Kepribadian bangsa dalam penghayatan Agama bab.3 • Pendewasaan rohani masing-masing individu anggota bangsa tidak dapat mengabaikan asas kepribadian kolektif. Bila diabaikan manusia akan terasing dari dirinya sendiri. • Kelompok-kelompok teratur seperti bangsa mempunyai kesadaran diri sebagai kelompok khusus di tengah bangsa-bangsa lain. Kekhususan itu bukan saja suatu sikap batin, gaya hidup spesial atau kebiasaaan memandang dunia, tetapi pula suatu hak yang harus di hormati oleh bangsa-bangsa lain. 9/23/2014
• Kepribadian bangsa di tentukan oleh struktur mental, yaitu cara khusus menjajagi dan mengalami hakekat; Struktur mental ini membuka mata kalbu untuk menanggapi kenyataan serta membimbing hati sanubari untuk membina akhlak budi (ethos) dan menjadi etiket sesuai dengan bakat dan bawaan bangsa. 9/23/2014
Kebiasaan (Habit)
Adat Istiadat Sistem Sosial
Kepribadian Individu
Kepribadian Umum
Dipelajari Psikologi
9/23/2014
DIpelajari Antropologi
9/23/2014
1. Aceh 2. Gayo - alas dan Batak 2.a. Nias dan Batu 3. Minangkabau 3.a Mentawai 4. Sumatra Selatan 4.a. Enggano 5. Melayu 6. Bangka Biliton 7. Kalimantan 8. Minahasa 8.a Sangie Talaud 9/23/2014
9. Gorontalo. 10. Toraja 11. Sulawesi Selatan 12. Ternate 13. Ambon Maluku 14. Irian 15. Timor 16. Bali dan Lombok 17. Kawa Tegah dan Jawa Timur 18. Surakarta dan Yogyakarta 19. Jawa Barat
• Karya misi Katolik berjasa dalam mencapai peralihan halus dari yang lama kepada yang kepada yang baru tanpa paksaan. Ia menjembatani antara adat kebiasaan tradisional dan pikiran modern dan berpenilaian tepat tentang budaya yang di temukannya. • Konferensi Asia Afrika (non-blok), bangsa menentukan kepribadian masing-masing, menentukan jalan perkembangan sendiri, lepas dari lagak meniru-niru dan adaptasi barat. 9/23/2014
• Nilai kepribadian suatu bangsa tidak dapat digantikan oleh kepribadian bangsa lain. • Gereja menghargai dan memberi kepada nasionalisme pribumi suatu dasar dan legitimasi baru. (sebagai ciptaan Tuhan). • J.Dourness. Suatu bangsa bersikap Kristen sejauh struktur mentalnya menjadi Kristen. Jika ia memikirkan kembali agamanya dalam struktur batin dan mencapai ungkapan yang sesuci, ia segera akan mewujudkannya dalam liturginya yang serentak merupakan karya ibadat dan kebudayaan. 9/23/2014
• Bila Gereja berakar, mustahillah dapat di lenyapkan, tetapi untuk itu Gereja harus selaras benar-banar dengan jiwa bangsa. • Hubungan Agama dan bangsa harus menghindarkan ekses pemisahan dan ekses identifikasi. Bila keduanya terpisah, nilai-nilai nasional terlantar. Bila keduanya jatuh, nilai universal agama terhimpit. Keseimbangan wajar telah di ajarkan Alkitab (Masmur 67:4, Wahyu 7:9) 9/23/2014
• Pempribumian iman sesuai dengan kepribadian bangsa menghasilkan gereja setempat. Gereja setempat (ecllcesia particularis) merupakan perwujudan dari gereja universal. • Gereja setempat adalah jemaat Imam, ibadat dan kasih. Merupakan sakaramen kesatuan akrab antara Tuhan dan umat manusia, mengatasi zaman dan ruang. Kepala Gereja setempat Uskup adalah wakil Kristus. bukan Paus. 9/23/2014
• Gereja adalah semua orang yang bersamasama percaya dimanapun mereka berkumpul dan merupakan persekutuan. Hanya melalui diversifikasi dan pluriformitas "kekayaan Kristus" (Ef 3:8) dan "Rahmat Ilahi" (1Pet 4:10) dapat menampakkan diri. • Kehidupan yang baru (kristiani) harus kaum awam ungkapkan didalam kerangka sosial dan kebudayaan tanah air, sesuai dengan tradisi nasional mereka. 9/23/2014
• Mereka harus mempelajari kebudyaan ini, memperbaiki serta memeliharanya dan memperkembangkan sesuai dengan keadaankeadaan baru dan akhirnya menyempurnakan didalam Kristus, sehingga kepercayaan akan Kristus dan kehidupan Gereja tidak lagi bersifat asing bagi masyarakat.
