Luluk Masluchah
Jurnal ELPEduaEM Universitas Darul ‘Ulum
KENDALI STRES MENGHADAPI HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA- SEKOLAH MELALUI TERAPI MEWARNAI Luluk Masluchah Email:
[email protected] ABSTRAK
Terapi mewarnai kertas bergambar diuji efektivitasnya terhadap penurunan stres menghadapi hospitalisasi. Subjek diambil pada Ruang Anak Balai Pengobatan Wilujeng Bogo-Pare Kediri, 20 anak kelompok control dan 20 anak kelompok eksperimen. Stres menghadapi hospitalisasi diungkap dengan form observasi. Penelitian dilakukan dengan rancangan pre test post test control design. Hasil analisis varian memperlihatkan stres hospitalisasi berbeda secara sangat signifikan pada anak sebelum dan sesudah perlakuan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (F inter AB = 12,047, p < 0,001). Pemberian terapi mewarnai efektif menurunkan stres anak menghadapi hospitalisasi.Temuan penelitian dan implikasinya dibahas dalam konteks anak prasekolah dan hospitalisasi. Kata kunci : anak, terapi mewarnai kertas bergambar, stress, hospitalisasi ABSTRACT
Color paper therapy is tested its effectiveness on reducing stress facing hospitalization. The subject was taken to Children’s Medical Clinic Space Wilujeng Kediri Bogo-Pare, a control group of 20 children and 20 children experimental group. Faced with the stress of hospitalization covering with observation form. The study was conducted with the design of pre test control design. The results of stress analysis of variance showed highly significant differ hospitalization in children before and after treatment between the control and experimental groups (F inter AB = 12,047, p < 0,001). Color paper therapy effective in reducing the stress of children facing hospitalization. The findings are discussed in terms of their implications for kindergarten in hospitalization context. Key words : children, color paper therapy, stress, hospitalization 1.
PENDAHULUAN
hukuman, sehingga anak merasa malu,
Perawatan di Rumah Sakit memaksa anak
bersalah, atau takut. Ketakutan anak
berpisah dari lingkungan yang dirasa
terhadap
aman,
dan
menganggap tindakan dan prosedur yang
menyenangkan, yaitu lingkungan rumah,
dilakukan selama perawatan mengancam
permainan dan teman sepermainannya.
integritas
Perawatan
sering
perpisahan yang ditunjukkan anak usia
dipersiapkan anak usia prasekolah sebagai
prasekolah adalah menolak makan, sering
penuh
di
kasih
rumah
sayang
sakit
50
perlakuan
tubuhnya.
muncul
Reaksi
karena
terhadap
Luluk Masluchah
Jurnal ELPEduaEM Universitas Darul ‘Ulum
bertanya, menangis, dan tidak kooperatif
dialami anak karena menghadapi beberapa
terhadap
sumber stres yang ada di lingkungan
petugas
kesehatan
(Betz,
www.fik.ui.ac.id). Saat harus menjalani
rumah
rawat inap di rumah sakit, anak mengalami
hospitalisasi bagi anak adalah kondisi
perubahan
yang wajar.Anak dihadapkan pada suasana
pola
dalam
pemenuhan
aktivitas sehari-hari.
anak
dan
sakit.Stres
lingkungan
menghadapi
baru.Dampak
stres
Perawatan di rumah sakit membuat
hospitalisasi pada anak adalah munculnya
kehilangan
perilaku kurang kooperatif dengan petugas
mengharuskan aktivitas,
kontrol
diri
adanya
sehingga
dan
pembatasan anak
kesehatan,
merasa
pemberian
kehilangan kekuatan diri. Kehadiran orang
sehingga asuhan
menyulitkan
keperawatan
yang
dibutuhkan untuk kesembuhannya.
tua sering memberi hasil yang kurang
Pemberian
terapi
mewarnai
memuaskan untuk meminimalkan dampak
diharapkan akan mengalihkan sumber
hospitalisasi. Pemberian terapi bermain
stres. Permainan mewarnai adalah media
adalah alternatif lain yang dapat diberikan
komunikasi antara anak dengan orang lain,
untuk mengatasi masalah tersebut. Terapi
termasuk dengan perawat atau petugas
bermain belum banyak dilakukan, bahkan
kesehatan di rumah sakit. Terapi mewarnai
sangat jarang dilakukan. Kehadiran orang
dapat menyalurkan perasaan dan pikiran
tua pada anak yang sedang dirawat di
anak melalui ekspresi non verbal yang
rumah sakit hanya untuk mengurangi stres
ditunjukkan selama melakukan permainan.
