UPAYA KEPALA SEKOLAH DAN GURU PAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMAN 12 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh KOMARIYAH 109011000261
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA 2014
KATA PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, Subhanallah penulis ucapkan kepada Engkau Ya Rabb yang Maha Rahman Maha Rahim, karena atas Engkaulah penulis di beri kelancaran dalam menyelesaikan tugas akhir penulis. Ku persembahkan jerih payahku ini untuk orang-orang yang sangat aku cintai untuk kedua orangtua, adik-adik ku serta sahabat-sahabat yang selalu memberiku motivasi, dukungan, nasehat-nasehat sehingga aku dapat menyelesaikan tugas akhir ku ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua. Amin Ya Robbal’alamin.
ABSTRAK
Komariyah (109011000261). Upaya Kepala Seekolah dan Guru PAI Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan.
Kata kunci : Upaya Sekolah Dalam Mengembangkan Karakter Anak Didik Karakter bangsa merupakan sebuah keniscayaan untuk segera dilaksanakan. Ia menjadi pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karakter bangsa ibarant kemudi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Walaupun begitu penting, ternyata keajegan perhatian terhadap pembangunan karakter bangsa belum terjaga dengan baik, sehingga hasilnya belum optimal. Padahal karakter bangsa merupakan amanat pendiri Negara dan telah dimulai sejak awal kemerdekaan. Dalam sebuah pidatonya pendiri Negara pernah berpesan bahwa tugas bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaannya adalah mengutamakan pelaksanaan nation and character building. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kepala sekolah dan guru pendidikan agama islam yang melakukan pengembangan karakter telah berhasil terbentuk pada diri siswa atau siswi SMAN 12 Kota Tangerang Selatan. Untuk memperoleh hasil tersebut penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan pengamatan/ observasi langsung. Penulis melakukan observasi langsung di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan.
i
ABSTRAC
Komariyah (109011000261). Efforts Principal and Teacher In Shaping Character PAI Students at SMAN 12 South Tangerang City. Keywords: School Efforts In Developing Character in Students The character of a nation is a necessity to begin immediately. The character of the nation ibarant steering in national life. Although it is so important, it turns constancy of attention to the development of national character has not been properly maintained, so the results are not optimal. Though the character of a nation is the mandate of the founders of the State and has started since the beginning of independence. In a speech Founding Fathers never told that the task of filling in the independence of Indonesia is prioritizing the implementation of nation and character building. This study aims to determine whether principals and teachers of Islamic religious education is to develop the character has been formed on the student or students of SMAN 12 South Tangerang City. To obtain these results the author uses descriptive qualitative method of data collection was conducted interviews and observation / direct observation. The author conducted a direct observation at SMAN 12 South Tangerang City. Based on the results obtained that information and observations about character formation of students is already well under way by means of habituation in everyday life in the school environment and also pointed out that well to the students of the teachers.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai utusannya yang telah membawa manusia dari jalan yang sesat hingga menuju jalan yang lurus. Tujuan penulisan skripsi ini dibuat sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif HidyatullahJakarta. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian (eksperimen), observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan lancer. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Nurlena Rifa’i,MA. Ph.D 2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag 3. Ucapan terima kasih kepada sekertariat Jurusan Ibu Marhamah Saleh, Lc. M.A 4. Abdul Ghofur M.A yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing skripsi ini sampai selesai. 5. Seluruh dosen – dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 6. Bapak H.M. Syamsudin, H.S, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan. 7. Siswa dan Siswi khususnya kelas XII IPA dan IPS SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan. 8. Orang tua tercinta Salawi dan Nursiyah dan adik-adikku yang telah memberikan dukungan moral maupun spritual.
iii
9. Teman-teman mahasiswa PAI kelas G dan FIQIH A Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 10. Sahabat-sahabat setia yang selalu memberikan semangat Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.
Jakarta, 02 Mei 2014
Komariyah
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL SKRIPSI LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ........................................................................................
i
ABSTRAC ........................................................................................
ii
KATA PENGANTAR .........................................................................
iii
DAFTAR ISI ......................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
B. Identifikasi Masalah ........................................................
5
C. Pembatasan Masalah .......................................................
5
D. Perumusan Masalah.........................................................
6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................
6
BAB II KAJIAN TEORI A. KARAKTER ...................................................................
8
1. Pengertian Karakter ................................................
9
2. Karakter yang Dikembangkan Kemendiknas ..........
11
3. Tujuan Pendidikan Karakter ....................................
19
4. Komponen Pendukung dalam Pendidikan Karakter .
22
v
B. KEPALA SEKOLAH DAN GURU ................................
25
1. Pengertian Kepala Sekolah ......................................
25
a. Keriteria Kepala Sekolah ...................................
25
b. Peran Kepala Sekolah .......................................
25
2. Pengertian Guru ......................................................
29
C. PESERTA DIDIK ...........................................................
29
1. Pengertian Peserta Didik ........................................
29
2. Pandangan Tentang Peserta Didik ...........................
30
3. Hal-hal yang Perlu Dikenal dari Peserta Didik ........
31
4. Karakter yang Harus Dimiliki Peserta Didik ...........
32
5. Etika Murid ............................................................
33
6. Disiplin Pesera Didik ..............................................
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................
37
B. Metodologi Penelitian ..................................................
37
C. Teknik Pengumpulan Data ..............................................
38
D. Sumber Data ...................................................................
43
E. Keabsahan Data ..............................................................
44
F. Metode Analisis Data ....................................................
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Sekolah ..........................................................
46
1. Sejarah Sekolah .....................................................
46
2. Visi dan Misi Sekolah ............................................
47
B. Deskripsi Data ............................................................
47
C. Pembahasan .................................................................
49
1. Karakter yang Dibentuk Kepala Sekolah dan Guru PAI Kepada Peserta Didik ..............................................
49
a. Kedisiplinan Siswa ...........................................
49
a) Masuk Sekolah Tepat Pada Waktunya .........
49
vi
b) Memakai Atribut Lengkap .........................
50
c) Memakai Seragam yang Telah Ditentukan Sekolah ......................................................
51
d) Absensi Siswa ...........................................
51
b. Nilai Keagamaan .............................................
50
a) Pengajian Jumat ..........................................
52
b) Istigosah .....................................................
52
c) Sholat Berjamaah ........................................
53
d) Sholat Duhha .............................................
53
e) Kegiatan Eskul Rohis ..................................
53
f) Salam, Sopan, Santun, Sapa, Senyum ..........
54
c. Kejujuran ..........................................................
54
d. Kreativitas ........................................................
55
e. Peduli Lingkungan ............................................
56
2. Larangan yang Berlaku Disekolah ...........................
56
a. Kehadiran siswa ..............................................
57
b. Pakaian ............................................................
58
c. Kepribadian.......................................................
59
d. Ketertiban ......................................................
60
e. Merokok ..........................................................
62
f. Bacaan Porno ...................................................
62
g. Tawuran ..........................................................
63
h. Ancaman Dengan Kekerasan ............................
64
i. Perjudian/ Miras/ Narkoba.................................
64
j. Senjata Tajam ..................................................
65
3. Upaya yang Dilakukan Sekolah dalam Membentuk Karater Peserta Didik ..............................................
vii
66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................
67
B.
Saran ..............................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
69
SURAT KETERANGAN IZIN PENELITIAN LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar.
Halaman
1. Gambar 4. 1 Struktur Organisasi SMA Negeri 12 Kota Tangsel .................. 113
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Tabel 3.1 Instrumen wawancara Siswa ..........................................................
39
2. Tabel 3.2 Instrumen wawancara kepala sekolah dan guru ..............................
40
3. Tabel 4.7 Kehadiran ......................................................................................
57
4. Tabel 4.8 Pakaian ..........................................................................................
58
5. Tabel 4.9 Kepribadian ...................................................................................
59
6. Tabel 4.10 Ketertiban ....................................................................................
61
7. Tabel 4.11 Merokok ......................................................................................
62
8. Tabel 4.12 Bacaan Porno...............................................................................
63
9. Tabel 4.13 Tawuran ......................................................................................
63
10. Tabel 4.14 Ancaman dengan Kekerasan ........................................................
64
11. Tabel 4.15 Perjudian/Minuman Keras/Narkoba .............................................
65
12. Tabel 4.16 Senjata Tajam ..............................................................................
65
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran.
Halaman
1. Lampiran 1: Instrumen wawancara siswa ..................................................
71
2. Lampiran 2: Instrumen wawancara guru ....................................................
73
3. Lampiran 3: Hasil Wawancara Wakil Bidang Kesiswaan ..........................
75
4. Lampiran 4: Hasil Wawancara Wakil bidang Kurikulum ............................
80
5. Lampiran 5: Hasil Wawancara Siswa XII IPA 1 .........................................
84
6. Lampiran 6: Hasil Wawancara Siswa XII IPS 1..........................................
86
7. Lampiran 7: Hasil Wawancara siswa XII IPS 2 .........................................
88
8. Lampiran 8: Hasil Wawancara Siswa XII IPS 2 .........................................
91
9. Lampiran 9: Catatan Lapangan 1 ................................................................
93
10. Lampiran 10: Catatan Lapangan 2 ..............................................................
94
11. Lampiran 11: Catatan Lapangan 3 ..............................................................
97
12. Lampiran 12: Catatan Lapangan 4 ..............................................................
98
13. Lampiran 13: Catatan Lampiran 5 .............................................................. 100 14. Lampiran 14: Catatan Lapangan 6 .............................................................. 101 15. Lampiran 15: Catatan Lapangan 7 .............................................................. 102 16. Lampiran 16: Catatan Lapangan 8 .............................................................. 103 17. Lampiran 17: Catatan Lapangan 9 .............................................................. 104 18. Lampiran 18: Catatan Lampiran 10 ............................................................ 106 19. Lampiran 19: Catatan Lapangan 11 ............................................................ 107 20. Lampiran 20: Catatan Lapangan 12 ............................................................ 108 21. Lampiran 21: Catatan Lapangan 13 ............................................................ 109 22. Lampiran 22: Hasil Wawancara Guru PAI ................................................ 110 23. Lampiran 24: Struktur Organisasi Sekolah ................................................ 113 24. Lampiran 23: Daftar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan ROHIS ................... 120 25. Lampiran 23:Riwayat Hidup
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Karakter bangsa sebuah keniscayaan untuk segera dilaksanakan. Ia menjadi pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karakter bangsa ibarat kemudi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Walaupun begitu penting, ternyata keajegan perhatian terhadap pembangunan karakter bangsa belum terjaga dengan baik, sehingga hasilnya belum optimal. Karakter bangsa merupakan salah satu amanat pendiri Negara dan telah dimulai sejak awal kemerdekaan. Dalam sebuah pidatonya, pendiri Negara pernah berpesan bahwa tugas bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaannya adalah mengutamakan pelaksanaan nation and character building. Bahkan beliau telah wanti-wanti “ jika pembangunan karakter bangsa tidak berhasil, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli”.1 Terkait dengan penyalah gunaan narkotika, Badan Narkotika Nasional pada tahun 2009 mencatat adanya 3,6 juta pengguna narkoba di Indonesia, dan 41% diantara mereka pertama kali mencoba narkoba di usia 16-18 tahun, yakni usia remaja SMP dan SMA, Persoalan yang cukup meresahkan juga antara lain maraknya tawuran antar pelajar, dan lebih memprihatinkan lagi ketika korupsi sudah menjadi budaya. Data tentang korupsi pejabat, misalnya, dari hasil riset yang di lakukan Transparency International Corruption Perceptions Indeks 2009 masih menempatkan Indonesia pada peringkat yang sangat memperihatinkan. Melihat penomena seperti ini, wajar jika pemerintah menjadikan pendidikan karakter sebagai program unggulan. Ini artinya pemerintah serius menangani persoalan bangsa. Tidak ingin bangsa ini menjadi bangsa kuli. Tidak ingin bangsa ini terpuruk nilai-nilai moral yang berakibat rusaknya sendi-sendi tatanan bangsa.2 Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui 1
NajibSulhan, Pengembangan Karater dan Budaya Bangsa, (Surabaya: PT. JePe Media Utama, 2011) hal. 2 2 Ibid.,h. 4
1
2
pendidikan dapat diwujudkan generasi muda yang berkualitas baik dalam bidang akademis, religious maupun moral. Hal ini erat kaitanya dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan bahwa pembentukan karakter siswa jauh lebih penting dari pada menyehatkan badannya, mengisi otaknya dan membuatnya menjadi manusia yang cakap.3 Jika sejak masa kanak-kanaknya, anak tumbuh berkembang dengan berpijak pada landasan iman kepada Allah dan terdidik untuk selalu takut, ingat, bersandar, meminta pertolongan dan respon secara instingtif di dalam menerima setiap keutamaan dan kemuliaan, di samping terbiasa melakukan akhlak mulia. Sebab, benteng pertahanan religious yang berakar pada hati sanubarinya, kebiasaan mengingat Allah yang telah di hayati dalam dirinya dan introspeksi diri yang telah menguasai seluruh pikiran dan perasaannya, telah memisahkan anak dari sifatsifat negative, kebiasaan-kebiasaan dosa dan tradisi-tardisi jahiliyah yang rusak. Bahkan penerimaannya setiap pada kebaikan akan menjadi salah satu kebiasaannya dan kesenangannya terhadap keutamaan, dan kemuliaan akan menjadi sifat yang menonjol. Hal ini telah dibuktikan oleh berhasilnya eksperimen secara praktis yang di lakukan oleh kebnyakan orang tua beragama bersama anak-anaknya, dan kebanyakan pendidik bersama murid-muridnya. eksperimen ini telah di kenal di dalam perjalanan hidup kaum salaf, seperti telah di uraikan dalam sikap Muhammad bin Siwar terhadap Putra saudara dari wanitanya At-Tusturi, ketika ia mendidik dengan landasan iman dan memperbaiki diri dari tabiatnya. Kita telah mengetahui bahwa diri At-Tusturi menjadi baik karena pamannya telah mendidik atas dasar selalu ingat dan takut kepada Allah, yaitu memerintahkannya untuk
3
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3
selalu mengulang kata-kata “Allah selalu bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku”. Jika pendidikan anak jauh dari akidah Islam, terlepas dari arahan religious dan tidak berhubungan dengan Allah, maka tidak di ragukan lagi bahwa anak akan tumbuh dewasa diatas dasar kefasikan, penyimpangan, kesesatan dan kekafiran. Bahkan ia akan mengikuti hawa nafsu dan bergerak dengan motoh nafsu negatif dan bisikan-bisikan setan sesuai dengan tabiat, fisik, keinginan dan tuntutannya yang rendah.4 Tugas kita sebagai pendidik adalah meluruskan kekeliruan itu dengan menerapkan pendidikan karakter di lembaga sekolah, agar anak tumbuh menjadi manusia yang berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama serta orang tua mereka. Sekolah sebagai institusi pendidikan yang merupakan wadah tempat peroses pendidikan dilakukan, memiliki system yang kompleks dan dinamis. Dalam kegiatan sekolah bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, tetapi sekolah berada dalam satu tatanan system yang rumit dan saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah di pandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan. Kegiatan sekolah ini adalah mengelola sumber daya manusia yang di harapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dengan tuntunan kebutuhan masyarakat bangsa perlu di kelola,di atur, di catat dan di berdayakan agar dapak menghailkan prodek atau hasil secara optimal.5 Begitu besar peran seorang guru dalam menghadapi satu perubahan. Masyarakat bahkan Negara sangat menaruh harapan terhadap guru. Guru tidak lagi sebagai pengajar di kelas untuk mencerdaskan anak didik dengan muatan materi akademik. Di pundak guru ada tanggung jawab untuk mengubah kondisi masyarakat yang carut marut. Guru kini berperan sebagai agen perubahan. Dengan demikian seorang guru di tuntut memiliki jiwa hijrah. Guru harus selalu melakukan perubahan-perubahan. Tentunya perubahan kearah positif.6
4
Abdullah Nashih „Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, (Asy-Syifa: Semarang, 1981). hal. 174 5 Toni D. Widiastono, pendidikan manusia Indonesia, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2004), Hal. 253 6 Sulhan, op. cit., h. 198
4
Untuk menjadi agen perubahan, maka guru di tuntut untuk mampu memaknai fungsi dan tujuan pendidikan. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan dalam bab II, pasal 3: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak yang mulia, sehat, berilmu, cakep, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.7 Guru dalam hal ini tidak hanya mentrasfer ilmu kepada anak didik. Guru menyiapkan anak-anak untuk persiapan kedepan.
Persiapan menghadapi
tantangan dan perubahan yang terus menerus. Fungsi dan tujuan pendidikan yang di amanatkan lewat Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional cukup berat, tetapi itu sangat mulia. Hanya orang-orang yang memiliki jiwa yang tulus dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi pendidikan yang mampu menghasilakan generasi yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Guru yang menyadari tentang tanggung jawabnya sebagai agen perubahan tidak akan berhenti untuk berbenah diri. Guru yang menjadi agen perubahan menyadari bahwa hakikatnya yang abadi adalah adalah perubahan. Jika tidak mau menyadari tentang perubahan maka akan di gilas dengan perubahan. Amanat undang-undang ini sangat jelas bahwa kemampuan anak, watak anak di bangun lewat pendidikan. Begitu juga peradaban bangsa yang bermartabat, semua itu juga di bangun lewat pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Itulah fungsi yang di jalankan oleh pendidikan. Jika itu semua tidak bisa di laksanakan, maka fungsi pendidikan gagal. Begitu juga tujuan yang di harapkan di dalam pendidikan. Potensi peserta didik di kembangkan agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.8 7 8
Ibid., h. 199 Ibid., h. 198
5
Seseorang di anggap memiliki akhlak mulia apabila ia mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang potensi dirinya serta mampu mewujudkan potensi itu dalam sikap dean tingkah lakunya. Adapun ciri yang dapat di cermati pada seseorang yang mampu memanfaatkan potensi dirinya adalah terpupuknya sikap terpuji, seperti penuh reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif-inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, berani, dapat di percaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, dll.9 Berdasarkan latar belakang masalah ini penulis mengangkat permasalahan ini dalam penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Kepala Sekolah dan Guru PAI Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di SMA Negeri 12 Kota Tangsel”
B. Identifikasi Masalah 1. Masih banyak siswa yang tidak jujur kepada orangtuanya 2. Masih banyak siswa yang tidak di siplin di sekolah 3. Pendidikan anak jauh dari akidah Islam
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, untuk menghindari kekeliruan dan ketidaklarasan antara pembahasan dengan pokok masalah, maka dari judul ini penulis membatasi masalahnya sebagai berikut: 1. Upaya- upaya yang di lakukan kepala sekolah dn guru pai dalam membangun karakter peserta didik adalah kedisiplinan para murid dari mulai masuk kelingkungan sekolah, cara berpakaian, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, tanggung jawab, membiasakan salam saat bertemu guru, senyum, menyapa dan menegur. 2. Karakter yang di maksud disini adalah karakter yang di kembangkan Kemendiknas. Adapun karakter yang termasuk di dalamnya yaitu: religius, 9
Nurla Isna Aunillah, Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: Laksana, 2011) Hal. 20
6
jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, menghargai prestasi, bersahabat, komunikatif dll. 3. Peserta didik yang di maksud disini adalah seluruh peserta didik SMAN 12 kelas XII.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses yang di capai dalam membentuk karakter peserta didik di SMA Negeri 12 Tangsel? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan karakter pada peserta didik?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sejalan dengan identifikasi dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui upaya kepala sekolahdan guru PAI dalam membentuk karakter peserta didik di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan. b. Untuk menegethui faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk karakter peserta didik di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: a. Sekolah Dapat digunakan sebagai acuan atau masukan untuk meningkatkan upaya-upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan karakter pada siswa di SMA Negeri 12 Tangsel khususnya dan bagi pendidikan pada umumnya.
