1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia memilki berbagai macam suku bangsa, sebagaimana menurut sensus BPS pada tahun 2010, jumlah suku di Indonesia 1.340 suku bangsa. Diantaranya Suku jawa merupakan kelompok suku terbesar di Indonesia dengan mencapai 41% dari total populasi, kawasan utamanya yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan Lampung. Terbesar kedua adalah kelompok suku Sunda mencapai 15%, Kawasan utama yaitu Jawa Barat. Suku Melayu dan suku Madura adalah kelompok terbesar berikutnya di negara ini.
Melihat banyaknya jumlah suku yang ada di Indonesia maka kemajemukan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Indonesia. Masyarakatnya terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan, dengan melihat kemajemukan tersebut, maka tidak jarang pula terjadi perbedaanperbedaan pandangan dan tujuan sering dipandang sebagai masalah yang hanya dapat di selesaikan jika kita semua memiliki maksud yang sama. Sehingga dengan adanya perbedaan tersebut seringkali menimbulkan gesekan-gesekan sosial oleh adanya seluruh kepentingan masyarakat agar tetap berintegrasi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2
Namun, akhir-akhir ini perjalanan hidup bangsa Indonesia selalu diwarnai dengan persoalan-persoalan konflik yang terjadi antara masyarakat lainnya. Konflik itu sendiri meliputi konflik SARA. Sering kali dalam kelompok masyarakat terjadi konflik, atau pertentangan yang menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentanngan-pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan kelompok. Konflik antarsuku yang sering kali terjadi disebagian besar dilatar belakangi bukan karena perbedaan suku, perbedaan pendapat antar suku atau cara hidup antar suku yang berbeda, tetapi disebabkan karena kecemburuan sosial, kecemburuan ekonomi, kesenjangan sosial, dan kesalah pahaman yang mengakibatkan terjadinya konflik antar suku. Begitupun konflik yang pernah terjadi disekitar Desa Banjarsari seperti konflik antarmasyarakat Desa Bali Nuraga dan Way Harong. Konflik tersebut berakar dari kurang harmonisnya hubungan antara warga pendatang, yaitu kelompok etnis Bali dan penduduk asli. Warga Bali datang ke Lampung sejak Zaman Belanda sebagai transmigran. Pada masa Orde Lama dan Orde Baru, rombongan yang berdatangan semakin banyak. Sebagian dari mereka adalah korban letusan Gunung Agung, Bali pada tahun 1963. Ketika rombongan warga Bali mulai bermukim, gesekan-gesekan bermunculan. Gesekan itu didorong oleh kesenjangan ekonomi antara kelompok pendatang dan penduduk asli. Warga pendatang umumnya sukses sebagai pengusaha dan petani, sedangkan warga lokal banyak menjadi petani penggarap. Penduduk
3
lokal juga menuding para pendatang dari Bali ini enggan membaur. Kebiasaan warga Bali membangun kampung menyerupai desa asalnya di Bali, lengkap dengan pusat ibadah dan kebudayaannya, dianggap sebagai simbol keengganan warga Bali membaur dengan warga masyarakat lokal. Karena kecemburuan sosial dan ekonomi antarmasyarakat Desa secara tidak langsung hal ini mempengaruhi sikap masyarakat yang ada disekitar Desa yang berkonflik. Dengan terjadinya konflik tersebut perekonomian, politik dan sosial warga di sekitar desa terganggu, karena harus dihentikan sementara waktu sampai konflik mereda. Masyarakat Desa Banjarsari prihatin terhadap kejadian yang terjadi di Desa Balinuraga dan konflik yang terjadi disekitar Desa Banjarsari, seperti di Desa Karang Pucung Kecamatan Way Sulan Lampung Selatan pada tahun 2002 dan pada awal tahun 2013. Terjadi konflik antarpemuda yang berujung konflik anatar suku, sehingga membuat masyarakat desa Banjarsari khawatir dan antipati terhadap masyarakat asing yang berkunjung ke desa Banjarsari, karena sebagian besar masyarakat Banjarsari adalah suku sunda dan suku jawa. Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara diketahu bahwa Desa yang terjadi konflik antar suku disekitar desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada tabel berikut
4
Tabel 1.1 Data konflik yang terjadi di sekitar desa banjarsari Konflik Belum selesai -
No 1.
