulum 2013 Guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan .....................................................................50
Tabel 4.3
Pemahaman terhadap Konsep Penyusunan Program Tahunan Kurikulum 2013 ........................................................................53
Tabel 4.4
Pemahaman terhadap Komponen Format Program Tahunan ...53
Tabel 4.5
Pertimbangan dalan Penyusunan Program Tahunan.................54
Tabel 4.6
Waktu Penyusunan Program Tahunan ......................................54
Tabel 4.7
Pemahaman Konsep Penyusunan Program Semester Kurikulum 2013 ........................................................................55
Tabel 4.8
Pemahaman Setiap Kolom pada Format Program Semester ....55
Tabel 4.9
Penyusunan Program Tahunan Kurikulum 2013 oleh Masing-Masing Guru ................................................................56
Tabel 4.10
Penyusunan Program Semester Kurikulum 2013 oleh Masing-Masing Guru ...................................................................56
viii
Tabel 4.11
Penyusunan Program Tahunan/Semester Guru Dibantu oleh Kepala Sekolah ....................................................................57
Tabel 4.12
Evaluasi terhadap Program Tahunan/Semester...........................57
Tabel 4.13
Pemeriksaan Program Tahunan/Semester oleh Kepala Sekolah ........................................................................................58
Tabel 4.14
Catatan untuk Perbaikan Program Tahunan/Semester oleh Kepala Sekolah ............................................................................58
Tabel 4.15
Pemahaman Konsep Penetapan KKM Kurikulum 2013.............60
Tabel 4.16
KKM Digunakan Sebagai Acuan dalam Menilai Ketuntasan Kompetensi Siswa Sesuai Kompetensi Dasar Mata Pelajaran ....60
Tabel 4.17
Penetapan KKM Didasarkan pada Kesepakatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) pada Awal Tahun Pelajaran ...........................................................................60
Tabel 4.18
Penetapan KKM yang Lebih Tinggi oleh Kepala Sekolah .........61
Tabel 4.19
Terdapat Beban dalam Penetapan KKM dari Kepala Sekolah ...61
Tabel 4.20
Penentuan KKM Mempertimbangkan Karakteristik dan Kompleksitas Kompetensi Dasar ................................................62
Tabel 4.21
Penentuan KKM Mempertimbangkan Daya Dukung .................62
Tabel 4.22
Penentuan KKM Mempertimbangkan Karakteristik Peserta Didik ............................................................................................62
Tabel 4.23
Pemahaman Setiap Komponen RPP Kurikulum 2013................65
Tabel 4.24
Penyusunan RPP Berdasarkan Hasil Analisis antara KI dan KD .........................................................................................65
Tabel 4.25
Penyusunan RPP Mencantumkan Identitas Sekolah ...................66
Tabel 4.26
Penyusunan RPP Mencantumkan Mata Pelajaran dan Materi Pokok ...............................................................................66
Tabel 4.27
Penyusunan RPP Mencantumkan Alokasi Waktu Pembelajaran ...............................................................................66
Tabel 4.28
Penyusunan RPP Menjabarkan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian .................................................67
Tabel 4.29
Tujuan Pembelajaran Dicantumkan dalam Penyusunan RPP .....67
ix
Tabel 4.30
Penyusunan Kegiatan Pendahuluan dengan Apersepsi ...............69
Tabel 4.31
Penyusunan Kegiatan Pendahuluan dengan Penyampaian Tujuan ..........................................................................................69
Tabel 4.32
Pengelolaan Kegiatan Inti Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik .......................................................................................70
Tabel 4.33
Penyusunan Pembelajaran Berpusat pada Siswa ........................70
Tabel 4.34
Penyusunan Kegiatan Penutup Mencantumkan Sesi Menyimpulkan .............................................................................71
Tabel 4.35
Penyusunan Kegiatan Penutup Mencantumkan Sesi Refleksi/Tes .................................................................................71
Tabel 4.36
Penyusunan Kegiatan Penutup Mencantumkan Sesi Umpan Balik ................................................................................71
Tabel 4.37
Penyusunan Kegiatan Penutup Mencantumkan Sesi Tindak Lanjut ..............................................................................72
Tabel 4.38
Pemahaman Penilaian Autentik ..................................................72
Tabel 4.39
Instrument Penilaian Kompetensi Sikap Spiritual Disusun Sendiri oleh Guru ........................................................................73
Tabel 4.40
Instrument Penilaian Kompetensi Sikap Sosial Disusun Sendiri oleh Guru ........................................................................74
Tabel 4.41
Instrument Penilaian Kompetensi Pengetahuan Disusun Sendiri oleh Guru ........................................................................74
Tabel 4.42
Instrument Penilaian Kompetensi Keterampilan Disusun Sendiri oleh Guru ........................................................................74
Tabel 4.43
Guru Menggunakan Instrument Penilaian Buatannya .................75
Tabel 4.44
Pensekoran Dicantumkan Untuk Penilaian Setiap Kompetensi ..................................................................................75
Tabel 4.45
Nilai Kesiapan Administratif Guru .............................................76
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia seutuhnya. Oleh karenanya, pengelolaan pendidikan harus berorientasi kepada bagaimana menciptakan perubahan yang lebih baik. Salah satu upaya itu ditempuh melalui penerapan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Pada dasarnya kurikulum bersifat dimanis, karena kurikulum itu sendiri terkait erat dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.1 Dengan demikian, suatu kurikulum harus terus beradaptasi pada berbagai perubahan dan perkembangan yang ada. Maka perubahan kurikulum adalah suatu hal yang sangat mungkin terjadi. Kurikulum akan terus menerus mengalami perubahan agar suatu kurikulum mampu menjawab tantangan zaman, dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di masa mendatang dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana dijabarkan dalam Pasal 36 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan takwa; peningkatan akhlak mulia; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan global; dan persatuan
1
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Kata Pena,2014), h. 3
1
2
nasional dan nilai-nilai kebangsaan.2 Oleh karena itu, salah satu faktor keberhasilan mencapai tujuan pendidikan ditentukan dengan bagaimana penerapan kurikulum dengan sebaik mungkin. Maka diperlukan kesiapan yang matang untuk menerapkan suatu kurikulum. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum, diantaranya yaitu perubahan dari kurikulum 1947 dengan nama Rentjana Pembelajaran disempurnakan menjadi kurikulum 1952 dengan nama Rentjana Pembelajaran Terurai, kemudian perubahan kurikulum 1975, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004, serta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.3 Perubahan kurikulum tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ilmu dan teknologi, sosial, budaya, dan ekonomi, serta adanya perkembangan dan perubahan yang menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum
untuk
mewujudkan
masyarakat
yang
mampu
bersaing dan
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Unsur politik juga turut mempengaruhi perubahan kurikulum. Hal ini terbukti ketika pergantian kepemimpinan di Indonesia seringkali terjadi perubahan dalam penerapan kurikulum. Pemerintah
melalui
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
(Kemendikbud) telah memberlakukan kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2013/2014. Sebagai pengembangan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), secara umum materi rancangan kurikulum 2013 sebenarnya seperti kembali ke periode kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Namun, titik tekan pada kompetensi dan proses implementasi kurikulum sajalah yang hendak diubah. Menurut Mohammad Nuh dalam Mulyoto, menjelaskan bahwa “implementasi kurikulum 2013 akan menekankan pada pengembangan kreativitas siswa dan
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 3 Kurniasih dan Berlin Sani, Op.Cit, h. 4
3
penguatan karakter. Kurikulum ini akan memenuhi tiga komponen utama dalam pendidikan secara berimbang yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.”4 Dalam kurikulum 2013 kemampuan dan kreativitas guru sangat dinanti dalam rangka menumbuh kembangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara efektif, berpikir jernih dan kritis, mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, menjadi warga negara yang bertanggung jawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai bakat/minatnya, serta dengan bakat/minatnya memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5 Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan suatu pengelolaan yang baik berupa administrasi, termasuk dalam bidang kurikulum. Dengan adanya administrasi kurikulum maka komponen kurikulum dapat diatur dan dikelola dengan sebaik-baiknya, sehingga membantu dan mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Guru sebagai perencana kurikulum pada tingkat satuan pendidikan diharuskan melakukan administrasi kurilukum dengan merencanakan proses pembelajaran yang baik. Administrasi tersebut merupakan hal penting dalam mencapai tujuan pembelajaran karena guru merupakan kunci untuk pencapaian tujuan pada proses belajar mengajar. Seluruh proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil baik jika pelaksanaannya melalui proses administrasi guru tersebut. Maka sangat penting 4 Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 114-115 5 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 20
4
bagi seorang pendidik memenuhi administrasi sesuai dengan jenjang atau sekolah yang menjadi tempat pengabdiannya, terlebih lagi dengan diberlakukannya kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2013/2014. Di sini guru dituntut mampu menjalankan administratifnya dengan menyesuaikan ketentuan-ketentuan yang berlaku pada kurikulum 2013. Hal ini perlu dilakukan untuk mempermudah guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, sehingga tercapainya keberhasilan pembelajaran sebagaimana tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Walaupun pemerintah telah menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014 atau pada bulan Juli 2013 di sekolah-sekolah sasaran se-Indonesia, namun dalam implementasinya masih menghadapi berbagai kendala antara lain terkait dengan anggaran, kesiapan perangkat kurikulum, kesiapan guru, sosialisasi, dan distribusi buku. Di antara semua kendala di atas, masalah utama yang perlu diperhatikan adalah kesiapan guru sebagai kunci keberhasilan implementasi kurikulum ini. Kurikulum 2013 mengharuskan guru berperan optimal dalam pembelajaran. Untuk menyiapkan guru ideal dalam kurikulum 2013 diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus. Sementara persiapan kurikulum 2013 dinilai terlalu tergesa-gesa dan kurang memperhatikan kesiapan satuan pendidikan dan guru, sehingga terkesan dipaksakan untuk tetap dijalankan. Seyogyanya implementasi kurikulum 2013 tidak dapat dipaksakan sebab peningkatan mutu pendidikan tidak bisa dicapai secara instan tetapi memerlukan proses dan tahapan yang panjang. Walaupun demikian, kurikulum 2013 tetap dilaksanakan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013/2014. Dalam kurikulum 2013 guru dituntut berperan secara aktif sebagai motivator dan fasilitator pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi para guru karena tidak semua guru memiliki kompetensi tersebut. Selain itu, guru dituntut kesiapannya untuk melaksanakan kurikulum dalam waktu yang relatif singkat sementara perangkatnya belum disiapkan secara matang. Buku pegangan guru dan buku siswa belum didistribusikan dengan baik. Bukan persoalan yang mudah untuk mempersiapkan guru yang ideal seperti
5
harapan kurikulum 2013 dalam waktu singkat, terutama untuk merubah mindset guru dari yang semula hanya mencapai kemampuan kognitif siswa sementara dalam kurikulum 2013 guru harus mampu mengarahkan siswa untuk aktif, produktif, kreatif, dan berpikir kritis. Tahun 2014 Pemerintah menargetkan dapat melatih 1,3 juta guru secara bertahap dan bertingkat. Pada kenyataannya baru 283.000 guru yang sudah dilatih menjelang tahun ajaran baru. Dengan presentase yaitu 20,3% guru sudah dilatih dan 79,3% guru sasaran yang belum mendapatkan pelatihan. Pemerintah belum mampu melatih semua guru. 6 Dari paparan tersebut dapat kita ketahui masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Untuk mencapai keberhasilan kurikulum ini maka kesiapan guru mutlak diperlukan, oleh karena itu sebelum kurikulum 2013 diimplementasikan secara serentak (nasional), perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan bagi guru-guru secara berkelanjutan. Pada tanggal 5 Desember 2014, Kementerian Pendidikan dan Budaya mengeluarkan surat edaran yang berisikan keputusan Mendikbud tentang keberlanjutan kurikulum 2013. Mendikbud memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang baru menerapkan satu semester, yaitu sejak Tahun Pelajaran 2014/2015. Sekolah-sekolah ini akan kembali menggunakan kurikulum 2006. Sementara sekolah-sekolah yang telah tiga semester menerapkan kurikulum 2013 tetap melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum 2013, serta menjadikan sekolah-sekolah tersebut sebagai sekolah pengembangan dan percontohan penerapan kurikulum 2013. Berdasarkan keputusan tersebut, selaku aparatur pemerintah, Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan turut menjalankan kebijakan untuk menghentikan sementara kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah yang baru menjalankan satu semester. Dinas pendidikan juga turut merasa prihatin karena penghentian kurikulun 2013 ini dilakukan pada semester genap, sehingga guru-
Farida Alawiyah, “Kesiapan Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013”, Info Singkat, Vol. 6, 2014, h. 10 6
6
guru yang sekolahnya beralih kembali pada kurikulum 2006 merasa kewalahan mengejar pelajaran untuk persiapan ujian.7 Pada awal tahun ajaran 2014/2015 seluruh sekolah menengah atas dan sederajat di Kota Tangerang Selatan telah menerapkan kurikulum 2013, namun karena kebijakan tersebut kini sekolah yang tetap menerapkan kurikulum tersebut sebanyak 23 sekolah dengan rincian yaitu 11 sekolah untuk SMK dan 12 sekolah untuk SMA. Salah satu sekolah menengah atas yang tetap menjalankan kurikulum 2013 yaitu SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Sekolah yang berlokasi di Jl.Benda Timur XI, komplek Perumahan Pamulang Permai 2, Kota Tangerang Selatan ini, sudah berdiri sejak tahun 1987. Sekolah ini mulai menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014 lalu. Sekolah dengan akreditasi A ini menyambut datangnya kurikulum 2013 dengan mengikutsertakan pelatihan bagi guru-guru secara bertahap setiap tahunnya.8 Dalam menerapkan kurikulum 2013 pihak sekolah mengharapkan agar buku pegangan guru dan buku siswa segera didistribusikan sehingga guru-guru dapat melakukan pendalaman materi, mengatur strategi pembelajaran, dan melengkapi tugas administrasinya. Selain itu, buku pegangan guru yang tersedia hanya untuk guru mata pelajaran wajib saja sementara untuk mata pelajaran peminatan tidak tersedia. Guru juga mengeluhkan banyaknya tugas administrasi yang perlu dipenuhi pada kurikulum ini. Hal tersebut dipengaruhi oleh perubahan yang terdapat dalam kurikulum 2013 seperti penerapan pendekatan saintifik dan penilaian autentik dalam pembelajaran. Untuk penilaian dalam kurikulum ini guru diharuskan membuat instrument penilaian berupa portofolio, lembar pengamatan atau observasi, lembar penilaian sikap, dan lembar penilaian kinerja atau praktik. Setiap lembar penilaian harus dicantumkan pensekoran yang disesuaikan dengan skala penilaian kurilukum 2013 meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Seluruh instrument tersebut dijabarkan dalam RPP yang disusun oleh masing-masing guru. 7 Sridoyo, Ketua Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Wawancara, Bumi Serpong Damai, 04 Maret 2015, pukul 11:15 8 Yuniati, Wakil Bidang Pengembangan Pendidikan, Wawancara, Pamulang, 02 Desember 2014, pukul 13:30
7
Selain itu, dalam RPP guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifk yang menjabarkan kegiatan pembelajaran melalui langkahlangkah mengamati (observasi), menanya, mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Penjabaran kegiatan tersebut mengacu pada program tahunan, program semester dan silabus yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, guru juga diharuskan menyusun program tahunan dan semester pada awal tahun ajaran sebagai pedoman guru dalam mengembangkan program atau kegiatan berikutnya. Sementara untuk ketercapaian KD dapat dilihat dari KKM yang telah ditetapkan sehingga diharapkan guru dapat memaksimalkan proses pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP agar dapat memenuhi KKM yang telah ditetapkan sesuai kriteria penilaian kurikulum 2013. Mempersiapkan tugas-tugas dalam hal-hal
yang berkaitan dengan
administrasi guru merupakan hal yang penting dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran sebab sebuah aktivitas akan memberikan hasil yang optimal jika aktivitas itu telah direncanakan dengan baik. Namun, penyusunan administrasi tersebut cukup menyita waktu guru. Sedangkan guru harus bekerja keras dalam mengelola pembelajaran karena dalam implementasi kurikulum 2013 guru dituntut memiliki kemampuan dalam menumbuh kembangkan kompetensi siswa melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sementara tidak semua siswa mampu melaksanakan pembelajaran seperti itu. Sebagai sekolah yang tetap menjalankan kurikulum 2013, menjadikan SMAN 3 Kota Tangerang Selatan termasuk dalam sekolah pengembangan dan percontohan penerapan kurikulum 2013 di Kota Tangerang Selatan. Dengan demikian, dalam menghadapi perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 sekolah dituntut kesiapannya dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Terutama kesiapan guru yang meliputi kesiapan akademik dan administrastif. Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 administrasi guru yang perlu disiapkan adalah program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
8
Mengingat urgensi administratif guru dalam proses pembelajaran, perlu diteliti lebih lanjut mengenai kesiapan guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013 khususnya dari aspek administratifnya. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “KESIAPAN ADMINISTRATIF GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMAN 3 KOTA TANGERANG SELATAN”.