7
b. Peneliti Menambah pengetahuan penulis tentang uapaya sekolah dalam menjalankan dan mengembangkan karakteristik peserta didik. c. Masyarakat Menambah menanamkan
pengetahuan karakter
sedini
masyarakat mungkin
agar dan
supaya
agar
dapat
dapat terus
mengembangkan karakter yang dimiliki oleh anak-anak di sekitarnya.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Karakter Karakter memberikan gambaran tentang suatu bangsa, sebagai penanda, penciri sekaligus pembeda suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Karakter meberikan arahan tentang bagaimana bangsa itu menapaki dan melewati suatu jaman dan mengantarkannya pada suatu drajat tertentu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter yang mampu membangun sebuah peradaban besar yang kemudian mempengaruhi perkembangan dunia. Demikian yang pernah terjadi dalam sebuah perjanan sejarah.1 Nabi Muhammad SAW sebagai manusia sempurna yang pernah hidup dimuka bumi telah memberikan contoh keteladanan bagaimana membangun sebuah karakter bangsa yang mempengaruhi dunia. Sehingga Michael H. Hart penulis buku 100 tokor berpengaruh di dunia menempatkan nabi Muhammad sebagai manusia paling berpengaruh sepanjang sejarah kemanusiaan, karena mampu mengubah sebuah sebuah wajah karakter masyarakat dari realitas masyarakat yang sangat tidak beradab, suka menyembah patung suatu produk manusia yang disembahnya sendiri, suka berjudi, suka membunuh anak perempuannya karena dianggap melemahkan citra diri keluarga besar, member penghargaan atas wanita dengan cara yang sangat murah dan keji, memperjual belikan manusia dengan system perbudakan dengan menjadi peradaban dan bermoral. Semua realitas itu kemudian diubah dengan cara yang sangat indah dan cerdas melalui keteladanan dan dibangun karakter masyarakatnya, kemudian mampu mempengaruhi karakter bangsanya sehingga dapat diakui dalam persatuan sebuah kawasan bahkan hingga mampu mengubah sejarah perjalanan dunia.2 Peran sekolah sangat penting dalam usaha pembentukan karakter. Dalam konteks tersebut, pendidikan karakter adalah usaha sekolah yang dilakukan 1
Muwafik Shaleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani (Pendidikan Karakter Untuk Generasi Bangsa), (Jakarta: Erlangga, 2012). h. 2 2 Muwafik Shaleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani (Pendidikan Karakter Untuk Generasi Bangsa)… h. 2
8
9
bersama dengan guru, pemimpin sekolah dan seluruh warga sekolah, meliputi semua kegiatan sekolah untuk membentuk akhlak, watak atau kepribadian peserta didik melalui berbagai kebaikan yang terdapat dalam ajaran agama. Bagi yang beragama islam, mereka senantiasa menjadikan al-Quran dan Sunnah sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.3 1. Pengertian Karakter Karakter menurut kamus besar indonesia di artikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga bisa di artikan tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu di lakukan atau kebiasaan. Karakter juga di artikan watak, yaitu sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku atau kepribadian.4 Karakter adalah atribut atau cirri-ciri yang membentuk dan membedakan cirri pribadi, cirri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu klompok atau bangsa. Sementara itu The Free Dictionary dalam situs Onlinenya yang dapat di unduh secara bebas mendefinisikan karakter sebagai suatu kombinasi kualitas atau cirri-ciri yang membedakan seseorang atau kelompok atau suatu benda dengan yang lain. Karakter juga didefinisikan sebagai suatu deskripsi dan atribut, cirri-ciri atau kemampuan seseorang.5 Rumusan dari kementrian pendidikan nasional, khususnya direktorat pendidikan tinggi menjelaskan bahwa secara umum arti karakter adalah karakter mendemonstrasikan etika atau sistem nilai personal yang ideal (bai dan penting) untuk eksistensi diri dan berhubungan dengan orang lain. Pengertian secara khusus karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam prilaku. 6 3
Annas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (pendidikan berbasis agama dan budaya), (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 45 4 Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, (Surabaya: JePe Press Media Utama, 2011), h. 201 5 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 42 6 Annas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (pendidikan berbasis agama dan budaya)…h. 42
10
Karakter adalah menejmen untuk membangun prilaku yang mulia, bukan bersifat normatif dan basa-basi. Karakter adalah pengawalan untuk membangun kebiasaan agar tau nilai-nilai kebenaran, dan terbiasa untuk selalu mengamalkan kebenaran yang diyakini.7 Kemendiknas (2010) menjelaskan bahwa karakter adalah “watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi barbagai kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebijakan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain”. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa.8 Pengertian karakter menurut pusat bahasa Depdiknas bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, prilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak. Lain halnya dengan pendapat Tadzkiroatun Musfiroh, menurutnya “karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), prilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Maka katakter itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai atau memfokuskan pada aplikasi nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkahlaku, sihingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan berprilaku jelek di katakana sebagai orang yang memiliki karakter jelek. Sebaliknya orang yang berprilaku sesuai dengan kaidah moral dinamakan berkarakter mulia”.9 Seorang filsuf Yunani kuno bernama Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik sehingga melakukan dengan tindakan-tindakan yang benar sehubung dengan diri seseorang dan orang lain. Aristoteles mengingatkan kepada kita tentang cnderung apa yang kita lupakan dimasa sekarang ini. . kehidupan yang berbudi luhur termasuk kebaikan yang berorientasi pada diri
7
Ibid., h. 21 Syamsu Yusuf & Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik(Jakarta: Rajawali Pres, 2011), Hal. 32 9 Nurla Isna Aunillah, menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: Laksana, 2011) Hal. 19 8
11
sendiri (seperti control diri dan moderasi) sebagaimana halnya dengan kebaikan yang berorientasi pada hal lainya (seperti kemurahan hati dan belas kasihan), dan kedua jenis kebaikan ini berhubungan.10 Karakter bangsa sebuah keniscayaan untuk segera di laksanakan. Ia menjadi pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Walaupun begitu penting, ternyata keajegan perhatian terhadap pembangunan karakter bangsa belum terjaga dengan baik, sehingga hasilnya belum optimal. Karakter bangsa merupakan salah satu amanat pendiri Negara dan telah di mulai sejak awal kemerdekaan. Dalam sebuah pidatonya, pendiri Negara pernah berpesan bahwa tugas bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan adalah mengutamakan pelaksanaan nation and character building. Bahkan beliau telah wanti-wanti, ”jika pembangunan karakter bangsa tidak berhasil, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli.”11 2. Karakter yang di Kembangkan Kemendiknas (2010) Jems Fowler (Santrock, 1999a: 235) menyatakan bahwa setiap tahap perkembangan manusia akan menentukan karaktristik terhadap perkembangan keagamaan seseorang. Menurut James Fowler (dalam dacey&lenon, 1998) ada enam tahap perkembangan keagamaan yaitu: (1) intuitive-projective faith (iman intuitif-proyektif), (2) mythical-literal faith (3) poetic-conventional faith, (4)individuating-reflective faith, (5) paradoxical-consolidation faith, (6) universalizing faith. Dengan mengetahui tahap perkembangannya, akan diketahui bagaimana memberikan langkah strategi pendidikan keagamaan secara tepat terhadap individu. Selain itu motif-motif keagamaan seringkali dijadikan dasar penentu sikap, pemikiran maupun prilaku seseorang.12 Kemendiknas 2010 menyatakan bahwa nilai-nilai yang di kembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa di identifikasikan dari sumbersumber berikut: 10
Thomas Lickona, Educating For Character (Mendidik Untuk Membentu Karakter), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), h. 81 11 Najib Sulhan, Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa Sinergi Sekolah dan Rumah,(Surabaya:JePe Press Media Utama) h. 1-2 12 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama,(Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), Cet. 1, h. 13
12
a. Agama Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu masyarakat dan bangsa selalu di dasari pada ajaran agama dan kepercayaan. b. Pancasila Negara kesatuan Republik indonesi ditegakan atas prinsip-prinsip kehidupan bangsa dan kenegaraan yang di sebut pancasila. Artinya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni. Pancasila yang dimaksud yang dimaksud disini adalah pancasila yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab 3) Persatuan Indonesia 4) Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan permusyawaratan/ perwakilan 5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia Pacasila adalah falsafah yang identic dengan pandangan hidup bangsa Indonesia juga sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Sebagai falsafah Bangsa Idonesia Pancasila merupakan sumber kehidupan bernegara. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia berisikan ajaran yang mengandung nilai-nilai luhur yang terkristalisasi dalam sila-silanya.13 c. Budaya Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak di dasari oleh nilai-nilai budaya yang di akui oleh masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu di jadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat itu.
13
d. Tujuan pendidikan Nasional Sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga Negara Indonesia, di kembangkan oleh berbagai suatu pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga Negara.14 Berdasarkan keempat sumber nilai diatas, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut:15 1) Religius Sikap dan perilaku yang patut dalam melaksanakan ajaran agama yang di anutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Keterlibatan dan kepekaan social dapat menjadi sarana untuk mengembangkan sikap religiusitas. Melihat keprihatinan dan penderitaan hadup manusia, ajaran agama manapun akan mengajak dan mendesak penganutmya untuk bertindak baik. Kegiatan social kemanusiaan menjadi tempat untuk mewujudkan religiusitas anak secara bersama dari berbagai macam agama dan kepercayaan yang ada. Kepekaan dan keterlibatan untuk membantu orang yang menderita merupakan panggilan bersama umat beragama. Perwujudan dari ajaran agama akan menjadi nayat dalam tindakan yang juga menyatukan semua orang dalam keprihatinan yang sama. Perbuatan baik semacam ini merupakan amal baik sesama yang juga menjadi ajaran dan tuntutan semua agama untuk dilaksanakan oleh para pemeluk dan penganutnya.16
14
Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011), h. 33 15 Ibid., h. 34 16 Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Persepektif Perubahan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), cet. 3, h. 56
14
2) Jujur prilaku yang di dasarkan pada upaya yang menjadikan dirinya sebagai seorang yang selalu dapat di percaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.17 Banyaknya persoalan yang terjadi dinegara kita saat ini antara lain disebabkan oleh semakin menipisnya kejujuran. Bahkan, dapat dikatakan bahwa kejujuran termasuk salah satu sendi utama yang bias menopang tegaknya sendi-sendi kehidupan. Sebagai contoh, pejabat yang tidak jujur membuat ia berbuat korupsi, pelajar yang tidak jujur menyebabkan ia mencontek.18 Mengingat kejujuran merupakan salah satu sikap yang penting dimiliki oleh semua lapisan masyarakat, maka perlu bagi sekolah untuk menanamkan sikap ini kepada para peserta didik agar mereka memahami pentingnya bersikap jujur sejak dini.19 Dalam membentuk karakter jujur pada peserta didik tidak dapat dilakukan dengan cara yang instan. Sebab di lakukan proses yang panjang dan konsisten agar bisa menanamkan sikap jujur sehingga karakter tersebut mampu benar-benar menjadi karakter setiap peserta didik. 3) Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4) Disiplin Tindakan yang menunjukan prilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.20 Tidak sedikit guru yang merasa kewalahan dalam menghadapi peserta didik yang sulit diatur,
17
Yusuf dan Sugandhi. Loc. Cit. Nurla Isna Aunillah, Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: Laksana, 2011), hal. 47 19 Ibid., h. 48 20 Yusuf dan Sugandhi. Loc.cit. 18
15
cenderung membantah saat dinasehati, dan sering kali melakukan pelanggaran.
Menghadapi keadaan semacam ini, maka tidak
heran jika ada diantara guru yang menggunakan jalan kekerasan untuk menanamkan sikap disiplin pada peserta didiknya. Menipisnya bahkan menghilangnya sikap disiplin pada peserta didik merupakan masalah serius yang dihadapi oleh dunia pendidikan. Dengan tiadanya sikap disiplin tentu saja proses pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal, sehingga keadaan itu akan menghambat tercapainya cita-cita pendidikan. Akibat lain yang akan timbul oleh peserta didik yang karakter disiplinya kurang terbangun dengan baik adalah terpuruknya kebiasaan dan kecendrungan untuk berani melakukan berbagai pelanggaran, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Hal ini tentu saja dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi peserta didik yang bersangkutan.21 5) Kerja keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6) Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.22 Sebagai mana yang tertera dalam UU RI No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada hakikatnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan sekaligus membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan mengembangkan tujuan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, 21
Isna Aunillah, op. cit., h. 55 Yusuf dan Sugandhi, op. cit., h. 34
22
16
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Jika dilihat atau di cermati dari undang-undang tersebut, tampak jelas bahwa salah satu fungsi pendidikan adalah membentuk manusia agar memiliki karakter kreatif. Apabila pendidikan bertujuan membentuk karakter kreatif, tentunya setiap peserta didik dengan segala potensinya dapat dilatih untuk
menggagas
hidupnya.
ide-ide
kreatif
berdasarkan
pengalaman
23
7) Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Memiliki peserta didik yang mandiri merupakan hal yang di dambakan para guru, sebab, dengan sikap itu, proses yang dijalani oleh peserta didik akan menjadi lancar sehingga guru juga dapat menikmati tugas mengajarnya. Peserta didik yang mandiri bisa melayani kebutuhannya sendiri sekaligus beranggug jawab terhadap dirinya sendiri. Untuk mengetahui kemandirian siswa dapat dilihat melalui kegiatan akskul. Bukan Karena faktor kegiatan itu tidak diawasi dan dinilai oleh guru secara cermat, tetapi lebih kepada factor keberanian siswa mengambil pilihan kegiatan, kemampuan mengorganisasi waktu pribadi, pengenalan kemampuan diri, dan kemauan untuk setia pada pilihan. Proses ini akan membawa iswa pada penggalian potensi kemandirian berdasarkan sikap pribadi secara optimal.24 8) Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Kasus keributan yang sering terjadi di lembaga DPR dan DPRD berkaitan dengan pembukaan sidang maupun pembahasan terhadap suatu aturan atau perundangundangan yang terjadi pada akhir-akhir ini, yang bisa di lihat secara 23 24
Isna Aunillah, op. cit., h. 87 Zuriah, op. cit., h. 59
17
kasat mata dan transparan melalui media masa, baik TV, radio, maupun koran menjadi sebuah contoh yang menarik dan cocok untuk di perkenalkan kepada siswa akan makna sebuah demokrasi dan
tidak
mudahnya
mewujudkan
nilai
demokrasi
yang
sesungguhnya. Siswa dibuka pikiran dan kesadarannya bahwa perbedaan yang mendasar antar demokrasi dalam teori ilmiah dengan demokrasi dalam realita kehidupan sehari-hari. Dari berbagai kasus penyimpangan dan contoh yang tidak benar tersebut, dapat menjadi wahana yang tepat untuk membimbing anak mengenal demokrasi yang sesungguhnya.25 Melalui pembahasan kasus-kasus yang muncul anak juga di latih untuk mengkritisi kenyataan yang ada dan diajak untuk menentukan sikap dalam kehidu[pan mereka. Melalui diskusi-diskusi semacam ini, anak juga dipersiapkan agar tidak terprosok pada kesalahan yang sama, yang dilakukan para pendahulunya. Demokrasi tidak hanya sekedar suara yang banyak atau suara yang keras, namun demokrasi menuju pada kebenaran yang dapat di pertanggung jawabkan untuk mencapai kebaikan dan kesejahteraan bersama. 9) Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan di dengar. 10) Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11) Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 25
Zuriah, op. cit., h. 58
18
12) Mengahgai prestasi Sikap
dan
tindakan
yang
mendorong
dirinya
untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13) Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain. 14) Cinta damai Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan nyaman atas kehadiran dirinya. 15) Gemar membaca Kebiasaan myendikan waktu untuk membanca berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya.26 16) Peduli Sikap peduli pada orang lain merupakan sikap yang sangat di butuhkan oleh bangsa Indonesia, terutama saat bangsa ini mengalami musibah dan bencana. Namun untuk membangun rasa kepedulian, kita tidak perlu menunggu bencana terjadi. Sebab, setiap saat selalu ada banyak hal yang meminta kepedulian kita. Kepedulian merupakan sikap yang tidak bisa tumbuh dengan sendirinya, sebab, diperlukan latihan, pengenalan, dan penanaman yang intens, sehingga nilai-nilai kepedulian tersebut akan tumbuh dan berakar kuat pada diri seseorang.. Mengingat sedemikian pentingnya rasa kepedulian tersebut, maka sudah seharusnya gur maupun orang tua menanamkan nilainilai kepedulian pada peserta didik sejak ia masih dini.27 17) Tanggung jawab Sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, 26 27
Yusuf dan Sugandhi, op. cit., h. 35 Isna Aunillah, op. cit., h. 65
19
masyarakat, lingkungan (alam, social dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.28 Rasa tanggung jawab merupakan pelajaran yang tidak hanya perlu diperkenalkan dan diajarkan, namun juga perlu ditanamkan kepada peserta didik, baik pada masa prasekolah maupun sekolah. Peserta didik yang terlatih atau dalam dirinya sudah tertanam nilainilai tanggung jawab, kelak ia akan tumbuh menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan berbagai aktifitasnya. Kesungguhan dan tanggung jawab inilah yang akhirnya dapat mengantarkannya dalam mencapai keberhasilan seperti yang diinginkan. Khusus di sekolah nilai tanggung jawab merupakan hal yang perlu ditanamkan oleh guru, gurulah yang bertugas mengarahkan peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab.29 3. Tujuan Pendidikan Karakter Adapun tujuan pendidikan karakter/budi pekerti sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 3 (3): “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta kahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dirumuskan dalam pasal 3: “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan komitmen tersebut dirumuskan tujuan pendidikan karakter/budi pekerti secara umum adalah untuk membangun dan mengembangkan karakter/budi pekerti peserta didik pada setiap jalur, jenis 28
Yusuf dan Sugandhi. loc. cit. Isna Aunillah, op. cit., h. 83
29
20
dan jenjang pendidikan agar dapat menghayati dan mengamalkan nilainilai luhur menurut ajaran agama dan nilai-nilai luhur dari setiap butirbutir sila dari Pancasila. Secara khusus bertujuan mengembangkan potensi anak didik agar berhati baik, berpikiran baik, berkelakuan baik, memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negara, dan mencintai sesama umat manusia.30 Ada beberapa pandangan mengenai tujuan pendidikan karakter, diatranya pandangan menurut pemerintah dan menurut para pengamat, yaitu:
a. Pemerintah Pendidikan memiliki tujuan yang sangat mulia bagi kehidupan manusia.
Dan,
berkaitan
dengan
pentingnya
diselenggarakan
pendidikan karakter lembaga pendidikan formal, maka menurut presiden Republik Indonesia, sedikitnya ada lima hal dasar yang menjadi tujuan dari perlunya menyelenggarakan pendidikan karakter. Kelima tujuan tersebut adalah:31 1) Membentuk manusia yang bermoral Persoalan moral adalah masalah serius yang menimpa bangsa Indonesia. Setiap saat, masyarakat dihadapkan pada kenyataan merebaknya dekadensi moral yang menimpa kaum remaja, pelajar, masyarakat pada umumnya, bahkan para pejabat pemerintah. 2) Membentuk manusia yang cerdas dan rasional Pendidikan karakter tidak hanya bertujuan membentuk manusia yang
bermoral,
beretika,
dan
berakhlak,
melainkan
juga
membentuk manusia yang cerdas dan rasiona. Seseorang disebut mempunyai kepribadian atau karakter apabila ia mampu berpikir rasional, mengambil keputusan yang tepat, serta cerdas dalam memanfaatkan potensi yang dimilikinya. 30
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose Media Jakarta, 2011), Hal. 36 31 Isna Aunillah, op. cit., h. 97
21
3) Membentuk manusia yang inovatif dan suka bekerja keras Pendidikan
karakter
merupakan
pendidikan
yang
diselenggarakan untuk menanamkan semangat bekerja keras, disiplin, kreatif, inovatif pada diri peserta didik, yang diharapkan akan mengakar menjadi karkater dan kepribadiannya. Oleh karena itu pendidikan karakter bertujuan mencetak generasi bangsa agar tumbuh menjadi pribadi yang inovatif dan mau bekerja keras. 4) Membentuk manusia yang optimis dan percaya diri Sikap optimis dan percaya diri merupakan sikap yang harus ditanamkan kepada peserta didik sejak dini. Kurangnya sikap optimis dan percaya diri menjadikan faktor yang menjadikan bangsa Indonesia kehilangan semangat untuk dapat bersaing menciptakan kemajuan di segala bidang. 5) Membentuk manusia yang berjiwa patriot Salah satu fungsi yang dimiliki oleh konsep pendidikan karakter adalah terbinanya sikap cinta tanah air. Hal yang paling inti dari sikap ini adalah kerelaan untuk berjuang dan berkorban, serta kesiapan diri dalam memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. 6) Pengamat Sahrudin dan sari iriani berpendapat bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi, yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus berdasarkan pancasila.32 Selain itu menurut sahrudin , pendidikan karakter memiliki fungsifungsi sebagai berikut:
32
Ibid., h. 105
22
1) Mengembangkan potensi dasar peserta didik agar ia tumbuh menjadi sosok yang berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik. 2) Memperkuat dan membangun prilaku manusia yang multikultur 3) Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. 4. Komponen Pendukung dalam Pendidikan Karakter Sebagaimana halnya dunia pendidikan pada umumnya, pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mensyaratkan keterlibatan banyak pihak di dalamnya. Kita tidak bisa menyerahkan tugas pengajaran, terutama dalam rangka mengembangkan karakter peserta didik, hanya semata-mata kepada guru. Sebab, setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda, yang ikut menentukan kepribadian dan karakternya. Oleh karena itu guru, orangtua maupun masyarakat seharusnya memiliki keterlibatan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam prosen ini. Selain itu ada beberapa komponen yang harus di perhatikan dalam rangka menjalankan pendidikan karakter. Diantaranya adalah sebagai berikut:33 a. Partisipasi Masyarakat Dalam hal ini masyarakat meliputi tenaga pendidik, orangutan, anggota masyarakat dan peserta didik itu sendiri. Semua komponen tersebut hendaknya dapat bekerja sama dan saling membantu memberikan
masukan,
terutama
mengenai
langkah-langkah
penanaman karakter bagi peserta didik. Oleh sebab itu setiap sekolah yang akan menerapkan pendidikan karakter bagi peserta didiknya harus memiliki badan khusus yang di bentuk sebagai
sarana komunikasi antara peserta didik, tenaga
pendidik, orangtua dan masyarakat. Badan ini bertugas membicarakan
33
Ibid., h. 109
23
konsep dan nilai-nilai yang di perlukan untuk mendidik karakter peserta didik. b. Kebijakan Pendidikan Meskipun pendidikan karakter lebih mengedepankan aspek moral dan tingkahlaku, namun bukan berarti sama sekali tidak menetapkan kebijakan-kebijakan, sebagaimana dalam dunia pendidikan formal pada umumnya. Sekolah tetap menetapkan landasan filosofi yang tepat dalam membuat pendidikan karakter, serta menentukan dan menetapkan tujuan, visi dan misi maupun beberapa kebijakan lainnya. Hal ini bisa di lakukan dengan mengadopsi dari iebijakan pendidikan formal atau kebijakan baru. c. Kesepakatan Betapapun
penting
dan
mendesaknya
lembaga
pendidikan
menerapkan pendidikan karakter sebagai tambahan kurikulum di dalamnya, namun bukan berarti kebijakan itu di tetapkan secara sepihak. Sekolah harus mengadakan
pertemuan dengan orantua
peserta didik terlebih dahulu dengan melibatkan tenaga guru dan perwakilan
masyarakat
guna
mencari
kesepakatan-kesepakatan
diantara mereka. Pertemuan itu bertujuan memperoleh kesepakatan pemahaman tentang definisi pendidikan karakter, fungsi dan manfaatnya, serta cara mewujudkannya. d. Kurikulum Terpadu Agar tujuan penerapan pendidikan karakter dapat berjalan dengan maksimal sekolah perlu membuat kurikulum terpadu di semua tingkatan kelas. Mengapa demikian? Sebab, setiap peserta didik memiliki hak yang sama untuk mendapatkan materi mengenai pengembangan karakter.34
34
Ibid., h. 110
24
Oleh karena itu meskipun pendidikan karakter harus di perkenalkan sejak dini, namun bukan berarti tidak berlaku untuk peserta didik yang sudah dewasa. e. Bantuan Orangtua Untuk mendukung keberhasilan, pihak sekolah hendaknya meminta orangtua peserta didik untuk ikut terlibat dalam memberikan pengajaran karakter ketika peserta didik berada di rumah. Bahkan sekolah perlu memberikan gambaran umum tentang prinsip-prinsip yang di terapkan di sekolah dan dirumah. Seperti aspek kejujuran, kerjasama dan lain sebagainya. Tanpa melibatkan peran orang tua dirumah, berarti sekolah akan tetap kesulitan menerapkan pendidikan karakter terhadap peserta didik. Sebab, interaksinya justru lebih banyak di habiskan dirumah bersama keluarga. f. Pengembangan Staf Perlu di sediakan waktu pelatihan dan pengembangan bagi para staf di sekolah sehingga mereka dapat membuat dan melaksanakan pendidikan karakter secara berkelanjutan. Hal itu termasuk waktu untuk diskusi dan pemahaman dari proses dan pemahaman dari proses dan program, serta demi menciptakan rencana pelajaran dan kurikulum selanjutnya. Perlu di ingat bahwa semua pihak di sekolah merupakan sarana yang perlu di manfaatkan untuk membantu menjalankan pendidikan karakter.35 g. Program Program pendidikan karakter harus di pertahankan dan di perbaharui melalui pelaksanaan dengan perhatian khusus pada tingkat komitmen yang tinggi dari atas, dana yang memadai, dukungan utuk koordinasi distrik staf yang berkualitas tinggi, pengembangan professional berkelanjutan dan jaringan, serta dukungan system bagi guru yang melaksanakan program tersebut. 35
Ibid., h. 111
25
B. Kepala Sekolah dan Guru 1. Pengertian Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah ayng diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat terjadi interaksi antar guru yang member pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Secara etimologi kepala sekolah merupakan padanan dari school principal yang tugas kesehariannya menjalankan principalship atau kekepala sekolahan. Istilah kekepala sekolahan mengandung makna sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah. Penjelasan ini dipandang penting, karena terdapat beberapa istilah untuk menyebut jabatan kepala sekolah, seperti administrasi kepala sekolah, pimpinan sekolah, manajer sekolah, dan sebagainya. a. Kriteria Kepala Sekolah Seorang guru harus memiliki kreteria atau kualifikasi umum untuk menjadi seorang kepala sekolah, yaitu: 1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana, diploma, kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang sudah terakreditasi. 2) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggitingginya 56 tahun. 3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun menurut jenjang sekolah masing-masing. 4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi PNS dan Non PNS disertakan dengan kepengangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwewenang. b. Peran Kepala Sekolah Berdasarkan kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran kepala sekolah yaitu educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja, dan wirausahawan.
