Kendala Pendidikan Indonesia dan Mewujudkan Harmoni dalam Kebhinnekaan Seminar “Bhinneka Tunggal Ika” Fakultas Psikologi – Universitas Sumatera Utara Medan, 20 September 2014 Jusuf Sutanto- www.jusufsutanto.com Silverius Sonny Y Soeharso-
[email protected] Vinaya Utoro-
[email protected]
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila - Jakarta
Ucapan Terima Kasih • Bahan Ilustrasi presentasi diambil dari google dan wikipedia berkat kemajuan teknologi informasi. • Ini sangat membantu menjelaskan idea yang akan disampaikan untuk memahami kehidupan supaya bisa dijalani dengan lebih baik dan damai. • Penggagas mengucapkan banyak terima kasih
Universe in a Flower (The Scripture of No Words)
A Flower doesn’t talk “Silently a flower blooms, in silence it falls away; Yet here, now, at this moment, at this place The whole of the flower, the whole of the world is blooming. This is the talk of the flower, the truth of the blossom, The glory of eternal life is fully shining here” (Z. Shibayama) • Meski tahu akan gugur, bunga tidak kehilangan gairah untuk tumbuh. • Setiap hari usianya berkurang satu hari • Karena itu setiap hari harus lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini. • Spirit bunga inilah yang menginspirasi manajeman KAIZEN
Kitab Agung tentang Bhinneka Tunggal Ika Masa Lalu bertemu dengan Masa Depan dalam Here dan Now • Menengadah ke atas, melihat Langit – Menunduk ke bawah melihat Bumi. Di antaranya kita melihat semua mahluk hidup dan isinya. • Langit mengirim embun dan hujan supaya kehidupan bisa tumbuh kembang. • Ketika kekeringan, giliran Bumi mengirim uap air. Setelah menjadi awam dan bertemu gunung, turun menjadi hujan. Airnya mengalir menjadi sungai dan meresap sebagai air tanah untuk bertemu kembali di Laut. • Manusia bukan pusat, hanya bagian kecil dalam siklus abadi maha besar. • Ketika mengamati dengan seksama sekuntum bunga, kita menemukan matahari, tanpa kehadirannya tak akan pernah ada bunga. Awan nun jauh di atas, cacing, serangga, kupu-kupu, burung, petani dan sebagainya • Di dalam sekuntum bunga (here and now) kita menemukan inter-play unity in diversity masa lalu dan depan, serta perubahan tanpa henti siang dan malam
Kendala Pendidikan Memahami Bhinneka Tunggal Ika • “When you see everything through your personal bias, Your view of reality is clouded. Truth simply as it is, BUT the clouded mind cannot grasp it” (Seng Ts’an 606) • Gelar, Sertifikat, Alat Diagnostic dan Komputer canggih , tanpa pikiran jernih akan menghasilkan kesimpulan yang bias • Perhatikan pikiranmu karena akan menjadi katakata, perbuatan, kebiasaan, karakter dan akhirnya masa depanmu (Dalai Lama)
Revolusi Mental dimulai dari Psikologi ‘Sangkan Paraning Dumadi’ Universal
• Semuanya mengalir siang dan malam tanpa henti barang sedetikpun • Air yang mengalir di satu TITIK pada detik ini berbeda dengan satu detik yang lalu dan satu detik kemudian • Siapa sebenarnya hai kamu manusia ? • Dari mana asalmu, mau kemana kau pergi dan akan menjadi apa ?
