KERANGKA KERJA RPPI – 4 SUMBER PANGAN ALTERNATIF Koordinator Wakil Koordinator Pembina
: Dr. Murniati : Dr M. Hesti Lestari Tata : Prof Dr. Pratiwi
Bogor, 26 Mei 2015
MEMBANGUN INDONESIA DG NAWA CITA Tiga dr 5 nawa cita terkait dg : Pembangunan pedesaan
Kedaulatan pangan & ketahanan air Peningkatan kesejahteraan rakyat marginal Sumber: Kemen LHK, 2014
1
Beberapa sasarannya pd RPJMN 2015 – 2019: Peningkatan kemitraan dg masy. dlm pengelolaan hutan melalui pola HTR, HKm, HR, HD: 12, 7 jt ha Pemanfaatan lahan bawah tegakan: 250.000 ha Penurunan luas lahan kritis: 5,5 juta ha Identifikasi kawasan hutan yg akan diserahkan hak kelolanya kpd masy marginal sedikitnya 4,1 juta ha
PERMASALAHAN/underlying factor Pemerintah mentargetkan swasembada pangan th 2014 Namun sampai tahun 2014 , sbg kebutuhan pangan masih dipenuhi dari impor (beras, kedelai, gandum, dll.) Luas lahan pertanian yg produkstif semakin berkurang/ konversi lahan pertanian utk penggunaan lain terus berlangsung. Kerawanan pangan pada beberapa wilayah: 100 kabupaten rawan pangan, tdk termasuk daerah perkotaan (Food Insecurity Atlas, 2005)
2
PERMASALAHAN/underlying factor Banyak jenis2 pohon hutan yang menghasilkan buah yg bisa dimakan (edible fruit), temasuk pohonnya belum dimanfaatkan secara optimal dan perlu dilestarikan Lahan bawah tegakan belum dimanfaatkan dg optimal utk produksi pangan Hutan Tanaman Pangan belum direalisasikan pd program HKm, HD, HTR dan HR Sumber pangan dari hutan dpt menjadi substitusi dan sebagai jaring pengaman kerawanan pangan
STATE OF THE ART
o
o o
Pola kebutuhan pangan (Desirable Dietary Pattern, DPP) sebagai proxy ketahanan pangan menunjukkan bahwa (Muslihatun, 2014) : buah dan sayur dengan nilai energi 132 kcl dan ratarata konsumsi 250 porsi memiliki skor DPP tertinggi (30). cereals (beras dan tepung gandum) dengan nilai kalori 1100 kcl dan konsumsi 300 porsi memiliki skor 25. umbi-umbian hanya memiliki skor 2.5. Ini menunjukkan hutan memiliki peluang sebagai alternatif lokasi untuk dapat menyediakan pangan, khususnya buah-buahan dan umbi-umbian.
3
STATE OF THE ART Terdapat 26% Jenis Pohon Penghasil Pangan (JPPP) dari total jenis pohon di H Produksi (Sukaesih, 2010) Terdapat beberapa jenis tanaman bawah tahan naungan penghasil pangan (JTBPP): porang (Murniati, 2012), ubi jalar, bberapa varietas kedelai (Mawarni, 2011; Balitkabi, 2015) Beberapa jenis buah-buahan pada tahap domestikasi (Van Nordwijk et al, 2014) Telah diperoleh beberapa jenis sumber pangan dari jenis2 mangrove (Subiandono, 2010)
PERTANYAAN PENELITIAN Jenis2 Pohon Penghasil Pangan (JPPP) Potensial apa saja yang dapat/perlu dilestarikan dan dikembangkan? Jenis2 tanaman bawah (tahan naungan) penghasil pangan (JTBPP) apa saja yg potensial dikembangkan di bawah tegakan? Bagaimana/pada tahap apa status domestikasi dari JPPP dan JTBPP potensial tersebut? (Domestikasi: proses yg terus menerus dan berkesinambungan, meliputi pemilihan jenis, produksi/ budidaya, manajemen, adopsi masyarakat, pemanfaatan sumber plasma nutfah (utk pemuliaan) dan pemasaran produk)
4
PERTANYAAN PENELITIAN Bagaimana pelaksanaan proses domestikasi dapat dilaksanakan dg efektif? Bagaimana skema efektif pengembangan JPPP dan JTBPP pd program HKm, HD, HTR dan HR? Bagaimana skema efektif pengembangan JTBPP di kawasan HTI dan KPHP, pengembangan JPPP di KPHL?
