KESEHATAN MENTAL MENURUT ZAKIAH DARADJAT
Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar S1 dalam Ilmu Dakwah
OLEH: SUSILAWATI NPM. 1341040151 Jurusan : Bimbingan Konseling Islam ( BKI )
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H/2017 M
KESEHATAN MENTAL MENURUT ZAKIAH DARADJAT Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Dalam Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Oleh
SUSILAWATI NPM: 1341040151
Jurusan : Bimbingan Konseling Islam
Pembimbing I : Drs. Kholidi, S. M.Pd.I Pembimbing II : Hj. Suslina Sanjaya, S,Ag, M.A.g
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H/ 2017 M
ABSTRAK KESEHATAN MENTAL MENURUT ZAKIAH DARADJAT Oleh : SUSILAWATI Zakiah Daradjat merupakan satu diantara sekian banyak muslimah yang berkecimpung dalam lapangan psikologi khususnya psikologi agama. Kemunculannya dalam gerakan kesehatan mental telah memberi pengaruh dalam membuka jalan pikiran psikologi Islam. Kelebihannya dibandingkan sejumlah psikologi lain adalah minatnya yang besar terhadap aspek agama dalam psikoterapi. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup. Konsep yang dilkukan oleh Zakiah Daradjat tentang kesehatan mental adalah yang pertama konsep kesehatan mental dan ketenangan hidup yang ke dua konsep penyesuaian diri dan kesehatan mental dan ke tiga peranan Agama dan dan kesehatan mental. Fokus penelitian penulis adalah : 1). “Bagaimana Konsep Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat?”. Adapun tujuan penelitian ini yang digunakan adalah : “Analisis Kritis mengenai Konsep kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat dan di sini konsep yang difokuskan adalah konsep penyesuaian diri dan kesehatan mentalnya. Penelitian ini adalah : Termasuk penelitian kepustakaan (library reseacrch), yaitu sebuah penelitian yang dilakukan dengan cara mencari dan membahas literatur atau buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan peneliti studi tokoh, yaitu pengkajian secara sistematis terhadap pemikiran atau gagasan seseorang pemikir, keseluruhannya atau sebahagiannya. Dalam hal ini, objek penelitian adalah pemikiran seorang tokoh, yaitu Zakiah Daradjat mengenai Kesehatan Mental. Dari penelitian penulis dapat membedakan dua temuan sebagai berikut : (a). Kesehatan mental menurut Zakiah Daradjat adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup. Adapun secara garis besar yang di bahas oleh Zakiah Daradjat yaitu pengertian kesehatan mental, prinsip kesehatan mental, kaitan agama dan kesehatan mental, kesehatan mental dan ketenangan hidup, peranan agama dalam kesehatan mental. (b). Pendapat tersebut dipertegas oleh Mustofa Fahmi mendefinisikan bawha kesehatan mental menjadi dua segi yaitu: pertama dari segi positif bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian diri terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya, yang kedua segi negative bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala neurosis dan psikosis. Konsep kesehatan mental Zakiah daradjat yang di bahas ini adalah Penyesuaian diri dan kesehatan mental. Kata Kunci : Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat
ii
MOTTO
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (QS. Al-Baqarah: 10)1
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Asbabun Nuzul, (Surakarta: pustaka Al Hanan,2014), hal 215.
v
PERSEMBAHAN Dengan Keridhoan hati dan rasa syukur kepada Allah SWT, Skipsi ini saya persembahkan kepada : 1. Kedua orang tua saya Abah Sahadi dan Emak Halilah yang sangat saya cintai dan sangat saya sayangi dengan segenap kemampuan yang telah mencurahkan kehidupannya demi keberhasilan studiku. 2. Kakakku ( Suhandi, Suherman, Syamsul Hidayat dan Siti Khodijah ) yang selalu menyayangi saya dan yang saya sayangi yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepadaku. 3. Buat adikku M.Syaripudin yang selalu memberi semangat serta hangatnya peluk kasih dan sayang disetiap hari yang kulalui dalam menggapai citacita untuk keberhasilanku. 4. Penyemangatku sahabat-sahabatku yang selalu menemani aku dikala susah maupun senang. 5. Teman-teman seperjuanganku di Jurusan BKI, KPI, PMI, MD angkatan 2013 terkhusus keluarga BKI bersama kalianlah saya banyak belajar apa arti dari kebersamaan. 6. Almamater tercinta UIN Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang telah banyak mendidik dan menjadi tempatku menuntut Ilmu.
vi
RIWAYAT HIDUP
SUSILAWATI dilahirkan di Teluk Betung, Pada Tanggal 12 Agustus 1994. Dari Pasangan Bapak Sahadi dan Ibu Halilah. 1. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pecoh Raya, Kota Bandar Lampung, tamat pada tahun 2007 2.
Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Tanjung Karang Kota Bandar Lampung, tamat pada tahun 2010
3. Madrasah Aliyah (MA) Negeri 2 Tanjung Karang Kota Bandar Lampung, tamat pada tahun 2013. Selanjutnya pada tahun 2013, Penulis melanjutkan pendidikan pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Institut Agama Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.
Penulis juga pernah aktif diorganisasi : 1. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tahun 2013 S/d Sekarang. 2. UKM Koperasi Mahasiswa tahun 2013-2014
vii
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah S.W.T., yang telah memberikan penjelas serta penerang pada setiap hamba-Nya yang berfikir dan berusaha mencari hidayah, taufiq serta ‘inayah-Nya. Dengan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi tentang: KESEHATAN MENTAL MENURUT ZAKIAH DARADJAT. Shalawat serta salam tersamapaikan kepada Nabi Muhammad S.A.W., keluarga dan sahabatnya, juga pada pengikut sunah-sunahnya. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.sos.) Jurusan Bimbingan Dan Konseling Islam
Fakultas
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang sangat berjasa. Untuk itu terimakasih penulis sampaikan atas bantuan berbagai pihak diantaranya: 1. Prof. Dr. H. Khomsahrial Romli, M.Si selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan motivasi agar semangat dalam belajar. 2. Hj. Rini Setiawati, M.Sos.I sebagai Ketua Jurusan BKI dan Mubasit, M.M selaku Sekjur BKI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung 3. Drs. Kholidi, S.Ag, M.Ag selaku Pembimbing I, dan Hj. Suslina Sanjaya, S.Ag, M.Ag selaku Pembimbing II, yang telah banyak memberikan pengarahan yang
viii
sangat konstruktif serta penuh kesabaran dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 4. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan saran yang konstruktif pada penulis. 5. Pihak Perpustakaan Pusat dan juga Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan buku-buku refrensi penulis. Semoga atas bantuan dan jerih payahnya dari semua pihak menjadi satu catatan ibadah disisi Allah SWT, Amin Ya Robal Alamin.
Bandar Lampung, Penulis
SUSILAWATI
ix
Mei 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i ABSTRAK .............................................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v MOTTO .................................................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ vii RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. viii KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I. PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ........................................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul .................................................................................. 3 C. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 3 D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 9 F. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 10 G. Metodologi Penelitian ................................................................................. 13 BAB II. KESEHATAN MENTAL A. Pengertian Kesehatan Mental ...................................................................... 17 B. Tujuan Kesehatan Mental ........................................................................... 20 C. Kebutuhan Pokok Kesehatan Mental .......................................................... 21 D. Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental ......................................... 23
xi
E. Prinsip-Prinsip Kesehatan Mental ............................................................... 26 F. Hubungan Agama dengan Kesehatan Mental ............................................. 32 BAB III. PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT TENTANG KESEHATAN MENTAL A. Biografi Zakiah Daradjat..............................................................................34 1. Riwayat hidup ........................................................................................34 2. Riwayat Pendidikan ...............................................................................35 3. Karya-Karya Zakiah Daradjat ................................................................40 B. Pemikiran Zakiah Daradjat Tentang Kesehatan Mental ..............................81 1. Kesehatan Mental dan ketenangan Hidup ..............................................81 2. Penyesuaian diri dan Kesehatan Mental ................................................85 3. Peran Agama dan Pembinaan Mental ....................................................87 BAB IV. ANALISIS PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT TENTANG KESEHATAN MENTAL A. Konsep Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat ................................. 89
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................................................98 B. Saran.............................................................................................................99 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..100 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Agar terhindar dari kesalah pahaman dan berbagai interpretasi dalam memahami judul Skripsi ini, maka dipandang perlu adanya penegasan pengertian serta istilah yang terdapat pada judul skripsi ini, yaitu: gagasan “KESEHATAN MENTAL MENURUT ZAKIAH DARADJAT” dengan penegasan sebagai berikut: Kesehatan adalah keadaan sehat secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.1 Batasan sehat ini kemudian dikemukakan oleh WHO bahwa yang dimaksud sehat, tidak saja sehat menurut jasmani saja tetapi kondisi mental dan fisik tidak hanya bebas penyakit.2 Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.3 Menurut Zakiah Daradjat Kesehatan Mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri anara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup 1
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Keseatan Mental Dan Perilaku Kesehatan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), h. 1. 2 Umar Fahmi, kesehatan Masyarakat Teori Dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. 1, h. 6. 3 Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 1, h. 143.
1
2
yang bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat.4Untuk dapat menyesuaikan diri dengan diri sendiri, kita harus lebih mengenal diri kita dan menerimanya sebagaimana adanya.5 Kesehatan Mental adalah Terhindarnya seseorang dari gejala-gejala gangguan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.6 Kesehatan Mental adalah pengetahuan dan perbuatan seseorang untuk mengembangkan potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga menyebabkan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.7 Dari beberapa pengertian kesehatan mental diatas dapat di simpulkan oleh penulis bahwa kesehatan mental adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorag untuk bisa mengembangkan kemampuan atau potensi yang di miliki dan bisa menilai diri sendiri serta bisa beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan yang ada disekitarnya maupun dimana ia tinggal dan menyempurnakan kemampuan baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial dalam mewujudkan keserasian hidup yang berlandaskan iman dan ketaqwa kepada Allah SWT.
4
H. Ramayulis, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 144. Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1995), h. 11. 6 Siti Sundari, Kesehatan Mental Dalam Kehidupan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 1. 7 Yusak Burhanuddin, Kesehatan Mental, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), h. 11. 5
3
B. Alasan Memilih Judul Dalam pembuatan Skripsi ini tentunya mempunyai alasan. Adapun alasan penulis dalam mengajukan judul ini antara lain: 1. Karena kesehatan mental yang di bahas oleh Zakiah Daradjat sangat menarik untuk di teliti dan ingin mengetahui integritas Zakiah Daradjat Mengingat bahwa Karya-karya yang dihasilkan oleh Zakiah Daradjat dianggap memberikan inspirasi bagi generasi penerusnya dari bentuk pemikiran maupun kepemimpinannya. 2. Mengingat bahwa kesehatan mental ini memiliki daya tarik yang sangat baik untuk masyarakat yang belum mengetahui tentang kesehatan mental, kesehatan mental ini terkenal karena tokoh yang besar yang bernama Zakiah Daradjat dan tidak semua masyarakat memiliki dan mengetahui tentang karya-karya beliau dan mengerti apa yang di bahas dalam bukubukunya tentang kesehatan mental bukan berarti kurang sehat dikatakan gila atau stres tetapi melainkan kurang sehat dalam segi hal lainnya adapun selain itu mempermudah penulis untuk mendapatkan refrensirefrensi yang akan di gunakan dalam peneliti. C. Latar Belakang Masalah Kesehatan mental sebagai disiplin ilmu yang merupakan bagian dari psikologi agama, terus berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi masyarakat yang membutuhkan jawaban atas berbagai permasalahan yang melingkupinya. Kemudahan yang didapat dari kemajuan ilmu
4
pengetahuan dan teknologi serta industri belum mampu memenuhi kebutuhan ruhaninya. Dampak lain adalah mereduksinya integritas kemanusiaan, yang akhirnya membawa manusia terperangkap dalam jaringan sistem rasionalitas teknologi yang tidak manusiawi.8 Sebagai sebuah Negara yang semakin berkembang, Indonesia tidak hanya mengikuti perkembangan tren yang sifatnya positif namun juga membawa perkembangan yang sifatnya merugikan seperti gangguan jiwa. Di jelaskan sebelumnya bahwa gangguan mental atau jiwa dapat disebabkan oleh aspek dari luar individu, seperti halnya kehidupan dalam bermasyarakat. Ketika seseorang dituntut untuk memenuhi atau melakukan hal-hal di luar kapasitasnya maka akan menimbulkan stres yang berlebihan, dan jika tidak ditangani dengan tepat maka kondisinya akan menjadi lebih buruk dan berakhir pada gangguan kejiwaan.9 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 pada bagian nomor 3/76 dicantumkan kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosi seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain.10 Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan 8
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Op.Cit, h. 141. http://fisip.unpad.ac.id/jurnal/index.php/prosiding/article/viewFile/117/101, Selasa, 21 Maret 2017, Jam 19.22 Wib 10 Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam,( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2009), h. 16. 9
5
mudah dapat diamati dan terlihat. Berbeda dengan gangguan fisik yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental sering tidak terdeteksi, sekalipun oleh keluarganya sendiri. 11 Khususnya untuk masyarakat Indonesia, masalah kesehatan mental saat ini belum bagitu mendapat perhatian yang serius. Krisis yang saat ini melanda membuat perhatian terhadap kesehatan mental kurang terpikirkan. Orang masih fokus pada masalah kuratif, kurang memperhatikan hal-hal preventif untuk menjaga mental supaya tetap sehat. Tingkat pendidikan yang beragam dan terbatasnya pengetahuan mengenai perilaku manusia turut membawa dampak kurangnya kepekaan masyarakat terhadap anggotanya yang mesti mendapatkan pertolongan di bidang kesehatan mental.12 Dalam pengertian yang amat sederhana kesehatan mental itu sudah dikenal sejak manusia pertama (Adam), karena Adam as merasa berdosa yang menyebabkan jiwanya gelisah dan hatinya sedih. Untuk menghilangkan kegelisahan dan kesedihan tersebut, ia bertaubat kepada Allah dan taubatnya diterima serta ia merasa lega kembali. Kesehatan mental sebagai salah satu cabang ilmu jiwa yang sudah dikenal sejak abad ke-19, seperti di jerman tahun 1875 M, orang yang sudah mengenal kesehatan mental sebagai ilmu walaupun dalam bentuk sederhana.13
11
Siswanto, Kesehatan Mental konsep, cakupan dan perkembangannya, (Yogyakarta: Cv Andi Offset, 2007), h. 1. 12 Ibid, h. 2. 13 Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 139.
6
Pada umumnya dulu pengertian orang pada ilmu kesehatan mental bersifat terbatas dan sempit. Seperti ada yang membatasi pengertian kesehatan mental itu pada absennya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa. Dengan pengertian ini kesehatan mental itu hanya diperuntukan bagi orang yag terganggu dan berpenyakit jiwa saja, dan tidak diperlukan bagi setiap orang pada umumnya.14 Adapun faktor-faktor kesehatan mental yaitu mengalami, Frustasi (tekanan perasaan), Konflik (Pertentangan batin), dan Kecemasan, adapun arti dari faktor tersebut. Frustasi (tekanan perasaan) ialah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya, atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya. 15 Konflik (Pertentangan batin) adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain.16 Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).17 Ada pun ketertarikan penulis dalam mengambil judul Kesehatan mental di sini adalah karena adanya faktor yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini karena dilihat dari pengalaman, pengamatan dan
14 15 16 17
Ibid, h. 140. Zakiah Daradjat, Op. Cit, h. 24. Ibid, h. 26. Ibid, h. 27.
7
kepustakaan. Adanya objek material dan objek formal. Objek material adalah suatu pemikiran tokoh sedangkan formal ialah suatu pemikiran yang akan di uraikan oleh peneliti. Kesehatan Mental yang di bahas oleh Zakiah Daradjat adalah Pengertian kesehatan mental, fungsi kesehatan mental, prinsip kesehatan mental, kaitan Agama dengan kesehatan mental, kesehatan mental dan ketenangan hidup, peranan Agama dalam kesehatan mental. Adapun
pengertian
kesehatan
mental
Zakiah
Daradjat
ialah
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup. Fungsi dari kesehatan mental yaitu seperti pikiran, perasaan, sikap jiwa, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerja sama satu sama lain, sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan, yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan bimbang, serta terhindar dari kegelisihan dan pertentangan batin (konflik).18 Sedangkan Menurut Pendapat Musthafa Fahmi tentang kesehatan mental dan penyesuaian diri beliau mengemukakan bahwa kesehatan mental dan penyesuaian diri banyak macan-macam penyesuaian diri berbeda-beda dalam sifat dan caranya , sementara orang yang menyesuaikan diri terhadap
18
Ibid, h. 13.
8
lingkungan sosial di mana ia hidup dengan sukses, sebagian lainnya tidak sanggup melakukannya.19 Keistimewaan dan kelebihan Zakiah Daradjat tentang kesehatan mental yaitu: keistimewaannya dari seorang tokoh Zakiah Daradjat yang telah banyak pengalaman yang sejak lama langsung berperan dalam merawat para pasien yang mengalami kesehatan mental maka dapat dilihat bahwa Zakiah Daradjat lebih banyak menghasilkan karya tulis tentang kesehatan mental. Bahkan Zakiah Daradjat juga membuat judul disertasi beliau yang berkaitan dengan kesehatan mental. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pengalaman masa lalu sangat berpengaruh terhadap pemikiran seseorang. Di samping itu adapun kelebihan Zakiah Daradjat rasa tanggung jawab yang dikembangkan hanya mengarah kepada masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, dalam pelaksanaanya, Pendidikan Nasional kurang bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Inilah yang barangkali sedikit membedakan antara tujuan pendidikan Islam bagi Zakiah. Maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti secara mendalam tentang “Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat”
19
Musthafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam keluarga sekolah dan masyarakat, (Jakarta: Bulan Bintang, cetakan pertama 1977), h. 42.
