KERAGAAN USAHA PEMBESARAN IKAN HIAS ANGGOTA KELOMPOK JAYA MANDW DESA KEBALEN KECAMATAN BABELAN KABUPATEN BEKASI
VINA ISLAMI
PROGRAM STUD1 W A J E M E N BISNIS DAN EICONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
ICERAGAAN USAHA PEMBESARAN IKAN HIAS ANGGOTA KELOMPOK JAYA M A N D W DESA KEBALEN KECAMATAN BABELAN KABUPATEN BEKASI adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan infonnasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan mau pun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.
Bogor, Januari 2008
ABSTRAK VINA ISLAMI. C44104001. Keragaan Usaha Pembesaran Ikan Hias Anggota Kelompok Jaya Mandiri Desa Kebalen Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. Dibimbing oleh MOCH. PRIHATNA SOBARI. Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri merupakan kelompok pembudidaya yang baru terbentuk tahun 2006 atas bantuan dari pemerintah daerah setempat. Kegiatan usaha budidaya ikan hias yang dilakukan Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri masih bersifat tradisional dan jenis ikan yang dibudidayakan cukup beragam, namun belum dapat dinyatakan jenis ikan hias mana yang layak untuk dikembangkan, karena belum adanya perhitungan analisis usaha dan kelayakan yang dilakukan terhadap kegiatan usaha kelompok ini. Untuk melihat kelayakan dan mengetahui keuntungan kegiatan usaha Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri, maka dilakukan analisis finansial. Analisis Usaha dilakukan terhadap budidaya ikan hias responden terdiri atas analisis pendapatan usaha, imbangan penerimaan dan biaya (RK),analisispaybackperiod (PP), Return of Investment (ROI), dan BreakEven Point (BEP). Analisis kriteria investasi yang digunakan adalah Net Present Val~re(3PV.I. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Internal Rate ofRetlrr11 (IRR). Bedasarkan hasil perhitungan analisis usaba ketiga jenis ikan hias yang dibudidaya, usaha budidaya yang dominan yaitu usaha ikan hias Rainbow, Ikan hias Kongo Tetra dan Ikan hias Black Ghost menunjukkan bahwa Kclompok uuha yang membcrik~nkeunrungn usah3 yang lebih ringgi dari kclima kemompok kcri2rnli usaha Kclom~okPembudidava lk3n Hiss Java Mandiri adnlah o ~ a h akclomnok 3 vai111 mengkombinasikan antara ikan Kongo Tetra dan Black Ghost.
-
Kata kunci : keragaan usaha, budidaya ikan bias, aspek finansial
KERAGAAN USAHA PEMBESARAN IKAN HIAS ANGGOTA KELOMPOK JAYA MANDIRI DESA KEBALEN KECAMATAN BABELAN KABUPATEN BEKASI
Oleh : VINA ISLAMI C44104001
SKRIPSI sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUD1 MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN PAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul Skripsi
:Keragaan Usaha Pembesaran Ikan Hias Anggota Kelompok
Jaya Mandiri Desa Kehalen Kecamatan Babelan Kahupaten Bekasi Nama Mahasiswa
: Vina Islami
NRP
: C44104001
Program Studi
: Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan
an dan Ilmu Kelautan
Tanggal Lulus : 28 Januari 2008
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bima, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 25 Desember 1985 dari bapak yang bernama (dm) Anwar Murtada dan Ibu Kalisom. P e n a s merupakan putri ke empat dari tujuh bersaudara. Tahun 2004 penulis lulus dari SMU 1 Raba, Bima, Nusa Tenggara Barat. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor lnelalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih program studi Manajemen Bisnis Perikanan dan Ekonomi Perikanan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif mengih~tiberbagai organisasi. Pada tahun 2006-2007 dan 2007-2008 penulis aktif dalam organisasi Himpunan Profesi Departemen SEI yaitu Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan (HIMASEPA). Pada tahun 2005-2008 penulis menjadi anggota Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Bima, yaitu FKMBB (Forum Keluarga Mahasiswa Bima-Bogor). Penulis melakukan penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi dengan judul "Keragaan Usaha Pembesaran Ikan Hias Anggota Kelompok Jaya Mandiri Desa Kebalen Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi" dibimbing oleh Ir. Moch. Prihatna Sobari, M. S. Penulis dinyatakan lulus dalam sidang ujian skripsi yangpada tanggal 28 Januari 2008.
Hak cipta milik Vina Islami, Tahun 2008 Hak Cipta dilinduugi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluiuhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotocopi, microfilm, dan sebagainya
KATA PENGANTAR Segalapuji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat karunia-Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi mernpakan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kebalen, Kecamatan Babelan Kebupaten Bekasi pada Bulan Agustus sampai dengan Bulan September 2007 dengan judul "Keragaan Usaha Pembesaran Ikan Hias Anggota Kelompok Jaya Mandiri Desa Kebalen en Kecamatan Babelan ~ a b u ~ a t Bekasi".
Pada kesempatan inipenulis mengucapkan terima kasih kepada : 1) Ir. Mach. Prihatna Sobari, M. S selaku dosen pembimbing atas bimbingannya
selama ini kepada penulis dalam ha1 akademik, penelitian mau pun penulisan skripsi. 2) Ibunda serta keluarga besarku, kakak serta adik-adikku atas limpahan cinta dan kasih sayang, do'a yang tiada henti, perhatian yang begitu besar, dan segala dukungan yang telah diberikan tanpa letih. 3) Anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri, khususnya Adung yang telah bersedia untuk membantu dalam proses wawancara dan pengambilan data dilapangan. 4) Teman-teman SEI 41 atas pertemanan, kebersamaan dan kekompakkan yang telah
terjalin selama ini serta kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberi masukan dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari harapan, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun diharapkan untuk memperbaiki penulisan ke depan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat temtama bagi penulis sendiii dan dapat dijadikan sebagai masukan bagi semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Januari 2008
DAFTAR IS1
.................................................................................................. DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................
xii
I PENDAHULUAN ...................................................................................................
1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1.2. Penunusan Masalah ........................................................................................ 1.3 Tujuan dan Kegunaan ........................................................................................
1 3 4
2.1 Budidaya Perikanan ............................................................................................ 2.2 Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar ................................................................ 2.3 Ikan Hias Air Twar ............................................................................................. . . . 2.4 Analisis Finansial ................................................................................................ 2.4.1 Analisis Usaha ........................................................................................... . . 2.4.2 Analisis Knteila Investasi.......................................................................... 2.4.3 Analisis Sensitivitas...................................................................................
5 6 8 10 11 12 13
DAFTAR TABEL
IV METODELOGI....................................................................................................
..
4.1 Metodelogi Penelltian ......................................................................................... 4.2 Metode Pengarnbilan Responden........................................................................ 4.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................................ .. 4.4 Analisis Data ............. :......................................................................................... .. 4.4.1 Analisis Usaha ........................................................................................... . . 4.4.2 Analisis Kntena Investasi.......................................................................... 4.4.3 Analisis Sensitivitas................................................................................ 4.5 Batasan dan pengukuran ..................................................................................... 4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................................
V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 5.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian ..................................................................... .. 5.1.1 Kondtsi Geografis...................................................................................... 5.1.2 Kependudukan ...........................................................................................
ix
xi
16 16 16 17 18 18 20 22 22 24 25 25 25 25
Halaman 5.2 Gambaran Umum Kelompok Pembudidaya Jaya Mandiri ................................. 5.2.1 Sejarah Pembentukan d m Perkembangan ................................................. . . 5.2.2 Keadaan organ is as^ ................................................................................... 5.2.3 Keadaan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar ........................................ . . 5.3 Karaktenst~kResponden ..................................................................................... 5.4 Teknik Produksi Budidaya Ikan Hias ................................................................. 5.5 Alat dan Input Produksi yang Dibutuhkan ......................................................... . . 5.6 Analis~sFmansial ................................................................................................ .. 5.6.1 Anahs~sUsaha ........................................................................................... 5.6.2 Analisis Kriteria Investasi.......................................................................... .. ... 5.6.3 Analisis Sensitivitas................................................................................... 5.7 lmplikasi Pengembangan Usaha .........................................................................
27 28 28 30 34 35 39 44 44 54 59 62
VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................
63
6.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 6.2 Saran ...................................................................................................................
63 63
LAMPIRAN ...............................................................................................................
66
DAFTAR GAMBAR Halaman
1. Kerangka Pendekatan Studi ....................................................................................
15
2. Struktur Organisasi Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri ................... 30 3. Saluran Pemasaran Anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri .....34
DAFTAR TABEL Halaman 1. Penduduk Desa Kebalen Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2006 ............................................................................................................ 26 2 . Penduduk Desa Kebalen Menurut Pendidikan Tahun 2006 .................................. 27 3. Penduduk Desa Kebalen Menurut Mata Pencaharian Tahun 2006 ............................................................................................................
27
4. Sebaran Umur Kelompok Ikan Hias Tahun 2007 ................................................... 34 5. Tingkat Pendidikan Kelompok Ikan Hias Tahun 2007 .......................................... 35 6. Kebutuhan Input Produksi Rata-rata yang Dibutuhkan dalam Usaha Pembesaran Ikan Hias Anggota kelompok Pembudidaya Jaya Mandiri. Tahun 2007 ..........................................................................................................
43
7. Investasi Rata-rata Kelompok Tahun 2007 ............................................................
45
8. Biaya Tetap Rata-rata Kelompok Tahun 2007 ....................................................... 47 9. Biaya variabel Rata-rata Kelompok Tahun 2007 ................................................... 48 10. Jumlah Rata-rata Biaya Total Kelompok tahun 2007 ........................................... 48 11.Penerimaan Rata-rata Kelompok Tahun 2007 ....................................................... 49 12.Pendapatan Usaha Kelompok Tahun 2007 ............................................................ 50 13. Nilai R/C Kelompok Tahun 2007 .........................................................................
51
14. Nilai Payback Period Kelompok Tahun 2007 ...................................................... 52 15. Nilai Retzrrn oflnvestment Kelompok Tahun 2007 ............................................... 52 16. Nilai Break Event Point Kelompok Tahun 2007 ................................................... 53 17. Nilai Break Event Point ( volume) Kelolnpok Tahun 2007 .................................. 53 18. Nilai Kriteria Investasi Kelompok 1 Tahun 2007 .................................................. 56 19.Nilai Kriteria Investasi Kelompok 2 Tahun 2007 .................................................. 57
20. Nilai Kriteria Investasi Kelompok 3 Tahun 2007 .................................................. 58 21. Nilai Kriteria Investasi Kelompok 4 Tahun 2007 .................................................. 58 22. Nilai Kriteria Investasi Kelompok 5 Tahun 2007 .................................................. 59 23. Hasil Perbandingan Nilai Riil dan Nilai Sensitivitas Kelompok 2 ( P e n m a n Harga Jual Sebesar 17% Skenario 1dan 18% Skenario 2) Tahun 2007 ......................................................................................................
60
24. Hasil Perbandingan Nilai Riil dan Nilai Sensitivitas Kelompok 3 (Pent~runanHarga Jual Sebesar 68,7% Skenario 1 dan 66,5% Skenario 2) Tahun 2007 ............................................................................................................
61
25. Hasil Perbandingan Nilai Riil dan Nilai Sensitivitas Kelompok 4 (Pentman Harga Jual Sebesar 25% Skenario 1 dan 17% Skenario 2) Tahun 2007 ............................................................................................................
61
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Skema Wilayah Desa Kebalen .................................................................................
67
2. Karakteristik Responden Usaha Budidaya ikan Hias .............................................. 68 3 . Jumlah Kebutuhan Benih dan Padat Tebar .............................................................. 69
4 .Analisis Usaha Kelompok 1 ....................................................................................
70
5. Analisis Usaha Kelompok 2 ....................................................................................
72
6. Analisis Usaha Kelompok 3 ....................................................................................
74
.
.
7. Anallsis Usaha Kelompok 4 ....................................................................................
76
8. Analisis Usaha Kelompok 5 ....................................................................................
78
9. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 1 pada Lahan Milik Sendiri .................. 80 10. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 1 pada Lahan Sewa ............................. 82
11. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 2 pada Lahan Milik Sendiii ................ 84 12. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 2 pada Lahan Sewa............................. 86 13. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 3 pada Lahan Milik Sendiri ................ 88
14. Cash Flow Usaha Peinbesaran Kelompok 3 pada Lahan Sewa ............................. 90
15. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 4 pada Lahan Milik Sendiri ................ 92 16. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 4 pada Lahan Sewa............................. 94 17. Cash Flow Usaha Pembesaran Icelompok 5 pada Lahan Milik Sendiri ................ 96 18. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 5 pada Lahan Sewa ............................. 98 19. Cash Flow dengan Sensitivitas Usaha Pembesaran Kelompok 2 pada Lahan Milik Sendiri................................................................ 100
20. Cash Flow dengan Sensitivitas Usaha Pembesaran Kelompok 2 pada Lahan Sewa ............................................................................
102
21. Cash Flow dengan Sensitivitas Usaha Pembesaran Kelompok 3 pada Lahan Milik Sendiri................................................................ 104 22. Cash Flow dengan Sensitivitas Usaha Pembesaran Kelompok 3 pada Lahan Sewa ............................................................................
106
23. Cash Flow dengan Sensitivitas Usaha Pembesaran Kelompok 4 pada Lahan Milik Sendiri................................................................
108
24. Cash Flow dengan Sensitivitas UsahaPembesaran Kelompok 4 pada Lahan Sewa ............................................................................
110
25. Jenis Ikan Hias yang Dibudidayakan pada Usaha Pembesaran Ikan Hias Anggota Kelompok Jaya Mandiri Tahun 2007 ................................... 112 26. &an Hias yang Diproduksi di Akuarium ..........................................................
113
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekspor ikan hias Indonesia cenderung terus meningkat. Menurut International Trade Center (ITC), rata-rata pertumbuhan permintaan negara pengimpor mencapai 15% per tahun. Negara tujuan atau pasar ikan hias dunia, antara lain Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Arab, Jepang, dan Taiwan. Impor dari negaranegara kawasan Asia Tenggara lebih kurang 60%. Indonesia baru memenuhi 15% permintaan dunia, sedangkan Singapura tercatat sebagai pengekspor terbesar (Deden DAS 2001). Meningkatnya trend permintaan terhadap ikan hias seiring dengan terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat akan hiburan, sebagai penawar kepenatan setelah menjalani aktivitas sehari-hari. Kehadim ikan hias yang beraneka ragam bentuk dan warnanya di akuarium ruang keluarga, bagi sebagian orang telah menjadi kebutuhan yang hams dipenuhi. Di sisi lain, manfaat ekonomi dari bisnis ikan hias air yang melibatkan ribuan tenaga kerja, secara keseluruhan terbukti mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat (BRP 2003). Melihat prospeknya tersebut, maka pemeliharaan ikan hias yang semula hanya ditekuni hobiis,'kinijuga sudah merupakan matapencaharian banyak pembudidaya ikan. Ini disebabkan pembudidayaan ikan hias ini dapat memberikan nilai ekonomis walau pun hanya dilakukan di lahan sempit dengan jumlah air terbatas (Lesmana DS dan I Damawan 2001). Pusat budidaya ikan hias air tawar terbesar di Indonesia saat ini adalah daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta sedikit daerah Sumatera dan Kalimantan. Dengan potensi yang ada dan peluang pasar yang terbuka luas, maka kesempatan berbisnis ikan hias terutama air tawar, baik produsen, pedagang, mau pun eksportir, masih cukup baiyak (Lesmana DS dan I Darmawan 2001). Salah satu wujud dari usaha tersebut, dibentuklah kelompok pembudidaya ikan hias yaitu Kelompok
Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri di Desa Kebalen Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri berdiri sejak Bulan Desember
2006. Jumlah anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri adalah 25 orang yang dipimpin oleh Saefulloh. Kegiatan usaha yang dilakukan Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri masih bersifat alarniah dan tradisional. Kegiatan pembesaran ikan dilakukan di akuarium-akuarium. Sasaran pemasaran utama yaitu pada pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul ini mempunyai peranan sangat penting bagi pembudidaya dalam upaya penyaluran produksi ikan hias yang dihasilkannya dan bagi eksportir dalam menjaga kestabilan pengadaan stok untuk ekspor. Untuk meningkatkan efisiensi pemasarannya, Kelompok Pembudidayalkan Hias Jaya Mandiri juga telah menjalin kerjasama dengan Koperasi Mina Tridaya yang berada di daerah Tambun. Selain itu, Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri juga akan menjalin kerjasama dengan kelompok pembudidaya lainnya. Ada pun jenis ikan air tawar yang dibudidayakan oleh KelompokPembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri cukup beragam dengan produk unggulan dan dominan, yaitu Rainbow, Kongo, dan Black Ghost. Usaha pembesaran pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok 1 (pembudidaya Kongo Tetra), Kelompok 2 (pembudidaya Rainbow dan Kongo Tetra), Kelompok 3 bembudidaya Black Ghost drui Kongo Tetra), Kelompok 4 (pembudidaya Black Ghost dan Rainbow), dan Kelompok 5 (pembudidaya Black Ghost). Dari ketiga jenis usaha ikan hias tersebut belum dapat dinyatakan jenis mana yang lebih berpeluang untuk dikembangkan, karena belum ada analisis usaha dan kelayakan yang dilakukan terhadap kegiatan usaha Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri, disamping itu memang kelompok ini belum satu tahun budidaya. Oleh karena itu, penelitian mengenai keragaan usaha perlu dilakukan, diantaranya untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan usaha Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri. Selain itu penelitian ini perlu
dilakukan untuk membandingkan tingkat keuntungan dari ketiga kegiatan jenis usaha ikan hias yang dilakukan anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri.