26
1) Kepala sekolah sebagai educator (pendidik) Pendidik adalah orang yang mendidik, sedangkan mendidik diartikan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. 2) Kepala sekolah sebagai manajer Seorang manajer atau kepala sekolah hakikatnya adalah seorang
perencana,
organisator,
pemimpin,
dan
seorang
pengendali. Menurut Stoner ada delapan macam fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organsisi dan merupakan fungsi kepala sekolah juga yaitu: Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain (work with and through other people), Kepala sekolah bertanggung jawab dan
mempertanggung
jawabkan
(responsible
and
accountable)Dengan waktu dan sumber yang terbatas, seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan (managers balance competing goals and set priorities), Kepala sekolah harus berpikir secara analistik dan konsepsional (must think analytically and conceptionally), Kepala sekolah sebagai juru penengah (mediators), Kepala sekolah sebagai politisi (politicians), Kepala sekolah adalah seorang diplomat, Kepala sekolah berfungsi sebagai pengmbil keputusan yang sulit (make difficult decisions). 3) Kepala sekolah sebagai pemimpin Kata “memimpin” memberikan arti memberikan bimbingan, menuntun,
mengarahkan
dan
berjalan
didepan
(precede).
Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk
27
menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin. Maka dengan kata lain pemimpin tidak akan terbentuk tanpa bawahan. 4) Kepala sekolah sebagai administrator Menurut Gorton (Sagala, 2009) bagi kepala sekolah ada tiga alasan
penting
untuk
mengetahui
prinsip-prinsip
dalam
memberikan pelayanan pendidikan yaitu kepala sekolah dapat mengembangkan rencana yang belum memiliki pola organisasi, mengevaluasi dan memperbaiki struktur organisasi, dan membuat rekomendasi dan mengevaluasi rencana struktur yang diusulkan. Semua prinsip dan program pelayanan diorganisasikan sehingga semua aktivitas dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan tujuan akhir membantu mencapai tujuan sekolah. Sebagai administrator
juga
kepala
sekolah
hendaknya
dapat
mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru yaitu dengan menghargai setiap guru yang berprestasi. 5) Kepala sekolah sebagai supervisor Secara specifik program supervise menurut Sestina (sagala 2009) meliputi: membantu guru secara individual dan secara kelompok
dalam
memecahkan
masalah
pengajaran;
mengkoordinasikan seluruh usaha pengajaran menjadi perilaku edukatif yang terintegrasi dengan baik, menyelenggarakan program latihan berkesinambungan bagi guru-guru, mengusahakan alat-alat yang bermutu dan mencukupi bagi pembelajaran, membangkitkan dan memotivasi kegairahan guru yang kuat untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal, membangun hubungan yang baik dan kerjasama antara sekolah, lembaga sosial dan instansi terkait serta masyarakat.
28
6) Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa, 2003). 7) Kepala sekolah sebagai wirausahaan Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya
dapat
menciptakan
pembaharuan,
keunggulan
komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.
29
2. Pengertian Guru Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.36 Guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun diluar sekolah.37 Pendapat lain guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal di sekolah maupun diluar sekolah.38 C. Peseta Didik 1. Pengertian Pesera Didik Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik merupakan sinonim. Semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari suatu lembaga pendidikan. Keempat kata tersebut biasanya dipergunakan untuk tingkat TK sampai SMU, sedangkan pada perguruan tinggi biasanya disebut mahasiswa. Dalam bahasa arab term peserta didik diungkapkan pada kata tilmidz (jamaknya dari kata talamidz dan talamidzah) dan thalib (jamaknya Thullab), yang berarti mencari sesuatu dengan sungguh-sungguh. Kedua istilah tersebut digunakan untuk menunjukan pelajar secara umum.39 Peserta didik adalah salah satu komponen dalam pengajaran, di samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat di katakana bahwa peserta didik adalah komponen terpenting diantara komponen lainnya. Pada dasarnya “ia” adalah unsur penentu dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya peserta didik,
36
id.m.wikipedia.org/wiki/guru Sudirman, Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar, (Jakarta: Rajawali, 2001) 38 Djamarah, S.B, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) 39 Abuddin Nata & Fauzan, Pendidikan dalam Persepektif Hadits, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), Hal.248 37
30
sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran. Sebabnya ialah karena peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran dan bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada peserta didik. 40 Dalam literatur lain dikatakan bahwa anak didik atau peserta didik itu adalah anak yang akan diproses untuk menjadi dewasa, menjadi manusia yang memiliki kepribadian dan watak bangsa yang diharapkan, yaitu bangsa Indonesia yang memiliki kepribadian dan akhlak mulia, seperti yang tercantum dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. Agar berhasil membawa anak kearah kedewasaan, tentunya pendidik atau orang tua yang harus memahami karaktristik anak, seperti berikut ini: a. Anak itu makhluk individu yang memiliki dunia tersendiri yang tidak boleh disamakan dengan dunia orang dewasa. b. Anak memiliki potensi yang berkembang. c. Anak memiliki minat dan bakat yang berbeda dengan yang lain.41 Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpukan, bahwa anak didik merupakan semua orang yang belajar, baik pada lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan non-formal.
2. Pandangan Tentang Peserta Didik Sebagai Anak Setidak-tidaknya terdapat 3 jenis pandangan tentang anak, yaitu:42 a. Pandangan lama, menyebutkan bahwa anak adalah oarng dewasa yang kecil. Karena itu segala sesuatu perlu dipersamakan seperti halnya orang dewasa. Anak perlu di beri pakaian dewasa dalam bentuk yang kecil. Sebagai anak ia di pandang masih bersih dan oarang dewasalah yang menentukan akan di jadikan apa anak itu. b. Anak adalah sebagai anak. Anaka tidak bisa dan tidak mungkin di persamakan sebagai oarang dewasa. Ia memiliki ciri-ciri tersendiri. 40
Depertemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakarta:2005. Hal. 46 41 Mohamad Surya, Abdul Hasim & Rus Bambang Suwarno,Landasan Pendidikan Menjadi Guru yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia: 2010), Hal. 25 42 Depertemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, .... 47
31
Perlakuan terhadap anak tidak boleh dipersamakan dengan perlakuan orang dewasa. Setiap anak berbeda pada tahap sedang berkembang, ia memiliki banyak potensi-potensi yang dimilki, oleh anak itulah perbuatan pendidikan yang dilakukan. c. Anak adalah hidup dalam masyarakat dan di persiapkan untuk hidup di dalam masyarakatnya. Sebagai calon anggota masyarakat maka ia harus di persiapkan sesuai dengan masyarakat setempat. Pandangan ini di kenal dengan istilah Child in his society.
3. Hal-hal yang perlu dikenal tentang peserta didik Banyak aspek dan pribadi peserta didik yang perlu dikenal, yaitu:43 a. Latar Belakang Masyarakat Kultur masyarakat dimana peserta didik tinggal, besar pengaruhnya terhadap sikap peserta didik. Latar belakang kultur ini meneybabkan para peserta didik memiliki sikap yang berbeda-beda tentang agama, politik, masyarakat lain, dan cara bertingkah lakunya. Pengalaman anak di luar sekolah yang hidup di masyarakat kota sangat berbeda dengan pengalaman-pengalaman peserta didik yang tinggal di pedesaan, demikian pula kesempatan berkreasi, pembinaan kesehatan, fasilitas pendidikan yang ada di dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap pandangan peserta didik, motivasinya, minatnya dan sikapnya terhadap berbagai aspek kehidupan. Tiap masyarakat memberi pengaruh yang berlainan terhadap peserta didik sehingga setiap peserta didik, memiliki pribadinya sendiri-sendiri pula. b. Latar Belakang Keluarga Situasi di dalam keluarga besar pengaruhnya terhadap emosi, penyesuaian sosial, minat, sikap, tujuan, disiplin dan perbuatan peserta didik di sekolah. Apabila dirumah peserta didik sering mengalami tekanan, merasa tak aman, frustasi maka ia juga akan mengalami 43
Depertemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan,... Hal. 49
32
perasaan asing di sekolah. Apa yang menarik minatnya dirumah akan kelihatan pula apa yang menjadi minatnya di sekolah. Kalau dirumah ia di tolah maka di sekolahpun ia akan merasa tidak diterima, dan menunjukan gejala-gejala maladjustment. Jabatan orang tua, keadaan ekonomi, status sosial orang tua di masyarakat, kultur keluarga yang rendah, norma agama, dan lainya akan mempengaruhi sikap, tujuan dan tingkah laku peserta didik di sekolah. Sehingga guru sering mengalami kesulitan untuk memahaminya. Guru perlu mengenal situasi, kondisi dalam keluarga peserta didik. Agar dapat merencanakan kegiatan-kegiatan yang serasi, kendatipun pengaruh keluarga ini tidak mutlak menentukan berhasilnya seorang peserta didik, karena pada kenyataannya sering juga terjadi dimana anak mengalami maladjustment sebagai akibat lingkungan sekolah. c. Sifat-Sifat Kepribadian Guru perlu mengenal sifat-sifat kepribadian peserta didik agar guru mudah mengadakan pendekatan pribadi dengan mereka. Dengan demikian, hubungan pribadi menjadi lebih dekat dan akan mendorong pengajaran lebih efektif. Selain dari itu guru dapat pula menyediakan kegiatan-kegiatan
yang
serasi
dengan
kepribadian
merekadan
memelihara sifat-sifat yang baik serta sedapat mungkin mengurangi sifat-sifat yang jelek.
4. Karakter Yang Harus Dimiliki Peserta didik. Secara fitrah, anak memerlukan bimbingan dari orang yang lebih dewasa. Hal ini dapat dipahami dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh seriap orang yang baru lahir. Allah SWT berfirman:44
44
Abuddin Nata & Fauzan, Pendidikan dalam Persepektif Hadits, …h. 249
33
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui suatupun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”. Berdasarkan ayat tersebut, maka dalam persepektif hadits , peaserta didik mempunya karaktristik sebagai berikut: a. Peserta didik menjadikan Allah sebagai motivator utama dalam menuntut ilmu. b. Senantiasa mendalami pelajaran secara maksimal, yang di tunjang dengan persiapan dan kekuatan mental, ekonomi, fisik dan psikis. c. Senantiasa mengadakan perjalanan dan melakukan riset dalam rangka menuntut ilmu karena ilmu itu tidak hanya pada satu majlis ta‟lim, tetapi dapat dilakukan di tempat dan majlis-majlis lainnya. d. Memilikitanggung jawab e. Ilmu yang dimiliki dapat di manfaatkan. Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.
5. Etika Murid Ada beberapa macam etika yang harus dimiliki peserta didik dalam perspektif hadits, yaitu:45 a. Etika murid terhadap dirinya 1) Berniat ikhlas karena Allah semata Sebelum memulai pelajaran, siswa harus terlebih dahulu membersihkan dirinya dari segala sifat buruk karena belajar itu termasuk ibadah, dan ibadah yang di terima Allah adalah ibadah yang dilakukan dengan tulus ikhlas. Oleh karena itu, belajar yang diniatkan bukan karena Allah akan sia-sia. Nabi SAW bersabda: “sesungguhnya amal perbuatan itu di landasi dengan niat…”.
45
Ibid., h. 259
34
2) Hendaknya tujuan pendidikan itu karena takut kepada Allah dan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah bersabda yang artinya: “pelajarilah ilmu karena sesungguhnya mempelajarinya karena Allah adalah sebentuk takut kepada-Nya” 3) Jangan meninggalkan suatu mata pelajaran sebelum benar-benar menguasainya 4) Bersungguh-sungguh dan tekun belajar, siang dan malam, dengan terlebih dahulu mencari ilmu yang lebih penting. 5) Tawadhu’, iffah, sabar dan tabah, wara’, dan tawakal. 6) Disiplin dan selektif memilih lingkungan (pendidikan). Islam sangat mengutamakan kedisiplinan, terutama penggunaan waktu, bahkan Allah bersumpah demi masa (waktu), sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. al-„Ashr: 1-3: Artinya:
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menepati kesabaran” Kemudian murid hendaknya juga selektif dalam menentukan lingkungan pergaulan, karena lingkungan turut membentuk corak pendidikan, prilaku, dan pola piker seseorang. Seperti sabda Nabi SAW: “perumpamaan sahabat yang baik dan sahabat yang buruk itu bagaikan pembawa misik (kasturi) dan penyulut api. Pembawa kasturi terkadang memberi kepadamu atau kau membeli darinya, atau (paling tidak) kau mencium bau harumnya. Adapun penyulut api, kalau tidak membakar pakaianmu, maka kau mendapat bau baranya”.
35
Dalam hal ini rasulullah menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif bagi sahabatnya, dengan cara mengumpulkan mereka di masjid, kemudian memberikan pelajaran langsung di bawah bimbingannya. b. Etika murid terhadap gurunya46 1) Hendaklah murid menghormati guru, memuliakan serta mengagung kannya karena Allah, dan berdaya upaya pula menyenangkan hati guru dengan cara yang baik. 2) Bersikap sopan di hadapan guru, serta mencintai guru karena Allah. 3) Selektif dalam bertanya dan berbicara kecuali setelah mendapat izin dari guru. Namun, jika kita ditanya mengenai suatu hal masalah yang kita tahu jawabannya, hendaklah di jawab sesuai dengan pengetahuan kita karena jawaban kita itu bisa jadi menambah informasi (pengetahuan) bagi teman yang lain. 4) Mengikuti anjuran dan nasehat guru 5) Bila berbeda pendapat dengan guru, berdiskusi, atau berdebat, lakukanlah dengan cara yang baik. 6) Jika melakukan kesalahan, segera mengakuinya dan meminta maaf kepada guru.
6. Disiplin Peserta Didik Disiplin sangat penting artinya bagi peserta didik. Karena itu, ia harus ditanamkan secara terus menerus kepada peserta didik. Jika disiplin ditenamkan secara terus-menerus maka disiplin tersebut akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing
umumnya
mempunyai
kedisiplinan
yang
tinggi.
Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin. Apa yang dimaksud dengan disiplin? Banyak para ahli memberikan pengertian sesuai dengan sudut pandang mereka. The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin sebagai berikut. 46
Ibid., h. 261
36
“disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”. Good‟s (1959) dalam Dictionary Of Education mengartikan disiplin sebagai berikut: a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan atau kepentingan guna mencapai maksud atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif. b. Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan sendiri, meskipun menghadapi rintangan. c. Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan hokum atau hadiah. d. Pengekangan dorongan dengan cara yang tak nayaman dan bahkan menyakitkan. Webster‟s New World Dictionary (1959) memberiakan batasan disiplin sebagai latihan untuk mengendalikan diri, karakter dan keadaan secara tertib dan efisien. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut kiranya jelas, bahwa di siplin adalah suatu keadaan dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tartib, teratur dan semastinya, serta tidak ada suatu pelanggaran pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun pengertian disiplin peserta didik adalah suatu keadaan tertib yang teratur yg di miliki oleh peserta didik disekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluran.47
47
Ali Imron, Manajmen Peserta Didik Berbasis Sekolah,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), h. 172-173
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 12 KOTA TANGSEL, yang berlokasi jl.cilenggang I serpong-tangerang selatan 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, mulai bulan januari sampai maret. Peneliti terjun langsung kelapang guna untuk mencari sumbersumber melalui pengamatan/observasi, wawancara serta dokumentasidokumentasi yang di butuhkan.
B. Pendekatan atau Metode Penelitian Metode penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang berusaha mengungkap keadaan yang bersifat alamiah secala holistik. Penelitian kualitatif bukan hanya mengambarkan variabel-variabel tunggal melainkan dapat mengungkap hubungan antata satu variabel dengan variabel yang lain. Bahkan Moleong (1998) menegaskan bahwa penelitian kualitatif dapat melihat hubungan sebab akibat. Hanya saja menjadi titik tekan ialah suatu keadaan secara alamiyah (apa adanya).1 Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang bertujuan meneliti suatu maslah dengan cara merumuskan permasalahan lalu meneliti dengan cara mendalam, yaitu pengamatan, pencatatn, wawancara dan terlibat dalam proses penelitian guna menemukan penjelasan pola-pola, deskripsi dan menyusun indikator.2
1
Ali H.M. Sayuthi, Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 58 2 Nuraida & Halid Alkaf, Metodologi Penelitain Pendidika, (Tangerang: Islamic Research Pulishing, 2009), h. 35
37
38
C. Teknik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.3 Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara untuk mengamati dan mencatat secara sistematik gejalagejala yang di selidiki.4 Ada beberapa alasan mengapa teknik observasi atau pengamatan digunakan dalam penelitian ini. pertama, pengamatan dilakukan atas dasar pengalaman secara langsung. kedua, pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat dan kejadian yang sebagaimana terjadi pada keadaan sebenarnya.
b.
Wawancara/interview Tekhnik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam suatu penelitian. Karena menyangkut data, maka wawancara merupakan salah satu elemen penting dalam proses penelitian. Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai cara yang di pergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka (face to face). Namun demikian, tekhnik wawancara ini dalam perkembangannya tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung (face to face), melankan dapat saja dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain, misalnya telepon dan internet.5
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, (Bandung: Alfabate, 2008), H. 308 4 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 70 5 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005),h. 69
39
Berikut isnstrumen wawancara: Table 3.1 Instrument Wawancara Siswa No 1
Dimensi Religius
Instrument Wawancara Adakah kegiatan religius yang telah di
No.item 1,2
lakukan sekolah agar dapat mengembangkan karakter anda? Apakah anda mengikutinya? Jika ada kegiatan apa saja yang anda ikuti? Apakah dengan mengikuti kegiatan tersebut anda memproleh hasil yang positif? 3
Disiplin
Apakah Anda selalu datang kesekolah
6,7,8
tepat waktu? Biasa nya jam berapa anda sudah berada di sekolah Pernahkah anda melalukan pelanggaran di sekolah? Apa upaya/hukuman yang diberikan sekolah kepada siswa yang melanggar peraturan? Apakah anda selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah? Apakah anda pernah melanggar tata tertib tersebut? Jika pernah apa yang anda langgar? 4
Kerja keras
Apakah jika di berikan tugas oleh guru anda selalu mengerjakan tepat waktu? Apakah suka tidak mengerjakan tugas tepat pada waktunya anda mendapat hukuman? Hukuman apa yang di berikan guru kepada anda karena tidak mengerjakan tugas?
8,10
40
5
Peduli
Apakah pernah pihak sekolah
lingkungan
11
mengadakan semacam bakti sosial atau gotong royong? jika pernah dalam rangka apa kegiatan itu dilaksanakan?
6
Kreatif
Penahkah anda memberikan konstribusi
12, 13
kepada sekola? Jika pernah konstribusi apa yang anda berikan kepada sekolah?
Apakah pernah anda mendapat penghargaan dari hasil kreatifitas anda? Jika pernah apa yang telah anda lakukan sehingga mendapat penghargaan tersebut?
7
Bersahabat
Pernahkah anda melakukan tindak
14, 15
kekerasan terhadap teman anda? Bagaimana pandangan anda terhadap guru-guru di sekitar sekolah? Apakah bersahabat atau sebaliknya acuh tak acuh atau tidak memperdulikan? Table 3.2 Instrumen Wawancara Guru No 1
Dimensi Karakter
Instrument wawancara
Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah penting pendidikan karakter bagi siswa siswi SMAN 12 TANGSEL?
Nilai-nilai karakter apa saja yang telah diterapkan di SMAN 12 TANGSEL?
Apakah nilai-nilai karakter yang di kembangkan tersebut telah tertanam pada siswa siswi SMAN 12
No. item 1,2,3
41
TANGSEL? 2
Religius
Apasajakah nilai-nilai religius yang
4
telah berjalan disekolah ini? Apakah kegiatan religious tersebut dapat mengembangkan karakter siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL? 3
Jujur
Program apa yang bapak/ibu terapkan
5,6
di sekolah sehingga membuat siswa siswi SMAN 12 TANGSEL selalu jujur?
Bagaimana tindakan bapak/ibu jika mengetahui siswa siswi SMAN 12 TANGSEL tidak melakukan kejujuran?
4
Disiplin
Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang kedisiplinan siswa di SMAN 12 TANGSEL? Apakah siswa siswi disini telah mengikuti peraturan yang telah ada? Atau sebaliknya selalu melanggar peraturan yang telah dibuat, sehingga membuat siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL ini tidak disiplin?
Biasanya apa yang membuat siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL ini melanggar peraturan atau peraturan apa yang sering mereka langgar?
Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah? Tindak lanjut seperti apa yang di berikan sekolah?
Apakah setelah di berlakukannya hukuman tersebut siswa siswi SMAN
8,9,10
42
12 TANGSEL menjadi siswa siswi yang disiplin? 5
Kerja keras
Program apasajakah yang bapak/ibu
11,12,13
lakukan dalam megembangkan karakter kepada anak didik?
Apakah usaha yang bapak/ibu lakukan telah berhasil?
Apakah dari usaha bapak/ibu siswa siswi tersebut telah memberikan konstribusi? Seperti sebuah penghargaan atau yang lainnya?
6
Kreatif
Apakah program yang bapak/ibu
14, 15
lakukan untuk menanam/ menumbuhkan karakter kereatif pada siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL?
Apakah siswa siswi SMAN 12 TANGSEL telah menunjukan kekereatifannya kepada bapak/ibu? Contohnya seperti apa?
