Kesesuaian Lahan untuk Tembakau di Madura dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Firman Farid Muhsoni Abstract: Rainfed area causes utilization of Madura’s land less optimum. The aim of this research is to make a map of agroecosystem that potentially in agriculture by using remote sensing, crop model development is based on the condition of land physically. The method of this research is by classifying the land conformity for crop by checking off the quality of land for every unit of land. The results of this research are a potential map of tobacco cultivation 51.971 ha (11.4%) is appropriate, 8.749 ha (1.9%) is very appropriate. The development of rainfed area that appropriate for Madura area for jepon kenik tobacco variety with age of harvest is short (86 days) and crop indice is high (580.0). Keywords: tobacco, site selection, Madura
PENDAHULUAN
(BPS, 2007), ditanami tembakau
Pulau Madura memiliki areal
(60-70
ribu
hektar),
baik
lahan
pertanian sekitar 400 ribu hektar,
sawah maupun tegalan (Anonimous,
yang didominasi oleh sawah tadah
2007). Sehingga pada musim panen
hujan dengan curah hujan di atas
terjadi melimpahnya produksi yang
200 mm selama bulan Desember
menyebabkan
sampai
tembakau,
April,
kesuburan
dengan
tanah
tingkat
rendah
dan
murahnya terutama
harga
tembakau
sawah karena kualitasnya rendah.
produktivitas rendah (BPS, 2007).
Beberapa
kendalan
yang
Secara tradisional petani melaksa-
dihadapi dalam pertanian tembakau
nakan pola tanam padi sawah pada
di
awal
investasi
musim
hujan
diikuti
oleh
Madura
adalah untuk
terbatasnya mendukung
tumpangsari jagung dengan kacang
pengembangan usaha agrobisnis.
tanah.
ini,
Keterbatasan data tentang kondisi
menyebabkan kurang optimumnya
perkembangan penggunaan lahan
pemanfaatan
yang kurang, kurangnya informasi
Pola
tanam
lahan
seperti
dan
secara
otomatis berdampak pada rendah-
mengenai
nya
pendapatan
daerah yang mempunyai peluang
petani. Tiga kabupaten di Pulau
untuk dikembangkan yang dapat
Madura (Sampang, Pamekasan dan
menarik daya tarik para investor
Sumenep) sekitar 25% dari 270
karena hasil evaluasi lahan untuk
hektar lahan sawah dan tegalan
berbagai keperluan yang ada. Oleh
produksi
dan
komoditas
Staf Pengajar Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo
73
unggulan
74
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (73 – 82)
karena itu sangat diperlukan suatu
kesesuaian
metode pengumpulan data yang
tembakau di Kabupaten Temang-
cepat. Salah satu metode penelitian
gung.
yang dimaksud adalah pemanfaatan
penanaman tembakau pada lahan
citra satelit penginderaan jauh.
perkebunan.
Tujuan
dari
penalitian
ini
lahan
tanaman
Menghasilkan
melakukan
perluasan
Sudrajat
(2008)
penelitian
Evaluasi
adalah pembuatan peta kesesuaian
Kesesuaian Lahan Pertanian untuk
lahan
Tanaman Tembakau di Kecamatan
untuk
tanaman
tembakau
sistem
informasi
menggunakan geografis
dan
citra
satelit
penginderaan jauh.
Bantarujeg Metode
Kabupaten
yang
Majalen.
digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode survai
Winarno (1993) memanfat-
deskriptif. Teknik analisis data yang
kan foto udara pankromatik dan foto
digunakan adalah persentase dan
udara
matching method.
infra
merah
semu
skala
1:50.000 untuk analisis kemampuan lahan dan produktivitas tembakau
METODOLOGI PENELITIAN
kedu rajangan di daerah Lereng
Penelitian ini dilaksanakan
Sumbing bagian Timur Kabupaten
pada empat kabupaten di Madura
Temanggung
menghasilkan
(Bangkalan, Sampang, Pamekasan
lahan
untuk
dan Sumenep) dan Laboratorium
tembakau dan hubungannya dengan
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
produktivitas.