1.2 Perumusan masalah Pengelolaan kegiatan usaha budidaya ikan hias memiliki beberapa kendala dan permasalahan. Permasalahan yang dihadapi oleh pembudidaya pada umumnya berkaitan dengan aspek teknis dan ekonomi. Permasalahan nmmn yang dihadapi oleh anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias berkaitan dengan aspek teknis, yaitu dalam melihat kualitas air diantaranya suhu, kandungan oksigen, dan tingkat keasaman hanya berdasarkan pengamatan visual. Selain itu sulitnya mendapatkan bibit ikan hias unggul dan masih minimnya pengetahuan anggota dalam mengidentifikasi dan menangani penyakit yang menyerang ikan hias. Permasalahan yang berkaitan dengan aspek ekonomi antara lain masih kurangnya pemahaman tentang analisis usaha terutama biaya tetap, biaya tidak tetap, BrealcEvent Point dan masih kurangnya kesadaran anggota dalam menghitung keuntungan yang diperoleh setiap kali produksi. Berdasarkan hal tersebut, makapermasalahan yang akan dikaji adalah : 1) Bagaimana gambaran umum pengelolaan usaha budidaya ikan hias anggota
Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri?
2) Bagaimanakah tingkat keuntungan usaha budidaya ikan hias anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri? 3) Apakah investasi yang telah ditanamkan anggota kelompok layak dikembangkan?
4) Jenis usaha mana yang memberikan keuntungan lebih tinggi pada kegiatan usaha budidaya ikan hias y a ~ gdilakukan anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Tujuan penelitian ini adalah :
1) Mengetahui gambaran umum pengelolaan usaha Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri 2) Menentukan tingkat keuntungan yang diperoleh anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri 3) Menentukan tingkat kelayakan investasi yang telah ditanamkan anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri 4) Membandingkanjenis usaha yang memberikan keuntungan lebih tinggi pada kegiatan usaha budidaya ikan hias anggota Kelompok Peinbudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri Kegunaan penelitian ini adalah : 1) Menjadi salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Perikanan pada
Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 2) Sebagai salah satu sarana untuk mengaplikasi hasil proses pembelajaran yang telah diperoleh di bangku kuliah yang sangat bermanfaat untuk ~nasyarakat 3) Sebagai masukan bagi pengusaha ikan hias, investor dan pengambil keputusan khususnya bagi anggota kelompok 4) Sebagai salah satu sumber informasi yang dapat digunakan bagi aparat pemeiintah (pemda) sehubnngan dengan upaya pengembangan sektor perikanan (ikan hias) di wilayahnya.
I1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Perikanan
Budidaya perikanan dalam arti sempit adalah usaha memelihara ikan yang sebelumnya hidup secara liar di alam menjadi ikan peliharaan. Pengertian dalam arti luas, yaitu semua usaha memhesarkan dan memperoleh ikan, baik ikan itu masih hidup liar di dam atau sudah dibuatkan tempat tersendiri, dengan adanya campur tangan manusia. Pengertian budidaya tidak hanya memelihara ikan di kolam, empang, tambak, akuarium, dan sawah, namun secara luas pengertian ini juga mencakup kegiatan mengusahakan komoditas perikanan di danau,waduk atau laut (Rahardi F, Nazaruddin dan R Kristiawati 2005) Tujuan budidaya perikanan, yaitu untuk mendapatkan produksi perikanan yang lebih baik atau lebih banyak dibandingkan dengan hasil dari ikan yang hidup di alam secara liar. Untuk memenuhi tujuan itu, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha budidaya, antara lain penyediaan benih, pembuatan tempat pemeliharaan, pengairan, pakan atau pemupukan, serta pengendalian hama penyakit (Rahardi F, Nazaruddin dan R Kristiawati 2005)
1). Penyediaan benih Benih yang baik sangat penting untuk memperoleh produksi yang tinggi. Benih tersebut harus sudah cukup umur untuk dilepas, ukurannya sudah memenuhi syarat, dan sehat serta persentase kematiannya rendah (Rahardi F, Nazaruddin dan R Kristiawati 2005).
2). Pembuatan tempat pemeliharaan Tempat pemeliharaan berupa kolam, empang, tambak, keramba, tong dan drum. Luas tempat yang disediakan untuk membesarkan harus sesuai dengan jumlah populasi yang ditebarkan dan jangan sampai tempat itu terlalu sesak oleh ikan atau terlalu besar, sehingga menghabiskan biaya. Sifat-sifat ikan perlu dipelajari terlebih dahulu sebelum membangun tempet pemeliharaamnya karena keduanya sangat berkaitan, misalnya ada yang senang bertelur di dasar kolam dan ada yang
membutuhkan tempat bersembunyi. Ikan yang suka memsak pematang perlu dibuatkan kolam permanen. 3). Pengairan Air mempakan ha1 yang sangat vital bagi kehidupan ikan. Oleh karena itu, sumber air perlu dijaga, walau pun berada di luar wilayah pemeliharaan.
4). Pakan dan pemupukal Peranan pakan sangat penting untuk meningkatkan produksi. Apabila pakan yang diberikan hanya seadanya, makaproduksi yang dihasilkan akan sedikit. Selain itu, kandungan gizi pakan lebih berperan dibandingkan dengan jumlall yang diberikan. Apabila ikan sudah kenyang, maka pakan yang diberikan akan dibiarkan saja tanpa disentuh lagi. Oleh karena itu, pakan yang diberikan hendaknya sudah terkandung zat-zat makan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan (Rahardi F,Nazaruddin dan R Kristiawati 2005) 5). Pengendalian hama dan penyakit Hama banyak mengganggu dalam budidaya ikan antara lain beimacam-macam ikan buadliar, kepiting, burung, ular, dan lingsang (Rahardi F, Nazaruddin dan R Kristiawati 2005). 2.2 Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Dalam kegiatan usaha budidaya ikan, dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pembenihan dan tahap pembesaran. Tahap pembenihan ini biasanya dimulai dengan pengadaan benih, sehingga diperolehnya benih dengan umur tertentu, sedangkan tahap pembesaran merupakan kelanjutan dari pembenihan, benih yang dibeli kemudian dibesarkan, sehingga mencapai ukuran atau umur konsumsi (Hemowo 2005).
1) Pembenihan Usaha pembenihan atau pemijahan merupakan usaha memijahkan induk sampai dengan dihasilkan benih. Lama waktu pemijahan sampai dengan dihasilkan benih yang siap dijual cukup bervariasi, tergantung dari calon induk yang dibeli dan jenis ikan.
2) Pembesaran Pembesaran adalah suatu usahapemeliharaan ikan yang dimulai dari ikan lepas dederan dan berakhir sanpai dengan mencapai ukuran konsumsi atau ukuran pasar. Ikan yang ditebar pada awal usaha pembesaran bervariasi menurut jenis ikan dan metode pembesarannya (Zulkifli J 2002). Kegiatan produksi pembesaran meliputi persiapan wadah, penebaran benih, pemberian pakan, pengelolaan air, pemberantasan hama dan penyakit, dan pemanenan (Effendi I 2004) : a) Persiapan wadah Persiapan wadah bertujuan untuk menyiapkan wadah pemeliharaan, untuk mendapatkan lingkungan yang optimal, sehingga dapat hidup dan tumbuh maksimal. Wadah untuk pemeliharaan ikan hias air tawar sangat beragam dan disesuaikan dengan lahan yang ada. Wadah tersebut dapat berupa kolam, bak semen, akuarium, atau fiberglas. Dibandingkan dengan bak atau kolam, pemeliharaan ikan di akuarium paling baik karena ikan dan kualitas air dapat dikontrol secara teliti. Ukuran akuariuln sangat bervariasi. Ukuran yang umum dipakai adalah 100 cm x40 cmx 40 cm atau 90 cm x40 cmx 35 cm. Ketebalan kaca akuarium sekitar 5 mm. Penempatannya dapat disusun menjadi 2-3 tingkat. Penyusunan akuarium ini dilakukan pada rak besi atau kayu. Agar tidak mudah pecah, alas akuarium diberi stereofoam atau gabus putih. b) Penebaran benih Penebaran benih bertujuan untuk menelnpatkan ikan dalam wadah kultur dengan padat penebaran te~tentu.Padat penebaran benih adalah jumlah (biomasa) benih yang ditebarkan per satuan luas atau volume. c) Pemberian pakan
Pakan mei-upakan faktor penting dalam usaha pembesaran ikan. Dalam usaha pembesarau, ikan diharuskan tumbuh sehingga bisa mencapai ukuran pasar. Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan hias, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami bempa fitoplankton dan zooplankton, sedangkan pakan buatan biasanya berupa pelet (Lesmana DS dan I Darmawan 2001).
d) Pemberantasan hama dan penyakit Hama merupakan organisme yang keberadaanya di dalam wadah produksi tidak dikehendaki karena bersifat kompetitor atau predator terhadap ikan kultur, sedangkan penyakit pada ikan disebabkan oleh serangan mikroorganisme seperti bakteri, cendawan, dan virus (Effendi I 2004). Selain itu pada pembudidayaan ikan hias ada beberapa faktor lingkungan yang menyebabkan ikan sakit, diantaranya kekurangan oksigen, karbondioksida, suhu tinggi dan suhu rendah, ammonia, nitrit, dan pH ( Lesmana DS dan I Darmawan 2001).
e) Pengelolaan air Pengelolaan air dalam kegiatan pembesaran bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang optimal bagi ikan kultur agar tetap bisa hidup dan tumbuh maksimal. Prinsip dalam pengelolaan air adalah memasukkan bahan yang bermanfaat (terutama 0 2 ) dan mengatur kebutuhan ke dalam sistem produksi dan membuang bahan yang tidak bermafaat bahkan membahayakan f ) Pemanenan
Puncak usaha pemeliharaan ikan adalah saat masa panen tiba. Waktu panen yang tepat memberikan nilai tambah pada ikan yang dipanen. Ukuran ikan yang dipanen sudah tentu hams disesuaikan dengan permintaan pasar (Zulkifli J 2002). Dalam usaha pembesaran ikan hias, umumnya dipanen dan dijual saat mencapai ukuran 2 sampai dengan 3 inci dan ukuran tersebut dapai dicapai dalam masa pemeliharaan sekitar 3 bulan, contohnya ikan Black Ghost (Indriani YH dan A Mahmud 200 1) 2.3 Ikan Hias Air Tawar
Ikan hias air tawar merupakan ikan hias yang dapat hidup pada air tawar. Keberadaan ratusan jenis ikan hias air tawar di Indonesia tidak seluruhnya merupakan ikan asli dari alam Indonesia. Sebagian besar adalah ikan hias yang diimpor kemudian dikernbangbiakkan dan hasilnya banyak yang sudah diekspor untuk memenuhi selera para penggemar ikan hias diluar negeri (Deden DAS 2001).
Ada pun jenis ikan hias yang dominan dibudidaya oleh anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri yaitu Rainbow, Kongo Tetra, dan Black Ghost. a) Rainbow Rainbow (Melanotaenia maccullochi)berasal dari papua dan bersifat ornnivora ke arah karnivora. Panjang tubuhnya mencapai 7 cm. Hidupnya berkelompok dan sangat indah bila dipajan di akuarium dalam jumlah banyak. Suhu optimal
untuk pemeliharaannya sekitar 25-28 O C. Airnya agak basa sekitar 7,O-7,5 dan agak keras sekitar 10-12 dH (Lesmana DS dan I Darmawan 2001). Ikan ini sangat populer karena wama tubuhnya seperti pelangi. Di tubuhnya terdapat garis horisontal kemerahan yang diselingi wama hijau kehmingan. Sirip anal (pina analis) berwama merah dan sirip punggung kehijauan. Pada tutup insangnya terdapat titik merah dan dilingkari kuning emas. Ekomya berwarna merah kecoklatan. Pada saat birahi, ekor ikan jantan menjadi lebih cerah dan lebih tajam. Tubuh ikan jantan lebih langsing dari betina (Lesmana DS dan I Darmawan 2001). b) Kongo Tetra Kongo Tetra berasal dari sungai di Afrika, khususnya Kongo (Mrika Tengah). Selain itu, ikan ini pun dapat dijumpai di Nigeria sampai ke Sungai Nil. Kongo Terta atau Kongo Salem termasuk ordo Ostariophysoidei dan famili Cl~aracidae. Habitat aslinya bersuhu 22-25 O C dan pH agak asam. Tempat pemijahan dilengkapi hydrilla atau eceng gondok. Hidupnya berkeloinpok, sangat menyukai kedamaian, sehingga dapat dicampurkan dengan ikan jenis lainnya dalam satu akuarium (Daelani D 2000). Ada dua jenis Kongo Tetra yang sudah dikenal yaitn Phenacogrammus interrtptzrs Boulenger yang berwama hijau keperakan dan Micralestes actintidens Peter (Yellow Congo) yang benvana kuning menyala. Kedua jenis ikan ini sangat digemari masyarakat. Apabila dibandingkan dengan Phenacogrammt~sinterrtpttrs, Micralestes acuntidens sedikit lebih sulit untuk dibudidayakan karena ekomya mudah sobek (getas) sehingga agak sulit mendapatkan ikan utuh.
Sebagian besar dari ikan yang termasuk dalam kelompok Caracins ini mempunyai gig (teeth) atau bergerigi seperti piranha. Panjang tubuh Phenacogrammtrs internpttls jantan 10 cm dan betina 8 cm. Sementara panjang tubuh Micralestes act~ntidensjantan dan betina antara 6-7 cm. Bentuk tubuhnya memanjang dan agak pipih dengan kepala relatif kecil, sedangkan matanya besar, sehingga tampak tidak seimbangjika dibandingkan dengan kepalanya yang kecil. Badan bagian punggung benvama kecoklatan, sisi badan dihiasi beberapa wama seperti kming, hijau, atau hijau kebiruan, sedangkan perutnya biru keperakan. Bila terkena terpaan cahaya lampu wama, badannya seolah-olah menjadi bercahaya. Telumya bersifat semiadesif (Deden DAS 2001). c) Black Ghost Black Ghost ( Apteronotus albifrons) berasal dari daerah Amerika Selatan dan bersifat kamivora. Habitat aslinya bersuhu 25-28 C; pH 6,5-7,O; dan kekerasan 610 dH. Bentuk tubuhnya seperti lembaran daun atau pisau dengan wama hitam polos dan berenang bergetar dan meluncur. Ikan ini senang dengan tempat yang agak gelap atau remang-remang dan akan bersembunyi bila ada lubang, terutama pada siang hari. Oleh karena itu, dalam wadah pemeliharaannnya perlu disiapkan tempat persembunyian berupa akar-akar pepohonan atau potongan paralon (Lesmana DS dan I Darmawan 2001). Perbedaan antara jantan dan betina sulit dibedakan. Garis punggung pada jantan sedikit pendek dari betina. Selain itu, sirip ekor pada betina lebih sempit dari jantan (Lesmana DS dan I Darmawan 2001).
2.4 Analisis Finansial Menurut Kadariah, L Karlina dan C Gray (1978), untuk mengetahui kelayakan suatu usaha perlu dilakukan pengujian melalui analisis finansial. Selain itu usaha agribisnis merupakan usaha yang memerlukan modal usaha yang cukup besar dengan resiko yang besar pula. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis kelayakan
usaha, yang dimaksud untuk mengevaluasi apakah usaha tersebut layak untuk diusahakan. Untuk mengevaluasi kelayakan usaha perlu diketahui besar manfaat dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis. Manfaat (benejit) adalah apa yang diperoleh orang atau badan swasta yang menanamkan modalnya dalam proyek. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam kelayakan suatu usaha, antara lain aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek finansial dan aspek ekonomis. Analisis finansial dapat dilakukan melalui analisis usaha dai analisis kriteria investasi. 2.4.1 Analisis Usaha
Analisis usaha perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan yang telah dicapai selama usahaperikanan berlangsung. Dalam analisis usaha perikanan komponen yang digunakan adalah biaya produksi, penerimaan usaha dan pendapatan yang diperoleh dari usaha perikanan. Dalam analisis usaha dilakukan analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (RIC) dan analisis waktu pengembalian modal (paybackperiod),Rehlrn of Investment (ROI), dan Break Event Point (BEP) (Rahardi F , Nazaruddin dan R Kristiawati 2005).
Menurut Soekartawi (1995),keuntungan adalah total penerimaan (Total Revenue = TR) dikurangi dengan total biaya (Total Cost = TC). Penerimaan adalah
hasil perkalian dari jumlah produksi total dengan harga satuan, sedangkan pengeluaran dimaksudkan nilai penggunaan sarana produksi yang diperlukan atau dibebankan pada proses produksi yang bersangkutan. Biaya total terdiri atas biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total adalah semua biaya yang digunakan untuk menghasilkan produksi yang termasuk biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tetap, tidak tergantung kepada perubahan tingkat kegiatan dalam menghasilkan keluaran atau produk didalam interval tertentu dan dinyatakan dalam satuan rupiah. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan tingkat produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah @mar H 2003).