emosi saja, sedangkan terapi bermain
Pemberian terapi mewarnai membuat anak
sangat berperan dalam mencegah stres dan
dapat mengalihkan rasa stres yang ada
meminimalkan dampak stres yang dialami
akibat
anak usia prasekolah (Betz,
mewarnai gambar. Hal ini sesuai dengan
2. Terapi
mewarnai
dan
hospitalisasi
dengan
aktivitas
mekanisme sublimasi, yaitu dengan jalan
stres
mengalihkan sumber ketegangan dengan
menghadapi hospitalisasi Pada saat dirawat di rumah sakit,
aktivitas lain yang dapat diterima. Sumber
anak akan mengalami berbagai perasaan
ketegangan
tidak menyenangkan, seperti marah, takut,
aktivitas yang menimbulkan perasaan
cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
senang.
merupakan dampak dari hospitalisasi yang 51
telah
dialihkan
dengan
Luluk Masluchah
Jurnal ELPEduaEM Universitas Darul ‘Ulum
oleh kemampuan individu memberikan
Hipotesis Ada perbedaan stres menghadapi
jawaban
hospitalisasi antara anak yang diberi perlakuan
terapi
mewarnai
yang
tepat
dari
tuntutan
lingkungan.
kertas
Deviasi fisiologis terhadap stres
bergambar dengan yang tidak diberi
berpengaruh
perlakuan.
diberi
mempengaruhi kesehatan, dan symptom-
perlakuan mewarnai stress hospitalisasinya
simptom fisik tertentu. Gejala deviasi
lebih rendah dibanding anak yang tidak
psikologis yang tampak adalah mudah
diberi
marah merasa cemas, tertekan, gugup,
Kelompok
perlakuan
yang
mewarnai
kertas
begambar. www.fik.ui.ac.id).
(Luthans
emosi,
lelah. Tanda-tanda mental yang sering terjadi saat stres adalah tidak mampu
mengalami stres menjadi nervous dan
santai pada saat yang tepat, tidak tahan
merasakan kekawatiran kronis, mudah
terhadap suara atau gangguan lain, cepat
marah, dan agresif, tidak dapat rileks, atau
marah dan lekas tersinggung, ingatan
menunjukkan sikap yang tidak kooperatif
melemah, tidak mampu konsentrasi, daya
(Handoko, 1992). Individu yang tidak
kemauan kurang, emosi tidak terkendali,
dapat bersatu dengan lingkungan secara
sering
serasi dan tidak dapat menyesuaikan diri
dihinggapi
stres
sangat
mungkin
(Tyrer,
1990).
tuntutan.
Tuntutan
menimbulkan
stres,
dihayati juga
jika
sanggup
terhadap hal-hal yang sepele (Coleman, 1991). Hospitalisasi
sebagai
tidak
tidak
perilaku impulsif, dan reaksi berlebihan
yang menimbulkan stres, jika tuntutan atau
menangis,
menyelesaikan tugas yang sudah dimulai,
Lingkungan hanya memberikan tuntutan
dipersepsikan
1989).
insomnia, palpitasi/ debar jantung dan
menghadapi lingkungan.Orang-orang yang
sehat
Mujiono,
beberapa hari, sakit kepala, mual-mual,
besar mengancam kemampuan individu
yang
dalam
terpenting adalah nyeri dada, diare selama
proses
berpikir dan kondisi individu.Stres yang
secara
yaitu
Peringatan awal fisik terhadap stres yang
Stres adalah kondisi ketegangan mempengaruhi
fisik,
cepat tersinggung dan sering merasa bosan
2.1. Stres anak menghadapi hospitalisasi
yang
secara
merupakan
proses
darurat yang mengharuskan anak tinggal
akan
di rumah sakit, menjalani terapi, dan
tuntutan
perawatan sampai pemulangan kembali ke
dipersepsikan sebagai tidak ditentukan 52
Luluk Masluchah
Jurnal ELPEduaEM Universitas Darul ‘Ulum
rumah. Berbagai perasaan yang sering
Prosedur eksperimen
muncul pada anak adalah cemas, marah,
Penelitian
sedih, takut dan rasa bersalah (Wong,
eksperimen yang dianggap sebagai salah
www.fik.ui.ac.id).Perasaan tersebut dapat
satu cara yang tepat untuk mengetahui
timbul karena menghadapi sesuatu yang
beberapa gejala terhadap gejala yang lain.