Bhinneka Tunggal Ika dalam Pertanian Datang tanpa diundang, pergi tanpa pamit setelah menjalankan ‘tugas’
Saya hanya bisa merayap
Saya hanya bisa meloncat
Semuanya Mengalir Mulai dari kricikan
Menjadi Grojogan
Akhirnya Ke Laut
Awan, setelah bertemu gunung, Turun Menjadi Hujan
Membaca Alam : I’QRA Oil Painting by Daoed Joesoef
Mengamati Alam Semesta dari Bumi sebagai Pusat Wikipedia.org/Planetarium–Thursday -1 July-2008.JPG
Bhinneka Tunggal Ika Bumi sebagai Pusat dalam Galaksi Tunggal
Bhinneka Tunggal Ika Matahari sebagai Pusat dalam Galaksi Tunggal
Awal Cosmos sebagai Pusat
Borderless World in the Borderless Universe
Bhinneka Tunggal Ika dalam ‘multi galaksis’ Kosmos
Milky Way - The Cosmic Dance Beginningless past Endless Future
Tarian Kebebasan dalam Persatuan
MODEL ATOM
Unity in Diversity dalam Ikatan Cohesive diperkuat Adhesive
Unity in Diversity dalam Chemistry Ikatan Elektro Valen antara positif dan negatif
Unity in Diversity dalam Sub-atomic
Alam Semesta ‘bersembunyi’ dan menari di dalam Atom
Unity in Diversity dalam Ikatan Co- Valen Antar Elektron di kulit terluar
Fisika Gelombang When a single flower blooms, it is spring every where
Brain
Neuron dan Neuro-transmitter Synaps Neurosis - Psikosis - Sociosis
“ The Web of Life “ (F. Capra) Individu – Masyarakat dan Alam Semesta • “ Di semua lingkup gerak alam, • Kita menemukan sistem-sistem kehidupan yang bertengger pada sistem-sistem kehidupan lain. • Jaringan – Jaringan bergantungan pada jaringan lain. • Batas-batas sistem kehidupan bukan merupakan batas pemisah, melainkan hanya batas identitas saja. • Semua sistem kehidupan berinteraksi satu sama lain dan saling berbagi sumber daya melewati batas-batasnya”.
“Kuliah” vs “Ayat” Menjadi Rahmat bagi Seluruh Alam Semesta
Seni Memimpin dan Filsafat Benih Di Empat Samudra dan Lima Benua, Kita Semua Bersaudara •
• •
• •
•
Benih / biji yang seolah seperti benda mati (tidak dapat berpindah tempat sendiri), ternyata mahluk hidup yang mengemban tanggungjawab besar dalam kehidupan spesiesnya. Benih adalah simbol kehidupan, meski harus melalui jalan yang panjang. Dia diberi perlengkapan seperti sayap supaya bisa tertiup angin hingga “terbang” jauh menyebarkan spesiesnya. Diberi “bungkus” berserat supaya mengambang terbawa arus air dan terdampar jauh dari induknya dan menyebarkan spesiesnya. Diberi “baju” yang tebal dan keras supaya bisa tetap “beristirahat seperti mati suri” kalau udara terlanpau dingin untuk tumbuh. Sebab kalaupun tumbuh dia akan mati dan keturunan spesiesnya akan punah. Diberi pemanis yang menarik atau bau yang merangsang sehingga bisa menarik binatang untuk dibawa pindah ke lain tempat.atau bahkan sampai di pangkal cabang tumbuhan lain dimana bisa tumbuh di situ karena terjamin makanannya.
• Dia bisa tetap dalam buah dan dimakan binatang yang menyukainya, masuk ke dalam perut bintang dan dicerna hingga saatnya dikeluarkan sebagai tinja dan dijatuhkan dimana saja. • Atau mempunyai alat pengait pada kulitnya sehingga bisa tersangkut pada bulu binatang atau celana manusia dan terbawa kemana-mana. • Mempelajari rahasia benih, kita akan memahami bagaimana Sang Pencipta memelihara dan memberi makan seluruh ciptaanNya pada yang memerlukan needy bukan greedy. • Itulah ilmu yang diperlukan bagi mereka yang mempersiapkan diri menjadi pemimpin ! • (Prof. Sjamsoe’oed Sadjad “Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban”)
Alam Semesta yang hidup, bukan kumpulan materi Shiva Nataraja - Menari melalui Ilmu Pengetahuan Millenium Development Goals
Education is Capacity Building to dance with nature
Bersama Kita Bisa ‘One World – One Universe - One Dream’
Where are you going to ? Ask the Horse !
