KESERASIAN SOSIAL ORANG MUNA DENGAN MASYARAKAT GORONTALO
Oleh 1
Irman Dian Saputra, Rauf A Hatu *, Ridwan Ibrahim** Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Email :
[email protected]
ABSTRAK Irman Dian Saputra, 2015. Keserasian Sosial Orang Muna Di Kota Gorontalo. Skripsi, Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I DR. Rauf A Hatu. M.Si, dan Pembimbing II Ridwan Ibrahim. S.Pd, M.Si. Keserasian sosial merupakan keadaan dan proses kehidupan bersama manusia yang mencerminkan adanya silap dan perilaku harmonis yang meliputi ; Rukun, tepo saliro, akrab, saling menghormati, kesatuan dan keseimbangan, tanggung jawab, saling ketergantungan fungsional, tidak terjadi dominasi eksploitasi, pertukaran yang saling menguntungkan, saling pengertian, dan adanya kesamaan pandangan. Tujuan penelitian ini, yaitu : 1) untuk mengetahui hubungan kekerabatan sesama orang Muna di Kota Gorontalo; 2) untuk mengetahui keserasian sosial orang Muna dengan masyarakat Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena sifat data yang diperoleh merupakan deskripsi dari subjek penelitian dengan teknik pengumpulan data berupa pengamatan dan wawancara serta dokumentasi kepada orang Muna dan orang Gorontalo. 1
Irman Dian Saputra, 281409094, Jurusan S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, DR. Rauf A Hatu, M.Si, Ridwan Ibrahim S. Pd, M. Si
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) orang Muna yang ada di Kota Gorontalo memiliki
hubungan kekerabatan dalam
menjalani
hubungan sosial,
yakni
mengedepankan rasa kebersamaan, dan meningkatkan rasa persaudaraan serta solidaritas secara kekeluargaan untuk membina kekerabatan orang Muna yang ada di Kota Gorontalo; 2) orang Muna di kota Gorontalo memiliki pola hidup yang sederhana dalam menjalin hubungan kekeluargaan. Serta yang menjadi Kebiasaan orang Muna untuk memiliki persamaan dalam menjalani interaksi sosial yakni dengan mengedepanan kebersamaan dan mejalin hubungan kekeluargaan. Agar mencapai keserasian sosial maka orang Muna yang ada di Kota Gorontalo membangun kehidupan bersama yang dinamis serta mencerminkan sikap dan perilaku yang harmonis di dalam berkehipan bermasyarakat untuk mencapai keserasian sosial di Kota Gorontalo. Hubungan antara orang Muna dan masyarakat Kota Gorontalo sangat insentif hubungan kedua etnis tersebut dapat terjadi kapan saja, sebab hampir setiap hari kedua etnis terebut berinteraksi. Dengan demikian, keserasian sosial orang Muna di Kota Gorontalo tercipta secara efektif. Kata kunci : Pola interaksi, kekerabatan, keserasian sosial.
PENDAHULUAN Orang Muna merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat lokal gorontalo. Proses kehidupan sosial baik hubungan antar orang Muna dengan masyarakat Gorontalo, serta sesama orang Muna lainya, dalam aksi untuk perkembangan kehidupan yang ada di gorontalo, yakni untuk mewujudkan program pembangunan daerah yang berorientasi pada kepentingan masyarakat Gorontalo dan tetap mempertahankan nilai-nilai kebudayaan (kebiasaan) orang Muna di Propinsi Gorontalo. Muna merupakan salah satu daerah di wilayah Indonesia yang memiki kebudayaan etnik. Suku Muna atau Wuna adalah suku yang mendiami Pulau Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang beribu kota di Raha dan memiliki luas 289,041 Km2 yang terbagi dalam 205 Desa, 31 Kelurahan dan 23 Kecamatan. Berdasarkan
data Kesatuan Pelajar Mahasiswa Muna Indonesia (Anomi 2014), seluruh masyarakat Muna atau orang Muna keseluruhan berjumlah 662 Jiwa, yang ada di Provinsi Gorontalo. Mulai dari pelajar, Mahasiswa sampai dengan PNS, Dosen, TNI, POLRI, serta Buruh, dan Petani, yang sudah lama hidup sampai dengan puluhan tahun di Propinsi Gorontalo2 dan membentuk suatu ikatan dalam Kerukunan Keluarga Muna (KKM) di Gorontalo. Masyarakat Muna adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat yang mengatur tindakan atau perbuatan dalam kehidupan sosial. Setiap orang Muna terdapat di kota Gorontalo yang bergabung dalam Kerukunan Keluarga Muna sebelumnya tidak saling mengenal karena terbagi dari beberapa Desa dan kecamatan yang ada di Kabupaten Muna. Dalam konsep hubungan sosial di masyarakat, kita selalu berhubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari sebagai mahluk sosial, Sehingganya masyarakat Muna atau orang Muna yang ada di Kota Gorontalo dapat menyatu dalam Kerukunan Keluarga Muna walaupun sebelunya tidak saling kenal satu sama lain baik dengan etnik dan karakteristik yang berbeda seperti orang Muna dengan orang Gorontalo, dan orang Muna sesama orang Muna. Dalam interaksi sosial terkandung makna tentang kontak secara timbal balik dan respon antara individu-individu dan kelompok-kelompok. Orang Muna dapat berinteraksi dengan masyarakat Gorontalo, sebagai perwujudan warga masyarakat dengan semua sifat (watak) dalam suatu interaksi ataupun gejala dan manifestasi tertentu atau keseluruhan, sosio-psikologisnya. Interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak ada kontak sosial, mereka terbangun dalam konsep keserasian sosial masyarakat karena kita saling membutuhkan pertolongan orang lain untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain karena interaksi merupakan syarat terjadinya proses sosial atau aktivitas-aktivitas sosial.
