Kesalahan Penggunaan Konjungsi “als dan wenn” Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Ninuk Rahayu, Rosyidah, dan Edy Hidayat Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan konjungsi “als dan wenn” pada kalimat-kalimat yang terdapat dalam karangan mahasiswa angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Data dikumpulkan dengan analisis dokumen dari 20 orang informan, dan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah hasil karangan mahasiswa angkatan 2009 pada matakuliah Aufsatz I. Data penelitian berupa kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan penggunaan konjungsi “als dan wenn” dalam karangan mahasiswa. Hasil penelitian adalah: (1) ditemukan sebanyak 22 kesalahan penggunaan konjungsi “als” dan 22 kesalahan penggunaan konjungsi “wenn”, dan (2) ditemukan tiga bentuk kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa, yaitu pemilihan konjungsi, peletakan kata kerja, dan ketiadaan kata kerja. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa masih terdapat mahasiswa yang belum memahami kata penghubung “als dan wenn” dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya pembelajaran yang lebih mendalam tentang konjungsi “als dan wenn”. Kata kunci: konjungsi “als dan wenn”, ketepatan, karangan ABSTRACT: The purpose of this research is to describe the error on the usage of "als and wenn" conjunction within the essay of the students of German Literature department State University of Malang, year 2009. The data is collected by document analysis of 20 informants with descriptive qualitative technique. The data source is the essay of Aufsatz I students, year 2009. The data of the research is sentences with error on "als and wenn" conjunction. The result of the research are : (1) there are 22 error on the "als" conjunction and 22 error on "wenn" conjunction, and (2) there are three errors done by the students; wrong conjunction, verb placement, and absence of verb. Based on the research, the researcher makes conclution that students are not properly understand the usage of "als and wenn" conjunction. Therefore, there is a need of deeper study on the usage of "als and wenn" conjunction. . Keywords: conjunctive “als and wenn”, accuracy, essay
Kegiatan mengarang oleh mahasiswa pada matakuliah Aufsatz I merupakan kegiatan yang mengasah kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan ide atau gagasan dari tema tertentu yang diberikan oleh dosen pada matakuliah tersebut. Pembelajar, dalam hal ini mahasiswa, acapkali mengalami kesulitan dalam menulis (membuat karangan). Selain kesulitan dalam penggunaan struktur bahasa atau gramatika secara benar, salah satu penyebab lainnya yakni keterbatasan mahasiswa dalam penguasaan kosa kata sehingga mereka mengalami kesulitan untuk mengutarakan ide atau gagasan dalam bentuk kata, frasa, maupun kalimat. Dalam karangan harus memiliki tiga hal yang perlu diperhatikan sesuai pendapat para ahli, yaitu (a) kesatuan gagasan atau kohesif, (b) koherensi antar kalimat, dan (c) mengembangkan kalimat dalam paragraf. Selain tiga hal tersebut, sebuah karangan dikatakan baik jika dalam karangan terdapat keterpaduan antar kalimatnya. Untuk membuat kalimat tersebut padu diperlukan konjungsi yang berfungsi merangkaikannya. Helbig (1991:93) menggolongkan konjungsi berdasarkan fungsi sintaksis. Konjungsi dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu konjungsi koordinatif (koordinierende Konjunktionen) dan konjungsi subordinatif (Subordinierende Konjunktionen). Eppert (1993:213) menambahkan bahwa subordinierende Konjunktionen mempunyai dua ciri, yaitu
