Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 11- 20
KESERASIAN RAMBU DAN MARKA TERHADAP GEOMETRIK JALAN PADA JALAN ANTAR KOTA (Studi Kasus Jalan Banda Aceh-Km.77 Batas Pidie) Teuku Hermansyah, M. Isya 2,Sofyan M. Saleh 3 Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Abstract: The main goal of highway geometric design is providing safe, efficient, and economical traffic movement. In the certain locations such as sharp bend, driver needs to be informed the speed limit in order that vehicle stays on the track. In some points of roads Banda Aceh - Km. 77 Pidie regency border, there are some inharmoniuos geometric design because the road is planed to follow the existing contours to produce a bend or ramp which are many of them do not followed by sufficient vertical and horizontal alignment. Based on the description above, the driver can recognize geometric road condition well through signs and markings as the aims of this study that reviewing the existing signs towards horizontal and vertical alignmentas well as the environment through the placement of appropriate signs and markings.In this study, the research objects is the completeness of road facilities (traffic signs) that conducted directly in the field by observing the existing placement of signs and markings. In determining the appropriateness between geometric roadthrough traffic signs and road markings, the result obtained in this study about the placement of signs are stopping sight distance, decision sight distance, the placement of markings, signs, street light, and guard rail through all the completeness of road facilities did not meet the criteria of existing standards. Key words: Harmonisation, geometric highway, traffic signs, and road markings
Abstrak:Desain geometrik jalan raya tujuan utamanya adalah menyediakan pergerakan lalu-lintas yang aman, efisien dan ekonomis. Pada lokasi-lokasi tertentu seperti tikungan tajam, pengemudi perlu diberikan informasi batas kecepatan ideal agar kendaraan tetap pada jalur jalan. Seperti diketahui ada beberapa titik pada jalan Banda Aceh – Km.77 Batas Pidie mengalami ketidak sesuaian bentuk geometrik karena jalan tersebut direncanakan mengikuti kontur yang telah ada sehingga menghasilkan tikungan maupun tanjakan yang banyak yang tidak diikuti alinyemen vertikal dan alinyemen horizontal yang memadai. Berdasarkan keterangan di atas, pengguna jalan bias memahami kondisi geometrik jalan dengan baik melalui rambu dan marka, sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji kondisi rambu eksisting tehadap alinyemen horizontal dan alinyemen vertical serta lingkungan melalui penempatan rambu dan marka yang tepat, Salah satu permasalahan yang timbul dalam penulisan ini adalah ketidaksesuaian rambu dan marka. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah fasilitas kelengkapan jalan(rambu lalu lintas) dilakukan secara langsung di lapangan dengan melihat kondisi existing sejauh mana penempatan rambu dan marka yang telah dilakukan. Dalam penentuan keserasian antara geometric jalan terhadap rambu lalu lintas dan marka jalan hasil yang di dapat dalam penulisan ini terhadap kesesuaian penempatan rambu adalah jarak pandang henti, jarak pandang menyiap, penempatan marka, rambu, lampu jalan dan guard rail kesemua alat kelengkapan jalan ini tidak memenuhi keriteria standar yang ada. Kata kunci:keserasian, geometric jalan, rambu lalu lintas dan marka jalan
11 -
Volume 4, No. 4, November 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan alinyemen horizontal yang memadai. Daerah
PENDAHULUAN Desain geometrik jalan raya tujuan utamanya adalah menyediakan pergerakan lalu-
ini rawan terjadinya kecelakaan.Titik-titik rawan kecelakaan ini sering disebut dengan Black Spot.
lintas yang aman, efisien dan ekonomis. para perancang
juga
harus
mempertimbangkan
dampak sosial dan dampak lingkungan yang
KAJIAN KEPUSTAKAAN Pengertian Jalan
mungkin muncul dengan adanya pembangunan berbagai
fasilitas
transportasi
baik
yang
Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang sangat penting dalam
dibangun baru maupun diperbaiki ulang, di
perhubungan
antara sekian banyak faktor, faktor perilaku
distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan
pengemudi dan kondisi lalu-lintas yang paling
raya sangat diperlukan untuk menunjang laju
berpengaruh dalam mendesain geometrik jalan
pertumbuhan
raya, seperti halnya jalan Banda Aceh – Km.77
meningkatnya kebutuhan sarana transportasi
BatasPidie masih ada beberapa lokasi yang
yang dapat menjangkau daerah terpencil yang
perancangannya belum begitu sesuai antara
merupakan sentra produksi pertanian.