2
Anomi Data Base KEPMMI 2014
Bukan hanya itu, untuk mengerti bentuk dan sifat Orang Muna dalam berinteraksi serta mempertahankan budayanya di Propinsi Gorontalo khususnya di wilayah Kota Gorontalo, serta hubungan kekerabatan dan keserasian masyarakat Muna di Kota Gorontalo atau kesamaan ras dalam hal umtuk mewujudkan hubunganhubungan sosial masyarakat dan kita juga dapat melihat kesamaan antar etnik Muna dan Gorontalo . Maka dari itu saya tertarik untuk meneliti orang Muna yang ada di Propinsi Gorontalo khusunya di wilayah Kota Grontalo dengan Judul “Keserasian Sosial Orang Muna Dengan Masyarakat Gorontalo”. Berdasarkan uraian-uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah ”Bagaimana Kekerabatan Orang Sesama Orang di Kota Gorontalo dan bagaimana Keserasian Sosial Orang Muna Dengan Masyarakat Gorontalo?
KAJIAN TEORI Pengertian Sistem Kekerabatan Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar. Menurut Chony dalam Ali Imron (2005:27) “Sistem kekerabatan dijelaskan bukan hanya saja karena adanya ikatan perkawinan atau karena adanya hubungan keluarga, tetapi karena adanya hubungan darah”. Selain itu Chony juga mengungkapkan bahwa kunci pokok sistem perkawinan adalah kelompok keturunan atau linege dan garis keturunan atau descent. Anggota kelompok keturunan saling berkaitan karena mempunyai nenek moyang yang sama. Kelompok keturunan ini dapat bersifat patrilineal atau matrilineal.
Menurut Keesing dalam Ali Imron (2005:27) “Sistem kekerabatan adalah hubungan berdasarkan pada model hubungan yang dipandang ada antara seorang ayah dengan anak serta antara seorang ibu dengan anak3. Kelompok Kekerabatan Kelompok kekerabatan menurut Ihroni (2006:159) “adalah yang meliputi orang- orang yang mempunyai kakek bersama, atau yang percaya bahwa mereka adalah keturunan dari seorang kakek bersama menurut perhitungan garis patrilineal (kebapaan)”. Selain itu Ihroni juga berpendapat bahwa suatu kelompok adalah kesatuan individu yang diikat oleh sekurang-kurangnya 6 unsur, yaitu: 1) Sistem norma-norma yang mengatur tingkah laku warga kelompok, 2) Rasa kepribadian kelompok yang disadari semua warganya, 3) Interaksi yang intensif antar warga kelompok, 4) Sistem hak dan kewajiban yang mengatur interaksi antarwarga kelompok, 5) Pemimpin yang mengatur kegiatan-kegiatan kelompok, dan 6) Sistem hak dan kewajiban terhadap harta produktif, harta konsumtif, atau harta pusaka tertentu. G.P. Murdock dalam Koentjoroningrat (2005:109) membedakan 3 kategori kelompok kekerabatan berdasarkan fungsi-fungsi sosialnya, yaitu: 1) Kelompok kekerabatan berkorporasi, biasanya mempunyai ke-6unsur tersebut. Istilah “berkorporasi” umumnya menyangkut unsur 6 tersebut yaitu adanya hak bersama atas sejumlah harta. 2) Kelompok kekerabatan kadangkala, yang sering kali tidak memiliki unsur 6 tersebut, terdiri dari banyak anggota, sehingga interaksi yang terus menerus dan intensif tidak mungkin lagi, tetapi hanya berkumpul kadang-kadang saja. 3) Kelompok kekerabatan menurut adat, biasanya tidak memiliki unsur pada yang ke 4,5 dan 6 bahkan 3. Kelompok-kelompok ini bentuknya sudah
3
Ali Imron, sistem kekerabatan, dalam pengantar sosiologi 2005 hal 27