7
Peduli
lingkungan
Apakah bapak/ibu selalu mengingatkan
16
kepada siswa siswi agar peduli terhadap lingkungan sekitar? Contohnya seperti apa?
8
Bersahabat
Apakah bapak/ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang di sampaikan dari murid?
Bagaimana bapak/ibu menanamkan atau mengembangkan siswa siswi tersebut agar selalu bersahabat?
Pernahkah siswa siswi tersebut
17, 18,19
43
melakukan tindak kekerasan kepada kawannya? Atau kawan dari sekolah lain?
c. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu suatu metode penelitian yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya. Metode ini penulis gunakan untuk memproleh data berupa: sejarah berdirinya SMA Negeri 12 Tangsel, data tentang guru dan staf-staf, data siswa dan fasilitas yang digunakan, struktur organisasi, program pengembangan penanaman nilai-nilai karakter, serta dokumentasi lain yang relavan.
D. Sumber Data 1. Sumber Primer Sumber primer yang dimaksud disini adalah sumber yang berasal dari seseorang atau lebih untuk mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan karakteristik peserta didik. Adapun sumber-sumber tersebut peneliti dapatkan dari: a. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan b. Wakil kepala sekolah bidang bimbingan konseling c. Wali kelas XII IPA/IPS d. Perwakilan guru e. Siswa kelas XII IPA/IPS 2. Sumber Sekunder Sumber sekunder yang digunakan adalah buku-buku yang berkaitan dengan pengembangan karakteristik anak didik, buku-buku yang berkaitan dengan penelitian kualitatif serta buku pedoman skripsi fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan.
44
E. Keabsahan Data Untuk memperoleh keabsahan data penulis menggunakan tekhnik triangulasi. Dalam bahasa sehari-hari triangulasi di kenal dengan istilah cek dan ricek yaitu penegecekan data menggunakan beragam sumber, teknik dan waktu. Beragam sumber maksudnya di gunakan lebih dari satu sumber untuk memastikan apakah datanya benar atau tidak. Beragam teknik berarti penggunaan berbagai cara secara berdampingan untuk memastikan apakah datanya memang benar. Cara yang digunakan adalah wawancara, pengamatan da analisis dokumen. Beragam waktu berarti memeriksa keterangan dari sumber yang sama pada waktu yang berbeda pagi, siang, sore, atau malam. Juga berarti membandingkan penjelasan sumber ketika ia diajak ngobrol berdua dengan peneliti dan saat ia berbicara didepan public tentang topik yang sama.6
F. Metode Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, di telaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abtraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikatagorisasikan pada langkah berikutnya. Katagori-katagori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahapan terakhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.7 Setelah data di kumpulkan, maka langkah selanjutnya data di deskripsikan, dianalisis, di tafsirkan, dan disimpulkan. Maka hasilnya merupakan data konkrit, yaitu sebuah data kualitatif. 6
Nusa Putera, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Indeks Permata Puri Media, 2011), h. 189 7 http:// ardhana 12. Wordpress. com/2008/02/08/teknik-analisis-data-dalam-penelitian/
45
Dalam mengelola data kualitatif, yaitu dengan cara menguraikan data kedalam bahasa yang mudah di pahami. Data-data yang telah di dapat dilapangan akan di klasifikasikan, diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu suatu proses pemecahan masalah yang menggambarkan objek yang diteliti berdasarkan data yang diperoleh pada saat meneliti yang kemudian hasilnya diambil dan dijadikan sebuah kesimpulan.
BAB VI PEMBAHASAN
A. Tinjauan Sekolah 1. Sejarah Sekolah Berdasarkan SK Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Dinas pendidikan menetapkan SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan berdiri dibawah bimbingan dan pembinaan SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan sebagai sekolah induk yang di tunjuk. Ditunjuknya SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan sebagai induk SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan dengan otomatis kepala sekolahnya pun ditunjuk dari SMA Negeri tersebut. Kepala Sekolah yang diberi kepercayaan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan yaitu Bapak Dra. H.P. Sopandy, M.Pd dengan pelaksana Harian yaitu Bapak H.M. Syamsudin,HS,S.Pd dari SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan yang dulu sama-sama sekolah binaan SMA Negeri 12 Tangerang Selatan. Sekolah yang mempersiapkan insan yang bertaqwa, mandiri, berinovasi, kreatif, dan berjiwa entrepreneur dengan tetap memegang teguh karakter bangsa, melalui kegiatan akademik dan non akademik yang berbasis IPTEK dan bakat serta budi pekerti luhur sebagai perwujudan nilai-nilai agama. Mendidik, menyalurkan, dan mengembangkan ilmu, bakat/talenta sesuai dengan kemampuan peserta didik. Mendidik dan mendorong tumbuhnya jiwa entrepreneurship dan kemandirian peserta didik dalam hidup bermasyarakat, tanpa meninggalkan kemampuan akal dan logik dalam berpikir. Mendidik dan mendorong peserta didik dan berwawasan luas ke depan, gigih, kreatif dan inovatif. Menyiapkan peserta didik menjadi bagian dari masyarakat yang berbudi luhur dan berakhlak mulia. Membentuk peserta didik menjadi insan yang berpikir maju dan modern tanpa melepas karakter asli bangsa.
46
47
2. Visi dan Misi Sekolah VISI : Sekolah yang mempersiapkan insan yang bertaqwa, mandiri, berinovasi, kreatif, dan berjiwa entrepreneur dengan tetap memegang teguh karakter bangsa, melalui kegiatan akademik dan non akademik yang berbasis IPTEK dan bakat serta budi pekerti luhur sebagai perwujudan nilai-nilai agama. MISI : Mendidik, menyalurkan, dan mengembangkan ilmu, bakat/talenta sesuai dengan kemampuan peserta didik. Mendidik dan mendorong tumbuhnya jiwa entrepreneurship dan kemandirian peserta didik dalam hidup bermasyarakat, tanpa meninggalkan kemampuan akal dan logik dalam berpikir. Mendidik dan mendorong peserta didik dan berwawasan luas ke depan, gigih, kreatif dan inovatif. Menyiapkan peserta didik menjadi bagian dari masyarakat yang berbudi luhur dan berakhlak mulia. Membentuk peserta didik menjadi insan yang berpikir maju dan modern tanpa melepas karakter asli bangsa.
3. Struktur Organisasi dan Fungsi Struktur organisasi merupakan syarat utama yang mutlak harus dimiliki oleh suatu perusahaan karena struktur organisasi alat manajemen yang dibutuhkan agar segala wewenang dan tanggung jawab pribadi yang terlibat didalamnya dapat dipertanggung jawabkan. Struktur organisasi menunjukkan fungsi dan kegiatan setiap staff guru yang terkait didalamnya serta menggambarkan hubungan antar staff guru.
Dengan
adanya
struktur
organisasi
maka
setiap
pribaqdi
mendapatkan ruang lingkup pekerjaan yang jelas sehingga terjalin suatu kerjasama yang baik sesama rekan kerja dalam pencapaian suatu tujuan.
B. Deskripsi Data Pada deskripsi data ini penulis melakukan dengan beberapa teknik, diantara teknik tersebut adalah: studi dokumentasi, observasi dan wawancara. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk melengkapi
48
informasi-informasi atau hasil penelitian penulis, seperti berupa foto, pengambilan data dari arsip sekolah tentang sejarah berdirinya SMA Negeri 12 Tangsel, visi misi sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan pendidik dan karyawan, keadaan peserta didik, dan sarana prasarana sekolah. Kegiatan awal penulis adalah menyerahkan surat izin untuk melakukan penelitian atau pengamatan di SMAN 12 Kota Tangsel dan meminta arsip atau dokumen-dokumen
tentang
sejarah
sekolah,
visi
misi,
data
tenaga
kependidikan, data siswa, sarana dan prasarana sekolah. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun langkah-langkah observasi yang akan dilakukan oleh penulis. Di buatnya langkah-langkah ini adalah agar penelitian ini terfokus kepada judul yang penulis tulis yaitu tentang Upaya Sekolah dalam Mengembangkan Karakteristik Peserta Didik di SMAN 12 Kota Tangserang Selatan. Selanjutnya penulis mulai melakukan observasi atau pengamatan dari mulai kedisiplinan siswa siswi SMAN 12 Kota Tangsel. Yang penulis lakukan atau amatia adalah tentang kehadiran siswa siswi di sekolah yaitu dengan sumber absensi siswa yang mana penulis masuk ruangan kelas dan mengcek absensi siswa dan ini penulis lakukan selama 1 minggu. Langkah selanjutnya adalah kedisiplinan siswa tentang ketepatan waktu masuk kesekolah serta mengamati hukuman yang diberikan guru kepada siswa yang terlambat datang kesekolah. Langkah selanjutnya penus ingin mengamati tentang kereligiusan siswa siswi SMAN 12 Tangsel, yang penulis amati adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan sekolah untung mengembangkan karakteristik anak didik yaitu dari mulai kegiatan pengajian rutin hari jumat, dan kegiatan keagamaan lainnya. Langkah selanjutnya adalah penulis akan mengamati tentang kerja keras yang dilakukan seswa sehari-hari, kekereatifan siswa dalam mengembangkan bakatnya dan penulis juga mengamati tentang rasa sosial didalam diri siswa.
yang tertanam
49
C. Pembahasan Dari deskripsi data diatas maka penulis akan membahas secara ricti tentang deskripsi diatas. Adapun yang akan peneliti bahas adalah hasil wawancara yang penulis dapat serta penguatan dari hasil observasi yang penulis dapatkan tentang bagaimana pengembangan karakteristik anak didik di SMAN 12 Tangsel, langkah-langkah yang di berikan pihak sekolah dalam mengembangan karateristik peserta didik, karakteristik yang di terapkan sekolah kepada anak didik serta larangan yang tidak boleh dilakukan peserta didik dan hukuman yang akan di berikan pihak sekolah. Berikut data yang diproleh dari hasil wawancara dan pengamatan yang dianalisis dan di interprestasikan sebagai berikut:
A. Karakteristik yang di Kembangkan Sekolah Kepada Anak Didik 1. Kedisiplinan Siswa Sekolah merupakan tempat untuk mencari ilmu, dimana di dalamnya terdapat objek atau orang-orang yang seharusnya ada di sekolah yaitu seperti pendidik, siswa, staf tata usaha, office boy, dll. Untuk menjadikan sekolah yang baik maka sekolah harus memiliki tata tertib yang harus di lakukan oleh siswa siswi, disini yang akan di bahas yaitu mengenai kedisiplinan siswa SMAN 12 Tangsel. Dari hasil wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan maka dapat di analisis bahwa kedisiplinan siswa dan siswi SMAN 12 Tangsel ini berjalan lancar meskipin masih ada siswa dan siswi yang melakukan pelanggaran. Adapun kedisplinan siswa yang di terapkan pada sekolah ini adalah sebagai berikut:
a. Masuk Sekolah Tepat Waktu Untuk waktu masuk kesekolah harus tepat pada waktunya mungkin semua sekolah menerapkan peraturan tersebut, diadakannya peraturan tersebut adalah agar para siswa dan siswi serempak atau kompak untuk
50
mengikuti pelajaran jam pertama serta menanamkan kedisiplinan siswa. Jika di lihat atau di hitung dari absen atau agenda sehari-hari 95% siswa datang tepat waktu dan yang 5% terlambat datang kesekolah. Dan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dapat dianalisis bahwa siswa yang masuk sekolah tepat pada waktunya akan di berikan sebuah penghargaan karena kedisiplinannya dan siswa yang sering terlambat datang kesekolah akan di berikan sebuah hukuman, dan hukuman ini bertahap dari mulai di beri peringatan, hukuman hormat bendera, ngepel lantai sekolah dan jika masih banyak siswa yang melanggar dan jika yang melanggar adalah masih orang tersebut maka akan di panggil oleh staf tata usaha bagian kesiswaan dan diberikan surat panggilan orang tua.1
b. Atribut Sekolah Atribut sekolah adalah perlengkapan yang harus digunakan setiap siswa atau siswi sebagai ciri khas bahwa ia adalah seorang murid yang disiplin, rapih dan selalu mengikuti tata tertib sekolah. Dari hasil wawancara yang di dapat untuk pemakaian atribut sekolah masih banyak anak yang melanggar, adapun atribut yang harus di pakai oleh siswa adalah papan nama, tanda lokasi, topi, dasi, kaos kaki, dan sepatu berwarna hitam. Setiap sebelum masuk kedalam kelas semua siswa dan siswi di periksa di tempat piket, jika siswa siswi ini tidak memakai salah satu atribut sekolah maka akan di berikan hukuman, contohnya tidak memakai papan nama, maka bajunya di coret. Tidak memakai sepatu yang telah ditetapkan sekolah maka masuk kedalam kelas tidak boleh memakai sepatu dan dapat mengambil sepatunya di ruang bimbingan konseling pada saat jam pelajaran berakhir.2 1 2
Wawancara wakil bidang kurikulum 26-03-2014 Wawancara wakil bidang kesiswaan
51
c. Memakai Pakaian atau Seragam yang Telah di Tentukan Sekolah Seragam merupakan pakaian yang dikenakan siswa, di dalam lembaga sekolah pasti setiap siswa di wajibkan untuk memakai seragam yang telah di tentukan oleh sekolah. Di SMAN 12 Tangsel ini masih banyak siswa yang melanggar tentang tata tertib berseragam contoh di setiap hari rabu sekolah menetapkan siswa siswi untuk berseragam pramuka tetapi masih ada siswa yang memakai seragam putih abu, alasan yang mereka buat adalah karena lupa jadwal.3
d. Absensi Siswa Absensi siswa ini adalah daftar hadir atau tidak hadirnya siswa. Untuk setiap kelas pasti memiliki absen atau agenda untuk mencatat siswa yang masuk dan tidak masuk (alpa, izin, sakit), untuk arsip sekolah biasanya setiap bulan di rekap agenda dari setiap masingmasing kelas dan hasilnya akan di berikan kepada orangtua murid, sebagai bukti bahwa siswa atau siswi ini benar mengikuti pelajaran dan juga tidak mengikuti pelajaran.4 Agar dapat tindak lanjut dari sekolah maupun orangtua/ wali murid.
2. Nilai Keagamaan Nilai religius adalah suatu nilai keagaamaan yang mana harus telah di tanamkan sedini mungkin kepada anak atau peserta didik, agar kelak menjadi pribadi yang baik dan memiliki akhlakul karimah. Nilai utama yang paling penting yang harus dimiliki anak didik adalah keagamaan karena itu untuk menentukan bagaimana pribadinya. Pribadi seseorang atau akhlak seseorang dapat dilihat dari bagaiman ia bertingkahlaku, berkata sopan. Jika dianalisis dari hasil wawancara nilai keagaaman yang di tanamkan atau dikembangkan pada siswa siswi SMAN 12 Tangsel ini berupa 3 4
Hasil observasi 28-01-2014 rekap agenda 1 Minggu
52
kegiatan pengajian yang di laksanakan pada hari jum’at, istigosah bagi kelas XII, shalat berjamaah, sholat sunnahh duhha. membiasakan salam jika bertemu guru, berkata sopan dengan guru dan teman sejawatnya. Jika dianalisis dari hasil wawancara itu semua telah berjalan dengan baik. Siswa atau siswi SMAN 12 Tangsel mengikuti rangkaian kegiatan yang telah di terapkan di sekolah serta menjalankan kebudayaan itu dengan sungguh-sungguh keagamaan.
sehingga
dapat
tertanam
di
dirinya
nilai-nilai
5
a. Pengajian Jum’at Pengajian rutin hari jum’at adalah suatu keharusan yang di laksanakan pada hari jum’at dan itu telah menjadi suatu agenda rutin. Adapun rangkaian kegiatannya adalah membaca surah Yasiin, membaca surah Yasiin secara bersama-sama yang dipimpin oleh perwakilan guru, membaca surah Yasiin ini dapat membuat siswa yang sebelumnya masih belum lancar membaca al-Quran maka sedikit demi sedikit menjadi lancar dalam membaca al-Quran, yang biasanya setiap malam atau hari jumat tidak membaca al-quran makan jadi membaca di sekolah.6 membaca ayat suci al-Quran yang dibacakan oleh siswa yang memiliki khas suara yang merdu, tausiah agama yang di sampaikan oleh murid, tausiah agama yang di sampaikan oleh murid ini merupakan cara sekolah dalah menerapkan karakter pada jiwa anak didik ini agar memiliki sikap percaya diri, berani, serta lebih menanamkan nilai keagamaan kepada peserta didik. Dan terakhir tausiah agama dari guru.
b. Istigosah Istigosah adalah membaca dzikir-dzikir yang di tunjukan bagi yang memiliki hajat, istigosah ini di khususkan untuk murid kelas XII, mereka memanjatkan doa-doa agar di beri kelancara serta kemudahan dalam 5 6
Wawancara wakil bidang kesiswaan Wawancara siswa kelas XII IPS 2 rabu/ 26- 03-2014
53
melaksanakan Ujian Akhir, akan tetapi untuk kelas XI dan X boleh mengikuti rangkaian acara istighosah ini, istigosah ini di pimpin oleh guru.7 c. Sholat Berjamaah Sholat adalah suatu kewajiban yang harus di tunaikan oleh setiap muslim yang beragama islam. Karena sholat adalah suatu kewajiban dan harus dilaksanakan tepat pada waktunya maka SMAN 12 membuat agenda sholat berjamaah. Jika adzan telah berkumandang maka siswa dan siswi bersiap-siap untuk melaksanakan sholat. Untuk yang rombel pagi atau yang sekolahnya masuk pagi yaitu kelas XI dan XII maka yang dilaksanakan di sekolah atau melaksanakan sholat berjamaah yaitu pada waktu dzuhur. Untuk yang rombel siang atau sekolah siang maka yang di lakukan sholat berjamaah ashar dan di laksanakan pada saat istirahat berlangsung.
d. Sholat Duhha Sholat duhha adalah sholat sunah yang dilakukan di pagi hari setelah matahari terbit, sholat duhha dilakukan oleh siswa siswi serta guru-guru, biasanya siswa siswi melakukan sholat duhha pada saat istirahat berlangsung. Akan tetapi sholat duhha yang berlangsung sekarang di dominasi
oleh
kelas
XII,
persiapan
menjelang
Ujian
Nasional
mendekatkan diri kepada Allah agar diberi kemudahan dalam menjawab soal-soal yang di berikan pemerintah.8 e. Rohis Rohis adalah suatu kegiatan ekstrakulikuler yang di laksanakan di sekolah, di dalam rohis ini sekolah bertujuan untuk mengembangkan pribadi siswa agar menjadi siswa yang baik, di dalam kegiatan rohis juga banyak kegiatan-kegiatan lainnya antara lain: MTQ, Marawis, Qosidah, 7 8
Observasi penulis 07-02-2014 Wawancara siswa IPA 26-03-2014
54
dan kegiatan sharing masalah agama. Adapun untuk siswa yang mengikuti kegiatan rohis ini mereka dapat mengaflikasikannya dalam kehidupan sehari-hari atau dapat mengembangkannya dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di sekolah. Contohnya MTQ, marawis, qosidah di dalam kegiatan sekolah pasti tidak jauh di dalam susunan acara terdapat kegiatan tersebut MTQ pasti ada di dalam kegiatan-kegiatan yang di adakan sekolah.9 Jadi kegiatan rohis ini sangat bermanfaat untuk siswa maupun untuk sekolah SMAN 12 Tangsel. f. Salam, Sopan, Santun, Senyum, dan Sapa Merupakan rangkaian kebudayaan yang ditanamkan di sekolah kepada siswa, agar siswa memiliki akhlak kepada sesamanya khususnya pada dewan guru, masuk kelingkungan sekolah bila bertemu dengan guru maka memberikan salam, menyapa dan senyum. Dan jika berkata, berkata dengan sopan. Para siswa harus mengerti tugasnya sebagai siswa dan harus tau bangaimana sikap siswa kepada guru, sikap siswa kepada siswa yang lain.
3. Kejujuran Kejujuran merupakan suatu sikap yang sangat penting yang harus tertanam dalam jiwa seseorang. Sikap jujur di lingkungan sekolah sangat penting di terapkan kepada siswa siswi, karena dengan menanamkan sikap jujur makan akan tertanam kepada diri siswa siswi untuk tidak melakukan kecurangan. Di SMAN 12 Tangsel akan di adakan atau di terapkan kantin kejujuran yang dimana para siswa dapat membeli keperluan belajar atau makan pada waktu istirahat tanpa di awasi oleh penjaga koperasinya.10 Disini siswa atau siswi dilatih untuk berbuat jujur dalam hal keuangan. Selain itu juga jujur dalam hal tidak mencontek pada saat ulangan harian atau ulangan semesteran. Di dalam buku tata tertib sekolah di terapkan
9
Dokumentasi daftar nama siswa yang mengikuti kegiatan rohis Wawancara wakil bidang kesiswaan
10
55
Dua Belas Budaya Malu, di dalam poin tersebut ada kata-kata “malu bila mencontek pada saat ulangan”.11 Maka disini penulis membuktikan dengan pengamatan penulis dan mencari tahu kebenaran para siswa atau siswi dalam melakukan kejujuran dalam hal keuangan maupun mencontek. Dan yang penulis amati siswa stau siswi SMAN 12 Tangsel ini menjalankan sikap jujur dengan sebaiknya dalam hal keuangan, contohnya saja pada saat membeli keperluan sekolah jika tidak ada penjaga koperasi maka siswa tersebut menaru uang di tempat yang telah di sediakan. Selanjutnya dalam hal mencontek, mencontek mungkin sudah menjadi budaya bagi siswa atau siswi yang menyepelekan mata pelajaran yang tidak disukainya. Biasanya ada siswa yng sangat menyukai pelajaranpelajaran yang di berikan guru ada pula siswa atau siswi yang menyepelekan pelajaran yang di sampaikan guru maka dari itu pada saat ulangan berlangsung siswa terbebut tidak dapat menjawab ulangannya bahkan ada yang menjawab tetapi dengan semaunya sendiri tanpa melihat soal yang telah di berikan, bahkan ada lagi yang hanya menunggu jawaban dari temannya atau lihat kanan kiri untuk mencuri jawaban temannya. Maka dari itu sikap kejujuran sangat penting di tanamkan atau di kembangkan kepada siswa siswi SMAN 12 Tangsel.
