Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan ….
KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni1), St. Subaedah1), dan Fauziah Koes2) 1) Universitas Muslim Indonesia 2) Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk: 1) mengkaji potensi pupuk hijau Crotalaria juncea dan Calopogonium muconoides sebagai sumber bahan organik, 2) menganalisis pengaruh pemupukan N dan P terhadap pertumbuhan tanaman jagung, 3) menganalisis pengaruh pupuk hijau C. juncea dan C. muconoides dalam meningkatkan ketersediaan hara tanah bagi pertumbuhan tanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Agustus 2012 menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah penggunaan C. juncea dan C. muconoides sebagai sumber pupuk hijau yang terdiri dari tiga taraf yaitu tanpa pupuk hijau (BO), pupuk hijau dari tumbuhan C. juncea (B1), pupuk hijau dari tumbuhan C. muconoides (B2). Faktor kedua adalah perlakuan pemupukan N dan P yang terdiri dari tiga taraf yaitu tanpa pemupukan N dan P (PO), pemupukan 67,5 kg N/ha + 36 kg P2O5/ha (P1), pemupukan 135 kg N/ha + 72 kg P2O5/ha (P2). Hasil penelitian menunjukkan pupuk hijau C. juncea mempunyai potensi yang lebih baik untuk dijadikan sumber unsur hara N dan P dibandingkan pupuk hijau C. muconoides oleh karena mampu meningkatkan ketersediaan N total tanah sebesar 63,6% (N total tanah tanpa pupuk hijau 0,2% dan dengan pemberian pupuk hijau 0,4%) dan P tersedia sebesar 24,8% (P tersedia tanpa pupuk hijau 8.520 ppm dan dengan pemberian pupuk hijau 10.630 ppm). Pemupukan N dan P dengan dosis 135 kg N/ha + 72 kg /ha memberikan pertumbuhan tanaman jagung yang terbaik yang diperlihatkan oleh tanaman yang lebih tinggi, daun lebih banyak dan kandungan klorofil lebih banyak. Interaksi antara pupuk hijau C. juncea dengan pemupukan 67,5 kg N/ha dan 36 kg /ha menghasilkan pertumbuhan tanaman jagung yang lebih tinggi. Kata kunci: tanaman jagung, pupuk hijau, pemupukan, nitrogen dan phospor.
PENDAHULUAN Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia yang permintaannya terus meningkat sejalan dengan perkembangan industri pangan. Permintaan jagung yang tinggi membutuhkan suatu usaha agar Indonesia dapat memenuhi kebutuhan jagung yang tinggi tersebut yaitu dengan cara peningkatan produksi jagung. Salah satu upaya peningkatan produksi jagung di Indonesia dapat dilakukan diantaranya melalui intensifikasi yaitu penggunaan varietas unggul baru, memperbanyak populasi tanaman per hektar serta penggunaan pupuk yang efektif dan efisien, serta ekstensifikasi dengan memperluas lahan pertanian jagung. Pemupukan tanaman jagung dapat menggunakan pupuk organik maupun anorganik. Penggunaan pupuk anorganik pada umumnya untuk meningkatkan hasil
244
Seminar Nasional Serealia, 2013
produksi, walaupun pada kenyataannya tidak selalu diikuti oleh peningkatan hasil. Pemupukan N dan P merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil jagung. Penggunaan pupuk N dan P secara terus menerus tanpa diimbangi dengan pemberian bahan organik dapat merusak sifat fisik tanah. Pemberian bahan organik seperti pupuk hijau dari famili leguminoceae, dapat memperbaiki sifat fisik tanah, menyuplai bahan organik, menambah nitrogen dan posfor serta dapat memperbaiki kehidupan jasad renik tanah. Hal penting yang perlu diperhatikan pada pemberian pupuk organik adalah jenis tanah dan bahan organik yang akan digunakan. Aplikasi yang tepat dan benar maka akan diperoleh efisiensi dan efektifitas pemupukan. Sugito et al. (1995) menambahkan bahwa bahan organik tanah umumnya tidak bersifat stabil, perubahan ke dalam bentuk senyawa yang lebih sederhana secara cepat atau lambat akan terjadi di dalam tanah. Menurut Hardjowigeno (2007) bahwa pengaruh bahan organik terhadap sifat fisik tanah dan akibatnya terhadap pertumbuhan tanaman adalah: 1) sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah 2) sumber unsur hara N, P, S dan unsur hara mikro 3)
menambah
kemampuan
tanah
untuk
menahan
air
4)
sumber
energi
mikroorganisme. Tujuan penelitian adalah mengkaji pengaruh pupuk hijau C. juncea dan
C.