9
D. Rumusan Masalah Berdasarkan alasan memilih judul dan latar belakang masalah diatas maka dapat ditetapkan rumusan adalah: “ Bagaimana Konsep Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat ? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan penelitan yang di gunanakan adalah Evaluasi kritis mengenai Konsep kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat. 2. Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian adalah: a. Untuk menambah khazanah kajian kesehatan mental terutama untuk memahami kasus-kasus seperti cemas, depresi, dan gangguan kejiwaan atau mental yang dialami oleh manusia di era modern seperti sekarang ini. dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis pengayaan khasanah kepustakaan dalam bidang kesehatan mental Khususnya yang membahas tentang mental dan kejiwaan dan pengembangan penulis tentang konsep kesehatan mental Menurut Zakiah Daradjat. b. Dapat memberikan ide-ide yang berharga bagi jurusan Bimbingan konseling Islam Untuk kedepannya agar lebih baik lagi.
10
F. Penelitian Terdahulu Dari hasil penelitian terdahulu tentang Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat telah banyak dilakukan, terbukti dengan ditemukannya berbagai karya ilmiah yang diantaranya adalah sebagai berikut: Penelitian yang berjudul, Fungsi Iman Sebagai Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat dan Implementasinya Dalam Kepribadian Muslim (Studi Analisis Bimbingan dan Konseling Islam), IAIN Walisongo Semarang, karya Muhammad Hablilah, 2006, Isi dari skripsi di atas adalah membahas untuk mengetahui pemikiran Zakiah Daradjat tentang fungsi iman terhadap kesehatan mental dan mengetahui implementasi mental yang sehat dalam kepribadian muslim bila ditinjau dari sudut pandang bimbingan dan konseling Islam. Adapun manfaatnya diharapkan dapat mengembangkan konsep bimbingan dan konseling Islam sebagai tren dakwah (aspek teoritis) juga sebagai
bahan
bagi
individu
atau
lembaga
terkait
dalam
rangka
pengembangan dakwah Islam (aspek praktis), Penelitian ini berbentuk kualitatif-teks, karena data-data yang digunakan meliputi fakta-fakta yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu: al-Qur’an, al-Hadis, konsep iman dan kesehatan mental, kepribadian muslim serta bimbingan dan konseling Islam. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan metode library research
11
sedangkan metode analisisnya menggunakan metode deskriptif, metode interpretasi dan metode komparasi.20 Penelitian yang barjudul, Konsep Perawatan Kesehatan Jiwa Menurut Pendapat Zakiah Daradjat Dan Dadang Hawari, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karya Muslihun, 2013, Isi dari Skripsi ini membahas tentang Penelitian ini berbentuk kualitatif-teks, karena data-data yang digunakan meliputi fakta-fakta yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu: al-Qur’an, al-Hadis, konsep iman dan kesehatan mental, kepribadian muslim serta bimbingan dan konseling Islam. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan metode library research sedangkan metode analisisnya menggunakan metode deskriptif, metode interpretasi dan metode komparasi, Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
menurut
Zakiah
Daradjat,
perawatan
atau
penanggulangan gangguan kejiwaan adalah dengan terapi psikologis dan relegius melalui media konseling. Dalam peroses terapi psikologi zakiah Daradjat menyentuh aspek kognitif, afektif dan konasi, sementara dalam terapi relegius, kelien diberikan pemahaman-pemahaman yang utuh.21 Penelitian yang berjudul, Menangis Sebagai Metode Dalam Kesehatan Mental (Studi kasus pada tiga orang dewasa di tulang bawang, kebumen), UIN Sunan Kali Jaga, karya Tri Agus Subekti, 2014, Isi dari Skripsi tersebut 20
Muhammad Hablilah, Fungsi iman terhadap kesehatan mental menurut Zakiah Daradjat dan implementasinya dalam kepribadian muslim (Studi Analisis Bimbingan dan konseling Islam), IAIN Walisongo Semarang, 2006. 21 Muslihun, Konsep Perawatan Kesehatan Jiwa Menurut Pendapat Zakiah Daradjat Dan Dadang Hawari, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
12
adalah untuk mengetahui bahwa menangis dapat dijadikan sebagai salah satu metode dalam penyelesaian atau penangan terhadap ketidaksehaatan mental, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi, metode analisis data dengan deskriptif kualitatif dan interpretasi, hasilnya dapat dideskripsikan bahwa menangis mampu mempertahankan kesehatan mental subjek, dan subjek juga memperoleh hal yang positif setelah menangis. 22 Karya
ilmiah
tersebut
memang
sudah
banyak
menjelaskan
pembahasan tentang Kesehatan Mental menurut Zakiah Daradjat. Pada dasarnya ketiga penelitian tersebut memiliki kesamaan yaitu membahas tentang kesehatan mental, namun setelah penulis mentelaah penelitian tersebut ada beberapa perbedaan dengan skripsi yang penulis susun. Perbedaan tersebut terletak pada waktu, tempat, dan pemikiran tokoh yang penulis ambil. Disamping itu apabila dilihat pada pembahasannya juga terdapat perbedaan yakni dari segi judul dan tokoh yang penulis ambil, penulis membahas “Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat
22
Tri Agus Subekti, Menangis Sebagai Metode Dalam Kesehatan Mental (Studi kasus pada tiga orang dewasa di tulang bawang, kebumen),UIN Sunan Kali Jaga, 2014.
13
G. Metode Penelitian Dalam penulis skripsi ini, penulis menggunakan peneliti studi tokoh, yaitu pengkajian secara sistematis terhadap pemikiran atau gagasan seseorang pemikir, keseluruhannya atau sebahagiannya. 23 Dalam hal ini, objek penelitian adalah pemikiran seorang tokoh, yaitu Zakiah Daradjat mengenai Kesehatan Mental. Jika dilihat dari tempat dan cara melakukan pengumpulan datanya, peneliti ini termasuk penelitian kepustakaan (library reseacrch), yaitu sebuah penelitian yang dilakukan dengan cara mencari dan membahas literatur atau buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi ini.24 Artinya, data yang diperlukan dalam penelitian ini digali dari studi pustaka, terutama dengan mengkaji sumber-sumber informasi dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan masalah Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat. Penulisan ini dilakukan dengan langkah-lagkah sebagai berikut : 1. Menentukan Persoalan Bidang Keilmuan Yang Dianggap Penting. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada bidang Konsep kesehatan mental dalam penyesuaian diri.
23
Syahrin Harap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, (Jakarta : Istiqamah Mulya Press, 2006), h. 7. 24 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2004), h. 89.
14
2. Memilih tokoh Setelah menentukan bidang keilmuan, kemudian penulis memilih tokoh Zakiah Daradjat. Penulis memilih tokoh ini karena ia adalah salah satu tokoh yang berkecimpung di bidang psikologi dan kesehatan mental. Kaitannya dengan penelitian ini, Zakiah Daradjat memiliki karya-karya psikologi dan kesehatan mental. dan objek kajiannya tentang konsep kesehatan mental dalam penyesuaian diri dalam penelitian ini. 3. Identifikasi Kelebihan dan Keberhasilan Maksudnya, peneliti menghimpun berbagai informasi mengenai Zakiah Daradjat sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan karya yang telah diraih untuk menentukan keistimewaan dan kelebihannya. Keistimewaan dari seorang tokoh Zakiah Daradjat yang telah banyak pengalaman yang sejak lama langsung berperan dalam merawat para pasien yang mengalami kesehatan mental maka dapat dilihat bahwa Zakiah Daradjat lebih banyak menghasilkan karya tulis tentang kesehatan mental. Bahkan Zakiah Daradjat juga membuat judul disertasi beliau yang berkaitan dengan kesehatan mental. kelebihan dan keberhasilannya Zakiah Daradjat rasa tanggung jawab yang dikembangkan hanya mengarah kepada masyarakat dan bangsa. 4. Menentukan Fokus Studi. Maksudnya, peneliti memilih Konsep Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat untuk diteliti pada sudut Penyesuaikan diri.
15
5. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu: a. Sumber data skunder, yaitu seperti buku-buku kesehatan mental dari karangan tokoh, di dalam buku lain data primer adalah yang diperoleh langsung dari sumber yang diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.25 b. Sumber data primer, yaitu seperti karya-karya Zakiah Daradjat dan buku-buku lainnya, majalah, artikel dan penunjang lainnya. 6. Instrumen Pengumpulan Data Dalam penulisan ini penulis menggunakan salah satu instrumen pengumpulan data, yaitu dokumentasi. Dengan dokumentasi peneliti dapat mencatat dan menganalisa data Kesehatan Mental Zakiah daradjat. Selain itu, penulis juga menggunakan buku-buku lainnya yang menunjang penelitian ini. 7. Pengolaan Data Setelah data dan fakta terhimpun, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan pendekatan tematis, yaitu aktivitas seseorang dideskipsikan berdasarkan berjumlah tema (topik) yang menggunakan konsep-konsep yang biasa dipakai untuk suatu ilmu tertentu. Dalam penelitian ini penulis akan mendeskripsikan pemikiran Zakiah daradjat tentang kesehatan mental. 25
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta :BPEF-VII,Cet-4, 1997), h. 55.
16
8. Metode Analisis dan Kesimpulan Metode
Analisis
data
adalah
proses
pengorganisasian
dan
mengurutkan data kedalam pola katagori dan satuan uraian dasar sehingga dapat dikemukakan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerjanya seperti disarankan data, pengorganisasian dan pengolahan dan bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya akan diangkat menjadi teori subtantif.26 Dalam analisis data, penelitian ini dilakukan dengan memusatkan pada analisa isi yang sebenarnya dari pesan Kesehatan mental dengan cara sistematis dan kualitatif. Setelah data analisis, kemudian penulis mengambil suatu kesimpulan berdasarkan penelitian tersebut.
26
Moleong Lexi j, Mentodologi Penelitian kualitatif, ( Bandung : Rosdakarya, 2012 ), h. 248.
BAB II KESEHATAN MENTAL A. Pengertian Kesehatan Mental Dari segi bahasa kesehatan mental terdiri dari dua kata yaitu: kesehatan dan mental. Kesehatan yang kata dasarnya sehat mendapat awalan ke dan akhiran an, menyatakan hal atau keadaan, sedangkan sehat berarti bebas dari rasa sakit, jadi kesehatan memiliki arti keadaan badan seseorang yang tidak sakit1 Mental berasal dari bahasa latin yaitu: mens, mentil, yang artinya: jiwa, roh, nyawa, sukma, semangat.2 Untuk mengetahui secara istilah kesehatan mental, maka terlebih dahulu akan dipaparkan oleh beberapa tokoh yang mendefinisikan tentang kesehatan mental seperti: Zakiah Daradjat, Abdul Azis El-Quusy dan Musthofa fahmi. Menurut Abdul Aziz El-Quusy bahwa, kesehatan mental atau jiwa yang sehat adalah keserasian yang sempurna atau integrasi antara fungsi-fungsi jiwa yang bermacam-macam disertai kemampuan untuk menghadapi kegoncangan-kegoncangan jiwa yang ringan, yang biasa terjadi
1
Departemen Pendidikan, Kamus Besar Indonesia, Balai pustaka,(Jakarta, cet 10, 1999), h.
890. 2
Kartini Kartono, dan jenny Andri, Hygiene mental dan kesehatan mental dalam Islam, Mandar Maju, (Bandung, 1989), h. 3.
17
18
pada setiap orang, di samping secara positif dapat merasakan kebahagiaan dan kemampuan.3 Menurut
Zakiah
Daradjat
bahwa,
kesehatan
mental
adalah
terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuain diri sendiri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya, berlandasan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna bahagia dunia dan akhirat.4 Sedangkan menurut Mustofa fahmi mendefinisikan kesehatan mental menjadi dua segi yaitu: pertama segi positif (ijabiy) kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaiaan terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya, kedua segi negatif (salabi) kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari segala neurosis (al-amradl al-ashabiyah) dan psikosis (al-amradi al-dzibaniyah).5 Dari ketiga tokoh psikolog di atas bahwa kesehatan mental yang mereka definisikan menurut Abdul Aziz EL-Quusy, Zakiah Daradjat dan Musthofa fahmi, yang sesuai dengan pandangan agama Islam adalah Zakiah Daradjat karena selain segi psikis, sosiologis, fisik ia juga memasukkan unsurunsur agama yaitu keimanan dan ketaqwaan, karena iman dan taqwa sangat penting bagi diri seseorang, menurut penelitian oleh para ahli jiwa bahwa 3
Abdul Aziz EL-Quusy, pokok-pokok kesehatan jiwa/mental, Bulan Bintang,(Jakarta, 1997),
h. 38. 4
Yahya Jaya, Peranan Taubat dan Manfaat dalam kesehatan mental, Yayasan pendidikan Islam Ruhana,(Jakarta, 1992), h. 15. 5 Musthofa Fahmi, alih bahasa Zakiah daradjat, kesehatan jiwa dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, Bulan Bintang,(Jakarta,1997), h. 20-22.
19
iman seseorang sangat membantu para pasien yang mengalami gangguan jiwa dalam usaha penyembuhan penyakit jiwa. Sedangkan menurut Musthofa Fahmi dan Abdul aziz EL-Quusy, keduanya mendefinisikan kesehatan mental yang di bahas yaitu dari segi fisik, sosilogis dan psikis. Pengertian kesehatan mental menurut WHO tampaknya juga mengalami perkembangan menjadi semakin kompleks. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.6 Kesehatan mental yang ditulis oleh Marie Johoda adalah kesehatan mental tidak bisa di lihat dari sudut pandang penyakit mental atau gangguan mental, tapi dari sudut pandang yang positif 7 Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa dari ketiga tokoh di atas kesehatan mental adalah mampu menyesuaikan diri sendiri dengan lingkungan sekitarnya maupun di mana ia tinggal dan melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan sebagaimana mestinya dan bertujuan untuk keselamatan dunia dan akhirat.
6
Siswanto, Kesehatan Mental konsep,cakupan dan perkembangan, (Yogyakarta,C.V ANDI OFFSET,2007), h. 15. 7 Johana E.Prawitasari, Psikologi Klinis, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 15.
20
B. TUJUAN KESEHATAN MENTAL Mempelajari kesehatan mental pada berbagai bidang ilmu itu pada prinsipnya bertujuan sebagai berikut. 1. Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya 2. Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental 3. Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masyarakat 4. Memiliki sikap proaktif dan mampu memanfaatkan sebagai sumber daya dalam upaya penanganan kesehatan mental masyarakat 5. Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.8 6. Mengusahakan agar manusia memiliki kemampuan mental yang sehat 7. Mengusahakan pencengahan terhadap timbulnya sebab-sebab gangguan mental dan penyakit mental 8. Mengusahakan pencegahan berkembangnya bermacam-macam gangguan mental dan penyakit mental 9. Mengurangi atau mengadakan penyembuhan terhadap gangguan dan penyakit mental.9
8
Moeljono Notosoedirdjo Latipun, Kesehatan Mental konsep dan penerapan,(Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 1999), h. 16. 9 Siti Sundari, Kesehatan Mental Dalam Kehidupan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 2.
21
Penulis dapat menyimpulkan dari tujuan kesehatan mental di atas yaitu tujuannya mempelajari kesehatan mental ini agar memahami kesehatan mental dengan faktor yang mempengaruhi usaha yang dapat meningkatkan kesadaran dan kesediaan masyarakat pada umumnya. C. Kebutuhan Pokok Kesehatan Mental Zakiah Daradjat berpendapat bahwa pada diri manusia itu terdapat kebutuhan pokok. Beliau mengemukakan bahwa selain dari kebutuhan jasmani maupun rohani manusiapun mempunyai suatu kebutuhan akan adanya kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwanya agar tidak mengalami tekanan. Kebutuhan yang dikemukakan yaitu Kebutuhan akan rasa kasih sayang, kebutuhan yang menyebabkan manusia yang menambahkan rasa kasih. Sebagai pernyataan tersebut dalam bentuk negative dapat kita lihat misalnya prilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari,
seperti
mengeluh,
mengadu,
menjilat
kepada
atasan
mengkambinghitamkan orang dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan yang mendorong manusia mengharapkan perlindungan. Kehilangan rasa aman ini akan mengakibatkan manusia sering curiga, nakal, mengganggu, membela diri, dan menggunakan yang lainnya. 10 Kebutuhan akan rasa harga diri, kebutuhan yang bersifat individual yang mendorong manusia agar dirinya di hormati dan diakui oleh orang lain.
10
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia,2002), h. 49.