semakin besar, sehingga warganya seringkali sudah tidak saling mengenal. Rasa kepribadian sering kali juga ditentukan oleh tanda-tanda adat tersebut. Kelompok-kelompok kekerabatan yang termasuk golongan pertama adalah kindred dan keluarga luas, sedang golongan kedua termasuk dame, keluarga ambilineal kecil, keluarga ambilineal besar, klen kecil, klen besar, frati, dan paroh masyarakat. 1) Kindret yakni, berkumpulnya orang-orang saling membantu melakukan kegiatan-kegiatan bersama saudara, sepupu, kerabat isteri, kerabat yang lebih tua dan muda. Di mulai dari seorang watga yang memprakarsai suatu kegiatan. Dan bisanya hubungan kekerabatan ini dimanfaatkan untuk memperlancar bisnis seseorang. 2) Keluarga luas yakni, kekerabatan ini terdiri dari lebih dari satu keluarga initi. Terutama di daerah pedesaan, warga keluarga luas umumnya masih tinggal berdekatan, dan seringkali bahkan masih tinggal bersama-sama dalam satu rumah. Kelompok kekerabatan berupa keluarga luas biasanya di kepalai oleh anggota pria yang tertua. Dalam berbagai masyarakat di dunia, ikatan keluarga luas sedemikian eratnya, sehingga mereka tidak hanya tinggal bersama dalam suatu rumah besar, tetapi juga merupakan satu keluarga inti yang besar. 3) Keluarga ambilineal kecil yakni, terjadi apabila suatu keluarga luas membentuk suatu kepribadian yang khas, yang disadari oleh para warga. Kelompok ambilineal kecil viasanya terdiri dari 25-30 jiwa sehingga mereka masih saling mengetahui hubungan kekerabatan masing-masing. 4) Klen kecil yakni, kelompok kekerabatan yang terdiri dari beberapa keluarga luas keturunan dari satu leluhur. Ikatan kekerabatan berdasarkan hubungan melalui garis keturunan pria saja (patrilineal), atau melalui garis keturunan wanita saja (matrilineal), jumlah sekitar 50-70 orang biasanya mereka masih saling mengenal dan bergaul dan biasanya masih tinggal dalam satu desa.
5) Klen besar yakni, kelompok kekerabatan yang terdiri dari semua keturunan dari seorang leluhur, yang diperhitungkan dari garis keturunan pria atau wanita, sosokl leluhur yang menurunkan para warga klen besar berpuluhpuluh generasi yang lampau iru sudah tidak jelas lagi dan seringkali sudah di anggap keramat. Jumlah yang sangat besar menyebabkan mereka sudah tidak mengenal kerabat-kerabat jauh. 6) Frati yakni, gabungan antara patrilineal maupun matrilineal, dan dari kelompok klen setempat (bisa klen kecil, tetapi bisa juga bagian dari klen besar). Namun penggabungannya tidak merata4. Definisi Kelompok Sosial Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa memiliki naluri untuk bersatu dengan manusia yang lainnya.Dengan adanya naluri ini, maka manusia cenderung untuk senantiasa hidup bersama atau berkelompok. Manusia sejak dilahirkan telah menjadi anggota kelompok sosial yaitu keluarga dan dalam perkembangan selanjutnya akan menjadi anggota dari kelompok-kelompok sosial yang terdapat didalam masyarakat. Untuk menelaah lebih jauh mengenai kelompok sosial maka sangat penting untuk mengetahui defenisi dari kelompok sosial tersebut. Soerjono Soekanto (2007:104) mendefenisikan kelompok sosial atau social grouping adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling memengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong. Pengertian ini kemudian diperjelas oleh J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (2007:23) dengan mengemukakan bahwa kelompok-kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari kumpulan individu-individu yang hidup bersama dengan mengadakan hubungan timbal balik yang cukup intensif dan teratur, sehingga daripadanya diharapkan adanya pembagian tugas, struktur, serta norma-norma
4
Ali Imron, Ibid, 2005 hal 27
terrentu yang berlaku bagi mereka.secara lebih spesifik, beberapa ahli menjelaskan mengenai kelompok5.