B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, teridentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Buku pegangan guru dan buku siswa belum didistribusikan dengan baik. 2. Guru mengeluhkan banyaknya tugas administrasi yang perlu dipenuhi. 3. Guru harus menyusun program tahunan dan semester kurikulum 2013 pada awal tahun ajaran. 4. Guru harus menyusun KKM kriteria penilaian kurikulum 2013. 5. Banyaknya keluhan guru terkait instrument penilaian kurikulum 2013 dalam penyusunan RPP. 6. Guru merasa
kesulitan dalam membagi
waktu
antara
mengajar
dan
menyelesaikan tugas administrasi.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah Penelitian ini membatasi masalah pada kesiapan administratif guru mata pelajaran wajib meliputi program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan kriteria ketuntasan minimal dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. 2. Perumusan masalah Dari pembatasan di atas, maka masalah yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan?
9
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan administratif guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013. 2. Kegunaan penelitian Adapun penelitian yang penulis lakukan mempunyai kegunaan, yaitu sebagai berikut: a. Aspek teoritis yaitu: 1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama yang dikaitkan dengan kurikulum 2013, dalam upaya mengoptimalkan administratif guru. 2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi kurikulum 2013. b. Aspek praktis yaitu: 1. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat guru sebagai bahan evaluasi serta masukan sehubungan dengan adanya penerapan kurikulum 2013 dalam meningkatkan kesiapan administratif untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. 2. Bagi peneliti, melalui penelitian ini dapat memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman dalam menambah wawasan ketika peneliti menjadi pendidik. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan menggambarkan kesiapan administrasi guru implementasi kurikulum 2013 sehingga pihak sekolah dapat menindak lajuti dengan adanya pelatihan ataupun workshop guna meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan kurikulum 2013.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum 2013 Kurikulum adalah hal penting untuk dunia pendidikan karena merupakan kunci utama untuk mencapai sukses dalam dunia pendidikan. Istilah kurikulum secara etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu tempat berlari, dengan kata curir yang berarti pelari dan curere yang artinya tempat berlari.1 Jika kita menilik sejarah masuknya kurikulum di dunia pendidikan Indonesia, istilah kurikulum baru masuk dan dikenal dalam dunia pendidikan Indonesia pada tahun 1968, yaitu sejak lahirnya kurikulum 1968 yang menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu Rencana Pembelajaran 1950. Ketika itu belum ada istilah kurikulum di Indonesia melainkan Rencana Pembelajaran.2 Dalam mendefinisikan kurikulum, para ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda seperti halnya menurut Oemar Hamalik, “pandangan tradisional merumuskan kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa untuk memperoleh ijazah”.3 Sementara, definisi kurikulum menurut Romie yang dikutip oleh Hamalik menjelaskan, “curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not”, 4 yang memiliki makna yaitu kurikulum diartikan sebagai pengaturan program, kegiatan, dan pengalaman yang dimiliki siswa di bawah arahan sekolah, baik di dalam kelas maupun tidak. Sejalan dengan hal tersebut, Subandijah mendefiniskan “kurikulum sebagai aktivitas dan kegiatan yang direncanakan 1
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2014), Cet. 2, h.3 2 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2014), Cet. 1, h.1 3 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 5, h. 3 4 Ibid, h. 4
10
11
dan diprogramkan bagi peserta didik dibawah bimbingan sekolah, baik di dalam maupun di luar sekolah”.5 Sedangkan jika mengacu pada pasal 1 ayat 19, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan
pelajaran serta
cara
yang digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.6 Hal tersebut sejalan dengan pendapat Imas Kurniasih dan Berlin Sani, “kurikulum adalah suatu perangkat yang dijadikan acuan dalam mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan siswa yang dapat diusahakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran khususnya dan tujuan pendidikan secara umum”.7 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut kurikulum bisa diartikan secara sempit dan luas. Pengertian kurikulum secara sempit hanya membatasi sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan secara luas, kurikulum merupakan penjabaran kegiatan-kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran guna mencapai suatu tujuan pendidikan. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Kurikulum dapat diibaratkan jantung pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat, maka suatu tujuan dan sasaran pendidikan sebaik apapun akan sulit untuk dicapai. Untuk mencapai pendidikan yang lebih baik dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah perubahan dan perbaikan kurikulum. Oleh karenanya, perubahan kurikulum merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pendidikan menuju suatu perubahan yang lebih baik. Kurikulum akan terus menerus mengalami perubahan agar suatu kurikulum
5
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), cet ke-2, h. 2 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 19 7 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Op.cit, h.6
12
mampu menjawab tantangan zaman, dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di masa mendatang dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan perubahan dan perbaikan kurikulum. Perubahan dari kurikulum 1947 dengan nama Rentjana Pembelajaran yang memberi perhatian pada pembentukan karakter manusia yang berdauat dan sejajar dengan bangsa lain, lalu disempurnakan menjadi kurikulum 1952 dengan nama Rentjana Pembelajaran Terurai lebih difokuskan pada isi pembelajaran yang harus berhubungan dengan kebutuhan hidup seharihari, kemudian perubahan kurikulum 1975, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, serta Kurikulum 2013 yang saat ini sedang dijalankan.8 Perubahan kurikulum tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ilmu dan teknologi, sosial, budya, dan ekonomi, serta adanya perkembangan dan perubahan yang menuntut
perlunya
perbaikan
sistem
pendidikan
nasional,
termasuk
penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Unsur politik juga turut mempengaruhi perubahan kurikulum. Hal ini terbukti ketika pergantian kepemimpinan di Indonesia seringkali terjadi perubahan dalam penerapan kurikulum. Menurut Mulyasa, kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 kemudian dilanjutkan
kurikulum
2006
(KTSP)
dengan
mencakup
kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara terpadu.9 Penyempurnaan tersebut sebagai bentuk pengembangan kurikulum 2013 yang merupakan bagian dari strategi meningkatkan pencapaian pendidikan. Menurut Daryanto dan Herry Sudjendro, “orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude),
8
Kurniasih dan Berlin Sani, Ibid, h. 4 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 66 9
13
keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge)”.10 Hal senada juga disampaikan
Mohammad
Nuh,
sebagaimana
telah
dikutip
Multyoto,
menjelaskan bahwa “implementasi kurikulum 2013 akan menekankan pada pengembangan kreativitas siswa dan penguatan karakter. Kurikulum ini akan memenuhi tiga komponen utama dalam pendidikan secara berimbang yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.”11 Hal tersebut sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 pasal 35 yang menyatakan bahwa setiap lulusan satuan pendidikan
harus
memiliki
kualifikasi
kemampuan
yang
mencakup
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.12 Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa kurikulum 2013 adalah rancangan pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik yang mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara terpadu dengan tujuan untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam UndangUndang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Tujuan Kurikulum 2013 Dalam salinan lampiran Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, dijelaskan “tujuan kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
10
Daryanto dan Herry Sudjendro, Siap Menyongsong Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava Media, 2014), h.1 11 Mulyoto. loc. cit 12 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35
14
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia”.13 Sejalan dengan hal itu, Mulyasa menjelaskan bahwa tujuan tersebut ditempuh melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.14 Beriman dalam tujuan kurikulum 2013 bermakna dengan penerapan kurikulum ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai keimanan dan budi pekerti kepada siswa. Produktif adalah kecakapan untuk menggunakan kemampuannya dan dapat merealisasikan potensi yang ada pada dirinya. Melalui penerapan kurikulum 2013 diharapkan terbentuk pribadi yang produktif pada siswa sehingga mampu menggambarkan potensi, persepsi dan kreativitas yang senantiasa ingin menyumbangkan kemampuannya agar bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Maka, kelak mereka dewasa dan terjun ke dalam masyarakat mampu menjadi seorang yang memberikan kontribusi yang nyata dan berarti bagi lingkungan disekitarnya, imaginative, kreatif, dan inovatif dalam menanggapi persoalan di masa mendatang. Dengan masyarakat yang memiliki kreatifitas dan inovatif tinggi akan terbentuk masayarakat yang mandiri dan produktif. Oleh karena itu, kreatifitas dan inovatif semestinya ditanamkan sedini mungkin termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Bersadarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kurikulum 2013 memiliki tujuan yaitu mengembangkan potensi peserta didik yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu sehingga mampu mencapai peningkatan mutu pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
13
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 14 E. Mulyasa, Op.cit, h. 65
15
3. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan serangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 dengan berbasis kompetensi kemudian diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Namun, kurikulum 2013 memiliki ciri tersendiri. Ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru dalam mencari informasi atau pengetahuan sebanyak-banyaknya karena saat ini siswa mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggungjawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antar personal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis.15 Hal tersebut dapat dilihat dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang terdiri dari lima langkah pembelajaran yaitu mengamati (observasi),
menanya,
mengumpulkan
informasi
atau
eksperimen,
mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.16 Dalam pembelajaran saintifik guru dituntut keratif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan jika merujuk salinan lampiran Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
15 16
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, op. cit, h.7 Ibid, h. 53-56
16
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran. f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).17 Berdasarkan karekteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 berupaya untuk mengembangkan kompetensi peserta didik mulai dari kompetensi sikap, pengetahuan, hingga keterampilan secara proporsional. Pencapaian kompetensi ini dinyatakan dalam kompetensi inti yang dijabarkan ke dalam kompetensi dasar. Dalam hal ini, semua mata pelajaran saling terkait satu sama lain karena diikat oleh kompetensi inti di tiap jenjang pendidikan. Untuk tercapainya kompetensi tersebut secara seimbang dibutuhkan waktu belajar yang lebih banyak, oleh karena itu dalam penerapan kurikulum 2013 ada penambahan jam belajar untuk para siswa. Selain itu, karakteristik di atas juga menggambarkan kurikulum 2013 berusaha memberikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik dalam konteks dunia nyata sehingga peserta didik mampu memanfaatkan ilmu yang mereka dapatkan dalam kesehariannya baik di sekolah maupun di masyarakat. Setelah melihat ciri dan karakteristik kurikulum 2013, dapat diketahui bahwa kurikulum ini memiliki sejumlah keunggulan. Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani keunggulan kurikulum 2013 yaitu: a. Siswa dituntut lebih aktif, kreatif, dan inovatif. b. Standar penilaian mengarah pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara proporsional. Dengan demikian, penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap, dan lainnya sehingga adanya penilaian dari semua aspek.
17
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
17
c. Munculnya pendidikan karakter dan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. d. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi tersebut menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. e. Mengharuskan adanya remediasai secara berkala. f. Sifat pembelajaran yang sangat kontekstual. g. Meningkatkan motivasi megajar dengan meningkatkan kompetensi professional, pedagogi, sosial, dan personal. h. Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman pembehasan sudah tersedia. Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi, serta membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP dan menerapkan pendekatan saintifik secara benar. i. Hal menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Mulai dari perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Terlihat jika di tingkat SD penerapan sikap masih dalam ruang lingkup lingkungan sekitar, sedangkan untuk tingkat SMP penerapan sikap dituntut untuk diterapkan pada lingkungan pergaulannya di manapun ia berada. Sementara untuk tingkat SMA/SMK, dituntut untuk memiliki sikap kepribadian yang mencerminkan kepribadian bangsa dalam pergaulan dunia.18 Dari sejumlah keunggulan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum
2013
merupakan
kurikulum
yang
diharapkan
mampu
mengembangkan potensi peserta didik dari berbagai kompetensi baik kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara terpadu sehingga tidak hanya mencapai kemampuan kognitif peserta didik saja. Selain itu, kurikulum 2013 ini diharapkan mampu membentuk karakter yang kuat pada peserta didik. Agar penerapan kurikulum ini berjalan dengan baik pemerintah membantu para guru dengan menyiapkan buku guru dan buku siswa sehingga guru tidak kerepotan untuk menyiapkan dokumen kurikulum. Maka melalui penerapan kurikulum 2013 diharapkan mencapai peningkatan mutu pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat berjalan dengan baik. 18
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, op. cit, h.8-9
18
Namun dalam penerapan kurikulum 2013 ini terdapat sejumlah kendala, seperti banyaknya guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif. Pada kenyataannya sangat sedikit guru yang seperti itu. Selain itu, tidak semua guru memiliki kemampuan untuk berperan secara aktif sebagai motivator dan fasilitator. Guru juga kurang memahami pendekatan saintifik dan penilaian autentik, serta kurangnya keterampilan guru merancang RPP sehingga belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru dan banyak guru yang menjadi plagiat dalam hal ini. Ditambah lagi pemerintah belum mampu melatih penerapan kurikulum 2013 untuk semua guru sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk membentuk guru yang ideal dalam kurikulum 2013 ini. Selain itu, dukungan buku pegangan guru dan buku siswa yang disiapkan pemerintah belum didistribusikan dengan baik ke seluruh sekolah di Indonesia. Sejumlah kendala tersebut merupakan bagian dari kelemahan kurikulum ini sehingga perlu diatasi sedini mungkin agar kedepannya tidak menjadi masalah dalam penerapan kurikulum 2013 ini.
B. Implementasi Kurikulum 2013 1. Konsep Implementasi Kurikulum Sebuah kurikulum yang telah dikembangkan tidak akan berarti dan menjadi kenyataan jika tidak diimplementasikan, dalam artian digunakan secara aktual di sekolah dan di kelas. Dalam implementasi ini, tentu saja harus diupayakan penanganan terhadap pengaruh faktor-faktor tertentu, misalnya kesiapan sumber daya, faktor budaya masyarakat, dan lain-lain. Secara sederhana implementasi dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Menurut Nurdin implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan
19
acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.19 Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya, dalam hal ini yakni kurikulum. Sementara menurut Mulyasa implementasi adalah “proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindak praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap”.20 Penjelasan tersebut menggiring pemahaman bahwa implementasi kurikulum merupakan hasil terjemahan dari guru terhadap kurikulum sebagai rancangan tertulis. Frase implementasi kurikulum sudah banyak didiskusikan tokoh dan pakar pendidikan. Hamalik mengutip pendapat Miller dan Seller menyatakan bahwa kurikulum merupakan suatu penerapan konsep, ide, progam atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau berbagai aktivitas baru, sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.21 Kemudian Saylor dan Alexander dalam Nurdin, berpendapat bahwa implementasi sebagai proses pengajaran, mereka mengemukakan bahwa biasanya pengajaran adalah implementasi kurikulum disain, yang mencakup aktivitas pengajaran dalam bentuk interaksi antara guru dan siswa di bawah naungan sekolah.22 Dari berbagai pengertian di atas dapat diketahui bahwa implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, dengan senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya, sehingga terjadi perubahan pada
19
Syafruddin Nurdin, Guru Professional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h.70. 20 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.12, h. 93 21 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 3, h. 237 22 Syafruddin Nurdin, Op.cit, h.72.