geometrik jalan raya terhadap marka maupun
terutama
sektor
untukkesinambungan
ekonomi,
Perkembangan
seiring
kapasitas
dengan
maupun
rambu jalan. Ruas jalan Banda Aceh Km.77
kuantitas kendaraan yang menghubungkan
Batas Pidie merupakan bagian dari ruas jalan
kota-kota provinsi dan terbatasnya sumber dana
lintas Timur Aceh.Ruas jalan ini termasuk
untuk
kedalam kategori jalan arteri primer. Menurut
membangun
ruas
PP No. 34 Tahun 2006 tentang jalan, jalan
peningkatan
yang
arteri primer didesain berdasarkan kecepatan
dengan penambahan kapasitas jalan raya,
rencana paling rendah 60 (enam puluh)
tentuakan memerlukan metode efektif dalam
kilometer per jam dengan lebar badan jalan
perancangan
paling sedikit 11 (sebelas) meter.
diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis,
pembangunan
jalan jalan
raya, baru
diperlukan
maupun
untuk maupun
sehubungan
perencanaan
agar
Pada lokasi-lokasi tertentu seperti tikungan
tetapi memenuhi unsur keselamatan pengguna
tajam, pengemudi perlu diberikan informasi batas
jalan dan tidak mengganggu ekosistem yang
kecepatan ideal agar kendaraan tetap pada jalur
ada.
jalan. Di beberapa titik pada ruas jalan Banda Aceh – Km.77 Batas Pidie, terdapat ketidaksesuaian bentuk
geometrik
karena
jalan
tersebut
direncanakan mengikuti kontur yang telah ada sehingga menghasilkan tikungan maupun tanjakan yang banyak yang tidak diikuti alinyemen vertical
Geometrik Jalan Geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan
bentuk
fisik
sehingga
dapat
memenuhi fungsi dasar dari jalan
yaitu
memberikan pelayanan yang optimum pada Volume 4, No. 3, November 2015 - 12
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala arus lalu lintas dan sebagai akses kerumah-
menyadari situasinya pada saat mengemudi
rumah, jadi geometrik jalan juga bertujuan
sangat tergantung pada jarak yang dapat dilihat
untuk menghasilkan infrastruktur yang aman,
dari tempat kedudukannya. Panjang jalan
efisiensi
dan
didepan kendaraan yang masih dapat dilihat
penggunaan/biaya
dengan jelas diukur dari titik kedudukan
pelayanan
memaksimalkan
arus
lalu-lintas
tingkat
pelaksanaan, ruang, bentuk, dan ukuran jalan
pengemudi disebut jarak pandang.
dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Jarak pandang berguna untuk: 1. Menghindari
dapat Alinyemen Horizontal Menurut
(2000),
Pada
perencanaan alinyemen horizontal, umumnya akan ditemui dua jenis bagian jalan yaitu bagian lurus dan bagian lengkung atau yang umum disebut tikungan yang terdiri dari tiga jenis tikungan yang digunakan antara lain:
2. Spiral-Lingkaran-Spiral
adanya
yang
berukuran cukup besar, kendaraan yang sedang berhenti, pejalan kaki, atau hewanhewan pada jalur jalan. 2. Memberi kemungkinan untuk memberikan kendaraan lain yang bergerak dengan lebih
rendah
dengan
3. Sebagai pedoman bagi pengatur lalu lintas
lintas yang tepat sasaran pada setiap segmen jalan.