2.4.2 Analisis Kriteria Investasi
Analisis kriteria investasi merupakan analisis untuk mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu usaha yang telah dikembangkan. Setiap kriteria investasi menggunakan present valtre yang telah di-discotrnt dari arus-arus benejit dan biaya selama umur suatu usaha (Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978). Penilaian investasi dalam suatu usaha dilakukan dengan membandingkan antara semua manfaat yang diperoleli akibat investasi dengan semua biaya yang dikeluarkan selama proses investasi dilaksanakan. Menurut Kadariah, L Karlina dan C Gray (1978), bahwa indikator yang biasa dipakai unhk membandingkan manfaat dan biaya pada usaha adalah Net Present Value (NPV), Net Benefti Cost-Ratio (Net B/C), Internal Rate of Retzrrn
(IRR). Net Present Value (NPV) men~pakanselisih antara nilai sekarang d a i manfaat dengan nilai sekarang d a i biaya. NPV ini dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang timbul oleh investasi (Husnan S dan Swarsono 1994). Suatu analisis kelayakan investasi NPV lebih besar dari no1 (positif) berarti manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, maka secara finansial investasi dikatakan layak dilaksanakan dan usaha dalam keadaan menguntungkan. ApabilaNPV lebih kecil dari no1 (negatif), maka investasi merugi dan tidak dilaksanakan karena tidak mampu menutup biaya. NPV sama dengan no1 berarti manfaat yang diterima hanya cukup untuk menutupi biaya total yang dikeluarkan, semakin besar nilai NPV menunjukkan semakin menguntungkan suatu proyek untuk dilaksanakan berarti semakin besar keuntungan basil usaha (Husnan S dan Swarsono 1994). Net B/C merupakan penilaian yang dilakukan untuk melihat berapa kali lipat manfaat yang akan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan yang ben~paperbandingan atau rasio jumlah bersih sekarang yang uegatif (Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978). Apabila Net B/C lebih besar dari satu berarti manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, inaka investasi layak untuk dilaksanakan dan sebaliknya apabila Net B/C lebih kecil dari satu maka berarti manfaat yang diperoleh tidak cukup untuk menutupi biaya, inaka investasi tidak layak untuk dilaksanakan.
Internal Rate ofRetzrrn merupakan tingkat discount rate (suku bunga) yang menjadikan NPV suatu proyek sama dengan no1 (Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978). Tingkat diskonto merupakan tingkat bunga yang digunakan dalam proses untuk memperoleh nilai sekarang dari suatu nilai yang akan datang yang dinyatakan dalam persen (%). IRR ini menggambarkan kemampuan suatu proyek mendapatkan tingkat pengembalian (earning) dari investasi yang ditanam selama berlangsungnya proyek.
2.4.3 Analisis Sensitivitas Analisis Sensitivitas adalah untuk menelaah kembali suatu analisis untuk dapat melihat pengd-pengaruh yang terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat bagaimana hasil analisis suatu kegiatan ekonomi bila ada suatu kesalahan atau perubahan-pen~bahandalam dasar-dasar perhitungan biaya atau keuntungan (Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978). Menurut Gittinger JP(1986), analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sampai berapa persen peningkatan atau penurunan faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kiteria investasi yaitu dari layak menjadi tak layak untuk dilaksanakan. Dengan demikian, analisis sensitivitas membantu menentukan unsur yang sangat menentukan hasil proyek, dan juga dapat membantu pengawasan yang lebih ketat untuk menjamin hasil yang diharapkan akan menguntungkan perekonomian (Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978).
111. KERANGKA PENDEKATAN STUD1 Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri merupakan kelolnpok pembudidaya yang terletak di Kabupaten Bekasi tepatnya di Desa Kebalen, Kecamatan Babelan yang bam dibentuk pada Bulan Desember 2006, dengan . tujuan untuk meningkatkan hasil produksi ikan hias di Kabupaten Bekasi dan memenuhi tuntutan yang tents meningkat. Ada pun jenis ikan hias air tawar yang paling banyak dibudidayakan ole11 Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri, yaitu Rainbow, Kongo Tetra, Black Ghost mau pun yang mengkombinasikan antara ketiganya, sehingga anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok 1 (pembudidaya Kongo Tetra), Kelompok 2 (pembudidaya Rainbow dan Kongo Tetra), Kelompok 3 (pembudidaya Black Ghost dan Kongo Tetra), Kelompok 4 (pembudidaya Black Ghost dan Rainbow), dan Kelompok 5 (pembudidaya Black Ghost). Dari kelima kelompok pembudidaya ikan hias tersebut tentunya ada perbedaan tingkat keuntungan. Untuk mengetahui kelayakan usahanya, maka dilakukan penelitian keragaan usaha, yaitu melalui pendekatan analisis usaha dan analisis kriteria investasi terhadap masing-masing jenis ikan hias yang dominan yang dibudidayakan. Kelayakan suatu usaha dapat dilibat berdasarkan knteria investasi yang meliputi NPV, Net B/C, dan IRR. Pada kelayakan usaha juga dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kejadian yang berbeda dengan perkiraan-perkiraan yang dibuat dalam perencanaan juga untuk melihat kepekaan proyek terhadap kemungkinan terjadinya perubahan-pentbahan dalam perhitungan manfaat dan biaya. Apabila hasil perhitungan studi kelayakan dan uji sensitivitas menunjukkan bahwa usaha tersebut layak, maka dapat dilakukan pengembangan usaha. Apabila usaha tersebut tidak layak, maka perlu evaluasi kembali dari kegiatan usaha budidaya ikan hias tersebut. Bagian kerangka pendekatan studi dapat dilihat pada Gambar 1.
... .... ........................................... ..
.Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 1. Bagian Alir Kerangka Pendekatan Studi
IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian adalah studi kasus. Studi kasus yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselunhan personalitas (Maxfield diacu dalam Nazir M 1998). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga mau pun masyarakat. Satnan kasus yang diteliti adalah usaha budidaya ikan hias anggota Kelompok Jaya Mandiri di Kabupaten Bekasi tepatnya di Desa Kebalen, Kecamatan Babelan. Komoditas yang diusahakan adalah lkan Rainbow, Kongo Tetra, dan Black Ghost. 4.2 Metode Pengambilan Responden
Metode pengambilan responden dilakukan dengan cara sensus. Subjek yang diteliti adalah anggota yang melakukan pembesaran ikan hias yang dominan yaitu Rainbow, Kongo Tetra, dan Black Ghost. Jumlah responden yang diambil adalah satu orang kelompok pembudidaya ikan hias Kongo Tetra (kelompok I), satn orang kelompok pembudidaya ikan hias Rainbow dan Kongo Tetra (kelonlpok 2), dua orang pembudidaya ikan hias Black Ghost dan Kongo (kelompok 3), dua orang pembudidaya ikan hias Rainbow dan Black Ghost (kelompok 4), dan satu orang pembudidaya ikan hias Black Ghost (kelompok 5). 4.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data text, dan data image. Menurut Fauzi A (2001), data text adalah data yang berbentuk alpabet mau pun numerik, karena
yang menentnkan arti dari data tersebut adalah interpretasinya, sedangkan datalmage termasuk dalam kategori foto, kartun, diagram dan sejenisnya yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu. Data text yang dikumpulkan meliputi komponen biaya usaha, kebutuhan benih, jumlah produksi, sedangkan data
Inzage meliputi foto lokasi penelitian, wadah budidaya dan foto jenis ikan hias hasil produksi. Sumber data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleli dari hasil wawancara dengan anggota kelompok berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, dan pengamatan langsung di lapangan. Data primer yang dikumpulkan terdiri atas aspek teknis dan fmansial. Aspek teknis meliputi teknis budidaya, luas kolam, j d a h induk dan benih ikan yang ditebar, hasil panen ikan per musim panen, dan kebutuhan pakan. Aspek finansial meliputi penghasilan anggota per musim tanam, harga jual ikan per ekor, dan biaya operasional atau investasi pembudidaya terhadap unit budidaya Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Kantor Desa Kebalen, Kelompok Pembudidaya Ikan Hias dan lembaga lain yang terkait. Data sekunder ben~padata mengenai keadaan umum daerah penelitian bempa letak geografis, kependudukan, keadaan perikanan secara umum usaha Kelompok Pembudidaya Ikan Hias antara lain sejarah berdirinya kelompok, keadaan organisasi, dan pemasaran hasil budidaya dan data lain yang mendukung serta literatur-literatur yang menunjang dalam penelitian ini.
4.4 Analisis Data Analisis data dimaksudkan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah diinterpretasikan. Data dan informasi yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis finansial melalui pendekatan analisis usaha dan kriteria investasi. Data dan informasi yang telah terkumpul, ditabulasikan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode berikut: 4.4.1 Analisis Usaha
1) Analisis Pendapatan Usaha Mennrnt Soekarwati (1995), pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya. Jika keuntungan dinotasikan z, penerimaan total sebagai TR (Total Reventre) dan biaya total adalah TC (Total Cost), maka :
n = TR- TC ........................ (1) Keterangan :
n =Keumtungan TR =Total Penerimaan TC = Total Biaya Dengan laiteria usaha sebagai berikut :
TR > TC, usaha menguntungkan TR = TC, usaha impas TR < TC, usaha rugi 2) Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R-C Ratio) R-CRatio adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya (Soekartawi
1995). Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu (satu musim tanam) cukup menguntungkan, dengan rumus sebagai berikut :
Dimana : TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya Dengan kriteria usaha sebagai berikut : R/C > I, usaha menguntungkan R/C = I, usaha impas R/C < I, usaha rugi
3) Analisis Waktu Pengembalian Modal (Paybackperiod) Analisis Payback Period adalah suatu analisis untuk mengetahui periode waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash invesment) dengan menggunakan aliran kkas. Paybackperiod merupakan rasio antara
initial cash invesment dengan cashflow, dengan satuan waMu (Umar H 2003). Secara matematis dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
PP
=
Investasi x tahtrn ................. Keunttrngan
4) Analisis Return ofInvestment (ROI)
Rettrrn ofInvestment (ROI) mempakan nilai keuntungan yang diperoleh pengusaha dari setiap jurnlah uang yang diinvestasikan dalam periode waktu tertentu. Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam kegiatan usaha tersebut. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh kemampuan pengusaha dalam menghasilkan keuntungan dan mengembalikan investasi serta penggunaan investasi dari luar untuk memperbesar perusahaan. Besarnya ROI dapat diperoleh dari rumus berikut ini (Rahardi F, Nazaruddin dan R Kristiawan 2005) :
ROI =
z
Investasi
x
100%
5) Titik Impas (Break Even Point)
BreakEven Point adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar beberapa variabel di dalam kegiatan pemsahaan. Rumus yang digunakan untuk mencari total harga agar mencapai titik impas adalah (Umar H 2003) :
BEP (nilai) =
BEP (volume) =
BiayaTetap ...................... Biaya Variabel 1-
BiayaTetap
H argajual-
Biaya Variabel
........(6)
Kriteria : Total Penerimaan > BEP, maka usaha untung Total Penerimaan < BEP, maka usaha iugi
4.4.2 Analisis Kriteria Investasi Untuk mengetahui kelayakan usaha tersebut diperlukan besar manfaat atau benefit dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis. Menurut Kadariah, L Karlina dan C Gray (1978), indikator yang digunakan untuk membandingkan manfaat dan biaya pada usaha adalah sebagai berikut :
1). Net Present Value (NPV) NPV adalah selisih antara totalpresent valtle dari manfaat dan biaya pada setiap tahun kegiatan usaha. Rumus perhitungannya: NPV=
Dimana: Bt Ct
Bt-Ct ,=o (l+i)'
......................
(4)
= Manfaat dari usaha pada tahun ke-t = biaya dari usaha pada tahun ke-t
Kriteria Kelayakan dalam metode NPV adalah: NPV>O, maka proyek menguntungkan dan dapat dilakukan NPV=O, maka proyek tidak menguntungkan tapi juga tidak rugi, jadi tergantung penilaian subyektif pengambilan keputusan. NPV
2). Net BeneJit-Cost Ratio(Net BIC) Net B/C merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih terhadap total biaya bersih (Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978). Net B/C
digunakan untuk ukuran tentang efisiensi dalam penggunaan modal. Rumus perhitungannya adalah:
.+ Bt-Ct Net B/C
2 Ct(I i-i )Bt'
=
5
........................ (5).
t=o
Kriteria kelayakan pada metode ini adalah: Net B/C> 1, proyek dianggap layak Net B/C= 1, merupakan titik impas Net B/C< 1, proyek tidak layak 3). Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan tingkat suku bunga yang menunjukkan jumlah nilai sekarang netto (NPV) sama dengan seluruh ongkos proyek atau NPV= 0 (Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978). Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan bunga yang berlaku menunjukkan bahwa usaha layak untuk dilaksanakan. Rumus perhitungannya:
NPV'
IRR = i'+
(i
NPV' -NPY"
7,
.,) ................................. .(6)
-1
Dimana : NPV= NPVpositif pada suku bunga i' NPV= NPVnegative pada suku bunga i" i' = tingkat bunga dimana NPVbemilai positif i " = tingkat bunga dimana NPV bernilai negative Dengan kriteria usaha: IRR> i, usaha dapat dilanjutkan IRR< i, usaha lebih baik ditolak
4.4.3 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas adalah suatu teknik analisis untuk menguji secara matematis apa yang terjadi pada kapasitas penerimaan dan biaya suatu proyek apabila terdapat kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dengan merubah suatu unsur atau dengan mengkombinasikan beberapa unsur kemudian menentukan pengaruh dari perubahan tersebut pada hasil analisis (Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978). Metode yang digunakan adalah switching valtre. Metode ini digunakan untuk mengetahui berapa besar persentase perubahan terhadap harga jual dari masingmasing jenis ikan yaitu Rainbow, Kongo, dan Black Ghost, yang dapat membuat nilai NPVnegatif, Net B/C
1). Keragaan usaha budidaya ikan hias adalah gambaran tentang usaha budidaya ikan hias yang bertujuan mengetahui keuntungan dari usaha budidaya dan mengetahui kalayakan investasi dari kegiatan usaha budidaya tersebut. 2). Analisis usaha adalah evaluasi keuangan untuk mengetahui keberhasilan usaha
yang telah dicapai. 3). Keuntungan merupakan selisih dari penerimaan total dengan biaya total dan dinyatakan dalam satuan rupiah.
4). R-C ratio adalah tingkat perbandingan antara penerimaan total dengan biayanya, rata-rata per tahun.
5). Analisis Finansial usaha adalah analisis terhadap kegiatan usaha dengan memperhitungkan biaya dan manfaat dalam suatu usaha dengan alat ukur yang digunakan adalah NPK Net B/C dan IRR. 6). Net Present Value (NPV) adalah selisih antara jumlah Present Value dari benefit dan cost pada setiap tahun kegiatan, dinyatakan dalam rupiah.
7). Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat suku bunga (discotmt rate) yang menunjukan nilai kini dari biaya total sama dengan nilai kini dari penerimaan total. 8). Nct Benefit adalah manfaat bersih yang diperoleh dengan mengurangi pengeluaran total dengan penerimaan total pada setiap tahun proyek.
9). Cashflow adalah arus manfaat bersih yang diterima pengelola selamaproyek berjalan dengan mengurangi biaya-biaya dengan penerimaan total pada setiap tahun proyek, dinyatakan dalam rupiah. 10). Analisis Sensitivitas adalah suatu analisis yang dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. 11). Modal kerja adalah modal yang dikeluarkan untnk membiayai seluruh kegiatan usaha agar usaha beijalan lancar sesuai dengan rencana dan dinyatakan dalam satuan rupiah.
12). Nilai sisa (salvage valtie) adalah nilai dari barang modal yang tidak habis dipakai selama usaha berjalan, dinyatakan dalam rupiah. 13). Biaya tetap adalah biaya yang besarannya tetap untuk setiap tahun dan sifatnya tidak dipengaiuhi oleh naik tummya produksi yang dihasilkan dari suatu masa proyek, dinyatakan dalam rupiah. 14). Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung dari output yang akan dihasilkan dalam satu tahun, dinyatakan dalam rupiah.
15). Biayaperawatan adalah biaya tahunan untnk keperluan rutin selama umur ekonomi dari proyek tersebut, dinyatakan dalam rupiah. 16). Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produksi total dengan harga satuan
yang dinyatakan dalam satuan rupiah. 17). Pengeluaran adalah nilai penggunaan sarana produksi yang diperlukan atau
dibebankan dalam proses produksi, dinyatakan dalam rupiah.
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Kebalen, Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. Ada pun pengambilan data dilaksanakan mulai Bulan Agustus 2007 sampai dengan Bulan September 2007.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Desa Kebalen terletak di Kecamatan Babelan yang merupakan salah satu kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Bekasi. Wilayah ini terdiri atas sembilan desakelurahan, yaitu Desa Kebalen, Bahagia, Babelan Kota, Kedung Pengawas, Kedung Jaya, Bumi Bakti, Muarabakti, Huripjaya, dan Pantai Hurip.
5.1.1 Kondisi Geografis Desa Kebalen merupakan salah satu desa di Kecamatan Babelan yang memiliki luas wilayah 550,5 Ha. Batas wilayah Desa Kebalen adalah Desa Babelan Kota sebelah Utara, Desa Teluk Pucung sebelah Selatan, Desa Bahaga sebelah Barat, dan Desa Sriamur yang termasuk Kecamatan Tambun Utara sebelah Timur. Suhu udara rata-rata berkisar antara 32-37' Celcius, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Februari, Maret dan November berturut-turut kurang lebih sebanyak 1.470 mm, 1.392 mm dan 1.169 mm, sedangkan bulan-bulan kering terjadi antara Bulan September dan Desember dengan curah hujan sebesar 182 rnm dan 291 mm. Jarak Desa Kebalen dari pusat pemerintahan kecamatan adalah 5 Km, jarak dari ibukota kabupatenlkota adalah 20 Km, jarak dari ibukota provinsi adalah 70 Km, dan jarak dari ibukota negara adalah 59 Km. 5.1.2 Kependudukan
Penduduk Desa Kebalen berjumlah 29.397 orang yang terdiri atas jenis kelamin laki-laki sebanyak 14.506 orang dan wanita sebesar 14.891 orang (Tabel 1). Data jumlah penduduk menurut golongan umur disajikan dalam Tabel 1.