20
sekelompok orang. Implementasi kurikulum juga merupakan aktualisasi suatu rencana atau program kurikulum dalam bentuk pembelajaran. Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Hamalik, faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum yaitu karakteristik kurikulum, strategi implementasi, dan karakteristik penguna kurikulum.23 Karakteristik kurikulum mencakup tujuan, fungsi, sifat, serta ruang lingkup bahan ajar. Dengan mengetahui karekteristik suatu kurikulum maka implementasi kurikulum dapat disesuaikan dengan karakteristik kurikulum tersebut. Faktor selanjutnya yaitu karakteristik pengguna kurikulum. Dalam hal ini guru yang memegang peran utama karena guru yang menerapkan secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Maka karakteristik ini meliputi beberapa aspek yang dimiliki guru yaitu pengetahuan tentang kurikulum, keterampilan, serta kemampuan guru menerjemahkan kurikulum dalam pembelajaran. Sementara untuk strategi implementasi kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti seminar, penataran, diskusi profesi, ataupun kegiatan-kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di sekolah. Sementara itu, Mulyasa mengutip pendapat Mars mengenai tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum yaitu dukungan dari kepala sekolah, dukungan dari sejawat guru, dan dukungan dari dalam diri guru yang merupakan unsur yang utama.24 Dengan demikian, dalam pengimplementasian kurikulum diperlukan komitmen semua pihak yang terlibat dan didukung oleh kemampuan profesional guru sebagai salah satu pengguna kurikulum. Karena pada dasarnya keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, maka banyak pihak yang terkait dalam dunia pendidikan seperti orang tua, sekolah, masyarakat, maupun pemerintah. Tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, suatu kurikulum dirasa sulit untuk diimplementasikan. Namun dari beberapa faktor tersebut, guru yang menjadi faktor utama karena guru yang mengimplementasikan kurikulum secara langsung dalam 23 24
Oemar Hamalik, Op.cit, h. 239 E. Mulyasa, Op.cit, h. 94
21
kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan kata lain, keberhasilan implementasi kurikulum di sekolah sangat ditentukan oleh faktor guru, karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan jika guru tidak melaksanakan tugasnya dengan baik maka implementasi kurikulum tidak akan berjalan dengan baik.
2. Tahapan Implementasi Kurikulum Sebagaimana telah dijelaskan bahwa implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis. Sebelum diimplementasikan, rancangan sebuah kurikulum perlu diuji coba dan disosialisasikan. Menurut Arifin, uji coba di lapangan bertujuan “untuk mengetahui kemungkinan pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum, hambatan atau masalah apa yang terjadi, bagaimana pengaruh lingkungan, faktor-faktor apa yang mendukung, dan bagaimana upaya mengatasi hambatan atau pemecahan masalah.”25 Dengan adanya tahap uji coba ini diharapkan kurikulum benar-benar dapat diterapkan sesuai dengan tujuan kurikulum tersebut. Sosialisasi dalam implementasi kurikulum sangat penting dilakukan untuk mencapai keberhasilan penerapan suatu kurikulum. Menurut Mulyasa, “seharusnya pemerintah mengembangkan desain yang jelas dan menyeluruh agar konsep kurikulum yang diimplementasikan dapat dipahami oleh para pelaksana secara utuh, tidak ditangkap secara parsial, keliru atau salah paham.”26 Hal tersebut bertujuan agar semua pihak yang terlibat dalam implementasi di lapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing sehingga mereka memberikan dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan. Oleh karena itu, sosialisasi merupakan langkah penting yang akan menunjang dan menentukan keberhasilan perubahan kurikulum sehingga sosialisasi perlu
25
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.44 26 E. Mulyasa, Op.cit, h.48
22
dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar kurikulum baru yang ditawarkan dapat dipahami dan diterapkan secara optimal. Setelah kurikulum diuji coba dan disosialisasikan kepada berbagai pihak terkait, maka selanjutnya kurikulum siap diimplementasikan. Menurut Hamalik, implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu sebagai berikut: a. Pengembangan program mencakup program tahunan, semester atau catur wulan, bulanan, mingguan dan harian. Selain itu, ada juga program bimbingan dan konseling atau program remedial. b. Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik tersebut. c. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum catur wulan atau semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.27 Implementasi kurikulum mencakup semua kegiatan melaksanakan desain atau dokumen kurikulum, meliputi pembelajaran, pelatihan, pembimbingan, pengelolaan kelas, pemberian tugas, evaluasi, kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler, pengembangan media dan fasilitas belajar mengajar, dan lain sebagainya. Secara sempit implementasi kurikulum berkenaan dengan kegiatan pembelajaran, pembelajaran teori dan praktik di kelas, di luar kelas dan di luar sekolah, penugasan, bimbingan dan evaluasi hasil belajar. Implementasi
kurikulum
seharusnya
menempatkan
pengembangan
kreativitas siswa lebih dari penguasa materi. Dalam kaitan ini, siswa ditempatkan sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Komunikasi dalam pembelajaran
yang
multi
arah
seharusnya
dikembangkan
sehingga
pembelajaran kognitif dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa tidak hanya penguasaan materi.
27
Oemar Hamalik, Op.cit, h. 238.
23
Selain itu, pembelajaran sebaiknya dikembangkan dengan menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akan objek, menganalisis dan merekonstruksi sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam diri siswa. Oleh sebab itu, pembelajaran bukan hanya mentransfer atau memberikan informasi, namun lebih bersifat menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat berfikir kritis dan membentuk pengetahuan.
3. Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 a. Pengertian Kesiapan Administrasi Guru Dalam mengimplementasikan kurikulum banyak aspek yang perlu disiapkan agar implementasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Untuk itu terlebih dahulu dibahas mengenai konsep kesiapan (readiness). Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai pengertian kesiapan, Wasty Soemanto “mendefinisikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu”. Selain itu menurut Cronbach, masih dalam Soemanto, mengemukakan “readiness sebagai segenap sikap atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu”.28 Sementara Slameto mengatakan bahwa “kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi”.29 Dari uraian tersebut diketahui bahwa kesiapan seseorang itu merupakan
sifat-sifat
dan
kekuatan
pribadi
yang
berkembang.
Perkembangan ini memungkinkan orang itu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mampu menyelesaikan persoalan yang selalu dihadapi. Perkembangan kesiapan terjadi dengan mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Adapun prinsip-prinsip bagi perkembangan kesiapan menurut Soemanto adalah sebagai berikut: 1) Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk kesiapan. 28 29
4, h. 113
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 191 Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) cet.
24
2) Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu. 3) Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi kepribadian individu, baik yang jasmani maupun rohani. 4) Apabila kesiapan untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang, maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi perkembangan pribadinya.30 Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa apa yang telah dicapai seseorag pada masa-masa yang lalu akan mempunyai arti bagi berbagai aktivitasnya sekarang. Apa yang telah terjadi saat ini akan memberi pengaruh terhadap kesiapan individu di masa mendatang. Dengan demikian, kesiapan seseorang itu selalu mengalami perubahan setiap saat sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fisiologis individu serta adanya pengaruh dari lingkunagan seseorang. Terkait dengan penerapan kurikulum 2013, Mulyasa mengungkapkan bahwa “dalam menyiapkan implementasi kurikulum 2013 sangat ditentukan oleh berbagai faktor (kunci sukses) antara lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas pendidik, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif, dan partisipasi warga sekolah”.31 Dalam hal ini guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun baik dan idealnya suatu strategi tidak mungkin bisa diaplikasikan. Dalam Pasal 1, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru, dijelaskan “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.32 Menurut Mulyasa, yang dikutip oleh Susanto, menjabarkan peran dan fungsi 30
Wasty Soemanto, op.cit, h. 192 E. Mulyasa, op.cit, h 39 32 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Pasal 1 31
25
guru yaitu sebagai pendidik dan pengajar, sebagai anggota masyarakat, sebagai
pemimpin,
sebagai
administrator,
dan
sebagai
pengelola
pembelajaran.33 Dalam melaksanakan tugasnya tersebut dibutuhkan porfesionalisme agar tercapai efesiensi dan efektivitas kerja sehingga guru dituntut untuk berusaha keras dalam meningkatkan kualitas kerjanya. 34 Dari rumusan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa guru merupakan seorang tenaga professional yang memiliki tugas mendidik, mengajar, membimbing, menilai, mengevaluasi, serta bertanggungjawab terhadap peserta didik dalam mencapai tujan pendidikan melaui kegiatan belajar baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian, guru memiliki peran yang sangat kuat dalam pencapaian tujuan pendidikan karena guru secara aktif terjun langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun pengertian administrasi dijabarkan menurut beberapa pendapat. Daryanto menjelaskan “administrasi secara etimologi berasal dari bahasa Latin ad dan ministro. Ad mempunyai arti kepada dan ministro berarti
melayani.35
Sedangkan
Arikunto
menjelaskan
“pengertian
administrasi secara modern yaitu sebagai suatu usaha bersama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan menggunakan segala dana dan daya yang ada”.36 Sementara Syaiful Sagala menjelaskan “pengertian administrasi secara luas yaitu rangkaian kegiatan bersama sekelompok manusia secara sistematis untuk menjalankan roda suatu usaha atau misi organisasi agar dapat terlaksana dengan suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan”.37 Melihat beberapa pengertian administrasi tersebut, maka dapat dipahami bahwa administrasi merupakan suatu hubungan kerjasama untuk saling
33
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet.2, h.33 34 Imam Wahyudi, Panduan Lengkap Administrasi Guru, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2014), h. 3 35 H.M Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h 1 36 Suharsimi Arikunto, Organisasi Dan Administrasi Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), cet.2, h. 31 37 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000), h 26
26
melayani dan mengarahkan secara teratur atau sistematis dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Guru sebagai pendidik juga memiliki tugas administratif di sekolah khususnya dalam pembelajaran yang berbentuk administrasi kurikulum. Arikunto menjelaskan “administrasi kurikulum adalah administrasi yang ditujukan untuk keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal, dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar tersebut”.38 Menurut Ary H. Gunawan, “administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan”.39 Dengan
demikian,
dapat
dibajarkan
bahwa
kegiatan
dalam
administrasi kurikulum yaitu berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrumen dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi, kemudian kurikulum dikembangkan sehingga dalam pelaksanaannya dapat mencapai sasaran pendidikan yang diharapkan. Melalui kegiatan administrasi kurikulum diupayakan agar rumusan kurikulum benar-benar berasal dari sebuah instrumen yang terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik pula. Oleh karena itu, dibutuhkan kesiapan guru dalam menjalankan tugas administrasinya agar hal tersebut dapat tercapai.
b. Gugus Tugas Administrasi Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 Dalam
implementasi
kurikulum
2013
beberapa
instrumen
administratif yang perlu disiapkan guru dalam menunjang kegiatan belajar mengajar yaitu program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan
38
Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 58 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro”, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 80 39
27
pembelajaran, dan kriteria ketuntasan minimal yang dijelaskan sebagai berikut. 1) Menyusun Program Tahunan Wina Sanjaya menjelaskan bahwa “program tahunan dapat diartikan sebagai rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa”.40 Mulyasa secara lebih jelas menyatakan bahwa program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, seperti program semester, program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan.41 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam program tahunan disusun perencanaan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar yang harus dicapai dalam waktu satu tahun ajaran sebagai pedoman guru dalam mengembangkan program-program berikutnya.
2) Menyusun Program Semester Semester merupakan satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Mulyasa menjelaskan “program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan. Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan”.42 40 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet.6, h. 52 41 E. Mulyasa, Op.cit, h. 95 42 Ibid, h. 98
28
Menurut Wina Sanjaya, “jika program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan”.43 Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa program semester merupakan jabaran kegiatan dari program tahunan yang sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan. Segala kegiatan pada program semester yang disajikan harus sudah selesai dilaksanakan pada setiap akhir semester.
3) Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dalam proses belajar mengajar adalah melakukan penilaian. Dalam rangka melakukan penilaian maka harus memiliki kriteria, adapun kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kunandar menjelaskan kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan pada awal tahun pelajaran dengan memperhatikan intake (kemampuan rata-rata peserta didik), kompleksitas materi (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar), dan kemampuan daya pendukung (berorientasi pada sarana dan prasarana pembelajaran dan sumber belajar) yang dimiliki satuan pendidikan.44 Kunandar juga menjelaskan lebih rinci mengenai fungsi kriteria ketuntasan minimal sebagai berikut: a) Acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan.
43 44
Wina Sanjaya, Op.cit, h. 53 Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 83
29
b) Acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap KD dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. c) Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan disekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolak ukur. d) Kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian.45 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kriteria ketuntasan minimal merupakan kriteria bagi ketuntasan belajar siswa yang mengacu pada kerumitan materi dan kemampuan rata-rata siswa terhadap materi tersebut. Jika melihat dari fungsinya kriteria ketuntasan minimal sebagai acuan bagi peserta didik dan pendidik dalam penilaian hasil belajar, karena ketercapaian KD dapat dilihat dari KKM yang telah ditetapkan sehingga diharapkan guru dapat memaksimalkan proses pembelajaran agar dapat memenuhi KKM yang telah ditetapkan. Dengan demikian, KKM sebagai evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan disekolah. Dalam menentukan KKM sebaiknya dilakukan oleh guru melalui beberapa cara. Menurut Kunandar, cara menetapkan KKM terbagi menjadi dua cara yaitu: a) Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria. Dari setiap kriteria diberikan nilai. Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap kriteria perlu kesepakatan dalam forum (bersama satuan pendidikan).
45
Imam Wahyudi, Op.cit, h. 86
30
Tabel 2.1 Rentang Nilai Kriteria dan Skala Penilaian Aspek yang Kriteria dan Skala Penilaian Dianalisis Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung
Intake Siswa
< 65
65 – 79
80 - 100
Tinggi
Sedang
Rendah
80 – 100
65 - 79
< 65
Tinggi
Sedang
Rendah
80 - 100
65 - 79
< 65
Contoh : Jika Indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinnggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah : (1) langkah pertama, memberikan nilai pada setiap kriteria yang sudah ditentukan, yakni kompleksitas tinggi = 64, daya dukung tinggi = 85, dan intake siswa sedang = 70. (2) Membuat rata-rata dari perolehan nilai dari kriteria yakni 64+85+70=219:3 = 73. Jadi KKM indikator tersebut adalah 73 b) Dengan menggunakan poin atau skor pada setiap kriteria yang ditetapkan. Tabel 2.3 Skor Nilai Kriteria dan Skala Penilaian Aspek yang Kriteria dan Skala Penilaian dianalisis Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah 1 2 3 Daya Dukung Tinggi Sedang Rendah 3 2 1 Intake Siswa Tinggi Sedang Rendah 3 2 1 Contoh : Jika indikator memiliki kriteria komopleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah : 1+3+2 X 100 = 66,7 9 Jadi KKM indikator tersebut adalah 67 (hasil pembulatan 66,7)46
46
Kunandar, Op.cit, h. 84-89
31
Menelaah penjabaran tersebut, dalam menetapkan KKM perlu diperhatikan beberapa hal yaitu kompleksitas materi yang merupakan tingkat kesulitan atau kerumitan dalam setiap indikator, kompetensi dasar, dan kompetensi inti yang harus dicapai oleh peserta didik. Selanjutnya kemampuan daya pendukung yang berorientasi pada sarana dan prasarana pembelajaran dan sumber belajar dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada
masing-masing
sekolah.