(2005)
Universitas Trunojoyo bulan Maret-
memanfaatkan citra satelit Landsat
Desember 2010. Tahapan analisis
ETM+
dalam
peta
dan
kesesuaian
dan
kesesuaian tanaman
Nasidin
SIG
untuk
lahan kakao
di
evaluasi pertanian
Kabupaten
pemetaan
karakteristik
agroekoteknologi Gambar 1. Uraian pelaksanaan peneliti-
Konawe Selatan Propinsi Sulawesi
an berdasarkan skema penelitian:
Tenggara.
1. Pra prosesing citra satelit pada
Suhelmi (1998) memanfatkan
tahapan
ini
terdiri
dari
dua
citra satelit Landsat TM dan SIG
tahapan yaitu koreksi radiometri
untuk
perencanaan
dan geometri.
lahan
pertanian
di
penggunaan Kabupaten
2. Interpretasi penggunaan lahan
Wonosobo Jawa Tengah. Ribawanto
dari citra digital Landsat ETM+
(2006) melakukan penelitian analisis
dan Aster.
Muhsoni, F. F., Kesesuaian Lahan untuk..............
Peta RBI Skala 1:25000
Citra Satelit Landsat dan Aster
Data kontur
Koreksi radiometri dan geometri
Peta Tanah
75
Data Curah Hujan
Interpolasi Citra Terkoreksi Interpolasi Klasifikasi penggunaan lahan
DEM
Analisis Slope
Klasifikasi lereng
Peta Lereng
PetaPenggunan Lahan
Peta Jenis Tanah
Tumpang susun
Peta satuan Lahan
Kerja Lapang: Pengumpulan data fisik lingkungan yang tidak bisa disadap citra Pengambilan sampel tanah
Penentuan Sampel uji
Uji akurasi
Reinterpretasi
Peta-peta karakteristik lahan
Kuaitas lahan
Peta Penggunaan lahan
Maching
Peta Kesesuaian lahan
Gambar 1. Alur penyunan peta kesesuaian lahan
Peta Curah Hujan
76
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (73 – 82)
3. Ekstraksi Digital Elevation Model (DEM), data DEM didapatkan dari
kontur
ekstraksi
peta
dari
Pembuatan
RBI
citra
7. Membuat tabel hasil pengamat-
Aster.
an tanah, meliputi pengamatan
peta lereng juga peta
jenis
analisis citra.
dan
didapatkan dari data DEM. 4. Pembuatan
tidak dapat diperoleh melalui
sifat
tanah
dan
pengambilan
contoh tanah untuk analisis di tanah
laboratorium. Membuat klasifika-
yang didapatkan dari digitasi
si kesesuaian lahan untuk jenis
peta tanah.
tanaman diservikasi dengan cara
5. Pembuatan peta curah hujan,
mem-bandingkan antara karak-
6. Pengecekan
lapangan,
pada
teristik lahan dan kualitas lahan
kegiatan
dilakukan
untuk
seperti pada tabel di bawah.
ini
mengetahui keakuratan klasifikasi serta pengumpulan data yang
8. Peta kesesuaian lahan untuk tanaman tembakau.
Tabel 1. Kriteria kesesuaian lahan budidaya tembakau (nicotiana tobacum l.) Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa Penggunan lahan Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) Kejenuhan basa (%) pH H2O
S1 600 - 1.200 tegal
1.200 - 1.400 sawah
> 16 > 50
≤ 16 35 – 50 5,0 - 5,5 8,2 - 8,5
< 35 < 5,0 > 8,5
0,8 - 1,5
< 0,8
5,5 – 8,2
C-organik (%)
Kelas kesesuaian lahan S2 S3
> 1,5
> 1.400 lainnya
Sumber: Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian yang dimodifikasi. (http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/)
HASIL DAN PEMBAHASAN Peta Penggunaan Lahan dari Citra Satelit Tabel 2. Luas penggunaan lahan hasil klasifikasi citra satelit. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Klasifikasi Penggunaan Lahan Hutan Mangrove Pemukiman/Gedung Sawah Sungai/Danau Tambak Tanah Terbuka Tegalan Total
Sumber: Hasil analisis citra satelit.