Sumber : Kantor Desa Kebalen, Tahun 2006 Icepadatan penduduk Desa Kebalen yaitu sebesar 53.4 jiwa per km2. Rasio beban tanggungan penduduk Desa Kebalen yaitu sebesar 74,74 yang artinya, setiap 100 orang penduduk berusia 15 hingga 59 tahun menanggung 75 orang penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun dan usia diatas 60 tahun, sedangkan rasio anak-wanita penduduk Desa Kebalen sebesar 22,43 yang artinya, pada setiap 100 orang wanita berusia 15 hingga 49 tahun terdapat 23 orang anak berusia 0 hingga 4 tahun. Dari jumlah komposisi menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin sebesar 102,65 yang artinya, pada setiap 100 orang penduduk wanita terdapat 103 penduduk laki-laki. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Kebalen meliputi lulusan pendidikan urnum dari tingkat pendidikan SD sampai dengan Perguruan Tinggi (Tabel 2). Sebagian besar tingkat pendidikan penduduk Desa Icebalen adalah lulusan pendidikan umum pada tingkat SD yaitu sebanyak 4.565 jiwa dengan persentase 47,09 %, sedangkan pendidikan Pergu~uanTinggi (Dl-D3) memiliki jumlah paling sedikit, yaitu sebanyak 703 jiwa dengan persentase 7,25%. Jumlah penduduk lulusan pendidikan umurn pada tingkat SMP adalah terbanyak kedua setelah lulusan pendidikan umum pada tingkat SD yaitu sebesar 2.197 jiwa dengan persentase 22,66 %. Tingkat pendidikan penduduk Desa Kebalen dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penduduk Desa Kebalen Menurut Pendidikan Tahun 2006.
Sumber: Kantor Desa Kebalen, Tahun 2006 Berdasarkan mata pencaharian, jenis pekerjaan penduduk Desa terdiri atas PNS, TNIIPOLRI, pedagang, wiraswasta, petani, dan lain-lain (Tabel 3). Mayoritas penduduk di desa tersebut bermata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil dengan persentase 3 1,16%. Mata pencaharian penduduk Desa Kebalen dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penduduk Desa Kebalen Menurut Mata Pencaharian Tahun 2006.
Sumber : Kantor Desa Kebalen, Tah~m2006 5.2 Gambaran Umum Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri
Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri berlokasi di Desa Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Kegiatan usaha yang dilakukan kelompok ini adalah usaha pembesaran ikan hias. Jumlah anggota kelompok ini sebanyak 25 orang. Jenis ikan hias air tawar yang paling dominan dibudidayakan oleh Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri adalah dari jenis Rainbow,
Black Ghost, dan Kongo Salem. Sasaran pemasarannya adalah lokal dan pasar luar negeri (ekspor).
5.2.1 Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri didirikan pada Bulan Desember 2006. Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri didirikan atas kesadaran dari para pemuda dan dinas terkait yang melihat adanya peluang untuk menyembangkan ikan hias didaerah tersebut. Selain itu, pendirian kelompok ini untuk memenuhi perkembangan permintaan pasar akan ikan hias baik untuk memenuhi kebutuhan permintaan lokal mau pun pasar ekspor. Adanya peluang tersebut memberikan inisiatif bagi para pembudidaya ikan hias untuk meningkatkan usahanya guna meningkatkan pendapatan keluarga. Para pembudidaya mulai bermusyawarah dan berkeinginan untuk membentuk wadah organisasi pembudidaya ikan hias melalui wadah kelompok. Dengan adanya dukungan dari para pemuda setempat, maka dibentuklah Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri yang sebagian besar terdiri atas pemuda desa, kemudian diadakan pelatihan dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat. Keberadaan usaha budidaya ikan hias di Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri juga memberikan kontribusi yang sangat baik dalam peningkatan pendapatan keluarga yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. 5.2.2 Keadaan Organisasi 1) Susunan dan Struktur Organisasi Kelompok Struktur organisasi bertujuan untuk pembagian kerja, dimana setiap unit akan mewakili tanggung jawab seseorang atau sub-unit untuk bagian tertentu dari beban kerja organisasi ( Hasibuan MSP 2001). Tujuan organisasi Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri adalah meningkatkan taraf ekonomi anggota dan membantu anggota dalam aktivitas budidaya ikan hias seperti produksi dan pemasaran. Struktur organisasi pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri merupakan struktur organisasi fungsional. Pada stntktur organisasi fungsional seseorang ditempatkan dalam pekerjaan sesuai dengan keahliannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan melancarkan kerja kelompok.
Susunan pengurus Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri adalah sebagai berikut : Pembina
: 1. Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi
2. BPP Bekasi Kelompok Inti : Saefi~lloh
Ketua Pengums Sekretaris
: Adung Abdullah
Bendahara
: Abdurrahman
Seksi-seksi Seksi Pemasaran
:Ali
Seksi Produksi
: Murpakih
Seksi UPT
: Anas
Ketua Sub Kelompok I
: Anas
Ketua Sub Kelompok I1
: Arman
Ketua Sub Kelompok I11
: Abdul Hamid
Ketua Sub Kelompok IV
: Saiful
Ketua Sub Kelompok V
: Muhammad Nur
Ketua Sub Kelompok VI
: Samin
Susunan struktur organisasi Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri terdiri atas para pengums, yaitu sekretaris, bendahara, seksi produksi, seksi pemasaran, dan para ketua sub kelompok yang bertanggung jawab kepada ketua kelompok, yang mengkoordinir aktivis anggota kelompok. Pada Gambar 2 dapat dilihat, ketua kelompok mempunyai hubungan koordinasi dengan pembina yang akan memberikan nasehat dan arahan pada ketua. Dibawah ketua terdapat para pengums yaitu sekretaris, bendahara, seksi produksi, seksi pemasaran, seksi UPT yang bertngas sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. Ketua kelompok sebagai pimpinan organisasi berfhgsi untuk mengatur pembagian tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing pengurus dan anggota sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. Struktur organisasi Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri disajikan pada Gambar 2
Seksi Produksi
Seksi Pemasaran
Ketua Sub
Ketua Sub
Ketua Sub
Ketua Sub
Ketua Sub
Ketua Sub
Kelompok I
Kelompok I1
Kelompok I11
Kelompok IV
Kelompok V
Kelompok VI
Keterangan :
- _ --- _ _ - -
Garis koordinasi Garis komaudo
Sumber : Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri, Tahun 2007
Gambar 2. Struktur Organisasi Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri 5.2.3 Keadaan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Sistem budidaya ikan hias air tawar anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri di Desa Kebalen masih tergolong tradisional atau alamiah. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan peralatan yang masih sederhana, penggunaan input produksi (pakan) yang lebih banyak mengandalkan pakan alami, dan
ketersediaan air dan waktu pemeliharaan yang bergantung pada alam. 1)Wadah akuarium Lahan atau wadah pemeliharaan yang digunakan oleh anggota kelompok pembudidaya ikan hias di Desa Kebalen adalah akuarium dengan bentuk persegi panjang. Menurut sejarahnya bentuk awal dari akuarium adalah lonjong. Kemudian dengan adanya rekayasa dan rasa tidak puas dari manusia, maka muncullah akuarium persegi, yaitu rangkaian berupa kaca yang mampu memuat berbagai jenis ikan dalam jumlah banyak khususnya untuk tujuan komersil. Bentuk persegi hingga saat ini ada puluhan jenis yang merupkan modifikasi dan kreasi dari pembuatnya. Luas akuarium per unit yaitu 100 cm x 50 cmx 33 cm,
jumlah ikan yang ditebar yaitu 250 ekor per akuarium. Pemilikan wadah oleh anggota bersifat hak milik pribadi. Budidaya ikan hias anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri di Desa Kebalen menggunakan sumber air yang berasal dari sumur bor atau PDAM, ha1 ini mengakibatkan jumlah tagihan listrik cukup besar selain itu, disebabkan juga oleh karena akuarium menggunakan lampu sebagai penerangan. Untuk inenentukan analisis kualitas air sepeiti oksigen, kecerahan, pH air para anggota hanya melihat berdasarkan atas pengamatan visual. Sebagai media hidup ikan yang luasnya terbatas, akuarium memiliki kelemahan yang cukup berarti. Kelemahan ini kini sudah bisa diatasi karena tersedia banyak peralatan untuk memeperkecil kelemahannya. Ada pun kelemahan akuarium antara lain adalah tempatnya terbatas, akuarium cepat berlumut, air cepat kotor, ikan gampang mati, dan lainnya. 2) Penyediaan Benih
Asal benih ikan yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok pada awalnya berasal dari dalam Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri sendiri, namun usaha pembenihan ikan hias dalam Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri kurang berkembang karena terkendala kualitas air. Para pembudidaya usaha pembesaran memperoleh benih ikan dari pedagang pengumpul, agen, dan Koperasi Mina Tridaya. 3) Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan oleh anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri terdiri atas pakan alami berupa plankton, kutu air (daphnia sp), dan cacing sutra. Untuk pakan alami pada umumnya Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri tidak perlu membeli, karena sudah disediakan oleh alam seperti diambil dari sungai, sawah mau pun digot dekat rumah. Jenis makanan tambahan lain yang diberikan pembudidaya ben~pajentik nyamuk. Pemberian pakan yang tepat dan teratur dan tidak berlebihan akan mempengaruhi pertumbuhan ikan hias. Pemberian pakan biasanya dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi darl sore hari. Pada umumnya jumlah pakan yang dibeiikan oleh anggota Keloinpok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri kurang lebih 1
gelas setiap pemberian pakan. Ada pun cara pemberian pakan adalah dengan menaburkan langsung ke akuarium.
4) Hama dan Penyakit Hama dan penyakit merupakan ha1 yang mengganggu dalam pertumbuhan ikan. Hama adalah sejenis hewan yang dapat mengganggu ikan luas, sedangkan penyakit adalah gejala yang timbul akibat virus yang mengganggu ikan hias. Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri jarang terkena hama karena pembesaran dilakukan dalam wadah akuarium yang dapat dikontrol oleh pembudidaya. sedangkan penyakit yang sering ditemui pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri adalah White Spot, Red Spot, dan jamur. Ikan yang sakit memiliki ciri-ciri, nafsu makan rendah, gerakan lemah, wama kusam, bentuk sirip tidak utuh dan tidak lengkap, megap-megap di permukaan kolam, dan gelisah. Pada umumnya anggota yang meuemui penyakit pada ikan hias segera melaporkan kasus tersebut kepada kelompok yaitu seksi produksi agar dapat diobati. Ikan hias yang terkena penyakit akan dipisahkan ke dalam bak karantina atau akuarium yang telah diberi obat. Obat-obatan yang biasa digunakan oleh kelompok Jaya Mandiri adalah Tetracycline, Methiline Blue, Disenfektan, Blitzich dan NaCL. Tetracycline digunakan sebagai antibiotik supaya ikan kebal terhadap penyakit, sedangkan Methiline Blue digunakan untuk mengobati penyakit jamur. Blitz-ich biasanya digunakan untuk mengobati penyakit white spot. Disenfektun dan NaCL digunakan untuk luka pada ikan dan meningkatkan pH.
5) Pemanenan Pemanenan ikan oleh anggota kelompok berbeda-beda tergantung pada jenis ikan dan permintaan. Pemanenan yang dilakukan anggota kelompok sering dilakukan sebelum waktunya meski pun ikan belum memenuhi ukuran yang dikehendaki. Apabila pedagang pengumpul pada saat itu menghendaki jenis ikan tertentu, maka anggota akan memanen ikannya sesuai dengan permintaan tersebut. Pada umumnya jenis-jenis ikan yang ditanam oleh anggota kelompok yang melakukan kegiatan pembesaran memerlukan jangka waktu sekitar 3 bulan untuk mencapai ukuran M (3 inchi).
6) Tenaga kerja Anggota kelompok dalam mengelola budidaya ikan hias pada umumnya dikerjakan sendiri atau menggunakan tenaga kerja berasal dari dalam keluarga. Pemeliharaan yang dilakukan adalah mengamati dan memonitor kualitas air akuarium, pemberian pakan, dan perawatan akuarium. Selain itu mengontrol saluran dan saringan air agar aliran air tetap tidak kurang atau pun berlebih. Semua kegiatan tersebut dilakukan oleh anggota sendiri sebagai pemilik sekaligus penggarap. 7) Pemasaran. Pada usaha ini, ikan hias hasil panen dijual kepada pedagang pengumpul, yang kemudian disalurkan ke agen atau eksportir. Saluran pemasaran produksi anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri dapat dilihat pada Gambar 3. Harga ikan hias bergantung pada jenis dan ukurannya. Untuk jenis Rainbow ukuran 3 inchi Rp1.000,OO sarnpai dengan Rp1.200,00 per ekor. Harga Ikan Hias Kongo Tetra Rp1.000,00, sedangkan harga ikan hias jenis Black Ghost ukuran ukuran 3 inchi Rp1.100,OO sampai dengan Rp1.200,OO per ekor. Sistem pembayaran yang sering dilakukan adalah bayar dibelakang. 8) Peralatan Lainnya
Peralatan yang digunakan untuk usaha budidaya ikan hias selain akuarium adalah rak, selang, pipal paralon, busa (spone), blower, sterofonm, ember, dan serokan (besar, sedang, kecil). Dalam perawatan peralatan yang dilakukan pada umumnya adalah dengan segera mencuci dan mengeringkan peralatan tersebut selesai dipergunakan, namun bila ada yang rusak akan diperbaiki sendiri atau mengganti yang bmu.
Koperasi / Pedagang
Sumber : KPIH Jaya Mandiri ,Tahun 2007 Gambar 3. Saluran Pemasaran Prod~dcsiAnggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri 5.3 Karakteristik Responden
Pembudidaya ikan hias yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 7 orang dari 20 orang anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri yang aktif. Gambaran sebaran umur dalam usaha budidaya ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Sumber : Data primer diolah (2007) Tingkat pendidikan responden peinbudidaya ikan hias terdiri atas lulusan SD, lulusan SMP, lulusan SLTA. Anggota keloinpok yang menjadi responden dalam penelitian ini pada umurnnya tamat SLTA dan SMP. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan responden sangat baik. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan kerja responden dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Apabila tingkat pendidikan responden baik maka kemampuan kerja responden dalam menjalankan tugas akan baik pula. Data tingkat pendidikan responden pembudidaya ikan hias dapat dilihat pada Tabel 5.
Sumber : Data primer diolah (2007) Status usaha pembudidaya ikan hias yang menjadi responden seluruhnya adalah pemilik sekaligus penggarap. Responden pemilik sekaligus penggarap adalah responden yang mempunyai lahan dan peralatan dan menjalankan kegiatan usaha budidaya sendiri dan pada waktu tetentu menggunakan tenaga kerja berasal dari dalam keluarga. 5.4 Teknik Produksi Budidaya Ikan Hias Responden Usaha budidaya ikan hias yang dijalankan oleh anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri terdiri atas lima kombinasi jenis ikan hias yaitu usaha pembesaran ikan hias jenis Kongo Tetra, Rainbow dengan Kongo Tetra, Black Ghost dengan Kongo Tetra, Rainbow dengan Black Ghost dan Black Ghost. Tahapan -tahapan yang dilakukan hampir sama yaitu terdiri atas:
1) Persiapan wadah Ukuran akuarium yang digunakan untuk budidaya ikan hias per unit yaitu 100 cm x 50 cmx 33 cm (volume air sekitar 0,115 m3), dengan jumlah ikan yang ditebar yaitu 250 ekor per akuarium. Pemilikan wadah oleh anggota bersifat hak milik pribadi. Untuk kelompok 1 memiliki 20 akuarium, kelompok 2 memiliki 20 akuarium, kelompok 3 memiliki 65 akuarium, kelompok 4 memiliki 40 akuarium dan kelompok 5 memiliki 20 akuarium.
Tahap-tahap pada proses produksi ikan hias, diantaranya : (a) Pencucian akuarium Pencucian akuarium dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan akuarium dari kotoran yang menempel pada akuarium. Pencucian akuarium dengan menggosok bagian dalam akuarium menggunakan busa spon dan dicuci dengan air bersih. (b) Pengeringan akuarium
Akuarium yang telah dicuci bersih, kemudian akuarium tersebut dikuras dengan spon sampai kering. Akuarium yang telah kering didiamkan selama 2 hari dengan tujuan agar b a n - b a n penyakit mati dan akuarium tidak berbau amis. (c) Pengisian air akuarium Proses pengisisan air dilakukan setelah kegiatan pengeringan akuarium selesai dilakukan. Akuarium yang telah bersih dan kering, diisi dengan air yang telah diendapkan dari bak penampungan air. Akuiuium diisi dengan ketinggian sampai dengan 35 cm. Air yang digunakan pada usaha ini memiliki pH 5,5-6 dan suhu antara 23-26' C. (d) Pemberian garam Setelah air terisi mencapai ketinggian 35 cm. maka akuarium tersebut diberi garam sebanyak tiga sendok makan dengan tujuan untuk menetralkan pH air dan mencegah terserangnya penyakit pada benih. 2) Penebaran benih ikan
Benih ikan hias yang ditebarkan responden pembesaran adalah benih ukuran S yang akan dibesarkan sampai dengan ukuran M. Benih ikan hias ini didapatkan oleh responden dari anggota kelompok usaha pembenihan melalui seksi pemasaran kelompok. Harga benih ikan hias Rainbow dan Kongo Tetra adalah Rp125 per ekor, sedangkan Black Ghost adalah Rp175,OO per ekor. Padat tebar rata-rata ikan responden pembesaran adalah 250 ekor per akuarium (atau sama dengan 2.165 ekor per m3). Penebaran benih ikan hias biasanya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, karena suhu pada pagi hari dan sore hari masih stabil, sehingga ikan tidak stress sewaktu dipindahkan ke kolam pembesaran.