(1) Subordinierende Konjunktionen yang selalu diletakkan setelah koma pada anak kalimat (Nebensatz), dan (2) Subordinierende Konjunktionen yang mengharuskan kata kerja diletakkan pada akhir anak kalimat (Nebensatz). Menurut Kars (1992:140), subordinierende konjunktionen dibagi menjadi delapan kelompok berdasarkan maknanya dalam kalimat. Dari delapan jenis konjungsi subordinatif berdasarkan maknanya, konjungsi subordinatif “als dan wenn” termasuk dalam bagian Gleichzeitigkeit. yaitu jenis konjungsi yang memiliki dua peristiwa yang terjadi di waktu yang sama. Pada penelitian ini penulis lebih fokus pada penggunaan konjungsi subordinatif “als dan wenn”. Konjungsi “als” menunjukkan suatu kejadian (Ereignis) atau keadaan (Zustand) di masa lalu (Vergangenheit), terjadi pada waktu yang sama (Gleichzeitigkeit) sedangkan konjungsi “wenn” dilakukan pada waktu yang sama, namun digunakan dalam bentuk kejadian saat ini (Gegenwart) atau peristiwa akan datang (Zukunft). Konjungsi wenn dapat juga digunakan dalam bentuk waktu kejadian di masa lampau (Vergangenheit), akan tetapi hanya terjadi pada pengulangan (Wiederholt) situasi yang sama dan dalam penggunaannya diharuskan terdapat kata “jedesmal atau immer” yang menunjukkan pengulangan kejadian atau peristiwa dalam kalimat (Reimann,2001:211). Selain pentingnya konjungsi dalam bahasa Jerman, kata kerja juga merupakan salah satu unsur terpenting dalam kalimat bahasa Jerman. Hal ini sesuai dengan pendapat Schmitt (2000:126-132) yang menyatakan bahwa semua unsur-unsur kalimat (Satzgliedern) memiliki peranan penting dalam kalimat dan dapat diubah posisinya kecuali predikat (Verb) yang terletak di posisi kedua. Dalam karangan mahasiswa masih terdapat kesalahan dalam penggunaan konjungsi als dan wenn yang tidak sesuai gramatika bahasa Jerman, misalnya pemilihan konjungsi, peletakan kata kerja, dan ketiadaan kata kerja. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada karangan mahasiswa yang di dalamnya terdapat kesalahan penggunaan konjungsi “als dan wenn“ dalam kalimat. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan konjungsi als dan wenn pada kalimat-kalimat yang terdapat dalam karangan mahasiswa angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi dosen, mahasiswa, dan penulis selanjutnya. METODE Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah deskriptif dan kualitatif dengan menggunakan dokumentasi karangan mahasiswa sebagai instrument utama dan tabel sebagai instrumen pendamping yang digunakan untuk mendata kalimat yang didalamnya terdapat unsur konjungsi als dan wenn pada penelitian ini. Sumber data penelitian berupa sembilan karangan dari masing-masing mahasiswa yang berjumlah 20 orang pada matakuliah Aufsatz I Jurusan Sastra Jerman angkatan 2009 Universitas Negeri Malang dan data yang digunakan berupa kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan penggunaan konjungsi als dan wenn dalam karangan mahasiswa. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (1) pemilihan data, (2) pengelompokan data, dan (3) analisis data. Setelah data-data diperoleh, dibutuhkan teknik untuk mengecek keabsahan data. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini agar memperoleh kebenaran atau menyatakan bahwa data-data tersebut valid, maka digunakan teknik triangulasi. Penulis berdiskusi dengan dosen ahli, yaitu pengajar pada matakuliah Aufsatz I. Data yang divalidasi adalah kesalahan penggunaan konjungsi als dan wenn pada kalimat-kalimat yang terdapat dalam karangan mahasiswa angkatan 2009 pada matakuliah Aufsatz I.