HIPOTESIS Inventarisasi dan Domestikasi JPPP dan JTBPP akan menghasilkan sumber pangan alternatif potensial dan berfungsi sebagai jaring pengaman kerawanan pangan (terutama di pedesaan). Proses domestikasi dapat terlaksana dengan efektif jika melibatkan dan mempertimbangkan preferensi masyarakat dan ditunjang dengan infrastruktur yang memadai. Keberhasilan pelaksanaan proses domestikasi (termasuk pemuliaan) JPPP akan menghasilkan produk pangan berkualitas, sehat dan jumlah yang cukup.
5
HIPOTESIS Skema pengembangan JPPP dan JTBPP pd program HKm, HD, HTR dan HR akan efektif jika sosialisasi dan infrastruktur pendukung memadai termasuk prospek pemasaran dan pengolahan pasca panen. Skema pengembangan JTBPP di kawasan HTI dan KPHP, pengembangan JPPP di KPHL akan efektif jika dipayungi oleh regulasi yang mengikat.
POHON MASALAH
Kerawanan pangan
Produksi pangan tdk mencukupi/swasembada pangan tdk tercapai
Kebutuhan pangan meningkat
Populasi meningkat
Produksi pangan menurun
Ekplorasi dan domestikasi JPPP dan JTBPP masih kurang
Konversi lahan pertanian meningkat
Pemanfaatan lahan hutan utk produksi pangan masih terbatas
6
P O H O N S A S A R A N
Produksi pangan dari hutan meningkat mendukung Swasembada pangan (Ketahanan Pangan)
Pelaksanaan pengembangan JPPP dan JTBPP di Kawasan Hutan
Sintesa Iptek Produksi Pangan dari Kawasan Hutan
Pelaksanaan domestikasi dan uji coba pengembangan
Tersusunnya/ditetapkannya regulasi skema pengembangan JPPP dan JTBPP di KPHP, KPHL dan HTI
Penentuan status pelestarian dan domestikasi JPPP dan JTBPP
Kajian skema pengbgn JPPP dan JTBPP di KPHP, KPHL & HTI
Inventarisasi JPPP potensial
Sosialisasi dan penyediaan faktor pendukung pengembgn JPPP &JTBPP di areal HKm, HD, Inventarisasi JTBPP HTR dan HR potensial
TUJUAN Memperoleh Sintesa IPTEK pengembangan sumber pangan alternatif dari JPPP dan JTBPP
SASARAN Tersedianya Sintesa IPTEK pengembangan
sumber
pangan alternatif dari JPPP dan JTBPP Pelaksanaan pengembangan JPPP dan JTBPP di kawasan hutan dan di lahan masyarakat
7
LUARAN Sintesa IPTEK pengembangan sumber pangan alternatif dari JPPP dan JTBPP
OUTCOME Produksi pangan dari JPPP dan JTBPP
meningkat dan mendukung swasembada pangan
METODE Explorasi dan inventarisasi JPPP dan JTBPP Domestikasi JPPP dan JTBPP, meliputi: pemilihan jenis (termasuk pertimbangan preferensi masyarakat, kesesuaian tumbuh & permintaan pasar), uji coba budidaya, introduksi (adopsi) masyarakat, pemuliaan, pemasaran produk. Kajian dan penyusunan draf regulasi skema pengembangan JPPP dan JTBPP di HKm, HD, HTR dan HR Pengembangan JPPP dan JTBPP di kawasan hutan dan di lahan masyarakat
8
Jenis2 tanaman bawah tahan naungan: Pangan: o porang (Amorphopallus onchophillus ): tahan s/d naungan 80%
Lokus pengembangan (sasaran RPJMN 20015- 19): Peningkatan kemitraan dg masy. dlm pengelolaan hutan melalui pola HTR, HKm, HR, HAd: 12, 7 jt ha
Pemanfaatan lahan bawah tegakan: 250.000 ha Penurunan luas lahan kritis: 5,5 juta ha Identifikasi kawasan hutan yg akan diserahkan hak kelolanya kpd masy marginal sedikitnya 4,1 juta ha Sumber: Kemen LHK, 2014
22,5 juta ha Pengembangan JPPP dan JTBPP
Peningkatan produksi pangan alternatif
9
10