4. Kereatifitas Kreatifitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun sebuah karya. Contohnya dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada di sekelilingnya siswa dapat memecahkan masalah dengan tidak menggunakan kekerasan. Untuk melakukan sebuah karya biasanya seseorang memiliki keunggulan masingmasing. Untuk siswa siswi SMAN 12 Tangsel ini memiliki kreativitas yang di ciptakan sendiri contohnya membuat film pendek, mengumpulkan sampah-sampah yang dapat di manfaatkan kembali oleh mereka atau
11
Buku Tata Tertib Siswa hal. 11
56
mendaur ulang sampah tersebut menjadi sesuatu yang berguna lagi.12 Contohnya membuat tas dari plastik-plastik makanan, membuat tempat pinsil dari kaleng-kaleng yang sudah tidak terpakai atau dari botol aqua atau minuman yang sudah tidak terpakai. Itulah kekereativan
yang
dimiliki siswa akan tetapi menurut hasil wawancara yang di dapat kereatifitas siswa masih belum ada tindak lanjutnya dari sekolah.
5. Peduli Terhadap Sesama atau Lingkungan Untuk setiap sekolah pasti menanamkan sikap peduli terhadap sesama juga terhadap lingkungan di sekitar. Kepedulian siswa terhadap sesama juga terhadap lingkungan telah di jalankan oleh siswa siswi SMAN 12 Tangsel dengan melalui kegiatan-kegiatan bakti sosial contohnya mengadakan bantuan donor darah, bantuan sosial untuk korban bencana alam, bantuan takjiah untuk orang yang meninggal dunia, serta biasanya siswa atau siswi mengadakan kebersihan lingkungan yang diadakan oleh kelurahan setempat untuk membersihakn lingkungan sekitar bersama dengan para warga siswa siswi SMAN 12 Tangsel ini mengikuti rangkaian kegiatan tersebut tanpa memandang siapa mereka, karena kekeluargaan yang terjadin antara sekolah dengan masyarakat sekitar sangat baik.13
B. Larangan yang Berlaku di Sekolah Setiap sekolah pasti memiliki peraturan-peraturan yang harus di jalankan oleh siswa-siswi atau kode etik siswa atau tata tertib yang harus di jalankan oleh siswa siswi baik berbentuk perintah maupun larangan. Yang akan penulis bahas disini yaitu mengenai larangan-larangan yang tidak boleh di langgar oleh siswa- siswi SMAN 12 Tangsel. Adapun larangan-larangan tersebut adalah:
12 13
Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan/ kamis/ 27-04-2014 Wawancara siswa kelas XII IPA/ Kamis/ 27-03-2014
57
1. Kehadiran Dalam peruses belajar mengajar atau KBM sangat kehadiran sangat penting, karena jika tidak ada siswa maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan efektif. Maka dari itu sekolah SMAN 12 Tangsel membuat peraturan tentang kehadiran. Berikut adalah pelanggaran yang tidak boleh di lakukan siswa dan jika di lakukan akan mendapatkan poin sesuai dengan pelanggaran yang di perbuat:
Tabel 4.7 kehadiran No
Jenis Pelanggaran
Poin
1
Masuk ruang kelas setelah guru masuk tanpa alasan yang jelas
2
2
Pemberitahuan terlambat dari orang tua/wali, tentang ketidak
3
hadiran siswa 3
Tidak mengikuti upacara bendera tanpa keterangan
5
4
Tidak masuk sekolah tanpa keterangan
5
5
Membolos/ kabur pada saat KBM
15
6
Tidak masuk sekolah dengan membuat surat keterangan palsu
20
Jika dilihat dari poin-poin diatas dan dari pengamatan peneliti masih banyak siswa yang melanggar peraturan-peraturan diatas. Hampir setiap kelas perharinya melakukan pelanggaran tersebut. Akan tetapi pelanggaran di atas aka nada perhitungannya seperti tidak mengikuti upacara bendera maka setelah upacara bendera selesai siswa atau siwi tersebut akan di panggil kelapangan untuk di berikan penjelasan, jika penjelasan masuk akal maka hukuman yang di berikan hanya memutar lapangan sebanyak 5 kali akan tetapi jika tidak mengikuti upacara karena factor sengaja maka hukumanya lebih banyak lari keliling lapangan sebanyak 10 kali.
58
2. Pakaian Pakaian atau seragam merupakan salah satu identitas bagi pelajar. Dalam hal berpakaian sekolah juga memiliki peraturan. Adapun peraturan yang di laksanakan di sekolah adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Pakaian No
Jenis pelanggaran
Poin
1
Tidak memakai singlet (baju dalam)
2
2
Tidak memakai ikat pinggang sesuai ketentuan
2
3
Tidak memakai ikat pinggang
2
4
Tidak memakai kaos kaki
2
5
Memakai kaos kaki tidak putih polos
2
6
Tidak memakai topi saat upacara
2
7
Tidak menggunakan tanda pelengkapan seragam
2
8
Memakai topi,tapi bukan topi sekolh di lingkungan sekolah
2
9
Memakai celana terbelah atau terinjak bagian bawahnya
2
10
Memakai jaket di lingkungan sekolah
2
11
Tidak memakai seragam OR pada waktu mengikuti KBM
2
penjaskes 12
Praktikum di LAB tidak makai jas lab
2
13
Siswa putri tidak memakai krudung putih pada pelajaran
2
agama (bagi yang muslim) 14
Tidak memasukan baju kedalam rok atau celana dan ikat
2
pinggang tidak keliatan 15
Memakai seragam yang tidak sesuai jadwal
2
16
Memakai sepatu tidak berwarna hitam atau tali warna warni
5
17
Memakai sepatu dengan menginjak bagian belakangnya
5
18
Memakai sepatu sandal/sandal
10
19
Memakai seragam yang tidak sesuai dengan ketentuan (terlalu
10
ketat dan kebesaran)
59
20
Mencorat-coret tas sekolah
10
21
Mencorat –coret dan mengotori pakaian seragam sekolah
15
Dari pengamatan yang peneliti dapatkan dari poin-poin diatas adalah masih banyak siswa atau siswi yang melanggar poin-poin diatas. Tetapi keseringan yang di langgar oleh anak didik ini berupa kerapihan pakaian (tidak memasukan baju kedalam rok/celana). Semua pelanggaran yang dilakukan oleh siswa atau siswi pasti akan di berikan perhitungan berupa hukuman. Adapun hukuman yang di berikan berupa teguran-teguran jika masih melanggar maka akan di beri sangsi.
3. Kepribadian Kepribadian merupakan cara individu beraksi dan berinteraksi dengan individu yang lain atau sering di sebut dengan sikap atau tingkahlaku seseorang. Jadi larangan siswa siswi yang akan di bahas disini adalah mengenai nilai-nilai kpribadian para siswa siswi tersebut adapun larangan yang harus dijalankan oleh siswa siswi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Kepribadian No
Jenis pelanggaran
Poin
1
Merubah warna rambut (dicat) selain warna hitam
2
2
Menggunakan perhiasan/berhias berlebihan
2
3
Model rambut siswi tidak wajar
4
4
Model rambut siswa tidak sesuai ketentuan
4
5
Siswa putra menggunakan gelang, kalung, anting, tindik
5
6
Mengucapkan kata-kata yang tidak sopan (kotor) sesama siswa
5
7
Berlaku tidak sopan
5
8
Melakukan kecurangan pada saat ulangan harian
5
9
Membuang sampah bukan pada tempatnya
5
10
Tidak melaksanakan tugas yang diberikan oleh sekolah
5
60
11
Tidak mengikuti ulangan dengan al;asan yang tidak dapat di
5
pertanggung jawabkan 12
Mengotori atau corat- coret buku tata tertib
10
13
Tidak meminta tanda tangan orangtua/wali bila ada hal yang
10
harus di tanda tangani 14
Melakukan penundaan pembayaran uang sekolahyang sudah
10
diberikan oleh orangtua/wali 15
Melakukan kecurangan pada saat tes atau ujian
15
16
Mengucapakan kata-kata tidak sopan kepada orangtua, kepala
15
sekolah, guru, karyawan 17
Mencemarkan nama baik kepala sekolah, guru, atau karyawan
25
18
Memalsukan tanda tangan orang lain
25
19
Melakukan tindakan asusila11
100
20
Bertato/ rajah
100
21
Diketahui sudah menikah atau hamil
100
Untuk poin-poin diatas dan dari hasil pengamatan peneliti maka dapat di simpulkan bahwa siswa atau siswi jarang melakukan penggaran untuk poin-poin diatas, hanya saja mungkin beberapa dari poin diatas di langgar oleh siswa siswi slah satunya dalah mencontek pada saat ulangan harian atau ulangan semesteran.
4. Ketertiban Pada setiap sekolah pasti memiliki tata tertib yang di dalam tata tertib tersebut memuat larangan-larangan yang harus di laksanakan siswa agar menjadi siswa yang disiplin. Adapun ketertiban yang harus di jalankan siswa di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:
61
Table 4.10 Ketertiban No
Jenis pelanggaran
Poin
1
Tidak membawa buku tatib
10
2
Membawa permen karet
3
3
Berada diluar sekolah pada jam KBM atau istirahat tanpa izin
5
piket 4
Bermusahan dengan teman di dalam atau di luar kelas
10
5
Mencorat coret prasarana sekolah
10
6
Menghilangkan atau merusak buku sekolah
10
7
Tidak mengumpulkan raport sesuai jadwal, tanpa alas an yang
10
dapat di pertanggung jawabkan 8
Melompat pagar atau benteng sekolah
10
9
Membawa motor kesekolah tanpa SIM dan STNK dan
10
kelengkapan kendaraan 10
Petugas piket kelas tidak melaksanakan piket
10
11
Meninggalkan buku tatib di sembarang tempat
15
12
Membawa buku, barang atau alat yang tidak berhubungan
20
dengan sekolah 13
Mengaktifkan hp di dalam kelas
20
14
Menghilangkan buku tatib
25
15
Membawa mobil kesekolah (walapun di parkir di luar sekolah)
25
16
Berpacaran dilingkungan sekolah
25
17
Merusak benda milik guru, sekolah dan taman
25
18
Melakukan tindakan pencurian
60
Menurut pengamatan yang peneliti dapatkan masih banyak siswa yang melanggar peratutan diatas, akan tetapi masih kurang ada tindak lanjut dari sekolah. Jadi siswa siswi tersebut melakukan pelanggaran berulang-ulangpun tidak menjadi masalah untuk mereka.
62
5. Merokok Merokok merupakan sesuatu yang sering di lakukan oleh masyarakat baik di Indonesia maupun di manca Negara. Merokok biasanya dilakukan oleh kebanyakan orang laki-laki tapi tak jarang juga perempuan. Karena merokok merupakan suatu kebudayaan yang sering dilakukan maka tak jarang juga siswa yang berseragam pun melakukan hal tersebut. Di dalam sekolah mempunyai peraturan dalam hal merokok, jika berada di lingkungan sekolah para siswa yang membawa, menyalakan dan menghisap rokok akan di berikan hukuman. Di SMAN 12 Tangsel ini di dalam buku tartib di tuliskan larangan merokok sebagai berikut: Tabel 4.11 Merokok No
Jenis Pelanggaran
Poin
1
Membawa rokok kedalam lingkungan sekolah
25
2
Menghisap rokok di dalam atau di sekitar lingkungan
25
Menurut pengamatan yang peneliti dapatkan bahwa tidak ada siswa yang membawa rokok kedalam lingkungan sekolah walaupun banyak siswa yang merokok, akan tetapi mereka merokok di luar lingkungan sekolah saja. 6. Bacaan Porno Bacaan merupakan kegiatan yang sangat baik kita terapkan dalam hidup kita, akan tetapi jika bacaan tersebut mengandung unsur negative maka kan tidak baik di lakukan. Apalagi untuk para siswa atau siswi yang masih berseragam putih abu-abu. Di SMAN 12 Tangsel menerapkan tata tertib tentang siswa atau siswi dilarang untuk mambaca bacaan yang bersifat negative (bacaan porno). Adapun yang di terapkan sekolah agar menjadikan peserta didik memiliki karakter atau akhlak yang baik dengan menerapkan di siplin melarang siswa membawa bacaan porno kesekolah maupun diluar sekolah. Adapun larangannya adalah sebagai berikut:
63
Tabel 4. 12 Bacaan Porno No 1
Jenis Pelanggaran
Poin
Membawa buku, majalah, setensilan, kaset CD, DVD, foto
25
porno dan katagori sejenisnya. 2
Melihat foto, gambar, VCD porno dan sejenisnya
25
3
Memperjual belikan buku, majalah, stensilan, kaset CD,
25
VCD, foto porno dan sejenisnya
Dari hasil pengamatan yang peneliti dapatkan tidak ada siswa atau siswi yang berani membawa bacaan porno, majalan dan sejenisnya kedalam lingkungan sekolah. 7. Tawuran Tawuran merupakan perkelahian antar kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Tawuran biasanya terjadi karena ketidak sukaan individu satu dengan individu lainnya. Agar tidak terjadinya tawuran di sekolah maka sekolah melakukan atau membuat peraturan yang harus di jalankan siswa. Dibawah ini akan di perlihatkan kepada siswa tentang poin tawuran dan ancaman yang akan di berikan pihak sekolah jika melanggar peraturan tersebut: Table 4. 13 Tawuran No
Jenis Pelanggaran
Poin
1
Terlibat tawuran dengan lingkungan intern sekolah
50
2
Terlibat tawuran dengan sekolah lain
75
3
Berperan sebagai propokator perkelahian
75
Menurut pengamatan peneliti untuk masalah tawuran siswa siswi SMAN 12 Tangsel ini tidak pernah melakukan pelanggaran yang telah di tetapkan oleh sekolah untuk di lingkungan sekolah.
64
8. Ancama dengan Kekerasan Di zaman sekarang ancaman dengan menggunakan kekerasan sering terjadi dikalangan orang dewasa maupun anak-anak bankan siswa atau siswi juga ada yang masih suka melakukan ancama kekerasan kepada teman sejawatnya maupun adik kelasnya berupa memalak dengan mengncam sesuatu kepada lawannya yang akan membuat lawannya menjadi takur karena ancamanya. Di sekolah di terapkan peraturan bagi siswa yang suka mengancam dengan kekerasan dan akan di perhitungkan atas tindakanya tersebut: Tabel 4. 14 Ancaman dengan Kekerasan No Jenis pelanggaran
Poin
1
50
Mengintimidasi/mengancam sesama siswa seperti: (mengompas, memalak)
2
Menganiaya teman atau sesama siswa
75
3
Mengancam kepala sekolah, guru, karyawan
75
4
Menganiaya kepala sekolah, guru, karyawan
100
Menurut pengamatan peneliti masih ada siswa yang suka memalak atau menganiaya teman sejawatnya tetapi tidak sampai mngancam dan mengintimidasi kawanya tersebut, hanya sebatas canda gurau yang mereka lakukan contonya seperti siswa yang sedang berulang tahunmaka teman sejawatnya memberikan kejutan berupa sesuatu yang sifatnya menganiaya.
9. Perjudian/ Minuman Keras/ Narkoba Perjudian, munuman keras, narkoba merupakan kegiatan yang sangat dilarang oleh agama. Akan tetapi masih banyak orang-orang di sekeliling kita yang melakukan hal tersebut khawatir akan merusak masa depan anak pelajar sekarang maka di sekolah menerapkan tentang larangan untuk melakukan hal-hal tersebut dan jika ada siswa atau siswi yang melanggar
65
hal tersebut maka akan di berikan poin yang telah di tetapkan oleh sekolah: Table 4. 15 Perjudian/ minuman keras/ narkoba No
Jenis pelanggaran
Poin
1
Melakukan perjudian
50
2
Membawa minuman kerar/narkoba dilingkungan sekolah
100
3
Mabuk/ teller/ sakaw di sekolah
100
4
Menggunakan atau memperjual belikan minuman keras/
100
narkoba di lingkungan sekolah
Menurut pengamatan yang peneliti dapatkan untuk dilingkungan sekolah tidak ada siswa atau siswi yang melakukan pelanggaranpelanggaran diatas. Jikapun ada hanya sebatas kumpul dengan temanteman sejawatnya untuk canda gurau. 10. Senjata Tajam Senjata tajam merupakan alat-alat yang biasa di gunakan untuk melakukan sesuatu seperti pisau untuk memotong sayuran dll. Akan tetapi senjata tajam yang di maksud disini adalah untuk disalah gunakan dan dapat membahayakan orang lain. Maka di sekolah di terapkan jika ada siswa atau siswi membawa senjata tajam akan di berikan sangsi atau poin pada buku tartibnya. Adapun yang tidak boleh dilanggar oleh anak didik tentang senjata tajam ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Senjata Tajam No
Jenis pelanggaran
Poin
1
Membawa senjata tajam/ api dan sejenisnya tanpa izin
50
2
Memperjual belikan senjata tajam/api dan sejenisnya
75
3
Menggunakan senjata tajam/api dan sejenisnya
100
66
Menurut pengamatan yang peneliti dapatkan tidak ada siswa yang melanggar pelanggaran diatas atau poin-poin diatas, karena pelanggaran tersebut sangat fatal bila di laukan oleh siswa atau siswi.
C. Upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah dan Guru PAI dalam Membentuk Karakter Siswa Adapun upaya yang dilakukan kepala sekolah dan guru PAI dalam membentuk karakter bagi peserta didik adalah sebgai berikut: 1. Pembiasaan Pembiasaan yang dimaksud disini adalah pembiasaan yang diajarkan oleh guru kepada siswa siswi agar tertanam didalam diri siswa siswi tersebut. Karena dengan menggunakan pembiasaan maka siswa akan terbiasa. Maka hal yang paling di utmakan oleh guru-guru di sekolah adalah pembiasaan yang di tanamkan kepada siswa siswi di sekolah. 2. Keteladanan Teladan adalah merupakan contoh, adapun contoh yang di maksud disini yaitu contoh-contoh yang baik yang di berikan pada peserta didik agar peserta didik itu menjadi manusia yang memiliki karakter yang baik dan memiliki akhlak yang baik pula. 3. Buku Tata Tertib Selain dari kedua yang diatas sekolah juga dalam membentuk karakter anak melalui buku tata tertib sekolah, yang didalamnya tertulis tentang peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siswa dan juga larangan yang harus dijalankan oleh siswa.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian yang penulis lakukan dengan judul “Upaya Kepala Sekolah dan Guru PAI Dalam Membentuk Karater Peserta Didik (Siswa Kelas XII) di SMAN 12 Tangerang Selatan”. Berdasarkan hasil analisa dari bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dan guru PAI dalam membentuk karakter peserta didik (sisiwa kelas XII) di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan tersebut yaitu dengan menanamkan dan membiasakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada siswa siswi dalam kehidupan sehari-hari, memberikan contoh yang baik kepada siswa siswi, serta menetapkan peraturan-peraturan kepada siswa siswi yang termuat dalam buku tata tertib sekolah. 2. Faktor pendukung dalam pembentukan karakter kepada peserta didik ini adalah kerja sama dari antar guru dan juga orangtua siswauntuk lebih memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik ini di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sedangkan faktor penghambat dalam upaya pembentukan karakter ini bersumber dari peserta didik itu sendiri yang kurang mematuhi peraturan atau tata tertib di sekolah. B. Saran 1.
Siswa hendaknya lebih memperhatikan peraturan-peraturan yang telah di terapkan di sekolah agar menjadi manusia atau pribadi yang memiliki karakter baik juga akhlak yang baik.
2.
Kepala sekolah sebagai administrator dan pemimpin sekolah, hendaknya secara intensif memberikan motivasi dan bimbingan kepada guru untuk selalu disiplin, baik melalui teguran, reward atau penghargaan dan sebagainya.
67
68
3.
Pihak sekolah diharapkan harus lebih meningkatkan peraturan-peraturan yang telah di berikan kepada siswa, agar kelak siswa menjadi lebih baik dimasa sekarang maupun masa depanya kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Aunillah, Nurla Isna, Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, Jogjakarta: Laksana, 2011 Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Republika, 2004
Jakarta: PT. Mizan
Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007 Depertemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakarta:2005 http:// ardhana 12. Wordpress. com/2008/02/08/teknik-analisis-data-dalampenelitian/ Imron, Ali, Manajmen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011 Lickona, Thomas, Educating for Character (Memdidik untuk Membentuk Karakter), Jakarta: Bumi Aksara, 2013 Muhammad Amin, Maswardi, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, Jakarta: Baduose Media Jakarta, 2011 Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004 Nashih ‘Ulwan, Abdullah, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Asy-Syifa: Semarang, 1981 Nata, Abuddin & Fauzan, Pendidikan dalam Persepektif Hadits, Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005 Putera, Nusa, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, Jakarta: PT. Indeks Permata Puri Media, 2011 Samani, Muchlas dan Harianto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011 Shaleh, Muwafik, Membangun Karakter dengan Hati Nurani Pendidikan Karakter Untuk Generasi Bangsa, Jakarta: Erlangga, 2012
69
70
Salahudin, Anas danAlkrienciehie, Irwanto, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, Bandung: Pustaka Setia, 2013 Sayuthi, Ali H.M., Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002 Sulhan, Najib, Karakter Guru Masa Depan, Surabaya: PT. JePe Press, 2011 _____, Pengembangan Karater dan Budaya Bangsa, Surabaya: PT. JePe Media Utama, 2011 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Bandung: Alfabate, 2008 Surya, Mohamad, Hasyim, Abdul dan Bambang, Rus, Landasan Pendidikan Menjadi Guru yang Baik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010 Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005 Widiastono, Toni D,pendidikan manusia Indonesia, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2004 Yudhawati, Ratna dan Haryanto, Dani, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011 Yusuf , Syamsu & Sugandhi, Nani M., Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rajawali Pres, 2011 Zuriah, Nurul, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Persepektif Perubahan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011
71
Lampiran 1
Instrument Wawancara Untuk Siswa atau Siswi 1. Adakah kegiatan religius yang telah di lakukan sekolah agar dapat mengembangkan karakter anda? Apakah anda mengikutinya? Jika ada kegiatan apa saja yang anda ikuti? 2. Apakah dengan mengikuti kegiatan tersebut anda memproleh hasil yang positif? 3. Apakah Anda selalu datang kesekolah tepat waktu? Biasa nya jam berapa anda sudah berada di sekolah? 4. Pernahkah anda melalukan pelanggaran di sekolah? Apa upaya/hukuman yang diberikan sekolah kepada siswa yang melanggar peraturan? 5. Apakah anda selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah? Apakah anda pernah melanggar tata tertib tersebut? Jika pernah apa yang anda langgar? 6. Apakah Anda selalu datang kesekolah tepat waktu? Biasa nya jam berapa anda sudah berada di sekolah? 7. Pernahkah anda melalukan pelanggaran di sekolah? Apa upaya/hukuman yang diberikan sekolah kepada siswa yang melanggar peraturan? 8. Apakah jika di berikan tugas oleh guru anda selalu mengerjakan tepat waktu? 9. Apakah suka tidak mengerjakan tugas tepat pada waktunya anda mendapat hukuman? Hukuman apa yang di berikan guru kepada anda karena tidak mengerjakan tugas? 10. Apakah pernah pihak sekolah mengadakan semacam bakti sosial atau gotong royong? Jika pernah dalam rangka apa kegiatan itu dilaksanakan? 11. Penahkah anda memberikan konstribusi kepada sekola? Jika pernah konstribusi apa yang anda berikan kepada sekolah? 12. Apakah pernah anda mendapat penghargaan dari hasil kreatifitas anda? Jika pernah apa yang telah anda lakukan sehingga mendapat penghargaan tersebut?