Konsep Solidaritas Sosial Solidaritas sosial melahirkan persamaan, saling ketergantungan, dan 9 pengalaman yang sama merupakan unsur pengikat dalam unit-unit kolektif seperti keluarga, kelompok, dan komunitas. Konsep solidaritas sosial dikenal sebagai konsep sentral Emile Durkheim, dimana solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat6. Menurut Durkheim, berdasarkan hasilnya, solidaritas dapat dibedakan antara solidaritas positif dan solidaritas negatif. Solidaritas negatif tidak menghasilkan integrasi apapun, dan dengan demikian tidak memiliki kekhususan, sedangkan solidaritas positif dapat dibedakan berdasarkan ciriciri: 1. Mengikat individu pada masyarakat secara langsung tanpa perantara. Pada solidaritas positif yang lainnya, individu tergantung dari masyarakat, karena individu tergantung dari bagian-bagian yang membentuk masyarakat tersebut. 2. Suatu sistem fungsi-funagsi yang berbeda dan khusus, yang menyatukan hubungan-hubungan yang tetap, walaupun sebenarnya kedua masyarakat tersebut hanyalah satu saja. Hubungan Antar Etnik Manusia secara individual tidak akan dapat bertahan hidup tanpa adanya kerjasama atau hubungan dengan individu yang lain. Begitu pula dengan kelompok etnik. Setiap kebudayaan selalu saling berhubungan dan selalu saling menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan alam, sosial maupun 5 6
Syani, Abdul, Bandung: Alfabeta. Sosiologi Skematika,Teori. 2007 Soerjono soekanto dalam soedijati, Elisabeth, Koes. 1995. Solidaritas dan Masalah Sosial Kelompok.
kelompok etnik dengan latar belakang budaya yang berbeda selalu mengalami proses perkembangannya masing-masing, dengan perkembangan tersebut kelompok etnik akan saling mempengaruhi dan akan saling ketergantungan terhadap budaya kelompok etnik yang lainnya. Kata etnik berasal dari bahasa Yunani, manusia merupakan mahluk berbudaya.Kebudayaan tersebut merupakan hasil karya, rasa, dan cipta manusia yang di peroleh dari generasi-generasi. Selanjutnya akan tetapi kebudayaan daerah terhadap perbedaan yang mempengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya faktor lingkungan alam sekitarnya dengan salah satu faktor tersebut maka terdapatlah perbedaan dalam pola kelakuan manusia. Dengan perbedaan dinimaka munculah yang di sebut etnik7. Menurut Barth, kelompok etnis adalah suatu populasi yang secara biologis mampu berkembang biak dan bartahan, mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk budaya membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri. Menentukan sendiri ciri kelompoknya yang di terima oleh kelompok lain dan dapat di bedakan dari kelompok populasi yang lain.Sebagai pembeda satu sama lain, lahirnya suatu etnik mempunyai tanah leluhur ( Homeland). Adanya kebudayaan serat leluhur sendiri merupakan cirri khas etnik yang membedakanya dengan ras8. Interaksi Sosial Interaksi merupakan syarat terjadinya proses sosiaol atau aktivitas-aktivitas sosial. Dalam interaksi sosial terkandung makna tentang kontak secara timbal balik dan respos antara invidu-individu dan kelompok-kelompok. Interaksi diatika sebagai aksi-reaksi diantara invidu-invidu. Dengan kata lain interaksi terjadi apabila individu berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi dari orang atau invidu yang lain.
7 8
Hoselitz, Bert F. ed. Panduan dasar Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rajawali Pers Hoselitz, Bert F. ed. Ibid, Jakarta: Rajawali Pers
METODE PENELITIAN
Lokasih dan Jadwal Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Gorontalo. Dimana tempat orang Muna tinggal dan berhimpun dalam satu ikatan atau wadah, yakni Kerukunan Keluarga Muna (KKM), Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena memenuhi karakteristik, serta tujuan penelitian. Selain itu, data yang digunakan sebagai bahan penelitian cukup memadai dan mudah memperolehnya, baik dilihat dari segi waktu, biaya dan tenaga yang dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan di Kota Gorontalo selama ± 3 (tiga) bulan. dengan rincian waktu penelitian sebagai berikut: Tabel 1 Jadwal Waktu Penelitian WAKTU PELAKSANAAN KALENDER PELAKSANAAN PENELITIAN No. JENIS KEGIATAN 1 1
Tahap perencanaan dan Penyusunan proposal penelitian
2