Selain
itu,
perlu
diperhatikan juga intake siswa yang merupakan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik di sekolah. Sementara itu, pada prinsipnya dalam kurikulum 2013 kriteria ketuntasan minimal (KKM) disebut ketuntasan belajar minimum yang ditentukan dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar, daya dukung, dan karakteristik peserta didik. Ketuntasan minimal untuk seluruh
kompetensi
dasar
pada
kompetensi
pengetahuan
dan
kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-) dan untuk pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B (Baik).47 Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Berikut ini ketentuan ketuntasan belajar menurut kurikulum 2013: a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4 diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66 b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4 diberikan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66 c) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4 diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66 d) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua)
47
Imas Kurniasih & Berlin Sani, Op.cit, h. 105
32
e) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila terdapat minimal salah satu kompetensi dari tiga mata pelajaran tidak tuntas.48 Penentuan KKM harus dilakukan secara cermat dan akurat sehingga dapat dijadikan indikator keberhasilan peserta didik dalam belajar dan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Dengan kata lain, KKM sebagai evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdasarkan Pasal 20 pada Peraturan Pemerintah 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa “perencanaan poses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. 49 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa “RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD”.50 Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menyatakan bahwa “langkah awal dalam proses pembelajaran adalah perencanaan yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)”.51 Memperhatikan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa RPP adalah suatu perencanaan pembelajaran yang merupakan penjabaran dari silabus sebagai upaya pencapaian KD dalam satuan kelompok mata pelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, maka
48
Ibid, h.105 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 50 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses 51 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar 49
Proses
33
pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun ajaran baru yang dilakukan oleh guru dalam satuan kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan kegiatan penilaian. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inisiatif, menyenangkan, memantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.52 Dalam
implementasi
kurikulum
2013,
penyusunan
RPP
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada buku pegangan guru, buku siswa, dan silabus yang telah ditetapkan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjabarkan komponen RPP yaitu: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran atau tema, kelas/semester, dan alokasi waktu; (2) kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian; (3) materi pembelajaran; (4) kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup; (5) penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan; dan (6) media, alat, bahan, dan sumber belajar.53 RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Dalam hal ini, guru merancang RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di sekolah. Dalam
kurikulum
2013,
kegiatan
pembelajaran
menggunakan
pedekatan saintifik sehingga dalam RPP guru harus mampu mengolah langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lima langkah
52
pembelajaran
yaitu
mengamati
(observasi),
menanya,
Daryanto dan Herry Sudjendro, Op.cit, h. 99 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah 53
34
mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Selain itu, penilaian yang dilakukan melalui penilaian autentik. Dalam menghadapi perubahan tersebut pemerintah membantu guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan menerbitkan buku pegangan guru dan buku siswa sehingga penyusunan RPP dalam kurikulum 2013 mengacu pada buku pegangan guru, buku siswa, dan silabus yang telah ditetapkan. Meski demikian, faktanya guru masih mengalami kesulitan dalam menyusun atau mengembangkan RPP sesuai ketentuan yang berlaku, terutama tentang pengembangan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan pengembangan penilaian autentik. Terkait dengan tugas administrasi guru selain menyusun rencana pembelajaran, dalam kurikulum ini untuk melakukan penilaian guru diharuskan membuat instrument penilaian berupa portofolio, lembar pengamatan atau observasi, lembar penilaian sikap, dan lembar penilaian kinerja atau praktik. Setiap lembar penilaian harus dicantumkan pensekoran yang disesuaikan dengan skala penilaian kurilukum 2013 meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Seluruh instrument tersebut dijabarkan dalam RPP yang disusun oleh masing-masing guru. Berdasarkan analisis teori tentang tugas administrasi guru maka yang dimaksud dengan kesiapan guru dalam menjalankan tugas administratifnya adalah kesediaan dan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sebaik-baiknya sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam implementasi kurikulum 2013 tugas administrasi guru yang perlu disiapkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yaitu dengan menyusun program tahunan, program
35
semester, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
C. Hasil Penelitian yang Relevan Untuk mendukung penelitian ini dijabarkan penelitian sebelumnya yang terkait dengan judul penelitian ini. Penelitian yang telah dilakukan Bambang Suryadi (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Kesiapan Guru-Guru Madrasah dalam Mengimplementasikan Standar Penilaian Pendidikan untuk Kurikulum 2013 di Jakarta Selatan” dengan hasil penelitian yang menunjukan kesiapan guru-guru madrasah dalam standar penilaian implementasi Kurikulum 2013 masih relatif rendah. Perbedaan pada penelitian tersebut terletak pada metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket saja. Sementara penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan instrumen penelitian berupa wawancara, angket dan studi dokumentasi. Selanjutnya penelitian Eka Lusia Evanita (2013) yang berjudul “Analisis Kompetensi Pedagogik Dan Kesiapan Guru Sekolah Menengah Atas Dalam Mendukung Implementasi Kurikulum 2013” dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa guru biologi se-Kota Semarang menunjukkan kesiapan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif yang menggunakan instrumen penelitian berupa wawancara, angket dan studi dokumentasi. Untuk perbedaannya terletak pada tujuan penelitian yaitu mengetahui kesiapan guru biologi SMA dalam implementasi kurikulum 2013, sementara penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kesiapan administratif yang dimiliki guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Selain itu, perbedaannya terletak pada subyek penelitian yaitu guru biologi SMA se-Kota Semarang yang terdiri dari 13 sekolah, sedangkan dalam penelitian ini responden terdiri dari 12 guru yang merupakan guru-guru mata pelajaran kelompok wajib A yang meliputi guru mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, matematika, bahasa
36
Indonesia, bahasa Inggris, dan sejarah Indonesia di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan, yang beralamatkan di Jl. Benda Timur XI, Komplek Perumahan Pamulang Permai 2, Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Juli sampai dengan September 2015 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian No. 1 2
BULAN
KEGIATAN
7
8
9
KET
Penyusunan instrumen penelitian. Wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang pengembangan pendidikan.
3
Penyebaran angket untuk guru.
4
Analisis dokumen administratif guru.
5
Penyusunan laporan hasil penelitian.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode campuran (mix method). Mixed method adalah metode yang mengkombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam proses penelitian agar memperoleh analisis data yang lebih lengkap. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Deskriptif analisis bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Karena penelitian ini bersifat deskriptif maka penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan.
37
38
C. Sumber Data Sumber data ditentukan berdasarkan kebutuhan dalam menunjang penelitian ini yang disesuaikan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Maka ditentukan sumber data yaitu: 1. Sumber data primer: a. Pendekatan kualitatif 1) Wakil kepala sekolah bidang pengembangan pendidikan. Untuk memperoleh data terkait kesiapan sekolah dan guru dalam menerapkan kurikulum 2013, serta upaya-upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kesiapan guru. 2) Dokumen administrasi guru berupa dokumen program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan kriteria ketuntasan minimal. b. Pendekatan kuantitatif Guru. Populasi guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan sejumlah 68 orang, kemudian diambil sampel sebanyak 12 orang guru yang mengampu mata pelajaran kelompok wajib A yang meliputi guru mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan sejarah Indonesia. Sampel tersebut ditentukan berdasarkan purposive sampling, di mana penentuan sumber data berdasarkan pertimbangan yaitu guru mata pelajaran wajib lebih dahulu mendapatkan pelatihan kurikulum 2013. Kemudian responden sudah mengajar lebih dari 5 tahun. Hal ini dimaksudkan agar responden yang ditentukan merupakan guru yang sudah melaksanakan KTSP dan kurikulum 2013 sehingga mengetahui perbedaan yang terdapat antara kedua kurikulum tersebut.
2. Sumber data sekunder yaitu merujuk buku-buku terkait administrasi kurikulum dan kurikulum 2013.
39
D. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut: 1. Pendekatan kualitatif a. Wawancara Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai berbagai langkah sekolah terkait kesiapan sekolah dan guru dalam menerapkan kurikulum 2013. Melalui wawancara dapat memperoleh data mengenai upaya-upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kesiapan guru dalam penerapan kurikulum 2013. Dengan demikian yang diwawancarai adalah wakil kepala sekolah bidang pengembangan pendidikan. b. Studi Dokumen Studi dokumen digunakan untuk memperoleh data mengenai identitas atau profil sekolah, data guru yang telah mengikuti pelatihan kurikulum 2013, serta dokumen administatif guru yang meliputi program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan kriteria ketuntasan minimal dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Dokumendokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian sehingga dapat ditampilkan gambaran penelitian secara obyektif.
2. Pendekatan kuantitatif a. Angket Angket disebarkan untuk memperoleh data mengenai kesiapan administrasi guru kepada 12 orang guru. Guru tersebut merupakan guruguru mata pelajaran kelompok wajib A yang meliputi guru mata pelajaran pendidikan
agama
dan
budi
pekerti,
pendidikan
pancasila
dan
kewarganegaraan, matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan sejarah Indonesia. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui bagaimana kesiapan guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013 khususnya dari aspek administratif.
40
E. Kisi-kisi Instrumen 1. Definisi Konseptual Pengertian kesiapan administratif guru dalam implementasi kurikulum 2013 adalah kesediaan dan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum 2013 sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan tujuan pendidikan dapat tercapai.
2. Definisi Operasional Kesiapan administratif guru dalam implementasi kurikulum 2013 adalah kesediaan dan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sebaik-baiknya sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan tujuan pendidikan dapat tercapai melalui penyusunan program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan penentuan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang disesuaikan dengan kurikulum 2013.
3. Kisi-kisi Instrumen a. Pedoman Wawancara Tabel 3.2 Pedoman Wawancara No. 1 2 3 4 5
Aspek Tanggapan mengenai perubahan kurikulum Berbagai pelatihan yang sudah dilaksanakan guru dalam rangka implementasi kurikulum 2013 Pelaksanaan kegiatan pelatihan (waktu dan tempat) Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Kendala-kendala yang dihadapi dan solusinya
41
Rencana selanjutnya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kesiapan
6
administratif guru dalam implementasi kurikulum 2013
b. Daftar Ceklis Dokumen Tabel 3.3 Daftar Ceklis No. 1 2
Dokumen
Ada
Ket.
Data guru Dokumen pelaksanaan program pelatihan kurikulum 2013
3
Dokumen Program Tahunan
4
Dokumen Program Semester
5
Dokumen kriteria ketuntasan minimal (KKM)
6
Tidak
Dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
c. Kisi-kisi Angket Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Dimensi
Aspek
1. Kesiapan dalam Menyusun Program Tahunan dan Semester Menurut Konsep Kesiapan Kurikulum 2013 Administratif 2. Kesiapan dalam Guru Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Menurut Konsep Kurikulum 2013
Indikator
Nomor Pernyataan
Jumlah
1. Memahami konsep program tahunan dan semester 2. Menyusun program tahunan dan semester 3. Melakukan evaluasi program
1,2,3,4,5,6
6
7,8,9
3
10,11,12
3
1. Memahami konsep penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 2. Menerapkan prinsipprinsip kurikulum 2013 dalam penyusunan KKM
13,14,15,
5
16,17
18,19,20
3
42
1. Memahami komponen RPP 3. Kesiapan dalam Menyusun Rencana 2. Menerapkan langkahPelaksanaan langkah pembelajaran Pembelajaran kurikulum 2013 (RPP) Menurut Konsep Kurikulum 2013 3. Menerapkan penilaian kurikulum 2013 Jumlah item
21,22,23,
9
24,25,26,27 28,29, 30,31,32,
6
33,34,35
36,37,38,39,
7
40,41,42 42
F. Teknik Analisis dan Interpretasi Data Proses analisis data dimulai dengan mereduksi seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber yang diproses melalui kegiatan wawancara, penyebaran angket, dan studi dokumen. Selanjutnya penyajian data. Data yang telah terkumpul dianalisis, lalu diinterpretasikan/ditafsirkan ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, logis, dan sesuai dengan fakta yang terdapat di lapangan secara deskriptif. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data. Pada tahapa ini data hasil angket guru dikonfirmasikan dengan hasil wawancara. Untuk memperkuat data yang telah diperoleh melalui wawancara dan penyebaran angket kemudian dibuktikan dengan dokumen administatif guru yang diperoleh. Setelah melakukan reduksi dan penyajian data, selanjutnya dilakukan verifikasi (kesimpulan) berdasarkan hasil penelitian sehingga dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.1 Sementara untuk menganalisis data yang diperoleh melalui penyebaran angket dilakukan langkah-langkah berikut: 1. Editing Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket dileliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan, dan kebenaran
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2009), hal. 252
43
pengisian angket tersebut agar terhindar dari kesalahan/kekeliruan dalam mendapatkan informasi sehingga mendapatkan data yang akurat.
2. Scoring Scoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir jawaban yang harus dipilih responden. Dalam menentukan skor hasil penelitian untuk pertanyaan masing-masing jawaban diberi nilai sebagai berikut: Tabel 3.5 Scoring No.
Alternatif Jawaban
Nilai
1
Selalu/yang setara
4
2
Sering/yang setara
3
3
Jarang/yang setara
2
4
Tidak Pernah/yang setara
1
3. Tabulating Tahap ini dilakukan perhitungan terhadap data yang sudah diberikan skor. Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik persentase dengan rumus berikut: P = F X 100% N Keterangan: P = Angka Persentase F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases (jumlah frekuensi) atau banyaknya individu
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 3 Kota Tangerang Selatan SMAN 3 Kota Tangerang Selatan berdiri sejak tahun 2009. Hal ini sesuai dengan Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 10 Tahun 2009 tentang mengubah nama sekolah di tingkat sekolah dasar negeri (SDN), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMKN) di lingkungan pemerintah kota Tangerang Selatan. Awal mulanya pada 17 Oktober 1991 dibangun sebuah sekolah bernama SMA Negeri 2 Ciputat Filial (kelas jauh) di atas lahan seluas 4.870m2 yang dipimpin oleh Ibu Hj.Siti Aisyah, BA (alm) dengan pelaksana harian Drs. A. Rifaie' Sirath. Saat itu sekolah hanya memiliki 12 kelas yaitu kelas 1 sebanyak 4 kelas, kelas 2 sebanyak 4 kelas, dan kelas 3 sebanyak 4 kelas. Pada sekitar tahun 1991-1992 terjadi pemekaran wilayah di mana wilayah Pamulang telah menjadi kecamatan tersendiri yaitu kecamatan Pamulang. Nama SMA Negeri 2 Ciputat filial menjadi tidak cocok lagi karena berada di wilayah kecamatan Pamulang. Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0216/0/1992 tertanggal 5 Mei 1992, SMA 2 Ciputat filial berubah nama menjadi SMA Negeri 1 Pamulang, namun SK ini ditanda tangani baru pada bulan Juni 1992 dan menjadi landasan berdirinya SMA Negeri 1 Pamulang yaitu bulan Juni 1992. Kemudian pada tahun 2008 terjadi pemekaran untuk wilayah Tangerang yang terbagi menjadi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Kecamatan Pamulang masuk dalam wilayah Kota Tangerang Selatan, dengan ini sekolah ini diubah lagi menjadi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
44
45
Terkait dengan perubahan kurikulum 2013, sekolah ini telah menjalankan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014. Meskipun pada 5 Desember 2014 Kementerian Pendidikan dan Budaya mengeluarkan surat edaran yang beriskan keputusan Mendikbud tentang keberlanjutan kurikulum 2013, sekolah ini tetap menjalan kurikulum 2013. Sebagai sekolah yang tetap menjalankan kurikulum 2013, menjadikan SMAN 3 Kota Tangerang Selatan termasuk dalam sekolah pengembangan dan percontohan penerapan Kurikulum 2013 di Kota Tangerang Selatan. Dengan demikian, dalam menghadapi perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 SMAN 3 Kota Tangerang Selatan dituntut kesiapannya dalam pelaksanaan kurikulum 2013.