3) Pemeliharaan Benih
a) Pemberian pakan Pakan yang diberikan oleh anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri terdi1-i atas pakan alami berupa cacing sutra. Untuk pakan alami biasanya Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri tidak perlu membeli, karena sudah disediakan ole11 alam seperti diambil dari sungai, sawah mau pun di got dekat rumah. Jenis makanan tambahan lain yang diberikan pembudidaya berupa jentik nyamuk. Pemberian pakan biasanya dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Pada umumnya jumlah pakan yang diberikan oleh anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri kurang lebih 1 gelas setiap pemberian pakan. Ada pun cara pemberian pakan adalah dengan menaburkan langsung ke akuarium.
b) Perneliharaan kualitas air Air atau media pemeliharaan merupakan faktor utama untuk kehidupan ikan. Kualitasnya menentukan mau pun pertumbuhan ikan. Beberapa parameter kualitas air yang perlu dalam pemeliharaan benih ikan hias antara lain oksigen terlarut, derajat keasaman, karbondioksida, amonia, nitrit dan kekerasan air (Lesmana DS dan D Iwan 2006). Penyiponan dilakukan dengan tujuan untuk membuang kotoran ikan di dalam akuarium. Penyiponan dilakukan dengan cara menyedot kotoran dengan menggunakan selang sipon dan membuang air sebanyak setengah atau sepertiga dari volume air dalam akuarium. Setelah penyiponan telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengisi kembali air akuarium tersebut sesuai dengan volume air yang terbuang dengan ketinggian air mencapai 35 cm. Penyiponan dilakukan pada saat pagi hari yaitu setelah pemberian pakan atau sekitar pukul 09.30 WIB. Pengelolaan kualitas air dilakukan dua hari sekali secara bergantian dengan penyiponan dan pergantian akuarium pada wadah pemeliharaan benih. c) Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
Penyakit merupakan kendala utama dalam budidaya ikan hias maupun ikan konsumsi. Air menjadi media bagi mikroorganisme penyebab penyakit berkembang biak. Penyakit yang paling sering menyerang adalah bintik putih
(white spot) dan velvet. Penyakit bintik putih (white spot) terjadi akibat adanya parasit Icthyopthirius multifiliis, sehingga sering disebut Ich. Pengenalan penyakit ini dapat diketahui dari adanya bintik putih pada sirirp dan tubuh ikan. Selain itu, ikan menunjukkan kurang nafsu makan, lemah dan lama kelamaan akan mati karena kekurangan sel darah merah. Velvet digunakan untuk mengobati penyakit ikan yang disebabkan oleh parasit Oodiniumpillulartrm. Tanda-tanda serangannya adalah kulit bengkak merah kecoklatan yang kemudian akan mengelupas dan terkadang ada abses atau pembengkakan (Lesmana DS dan D Iwan 2006). Cara pengobatan ikan yang terserang adalah ikan langsung dipindahkan ke akuarium baru yang telah dicampur dengan obat untuk membunuh kuman penyakit tersebut. Pada akuarium diberi obat blizt ich untuk penyakit bintik putih dan obat velvet untuk penyakit velvet atau parasit, dengan memberikan 5 tetes dicampurkan ke dalam 1.000 ml air sebagai larutan baku obat yang dituangkan secara perlal~anke dalam akuarium sampai merata. Setelah wadah siap untuk digunakan maka ikan yang terserang penyakit dimasukkan ke dalam akuarium tersebut selama 24 jam. Apabila dalam waktu 24 jam ikan belum terlihat sembuh, air diganti dan diberikan larutan baku obat dengan dosis yang sama. 4) Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah benih ikan berumur 3 bulan atau berukuran 3 inchi dengan lama pemeliharaan sekitar 3 bulan per musim tanam. Tingkat
kelangsungan hidup Szlwival Rate (SR) pada usaha ini adalah 80%. Cara pemanenan yang dilakukan anggota kelompok adalah sebagai berikut: pertamatama akuarium yang akan dipanen air dibuang sampai ketinggian air 10 cm. Selanjutnya ikan disortir menggunakan sinduk menurut ukuran. Setelah penyortiran, dilah~kanpenghitungan ikan secara manual dengan cara menyendoki dan menghitungnya satu persatu. Ikan yang akan dihitung diletakkan di atas sebuah baskom berisi air dan di atasnya diletakkan kain berporipori halus hingga kain sedikit tergenang. Ikan yang sudah disortir dikemas dalam plastik beruhran 40 x 60 cm2,dan setiap plastik berisi 250 ekor ikan hias. Untuk mencegah kebocoran diisi air hanya 115 sampai dengan 117 volumenya dan dan diberi oksigen dengan perbandingan 1: 2. Umurnnya biaya untuk pengemasan
ditanggung pembeli yaitu pedagang pengumpul pihak koperasi Mina Tridaya yang langsung mendatanlgi anggota kelompok saat panen. 5.5 Alat dan Input Produksi yang Dibutuhkan
A) Alat Alat yang digunakan dalam kegiatan usaha pembesaran kelompok pembudidaya Jaya Mandiri, antara lain :
(1) Akuarium Akuarium yang digunakan berbentuk persegi panjang dan berbadan dasar kaca dengan ukuran yaitu 100 cm x 50 cmx 33 cm, jumlah ikan yang ditebar yaitu 250 ekor per akuarium. Pemilikan wadah oleh anggota bersifat hak milik pribadi. Akuarium harus ditempatkan dengan benar. Posisi akuarium hams tegak lurus. Posisi yang miring atau tak seimbang akan menyebabkan tekanan air berbeda disetiap sudutnya dan bisa mengakibatkan pecahnya akuarium. (2) AeratorlBlower
Oleh karena jumlah air dalam akuarium terbatas, tidak seperti di kolam atau perairan umum, maka yang menjadi masalah utama bagi ikan adalah tersedianya oksigen dalam jumlah terbatas, yaitu oksigen yang jumlahnya talc sebanding dengan besar atau luas akuarium yang tetap. Aerator atau pompa udara bisa mengatasi kekurangan oksigen dalam akuarium tanpa perlu menambah luas akuarium. Bila melihat sebuah akuarium yang ada gelembung-gelembung udara, yang sepintas mirip gerakan air dari sebuah mata air, sesungguhnya gelembung dihasilkan ole11 aerator. Sebenarnya yang dihasilkan oleh aerator adalah udara biasa, yang sama sekali tidak sama dengan oksigen murni yang biasa ditambahkan pada kantong plastik sewaktu mengangk~tikan secara tertutup. Alat ini gunanya untuk aerasi atau perputaran udaralair. Secara umum aerator dapat digerakkan oleh tenaga listrik (AC) dan oleh baterai (DC). Namun yang lazim digunakan adalah tenaga listrik. (3) Filter
Untuk menjaga kebersihan air dalam akuarium diperlukan filter yang bisa manyaring pengotor akuarium. Filter ini hams bisa bekerja secara otomatis
menyedot air kotor dan mengeluarkan air bersih. Pengotoran air dalam akuarium bisa disebabkan oleh tanaman yang mati, sisa makanan ikan, kotoran ikan, d m bahan-bahan lainnya. Kekeruhan air dalam akuarium pada dasarnya disebabkan oleh sifat fisik dan sifat biologis. Sifat fisik, misalnya pasir yang teraduk, sedangkan sifat biologis disebabkan banyaknya kandungan bahan organik disebabkan oleh kotoran ikan serta penguraian sisa makanan. Meskipun fungsi utama alat ini untuk menanggulangi kekeruhan air akuarium, tetapi filter juga berperan untuk memperbaiki kualitas air. Misalnya dengan adanya gerakan air, secara tidak langsung fungsi aerator sebagian terbantu oleh filter ini. Banyak filter yang bisa dijumpai di pasaran dengan harga dan model yang beragam. Ada tiga tipe filter jika dilihat dari desain dan penempatannya didalam akuarium, yaitu undergravelfilter (filter dasar), floatingfilter (filter gantung yang ada ditengah), dan topfilter (filter atas). (4) Serokan Secara khusus fungsi serokan bermacam-macam, di antaranya adalah menangkap ikan, mengambil makanan hidup, mengambil kotoran, menampung sementara ikan-ikan dan masih banyak lagi kegunaannya. Oleh karena itu, ada banyak macam serokan, maka luta perlu ketahui spesifikasinya dulu. Keragaman serokan bukan saja terbatas pada besar kecilnya, namun ukuran mata dari kain yang dipakai. Menurut bentuknya, serokan ada tiga macam :bujur sangkar, persegi panjang, dan bulat. Keseluruhan serokan ini bertangkai besi yang ujungnya terdapat bulatan untuk menggantungkan serokan sewaktu tidak digunakan. Serokan bujur sangkar dan persegi panjang dipakai untuk menangkap ikan. Menurut ukurannya serokan ada tiga jenis : kecil, sedang, ataupun besar. Umumnya yang berukuran kecil digunakan untuk serokan kolam. Menurut bahan pembuatnya, serokan dibagi atas tiga macam : net plankton, kain trililin, kain kasa, dan kain sutera. Untuk menangkap makanan yang halus, seperti rotifera atau plankton, serokan yang digunakan terbuat dari net plankton, karena matanya halus bisa menahan organisme yang halus pula dan untuk menangkap ikan yang umumnya halus dan kulitnya sensitif digunakan bahan yang tidak menggores dan halus seperti kain trililin.
(5) Pipaparalon Pralon dengan bagian tengah yang berlubang cocok digunakan sebagai tempat persembunyian khususnya untuk jenis ikan Black Ghost. Pralon ini dapat dipilih yang l m s atau pralon siku (bentuk L). Ukuran pralon yang dipilih tidak ada ketentuan.
(6) Lampu penerang akuarium Seperti halnya manusia, ikan pun butuh penerangan. Oleh karena itu, akuarium harus dilengkapi lampu penerangan. Pada siang hari untuk keperluan ikan bisa memanfaatkan sinar matahari. Lampu untuk akuarium banyak macamnya : ada yang TL dan ada yang bohlam. Untuk lampu TL ada yang benvarna hijau, biru, atau ultra voilet. Lampu benvama ultra violet sebenamya dibuat untuk menggantikan sinar matahari pada waktu malam hari. Lampu dipasang pada tutup akuarium sehingga tidak tampak dari luar. Pemasangan yang salah akan menimbulkan kesulitan. Penggunaan lampu terus menerus tanpa dimatikan akan membuat akuarium cepat kotor karena kelebihan cahaya. Jadi sebaiknya penyalaan lampu hanya dilakukan pada malam hari atau paling lama 9 jam. Harga sebuah lampu ditentukan oleh besarnya arus listnk yang dibutuhkan.
(7) Alas akuarium Alas akuarium adalah pembatas antara akuarium dengan meja penompangnya. Alas ini bisa bermacam-macam wujud dan bentuknya. Biasanya yang digunakan oleh pembudidaya adalah stereofoam lembaran. Stereofoam atau busa lembaran ini bisa dipotong sesuai dengan luas akuarium dan dengan aman bisa ditempatkan dibawah dasar akuarium.
(8) Selang Selang yang digunakan ada tiga macam yaitu selang aerasi, selang sipon dan selang air. Selang aerasi digunakan untuk menyalurkan udara dari blower ke akuarium, selang sipon untuk menyipon atau menghilangkan kotoran ikan yang berada di dalam akuarium, sedangkan selang air berfungsi untuk mengisi air dari bak penampungan ke akuarium. Pada kelompok 1, selang aerasi yang
digunakan 15 m, selang sipon yang digunakan dengan ukuran 2 m, selang air 10 m. Pada kelompok 2, selang aerasi yang digunakan 15 m, selang sipon yang digunakan dengan ukuran 2 m, selang air 10 m. Pada kelompok 3, selang aerasi yang digunakan 13m, selang sipon yang digunakan dengan ukuran 6 m, selang air 13 m. Pada kelompok 4, selang aerasi yang digunakan 20 m, selang sipon yang digunakan dengan ukuran 2 m, selang air 20 m. Pada kelompok 5, selang aerasi yang digunakan 15 m, selang sipon yang digunakan dengan ukuran 2 m, selang air 10 m. (9) Generator
Generator dipergunakan pada saat listrik mati, sehingga generator sangat diperlukan sebagai pengganti listrik agar aerasi tetap hidup. Pada kelompok 1, kelompok 2, kelompok 4, dan kelompok 5, jumlah generator yang digunakan 2 unit. Harga satu unit Rp400.000,OO. Umur ekonomis generator yaitu 5 tahun. Sedangkan pada kelompok 3, jumlah generator yang digunakan 3 unit. Harga satu unit Rp330.000,OO. Umur ekonomis generator yaitu 5 tahun. (10) Busa Spon Spon berfungsi untuk menyerap kotoran-kotoran kecil yang berada di dalam akuarium dan sebagai penyaring kotoran dalam filter. Spons yang digunakan terbuat dari busa berbentukpersegi panjang berukuran 10 x 20 cm. Spous yang digunakan pada kelompok 1, kelompok 2, kelompok 4, dan kelompok 5 berjumlah 20 unit sedangkan pada kelompok 3 berjumlah 40 unit, dengan harga Rp3.000,OO per unit urnur ekonomis dari busa spons ini adalah 2 tahun.
B) Input Produlsi Input produksi rata-rata per musim tanam yang dibutuhkan responden dalam
kegiatan usaha pembesaran ikan hias anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri, dapat dilihat pada Tabel 6. Dalam satu tanam pada urnumnya dilakukan 4 kali proses produksi. (1) Tenaga Kerja Pada kelompok 1, jumlah akuarium yang digunakan adalah 20 unit akuarium dan tenaga kerja yang dibutuhkan hanya 1 orang. Pada kelompok 2, jumlah rata-rata akuarium yang digunakan adalah 20 unit akuarium dan tenaga kerja
yang dibutuhkan hanya 1 orang. Pada kelompok 3, jumlah rata-rata akuarium yang digunakan adalah 65 unit akuarium dan tenaga kerja yang dibutuhkan 3 orang. Pada kelompok 4, jumlah rata-rata akuarium yang digunakan adalah 40 unit akuarium dan tenaga kerja yang dibutuhkan hanya 1 orang. Pada kelompok 5, jumlah akuarium yang digunakan adalah 20 unit akuarium dan tenaga kerja yang dibutuhkan hanya 1 orang. Tabel 6. Kebutt~hanInput Produksi Rata-rata yang Dibutuhkan Dalam Usaha Pembesaran Ran Hias Anggota Kelompok Pembudidaya Jaya Mandiri
Sumber : Data primer diolah (2007) (2) Benih ikan hias Pada keloinpok 1, benih ikan hias yang dibesarkan yaitu benih ikan hias Icongo Tetra. Benih yang digunakan adalah benih berukuran S (1,5 cm) yang diperoleh dari pembudidaya pembenihan agen dan Koperasi Mina Tridaya. Benih ikan hias ini dibeli dengan harga Rp125,OO per ekor. Pada kelompok 2, benih ikan hias yang dibesarkan yaitu benih ikan hias Rainbow dan Kongo Tetra. Benih yang digunakan adalah benih berukuran S (1,5 cm) yang diperoleh dari pembudidaya pembenihan agen dan koperasi Mina Tridaya. Benih ikan hias ini dibeli dengan harga Rp125,OO per ekor. Pada kelompok 3, benih ikan hias yang dibesarkan yaitu benih ikan hias Black Ghost dan Kongo Tetra. Benih yang digunakan adalah benih berukuran S (1,5 cm) yang diperoleh dari pembudidaya pembenihan,agen dan koperasi Mina Tridaya. Benih ikan hias ini dibeli dengan harga Rp175,OO dan Rp125,OO per ekor. Pada kelompok 4, benih ikan hias yang dibesarkan yaitu benih ikan hias
Rainbow dan Black Ghost. Benih yang digunakan adalah benih berukuran S (1,5 cm) yang diperoleh dari pembudidaya pembenihan,agen dan koperasi Mina Tridaya. Benih ikan hias ini dibeli dengan harga Rp125,OO dan Rp175,OO per ekor. Pada kelompok 5, benih ikan hias ymg dibesarkan yaitu benih ikan hias Black Ghost. Benih yang digunakan adalah benih berukuran S
(1,5 cm) yang diperoleh dari pembudidaya pembenihan,agen dan koperasi Mina Tridaya. Benih ikan hias ini dibeli dengan harga Rp175,OO per ekor (3) Pakan alami
Jenis pakan yang digunakan dalam kegiatan pembesaran ikan hias adalah cscing sutra (Tubifx sp) yang diperoleh dari alam dan dari pedagang pakan dengan harga Rp5.000,OO per Kg. (4) Obat-obatan Obat-obatan yang digunakan yaitu Blizt ich, velvet dan garam. Obat-obatan yang digunakan diperoleh dari pengecer obat-obatan dengan harga blizt ich Rp6.000,OO per botol, obat velvet Rp12.000,OO per botol, sedangkan garam Rp2.000,OO per kg. 5.6 Analisis Finansial Analisis finansial digunakan untuk melakukan kelayakan usaha dilihat dari sudut pandang badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya atau yang berkepentingan langsung pada suatu kegiatan. Analisis finansial yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis usaha dan analisis kriteria investasi. 5.6.1 Analisis Usaha
Analisis usaha dilakukan untuk mengetahui gambaran keadaan usaha yang sedang dijalankan. Analisis usaha dilakukan terhadap budidaya ikan hias responden terdiri atas analisis pendapatan usaha, imbangan penerimaan dan biaya (RIG), analisispaybackperiod (PP), Return of Investment (ROl), dan Break Even
Point (BEP).
1) Investasi
Investasi ~nerupakanbiaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha. Modal rata-rata yang dikeluarkan oleh responden untuk investasi ini berasal dari modal sendiri. Berdasarkan hasil analisis terhadap responden, komponen biaya investasi yang terbesar pada kelompok usaha adalah lahan, sedangkan biaya investasi terendah untuk ketiga jenis usaha responden adalah pembelian karet perekat. Besamya biaya investasi rata-rata responden dapat dilihat pada Tabel 7 ,
Berdasarkan hasil analisis, biaya investasi rata-rata terbesar pada semua kelompok adalah untuk lahan adalah sebesar Rp4.800.000,OO; Rp4.000.000,00; Rp12.000.000,00; Rp8.000.000,00 dan Rp4.800.000,00, sedangkan biaya investasi terkecil untuk karet perekat adalah Rp5.000,OO. Total investasi rata-rata adalah sebesar Rp14.455.450,OO atau sebesar Rp675.488,32 per m2.