9/23/2014
Kepribadian Bangsa Indonesia • Setelah April 1955 dalam konferensi Asia Afrika, dimana negara-negara baru merdeka memutuskan untuk menempuh jalan kemajuan sesuai dengan kepribadian mereka sendiri. • Bangsa Indonesia juga merumuskan secara positif, arah identitas bangsa harus berkembang agar selaras dengan aspirasi yang terpendam dalam jiwa. 9/23/2014
• Masih terdapat jarak yang cukup jauh antara realitas dan nilai mulia yang di cita-citakan bangsa Indonesia. Pandangan ini di sebabkan karena pluralitas yang menghinggapi kepribadian yang bersifat sinkronis (Sejaman, beda suku) dan diakronis (Sesuku, Lintas jaman). • Kepribadian Indonesia secara sinkronis (sejaman) belum merupakan kepribadian kesatuan. Indonesia terdiri dari 360 suku memiliki kesadaran identitas kesukuan. 9/23/2014
• Kepribadian Indonesia secara sinkronis belum merupakan kesatuan. (dari 360 suku). • Perbedaan yang berasal dari pluralitas itu hanya dapat di salurkan ke kesatuan Nasional dibawah naungan Bhineka Tunggal Ika. Filasafat itu mengarah ke sintesa, bukan penghapusan dari dua budaya yang bertalian. • 2 proses dalam hal ini yairu Kebhinekaan dan ketunggalan. Kebhinekaan harus digali. • Proses menjadi ketunggalan, sulit di ramalkan dan memiliki waktu yang berbeda untuk masing-masing budaya. 9/23/2014
• Ketunggalan harus terus berlangsung, dan tepat guna, dan merupakan asimilasi natural bukan paksaan. Dalam proses integrasi ini agama dan kerohanian punya fungsi positif. • Agama yang memberi keluangan pada pengaruh kepribadian bangsa dapat menjadi intermedium dan batu ujian untuk komunikasi nilai-nilai. 9/23/2014
• Kepribadian Indonesia DIakronis (melalui Jaman) • Bermacam-macam tipe kepribadian menguasai suatu zaman. Yang dalam satu jaman dicapai tidak hilang tanpa bekas pada jaman berikutnya.
9/23/2014
• Moh. ALi : Manusia Indonesia terbagi menjadi : • Manusia Magis. Memproyeksi alam dan tenaga alam dalam diri sendiri dan mengkhayalkan suatu kekuasaan fiktif atas alam. Menguasai alam dengan tenung dan sihir, Kekuasaan dibayangkan (bukan empiris) dengan mantra, primbon, pantangan, sakti dan upacara. Memihak arwah leluhur melawan khalayak ramai sekarang. Ada dualisme di masyarakat menurut waktu. 9/23/2014
• Manusia Mistis, Kesadaran diri dilebur dalam kesatuan dengan kosmos, dengan jagad raya ataupun syiwa yang dipahami sebagai pusat tenaga sakti dan sidhi. Seorang mistis mengalahkan nafsu-nafsu rendah seperti hormat, nikmat dan derajad untuk mencapai keluwihan. Terdapat dualisme menurut batas golongan sosial. 9/23/2014
• Manusia Feodal, bergerak dibawah anungan penguasa tertinggi dan merasa diri bahagia sejauh mengambil bagian dalam pancaran keutamaan ratu (Raja, sultan). Terdapat dualisme antara Ratu dan Rakyat (negara mawa tata, desa mawa cara), dimana ratu dan negara hanya konsumtif, dan rakyat produktif untuk raja saja dan tetap miskin. Tetapi di sublimasi; Dualisme ini bisa meletus dalam gerakan Ratu Adil, dimana rakyat jadi ratu. 9/23/2014
• Manusia Pelayan. Berlomba dan berambisi untuk mengabdi penguasa sambil lalai terhadap kenyataan. Mengabdi sebaik mungkin dengan mentaati pemerintah halus dan menjilat. • Keempat type manusia ini introvert, retrospektif dan ber-status quo. Hanya type yang kelima yang ekstrovet dan dinamis. 9/23/2014
• Manusia sosial, pembangun dan teknokrat, sarjana, konseptor atau ideologi pokoknya manusia yang menanggung nasib sendiri dan bertekad mengubah nasibnya. Mengarah ke masa depan dan menghadapinya dengan kepercayaan diri.