22
Kebutuhan akan rasa bebas, kebutuhan yang menyebabkan seseorang bertindak secara bebas, untuk mencapai kondisi dan situasi rasa lega tanpa ada yang menghalangi. Kebebasan dapat dalam bentuk tindakan atau ucapan. Kebutuhan akan rasa sukses, kebutuhan manusia yang menyebabkan manusia selalu meneliti dan menyelidiki sesuatu, oleh karena itu kebutuhan ini harus disalurkan untuk memenuhi pemuasan pembinaan pribadinya. 11 Adapun Kebutuhan dan Penyesuaian Diri Menurut Prof. Dr. Musthafa Fahmi yang menjelaskan bahwa dalam pasal 1 telah kita katakana bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamika yang terjadi terusmenerus, dengan itu orang mengubah peri lakunya untuk mendapatkan hubungan yang lebih baik antara dirinya dan lingkungan. Dan telah kita sebutkan pula bahwa di antara syarat-syarat terpenting untuk mendapatkan penyesuaian diri itu adalah agar lingkungan di mana individu itu hidup dapat membantunya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang bermacammacam.12 Menurut
Penulis
dari
keenam
macam
kebutuhan
tersebut
menyebabkan orang memerlukan agama. Karena melalui agama kebutuhankebutuhan tersebut dapat disalurkan. Dengan melaksanakan ajaran agama secara baik dan benar maka kebutuhan tersebut akan dapat terpenuhi dengan sebagaimana mestinya. 11
Ibid, h. 50. Musthafa Fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977, cetakan pertama), h. 45. 12
23
D. Faktor Yang mempengaruhi Kesehatan Mental Berbagai perasaan yang menyebabkan terganggunya kesehatan mental ialah rasa cemas (gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu (bimbang), dan sebagainya. Berikut ini akan diuraikan tiap-tiap persoalan dengan Contoh-contohnya. Rasa cemas adalah perasaan yang tidak menentu, panik, takut tanpa sebab yang menyebabkan timbulnya perasaan gelisah pada diri seseorang. Misalnya, perasaan seorang ibu yang gelisah karena anaknya terlambat pulang, berbagai pikiran berkecamuk dalam dirinya, ia merasa khawatir bila anaknya mendapat kecelakaan, diculik orang, dan sebagainya, karena itu, sebaliknya berusaha mengatasi kegelisahan itu dengan mencari cara pemecahannya.13 Perasaan Iri hati sering terjadi dalam diri seseorang, namun sebenarnya perasaan ini bukan karena adanya kedengkian dalam dirinya melainkan karena ia sendiri tidak merasakan bahagia dalam hidupnya. Sebagai contoh adalah seorang ibu yang masih muda, cantik dan kaya, merasa iri kepada suaminya karena anak-anaknya lebih dekat kepadanya.14 Rasa sedih ini terkadang berpangkal dari hal-hal yang sepele yang terjadi karena kesehatan mental yang terganggu, bukan karena penyebab kesedihan secara langsung. Contoh yang menarik dalam hal ini adalah seperti
13 14
Yusak burhanuddin, Kesehatan Mental, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 1999), h. 19. Ibid,. h. 19.
24
yang dialami seorang laki-laki berusia 40 tahun, yang menderita karena tidak dapat menahan sedihnya bila melihat orang miskin yang bekerja keras untuk mencari sesuap nasi dan kemudian hatinya tergugah. 15 Rasa rendah diri menyebabkan seseorang menjadi mudah tersinggung sehingga menyebabkan orang yang bersangkutan tidak mau bergaul karena merasa dikucilkan. Lama kelamaan kepercayaan dirinya akan hilang bahkan ia mulai tidak percaya mempercai orang lain. Ia menjadi mudah marah atau sedih hati, menjadi apatis dan pesimis. Sedangkan pemarah adalah seseorang yang sering marah-marah tanpa ada sebab biasanya mengalami gangguan kesehatan mental. pada dasarnya, marah merupqakan ungkapan kekecewaan atau ketidak puasan hati.16 Adapun faktor lain yang mempengaruhi terhadap Kesehatan Mental diantaranya faktor lingkungan dan lingkungan itu juga banyak diantaranya: Pertama dari faktor keluarga: Pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak yang pertama terjadi di dalam keluarga. Jika kita ingin menciptakan generasi yang akan dating mempunyai mental yang sehat, maka perlu perlu persiapan calon ibu dan calon bapak yang mampu menciptakan kehidupan keluarga yang aman, tentram dan bahagia. Karena keluarga adalah wadah pertama tempat pembinaan mental anak.17
15
Ibid,. h. 20. Ibid,. 17 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental Peranannya dalam Pendidikan dan Pengajara, ( Jakarta : Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 1984 ), h. 17. 16
25
Kedua dari Masyarakat atau Lingkungan : Masyarakat Lingkungan juga mempunyai pengaruh terhadap pembinaan kesehatan mental anak dan remaja. Mulai umur empat atau lima tahun, sudah terlihat adanya keperluan anak akan teman sebayanya, ia memerlukan teman untuk bermain dan bergaul serta mengungkapkan diri dan perasaannya. Anak yang tidak mendapatkan kesempatan bergaul dengan teman sebayanya dalam pertumbuhannya, tidak akan mendapat keterampilan bergaul, sehingga pada umur dewasanya nanti ia menjadi kaku dan tidak mampu menyesuaikan diri, bahkan mungkin menjauh dari persyaratan kesehatan mental.18 Ketiga yaitu dar Lingkungan Sekolah : Di dalam masyarakat berkembang dan maju, hamper tidak ada anak yang langsung berpindah dari keluarga ke dalam masyarakat. Sekolah merupakan suatu lingkungan yang harus dilewati oleh setiap anak sebelum ia masuk menjadi anggota masyarakat yang diperhitungkan pendapatnya. Sekolah merupakan tempat mempersiapka dan membekali sianak dengan berbagai pengetahuan keterampilan dan keyakinan untuk dapat hidup secara serasi, sesuai dan bertanggung jawab dalam masyarakat nantinya. Penulis dapat menjelaskan dan menyimpulkan dari faktor diatas bahwa ada faktor yang menyebabkan kesehatan mental, seperti seseorang yang setiap individu yang memiliki permasalahan dalam diri pribadinya maupun
18
Ibid., h., 17-19.
26
dari lingkungan bergaul, lingkungan keluarga dan di lingkungan yang ada di sekitarnya. E. Prinsip-Prinsip Kesehatan Mental Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip kesehatan mental adalah dasar yang harus ditegakkan orang dalam dirinya untuk mendapatkan kesehatan mental yang baik serta terhindar dari gangguan kejiwaan. Prinsip-prinsip tersebut adalah: Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri. Prinsip ini biasa diistilahkan dengan self image. Prinsip ini anatara lain dapat dicapai dengan penerimaan diri, keyakinan diri dan kepercayaan pada diri sendiri. Self Image yang juga disebut dengan citra diri merupakan salah satu unsure penting dalam mengembangkan pribadi. Citra diri positif akan mewarnai pola hidup, sikap, cara berpikir dan corak penghayatan, serta ragam perbuatan yang positif pula.19 Keterpaduan antara Integritas diri yang dimaksud keterpaduan di sini adalah adanya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan jiwa dalam diri, kesatuan pandangan (falsafah) dalam hidup dan kesanggupan mengatasi stres. Sedangkan orang yang mampu mengatasi stress berarti orang yang sanggup
19
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 145-146.
27
memenuhi kebutuhannya, dan apabila menemui hambatan ia dapat mengadakan suatu inovasi dalam memenuhi kebutuhannya. 20 Perwujudan diri (aktualisasi diri) merupakan proses pematangan diri. Menurut Reiff, orang yang sehat mentalnya adalah orang yang mampu mengaktualisasikan diri atau mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan cara yang baik dan memuaskan.21 Berkemampuan menerima orang lain, melakukan aktivitas sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal. Untuk mendapat penyesuaian diri yang sukses dalam kehidupan, minimal orang harus memiliki pengetahuan dan keterampilan, mempunyai hubungan yang erat dengan orang yang mempunyai otoritas dan mempunyai hubungan yang erat dengan temanteman.22 Berminat dalam tugas dan pekerjaan orang yang menyukai terhadap pekerjaan walaupun berat maka akan cepat selesai daripada pekerjaan yang ringan tetapi tidak diminati. Sedangkan Agama, cita-cita, dan falsafah hidup. Untuk pembinaan dan pengembangan kesehatan mental orang membutuhkan
20
Ibid,. Ibid,. 22 Ibid, h. 147. 21
28
agama, seperangkat cita-cita yang konsisten dan pandangan hidup yang kokoh.23 Pengawasan diri mengadakan pengawasan terhadap hawa nafsu atau dorongan dan keinginan serta kebutuhan oleh akal pikiran merupakan hal pokok dari kehidupan orang dewasa yang bermental sehat dan berkepribadian normal, karena dengan pengawasan tersebut orang mampu membimbing segala tingkah lakunya. 24 Rasa benar dan tanggung jawab penting bagi tingkah laku, karena setiap individu igin bebas dari rasa dosa, salah dan kecewa. Rasa benar, tanggung jawab dan sukses adalah keinginan setiap orang yang sehat mentalnya. Rasa benar yang ada dalam diri selalu mengajak orang kepada kebaikan, tanggung jawab dan rasa sukses, serta membebaskannya dari rasa dosa, salah dan kecawa.25 Dari
prinsip-prinsip
kesehatan
mental
diatas
penulis
dapat
menyimpulkan bahwa prinsip sangat di butuhkan pada setiap individu yang memiliki kesehatan mental karena prinsip sangat berpengaruh dalam membantu
aktivitas
kehidupan
sehari-hari
mengembangkan potensi yang dimiliki.
23
Ibid,. Ibid,. 25 Ibid, h. 148. 24
dan
bisa
membantu
29
Adapun prinsip-prinsip kesehatan mental menurut Abdul Aziz Akhyadi, dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu: Prinsip-Prinsip yang didasarkan pada kodrat Manusia (Nature of Man), Prinsip-Prinsip Yang Didasarkan pada Hubungan Manusia dengan Manusia Lain dan Lingkungan, Prinsip-Prinsip Yang Didasarkan pada Hubungan Manusia dengan Tuhan. Dari ketiga kelompok tersebut akan disebutkan sebagai berikut:26 1. Prinsip-Prinsip yang didasarkan pada kodrat Manusia a. Kesehatan Mental dan adjustment menghendaki adanya kesehatan badan dan integritas (kesatuan) organisme b. Untuk mempertahankan kesehatan mental dan penyesuaian diri yang baik, perilaku manusia harus sesuai atau konform dengan kodradtnya sebagai makhluk biologis, sosial psikologis, dan ruhaniah (makhluk yang mempunyai dorongan, kebutuhan, nafsu, moral, intelektual, emosi, ruhani, agama) c. Kesehatan mental dan adjustment menghendaki integritas dan kontrol diri (self-integriti and self-control) yang meliputi pengendalian pikiran, khayalan (imagination), keinginan, kemauan, ambisi, dan tingkah laku.
26
Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling islam, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 149.
30
d. Untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan mental dan adjustment diperlukan pengetahuan yang luas tentang diri sendiri (selfinsight) e. Kesehatan mental dan adjustment menghendaki suatu pengertian yang sehat tentang diri sendiri yang mencakup penerimaan diri sendiri (selfacceptance) dan penilaian yang realistis terhadap status dan harga dirinya. f. Untuk mencapai kesehatan mental dan adjustment diperlukan suatu usaha terus-menerus untuk mengembangkan diri atau mengingatkan diri (self-improvement) dan merealisasikan diri (self-realization) g. Kemantapan mental dan penyesuaian diri yang baik memerlukan sesuatu perkembangan yang berkelanjut dalam diri manusia mengenai sifat-sifat moral yang tinggi. h. Untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan mental dan adjustment perlu belajar dan mengembangkan kebiasaan yang baik. i. Stabilitas mental dan adjustment menghendaki suatu kemampuan untuk mengubah sesuatu sesuai dengan perubahan kepribadian j. Kesehatan mental dan adjustment menghendaki usaha yang berlanjut (continue) untuk menjadi dewasa atau matang dalam berfikir, memutuskan sesuatu, sikap, emosi, dan tingkah laku
31
k. Kesehatan mental dan adjustment menghendaki manusia belajar caracara menyelesaikan konflik, frustasi, dan ketegangan-ketegangan jiwa yang timbul secara efektif dan efisien27 2. Prinsip-Prinsip yang didasarkan pada hubungan manusia dengan manusia lain dan lingkungannya a. Kesehatan mental dan adjustment bergantung pada hubungan manusiawi yang sehat, terutama hubungan dalam kehidupan keluarga b. Kebahagiaan dan adjustment bergantung pada pekerjaan yang sesuai dan memuaskan c. Kesehatan mental dan adjustment menghendaki sikap yang realitas dengan menerima realitas tanpa diputar balik serta menerima hal-hal yang objektif dan sehat 3. Prinsip-Prinsip yang didasarkan pada hubungan manusia dengan Tuhan a. Kesehatan dan kemantapan mental menghendaki agar setiap orang memiliki kesadaran yang makin berkembang mengenai suatu realitas yang lebih besar dan luhur daripada dirinya sendiri, di mana ia sangat bergantung padanya dengan cara yang sangat fundamental b. Kesehatan mental dan ketenangan batin menghendaki hubungan aktif dan konstan dengan Tuhan melalui penerimaan dan pelaksanaan perintah-Nya serta meninggalkan larangan-Nya.28
27 28
Ibid, h. 156. Ibid, h. 157-159.
32
F. Hubungan Agama dengan Kesehatan Mental Dalam ilmu kedokteran dikenal dengan istilah “psikosomatik” (kejiwabadanan). Dimaksudkan dengan istilah tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa, terdapat hubungan yang erat antara jiwa dan badan. Jika jiwa berada dalam kondisi yang kurang normal seperti susah, cemas, gelisah dan sebagainya, maka badan turut menderita. Kenyataan serupa itu juga akan dijumpai dalam banyak buku yang mengungkapkan akan betapa eratnya hubungan antara agama dan kesehatan mental. Di Indonesia sendiri dua buku yang diterbitkan dengan judul “Peranan Agama dan Kesehatan Mental” oleh Zakiah Daradjat dan “Agama dan Kesehatan Mental Jiwa” disusun oleh Aulia, telah membahas secara luas mengenai sejumlah kasus yang menunjukan pada hubungan antara kesehatan jiwa dan agama.29 Di sinilah letak peranan Agama dan membina kesehatan Mental, berdasarkan pendekatan logoterapi, karena bagaimanapun, suatu ketika manusia berada dalam kondisi keadaan tanpa daya, manusia akan kehilangan pegangan, bersikap pasrah. Dalam kondisi yang serupa ini ajaran agama paling tidak akan membangkitkan makna dalam hidupnya. Makna hidup pribadi menurut logoterapi hanya dapat dan harus ditemukan sendiri.
29
Op,Cit, Psikologi Agama, Ramayulis, h. 143-144.
33
Menunjukan tiga bidang kegiatan yang secara potensial memberi peluang kepada seseorang untuk menemukan makna hidup bagi dirinya. Katiga kegiatan itu adalah: 1. Kegiatan berkarya, bekerja dan menciptakan, serta melaksanakan dengan sebaik-baiknya tugas dan kewajiban masing-masing. 2. Keyakinan dan penghayatan atas nilai-nilai tertentu (kebenaran, keindahan, kebajikan, keimanan dan lainnya) dan 3. Sikap tepat yang diambil dalam keadaan dan penderitaan yang menghadapi tidak terelakkan lagi Dalam menghadapi sikap yang tak terhindarkan lagi pada kondisi yang ketiga menurut logoterapi, maka ibadah merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membuka pandangan seseorang akan nilai-nilai potensial dan makna hidup yang terdapat dalam diri dan sekitarnya. 30 Penulis menyimpulkan bahwa peranan agama sangat penting diperhatikan terhadap kesehatan mental di masyarakat dan kesehatan secara fisik lebih dikedepankan dibandingkan dengan kesehatan mental, bisa dikatakan juga mental tanpa agama akan menghasilkan dampak yang kurang baik.
30
Ibid, h. 148-149
BAB III PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT TENTANG KESEHATAN MENTAL A. Biografi Zakiah Dardjat 1. Riwayat Hidup Zakiah Daradjat lahir pada 6 November 1929 di Jorong Koto Marapak, Nagari Lambah, Ampek Angkek, Agam. Alamat beliau di jalan Rumah sakit Fatmawati No.6 jakarta selatan, Ayahnya bernama Haji Daradjat Husain aktif dalam pergerakan Muhammadiyah sementara ibunya bernama Rafiah adalah anggota Sarekat Islam. Ia adalah anak tertua dari 11 bersaudara, termasuk lima adik lain ibu. Meskipun tidak berasal dari figur orang tua ulama, sejak kecil Zakiah Daradjat telah ditempa pendidikan agama dan dasar keimanan yang kuat. Kiah, panggilan masa kecilnya, sudah dibiasakan oleh ibunya untuk menghadiri pengajian-pengajian agama dan dilatih berpidato oleh ayahnya. Pada usia tujuh tahun, Zakiah sudah mulai memasuki sekolah. Pagi ia belajar di Standard School Muhammadiyah dan sorenya belajar lagi di Diniyah School. Semasa sekolah ia memperlihatkan minat cukup besar dalam bidang ilmu pengetahuan dan agama. Saat masih duduk di bangku kelas empat SD, ia berpidato pertama kali di hadapan guru dan kakak kelasnya. Ia mendapat tugas dari gurunya waktu itu untuk berpidato pada acara perpisahan
34
35
sekolah. Setelah tamat pada 1941, Zakiah masuk ke salah satu SMP di Padang Panjang sambil mengikuti sekolah agama di Kulliyatul Muballighat, kursus calon mubalig. Ilmu-ilmu yang diperolehnya dari Kulliyatul Mubalighat kelak ikut mendorongnya untuk menjadi mubalig. Pada tahun 1951, ia menamatkan pendidikan SMA di Bukit tinggi. Sebelumnya, ia pernah belajar di Sekolah Asisten Apoteker, tetapi tidak diteruskannya
akibat
Agresi
Militer
Belanda
II
yang
diikuti
pembumihangusan Bukit tinggi. Setelah itu, ia meninggalkan kampung halamannya menjalani pendidikan tinggi di Yogyakarta. Ia mendaftar dan lulus di dua perguruan tinggi dengan fakultas yang berbeda, yaitu Fakultas Tarbiyah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) Yogyakarta dan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII). Namun, setelah tahun ketiga, ia meninggalkan kuliahnya di UII atas saran orangtuanya untuk fokus pada salah satu jurusan. 2. Riwayat Pendidikan dan Karirnya a. Pendidikan (ijazah): 1. Pada tahun 1941. Standar school muhammadiyah bukit tinggi. 2. Pada tahun 1947. Kuliatul Muballighat muhammadiyah padang panjang. 3. Pada tahun 1947. SMP Negeri Padang panjang 4. Pada tahun 1951. SMA bagian B TDR, pemuda, Bukit Tinggi.