72
13. Pernahkah anda melakukan tindak kekerasan terhadap teman anda? 14. Bagaimana pandangan anda terhadap guru-guru di sekitar sekolah? Apakah
bersahabat
memperdulikan?
atau
sebaliknya
acuh
tak
acuh
atau
tidak
73
Lampiran 2
Instrumen Wawancara Kepala Sekolah dan Guru 1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah penting pendidikan karakter bagi siswa siswi SMAN 12 TANGSEL? 2. Nilai-nilai karakter apa saja yang telah diterapkan di SMAN 12 TANGSEL? 3. Apakah nilai-nilai karakter yang di kembangkan tersebut telah tertanam pada siswa siswi SMAN 12 TANGSEL? 4. Apasajakah nilai-nilai religius yang telah berjalan disekolah ini? Apakah kegiatan religious tersebut dapat mengembangkan karakter siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL? 5. Program apa yang bapak/ibu terapkan di sekolah sehingga membuat siswa siswi SMAN 12 TANGSEL selalu jujur? 6. Bagaimana tindakan bapak/ibu jika mengetahui siswa siswi SMAN 12 TANGSEL tidak melakukan kejujuran? 7. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang kedisiplinan siswa di SMAN 12 TANGSEL? Apakah siswa siswi disini telah mengikuti peraturan yang telah ada? Atau sebaliknya selalu melanggar peraturan yang telah dibuat, sehingga membuat siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL ini tidak disiplin? 8. Biasanya apa yang membuat siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL ini melanggar peraturan atau peraturan apa yang sering mereka langgar? 9. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah? Tindak lanjut seperti apa yang di berikan sekolah? 10. Apakah setelah di berlakukannya hukuman tersebut siswa siswi SMAN 12 TANGSEL menjadi siswa siswi yang disiplin? 11. Program apasajakah yang bapak/ibu lakukan dalam megembangkan karakter kepada anak didik? 12. Apakah usaha yang bapak/ibu lakukan telah berhasil?
74
13. Apakah dari usaha bapak/ibu siswa siswi tersebut telah memberikan konstribusi? Seperti sebuah penghargaan atau yang lainnya? 14. Apakah program yang bapak/ibu lakukan untuk menanam/ menumbuhkan karakter kereatif pada siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL? 15. Apakah siswa siswi SMAN 12 TANGSEL telah menunjukan kekereatifannya kepada bapak/ibu? Contohnya seperti apa? 16. Apakah bapak/ibu selalu mengingatkan kepada siswa siswi agar peduli terhadap lingkungan sekitar? Contohnya seperti apa? 17. Apakah bapak/ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang di sampaikan dari murid? 18. Bagaimana bapak/ibu menanamkan atau mengembangkan siswa siswi tersebut agar selalu bersahabat? 19. Pernahkah siswa siswi tersebut melakukan tindak kekerasan kepada kawannya? Atau kawan dari sekolah lain?
75
Lampiran 3 Wawancara Guru Informa
: Syamsudin Noor, S. H
Bidang
: Wakil Bidang Kesiswaan
Hari/ tanggal
: Kamis/ 27 Maret 2014
Jam
: 09.25
1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah penting pendidikan karakter bagi siswa siswi SMAN 12 TANGSEL? Jawab: karakter itukan sebuah yang tertanam pada diri seseorang seperti tingkahlaku orang tersebut, akhlak, sifat. Jadi itulah karakter. Apakah orang tersebut baik atau tidaknya maka terlihatlah dari tingkahlakunya atau akhlaknya. Iya sangat penting sekali menanamkan atau mengembangkan karakter pada anak siswa disini, karena kita tidak ingin anak-anak kita terjerumus kepada hal-hal yang negative. 2. Nilai-nilai karakter apa saja yang telah diterapkan di SMAN 12 TANGSEL? Jawab: nilai karakter yang dikembangkan oleh SMAN 12 TANGSEL diantaranya menjadikan anak didik religious, berkultural seperti salam, sapa, senyum, sopan, santun. Itu yang di tanamkan kepada anak dengan cara pembiasaan diri. 3. Apakah nilai-nilai karakter yang di kembangkan tersebut telah tertanam pada siswa siswi SMAN 12 TANGSEL? Jawab: nah yang tadi disebutkan diatas itu, menjadikan anak siswa itu jika bertemu guru memberi salam, sopan pada guru, berkata santun, nilai kultur itu yang telah tertanam pada siswa 4. Apasajakah nilai-nilai religius yang telah berjalan disekolah ini? Apakah kegiatan religious tersebut dapat mengembangkan karakter siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL?
76
Jawab: kegiatan religius yang berjalan ya seperti pengajian jumat, peringatan hari besar islam (maulid nabi, peringatan 1 muharam, isra mi’raj), sholat berjamaah bagi yang sekolah pagi sholat berjamaah dzuhur dan yang sekolah siang sholat berjamaah ashar, di tambah dengan sholat duhha yang sekarang ini lebih di dominasi oleh kelas XII melakukan sholat duhha. Iya mengembangkan karakter siswa seperti mereka mengembangkan melalui ceramah agama, marawis, qosidah. 5. Program apa yang bapak/ibu terapkan di sekolah sehingga membuat siswa siswi SMAN 12 TANGSEL selalu jujur? Jawab: iya ada salah satunya yang telah berjalan yaitu koprasi kejujuran, jadi jika penjaga koperasi sedang tidak ada di koperasi para siswa atau siswi yang membeli keperluan belajarnya menaruh uangnya di kotak uang, atau kalau tidak mereka ngambil terlebih dahulu tapi nanti di bayar jika penjaga koperasinya sudah ada. Tapi ada juga siswa yang masih tidak jujur, contohnya kaya mengambil jajanan bilangnya ngutang, tapi pas di suruh bayar bilangnya sudah bayar padahal belum bayar. 6. Bagaimana tindakan bapak/ibu jika mengetahui siswa siswi SMAN 12 TANGSEL tidak melakukan kejujuran? Jawab: pemberlakuan pertama pasti dikasih peringatan, tetapi jika sudah keseringan dipanggil orangtuanya untuk dibicarakan tentang kelakuan anaknya. 7. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang kedisiplinan siswa di SMAN 12 TANGSEL? Apakah siswa siswi disini telah mengikuti peraturan yang telah ada? Atau sebaliknya selalu melanggar peraturan yang telah dibuat, sehingga membuat siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL ini tidak disiplin? Jawab: kedisiplinan adalah salah satu program yang di terapkan disekolah yang dapat merubah karakter siswa atau siswi yang ada di sekolah SMAN 12 Tangsel agar hisup para siswa atau siswi ini teratur. Contohnya membiasakan masuk sekolah tepat pada waktunya, memberikan hukuman bagi siswa yang terlambat dan memberikan penghargaan bagi siswa yang selalu tepat waktu
77
datang kesekolah.
Pakaian seragam yang telah ditetapkan oleh sekolah
dengan kesepakatan siswa siswi, untuk sangsi seragam ini masih kurang diperhatikan, mungkin karena keseringan dibilangin. Dan biasanya yang dilanggar oleh anak didik disini itu semacam telat kesekolah, berpakaian tidak sesuai jadwal, atributnya kurang lengkap, rambutnya panjang bagi yang putra, memakai cat kuku yang tidak seharusnya dipakai oleh seorang pelajar bagi yang perempuan. 8. Biasanya apa yang membuat siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL ini melanggar peraturan atau peraturan apa yang sering mereka langgar? Jawab: peraturang yang mereka langgar hanya sebatas bolos-bolos yang paling ekstrim, kalau pelanggarn kekerasan tidak pernah terjadi, dan paling sering dilanggar biasanya keterlambatan masuk sekolah. 9. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah? Tindak lanjut seperti apa yang di berikan sekolah? Jawab: iya ada, jadi untuk membentu kedisiplinan siswa itu disetiap kelas dibentuk SATGAS (satuan tugas penegak disiplin kelas), nah ini di programkan kepada osis untu menjalankan SATGAS ini, nah dari osis ini kemudian di tetapkan di setiap kelas untuk mengontrol teman kelasnya agar disiplin, dari teman kelasnya itu lalu di laporkan kepada ketua OSIS. Untuk laporan kepada sekolah biasanya dilakukan 1 bulan sekali baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. 10. Apakah setelah di berlakukannya hukuman tersebut siswa siswi SMAN 12 TANGSEL menjadi siswa siswi yang disiplin? Jawab: biasanya mereka kapok ketika telah melanggar peraturan dan di hukum, tetapi ada juga siswa atau siswi yang menyepelekan hukuman. 11. Program apasajakah yang bapak/ibu lakukan dalam megembangkan karakter kepada anak didik? Jawab: dengan pembiasaan-pembiasaan diri, dan mencontohkan yang baik kepada anak didik dimulai dari gurunya.
78
12. Apakah usaha yang bapak/ibu lakukan telah berhasil? Jawab: untuk urusan berhasil atau tidaknya itu nanti evaluasi akhir tentang bagai mana kita benar-benar mendidik anak dengan baik apakah berhasil atau tidak. 13. Apakah dari usaha bapak/ibu siswa siswi tersebut telah memberikan konstribusi? Seperti sebuah penghargaan atau yang lainnya? Jawab:iya memberikan kontribusi berupa penghargaan-penghargaan yang di raih oleh murid-murid dalam mengikuti kegiatan-kegiatan. 14. Apakah program yang bapak/ibu lakukan untuk menanam/ menumbuhkan karakter kereatif pada siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL? Jawab: berbagai macam guru berbeda-beda dalam memberikan program agar siswa atau siswi itu menjadi anak yang kreatif, contohnya seperti mengajarkan siswa atau siswi membuat film pendek pada pelajaran bahasa Indonesia. 15. Apakah siswa siswi SMAN 12 TANGSEL telah menunjukan kekereatifannya kepada bapak/ibu? Contohnya seperti apa? Jawab: iya contohnya seperti membuat daur ulang, menyelesaikan masalahmasalah kegiatan dengan baik. 16. Apakah bapak/ibu selalu mengingatkan kepada siswa siswi agar peduli terhadap lingkungan sekitar? Contohnya seperti apa? Jawab: iya selalu mngingatkan untuk peduli terhadap lingkungan sekitar contohnya seperti memberikan tugas piket kepada siswa siswi pada setiap kelas dan membersihkan lingkungan sekolah bersama-sama. 17. Apakah bapak/ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang di sampaikan dari murid? Jawab: iya kami sangat terbuka atas keluhan-keluhan yang di ucapkan oleh para murid, dan kami pihak sekolah biasanya langsung menanggapi keluahkeluhan tersebut, contohnya saja seperti permintaan laboratorium untuk siswa kelas IPA.
79
18. Bagaimana bapak/ibu menanamkan atau mengembangkan siswa siswi tersebut agar selalu bersahabat? Jawab: mengajarkan kepada siswa atau siswi untuk tidak bermusuhan kepada teman sebayanya dan biasanya
guru dikelas memberikan tugas-tugas
kelompok agar mereka mengenal satu sama lain. 19. Pernahkah siswa siswi tersebut melakukan tindak kekerasan kepada kawannya? Atau kawan dari sekolah lain? Jawab: selama ini tidak ada siswa atau siswi yang melakukan tindak kekerasan kepada sesamanya dan juga sekolah lain. Karena kami pihak sekolah mengajarkan kepada anak didik agar selalu menjadi anak yang baik dan berakhlak baik pula.
Tangerang, 27 Maret 2014 Informa Pewawancara
Komariyah
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah
Syamsudin Noor, S. Pd
80
Lampiran 4 Informan
: Bapak Maulana Panuju, S. Pd
Jabatan
: Wakil Bidang Kurikulum
Hari/ Tanggal
: Kamis/ 3 April 2014
Jam
: 14.00
1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah penting pendidikan karakter bagi siswa siswi SMAN 12 TANGSEL? Jawab: karakter secara umum itu adalah sebuah tingkahlaku individu yang tertanam pada diri individu itu berupa akhlak yang baik, bertingkahlaku yang baik, dapat berkata sopan. 2. Nilai-nilai karakter apa saja yang telah diterapkan di SMAN 12 TANGSEL? Jawab: kita mengikuti pedoman nilai karakter yang di kembangkan oleh kemendiknas akan tetapi di sekolah ini lebih menekankan pada keagamaanya karena tujuannya yaitu untuk menjadikan siswa siswi yang berakhlakul karimah atau memiliki akhlak yang baik 3. Apakah nilai-nilai karakter yang di kembangkan tersebut telah tertanam pada siswa siswi SMAN 12 TANGSEL? Jawab: banyak sekali ya, contohnya seperti kereligiusan siswa dan sekolah mengembangkan nilai kereligiusan siswa dari kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah contohnya seperti pengajian rutin hari jumat. Dengan adanya pngajian rutin ini membuat siswa atau siswi ini membiasakan dirinya mengaji. 4. Apasajakah nilai-nilai religius yang telah berjalan disekolah ini? Apakah kegiatan religious tersebut dapat mengembangkan karakter siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL? Jawab: banyak kegiatan religious yang ada di sekolah ini diantaranya: pengajian jumat, istigosah, sholat jamaah, maulid nabi dan kegiatan-kegiatan agama lainnya.
81
5. Program apa yang bapak/ibu terapkan di sekolah sehingga membuat siswa siswi SMAN 12 TANGSEL selalu jujur? Jawab: program yang di lakukan sekolah agar anak bias jujur yaitu dengan cara membiasakan kepada siswa siswi dengan hal yang kecil seperti guru mengadakan ulangan dan siswa siswinya tidak mencontek pada saat ulangan harian. 6. Bagaimana tindakan bapak/ibu jika mengetahui siswa siswi SMAN 12 TANGSEL tidak melakukan kejujuran? Jawab: jika mengetahui siswa yang tidak jujur maka akan di berikan hukuman yang sesuai dengan apa yang telah di perbuatnya, 7. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang kedisiplinan siswa di SMAN 12 TANGSEL? Apakah siswa siswi disini telah mengikuti peraturan yang telah ada? Atau sebaliknya selalu melanggar peraturan yang telah dibuat, sehingga membuat siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL ini tidak disiplin? Jawab: kedisiplinan siswa siswi SMAN 12 Tangsel ini sudah lumayan baik yaah, mulai dari keterlambtan masuk sekolah semakin hari semakin sedikit berkurang khusu yang kelas xii nya. Iya mengikuti peraturan pastinya, tetapi ada juga yang melanggar seperti pelanggaran seragam sekolah yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan. 8. Biasanya apa yang membuat siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL ini melanggar peraturan atau peraturan apa yang sering mereka langgar? Jawab: biasanya yang sering mereka langgar adalah peraturan masuk sekolah tidak tepat pada waktunya, memakai atribut sekolah yang tidak lengkap, memakai seragam sekolah yang tidak lengkap, bolos pada saat jam pelajaran berlangsung, biasanya alasan ke wc tetapi malah kekantin. 9. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah? Tindak lanjut seperti apa yang di berikan sekolah? Jawab: ya tentu ada tindak lanjut yang diberikan oleh sekolah pada siswa yang suka melanggar peraturan.
82
10. Apakah setelah di berlakukannya hukuman tersebut siswa siswi SMAN 12 TANGSEL menjadi siswa siswi yang disiplin? Jawab: ya ada yang langsung menjadi disiplin ada juga yang cuek aja. 11. Program apasajakah yang bapak/ibu lakukan dalam megembangkan karakter kepada anak didik? Jawab: tentunya program-program yang selalu berkaitan dengan kekereatifan siswa dengan cara selalu menggali potensi-potensi yang dimilikinya. 12. Apakah usaha yang bapak/ibu lakukan telah berhasil? Jawab: untuk keberhasilan akan di ukur melalui evaluasi-evaluasi yang akan dilakukan oleh guru-guru dan yang lebih penting dari wali kelas-wali kelas. 13. Apakah dari usaha bapak/ibu siswa siswi tersebut telah memberikan konstribusi? Seperti sebuah penghargaan atau yang lainnya? Jawab: ya, member penghargaan dari hasil kerja keras dan usaha yang mereka lakukan contohnya membuat suatu acara atau event-event di sekolah dan itu semua berhasil, serta kegiatan-kegiatan lomba yang di laksanakan oleh sekolah-sekolah lain dan sekolah SMAN 12 ini menjadi juara, walaupun tidak mendapat juara 1. 14. Apakah program yang bapak/ibu lakukan untuk menanam/ menumbuhkan karakter kereatif pada siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL? Jawab: tentunya program-program yang selalu berkaitan dengan kekereatifan siswa dengan cara selalu menggali potensi-potensi yang dimilikinya. 15. Apakah siswa siswi SMAN 12 TANGSEL telah menunjukan kekereatifannya kepada bapak/ibu? Contohnya seperti apa? Jawab: iya sudah, contohnya membuat madding dengan ide-ide kereatif mereka. 16. Apakah bapak/ibu selalu mengingatkan kepada siswa siswi agar peduli terhadap lingkungan sekitar? Contohnya seperti apa? Jawab: iya, kami selalu mengajarkan kepada anak didik untuk peduli terhadap lingkungan, contohnya lingkungan sekolah membersihkan kelas serta sampahsampah yang ada di sekeliling sekolah dan menyediakan tempat sampah di setiap depan kelas.
83
17. Apakah bapak/ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang di sampaikan dari murid? Jawab: iya tentunya kami sangat terbuka untuk member masukan-masukan kepada siswa siswi yang memiliki masalah. 18. Bagaimana bapak/ibu menanamkan atau mengembangkan siswa siswi tersebut agar selalu bersahabat? Jawab: menanamkan karakter agar siswa jadi bersahabat yaitu dengan memberikan tugas-tugas yang membuat mereka bekerja sama dan saling mengenal satu dengan yang lainnya. 19. Pernahkah siswa siswi tersebut melakukan tindak kekerasan kepada kawannya? Atau kawan dari sekolah lain? Jawab: sejauh ini belum pernah ada siswa atau siswi yang melakukan tindak kekersan, hanya saja hamper terjadi akan tetapi langsung di tindaklanjuti oleh guru.
Tangerang, 03 April 2014 Informa Pewawancara
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah
Komariyah
Bapak Maulana Panuju, S. Pd
84
Lampiran 5
Wawancara Murid Informa
: ANDREA NARATAMA
Kelas
: XII IPA 1
1. Adakah kegiatan religious yang telah dilakukan sekolah agar dapat mengembangkan karakter anda? Jika ada kegiatan apa saja yang anda ikuti? Apakah anda selalu mengikutinya? Jawab: ada yaitu eskul marawis bias membangun karakter anak, iya saya mengikutinya dan saya mengikuti kegiatan marawis. 2. Apakah dengan kegiatan tersebut anda mendapatkan hasil yang positif? Jawab: iya, tetntu saja karena dapat menambah keimanan saya dan tentang pengetahuan agama islam. 3. Apakah anda selalu datang sekolah tepat pada waktunya? Ada atau gak sih hukuman-hukuman bagi siswa yang terlambat datang kesekolah? Jawab: ya saya selalu tepat waktu datang kesekolah, yaitu pada pukul 06.30 4. Pernahkah anda melakukan pelanggaran di sekolah? Jika pernah ada hukumannya gak? Jawab: pernah, menghukum sesuai dengan apa yang dilanggar siswa. Jika siswa itu telat kesekolah dan tidak dapat mengikuti mata pelajaran pertama maka akan dihukum hormat kepada bendera selama 5 menit. 5. Apkah anda selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah? Apakah anda pernah melanggar tata tertib sekolah? Jika pernah apa? Jawab: iya, saya selalu mengikuti tata tertib ynag di berikan sekolah, saya pernah melanggar yaitu pada waktu itu saya tidak memakai atribut dengan lengkap. 6. Apakah jika diberikan tugas oleh guru anda mengerjakan tepat pada waktunya? Jawab: kadang-kadang tepat waktu
85
7. Apakah jika tidak mengerjakan tugas tepat pada waktunya anda di beri hukuman? Jawab: iya tentu saja mendapat hukuman, hukumannya berdiri di depan kelas sampai pelajaran selesai 8. Apakah pihak sekolah pernah mengadakan bakti sosial atau gotong royong? Jika pernah dalam rangka apa kegiatan tersebut dilakukan? Jawab: pernah dalam rangka Masa Orientasi Peserta Didik dan maulid nabi 9. Pernahkah anda berkonstribusi kepada sekolah? Jika pernah konstribusi apa yang anda berikan kepada sekolah Jawab: pernah yaitu menjadi OSIS menjalankan program Osis agar sekolah menjadi maju. 10. Apakah anda pernah mendapatkan penghargaan dari kreativitas yang anda miliki? Jika pernah apa? Jawab: tidak pernah 11. Pernahkah anda melakukan tindak kekerasa kepada teman anda? Jawab: pernah 12. Bagaiman pandangan anda terhadap guru-guru di sekitar sekolah? Apakah gurunya bersahabat atau malah sebaliknya tidak bersahabat (acuh tak acuh)? Jawab: gurunya sangat peduli dengan siswa SMAN 12, ada yang bersahabat ada juga yang acuh tak acuh.
Tangerang, 03 April 2014 Informa Pewawancara
Komariyah
Siswa
Andrea Naratama
86
Lampiran 6 Informa
: DIMAS WICAKSONO
Kelas
: XII IPS 1
1. Adakah kegiatan religious yang telah dilakukan sekolah agar dapat mengembangkan karakter anda? Jika ada kegiatan apa saja yang anda ikuti? Apakah anda selalu mengikutinya? Jawab: iya .. yaa.. ada seperti pengajian jum’at, mauled nabi, isra mi’raj dll. Disini kami khususnya saya sangat tertarik dengan membiasakan kegiatankegiatan tersebut membuat kami semua menjadi pribadi yang baik bias mngetahui cara membaca al-quran, lancara membaca al-quran, mengetahui peristiwa-pristiwa jaman Nabi. 2. Apakah dengan kegiatan tersebut anda mendapatkan hasil yang positif? Jawab: ya, Alhamdulillah saya mendapatkan hal-hal yang positif dari kegiatan-kegiatan tersebut 3. Apakah anda selalu datang sekolah tepat pada waktunya? Ada atau gak sih hukuman-hukuman bagi siswa yang terlambat datang kesekolah? Jawab: tidak, saya suka datang kesekolah telat biasanya jam 06.30 atau paling telat saya datang kesekolah jam 07.00, tentunya ada hukuman yang di berikan kepada kami yang telat datang kesekolah. Jika baru pertama kali telat biasanya hanya diberi peringatan oleh-guru piket. Tapi jika keseringan akan di berlakukan hukuman seperti lari lapangan, ngpel lantai sekolah dll. 4. Pernahkah anda melakukan pelanggaran di sekolah? Jika pernah ada hukumannya gak? Jawab:gak pernah melanggar peratuan sekolah 5. Apkah anda selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah? Apakah anda pernah melanggar tata tertib sekolah? Jika pernah apa?