9/23/2014
• Unsur-unsur Kepribadian manusia Indonesia : • Ketahanan / kebatinan, Kekeluargaan, komunalisme, musyawarah / mufakat, ramah tamah, toleransi, sopan santun, budi bahasa, sikap menanti, fungsi sekunder, berani mengalah dan sedia tunduk. • Kepribadian Indonesia ialah keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain, pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.
9/23/2014
• Garis pertumbuhan itu ditentukan oleh budi bangsa dan dipengaruhi oleh lingkungan serta suasana sepanjang masa. • Ciri-ciri khas budi dan kehidupan Indonesia adalah semangat gotong royong, kekeluargaan, kerakyatan, kemanusiaan, keadilan, keramahtamahan dan Bhineka tunggal ika. 9/23/2014
• F.Parera 1975. Manusia Indonesia dari Pidato Suharto. – Pandai memelihara keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat. homo sosialis dan homo ekonomikus – Memupuk hubungan serasi antara diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. – Sadar akan kebersamaan dengan orang lain. menerima kenyataan interdependensi. – Sadar akan campur tangan Ilahi dalam kehidupan seharihari dan kehidupan bermasyarakat.
9/23/2014
Pokok-pokok Keindonesiaan • Keselamatan. Dipahami sebagai suatu keseluruhan, tanpa memisahkan keselamatan rohani dan jasmani, dunia dan akherat. Pengaruh Ilahi tidak dianggap sebagai pengarus atas jiwa semata, melainkan atsa seluruh manusia didalam masyarakat, bahkan seluruh dunia. • Etika dan pencitraan manusia. termaktub didalam adat, budi pekerti dan budi bahasa, dalam sosialisasi dan akulturasi, memperlihatkan gambaran yang sama. Dalam etika sosial, pengertian milik dipandang seperti titipan Tuhan 9/23/2014
• Kolektivisme asli atau keinsafan kesatuan orang dalam gotong royong, musyawarah, perayaan, upacara ikatan-ikatan masyarakat yang lain. Rasa sosial berlawanan dengan egosentris. Masyarakat sosiosentris dan individuosentris sama-sama mengalami kesulitan didalam menegakkan keseimbangan antara aspirasi sosial dan personisasi. 9/23/2014
• Kecenderungan akan Identifikasi. Manusia Indonesia mempunyai corak toleransi, rasa damai dengan alam insani dan jasmani. Mencari harmoni dan kerukunan sampai ke dalam perasaan: rela, tenteram, sumarah, sabar. Wani mati, jangan berputih mata (malu), iba belas kasihan, mengelak yang sukar, menunda-nunda taku tmenetapkan keputusan, dan menjauh dari siapa saja yang tidak di cocoki. 9/23/2014
• Kekuatan merasul dan kekuatan batin dalam rohaniawan/imam-imam kita berdasarkan kenyataan ini bahwa mereka mambpu menggabungkan keIndonesiaan dengan katolikisme dalam sintesa yang indah yang menyebabkan mereka menjadi seratus persen orang Indonesia dan seratus persen orang katolik. 9/23/2014