2
HASIL Dalam karangan mahasiswa, ditemukan 22 penggunaan konjungsi als dan 22 penggunaan konjungsi wenn yang tidak tepat. Jenis kesalahan yang dibuat mahasiswa, meliputi (a) pemilihan konjungsi, (b) peletakan kata kerja, dan (c) ketiadaan kata kerja. Pemilihan konjungsi als dan wenn harus digunakan secara tepat sesuai bentuk waktu kejadian (Zeitform) dalam kalimat, sehingga dapat menghasilkan kalimat yang benar sesuai gramatika bahasa Jerman. Kesalahan selanjutnya terjadi pada peletakan kata kerja dalam kalimat. Posisi kata kerja harus diletakkan di akhir kalimat yang menggunakan jenis kata penghubung subordinatif “als dan wenn”. Kesalahan terakhir yang terdapat dalam karangan mahasiswa adalah ketiadaan kata kerja dalam kalimat. Keberadaan kata kerja dalam kalimat sangat penting dan dibutuhkan karena kata kerja menunjukkan kejelasan maksud dan tujuan dari kalimat tersebut. Selain ketiga bentuk kesalahan tersebut, terdapat temuan lain dalam penelitian ini, yaitu kesalahan pada struktur bahasa, penulisan, pemilihan kata, dan makna. Bentuk kesalahan yang ditemukan dalam karangan mahasiswa dibahas sebagai berikut. a.
Pemilihan konjungsi Terdapat kesalahan pemilihan konjungsi dan kata kerja dalam kalimat. tersebut dapat dilihat pada contoh data berikut. 1) 2) 3)
Kesalahan
Wenn ich sie zum ersmal sah, nahm ich diese kleine Katze. Wenn ich ein Schüler in der SMA war, finde ich Deutsch einfach. Als ich einen Artikel lese, interessiere ich mich für den Titel.
Kesalahan pada data (1) adalah penggunaan konjungsi yang tidak sesuai dengan bentuk waktu kejadian (Zeitform) dalam kalimat. Kalimat tersebut merupakan peristiwa yang terjadi di masa lampau dan hanya terjadi sekali (einmalige Handlung/Zustand) sehingga konjungsi yang tepat untuk data tersebut adalah konjungsi als. Kalimat yang tepat untuk menggantikan data tersebut adalah “Als ich sie zum ersten Mal sah, nahm ich diese kleine Katze”. Kesalahan pada data (2) adalah penggunaan konjungsi dan bentuk waktu kata kerja (Tempus). Penggunaan konjungsi wenn tidak tepat untuk data tersebut karena tidak sesuai dengan waktu kejadian dalam kalimat. Konjungsi yang tepat adalah konjungsi als karena peristiwa dalam kalimat tersebut hanya terjadi sekali dan di waktu lampau (Vergangenheit). Pada konjungsi als terdapat aturan bahwa bentuk kata kerja pada anak kalimat harus dalam bentuk Präteritum. Bentuk kata kerja pada anak kalimat tersebut telah tepat, tetapi bentuk kata kerja pada induk kalimat juga harus mengikuti Zeitform pada anak kalimat sehingga bentuk kata kerja yang tepat pada induk kalimat adalah fand. Kalimat yang benar adalah “Als ich ein Schüler in der SMA war, fand ich Deutsch einfach”. Kesalahan pada data (3) adalah pemilihan konjungsi pada anak kalimat yang tidak tepat karena tidak sesuai makna dalam kalimat yang mengacu pada bentuk waktu Gegenwart. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk waktu kata kerja (Tempus) dan kejadian atau peristiwa (Handlung/Zustand) dalam kalimat tersebut. Penggunaan konjungsi yang tepat pada anak kalimat adalah konjungsi wenn. Kalimat yang benar untuk data (3) adalah “Wenn ich einen Artikel lese, interessiere ich mich für den Titel”.
3
b.