36
5. Pada tahun 1955. Doktoral I, Fakultas Tarbiyah, PTAIN Yogyakarta. 6. Pada tahun 1958. Special Diploma for Education, Ein Shams University Fakulty of Education, Cairo. 7. Pada tahun 1959. Magister Pendidikan, Spesialisasi dalam Mental Hygiene, Ein Shams University, cairo. 8. Pada tahun 1964. Doktor (Ph.D.) Pandidikan, Sepesialisasi Psychotherapy, Ein Shams University, cairo. 9. Pada tahun 1976. Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi (SESPA), Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta. 10. Pada tahun 1978. Penataran calon Penatar P4 (Manggala P4 Nasional) Bogor. 11. Pada tahun 1982. Penataran Kewaspadaan Nasional Khusus, Jakarta.1 b. Adapun Pengalaman Kerja beliau sebagai berikut : 1. Pada tahun 1964 sampai dengan 1967, Mejadi Pegawai pada perguruan Tinggi Agama, Departemen Agama Republik Indonesia. 2. Pada tahun 1967 sampai dengan 1972, Menjadi Kepala Dinas Penelitian dan Kurikulum pada Direktorat Perguruan Tinggi Agama, Departemen Agama Republik Indonesia. 3. Pada tahun 1972 sampai dengan 1977, Menjadi Direktur Direktorat Pendidikan Agama, Departemen Agama Republik Indonesia.
1
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental (Perananya Dalam Pendidikan Dan Pengajaran), Jakarta: Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 1984), h. 63.
37
4. Pada tahun 1977 sampai dengan 1984, Menjadi Direktur Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Departemen Agama Republik Indonesia. 5. Pada tahun 1983, Diangkat Menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia.2 c. Adapun Kegiatan akademik beliau sebagai berikut: 1. Pada tahun 1965 sampai dengan 1971, Menjadi Dosen Luar Biasa Kesehatan Mental, Pada: a. IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta b. IAIN Arraniry, Banda Aceh c. IAIN Imam Bonjol, Padang d. IAIN Raden Patah, Palembang e. Universitas Muhammadiyah, Jakarta f. Universitas Islam Sumatra Utara, Medan g. Pusat Pembinaan Mental, angkatan Bersenjata Republik Indonesia h. Institut Teknologi Bandung ( Stusium General ) Bandung 2. Pada tahun 1966 sampai dengan 1972, Menjadi Dosen Luar Biasa Ilmu Jiwa Agama, Pada: a. IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta b. IAIN Sunan Gunung Jati, Bandug c. Universitas Islam Sumatera Utara, Medan 2
Ibid., h. 64.
38
d. Pusat Pembinaan Mental, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia e. Penerima beasiswa Organisasi Islam Asia Afrika 3. Pada tahun 1966 sampai dengan 1971, Menjadi Dosen Luar Biasa Ilmu Jiwa Anak dan Ilmu Jiwa Sosial, pada IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 4. Pada tahun 1968, Menjadi Kursus Sosiawan – Sosiawati, Departemen Sosial 5. Pada tahun 1968 sampai dengan 1969, Menjadi Tim Testing bahasa Arab dan bahasa Inggreis, Departemen Agama Republik Indonesia 6. Pada tahun 1968 sampai 1972, Menjadi Anggota Tim kerja sama Teknik Luar Negeri, Departemen Agama Republik Indonesia 7. Pada tahun 1968, Menjadi Anggota Tim pelaksanaan Survey Keagamaan, Dengan Departemen Agama Republik Indonesia 8. Pada tahun 1969, Menjadi Anggota Tim penelaahan masalah Porno, Kejaksaan Agung, Jakarta 9. Pada tahun 1970 sampai dengan 1971, Menjadi Dosen Luar biasa, Pendidikan Agama, Pada Akademi Ilmu Pemasyarakatan, Departemen Kehakiman 10. Pada tahun 1971, Menjadi dosen Luar biasa Ilmu Jiwa Agama, pada IAIN Sunan Kali Jogo, Yogyakarta
39
11. Pada tahun 1972 sampai dengan 1976, Menjadi Pengajar Falsafah Agama pada Sekolah Guru Perawatan atau Kebidanan dan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan Jakarta 12. Pada tahun 1973 sampai dengan 1976, Menjadi Dosen Ilmu Jiwa Agama pada: a. IAIN Raden Patah, Palembang b. IAIN Sumatera Utara, Medan c. Kursus Tenaga Inti Pembinaan Mental, Angkatan bersenjata Republik Indonesia, Jakarta 13. Pada tahun 1970 sampai dengan 1984, Menjadi Dosen Ilmu Jiwa Agama, Lembaga Pendidikan Kesehatan Jiwa, Pada Universitas Islam, Jakarta 14. Pada tahun 1972 sampai dengan 1984, Menjadi Dosen Ilmu Jiwa Agama, pada Youth Islamic Study Club, Jakarta 15. Pada tahun 1976 sampai dengan 1984, Menjadi Dosen Psiko-Hygiene, Sekolah Pasca Sarjana, dosen – dosen IKIP Bandung 16. Pada tahun 1978 sampai dengan 1983, Menjadi Dosen Ilmu Jiwa Agama, Pada: a. Studi Purna Sarjana, dosen-dosen IAIN, di Yogyakarta b. Studi Purna Ulama, Dosen-Dosen IAIN, di Banda Aceh 17. Pada tahun 1978 sampai dengan 1984, Menjadi a. Wakil ketua Tim Seleksi Karya Ilmiah, Dosen se Indonesia
40
b. Sekertaris merangkap anggota, Dewan Penilaian Karya Ilmiah dan pangkat Akademik, Departemen Agama Republik Indonesia 18. Pada tahun 1978 sampai dengan 1984, Menjadi Penatar Tingkat Nasional ( Manggala P4 ) 19. Pada tahun 1978 sampai dengan 1980, Menjadi Anggota Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 20. Pada tahun 1978 samapai dengan 1984, Menjadi Guru Besar Luar biasa, Ilmu Jiwa Pendidikan Pada: a. IAIN Imam Bonjol, Padang b. IAIN Raden Patah, Palembang c. IAIN Sultan Taha Saufuddin, Jambi 21. Pada tahun 1971 sampai dengan 1979, Menjadi Pembimbing Skripsi Tingkat Sarjana, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 22. Pada tahun 1982 sampai dengan 1984, Menjadi pembimbing Disertasi Doktor, pada: IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan IKIP Jakarta.3 3. Karya-Karyanya Zakiah Daradjat Adapun karya Ilmiah sebagai berikut, Buku Karangan Sendiri a. “Musykilaatul Murahaqah Fi Indonesia” – thesis untuk mencapai gelar Magister (MA), pada Fakultas Pendidikan, Unversitas Ein Shams, Cairo 1959. 3
Ibid., h. 66.
41
b. “ Dirasah Tajribiyah Littagayyuraati Allati Tatrau Ala Syakhshi Yatil Atfaal Al Musykilin Infialian Fi Khilaili Fatratil „ilaj An-nafsi Gairil Muwajjah „An Thariqil La‟bi” Disertasi untuk mencapai gelar Doktor (PH.D.) dalam Psiko-terapi, pada Fakultas Pendidikan, Universitas Ein Shams, Cairo, 1964. c. Kesehatan Mental, Gunung Agung, Jakarta 1969. d. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Gunung Agung, Jakarta 1970. e. Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta 1970. f. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Bulan Bintang, Jakarta 1970. g. Islam dan Keseatan Mental, Gunung Agung, Jakarta 1971. h. Membina nilai-nilai moral di Indonesia, Bulan Bintang, Jakarta, 1971. i. Kesehatan, jilid : I, II, III, Pustaka Antara, Jakarta 1971. j. Perawatan Jiwa untuk anak-anak ( terjemahan Disetasi Doktor degan sedikit tambahan ), Bulan Bintang, Jakarta 1973. k. Problema Remaja di Indonesia ( terjemahan Thsis Magister), Bulan Bintang, Jakarta 1974. l. Kesehatan ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ) Jilid IV, Pustaka Antara 1974. m. Pembinaan Jiwa atau Mental, Bulan Bintang, Jakarta 1974
42
n. Ketenangan dan Kebahagiaan dalam Keluarga, Bulan Bintang, Jakarta 1974. o. Pendidikan orang dewasa, Bulan Bintang, Jakarta 1975. p. Perkawinan yang bertanggung jawab, Bulan Bintang, Jakarta 1974. q. Pembinaan Remaja, Bulan Bintang, Jakarta 1975. r. Menghadapi masa menaupouse, Bulan Bintang, Jakarta 1975. s. Kunci Kebahagiaan, Bulan Bintang, Jakarta 1977. t. Membangun manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bulan Bintang, Jakarta 1977. u. Islam dan Peranan Wanita, Bulan Bintang, Jakarta 1978. v. Kepribadian Guru, Bulan Bintang, Jakarta 1978. w. Peranan IAIN dalam pelaksanaan P4, Bulan Bintang, Jakarta 1979.4 Adapun Buku yang di Terjemahkan Sendiri 1. Pokok-pokok Kesehatan Mental Jiwa atau Mental, ( karangan Prof. Dr. Abdul Aziz Al Quusy, Cairo ), Bulan Bintang, Jakarta 1974. 2. Ilmu Jiwa, Prinsip-Prinsip dan Implementasinya dalam Pendidikan, (karangan Prof. Dr. Abdul Aziz Al Quusy, Cairo), Bulan Bintang, Jakarta 1976. 3. Kesehatan Jiwa dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, ( karangan Prof. Dr. Mustafa Fahmi, Cairo), Bulan Bintang, Jakarta 1977.
4
Ibid., h. 66-67.
43
4. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, ( Karangan Dr. Attia Mahmud Hana, Cairo ), Bulan Bintang, Jakarta 1978. 5. Anda dan kemampuan Anda, ( karangan Virginia Bailard ), Bulan Bintang, Jakarta 1979. 6. Pengembangan kemampuan belajar pada anak-anak, ( karangan Harry N. Rivlin ),Bulan Bintang, Jakarta 1980. 7. Dendam Anak-anak, ( karangan Si Bille Escalona ), Bulan Bintang, Jakarta 1980. 8. Anak-anak yang cemerlang, ( Karangan Paul Witty ), Bulan Bintang, Jakarta 1980. 9. Mencarai bakat Anak-anak, ( karangan G. Frederic Kuder dan Blance B. Paulson ), Bulan Bintang, Jakarta 1980. 10. Penyesuaian diri, Pengertian dan Peranannya dalam Kesehatan Mental, (Karangan Prof. Dr. Mustafa Fahmi, Cairo), Bulan Bintang, Jakarta 1982. 11. Marilah kita fahami persoalan Remaja, ( Terjemahan buku H.H Rammers dan C.G. Hackett ), Bulan Bintang, Jakarta 1984.5 Karangan Bersama Dengan Orang Lain : 1. Pelajaran Tafsir Al- Qur‟an jilid I, II, III untuk Madrasah Ibtidaiyah, Bulan Bintang, Jakarta 1968. 2. Agama Islam untuk S.D. ( 6 jilid ), Mutiara, Jakarta 1973.
5
Ibid., h. 68.
44
3. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Negeri, Direktorat Pendidikan Agama, Departemen Agama, Jakarta 1973. 4. Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri, Direktorat Pendidikan Agama, Departemen Agama, Jakarta, 1973. 5. Kurikulum Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri, Direktorat Pendidikan Agama, Departemen Agama, Jakarta 1973. 6. Kurikulum Pendidikan Guru Agama Negeri, Direktorat Pendidikan Agama, Departemen Agama, Jakarta 1973. 7. Almanak Direktorat Pendidikan Agama, Jakarta 1974. 8. Almanak Direktorat Pendidikan Agama, Jakarta 1975. 9. Buku Pelajaran Agama Islam di Sekolah Dasar, Proyek Pengadaan buku pelajaran Agama di S.D. Departemen P dan K, 1977. 10. Pendidikan Agama Islam untuk SPG (3 jilid), proyek pengadaan buku SPG. Departemen P dan K 1976/1977, Jakarta 1977. 11. Pendidikan Agama Islam untuk S.D. Buku I dan II untuk Guru, buku III Sampai denganVI untuk murid, proyek peningkatan mutu Pendidikan Agama di Sekolah Umum Departemen Agama, Jakarta 1978. 12. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (6 jilid), untuk Guru Agama S.D. Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum Departemen Agama, Jakarta 1978. 13. Pendidikan Agama Islam untuk SMA (6 jilid), Bulan Bintang, Jakarta 1978.
45
14. Buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam untuk SMA, Bulan Bintang, Jakarta 1978. 15. Kurikulum Institut Agama Islam Negeri, Ditbinperta Islam, Jakarta, 1979. 16. Kurikulum dan Silabus Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Ditbinperta Islam, Jakarta 1979. 17. Pola Dasar Pendidikan Agama Islam pada perguruan Tinggi Umum dan penjelasannya, Ditbinperta Islam, Jakarta 1979. 18. Pedoman Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum, Ditbinperta Islam, Jakarta 1979. 19. Metodik khusus pengajaran agama Islam, Proyek Pembinaan PPTA/IAIN di Pusat, Jakarta 1980/81. 20. Naskah buku Perbandingan Agama, Proyek PPTA/IAIN di Pusat, Jakarta, 1980. 21. Pedoman
latihan
Kepemimpinan
Mahasiswa,
Proyek
pembinaan
Kemahasiswaan Departemen Agama, 1980. 22. Naskah Bimbigan Praktis Pendidikan Agama Islam untuk OSIS, Proyek Pembinaan Pendidikan Agama pada Sekolah Umum, Departemen Agama 1980. 23. Metodologi Pendidikan Agama, CV Forum, Jakarta 1981. 24. Buku informasi tentang IAIN, Proyek PPTA/IAIN di pusat 1981. 25. Pengantar Ilmu Fiqih, Proyek PPTA/IAIN di pusat, Jakarta 1981. 26. Perbandingan Agama, Proyek PPTA/IAIN, Jakarta 1981/1982.
46
27. Pedoman umum/dasar kerja MPKM dan BPKM, Proyek Pembinaan kemahasiswaan Departemen Agama, Jakarta 1981. 28. Buku Statistik IAIN tahun 1981/1982, Ditbinperta Islam Departemen Agama. 29. Naskah buku Pedoman Pelaksanaan P4 bagi lembaga pendidikan Agama Islam tingkat menengah dan Tinggi, Proyek Bimbingan pelaksanaan P4 bagi umat beragama 1981. 30. Penyusunan Ensiklopedia Islam, Jakarta 1981 – 1984. 31. Pembidangan Ilmu Agama Islam, Ditbinperta Islam, Jakarta 1982. 32. Rencana Induk Pengembangan IAIN 25 tahun, Ditbinperta Islam, Jakarta 1982. 33. Pengantar Ilmu Tasawuf, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Sumatera Utara 1981/1982. 34. Ilmu Fiqih, jilid II, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 1982/1983.6 Ada pula kegiatan yang di ikuti oleh Zakiah Dardjat yaitu, Simposium, Seminar, Loka Karya, Konpererensi dan Sebagainya. A. Yang Bersifat Internasional : 1. Anggota Delegasi Indonesia pada Dialog Muslim – Kristen, Hongkong 1975. 6
Ibid., h. 69-70.
47
2. The impact of Cultural Exchange on adolescence in Indosesia, Makalah disampaikan pada Pacific Science Congress, Canada 1975. 3. Responsible
Marriage
and
planned
parenthood,
makalah
disampaikan pada Internasional Young Women Seminar on Population Education and Development, Jakarta 1975. 4. Pendidikan di Indonesia, makalah disampaikan pada International Seminar on Middle East – Indonesia Relations, Jakarta 1976. 5. Islam sebagai Suluh dan Pegangan hidup, makalah disampaikan pada Seminar tentang Pembinaan Belia Islam, Kucing Serawak, Malaysia 1976. 6. Peserta Asean Workshop on Child Adolescent Psychiatry, Jakarta 1977. 7. Anggota Delegasi Indonesia pada Experts meetings on the basic needs of Women of Asia and Pacific, Teheran 1977. 8. Islam and Women Role, makalah disampaikan pada seminar Asean on Religion as a field of study an research, Jakarta 1978. 9. Keadaan ilmu-ilmu ke Islaman pada perguruan Tinggi Indonesia sekarang dan pada masa yang akan dating, makalah disampaikan pada Seminar Asean di Kuala Lumpur, Malaysia 1978. 10. Anggota Delegasi Indonesia pada Regional Conference for Women, New Delhi, India 1979.