Tahap diskusi Proposal Penelitian
3
Tahap Memasuki Lapangan untuk observasi
4
Tahap Pengumpulan Data
5
Tahap analisis data
6
Tahap Uji Keabsahan Data
7
Penyusunan Hasil Penelitian
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
2014
2014
2014
2015
2015
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
I
2
3
4
1
2
3
4
Metode dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Satori dan Komariah, penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan cara mendeskripsikannya secara benar, dibentuk menggunakan kata-kata serta berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan dan diperoleh dari situasi yang alamiah. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini merupakan data-data deskriptif, yakni data yang berupa kata-kata dan tidak menekankan pada angka (kuantitas) tertentu. Sugiyono mengungkapkan bahwa, “metode kualitatif digunakan untuk memperoleh data yang mendalam, yakni data yang mengandung makna”9 untuk penggunaan metode ini bertujuan agar dapat mengungkap dan menjelaskan makna bagaimana hubungan sesama orang Muna di Kota Gorontalo dari peristiwa yang ada, baik pada kensep keserasian sosial, maupun hubungan atau interaksi sosial, serta Budaya (kebiasaan) yang mengalami perubahan pada orang Muna di Kota Gorontalo HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Interaksi Sosial Dan Kekerabatan Interaksi sosial adalah kegiatan yang mendapati dua orang atau lebih, saling menyesuaikan diri tentang kehidupan yang mereka miliki, sehingga dalam interkasi sosial diharuskan terdapat rasa saling memiliki atau peduli dalam setiap diri perilaku interaksi tersebut. Hal penting lain yang menjadi poin dalam interaksi adalah bahwa ketika seseorang menganggap yang lain sebagai objek, mesin, atau sebab akibat sebuah fenomena, maka akan terjadi interaksi sosial. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan. Kelompok kekerabatan menurut Ihroni (2006:159) “adalah yang meliputi orang- orang yang mempunyai kakek bersama, atau yang percaya bahwa
9
Sugiyono.2013, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
mereka adalah keturunan dari seorang kakek bersama menurut perhitungan garis patrilineal (kebapaan)”. Selain itu Ihroni juga berpendapat bahwa suatu kelompok adalah kesatuan individu yang diikat oleh sekurang-kurangnya 6 unsur, yaitu: 1. Sistem norma-norma yang mengatur tingkah laku warga kelompok. 2. Rasa kepribadian kelompok yang disadari semua warganya. 3. Interaksi yang intensif antar warga kelompok. 4. Sistem hak dan kewajiban yang mengatur interaksi antarwarga kelompok. 5. Pemimpin yang mengatur kegiatan-kegiatan kelompok. 6. Sistem hak dan kewajiban terhadap harta produktif, harta konsumtif, atau harta pusaka tertentu10. Untuk mendeskripsikan interaksi sosial serta kekerabatan pada orang muna yang ada di kota Gorontalo dapat diuraikan sebagai berikut: Hubungan Kekerabatan Sesama Orang Muna Di Kota Gorontalo Orang Muna yang berkeluarga atau sudah lama berdomisili di kota Gorontalo cukup banyak. Mereka dituntut untuk melakukan interaksi pada masyarakat yang ada di kota Gorontalo, bukan saja pada masyarakat sekitar yang ada di kota Gorontalo melainkan sesama mereka orang Muna, agar bisa membangun kekerabatan yang ada pada mereka (Muna) selaku salah satu masyarakat pendatang yang ada di kota Gorontalo dalam menjalin hubungan silahturahim. Dengan demikian hubungan antara sesama orang Muna yang ada di kota Gorontalo dapat terjadi kapan saja untuk menjalin hubungan kekerabatan antara sesama mereka (Muna). Keserasian Sosial Orang Muna Dengan Masyarakat Kota Gorontalo Keserasian sosial merupakan keadaan dan proses kehidupan bersama manusia yang mencerminkan adanya sikap dan perilaku harmonis yang meliputi; rukun, tepo saliro, akrab, saling menghormati, kesatuan dan keseimbangan, tanggung jawab, saling ketergantungan fungsional, tidak terjadi dominasi eksploitasi, pertukaran yang saling menguntungkan, saling pengertian, dan adanya kesamaan pandangan. 10
Ali Imron, Ibid, 2005 hal 27
Ada dua faktor yang mendasari terjadinya hubungan sosial diantaranya adalah: 1. Faktor Internal a. Keinginan untuk mempertahankan hidup. b. Keinginan untuk melakukan komunikasi dengan sesama. c. Keinginan untuk meneruskan keturunan.