AlinyemenVertikal
Menurut Sukirman (1999), jarak pandang
Menurut Hendarsin (2000), Alinyemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil memanjang. Pada perencanaan alinyemen ditemui
kelandaian
kombinasinya
berupa
henti
minimum
lengkung
dapat
dihitung
d 0,278V .t
V2 254 fm
…………….........
d =jarak pandang henti minimum. V=kecepatan km/jam.
kedua
t =waktu reaksi = 2, 5 detik
ditemui
pula
kelandaian 0 (datar)
(1)
Dimana :
cembung dan lengkung cekung, disamping tersebut
dengan
Persamaan berikut ini:
positif
(tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan),
lengkung
benda
dan
dalam menempatkan rambu-rambu lalu
3. Spiral-Spiral (S-S)
sehingga
kendaraan
mempergunakan lajur sebelahnya. (spiral-Circle-
Spiral) S-C-S
akan
akibat
kecepatan
1. Lingkaran (Full Circle) FC
vertical
membahayakan
manusia
Hendarsin
terjadinya tabrakan yang
fm =koefisien gesekan. Jarak pandang henti minimum dapat
Jarak Pandang
Keamanan dan kenyamanan pengemudi kendaraan untuk dapat melihat dengan jelas dan 13 - Volume 4, No. 4, November 2015
dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kecepatan merupakan perbandingan antara
Tabel 1 Jarak pandang henti minimum Vr (km/jam) JPH desain
30
40
50
60
70
80
100
120
95-
120-
175- 240-
110
140
210
jarak dengan waktu perjalanan, seperti dapat dilihat dalam Persamaan (2) berikut ini.
25-30 40-45 55-65 75-85
V
285
s ...................................................... t
(2)
Dimana :
Sumber : Sukirman (1999)
KecepatanKendaraan
V = Kecepatan Perjalanan
Bukhari, dkk (1997) menyatakan bahwa kecepatan kendaraan adalah jarak perpindahan
t = Waktu Perjalanan s = Jarak Tempuhmenggunakan Rumus
dalam satu satuan waktu. Besarnya kecepatan punya kaitan yang erat antara jarak perpindahan dan
waktu
perjalanan,
Kecepatan
digolongkan atas tiga jenis yaitu;
mengukur kecepatan lalu-lintas pada lokasi tertentu;
didefinisikan sebagai bagian perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat, atau
2. Kecepatan jalan adalah kecepatan rata-rata dapat
Menurut UU No. 22 Tahun 2009 tentang Angkutan Jalan, rambu lalu lintas dapat
1. Kecepatan setempat, dipergunakan untuk
yang
Rambu Lalu lintas
dapat
dipertahankan
kendaraan
selama dalam perjalanan
efektif untuk menampung jarak tertentu
berfungsi
sebagai
peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pengguna jalan.
pemakai jalan yaitu : 1. Yang bersifat perintah atau larangan yang
antara satulokasi asal tujuan. Bukhari.R.A
yang
Ada tiga jenis informasi yang digunakan oleh
3. Kecepatan perjalanan, adalah kecepatan
Menurut
perpaduan
harus dipatuhi. dkk,
(2002)
Kecepatansesungguhnya dari suatu kendaraan
2. Peringatan suatu bahaya. 3. Petunjuk berupa arah, identifikasi tempat,
pada lintasan tertentu berbeda beda, suatu
fasilitas-fasilitas alat pengendalian yang
kendaraan pada saat tertentu memungkinkan
efektif.
dapat memperbesar kecepatannya, selanjutnya mungkin saja kecepatan tersebut akan turun
Marka Jalan Berdasarkan Pedoman Pd T-12-2004-B
sepanjang rute perjalanan. Karena itu ada baiknya kecepatan tersebut diklasifikasikan,
tentang
Penempatan
klasifikasi ini akan lebih memperjelas arti
jalandidefinisikan sebagai suatu tanda yang
masing-masing kecepatan yang disebutkan.Spot
berada di permukaan jalan atau di atas
Speed yang merupakan kecepatan setempat
permukaan jalan berupa peralatan atau tanda
(sesaat) pada lokasi tertentu, spot speed ini
yang
tidak berlangsung lama dia akan berubah
melintang, garis serong serta lambang lainnya
sepanjang rute perjalanan.