muconoides dalam meningkatkan ketersediaan hara N dan P bagi pertumbuhan tanaman jagung, menganalisis pengaruh pemupukan N dan P terhadap pertumbuhan tanaman jagung, dan menganalisis pengaruh interaksi pupuk hijau C. juncea dan C. muconoides dengan pemberian pupuk N dan P dalam memperbaiki pertumbuhan tanaman jagung.
METODE PENELITIAN Percobaan ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar pada bulan Mei sampai Agustus 2012. Percobaan ini dirancang dengan rancangan acak lengkap pola faktorial dua faktor. Faktor pertama (I) adalah penggunaan pupuk hijau C. juncea dan C. muconoides sebagai sumber pupuk hijau yang terdiri dari 3 taraf yaitu: B0 = Tanpa Pupuk Hijau B1 = Pupuk Hijau dari tumbuhan C. juncea B2 = Pupuk Hijau dari tumbuhan C. muconoides
245
Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan ….
Faktor kedua (II) adalah perlakuan pemupukan N dan P yang terdiri dari tiga taraf yaitu : P0 = Tanpa pemupukan N dan P P1 = pemupukan 67,5 kg N/ha + 36 kg P2O5 /ha (0,52 g N /polybag + 0,35 g SP 36 /polybag) P2 = pemupukan 135 kg N/ha + 72 kg P2O5 /ha. (1,05 g N /polybag + 0,7 g SP 36 /polybag) Dari kedua faktor diperoleh 9 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 unit percobaan . Adapun kombinasi perlakuan adalah sebagai berikut: B0P0
B1P0
B2P0
B0P1
B1P1
B2P1
B0P2
B1P2
B2P2
Parameter Pengamatan Komponen pertumbuhan tanaman jagung yang mencakup tinggi
tanaman,
jumlah daun dan luas daun pada umur 8 minggu setelah tanam, bobot kering oven tanaman pada umur 8 minggu setelah tanam Umur anthesis (tanaman telah menghasilkan tepung sari) dan umur silking (umur keluar rambut panjang 2 cm atau lebih). Kandungan klorofil (unit) daun diukur pada daun ke tiga, ke lima dan ke tujuh dari daun bendera dengan alat SPAD chlorophyll meter.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Analisis data tinggi tanaman jagung pada umur 8 MST menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hijau dan pemupukan N dan P secara interaksi antara keduanya berpenganruh nyata sampai sangat nyata. Hasil uji lanjutan BNT pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau C. muconoides dan interansinya dengan pemupukan 67,5 kg N/ha + 36 kg P P2O5/ha diperoleh tinggi tanaman yaitu 180,60 cm dan berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk hijau dengan pemberian pupuk N dan P dengan dosis yang sama tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk hijau C. juncea dan interaksinya dengan pemupukan N dan P dengan dosis yang sama.
246
Seminar Nasional Serealia, 2013
Tabel 1. Tinggi tanaman jagung pada umur 8 MST dengan pemberian pupuk hijau disertai pemupukan N dan P Tinggi Tanaman (cm) Pupuk hijau
Tanpa Pemupukan N&P
67,5 kg N/ha + 36 kg P2O5/ha
135 kg N/ha + 72 kg P2O5/ha
Tanpa pupuk hijau C. juncea C. muconoides Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (a,b) dan pada kolom (x,y) yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT taraf 0,05
Jumlah Daun Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah daun terbanyak (14,78 helai) pada pemupukan 135 kg N/ ha + 76 kg P2O5/ha dan berbeda nyata dengan dosis yang lebih rendah dan tanpa pemupukan. Tabel 2. Rata-rata jumlah daun tanaman jagung pada umur 8 MST dengan pemberian pupuk hijau disertai pemupukan N dan P
Pupuk hijau Tanpa pupuk hijau C. juncea C. muconoides Rata-rata
Jumlah Daun (helai) Tanpa Pemupukan 67,5 kg N/ha + 135 kg N/ha + N&P 36 kg P2O5/ha 72 kg P2O5/ha 13,00 14,33 14,33 13,33 14,00 15,00 14,33 13,67 15,00 13,56 b 14,00 b 14,78 a
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata dengan uji BNT taraf 0,05
Luas Daun Hasil analisis data luas daun menunjukkan bahwa pupuk hijau berpengaruh nyata. Uji lanjutan BNT pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pupuk hijau C. juncea diperoleh rata-rata luas daun yang lebih luas yaitu 570,91 cm² dan rata-rata luas daun yang sempit diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian pupuk hijau yaitu 494,66 cm².