2. Visi dan Misi SMAN 3 Kota Tangerang Selatan a. Visi Menjadi Sekolah Terunggul Berwawasan Nasional, Bersaing Secara Internasional dan Religius. b. Misi 1) Mewujudkan pencapaian delapan standar nasional pendidikan. 2) Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien berbasis global (berbasis ICT) dan berpijak pada budaya bangsa. 3) Menerapkan Information and Communication Technology (ICT) dan bahasa internasional dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah 4) Menyelenggarakan pendidikan sekolah bertaraf internasional untuk meningkatkan mutu pendidikan. 5) Menyiapkan peserta didik untuk mampu bersaing secara nasional dan internasional. 6) Mengembangkan jejaring nasional dan internasional yang luas. 7) Menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan IPTEK dan IMTAK. 8) Meningkatkan pengetahuan dan prilaku warga sekolah yang sehat.
46
9) Menyelenggarakan dan mengimplementasikan pendidikan karakter bangsa. 10) Proses Internalisasi ajaran agama dan budaya bangsa serta implementasinya dalam kehidupan nyata. 11) Menumbuhkan sikap belajar sepanjang hayat bagi warga sekolah. Berdasarkan visi dan misi tersebut dapat diketahui bahwa sekolah berupaya menyeimbangkan pengetahuan, kemampuan, dan keimanan peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan yang berbasis informasi dan teknologi secara nasional dan global. Hal ini sejalan dengan orientasi kurikulum 2013 yaitu peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skill). Dengan visi dan misi sekolah yang sesuai orientasi kurikulum 2013 maka guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik agar hal tersebut dapat terwujud.
3. Data Guru Guru merupakan ujung tombak pendidikan di mana guru meliki peran yang sangat kuat dalam mencapai tujuan pendidikan. SMAN 3 Kota Tangerang Selatan memiliki tenaga pendidik berjumlah 68 orang. Untuk menunjang pembelajaran dibutuhkan tenaga pendidik yang profesional, dalam hal ini sekolah memiliki tenaga pendidik dengan rata-rata pendidikan terahkir sarjana (S1) bahkan sebagian guru memiliki pendidikan terakhir pasca sarjana (S2). Selain itu, sebagian besar guru sudah tersertifikasi. Secara lebih rinci data tentang guru dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel 4.1 Data Guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan1 No. 1
Nama Drs.H.P.A.Sopandy, 1
Mata Pelajaran yang Diampu Biologi
Status Kepegawaian PNS
Honorer
√
Dokumen Kualifikasi Guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Sertifikasi Sudah/ Belum SS
Tahun 2007
47
2 3 4 5 6 7 8
M.Pd Dra.Hj.Kamron Henilawati Dra. Hj. Mardiati Dra. Hj. Lia Ribawati Dra. Hj. Sri Haryatmi Dra. Hj. Laela Rochayati, MM Dra. Hj. Hartati
√
SS
2007
√
SS
2007
√
SS
2007
√
SS
2007
√
SS
2008
√
SS
2007
√
SS
2007
√
SS
2007
Biologi
√
SS
2007
Bahasa Indonesia Matematika Bahasa Inggris BP/BK Ekonomi PPKn
10
Dra. Emma Rochminarti Dra. Hj. Yuniati, M.Pd Juriah,M.Pd
11
Dra. Hj. Suwarti
Geografi
√
SS
2007
12
Dra. Hj. Efi Rosita
BP/BK
√
SS
2007
13
Dra. Eny Suryani, M.Pd Dra. Aan Sri Analiah
√
SS
2008
√
SS
2008
√
SS
2008
√
SS
2008
√
SS
2007
√
SS
2008
√
SS
2008
√
SS
2008
Geografi
√
SS
2007
9
14 15 16 17 18 19 20
Wiwin Purwi Indayati, M.Pd Hj. Sri Hermi Ningsih, S.Pd Lina Nurliana, M.Pd Hj. Siti Mahmudah, M.M Ratih, S.Pd
Ekonomi Matematika
Matematika Sejarah Kimia Fisika Matematika Matematika Fisika
21
Hj. Tati Erayati, M.Pd Drs. Muhardi, M.Pd
22
Dra. Hj. Unayah
Sosiologi
√
SS
2008
23
Junaedi, S.Ag
Agama Islam
√
SS
2014
24
Masduki, S.Pd
Penjaskes
√
SS
2008
25
Emin Salimin, MA
Sosiologi
√
SS
2009
26
Ir. Hj. Shanty Chairani, M.Pd
Biologi
√
SS
2008
Bahasa Inggris
48
27 28
Eli Aisah Sugiarti, S.Pd Sularno, S.Pd
29
Nimrah, S.Pd
30
Dra. Dyah Katiyuwati Dra. Sri Ridjeki Suryani Nellyta Basrie, S.Pd
31 32 33
√
SS
2008
Penjaskes
√
SS
2008
Bahasa Inggris
√
SS
2008
√
SS
2008
√
SS
2009
√
SS
2008
Fisika
PPKn Mulok Kewirausahaan Biologi
√
34
Dra. Hj. Wara Gawatiningsiah, M.Pd Liman, M.Pd
35
Dra. Elliah Doniati
Sejarah
36
Bahasa Indonesia
38
Dra. Wiwi Widyaningsih Rani Anggraeni, M.Pd Susi Rosita, S.Pd
39
Adi Ruchyadi, S.Pd
40 41
Arie Bidiningsih, S.Pd Sri Wahyuni, S.Pd
42
Siti Umayah, S.Pd
Bahasa Indonesia
43
Sri Mulyati, S.Pd
Bahasa Inggris
44
Wahju Kumalawati, S.Pd Ahmad Zikrullah, S.Pd AiKusmiati, S.Pd
37
45 46 47 48 49
Gerry Oktavia nugraha, S.Pd.Jas Kiki Novianti, S.Pd
50
Siti Nursyamsiah, S.Pd Rusmaneli, S.Pd
51
Tarsiah, S.Ag
SS
Kimia Bahasa Indonesia
Biologi Bahasa Indonesia Mulok Kewirausahaan Kimia Bahasa Inggris
PPKn Geografi Kimia Penjaskes Bahasa Jepang
√
SS
2009
√
SS
2008
√
SS
2009
√
SS
2010
√
SS
2010
√
SS
2009
√
SS
2010
√
SS
2010
√
SS
2009
√
SS
2010
√
SS
2009
√
BS
√
BS
√
BS
√
BS √
BS
Seni
√
BS
Bahasa Arab
√
BS
Sejarah
2008
49
52
Abdul Aziz, S.Ag
Agama Islam
√
BS
53
Muhyidin, S.Ag
Agama Islam
√
BS
54
√
BS
55
Tri Wuriyantini, M.M Drs. Digi Susandi
√
BS
56
Dedi Suryaman, M.T
Mulok Motor Bakar
√
BS
57
Uswatun H, S.Kom
TIK
√
BS
58
Beni Tresnadi, ST
TIK
√
BS
59
Affandy Kartawinata, S.Kom Siti Amaliza, S.Pd
√
BS
√
BS
√
BS
√
BS
Bahasa Inggris
√
BS
Fisika
√
BS
Kimia
√
BS
√
BS
BP
√
BS
Matematika
√
BS
60 61 62 63 64 65 66
Nawang Priyandani, S.Pd Haposan Hutapea, M.Thi H. Ahmad Hasanudin, S.Pd Ahmad Syukron, S.Pd Dewimarhelly, S.Pd
67
Affandy Kartawinata, S.Pd Dra. Harsining
68
Mashudi Jaed, M.Pd
Ekonomi Penjaskes
TIK Seni Bahasa Jepang Agama Kristen
TIK
Keterangan: 1. SS (Sudah Sertifikasi) 2. BS (Belum Sertifikasi) Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa guru-guru sudah tersertifikasi secara bertahap sejak tahun 2007 dan hingga saat ini sudah tersertifikasi 44 guru dari total 68 guru. Selain itu, berdasarkan analisis dokumen diketahui bahwa guru-guru memiliki latar belakang pendidikan yang linier dengan tugasnya sebagai pengajar. Dari seluruh guru terdapat 65 orang guru yang mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya, sementara 3 orang guru belum sesuai.2 Kesesuaian latar belakang pendidikan 2
Dokumen Jumlah Guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
50
dapat membantu guru dalam menjalankan tugasnya sehingga mempermudah guru mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kesesuaian latar pendidikan dan sertifikasi guru maka dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru sebagai pendidik. Sementara itu dalam implementasi kurikulum 2013 mengharuskan guru berperan optimal dalam pembelajaran. Dengan berjalannya kurikulum 2013 kemampuan dan kreatifitas guru sangat dibutuhkan dalam mengelola efektifitas pembelajaran yang berpusat pada siswa. Untuk menyiapkan guru ideal dalam kurikulum 2013 diperlukan dukungan melalui pendidikan dan pelatihan khusus. Untuk itu guru-guru telah mengikuti beberapa pelatihan kurikulum 2013 secara bertahap. Agar lebih rinci data pelatihan kurikulum 2013 guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2 Data Pelatihan Kurikulum 2013 Guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan3 No. 1.
Pelaksanaan
Pelatihan Kurikulum 2013 Workshop Implementasi
Pelatihan 30-31 Juli 2013
Kurikulum 2013
Jumlah Peserta 70 peserta: a. 68 guru b. 2 maintenance
2.
In House Training (IHT)
22,
23,
dan
Pengimbasan Implementasi
November 2013
29 60 guru
Kurikulum 2013 di SMA 3.
SMA Induk Kluster
26 Agustus 2014
Pendampingan Implementasi
68 guru a. Guru sasaran:
Kurikulum 2013
8 orang b. Fasilitator: 60 orang
4.
Workshop Kurikulum 2013
3
31 Juli 2015
Dokumen Pelaksanaan Program Pelatihan Kurikulum 2013
69 peserta:
51
a. 68 guru b. 1 maintenance
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui guru-guru telah mengikuti empat pelatihan kurikulum 2013 yang dilakukan bertahap setiap tahun. Hal ini menunjukan SMAN 3 Kota Tangerang Selatan sebagai sekolah yang telah menjalankan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014 terus berupaya mempersiapkan seluruh gurunya dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan baik. Melalui pelatihan tersebut diharapkan semua guru memiliki kesiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan kurikulum 2013.
B. Deskripsi Analisi dan Interpretasi Data Guru sebagai garda terdepan dalam implementasi kurikulum harus menjadi perhatian penting. Walaupun pemerintah telah menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014 namun dalam implementasinya masih menghadapi berbagai kendala terkait dengan anggaran, kesiapan perangkat kurikulum, kesiapan guru, sosialisasi, dan distribusi buku. Di antara semua kendala tersebut, masalah utama yang menghambat adalah kesiapan guru sebagai kunci keberhasilan implementasi kurikulum ini. Dalam kurikulum 2013 kemampuan dan kreativitas guru sangat dinanti dalam rangka menumbuh kembangkan kemampuan siswa. Untuk menyiapkan guru ideal dalam kurikulum 2013 diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus. Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumen diketahui bahwa guru-guru di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan telah mengikuti empat pelatihan kurikulum 2013 secara bertahap. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional diperlukan suatu pengelolaan yang baik berupa administrasi, termasuk dalam bidang kurikulum. Dengan adanya administrasi kurikulum maka komponen kurikulum dapat diatur dan dikelola dengan sebaik-baiknya, sehingga membantu dan mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Guru sebagai perencana kurikulum pada tingkat satuan pendidikan diharuskan
52
melakukan administrasi kurilukum dengan merencanakan proses pembelajaran yang baik. Maka sangat penting bagi seorang pendidik memenuhi administrasi sesuai dengan jenjang atau sekolah yang menjadi tempat pengabdiannya, terlebih lagi dengan diberlakukannya kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2013/2014. Oleh karena itu, kesiapan guru sangat diperlukan termasuk kesiapan dalam administratifnya. Dengan perubahan kurikulum 2013 maka kesiapan administrasi guru yang perlu diperhatikan meliputi kesiapan dalam menyusun program tahunan, menyusun program semester, menetapkan kriteria ketuntasan minimal, dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menurut konsep kurikulum 2013. Seluruh kesiapan tersebut dideskripsikan, dianalisis, dan diinterpretasikan satupersatu sebagai berikut.
1. Kesiapan dalam Menyusun Program Tahunan dan Semester Setiap guru diharuskan menyusun administrasi mengajar. Tahap awal yang perlu dipersiapkan adalah program tahunan karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, seperti program semester, program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan. Agar dapat menyusun program tahunan yang baik maka seorang guru perlu memahami konsep penyusunan program tahunan. Termasuk dalam menerapkan kurikulum 2013 maka seorang guru perlu memahami konsep penyusunan program tahunan kurikulum 2013. Melihat hasil analisi angket guru-guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan sudah memahami memahami konsep penyusunan program tahunan kurikulum 2013 dan setiap komponen yang terdapat dalam format program tahunan. Hal ini dikarenakan tidak terdapat perbedaan dalam menyusun program tahunan pada kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya. Data mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel nomor 1 dan 2 berikut.
53
Tabel 4.3 Pemahaman terhadap Konsep Penyusunan Program Tahunan Kurikulum 2013 No. 1.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
12
36
100
12
36
100
a. Sangat memahami b. Memahami c. Kurang memahami d. Tidak memahami Jumlah
Tabel 4.4 Pemahaman terhadap Komponen Format Program Tahunan No. 2.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Sangat memahami
1
4
8.33
b. Memahami
11
33
91.67
12
37
100
c. Kurang memahami d. Tidak memahami Jumlah
Pemahaman guru mengenai konsep penyusunan program tahunan juga dapat dilihat melalui penyusunan program tahunan berdasarkan kompetensi dasar. Penetapan alokasi waktu pada program tahunan diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum dapat tercapai seluruhnya. Selain itu, penyusunan program tahunan yang dilaksanakan sebelum tahun ajaran dimulai merupakan hal penting yang perlu dipahami dan dilaksanakan guru karena program tahunan merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel nomor 3 dan 4.
54
Tabel 4.5 Pertimbangan dalan Penyusunan Program Tahunan No. 3.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
6
24
50
b. Sering
6
24
50
12
48
100
F
Skor
P(%)
a. Selalu
5
20
41.67
b. Sering
6
18
50
c. Jarang
1
2
8.33
12
40
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.6 Waktu Penyusunan Program Tahunan No. 4.
Alternatif Jawaban
d. Tidak pernah Jumlah
Sementara untuk konsep penyusunan program semester kurikulum 2013 juga perlu dipahami oleh guru karena program semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan. Dalam penyusunannya setiap kolom yang terdapat dalam format program semester perlu dipahami guru dimana berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Dalam hal ini sebagian besar guru telah memahami konsep penyusunan program semester yang dapat dilihat pada tabel nomor 5 dan 6.
55
Tabel 4.7 Pemahaman Konsep Penyusunan Program Semester Kurikulum 2013 No. 5.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Sangat memahami
2
8
16.67
b. Memahami
9
27
75
c. Kurang memahami
1
2
8.33
12
37
100
d. Tidak memahami Jumlah
Tabel 4.8 Pemahaman Setiap Kolom pada Format Program Semester No. 6.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Sangat memahami
1
4
8.33
b. Memahami
10
30
83.34
c. Kurang memahami
1
2
8.33
12
36
100
d. Tidak memahami Jumlah
Dengan pemahaman guru mengenai konsep penyusunan program tahunan dan semester sudah semestinya guru mampu menyusun sendiri program tahunan dan semester termasuk dalam implementasi kurikulum 2013 karena tidak terdapat perbedaan dalam penyusunannya, baik pada kurikulum tersebut maupun kurikulum sebelumnya. Dari hasil analisis tabel nomor 7 dan 8 berikut diketahui bahwa hampir seluruh guru menyusun sendiri program tahunan dan semester kurikulum 2013.