yang berfungsi untuk mengarahkan arah lalu
membentuk
Marka
garis
Jalan,
membujur,
marka
garis
Volume 4, No. 4, November 2015 - 14
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu
Batas Pidie. Yang menjadi kajian dalam
lintas.
penelitian ini adalah penempatan rambu dan marka terhadap geometrik jalan, titik lokasi yang dimaksud di Km 46+100 – 46+250, Km
Metode Penelitian Untuk dapat lebih mengarahkan pada jalannya penelitian dan dapat menghasilkan penelitian
yang
cermat
dan
teliti,
52+300 – 52+650, Km 54+650 – 55+000, Km 63+500 – 63+850.
maka
dibutuhkan adanya bagan alir penelitian sebagai pedoman pelaksanaan seperti yang terlihat di bawah ini ;
Rancangan Penelitian Dalam
melaksanakan
penelitian
diperlukan suatu rancangan penelitian agar dapat membantu dalam menentukan langkah penelitian.Rancangan
penelitian
diharapkan
dapat memperlancar dalam mencapai sasaran sesuai dengan yang diinginkan. Kegiatan penelitian ini akan dilakukan secara teratur, yaitu dengan tahapan yang sistematis yang berupa: 1. Pengumpulan data dasar penelitian yang dilakukan dilapangan dengan pengambilan literatur data yang telah ada sebagai pendukung awal. 2. Data dari lapangan kemudian diolah dalam bentuk perhitungan sistematis yang saling terkait dan untuk selanjutnya dipakai sebagai dasar analisis. 3. Kajian tersebut dapat dilakukan melalui penganalisaan terhadap data primer dan sekunder yang diperoleh dari survey ke lapangandan komplikasi data sekunder. 4. Berdasarkan suatu perumusan yang akan digunakan yang berasal dari studi pustaka Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
selanjutnya dilakukan analisis data. Hasil
Lokasi Penelitian
dari analisis data tersebut akan dipakai
Lokasi penelitiandilakukan pada ruas jalan nasional yaitu jalan Banda Aceh – Km.77 15 - Volume 4, No. 4, November 2015
sebagai
dasar
pembuatan
kesimpulan
sehingga akan muncul saran–saran.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala objek penelitian adalah: Kecepatan kendaraan,
Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri data primer dan data sekunder.
jarak pandang, dan variabel fasilitas alat kelengkapan jalan.
Data Primer Data
primer
adalah
data
yang
dikumpulkan ataupun diperoleh langsung di lapangan.Tujuan dari pengambilan data primer adalah untuk mencari data yang sifatnya merupakan
data
yang
memiliki
tingkat
Kecepatan Kendaraan Perhitungan ini dilakukan secara manual dengan
menggunakan
stop
watch
yang
berfungsi untuk mengukur waktu tempuh kendaraan, pengamatan kecepatan kendaraan pada jalan yang ditinjau dilakukan dengan cara
keakuratan yang tinggi.
menentukan Data Sekunder
terlebih
dahulu
jarak
pias
pengamatan yaitu 50 meter. Pengambilan jarak
Data sekunder berupa data penunjang
50 meter ini dilakukan karena lokasi tinjauan
yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan
daerah tikungan, apabila lebih dari 50 meter
yang diambil dari instansi-instansi terkait
dikhawatirkan akan mengganggu petugas dalam
seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas
melakukan pengamatan, kemudian pengamatan
Perhubungan, hasil penelitian terdahulu, data
dilakukan oleh tiga orang, orang pertama
dari internet dan lain sebagainya. Tujuan dari
bertugas memberi isyarat bahwa kendaraan
pengumpulan data sekunder ini adalah untuk
yang diamati telah memasuki awal titik
mendapatkan data instansi yang selanjutnya
pengamatan
akan diolah dan dianalisis.