baru
dialami
Rancangan eksperimen yang dipergunakan
sebelumnya, rasa tidak aman dan tidak
untuk melihat pengaruh dari satu jenis
nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang
variabel dalam penelitian ini adalah pre
biasa
test post test control group.
dan
belum
dialaminya,
pernah
dan
sesuatu
yang
dirasakan menyakitkan.
ini
menggunakan
metode
Desain
eksperimennya adalah sebagai berikut :
3. METODE PENELITIAN Subyek
Ge
(R)
O1
X
O2
Gk
(R)
O1
X
O2
Keterangan : Subjek penelitian adalah pasien
Ge = Group atau kelompok Eksperimen Gk = Group atau kelompok Kontrol R = prosedur randomisasi O1 = pengukuran stress hospitalisasi ke 1 X = pemberian perlakuan terapi mewarnai O2 = pengukuran stress hospitalisasi ke 2
usia pra sekolah di Ruang Anak Balai Pengobatan “Wilujeng” sebanyak 40 anak. Kemudian subyek dibagi menjadi dua kelompok secara acak untuk menentukan kelompok
kontrol
dan
eksperiman.
Masing-masing
kelompok kelompok
terdiri dari 20 anak. 4.
Alat pengumpul data
HASIL DAN PEMBAHASAN
From observasi stress hospitalisasi
Hasil analisis Anava 1 Jalur Gabung 1-
disusun berdasarkan tiga indikator : 1)
Faktor menunjukkan F inter AB = 12,047
Cidera dan nyeri tubuh; 2) Kehilangan
dan p = 0,002 (p < 0,01). Artinya ada
kontrol rasa kekuatan diri; 3) Cidera nyeri
perbedaan signifikan stress hospitalisasi
tubuh prosedur inisiatif dan mutilasi. Bila
pada anak sebelum dan sesudah perlakuan
indikator muncul diberi skor 1 bila tidak
antara
diskor 0. Validitas 0,336 s/d 0,435 dan
kelompok
reliabilitas = 0,817.
53
kelompok
eksperimen
dan
kontrol.
Luluk Masluchah
Jurnal ELPEduaEM Universitas Darul ‘Ulum
Tabel 1 Hasil Uji t (inter AB) p Signifikansi
Sumber
t
A1B1 >< A1B2
5,727
0,000
Sangat Signifikan
A1B1 > A1B2
A2B1 >< A2B2
0,818
0,576
Tidak Signifikan
A2B1 = A2B2
A1B2 >< A2B2
-4,909
0,000
Sangat Signifikan
A1B2 > A2B2
Hasil uji-t inter AB menunjukkan 1. Pada kelompok eksperimen
Kesimpulan
kehilangan, perlukaan tubuh dan rasa Ada
nyeri. Perawatan anak di rumah sakit
perbedaan stres Hospitalisasi pada
memaksa
anak sebelum perlakuan (Pre test)
lingkungan
dan setelah perlakuan (post test)
penuh kasih sayang dan menyenangkan
dimana Stres hospitalisasi pada
yaitu lingkungn rumah , permainan dan
anak menurun atau lebih rendah
teman sepermainannya. Reaksi terhadap
setelah mendapat perlakuan.
perpisahan yang ditunjukkan anak usia pra
2. Pada kelompok kntrol tidak ada
anak
untuk
yang
berpisah
dirasakannya
dari aman,
sekolah adalah dengan menolak makan,
perbedaan sekor stres hospitalisasi
sering
hasil pengukuran 1 dibandingkan
kooperatif
hasil pengukuran ke 2
Perawatan anak di rumah sakit juga
3. Ada perbedaan stres hospitalisasi
bertanya,
menangis,
terhadap
membuat
anak
tenaga
tidak medis.
kehilangan
kontrol
pada anak hasil pengukuran ke 2
terhadap dirinya karena mengharuskan
dimana stres hospitalisasi anak
adanya
pada kelompok kontrol lebih tinggi
sehingga
dibandingkan pada
kekuatan diri. Perawatan di Rumah sakit
kelompok
eksperimen.