247
Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan ….
Tabel 3. Pengaruh pemberian pupuk hijau disertai pemupukan N dan P terhadap luas daun tanaman jagung pada umur 8 MST Luas Daun Pupuk hijau Tanpa pupuk hijua C. juncea C. muconoides Rata-rata
Tanpa Pemupukan N&P 478,14 561,26 556,33 531,91
67,5 kg N/ha + 36 kg P2O5/ha
135 kg N/ha+ 72 kg P2O5/ha
501,88 595,93 505,73 534,51
503,96 555,55 502,44 520,65
Rata² 494,66 b 570,91 a 521,50 ab
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata dengan uji BNT taraf 0,05
Biomas Tanaman Rata-rata hasil biomas tertinggi pada perlakuan pupuk hijau C. juncea disertai pemupukan 135 kg N/ha + 72 kg P2O5/ha yaitu 53,07 kg (B1P2), sedangkan hasil pengamatan rata-rata yang terendah adalah tanpa perlakuan pupuk hijau dan tanpa pemupukan N dan P yaitu 41,60 kg (B0P0) sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 2. Biomas tanaman jagung dengan pemberian pupuk hijau disertai pemupukan N dan P
Umur Berbunga Jantan dan Betina Hasil pengamatan rata-rata umur anthesis (hari) dan silking menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata dari pemberian pupuk hijau maupun pemupukan N dan P. Rata-rata umur anthesis dan silking dapat dlihat pada gambar 2 yang tercepat adalah pada perlakuan pupuk hijau C. juncea disertai pemberian 135 kg N/ha +72 kg P2O5/ha yaitu 54,50 hari (B1P2), sedangkan yang paling lambat adalah perlakuan pupuk hijau C. muconoides disertai 135 kg N/ha ditambah dengan 72 kg P2O5/ha yaitu 62.00 hari.
248
Seminar Nasional Serealia, 2013
Gambar 2. Pengamatan rata-rata umur anthesis (hari) dan silking (hari) tanaman jagung dengan pemberian pupuk hijau disertai pemupukan N dan P. Kandungan klorofil tanaman Analisis data kandungan klorofil pada daun tanaman jagung umur 8 mst menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau, pemupukan N dan P serta interaksinya antara keduanya berpengaruh nyata sampai sangat nyata. Rata-rata kandungan klorofil daun tanaman jagung dapat dilihat pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi yaitu diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk hijau C. juncea dan interaksinya dengan pemupukan 135 kg N/ha + 72 kg P2O5/ha dengan kandungan klorofil yang dihasilkan 37,93 unit. Tabel 4. Kandungan klorofil daun tanaman jagung pada umur 8 MST dengan pemberian pupuk hijau disertai pemupukan N dan P Kandungan Khlorofil (unit) Pupuk hijau
Tanpa Pemupukan N+P
67,5 kg N/ha + 36 kg P2O5/ha
135 kg N/ha + 72 kg P2O5/ha
Tanpa pupuk hijau C. juncea C. muconoides Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (a,b) dan pada kolom (x,y) yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT taraf 0,05
Pada pengamatan jumlah daun (Tabel 2) menunjukkan bahwa pemupukan N dan P dengan dosis yang lebih tinggi yaitu 135 kg N/ha + 72 kg P2O5/ha diperoleh daun yang lebih banyak yaitu 14,78 helai.
249
Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan ….