Desa Karang Pucung
Tahun 2002 2013
2.
Balinuraga
2012
-
3.
Way Horong
2012
-
Sumber
Selesai
: Wawancara Kepala Desa Karang Pucung dan Camat Way Panji
Berdasarkan dari tabel 1.1 diketahui bahwa Desa Karang Pucung terjadi konflik pada tahun 2002 dan tahun 2013, Desa Bali Nuraga terjadi konflik pada tahun 2012, dan Desa Way Horong terjadi konflik pada tahun 2012 Konflik yang terjadi baru-baru ini di beberapa daerah di Indonesia, seperti konflik yang terjadi pada tahun 2012 di desa Bali Nuraga dan Way Panji Lampung Selatan. Karena kesenjangan sosial dan kecemburuan sosial antar masyarakat
desa
sehingga
mengakibatkan
konflik
antar
suku
yang
berkepanjangan dan merugikan warga sekitar. Sehingga berdampak pada sikap masyarakat terhadap masyarakat desa yang berkonflik tersebut. Dampak
dari
konflik
anatarsuku
yang
terjadi
di
Lampung
Selatan
mengakibatkan kewaspadaan masyarakat terhadap suku yang berkonflik. Seringnya terjadi konflik-konflik kecil dan mengatas namakan perbedaan suku yang menjadi latar belakang terjadinya konflik tersebut. Berdasarkan latar
5
belakang tersebut, untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh konflik anatr suku terhadap sikap dan hubungan sosial dalam masyarakat, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul: “Pengaruh Sikap Masyarakat Terhadap Konflik Antarsuku Disekitar Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah ini dapat di identifikasikan sebagai berikut : 1. Masyarakat sekitar konflik terimbas oleh pertikaian yang terjadi 2. Respon yang diberikan masyarakat terhadap masyarakat yang berkonflik bisa menimbulkan konflik baru 3. Kesenjangan sosial antarpenduduk pendatang dengan penduduk pribumi berkaitan dengan keharmonisan antar penduduk.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah pada pengaruh sikap masyarakat terhadap konflik antarsuku disekitar Desa Banjarsari kecamatan Way Sulan kabupaten Lampung Selatan.
6
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh sikap masyarakat terhadap konflik antarsuku disekitar Desa Banjarsari kecamatan Way Sulan kabupaten Lampung Selatan. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh sikap masyarakat terhadap konflik antarsuku disekitar Desa Banjarsari kecamatan Way Sulan kabupaten Lampung Selatan 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Secara Teoritis Secara teoritis
penelitian ini
berguna untuk
memperkaya dan
mengembangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan ilmu pendidikan, khususnya ilmu Pendidikan Pancasilan dan Kewarganegaraan pada kawasan Hukum dan kemasyarakatan, mengkaji tentang keanekaragaman suku bangsa.
7
b. Kegunaan Secara Praktis Secara praktis penelitian ini berguna untuk: 1. Masukan untuk masyarakat Desa Banjarsari mengenai sikap masyarakat terhadap konflik antarsuku. 2. Secara praktis penelitian ini berguna bagi masyarakat
di
lingkungan Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Lampung Selatan yang diharapkan agar lebih mempererat rasa kebersamaan dalam bermasyarakat, perbedaan suku, agama, ras bukan dijadikan suatu halangan dalam hidup yang berdampingan. 3. Bagi masyarakat agar dapat lebih saling menghargai satu sama lain 4. Dapat dijadikan refrensi bagi peneliti yang ingin meneliti permasalahan ini lebih lanjut. F. Ruang Lingkup Penelitian 1.
Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu yang dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kawasan hukum dan kemasyarakatan, mengkaji tentang sikap masyarakat terhadap konflik antarsuku disekitar desa banjarsari.
2.
Ruang Lingkup Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sikap masyarakat Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan
8
3.
Ruang Lingkup Subjek Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah konflik antar suku yang ada disekitar Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Lampung Selatan
4.
Ruang Lingkup Tempat Penelitian Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan.
5.
Ruang Lngkup Waktu Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat Izin penelitian Pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sampai selesainya penelitian ini.