87
Jawab: ya, saya selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah, iya saya juga pernah melanggar tetapi melanggarnya tidak sangat fatal hanya sebatas telat datang kesekolah saja 6. Apakah jika diberikan tugas oleh guru anda mengerjakan tepat pada waktunya? Jawab: kadang-kadang tepat waktu tergantung gurunya juga sih, kalau gurunya enjoy ya saya juga enjoy 7. Apakah jika tidak mengerjakan tugas tepat pada waktunya anda di beri hukuman? Jawab: guru jarang yang memberikan hukuman, ya paling jika tidak mengerjakan hanya pengurangan nilai dan nilai hariannya kosong 8. Apakah pihak sekolah pernah mengadakan bakti sosial atau gotong royong? Jika pernah dalam rangka apa kegiatan tersebut dilakukan? Jawab: pernah, saya pernah menjadi ketua organisasi siswa intra sekolah (OSIS) yang bertugas menjalankan program/ event-event tertentu dan membantu mengaplikasikan tata tertib sekolah kepada siswa/siswi. 9. Pernahkah anda berkonstribusi kepada sekolah? Jika pernah konstribusi apa yang anda berikan kepada sekolah Jawab: ya pernah, berupa ikut serta dalam kegiatan-kegiatan seminar, acaraacara yng di laksanaka di sekolah, dan lain-lain 10. Apakah anda pernah mendapatkan penghargaan dari kreativitas yang anda miliki? Jika pernah apa? Jawab: pernah, penghargaan dari hasil seminar-seminar, LDKS, dan lain-lain 11. Pernahkah anda melakukan tindak kekerasa kepada teman anda? Jawab: tidak pernah, karena menurut saya itu adalah suatu tindakan yang ga baik buat dilakukan 12. Bagaiman pandangan anda terhadap guru-guru di sekitar sekolah? Apakah gurunya bersahabat atau malah sebaliknya tidak bersahabat (acuh tak acuh)? Jawab: guru-guru relative baik dan bersahabat dengan anak muridnya, namun ada juga guru yang mungkin tegas dan tidak bersahabat atau cuek
88
Lampiran 7 Informa
: BUDI. H
Kelas
: XII IPS 2
1. Adakah kegiatan religious yang telah dilakukan sekolah agar dapat mengembangkan karakter anda? Jika ada kegiatan apa saja yang anda ikuti? Apakah anda selalu mengikutinya? Jawab: ada kegiatan religious yang diadakan di sekolah seperti pengajian jum’at, siraman rohani dari guru, maulid nabi, perayaan 1 muharam. Kalau ditanya masalah mengikutinya saya jawab kadang-kadang, jadi kalau mood saya ikut kalau unmood saya ga ikut . 2. Apakah dengan kegiatan tersebut anda mendapatkan hasil yang positif? Jawab: pastinya saya memproleh hasil yang positif banget, contohnya yang tadinya baca yasiin atau al-qur’annya masih tebata-bata jadi agak sedikit lancar. 3. Apakah anda selalu datang sekolah tepat pada waktunya? Ada atau gak sih hukuman-hukuman bagi siswa yang terlambat datang kesekolah? Jawab: saya datang kesekolah selalu tepat waktu, 06.45saya sudah di sekolah. Walaupun saya gak pernah telat datng kesekolah, tapi buat siswa atau siswi yang terbambat ada hukumannya contohnya kaya lari muter lapangan selama 15 menit, ngepel lantai, kalau sudah keseringan biasanya di panggil BP. 4. Pernahkah anda melakukan pelanggaran di sekolah? Juka pernah ada hukunya gak? Jawab: iya saya pernah melakukan pelanggaran contohnya kaya gak pake kaos kaki, baju dikeluarin jadi ga rapih, yaa. Paling itu aja yang saya langgar. Iya awal-awal dikasih peringatan, tapi kalu sudah keseringan yaa..bisa sampai pemanggilan orantua tapi saya gak pernah kalau sampai orangtua saya dipanggil
89
5. Apkah anda selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah? Apakah anda pernah melanggar tata tertib sekolah? Jika pernah apa? Jawab: saya selalu dong ikutin tata tertib, karena melalui tata tertib itu saya jadi tertib dalam menjalani hidup, hususnya di sekolah ini. Teruss kalau maslah melangar, ya saya pernah melanggar tapi pelanggaran yang kecil-kecil aja sih jadi ga terlalu fatal. 6. Apakah jika diberikan tugas oleh guru anda mengerjakan tepat pada waktunya? Jawab: gak selalu tepat waktu, karena suka ada yang belum paham pas mau dikerjain 7. Apakah jika tidak mengerjakan tugas tepat pada waktunya anda di beri hukuman? Jawab: iya hukuman tetap ada dan diberikan pada siswa atau siswi yang ga ngerjain tugas tepat pada waktunya termasuk saya sendiri, lalu kalau berbicara tentang hukumannya apa aja, hukumannya itu kaya ngerjaik tuga di luar kelas, hormat bendera atau di jemur dilapangan. 8. Apakah pihak sekolah pernah mengadakan bakti sosial atau gotong royong? Jika pernah dalam rangka apa kegiatan tersebut dilakukan? Jawab: pernah ada kegiatan bakti sosial tapi saya ga tau yang ngadain itu sekolah atau OSIS. Contoh kegiatan sosialnya pernah membersihkan pasar serpong bersama-sama, pernah gotong royong baren masyarakat sekitar cilenggang, pernah ngasih sembako. 9. Pernahkah anda berkonstribusi kepada sekolah? Jika pernah konstribusi apa yang anda berikan kepada sekolah/ Jawab: pernah ikut-ikutan lomba tapi ga menang 10. Apakah anda pernah mendapatkan penghargaan dari kreativitas yang anda miliki? Jika pernah apa? Jawab: iya pernah, waktu itu dikasih penghargaan dari LP3I karena bias menjawab pertanyaan..hehehe
90
11. Pernahkah anda melakukan tindak kekerasa kepada teman anda? Jawab: iya pernah, tapi ga yang fatal banger si, waktu itu ada teman yang ulang tahun trus kita (aya dan teman-teman) nyeburin ke empang itu aja paling yang pernah saya lakuin. 12. Bagaiman pandangan anda terhadap guru-guru di sekitar sekolah? Apakah gurunya bersahabat atau malah sebaliknya tidak bersahabat (acuh tak acuh)? Jawab: guru disini asik-asik ko, kalo di Tanya bersahabat atau ga pasti ada yang bersahabat ada juga yang ga. Kalau guru yang bersahabat itu yaa.. masih suka gabung bercanda-bercanda bareng muridnya ga sombong lah, gak bedabedain antara guru sama murid, ya tapi tetap kita memangdangnya sebagai guru, suka memberikan toleransi jika kita melakukan kesalah. Kan ada guru kalau muridnya melakukan kesalahan keseringa dia udah masa bodo aja, jadi di biarin deh muridnya mengulangi kesalahan lagi.
Tangerang, 03 April 2014 Informa Pewawancara
Komariyah
Siswa
Budi H
91
Lampiran 8 Informa
: SAVIERA
Kelas
: XII IPS 2
1. Adakah kegiatan religious yang telah dilakukan sekolah agar dapat mengembangkan karakter anda? Jika ada kegiatan apa saja yang anda ikuti? Jawab: ada kegiatan religious yang diadakan di sekolah seperti pengajian jum’at dan rohis, dari situ semua sehingga kita dapat mengembangkan diri kita dengan cara membuat kekereativitasan kita, seperti mengikuti marawis, qosidah, ceramah agama. Iya saya mengikutinya. 2. Apakah dengan kegiatan tersebut anda mendapatkan hasil yang positif? Jawab: iya dapet banget itukan suatu kegiatan yang memang kegiatan positif, ya walaupun dalam mengikuti kegiatan tersebut saya masih suka ngobrol dengan teman, tapi itu sangat positif. 3. Apakah anda selalu datang sekolah tepat pada waktunya? Jawab: iya saya selalu datang sekolah sebelum bel di bunyikan. Kan masuk sekolah itu jam 06.45 nah… saya datang kesekolah jam 6.40 jadi saya ga pernah telat. 4. Pernahkah anda melakukan pelanggaran di sekolah? Jawab: gak pernah, saya kan anak yang disiplin jadi saya gak pernah melanggar 5. Apkah anda selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah? Apakah anda pernah melanggar tata tertib sekolah? Jika pernah apa? Jawab: iya dong saya selalu ikutin tata tertib yang di berikan disekolah, karena saya ga mau kena hukuman di sekolah. Berarti saya gak pernah melanggarnya. Tapi kalau sebagian dari teman saya ada mungkin mereka hanya melanggar seperti tidak memakai kaos kaki, seragam di keluarin, atributnya gak lengkap. 6. Apakah jika diberikan tugas oleh guru anda mengerjakan tepat pada waktunya?
92
Jawab: gak selalu tepat waktu, soalnya kadang-kadang suka malas 7. Apakah jika tidak mengerjakan tugas tepat pada waktunya anda di beri hukuman? Jawab: walaupun ga ngumpulin tugas tepat waktu ga di hokum, tapi tergantung gurunya juga siih, kadang suka ada guru yang member hukuman contonya seperti mengerjakan tugas di luar kelas. 8. Apakah pihak sekolah pernah mengadakan bakti sosial atau gotong royong? Jika pernah dalam rangka apa kegiatan tersebut dilakukan? Jawab: bakti sosial pernah tapi bukan diadakan sama pihak sekolah diadakan dari OSIS. 9. Pernahkah anda berkonstribusi kepada sekolah? Jika pernah konstribusi apa yang anda berikan kepada sekolah/ Jawab: mmm… saya pernah ikut semacam perlombaan tapi gak menang, waktu itu hanya dapat juara 3 jadi gak dapat apa-apa deh . 10. Apakah anda pernah mendapatkan penghargaan dari kreativitas yang anda miliki? Jika pernah apa? Jawab: ga pernah kayaknya dehh. Kalaupun pernah itupun teman saya bukan saya, contohnya kaya tari saman dll. 11. Pernahkah anda melakukan tindak kekerasa kepada teman anda? Jawab: ga pernah juga, karena sayakan anak baik-baik disekolah, saya ga suka mendapatkan hukuman, apalagi kalau sampai orangtua dipanggil kesekolah 12. Bagaiman pandangan anda terhadap guru-guru di sekitar sekolah? Apakah gurunya bersahabat atau malah sebaliknya tidak bersahabat (acuh tak acuh)? Jawab: kalau bicara tentang guru pastinya ada yang enakin ada juga yang enggak, ada yang bersahabat ada juga yang acuh. Contohnya ada guru yang sangat bersahabat, kalu kita ada masalah kita suka sharing dan guru itupun member masukan kepada kita. Kalau yang acuh atau cuek ada juga sih, yaaa contohnya kaya pengen dihargain banget, jadi istilahnya gue gue lo lo.
93
Lampiran 9 Catatan Lapangan 1 Metode Pengumpulan Data : Observasi dan Dokumentasi Hari/ tanggal
: Selasa/ 07 Januari 2014
Jam
: 09.30
Lokasi
: SMA Negeri 12 Tangsel/ ruang tata usaha
Sumber data
: Vinsensia Chandra, S. Pd
Catatan: Menyerahkan surat izin penelitian untuk membuat skripsi kepada ibu Dena di ruang tata usaha sma negeri 12 tangsel, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data dari arsip sekolah tentang sejarah berdirinya SMA Negeri 12 Tangsel, visi misi sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan pendidik dan karyawan, keadaan peserta didik, dan sarana prasarana sekolah.
94
Lampiran 10
Catatan Lapangan ke-2 Hari/ Tanggal
: Sabtu/ 10 Januari 2014
Tempat
: SMAN 12 Kota Tangerang Selatan
Catatan: Pada hari asabtu 25 januari 2014 penulis melakukan langkah-langkah observasi yang akan dilakukan oleh penulis. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: Observasi 1: penulis akan mengobservasi tentang kedisiplinan siswa dalam hal kehadiran siswa di sekolah yaitu dengan cara merekap absen siswa, observasi kedisiplinan tentang kehadiran ini penulis lakukan selama 1 minggu untuk membandingkan apakah setiap harinya kehadirang siswa semakin meningkat atau malah sebaliknya. Observasi 2: penulis akan mengamati siswa atau siswi yang telat datang kesekolah tepat pada waktunya dan yang terlambat serta tindak lanjut dari guru yang bersangkutan (guru piket). Observasi 3: penulis akan mengamati tentang kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan sekolah guna menjadikan anak didiknya itu berakhlak baik. Adapun kegiatan-kegiatan yang akan penulis amati adalah sebagai berikut: 1. Pengajian jumat 2. Istigosah 3. Sholat jamaah 4. Solat duhha 5. Rohis dan rangkaian kegian yang terdapat di rohis 6. Dan keiatan keagamaan lainnya.
95
Observasi 4:penulis mengamati tentang kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan siswa SMAN 12 Tangsel. Observasi 5: penulis meleti tentang kegiatan-kegiatan yang menjadikan siswa atau siswi itu menjadi kreatif.
96
Metode Pengumpulan Data
: Observasi/ pengamatan
Hari/ Tanggal
:15 Januari 2014
Jam
:07.00
Lokasi
:SMAN 12 Tangsel
Catatan: Sekolah SMAN 12 Tangsel mengadakan suatu kegiatan acara keagamaan yaitu Maulid Nabi Muhammad SAW, begitu antusias murid-murid mengikuti rangkaian kegiatan mauled tersebut. Dengan diadakannya kegiatan rutin keagamaan tersebut maka akan menanamkan pada diri siswa karakter keagamaan.
97
Lampiran 11
Catatan Lapangan ke-3 Metode Pengumpulan Data
: Observasi
Hari/ Tanggal
:Senin 29 Januari 2014
Jam
:09.25
Lokasi
:Ruang kelas XII IPA dan IPS
Sumber Data
: Absensi Kelas
Catatan: Pengamatan pertama ini dilakukan di kelas XII IPA 2 untuk mengamati tentang kedisiplinan siswa dalam hal absensi, dari 40 orang siswa yang tidak masuk hanya 3 siswa yang keterangannya adalah sakit. Catatan: Pengamatan hari ini dilakukan juga di lakukan di kelas XII IPS 1 masih hal yang sama seperti di IPA 2 yaitu pengamatan dalam hal kedisiplinan, dan kedisiplinan disini masih dalam hal absensi siswa, untuk di kelas IPS ini dari 40 siswa yang tidak masuk hanya 2 orang saja dengan alas an tanpa keterangan dan sakit. Catatan: Pada pengamatan hari pertama ini penulis masih membahas maslah absensi siswa, pengamatan kali ini pindah ke kelas XII IPS 2. Untuk XII IPS 2 ini dari kurang lebih 40 siswa yang tidak masuk 8 orang siswa dengan alas an tanpa keterangan, dan 2 orang siswa terlambat masuk kelas dengan alasan kesiangan.
98
Lampiran 12
Catatan Lapangan ke-4 Metode Pengumpulan Data
: Observasi
Hari/tanggal
: Selasa/ 28 Januari 2014
Jam
: 09.25
Lokasi
: Ruang Kelas
Sumber Data
:Absensi Siswa
Catatan: Masih observasi yang sama yaitu masuk ruang kelas untuk melakukan pengamatan tentang kehadiran siswa atau siswi di sekolah. Objek pertama adalah kelas XII IPAS 1 dari kurang lebih 40 orang siswa pada hari ini hanya 2 siswa yang tidak masuk yaitu dengan alas an tanpa keterangan dan sakit. Catatan: Pindah kekelas selanjutnya yaitu kelas XII IPS 2 masih dalam hal yang sama yaitu mengamati siswa siswi yang tidak masuk sekolah. Untuk di kelas XII IPS ini ada 9 orang yang tidak masuk sekolah dengan alasan 5 orang tanpa keterangan dan 4 orang sakit.
99
Catatan: Masuk keruang atas yaitu kelas XII IPA 1, untuk kehadiran di IPA 1 hanya ada 1 orang yang tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Catatan: Memasuki ruang selanjutnya yaitu kelas XII IPA 2, untuk kelas XII IPA 2 ini ada 4 orang siswa yang tidak mengikuti pelajara atau tidak masuk sekolah dengan keterangan sakit.
100
Lampiran 13
Catatan Lapangan ke-5 Metode Pengumpulan Data
: Observasi
Hari/Tanggal
: Rabu/ 29 Januari 2014
Jam
: 9.25
Lokasi
: Ruang kelas
Suber Data
: Absensi Siswa
Catatan: Hari ketiga melakukan pengamatan di dalam kelas untuk mengetahui siswa siswi yang tidak hadir pada hari rabu, dan di mulai dari kelas bawah yaitu kelas XII IPS 1, untuk di XII IPS 1 ini ada 3 siswa yang tidak hadir di kelas atau disekolah dengan alasan tanpa keterangan, izin dan sakit. Selanjutnya memasuki ruangan IPS 2 ada 2 orang yang tidak masuk sekolah yaitu dengan alasan tanpa keterangan dan sakit. Memasuki ruangan atas yaitu kelas XII IPA 2 ada 3 orang yang tidak masuk sekolah yaitu dengan alasan sakit dan tanpa keterangan.
101
Lampiran 14
Catatan Lapangan ke-6 Metode Pengumpulan Data
: Pengamatan/ Observasi
Hari/Tanggal
: Kamis/ 30 Januari 2014
Jam
:9.25
Lokasi
:Ruang Kelas
Suber Data
: Absensi Siswa
Catatan: Hari ke 4 melakukan pengamatan atau observasi tentang kedisiplinan siswa tentang absensi siswa, memasuki ruang kelas XII IPA 1 untuk mengamati siswa siswi yang tidak masuk sekolah di kelas IPA 1 hanya ada 1 orang siswa yang tidak hadir di kelas yaitu dengan alasan tanpa keterangan. Memasuki ruang selanjutnya yaitu ruang XII IPA 2 untuk di kelas ini ada 5 orang siswa yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar yaitu dengan alasan 3 orang sakit dan 2 oranf izin. Selanjutnya memasuki ruang kelas yang dibawah yaitu ruang kelas XII IPS 1 ada 3 orang siswa yang tidak hadir di kelas IPS 1 ini yaitu dengan keterangan sakit, izin dan tanpa keterangan. Selanjutnya memasuki ruang yang terakhir yaitu kelas XII IPS 2, ada 2 orang siswa yang tidak hadir di kelas ini yaitu dengan alasan tanpa keterangan dan sakit.
102
Lampiran 15
Catatan Lapangan ke-7 Metode Pengumpulan Data
: Observasi
Hari/tanggal
:Sabtu/ 01 Februari 2014
Jam
:9.25
Lokasi
:Ruang Kelas
Sumber data
: Absensi Siswa
Catatan: Hari teraksir melakukan observasi kedisiplinan dari absensi kelas siswa, mulai memasuki ruang kelas XII IPS 2 melihat kondisi di dalam kelas banyak siswa yang tidak hadir di sekolah dan melihat ke absensi ternya memang banyak siswa yang tidak masuk sekolah dari kurang lebih 40 siswa yang tidak masuk ada 16 orang siswa dengan keterangan 3 orang sakit dan 13 orang tidak ada keterangan. Selanjutnya masuk kelas XII IPS 1 ada 9 orang siswa yang tidak masuk sekolah dengan keterangan 2 orang izin, 2 orang sakit dan 5 orang tanpa keterangan. Selanjutnya memasuki ruangan atas yaitu ruang XII IPA 2, di kelas ini ada 6 orang yang tidak hadir atau tidak masuk sekolah yaiu dengan keterangan 4 orang sakit dan 2 orang izin.
103
Lampiran 16
Catatan Lapangan ke- 8 Metode Pengumpulan Data
: Pengamatan/ Observasi
Hari/Tanggal
:Selasa/ 28 Januari 2014
Lokasi
:Tempat Piket
Sumber data
: Pengamatan langsung
Catatan: Pengamatan kali ini akan membahas tentang kedisiplinan siswa tentang keterlamabtan siswa datang kesekolah. Dimulai dengan kelas XII IPA 1 pada hari selasa tanggal 28 januari 2014 ada 3 orang siswa yang terlambat masuk kelas dengan alasan kesiangan datang pada pukul 07.00 terlambat 15 menit masuk kesekolah, dan ada hukuman yang harus dijalankan siswa yaitu dengan mengepel lantai sekolah hingga bersih. Selanjutnya kelas XII IPS 2 ada 7 orang siswa yang terlambat masuk sekolah dengan alasan yang sama yaitu kesiangan
104
Lampiran 17
Catatan Lapangan ke- 9 Metode pengumpulan data
:Observasi
Hati/Tanggal
:Jumat/ 10 januari 20114
Jam
:7.00 s/d 12. 10
Lokasi
:Halaman Sekollah
Sumber data
:Peneliti
Catatan: Peneliti ingin mengetahui tentang ke religiusan siswa siswi yang sekolah di SMA Negeri 12 Tangsel, setelah di teliti ke religiusan di sekolah ini sangat baik contohnya seperti wajib mengikuti pengajian rutin hari jumat untuk murid yang beragama islam, mengikuti kegiatan istigosah, sholat berjamaah setiap dzuhur, melaksanakan ibadah duhha, mengikuti eskul rohis, bersemangat dalam melaksanakan hari besar islam contohnya mengadakan 1 Muharram, maulid Nabi Muhammad SAW. Hasil observasi: Siswa atau siswi mengikuti pengajian duduk di tengah lapangan yang di sinari matahari dan beralaskan tikar para siswa siswi ini mengikuti acara dengan tertib. Adapun acara yang di tampilkan pada pengajian jumat itu diantaranya: pembacaan surah yaasiin, pembacaan ayat suci al-Qur’an dari murid, ceramah agama dari guru, tausiah agama dari murid (di adakannya tausiah murid ini adalah untuk mengetahui karakter kereligiusan siswa yang ada di sekolah), kreasi seni dari murid, pembacaan do’a.