56
Tabel 4.9 Penyusunan Program Tahunan Kurikulum 2013 oleh Masing-Masing Guru No. 7.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
6
24
50
b. Sering
5
15
41.67
c. Jarang
1
2
8.33
12
41
100
d. Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.10 Penyusunan Program Semester Kurikulum 2013 oleh Masing-Masing Guru No. 8.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
5
20
41.67
b. Sering
6
18
50
c. Jarang
1
2
8.33
12
40
100
d. Tidak pernah Jumlah
Jika melihat data di atas secara umum menunjukan guru menyusun sendiri program tahunan dan semester kurikulum 2013, hal tersebut membuktikan kemandirian dan kesiapan guru dalam menyusun program tahunan dan semester. Ketika ditanyakan mengenai upaya kepala sekolah membantu guru dalam menyusun program tahunan/semester sebagian besar guru menjawab sering. Namun beberapa guru menjawab jarang dan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa kepala sekolah belum memberikan perhatian penuh terhadap penyusunan administrasi mengajar guru.
57
Tabel 4.11 Penyusunan Program Tahunan/Semester Guru Dibantu oleh Kepala Sekolah No. 9.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
1
4
8.33
b. Sering
8
24
66.67
c. Jarang
2
4
16,67
d. Tidak pernah
1
1
8.33
12
33
100
Jumlah
Setelah melakukan perencanaan alokasi waktu pada program tahunan dan semester, program-program tersebut dilaksanakan kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian program dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Dalam hal ini sebagian besar guru melakukan evaluasi terhadap
progam-program
yang
direncanakan
pada
program
tahunan/semester. Data mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 4.12 Evaluasi terhadap Program Tahunan/Semester No. 10
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
4
16
33.33
b. Sering
6
18
50
c. Jarang
2
4
16.67
12
38
100
d. Tidak pernah Jumlah
Sebagai bentuk evaluasi program kelapa sekolah turut mengoreksi berkas program tahunan dan semester dengan melakukan pemeriksaan dan pemberian catatan untuk perbaikan program tahunan dan semester. Hal ini diungkapkan guru melalui jawaban pada tabel nomor 11 dan 12.
58
Tabel 4.13 Pemeriksaan Program Tahunan/Semester oleh Kepala Sekolah No. 11.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
6
24
50
b. Sering
5
15
41.67
c. Jarang
1
2
8.33
12
41
100
d. Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.14 Catatan Untuk Perbaikan Program Tahunan/Semester oleh Kepala Sekolah No. 12.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
2
8
16.67
b. Sering
7
21
58.33
c. Jarang
3
6
25
12
35
100
d. Tidak pernah Jumlah
Berdasarkan data yang telah dipaparkan dapat dijelaskan bahwa guruguru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan telah memahami konsep penyusunan dan mampu menyusun program tahunan dan semester kurikulum 2013. Selain itu, berdasarkan studi dokumen guru mampu menyusun program tahunan dan semester dengan baik. Hal tersebut membuktikan guru-guru memiliki kesiapan dalam menyusun program tahunan dan semester menurut konsep kurikulum 2013. Data mengenai hal tersebut dapat dibuktikan pada lampiran format program tahunan dan semester kurikulum 2013 yang disusun guru.
59
2.
Kesiapan dalam Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dalam proses belajar mengajar adalah melakukan penilaian. Dalam melakukan penilaian maka guru harus memiliki kriteria, adapun kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Penetapan KKM oleh guru termasuk dalam tugas administrasi yang harus dilakukan guru pada awal tahun pelajaran. Kriteria ketuntasan minimal digunakan sebagai acuan bagi guru dalam penilaian hasil belajar, karena ketercapaian KD dapat dilihat dari KKM yang telah ditetapkan sehingga diharapkan guru dapat memaksimalkan proses pembelajaran agar dapat memenuhi KKM yang telah ditetapkan. Penetapan KKM dalam kurikulum 2013 sedikit berbeda dengan kurikulum sebelumnya karena penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik. Untuk itu seorang guru perlu memahami konsep penetapan KKM kurikulum 2013. Selain itu, KKM dalam kurikulum 2013 ditetapkan sesuai kompetensi dasar mata pelajaran dan didasarkan pada kesepakatan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) pada awal tahun pelajaran. Berdasarkan analisis hasil angket ketika ditanyakan mengenai pemahaman konsep penetapan KKM kurikulum 2013, sebagian besar guru menjawab telah memahami meskipun masih terdapat guru yang belum memahaminya. Hal tersebut didukung dengan jawaban guru ketika ditanyakan mengenai penetapan KKM sesuai kompetensi dasar mata pelajaran dan didasarkan pada kesepakatan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) pada awal tahun pelajaran. Data tersebut dapat dilihat pada batel berikut.
60
Tabel 4.15 Pemahaman Konsep Penetapan KKM Kurikulum 2013 No. 13.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Sangat memahami
4
16
33.33
b. Memahami
7
21
58.34
d. Tidak memahami
1
1
8.33
Jumlah
12
38
100
c. Kurang memahami
Tabel 4.16 KKM Digunakan Sebagai Acuan dalam Menilai Ketuntasan Kompetensi Siswa Sesuai Kompetensi Dasar Mata Pelajaran No. Alternatif Jawaban F Skor P(%) 14.
a. Selalu
4
16
33.33
b. Sering
7
21
58.34
c. Jarang
1
2
8.33
12
39
100
d. Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.17 Penetapan KKM Didasarkan pada Kesepakatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) pada Awal Tahun Pelajaran No. Alternatif Jawaban F Skor P(%) 15.
a. Selalu
10
40
83.33
b. Sering
2
6
16.67
12
46
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
Tabel selanjutnya berisi data tentang pendapat responden berkaitan dengan penetapan KKM atas permintaan kepala sekolah. Sebagian besar guru menjawab bahwa kepala sekolah meminta guru menetapkan KKM yang lebih
61
tinggi, namun guru-guru tidak merasa terbebani atas penetapan KKM tersebut. Data mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel nomor 16 dan 17. Tabel 4.18 Penetapan KKM yang Lebih Tinggi oleh Kepala Sekolah No. 16.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
2
8
16.67
b. Sering
6
18
50
c. Jarang
3
6
25
d. Tidak pernah
1
1
8.33
12
33
100
Jumlah Tabel 4.19
Terdapat Beban dalam Penetapan KKM dari Kepala Sekolah No. 17.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Sangat tidak setuju
2
8
16.67
b. Tidak setuju
6
18
50
c. Kurang setuju
3
6
25
d. Setuju
1
1
8.33
12
33
100
Jumlah
Data tersebut mengungkap bahwa kepala sekolah turut menetapkan KKM di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan yang semestinya ditetapkan guru berdasarkan pada kesepakatan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) karena guru yang memahami kondisi siswa dan mengelola pembelajaran. Dalam menetapkan KKM perlu diperhatikan beberapa hal yaitu kompleksitas materi yang merupakan tingkat kesulitan atau kerumitan dalam setiap kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Selanjutnya kemampuan daya pendukung yang berorientasi pada sarana dan prasarana pembelajaran dan sumber belajar dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah. Selain itu, perlu diperhatikan juga intake siswa yang merupakan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik di sekolah.
62
Ketika ditanyakan mengenai hal ini dalam angket guru-guru menjawab bahwa mereka telah menetapkan KKM dengan mempertimbangkan karakteristik dan kompleksitas kompetensi dasar, daya dukung, dan karakteristik peserta didik. Sebagaimana tertera pada tabel nomor 18, 19, dan 20 di bawah ini. Tabel 4.20
No.
Penentuan KKM Mempertimbangkan Karakteristik dan Kompleksitas Kompetensi Dasar Alternatif Jawaban F Skor P(%)
18.
a. Selalu
8
32
66.67
b. Sering
4
12
33.33
12
44
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah Tabel 4.21 Penentuan KKM Mempertimbangkan Daya Dukung No. 19.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
7
28
58.33
b. Sering
5
15
41.67
12
43
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah Tabel 4.22 Penentuan KKM Mempertimbangkan Karakteristik Peserta Didik No. 20.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
9
36
75
b. Sering
3
9
25
12
45
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
63
Meskipun guru-guru menyatakan telah menentukan KKM dengan mempertimbangkan karakteristik dan kompleksitas kompetensi dasar, daya dukung, dan karakteristik peserta didik, namun berdasarkan studi dokumen guru menentukan KKM tidak mempertimbangkan karakteristik dan kompleksitas kompetensi dasar mata pelajaran yang mereka ampu. Hal ini dapat diliihat pada gambar berikut.
Gambar 4.1. Data Nilai KKM Kurikulum 20134 Pada gambar tersebut dapat dilihat nilai KKM SMAN 3 Kota Tangerang Selatan disamaratakan untuk semua mata pelajaran yaitu 3,00. Sementara secara nasional ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-) dan untuk pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B (Baik). Hal ini membuktikan guru-guru belum mempertimbangkan karakteristik dan kompleksitas kompetensi dasar mata pelajaran yang mereka ampu. Selain itu karakteristik peserta didik juga perlu diperhatikan karena guru tidak bisa menyamaratakan kemampuan siswa pada seluruh mata pelajaran. Penetapan KKM harus disesuaikan dengan kompleksitas setiap KD pada materi, dengan demikian ketercapaian KD dapat dilihat dari KKM yang telah ditetapkan.
4
Dokumen Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kurikulum 2013 SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
64
3.
Kesiapan dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sebelum menjalankan kegiatan belajar mengajar seorang guru harus merencanakan pembelajaran terlebih dahulu. Perencanaan diwujudkan dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, maka pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru pada setiap awal semester atau awal tahun ajaran. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Penyusunan RPP ini termasuk dalam tugas administrasi yang harus dipenuhi guru. Dalam implementasi kurikulum 2013, pemerintah membantu guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan menerbitkan buku pegangan guru dan buku siswa sehingga penyusunan RPP dalam kurikulum 2013 mengacu pada buku pegangan guru, buku siswa, dan silabus yang telah ditetapkan.
Meski
demikian,
guru-guru
masih
terkendala
dengan
pendistribusian buku yang dirasa lambat. Selain itu, buku pegangan guru yang tersedia hanya untuk guru mata pelajaran wajib saja sementara untuk mata pelajaran peminatan tidak tersedia.5 Untuk mengatasi hal ini guru-guru perlu diikutsertakan pendidikan dan pelatihan untuk memberikan pemahaman mengenai RPP kurikulum 2013 sehingga dapat membantu guru dalam merencanakan pembelajaran kurikulum 2013. Berdasarkan wawancara dan studi dokumen diketahui bahwa guru-guru di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan telah mengikuti empat pelatihan kurikulum 2013 secara bertahap. Ketika ditanyakan mengenai pemahaman guru terhadap komponen RPP kurikulum 2013, sebagian besar responden menjawab memahami bahkan sebagiannya lagi menjawab sangat memahami. Responden juga menyatakan RPP disusun berdasarkan hasil analisis antara KI dan KD. Hal tersebut bisa jadi dipengaruhi oleh beberapa pelatihan yang telah diikuti guru. Data mengenai jawaban guru dapat dilihat pada tabel nomor 21 dan 22 berikut. 5
Yuniati, Wakil Bidang Pengembangan Pendidikan, Wawancara, Pamulang, 23 September 2015, pukul 14:30
65
Tabel 4.23 Pemahaman Setiap Komponen RPP Kurikulum 2013 No. 21.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Sangat memahami
2
8
16.67
b. Memahami
10
30
83.33
12
38
100
c. Kurang memahami d. Tidak memahami Jumlah
Tabel 4.24 Penyusunan RPP Berdasarkan Hasil Analisis antara KI dan KD No. 22.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
8
32
66.67
b. Sering
4
12
33.33
12
44
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
RPP kurikulum 2013 memiliki komponen yang terdiri dari: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran atau tema, kelas/semester, dan alokasi waktu; (2) kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian; (3) materi pembelajaran; (4) kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup; (5) penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan; dan (6) media, alat, bahan, dan sumber belajar. Komponen tersebut telah diatur dalam Permendikbud No. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, maka setiap guru perlu memperhatikan
komponen tersebut dalam menyusun RPP.
Berkaitan dengan mencantumkan identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran atau tema, alokasi waktu, serta kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian pada RPP yang mereka susun, jawaban guru dapat dilihat pada tabel nomor 23 sampai dengan 26.
66
Tabel 4.25 Penyusunan RPP Mencantumkan Identitas Sekolah No. 23.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
11
44
91.67
b. Sering
1
3
8.33
12
47
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.26 Penyusunan RPP Mencantumkan Mata Pelajaran dan Materi Pokok No. 24
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
11
44
91.67
b. Sering
1
3
8.33
12
47
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.27 Penyusunan RPP Mencantumkan Alokasi Waktu Pembelajaran No. 25.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
8
32
66.67
b. Sering
4
12
33.33
12
44
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
67
Tabel 4.28 Penyusunan RPP Menjabarkan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian No. Alternatif Jawaban F Skor P(%) 26.
a. Selalu
8
32
66.67
b. Sering
4
12
33.33
12
44
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
Dengan dikeluarkannya Permendikbud No. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, tujuan pembelajaran tidak lagi termasuk dalan komponen RPP. Tetapi beberapa guru tetap mencantunkan tujuan pembelajaran dalam RPP mereka. Data mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel nomor 27 dan gambar.4.
Tabel 4.29 Tujuan Pembelajaran Dicantumkan dalam Penyusunan RPP No. 27.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
6
24
50
b. Sering
2
6
16.67
c. Jarang
2
4
16.67
d. Tidak pernah
2
2
16.67
12
36
100
Jumlah
68
Gambar 4.2. Guru tetap mencantumkan tujuan pembelajaran dalam RPP mereka.6
Selanjutnya
kegiatan
pembelajaran
yang
meliputi
kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan dapat dilakukan apersepsi dan penyampaian tujuan. Melalui apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran maka siswa dapat mengetahui manfaat dari apa yang mereka pelajari bagi kehidupan mereka. Dengan demikian mereka akan termotivasi untuk belajar. Selain itu, dengan adanya apersepsi dan penyampaian tujuan sebagai kegiatan pendahuluan pembelajaran merupakan langkah awal agar tercipta pembelajaran yang bermakna. Mengenai kedua hal ini sebagian besar responden menyatakan dalam kegiatan pendahuluan mereka melakukan apersepsi dan penyampaian tujuan, meskipun masih terdapat responden yang jarang melakukan kedua hal itu. Data tersebut dapat dilihat pada tabel nomor 28 dan 29.
6
Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013
69
Tabel 4.30 Penyusunan Kegiatan Pendahuluan dengan Apersepsi No. 28.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
7
28
58.34
b. Sering
4
12
33.33
c. Jarang
1
2
8.33
12
42
100
d. Tidak pernah Jumlah Tabel 4.31 Penyusunan Kegiatan Pendahuluan dengan Penyampaian Tujuan No. 29
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
7
28
58.34
b. Sering
4
12
33.33
c. Jarang
1
2
8.33
12
42
100
d. Tidak pernah Jumlah
Untuk mengkonfirmasi data tersebut dilakukan analisa pada dokumen RPP. Hasil analisa menunjukan bahwa guru-guru telah menyusun kegiatan pendahuluan dengan apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran pada RPP mereka. Untuk kegiatan inti pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pedekatan saintifik. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang berpusat pada siswa sehingga dalam RPP guru harus mampu mengolah langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lima langkah pembelajaran yaitu mengamati (observasi), menanya, mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Guruguru menyatakan dalam menyusun kegiatan inti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Sebagaimana data pada tabel nomor 30 dan 31.