Peletakan kata kerja Terdapat kesalahan peletakan kata kerja dan pemilihan tanda baca untuk memisahkan antara induk kalimat dan anak kalimat. Kesalahan tersebut dapat dilihat pada contoh data berikut. 4) Wenn eines Tages könnte ich ein Haus kaufen, ich möchte ein Haus mit groβe Garten kaufen. 5) Wenn Sie haben die Aufgaben. Sie sammeln die Aufgaben immer punktlich. 6) Als bin ich in Malang, habe ich Hena vermissen. Kesalahan letak kata kerja pada anak kalimat dan induk kalimat dapat dilihat pada data (4). Anak kalimat yang menggunakan jenis konjungsi subordinierende Konjunktionen mengharuskan posisi kata kerja selalu terletak di akhir kalimat. Kata kerja pada anak kalimat tersebut adalah könnte yang merupakan pengandaian dengan Modalverb (Konjunktiv II mit Modalverb). Posisi kata kerja pada anak kalimat yang berupa Modalverben tersebut harus terletak di akhir anak kalimat atau setelah Infinitiv. Letak kata kerja pada induk kalimat berada di posisi awal induk kalimat atau setelah tanda baca koma sebagai pemisah antara induk kalimat dan anak kalimat. Kata kerja yang digunakan pada induk kalimat adalah möchte, yang merupakan Modalverb dalam bahasa Jerman dan selalu diikuti Infinitiv Verb di akhir kalimat. Kalimat yang tepat untuk menggantikan data tersebut adalah “Wenn eines Tages ich ein Haus kaufen könnte, möchte ich ein Haus mit einem groβen Garten kaufen”. Kesalahan pada data (5) adalah posisi kata kerja dan tanda baca yang digunakan untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat tidak tepat sehingga antara anak kalimat dan induk kalimat pada data tersebut tidak saling berkaitan. Tanda baca yang tepat adalah koma kemudian diikuti oleh kata kerja, subyek, dan keterangan pada induk kalimat. Kata kerja pada anak kalimat harus diletakkan di akhir anak kalimat. Kalimat yang benar untuk data tersebut adalah “Wenn Sie die Aufgaben haben, sammeln Sie Aufgaben immer punktlich”. Kesalahan pada data (6) adalah pemilihan konjungsi, peletakan kata kerja, dan bentuk waktu kata kerja (Zeitform) yang tidak tepat. Bentuk waktu kejadian atau peristiwa pada data tersebut adalah bentuk waktu lampau (Vergangenheit) yang selalu terjadi berulang kali (Wiederholt) sehingga bentuk waktu kata kerja (Tempus) pada anak kalimat dan induk kalimat yang benar adalah war dan vermisste. Konjungsi yang tepat untuk anak kalimat pada data tersebut adalah konjungsi wenn dan pada awal anak kalimat diletakkan kata “immer” yang menunjukkan pengulangan peristiwa atau kejadian di waktu lampau. Kata kerja pada anak kalimat yang menggunakan konjungsi subordinatif harus berada di posisi akhir anak kalimat, sehingga kalimat yang benar untuk data tersebut adalah “immer wenn ich in Malang war, vermisste ich Hena”. c.
Ketiadaan kata kerja Kata kerja merupakan salah satu unsur terpenting dalam kalimat bahasa Jerman. Keberadaan dan peletakan kata kerja pada kalimat merupakan hal penting dan harus diperhatikan sehingga makna atau maksud dari kalimat tersebut jelas. Ketiadaan kata kerja dalam kalimat dapat membuat kalimat tersebut tidak jelas. Kesalahan tersebut dapat dilihat pada contoh data berikut.