48
11. The Role of Women in Education and Dakwah, makalh disampaikan pada seminar tentang Dakwah Islam, Kuala Lumpur 1980. 12. Pembahasan tehadap topic, Islamic concepsts and modern Society, pada Seminar on Human Rights in Islam, Kuwait 1980. 13. Anggota delegasi Indonesia pada Konperensi PBB tentang Wanita, Denmark 1980. 14. Perundingan Kerjasama Ilmiah IAIN – Negeri Belanda, Leiden 1980. 15. Peserta, dan ketua bidang Temu wicara, pada Muktamar Mediamasa Islam sedunia yang I, Jakarta 1980. 16. Hak Wanita dalam Islam, makalah disampaikan pada seminar tentang hak Wanita dalam Islam, Kedah – Malaysia 1981. 17. Menatar, pada Penataran P4 untuk Mahasiswa Indonesia se Eropa Barat Frankfurt, Jerman Barat 1981. 18. Proses membesarkan anak ditinjau dari sudut Islam, bahan pengajaran pada Kursus singkat untuk wanita Muslim di Singapura 1981. 19. Teaching Methodology of Religion at secondary School, makalah disampaikan pada Fourth World Conference on Muslim Education Internasional
Seminar
perspective, Jakarta 1982.
on
Teaching Methodology,
Islamic
49
20. Peserta pada Internasional Seminar on Islam in South East Asia, Jakarta 1982. 21. Peserta pada Expert panel on the role of the Masque in Literacy and adult Education, Mesir 1983. B. Yang Bersifat Nasional Dan Daerah : 1. Pembahas untama pada Seminar tentang peradaban Islam, Medan 1967. 2. Pembangunan Mental, Makalah disampaikan pada Seminar tentang Pembangunan Masyarakat Islam, Malang 1968. 3. Penyanggah terhadap prasaan yang berjudul Modernisasi dan keluarga berencana, dalam seminar tentang pemuda dan Family Planning Jakarta 1968. 4. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Orasi Ilmiah pada Iustrum I IAIN Arraniry, Banda Aceh 1968. 5. Masalah Pendidikan Moral di Indonesia, makalah disampaikan pada pekan Pendidikan I, Jakarta 1968. 6. Teknologi dan perubahan Sosial, makalah disampaikan pada pekan Teknologi, Jakarta 1969. 7. Pembahas dan Ketua Komisi peranan Ulama,Madrasa dan Surau pada Seminar tantang Islam di Minangkabau, Padang 1969 8. Konsultan dan peserta, pada Workshop perundang-undangan dan Pemuda, Jakarta 1970.
50
9. Kurikulum pendidikan Agama pada Perguruan Umum, makalah disampaikan pada Seminar tentang Pendidikan Agama pada perguruan umum, Bogor 1970. 10. Peranan wanita dalam pembinaan mental, makalah disampaikan pada panel diskusi, Jakarta 1971. 11. Masalah dekadensi Moral di Indonesia, makalah disampaikan pada, Pekan Pendidikan II DKI, Jakarta 1971. 12. Pola penanggulangan kenakalan anak dan remaja, makalah disampaikan pada diskusi tentang penanggulagan kenakalan remaja, Jakarta 1971. 13. Peranan Agama dalam Pembinaan Kesehatan Mental, makalah disampaikan pada Seminar Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Kesejahteraan (Hyperkes), Jakarta 1972. 14. Masalah remaja, makalah disampaikan dalam panel diskusi tentang masalah remaja, Jakarta 1972. 15. Peranan Muballigh dalam Pembinaan Agama dan Jiwa Remaja, makalah disampaikan pada Loka Karya Muballigh se Indonesia, Jakarta 1974. 16. Pendidikan Agama di sekolah lanjutan umum dan Madrasah, makalah
disampaikan
pada
Loka
Karya
Kepala-kepala
Sekolah/Madrasah Al-Ma‟arif se Jawa Timur di Surabaya 1974.
51
17. Pembinaan Mental, makalah disampaikan pada Loka Karya tentang Dakwah Islam, Oleh pertamina, Palembang 1974. 18. Peserta dan Ketua Komisi bidang Pendidikan pada Seminar tentang Peranan Ulama dalam Pembangunan, Banda Aceh 1974. 19. Peserta pada Simposium tentang bimbingan jabatan, Jakarta 1975. 20. Liburan Sekolah dan Pembinaan Hidup beragama, makalah disampaikan pada seminar tentang Hari Libur, Jakarta 1975. 21. Peserta dan anggota tim perumus pada Loka Karya Peningkatan Koordinasi pelaksanaan Inpres No. 6 tahun 1971, di daerah, Bandung 1975. 22. Peranan Lembaga Pendidikan Agama dalam Pelaksanaan Program Pendidikan orang dewasa, makalah disampaikan pada Seminar tentang pendidikan orang dewasa, Lampung 1975. 23. Pembahasan utama pada seminar peranan wanita Islam dalam Masyarakat dan Pembangunan, Jakarta 1975. 24. Bacaan Islam yang sesuai dengan selera anak dewasa ini, makalah disampaikan pada Loka Karya tentang Penelitian bacaan buku Agama untuk anak-anak Sekolah Dasar, Bogor 1975. 25. Peserta dan pimpinan siding, pada Loka Karya Pondok pesantren, Jakarta 1976. 26. Pembicara utama pada Diskusi Ilmiah tentang meningkatkan kesadaran hukum melalui sarana pendidikan, Jakarta 1976.
52
27. Pendidikan
Agama
di
Sokolah-sekolah
Agama,
makalah
disampaikan pada seminar tentang Pendidikan Agama, Jakarta 1976. 28. Masalah Remaja dan Pembinaannya, makalah disampaikan pada Loka Karya Wanita Islam, Jakarta 1976. 29. Psikologi
Remaja,
makalah
disampaikan
pada
Pekan
Penanggulangan Narkotika DKI Jakarta Raya, Jakarta 1976. 30. Peningkatan Pembinaan Kesadaran Nasional di kalangan Tuna Netra, makalah disampaikan pada Seminar tentang pembinaan Tuna Netra, Jakarta 1976. 31. Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan keluarga, makalah disampaikan dalam Loka Karya tentang Rencana Kegiatan Nasional, oleh Departemen Kesra dan Panitia Nasional tahun Wanita Internasional 1975, Jakarta 1976. 32. Fungsi Keluarga dan Lembaga Masyarakat lainnya dalam membina kesadaran hukum, makalah disampaikan pada diskusi Ilmiah, Jakarta 1976. 33. Fungsi Penataran dalam rangka peningkatan mutu Pendidikan Agama, makalah disampaikan pada Loka Karya Pendidikan Agama, Jakarta1976.
53
34. Membangun manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, makalah disampaikan pada seminar, dalam rangka proyek penelitian pancasila, Jakarta 1977. 35. Peranan Agama dalam Perlindungan Anak dan Remaja, makalah disampaikan pada seminar Yayasan prayuana (60 tahun), Jakarta 1977. 36. Pembinaan Madrasah dan Perguruan Agama Islam lainnya serta Permasalahannya, makalah disampaikan pada Raker Majlis Pertimbangan Pendidikan dan Pengajaran Agama (MP3A), Jakarta 1977. 37. Pembahas pada Loka Karya Da‟wah di kalangan Remaja dan pemuda, Jakarta 19977. 38. Inovasi Pendidikan menurut Islam, makalah disampaikan dalam diskusi ilmiah IKIP Jakarta, Jakarta 1977. 39. Gagasan pemanfaatan SKSD guna menunjang Pendidikan Agama, makalah
disampaikan
pada
Loka
Karya,
Badan
Litbang
Departemen Agama, Jakarta 1978. 40. Peranan Wanita dalam pembangunan Masyarakat Desa, makalah disampaikan pada diskusi ilmiah Himpunan penulis Ilmiah Indonesia, Jakarta 1978.
54
41. Peranan ketentuan Moral terhadap perkembangan sikap, peri laku, dan watak seseorang, makalah disampaikan pada Loka Karya Pramuka, Jakarta 1978. 42. Peranan IAIN dalam pelaksanaan P4, Orasi ilmiah pada Lustrum IAIN Arraniry ke III, Banda Aceh 1978. 43. Pola Pembinaan Gelanggang Remaja dan Balai Rakyat di tinjau dari Pendidikan, makalah disampaikan pada Diskusi panel tentang Pendidikan Agama, Jakarta 1978. 44. Struktur Pendidikan di Indonesia, makalah disampaikan pada Seminar tentang Sistim Pendidikan Nasional, Yogyakarta 1978. 45. Penanggulangan Wanita tuna susila dan gelandangan, makalah disampaikan pada seminar Departemen Sosial, Jakarta 1979. 46. Wanita Indonesia dan emansipasi, makalah disampaikan pada diskusi panel tentang mancari Wajah Wanita Indonesia, Jakarta 1979. 47. Peranan
Pendidikan
Agama
untuk
mewujudkan
manusia
seutuhnya, makalah disampaikan pada seminar tentang Sistim Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta 1979. 48. Peranan wanita dalam turut menciptakan masyarakat Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Gafuur, makalah disampaikan pada panel diskusi, tentang Peranan Wanita dalam turut mewujudkan sikap
55
konsumsi masyarakat menuju keluarga sehat, searah dengan pola hidup sederhana, Jakarta 1979. 49. IAIN
dan
perkembangannya,
makalah
disampaikan
pada
Pertemuan ilmiah tingkat nasional, dengan thema: kearah inovasi IAIN, Jakarta 1979. 50. Aspek Sosial kulturil religius di bidang Pendidikan, makalah disampaikan pada diskusi panel DHD Angkatan 45 DKI Jaya, Jakarta 1979. 51. Petingya agama untuk peningkatan peranan wanita dalam pembangunan. Bahan untuk penyusunan Country paper Indonesia dalam Konperensi Regional di New Delhi, 1979. 52. Faktor yang merupakan masalah dalam proses pembinaan Generasi Muda, makalah disampaikan pada Seminar yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta 1980. 53. Pembinaan Generasi Muda dan psiko-religi, makalah di sampaikan pada Loka Karya pembinaan anak remaja dan Rumah Tangga, komplek/asrama, Jakarta, 1980. 54. Ketua penyelenggara dalam Seminar Memasyarakatkan P4 di IAIN. Jakarta, 1980. 55. Kebijaksanaan dan langkah pembinaan pendidikan agama pada Perguruan Tinggi Umum, makalah disampaikan pada pertemuan
56
ilmiah kelompok kerja Pembinaan dan pengembangan Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta 1980. 56. Pembinaan
mental
keagamaan
dalam
keluarga,
makalah
disampaikan dalam Loka Karya tentang penerangan dan motivasi KKB, melalui forum Khutbah, Jakarta 1980. 57. Gambaran Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta dewasa ini dan permasalahannya
serta
bagaimana
seharusnya,
makalah
disampaikan pada seminar Kriteria, sepervisi dan evaluasi PTAIS, 1980. 58. Konsultasi atau Loka Karya tentang peranan lembaga Pendidikan Agama
atau
Umum
dalam
pembangunan
pedesaan
oleh
Ditbinpaisun bersama YTKI, sebagai peserta, Jakarta 1980. 59. Imam dan kesehatan Jiwa, makalah disampaikan pada Seminar : Islam dan pembinaan kesehatan oleh Forum Studi Islam Kedokteran, Yogyakarta 1981. 60. Film dalam Spektrum ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, makalah disampaikan pada seminar tentang : Kode etika perfilema Nasional, Jakarta 1981. 61. Peranan Pendidikan Agama dalam Perkembangan Moral dan kepribadian anak, makalah disampaikan pada simposium III, bidang ilmiah. Kongres ilmu Kesehatan anak, Medan 1981.
57
62. Pendidikan Agama dan pembangunan manusia seutuhnya, makalah disampikan pada Seminar tentang Pendidikan, Fakultas Tarbiyah UII, Yogyakarta 1981. 63. Psikologi Keluarga, makalah disampaikan pada Kongres Nasional Obstetri dan Ginechologi, Fakutas Kedokteran Universitas Pajajaran, Bandung 1982. 64. Keluarga dan masalah kependudukan, pembahasan pada Seminar, tentang Penerangan kependudukan dan KB. Lewat nasehat perkawinan. BKKBN dan Departemen Agama, Cibogo-Bogor 1982. 65. Pembinaan perguruan Islam sebagai dasar pembentukan manusia pembangunan yang taqwa dan terampil, ,malakah disampaikan pada Temu karya Kepala-kepala Sekolah Dasar Islam dan Pimpinan Yayasan atau Perguruan Islam se DKI, Jakarta 1983. 66. Penyelenggaraan pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, makalah disampaikan pada Loka Karya pengembangan Sistim Pendidikan Agama, Proyek pengembangan sistim Pendidikan Agama, Jakarta 1983. 67. Pemrasaran dan peserta, dalam Diskusi panel peranan nilai-nilai Islam
dalam
meningkatkan
kwalitas
Masyarakat
Masyarakat Insdustri purna Pelita III, Jkarta 1983.
menuju
58
68. Kesehatan Mental Keluarga, makalah disampaikan pada Diskusi Panel Universitas Islam Bandung, Bandung 1984. 69. Bayi Tabung (tinjauan Psikologi), makalah disampaikan pada seminar Universitas Islam Sultan Agung, Semarang 1984. 70. Tinjauan Psikologis Anak dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, makalah disampaikan dalam Konperensi Nasional pembinaan dan pengembangan Kesejahteraan anak. Yayasan kesejahteraan anak Indonesia, Jakarta 1984. 71. Masalah guru Agama, makalah disampaikan pada Diskusi Sespa I Departemen Agama, Jakarta 1976. Oleh Departemen Agama. 72. Pembinaan Kehidupan Beragama Dalam Kampus, bahan penataran Dosen Agama Islam pada perguruan Tinggi Umum, oleh Ditperta, Jakarta 1976. 73. Psikologi Perkembangan atau Agama, bahan Penataran untuk Guru Agama, oleh Ditpenda, Jakarta 1976. 74. Hubungan Orang tua dan anak, serta hubungan antara manusia, disampaikan
pada
Penataran
Perwanida,
dalam
rangka
Musyawarah Besar Perwanida. Jakarta 1976. 75. Iri dan Bahayanya, majalah lembaga pendidikan Kesehatan Jiwa, Universitas Islam Jakarta 1977.
59
76. Ilmu Jiwa Agama, bahan penataran Guru Agama. Proyek peningkatan Mutu Pendidikan Agama di Sekolah Umum, Departemen Agama, Jakarta 1977/78. 77. Kepribadian Guru, bahan penataran dalam buku pedoman Guru Madrasah
(Ibtidaiyah,
Tsanawiyah
dan
Aliyah),
Proyek
Pengembangan Sistim Pendidikan Agama, Jakarta 1977/78. 78. Wanita adalah sumber potensi pembangunan bangsa, makalah disampaikan pada Rapat Akbar Aisyiah dalam Mu‟tamar Aisyiah, Surabaya 1978. 79. Peranan Madrasah Dalam Pembangunan, sambutan dalam peringatan setengah abad Madrasah Diniyah Pasir, IV angkat, Bukittinggi Sumbar, 1978. 80. Peranan Agama dalam Hidup, makalah dalam Majalah Wahyu No. 2, 1978. 81. Pertimbangan Psikologi dalam penulisan Keagamaan, bahan Penataran Penulis Keagamaan, bagi Mahasiswa IAIN Oleh Ditbinperta, Jakarta 1980. 82. Peran ibu Sebagai Pembentuk Kepribadian Anak, Majalah B P7, oleh B P7, Jakarta 1981. 83. Hikmah Lebaran dalam membangunan manusia seutuhnya, ceramah disampaikan pada acara halal bi halal, yang di selenggarakan oleh ibu-ibu Ria pembangunan, Jakarta 1981.
60
84. Wajah wanita Indonesia, Ceramah disampaikan pada Loka Karya, yang diselenggarakan oleh pimpinan Pusat Piveri, dalam rangka memperingati Ulang tahunnya ke 17, Jakarta 1981. 85. Segi Seperitual sebagai bagian integral pembangunan bangsa, pidato dalam penataran Juru kampanye Golongan Karya, oleh Tim Sukses Pemilu Golkar, Jakarta 1981. 86. Psikologi Dakwah, ceramah disampaikan pada Penataran Guru Penerang atau Da‟I pada Seminar Dakwah, yang diselenggarakan oleh Ditpena. Ditjen. Bimas Islam dan Urusan Haji, Jakarta 1981. 87. Pandangan Agama terhadap Status dan Peranan Lanjut Usia, Karangan dalam Buku Pelayanan Sosial, Lanjut Usia, Oleh Dinas Sosial DKI Jakarta, 1983/1984.7 Adapun Yang Di Lakukan Pelayanan Kepada Masyarakat A. Di Dalam Lembaga, Badan Pada Instansi Pemerintah Dan Masyarakat Yaitu: 1. Konsultasi kejiwaan pada Balai Pengobatan Departemen Agama RI. Jakarta, 1965-1971. 2. Anggota Tim penilai buku pelajaran, pada Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta 1968. 3. Anggota Tim Kerja sama Teknik Luar Negeri (TKTLN) Departemen Agama RI, Jakarta 1968-1984. 7
Ibid. h. 71-79.
