NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
(Hal: 59-65 )
KEPEDULIAN SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN INTERPERSONAL PENDIDIK
Heni Purwulan PG PAUD, STKIP Doktor Nugroho,
[email protected]
ABSTRAK Sikap Kepedulian Sosial dalam Pengembangan Interpersonal Pendidik. Pendidik merupakan pengemban amanah terhadap hasil pembelajaran anak didiknya dalam membentuk, membina dan mengembangkan potensinya sebagai generasi bangsa. Pendidik tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik namun harus menjadi fasilitator dan menciptakan kondisi situasi dan suasana menyeluruh yang mendukung semangat untuk belajar dalam membentuk kompetensinya sebagai diperlukan potensi interpersonal pendidik sebagai pendidik yang berfungsi dalam segala aspek. Sikap kepedulian sangatlah diharapkan baik bagi peserta didik, orang tuanya dan masyarakat lingkungannya. Dengan kondisi yang demikian dapat diharapkan menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas. Sikap kepedulian ini hanya bisa tumbuh oleh karena faktor pembiasaan yang sudah dibawa dari lingkungan terdekat nya, saat anak usia dini adalah menjadi landasan untuk penanaman potensi yang akan ditumbuhkan, dikembangkan maupun diimplementasikan pada diri anak agar dapat menyesuaikan dirinya dan siap menghadapi tantangan dimasa mendatang. Kepedulian sosial yang menjadi aspek afektif dalam ranah tujuan pendidikan kita sudah selayaknya saat ini didorong sebagai motivasi untuk lebih mandiri dalam belajar, berkreatifitas dan diharapkan pandai berinteraksi sosial dalam proses sosialisasinya. Hal ini yang menjadi tugas berat pendidik dalam melaksanakan tugas yang diembannya dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan yang berkarakter. Pertimbangan kondisi yang sudah mendesak oleh karena dampak dari kemajuan teknologi yang sangat pesat dan sudah membuat rasa kekawatiran yang tinggi bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat. Kata kunci : pendidik, interpersonal, kepedulian sosial.
ABSTRACT The attitude in the development of Interpersonal social care Educators The educator is establishing trustful towards his protégé kid learning outcomes in the form, nurture and develop its potential as a generation of the nation. Educators not only conveying information to learners but should be the facilitator creates the conditions and situations and overall the atmosphere supports a passion for learning in shaping the interpersonal competencies as required potential educators as educators who work in all aspects. The attitude of concern is highly expected good for learners, parents and the community environment. With such conditions can be expected to produce the quality of quality education. This caring attitude can only grow because of the conditioning factor already brought from his immediate environment, during early childhood is to be the Foundation for a potential planting will be grown, developed or implemented on children in order to adapt herself and prepared to face the challenges of the future. Social care that became affective aspects in the realm of educational purposes we have the current should be encouraged as a motivation for more independent in learning, berkreatifitas and expected good at interacting socially in the process sosialisasinya. This 59
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
(Hal: 59-65 )
is a heavy duty become educators in carrying out the tasks that are performed by him in order to realize the goal of educational character. Consideration of the condition of the already urgent because the impact of rapid technological advancement and has made sense of a high concern for parents, educators, and communities. Keywords: educator, interpersonal, social care.
PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa memisahkan diri dengan manusia lain dalam hidupnya. Bentuk kebudayaan, tatanan hidup, sistem kemasyarakatan terbentuk oleh karena interaksi dan punya kepentingan masing-masing sebagai pendidik dalam potensi interpersonal. Sejak zaman prasejarah manusia disibukkan adanya aturan dan norma dalam kehidupan bermasyarakatnya. Apabila mereka sanggup menyelaraskan perannya sebagai makhluk ekonomi dan sosial maka akan tercapailah sebagai manusia seutuhnya. Sebagai makhluk sosial (homo socialis), manusia tidak dapat mengandalkan kekuatannya sendiri, akan tetapi sudah pasti membutuhkan bantuan orang lain . oleh karena itu dituntut saling menghormati, mengasihi, serta peduli terhadap berbagai macam kondisi sekitarnya. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, rumusan masalah yang ingin saya bahas sebagai berikut: a. Pengertian kepedulian social b. Tipe kepedulian social c. Bentuk kepedulian sosial d. Implementasi kepedulian social dari segi individu sebagai peran seorang pendidik. Tujuan Pembahasan
a. b. c. d.