2. Faktor Eksternal a. Imitasi, yaitu cara meniru orang lain baik dalam wujud sikap, penampilan tingka laku maupun gaya hidup. b. Identifikasi, yaitu kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. c. Simpati, yaitu perasaan yang timbul dalam diri seseorang membuatnya merasa seolah –olah berada dalam kehidupan orang lain. d. Empati, yaitu perasaan sedih yang mendorong seseorang sesuatu yang bisa meringankan beban orang lain yang menderita. e. Motivasi, yaitu pengaruh yang diberikan oleh seseorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti apa yangdimotivasika itu, secara kritis, rasional dan penuh tanggung jawab11. Kedatangan orang Muna di kota Gorontalo menambah keberagaman etnis yang ada Orang Muna selaku salah satu masyarakat pendatang yang ada di kota Gorontalo dalam menjalin interaksi sosial. Mereka dituntut untuk melakukan interaksi dengan melakukan interaksi pada masyarakat sekitar yang ada di kota Gorontalo dapat membangun keserasian sosial yang terjadi di masyarakat. Dengan demikian
11
Wirutomo, Paulus, Ibid. 1992, Jakarta: Laboratorium Sosiologi FISIP UI.
hubungan orang Muna yang terjadi di kota Gorontalo dapat terjadi kapan saja untuk menjalin keserasial sosial antara orang Muna dan masyarakat kota Gorontalo.
Pembahasan Hubungan Kekerabatan Sesama Orang Muna Di Kota Gorontalo Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Dalam kajian sosiologiantropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar. Menurut Chony dalam Ali Imron (2005:27) “Sistem kekerabatan dijelaskan bukan hanya saja karena adanya ikatan perkawinan atau karena adanya hubungan keluarga, tetapi karena adanya hubungan darah”. Selain itu Chony juga mengungkapkan bahwa kunci pokok sistem perkawinan adalah kelompok keturunan atau linege dan garis keturunan atau descent. Anggota kelompok keturunan saling berkaitan karena mempunyai nenek moyang yang sama. Kelompok keturunan ini dapat bersifat patrilineal atau matrilineal. Kelompok kekerabatan menurut Ihroni (2006:159) “adalah yang meliputi orang- orang yang mempunyai kakek bersama, atau yang percaya bahwa mereka adalah keturunan dari seorang kakek bersama menurut perhitungan garis patrilineal (kebapaan)”. Selain itu Ihroni juga berpendapat bahwa suatu kelompok adalah kesatuan individu yang diikat oleh sekurang-kurangnya 6 unsur, yaitu: 1) Sistem norma-norma yang mengatur tingkah laku warga kelompok, 2) Rasa kepribadian kelompok yang disadari semua warganya, 3) Interaksi yang intensif antar warga kelompok, 4) Sistem hak dan kewajiban yang mengatur interaksi antarwarga kelompok, 5) Pemimpin yang mengatur kegiatan-kegiatan kelompok, dan 6) Sistem hak dan kewajiban terhadap harta produktif, harta konsumtif, atau harta pusaka tertentu12.
12
Ali Imron, Ibid, 2005 hal 27
Kedatangan Orang Muna yang ada di Kota Gorontalo sejak tahun Sembilan puluhan, orang Muna dalam berinteraksi sesama orang Muna dengan sifat dan karakter yang berbeda dari masing-masing orang terutama dalam menjalani aktivitas maupun dalam menjalin hubungan kekeluargaan antara sesama orang Muna yang ada di Kota Gorontalo. Dengan adanya interaksi sosial yang baik sesama Orang Muna yang ada di Kota Gorontalo, Selanjutnya, Hubungan dan kebiasaan orang Muna yang ada di Kota Gorontalo sangat baik meski karakter orang muna pada umumnya sangatlah keras namun memiliki hati sifat danhati yang baik, serta rasa penghargaan terhadap orang lain sangat tinggi. Tujuannya adalah agar dapat memiliki nilai dan norma adat istiadat dalam membangun rasa persaudaraan mereka sesama orang Muna yang ada di Kota Gorontalo. Orang Muna yang hidup di Gorontalo tentunya harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di Gorontalo dan menjunjung tinggi ada istiadat disini tanpa harus melupakan adat istiadat di Muna terutama dalam menjalin silatuhrahmi sesama orang Muna. Selain itu, kebiasaan orang Muna yang ada di Kota Gorontalo sebenarnya tidak luput dari kebiasaan yang selalu terjalin di Muna, Orang Muna yang ada di kota Gorontalo selalu melakukan komunikasi antar sesama warga Muna yang terhimpun dalam Kerukunan Keluarga Muna (KKM), dengan adanya kerukunan maka kebiasaan atau adat istiadat yang ada di kota Gorontalo tidak mesti merubah atau menghilangkan adat istiadat orang Muna sebelumnya. Maka budaya Muna tetap di pertahankan tanpa ada pergeseran dari budaya Gorontalo pada umumnya, hal ini ditandai dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan orang Muna dalam melakukan acara kerukunan selalu menampilkan budaya-budaya Muna.