2) Biaya Total Biaya total adalah biaya yang dikeluarkan untuk terlaksananya suatu kegiatan. Biaya total yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri atas: a) Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang besarannya tetap dan tidak terkait langsung dengan jumlah produksi dari suatu masa proyek. Biaya tetap yang dikeluarkan terdiii atas pajak bumi dan bangunan, biaya perawatan (bak dan peralatan), biaya penyusutan (peralatan, bak), dan sewa lahan. Biaya tetap rata-rata tertinggi adalali sewa lahan. Biaya sewa lahan pada kelompok 1 yaitu sebesar Rp1.000.000,00 seluas 16 m2, sedangkan biaya terendah yaitu PBB sebesarRp16.000,OO. Biaya sewa lahan pada kelompok 2, yaitu sebesar Rp1.000.000,00 seluas 16 m2 sedangkan biaya terendah yaitu PBB sebesar Rp16.000,OO. Biaya sewa lahan pada kelompok 3, yaitu sebesar Rp3.000.000,00 seluas 48 m2 ,sedangkan biaya terendah yaitu PBB sebesar Rp48.000,OO. Biaya sewa lahan pada kelompok 4 yaitu sebesar Rp3.000.000,00 seluas 32 m2, sedangkan biaya terendah yaitu PBB sebesar Rp32.000,OO. Biaya sewa lahan pada kelompok 5 yaitu sebesar Rp1.000.000,00 seluas 16 m 2 , sedangkan biaya terendah yaitu PBB sebesar Rp16.000,OO. Total biaya tetap masing-masing kelompok adalah sebesar Rp2.602.700,00, Rp2.713.300,00, Rp8.656.200,00, Rp6.075.050,00, dan Rp2.812.700,OO. Biaya tetap rata-rata yang tertinggi terdapat pada kelompok 3 yaitu sebesar Rp8.656.200,OO. Besa~nyabiaya tetap rata-rata yang dikeluarkan pada usaha Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandri di Desa Kebalen dapat dilihat pada Tabel 8.
Penyusutan 4 Sewa Lahan 5 PBB Total 3
1.077.700,OO 1.000.000,OO 16.000,OO 2.602.700.00
1.247.700,OO 1.000.000,00 16.000,OO 2.713.300,OO
4.858.600,OO 3.000.000,00 48.000,OO 8.656.200,OO
2.443.450,OO 3.000.000,00 32.000,OO 6.075.050,OO
1.287.700,OO 1.000.000,00 16.000,OO 2.812.700,OO
Sumber : Data primer diolah (2007) b) Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang besarannya tergantung dari output yang dihasilkan. Biaya total variabel rata-rata yang dikeluarkan kelompok 1 sebesar Rp13.359.000,OO yang terdiri atas upah tenaga kerja, benih ikan hias (Kongo Tetra), pakan, obat-obatan, pulsa dan listrik. Pada kelompok 2 sebesar Rp13.359.000,00, yang terdiri atas upah tenaga kerja, benih ikan hias (Rainbow dan Kongo Tetra), pakan, obat-obatan, pulsa dan listrik. Pada kelompok 3 sebesar Rp34.832.000,00, yang terdiri atas upah tenaga kerja, benih ikan hias (Black Ghost dan Kongo Tetra), pakan, obat-obatan, pulsa dan listrik. Pada kelompok 4 sebesar Rp18.682.000,00, yang terdiri atas upah tenaga kerja, benih ikan hias (Rainbow dan Black Ghost), pakan, obat-obatan, pulsa dan listrik. Pada kelompok 5 sebesar Rp15.547.000,00, yang terdiri atas upah tenaga kerja, benih ikan hias (Black Ghost), pakan, obat-obatan, pulsa dan listrik. Besamya biaya variabel rata-rata yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 9. Biaya total adalah semua pengeluaran yang digunakan pada kegiatan budidaya ikan hias, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Pengeluaran terbesar
untuk usaha budidaya ikan hias responden terdapat pada biaya variabel. Biaya total operasional yang dikeluarkan responden dari kelima kelompok pembudidaya pada penelitian ini yaitu sebesar Rp15.961.700,OO untuk kelompok 1, Rp16.072.300,OO untuk kelompok 2, Rp43.488.200,OO untuk kelompok 3, Rp24.757.050,OO untuk kelompok 4, dan Rp18.359.700,OO untuk kelompok 5. ( Tabel 10).
Tabel 9. Biaya Variabel Rata-rata pada Usaha Kelompok Jaya Mandiri di Desa Kebalen, Tahun 2007. I
V","..."",. ' L F . " , , , , , " .
NO 1
7
Biaya Variabcl
I Upah TK 1, Rrnih
1
I hutrgu
1
1v.4.1.
I * . ,
ISLL*
I
I
1
2
7.200.000,OO
II
I
I Black Ghost I I Total Biava
1
7.200.000,OO
I L._IUU.UVU,UV
I
1
I
I
3
I
1.250.000,00 1.250.000,OO
I
1 21.600.000,OO 1
4
7.200.000,OO
I
1
1
5
7.200.000,OO
1
2.500.000,OO 4.062.500,OO 5.687.500,OO
3.500.000,OO
3.500.000,OO
Sumber : Data primer diolah (2007) Tabel 10. Jumlah Rata-rata Biaya Total pada Usaha Kelompok Jaya Mandiri di Desa Kebalen, Tahun 2007. No 1 2 3
Biaya Operasional Biaya Tetap BiayaVariabel BiayaTotal
1 2.602.700,OO 13.359.000.00 15.961.700,OO
2 2.713.300,OO 13.359.000,OO 16.072.300,OO
Kelompok 3 8.656.200.00 34.832.000,OO 43.488.200,OO
4 6.075.050.00 18.682.000,OO 24.757.050,OO
5 2.812.700,OO 15.547.000,OO 18.359.700.00-
Sumber : Data primer diolah (2007) 3) Penerimaan
Peneiimaan usaha budidaya ikan hias diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi dengan harga satuan produksi. Penerimaan rata-rata usaha budidaya ikan hias anggota kelompok dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Penerimaan Rata-rata pada Usaha Kelompok Jaya Mandiri di Desa Kebalen, Tahun 2007.
Sumber : Data piimer diolah (2007)
Total penenmaan yang diperoleh kelompok 1 berasal dari hasil penjualan ikan hias Kongo Tetra (size 3 inchi), yaih sebesar Rp16.000.000,00 dengan harga jual Rp1.000,OO per ekor. Total penerimaan yang diperoleh kelompok 2 berasal dan hasil penjualan ikan hias Rainbow dan Kongo Tetra (size 3 inchi) yaitu sebesar Rp19.200.000,00 dengan harga jual ikan hias Rainbow dan Kongo Tetra sebesar Rp1.200,OO per ekor. Total penerimaan yang diperoleh kelompok 3 berasal dari hasil penjualan ikan hias Kongo Tetra dan Black Ghost (size 3 inchi), yaitu sebesar Rp57.200.000,OO dengan harga ikan hias Kongo Tetra Rp1.000,00 per ekor dan harga jual ikan hias Black Ghost sebesar Rp1.200,OO. Total penenmaan yang diperoleh kelompok 4 berasal dari hasil penjualan ikan hias Rainbow dan Black Ghost (size 3 inchi), yaitu sebesar Rp38.400.000,OO dengan harga ikan hias Rainbow dan Black Ghost sebesar Rp1.200,OO per ekor. Total Penerimaan yang diperoleh kelompok 5 berasal dari hasil penjualan ikan hias Black Ghost (size 3 inchi), yaitu sebesar Rp20.000.000,00 dengan harga Rp1.250,OO per ekor. 4) Kriteria Usaha
Kriteria usaha yang dianalisis terhadap responden terdiri atas pendapatan (PP), usaha, imbangan penerimaan dan biaya (R/C),analisis payb~clc~eriod Return oflnvestment (ROI); dan BreakEven Point (BEP). a) Pendapatan Usaha (z)
Pendapatan usaha budidaya adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Pendapatan usaha budidaya ikan hias kelompok 1, yang merupakan pendapatan yang terkecil yaitu sebesar Rp38.300,OO. Pendapatan rata-rata usaha budidaya ikan hias kelompok 2 yaitu sebesar Rp3.127.700,OO. Pendapatan ratarata usaha kelompok 3, yang merupakan pendapatan rata-rata yang terbesar yaitu sebesar Rp13.711.800,OO. Pendapatan rata-rata usaha kelompok 4 yaitu sebesar Rp13.642.950,OO. Pendapatan rata-rata usaha kelompok 5 yaitu sebesar Rp1.640.300,OO. Pendapatan usaha terbesar adalah pada usaha kelompok 3, ha1 ini secara teknis dikarenakan skala usaha yang lebih besar meski pun dengan harga jual yang sama:Besarnya pendapatan usaha rata-rata masing-masing usaha dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Pendapatan Usaha Rata-rata pada Usaha Kelompok Jaya Mandiri di ~esa-Kebalen,Tahun 2007Kelompok 1 2 3 4 5
Penerimaan (Rp) 16.000.000,00 19.200.000,OO 57.200.000,OO 38.400.000,OO 20.000.000,00
Biaya Total (Rp) 15.961.700,OO 16.072.300,OO 43.488.200,OO 24.757.050,OO 18.359.700,OO
Pendapatan (Rp) 38.300,OO 3.127.700,OO 13.71 1.800,OO 13.642.950,OO 1.640.300,OO
Sumber : Data primer diolah (2007) b) Imbangan Penerimaan dan Biaya ( R / Q
Analisis R /C bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan. Nilai R/C yang diperoleh kelompok 1, yaitu kelompok pembudidaya ikan hias Kongo Tetra sebesar 1,00 artinya bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan, akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp1,OO. Nilai R/C yang diperoleh kelompok 2, yaitu kelompok pembudidaya ikan hias Rainbow dan Kongo Tetra yaitu sebesar 1,19 artinya bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan, akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp1,19. Nilai R/C yang diperoleh kelompok 3 yaitu kelompok pembudidaya ikan hias Black Ghost dan Kongo Tetra, yaitu sebesar 1,32 artinya bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan, akan mendatangkan peneiimaan sebesar Rp1,32. Nilai R/C yang diperoleh kelompok 4 yaitu kelompok pembudidaya ikan hias Rainbow dan Black Ghost, yaitu sebesar 1,55 artinya bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan, &an mendatangkan penerimaa~sebesar Rp1,55. Nilai R/C yang diperoleh kelompok 5, yaitu kelompok pembudidaya ikan hias Black Ghost yaitu sebesar 1,09 artinya bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan, akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp1,09. Nilai R/C yang lebih besar dari satu dapat diketahui bahwa usaha tersebut menguntungkan, karena dengan investasi terhadap usaha ini penerimaan yang diperoleh &an lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Besarnya nilai
R/C masing-masing usaha dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Nilai R/C pada Usaha Kelompok Jaya Mai~diriResponden di Desa Kebalen, ~ a h u n 2007.
I
Kelompok 1 2 3 4 5
I
Penenmaan (Rp) 16.000.000,00 19.200.000,OO 57.200.000,OO 38.400.000,OO 20.000.000,00
Biaya Total (Rp) 15.961.700,OO 16.072.300,OO 43.488.200,OO 24.757.050,OO 18.359.700,OO
RlC 1,OO 1,19 1,32 1,55 1,09
Sumber : Data primer diolah (2007)
c) Waktu Balik Modal atau Payback Period (PP)
Payback Period bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan (dalam bulan atau tahun) untuk menutup investasi. Paybackperiod yang diperoleh kelompok 1 yaitu kelompok pembudidaya ikan hias Kongo Tetra sebesar 232,95 artinya bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi adalah 232,95 tahun. Paybackperiod yang diperoleh kelompok 2 yaitu kelompok pembudidaya ikan hias Rainbow dan Kongo Tetra sebesar 2,98 artinya bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi adalah 2,98 tahun.
Paybackperiod yang diperoleh kelompok 3 yaitu kelompok pembudidaya ikan hias Black Ghost dan Kongo Tetra sebesar 2,61 artinya bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi adalah 2,61 tahun. Payback
period yang diperoleh kelompok 4 yaitu kelompok pembudidaya ikan hias Rainbow dan Black Ghost sebesar 1,36 artinya bahwa waktu yang dibutuhkan untukmengembalikan biaya investasi adalah 1,36 tahun. Paybaclcperiod yang diperoleh kelompok 5 yaitu kelompok pembudidaya ikan hias Black Ghost sebesar 6,29 artinya bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi adalah 6,29 tahun. Besainya nilaipaybackperiod masing-masing usaha dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Nilai PP pada Usaha Kelompok Jaya Mandiri Responden di Desa Kebalen, Tahun 2007. Kelolnpok 1 2 3 4 5
Investasi (Rp) 8.922.000,OO 9.322.000,OO 29.669.750,OO 18.616.500,OO 10.322.000,OO
Sumber : Data primer diolah (2007)
Keuntungan (Rp) 38.300,OO 3.127.700,OO 13.711.800,OO 13.642.950,OO 1.640.300,OO
PP (tahun) 232,95 2,98 2,16 1,36 6,29
d) Returrz of Investrtierit (ROl) Return of Investment (ROl) bertujuan untuk menguhr efisiensi penggunaan modal dalam kegiatan usaha tersebut. Besamya nilai Return of
Investment masing-masing usaha dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Nilai ROI pada Usaha Kelompok Jaya Mandiri Responden di Desa Kebalen, Tahun 2007. Kelompok 1 2 3 4
5
Keuntungan (Rp) 38.300,OO 3.127.700,OO 13.711.800,OO 13.642.950,OO 1.640.300,OO
Investasi (Rp) 8.922.000,OO 9.322.000,OO 29.669.750,OO 18.616.500,OO 10.322.000,OO
ROI (%) 0,4 34 46 73 16
Sumber : Data primer diolah (2007) Nilai Return ofInvestnient kelompok 1, yaitu sebesar 0,4 % artinya kemampuan menghasilkan keuntungan dari usaha sebesar 1%, yaitu setiap Rp100,OO investasi yang ditanam akan inenghasilkan keuntungan sebesar Rp0,4. Nilai Return ofInvestment kelompok 2, yaitu sebesar 34 % artinya kemampuan menghasilkan keuntungan dari usaha sebesar 1%, yaitu setiap Rp100,OO investasi yang ditanam akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp34,OO. Nilai Return of
Investment kelompok 3, yaitu sebesar 46 % artinya kemampuan menghasilkan keuntungan dari usaha sebesar 1%, yaitu setiap Rp100,OO investasi yang ditanam akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp46,OO. Nilai Return oflnvestment kelompok 4, yaitu sebesar 73% artinya kemampuan menghasilkan keuntungan dari usaha sebesar 1%, yaitu setiap Rp100,OO investasi yang ditanam akan inenghasilkan keuntungan sebesar Rp73,OO. Nilai Return oflnvestment kelompok 5, yaitu sebesar 16 % artinya kemampuan menghasilkal keuntungan dari usaha sebesar I%, yaitu setiap Rp100,OO investasi yang ditanam akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp16,OO. e) Break Everz Point (BEP)
Brealc Even Point digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar tidak mengalami kerugian. Besarnya nilai Break Event Point masing-masing usaha responden dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Nilai Break Even Point pada Usaha Kelompok Jaya Mandiri Responden di Desa Kebalen, Tahun 2007. I I 1 BiavaTeta~ I BiavaVariabel I Penenmaan I Kelompok No (Rv) (RP) (Rv) BEP @P) 1 2 3
1 2 3
2.602.700,OO 2.713.300,OO 8.656.200,OO
1 5 1
5
2.812.700,OO
13.359.000,OO 13.359.000,OO 34.832.000,OO
1
15.547.000,OO
16.000.000,00 19.200.000,OO 57.200.000,OO
1
20.000.000,00
I
15.767.966.6s 8.918.911,15 22.135.847,64
1
12.632.831,SO
1
Sumber : Data primer diolah (2007) Tabel 17. Nilai Brealc Even Point (volume) pada Usaha Kelompok Jaya Mandiri
Sumber : Data primer diolah (2007) Nilai break eventpoint kelompok 1 yaitu sebesar Rp15.767.966,68 artinya bahwa dengan pendapatan dari penjualan Rp15.767.966,68 responden tidak akan mendapatkan laba atau menderita kemgian, impas. Nilai break event
point volume sebesar 7.838 ekor. Nilai brealc eventpoint kelompok 2 yaitu sebesar Rp8.918.911,15 artinya bahwa dengan pendapatan dari penjualan Rp8.918.911,15, responden tidak akan mendapatkan laba atau menderita kemgian, impas. Nilai brealc eventpoint volume sebesar 5.100 ekor. Nilai break eventpoint kelompok 3 yaitu sebesar Rp22.135.847,64 artinya bahwa dengan pendapatan dari pei~jualanRp22.135.847,64 responden tidak akan mendapatkan laba atau menderita kenlgian, impas. Nilai break eventpoint volume sebesar 15.344 ekor. Nilai break eventpoint kelompok 4 yaitu sebesar Rp11.830.911,86 artinya bahwa dengan pendapatan dari penjualan Rp11.830.911,86, responden tidak akan mendapatkan laba atau menderita kerugian, impas. Nilai brealc eventpoint volume sebesar 8.288 ekor. Nilai break eventpoint kelompok 5 yaitu sebesar Rp12.632.831,80 artinya bahwa dengan pendapatan dari penjualan Rp12.632.83 1,80 responden tidak akan mendapatkan laba atau menderita kerugian, impas. Nilai break eventpoint volume sebesar 5.950 ekor.