70
Tabel 4.32 Pengelolaan Kegiatan Inti Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik No. 30.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
8
32
66.67
b. Sering
4
12
33.33
12
44
100
F
Skor
P(%)
a. Selalu
9
36
75
b. Sering
3
9
25
12
45
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.33 Penyusunan Pembelajaran Berpusat pada Siswa No. 31.
Alternatif Jawaban
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
Seperti halnya kegiatan pendahuluan, untuk mengkonfirmasi data mengenai kegiatan inti dilakukan analisa pada dokumen RPP Hasil analisa menunjukan bahwa guru-guru telah mengelola kegiatan inti pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada RPP mereka. Dalam menyusun RPP guru diharuskan mengelola pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan disempurnakan dengan kegiatan penutup. Menyusun kegiatan penutup dapat dilakukan sesi menyimpulkan, refleksi/tes, umpan balik, dan tindak lanjut. Berdasarkan data penyebaran angket guru-guru menyatakan menyusun kegiatan penutup dengan sesi menyimpulkan, refleksi/tes, umpan balik, dan tindak lanjut dalam RPP mereka. Data tersebut dapat dilihat pada tabel nomor 32 sampai dengan 35.
71
Tabel 4.34 Penyusunan Kegiatan Penutup Mencantumkan Sesi Menyimpulkan No. 32.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
8
32
66.67
b. Sering
4
12
33.33
12
44
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.35 Penyusunan Kegiatan Penutup Mencantumkan Sesi Refleksi/Tes No. 33.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
7
28
58.34
b. Sering
4
12
33.33
c. Jarang
1
2
8.33
12
42
100
d. Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.36 Penyusunan Kegiatan Penutup Mencantumkan Sesi Umpan Balik No. 34.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
4
16
33.33
b. Sering
8
24
66.67
12
40
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
72
Tabel 4.37 Penyusunan Kegiatan Penutup Mencantumkan Sesi Tindak Lanjut No. 35.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
7
28
58.34
b. Sering
4
12
33.33
c. Jarang
1
2
8.33
12
42
100
d. Tidak pernah Jumlah
Selain kegiatan pembelajaran, pada RPP juga disusun proses penilaian. Dalam implementasi kurikulum 2013 penilaian dilakukan melalui penilaian autentik. Penilaian ini menyentuh tiga ranah yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian pada kompetensi sikap terbagi menjadi dua penilaian yaitu kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial. Untuk dapat menjalankan penilaian tersebut diperlukan pemahaman guru mengenai penilaian autentik. Dari data yang diperoleh, guru-guru merasa sudah memahami penilaian autentik. Sebagaimana jawaban guru yang dirangkum pada tabel berikut ini. Tabel 4.38 Pemahaman Penilaian Autentik No. 36.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Sangat memahami
1
4
8.33
b. Memahami
11
33
91.67
12
37
100
c. Kurang memahami d. Tidak memahami Jumlah
73
Meskipun merasa sudah memahami penilaian autentik tetapi dalam menjalankannya masih terdapat guru yang merasa penilaian ini menjadi suatu kendala dalam implementasi kurikulum 2013. Hal ini terungkap dengan jawaban guru pada kolom angket yang menanyakan kendala yang dihadapi guru dalam implementasi kurikulum 2013. Beberapa guru menjawab terkendala dengan terlalu banyak penilaian sehingga membingungkan guru. Ketika hal tersebut dikonfirmasi kepada wakil bidang pengembangan pendidikan, beliau menyarankan sebenarnya hal tersebut dapat disiasati guru dengan melakukan penilaian ketika mengajar dan disesuaikan dengan materi sehingga guru tidak kerepotan jika melakukan penilaian diakhir.7 Terkait dengan penilaian, seorang guru memerlukan instrumen dalam melakukan penilaian. Instrumen penilaian merupakan bagian dari RPP maka guru harus menyusun sendiri instrumen penilaiannya yang disesuaikan dengan materi ajar. Instrumen penilaian diperlukan agar guru dapat melakukan penilaian secara obyektif. Berdasarkan analisis data ketika ditanyakan mengenai penyusunan instrumen penilaian, guru-guru menjawab menyusun sendiri instrumen penilaian mulai dari kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Namun masih terdapat guru yang jarang menyusun instrumen penilaian untuk kompetensi sikap spiritual dan sosial. Data mengenai jawaban guru dapat dilihat pada tabel nomor 37 sampai dengan 40. Tabel 4.39 Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Spiritual Disusun Sendiri oleh Guru No.
Alternatif Jawaban
37.
F
Skor
P(%)
a. Selalu
3
12
25
b. Sering
8
24
66.67
c. Jarang
1
2
8.33
12
38
100
d. Tidak pernah Jumlah
7
Yuniati, Op.cit, 23 September 2015, pukul 14:30
74
Tabel 4.40 Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Sosial Disusun Sendiri oleh Guru No. 38.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
3
12
25
b. Sering
8
24
66.67
c. Jarang
1
2
8.33
12
38
100
d. Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.41 Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan Disusun Sendiri oleh Guru No. 39.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
7
28
58.33
b. Sering
5
15
41.67
12
43
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.42 Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan Disusun Sendiri oleh Guru No. 40.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
3
36
75
b. Sering
9
9
25
12
45
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
75
Tabel 4.43 Guru Menggunakan Instrumen Penilaian Buatannya No. 41.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
8
32
66.67
b. Sering
3
9
25
c. Jarang
1
2
8.33
12
43
100
d. Tidak pernah Jumlah
Setelah menyusun instrumen penilaian, guru juga
diharuskan
mencantumkan pensekoran untuk penilaian setiap kompetensi. Hal ini dapat membantu guru dalam menggunakan instrumen penilaian yang telah mereka buat. Data mengenai hal tersebut terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.44 Pensekoran Dicantumkan Untuk Penilaian Setiap Kompetensi No. 42.
Alternatif Jawaban
F
Skor
P(%)
a. Selalu
5
20
41.67
b. Sering
7
21
58.33
12
41
100
c. Jarang d. Tidak pernah Jumlah
Berdasarkan data yang telah dipaparkan dapat dijelaskan bahwa guruguru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan telah memahami komponen RPP kurikulum 2013. Selain itu, berdasarkan studi dokumen RPP guru mampu menerapkan langkah-langkah pembelajaran kurikulum 2013 kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan dilakukan apersepsi dan penyampaian tujuan. Sedangkan untuk kegiatan inti pembelajaran menggunakan pedekatan saintifik sehingga dalam RPP guru harus mampu mengolah langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lima langkah pembelajaran
76
yaitu mengamati (observasi), menanya, mengumpulkan informasi atau eksperimen,
mengasosiasikan
atau
mengolah
informasi,
dan
mengkomunikasikan. Guru juga menyusun kegiatan penutup dengan sesi menyimpulkan, refleksi/tes, umpan balik, dan tindak lanjut dalam RPP mereka. Selain kegiatan pembelajaran, guru-guru juga menyusun proses penilaian kurikulum 2013 melalui penilaian autentik pada RPP mereka yang terdiri dari penilaian kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian juga disertai instrumen penilaian dan pensekoran untuk setiap kompetensi. Hal tersebut membuktikan guru-guru memiliki kesiapan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut konsep kurikulum 2013. Data mengenai hal tersebut dibuktikan dengan dokumen RPP kurikulum 2013 yang disusun guru. Untuk dokumen RPP kurikulum 2013 secara lengkap disajikan dalam lampiran. Berdasarkan penyebaran angket diperoleh skor sebagai data yang menunjukkan kesiapan guru. Untuk itu skor tersebut diakumulasikan sebagai berikut. Tabel 4.45 Nilai Kesiapan Administratif Guru Dimensi
Aspek
1. Kesiapan dalam Menyusun Program Tahunan dan Semester Kesiapan Menurut Administratif Konsep Guru Kurikulum 2013 2. Kesiapan dalam Menetapkan
Indikator 1. Memahami konsep program tahunan dan semester 2. Menyusun program tahunan dan semester 3. Melakukan evaluasi program 1. Memahami konsep penetapan
Perolehan
Nilai
Skor
Kesiapan
234
81
Ket. Sangat Siap
114
79
Siap
114
79
Siap
189
79
Siap
77
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Menurut Konsep Kurikulum 2013
2.
1. 3. Kesiapan dalam Menyusun 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menurut Konsep 3. Kurikulum 2013
kriteria ketuntasan minimal (KKM) Menerapkan prinsipprinsip kurikulum 2013 dalam penyusunan KKM Memahami komponen RPP Menerapkan langkahlangkah pembelajaran kurikulum 2013 Menerapkan penilaian kurikulum 2013
132
92
Sangat Siap
384
89
Sangat Siap
257
89
Sangat Siap
285
84
Sangat Siap
Keterangan: Nilai Kesiapan = Perolehan Skor X 100 Skor Ideal Skor Ideal = Skor tertinggi X Jumlah item pertanyaan X Jumlah responden Tingkat Kesiapan
Nilai
Sangat Siap
81 – 100
Siap
61 – 80
Kurang Siap
41 – 60
Tidak Siap
21 – 40
Sangat Tidak Siap
0 – 20
Berdasarkan perhitungan yang telah dipaparakan dapat diketahui aspek kesiapan dalam menyusun program tahunan dan semester menurut konsep kurikulum 2013 sudah dimiliki guru. Hal ini dibuktikan dengan pemahaman guru terhadap konsep program tahunan dan semester mencapai nilai 81 yang
78
berarti guru sangat siap. Selain itu, kesiapan guru dibuktikan dengan nilai kesiapan penyusunan program tahunan dan semester oleh masing-masing guru, serta evaluasi pada program-program yang telah direncanakan mencapai nilai 79. Dari perolehan nilai tersebut dapat diketahui tingkat kesiapan paling tinggi terdapat pada pemahaman konsep program tahunan dan semester, sementara kesiapan penyusunan dan evaluasi pada program tahunan dan semester sama-sama mencapai nilai 79 yang berada pada tingakatan siap. Untuk aspek kesiapan penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) menurut konsep kurikulum 2013 dapat dilihat dengan perolehan nilai pada pemahaman konsep penetapan KKM oleh guru yang mencapai 79 dan penerapan prinsip-prinsip kurikulum 2013 dalam penyusunan KKM dengan nilai 92. Dengan demikian, tingkat kesiapan pada pemahaman konsep yaitu siap, sementara untuk penerapan prinsip-prinsip kurikulum 2013 dalam penyusunannya yaitu sangat siap. Berdasarkan analisis dokumen diketahui guru tidak menetapkan berdasarkan kompleksitas kompetensi dasar mata pelajaran yang mereka ampu, namun nilai KKM disamaratakan untuk semua mata pelajaran yaitu 3,00 sesuai kebijakan sekolah. Dengan demikian, guru belum memperhatikan prinsip-prinsip kurikulum 2013 secara keseluruhan dalam penetapan nilai KKM. Selanjutnya pada aspek kesiapan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut konsep kurikulum 2013 didukung dengan nilai kesiapan pada pemahaman komponen RPP dan penerapan langkah-langkah pembelajaran kurikulum 2013 dengan nilai 89 yang artinya sangat siap. Kemudian didukung juga dengan nilai kesiapan penerapan penilaian kurikulum 2013 yang mencapai nilai 84. Dengan demikian, untuk aspek kesiapan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut konsep kurikulum 2013 dapat dinyatakan sangat siap. Bedasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa secara umum guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan telah siap dalam administrasi guna mengimplementasikan kurikulum 2013.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara umum guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan relatif sangat siap pada aspek administratif kurikulum 2013. Hal ini prinsip-prinsip kurikulum 2013 dalam penyusunan KKM, memahami dibuktikan dengan beberapa indikator kesiapan administratif guru menunjukan sangat siap yaitu pada indikator memahami konsep program tahunan dan semester,
menerapkan
komponen
RPP,
menerapkan
langkah-langkah
pembelajaran kurikulum 2013, dan menerapkan penilaian kurikulum 2013. Sedangkan pada tiga indikator lainnya menunjukan siap yaitu pada indikator menyusun program tahunan dan semester, melakukan evaluasi program, dan memahami konsep penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
B. Saran Sehubungan dengan penelitian ini diajukan beberapa saran untuk memberikan masukan dengan harapan agar ke depannya kesiapan guru dalam implementasi kurikulum 2013 khususnya pada aspek administratif menjadi lebih baik lagi. Beberapa saran dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagi kepala sekolah. Selaku pemimpin hendaknya lebih memperhatikan guru termasuk dalam penyusunan administrasi karena melalui administrasi yang baik maka komponen kurikulum dapat diatur dan dikelola dengan sebaikbaiknya, sehingga membantu dan mempermudah guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Bantuan dan dukungan kepala sekolah dapat dilakukan dengan memeriksa administrasi guru, memberikan catatan untuk perbaikan, dan membantu setiap guru yang menghadapi kesulitan dalam menyusun administrasi. 2. Bagi guru. Sebaiknya guru memperhatikan kompleksitas materi dan karakteristik peserta didik karena guru tidak bisa menyamaratakan
79
80
kemampuan siswa pada seluruh mata pelajaran. Penetapan KKM harus disesuaikan dengan kompleksitas setiap KD pada materi, dengan demikian pencapaian KD dapat dilihat dari KKM yang telah ditetapkan. Oleh karena itu sebaiknya guru yang menetapkan nilai KKM dan sekolah tidak membuat kebijakan untuk menyamaratakan nilai pada semua mata pelajaran. Selain itu, baiknya guru senantiasa mengikuti pelatihan agar dapat meningkatkan kesiapan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Alawiyah, Farida. “Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013”. Info Singkat. 6, 2014. Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Arikunto, Suharsimi. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. 2, 1993. Daryanto dan Herry Sudjendro. Siap Menyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media, 2014. Daryanto, H.M. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Dokumen Jumlah Guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Dokumen Kualifikasi Guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Dokumen Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kurikulum 2013 SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Dokumen Pelaksanaan Program Pelatihan Kurikulum 2013 SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Gunawan, Ary H. Administrasi Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro”. Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. 3, 2009. ----------------. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. 5, 2013.
81
82
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. Implementasi Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena, Cet. 2, 2014a. ----------------. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kata Pena, Cet. 1, 2014b. Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet.12, 2010. ----------------. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Mulyoto. Strategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013. Nurdin, Syafruddin. Guru Professional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Press, 2002. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. ----------------. Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. ----------------. Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 tentang Standar Nasional Pendidikan. ----------------. Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta, 2000. Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, Cet.6, 2013.
83
Kunandar. Penilaian Autentik. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014. Slameto. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 4, 2003. Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Sridoyo. Wawancara. Bumi Serpong Damai, 04 Maret 2015. Subandijah. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA, 2009. Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana, Cet. 2, 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wahyudi, Imam. Panduan Lengkap Administrasi Guru. Pustakaraya, 2014. Yuniati. Wawancara. Pamulang, 02 Desember 2014. ----------------. Wawancara. Pamulang, 23 September 2015.