Belajar Menjadi Manusia Sepanjang Hidup • “Learning to be human Learning for the sake of the self, • Self is not as isolated atom, • Self is not as single, separate individuality, • Self as a being in relationship, • Self as centre of relationship, • Self develops continuously Ever - expanding process, • Ever - growing network of human relatedness A truly Self realization” (TU Weiming)
Manusia – Masyarakat – Negara – Alam Semesta
Unity in Diversity Self – Society - State Negara, bukan ikatan kohesi yang diperkuat kontrak sosial (adhesive) • • • • • • • • • • • • • •
“When the Great Way prevail, every person was a part of the public society. The Virtuous and the able are chosen for public office. Fidelity and friendliness were virtued by all. People not only loved their own parents and children, but loved the parents and children of others as well. The elderly lived their last years in happiness. Able-bodied adults were usually employed. Children were reared properly. Widowers, widows, orphans, the childless aged, the crippled and the ailing were well cared for. All men shared their social responsibilities, and all women have their respective roles. Natural resources were fully used for the benefit of all, and not appropriated for selfish ends. People wanted to contribute their strength and ability for public good, but not for private gain. Trickery and intrique could not occur in such a society. Robbery, lacery and other crimes all disappeared. Gates and doors were not locked; no one ever thought of stealing. This was the Age of the Great Commonwealth of peace and prosperity! (Chapter on Li Yun - Lichi, Dialogues of Confucius )
Norman Borlaug (1914-2004) Pemenang Hadiah Nobel Bidang Pertanian/Pangan 1970
• • • • • •
“If you stretch yourself, you ‘ll be surprised how much you can do. Get a little stardust on your hands, and you’ll be surprised what that can do for you. And not only for you but also for your family, the state, the nation, and the people of the world”
Huston Smith • “Ketika mengubah perhatian dari pribadi ke keluarga, Ia berhasil mengatasi egoisme. • Pergerakan dari keluarga menuju masyarakat, Berarti berhasil mengatasi nepotisme, • Pergerakan dari masyarakat menuju bangsa, Berarti mengatasi kepicikan pandangan. • Saat ia bergerak ke segala penjuru kemanusiaan, Berarti telah menghantam nasionalisme yang berlebihan”
Budaya Nusantara • Hamemayu Hayuning Bawana : • “Cantiknya manusia tergantung pada cantiknya dunia; • Cantiknya dunia tergantung pada cantiknya seluruh alam semesta” • Silih Asih – Asah – Asuh - Wangi • Pusatnya Daerah – Daerahnya Pusat • Plural dari Aku -> Kami • Plural dari Kamu -> Kalian • Plural dari Dia -> Mereka • Aku (Kami) – Kamu (Kalian) – Dia (Mereka) dan KITA
Mengembangkan Kemanusiaan Universal •
•
•
•
•
“Ketika anak kecil atau orang biasa melihat anak yang akan jatuh ke sumur, ia tidak bisa acuh saja, tapi merasa cemas dan kasihan. Kemanusiaannya membentuk satu tubuh dengan anak itu. Ketika ia melihat tangis kasihan dan raut ketakutan burung atau binatang yang akan disembelih, ia tidak tahan merasakan “ketidakberdayaan mereka menanggung” derita. Ini menunjukkan kemanusiaannya membentuk satu tubuh dengan burung dan binatang. Ketika ia melihat tanaman yang dipatahkan dan dihancurkan, ia tidak tahan merasa kasihan. Ini menunjukkan, kemanusiaannya membentuk satu tubuh dengan tanaman. Bahkan ketika ia melihat ubin dan batu diremukkan dan dihancurkan, ia tak tahan merasa menyesal. Menunjukkan kemanusiaannya membentuk satu tubuh dengan batu dan ubin. Itu berarti bahkan pikiran orang kecil sekalipun pasti memiliki kemanusiaan yang menyatu dengan semua mahluk” (Wang Yangming 1472-1529).
Wheat Grain and Life (Yoh 12 : 20 – 33)
• “Unless a grain of wheat falling down up to the ground and died, • It will remain a single grain without life and couldn’t harvest fruits”
Benih Gandum di Malino Sulawesi Selatan
Generasi Gadget • Dengan menggenggam gadget / smart phone setiap orang bisa menjadi penerima, penerus dan sekaligus sumber berita melalui hubungan nirkabel internet. • Bisa berhubungan setiap detik, siang-malam sepanjang tahun tanpa pernah putus. • Mempunyai bahasa gaul sendiri alay • Hubungan People to People menembus sekat-sekat ilmu-ilmu berdasarkan basic building blocks. • Diperlukan konvergensi dan kerjasama antar disiplin ilmu seperti Psikologi, Psikiatri, Neuro-science, Ekologi dan sebagainya. • Tantangan untuk Menemukan Universe di dalam Gadget seperti halnya Vimalakirti