105
Pada saat diadakannya atau merayakan hari besar islam seperti 1 muharram dan maulid Nabi Muhammad SAW, para siswa khususnya panitia dari osis sangat bersemangat untuk menyelenggarakan atau merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hampir semua siswa siswi muslim bahkan guru ikut berpartisipasi dalam menyelenggarakan acara tersebut. Di sekolah telah di terapkan tentang sholat berjamaah, akan tetapi masih banyak siswa yang tidak mengikuti peraturan tersebut. Banyak siswa yang melalaikan ibadah sholat, tidak sesuai dengan yang diinginkan sekolah. Dan sholat sunah duhha juga sering dilakukan oleh siswa siswi kelas XII. Kegiatan keagamaan selanjutnya yaitu rohis, sekolah mengembangkan karakter murid dari kegiatan rohis. Di dalam kegiatan rohis terdapat kegiatankegiatan yang menjadikan siswa siswi itu memiliki karakter keagamaan dan kekereatifan contohnya seperti kegiatan marawis, marawis adalah suatu seni islam yang telah lama berkembang, selain marawis juga ada qosidah dan pembacaan seni al-Quran seperti murotal al-Quran.
106
Lampiran 18
Catatan Lapangan ke-10 Metode pengumpulan data :Observasi Hari/Tanggal:Mulai Rabu 15 januari hingga Jumat 17 Januari 2014 Lokasi
:Halaman Sekolah
Sumber data
:Peneliti
Catatan: Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui kerja keras para siswa siswi SMA Negeri 12 Tangsel dalam melakukan atau melaksanakan tata tertib sekolah diantaranya menjaga kebersihan lingkungan sekolah, mengerjakan tugas sekolah, memanggil guru untuk mengisi pelajaran di kelas, mengikuti pelajaran dengan baik. Hasil Observasi: Peneliti mendapatkan hasil dari penelitian observasi tentang kerja keras siswa, yang pertama, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, di setiap sudut kelas terdapat tempat sampah jadi setiap selesai makan mereka langsung membuang sampah pada tempatnya, dan di setiap kelas juga memiliki jadwal piket atau bersih bersih kelas, sebelum memulai pelajaran mereka membersihkan kelas dan 5 menit sebelum bel pulang para siswa siswi juga membersihkan kelas. Yang kedua tentang mengerjakan tugas sekolah baik tugas kelompok maupun tugas individu, setelah bel pulang sekolah sebagian siswa atau bias di katakana 50% tidak langsung pulang kerumah akan tetapi mengerjakan tugas sekolah atau PR yang di berikan guru di area sekolah.
107
Lampiran 19
Catatan Lapangan ke-11 Metode pengumpulan data
:Observasi
Hari/ Tanggal
: Senin/ 13 Januari 2014
Lokasi
:SMAN 12 Tangsel
Jenis Kegiatan
: Bakti Sosial (Donor Darah dan baksos untuk para korban bencana)
Sumber data
:Peneliti
Catatan: Pada tanggal 13 januari 2014 tepat di adakannya kegiatan sosial di SMA Negeri 12 Tangsel, yaitu adanya kegiatan donor darah, bakti sosial untuk para korban bencana yang terjadi awal-awal tahun 2014 dari mulai kebanjiran, kebakaran, meletusnya gunung. Hasil Observasi: Antusias siswa siswi dalam menyumbangkan darahnya untuk pasien-pasien yang membutuhkan adalah perbuatan yang sangat baik, siswa siswi banyak yang ikut berpartisipasi dalam kegitan ini tidak hanya siswa tetapi gurupun ikut serta dalam menyumbangkan darahnya tampa perduli jarum suntik yang menusuk. Antusias siswa siswi juga di tujukan pada saat banyak bencana-bencana yang terjadi di awal tahun 2014 lalu, mereka menyumbangkan pakaian layak pakai, makanan, serta uang jajan di sisihkan untuk membantu para korban benca tersebut.
108
Lampiran 20
Catatan Lapangan ke-12 Metode pengumpulan data
:Observasi
Hari/Tanggal
:Senin/ 3 Februari 2014
Lokasi
:SMAN 12 Tangsel
Kegiatan
: Bulan Bahasa
Sumber data
:Peneliti
Catatan: Di sekolah SMA Negeri 12 Tangsel ini pada setiap setahun sekali di adakannya kegiatan bulan bahasa, yaitu perlombaan dari berbagai macam bahasa yaitu bahasa Indonesia, arab, ingris, dan jepang. Adapun perlombaan tersebut yaitu: pidato bahasa, repoter tv dan mengarang. Di adakannya bulan bahasa ini adalah untuk mengukur kreativitas siswa dalam bidang nalar, dan mengetahui rasa percaya diri siswa yang mengikuti perlombaan tersebut. Perwakilan pada setiap kelas untuk mengikuti kegiatan ini, menunjukan kreativitas siswa siswi tersebut. Siswa siswi lainnya ikut menyemangati teman kelasnya yang menjadi perwakilan setiap kelas. Begitu semangat anak siswa siswi mengikuti kegiatan perlombaan bulan bahasa ini. Jika dikaitkan dengan perkembangan karakter dalam kegiatan ini dapat dilihat bahwa dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa, berani, kerja keras juga.
109
Lampiran 21
Catatan Lapangan ke-13 Metode pengumpulan data
:Observasi
Hari/ Tanggal
:Jumat/ 17 Januari 2014
Jam
:07.00
Lokasi
:Lapangan Sekolah
Kegiatan
: Istigosah
Sumber data
:Peneliti
Catatan: Menjelang ujian akhir sekolah dan ujian akhir nasional kelas XII, sekolah mengadakan istigosah untuk memohon kelancaran pada saat menghadapi ujian sekolah dan ujian akhir nasional. Siswa siswi kelas XII semangat atau sangat khusuk mengikuti istigosah yang di gelar oleh sekolah, di bawah terik matahari dan beralaskan tikar terpal mereka khusuk membaca bacaan istigosah. Memohon kepada Allah agar di mudahkan dalam melaksanakan ujian sekolah maupun ujian tes masuk perguruan tinggi.
110
Lampiran 22 Informa
: Supylah, S. Pdi
Jabatan
: Guru Pendidikan Agama Islam
Hari/ Tanggal
: Rabu/ 07Mei 2014
Jam
: 14.00
1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah penting pendidikan karakter bagi siswa siswi SMAN 12 TANGSEL? Jawab: Pendidikan yang mengarahkan kepada sikap atau prilaku manusia atau kalau di sekolah dikenal sebagai siswa 2. Nilai-nilai karakter apa saja yang telah diterapkan di SMAN 12 TANGSEL? Jawab: Nilai-nilai keagamaan 3. Apakah nilai-nilai karakter yang di kembangkan tersebut telah tertanam pada siswa siswi SMAN 12 TANGSEL? Jawab: belum sepenuhnya karena masih ada siswa yang sikap dan prilakunya masih sedikit kurang mematuhi peraturan yang ada. 4. Apasajakah nilai-nilai religius yang telah berjalan disekolah ini? Apakah kegiatan religious tersebut dapat mengembangkan karakter siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL? Jawab: Rohis, pengajian jumat, iya karena secara tidak langsung kegiatan tersebut bias mengarahkan siswa kearah yang lebih baik. 5. Program apa yang bapak/ibu terapkan di sekolah sehingga membuat siswa siswi SMAN 12 TANGSEL selalu jujur? Jawab: member nasehat kepada siswa siswi SMA 12 Tangsel. 6. Bagaimana tindakan bapak/ibu jika mengetahui siswa siswi SMAN 12 TANGSEL tidak melakukan kejujuran? Jawab: Lebih di nasehati lagi agar ia sadar akan kelakuannya. 7. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang kedisiplinan siswa di SMAN 12 TANGSEL? Apakah siswa siswi disini telah mengikuti peraturan yang telah
111
ada? Atau sebaliknya selalu melanggar peraturan yang telah dibuat, sehingga membuat siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL ini tidak disiplin? Jawab: Ada beberapa siswa yang mentaati dan juga ada siswa yang masih suka melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Masih ada beberapa siswa yang tidak disiplin contohny seperti telat masuk sekolah. 8. Biasanya apa yang membuat siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL ini melanggar peraturan atau peraturan apa yang sering mereka langgar? Jawab: Terlambat dating kesekolah 9. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah? Tindak lanjut seperti apa yang di berikan sekolah? Jawab: Ada, biasanya di suruh keliling lapangan, di jemur dan jika sudah telalu keseringan maka di buatkan surat panggilan dari sekolah/ surat pemanggilan orangtua. 10. Apakah setelah di berlakukannya hukuman tersebut siswa siswi SMAN 12 TANGSEL menjadi siswa siswi yang disiplin? Jawab: Belum tentu, karena masih ada saja yang suka melanggar peraturan yang telah ada 11. Program apasajakah yang bapak/ibu lakukan dalam megembangkan karakter kepada anak didik? Jawab: Memberi nasehat 12. Apakah usaha yang bapak/ibu lakukan telah berhasil? Jawab: Belum 100% berhasil, karena masih ada siswa yang suka melanggar peraturan 13. Apakah dari usaha bapak/ibu siswa siswi tersebut telah memberikan konstribusi? Seperti sebuah penghargaan atau yang lainnya? Jawab: Memberi konstribusi berupa penghargaan-penghargaan yang diraih dari perlombaan-perlombaan yang diikuti. 14. Apakah program yang bapak/ibu lakukan untuk menanam/ menumbuhkan karakter kereatif pada siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL? Jawab:Memberi pelajaran yang menarik di kelas, agar siswa termotivasi untuk berkreatifitas.
112
15. Apakah siswa siswi SMAN 12 TANGSEL telah menunjukan kekereatifannya kepada bapak/ibu? Contohnya seperti apa? Jawab: Sudah sedikit lebih smart dan aktif, contohnya seperti membuat madding sekolah dengan tampilan yang menarik. 16. Apakah bapak/ibu selalu mengingatkan kepada siswa siswi agar peduli terhadap lingkungan sekitar? Contohnya seperti apa? Jawab:Selalu mengingatkan, seperti harus membuang sampah pada tempatnya, menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih. 17. Apakah bapak/ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang di sampaikan dari murid? Jawab:Ya, tentu sangat terbuka atas keluhan-keluhan para siswa atau siswi 18. Bagaimana bapak/ibu menanamkan atau mengembangkan siswa siswi tersebut agar selalu bersahabat? Jawab:Selalu berkomunikasi dengan baik pada peserta didik 19. Pernahkah siswa siswi tersebut melakukan tindak kekerasan kepada kawannya? Atau kawan dari sekolah lain? Jawab: Siswa-siswi tidak pernah melakukan tindakan kekerasan kepada kawannya Tangerang, 03 April 2014 Informa Pewawancara
Komariyah
Guru PAI
Supylah, S.Pdi
113
Lampiran 23
Gambar 4.3 Struktur Organisasi SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan
Berikut stuktur organisasi SMA NEGERI 12 Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut : 1. Kepala sekolah Bertugas Melakukan pembaharuan di bidang KBM, BK, Ekstrakurikuler 2. Komite sekolah Pengembang dan Penyalur aspirasi dalam sekolah 3. Tata Laksana Pendukung Proses belajar pada khususnya pada Tata Usaha
114
4. Wakasek Kurikulum Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan 5. Wakasek Kesiswaan Menyusun Program pembinaan kesiswaan 6. Wakasek Sarana Prasarana Memelihara Sarana dan prasarana sekolah 7. Wakasek Humas Mengatur dan menyelanggarakan hubungan antara sekolah dan orang tuasiswa 8. Staf Pengajaran, Evaluasi, Akademik, Perpustakaan Melakukan pengajaran akademik dan mengevaluasi kegiatan KBM 9. Staf Ektrakulikuler, OSIS, IMTAQ Organisasi yang melakukan kegiatan intern pada sekolah 10. Staf Sarana Mengkoordinir Sarana dan prasarana sekolah 11. Wali Kelas Bertanggung jawab penuh terhadap siswa satu kelas 12. Divisi ICT Menjalankan ketentuan dan berkoordinasi dari penanggung jawaborganisasi Induk. 1. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Daftar data pendidik dan tenaga kependidikan SMAN 12 Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
Tabel Lam.4 Data Guru SMAN 12 TANGSEL No
Nama
Gol
Pendidikan
Guru Mapel
1
H.M. Syamsudin H.S., S. Pd
IV.b
S1
Bahasa Inggris
2
Syamsudin Noor, S.H
IV. a
S1
PPKN
115
3
Koesmiati Roebyo, S. Pd
IV.a
S1
BK
4
Drs. Ujan
IV.a
S1
Sosiologi
5
Maulana Panuju, S. Pd
III.c
S1
Bahasa Inggris
6
Drs. Ade Sumarna
III.b
S1
Sejarah
7
Rahayu Prihatiningsih, S.
III.b
S1
Biologi
Pd 8
Dra. Hj Yuniartina, S. Pd
III.b
S1
Sosiologi
9
Naijan, S. Pd
IV.a
S1
Sejarah
10
Evi Sofiati I, S. Pd
III.b
S1
Ekonomi
11
Ana Mukarromah, S.si.
III.b
S1
Kimia
12
Sulandari, M.Pd.
III.b
S2
Matematika
13
Vinsencia Chandra HM, S.
III.a
S1
Pajak
III.d
S2
Pendidikan
Pd 14
Drs. Syahrudin Syah, M. Pd
Agama Islam 15
Nurhayati, S. Pd
III.c
S1
PPKN
16
Sabar Darmawan, S. Pd
III.b
S1
Bahasa Jepang
17
Supendi, S. Pd.
IV.a
S1
SBK
18
Gerry ON, S.Pd
III.a
S1
Olahraga
19
Sujana, S.Pd
III.c
S1
Olahraga
116
20
Yulius Ramadhona, S. Pd.
S1
Olahraga
21
R. Erti Samsiati, S. Pd
S1
Bhs. Indonesia
22
Eka Dermawan, S. Pd
S1
TIK
23
Septyana Atik W, S. Pd
S1
Bahasa Inggris
24
Intan Febriana. S. Pd.
S1
Bhs. Indonesia
25
Wardatul Aulia, S. Pd
S1
Matematika
26
Utami, S. Si, MM. Pd
S1
Matematika
27
Ulan Syafitri, S. Pd
S1
Geografi
28
Fitrah Mulyana, S.sos.
S1
SBK
29
Bayu Agung H, Amd.
S1
Fisika
30
Febriana Cahya, S. Pd
S1
BK
31
Aswindri K, S.Pd.
S1
Biologi
32
Saeful Bahri, S.Kom.
S1
TIK
33
Dra. Mulyati
S1
Pendidikan
III.b
III.b
Agama Islam 34
M. Yunus, S.Pd.I.
S1
Bahasa Arab
35
Syifah Nadlifah, S. Psi.
S1
BP
36
M. Angga Permana.
Fisika
37
Komariyah
Pendidikan Agama Islam
117
38
Supylah
Pendidikan Agama Islam
39
Siti Nurmilasari
Ekonomi
40
Anindita Chairilina
Bahasa Indonesia
41
Eko Wahyu Aprilianto, S.
Bahasa Inggris
Pd 42
Andrian M. Yusuf
Kimia
2. Data Siswa dalam Tiga Tahun Terakhir Daftar data siswa yang terdapat di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan dalam tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel Lam.5 Rekapitulasi Data Siswa pertahun Kelas X
Tahun
Kelas XI
Kelas XII
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
2011/2012
154
4
2012/2013
166
4
154
4
2013/2014
261
7
167
4
Ajaran
_
_
155
_
_
_
_ 4
3. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Dalam kegiatan belajar mengajar di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan , terbagi menjadi dua, yaitu: b. Kegiatan Intrakurikuler Kegiatan Intrakurikuler dilaksanakan siang mulai pukul 12.30 s/d 17.30 sementara mengacu pada kurikulum.
118
c. Kegiatan Extrakurikuler i. Pramuka ii. Marching band iii. Pencak silat iv. Takhassus v. Paskibra d. Prestasi yang dicapai (Prestasi Belajar dan Kegiatan Sekolah) 1. Juara terbaik I Putra se-Kec.Taruma Jaya (Pramuka) 2. Juara terbaik II Putri se-Kec.Taruma Jaya (Pramuka)
7. Sarana dan Prasarana SMAN 12 Kota Tangerang Selatan Daftar sarana dan prasarana yang terdapat di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan, seperti tabel berikut: Tabel Lam.6 Sarana dan Prasarana Jenis
Jumlah
Prasarana
Ruang
Ruang Kelas
9
Perpustakaan
1
R. Lab. IPA
1
R. Lab. Biologi
-
R. Lab Fisika
-
R. Lab. Kimia
-
R. Lab. Komputer
1
R. Lab. Bahasa
-
R. Pimpinan
1
R. Guru
1
R. Tata Usaha
1
R. Konseling
1
Tempat Beribadah
1
119
R. UKS
1
Toilet
5
Gudang
1
Tempat Olahraga
1
R. OSIS
1
120
Lampiran 23 Daftar siswa yang mengikuti eskul rohis NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NAMA
JENIS KEGIATAN MARAWIS QASIDAH SENI BACA ALQUR’AN INDA MAULIDA FEBRIANTI HABIBAH SARWATI REGITHA N ADELINA SHAFIRA A LATHIFAH YULIANTI DHEA NADIA IRFAN RAMADHAN MAFTUH AHNAN NUR ROBI MUHAMMAD NABAWI YULI ERLINA b NIKE SYAFIA TR MUTIA NURFITRIANI IQBAL NUR A INDAH NUR Y IRZAN ALDI A DINAR ADNA ROUSA RUDIYANA DZIKRI M ANWAR RIDHO MULYA M JODY A M. FACHRI FADILLAH SAHID ANWAR RIBBIALIF LF RAVEN VERDIORY M. RAFLI RAMADHAN USWATUN
121
29 30 31 32
HASANAH SYARIFAH HASANAH LATHIFAH YULIANTI DINAR ADNARAUSA VIDIA INDRIAWATI
I
;
UJI REFERENSI Paraf
Keterangan
Referensi
No
No.
BAB
Halaman
footnote
Abdullah Nasih 'Ulwano
I
4
I
J
il
30,34,35,
PedomanPendidikan Anak dalamIslam, Semarang:Asy-Syifa, 1981
2
Abuddin Nata & Fauzan, Pendidikan dalam
43,48,49,
36,37
50
PersepektifHadits, Ciputat:Uin Press,2005
J
Akyas Azhari,Psiknlogi
39,47
il
28,29
Umumdan Per kembangan, Jakarta: PT. Mizan Republika, 2004 \'
4
Ali H.M. Sayuti,
I
m
39
5l
il
38
MetodologiPenelitian Agama:PendekatanTeori dan Praktek,Jakarta:PT. Raja GrafindoPersada, 2002
5
Ali Imron, Manajmen PesertaDidik Berbasis
I
:
Sekolah, Jakarta: PT.
I
Bumi Aksara,20ll
6
Annas Salahudin&
3 ,6 , 7
n
11
5
ilI
4Q
4
ru
39
II
31,32
I
I I
Irwanto Alkrienciehie, PendidikanKarakter (pendidikanberbasis agamadan budaya, Bandung:PustakaSetia, 20t3
7
BagongSuyanto& Sutinah,Metode Penelitian Sosial: BerbagaiAlternatif Pendekatan,Jakarta: KencanaPrenadaMedi Group,2005
8
Cholid Narbuko& Abu Ahmadi,Metodologi Penelitian,Jakarta:PT. Bumi Aksara,2004
9
DepartemenAgama DirektoratJendral KelembagaanAgama Islam, WawancaraTugar Guru dqnTenaga KependidikanIslam,
44,46,47
Itr
r Jakarta,2005
1 0 http:llardhana12.
7
m
46
30
I
22
45
I
31
5
II
7
il
9
l
02/0 coml2008/ Wordpress. 8/ teknik-analisisdatadalam-penelitian/
ll
MaswardiMuhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, Jakarta:BaduoseMedia Jakarta,20lI
t2
MohamadSurya,Abdul Hasyim& RusBambang, LandasanPendidikan Menjadi Guruyang Baik, Bogor:GhaliaIndonesia, 2010
\.
13 MuchlasSamani& Harianto,Konsepdan Model Pendidkan Karakter, Bandung;PT. RemajaRosdakarya,20ll
I4
Muwafik Shaleh, MembangunKarakter denganHati Nurani (PendidikanKarakter
r,2
I i
Untuk Generasi B angsa), Jakarta: Erlangga, 20 12
15
Najib Sulhan,Karakter
4
II
10
1 r 4 16 , 7 ,
I
1 , 2 , 4 06
il
t2
n
39
Guru Masa Depan, Surabaya: PT. JePePress,
20rl
I6
Najib Sulhan, Karakter Pengembangan
8 ,1 1 ,
dan Budaya PT. Bangsa,Surabaya: JePePress,2011
t7
Nuraida & Halid Alkafl
2
MetodologiPenelitain Pendidika,Tangerang: IslamicResearch Pulishing,2009 l8
Nurla IsnaAunillah,
9 , 1 8 ,1 9 ,
MenerapkanPendidikan
2r,23,27,
Karakter di Sekolah,
29,31,32,
Laksana,2011 Jogjakarta:
33,34,35
I
5
II
12,16,17, 20,21,22, 23,24,26, 27
1 9 Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti
16,24,25
il
1 5 ,1 8 ,1 9
lP
'r dalamPersepektif
I
Perubahsn, Jakarta:PT. PrestasiPustaKarya, 2011
20
NusaPutera.Penelitian
6
m
46
a1 JI
il
27
Kualitatif: Prosesdsn Aplikasi, Jakarta:PT. IndeksPermataPuri Media,201l
2l
RatnaYudhawati& Dani
/
I
Haryanto,Teori-Teori
I
Dasar Psikologi Pendidikan Jakarta:PT. PrestasiPustakarya,201I
22
8, 14,15,
Sughandi,Perkembangan
17,20,22,
16,17,20,
Peserta Didik, Jakarta:
26,28,38,
29,30
RajawaliPress,2011
23
11,14,15,
SyamsuYusuf & Nani M
ThomasLichona,
I
40,42 10,
II
t2
5
I
4
Educatingfor Character (Mendidik untuk MembentukKarakter), Jakarta:Bumi Aksara, 2013
24
Toni D. Widiastono, PendidikanMqnusia
it
Indonesi a, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara,2004
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. BIODATA NIM
: 109011000261
Nama Lengkap
: Komariyah
Tempat dan Tanggal Lahir : Tangerang, 24 Desember 1991 Alamat Lengkap
: Kp. Ciater I Lk.Wetan RT: 02/06 Serpong-Tangsel
II. PENDIDIKAN FORMAL 1. 1996-2003 – MI Nurul Falah Lengkong Gudang 2. 2003-2006 – MTs. Al-Mukhlisin Ciseeng - Bogor 3. 2006-2009 – SMA Al-Mukhlisin Ciseeng- Bogor
Jakarta, 22 April 2014 Saya yang bersangkutan
Komariyah