Tujuan pembahasan yang dimaksud adalah : Menjelaskan pengertian kepedulian sosial Menjelaskan jenis / tipe kepedulian sosial Menjelaskan bentuk kepedulian sosial Menjelaskan implementasi kepedulian sosial dari segi individu sebagai peran seorang pendidik.
PEMBAHASAN Pengertian Kepedulian Sosial Pengertian kepedulian social adalah perasaan bertanggung jawab atas kesulitan yang dihadapi oleh orang lain dan seseorang tersebut terdorong untuk melakukan sesuatu untuk membantunya [Galuh,2010]. Kepedulian sosial adalah sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Pada proses komunikasi social tumbuh rasa peka terhadap permasalahan atau problem masingmasing orang dalam mencari solusi. Kepekaan inilah yang senantiasa harus tumbuh dan dikuatkan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan maslahatnya. Minat ketertarikan untuk membantu orang lain adalah hasil dari 60
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
nilai-nilai yang tertanam dari masyarakat baik itu lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat luas pada umumnya. Kepedulian sosial adalah perasaan bertanggung jawab atas kesulitan yang dihadapi oleh orang lain dimana seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu untuk mengatasinya. Potensi kepribadian seseorang yang dimiliki tidak hanya membuat nilai diri pribadi positif diatas pribadi orang lain. Kemampuan memberi dan bukan menerima sudah menjiwa dalam diri seseorang. Sifat pribadi yang didasari cinta kasih sesama adalah ciri khas yang dimiliki seseorang yang berprofesi sebagai pendidik atau seorang guru yang nantinya akan membentuk karakter anak didiknya. Peduli sosial tidak hanya bermakna parsial tetapi lebih merujuk pada usaha seseorang untuk menyelamatkan warga bangsa sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya[Ahmadyani:2008, blogspot.com/html]. Perhatian dan kepedulian timbul dari hati dan atas dasar kasih sayang. Sebagai usaha seseorang agar diakui keberadaannya dalam menjalankan kompetensinya. Pendidik dalam melaksanakan tugas pembelajaran mempunyai harapan pengembangan potensi peserta didiknya diharapkan sikap-sikap positif yang dimilikinya guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Kepekaan yang dimiliki seseorang merupakan potensi diri yang harus ditumbuhkan dan dipertahankan.
(Hal: 59-65 )
Tujuannya bukan untuk mencampuri urusan orang lain akan tetapi lebih ditekankan guna membantu dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada diri orang dan masyarakat. Nilainilai ini berkembang secara universal bagi semua agama. Demi kebaikan dan perdamaian sekaligus kesejahteraan sehingga sangat diharapkan nilai-nilai tersebut bisa tertanam dalam dirinya untuk membantu dan menjaga sesama. Jenis/Tipe Kepedulian sosial Kepedulian sosial dikategorikan 3 jenis yaitu : a. Kepedulian dalam suka maupun duka. Kepedulian atau kepekaan diri timbul tanpa membedakan situasi baik dalam situasi suka maupun duka, turut merasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh orang lain. b. Kepedulian pribadi dan bersama. Kepedulian timbul karena gerak hati yang sifatnya pribadi namun juga disaat kepedulian harus dilakukan bersama yang sifatnya komunitas dan kegiatannya berkelanjutan. c. Kepedulian mendesak. Kepedulian yang bersifat kepentingan bersama dan harus diutamakan. Prinsip berlaku “ kepentingan umum diatas kepentingan pribadi ataupun golongan.”