61
4. Anggota Tim Pembina Pendidikan Agama pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta 1969-1972. 5. Anggota Study group Majlis Pendidikan Nasional, 1968-1969. 6. Salah Seorang pendiri dan pemimpin, Lembaga pendidikan Kesehatan Jiwa, Universitas Islam Jakarta, 1969-1984. 7. Pengurus Pusat Persatuan Wanita Departemen Agama dalam beberapa periode: a. Kutua Ikatan Karyawati dan Isteri Karyawan Departemen Agama (IKDAMA) pusat, 1966-1968. b. Ketua Umum perwanida, 1968-1971. c. Ketua Biro Pendidikan dan Kebudayaan, 1971-1973. d. Ketua Satu Perwanida, 1973-1976. 8. Anggota tim penelaahan Masalah porno, Kejaksaan agung, 1969-1970. 9. Andalan Nasional Gerakan Pramuka RI. Masa bakti 1970-1974. 10. Anggota Team Screening Departemen Agama RI. 1970-1971. 11. Anggota
ahli
komite
Nasional
kedudukan Wanita
Indonesia
(KNKWI), 1970-1971. 12. Konsultasi Kejiwaan (perorangan), 1965-1984. 13. Anggota ahli team kerja penyusunan pola penanggulangan kenakalan Remaja, Departemen Sosial 1971-1972.
62
14. Anggota
Bidang Kenakalan remaja, pada
Badan Koordinasi
Pelaksanaan Intruksi Presiden No. 6, tahun 1971 (Bakolak Inpres 6/71) 1971-1984. 15. Anggota team penyelesaian Tahanan Pusat (TEPTAPU) 1972-1973. 16. Anggota Badan Koordinasi Nasional untuk Kesejahteraan Keluarga dan anak (BKN-KKA), Departemen Sosial 1972-1973. 17. Anggota panitia tahun buku Internasional, Departemen pendidikan dan Kebudayaan, 1972-1973. 18. Anggota Kelompok erja penyusunan pola Pembinaan Generasi Muda, Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat, 1973, 19. Anggota pengurus (ek officio) Yayasan Pendidikan Islam, Departemen Agama 1972-1977. 20. Anggota badan tetap penilai ijazah luar Negeri, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1972-1977. 21. Penasehat pada Youth Islamic Study Club, Jakarta, 1972-1984. 22. Penasehat ahli pada Konsultasi perkawinan dan Hukum, BP4 pusat 1974-1977. 23. Anggota Tim Penelitian Buku bacaan Sekolah dasar, Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 1974-1976. 24. Majlis Pertimbangan pendidikan dan Pengajaran agama Islam (MP3 A), sebagai Tenaga Sumber dan Sekretaris, 1974-1977.
63
25. Anggota Tim Pengecekan Guru Agama Departemen Agama (Tepegada), 1975-1976. 26. Ketua merangkap anggota Tim penilaian buku pelajaran Madrasah Ibtidaiyah Negeri, 1975-1976. 27. Anggota Tim Seleksi buku bacaan kanak-kanak, Remaja dan Pemuda, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1975. 28. Anggota Tim Seleksi buku pedoman guru Agama pada Sekolah Umum, departemen Agama, 1976. 29. Anggota Tim Inter Departemen atau Kopkamtib dalam rangka mendukung kegiatan penanggulangan bahaya penyalah gunaan serta korban narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya di Indonesia, 19761977. 30. Dewan pimpinan pusat (Ketua Bidang wanita) Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam (GUPPI), 1977-1980. 31. Anggota Tim kerja P7. 1978-1981. 32. Wakil ketua Tim Seleksi dan penilaian Karya Ilmiah Dosen IAIN. 1978-1984. 33. Sekertaris merangkap anggota Dewan Penilai Karya Ilmiah dan pangkat akademis Departemen Agama RI. 1978-1984. 34. Anggota komisi pembaharuan Pendidikan Nasional, Departemen pendidikan dan Kebudayaan, 1978-1980. 35. Anggota Tim Penelitian IAIN Al Jami‟ah, Departemen Agama, 1978.
64
36. Ketua Tim pelaksanaan pemberian biaya penelitian bagi peserta program Doktor dosen IAIN, 1978. 37. Wakil ketua kelompok kerja (bidang anak dalam Lingkungan keluarga) pada panitia Nasional tahun Internasional anak-anak, 1979. 38. Anggota Tim Penelitian Hukum, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Kehakiman, 1979-1983. 39. Anggota dewan siaran Nasional, Departemen Penerangan, 1979-1985. 40. Anggota lembaga perguruan tinggi Swasta (LPTS) Departemen Pendidikan dan kebudayaan 1979-1980. 41. Anggota pengurus KORPRI Unit Departemen Agama, 1979-1981. 42. Wakil ketua kelompok kerja pembimbing dan pengembangan pendidikan Agama pada Perguruan Tinggi Umum, 1980-1984. 43. Ketua Satuan tugas penyusunan naskah buku daftar Alumni IAIN, 1978-1979. 44. Anggota Tim Inti bagian Proyek pemantapan implementasi P4, Dewan Pertahanan Keamanan Nasional 1980. 45. Anggota Tim Kerja sama ulama dan Lingkungan Hidup. Menteri PPLH-1980. 46. Anggota Pengurus Majlis Ulama Indonesia, 1980-1984. 47. Anggota Dewan Pembina pada lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum untuk wanita dan keluarga, Jakarta 1980-1984. 48. Wakil ketua Satuan Tugas Dewan Pimpinan GUPPI, 1982.
65
49. Anggota Tim pelaksana pengkajian hukum, 1982-1983. 50. Staf ahli redaksi atau pengasuh Majalah Pembimbing, 1982. 51. Pendiri Yayasan Pendidikan Islam ruhama, Jakarta 1983. 52. Ketua Lembaga Pendidikan Kesehatan Mental YPI Ruhama, Jakarta 1984. 53. Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan Mental Ruhama 1984 54. Anggota Pacifik Sciene Association, Hawai 1975-1984.8 B. Panitia Penyelenggara Dan Sebagainya: 1. Anggota panitia penilaian buku, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1966. 2. Ketua merangkap Anggota penilai tetap keberhasilan Departemen Agama, 1966. 3. Anggota badan perwakilan Yayasan Kesejahteraan IAIN Sumatera Barat, Untuk Jakarta, 1969. 4. Anggota Tim pelaksanaan penelitian atau survey keagamaan departemen Agama, 1969. 5. Anggota Dewan Pertimbangan dan Pengawasan Dana pemeliharaan Kesehatan, Departemen Kesehatan, 1969. 6. Consultant pada Workshop perundang-undangan tentang Anak dan Pemuda, Departemen Sosial 1970. 7. Anggota panitia Nasional Musabaqoh Tilawatil Qur‟an, 1970. 8
Ibid., h. 80-83.
66
8. Ketua
Panitia
Raker
Direktorat
Pendidikan
Agama,
tentang
penyempurnaan kurikulum MTs AIN dan MAAIN 1970. 9. Wakil ketua seminar bahasa Arab dan Ilmu Tafsir di IAIN 1971. 10. Anggota Tim Juri panitia Sayambara Mencipta Lagu Mars, Lambang dan Piala Musabaqah Tilawatil Qur‟an Tingkat Nasional, Jakarta 1973. 11. Ketua II pengurus pembinaan peri kehidupan Beragama Islam (P2 A) 1977-1980. 12. Ketua panitia pelaksanaan Loka Karya Pengembangan KKN-IAIN, 1978. 13. Ketua Penyelenggara Seminar tentang Perguruan Tinggi Agama Islam, 1978. 14. Ketua Panitia Penataran Dosen-Dosen Pendidikan Agama pada Perguruan Tinggi Umum, 1978. 15. Anggota Tim Penilaian IAIN Al Jamiah dalam Lingkungan Departemen Agama 1978. 16. Panitia Raker Rektor IAIN tentang Kependudukan, 1979. 17. Peserta Loka Karya pengembangan Lembaga Dakwah, 1979. 18. Ketua Panitia Loka Karya Standarisasi Sarana Fisik kampus IAIN 1979. 19. Ketua Panitia Penataran Mahasiswa untuk Pers. 1979.
67
20. Ketua Panitia dan penanggung jawab Loka Karya pengembangan kurikulum IAIN, 1979. 21. Panitia Pengarah merangkap Anggota Raker Dit.Jen. Binbaga Islam dan Rektor IAIN, 1980. 22. Panitia penyelenggara dan ketua Bidang Temu Wicara, pada Muktamar Mass Media Islam se dunia pertama, Jakarta 1980. 23. Panitia Muktamar ke IV GUPPI, Bidang Program Kerja, Jakarta 1980. 24. Ketua Panitia Rapat kerja Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1980. 25. Ketua panitia Tim penyelenggara penyempurnaan Sylabus Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Syari‟ah. 1980. 26. Anggota Tim revisi buku PAI untuk SLP, Buku murid dan Buku Pedoman Guru 1980. 27. Panitia Nasional pemilihan Guru Teladan tahun 1977, (Wk. Ketua IV.). 28. Ketua pelaksana Pra Diskusi penyusunan Sylabus Fak. Adab IAIN, 1981. 29. Konsultasi pada panitia penilaian buku perpustakaan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, 1981. 30. Ketua Tim penyelenggara diskusi pembidangan ilmu Agama Islam tahap ke I, 1981.
68
31. Wakil ketua I Tim penyelenggara diskusi pembidangan ilmu Agama Islam tahap ke IV, 1982. 32. Ketua kelompok kerja, penyusunan pola Dasar RIP. IAIN 1982. 33. Tenaga Ahli, penyusunan draft pola Dasr RIP. IAIN 1982. 34. Ketua Tim Panitia penyelenggara Raker PTAIS se Indonesia 1982. 35. Katua Tim Panitia pelaksana diskusi penyusunan Sylabus Fakultas Dakwah 1982. 36. Penasehat Tim pelaksana pameran Dit.Jen. Binbaga Islam, 1982. 37. Ketua merangkap Anggota, panitia penyelenggara evaluasi risalah mahasiswa PTAIS, 1982. 38. Penasehat Tim Penanggung jawab pelaksana evaluasi dan Seleksi Karya tulis Mahasiswa IAIN, 1982. 9
C. Ceramah, Penataran, Pengarahan dan Sebagainya: 1. Interpreter bahasa Arab pada Konperensi Islam Asia Afrika I di Bandung, 1965. 2. Penterjemah bahasa Arab pada peringatan Dasa warsa Konperensi Asia-Afrika, 1965. 3. Mengisi Acara Radio republic Indonesia ( RRI ): Mimbar Agama Islam 1965-1970. Budi pekerti 1965.
9
Ibid., h. 83-85.
69
Acara Remaja 1969-1977. Ibu-ibu Rumah Tangga 1970-1978. Kuliah Subuh 1969-1984. Renungan Malam ( pembinaan iman ) 1983-1984. Pembinaan keluarga 1983-1984. 4. Mengisi acara Mimbar agama Islam pada Televisi Republik Indonesia (TVRI), 1972-1984. 5. Ceramah umum bagi masyarakat dalam bidang Agama, Pendidikan, ilmu jiwa, kesehatan mental, remaja dan sebagainya, 1965-1984. 6. Penatar dalam berbagai bidang pengetahuan pada penataran-penataran Dosen-Dosen, Guru-Guru, pegawai di berbagai instansi Pemerintah 1972-1984. 7. Penceramah bagi mahasiswa, pelajar dan berbagai kelompok masyarakat, 1965-1984. 8. Penataran P4 pada berbagai tingkat, mulai dari tingkat Nasional, tingkat pusat, untuk masyarakat (B P7), dan bagi mahasiswa se Eropa Barat di Jerman Barat, 1978-1984. 9. Ceramah agama pada hari-hari besar Islam, 1965-1984. 10. Menatar peserta kursus wanita persatuan pemudi Islam Singapura di Singapura 1981. 11. Ceramah umum dalam rangka menyambut abad ke XV H. di singapura 1979.
70
12. Mengisi acara Mutiara Fajar Radio Elshinta, 1983-1984.10 Piagam Dan Tanda Penghargaan Yang Di Raihnya : A. Dari Instansi Resmi : 1. Tanda penghargaan (Bintang Ilmu Pengetahuan) dari Presiden Mesir (Gamal Abdul Nasser), atas prestasi Ilmiah Terbaik dalam mencapai gelar Doktor, pada Fakultas Pendidikan, Universitas Ein Shams Cairo tahun 1964, yang diserahkan dalam Upacara IDUL „ILMI (Hari Ilmu Pengetahuan) 1965. 2. Piagam Pelantikan Menteri Sosial RI. Sebagai penghargaan dan terima kasih atas partisipasi dalam Workshop perundang-undangan tentang Anak dan Pemuda, sebagai consultant Bidang Sosial Spritual, Jakarta 1970. 3. Piagam Menteri Penerangan dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai tanda penghargaan dan terima kasih atas partisipasi dalam program Tahun Buku Internasional 1972 Indonesia (2 Mei 1972-2 Mei 1973) Jakarta 1973. 4. Piagam Penghargaan Rektor IAIN Sunan Kalijaga atas bantuan sebagai Dosen pada Post Graduate Course ke II, Dosen-Dosen IAIN seluruh Indonesia di Yogyakarta 1972-1973, Yogyakarta 1973.
10
Ibid., h. 85-86.
71
5. Piagam Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, sebagai penghargaan dan terima kasih atas bantuan selama menjabat sebagai Andalan Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 1970-1974. 6. Piagam Penghargaan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Jawa Timur, atas keikut sertaan secara aktif di dalam penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur‟an Tingkat Nasional ke VII, 1974 di Surabaya, Surabaya 1974. 7. Piagam Penghargaan, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Selatan atas keikut sertaan secara aktif di dalam Musabaqah Tilawatil Qur‟an Tingkat Nasional ke VIII tahun 1975 di Palembang, sebagai Ketua II, Panitia Nasional MTQN, Palembang 1975. 8.
Piagam Penghargaan Ketua Badan Koordinasi Pelaksana Inpres No. 6/1971, atas partisipasi dalam Loka Karya Peningkatan Koordinasi dalam Pelaksanaan Instruksi Presiden No. 6 tahun 1971 di Daerah, bertempat di Bandung. 1975.
9. Piagam Penghargaan Ketua Badan Koordinasi Pelaksana Inpres No. 6/1971, atas partisipasi dalam study group penyeragaman pedoman penanggulangan kenakalan remaja, sebagai peserta dan ketua Tim perumus, Jakarta 1976. 10. Tanda kehormatan, piagam dan bintang Fourth Class Of The Order Of Merit, oleh Pemerintah Republik Arab Mesir, sebagai penterjemah
72
bahasa Arab dalam kunjungan Kenegaraan Bapak Presiden RI ke Mesir, tahun 1977, Cairo 1977. 11. Tanda Kehormatan, Piagam dan bintang Order Of Kuwait Fourth Class dari Pemerinta Kerajaan Kuwait, sebagai penterjemah bahasa Arab dalam Kunjungan Kenegaraan Bapak Presiden RI ke kawait tahun 1977, Kuwait 1977. 12. Piagam, Pembina Penataran Tingkat Nasional, Sebagai tanda telah mengikuti Penataran untuk menjadi Penatar Tingkat Nasional di Bogor 1978, Jakarta 1978. 13. Piagam
Penghargaan
Menteri
Agama,
atas
bantuan
dalam
penyelenggaraan dan pelaksanaan Penataran Tingkat Instansi Pusat Departemen Agama, sebagai Penatar, Jakarta 1979. 14. Piagam Penyelenggara Penataran Juru Kampanye Golkar Pemilu tahun 1982. Tanda telah mengikuti Penataran, Jakarta 1982. 15. Piagam Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional, tanda telah mengikuti Penataran Kewaspadaan Nasional Khusus dalam rangka Ketahanan Nasional. Jakarta 1982. 16. Piagam Penghargaan Dean Pembina Golongan Karya atas partisipasi dalam Rangka memenangkan Golongan Karya pada Pemilihan Umum 1982, Jakarta 1982.11
11
Ibid., h. 87-88.