bendera, pada saat kendaraan telah memasuki
ditandai
piaspengamatan Analisa Data
dengan
orang
mengangkat
kedua
mulai
menghidupkan stop watchsampai kendaraan
Analisis data merupakan pekerjaan yang terintegrasi setelah data didapatkan, kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan sesuai dengan
yang ditinjau melewati batas akhir pias pengamatan yang ditandai dengan mengangkat bendera oleh orang ketiga.
kebutuhan. Dalam penelitian ini yang menjadi objek data yang akan dijadikan pembahasan Jara adalah data kecepatan kendaraan, data kondisi jalan, data fasilitas keselamatan jalan. Objek-objek pengamatan
data yang
dalam
Perhitungan
jarak
pandang
dihitung
dengan menggunakan Persamaan (1) dan
penelitian
dilakukan
Jarak Pandang
ini
dengan
Persamaan
(2),
dalam
perhitungan
jarak
pandang variabel yang digunakan jarak yang
menganalisis dari kedua arah yaitu arah Banda
ditempuh
Aceh – Medan dan sebaliknya arah Medan –
kecepatanrata-rata kendaraan. Kecepatan rata-
Banda Aceh. Adapun variabel yang dijadikan
rata kendaraan didapat dari kedua arah titik
kendaraan,
waktu
reaksi
dan
Volume 4, No. 4, November 2015 - 16
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tinjauan yaitu arah Banda Aceh – Medan dan sebaliknya arah Medan – Banda Aceh.
Tabel 2 HasilRekapitulasiKecepatan Kendaraan Rata-Rata
Fasilitas Kelengkapan Jalan(Rambu Lalu Lintas) Dalam melaksanakan survei fasilitas kelengkapan jalan (rambu lalu lintas) yang perlu diamati dalam tinjauan ini adalah tentang penempatan dan pengaturan rambu lalu lintas seperti : lampu, marka, pagar pengaman (guard rail), serta alat pengatur dan pengaman lainnya, sehingga dapat diestimasi fasilitas keselamatan yang perlu ditambahkan pada setiap lintasan titik tinjauan. Dari hasil perhitungan dan pengamatan kemudian semua variabel objek tinjauan akan dibandingkan dengan standar yang ada.
Jarak Pandang Perhitungan jarak pandang dihitung pada masing-masing titik tinjauan, perhitungan jarak pandang dilakukan terhadap dua jarak pandang yaitu jarak pandang henti dan jarak pandang menyiap. Berikut perhitungan jarak pandang terhadap titik tinjauan. Adapun perhitungan jarak pandang henti dan jarak pandang menyiap dapat dilihat pada table berikut ini :
HasildanPembahasan Lokasi penelitian ini adalah di lintas jalan
Tabel. 3. Perhitungan Jarak Pandang Henti
nasional Banda Aceh Km 77 Batas Pidie, titik yang ditinjau di ruas jalan ini ada empat (4) titik di mana keempat titik ini daerah tikungan tajam dan terhalang oleh jarak pandang di mana pengguna jalan belum
semua memahami
kondisi geometrik terhadap penempatan rambu
Tabel. 4. PerhitunganJarakPandangMenyiap
yang ada baik dari segi ukuran, bentuk, warna serta penempatannya apakah sudah sesuai dengan perundang undangan dan standar yang ada. Kecepatan Kendaraan Perhitungan
kecepatan
kendaraan
dihitung terhadap semua jeniskendaraanyang dilakukan pada saatkendaraan melewati daerah titik tinjauan. 17 - Volume 4, No. 4, November 2015
Fasilitas Kelengkapan Jalan Fasilitas
kelengkapan
jalan
yangdimaksud di sini adalah; Marka Jalan, Rambu Lalu-Lintas, Lampu Jalan, Warning
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Light, dan Guard Rail.
adalah gambar atau foto kondisi eksisting dan gambar atau foto rekomendasi rambu lalu lintas dan warning light di empat titik tinjauan.