61
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Bentuk Kepedulian Sosial Dibawah ini merupakan faktor pendukung kepedulian sosial yang dapat terjadi : a. Mengamati dan meniru perilaku peduli sosial orang-orang yang diidolakan. Perilaku ini mengalami proses belajar secara tradisional karena kesadaran untuk menirukan / mencontoh dengan alasan kekaguman kepada seorang raga yang diidolakan. Sikap ramah dan mudah senyum dengan orang lain akan tampak dan membuat penilaian dan anggapan sebagai pribadi yang terbaik dan patut dicontoh. Albert Bandura dalam Social Learning Theory menganggap bahwa media massa sebagai agen sosialisasi yang utama disamping keluarga, guru, dan sahabat. Hal ini menunjukkan bahwa proses interaksi dalam sosialisasi yang terjadi memerlukan sikap kepribadian yang terbaik di masyarakat. b. Melalui proses perolehan informasi verbal tentang kondisi dan keadaan sosial yang lemah. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian seseorang akan muncul secara otomatis setelah merasakan dan bagaimana dia bersikap setelah mendapat informasi kondisi orang yang lemah.
(Hal: 59-65 )
Melalui penerimaan penguat/ reinforcement berupa konsekuensi logis dalam hal ini kepedulian akan timbul setelah menerima reaksi atau informasi dari luar dirinya. Hubungan antara perilaku dan konsekuensi individu akan memengaruhi sikap seseorang dalam bermasyarakat. Dia akan belajar dengan pemberi hadiah sebagai penguatnya dan mengurangi hukuman atau sangsi sosial. Implementasi Kepedulian Sosial dalam peran seorang pendidik a. Implementasi terhadap diri sendiri Sebagai seorang pendidik terhadap diri sendiri yaitu dengan menumbuhkan rasa kepedulihan social agar bisa menjadi individu yang peka terhadap problem social yang terjadi dalam masyarakat. Jangan malah bersikap acuh tak acuh terhadap permasalahan di lingkungan sekitar kita. Berbagai cara bisa dilakukan agar diri bermanfaat untuk sesama sehingga menjadi pribadi yang indah adalah dambaan setiap insan yang mau bersyukur. Sikap ini menjadi potensi pendidik dalam membimbing, membina, dan memberikan motivasi bagi anak didiknya. Sikap pribadi yang membuat rasa kangen pada gurunya bisa dirasakan
62
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
b.
disaat setelah jadwal liburan sekolah. Semangat sebagai rangsangan atau stimuli yang diberikan oleh pendidik akan memberikan makna yang dalam sehingga antusiasme anak didik terlihat jelas. Implementasi terhadap masyarakat Menerapkan sikap kepedulian kepada masyarakat adalah sikap pribadi yang tinggi dan sikap perilaku seseorang yang mengutamakan materi semata akan dipandang sebelah mata oleh masyarakat oleh karena sikap tersebut terkesan mementingkan diri sendiri atau individualistis dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Cara mendapatkan tidak lagi menjadi dasar pertimbangan. Sikap ini yang mendasari sulit tumbuhnya rasa kepekaan sosial atau kepentingan orang lain. Rasa kepedulian untuk membantu sesama itupun jauh dari pemikirannya. Peran pendidik dalam hal ini akan aktif berperan serta dalam acara-acara yang diselenggarakan di masyarakat. Sikap kepedulian yang dilakukan pendidik akan membuat prestasi di tengah masyarakat. Potensi inilah
(Hal: 59-65 )
yang harus ditingkatkan dan menjadi faktor pendukung peran sertanya sebagai potensi interpersonal dirinya. Setelah menyadari pentingnya peduli bagi diri dan orang lain dan implementasi dalam masyarakat diharapkan membiasakan diri tanggap dan peka terhadap persoalan - persoalan yang terjadi dan mencari alternative solusinya. Penerapan sikap kepedulian dalam lingkup masyarakat akan tumbuh dalam berbagi kebahagiaan dengan orang sekitar. Tindakan kecil tapi membawa manfaat yang terbaik adalah tindakan yang terpuji dan mendapat penghargaan dimata masyarakat atau warga sekitarnya. Faktor – Faktor Penghambat Menurut Sugiyarbini (2012:54) a. Egois Egois merupakan prinsip individu yang mengarah kepada kepentingannya diri sendiri, baik itu demi manfaat maupun kebahagiaannya. b. Materialistis Materialistis adalah sikap seseorang yang terlihat karena sebuah motivasi dirinya dalam melakukan sesuatu yang menguntungkan dirinya. Materi