Keserasian Sosial Orang Muna Dengan Masyarakat Kota Gorontalo Menurut Barth, kelompok etnis adalah suatu populasi yang secara biologis mampu berkembang biak dan bartahan, mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk budaya membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri. Dalam keserasian sosial merupakan keadaan dan proses
kehidupan bersama manusia yang mencerminkan adanya sikap dan perilaku harmonis yang meliputi; rukun, tepo saliro, akrab, saling menghormati, kesatuan dan keseimbangan, tanggung jawab, saling ketergantungan fungsional, tidak terjadi dominasi eksploitasi, pertukaran yang saling menguntungkan, saling pengertian, dan adanya kesamaan pandangan. Keserasian sosial juga bersifat dinamis. Artinya bahwa dalam kehidupan sosial yang sangat seraripun, di dalamnya masih mengandung konflik meskipun bersifat tersembunyi (latent). Sebaliknya, kehidupan masyarakat yang tidak serasi sekalipun, sejauh masih eksis, juga mengandung unsur-unsur keserasian. Pengertian dinamis berarti kemampuan dalam kehidupan bersama untuk mengelola hubungan positif agar tidak terjadi konflik terbuka, dan mengelola konflik dengan baik agar dapat meningkatkan hubungan positif. Suatu interkasi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu sebagai berikut: a. Kontak Sosial Kontak pada dasarnya merupakan aksi dari invidu atau kelompok yang mempunyai makna bagi pelakunya, yang kemudian ditangkap oleh individu atau kelompok lainya. b. Komunikasi adalah proses pengiriman berita dari seseorang kepada orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita lihat komunikasi ini dalam bentuk percakapan antara dua orang atau lebih. Hubungan sosial merupakan hubungan yang terwujud antara individu dengan individu, invidu dengan kelompok, sertakelompok dengan kelompok sebagai akibat dari hasil interaksi diantara sesama mereka. Ada dua faktor yang mendasari terjadinya hubungan sosial diantaranya adalah: 1. Faktor Internal a. Keinginan untuk mempertahankan hidup b. Keinginan untuk melakukan komunikasi dengan sesama. c. Keinginan untuk meneruskan keturunan.
2. Faktor Eksternal a. Imitasi, yaitu cara meniru orang lain baik dalam wujud sikap, penampilan tingka laku maupun gaya hidup. b. Identifikasi, yaitu kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. c. Simpati, yaitu perasaan yang timbul dalam diri seseorang membuatnya merasa seolah –olah berada dalam kehidupan orang lain. d. Empati, yaitu perasaan sedih yang mendorong seseorang sesuatu yang bisa meringankan beban orang lain yang menderita. e. Motivasi, yaitu pengaruh yang diberikan oleh seseorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti apa yangdimotivasika itu, secara kritis, rasional dan penuh tanggung jawab13. Orang Muna atau etnis Muna menambah keberagaman etnis di Kota Gorontalo. Hubungan sosial yang di bangun dengan cara berkomunikasi antara etnis Muna dan etnis Gorontalo, yakni dalam keserasian sosial adalah kondisi sosial dan proses kehidupan bersama manusia yang dinamis serta mencerminkan sikap dan perilaku yang harmonis di dalam kehidupan bermasyarakat. Interaksi merupakan syarat terjadinya proses sosial atau aktivitas-aktivitas sosial. Dalam interaksi sosial terkandung makna tentang kontak secara timbal balik dan respon antara inviduindividu dan kelompok-kelompok. Interaksi diartikan sebagai aksi-reaksi diantara invidu-invidu. Dengan kata lain interaksi terjadi apabila individu berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi dari orang atau invidu yang lain. Masyarakat kota Gorontalo sangat terbuka dan menerima Orang Muna yang ada di Kota Gorontalo. kedua etnis tersebut memiliki proses kehidupan yang mencerminkan adanya sikap dan perilaku harmonis yang meliputi; rukun, akrab, saling menghormati, kesatuan dan keseimbangan, serta tanggung jawab, pertukaran yang saling menguntungkan, saling pengertian, dan adanya kesamaan pandangan. 13
Wirotomo, Paulus, Ibid ,1992. Jakarta Laboratorium Sosiologi FISIP UI.