5.6.2 Analisis Kriteria Investasi Analisis kriteria investasi usaha budidaya responden dapat dilihat dari tiga kriteria investasi yang terdiri atas Net Present Valtle (NPY, Net Benefit-Cost ratio
(Net B/C), dan Internal Rate of Return (Im). Icetiga kriteria tersebut digunakan untuk responden layak untuk dijalankan dan dikembangkan atau tidak. Dalam analisis kriteria investasi usaha budidaya responden dilakukan melalui perkiraan cashflow. Cashflow merupakan arus manfaat tambahan yang diperoleh selama proyek atau usaha berjalan dengan mengurangi biaya-biaya tambahan ke dalam total penerimaan tambahan pada setiap tahun proyek. Perhitungan cashflow perlu dilakukan dalam analisis usaha dari aspek finansial dalam rangka mengkaji ulang terhadap investasi yang ditanamkan. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perkiraan cashflow dari usaha pembesaran ikan hias anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri adalah : 1) Analisis dianggap usaha baru dan dilakukan dengan 2 skenario, yaitu skenario 1 adalah lahan milik sendiri dan skenario 2 adalah lahan sewa. 2) Umur proyek dari usaha pembesaran ikan hias ditentukan 5 tahun berdasarkan uinur teknis akuarium yang merupakan komponen yang memiliki umur teknis terbesar yaitu 5 tahun. 3) Tahun pertama proyek dimulai pada tahun 2007. 4) Nilai biaya investasi dimulai pada bulan pertama tahun pertama proyek karena analisis kelayakan ini merupakan evaluasi terhadap usaha yang sudah atau sedang berjalan. 5) Penerimaan yang diperoleh berasal dari penjualan benih ikan hias ukuran 3 inchi . 6) Nilai sisa pada akhir proyek diperoleh daii barang investasi yang masih
tersisa saat umur usaha telah habis (tidak terpakai). 7) Analisis usaha pembesaran terdiri atas 4 musim tanam dalam satu tahun. Lama satu musim tanam adalah tiga bulan dengan masa istirahat lebih kurang 5 hari.
8) Sumber modal yang digrnakan dalam proyek ini berasal dari modal sendiri. 9) Nilai biaya tetap dan biaya variabel dari tahun pertama proyek hingga akhir tahun diasumsikan tetap.
10)Discount rate yang digunakan sebesar 14 % per tahun, berdasarkan tingkat suku bunga pinjaman untuk usa pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabupaten Bekasi. Alus masuk pada perkiraan cashj7ow terdiri atas penerimaan dan nilai sisa (salvage value), sedangkan arus keluar pada perkiraan cashJlow terdiri atas biaya investasi dan biaya total yang terdiri atas biaya tetap dan variabel. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha nilai NPV kelompok 1 yaitu kelompok pembudidaya ikan hias Kongo Tetra untuk skenario 1 adalah sebesar Rp(251.840,12), sedangkanuntuk skenario 2 sebesar Rp Rp(2.565.910,55) (Tabel 18). Nilai NPVtersebut mengandung pengertian bahwa nilai saat ini dari manfaat bersih yang diperoleb selama umur proyek 5 tahun di masa yang akan datang, pada tingkat discount rate sebesar 14% untuk skenario 1 dan untuk skenario 2 adalah sebesar Rp(251.840,12) dan Rp(2.565.910,55). Nilai Net B/C yang diperoleh kelompok 1 untuk skenario 1 adalah sebesar 0,97 dan skenario 2 adalah sebesar 0,71. Nilai Net B/C tersebut mengandung pengertian setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 0,97 untuk usaha yang menggunakan skenario 1 dan 0,71 untuk skenario 2 selama umur proyek, pada tingkat discount rate sebesar 14%. Nilai IRR dari kelompok 1 dengan skenario 1 sebesar 13 % yang berarti usaha tersebut memberikan manfaat bersih sebesar 13% per tahun dari investasi yang ditanamkan selama umur proyek. Nilai IRR dari kelompok 1 dengan skenario 2 sebesarl% yang berarti usaha tersebut ineinberikan manfaat bersih sebesar 1% per tahun dari investasi yang ditanamkan selama umur proyek. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas menyatakan bahwa usaha kelompok 1 yaitu budidaya ikan hias Kongo Tetra dengan skenario 1 dan skenario 2 nilai NPV< 0, Net B/C < 1, dan IRR < discount rate. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha dengan skenario 1 dan skenario 2 tidak layak untuk dikembangkan.
Tabel 18. Nilai Kriteria Investasi kelompok 1,Tahun 2007. No 1 2 3
Keterangan Net Present Valtie @PV) Net Benefit-Cost Ratio (Net BIC) Internal Rate ofletrim (IRR)
Kelompok 1 Skenario 1 -251.840,12 0,97 13%
Skenario 2 -2.565.910,55 0,71 1%
Sumber : Data primer diolah (2007) Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha terhadap kelompok 2 yaitu pembudidaya ikan hias Rainbow dan Kongo Tetra, nilai NPV untuk skenario 1 adalah sebesar Rp9.591.170,72, sedangkan untuk skenario 2 sebesar Rp6.939.815,14 (Tabel 16). Nilai NPVtersebut mengandung pengertian bahwa nilai saat ini dari manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek 5 tahun di masa yang akan datang pada skenario 1 pada tingkat discoztnt rate sebesar 14% adalah Rp9.591.170,72, dan nilai saat ini dari manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek 5 tahun di masa yang akan datang pada skenario 2 pada tingkat discount rate sebesar 14% adalah sebesar Rp6.939.815,14. Nilai Net B/C yang diperoleh untuk kelompok 2 pada skenario 1 adalah sebesar 2,71 dan skenario 2 adalah sebesar 1,76. Nilai Net B/C tersebut mengandung pengertian setiap satu rupiah yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 2 rupiah 17 sen untuk usaha yang menggunakan skenariol dan 1 rupiah 76 sen untuk skenario 2 selama umur proyek dan pada tingkat discount rate sebesar 14%. Nilai IRR dengan skenario 1 sebesar 53 % yang berarti usaha tersebut memberikan manfaat bersih karena lebih besar dari discount rate yang berlaku. Nilai IRR dari dengall skenario 2 sebesar 43 % yang berarti usaha tersebut memberikan manfaat bersih sebesar 43 % per tahun dari investasi yang ditanamkan selama umur proyek. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas menyatakan bahwa usaha kelompok 2 dengan skenario ldan skenario 2 nilai N P V i 0, Net B/C
ikan hias pada skenario 1 dan skenario 2 layak dikembangkan. Perkiraan luiteria imrestasi usaha pembesaran ikan hias kelompok 2 dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Nilai Kriteria Investasi kelompok 2, Tahun 2007. No 1
2 3
Keterangan Net Present Value (NPV) Net Benefit-Cost Ratio (Net BIC) Internal Rate ofRetunl (IRR)
Kelompok 2 Skenario 1 Skenario 2 9.591.170,72 2,17 53%
6.939.815,14 1,76 43%
Sumber : Data primer diolah (2007) Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha nilai NPV usaha pembesaran ikan hias kelompok 3 yaitu Black Ghost dan Kongo untuk skenario 1 adalah sebesar Rp42.903.383,14, sedangkan untuk skenario 2 sebesarRp34.925.950,OO (Tabel 19). Nilai NPV tersebut mengandung pengeltian bahwa nilai saat ini dari manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek 5 tahun di masa yang akan datang untuk skenario 1 dan skenario 2, pada tingkat discount rate sebesar 14 % adalah sebesar Rp42.903.383,14 dan Rp34.925.950,OO. Nilai Net B/C yang diperoleh untuk kelompok 3 pada skenario 1 adalah sebesar 2,64 dan skenario 2 adalah sebesar 2,21. Nilai Net B/C tersebut mengandung pengertian setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 2 rupiah 64 sen pada usaha yang menggunakan skenario 1 dan 2 rupiah 21 sen pada skenario 2 selama umur proyek dan pada tingkat discotrnt rate sebesar 14%. Nilai
Z R R dari kelompok 3 dengan skenario 1 sebesar 68 % yang berarti usaha tersebut memberikan manfaat bersih sebesar 68 % per tahun dari investasi yang ditanamkan selarna umur proyek . Nilai IRR dari usaha kelompok 3 dengan skenario 2 sebesar 59% yang berarti usaha tersebut memberikan manfaat bersih sebesar 59% per tahun dari investasi yang ditanamkan selama umur proyek. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas lncnyatakan bahwa usaha pembesaran ikan hias kelompok 3 dengan skenario 1 dan skeniuio 2, nilai NPV> 0, Net B/C > 1, dan IRR > discount rate. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha pembesaran ikan hias dengan skenario 1 dan skenario 2 layak dikembangkan layak untuk dikembangkan. Perkiraan kriteria investasi responden usaha pembesaran ikan hias kelompok 3 dapat dilihat pada Tabel 20.
No 1 2 3
1
Keterangan Net Present Value (NPV) Net Benefit-Cost Ratio (Net BIC) Internal Rate ofReturn (IRR)
Skenario 1
I
42.903.383,14 2,64 68%
Skenaxio 2
1
34.925.950,OO 2,21 59%
1
Sumber : Data primer diolah (2007) Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha nilai NPV usaha pembesaran ikan hias kelompok 4 yaitu Rainbow dan Kongo Tetra untuk skenario 1 adalah sebesar Rp28.627.600,32, sedangkan untuk skenario 2 sebesarRpl8.938.924,25 (Tabel 20). Nilai NPV tersebut mengandung pengertian bahwa nilai saat ini dari manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek 5 tahun di masa yang akan datang untuk skenario 1 dan skenario 2, pada tingkat discount rate sebesar 14 % adalah sebesar Rp28.627.600,32 dan Rp18.938.924,25. Nilai Net B/C yang diperoleh untuk kelompok 2 pada skenario 1 adalah sebesar 2,75 dan skenario 2 adalah sebesar 1,84. Nilai Net B/C tersebut mengandung pengertian setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 2 rupiah 75 sen pada usaha yang menggunakan skenario 1 dan 1 rupiah 84 sen pada skenario 2 selama umur proiek dan pada tingkat discount rate sebesar 14%. Nilai
IRR dari kelompok 4 dengan skena-io 1 sebesar 71 % yang berarti usaha tersebut memberikan manfaat bersih sebesar 71% per tahun dari investasi yang ditanamkan selama umur proyek . Nilai IRR dari usaha kelompok 4 dengan skenario 2 sebesar 45% yang berarti usaha tersebut memberikan manfaat bersih sebesar 45% per tahun dari investasi yang ditanamkan selama umur proyek. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas menyatakan bahwa usaha pembesaran ikan hias kelompok 4 dengan skenario 1 dan skenario 2 nilai NPV> 0, Net B/C > 1, dan IRR > discount rate. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa usaha pembesaran ikan hias dengan skenario 1 dan skenaio 2 layak dikembangkan. Perkiraan kriteria investasi usaha pembesaran ikan hias kelompok
4 dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Nilai Kriteiia Irivestasi pada kelompok 4, Tahun 2007. Keterangan No Net Present Value (NPV) 1 Net Benefit-Cost Ratio (Net BIC) 2 3 Internal Rate ofReturn (m) Sumber : Data primer diolah (2007)
Kelompok 4 Skenario 1 Skenario 2 28.627.600,32 2.75 71%
18.938.924,ZS 1,84 45%
Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha nilai NPV usaha pembesaran ikan hias kelompok 5 yaitu Black Ghost untuk skenario 1 adalah sebesar Rp(2.360.322,91), sedangkan untuk skenario 2 sebesar Rp(2.432.386,33) (Tabel 22). Nilai NPV tersebut mengandung pengertian bahwa nilai saat ini dari manfaat bersih yang diperoleh selarna umur proyek 5 tahun di masa yang akan datang untuk skenario 1 dan skenario 2, pada tingkat discolint rate sebesar 14 % adalah sebesar Rp(2.360.322,91) dan Rp(2.432.386,33). NiIai Net B/C yang diperoleh untuk kelompok 5 pada skenario 1 dan skenario 2 adalah sebesar 0,73. Nilai Net
B/C tersebut mengandung pengertian setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 0,73 pada usaha yang menggunakan skenario 1 dan skenaiio 2 selama umur proyek dan pada tingkat discotrnt rate sebesar 14%. Nilai IRR dari kelompok 5 dengan skenario 1 sebesar 5 % yang beraiti usaha tersebut memberikan manfaat bersih sebesar 5% per tahun dari investasi yang ditanamkan selama umur proyek .Nilai IRR dari usaha kelompok 5 dengan skenario 2 sebesar 3% yang berarti usaha tersebut memberikan manfaat bersih sebesar 3% per tahun dari investasi yang ditanamkan selama umur proyek. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas menyatakan bahwa usaha pernbesaran ikan hias kelompok 5 dengan skenario 1 dan skenario 2 nilai NPV< 0, Net B/C < 1 , dan IRR < discount rate. Dengan demikian dapat disiinpulkan bahwa usaha pembesaran ikan hias dengan skenario 1 dan skenario 2 tidak layak dikembangkan. Perkiraan kriteria investasi responden usaha pembesaran ikan hias kelompok 5 dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Nilai Kriteria Investasi pada kelompok 5, Tahun 2007. No 1
2 3
Keterangan Net Present Value (NPV) Net Benefit-Cost Ratio (Net BIC) Internal Rate ofReturtr (IRR)
Kelompok 5 Skenario 1 Skenario 2 -2.360.322,91 -2.432.386,33 0,73 0,73 5% 3%
Sumber : Data primer diolah (2007) 5.6.3 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-rubah terhadap hasil suatu analisis. Analisis sensitivitas usaha budidaya ikan hias responden bertujuan untuk melihat kelayakan usaha budidaya ikan hias
dalam menghadapai perubahan-perubahan yang dilakukan baik dari sisi input mau pun output. Analisis yang digunakan menggunakan switching valtre, yaitu dengan membandingkan terhadap penurunan harga jual ikan. Derajat sensitivitas diukur dari besarnya persentase perubahan penurunan harga jual, yang menyebabkan proyek tidak memenuhi syarat kriteria kelayakan yaitu NF'V negatif, Net B/C lebih kecil dari 1 dan IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku. a) Pada kelompok 2 (Rainbow dan Kongo Tetra) Dari hasil perlutungan analisis sensitivitas terhadap penurunan harga jual produk yang sangat sensitif adalah dengan menggunakan lahan sendiri dibandingkan dengan lahan sewa. Besarnya persentase perubahan dengan skenario 1 sebesar 17%, sedangkan skenario 2 sebesar 18%. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan nilai nil dan nilai sensitivitas dengan menggunakan lahan sendiri dan lahan sewa dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Hasil Perbandingan Nilai Riil dan Nilai Sensitivitas (Penurunan Harga Jual sebesar 17% Skenario 1 dan 18% Skenario 2) Tahun 2007.
I
I
JRR = 53% Net BIC =2,17
Nilai Sensitivitas dengan switching value (Skenario 1) NPV = (238.232,16) IRR = 13,9% Net B/C= 0,97
Nilai Riil (Skenario 2) NPV = 3.182.398,36 JRR=43% Net B/C = 1,76
Nilai Sensitivitas dengan switching value (Skenario 2) NPV = (576.352,34) IRR= 11,2% Net B/C = 0,98
Nilai Riil (Skenario 1)
NPV = 5.840.529,76
Sumber : Data primer diolah (2007) b) Pada kelompok 3 (Black Ghost dan Kongo Tetra) Dari hasil perhitungan analisis sensitivitas terhadap penuiunan harga jual produk yang sangat sensitif adalah dengan menggunakan lahan sewa dibandingkan dengan lahan sendiri. Besamya persentase perubahan dengan skenario 1 sebesar 68,7%, sedangkan skenario 2 sebesar 66,5%. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan nilai riil dan nilai sensitivitas dengan menggunakan lahan sendiri dan lahan sewa dapat dilihat pada Tabel 24.
I
Tabel 24. Hasil Perbandingan Nilai Riil dan Nilai Sensitivitas (Penurunan Harga Jual sebesar 68,7% Skenario 1 dan 66,5% Skenario 2) Tahun 2007. Nilai Sensitivitas dengan switcl~ingvalue (Skenario 1) NPV= (10.128,97) IRR =13,9% Net BIC = 0,99
Nilai Riil (Skenario 1) NPV = 42.903.383,14 IRR = 68% Net BIC = 2,64
I
/ Nilai Riil (Skenario 2) NPV = 34.925.950,OO IRR = 59% Net BIC =2,21
-
Nilai Sensitivitas denean switchinn value ( ~ k e n i 2) o NPV= (236.026,66) I IRR= 13,65% Net BIC = 0,99
I
I
I
Sumber : Data primer diolah (2007) c) Pada kelompok 4 (Rainbow dan Black Ghost) Dari hasil perhitungan analisis sensitivitas terhadap penurunan harga jual produk yang sangat sensitif adalah dengan menggunakan lahan sewa dibandingkan dengan lahan sendiri. Besarnya persentase perubahan dengan skenario 1 sebesar 25%, sedangkan skenario 2 sebesar 17%. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan nilai riil dan nilai sensitivitas dengan menggunakan lahan sendiri dan lahan sewa dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Hasil Perbandingan Nilai Riil dan Nilai Sensitivitas (Penurunan Harga Jual sebesar 25% Skenario 1 dan 17% Skenario 2) Tahun 2007. Nilai Riil (Skenario 1) NPV = 28.627.600,32 IRR=71% Net BIC = 2,75
Nilai Sensitivitas dengan witching value (Skenario 1) NPV = (282.555,20) IRR= 13,4% Net BIC = 0,98
Niai Riil (Skenario 2) NPV= 18.938.924,25 IRR = 45% Net BIC = 1,84
Nilai Sensitivitas dengan switching value (Skenario 2) NPV = (719.981,51) IRR= 12,6% Net BIC = 0,96
3umber : Data primer diolah (2007)
I
5.7 Implikasi Pengembangan Usaha Berdasarkan hasil analisis, perlu ditingkatkannya pengembangan usaha budidaya ikan hias pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri, karena secara analisis usaha budidaya ini menguntungkan, yaitu untuk kelompok 2, kelompok 3 dan kelompok 4. Dan analisis pendapatan, berdasarkan kriteria usaha maka kelompok 4 yaitu yang mengkolnbinasikan ikan hias Rainbow dan Black Ghost yang lebih baik untuk pengembangan jangka pendek. Apabila dilihat dari knteria investasi maka pengembangan usaha dalam jangka panjang adalah kelompok 3 yaitu yang mengkombinasikan ikan hias Kongo Tetra dan Blck Ghost.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1) Kegiatan usaha budidaya ikan hias Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri di Desa Kebalen Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi masih tergolong tradisional dan alamiah. 2) Berdasarkan hasil analisis usaha, pada setiap kelompok usaha memberikan keuntungan, namun kelompok 3 memberikan keuntungan usaha yang paling tinggi, sedangkan menurut kriteria usaha lainnya, maka kelompok 4 yang paling baik untuk dikembangkan. 3) Hasil perhitungan kelayakan investasi dan sensitivitas pada usaha kelompok 1
dan 5 dengan skenario 1 (lahan milik sendiri) dan skenai-io 2 (lahan sewa) tidak layak untuk dikembangkan. 4) Hasil perhitungan kelayakan investasi dan sensitivitas pada usaha kelompok 2, 3, dan 4 dengan skenario 1 (lahan milik sendiri) dan skenario 2 (lahan sewa)
layak untuk dikembangkan
5) Kelompok usaha yang memberikan keuntungan usaha yang lebih tinggi dan layak untuk dikeinbangkan secara finansial dari kelima kelompok kegiatan usaha Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri adalah usaha kelompok 3 yaitu mengkombinasikan antara ikan hias Kongo Tetra dan Black Ghost.