Marka Jalan Berdasarkantabelperhitungan
di
atas
maka terjadi perbedaan di mana ukuran marka baik itu ukuran panjang marka maupun ukuran panjang spasi tidak mengikuti acuan standar, hasil dari survey pengamatan lapangan di semua titik tinjauan untuk kecepatan kendaraan jalan luar kota 60 Km/Jam adalah panjang marka 3 meter dan spasi 5 meter, sedangkan acuan standarnya yaitu panjang marka 5 meter
Lampu Jalan
sedangkan panjang spasinya 3 meter, adapun
Dari
empat
titik
tinjauan
hasil
gambar dan foto kondisi lapangan dapat dilihat
pengamatan lapangan untuk lampu jalan dengan
berikut ini :
kecepatan kendaraan jalan luar kota 60 Km/Jam ada tiga titik tinjauan yang belum terpasang lampu jalan yaitu:
Km 46 + 100 s/d Km 46 + 250
Km 52 + 300 s/d Km 52 + 650
Km 54 + 650 s/d Km 55 + 000
Sedangkansatutitiktinjauan lagi yaitu di Km 63 + 500 sampai dengan Km 63 + 850 telah terpasang lampu penerang jalan,di bawah ini
Rambu Lalu Lintas Dari hasiltabel perhitungan untuk rambu
adalah gambar atau foto kondisi eksisting dan
lalu lintas di semua daerah titik tinjauan ini juga
rekomendasi lampu penerang jalan di Km 46 +
tidak mengikuti acuan standar yang ada di mana
100 s/d Km 46 + 250, Km 52 + 300 s/d 52 +
hasil
650, dan Km 54 + 650 s/d 55 + 000.
survey
pengamatan
kecepatankendaraan
jalan
lapangan luar
untuk
kota
60
Km/Jamukuran daun rambu 60 Cm x 60 Cm, jarak penempatan tiang rambu sebelumobjek berbahaya adalah 100 meter hingga 150 meter, sedangkan acuan standar untuk ukuran daun rambu 75 Cmx 75 Cm dan jarak penempatan tiang rambu sebelum objek berbahaya adalah 50 meter sampai dengan 75 meter, di bawah ini Volume 4, No. 4, November 2015 - 18
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kecepatan rencana 30 Km/Jam, Km 52 +
Guard Rail Hasilsurvey pengamatan lapangan di
300 s/d Km 52 + 650 jarak pandang henti
empat titik tinjauan ini guard rail hanya
sebesar 62.00 meter dengan kecepatan 50
terpasang di dua titik tinjauan yaitu Km 46 +
Km/Jam, Km 54 + 650 s/d Km 55 + 000
100 s/d Km 46 + 250 dan Km 63 + 500 s/d Km
jarak pandang henti sebesar 56.35 meter
63 + 850, kondisi guard rail di dua titik
dengan kecepatan rencana 50 Km/Jam, Km
tinjauan yang sudah terpasang saat ini rusak
63 + 500 s/d Km 63 + 850 jarak pandang
berat maka perlu perbaikansedangkan di titik
henti sebesar 29.23 meter dengan kecepatan
tinjauan Km 52 + 300 s/d 52 + 650 dan 54 +
rencana 30 Km/Jam.
650 s/d 55 + 000 belum terpasang guard rail,
2.
hal ini juga sangat membahayakan bagi
Jarak Pandang Menyiap Jarak pandang menyiap yang di rangkum
pengguna jalan.
dalam penelitian ini dimana antara hasil survey pengamatan lapangan dengan acuan standar dapat dijelaskan bahwa untuk kecepatan
kendaraan
di
empat
titik
tinjauan jarak pandang menyiap disesuikan dengan kecepatan rencana di masing masing
tinjauan,
adapun
kesimpulan yang di dapat pada Km 46 +
KESIMPULAN DAN SARAN
100 s/d Km 46 + 250 jarak pandang
Kesimpulan
menyiap sebesar 187.58 meter dengan
Hasil yang di dapat dari beberapa jenis
kecepatan rencana 40 Km/Jam, Km 52 +
alat kelengkapan jalan maka di bawah ini akan
300 s/d Km 52 + 650 jarak pandang
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
menyiap sebesar 287.28 meter dengan
1. Jarak Pandang Henti
kecepatan rencana 50 Km/Jam, Km 54 +
Jarak pandang henti yang di rangkum
650 s/d Km 55 + 000 jarak pandang
dalam penelitian ini dimana antara hasil
menyiap sebesar 265.71 meter dengan
survey pengamatan lapangan dengan acuan
kecepatan rencana 40 Km/Jam, Km 63 +
standar dapat dijelaskan bahwa untuk
500 s/d Km 63 + 850 jarak pandang
kecepatan kendaraan di empat titik tinjauan
menyiap sebesar 158.80 meter dengan
jarak pandang henti disesuikan dengan
kecepatan rencana 40 Km/Jam.