73
B. Dari Lembaga Kemasyarakatan : 1. Surat Penghargaan, Kepala Proyek peningkatan penelitian atau survey Keagamaan Departemen Agama atas partisipasi dalam seminar Pendidikan Agama pada Perguruan Tinggi Umum, sebagai peserta (pemrasaran), Jakarta 1970. 2. Surat Penghargaan Kepala Proyek peningkatan penelitian atau survey keagamaan
Departemen
Agama,
atas
partisipasi
dalam
penyelenggaraan seminar Pendidikan agama pada Perguruan Umum, sebagai anggota panitia, Jakarta 1970. 3. Surat Penghargaan, Kepala Proyek peningkatan penelitian atau survey Keagamaan Departemen Agama, atas partisipasi sebagai anggota pelaksana lapangan Daerah, Jakarta 1970. 4. Tanda Penghargaan, Panitia Up Grading Pimpinan dan Guru-Guru Madrasah Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, atas bantuan sebagai Dosen Pengajar Ilmu Jiwa Agama, Jakarta 1973. 5. Piagam, Panitia Sayembara Mencipta Lagu Mars, Lambang dan Piala Musabaqah Tilawatil Qur‟an Nasional, sebagai tanda penghargaan dan Terima kasih atas bantuan sebagai anggota Tim Juri Lambang dan Piala, Jakarta 1973. 6. Piagam, Badan Pekerja Pusat Dakwah Islam Indonesia, sebagai tanda penghargaan dan terima kasih atas partisipasi dan bantuan dalam
74
menyelenggarakan Loka Karya Muballigh se Indonesia, sebagai Pemrasaran, Jakarta 1974. 7. Tanda Penghargaan dan terima kasih dari Organizing Committee Musabaqah Tilawatil Qur‟an Pertamina ke II di Plaju, atas kerja sama dan bantuan, Plaju 1974. 8. Piagam Penghargaan dari Pimpinan Youth Islamic Study Club (YISC) Mesjid Agung Al Azhar, atas bantuan sebagai Penasehat dan Dosen tetap YISC, dalam mata Kuliah Kesehatan Jiwa ditinjau dari segi Agama, Jakarta 1976. 9. Ketua Senat Siswa Kursus Calon Petugas Pembinaan Mental Tahanan G.30 S/PKI, atas pemberian kuliah Ilmu Jiwa Agama, Jakarta 1978. 10. Surat Penghargaan Rektorat Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, atas keikut sertaan pada seminar tentang sistim Pendidikan Nasional, sebagai Pemrasaran, Yogyakarta 1978. 11. Piagam Penghargaan, Ketua Umum Rukun Isteri karyawan dan karyawati Sekretariat Jendral MPR, DPR-RI, Jakarta 1979. 12. Piagam ucapan terima kasih Panitia pelaksana Seminar tentang sistim Pendidikan Islam di Indonesia, atas partisipasi dan bantuan yang diberikan, Jakarta 1979. 13. Piagam
Penghargaan dari
Pimpinan Pusat
Departemen Agama, selaku Pencetus Ide.
Persatuan Wanita
75
14. Piagam Penghargaan serta ucapan terima kasih, Dewan Pimpinan Majlis Ulama Indonesia, atas turut serta berpartisipasi dan Mensukseskan Musyawarah Nasional II Majlis Ulama se Indonesia, Jakarta 1980. 15. Piagam Penghargaan Panitia Pelaksana Seminar Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Islam di Indonesia, Ikut berpartisipasi sebagai peserta, Jakarta 1980. 16. Piagam Penghargaan Pimpinan Forum Studi Islam Kedokteran Yogyakarta, atas partisipasi aktif dalam Seminar, sebagai pembicara, Yogyakarta 1981. 17. Piagam Penghargaan Badan Pembinaan Koordinasi kegiatan Sosial Propinsi Jawa Barat, Bandung 1981. 18. Piagam
Penghargaan
Pimpinan
Universitas
Islam
Indonesia,
Yogyakarta 1981. 19. Piagam Konika V Panitia Penyelenggara Kongres Nasional di Medan atas peran serta sebagai Pembicara, Jakarta 1981. 20. Piagam Panitia pelaksana Kogi V, atas turut serta dalam Forum terbuka Pendidikan kehidupan keluarga, sebagai pembicara, Bandung 1982. 21. Piagam Penghargaan Steering Committee Fourth World Conference on Islamic Education Seminar on Teaching Methodology, Jakarta 1982.
76
22. Piagam Yayasan Kesejahteraan anak Indonesia atas peran serta dalam Konperensi Nasional Pembinaan dan Pengembangan Kesejahteraan anak, sebagai Pembicara, Jakarta 1984.12 Pada tahun 1956, setahun setelah Konferensi Asia–Afrika yang dilangsungkan di Indonesia, Zakiah mendapat tawaran beasiswa ikatan dinas dari Departemen Agama untuk kuliah ke Mesir, seiring kerja sama pemerintah Indonesia dengan Mesir. Ia diterima di Fakultas Pendidikan Universitas Ain Shams, Kairo tanpa tes untuk program S-2. Sebagai satu-satunya mahasiswa perempuan dari Indonesia, kepergian Zakiah dan restu orangtuanya dianggap sebagai keputusan revolusioner. Tesisnya tentang problema remaja di Indonesia mengantarnya meraih gelar magister pada tahun 1959, setelah setahun sebelumnya mendapat diploma pasca-sarjana dengan spesialisasi pendidikan. Tesis ini mendapat sambutan dari kalangan terpelajar di Kairo waktu itu, sebagai rujukan dan bahan pemberitaan. Pada saat Zakiah belajar, bidang psikologi tidak banyak ditekuni oleh pelajar Islam. Perkembangan ilmu psikologi di dominasi oleh psikoanalisis Sigmund Freud, yang mendudukkan alam tak sadar sebagai faktor penting dalam kepribadian manusia. Zakiah mengenalkan metode non-directive dari Carl Rogers yang baru mulai dirintis dan diperkenalkan oleh universitas. Ia mengajukan disertasi mengenai psikoterapi model non-directive dengan fokus
12
Ibid., h.88-90.
77
psikoterapi bagi anak-anak bermasalah, hingga usulannya ini mendapat persetujuan pihak universitas. Sambil membagi waktu menyelesaikan kuliah S-3 di universitas yang sama, ia mulai membuka praktik konsultasi kejiwaan di almamaternya. Ia mengambil kesempatan mengajar bahasa Indonesia di Kairo, menjabat sebagai Kepala Jurusan Bahasa Indonesia di Higher School for Language.
[9]
Dari penghasilan yang diterimanya mengajar bahasa selama tiga tahun, ia dapat membawa kedua orangtuanya ke Mesir selama tujuh bulan dan menunaikan haji di Mekkah. Pada tahun 1964, dengan disertasi tentang perawatan jiwa anak, ia berhasil meraih gelar doktor dalam bidang psikologi dengan spesialisasi psikoterapi dari Universitas Ain Shams. Penelitian disertasinya mendapatkan penghargaan dari Presiden Gamal Abdul Nasir, berupa "Medali Ilmu Pengetahuan" yang diberikan pada upacara Hari Ilmu Pengetahuan Mesir 1965. Karir beliau Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1964, Zakiah merintis karier di Departemen Agama sebagai pegawai Biro Perguruan Tinggi dan membagi waktu mengajar sebagai dosen keliling untuk perguruan tinggi agama Islam negeri Indonesia. Pada 1967, Zakiah diangkat oleh Menteri Agama Saifuddin Zuhri sebagai Kepala Dinas Penelitian dan Kurikulum Perguruan Tinggi di Biro Perguruan Tinggi, Kementerian Agama. Sejak 1972, ia menjabat sebagai Direktur Pendidikan Agama sampai tahun 1977, dan berikutnya menjabat sebagai Direktur Pembinaan Perguruan Tinggi Agama
78
Islam sampai Maret 1984. Setelah itu, ia secara resmi menjadi dekan Fakultas Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Selama berkarier di birokrasi pemerintahan, Zakiah beberapa kali diminta sebagai penerjemah bahasa Arab sewaktu Presiden Soeharto berkunjung ke beberapa negara Timur Tengah. Keahlian ini mengantarnya meraih tanda kehormatan "Order of Kuwait Fourth Class" dari Kerajaan Kuwait pada 1977 dan penghargaan serupa dari Mesir "Fourth Class Of The Order Mesir" dari Presiden Anwar Sadat. Pemikiran Zakiah Daradjat di bidang pendidikan agama banyak mempengaruhi wajah sistem pendidikan di Indonesia. Semasa menjabat direktur di Kementerian Agama, Zakiah termasuk salah seorang yang membidani lahirnya kebijakan pembaruan madrasah dalam Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri (Menteri Agama, Mendikbud, dan Mendagri) pada tahun 1975, sewaktu jabatan Menteri Agama diduduki oleh Mukti Ali. Melalui surat keputusan tersebut Zakiah menginginkan peningkatan penghargaan terhadap status madrasah, salah satunya dengan memberikan pengetahuan umum 70 persen dan pengetahuan agama 30 persen. Aturan yang dipakai hingga kini di sekolah-sekolah agama Indonesia ini memungkinkan lulusan madrasah berbagai jenjang diterima di sekolah maupun perguruan tinggi umum. Ketika menempati posisi sebagai Direktur di Direktorat Perguruan Tinggi Agama, seperti dituturkan cendikiawan Azyumardi Azra, Zakiah Daradjat banyak melakukan sentuhan bagi pengembangan perguruan tinggi
79
agama Islam. Salah satu contoh, untuk mengatasi kekurangan guru bidang studi umum di madrasah-madrasah, Zakiah Daradjat membuka jurusan tadris pada IAIN dan menyusun rencana pengembangan Perguruan Tinggi Agama Islam yang menjadi referensi bagi IAIN seluruh Indonesia. Melalui rencana pengembangan
ini
Kementerian
Agama
dapat
meyakinkan
Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sehingga IAIN memperoleh "anggaran yang lebih masuk akal". Di
luar
aktivitasnya
sebagai
pegawai
kementerian,
Zakiah
mengabdikan ilmunya dengan mengajar sebagai dosen keliling pada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (kini UIN) dan beberapa IAIN lainnya. Mata kuliah yang diasuhnya adalah ilmu jiwa agama. Setelah meninggalkan jabatan sebagai direktur, ia menduduki jabatan Dekan Fakultas Pasca-sarjana dan Pendidikan Doktoral IAIN Yogyakarta. Pada 1 Oktober 1982, Zakiah dikukuhkan oleh IAIN Jakarta sebagai guru besar di bidang ilmu jiwa agama. Sebagai pendidik dan guru besar, ia setia di jalur profesinya hingga akhir hayatnya. Hingga usia senja, meski telah pensiun dari tugas kedinasan, Zakiah masih aktif mengajar di UIN Syarif Hidayatullah dan perguruan tinggi lain yang membutuhkan ilmunya. Selain itu, ia sering mengisi ceramah agama untuk stasiun pusat RRI sejak tahun 1965 sampai dekade 2000-an. Ia kerap pula diminta mengisi siaran Mimbar Agama Islam di stasiun pusat TVRI. Pada 19 Agustus 1999, Zakiah Daradjat memperoleh Bintang Jasa Mahaputra Utama dari Pemerintah Rapublik Indonesia, setelah sebelumnya mendapat
80
Bintang Jasa Utama pada 1995. Sebagai realisasi ide-idenya dalam bidang pendidikan dan yang berkaitan dengan kesehatan menta, Zakiah mendirikan, sekaligus bertindak sebagai pimpinan, Yayasan Pendidikan Islam Ruhama di Jakarta. Meninggalnya Zakiah Daradjat di Jakarta usia 83 tahun pada 15 Januari 2013 sekitar pukul 09.00 WIB. Setelah disalatkan, jenazahnya dimakamkan di Kompleks UIN Ciputat pada hari yang sama. Menjelang akhir hayatnya, ia masih aktif mengajar, memberikan ceramah, dan membuka konsultasi psikologi. Sebelum meninggal, ia sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Hermina, Jakarta Selatan pada pertengahan Desember 2012. Semasa hidup, Zakiah Daradjat dikenal sebagai psikolog dan dosen, muballig dan tokoh masyarakat. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat menyebut Zakiah sebagai pelopor psikologi Islam di Indonesia. Sementara itu, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mencatat, Zakiah Daradjat adalah sosok yang bisa diterima dengan baik oleh semua kalangan. Umar menambahkan, sosok Zakiah Daradjat seperti sosok Hamka dalam versi Muslimah.13
13
Https://id.wikipedia.org/wiki/Zakiah Daradjat, tanggal 10 Maret 2017, waktu, 09.15 Wib.
81
B. Pemikiran Zakiah Daradjat tentang Kesehatan mental 1. Kesehatan mental dan ketenangan hidup Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.14 Definisi ini mendorong orang memperkembangkan dan memanfaatkan segala potensi yang ada. Jangan sampai ada bakat yang tidak bertumbuh dengan baik, atau yang digunakan dengan cara yang tidak membawa kepada kebahagiaan, yang mengganggu hak dan kepentingan orang lain. Ketenangan hidup adalah ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak banyak tergantung kepada faktor- faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dan sebagainya. Akan tetapi lebih tergantung kepada cara dan sikap menghadapi faktor- faktor tersebut. Kita tidak meniadakan pengaruh faktor-faktor luar itu, karena memang ada pengaruhnya. Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuan penyesuaian diri. Kesehatan mental
14
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, ( Jakarta: Toko Gunung agung, 1995), hal 12.
82
pulalah yang menentukan apakah orang akan mempunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif dan tidak bersemangat.15 Sebagaimana yang dikutip oleh Zakiah Daradjat dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dapat dibagi dalam 4 kelompok yaitu : perasaan, pikiran/ kecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan. Dari 4 kelompok diatas akan dijelaskan sebagai berikut. Di antara gangguan perasaan yang disebabkan oleh karena terganggunya kesehatan mental adalah rasa cemas ( gelisah ) dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh dibawah ini. a. Rasa cemas ( gelisah ) Perasaan cemas adalah perasaan yang tidak menentu, panik, dan takut mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan mencemaskan hal itu. Seorang ibu akan gelisah, karena anaknya terlambat pulang sekolah. Pikirannya sudah bermacam-macam, takut kalaukalau anak ditabrak mobil, diculik orang dan sebagainya. 16
15 16
Ibid, h. 15-16. Ibid. h. 17.
83
b. Iri hati Iri hati adalah perasaan yang dimiliki seseorang atas melihat kebahagiaan orang lain yang tidak bisa di tahan oleh setiap orang yang memiliki rasa iri hati. Perasaan ini bukan karena kebusukan hatinya seperti biasa disangka orang, akan tetapi karena ia sendiri tidak merasakan bahagia dalam hidupnya. Seorang ibu yang masih muda, cantik dan kaya, merasa iri kepada suaminya, karena anak-anak semua lebih senang kepada bapaknya dari pada ibunya. Kegelisahan dan iri hatinya makin memuncak, sehingga merasa bosan tinggal di rumahnya. Ia tak ingin lagi melihat anak-anak dan suaminya, kemudian lari dari rumahnya untuk melepaskan diri dari kegelisahan dan iri hatinya, pergi mencari tempat dan menumpang tidur. Si ibu tersebut lari hanya karena rasa iri hati, yang ditimbulkan oleh adanya gangguan kesehatan mentalnya. 17 c. Rasa sedih Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak melihat hal-hal yang menyedihkan kendatipun ia seorang yang mampu, berpangkat, dihargai orang dan sebagainya. Sesungguhnya perasaan sedih ini banyak sekali terjadi karena,melihat bermacam-macam masalah yang ada. Kesedihan-kesedihan
17
Ibid,.
84
yang seperti itu tidak disebabkan oleh sesuatu hal atau persoalan secara langsung, akan tetapi oleh kesehatan mental yang terganggu. 18 d. Rasa rendah diri dan hilangnya kepercayaan diri Rasa rendah diri dan tidak percaya kepada diri sendiri banyak sekali terjadi pada pemuda-pemuda remaja. Hal ini disebabkan oleh banyaknya problem yang mereka hadapi yang tidak mendapat penyelesaian dan pengertian dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Rasa renda diri ini menyebabkan orang lekas tersinggung. Karena itu ia mungkin akan menjauhi pergaulan dengan orang banyak, menyendiri, dan tidak berani mengemukakan pendapatnya (karena takut salah), tidak berani bertindak atau mengambil suatu inisiatif (takut tidak diterima orang).19 e. Pemarah Sesungguhnya orang dalam suasana tertentu kadang-kadang perlu marah, akan tetapi kalau ia sering-sering marah yang tidak pada tempatnya atau tidak seimbang dengan sebab yang menimbulkan marah itu, maka demikian ada hubungannya dengan kesehatan mental. marah sebenarnya
18 19
Ibid. h. 18. Ibid. h. 19.
85
adalah ungkapan dari rasa hati yang tidak enak, biasa akibat kekecewan ketidakpuasan atau tidak tercapai keinginannya. 20 2. Penyesuaian diri dan kesehatan mental Gangguan jiwa ( neurose ) dan penyakit jiwa ( psychose ) adalah akibat dari tidak mampunya orang yang menghadapi kesukaran- kesukarannya dengan wajar, atau tidak sanggup ia menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri itu antara lain. Frustasi (tekanan perasaan), konflik (pertentangan batin), kecemasan (anxiety).21 Dapat di uraikan dari faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri diatas sebagai berikut: Frustasi (tekanan perasaan) yaitu suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhankebutuhannya, atau menyangka bahwa akan terjadi suatu hal yang menghalangi keinginannya, dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali faktorfaktor yang menyebabkan terhalangnya orang dalam mencapai yang diinginkannya itu.22 Orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda buat sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat menerima frustasi itu buat
sementara,
sambil
menunggu
memungkinkannya mencapi keinginan itu. 20
Ibid. h. 20. Ibid. h. 24. 22 Ibid., 21
adanya
kesempatan
yang
86
Dengan demikian kepercayaan kepada diri sendiri itu sangat ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang dilalui sejak kecil. Orang yang percaya kepada dirinya dapat mengatasi segala faktor-faktor dan situasi frusttrasi, bahkan mungkin frustrasi-frustrasi ringan tidak akan terasa sama sekali. Konflik (pertentangan batin) adalah terdapatnya macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama. Konflik itu dapat dibagi kepada beberapa macam yaitu, Pertama antara dua hal yang diingini, yaitu adanya dua hal yang sama-sama
diingini
tapi
tidak
mungkin
diambil
keduanya.