63
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
semata adalah istilah yang mudah dipahami dalam masyarakat untuk melakukan usaha apapun. Hal ini juga ada tendensi pribadi dalam kepentingan dirinya biasanya untuk meraih sesuatu yang menjadi harapan dan tujuannya. PENUTUP Simpulan Peduli sosial adalah potensi diri seseorang karena terkait dengan nilai kejujuran, kasih sayang, kerendahan hati, keramahan, kebaikan, dan sebagainya. Oleh karena dampak kemajuan teknologi sebagai dampak perkembangan jaman membuat sifat individualistis seseorang muncul. Teman yang jauh terasa dekat dan teman yang dekat menjadi jauh. Oleh karena itu topik diatas sangat penting sebagai pemahaman kita bersama agar kepeduliahan sebagai sikap yang seharusnya dimiliki setiap insan yang memang sebagai kultur budaya kita yang akan tumbuh kembali atas penyadaran diri masing-masing pribadi. Peran pendidik yang mempunyai prasyarat kompetensi baik pedagogi, interpersonal, profesional sehingga akan memengaruhi kesuksesan pembelajaran yang menjadi bagian tugasnya. Sikap tersebut diharapkan. tertanam dalam sanubari seorang pendidik yang senantiasa peduli untuk pengembangan dirinya. Sikap keprihatinan kita dalam fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat kita bahwa rasa kepedulian telah terkikis
(Hal: 59-65 )
oleh waktu, kesadaran yang tinggi sangat diharapkan untuk tetap menumbuhkan, mengembangkan, dan membudayakan kembali di lingkungan kita baik di dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat luas. Saran Demi mewujudkan dan menyiapkan insan yang berkualitas dan dapat menjawab tantangan pada masyarakat menuju era baru, yaitu globalisasi yang menyentuh semua aspek kehidupan . Sesuai bunyi UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang UU Sisdiknas [Tim Bina Potensi:2011]. Atas dasar tersebut maka kesiapan mental para pendidik dengan sikap positif Khususnya kompetensi afektif yaitu rasa kepedulian yang tinggi untuk keberhasilan anak didiknya. Membuka jiwa sosial seharusnya dimulai sejak kecil dalam lingkungan keluarga. Mendidik anak tentang kepribadiannya dengan membuat kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama juga tidak kalah pentingnya dengan mendidik agar anak berprestasi. Perilaku yang baik akan tertanam dalam diri seseorang jika sudah menjadi pembiasaan sehari-hari. Sikap keteladanan yang diharapkan anak dalam bersikap dan berperilaku positif sehari-hari akan mempermudah penyesuaian dirinya dengan lingkungan hidupnya. Jiwa seorang pendidik adalah wajib mempunyai rasa kepedulian sosial ini, oleh karena tugas yang diemban adalah menyentuh jiwa anak sekaligus akan membuat anak termotivasi untuk
64
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
(Hal: 59-65 )
mengikuti pembelajaran di kelasnya dan tujuan proses pembelajaran sesuai yang diharapkan. Sikap interpersonal diri pendidik seharusnya selalu ditingkatkan dan menjadi potensi yang harus dimiliki para pendidik dalam mengembang tugasnya sebagai pendidik sehingga “ Mengajar dari Hati” dan “Mengajar dengan Hati” akan dapat terwujud. DAFTAR PUSTAKA https:// anwarabdi Wordpress.com/tag/manusia-sebagaimakhluk-sosial https:// www.academia edu/kepedulian social html:/ ahmadyani Bandung,Lima Pilar,bolgspot.com/2008/05/pilar2peduli-sosial Tim Bina pustaka:2011, Pedoman Teknis penyelenggaraan Kelompok Bermain hhml:// dimas-p-a-fib/artikel/ etika dan kepribadian-kepedulian sosial Sugiyarbini,2012, Teori Psikologi Individu adler, On Line Wardani,galuh,2010, Asah Kepedulian Sosial, on Line Diklat Pekerja Sosial Masyarakat, 2012, Modul Dinsos Prop.Jatim
65