kecepatan rencana di masing masing daerah tinjauan, adapun kesimpulan yang di dapat
daerah
3.
Marka Jalan
pada Km 46 + 100 s/d Km 46 + 250 jarak
Hasil survey pengamatan lapangan juga
pandang henti sebesar 28.86 meter dengan
terjadi
19 - Volume 4, No. 4, November 2015
penyimpangan
tentang
ukuran
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala panjang marka dan spasi marka jalan di
pengguna jalan.
empat lokasi tinjauan ini, acuan standar ukuran panjang marka 5 meter spasinya 3 meter sedangkan menurut hasil survey pengamatan lapangan sebaliknya yaitu ukuran panjang marka 3 meter dan spasinya meter 5 meter hal ini jelas telah
Untuk rambu lalu lintas ini juga telah acuan
standardimana
hasil
surveypengamatan lapangan keempat titik tinjauan ini terjadi perbedaan ukuran baik itu ukuran tinggi tiang maupun ukuran daun rambu serta penempatannya berbeda dengan acuan standar yang ada. 5.
perhitungan
dan
survey
pengamatan lapangan yang telah di lakukan pada ruas jalan nasional yaitu jalan Banda Aceh – Km.77 batas Pidie ke semua variabel yang di
perlu disarankan bagi pengambil kebijakan dan instansi terkait masalah prasarana transportasi darat terutama di daerah tinjauan ini perlu perbaikan dan penyempurnaan pemasangan rambu, marka, lampu jalan, guard rail dan alat kelengkapan jalan lainnya yang sesuai dengan spesifikasi dan acuan standar yang ada.
Lampu Jalan Untuk variabel ini dari hasil pengamatan lapangan keempat titik tinjauan hanya satu yang terpasang lampu jalan yaitu di Km 63 + 500 s/d Km 63 + 850, sedangkan tiga titik tinjauan lagi di Km 46 + 100 s/d 46 + 250, Km 52 + 300 s/d 52 + 650, Km 54 + 650 s/d 55 + 000 belum terpasang sama sekali hal ini sangat membahayakan bagi pengguna jalan saat melintasi di titik tinjauan terutama saat malam hari.
6.
hasil
mengikuti acuan standar yang ada, untuk itu
Rambu Lalu Lintas
menyalahi
Dari
tinjau masih banyak penyimpangan tidak
menyalahi aturan spesifikasi yang ada. 4.
Saran
Guard Rail Guard rail ini sama halnya seperti lampu jalan hanya dua titik tinjauan saja yang terpasang yaitu Km 46 + 100 s/d 46 + 250 dan Km 63 + 500 s/d Km 63 + 850 kedua guard rail ini sudah mulai rusak berat, sedangkan dua titik tinjauan lagi belum terpasang ini juga sangat berbahaya bagi
DAFTAR KEPUSTAKAAN Bukhari, R.A, dkk 1997, RekayasaLalu – Lintas, Bidang Studi Teknik Transportasi Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Bukhari, R.A, dkk 2002. Rekayasa Lalu –Lintas I. Bidang Studi Teknik Transportasi Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Departemen Pekerjaan Umum, 2004. Pedoman Tentang Penempatan Marka Jalan Pd T-122004-B, Balitbang Departemen PU Jakarta. Hendarsin, S. L. 2000. Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung, Bandung. Sukirman, S. 1999. Dasar–dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Penerbit Nova, Bandung. Volume 4, No. 4, November 2015 - 20