6.2 Saran 1) Perlu ditingkatkannya pengembangan usaha budidaya ikan hias pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri, karena secara analisis usaha budidaya ini menguntungkan. 2) Perlu peningkatan dan pengembangan teknologi produksi pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Jaya Mandiri, sehingga kualitas yang distandarkan oleh pihak mitra 1 pembeli dapat dipenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Deden DAS. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya. 166 ha1 Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur. Jakarta : Penebar Swadaya. 188 ha1 Fauzi A. 2001. Prinsip-Prinsip Penelitian Sosial Ekonomi Panduan Singkat. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut pertanian Bogor. 28 ha1 Gittinger JP.1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Sutomo S dan K Manggiri, penerjemah. Jakarta : Universitas Indonesia ( UI Press). 579 hal. Terjemahan d a i : Economic Analysis of Agriculture Project Hemowo. 2005. Pembenihan Patin : Skala Kecil dan Besar serta Solusi Permasalahan. Jakarta : Penebar Swadaya. 66 ha1 Husnan S dan Suwarsono. 1997. Studi Kelayakan Proyek. Ed ke 4. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN. Indriani YH, A Mahmud. 2001. Ikan Hias Air Tawar Black Ghost. Jakarta : Penebar Swadaya. 72 ha1 Kadariah, L Karlina, C Gray. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek Yogyakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi, Jakarta : Universitas Indonesia ( UI Press) Kadarsan H.W. 1992 Keuangan Pertanian dan Pembiayanan Perusahaan Agribisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Lesmana DS, I Darmawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta : Penebar Swadaya. 160 ha1 [BPR] Balai Riset Perikanan, 2003. Ikan Hias Laut Indonesia. Jakarta : Penebar Swadaya Rahardi F, Nazaruddin dan R Kristiawati. 2005. Agribisnis Perikanan. Jakarta : Penebar Swadaya. 63 ha1 Soekartawi. 1995. Analisisusaha Tan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UIPress). 110 ha1 Susanto H. 2002. Membuat Akuarium. Jakarta : Penebar Swadaya
Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif. Edisi 2. Jakarta : Grarnedia Pustaka Utama. Zullafli J. 2002. Pembesaran Ikan Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya. 96 ha1
LAMPIRAN
Lampiran 2. Karalcteristik Responden Usaha Budidaya Ikan Hias
Lampiran 3. Jumlah Kebutuhan Benih dan Padat Tebar Usaha Pembesaran
Lampiran 4. Analisis Usaha Kelompok 1 ( Kongo Tetra)
Lanjutan Lampiran 4. No
Uraian pulsa listrik Total Biava Variabel I Total Biava
I
Satuan bulan bulan
1
Jumlah
I
Total (Rp)
Harga(Rp)
12 12
50.000,OO 250.000,OO
I
600.000,OO 3.000.000,00
1
I
13.359.000,OO
Lampiran 5. Analisis Usaha Kelompok 2 (Rainbow dan Kongo Tetra)
Lanjutan Lampiran 5.
4
5 7
v ariabel Total Biaya Variabel per ekor Total Biaya penerimaan Rainbow Kongo Tetra Total Penerimaan keuntun gan
1 BEP Nilai
I Rainbow I Kongo Tetra
13.359.000,OO 667,95
1
I
I
1
/
9.600.000,OO 9.600.000,OO 19.200.000,OO 3.127.700,OO
1.200,OO 1.200,OO
8.000 8.000
rupiah
1
I
rupiah
I
1
I
16.072.300,OO
I
1 1
4.459.455,57 4.459.455,57
Lampiran 6 . Analisis Usaha Kelompok 3 (Black Ghost dan Kongo Tetra)
selang air selang aerasi selang sipon ember
meter meter meter unit
13 13 6 4
3.000,OO
18.750,OO 37.500,OO 18.000,OO 10.500,OO
Lanjutan Lampiran 6.
Lampiran 7. Analisis Usaha Kelompok 4 (Rainbow dan Black Ghost)
Lanjutan Lampiran 7.
Total BEP volume 9 Payback Period l o ROI(%)
ekor
8.288 1,36
73%
Lampiran 8. Analisis Usaha Kelompok 5 (Black Ghost)
Lanjutan Lampiran 8.
Lampiran 9. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 1 Pada Lahan Miik Sendiri, Tahun 2007 Tahun (Rp) -
No 1
Uraian Inflow 1.Penerimaan 2.Nilai sisa Total Inflow
0
3
4
1
2
16.000.000,00
16.000.000,00
16.000.000,00
16.000.000,00
16.000.000,00
16.000.000,00
16.000.000,00
16.000.000,00
,
I
5 I
16.000.000,00 4.857.500,OO 20.857.500,OO
Lanjntan Lampiran 9.
Tahun (Rp) No
I
9
Uraian pompa air
1 Net BIC
0
I
1
400.000,OO
13% 0,97
1
1
1
2
1
3
I
4
1
5
I
Lampiran 10. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 1 Pada Lahan Sewa, Tahnn 2007
No
Uraian
akuarium serok rak selang selang air selang aerasi selanr: sipon ember
pipa aerasi sambungan pipa HP karet perekat pompa air
0
1.600.000,OO 6.000,OO 600.000,OO 15.000,OO 45.000,OO 6.000,OO 6.000,OO
45.000,OO 25.000,OO 500.000,OO 10.000,OO 400.000,OO
1
Tahun (Rp) 2
3
6.000,OO
4
5
6.000,OO
Lanjutan lampiran 10.
abodemen listrik biaya perawatan Total Biaya Tetap C. Biaya Variabel
5.000.000,00
384.000,OO 125.000,OO 509.000,OO
384.000,OO 125.000,OO 509.000,OO
384.000,OO 125.000,OO 509.000,OO
384.000,OO 125.000,OO 509.000,OO
384.000,OO 125.000,OO 509.000,OO
Lampiran 11. Cash PIOWUsaha Pembesaran Kelompok 2 Pada Lahan W!.:ii: Sendiri, Tabez*.3007
Lanjutan Lampiran 11.
Lampiran 12. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 2 Pada Lahan S e w , Tahun 2007
Lanjutan lampiran 12. -
-
Tahun (Rp) No
Uraian filter Iampu Total Investasi B. Biaya Tetap abodemen listrik biaya perawatan sewa lahan
0 100.000,OO 200.000,OO 5.322.000,OO
5.000.000,00 5.000.000,00
1
3
2
4
5
0,OO
0,OO
200.000,OO 295.000,OO
0,OO
200.000,OO 295.000,OO
249.600,OO 200.000,OO
249.600,OO 200.000,OO
249.600,OO 200.000,OO
249.600,OO 200.000,OO
249.600,OO 200.000,OO
449.600,OO
449.600,OO
449.600,OO
449.600,OO
449.600,OO
Lampiran 13. Cash Flow Usaha Pemhesaran Kelompok 3 Pada Laha11Milik Sendiri, Tahun 2007
Lanjutan Larnpiran 13.
C. Biaya Variabel upah TK benih pakan
1
10 NET BIC
21.600.000,OO 9.750.000,OO 100.000,OO
I
U,68
2,65
21.600.000,OO 9.750.000,OO 100.000,OO
21.600.000,OO 9.750.000,OO 100.000,OO
21.600.000,OO 9.750.000,OO 100.000,OO
21.600.000,OO 9.750.000,OO 100.000,OO
Lampiran 14. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok3 Pada Lahan Sewa, Tahun 2007 No 1
I Inflow
Uraian
I
1
0
1.Penerimaan Black Ghost Kongo tetra Total Penerimaan 2.Nilai sisa Total Inflow
0,OO
A. Biaya Investasi bangunan generator akuarium serok rak
875.000,OO 1.000.000,00 5.000.000,00 18.000,OO 5.050.000,OO
1
Tahun(Rp) 2
1
3
I
4
31.200.000,OO 26.000.000,00 57.200.000,OO
31.200.000,OO 26.000.000,00 57.200.000,OO
31.200.000,OO 26.000.000,00 57.200.000,OO
31.200.000,OO 26.000.000,00 57.200.000,OO
57.200.000,OO
57.200.000,OO
57.200.000,OO
57.200.000,OO
36.000,OO
5
31.200.000,OO 26.000.000,00 57.200.000,OO 926.750,OO 58.126.750,OO
36.000,OO
Lanjutan Lampiran 14.
Lampiran 15. Cash Flow Usal~aPembesaran Kelompok 4 Pada Lahan Milik Sendiri, Tahun 2007
No 1
Uraian Inflow 1.Penenmaan Rainbow Black Ghost Total Penerimaan I 2.Nilai sisa Total Inflow Outflow A. Biaya Investasi laban bangunan generator akuarium serok rak selang selang air selang aerasi selang sipon
I 2
t
Tahun (Rp)
1
0
19.200.000,OO 19.200.000,OO 38.400.000,OO 0,OO
8.000.000,00 400.000,OO 800.000,OO 3.200.000,OO 6.000,OO 3.750.000,OO 0,OO 30.000,OO 60.000,OO 6.000,OO
baskom sterofoam busa (spone)
17.500,OO 45.000,OO 100.000,OO
pipaparalon pipa air pipa aerasi
0,OO 25.000,OO 75.000,OO
/
38.400.000,OO
19.200.000,OO 19.200.000,OO 38.400.000,OO
19.200.000,OO 19.200.000,OO 38.400.000,OO
1
38.400.000,OO
4
3
2
1
38.400.000,OO
5
19.200.000,OO 19.200.000,OO 38.400.000,OO
1
38.400.000,OO
(
19200000 19200000 38400000 8212750 46612750
6.000,OO
6000
17.500,OO 45.000,OO 100.000,OO
17500 45000 100000
s h,
Lanjutan Lampiran 15.
sLampiran 16. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 4 Pada Lahan Sevva, Tahun 2007 -
-
-
Tahun (Rp) No 1
I Inflow
Uraian
0
I
3
2
1
I
5
4
1 .Penerimaan
Rainbow Black Ghost Total Penerimaan 2.Nilai sisa Total Inflow
] pipaparalon -
I
-A* "ir
0,OO
I
0,OO 1
7 < nnn nn
-
pipa aerasi sambungan pipa HF karet perekat pompa air
19.200.000,OO 19.200.000,OO 19.200.000,OO 19.200.000,OO 19.200.000,OO 19.200.000,OO 19.200.000,OO 19.200.000,OO 19.200.000,OO 19.200.000,OO 38.400.000,OO 38.400.000,OO 38.400.000,OO 38.400.000,OO 38.400.000,OO 212.750,OO 38.400.000,OO 38.400.000,OO 38.400.000,OO 38.400.000,OO 38.612.750,OO
75.000,OO 25.000,OO 500.000,OO 5.000,OO 400.000,OO
I
I --
I
1
1
Lampiran 17. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 5 Pada Lahan Milik Sendiri, Tahun 2007
w
0,
Lanjutan Lampiran 17.
Lampiran 18. Cash Flow Usaha Pembesaran Kelompok 5 Pada Lahan Sewa, Tahun 2007
Lanjutan Lampiran 18.
Lampiran 19. Cash Flow dengan Sensitivitas Usaha Pembesaran Kelompok 2 pada Lahan Milik Sendiri, dengan kenaikkan harga jual17%, Tahun 2007 No
1
0
Uraian I
-
I
I .Yenenmaan Rainbow Kongo Tetra Total penerimaan 2.Nilai sisa Total Inflow
I
"ULIIV*"
I
1.1
I
I 6
II A. Biaya Investasi I liwan ~
/ bangunan 1 generator /
akuarium serok
1
rak
I
I
I 0.00
I
I
1
7968000 7968000 15936000
I
15.936.000,OO
4
I
(
15.936.000,OO
5 I
7968000 7968000 15936000
I
1
/ 15.936.000,OO
/
I
I
I
I
I
I
I
I
I
~ n nnn n nn I
I
I
I
I
nn
I
I 15.936.000,OO
3 I
I
A nnn nnn
't.www.UUw,ww
350.000,OO I
1
Tahun (Rp) 2
7968000 7968000 15936000
7968000 7968000 15936000
0
I
1
1
I
I
I
7968000 7968000 15936000 4.147.500,OO 20.083.500,OO
Lanjutan Lampiran 19.
B. Biaya Tetap abodemen list& biaya perawatan pbb Total Biaya Tetap
0,OO
249.600,OO 200.000,OO 16.000,OO 465.600,OO
249.600,OO 200.000,OO 16.000,OO 465.600,OO
249.600,OO 200.000,00 16.000,OO 465.600,OO
249.600,OO 200.000,00 16.000,OO 465.600,OO
249.600,OO 200.000,00 16.000,OO 465.600,OO
Lampiran 20. Cash Flow dengan Sensitivitas Usaha Pembesaran kegompok 2 pada Lahan Sewa, dengan lcenaikkan harga jual18%, Tahun 2007 Tahun (Rp) No
Uraian 1.Penerimaan Rainbow Kongo Tetra Total penerimaan 2.Nilai sisa Total Inflow
0
1
2
3
I
4
0
7872000 7872000 15744000
7872000 7872000 15744000
7872000 7872000 15744000
7872000 7872000 15744000
0,OO
15.744.000,OO
15.744.000,OO
15.744.000,OO
15.744.000,OO
I
5
7872000 7872000 15744000 147.500,OO 15.744.000,OO
Lanjutan Lampiran 20.
Lampiran 21. Cash Flow dengan Sensitivitas Usaha Pembesaran Kelompok 3 pada Lahan Milik Sendiri, dengan kenaikkan harga jual68,7%, Tahun 2007
I
I
sambungan pipa
I
12500
1
1
Lanjutan Lampiran 21.
Lampiran 22. Cash Flow dengan Sensitivitas Usaha Pembesaran Kelompok 3 pada Lahan Se~va,dengan kenaikkan harga jual66,5%, Tahun 2007
Lanjutan Lampiran 22.
1 B. Biaya Tetap
I abodemen listrik I biaya perawatan
1
sewa lahan
9 10
1 NET BIC
1 15000000 15000000
I
13,65% 0,991763929
249600 500000 749600
1 1
249600 500000 749600
1
1
249600 500000 749600
1 1
249600 500000 749600
1 1
249600 500000 749600
Lampiran 23. Cash Flow dengan Sensitivitas Usaha Pembesaran Kelompok 4 pada Lahan Milik Sendiri, dengan kenaikkan harga jual25%, Tahun 2007 No
Uraian
1 I Inflow 1.Penerimaan Rainbow Black Ghost Total Penerimaan 2.Nilai sisa Total Inflow
0
1
0
Tahun (Rp) 2
3
4
14400000 14400000 28800000
14400000 14400000 28800000
14400000 14400000 28800000
14400000 14400000 28800000
28800000
28800000
28800000
28800000
5
14400000 14400000 28800000 8212750 37012750
Lanjutrn Lampiran 23.
Lampiran 24. Cash Flow dengan Sensitivitas Usaha Pembesaran Kelompok 4 pada Lahan Sewa, dengan kenaikkan harga jual17%, Tahun 2007 Tahunmp)
No 1
I Inflow
Uraian
pipaparalon pipa air pipa aerasi sambungan pipa
0
1
2
3
4
5 I
0 25000 75000 25000
Lanjutan Lampiran 24. Tahun (Rp)
No
Uraian karet perekat pompa air filter lampu
Total Investasi
0 5000 400000 200000 250000 10616500
1
2
3
2500000
4
5
250000
tan~piran25. Jenis Ikan Hias yang Dibudidayakan pada Usaba Panbesaran b n Hias Anggota KeIompok-Jaya Mandiri
Ikan Hias Rainbow
I h Has Rainbow
&an Hias Kongo Tetra
-
Ikm Hias Kongo T&
--
Ikan Kias Bhck Ghost
IkanHias Black Ghost
Lampiran 26. Ikan Nias yang Diprodr~ksidi Akr~arium
Akuarium P e m h m m fkan Hias Rainbow
&ua*ium Pembesaran Ikm Hias Kongo Tetra
Akwium Pen~besmmRan Hias Black Ghost