Tingkat kepedulian kepada kedua etnis ini sangat baik. orang Muna dan masyarakat Kota Gorontalo sudah menjadi satu bagian dari pada masyarakat Gorontalo. Upaya yang di lakukan dari kedua etnis ini adalah membangun rasa persamaan yang sama dalam kebiasaan, norma dan adat istiadat yang ada di kota Gorontalo tampa harus meninggalkan adat istiadat orang Muna. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahawa masyarakat Kota Gorontalo memiliki ikatan dengan orang Muna serta pola hidup yang sama. Pola hidup yang sederhana dan selalu menjalani hubungan secara kekeluargaan, Kebiasaan orang Muna dan masyarakat Kota Gorontalo memiliki persamaan dalam menjalani interaksi sosial yakni dengan mengedepanan kebersamaan dalam hubungan untuk meningkatkan rasa persaudaraan dan solidaritas yang tinggi serta persamaan sosial dalam bermasyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti pada kedua etnis Muna dan etnis Gorontalo yang ada di kota Gorontalo bahwa orang Muna dan masyarakat Gorontalo memiliki hubungan dalam berinteraksi dan membangun kekekrabatan mereka dalam bermasyarakat serta tingkat kepedulian mereka sangat baik karena etika yang mereka bangun untuk saling menghormati satu sama lain.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sehubungan dengan hasil penelitian skripsi ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam Hubungan kekerabatan sesama orang Muna di Kota Gorontalo menunjukkan bahwa pola hidup orang Muna di kota Gorontalo memiliki pola hidup yang sederhana dan selalu menjalin hubungan kekeluargaan, yakni dengan mengedepankan rasa kebersamaan, persaudaraan, solidaritas dan rasa kekeluargaan dalam menjalani hubungan interaksi sosial. 2. Orang Muna yang ada di Kota Gorontalo masih memiliki garis keturunan keluarga atau sedarah, maka yang terjalin pada orang Muna di Kota Gorontalo
dalam membangun hubungan kekerabatan sesama orang Muna bukan hanya karna adanya Kerukunan Keluarga Muna, melainkan masih memiliki ikatan kekeluargaan secara garis keturunan. 3. Keserasian sosial orang Muna dengan masyarakat Gorontalo menunjukkan bahwa orang Muna dan masyarakat Gorontalo memiliki pola hidup yang sederhana dan selalu menjalani hubungan secara kekeluargaan. Hubungan kedua etnis tersebut sangat intensif dalam berinteraksi, baik antar sesama orang Muna maupun orang Muna dan Orang Gorontalo kususnya masyarakat kota Gorontalo. 4. Kebiasaan orang Muna dan masyarakat Kota Gorontalo memiliki persamaan dalam menjalani interaksi sosial yakni dengan mengedepankan rasa kebersamaan, persaudaraan, solidaritas dan hubungan kekeluargaan guna membangun keserasian sosial, Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Peneliti yakin dan percaya bahwa masih banyak kekurangan didalam penyusunan yang kiranya masih banyak terdapat hal-hal yang tidak seidentik dengan pemikiran pembaca, maka dengan itu saran serta kritik guna untuk kesempurnaan kedepan sangatlah diharapkan. 2. Semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat Muna khususnya yang ada di kota Gorontalo serta masyarakat Gorontalo, dan bisa menjadi motivasi terutama bagi Orang Muna dan Masyarakat Gorontalo dalam mengembangkan Norma dan adat istiadat guna membangun keserasian sosial masyarakat. 3. Agar bisa menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa kususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dalam memahami hubungan kekerabatan serta keserasian sosial pada masyarakat yang ada di Kota Gorontalo serta bisa menjadi bahan acuan dan dapat melanjutkan penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Data base. 2014. Dalam Kesatuan Pelajar Mahasiswa Muna Indonesia Gorontalo. Data. 2014. Dalam AD/ART. Kerukunan Keluarga Muna. Gorontalo. Dwi dan Suyanto, Bagong. 2007. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana. Gillin dan Gillin dalam “Sosiologi Suatu Pengantar” oleh Soerjono Soekanto (1990: 67) - (Horton dan Hunt, 1987:41). Hartoyo, 1996. Tesis, Keserasian Hubungan Antar Etnik, Faktor Pendorong danPengelolaannya, Jakarta: FISIP UI. Hoselitz, Bert F. ed. Panduan dasar Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Hunt, L. And Walker, 1974. Ethnic Dynamics: Pattern of Intergroup Relation in Various Societies, Illinois: The Mc Dorsey Press. Koentjaraningrat (1996) Soerjono Soekanto, SosiologiSuatu Pengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Koentjaraningrat. 1998. Sejarah Teori Antropologi 11. Jakarta: UI Press. Koentjaraningrat. 1981. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Aksara Baru. Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Syani, Abdul. 2007. Sosiologi Skematika, Teori. Muharto, Wuna Barakati, Indie Book Corner, Cetakan pertama Maret 2012 Soedijati, Elisabet, Koes. 1995. Solidaritas dan Masalah Sosial Kelompok. Sugiyono.2013, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suharsaputra. 2012. Metode Penelitian, Bandung: Refika Aditama. Sumber Data: Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2012(01-8-2007) Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara, Jl. Made Sabara No 3 Kendari 93111