Luas (Ha) 8,882.0 4,994.4 34,647.1 74,237.3 694.4 8,199.7 232,415.3 92,552.1 456,622.3
N
% 1.95 1.09 7.59 16.26 0.15 1.80 50.90 20.27 100.00
Muhsoni, F. F., Kesesuaian Lahan untuk..............
77
Gambar 2. Peta penggunaan lahan hasil interpretasi citra satelit Peta Lereng Hasil interpretasi mendapatkan
kondisi
Lereng
5-8%
mencapai
di
Madura
52,225.3 ha (11,4%), lereng 8-16%
pada
kondisi
mencapai 57,772.8 ha (12,7%) dan
kemiringan lereng <3% mencapai
16-25% mencapai 18,088.5 ha (4%),
seluas 256,146.1 ha atau 56,1% dari
lereng 25-30% mencapai 3,761.6
luas Madura. Lereng dalam kondisi
atau
3-5% mencapai
mencapai 1,2%.
sebagian
lereng
13,8%.
besar
63,062.5 ha atau
0,8%
dan
lereng
>30%
Tabel 3. Luas lereng hasil analisis di Madura. No
Klasifikasi lereng (%)
Luas (Ha)
%
1 2 3 4 5 6 7
<3% 3 - 5% 5 - 8% 8 – 16% 16 – 25% 25 – 30% >30%
256,146.1 63,062.5 52,225.3 57,772.8 18,088.5 3,761.6 5,565.4
56.1 13.8 11.4 12.7 4.0 0.8 1.2
456,622.1
100.0
Total Sumber: Hasis analisis
78
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (73 – 82)
Gambar 3. Peta lereng hasil ekstraksi dari DEM di daerah Madura Peta Tanah
Sehingga mencapai total luas
Jenis tanah Madura didomi-
172712.69 ha atau 37,4% dari luas
nasi adalah jenis mediteran rodik
wilayah Madura. Disusul dengan
yang terdiri dari Kompleks Mediteran
kompleks
Merah dan Litosol 142393.4 ha,
,regosol dan litosol yang mencapai
Kompleks Brown Forest Soil, Litosol
142393.4 ha atau 31,1 % dari luas
Mediteran 42421.4 ha dan Asosiasi
total Madura. Sedangkan jenis tanah
Litosol
yang lain tidak lebih dari 8% dari
dan
Mediteran
Coklat
Kemerahan 4537.1 ha.
mediteran,
grumosol
luas wilayah Madura.
Tabel 4. Jenis dan luas masing-masing jenis tanah di Madura Macam Tanah Aluvial Hidromorf Aluvial Kelabu Kekuningan Asosiasi Hidromorf Kelabu dan Planosol Coklat Keke Asosiasi Litosol dan Mediteran Coklat Kemerahan Grumusol Kelabu Kompleks Brown Forest Soil, Litosol Mediteran Kompleks Grumusol Kelabu dan Litosol Kompleks Mediteran Merah dan Litosol Kompleks Mediteran, Grumusol, Regosol dan Litosol Litosol Mediteran Merah Tua dan Regosol Regosol Coklat Kekuningan Jumlah
Sumber : Hasil analisis peta tanah
Madura (ha) 35,513.9 24,304.9 25,356.7 4,528.7 13,659.2 42,417.4 19,516.7 117,691.7 142,388.3 19,315.4 5,051.9 6,877.4 456,622.1
% 7.8 5.3 5.6 1.0 3.0 9.3 4.3 25.8 31.2 4.2 1.1 1.5 100.0
Muhsoni, F. F., Kesesuaian Lahan untuk..............
79
Gambar 4. Peta tanah di daerah Madura
Gambar 5. Peta curah hujan tahunan di daerah Madura Berdasarkan hasil klasifikasi curah
hujan
mendapatkan dominan
di
daerah
curah
sebesar
Madura
hujan
yang
1200-1400
mm/tahun mencapai 31,5% dari luas wilayah Madura (143,731.9 ha) yang sebagian besar terdapat di daerah Sumenep.