4
7) Ich habe es in der 2. Klasse, als ich in der Oberschule, gekauft. 8) Als ich 17 Jahre alt. Es war 10 November 2007. 9) Wenn Nathan schon weit von seinem Haus. Er erinniert über seine Freundin. Kesalahan yang terdapat pada data (7) adalah ketiadaan kata kerja dan letak Partizip II yang tidak tepat pada induk kalimat. Bentuk waktu (Zeitform) pada induk kalimat adalah peristiwa lampau (Partizip Perfekt) sehingga membutuhkan kata kerja bantu, yaitu haben/sein dan Partizip II yang terletak di akhir induk kalimat. Kata kerja bantu dan Partizip II yang digunakan pada induk kalimat telah tepat, namun peletakan Partizip II seharusnya di akhir induk kalimat. Selanjutnya, letak kesalahan terdapat pada anak kalimat dengan data yang sama, yaitu tidak terdapat kata kerja. Kata kerja yang tepat untuk anak kalimat yang menggunakan konjungsi als tersebut adalah war. Kalimat yang tepat untuk menggantikan data tersebut adalah “Ich habe es gekauft, als ich in der 2. Klasse Oberschule war”. Kesalahan pada data (8) adalah ketiadaan kata kerja pada anak kalimat yang menggunakan konjungsi als. Kata kerja yang tepat untuk anak kalimat tersebut, yaitu war. Pemilihan kata kerja war sesuai dengan bentuk waktu kejadian atau peristiwa pada anak kalimat tersebut, yaitu Präteritum. Kalimat yang tepat untuk menggantikan data tersebut, yaitu “Als ich 17 Jahre alt war, war es am 10. November 2007”. Kesalahan pada data (9) adalah ketiadaan kata kerja pada anak kalimat. Bentuk waktu pada data (9) adalah Gegenwart sehingga kata kerja pada anak kalimat yang tepat adalah ist. Kalimat yang benar adalah “Wenn Nathan schon weit von seinem Haus ist, erinnert er sich an seine Freundin”. PEMBAHASAN Dalam karangan mahasiswa masih ditemukan kesalahan penggunaan konjungsi als dan wenn yang meliputi (1) pemilihan konjungsi, (2) peletakan kata kerja, dan (3) ketiadaan kata kerja. Tiga bentuk kesalahan tersebut dibahas secara rinci sebagai berikut. Kesalahan pertama adalah pemilihan konjungsi. Mahasiswa tidak dapat membedakan penggunaan konjungsi als dan wenn, sehingga masih terdapat kesalahan dalam karangan mereka. Mahasiswa masih menggunakan konjungsi als dalam kalimat yang bentuk waktu kejadian sekarang (Gegenwart) atau yang akan datang (Zukunft). Selain kesalahan pemilihan konjungsi als, terdapat kesalahan bentuk waktu kata kerja (Tempus) yang digunakan dalam kalimat. Penggunaan konjungsi als mengharuskan bentuk waktu kata kerja Präteritum, sedangkan mahasiswa sendiri masih belum menguasai bentuk waktu kata kerja, khususnya Präteritum, sehingga penggunaan konjungsi als dalam kalimat tidak sesuai dengan gramatika bahasa Jerman. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat yang menggunakan konjungsi als sering memiliki bentuk waktu kata kerja yang salah misalnya bentuk Präsens dan Perfekt. Kesalahan pemilihan konjungsi wenn pada kalimat masih ditemukan dalam karangan mahasiswa. Hal ini dapat dilihat bahwa mahasiswa masih menempatkan konjungsi wenn pada kalimat yang peristiwanya jelas terjadi di masa lampau dan hanya terjadi sekali. Untuk menggunakan konjungsi als dan wenn, mahasiswa diharuskan terlebih dahulu dapat menentukan bentuk waktu kejadian dalam kalimat, sehingga dapat menentukan atau memilih konjungsi yang tepat. Selain pemilihan konjungsi, mahasiswa harus menguasai bentuk waktu kata kerja (Tempus) sesuai dengan konjungsi yang digunakan. Pendapat ini diperkuat oleh
5