Jakarta: Prestasi
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
: : : :
FITK-FR-AKD-066 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/Ft./KM.01.3/315/2014 Lamp. : ...... Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 28 Oktober 2014
Kepada Yth. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan
ini
diharapkan
kesediaan
Saudara
untuk
menjadi
pembimbing
GURU
DALAM
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama
: Madyana Nurazizah
NIM
: 1111018200011
Jurusan /Prodi : Manajemen Pendidikan Semester
: VII (Tujuh)
Judul Skripsi
:KESIAPAN
ADMINISTRATIF
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 24 September 2014, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjang. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb
Tembusan: 1. Dekan FITK. 2. Mahasiswa ybs.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-066 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN WAWANCARA Nomor : Un.01/Ft./KM.01.3/0259/2015 Lamp. : ...... Hal : Wawancara
Jakarta, 10 Februari 2015
Kepada Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan di Tempat Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama
: Madyana Nurazizah
NIM
: 1111018200011
Jurusan /Prodi : Manajemen Pendidikan Semester
:8
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian skripsi dengan judul ”Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013”, mahasiswa tersebut memerlukan wawancara dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan Kabag. Tata Usaha
Drs. Jafar Sanusi, MA NIP. 19580417 199203 1 001
Tembusan: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-066 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN WAWANCARA Nomor : Un.01/Ft./KM.01.3/0259/2015 Lamp. : ...... Hal : Wawancara
Jakarta, 10 Februari 2015
Kepada Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan di Tempat Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama
: Madyana Nurazizah
NIM
: 1111018200011
Jurusan /Prodi : Manajemen Pendidikan Semester
:8
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian skripsi dengan judul ”Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013”, mahasiswa tersebut memerlukan wawancara dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan Kabag. Tata Usaha
Drs. Jafar Sanusi, MA NIP. 19580417 199203 1 001
Tembusan: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/1348/2014 Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 13 Agustus 2015
Kepada Yth. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan di Tempat Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
: Madyana Nurazizah
NIM
: 1111018200011
Jurusan
: Manajemen Pendidikan
Semester
: IX (Sembilan)
Judul Skripsi : Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hiadayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
DAFTAR REFERENSI
Nama
: Madyana Nurazizah
NIM
: 1111018200011
Jurusan
: Manajemen Pendidikan
Judul
: Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan BAB I No.
Referensi
1
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Kata Pena,2014) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36
2
3
4
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Kata Pena,2014) Mulyoto, Strategi Pembelajaran Di Era Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013)
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
1
1
3
2
1
-
3
2
4
4
2
114-115
Paraf Pembimbing
No.
Referensi
5
E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) Farida Alawiyah, “Kesiapan Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013”, Info Singkat, Vol. 6, 2014 Sridoyo, Ketua Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Wawancara, Bumi Serpong Damai, 04 Maret 2015 Yuniati, Wakil Bidang Pengembangan Pendidikan, Wawancara, Pamulang, 02 Desember 2014
6
7
8
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
5
3
20
6
5
10
7
6
-
8
6
-
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
1
10
3
2
10
1
3
10
3
Paraf Pembimbing
BAB II No.
Referensi
9
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2014), Cet. 2 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2014), Cet. 1 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 5
10
11
Paraf Pembimbing
No.
Referensi
12
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 5 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 19 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2014), Cet. 2 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2014), Cet. 1 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) Daryanto dan Herry Sudjendro, Siap Menyongsong Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava Media, 2014) Mulyoto, Strategi Pembelajaran Di Era Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35
13
14
15
16
17
18
19
20
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
4
10
4
5
11
2
6
11
-
7
11
6
8
12
4
9
12
66
10
13
1
11
13
114-115
12
13
-
Paraf Pembimbing
No.
Referensi
21
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2014), Cet. 1 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2014), Cet. 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2014), Cet. 1 Syafruddin Nurdin, Guru Professional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002) E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.12
22
23
24
25
26
27
28
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
13
14
-
14
14
65
15
15
7
16
15
53-56
17
16
-
18
17
8-9
19
19
70
20
19
93
Paraf Pembimbing
No.
Referensi
29
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009) Syafruddin Nurdin, Guru Professional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002) Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009) E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.12 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009) Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) Cet. 4
30
31
32
33
34
35
36
37
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
21
19
237
22
19
72
23
20
239
24
20
94
25
21
44
26
21
48
27
22
238
28
23
191
29
23
113
Paraf Pembimbing
No.
Referensi
38
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Pasal 1 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet.2 Imam Wahyudi, Panduan Lengkap Administrasi Guru, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2014) H.M Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) Suharsimi Arikunto, Organisasi Dan Administrasi Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), Cet.2 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000) Suharsimi Arikunto, Organisasi Dan Administrasi Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), Cet.2
39
40 41
42
43
44
45
46
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
30
24
192
31
24
39
32
24
-
33
25
33
34
25
3
35
25
1
36
25
31
37
25
26
38
26
58
Paraf Pembimbing
No.
Referensi
47
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro”, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996) Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet.6 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.12
48
49
50
51
52
53
54
E. Mulyasa, Kurikulum Kompetensi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), Cet.12
Berbasis Remaja
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet.6 Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014) Imam Wahyudi, Panduan Lengkap Administrasi Guru, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2014) Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014)
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
39
26
80
40
27
52
41
27
95
42
27
98
43
28
53
44
28
83
45
29
86
46
30
84-89
Paraf Pembimbing
No.
Referensi
55
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2014), Cet. 2
56
57
58
59
60
61
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2014), Cet. 2 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Daryanto dan Herry Sudjendro, Siap Menyongsong Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava Media, 2014) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
47
31
105
48
32
105
49
32
-
50
32
-
51
32
-
52
33
99
53
33
-
Paraf Pembimbing
BAB III No.
Referensi
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
62
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2009)
1
36
9
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
1
44
-
2
47
-
3
48
-
4
60
-
5
62
-
6
65
7
67
-
8
68
-
Paraf Pembimbing
BAB IV No.
Referensi
63
Dokumen Kualifikasi Guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan Dokumen Jumlah Guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan Dokumen Pelaksanaan Program Pelatihan Kurikulum 2013 Dokumen Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kurikulum 2013 SMAN 3 Kota Tangerang Selatan Yuniati, Wakil Bidang Pengembangan Pendidikan, Wawancara, Pamulang, 23 September 2015 Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013
64 65 66
67
68 69 70
-
Paraf Pembimbing
No.
Referensi
Nomor Footnote
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
71
Yuniati, Wakil Bidang Pengembangan Pendidikan, Wawancara, Pamulang, 23 September 2015
9
71
-
Paraf Pembimbing
Jakarta, 19 Oktober 2015 Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd NIP. 19650717 199403 1 005
ANGKET UNTUK GURU
Angket ini dibagikan kepada guru SMA Negeri 3 Tangerang Selatan untuk memperoleh data dalam rangka penelitian skripsi dengan judul “Kesiapan Administratif Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013”. Oleh karena itu dimohon setiap guru dapat memberikan jawaban secara jujur sesuai dengan kenyataan dan kejadian yang sesungguhnya. Dengan cara mencontreng atau memeri tanda silang (X) pada pilihan yang tersedia.
Nama
:
Bidang Studi
:
Pendidikan Terakhir : Lama Mengajar
:
Tahun
No. Telepon
:
Sertifikasi Guru
: Sudah/Belum
A. Kesiapan Program Tahunan dan Semester Menurut Kurikulum 2013 1. Saya memahami konsep penyusunan program tahunan kurikulum 2013 a. Sangat memahami
c. Kurang memahami
b. Memahami
d. Tidak memahami
2. Saya memahami setiap komponen yang terdapat dalam format program tahunan a. Sangat memahami
c. Kurang memahami
b. Memahami
d. Tidak memahami
3. Saya menyusun program tahunan dengan memperhatikan setiap kompetensi dasar a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
4. Saya menyusun program tahunan sebelum tahun ajaran dimulai a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
5. Saya memahami konsep penyusunan program semester kurikulum 2013 a. Sangat memahami
c. Kurang memahami
b. Memahami
d. Tidak memahami
6. Saya memahami setiap kolom yang terdapat dalam format program semester a. Sangat memahami
c. Kurang memahami
b. Memahami
d. Tidak memahami
7. Saya menyusun sendiri program tahunan kurikulum 2013 a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
8. Saya menyusun sendiri program semester kurikulum 2013 a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
9. Kepala sekolah membantu setiap guru yang menghadapi kesulitan dalam menyusun program tahunan/semester a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
10. Saya melakukan evaluasi terhadap progam-program yang direncanakan pada program tahunan/semester a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
11. Kepala sekolah memeriksa program tahunan/semester guru a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
12. Kepala sekolah memberikan catatan untuk perbaikan program tahunan/semester guru a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
B. Kesiapan KKM Menurut Kurikulum 2013 13. Saya memahami konsep penetapan KKM kurikulum 2013 a. Sangat memahami
c. Kurang memahami
b. Memahami
d. Tidak memahami
14. Saya menggunakan KKM sebagai acuan dalam menilai ketuntasan kompetensi siswa sesuai kompetensi dasar mata pelajaran a.
Selalu
c. Jarang
b.
Sering
d. Tidak pernah
15. Penetapan KKM mata pelajaran yang saya ampu didasarkan pada kesepakatan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) pada awal tahun pelajaran a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
16. Kepala sekolah meminta guru menetapkan KKM yang lebih tinggi a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
17. Saya merasakan beban berat atas penetapan KKM dari Kepala sekolah a. Sangat tidak setuju
c. Kurang setuju
b. Tidak setuju
d. Setuju
18. Saya menentukan KKM dengan mempertimbangkan karakteristik dan kompleksitas kompetensi dasar a.
Selalu
c. Jarang
b.
Sering
d. Tidak pernah
19. Saya menentukan KKM dengan mempertimbangkan daya dukung a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
20. Saya menentukan KKM dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
C. Kesiapan RPP Menurut Kurikulum 2013 21. Saya memahami setiap komponen RPP kurikulum 2013 a. Sangat memahami
c. Kurang memahami
b. Memahami
d. Tidak memahami
22. Saya menyusun RPP berdasarkan hasil analisis antara KI dan KD a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
23. Saya menyusun RPP dengan mencantumkan identitas sekolah a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
24. Saya menyusun RPP dengan mencantumkan mata pelajaran dan materi pokok a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
25. Saya menyusun RPP dengan mencantumkan alokasi waktu pembelajaran a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
26. Saya menjabarkan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian dalam penyusunan RPP a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
27. Saya mencantumkan tujuan pembelajaran dalam penyusunan RPP a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
28. Saya menyusun kegiatan pendahuluan dengan apersepsi a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
29. Saya menyusun kegiatan pendahuluan dengan penyampaian tujuan a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
30. Saya mengelola kegiatan inti pembelajaran dengan pendekatan saintifik a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
31. Saya menyusun pembelajaran yang berpusat pada siswa a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
32. Saya menyusun kegiatan penutup dengan mencantumkan sesi menyimpulkan a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
33. Saya menyusun kegiatan penutup dengan mencantumkan sesi refleksi/tes a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
34. Saya menyusun kegiatan penutup dengan mencantumkan sesi umpan balik a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
35. Saya menyusun kegiatan penutup dengan mencantumkan sesi tindak lanjut a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
36. Saya memahami penilaian autentik a. Sangat memahami
c. Kurang memahami
b. Memahami
d. Tidak memahami
37. Saya menyusun sendiri instrument penilaian kompetensi sikap spiritual a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
38. Saya menyusun sendiri instrument penilaian kompetensi sikap sosial a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
39. Saya menyusun sendiri instrument penilaian kompetensi pengetahuan a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
40. Saya menyusun sendiri instrument penilaian kompetensi keterampilan a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
41. Saya menggunakan instrument penilaian yang telah saya buat a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
42. Saya mencantumkan pensekoran untuk penilaian setiap kompetensi a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak pernah
Kesan Anda selama mengikuti pelatihan kurikulum 2013: ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ...............................................................................................................................................
Kendala yang Anda hadapi dalam implementasi kurikulum 2013: ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ...............................................................................................................................................
HASIL WAWANCARA
1. Bagaimana pendapat/tanggapan anda dengan perubahan kurikulum 2013? Jawaban: Menurut saya perubahan kurikulum bertujuan untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu saya setuju dengan adanya perubahan kurikulum sebagai bentuk perbaikan terhadap pendidikan Indonesia. Namun, perubahan kurikulum perlu diimbangi dengan pelatihanpelatihan dari pemerintah agar tidak membebani guru.
2. Pelatihan apa saja yang sudah dilaksanakan untuk guru dalam rangka implementasi kurikulum 2013? Jawaban: Guru SMAN 3 Kota Tangerang Selatan telah mengikuti empat pelatihan kurikulum 2013 yang dilakukan secara bertahap yaitu Workshop Implementasi Kurikulum 2013, In House Training (IHT) Pengimbasan Implementasi Kurikulum 2013 di SMA, SMA Induk Kluster Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013, dan Workshop Kurikulum 2013. Awalnya pelatihan diikuti guru-guru mata pelajaran wajib, namun sekarang semua guru telah mengikuti pelatihan.
3. Apakah sekolah mengadakan pelatihan internal untuk guru? Jawaban: Sekolah mengadakan pelatihan untuk guru pada tiap semsester yang berlangsung di Aula sekolah.
4. Kapan pelaksanaan kegiatan pelatihan tersebut? Jawaban: a. Workshop Implementasi Kurikulum 2013 pada tanggal 30-31 Juli 2013. b. In House Training (IHT) Pengimbasan Implementasi Kurikulum 2013 di SMA pada tanggal 22, 23, dan 29 November 2013.
c. SMA Induk Kluster Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 pada tanggal 26 Agustus 2014. d. Workshop Kurikulum 2013 pada tanggal 31 Juli 2015.
5. Apakah manfaat yang dirasakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar setelah mengikuti pelatihan? Jawaban: Pelatihan
sangat
membantu
guru
dalam
menerapkan/menjalankan
kurikulum 2013 karena dalam pelatihan guru diberikan contoh oleh instruktur kemudian melakukan peer teaching. Sehingga setelah mengikuti pelatihan guru lebih memahami bagaimana mengelola pembelajaran sesuai kurikulum 2013.
6. Bagaimana pengaruh yang dirasakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan adanya perubahan kurikulum ini? Jawaban: Dengan adanya perubahan kurikulum yang menggunakan pendekatan saintifik maka pembelajaran berpusat pada siswa. Namun, tidak semua bidang studi dapat menerapkan stategi tersebut. Karena pada bidang-bidang studi tertentu siswa perlu terus didampingi oleh guru. Contohnya pada mata pelajaran matematika yang perlu diajarkan dari dasar agar tidak terjadi miss concept jika siswa dibiarkan belajar secara mandiri.
7. Apakah ditemui kendala-kendala bagi guru dan sekolah selama melaksanakan kurikulum 2013? Jawaban: Guru-guru masih terkendala dengan pendistribusian buku yang dirasa lambat. Selain itu, buku pegangan guru yang tersedia hanya untuk guru mata pelajaran wajib saja sementara untuk mata pelajaran peminatan tidak tersedia. Guru juga terkendala dengan materi ajar karena tidak ada tahapan dari materi mudah, sedang, selanjutnya sulit, tetapi cenderung langsung ke materi sulit. Maka dalam hal ini guru dituntut mampu mengarahkan siswa
agar tidak kesulitan. Sementara itu, bagi guru yang terkendala dengan terlalu banyak penilaian sehingga membingungkan dapat disiasati guru dengan melakukan penilaian ketika mengajar dan disesuaikan dengan materi sehingga guru tidak kerepotan jika melakukan penilaian diakhir.
8. Apakah upaya yang anda lakukan sebagai solusi untuk menghadapi kendala tersebut? Jawaban: Untuk menghadapi kendala dalam penerapan kurikulum 2013 maka dapat diadakan pelatihan guru dan sharing MGMP (musyawarah guru mata pelajaran).
9. Upaya apa yang lakukan untuk meningkatkan kesiapan guru dalam implementasi kurikulum 2013 khususnya pada aspek administrasi? Jawaban: Untuk meningkatkan kesiapan guru dalam implementasi kurikulum 2013 khususnya pada aspek administrasi dapat dilakukan dengan mengadakan workshop khusus persiapan administrasi mengajar.
Tangerang Selatan, 23 September 2015 Mengetahui, Wakil Bidang Pengembangan Pendidikan