pembatasan anak
seringkali
aktivitas
merasa
dipersepsikan
anak
kehilangan
anak
usia
prasekolah sebagai hukuman sehingga Reaksi anak terhadap hospitalisasi
anak merasa malu, bersalah atau takut.
sangat individual tergantung pada tahapa
Ketakutan
perkembangan, pengalaman sebelumnya
perlukaaan atau sakitnya muncul karena
terhadap perawatan, sistem dukungan yang
anak
ada dan kemampuan koping yang dimiliki.
prosedurnya
Pada umumnya reaksi anak terhadap sakit
tubuhnya. Oleh karena itu tidak jarang
adalah
menimbulkan reaksi agresif dengan marah,
kecemasan
karena
perpisahan, 54
anak
terhadap
menganggap
perawatan
tindakan
mengancam
atau
integritas
Luluk Masluchah
Jurnal ELPEduaEM Universitas Darul ‘Ulum
tidak kooperatif dengan tenaga medis dan
tidak diajarkan melakukan strategi koping
ketergantungan kepada orang tua.
untuk mengatasi stres yang dialaminya.
Hasil penelitian ini mendukung
5. SARAN
pendapat Suparto (dalam www.pediatric.
Pihak rumah sakit atau balai pengobatan
com) yang menyatakan bahwa mewarnai
yang memiliki poli anak dan memberikan
gambar termasuk salahh satu metode penyuluhan
untuk
anak.
pelayanan
Dengan
kegiatan-kegiatan yang cocok untuk anak-
gambar yang dimiliki, sehingga lambat
anak
laun smber stres tersebut akan memudar
anak
stres hospitalisasi ini sangat bermanfaat
dengan
akan menjadi kooperatif dengan tindakan
mewarnai
menurunkan
dapat dilihat pada kelompok kontrol dimana tidak dapat perbedaan yang berarti baik pada saat pretest maupun posttest.
bentuk
asuhan
terapi
tidak
dilakukan
keperawatan
mewarnai,
maka
dalam stres
hospitalisasi yang dialami anak cenderung stabil
atau
tidak
akan
hendaknya
dapat
yang
mengalihkan
mengajak
menggambar
tindakan medis yang akan diberikan.
gambar
intensitas stress hospitalisasi pada anak,
intervensi
hospitalisasi
atau
mewarnai sehingga anak tidak menolak
medis yang akan diberikan.
jika
menurunkan
kecemasan atau sumber stress hospitalisasi
terhadap proses tindakan medis sebab anak
bahwa
stress
dapat
dirasakan. Perawat yang bertugas di poli
juga akan menurun. Penurunan intensitas
Artinya
sehingga
intensitas
sehingga tingkat stres hospitalisasi anak
dalam
anak,
anak dalam bentuk aneka mainan, maupun
terhadap sumber stresnya pada kertas
efektif
untuk
atau ruangan khusus untuk proses relaksasi
dapat melakukan sublimasi (Freud, 1992)
dikatakan
inap
hendaknya dapat menyediakan suatu space
memberikan terapi mewarnai anak-anak
Terapi
rawat
mengalami
penurunan. Hal ini disebabkan karena kelompok yang tidak diberi perlakuan 55
Luluk Masluchah
Jurnal ELPEduaEM Universitas Darul ‘Ulum
DAFTAR PUSTAKA Atkinson, MJ. (1991). Mengatasi Stres di Tempat Kerja.Jakarta : Bina Rupa Aksara. Coleman, D. (1991). Stress : Pencegahan, dan Penanggulangannya. Jakarta : Gunung Mulia. Handoko TH. (1992). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Yogyakarta : BPFE. Maramis, WF. (1992). Ilmu Kedokteran Jiwa.Surabaya : Airlangga. Mujiono.(1989). Stress dan Reaksi Penyesuaian Diri, Intisasi Ceramah Kesehatan Jiwa.Semarang : Akademi Perawatan Muhammadiyah. Tyrer. (1990). Bagaimana Menghadapi Stres.Jakarta : Arcan. www.fik.ui.ac.id. Dampak Hospitalisasi pada anak dan keluarga www.pediartic.com. Koping pada anak. www.pediartic.com. Mewarnai gambar Sebagai Metode penyuluhan pada Anak.
56