Vimalakirti (500 SM) Unity in Diversity Macro- and Micro-Cosmos • “ Di gunung Semeru tumbuh biji mustard (terkecil di dunia) • Dalam setiap biji mustard bersembunyi seluruh alam semesta; • Kalau dunia menderita, saya ikut menderita; • Kalau manusia sakit, saya ikut merasa sakit”
Peran Menjadi Besar bagi Keseluruhan • Langit yang tak terbatas, dapat menampung planets dan galaxies dalam alam semesta tanpa merasa sesak. • Segenggam tanah, setelah menjadi Bumi, bisa memikul gunung dan membawa air tanpa pernah bocor. • Sesendok air, setelah menjadi laut, bisa memberi kehidupan pada biota laut yang tak terhingga. • Segenggam jerami, setelah menjadi gunung, bisa menumbuhkan dan menghidupi flora dan fauna yang tak terhingga. • (Chung Yung – Tengah Sempurna)
Unity in Diversity di Masyarakat Eropa • E. Renan (1882) “Nation adalah suatu jiwa, suatu asas spiritual…Ia adalah suatu kesatuan solidaritas yang besar, tercipta oleh perasaan pengorbanan yang telah dibuat di masa lampau dan oleh orang-orang yang bersangkutan bersedia dibuat di masa depan. • Nation mempunyai masa lampau, tetapi ia melanjutkan dirinya pada masa kini melalui kenyataan yang jelas yaitu: kesepakatan, keinginan yang dikemukakan dengan nyata untuk terus hidup bersama”. • Oleh karena itu suatu nation tidak tergantung pada kesamaan asal ras, suku bangsa, agama, bahasa, geografi, atau hal-hal lain yang sejenis. Kehadiran suatu nation adalah seolah-olah suatu kesepakatan bersama yang terjadi setiap hari”. • Cara pandang ini menyatukan 28 negara dalam European Union Masyarakat Eropa (1967) • Federasi KAMI
Unity in Diversity/ E.Pluribus Unum di Amerika Declaration of Independence (1776)
• Amerika, negara para imigran yang awalnya berasal dari Eropa, mendirikan negara dengan semangat Declaration of Independence (1776) “Life – Liberty and Persuit of Happiness”. • Cita-citanya menjadi Melting Pot, tempat melebur diversity menjadi satu suku bangsa superior yang baru, • Dalam kenyataannya masih tetap melekat pada masing-masing asal usul etnis dan budayanya sehingga menjadi Salad Bowl.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Dunia yang terus berubah
• Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia “Kemerdekaan adalah Hak Segala Bangsa…” • Konferensi Asia Afrika 1955 • Setelah menggengam Gadget menjadi Hak Setiap Orang • Indonesia sedang mencari bentuk cara berdemokrasi di Era Reformasi dalam Pilkada
Menang dengan menjatuhkan musuh “yang kalah akan terus berusaha untuk balas dendam”
• N.Machiavelli (1469-1527) “Pemimpin sebaiknya dicintai dan ditakuti oleh yang dipimpin; Tapi kalau tidak bisa mendapatkan keduanya, saya pilih yang ditakuti” • Clausewitz (1830) terkenal dengan bukunya “On War” “war therefore as an act of violence to compel our opponent to fulfil our will” • Sekarang terbukti negara yang gemar perang ekonominya merosot
Demokrasi Angklung untuk Dunia
Buddha (563-483 BC) “To the mind that is still, the whole universe surrenders” Ngeluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake”
Bhinneka Tunggal Ika Substantive (Niels Bohr 1967) “Contraria sunt complementa – Yang bertentangan saling melengkapi”
Bhinneka Tunggal Ika Substantive (Niels Bohr 1967) “Contraria sunt complementa – Yang bertentangan saling melengkapi” • Di dalam putih ada titik hitam – Di dalam hitam ada titik putih” • Hitam / Malam bukan berarti Putih/ Siang absen, tapi siang masih dalam fase belum kelihatan dan terus membesar sampai fajar menyingsing • Terang / Siang bukan berarti Gelap / Hitam absen, tapi masih dalam fase belum kelihatan dan terus membesar sampai senja tiba. • YIN muda -> YIN tua -> YANG muda -> YANG tua -> YIN muda dst • Putih tidak bisa mengeliminasi Hitam demikian pula sebaliknya • Yang bisa kita lakukan adalah menempatkan Putih di tengah supaya bisa mengontrol yang Hitam sehingga terjadi DAMAI
Dialog Agung tentang Ego dan Egoless Ego • “Tubuh kita suci seperti pohon bodhi • Pikiran jernih seperti cermin • Setiap hari harus digosok supaya tidak ada debu yang melekat” (Shen Hsiu 605-706) • A. Maslow (1943) “Self actualization bisa menjadi Self glorification/adoration”
• “Dari awal tidak ada pohon bodhi dan cermin yang jernih; • Karena semuanya kosong, bagaimana bisa debu melekat ?” • (Hui Neng 638 – 731)
Merubah Pedang menjadi Bajak Harapan Perserikatan Bangsa - Bangsa