80
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (73 – 82)
Tabel 5. Luas klasifikasi curah hujan tahunan di Madura No 1 2 3 4 5 6
Klasifikasi Curah hujan (mm/tahun) <1100 1100 - 1200 1200 - 1400 1400 - 1600 1600 - 1900 >1900
Luas (Ha) 45,202.8 77,715.2 143,731.9 107,060.2 82,267.6 944.6
% 9.9 17.0 31.5 23.4 18.0 0.2
Total
456,922.3
100.0
Sumber: Hasil analisa Tabel 6. Luas hasil analisis pemodelan kesesuaian lahan untuk budidaya tembakau di Madura No
Kelas kesesuaian lahan
Total (ha)
%
1 2 3 4
Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai
8,749 51,971 177,554 218,348
1.9 11.4 38.9 47.8
Total
456,622
100.0
Sumber: Hasil analisis pemodelan
Gambar 6. Peta kesesuaian lahan untuk tanaman tembakau Uji Analisa Tanah
kandungan C organik mencapai 0,7.
Hasil analisis menunjukkan
Rata-rata kandungan N total 0,1 dan
rata-rata ph H2O tanah mencapai 7,
C/N rasio 7,9. Rata-rata kandungan
pH Kcl mencapai 6,1. Rata-rata
C Olsen 8 sedangkan P Olsen 8
Muhsoni, F. F., Kesesuaian Lahan untuk..............
81
mg/kg. Rata-rata kandungan K 0,2
(11,4%) dan sangat sesuai 8,749 ha
me/100g, Na 0,2 me/ 100g, Ca 12
(1,9%). Potensi agroekosisten untuk
me/100g,
Mg
budidaya kacang luas daerah yang,
Kapasitas
Tukar
1,7
me/100g,
Kation
19,4
sesuai
mencapai
192,312
ha
me/100g. Rata-rata jumlah basa
(42,1%), sangat sesuai 19,474 ha
14,1,
(4,3%).
kejenuhan
kandungan
basa
pasir
73,9%,
42,7%,
debu
29,9% dan liat 17,3%. Hasil
Saran
analisis
pemodelan
1. Perlunya dilakukan uji akurasi
kesesuaian lahan untuk budidaya
untuk melihat seberapa besar
tembakau
akurasi dari hasil pemodelan
mendapatkan
luas
wilayah yang tidak sesuai mencapai 218,348 ha atau 47,8% dari luas
kesesuaian lahan, 2. Perlunya dilakukan model pola
wilayah Madura. Luas wilayah yang
tanaman
kurang sesuai mencapai 177,554 ha
taninya
dan
analisis
usaha
atau 38,9%. Luas wilayah yang sesuai mencapai 51,971 ha atau
DAFTAR PUSTAKA
11,4% dan wilayah yang sangat
Anonimous, 2007. Laporan Pertanaman Tembakau Sumenep. Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Sumenep
sesuai untuk budidaya tembakau mencapai 8,749 ha atau 1,9% dari luas
wilayah
menunjukkan
Madura. bahwa
Ini hanya
sebagian kecil daerah tertentu yang sesuai atau sangat sesuai untuk budidaya banyak
tembakau, terdapat
di
daerah
ini
Kabupaten
Sumenep. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Peta
potensi
pertanian
Madura mendapatkan kesesuaian untuk daerah
budidaya yang
tembakau
sesuai
51,971
luas ha
BPS, 2007. Jawa Timur dalam Angka.Surabaya Nasidin, 2005. Pemanfaatan Citra Satelit Landsat Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+) dan SIG untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Tanaman Kakao di Kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Ribawanto, T. 2006. Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Tembakau Dalam Rangka Meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (Studi di Kabupaten Temanggung). Tesis S2. ITB. Bandung
82
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (73 – 82)
Sudrajat, J. 2008. Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Untuk Tanaman Tembakau Di Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalen. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung Suhelmi, I.R., 1998. Pemanfaatan data Citra satelit Landsat TM dan SIG untuk Perencanaan Penggunaan Lahan Pertanian
di Kabupaten Wonosobo DIY. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Winarno, 1993. Kemampuan Lahan dan Produktivitas Tembakau Kedu Rajangan di daerah Lereng Sumbing Bagian Timur di Kabupaten Temanggung, Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.