Kedua
pertentangan anatara dua hal, yang pertama diingini sedangkan yang kedua tidak diingini. Ketiga pertentangan antara dua hal yang tidak diingini yaitu orang yang menghadapi situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi.23 Kecemasan (anxiety) adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan bantin (konflik). Kecemasan itu mempunyai segi yang didasari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa/bersalah, terancam dan sebagainya. 24 Sedangkan kesehatan mental
23 24
Ibid. h. 26. Ibid. h. 27.
87
adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup. Penulis menyimpulkan bahwa penyesuaian diri dan kesehatan mental sangat berkaitan karena dari keduanya mempunyai hubungan antara penyesuaian diri dan kesehatan mental dalam kehidupan sehari hari. 3. Peranan agama dalam pembinaan mental Pembinaan mental seseorang mulai sejak ia kecil, semua pengalaman yang dilalui baik yang disadari atau tidak, ikut menjadi unsur-unsur yang menggabung dalam kepribadian seseorang. Di antara unsur-unsur terpenting yang akan menentukan corak kepribadian seseorang di kemudian hari adalah nilai-nilai yang diambil dari lingkungan, terutama keluarga sendiri. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai agama, moral dan sosial. Karena nilai-nilai positif yang tetap dan tidak berubah-ubah adalah nilai-nilai agama, sedangkan nilai-nilai sosial dan moral yang didasarkan bukan pada agama, akan sering mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan masyarakat
itu sendiri. Karena
itulah maka mental
(kepribadian) yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial dan moral yang
88
mungkin berubah dan goncang itu akan membawa kepada kegoncangan jiwa, apabila perubahan terjadi.25 Sebagai kesimpulan dapat kita pastikan bahwa agama merupakan unsur yang terpenting dalam pembinaan mental. Tanpa agama, rencanarencana pembangunan tidak akan terlaksana dengan sebaik-baiknya karena dapatnya seseorang melaksanakan suatu rencana dengan baik tergantung kepada ketenangan jiwanya. Jika jiwa gelisah, ia tidak akan sanggup menghadapi kesukaran yang mungkin terdapat dalam pelaksanaan rencanarencana tersebut.26 Penulis dapat menyimpulkan bahwa dari peranan agama dan kesehatan mental sangat berkaitan seperti mental yang tumbuh tanpa agama belum tentu akan dapat mencapai integritas yang baik, karena kurangannya ketenangannya dan ketentraman jiwa.
25
Zakiah Daradjat, Peranan Agama dan Kesehatan Mental, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1978), h. 90. 26 Ibid., h. 94.
BAB IV PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT TENTANG KESEHATAN MENTAL
Dalam bab sebelumnya penulis telah menguraikan dan membahas beberapa pilar pemikiran Zakiah Daradjat mengenai kesehatan mental, selanjutnya dalam bab ini penulis akan menjelaskan bagaimana pemikiran Zakiah Daradjat mengenai kesehatan mental. A. Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat Tentang kesehatan Mental 1. Konsep kesehatan mental Menurut Zakiah Daradjat Menurut Zakiah Daradjat Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup. Adapun secara garis besar yang di bahas oleh Zakiah Daradjat yaitu pengertian kesehatan mental, prinsip kesehatan mental, kaitan agama dan kesehatan mental, kesehatan mental dan ketenangan hidup, peranan agama dalam kesehatan mental.1 Pendapat tersebut dipertegas oleh Mustofa Fahmi mendefinisikan bawha kesehatan mental menjadi dua segi yaitu: segi positif dan segi negatif. Yang pertama dari segi positif bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaiaan diri terhadap diri sendiri dan terhadap
1
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1995), h. 11.
89
90
lingkungan sosialnya, yang kedua segi negatif bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari segala neurosis dan psikosis.2 Penulis sependapat dengan pemikiran Zakiah daradjat dan pemikiran Mustafa fahmi yang membahas pegertian tentang kesehatan mental bahwa kesehatan mental sangat berkaitan dengan lingkungan sosial yang berada di sekitarnya dan bisa menyesuaikan diri sendiri. Secara garis besar yang di bahas oleh Zakiah Daradjat tentang konsep kesehatan metantal yaitu tentang kesehatan mental dan ketenangan hidup, penyesuaian diri dan kesehatan mental, peranan agama dalam pembinaan mental. penulis akan menganalisa tentang konsep kesehatan mental menurut Zakiah daradjat sebagai berikut. Kesehatan mental dan ketenangan hidup menurut Zakiah daradjat Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa. Dan Ketenangan hidup adalah ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak banyak tergantung kepada faktor- faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dan sebagainya. Akan tetapi lebih tergantung kepada cara dan sikap menghadapi faktor- faktor tersebut. Kita 2
h. 38.
Abdul Aziz EL-Quusy, pokok-pokok kesehatan jiwa/mental, Bulan Bintang,(Jakarta, 1997),
91
tidak meniadakan pengaruh faktor-faktor luar itu, karena memang ada pengaruhnya. Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuan penyesuaian diri. Kesehatan mental pulalah yang menentukan apakah orang akan mempunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif dan tidak bersemangat Dengan demikian, penulis dapat menganalisa dari kesehatan mental dan ketenangan hidup bahwa kesehatan mental adalah Suatu kondisi dimana kepribadian, emosional, intelektual dan fisik seseorang tersebut dapat berfungsi secara optimal, dapat beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan stressor, menjalankan kapasitasnya selaras dengan lingkungannya, menguasai lingkungan, merasa nyaman dengan diri sendiri, menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial dalam budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya, dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya. Konsep yang kedua yaitu membahas tentang penyesuaian diri dan kesehatan mental. penyesuaian diri adalah Gangguan jiwa ( neurose ) dan penyakit jiwa ( psychose ) adalah akibat dari tidak mampunya orang yang menghadapi kesukaran- kesukarannya dengan wajar, atau tidak sanggup ia menyesuaikan
diri
dengan
situasi
yang
dihadapinya.
Faktor
yang
92
mempengaruhi penyesuaian diri itu antara lain. Frustasi (tekanan perasaan), konflik (pertentangan batin), kecemasan (anxiety). Dapat di uraikan dari faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri diatas sebagai berikut: Frustasi (tekanan perasaan) yaitu suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhankebutuhannya, atau menyangka bahwa akan terjadi suatu hal yang menghalangi keinginannya, dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali faktorfaktor yang menyebabkan terhalangnya orang dalam mencapai yang diinginkannya itu. Orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda buat sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat menerima frustasi itu buat
sementara,
sambil
menunggu
adanya
kesempatan
yang
memungkinkannya mencapi keinginan itu. Dengan demikian kepercayaan kepada diri sendiri itu sangat ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang dilalui sejak kecil. Orang yang percaya kepada dirinya dapat mengatasi segala faktor-faktor dan situasi frusttrasi, bahkan mungkin frustrasi-frustrasi ringan tidak akan terasa sama sekali. Konflik (pertentangan batin) adalah terdapatnya macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama. Konflik itu dapat dibagi kepada beberapa macam yaitu, Pertama antara dua hal yang diingini, yaitu adanya dua hal yang
93
sama-sama
diingini
tapi
tidak
mungkin
diambil
keduanya.
Kedua
pertentangan anatara dua hal, yang pertama diingini sedangkan yang kedua tidak diingini. Ketiga pertentangan antara dua hal yang tidak diingini yaitu orang yang menghadapi situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi. Kecemasan (anxiety) adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan bantin (konflik). Kecemasan itu mempunyai segi yang didasari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa/bersalah, terancam dan sebagainya. Sedangkan kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup. Sedangkan Menurut Pendapat Musthafa Fahmi tentang kesehatan mental dan penyesuaian diri beliau mengemukakan bahwa kesehatan mental dan penyesuaian diri banyak macan-macam penyesuaian diri berbeda-beda dalam sifat dan caranya , sementara orang yang menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial di mana ia hidup dengan sukses, sebagian lainnya tidak sanggup melakukannya.3
3
Musthafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam keluarga sekolah dan masyarakat, (Jakarta: Bulan Bintang, cetakan pertama 1977), h. 42.
94
Penulis menganalisa dari penyesuaian diri dan kesehatan mental bahwa keduanya sangat berkaitan karena dari keduanya mempunyai hubungan antara penyesuaian diri dan kesehatan mental dalam kehidupan sehari hari. orang yang bisa atau mampu menghadapi persoalan- persoalan yang ada di depan mata seperti terjadinya frustasi, konflik, kecemasan maupun hal lainnya. Dan kesehatan mental sangat berpengaruh untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada sekitarnya dengan cara yang baik. Konsep yang ketiga yaitu peranan agama dalam pembinaan mental adalah semua pengalaman yang dilalui baik yang disadari atau tidak, ikut menjadi unsur-unsur yang menggabung dalam kepribadian seseorang. Di antara unsur-unsur terpenting yang akan menentukan corak kepribadian seseorang di kemudian hari adalah nilai-nilai yang diambil dari lingkungan, terutama keluarga sendiri. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai agama, moral dan sosial. Karena nilai-nilai positif yang tetap dan tidak berubah-ubah adalah nilai-nilai agama, sedangkan nilai-nilai sosial dan moral yang didasarkan bukan pada agama, akan sering mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan masyarakat
itu sendiri. Karena
itulah maka mental
(kepribadian) yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial dan moral yang mungkin berubah dan goncang itu akan membawa kepada kegoncangan jiwa, apabila perubahan terjadi.
95
Sebagai kesimpulan dapat kita pastikan bahwa agama merupakan unsur yang terpenting dalam pembinaan mental. Tanpa agama, rencanarencana pembangunan tidak akan terlaksana dengan sebaik-baiknya karena dapatnya seseorang melaksanakan suatu rencana dengan baik tergantung kepada ketenangan jiwanya. Jika jiwa gelisah, ia tidak akan sanggup menghadapi kesukaran yang mungkin terdapat dalam pelaksanaan rencanarencana tersebut. Penulis dapat menyimpulkan bahwa dari peranan agama dan kesehatan mental sangat berkaitan seperti mental yang tumbuh tanpa agama belum tentu akan dapat mencapai integritas yang baik, karena kurangannya ketenangannya dan ketentraman jiwa. Setelah menganalisa kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat yang memiliki materi mengenai Konsep kesehatan mental dengan melihat dari tiga konsep yang telah penulis uraikan di atas. Disini penulis akan membahas menganalisa dari Tujuan kesehatan mental, Kebutuhan pokok kesehatan mental, Faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, Prinsip – prinsip kesehatan mental dan hubungan agama dengan kesehatan mental. konsep yang sangat bagus dalam pemembahasan penyesuaian diri dan kesehatan mental ini. Keberhasilan Zakiah Daradjat dalam menjalankan Konsep kesehatan mental ini adalah kelebihan beliau akan rasa tanggung jawabnya yang dikembangkan hanya mengarah kepada masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan hal apapun yang berkaitan dengan
96
masyarakat serta Agama beliau sangat bertanggung jawab dan beliau adalah salah satu wanita muslimah yang berkecimpung di bidang Agama dalam psikoterapi dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Inilah yang barangkali sedikit membedakan antara kesehatan Mental Zakiah dan tokoh lain. Adapun yang membedakan Konsep Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat Dan Mustahfa Fahmi. Konsep yang di gunakan oleh Zakiah Daradjat yaitu adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup. Adapun secara garis besar yang di bahas oleh Zakiah Daradjat yaitu pengertian kesehatan mental, prinsip kesehatan mental, kaitan agama dan kesehatan mental, kesehatan mental dan ketenangan hidup, peranan agama dalam kesehatan mental. Sedangkan Konsep yang di gunakan oleh Mustahfa Fahmi adalah mendefinisikan bawha kesehatan mental menjadi dua segi yaitu: segi positif dan segi negatif. Yang pertama dari segi positif bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaiaan diri terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya, yang kedua segi negatif bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari segala neurosis dan psikosis.
97
Penulis setuju dengan pendapat kedua tokoh di atas bahwa kesehatan mental di dalam diri seseorang perlu adanya penyesuaian diri terhadap lingkungan di sekitarnya, dan perlu juga adanya hubungan ke Agamaan dengan kesehatan mental di dalam suatu keluarga. Dan penulis menemukan Persamaan Konsep kesehatan mental menurut Zakiah daradjat dan Mustahfa Fahmi telah dapat di lihat bahwa tokoh Zakiah Daradjat dan tokoh Mustahfa Fahmi banyak persamaan dalam konsepnya dalam segi Penyesuaian diri dan kesehatan mental dan mengutamakan kepada masyarakat di sekitarnya.
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian tentang kesehatan mental Zakiah Daradjat yang memiliki konsep yang sangat hebat dalam pemembahasan konsep penyesuaian diri dan kesehatan mental penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: Konsep penyesuaian diri dan Kesehatan Mental penyesuaian diri adalah Gangguan jiwa ( neurose ) dan penyakit jiwa ( psychose ) adalah akibat dari tidak mampunya orang yang menghadapi kesukaran- kesukarannya dengan wajar, atau tidak sanggup ia menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri itu antara lain. Frustasi (tekanan perasaan), konflik (pertentangan batin), kecemasan (anxiety). Konsep ini memiliki adanya rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun pada masyarakat yang ada di sekitarnya. Ada pun yang sangat berkaitan antara Agama dan Kesehatan Mental bahwa Kesehatan Mental sangat erat kaitannya dengan Agama karena kuatnya iman seseorang bisa di lihat dari seberapa dekat manusia mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dan tanpa Agama tidak akan berjalan degan baik dan lancar.
98
99
B. Saran Penulis menyarankan bagi para pembaca dan peneliti yang lain, sebagai tindak lanjut dari skripsi ini: 1. Agar proses selanjutnya tentang kesehatan mental bisa menjadikan mental- mental generasi muda kedepannya untuk dapat dan bisa lebih baik lagi menjaga kesehatan fisik maupun mentalnya sebagaimana mestinya. 2. konsep kesehatan mental dan penyesuaian diri semoga bisa dijadikan motivasi untuk generasi muda kedepannya agar bisa mengembangkan dan memanfaatkan kondisi yang telah ada dalam keadaan kondisi yang sehat baik dari segi fisik maupun mentalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, Bimbingan Dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2013. Arif Subhan,”Prof. Dr. Zakiah Daradjat Membangun Lembaga Pendidikan Islam Berkualitas”, Dalam “Perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan Islam di Indonesia: Jakarta : diterbitkan atas kerjasama Pusat Penelitian IAIN Syarif Hidayatullah dengan logos wacana ilmu, 1999. Aziz Abdul, Pokok-Pokok Kesehatan Jiwa/Mental 1, Jakarta: Bulan Bintang, 1974. Burhanuddin Yusak, kesehatan Mental, Bandung: Cv Pustaka Setia,1999. Dadang Hawari, “Agama,Psikiater dan Kesehatan Jiwa ( Refleksi atas Pemikiran Zakiah Daradjat )”. Dalam perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan Islam di Indonesia: Jakarta : Gunung Agung, 1999 . Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Asbabun Nuzul, Surakarta: pustaka Al Hanan,2014. Departemen Pendidikan, Kamus Besar Indonesia, Balai pustaka, Jakarta, cet 10, 1999. Fahmi Musthafa, Kesehatan Jiwa dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, Jakarta: Bulan Bintang, Cetakan Pertama 1977. Isep Zainal Arifin, Bimbingan penyuluhan Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo persada 2009. Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016. Johana E.Prawitasari, Psikologi Klinis, Jakarta: Erlangga, 2011. Kartini Kartono, dan jenny Andri, Hygiene mental dan kesehatan mental dalam Islam, Mandar Maju, Bandung, 1989. Lexi J, Moleong, Mentodologi Penelitian kualitatif, Bandung : Rosdakarya, 2012 .
Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta :BPEF-VII,Cet-4, 1997. Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2004. Moeljono Notosoedirdjo Latipun, Kesehatan Mental konsep dan penerapan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 1999. Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2002. Siswanto, Kesehatan Mental Konsep, Cakupan dan Perkembangannya, Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2007. Sundari Siti, Kesehatan Mental Dalam Kehidupan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005. Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004. Syahrin Harap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, Jakarta : Istiqamah Mulya Press, 2006. Yahya Jaya, Peranan Taubat dan Manfaat dalam kesehatan mental, Yayasan pendidikan Islam Ruhana, Jakarta, 1992. Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Gunung Agung 1982 _____________, Kesehatan Mental (Peranannya dalam Pendidikan dan Pengajaran), Jakarta, Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 1984. _____________, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2005. _____________, Kesehatan Mental, Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1995 _____________, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta : Gunung Agung, 1970. _____________, Kesehatan Mental Peranannya Dalam Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta: Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1984.
Sumber Jurnal Muhammad Hablilah, Fungsi iman terhadap kesehatan mental menurut Zakiah Daradjat dan implementasinya dalam kepribadian muslim (Studi Analisis Bimbingan dan konseling Islam), IAIN Walisongo Semarang, 2006. Muslihun, Konsep Perawatan Kesehatan Jiwa Menurut Pendapat Zakiah Daradjat Dan Dadang Hawari, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Tri Agus Subekti, Menangis Sebagai Metode Dalam Kesehatan Mental (Studi kasus pada tiga orang dewasa di tulang bawang, kebumen),UIN Sunan Kali Jaga, 2014. Sumber Internet Biografi Zakiah Daradjat Https://id.wikipedia.org/wiki/Zakiah Daradjat,( 24 Februari 2017 ).