Nitrogen merupakan unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman terutama daun, pertambahan tunas dan menambah tinggi tanaman (Jumin 2002). Tersedianya nitrogen maka tanaman akan membentuk bagian-bagian vegetatif yang cepat, yang disebabkan karena jaringan meristem yang akan melakukan pembelahan sel, perpanjangan dan pembesaran sel-sel baru dan protoplasma sehingga pertumbuhan tanaman berlangsung dengan baik. Fosfor (P) merupakan unsur hara makro esensial yang berperan penting dalam penyediaan energi kimia yang dibutuhkan pada hampir semua kegiatan metabolisme tanaman. Secara umum peranan P dalam tanaman adalah mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa (Sutedjo 1995). Peningkatan N total tanah dan P tersedia ini sangat membantu pertumbuhan tanaman jagung, karena N dan P merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar. N berperan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam jaringan tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, meningkatkan berkembangnya mikro-organisme di dalam tanah. Sebagaimana diketahui hal itu penting sekali bagi kelangsungan pelapukan bahan organik (Sutedjo 2002). P berperan dalam mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah dan meningkatkan produksi biji-bijian. Pada parameter kandungan klorofil (Tabel 4) menunjukkan bahwa kandungan klorofil meningkat dengan pemberian pupuk hijau dan meningkatnya dosis pemupukan N dan P. Meningkatnya kandungan klorofil ini tidak terlepas dari pengaruh pupuk hijau yang memperbaiki sifat fisik tanah melalui perbaikan bulk densyti tanah dan membaiknya sifat kimia tanah, utamanya kandungan N total tanah, dan juga tambahan hara N dan P dari pemupukan yang diberikan. Klorofil merupakan organ fotosintesis yang disusun oleh unsur N, sehingga pemupukan N berpengaruh besar terhadap pembentukan klorofil, kandungan klorofil yang tinggi akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang pesat, dan ini diperlihatkan pertumbuhan tanaman jagung melalui parameter tinggi tanaman yang lebih baik. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi pada parameter tinggi tanaman yang menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau apakah itu C. juncea maupun C. muconoides dengan pemberian pupuk N dan P baik dosis rendah maupun tinggi diperoleh tanaman yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan
250
Seminar Nasional Serealia, 2013
dosis yang sama tetapi tanpa pemberian pupuk hijau. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fahdiana dan Nawir (2006), yang menyatakan bahwa makin tinggi takaran N, pupuk hijau dan pupuk kandang yang diberikan maka semakin tinggi tanaman. Selanjutnya Subaedah (2006) menemukan dalam hasil penelitiannya bahwa pemupukan nitrogen sebesar 45-90 kg/ha berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman yang diperoleh antara 187,52-197,10 cm bilamana dibandingkan dengan tanpa pemupukan nitrogen yang hanya menghasilkan tinggi tanaman sebesar 171,92 cm.
KESIMPULAN 1. Pupuk hijau C. juncea mempunyai potensi yang lebih baik untuk dijadikan sumber unsur hara N dan P dibandingkan pupuk hijau C. muconoides. C. juncea mampu meningkatkan ketersediaan N total tanah sebesar 63,6% (N total tanah tanpa pupuk hijau 0,2% dan dengan pupuk hijau 0,4%) dan P tersedia sebesar 24,8% (P tersedia tanpa pupuk hijau 8.520 ppm dan dengan pemberian pupuk hijau 10.630 ppm). 2. Pemupukan N dan P dengan dosis 135 kg N/ha + 72 kg P2O5/ha memperlihatkan pertumbuhan tanaman terbaik yang diperlihatkan oleh tanaman lebih tinggi, daun dan kandungan klorofil lebih banyak. 3. Interaksi antara pupuk hijau C. juncea dengan pemupukan sebanyak 67,5 kg N/ha dan 36 kg P2O5/ha menghasilkan pertumbuhan tanaman jagung yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Fahdiana, M.A. Nawir. 2006. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Melalui Pemberian N-urea dan Pupuk Organik. Prosiding, Seminar dan Lokakarya Nasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Hardjowigeno, S., 2007. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. H.B. Jumin. 2002. Agronomi. Raja Grafindo Persada Subaedah, St. 2006. Pengaruh Pengelolaan Tanah dan Pemupukan Nitrogen. Prosiding, Seminar dan Lokakarya Nasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.p. 289-295 Sugito, Y.Y. Nuraini dan E. Nihayati. 1995. Sistem Pertanian Organik Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Pp.40-79. Sutedjo, M.M. 1995. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. P. 1-19
251