Reimann (2001:211) yang menyatakan bahwa konjungsi subordinatif als dan wenn digunakan sesuai aturan bentuk waktu kejadian atau peristiwa dalam kalimat. Kesalahan selanjutnya adalah peletakan kata kerja. Posisi kata kerja dalam kalimat bahasa Jerman harus diperhatikan karena kata kerja merupakan salah satu unsur kalimat terpenting dalam bahasa Jerman yang menunjukkan kejelasan makna atau maksud dari kalimat tersebut. Kesalahan peletakan kata kerja masih ditemukan dalam karangan mahasiswa yang menggunakan konjungsi als dan wenn. Dalam hal ini, mahasiswa masih meletakkan kata kerja pada posisi pertama dan kedua dalam kalimat. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena mahasiswa belum memahami gramatika bahasa Jerman dan tidak terbiasa menggunakan konjungsi subordinatif yang mengharuskan kata kerja berada di posisi akhir anak kalimat. Kata kerja bahasa Jerman selalu diletakkan pada posisi kedua dalam kalimat, aturan tersebut cenderung membuat mahasiswa melakukan kesalahan peletakan kata kerja pada kalimat yang menggunakan konjungsi subordinatif als dan wenn. Terdapat aturan khusus dalam penggunaan konjungsi subordinatif, yaitu kata kerja selalu berada di posisi akhir anak kalimat yang menggunakan konjungsi subordinatif. Pendapat ini diperkuat oleh Eppert (1993:213) yang menyatakan bahwa subordinierende Konjunktionen menyebabkan kata kerja harus diletakkan pada akhir anak kalimat. Kesalahan terakhir adalah ketiadaan kata kerja. Hal tersebut terjadi karena mahasiswa tidak teliti dalam membuat kalimat dengan menggunakan konjungsi subordinatif als dan wenn. Pentingnya keberadaan kata kerja tidak hanya terdapat pada aturan bahasa Jerman, namun bahasa Indonesia juga mengharuskan sebuah kalimat memiliki kata kerja sehingga kalimat tersebut menunjukkan kejelasan maksud dan tujuan. Pendapat tersebut diperkuat oleh Schmitt (2000:126-132) yang menyatakan bahwa pentingnya keberadaan kata kerja dalam kalimat bahasa Jerman. PENUTUP Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menggunakan konjungsi “als dan wenn” dalam kalimat bahasa Jerman, meskipun mahasiswa telah mendapatkan materi konjungsi pada matakuliah pendukung Aufsatz I yang meliputi matakuliah Deutsch 1-4 dan matakuliah Strukstur und Wortsatz I. Kesalahan pemilihan konjungsi “als dan wenn” masih ditemukan dalam karangan mahasiswa. Bentuk kesalahan yang dibuat mahasiswa adalah (1) pemilihan konjungsi, (2) peletakan kata kerja, dan (3) ketiadaan kata kerja. Dari ketiga bentuk kesalahan tersebut, kesalahan yang paling sering dibuat oleh mahasiswa dalam karangan mereka adalah peletakan kata kerja pada kalimat sebanyak 24 kesalahan. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena mahasiswa tidak teliti atau masih belum menguasai gramatika bahasa Jerman terkait dengan penggunaan konjungsi subordinatif “als dan wenn” yang mengharuskan posisi kata kerja berada di akhir kalimat. Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan dua saran. Pertama, dosen pengajar matakuliah pendukung Aufsatz I yang meliputi matakuliah Deutsch 1-4 dan matakuliah Struktur und Wortsatz I hendaknya membahas materi kata penghubung bahasa Jerman, khususnya konjungsi subordinatif “als dan wenn” dengan lebih mendetail. Kedua, mahasiswa disarankan untuk lebih sering melakukan latihan dan lebih teliti dalam menggunakan konjungsi subordinatif “als dan wenn” ketika menyusun kalimat agar dapat menghasilkan karangan yang baik dan benar sesuai gramatika bahasa Jerman.
6
DAFTAR RUJUKAN Eppert, Franz. 1993. Grammatik Lernen und Verstehen Ein Grundkurs für Lerner der Deutschen Sprache. München:Herrad Meese. Helbig, Gerhard. 1991. Deutsche Grammatik grundfragen und Abriβ. München: Iudicium Verlag. Kars, jürgen und Ulrich Häusermann. 1991. Grunddrammatik Deutsch. Frankfurt am Main: Verlag Moritz Diesterweg. Marciano, Oki. 2012. Penggunaan Konjungsi Dalam Karangan Mahasiswa Angkatan 2008/2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Reimann, Monika. 2001. Grundstufen-Grammatik. München: Max Hueber Verlag. Schmitt, R & H. Dreyer. 2000. Lehr-und Übungsbuch der deutschen Grammatik. München: Verlag für Deutsch.
7